Beranda blog Halaman 2434

Rudiantara: Pemerintah Dukung Atlet E-Sports Indonesia ke Olimpiade

0

Telset.id,Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkomifo) Rudiantara mengatakan jika pemerintah mendukung olahraga E-Sport (Electronic Sports) di Indonesia. Hal ini diungkapkan dalam pembukaan Turnamen E-sports South East Asian Cyber Arena (SEACA).

Menurut Rudiantara, E-Sports bukan lagi olahraga main-main. Dengan melihat prestasi Indonesia di Asian Games 2018 lalu, sang menteri yakin jika Indonesia akan mendulang banyak medali dari cabang tersebut di pesta olahraga selanjutnya.

“Pemerintah mendukung aktivitas ini semua. Lakukan dengan positif. Karena mungkin saja dalam 3 tahun ke depan kita bisa menambah medali olimpiade dari cabang e-sports,” ucap Rudiantara di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat, Rabu (17/10/2018) kemerin.

Baca juga: Rudiantara Ajak Startup Global ‘Bermarkas’ di Indonesia

Salah satu dukungan pemerintah adalah dengan meningkatkan jaringan internet. Menurut Rudiantara saat ini pemerintah sedang menyiapkan Palapa Ring dan diharapkan bisa rampung awal tahun depan demi terciptanya internet berkecepatan tinggi di tanah air.

“Saya berharap awal 2019 tidak ada lagi kota yang tidak terjaring dengan internet kecepatan tinggi, sehingga semua warga Indonesia memiliki peluang untuk menekuni E-Sports,” jelasnya.

Selain dari segi olahraga, E-Sports juga merupakan bisnis yang menjanjikan. Valuasi industri E-Sports dunia menurut Forbes mencapai USD 500 Juta pada tahun 2017. Rata-rata pertumbuhan setiap tahun mencapai 40%. 

Menteri Kominfo juga menyatakan bahwa industri ini sangat potensial dan pertumbuhannya relatif siginifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Menkominfo: Internet Cepat untuk Ekosistem Ekonomi Digital

“Video game kini telah menjadi sebuah industri baru di Indonesia. Industri ini tumbuh dengan relatif cepat dalam waktu 2 atau 3 tahun terakhir. Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendorong industri game agar bisa terus berkembang di Indonesia bukan hanya dari sisi pemain, melainkan juga dari sisi pengembang,” ungkapnya.

Sementara itu, CEO sekaligus co-founder UniPin Ashadi Ang juga menyebut industri e-sports mampu menumbuhkan budaya positif yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti olahraga lain, para pemain harus giat berlatih, mau bekerja sama dan berperilaku jujur demi mendapat apa yang dia inginkan.

“Kami melihat jauh ke depan, Maka dari itu, melalui SEACA kami berharap bisa mengembangkan budaya positif tersebut yang dapat disebarkan secara luas ke seluruh penjuru negeri,” ucap Ashadi Ang.

Baca juga: Luncurkan Buku Literasi Digital 2.0, Ini Pesan Menkominfo

SEACA 2018 merupakan turnamen esports berkelas dunia. Gelaran untuk atlet esports di negara-negara Asia Tenggara itu digelar pada 17- 21 Oktober 2018 bertempat di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat.

Kejuaraan itu mempertandingkan game populer seperti Mobile Legends, Arena of Valor (AOV), Player Unknown’s Battlegrounds (PUBG), Point Blank, dan Dota 2. Sebanyak 230 gamers berlaga dalam SEACA yang memperebutkan total hadiah senilai USD 100 Ribu atau Rp 1,4 Miliar.

Sebelum masuk ke perhelatan SEACA, peserta harus lolos babak kualifikasi yang dilaksanakan di 16 wilayah, antara lain Jakarta, Tangerang, Bekasi, Parung, Bandung, Medan, Bogor, Cirebon, Gresik, Palembang, Bali, Makassar, Purwakarta, Yogyakarta, Semarang, dan Lampung. Babak kualifikasi itu telah berlangsung sejak 27 Mei 2018 hingga 7 Oktober 2018.

Selain tim dari Indonesia, turnamen ini juga menghadirkan atlet E-Sports asal Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina dan Thailand. [NM/IF]

 

Operator Satelit L-Band akan Diserahkan ke Badan Usaha

0

Telset.id, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto berencana ingin menyerahkan Operator Satelit L-Band ke Badan Usaha. Hal ini dikatakan usai memimpin Rapat Koordinasi Khusus Tingkat Menteri di Kantornya pada Selasa (16/10/2018) lalu.

Pada pernyataannya Wiranto sudah membuat tim gabungan untuk menyeleksi badan usaha yang akan menangangi Satelit L-Band tersebut.

“Sementara ini kita membentuk satu tim gabungan untuk melakukan satu evaluasi, verifikasi dari beberapa badan usaha yang sementara ini menyatakan bersedia untuk mengambil alih sebagai operator dari Kemhan,” kata Wiranto.

Baca Juga : Kominfo Kerahkan 100 Telepon Satelit ke Palu dan Donggala

Wiranto mengatakan bahwa rencana itu merupakan langkah pemerintah dengan mempertimbangkan banyak hal dan demi kebaikan bersama untuk Indonesia.

“Saya melaksanakan rapat koordinasi dengan para menteri terkait adanya pengadaan satelit L Band, orbit 123 derajat bujur timur yang sudah kita rencanakan untuk bisa kita adakan lewat kemampuan Kemhan. Tetapi satu dan lain hal, ternyata kita memang harus mengambil kebijakan baru untuk menyerahkan operator itu tidak di Kemhan, tapi di badan usaha lain yang bukan pemerintah,” jelasnya.

Wiranto mengatakan, Kepala BKPM Thomas Lembong akan mengecek bagaimana kekuatan finansial badan usaha tersebut. Sementara dari sisi teknis, Menteri Kominfo Rudiantara akan mendalami kemampuan teknis serta pengalaman badan usaha itu.

Baca juga: Gara-gara Peta Satelit, Belgia akan Tuntut Google

“Intinya kita masuk dalam satu proses yang adil, fair, tidak merugikan pemerintah, dan tidak membahayakan APBN kita,” ucap Politisi Hanura tersebut.

Sementara itu, Rudiantara menjelaskan bahwa hanya ada 8 slot orbit dari sekitar 300-an slot orbit yang L Band, Low orbit.

“Jadi semua ingin ambil ini, apalagi yang di luar negeri, karena coverage-nya bisa sampai dengan seluruh Asia Tenggara, Tiongkok Selatan, sebagian Pasifik sampai ke Filipina. Secara teknis memungkinkan untuk punya coverage yang sangat luas,” terangnya.

Rudiantara mengungkapkan, sudah ada empat badan usaha yang dievaluasi dan sedang dipersempit menjadi beberapa variabel. Pertama dari kemampuan pengalaman, kemampuan teknis, dan kemampuan keuangan. Kemudian bagaimana model bisnisnya, siapa pasarnya, sehingga jangan sampai juga gagal.

Baca juga: Luncurkan Satelit Perubahan Iklim, California “Melawan” Trump?

“Nanti kalau gagal yang repot saya juga, nanti tidak bisa meluncur karena gagal, marketnya tidak ada, nanti urusannya saya lagi, Kominfo lagi, gagal lagi meluncur. Itulah variabel utama. Terus komitmennya, terus mau gak mereka mengalokasikan berapa persen kapasitasnya untuk digunakan pemerintah,” jelasnya.

Satelit L Band memiliki manfaat yang cukup besar. Satelit tersebut bisa digunakan untuk komunikasi bergerak, di mana tanpa menggunakan seluler pun, bisa dilakukan komunikasi antar ponsel di manapun dengan menggunakan antena yang lebih panjang. Satelit tersebut juga dapat digunakan untuk membantu komunikasi maritim, dan vessel monitoring system. [NM/HBS]

 

Bobol Lagi, 3 Juta Data Pengguna Facebook Eropa Dicuri

0

Telset.id, Jakarta – Keamanan data pengguna Facebook nampaknya belum sepenuhnya terjamin sejak kasus pencurian data Cambridge Analytica beberapa bulan lalu. Kali ini Komisi Perlindungan Data Irlandia berhasil menemukan pembobolan data 3 juta pengguna Facebook Eropa pada September lalu.

Seperti dilansir CNET, Rabu (17/10/2018), jika ini terbukti, maka Facebook bakal menghadapi sanksi dari Undang-undang (UU) privasi Uni Eropa yang belum lama disahkan.

Bisa jadi pembobolan ini termasuk dalam aksi peretasan informasi 29 juta pengguna Facebook yang diungkapkan jejaring sosial itu pekan lalu.

Angka ini jauh lebih kecil dari indikasi terjadinya peretasan informasi 50 juta pengguna aplikasi pada September lalu.

Baca juga: Hacker Curi Token 30 Juta Akun Pengguna Facebook

Menurut CNBC, para peretas mencuri informasi dari akun pengguna setelah mencuri kunci digital Facebook. Informasi yang dicuri termasuk nama, tanggal lahir, kampung halaman, tempat kerja dan rincian kontak, seperti e-mail dan nomor telepon.

Hingga berita ini ditulis tidak ada tanggapan atau komentar dari Facebook atas kasus ini. Komisi Perlindungan Data Irlandia dan Komisi Eropa juga tidak memberikan tanggapan dan komentar atas kasus ini.

Kasus pelanggaran data ini bisa menjadi contoh penerapan perdana UU Perlindungan Data Umum (GDPR) Eropa yang dirilis pada Mei lalu. 28 negara anggota Uni Eropa sudah menerapkan regulasi ini untuk melindungi informasi probadi penduduk mereka.

CEO Facebook Mark Zuckerberg juga mendukung aturan ini, dengan mengatakan kepada anggota parlemen Amerika Serikat bahwa GDPR secara umum akan menjadi langkah yang sangat positif bagi internet pada April lalu. Namun kini malah Facebook yang jadi contoh perdana penerapan regulasi itu.

Baca juga: Pengguna Bisa Batalkan Kirim Pesan di Facebook Messenger

GDPR mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan adanya pelanggaran atau pembobolan dalam waktu 72 jam.

Jika tidak berhasil mencapai batas waktu tersebut, maka Facebook dapat menghadapi sanksi berupa denda lebih dari satu miliar dolar atau lebih dari Rp 15,2 triliun. [WS/HBS]

Sumber: CNET

Galaxy Note 10 akan Jadi Smartphone Layar Terbesar

0

Telset.id, Jakarta – Samsung baru saja meluncurkan smartphone flagship-nya, Samsung Galaxy Note 9 beberapa waktu lalu. Kini, perusahaan asal Korea Selatan ini bersiap menghadirkan model Galaxy Note terbaru dengan layar yang jauh lebih besar.

Dikutip Telset.id dari Android Authority, Kamis (18/10/2018), Samsung memutuskan untuk menyematkan layar berukuran 6,66 inci untuk Samsung Galaxy Note 10.

Itu artinya, layar Galaxy Note 10 akan jauh lebih besar ketimbang layar Galaxy Note 9, Galaxy S9+, bahkan hingga iPhone XS Max. Sebagai perbandingan, Galaxy Note 9 memiliki layar 6,4 inci, Galaxy S9+ 6,2 inci, dan iPhone XS Max berukuran 6,5 inci.

Baca Juga: Ini Perbedaan iPhone XS Max dan iPhone XR versi Huawei

Dilaporkan, Samsung secara resmi mulai mengembangkan suksesor Galaxy Note 9 itu pada awal bulan ini. Sebab, Samsung disebut-sebut tengah menggarap smartphone dengan kode “DaVinci” yang diprediksi sebagai Galaxy Note 10.

Adopsi layar yang lebih besar dipandang akan menjadi tren baru, untuk menargetkan konsumen yang suka menghabiskan waktu untuk menonton video maupun bermain game.

Baca Juga: Saingi Samsung, iPhone Terbaru akan Punya Stylus

Hal ini juga diungkapkan perusahaan riset, IHS Markit yang memprediksi ukuran layar smartphone di tahun depan, rata-rata akan berukuran lebih besar dari 6 inci. Selain itu, ukuran layar juga menjadi salah satu hal pertama yang diperhatikan konsumen sebelum membeli smartphone baru.

Oleh karenanya, tidak mengherankan produsen smartphone merilis produk unggulan dengan layar di atas 6 inci pada tahun ini. Samsung Galaxy Note 10 sendiri disinyalir akan meluncur pada Agustus 2019 mendatang. (BA/FHP)

Amerika Serikat Jadikan Serangga Sebagai “Sekutu”

0

Telset.id, Jakarta – Peneliti Amerika Serikat (AS) sedang mencari cara untuk dapat meningkatkan keamanan pangan di sana. Akhirnya, mereka melakukan penelitian terhadap serangga pembawa virus yang dimodifikasi secara genetik sebagai solusinya.

Penelitian ini bernama Insect Allies atau sekutu serangga yang didanai oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).

Dilansir Telset.id dari Business Insider, Kamis (18/10/2018), proyek penelitian tersebut melibatkan penggunaan teknik modifikasi gen, seperti CRISPR.

Lewat teknik tersebut, peneliti akan menginfeksi serangga dengan virus yang telah dimodifikasi sebelumnya. Nantinya, serangga dapat membantu membuat tanaman pangan di AS jauh lebih kuat.

Baca Juga: Mencekam! Astronot NASA Cerita Pengalaman Jatuh ke Bumi

Misalnya saja ketika ladang jagung yang dilanda kekeringan tidak terduga, atau tiba-tiba terkena patigen. Sekutu serangga dapat mengerahkan pasukan kutu daunnya untuk membawa virus yang dimodifikasi secara genetis utnuk memperlambat laju pertumbuhan tanaman jagung.

DARPA menjelaskan, teknik ini berlaku selama satu musim tanam, dan berpotensi melindungi sistem tanaman di AS dari ancaman seperti penyakit, banjir, es, dan ancaman lainnya. Namun, solusi sekutu serangga membuat beberapa peneliti lain merasa khawatir.

Dalam sebuah surat yang diterbitkan 5 Oktober 2018 di jurnal Science, sebuah tim yang beranggotakan lima ilmuwan menyuarakan kekhawatiran terhadap proyek Insect Allies. Mereka menyatakan bahwa proyek itu dapat dengan mudah dieksploitasi sebagai senjata biologis.

Baca Juga: Tahun Depan, Kampus AI Ini Mulai Terima Mahasiswa

“Pendapat kami, pembenarannya tidak cukup jelas. Misalnya, mengapa menggunakan serangga? Mereka bisa gunakan sistem penyemprotan,” kata Silja Voeneky, profesor hukum internasional Universitas Freiburg di Jerman.

Walaupun demikian, Manajer Insect Allies, Blake Bextine tidak begitu mempersoalkannya. Sebab ia yakin, ketika manusia sedang mengembangkan teknologi baru dan revolusioner, maka ada potensi terjadinya perdebatan.

“Tapi bukan itu yang kami lakukan. Kami memberikan sifat positif pada tanaman. Kami ingin memastikan kami menjamin keamanan pangan, karena keamanan pangan adalah keamanan nasional di mata kami,” tegas dia.

Baca Juga: Radiasi 5G Dianggap Bahayakan Burung dan Serangga

Proyek Insect Allies sendiri masih dalam tahap pengembangan. Meski begitu, setidaknya empat perguruan tinggi di AS, yakni Institut Boyce Thompson, Penn State University, Ohio State University dan University of Texas telah menerima dana untuk melakukan penelitian tersebut. (BA/FHP)

Semua Mobil Tesla akan Ditanamkan Chip AI

Telset.id, Jakarta – Mobil Tesla sebentar lagi akan dilengkapi dengan chip berbasis Artificial Intelligence (AI). Hal ini diungkapkan oleh CEO Tesla, Elon Musk yang menyatakan bahwa chip AI tersebut bakal dipasang di mobil Tesla dalam enam bulan ke depan.

Dilansir Telset.id dari The Verge, Kamis (18/10/2018), Musk mengatakan bahwa chip yang dikembangkan mulai Desember tahun lalu itu menawarkan peningkatan dalam kinerja sistem otonom mobil Tesla.

Musk mengemukakan, para pemilik mobil otonom Tesla bisa melakukan pembaruan perangkat keras Hardware 3 secara gratis. Dengan demikian, mobil mereka akan tersemat alat baru nan supercanggih tersebut.

Baca Juga: Maskapai Ini Terapkan “Face ID” untuk Penumpangnya

Pengumuman soal chip AI dari Musk muncul saat software onboard Tesla, v9 dilaporkan membawa perbaikan besar pada sistem jaringannya, salah satu perbaikan besar itu terdapat pada sistem jaringan kamera terpadu.

Sekadar informasi, software onboard v9 dirilis secara resmi pada awal Oktober lalu. Sistem tersebut mampu meningkatkan navigasi, dan terdapat juga fitur kamera baru dan game Atari yang bisa dimainkan oleh para penggunanya.

Baca Juga: Google Hadirkan Aplikasi Pemandu Jalan untuk Tunanetra

Musk mengutarakan bahwa perangkat lunak v9 sudah tersedia untuk diunduh di semua mobil Tesla. Musk pun berjanji pada awal tahun ini, perusahaan akan mulai menghadirkan lebih banyak fitur di mobil Tesla.

Meski demikian, sistem navigasi terbaru masih belum hadir di mobil Tesla. Musk menyebut, fitur itu akan disematkan dalam beberapa minggu ke depan, sehingga mobil Tesla akan mampu berjalan secara otonom. (SN/FHP)

Bug PlayStation 4 Sudah Diperbaiki, Begini Penjelasan Sony

0

Telset.id, Jakarta – Sony menyatakan telah memperbaiki bug PlayStation 4 yang memicu error saat pengguna mendapatkan pesan tertentu. Hal ini disampaikan melalui akun resmi PlayStation di Twitter.

“Kami telah memperbaiki masalah itu,” kata akun @AskPS_UK sebagai jawaban terhadap seorang pengguna yang mengeluhkan keberadaan bug di PlayStation 4, seperti dikutip Telset.id dari CNET, Kamis (18/10/2018).

Baca Juga: Asyik! Gamers Android Bisa Akses Platform Gaming Facebook

Menurut Sony, bug PlayStation 4 tidak akan menimbulkan kerusakan pada perangkat, meski tetap membuat sistem PlayStation 4 terus berada dalam keadaan error. Beruntung, Sony telah mengatasi permasalahan tersebut dalam lima menit.

“Cara mengatasinya, hapus pesan di aplikasi PS mobile, masuk ke Safe Mode, gunakan Option 5, dan setelahnya konsol kembali normal,” jelas Sony.

“Pesan yang mengakibatkan PlayStation 4 error bisa dihapus lewat aplikasi PM Messages yang tersedia di iOS dan Android atau situs My PlayStation. Jadi, pengguna tak perlu khawatir,” lanjut Sony menjelaskan kepada pengguna, bahwa mereka bisa pula menghapus pesan.

Baca Juga: Asyik Main Game Tanpa Terganggu dengan Trik Ini

Sebelumnya, para pengguna PlayStation 4 dikabarkan terganggu dengan adanya bug pada konsolnya. Mereka menemukan sebuah pesan aneh yang kemudian membuat konsol tidak berfungsi secara tiba-tiba.

Untuk mengatasinya, para pengguna perlu melakukan restart konsol secara paksa. Terkait hal tersebut, Sony telah mendengarkan keluhan para pengguna, dan berjanji akan meluncurkan firmware sistem baru untuk menghilangkan masalah itu.

Para pengguna juga disarankan berhati-hati saat menerima pesan aneh, dan membatasi semua pesan yang masuk. Jika ternyata masih menerima pesan aneh, pengguna harus membukanya di aplikasi Sony PlayStation Messages di perangkat Android atau iOS. (SN/FHP)

Ini Perbedaan iPhone XS Max dan iPhone XR versi Huawei

0

Telset.id, Jakarta – iPhone XS Max dan iPhone XR disebut-sebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Selain memang harga iPhone XR yang lebih terjangkau, smartphone itu juga punya bezel lebih besar dibandingkan iPhone XS Max. Tetapi, seberapa besarkah bezel iPhone XR?

Bukan Apple yang memberikan bocoran soal ukuran persis bezel iPhone XR, melainkan kompetitornya, Huawei. Menurut Huawei, bezel iPhone XR berukuran 5,1 milimeter, jauh lebih besar ketimbang bezel milik iPhone XS Max yang berukuran 4.0 milimeter.

Baca Juga: Huawei: Kirin 980 Lebih Baik Dibanding Snapdragon 845

Meskipun perbedaan ukuran 1,1 milimeter memang terbilang begitu kecil jika benar-benar dibandingkan dan diamati secara seksama, bezel iPhone XR akan tampak jauh lebih besar ketika disandingkan dengan bezel iPhone XS Max.

Selain bezel, ukuran notch atau poni iPhone XR juga jauh lebih besar dibanding iPhone XS Max. Dikutip Telset.id dari phoneArena, Kamis (18/10/2018), notch iPhone XR berukuran 35,1 milimeter, sedangkan notch iPhone XS Max 34,5 milimeter.

Keputusan Huawei untuk membongkar “rahasia Apple” tersebut demi meyakinkan pengguna saat mempresentasikan seri Huawei Mate 20 Pro. Huawei ingin menunjukkan bahwa Mate 20 Pro jauh lebih proporsional ketimbang trio iPhone 2018.

Baca Juga: Huawei Mate 20 Dibanderol Rp 12 Jutaan di Eropa

Huawei mengklaim, Mate 20 Pro yang berlayar sedikit melengkung memiliki panel lebih mumpuni daripada iPhone XS, iPhone XS Max, apalagi iPhone XR. Huawei juga menegaskan, Mate 20 Pro jauh lebih kompak dari ketiga ponsel Apple.

Sekadar informasi, Mate 20 Pro telah dirilis berbarengan dengan Mate 20 dan Mate 20 X di London, Inggris, Selasa (16/10/2018) waktu setempat. Tiga ponsel tersebut didesain khusus para profesional dengan pengalaman premium dan inovasi terbaru. (SN/FHP)

Huawei Mate 20 X Pesaing Nintendo Switch, Benarkah?

0

Telset.id, Jakarta – Huawei baru saja mengumumkan smartphone terbarunya, yakni Huawei Mate 20, Mate 20 Pro dan Mate 20 X. Dari ketiganya, sosok Huawei Mate 20 X menjadi perhatian, karena diklaim menjadi pesaing Nintendo Switch. Benarkah kemampuannya bisa menandingi Nintendo Switch?

CEO Huawei Richard Yu dalam presentasinya di acara peluncuran di London kemerin, membandingkan langsung antara Mate 20X dengan Nintendo Switch.

Dilansir Telset.id dari WCCFtech  pada Rabu (17/10/2018), Mate 20x memiliki layar OLED 7,2 inci dan 1080p. Layar ini lebih besar ketimbang Nintendo Witch yang layar LCD 6,2 inci dengan 720p.

Pada penjelasannya Richard juga menjelaskan kelebihan lain. Baterai Mate 20 X memiliki daya baterai 5000 mAh yang diklaim mampu bertahan hingga 6,67 Jam. Hal ini juga menjadi kekuatan Huawei yang membandingkan Nintendo Switch dengan baterai 4310 mAh hanya bisa bertahan selama 3,3 jam.

Mate 20 X juga menyediakan stik analog fisik yang dijual secara terpisah. Mirip dengan Nintendo Switch, stik analog tersebut dapat membantu pengguna supaya lebih nyaman ketika bermain game.

Baca juga: Mahal, Sehebat Apa Spesifikasi Huawei Mate 20 dan 20 Pro

Huawei 20 X memiliki chip Kirin 980 dengan prosesor yang kuat. Adapun prosesornya adalah octa core yakni 2×2.6GHz+2×1.92GHz+4×1.8GHz). Sistem operasinya pun sudah Android 9 Pie dengan kekuatan RAM 6 GB dan ROM 128 GB.

Huawei nampaknya ingin memberikan pesan kepada konsumen jika ponsel miliknya lebih baik ketimbang Nintendo Switch. Benarkah lebih baik? Dan apakah sebanding Mate 20X jika dibandingkan Nintendo Switch? Sayangnya pernyataan Richard Yu yang membandingkan Mate 20 X dengan Nintendo Switch mendapat kritik.

Jika dilihat dari spesifikasinya, Nintendo Switch memiliki kapasitas RAM 4GB dan ROM sebesar 32 GB. Selain itu Nintendo Switch juga memiliki prosesor Nvidia Tegra Costum atau Tegra X1 dengan kecepatan hingga 2 GHz.

Nintendo Switch juga memiliki dua stik yang memungkinkan 2 orang bermain dalam 1 game sekaligus. Beratnya pun hanya 297 gram sehingga Nintendo Switch memang ditujukan bagi orang yang ingin tetap bermain ketika bepergian.

Baca Juga : Nintendo Sulap Casing Smartphone Jadi Game Boy

Menurut Pocket-lint, kehadiran satu stik yang menjepit Mate 20 X tidak efektif. Bahkan mereka menilai jika Mate 20 X terlampau jauh dari Nintendo Switch yang memiliki dua stik tanpa kabel.

“Bisakah kamu menggunakannya sebagai pengendali gerak? Dan karena Anda hanya mendapatkan satu, dapatkan Anda memainkan bersama pemain lain,” tulis media tersebut.

Kritik lainnya juga pada desain. Pocket-lint mengatakan jika desain dari Mate 20 X terlampau tipis dan ringkih. Berbeda dengan Nintendo Switch yang tampak kokoh dan sudah didesain sebagai perangkat portable gaming sehingga nyaman ketika dipakai dan dibawa bepergian.

Pada Nintendo Switch terdapat Switch Dock yang menjadi pelindung terhadap stik atau joy con dan bagian console atau layar ketika perangkat tersebut ditaruh di tas. Perangkat gaming ini yang tidak ada dalam Huawei Mate 20 X.

Aspek penting lainnya adalah originalitas game. Nintendo Switch memiliki beberapa game yang hanya tersedia untuk perangkat Nintendo Switch.

Ada game seperti “Super Mario Odyssey”, “The Legend of Zelda: Breath of the Wild”, “Mario Kart 8 Deluxe”, “Skyrim” dan “Splatoon 2” yang tidak ditemukan di perangkat lain seperti Play Station 4, Xbox One ataupun Android.

Sedangkan pengguna Huawei Mate 20 X kemungkinan akan memainkan game seperti Fortnite, PUBG, Minecraft dan Mobile Legends yang sebenarnya tersedia bagi perangkat android lainnya.

“Tak satu pun dari judul-judul ini (Game di Nintendo Switch ) yang ada di ponsel,” tulisnya.

Hal terakhir yang menjadi pembeda adalah harga. Pada peluncurannya Huawei Mate 20 X dibandrol denga harga 889 euro atau Rp 15,7 juta (kurs 1 Euro: Rp 17.5123). Itu artinya Mate 20X jauh lebih mahal dibandingkan Nintendo Switch yang dijual dengan harga USD 300 atau Rp 4,5 juta.

Baca juga: Asyik, Nintendo Switch Bisa Dipakai Baca Komik

Pocket-Lint mengapresiasi langkah Huawei yang fokus dalam smartphone game  dengan meluncurkan Mate 20 X, tapi membandingkannya dengan Nintendo Switch adalah kesalahan yang fatal.

“Kami memuji Huawei karena fokus pada pasar game dengan ponsel khusus tetapi  adalah kesalahan membandingkannya dengan konsol game asli dan yang banyak digemari. Coba bandingkan dengan tablet sebagai gantinya, itu pasti cukup sesuai,” tutupnya. [NM/HBS]

Sumber: WCCFtech, Pocket-lint

Mencekam! Astronot NASA Cerita Pengalaman Jatuh ke Bumi

1

Telset.id, Jakarta – Peluncuran roket Soyuz pada hari Kamis (11/10) lalu gagal sampai ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Para astronot yang berhasil lolos dari maut itu menceritakan suasana mencekam saat mereka jatuh ke Bumi dengan kapsul penyelamat.

Banyak orang mungkin ingin mencoba terbang ke luar angkasa dan membayangkan berada pada ruang tanpa gravitasi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Namun, berapa banyak yang membayangkan jatuh akibat peluncuran roket yang gagal terbang?

Astronot NASA Nick Hague menceritakan pengalamannya kepada media setelah ia jatuh dari roket Soyuz yang gagal mencapai ISS pada hari Kamis (11/10/2018).

Hague bersama rekannya kosmonaut asal Rusia, Alexey Ovchinin berada di dalam kapsul ketika dalam perjalanan menuju ketinggian, dan tiba-tiba terjadi guncangan.

“Hal yang pertama saya sadari adalah merasa dikocok dengan kencang dari sisi ke sisi,” ujar Hague pada hari Selasa (16/10/2018), seperti yang dikutip Telset.id dari The Verge.

Roket yang membawa Hague dan Ovchinin baru saja lepas landas dari Kazakhstan pada pukul 14.40 waktu setempat. Sekitar dua setengah menit meluncur, wahana antariksa tersebut mulai terpecah.

Masih belum jelas apa yang menyebabkan kerusakan itu, tapi perusahaan luar angkasa nasional Rusia Roscosmos menduga adanya kontak yang tidak disengaja pada tahap pemisahan.

Pada roket Soyuz, terdapat empat mesin peluncur yang mengelilingi inti roket dan dimaksudkan untuk melepaskan diri selama penerbangan. Namun, ada kemungkinan salah satu peluncur menabrak bagian tengah wahana.

Baca juga: Peluncuran Roket Soyuz Gagal, Astronot Diselamatkan “Kapsul”

Goncangannya hanya terjadi beberapa detik sebelum alarm menyala di dalam kapsul. Tak lama kemudian, lampu darurat menyala menandakan adanya kerusakan.

“Saya sadar ketika saya melihat lampu itu bahwa ada kerusakan pada (mesin) peluncurnya, dan pada saat itu kami (sadar) tidak akan mencapai orbit di hari itu,” tutur Hague.

Misinya kini berubah, yaitu kembali ke Bumi dalam keadaan utuh. Tak lama setelah kerusakan terjadi, kapsul Soyuz yang ditumpangi Hague dan Ovchinin berubah menjadi mode pembatalan (abort mode) dan memisahkan diri dari roket yang mulai jatuh.

Kedua astronot merasakan sekilas momen tanpa gravitasi ketika kapsul tersebut masih meluncur ke udara. Ketika gravitasi sudah mengambil alih, wahana itu mulai jatuh ke Bumi dari ketinggian 31 mil atau sekitar 50 kilometer. Para kru mulai merasakan apa yang disebut “penurunan balistik” atau ballistic descent.

“Seperti melempar bola tinggi ke udara, pada titik tertentu gravitasi mengambil alih dan mulai membawa (bola tersebut) ke bawah,” jelas Hague.

Selama penurunan balistik, kapsul jatuh ke Bumi dengan sudut yang lebih tajam dibandingkan pendaratan normal. Pada pendaratan normal Soyuz, astronot akan mengalami gravitasi hingga 5 G.

Namun dalam kasus Hague dan Ovchinin, mereka merasakan tarikan gravitasi sebesar 6,7 G atau 6,7 kali dari gaya gravitasi normal Bumi. Untungnya, mereka hanya merasakan gaya tersebut beberapa detik saja sebelum parasut kapsul terbuka.

Baca juga: Rusia Mulai Garap Roket Pengangkut ‘Soyuz-5’

Hasil gambar untuk Soyuz capsule

Hague, yang merupakan veteran Angkatan Udara, mengatakan pelatihan militer dan astronotnya terbayar. Mereka yang mengendarai Soyuz selalu dipersiapkan untuk menghadapi kecelakaan, seperti kerusakan roket.

Hague dan Ovchinin mulai siaga untuk pendaratan. Hague juga bercerita bahwa ia pernah mengalami kerusakan mesin sebelumnya ketika masih di Angkatan Udara. Karena itu, ia tahu bahwa yang terpenting adalah menjaga kondisi agar tetap tenang.

“Anda sadar bahwa pelatihan tersebut dilakukan untuk menjaga agar Anda tetap aman,” katanya.

Hanya 34 menit sejak kerusakan mesin, kapsul yang ditumpangi Hague dan Ovchinin mendarat dengan selamat di Kazakhstan. Hague bercerita bahwa mereka berdua tersenyum lebar begitu mencapai daratan dan saling berjabat tangan.

Mereka malah saling becanda soal penerbangan mereka yang sangat singkat ke luar angkasa. Mereka segera menghubungi rekan-rekan dan orang terdekat menggunakan telepon satelit untuk memberitahu bahwa mereka selamat.

Hague mengatakan bahwa ketika ia menelepon istrinya pertama kali hanya masuk ke pesan suara. “Jadi sekarang ia memiliki pesan suara yang bisa ia simpan sebagai kenang-kenangan seumur hidupnya,” ujar Hague.

Baca juga: April 2019, NASA akan Kirim Sembilan Astronot ke ISS

Kru tanggap darurat tak lama sampai ke area pendaratan dan memindahkan Hague serta Ovchinin kembali ke Baikonur Cosmodrome, situs peluncuran awal mereka. Di sanalah mereka bergabung dengan keluarga mereka.

Hague kini kembali ke Houston, tapi ia belum tahu kapan ia bisa terbang lagi walaupun ia merasa bersemangat untuk melaksanakan misi selanjutnya.

Ia juga mengatakan bahwa ia merasa aman menaiki Soyuz karena sistem daruratnya telah menyelamatkan dirinya. Namun, Hague tetap merasa sedikit kecewa karena ia sempat berada sangat dekat dengan luar angkasa.

“Saya membayangkan perjalanan pertama saya ke luar angkasa akan menjadi sangat berkesan. Tapi saya tidak menyangka akan semengesankan ini,” ucap Hague. [AU/HBS]

Sumber: The Verge

 

Gandeng LG, Lenovo Siapkan Tablet Layar Lipat

0

Telset.id, Jakarta – Lenovo yang telah memamerkan beberapa prototip ponsel layar lipat ke publik. Laporan terbaru menyatakan bahwa tak hanya ponsel lipat, Lenovo juga akan menghadirkan tablet layar lipat dengan ukuran layar 13 inci.

Menurut Phone Arena, seperti dikutip Telset.id pada Rabu (17/10/2018), layar lipat untuk tablet termutakhir Lenovo diproduksi oleh LG. Banyak pihak menyebut, duet antara Lenovo dan LG bukanlah hal lumrah.

Layar lipat berukuran 13 inci besutan LG untuk tablet teranyar Lenovo adalah yang terbesar sepanjang sejarah gadget. Lenovo mengklaim, layar tersebut bahkan bisa digunakan di laptop meskipun dalam kondisi dilipat.

Secara teoritis, layar 13 inci pabrikan LG itu hanya berukuran 9 inci ketika dilipat, tetapi menghadirkan aspek rasio 4: 3. Untuk menjadi beraspek rasio 16:9, layar tablet Lenovo hanya berukuran 8 inci saat dilipat.

Baca juga: Curi Start, Lenovo Rilis Ponsel Layar Lipat Bulan Depan?

Ukuran tersebut diklaim masih bagus untuk penggunaan sehari-hari. Dan, biasanya, layar tablet memiliki frekuensi lipat jauh lebih rendah ketimbang ponsel sehingga cocok untuk komersialisasi panel fleksibel.

Seorang pejabat LG mengemukakan bahwa dengan mempertimbangkan aspek daya tahan serta kegunaan dari industri layar, tablet atau notebook akan lebih sesuai untuk panel yang bisa dilipat dibanding ponsel.

Layar lipat OLED 13 inci milik LG akan dipasok ke Lenovo pada paruh kedua tahun depan. Banyak pihak mengatakan, inovasi Lenovo menghadirkan tablet layar lipat lebih progresif daripada Samsung dan Huawei.

Sumber: PhoneArena

Mirip WhatsApp, Facebook Messenger Punya Fitur ‘Unsend’

0

Telset.id, Jakarta – Anda yang sering merasa salah atau menyesal setelah mengirimkan pesan kepada teman di Facebook Messenger bisa sedikit lebih tenang sekarang. Pasalnya, jejaring sosial terbesar ini dikabarkan segera menghadirkan fitur bernama ‘Unsend’ atau membatalkan pengiriman pesan.

Fitur Unsend ini mirip seperti yang ada di WhatsApp. Fitur ini pertama kali terlihat di Twitter, setelah seorang netizen @wongmjane memposting sebuah gambar.

Gambar itu menunjukan bahwa tampaknya pengguna Facebook Messenger dapat menekan lama pesan untuk memiliki opsi menghapusnya, atau Anda memilih untuk menarik kembali pesan yang sudah dikirim.

Facebook belum berkomentar atau memberi keterangan secara resmi tentang fitur ini. Sehingga belum dapat diketahui apakah fitur ini akan segera hadir atau masih dalam tahap pengembangan.

Petunjuk lain, melihat aplikasi pesan instan lain di luar sana, banyak yang telah memiliki fitur ini. WhatsApp (yang dimiliki oleh Facebook) memungkinkan pengguna ‘unsend’ membatalkan pengiriman pesan.

Baca juga: Facebook Messenger Bisa Identifikasi Akun Mencurigakan

Mengacu pada hal ini, tidak berlebihan jika Facebook juga ingin memiliki fitur serupa. Seperti halnya juga Gmail, yang memungkinkan pengguna menghapus pesan yang dikirimkan.

Kemungkinan lain, alasan Facebook memperkenalkan fitur ini sekarang adalah karena tahun ini banyak sekali isu mengenai keamanan. Misalnya, skandal Cambridge Analytica yang sempat menghebohkan.

Seperti diketahui, terungkap dalam skandal Cambridge Analytica bahwa ada 30 juta akun Facebook yang telah terpapar alias bocor. Akun-akun tersevut kemudian dijual untuk kepentingan kampanye Trump.

Baca juga: Polling Story Kini Tersedia di Facebook Messenger

Facebook mungkin berpikir, kemampuan untuk membatalkan pesan akan mengembalikan sedikit kepercayaan pengguna kepada layanannya, setelah dihantam masalah penjualan data oleh Cambridge Analytica. [BA/HBS]

Sumber: Metro.co.uk