Mencekam! Astronot NASA Cerita Pengalaman Jatuh ke Bumi

Telset.id, Jakarta – Peluncuran roket Soyuz pada hari Kamis (11/10) lalu gagal sampai ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Para astronot yang berhasil lolos dari maut itu menceritakan suasana mencekam saat mereka jatuh ke Bumi dengan kapsul penyelamat.

Banyak orang mungkin ingin mencoba terbang ke luar angkasa dan membayangkan berada pada ruang tanpa gravitasi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Namun, berapa banyak yang membayangkan jatuh akibat peluncuran roket yang gagal terbang?

Astronot NASA Nick Hague menceritakan pengalamannya kepada media setelah ia jatuh dari roket Soyuz yang gagal mencapai ISS pada hari Kamis (11/10/2018).

Hague bersama rekannya kosmonaut asal Rusia, Alexey Ovchinin berada di dalam kapsul ketika dalam perjalanan menuju ketinggian, dan tiba-tiba terjadi guncangan.

“Hal yang pertama saya sadari adalah merasa dikocok dengan kencang dari sisi ke sisi,” ujar Hague pada hari Selasa (16/10/2018), seperti yang dikutip Telset.id dari The Verge.

Roket yang membawa Hague dan Ovchinin baru saja lepas landas dari Kazakhstan pada pukul 14.40 waktu setempat. Sekitar dua setengah menit meluncur, wahana antariksa tersebut mulai terpecah.

Masih belum jelas apa yang menyebabkan kerusakan itu, tapi perusahaan luar angkasa nasional Rusia Roscosmos menduga adanya kontak yang tidak disengaja pada tahap pemisahan.

Pada roket Soyuz, terdapat empat mesin peluncur yang mengelilingi inti roket dan dimaksudkan untuk melepaskan diri selama penerbangan. Namun, ada kemungkinan salah satu peluncur menabrak bagian tengah wahana.

Baca juga: Peluncuran Roket Soyuz Gagal, Astronot Diselamatkan “Kapsul”

Goncangannya hanya terjadi beberapa detik sebelum alarm menyala di dalam kapsul. Tak lama kemudian, lampu darurat menyala menandakan adanya kerusakan.

“Saya sadar ketika saya melihat lampu itu bahwa ada kerusakan pada (mesin) peluncurnya, dan pada saat itu kami (sadar) tidak akan mencapai orbit di hari itu,” tutur Hague.

Misinya kini berubah, yaitu kembali ke Bumi dalam keadaan utuh. Tak lama setelah kerusakan terjadi, kapsul Soyuz yang ditumpangi Hague dan Ovchinin berubah menjadi mode pembatalan (abort mode) dan memisahkan diri dari roket yang mulai jatuh.

Kedua astronot merasakan sekilas momen tanpa gravitasi ketika kapsul tersebut masih meluncur ke udara. Ketika gravitasi sudah mengambil alih, wahana itu mulai jatuh ke Bumi dari ketinggian 31 mil atau sekitar 50 kilometer. Para kru mulai merasakan apa yang disebut “penurunan balistik” atau ballistic descent.

“Seperti melempar bola tinggi ke udara, pada titik tertentu gravitasi mengambil alih dan mulai membawa (bola tersebut) ke bawah,” jelas Hague.

Selama penurunan balistik, kapsul jatuh ke Bumi dengan sudut yang lebih tajam dibandingkan pendaratan normal. Pada pendaratan normal Soyuz, astronot akan mengalami gravitasi hingga 5 G.

Namun dalam kasus Hague dan Ovchinin, mereka merasakan tarikan gravitasi sebesar 6,7 G atau 6,7 kali dari gaya gravitasi normal Bumi. Untungnya, mereka hanya merasakan gaya tersebut beberapa detik saja sebelum parasut kapsul terbuka.

Baca juga: Rusia Mulai Garap Roket Pengangkut ‘Soyuz-5’

Hasil gambar untuk Soyuz capsule

Hague, yang merupakan veteran Angkatan Udara, mengatakan pelatihan militer dan astronotnya terbayar. Mereka yang mengendarai Soyuz selalu dipersiapkan untuk menghadapi kecelakaan, seperti kerusakan roket.

Hague dan Ovchinin mulai siaga untuk pendaratan. Hague juga bercerita bahwa ia pernah mengalami kerusakan mesin sebelumnya ketika masih di Angkatan Udara. Karena itu, ia tahu bahwa yang terpenting adalah menjaga kondisi agar tetap tenang.

“Anda sadar bahwa pelatihan tersebut dilakukan untuk menjaga agar Anda tetap aman,” katanya.

Hanya 34 menit sejak kerusakan mesin, kapsul yang ditumpangi Hague dan Ovchinin mendarat dengan selamat di Kazakhstan. Hague bercerita bahwa mereka berdua tersenyum lebar begitu mencapai daratan dan saling berjabat tangan.

Mereka malah saling becanda soal penerbangan mereka yang sangat singkat ke luar angkasa. Mereka segera menghubungi rekan-rekan dan orang terdekat menggunakan telepon satelit untuk memberitahu bahwa mereka selamat.

Hague mengatakan bahwa ketika ia menelepon istrinya pertama kali hanya masuk ke pesan suara. “Jadi sekarang ia memiliki pesan suara yang bisa ia simpan sebagai kenang-kenangan seumur hidupnya,” ujar Hague.

Baca juga: April 2019, NASA akan Kirim Sembilan Astronot ke ISS

Kru tanggap darurat tak lama sampai ke area pendaratan dan memindahkan Hague serta Ovchinin kembali ke Baikonur Cosmodrome, situs peluncuran awal mereka. Di sanalah mereka bergabung dengan keluarga mereka.

Hague kini kembali ke Houston, tapi ia belum tahu kapan ia bisa terbang lagi walaupun ia merasa bersemangat untuk melaksanakan misi selanjutnya.

Ia juga mengatakan bahwa ia merasa aman menaiki Soyuz karena sistem daruratnya telah menyelamatkan dirinya. Namun, Hague tetap merasa sedikit kecewa karena ia sempat berada sangat dekat dengan luar angkasa.

“Saya membayangkan perjalanan pertama saya ke luar angkasa akan menjadi sangat berkesan. Tapi saya tidak menyangka akan semengesankan ini,” ucap Hague. [AU/HBS]

Sumber: The Verge

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI