Beranda blog Halaman 2544

Harga Mobil Tesla di China Naik, Kenapa?

3

Telset.id, Jakarta – Tesla menaikkan harga Model X dan S sebesar 20 persen di pasar China. Keputusan itu merupakan tanggapan atas meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Dilansir dari Reuters, Rabu (11/07/2018), kebijakan Tesla merupakan indikasi awal dari regulasi ditingkatkannya tarif untuk barang impor asal AS. Sekedar informasi, regulasi dari China itu dinilai bakal merugikan produsen mobil maupun pembuat komponen industri di AS.

Tahun lalu, penjualan mobil Tesla di China menyumbangkan 17 persen pendapatan perusahaan. Bahkan, Tesla sempat memangkas harga Model X hingga USD 14.000 atau Rp 201 jutaan pada Mei 2018, setelah China menegaskan akan memotong tarif impor hingga 25 persen untuk sebagian besar kendaraan.

Namun, saat Presiden AS, Donald Trump menyebut akan ada tarif sebesar USD 34 miliar atau Rp 489 triliun untuk produk-produk asal Negeri Tirai Bambu itu, membuat China harus membatalkan rencana pemangkasan tarif impor mobil asal AS.

Baca Juga: China Bakal Punya Aturan Pelacakan Baterai Mobil Listrik

Sebagai balasan, China langsung membuat kebijakan baru yang mengharuskan importir mobil wajib membayar total 40 persen bea atas semua mobil buatan AS yang dijual di China. Alhasil,

Perusahaan besutan Elon Musk ini pun terkena imbasnya dan langsung menaikkan harga mobil Tesla Model S menjadi USD 128.779 atau Rp 1,8 miliar naik sekitar USD 20 ribu atau Rp 280 jutaan ketimbang Mei 2018.

Baca Juga: Waduh.. Ilmuwan Sebut Mobil Tesla akan Tabrak Bumi?

“Menaikkan harga akan merugikan penjualan. Namun, Tesla harus kehilangan uang karena tidak mampu sepenuhnya menyerap biaya tarif yang lebih tinggi. Tesla mau tak mau mengalihkan penjualan ke tempat lain,” kata analis CFRA, Efraim Levy. (SN/FHP)

Elon Musk Bantu Evakuasi Tim Sepak Bola Lokal Thailand

3

Telset.id, Jakarta – Tim penyelamat gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi 12 anggota dan satu pelatih tim sepak bola Thailand dari gua Tham Luang, Thailand, Selasa (10/07/2018) malam. Semuanya dilaporkan dalam kondisi selamat.

Dilansir dari NPR, korban terakhir yang dievakuasi oleh petugas adalah pelatih sekaligus guru 12 anggota tim sepak bola lokal tersebut. Kabar ini tentu membuat lega masyarakat dunia, mengingat mereka sudah terjebak di gua itu selama sekitar dua minggu.

Keberhasilan evakuasi juga tak lepas dari peran dari berbagai pihak internasional, termasuk Elon Musk. Pendiri SpaceX, Tesla, dan Boring Company itu membantu proses penyelamatan dengan mengirim tabung selam berukuran mini untuk evakuasi.

Tim SpaceX mengerjakan tabung tersebut pada Sabtu (07/07/2018). Benda yang terbuat dari tabung transfer oksigen cair milik roket Falcon 9 itu digunakan untuk menyisir gua guna menyelamatkan para korban.

Baca Juga: Elon Musk Beli 72.500 Saham Tesla

“Benda tersebut cocok untuk anak-anak atau orang dewasa kecil untuk meminimalkan udara terbuka. Di dalamnya terdapat empat pegangan di depan dan empat di belakang, bersama dengan empat koneksi tangki udara,” ujar Musk.

Musk sendiri telah berada di Thailand sejak akhir pekan kemarin. Ia mengatakan kepada para tim evakuasi bahwa tabung selam buatan perusahaannya sudah siap jika dibutuhkan. Bahkan, Musk menyatakan bahwa tabung selam tersebut akan ditinggal selamanya di Thailand.

Meski begitu, tim evakuasi tidak menggunakan tabung selam sumbangan Musk. Menurut Kepala Komando Gabungan, Narongsak Osottanakorn, tabung selam masih belum praktis untuk misi penyelamatan itu.

Baca Juga: Bos IBM Watson Benci tapi Suka Elon Musk, Kenapa?

Meskipun teknologinya bagus dan canggih, itu tidak praktis untuk misi ini,” katanya.

Tabung selam buatan tim SpaceX telah diuji coba di kolam renang di Los Angeles, Amerika Serikat. Musk memastikan bahwa keberadaannya sangat berguna membantu evakuasi. Namun, ia menyerahkan semua proses kepada otoritas setempat. (SN/FHP)

Ada Fitur Keamanan Baru di iOS 11.4.1, Seperti Apa?

0

Telset.id, Jakarta – Melalui pembaruan iOS 11.4.1, Apple menghadirkan fitur keamanan baru untuk perangkat iOS. Fitur tersebut bernama USB Restircted Mode yang pertama kali diperkenalkan pada iOS versi Beta.

Fitur USB restircted Mode dalam sistem operasi iOS 11.4.1 secara default telah diaktifkan oleh Apple. Untuk mengetahunya, pengguna hanya harus masuk ke pengaturan Face ID & Passcode, fitur tersebut berada di bagian paling bawah dengan nama USB Accessories.

“Kami terus memperkuat perlindungan keamanan di semua produk Apple untuk melindungi pengguna dari aksi peretas maupun gangguan lainnya,” kata pihak Apple, seperti dikutip dari Macrumors, Rabu (11/07/2018).

Fitur USB Restricted Mode sendiri dirancang Apple untuk membuat iPhone atau iPad kebal terhadap teknik peretasan tertentu yang digunakan oleh para penegak hukum maupun pihak yang berpotensi berbahaya lainnya untuk mendapatkan akses ke perangkat iOS.

Baca Juga: Aneh! Bahasa Telugu India Bisa Bikin iPhone Ngehang

Lewat fitur ini, data pada smartphone hanya dapat diakses ketika pengguna melakukan identifikasi menggunakan sidik jari, Face ID atau passcode yang telah didaftarkan. Jika tidak ada identifikasi, data tidak akan bisa diakses ketika dihubungkan melalui koneksi kabel, dan hanya dimungkinkan untuk mengisi ulang baterai perangkat saja.

Selain USB Restircted Mode, pada pembaruan iOS 11.4.1, Apple fokus terhadap beberapa bug yang ditemukan di iOS 11.4. Seperti bug yang mempersulit pengguna melihat lokasi terakhir AirPods, sinkronisasi email, kontak, dan catatan dengan akun Exchange.

Baca Juga: Perangkat Kombinasi iPhone dan Macbook akan Diluncurkan?

Untuk mengunduh iOS 11.4.1, pengguna cukup buka Setting > General > Software Update. Pembaruan ini juga hanya kompatibel untuk seri iPhone 5s ke atas, iPad Air hingga yang lebih baru, iPad mini 2 ke atas, dan iPod touch generasi keenam. (SN/FHP)

Nokia X5 Punya Pilihan Warna yang Elegan

1

Telset.id, Jakarta – Nokia X5 akan resmi diperkenalkan di China, Rabu (11/07/2018) waktu setempat. Beberapa saat sebelum smartphone ini diluncurkan, beredar foto hasil rekayasa 3D atau render yang ungkapkan desain serta pilihan warnanya.

Dilansir dari GSMArena, Rabu (11/07/2018), smartphone yang juga bernama Nokia 5.1 Plus untuk versi globalnya ini akan memiliki dua pilihan warna yakni biru dan hitam yang tampak elegan.

Terlihat juga jika smartphone ini memiliki notch atau poni di bagian atasnya. Tak seperti smartphone lainnya yang punya notch lebih kecil, Nokia X5 justru mengadopsi desain notch yang lebih besar seperti iPhone X.

Nokia X5 mengusung layar dengan ukuran sekitar 5,86 inch dengan resolusi HD+ atau 1.520 x 720 piksel. Nokia X5 juga disebut-sebut bakal ditenagai oleh prosesor Helio P60, bukan Helio P23 seperti yang dikabarkan sebelumnya.

Baca Juga: Kapan Nokia 7 Plus akan Diboyong ke Indonesia?

Untuk spesifikasi lainnya, digunakan RAM 3GB/4GB/6GB, ROM 32GB/64GB dan baterai berkapasitas 3,000 mAh. Sementara untuk kameranya, Nokia X5 dibekali kamera ganda beresolusi 13MP dan 5MP di bagian belakang serta kamera beresolusi 8MP di bagian depan.

Nantinya, HMD Global akan melepas Nokia X5 dengan harga USD 120 atau sekitar Rp 1,7 juta untuk versi memori internal 32GB dan USD 150 atau setara Rp 2,1 jutaan untuk versi 64GB. Meski demikian, kemungkinan Nokia X5 akan dilego dengan harga lebih terjangkau di China. Sebab, HMD ingin Nokia X5 bisa langsung melejit di pasaran.

Menarik untuk ditunggu memang peluncuran Nokia X5 ini. Publik tentu penasaran dengan desain dan warna yang diusung Nokia X5.

Apalagi, Nokia X5 disebut akan menjadi varian lain dari Nokia X6 yang telah lebih dahulu diperkenalkan di China, beberapa waktu lalu. Setelah Nokia X5, HMD Global kemungkinan segera merilis dua smartphone lain yang tak kalah menarik.

Baca Juga: Kantongi Sertifikasi, Dua Ponsel Nokia Segera Rilis?

Hal itu terungkap setelah dua smartphone Nokia yang tidak diketahui namanya telah disertifikasi oleh Russian EEC. Dua perangkat tersebut memiliki nomor model TA-1119 dan TA-1087.

Sayang, Russian EEC tidak mengungkap informasi apapun tentang spesifikasinya. Merujuk kepada sertifikat dari Russian EEC, perangkat TA-1119 dan TA-1087 diajukan pada 4 Juli 2018. Setelah mendapat sertifikasi, smartphone biasanya segera diluncurkan ke publik. (SN/FHP)

Duh! Trump Sumpahi Washington Post dan NYT di Twitter

Telset.id, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memang tak suka kepada media. Merespons pemberitaan tentang pembekuan 70 juta akun Twitter pada Mei dan Juni 2018 akibat dugaan manipulasi Rusia pada Pilpres AS, Trump mengunggah cuitan.

Dilansir Daily Mail, baru-baru ini, dalam cuitan di akun Twitter pribadi, Trump membawa-bawa nama media besar di AS, yakni Washington Post dan New York Times. Trump menyebut, dua media tersebut bakal bangkrut dalam waktu tujuh tahun ke depan.

“Apakah Twitter juga akan menutup New York Times dan Washington Post, mesin propaganda Amazon, yang secara konsisten mengutip sumber anonim yang menurut saya tidak ada? Bisnis mereka akan berhenti dalam tujuh tahun mendatang,” kicau Trump menyumpahi kedua media tersebut.

Baca juga: Trump Suka ‘Nge-tweet’ Nyelekit, Begini Kata CEO Twitter

Dalam pidatonya pada Kamis (5/7/2018), Trump menyebut wartawan benar-benar tidak jujur dan benar-benar orang jahat dalam menulis berita. “Saya melihat cara mereka menulis. Mereka sangat tidak jujur meski tidak semua wartawan begitu,” cetus Trump.

“Sulit dipercaya ketika saya mengatakan hal itu. Saya benci mengatakannya. Tetapi, saya harus melakukannya. Sekitar 75 persen wartawan benar-benar tidak jujur. Ya, benar-benar tidak jujur. Mereka palsu,” tambah Trump.

Baca juga: Blokir Pengguna Twitter, Donald Trump Ditegur Pengadilan

Trump tak cuma kontroversial di dunia nyata. Di dunia maya sosoknya selalu menjadi pergunjingan. Di Twitter, ia tak satu dua kali saja mencuit pernyataan “nyelekit” yang memancing kritik pengguna lain.

Hakim Pengadilan Distrik AS, Naomi Reice Buchwald, bahkan sempat mengeluarkan keputusan tegas. Ia menyatakan bahwa Trump telah bertindak melanggar kebebasan demokrasi karena memblokir pengguna Twitter yang mengkritik kebijakannya.

Saat berkunjung ke Sidney, Australia, akhir pekan lalu, CEO Twitter, Jack Dorsey, sempat membahas soal sepak terjak Trump. Menurutnya, apapun yang dilontarkan oleh Trump via Twitter sangatlah penting. Publik bisa mengetahui langsung pemikiran Trump.

“Kehadiran pemimpin negara di Twitter membuat pengguna bisa tahu ataupun mempertanyakan soal kebijakan. Pengguna boleh tidak setuju. Silakan berkomentar. Seperti itulah fungsi media sosial,” ujar Dorsey kepada para hadirin, dilansir CNET.

Baca juga: Tak Peduli Keamanan, iPhone Donald Trump Rawan Diretas

Dalam pandangan Dorsey, Trump memiliki pendekatan yang berbeda dibanding pemimpin dunia lain. Sebab, Trump cenderung mengeluarkan opini pribadi lewat Twitter. “Perilakunya tidak berubah sejak bergabung dengan Twitter. Ia konsisten,” imbuhnya. [SN/HBS]

Sumber: Dailymail

 

Tersandung Skandal, Bos Facebook Malah Makin Tajir

0

Telset.id, Jakarta – CEO Facebook, Mark Zuckerberg, sekarang menempati posisi ketiga orang terkaya di dunia. Kekayaannya hanya kalah dari CEO Amazon, Jeff Bezos, dan pendiri Microsoft, Bill Gates.

Menurut data Bloomberg, seperti dilansir CNBC, harta kekayaan Zuckerberg saat ini mencapai USD 81,6 miliar atau sekitar Rp 1,17 triliun. Sebelumnya, posisi ketiga orang terkaya di dunia ditempati Warren Buffet.

Data tersebut menunjukkan bahwa untuk kali pertama dalam sejarah, posisi tiga besar orang terkaya di dunia ditempati oleh para pengusaha di bidang teknologi. Kabar itu menjadi angin positif bagi prospek di bidang tersebut.

Orang paling kaya di dunia, Jeff Bezos, dilaporkan memiliki harta kekayaan USD 141 miliar atau setara Rp 1,95 triliun. Sementara Bill Gates, berkekayaan USD 92,3 miliar atau sekitar 1,32 triliun.

Baca juga: Geser Bill Gates, Bos Amazon Orang Terkaya Sejagat

Tahun ini, saham di bidang teknologi memang menjadi yang paling menonjol. Saham Netflix, contohnya, naik hingga dua kali lipat. Saham Amazon juga melonjak 46 persen, Apple 11 persen, dan Google 9 persen.

Pakar strategi investasi, Lindsey Bell, sudah menduga bahwa saham teknologi akan membantu peningkatan pasar selama beberapa bulan ke depan. Perkiraannya pun menemui kenyataan di pasr bursa daham global.

Buffet sendiri merupakan investor di bidang teknologi. Perusahaan yang didirikannya membeli 75 juta lembar saham Apple dalam tiga bulan pertama 2018. Sebelumnya, perusahaannya membeli  165 juta saham Apple. [BA/HBS]

Sumber: CNBC

Garap Mobil Listrik, Ford Setop Produksi Mobil Konvensional?

Telset.id, JakartaFord membuat pernyataan yang mengejutkan dunia otomotif baru-baru ini ketika mengumumkan akan berhenti memproduksi mobil bermesin konvensional jenis SUV, truk dan kendaraan besar lainnya (kecuali tipe Mustang ) untuk Amerika Serikat.

Alasan penghentian produksi mobil konvensional ini karena salah satu raksasa produsen mobil di negeri Paman Sam itu berniat pindah haluan ke kendaraan listrik alias electric vehicle (EV)

“Dengan (CEO Ford Jim) Hackett, kami semua akan menjadi lebih besar dan ingin mengubah prosesnya,” ujar Direktur global kendaraan listrik baterai Ford Ted Cannis, seperti dilansir Engadget.com, Selasa (10/7/2018).

Produsen mobil ini menyesuaikan dengan dunia otomotif yang berubah dengan cepat. Itu berarti menghentikan kendaraan yang tidak lagi menjual (mobil pembakaran konvensional) dan memastikan bahwa mobil itu diganti dengan yang sepenuhmya disokong listrik.

Baca juga: Ford dan Daimler Hentikan Kerjasama Fuel Cell

Menjauh dari mobil konvensional dan secara bersamaan menjadi listrik mungkin tampak berlawanan dengan intuisi perusahaan karena dibutuhkan lebih banyak energi untuk memindahkan semua bobot ekstra.

Tetapi SUV dan truk memiliki lebih banyak ruang baterai dan konsumen telah memilihnya karena menginginkan ruangan yang disediakan oleh kendaraan yang lebih besar ini.

Menurut Cannis, pindah ke elektrifikasi juga didorong oleh konsumen, berkat kemajuan dalam teknologi EV.

“Ketika itu mobil yang sesuai tidak ada yang salah dengan Ford Focus Electric. Ini dijalankan dengan baik. Tapi, itu tidak terlalu menarik,” kata dia.

Hari-hari itu sudah berakhir atau setidaknya akan segera berakhir. Sebaliknya, dalam pandangannya, menambahkan baterai ke mobil harus membuatnya lebih baik untuk pengemudi.

Baca juga: Keren! Mobil Listrik BMW Bisa Isi Daya Tanpa Kabel

Pabrikan mobil raksasa AS itu tidak lagi melihat mobil bermesin konvensional dan baterai bertenaga tinggi sebagai kebutuhan yang diwajibkan oleh pemerintah. Sebaliknya, EV dan hibrida telah menjadi peluang untuk menenangkan pasar yang haus akan teknologi dan gaya hidup yang lebih hijau.

Itu termasuk membawa SUV kecil bertenaga listrik dengan jarak tempuh sekitar 300 mil, yang terinspirasi Mustang (dengan nama Mach 1) ke dealer Amerika pada 2020. Setelah itu, perusahaan akan memperkenalkan 40 kendaraan bermesin listrik (16 di antaranya adalah EV) di seluruh dunia pada 2022.

Arah baru dan gegap gempita tentang kendaraan beraliran listrik ini sedikit berbeda dengan momentum di tahun 2016, dimana ketika itu mantan CEO Ford Mark Fields mengutarakan keprihatinannya bahwa penjualan EV itu lemah.

Baca juga: Ford Rancang Mobil “Knight Rider” di Dunia Nyata

Padahal pre-order Tesla Model 3 mencapai lebih dari 300.000 beberapa bulan sebelum sambutannya. Cannis mengatakan perusahaan ingin bergerak lebih cepat, seperti perusahaan rintisan alias startup.

Pasalnya saat ini Ford sedang berada di urutan belakang dalam perlombaan EV, dengan Focus EV hanya merupakan kendaraan mesin pembakaran internal (ICE) yang telah dimodifikasi menjadi EV.

Sementara itu, Nissan, Honda, General Motors (GM), Jaguar dan Tesla sedang membangun dan menjual EVS yang dibangun secara khusus. Beberapa mobil itu benar-benar memiliki kinerja luar biasa, tak seperti Focus EV.

Baca juga: Jepang Ketahuan Kembangkan Mobil Listrik ala ‘Transformer’

Berdasarkan produk mobilnya saat ini, Ford ingin Anda membelinya karena memiliki semacam hubungan emosional. Sangat sedikit yang membeli mobil ini berdasarkan logika, semua tentang apa yang Anda sukai dan apa yang Anda pikir dibutuhkan. [WS/HBS]

Sumber: Engadget

Xiaomi akan Rilis Smartphone Baru, “Pocophone”?

2

Telset.id, Jakarta – Xiaomi akan segera menghadirkan smartphone bermerek baru. Namanya Pocophone. Smartphone tersebut dikabarkan sudah mengantongi sertifikasi dari regulator Taiwan atau (National Communications Commission (NCC), maupun lembaga sertifikasi Amerika Serikat, yakni FCC (Federal Communications Commission).

Dilaporkan Android Authority, Xiaomi telah menerima hasil proses sertifikasi dari regulator lokal NCC untuk seri Pocophone pada akhir Juni 2018 lalu dengan nomor model M1805E10A.

Pocophonedidaftarkan untuk merek dagang Eropa dan FCC Amerika Serikat pada akhir Mei 2018. Dengan kata lain, ponsel Pocophone tak lama lagi hadir di pasar Eropa, Amerika Serikat, serta Taiwan.

Sertifikasi NCC merupakan dokumen penting sebagai penentu keabsahan pemasaran setiap ponsel yang mempunyai protokol komunikasi nirkabel dan seluler, antara lain Bluetooth, WLAN, LTE, WCDMA, dan GSM.

Menurut informasi, Pocophone mempunyai spesifikasi tak jauh beda dengan Xiaomi. Pocophone mendukung jaringan 2G (900 MHz/1.800 MHz), 3G (CDMA2.000 FDD), dan 4G (FDD-LTE 2.600 MHz/1.800 MHz dan 900 MHz).

Pocophone mengadopasi perangkat keras untuk LTE Band 40. Pocophone juga memiliki fitur yang mampu menerima input navigasi dari GPS milik Amerika Serikat, GLONASS Rusia, serta satelit BeiDou milik China.

Dalam screenshot laporan pengujian FCC, Pocophone diketahui akan hadir dalam dua varian, yang masing-masing akan disokong RAM 6GB. Yang membedakannya hanya pada memori internalnya, yakni 64GB dan 128GB.

Jika melihat dari kapasitas RAM dan memori internalnya, maka bisa diperkirakan Xiaomi akan menempatkan Pocophone sebagai smartphone kelas premium. Walaupun dugaan ini juga bisa saja tidak tepat.

Alasannya, selama ini seri Redmi Note 5 Pro yang dimasukan ke dalam kategori smartphone kelas menengah Xiaomi, juga menyematkan kapasitas RAM 6GB dan memori internal 64GB.

Meski demikian, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai kehadiran Pocophone di pasaran. Ada yang menduga seri nama Pocophone ini hanya merupakan kode nama wilayah untuk perangkat Xiaomi.

Hingga kini Xiaomi sendiri belum mengungkap keberadaan dari Pocophone. Belum pula ada bocoran tentang waktu pasti peluncuran perangkat tersebut. Kita tunggu saja perkembangannya. [BA/HBS]

Riset: Orang Dianggap Tajir kalau Pakai iPhone

5

Telset.id, Jakarta – Hasil riset National Bureau of Economic Research bersama dua peneliti dari Univesity of Chicago, Marianne Bertrand dan Emir Kamenica, mengungkapkan bahwa kepemilikan iPhone menjadi indikator kesuksesan seseorang, alias iPhone hanya untuk orang berduit. Benarkah?

“Kami mengukur rentang budaya dua kelompok untuk menyimpulkan setiap individu berdasarkan konsumsi media, perilaku konsumen, waktu penggunaan, atau sikap sosial. Dan hasilnya?,” tulis para peneliti dalam riset, dilansir Apple Insider.

Studi tentang indikator kekayaan itu menyatakan bahwa seseorang akan dianggap memiliki pendapatan tinggi jika mempunyai iPhone. Pendapat tersebut dibuktikan dengan data bahwa 69 persen pemilik iPhone ternyata memang berpenghasilan tinggi.

Indikator kedua seseorang akan dianggap kaya bilamana memiliki iPad. Angka riset menempatkan studi dengan hasil itu di angka 66,9 persen. Dengan kata lain, seseorang bakal dinilai bergaji tinggi apabila mempunyai perangkat iPad.

Baca juga: Jadi Bos Apple, Berapa Gaji Tim Cook?

Di tempat ketiga, seseorang akan dianggap berpenghasilan tinggi jika memiliki ponsel Android. Hasil penelitian menunjukkan indikator tersebut di angka 59,5 persen.

“Hasil penelitian sejak 2016 menyatakan, indikator bahwa seseorang berpenghasilan tinggi jikalau memiliki iPhone, kedua iPad, ketiga Android,” ucap peneliti.

Pada 1992, dari hasil penelitian, 62,2 persen pengguna produk saus monster merek Grey Poupon Dijon dikategorikan sebagai orang berpenghasilan tinggi. Dalam melakukan riset, peneliti menggunakan data dari Mediamark Research Intelligence.

“Data kami pilah mulai dari 1992 sampai 2016 dengan jumlah sampel 6.394 warga Amerika Serikat. Kami juga mengumpulkan data lain melalui kuesioner dan wawancara tatap muka,” pungkas peneliti.

Baca juga: Bos Apple: iPhone Bukan Hanya untuk Orang Berduit

Namun hasil riset National Bureau of Economic Research ini tidak sejalan dengan CEO Apple, Tim Cook. Menurut Cook, bahwa iPhone dibuat bukan hanya untuk orang berduit saja. Bahkan pembeli yang memiliki gaji standar atau pas-pasan pun bisa memiliki iPhone.

“Anda hanya harus melihat lini produk kami. Anda bisa memiliki iPad seharga USD 300 (sekitar Rp 3,9 juta). Bahkan Anda bisa memiliki iPhone dengan harga yang sama, tentunya tergantung dengan model apa yang Anda cari,” ujar Cook.

Saat ditanya mengapa harga perangkat Apple sangat mahal jika dibanding smartphone Android? Cook tetap keukeh dengan pendapatnya bahwa harga iPhone yang dipatok ke pelanggannya masih masuk akal.

Baca juga: Wozniak: iPhone Mahal tapi Tetap Laku

“Kami mematok harga sesuai dengan nilai produk kami. Dan kami selalu mencoba membuat produk terbaik. Dan itu berarti kita tidak membuat produk komoditas terlalu banyak,” jelasnya.

Hal ini sebelumnya juga pernah disinggung oleh salah satu founder Apple, yakni Steve Wozniak. Dia menganggap, harga yang dibayar oleh pelanggan sesuai dengan kualitas yang akan mereka terima.

Well, bagaimana menurut Anda, apakah Anda setuju iPhone hanya untuk orang berduit? [BA/HBS]

Sumber: Apple Insider

 

Sampai 2020, Intel Masih Suplai Prosesor 5G ke Apple

1

Telset.id, Jakarta – Intel dikabarkan masih bekerja sama jangka panjang dengan Apple. Padahal, sebelumnya, Intel dilaporkan tak akan lagi menjadi pemasok prosesor untuk Apple.

Dilansir Phone Arena, Senin (9/7), Intel masih bakal memasok prosesor 5G ke Apple. Pihak Intel menegaskan rencana kerja dengan pelanggan masih akan berlangsung sampai 2020.

“Kami tetap berkomitmen dengan rencana, termasuk menjalin kerja sama dengan klien pada 2018 maupun 2020. Kami terus menggarap proyek 5G,” kata seorang juru bicara Intel.

Baca juga: Terlibat Skandal Asmara di Kantor, CEO Intel Mundur

Sebelumnya dikabarkan bahwa Apple kemungkinan tidak lagi akan menggunakan prosesor Intel di iPhone produksi mendatang. Apple telah mengomunikasikannya dengan Intel.

Apple tidak bakal lagi memakai modem 5G Intel di iPhone yang rilis pada 2020 mendatang. Intel pun berpotensi menghentikan prosesor Sunny Peak yang selama ini digunakan Apple.

Tapi, Intel tampaknya belum mau menyerah dengan memperbaiki kualitas prosesor guna menarik perhatian Apple. Intel berharap, prosesor itu akan dipakai iPhone pada 2022.

Sebagai ganti Intel, MediaTek disebut-sebut akan menjadi pemasok tunggal prosesor ke Apple. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang analis dari Nortland, Gus Richard.

Baca juga: Intel Kembali Garap Bisnis Kartu Grafis Game

Menurutnya, Apple akan memilih MediaTek sebagai partner tunggal penyedia prosesor. Jika analisis Richard benar, maka MediaTek kemungkinan akan menggantikan posisi Intel.

Sumber: PhoneArena

 

Teradata Perkenalkan Analisa 4D untuk Data Industri

0

Telset.id, Jakarta – Teradata memperkenalkan metode baru 4D Analitics alias Analitik 4 Dimensi (4D) untuk Industri yang mengadopsi teknologi kekinian, yakni komputasi dan benda-benda internet atau internet of things (IoT). Fungsinya adalah supaya relevan dengan aplikasi edge computing yang hadir untuk mengelola variabel lokasi dan waktu yang terus-menerus berubah.

Presiden Direktur Teradata Indonesia Erwin Sukiato menjelaskan 4D Analytics adalah kapasitas baru dalam analitik tingkat lanjut yang menggabungkan data lokasi geospasial 3 dimensi (3D) dengan dimensi waktu yang ke-4.

Dengan mengintegrasikan kapabilitas tersebut ke dalam platform analitik Teradata dan mempermudah penggabungan antara kapabilitas dengan analis pelanggan dan operasional, maka pelanggan akan mampu pengoperasikan analitik IoT yang ditingkatkan.

“Kita berada di ambang ledakan besar aplikasi IoT dan menggunakan kasus-kasus yang didukung oleh analisa canggih. Teradata dengan kemampuan 4D Analytics pertama untuk industry, siap memimpin revolusi komputasi yang lebih pintar,” kata Erwin dalam acara peluncuran 4D Analytics Teradata di Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Baca juga: Indonesia Butuh Ahli Coder dan Ahli Big Data Analysis

Dia juga mengklaim 4D Analytics mendorong peningkatan luas yang berawal dari mengurangi lalu lintas dan efisiensi energi yang lebih besar, hingga peningkatan keamanan transportasi.

Menurutnya, dengan pengalaman Teradata mengolah data sejak 1970-an, maka perusahaan ini bisa mengikuti segala perubahan terkait pengelolaan data untuk berbagai keperluan.

Metode analisa anyar ini diklaim bisa meningkatkan pendayagunaan dan nilai perangkat-perangkat yang terkait IoT seperti mobil yang terhubung (connected car), armada, pesawat, lampu lalu lintas, jalan raya, perangkat yang dikenakan (wearable) dan lainnya.

Erwin juga mengatakan keuntungan dalam implementasi IoT sangat jelas dan untuk banyak industri menjadi investasi penting untuk bisnis. Platform analitik Teradata diyakini meningkatkan pengembalian investasi tersebut dengan membuat edge computing.

“Platform ini membuat edge computing menjadi lebih pintar serta menyediakan analitik dampak bisnis dan membawa lebih banyak wawasan kepada analisis data sensor tradisional.

“Penambahan kemampuan 4D Analytics meningkatkan analitik IoT dengan menggunakan wawasan berbasis waktu dan tempat dari sebuah perangkat, seperti mobil dan perangkat teknologi wearable.

Menggabungkan time series (rangkaian titik data pada interval tertentu), temporal (menyimpan data yang berhubungan dengan periode waktu relevan) dan data geospasial (terkait lokasi perangkat) serta analitik kontekstual berbasis kapan dan dimana,” jelas dia.

Baca juga: Mengolah Big Data Dari Hasil Pemanfaatan IOT

Dia menambahkan, palfirm analitik Teradata dengan kemampuan analitik 4D adalah komponen dasar Teradata Everywhere, yakni cara yang felaksibel, lincah dan terukur untuk memastikan pengembalian investasi analitik yang tinggi.

Platform ini tersedia di komputasi awan alias cloud dengan kebebasan untuk mengubah penerapannya sesuai perkembangan kebutuhan bisnis. [WS/HBS]

Tak Ada Data Pengguna Facebook Indonesia di Cambridge Analytica

Telset.id, Jakarta – Facebook telah memberikan laporan dari investigasi awalnya kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Dalam laporan awalnya, Facebook memastikan tidak ada data pengguna Indonesia yang diambil serta digunakan oleh Cambridge Analytica.

“Tidak terjadi pelanggaran data bagi pengguna Facebook di Indonesia,” kata Dirjen Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel A. Pangerapan, saat ditemui di kantor Kominfo, di Jakarta, Selasa (10/07/2018).

Semuel menjelaskan, data-data yang digunakan oleh Cambridge Analytica merupakan data yang sebelumnya telah disetujui pengguna ketika mengakses aplikasi buatan Aleksandr Kogan, peneliti yang terkait dengan skandal data Facebook. Itupun menurutnya, hanya pengguna Amerika Serikat saja yang terkena dampaknya.

Sekedar informasi, aplikasi “MyDigitalLife” dapat mengakses 270 ribu data pengguna, sekaligus pengguna lain yang saling terhubung. Saat mendapatkan data itu, Kogan langsung menyerahkannya ke Cambridge Analytica.

Data yang dapat diakses oleh aplikasi itu terbatas dari informasi yang telah disetujui oleh pengunduh aplikasi untuk dibagikan sesuai dengan peraturan privasi mereka,” jelasnya.

Baca Juga: Kominfo: Tik Tok Jangan Dipakai Goyang-goyang Saja

“Jadi memang di sosial media segala sesuatu itu ada di kita, makanya kita harus hati-hati. Jadi, kalau memang kita kebuka, ya kita kebuka,” sambung Semuel.

aplikasi Tik Tok
Dirjen Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel A. Pangerapan. (Foto: Faisal/Telset.id)

Sampai saat ini, Semuel memastikan pihaknya akan terus mengawasi investigasi yang dilakukan Facebook. Selain itu, ia juga menegaskan untuk semua aplikasi untuk mematuhi peraturan pemerintah, khususnya terkait pengamanan data pribadi para penggunanya.

Baca Juga: Plin-plan, Kini Cambrige Analytica Akui Terima Data Facebook

“Karena kita di internet itu kan, ketika mengunduh aplikasi pasti diminta data, belanja diminta data, tapi data kita harus dilindungi. Jadi siapa pun yang mengendalikan data kita, mereka harus menjaga kerahasiaan data kita,” ujar Semuel.

Baca Juga: Kominfo Tegur dan Minta Audit Facebook

Seperti diketahui sebelumnya, dilaporkan ada 1 juta pengguna Facebook Indonesia yang telah disalahgunakan Cambridge Analytica. Saat itu, Facebook diminta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) untuk mematikan aplikasi kuis dan sejenisnya, yang memungkinkan pihak ketiga mendapatkan data pribadi penggunanya. (FHP)