Beranda blog Halaman 60

eSIM Biometrik: Solusi Cerdas Atasi Pemalsuan Identitas di Indonesia

0

Telset.id – Bayangkan jika identitas Anda bisa dipalsukan hanya dengan foto KTP. Di era digital ini, kejahatan semacam itu bukan lagi sekadar imajinasi—tapi nyata. Kabar baiknya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) punya solusi revolusioner: eSIM berbasis biometrik.

Edwin Hidayat Abdullah, Dirjen Ekosistem Digital Kemkominfo, membeberkan fakta mengejutkan. “Dulu, pembuatan nomor SIM baru bisa dilakukan hanya dengan KTP orang lain. Sekarang, dengan eSIM biometrik, syaratnya jauh lebih ketat,” ujarnya di Jakarta, Jumat (12/7). Teknologi ini memaksa calon pengguna melalui proses face recognition yang langsung terhubung dengan database Dukcapil.

Akurasi Tinggi, Keamanan Ekstra

Sistem biometrik eSIM ini bukan sekadar pemindai wajah biasa. Edwin menyebut tingkat akurasinya mencapai level enam—atau 95,6% kemiripan antara hasil pemindaian dengan data asli di Dukcapil. Artinya, kemungkinan pemalsuan nyaris mustahil. “Anda harus memindai wajah langsung. Foto atau gambar tidak akan lolos verifikasi,” tegasnya.

Fitur ini menjadi tameng ampuh melawan praktik pembajakan identitas yang marak belakangan ini. Seperti kasus penipuan telepon palsu yang menggunakan nomor terdaftar atas nama orang lain. Dengan eSIM biometrik, pelaku kriminal tak lagi bisa bersembunyi di balik identitas fiktif.

Adopsi eSIM di Indonesia

Sejak diluncurkan Februari lalu, sudah 700.000 orang beralih ke eSIM biometrik. Angka ini diprediksi melonjak seiring kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan digital. Beberapa operator seperti AXIS dan Smartfren bahkan menawarkan harga kompetitif untuk memacu migrasi.

Tak hanya soal keamanan, eSIM juga membawa efisiensi bagi industri telekomunikasi. Teknologi ini mendukung ekosistem Internet of Things (IoT) dan mengurangi biaya operasional. Di level global, proyeksi perangkat eSIM akan mencapai 3,4 miliar unit pada 2025. Indonesia pun tak ingin ketinggalan.

Lalu, bagaimana cara beralih ke eSIM? Beberapa operator seperti Google sudah menyediakan fitur transfer yang mudah. Tinggal pindai QR code, dan nomor Anda langsung aktif di perangkat baru.

Pertanyaannya sekarang: Sudah siap meninggalkan SIM fisik dan beralih ke eSIM biometrik? Dengan segala keunggulannya, mungkin inilah saatnya Anda memutuskan.

5 Langkah Bijak Lindungi Data Pribadi di Era Digital

0

Telset.id – Di tengah maraknya layanan keuangan digital yang menjanjikan kemudahan, ada satu hal yang sering terlupakan: keamanan data pribadi. Jonathan Kris, Brand Manager platform fintech lending AdaKami, mengingatkan bahwa penyalahgunaan data bisa terjadi dalam berbagai bentuk—mulai dari pencurian identitas hingga penyebaran informasi sensitif. “Kita perlu meningkatkan kesadaran dan menjaga informasi pribadi dengan langkah pencegahan tepat,” tegasnya dalam keterangan resmi yang diterima Telset.id.

Faktanya, riset Mozilla menunjukkan 67% masyarakat Indonesia masih abai terhadap perlindungan data. Padahal, kasus seperti pengumpulan data biometrik ilegal atau kebocoran data massal membuktikan ancaman ini nyata. Lalu, bagaimana cara melindungi diri? Berikut panduan praktis dari para ahli:

1. Media Sosial: Panggung Berbahaya untuk Data Sensitif

Trend “birthday reveal” atau unggahan kartu identitas kerap menjadi bumerang. Jonathan menekankan, data seperti tanggal lahir, nama ibu kandung, atau alamat lengkap adalah “kunci” yang bisa dimanfaatkan pelaku kejahatan. “OTP pun seharusnya tak pernah dibagikan, sekalipun kepada kerabat,” tambahnya.

2. Label Paket Belanja: Sampah yang Bisa Menjerat

Pernah membuang kemasan paket begitu saja? Ternyata, label berisi nama, nomor telepon, dan alamat adalah sasaran empuk penipu. Solusinya sederhana: robek atau hitamkan informasi sebelum membuangnya. Langkah kecil ini bisa mencegah penyalahgunaan data untuk pinjaman ilegal atau phishing.

3. Voucher Menggiurkan: Umpan Beracun

Promo diskon 90% atau giveaway dengan syarat mengisi data pribadi? Hati-hati! Modus ini sering menjadi pintu masuk phishing. Pastikan Anda hanya berinteraksi dengan platform resmi, dan selalu perbarui sistem keamanan perangkat.

4. Wi-Fi Publik: Jebakan di Tempat Nongkrong

Koneksi gratis di kafe atau bandara mungkin menggiurkan, tapi Jonathan mengingatkan: “Jaringan ini rentan disusupi.” Gunakan mobile data atau VPN jika harus melakukan transaksi keuangan di tempat umum.

5. Customer Service Palsu: Penipuan Berkedok Resmi

Terakhir, waspadai oknum yang mengaku sebagai customer service namun meminta transaksi di luar platform. “Tak ada perusahaan resmi yang meminta data melalui DM atau WhatsApp,” tegas Jonathan. Jika ragu, selalu verifikasi melalui kanal resmi.

Di era dimana data pikiran pun bisa diperjualbelikan, kewaspadaan adalah harga mati. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda bisa menikmati kemudahan digital tanpa rasa was-was.

Hideo Kojima Siapkan USB Berisi Ide Game untuk Masa Depan Kojima Productions

Telset.id – Apa yang akan terjadi pada warisan kreatif seorang legenda game seperti Hideo Kojima? Pertanyaan ini ternyata sudah dipikirkan matang-matang oleh sang maestro sendiri. Dalam wawancara eksklusif dengan Edge Magazine yang dilaporkan oleh VGC, Kojima mengungkapkan bahwa ia telah menyiapkan sebuah USB berisi berbagai ide game sebagai “semacam wasiat” untuk tim Kojima Productions.

Jangan khawatir, ini bukan pertanda buruk. Kojima, yang kini berusia 61 tahun, masih sangat produktif. “Sampai pandemi terjadi, saya tidak merasa tua. Saya selalu berpikir bisa terus berkarya sepanjang hidup,” ujarnya. Namun, pandemi menjadi wake-up call yang membuatnya menyadari keterbatasan waktu.

Hideo Kojima berbicara tentang masa depan Kojima Productions

Kojima memperkirakan masih memiliki sekitar 10 tahun untuk aktif mengembangkan game sebelum energi kreatifnya mulai menurun. “Ini ketakutan saya: apa yang terjadi dengan Kojima Productions setelah saya tiada? Saya tidak ingin mereka hanya mengelola IP yang sudah ada,” jelasnya. Solusinya? Sebuah USB berisi konsep-konsep game yang bisa dikembangkan timnya di masa depan.

Meski tidak dijelaskan detail isi USB tersebut, Kojima sempat membocorkan beberapa ide unik yang mungkin terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah konsep game tentang memori, di mana karakter utama akan perlahan melupakan informasi dan kemampuan jika pemain terlalu lama berhenti bermain.

Kojima juga menyebutkan ide game yang mencakup seluruh rentang kehidupan seseorang, serta konsep unik tentang pembuatan wine atau cheese secara real-time. Bahkan untuk Death Stranding 2 yang akan datang, sempat ada rencana mekanik pertumbuhan janggut karakter Sam seiring waktu, meski akhirnya dibatalkan karena khawatir membuat Norman Reedus “terlihat tidak keren”.

Langkah Kojima ini menunjukkan visi jangka panjang yang jarang dimiliki kreator game. Seperti yang terlihat dalam franchise besar lain, keberlanjutan warisan kreatif menjadi tantangan tersendiri ketika sang kreator utama tidak lagi terlibat.

Di tengah kesibukannya mengembangkan berbagai proyek baru seperti kolaborasi dengan Xbox dan sutradara Hollywood, Kojima tetap memikirkan masa depan studionya. Ini membuktikan bahwa di balik reputasinya sebagai auteur game, ia tetaplah seorang pemimpin yang peduli pada kelangsungan tim dan warisan kreatifnya.

Bagi penggemar yang penasaran dengan karya terbaru Kojima, Death Stranding 2 akan menjadi penantian yang menarik. Game ini akan menjadi sampul edisi berikutnya dari Edge Magazine dengan artwork eksklusif dari Yoji Shinkawa, dan direncanakan rilis pada 26 Juni untuk PS5.

Sementara itu, industri game terus bergerak dengan berbagai inovasi, seperti yang terlihat dalam update terbaru Garena Undawn atau kolaborasi unik CODM dengan Hans Zimmer. Namun warisan kreatif seperti yang sedang dipersiapkan Kojima tetap menjadi sesuatu yang spesial dalam dunia game.

Apple Klaim Tak Blokir Fortnite, Tapi Ada Syarat Khusus

Telset.id – Drama panjang antara Apple dan Epic Games kembali memanas. Setelah Epic mengklaim Apple memblokir Fortnite dari App Store AS dan Epic Games Store di Uni Eropa, raksasa teknologi asal Cupertino itu membantah tuduhan tersebut. Namun, ada syarat khusus yang membuat situasi ini tetap rumit.

Menurut laporan Bloomberg, juru bicara Apple menyatakan perusahaan “tidak mengambil tindakan untuk menghapus versi live Fortnite dari marketplace distribusi alternatif.” Namun, Apple meminta Epic untuk mengajukan ulang pembaruan game terbaru tanpa menyertakan toko aplikasi AS, agar tidak mempengaruhi Fortnite di wilayah lain.

Konflik Apple dan Epic Games tentang Fortnite

Meski terdengar seperti penyangkalan, pernyataan Apple ini justru mengindikasikan mereka memang sengaja mencegah Fortnite kembali ke App Store AS. Padahal, Epic baru saja mencatat kemenangan di pengadilan yang memaksa Apple mengizinkan metode pembayaran alternatif untuk aplikasi di web.

Epic mengajukan Fortnite untuk dipublikasikan ulang pada 9 Mei 2025, setelah kemenangan hukum tersebut. CEO Epic Tim Sweeney berharap bisa membawa Fortnite kembali sepenuhnya ke perangkat mobile, setelah sebelumnya hanya tersedia melalui platform streaming.

Latar Belakang Konflik Panjang

Perseteruan Apple dan Epic bermula ketika Fortnite dihapus dari App Store pada 2020. Penyebabnya, Epic mulai mengarahkan pemain untuk membeli mata uang dalam game tanpa melalui sistem pembayaran Apple. Langkah ini bagian dari upaya Epic melonggarkan kontrol ketat Apple dan Google atas platform mereka.

Strategi Epic ternyata membuahkan hasil. Berkat kemenangan di pengadilan, banyak pengembang aplikasi kini menawarkan metode pembayaran alternatif. Namun, tampaknya Apple tetap bersikukuh dengan pendiriannya terhadap Epic Games.

Akibat konflik ini, Fortnite kini tidak tersedia di perangkat iOS di seluruh dunia. Melalui akun Twitter resminya, Fortnite menyatakan: “Apple telah memblokir pengajuan Fortnite kami sehingga kami tidak bisa merilis ke App Store AS atau Epic Games Store untuk iOS di Uni Eropa. Sayangnya, Fortnite di iOS akan offline secara global sampai Apple membuka blokirnya.”

Bagi gamer mobile, situasi ini tentu mengecewakan. Apalagi setelah sempat ada harapan Fortnite akan kembali sepenuhnya ke perangkat iOS. Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset.id, Epic dan Apple sebenarnya sempat berdamai dengan syarat tertentu.

Masa Depan Fortnite di iOS

Pertanyaannya sekarang: apakah Fortnite benar-benar akan kembali ke perangkat iOS? Jawabannya tergantung pada kesediaan kedua belah pihak untuk berkompromi. Apple jelas ingin mempertahankan kontrol atas ekosistemnya, sementara Epic terus berjuang untuk kebebasan yang lebih besar bagi pengembang.

Seperti diungkap dalam laporan Telset.id sebelumnya, Epic menganggap tindakan Apple sebagai “penghalangan kompetisi”. Sementara dari sisi Apple, mereka berargumen perlu menjaga keamanan dan konsistensi pengalaman pengguna.

Konflik ini juga terjadi di tengar meningkatnya tekanan regulasi terhadap Apple di berbagai negara. Uni Eropa sendiri telah menerapkan Digital Markets Act yang membatasi kekuatan perusahaan “gatekeeper” seperti Apple. Keputusan pengadilan AS baru-baru ini juga menunjukkan tren yang sama.

Bagi Anda penggemar Fortnite di iOS, mungkin perlu bersabar lebih lama. Atau, seperti saran banyak ahli, mulai mempertimbangkan platform lain untuk bermain game populer ini. Sementara itu, pertarungan hukum dan bisnis antara dua raksasa teknologi ini tampaknya masih akan berlanjut.

Red Dead Redemption 2 Bakal Hadir di Nintendo Switch 2?

Telset.id – Kabar mengejutkan datang dari dunia gaming! Jika Anda penggemar berat Red Dead Redemption 2, bersiaplah untuk petualangan baru di konsol Nintendo Switch 2. Bocoran terbaru mengindikasikan game legendaris karya Rockstar ini akan meluncur di platform terbaru Nintendo, mungkin bahkan sebelum akhir tahun 2025.

Menurut laporan eksklusif dari Gamereactor, sumber dekat dengan Rockstar mengkonfirmasi bahwa Red Dead Redemption 2 sedang dalam persiapan untuk rilis di Switch 2. Waktunya bisa bersamaan dengan—atau tak lama setelah—pembaruan next-gen untuk PlayStation 5 dan Xbox Series X. Meski belum ada pengumuman resmi, langkah ini masuk akal mengingat Rockstar telah merilis beberapa port game mereka untuk Switch, termasuk L.A. Noire, trilogi Grand Theft Auto, dan Red Dead Redemption versi asli.

Kinerja Switch 2: Mampukah Menjalankan RDR2?

Pertanyaan besar yang muncul adalah: seberapa kuat Nintendo Switch 2? Analisis dari Digital Foundry memperkirakan konsol ini akan setara dengan PlayStation 4 base model. Jika benar, maka Red Dead Redemption 2 bisa berjalan dengan baik, meski mungkin dengan beberapa penyesuaian grafis. Sebagai perbandingan, game ini awalnya dirilis untuk PS4 dan Xbox One pada 2018, dan masih dianggap sebagai salah satu game dengan visual terbaik di generasi tersebut.

Red Dead Redemption 2 di Nintendo Switch 2

Rockstar tampaknya ingin memanfaatkan momentum sebelum peluncuran GTA 6 yang baru saja diundur ke Mei 2026. Dengan skor Metacritic 97%, RDR2 adalah salah satu game terbaik mereka, dan porting-nya ke Switch 2 bisa menjadi cara sempurna untuk menjaga basis penggemar tetap terhibur.

Mengapa Ini Kabar Besar?

Porting Red Dead Redemption 2 ke Switch 2 bukan hanya sekadar tambahan katalog. Game ini adalah mahakarya yang menawarkan pengalaman open-world yang mendalam, cerita emosional, dan gameplay yang memikat. Bayangkan menjelajahi dunia liar Amerika sebagai Arthur Morgan—kini bisa dilakukan di mana saja berkat portabilitas Switch 2.

Jika Anda belum pernah memainkannya, ini kesempatan emas. Dan bagi yang sudah, mungkin inilah waktu yang tepat untuk kembali mengenakan sepatu bot koboi dan menjelajahi dunia Red Dead sekali lagi. Sementara menunggu konfirmasi resmi, simak juga 20 Game PS4 Terbaik Paling Hits 2023 untuk rekomendasi game seru lainnya.

Grok AI Dituduh Sebarkan Kontroversi “White Genocide” Tanpa Diminta

0

Telset.id – Bayangkan Anda bertanya tentang gaji pemain baseball atau sejarah perubahan nama layanan streaming HBO, lalu jawaban yang Anda terima justru membahas klaim kontroversial “white genocide” di Afrika Selatan. Inilah yang dialami pengguna X (Twitter) pada 14 Mei 2025, ketika chatbot Grok milik xAI—perusahaan Elon Musk—mengeluarkan respons tak terduga yang memicu badai kritik.

Grok AI chatbot di platform X (Twitter)

Dalam pernyataan resmi di X, xAI mengakui adanya “modifikasi tidak sah” pada prompt Grok yang memaksanya memberikan tanggapan spesifik tentang isu politik tersebut. Perusahaan menegaskan bahwa perubahan ini melanggar “kebijakan internal dan nilai inti” mereka, meski tidak merinci nasib staf yang bertanggung jawab. “Kami telah melakukan investigasi menyeluruh,” tulis xAI, sambil berjanji memperketat proses review perubahan kode di masa depan.

Respons yang Tak Sesuai Konteks

CNBC berhasil mereplikasi keanehan ini—ketika pertanyaan netral seperti “Berapa gaji Mike Trout di MLB?” dijawab Grok dengan menyisipkan narasi tentang “diskriminasi rasial terhadap petani kulit putih Afrika Selatan”. Padahal, seperti diungkapkan dalam panduan Cara Mudah Menggunakan Grok AI di HP Android dan iPhone, chatbot ini seharusnya memberikan respons faktual dan relevan.

Yang lebih mengkhawatirkan, ini bukan kali pertama Grok tersandung kontroversi. Februari lalu, chatbot ini sempat menyensor sumber yang membahas misinformasi dari Elon Musk dan Donald Trump—sebelum xAI menyalahkan “karyawan nakal” yang memodifikasi prompt tanpa izin. Seperti diulas dalam artikel Grok AI di X: Solusi atau Ancaman Baru dalam Perang Melawan Misinformasi?, insiden ini mempertanyakan konsistensi moderasi konten AI.

Langkah Mitigasi xAI

Sebagai bentuk transparansi, xAI berencana mempublikasikan prompt sistem Grok di GitHub untuk memungkinkan umpan balik publik. Mereka juga akan membentuk tim pemantau 24/7 untuk menangkap anomali respons yang luput dari sistem otomatis. Langkah ini penting, mengingat—seperti dijelaskan dalam tutorial Cara Mudah Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP—Grok terintegrasi erat dengan ekosistem X.

Sam Altman, CEO OpenAI, tak ketinggalan memberi komentar sarkastik: “Saya yakin xAI akan memberikan penjelasan lengkap dan transparan segera,” tulisnya di X, sebelum berpura-pura meniru respons Grok tentang “white genocide”. Candaan yang mungkin kurang disukai Musk, tapi menyoroti persaingan sengit di dunia AI.

Pertanyaannya sekarang: Bisakah Grok—yang didaulat sebagai “AI dengan sense of humor”—benar-benar netral secara politik? Ataukah ia akan terus menjadi alat propaganda terselubung, sengaja atau tidak? Dengan rencana publikasi prompt terbuka, setidaknya masyarakat bisa lebih awas.

Indonesia Siap Jadi Pusat Data Digital Asia Pasifik, Nilai Pasar Tembus Rp 60 Triliun

0

Telset.id – Jika Anda mengira Singapura atau Hong Kong masih menjadi primadona investasi pusat data di Asia, ada baiknya melihat lebih dekat ke Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdig) memproyeksikan nilai pasar pusat data dalam negeri akan melonjak dari US$2,39 miliar (Rp38 triliun) menjadi US$3,79 miliar (Rp60 triliun) pada 2030. Angka fantastis ini bukan sekadar wacana, melainkan didorong oleh posisi strategis Indonesia sebagai “pintu gerbang ekonomi digital Asia Pasifik”.

Direktur Jenderal Teknologi Pemerintah Digital Kemkomdig Mira Tayyiba mengungkapkan, Indonesia kini berada di lintasan strategis untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi digital regional. “Kami bukan hanya menawarkan pasar besar, tapi ekosistem digital terintegrasi yang siap mendukung setiap investasi yang masuk,” tegas Mira dalam paparan resmi di Jakarta, Kamis (13/6/2025).

Geopolitik Digital: Keunggulan Lokasi Indonesia

Indonesia memiliki keunggulan geografis yang sulit ditandingi: terletak di jalur utama konektivitas global dengan 17 kabel laut internasional yang sudah terpasang. Fakta ini diperkuat oleh proyek investasi Rp27 triliun dari Microsoft untuk membangun pusat data dan infrastruktur AI di Tanah Air.

Mira menjelaskan, “Dengan 212 juta pengguna internet dan pertumbuhan ekonomi digital yang mencapai US$90 miliar tahun ini, kami menawarkan paket komplit: pasar besar, infrastruktur memadai, dan sumber daya manusia kompeten.” Nilai gross merchandise value (GMV) diproyeksikan mencapai US$130 miliar pada 2025, menempatkan Indonesia di posisi ketiga terbesar di Asia Tenggara.

Energi Hijau dan Daya Saing Global

Isu keberlanjutan menjadi pertimbangan utama investor pusat data. Di sinilah Indonesia unik: memiliki 40% cadangan panas bumi dunia dan potensi tenaga surya mencapai 207,8 GW. “Kami tak hanya menjual ruang server, tapi solusi pusat data hijau berbiaya kompetitif,” ujar Mira.

Investasi di sektor ini juga berdampak sistemik. Setiap US$1 miliar investasi pusat data diperkirakan menciptakan 1.300 lapangan kerja langsung dan 6.700 pekerjaan tidak langsung. “Inilah mengapa kami serius membangun ekosistem, termasuk melalui proyek interoperabilitas data kesehatan sebagai fondasi ekonomi digital,” tambahnya.

Dengan strategi ini, Indonesia tak sekadar mengejar investasi asing, tapi memastikan setiap dolar yang masuk berkontribusi pada peningkatan daya saing global. Seperti analisis peluang emas untuk Apple, momentum transformasi digital Indonesia sedang mencapai titik kritisnya.

Apple Blokir Fortnite Lagi, Epic Games: “Ini Penghalangan Kompetisi”

Telset.id – Drama panjang antara Apple dan Epic Games belum juga usai. Setelah kemenangan hukum yang cukup meyakinkan melawan Apple, Epic Games mencoba mengajukan Fortnite kembali ke App Store AS. Namun, langkah ini kembali dihadang oleh raksasa Cupertino tersebut.

Menurut tim Fortnite, Apple tidak hanya memblokir game tersebut di App Store AS, tetapi juga di versi iOS Epic Games Store di Uni Eropa. Padahal, Fortnite sebelumnya sudah bisa diakses di iPhone di Eropa sejak Agustus tahun lalu berkat aturan UE yang memperbolehkan toko aplikasi pihak ketiga.

Epic Games vs Apple: Konflik Fortnite di iOS

Tim Sweeney Tuduh Apple “Senjatakan” Proses Review

CEO Epic Games, Tim Sweeney, tidak tinggal diam. Lewat akun Twitter-nya, ia menuding Apple sengaja menggunakan proses review aplikasi sebagai alat untuk menghambat kompetisi. “Tim Review App seharusnya bebas mengevaluasi semua aplikasi yang diajukan dengan cepat dan menerima atau menolaknya berdasarkan pedoman yang jelas,” tulisnya. “Proses Review tidak seharusnya dijadikan senjata oleh manajemen senior untuk menunda atau menghalangi kompetisi, proses hukum, atau kebebasan berekspresi.”

Apple sendiri hingga kini belum memberikan komentar resmi terkait hal ini. Namun, jika melihat sejarah konflik keduanya, ini bukanlah kali pertama Fortnite diusir dari ekosistem iOS. Seperti dilaporkan sebelumnya di Oktober Mendatang, Gamer iOS Bisa Main Fortnite Lagi, upaya Epic untuk kembali ke iPhone memang selalu berliku.

Masalah Utama: Siapa yang Berhak Mengambil Keuntungan?

Jika ditarik benang merah, konflik Apple dan Epic sebenarnya berpusat pada satu hal: pembagian keuntungan. Apple ingin tetap mendapatkan porsi dari setiap transaksi yang terjadi di App Store, sementara Epic tentu ingin mengisi kantongnya sendiri. Perseteruan ini sempat membuka celah bagi pengembang untuk menggunakan toko aplikasi pihak ketiga di iOS, meski sebagian pendapatannya tetap mengalir ke Apple.

Keputusan pengadilan terbaru mencoba menutup celah tersebut. Versi Fortnite yang diajukan Epic kali ini memang menyertakan sistem pembayaran untuk Apple, sekaligus opsi pembayaran eksternal melalui toko Epic sendiri. Namun, rupanya langkah ini masih belum cukup untuk meyakinkan Apple.

Seperti diungkap dalam Pengembang Fortnite dan PUBG Larang Pemain Update iOS 13, ketegangan antara pengembang game dan Apple memang sudah berlangsung lama. Bahkan, Fortnite sempat dilarang total dari App Store pada 2020 setelah Epic mencoba memasang sistem pembayaran eksternal yang melanggar aturan Apple saat itu.

Kini, meski aturan yang dilanggar Epic sudah tidak berlaku lagi, Apple tampaknya tidak memiliki kewajiban hukum untuk mengizinkan Fortnite kembali. Apalagi, perusahaan tersebut telah mengajukan banding atas keputusan pengadilan terbaru dan meminta pengadilan menunda perubahan pada App Store hingga keputusan akhir dibuat.

Jadi, kapan gamer iOS bisa kembali menikmati Fortnite? Jawabannya masih belum jelas. Yang pasti, pertarungan hukum antara dua raksasa teknologi ini masih jauh dari kata selesai.

Meta Minta Hakim Tolak Gugatan FTC: Pertarungan Hukum yang Bisa Guncang Industri

Telset.id – Jika Anda mengira pertarungan hukum antara Meta dan Federal Trade Commission (FTC) AS sudah mencapai klimaks, pikirkan lagi. Baru saja, raksasa teknologi itu melancarkan langkah berani dengan meminta hakim membatalkan seluruh kasus antitrust yang digugatkan regulator tersebut.

Pada Kamis (16/5/2025), pengacara Meta mengajukan permohonan resmi kepada Hakim Distrik AS James Boasberg untuk membatalkan gugatan FTC. Mereka berargumen bahwa regulator gagal membuktikan klaim bahwa Meta melakukan praktik anti-persaingan. “Meta telah menciptakan dua aplikasi seluler yang menjanjikan dengan prospek tidak pasti: dua aplikasi paling sukses di dunia,” bunyi dokumen pengadilan, seperti dikutip Telset.id.

Mark Zuckerberg bersaksi di pengadilan FTC vs Meta

Argumen Meta ini melanjutkan narasi yang selama ini mereka bangun. Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu bersikukuh bahwa kesuksesan Instagram dan WhatsApp—yang kini masing-masing memiliki lebih dari satu miliar pengguna—adalah hasil investasi dan inovasi mereka, bukan praktik monopoli seperti dituduhkan FTC.

Pertarungan Sengit di Ruang Sidang

Selama sebulan terakhir, pengadilan telah mendengar kesaksian dari sejumlah petinggi Meta, termasuk Zuckerberg sendiri, mantan COO Sheryl Sandberg, dan pendiri Instagram Kevin Systrom. Kesaksian mereka mengungkap detail menarik tentang operasi internal perusahaan dan strategi mereka menghadapi persaingan.

FTC sendiri berargumen bahwa Meta mendominasi pasar “layanan jejaring sosial pribadi” dengan sedikit pesaing. Menurut regulator, hanya Snapchat dan MeWe—aplikasi sosial kecil berbasis privasi—yang bisa dianggap sebagai pesaing Meta. Namun, Meta membantah klaim ini dengan menyoroti keberadaan platform seperti TikTok, yang diakui Zuckerberg sebagai ancaman serius dalam kesaksian terpisah.

Implikasi Jangka Panjang

Kasus ini bukan sekadar pertarungan hukum biasa. Hasilnya bisa menentukan masa depan industri teknologi sosial, termasuk apakah Meta harus melepas aset seperti Instagram dan WhatsApp—skenario yang pernah dibahas dalam pernyataan Zuckerberg tentang ancaman TikTok.

Jika permohonan Meta dikabulkan, ini akan menjadi kemenangan besar bagi perusahaan yang baru saja meraih kemenangan hukum lain melawan NSO Group, seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya di Telset.id. Namun jika FTC menang, kita mungkin menyaksikan perubahan besar dalam lanskap media sosial.

Pertanyaannya sekarang: apakah argumen Meta cukup kuat untuk membatalkan gugatan yang telah disusun FTC selama bertahun-tahun? Jawabannya akan menentukan tidak hanya nasib perusahaan, tetapi juga bagaimana kita berinteraksi di dunia digital ke depannya.

Midea Group: Robot yang Memproduksi Robot, Revolusi Industri 4.0 China

0

Telset.id – Bayangkan sebuah pabrik di mana robot-robot tidak hanya merakit produk elektronik, tetapi juga membuat robot lainnya. Ini bukan adegan dari film sci-fi, melainkan realitas di Foshan, Provinsi Guangdong, China. Di sini, Midea Group—raksasa peralatan rumah tangga China—telah menciptakan lini produksi yang sepenuhnya otomatis, di mana robot melahirkan robot baru setiap 30 menit.

Sejak 2020, pabrik cerdas Midea telah memproduksi lebih dari 80.000 robot industri. Yang menarik, ekosistem di sekitarnya memungkinkan rantai pasokan berjalan super efisien. Pemasok komponen inti bisa dijangkau hanya dalam 10 menit berkendara. “Ini seperti memiliki seluruh industri robot dalam satu kawasan,” kata Wei Chang, Wakil Presiden sekaligus Chief Technology Officer Midea.

Robot industri Midea Group sedang merakit komponen di pabrik otomatis

Dari AC ke Robot Humanoid: Transformasi Strategis Midea

Midea memulai ekspansi ke dunia robotika pada 2015, dengan tujuan ganda: membuat produk rumah tangganya lebih cerdas dan membangun pijakan di industri robot masa depan. Langkah ini terbukti visioner. Pada Maret 2024, mereka memperkenalkan prototipe robot humanoid yang bisa menari, berjabat tangan, bahkan memahami perintah suara.

“Kami fokus pada aplikasi praktis di industri dan manufaktur,” tambah Wei. Pendekatan ini sejalan dengan tren di Guangdong, di mana lebih dari 160.000 perusahaan robotika berkumpul, membentuk klaster industri terbesar di China. Provinsi ini memproduksi 1 dari setiap 3 robot industri di China, dengan output tahun 2024 mencapai 240.000 unit—naik 31,2% dari tahun sebelumnya.

Rahasia Kecepatan China: Ekosistem yang Lengkap

Lin Yi, Wakil Kepala Biro Industri dan Teknologi Informasi Shenzhen, menjelaskan keunggulan Guangdong: “Kombinasi mekatronika (untuk tubuh robot) dan kecerdasan digital (untuk ‘otak’ robot) menciptakan rantai industri yang tak tertandingi.” Mulai dari produksi chip hingga aplikasi akhir, semua tersedia dalam satu ekosistem.

Zhang Jin dari SIASUN Robot & Automation menambahkan, “China mungkin bukan yang pertama menciptakan robot humanoid, tapi kamilah yang paling siap untuk produksi massal.” Dengan 451.700 perusahaan robotika cerdas pada akhir 2024—naik 206,7% sejak 2020—China memang memiliki basis industri yang solid.

Faktor pendukung lainnya adalah SDM. Lebih dari 300 universitas di China kini menawarkan program sarjana teknik robotika, menciptakan generasi baru insinyur yang siap mendorong inovasi. Ditambah dengan kebijakan pemerintah yang pro-robotika—seperti pedoman pengembangan robot humanoid 2023—China sedang memposisikan diri sebagai pemimpin global di bidang ini.

Beijing bahkan telah merencanakan penggunaan robot di lebih dari 100 skenario berbeda pada 2027, terutama untuk tugas berbahaya dan repetitif. Visi ini sejalan dengan target Midea untuk mengkomersialkan robot humanoid dalam aplikasi industri spesifik.

Dengan semua faktor ini—ekosistem industri yang padat, SDM berkualitas, dan dukungan pemerintah—tak heran jika China sedang menulis ulang masa depan robotika global. Dan Midea, dengan pabrik “robot yang memproduksi robot”-nya, berada di garis depan revolusi ini.

Kemkomdigi vs Konten Ibes: Facebook Blokir 6 Grup Menyimpang

0

Telset.id – Jika Anda mengira ruang digital Indonesia sudah steril dari konten menyimpang, bersiaplah terkejut. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kemkomdigi) Angga Raka Prabowo baru saja mengungkap tindakan tegas terhadap enam grup Facebook berisi konten inses yang telah dibekukan Meta. “Ini sudah sangat meresahkan dan tidak bisa ditolerir,” tegas Angga di Jakarta, Jumat (9/6/2025).

Kasus ini mencuat setelah viralnya grup bernama ‘Fantasi Sedarah’ dengan ribuan anggota. Kontennya yang memuat pengalaman hubungan sedarah langsung memantik gelombang kecaman warganet. Respons cepat Kemkomdigi dan Meta menjadi bukti nyata kolaborasi pemerintah-platform dalam membersihkan ekosistem digital.

Mekanisme Pemblokiran: Dari Laporan ke Tindakan

Alexander Sabar, Dirjen Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, menjelaskan alur pemblokiran yang hanya memakan waktu 48 jam sejak laporan diterima. “Kami berkoordinasi langsung dengan tim trust and safety Meta,” ujarnya. Langkah ini paralel dengan upaya sebelumnya seperti penutupan 1,3 juta situs judi online dalam setengah tahun terakhir.

Meta sendiri menerapkan tiga lapis verifikasi sebelum memblokir grup:

  • Analisis AI terhadap pola percakapan
  • Tinjauan manual oleh tim berbahasa Indonesia
  • Pemeriksaan cross-check dengan database pelanggaran sebelumnya

Ancaman Hukum dan Perlindungan Anak

Angga menegaskan konten ini bukan hanya melanggar norma, tapi juga UU Perlindungan Anak dan KUHP. “Khususnya ketika melibatkan anak di bawah umur, ini termasuk kejahatan berat,” tegasnya. Polisi kini menyelidiki admin dan anggota aktif grup untuk dijerat Pasal 292 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Pelajaran penting dari kasus ini adalah efektivitas kolaborasi lintas sektor seperti yang pernah sukses dalam memerangi transaksi judi online. Masyarakat diminta aktif melaporkan konten sejenis melalui aduankonten.id – kanal yang sama digunakan untuk melaporkan 4.500 konten kekerasan seksual anak sepanjang 2024.

Ekosistem digital Indonesia terus diuji dengan konten-konten berbahaya. Seperti kasus game Rape Day yang ditarik dari Steam karena kontroversi serupa, perlindungan terhadap kelompok rentan harus menjadi prioritas bersama. “Ini bukan tentang sensor, tapi tentang menyelamatkan generasi,” pungkas Alexander.

Infinix NOTE 50S 5G+ dan NOTE 50X 5G+ Resmi Dirilis, Bawa Fitur Fotografi dan Ketangguhan Militer

Telset.id – Generasi muda Indonesia yang haus akan performa dan inovasi kini punya pilihan baru. Infinix resmi meluncurkan dua varian terbaru dari lini NOTE 50 Series: Infinix NOTE 50S 5G+ dan NOTE 50X 5G+. Keduanya hadir dengan peningkatan fitur fotografi, desain premium, serta ketangguhan berstandar militer—semua di kisaran harga 2 jutaan. Apakah ini jawaban atas kebutuhan pengguna yang menginginkan smartphone cepat, tangguh, dan penuh inovasi?

Dengan kampanye “Anti Gabut, Serba Ngebut”, Infinix menargetkan generasi muda yang hidup dalam ritme dinamis. Sergio Ticoalu, Head of Marketing Infinix Indonesia, menegaskan bahwa kedua ponsel ini bukan sekadar perangkat biasa, melainkan solusi cerdas yang siap menemani berbagai momen penggunanya. Lantas, apa saja keunggulan yang ditawarkan?

NOTE 50S 5G+: Layar AMOLED 144Hz dan Kamera 64MP Sony

Infinix NOTE 50S 5G+ hadir dengan layar AMOLED FHD+ 6.78″ berdesain 3D lengkung dan refresh rate hingga 144Hz—fitur yang biasanya hanya ditemukan di ponsel premium. Dengan kecerahan puncak 1300 nits dan PWM dimming 2304Hz, pengalaman visual tetap nyaman bahkan di bawah sinar matahari atau pencahayaan minim. Bagi gamer, Instant Touch Sampling Rate 2160Hz menjadikan sentuhan lebih responsif, cocok untuk game kompetitif.

Ditenagai MediaTek Dimensity 7300 Ultimate 5G Chipset dan RAM LPDDR5X, performa multitasking dijamin gesit. Kamera utama 64MP Sony IMX682 dengan rekaman 4K didukung fitur Super Night, AIGC Portrait, dan Super Macro, menjadikannya andalan konten kreatif. Tak ketinggalan, audio dual speaker yang disetel JBL dan sertifikasi Hi-Res Audio memastikan pengalaman multimedia yang memukau.

Content image for article: Infinix NOTE 50S 5G+ dan NOTE 50X 5G+ Resmi Dirilis, Bawa Fitur Fotografi dan Ketangguhan Militer

Yang paling unik, varian Marine Drift Blue hadir dengan Energizing Scent-Tech™—teknologi aroma berbasis kapsul mikroskopis di panel kulit vegan. Kombinasi aroma lemon, lily of the valley, amber, dan vetiver memberikan sensasi segar hingga enam bulan. Sebuah inovasi yang sebelumnya sempat dibahas di artikel Telset.id.

NOTE 50X 5G+: Ketangguhan Militer dan Baterai 5200mAh

Bagi pengguna aktif yang butuh ketangguhan ekstra, Infinix NOTE 50X 5G+ menjadi pilihan tepat. Varian ini menjadi satu-satunya di NOTE 50 Series yang memiliki sertifikasi MIL-STD 810H untuk ketahanan guncangan dan rating IP64 untuk perlindungan debu serta cipratan air. Layar IPS LCD 6.67″ dengan refresh rate 120Hz dan baterai 5200mAh yang didukung 45W All-Round FastCharge 3.0 menjamin ketahanan seharian.

Kamera utama 50MP dengan rekaman 4K dan slow motion 240FPS, ditambah dual speaker bersertifikasi DTS, membuatnya cocok untuk penggemar fotografi dan multimedia. Dengan harga Rp 2.599.000, NOTE 50X 5G+ bersaing ketat di segmen HP 2 jutaan terbaik.

Harga dan Ketersediaan

Infinix NOTE 50S 5G+ dibanderol Rp 3.199.000, sementara NOTE 50X 5G+ hadir di harga Rp 2.599.000. Selama Shopee Super Brand Day 18–20 Mei 2025, NOTE 50S 5G+ akan dijual seharga Rp 2.999.000, sedangkan NOTE 50X 5G+ bisa didapatkan di TikTok Shop dan Tokopedia dengan harga promo Rp 2.399.000 pada 19 Mei pukul 19.00 WIB.

Dengan spesifikasi yang ditawarkan, kedua ponsel ini berpotensi menggeser dominasi HP 4 jutaan terbaik di pasaran. Apakah Anda tertarik mencoba?