Beranda blog Halaman 61

HUAWEI WATCH FIT 4 Series Resmi di Indonesia: Desain Ramping, Fitur Kesehatan Pro

Telset.id – Huawei kembali mengukuhkan dominasinya di pasar wearable dengan menghadirkan HUAWEI WATCH FIT 4 Series di Indonesia. Setelah peluncuran global di Berlin, seri smartwatch terbaru ini siap menjadi teman setia bagi mereka yang menjalani gaya hidup aktif sekaligus peduli dengan kesehatan. Dengan desain ramping, fitur olahraga ultra, dan pemantauan ECG, apakah ini smartwatch paling komprehensif di kelasnya?

Sebagai brand yang baru saja mencatat pertumbuhan nilai merek 142,4% menurut Kantar BrandZ 2025, Huawei tak main-main dengan inovasi terbarunya. WATCH FIT 4 Series bukan sekadar upgrade minor—ini adalah lompatan teknologi yang memadukan estetika high-fashion dengan fungsi kesehatan profesional. Lalu, apa saja yang membuatnya layak menjadi wearable idaman baru?

Desain Premium untuk Gaya Hidup Dinamis

Seri ini menawarkan dua varian: WATCH FIT 4 standar dan Pro. Versi standar mempertahankan filosofi “slim is king” dengan ketebalan hanya 9,5mm dan berat 27 gram—lebih ringan dari kebanyakan jam analog mewah. Bingkai aluminiumnya yang elegan dipadukan rotating crown memberi kesan premium layaknya HUAWEI WATCH GT 4.

Sementara FIT 4 Pro mengusung material kelas atas: kaca safir anti-gores, bodi aluminium aerospace-grade, dan bezel titanium. Dengan ketebalan 9,3mm dan berat 30,4 gram, varian Pro ini dirancang khusus untuk aktivitas outdoor ekstrem. Huawei jelas paham bahwa wearable modern haruslah menjadi pernyataan gaya, bukan sekadar gadget.

Layar Super Terang untuk Segala Kondisi

Teknologi layar menjadi salah satu peningkatan signifikan. Menggunakan panel AMOLED 1,82 inci dengan resolusi 347 PPI, kedua model menawarkan ketajaman warna yang memukau. Namun, Pro version benar-benar “menyala” dengan kecerahan mencapai 3.000 nits—cukup untuk dibaca di bawah terik matahari langsung.

Ini bukan sekadar angka marketing. Bagi pelari trail atau penyelam yang sering beraktivitas di kondisi ekstrem, layar super terang adalah kebutuhan primer. Huawei sepertinya belajar dari kesuksesan Mate XT Ultimate yang juga mengedepankan kualitas display.

Fitur Kesehatan: Dari Dasar Hingga Profesional

Di balik desainnya yang stylish, WATCH FIT 4 Series menyimpan teknologi kesehatan yang mengesankan. Varian standar sudah dilengkapi pemantauan detak jantung real-time, SpO2, stres, dan HUAWEI TruSleep™ untuk analisis tidur mendalam.

Tapi yang membuat mata terbelalak adalah fitur ECG (elektrokardiogram) pada model Pro—biasanya hanya ada di smartwatch kelas premium. Ditambah kemampuan mendeteksi sleep apnea, analisis gelombang nadi, dan aritmia jantung, FIT 4 Pro setara dengan perangkat medis portabel. Huawei jelas tak mau kalah dari kompetitor seperti Apple Watch dalam hal pemantauan kesehatan.

Fitur Olahraga Ultra untuk Atlet Serius

Para atlet outdoor akan dimanjakan dengan sensor tekanan udara untuk mengukur elevasi, peningkatan akurasi GPS hingga 30% berkat Sunflower Positioning System, serta fitur khusus seperti:

  • Pelacakan rute olahraga air (surfing, dayung, berlayar)
  • Mode menyelam hingga kedalaman 40 meter
  • Peta kontur offline untuk trail running
  • Dua mode golf baru dengan perhitungan jarak GPS

Fitur-fitur ini menempatkan WATCH FIT 4 Series sejajar dengan Garmin atau Suunto, namun dengan desain yang jauh lebih stylish untuk penggunaan sehari-hari. Seperti HUAWEI Mate X6, kombinasi antara ketangguhan dan estetika menjadi nilai jual utama.

Harga dan Ketersediaan

HUAWEI WATCH FIT 4 Series akan tersedia mulai 27 Mei 2025 dengan berbagai promo menarik:

Content image for article: HUAWEI WATCH FIT 4 Series Resmi di Indonesia: Desain Ramping, Fitur Kesehatan Pro
  • Gratis HUAWEI FreeBuds SE 2 + 3 bulan Huawei Health+ (senilai Rp643.000)
  • Early bird voucher Rp50.000
  • Pre-order dengan deposit Rp189.900 (FIT 4) atau Rp349.900 (FIT 4 Pro) dapatkan HUAWEI Sports Kettle

Dengan segala keunggulannya, WATCH FIT 4 Series bukan sekadar smartwatch—ini adalah statement gaya hidup aktif yang tak mengorbankan kesehatan maupun penampilan. Siapkah Anda upgrade wearable tahun ini?

Content image for article: HUAWEI WATCH FIT 4 Series Resmi di Indonesia: Desain Ramping, Fitur Kesehatan Pro

OPPO LUMO: Ketika Teknologi dan Emosi Menyatu dalam Setiap Jepretan

Telset.id – Di era di mana setiap smartphone mengklaim memiliki kamera terbaik, OPPO justru melangkah lebih jauh. Bukan sekadar mengejar angka megapiksel atau fitur AI yang bombastis, melainkan menciptakan sebuah sistem pencitraan yang mampu menangkap esensi emosi manusia. Inilah LUMO Imaging System, terobosan terbaru yang akan mengubah cara Anda memandang fotografi mobile.

OPPO, melalui LUMO, tidak hanya memadukan perangkat keras canggih dan teknologi komputasi, tetapi juga membawa pendekatan human-centered design ke level yang belum pernah ada sebelumnya. Hasilnya? Gambar dengan tone warna yang hidup, pencahayaan yang natural, serta efek bokeh yang terasa seperti diambil dari kamera profesional. Namun, yang lebih penting, setiap jepretan mampu bercerita.

LUMO: Lebih dari Sekadar Teknologi

Dalam industri yang sering terjebak pada perlombaan spesifikasi, OPPO memilih jalan berbeda. LUMO Imaging System dirancang untuk memahami bukan hanya bagaimana sebuah momen terlihat, tetapi juga bagaimana momen itu dirasakan. Teknologi ini mengombinasikan sensor mutakhir dengan algoritma komputasi yang cerdas, menghasilkan foto portrait yang tidak hanya tajam, tetapi juga penuh kedalaman emosional.

Content image for article: OPPO LUMO: Ketika Teknologi dan Emosi Menyatu dalam Setiap Jepretan

Seperti yang pernah diungkapkan dalam kolaborasi OPPO dan Google Cloud untuk pengembangan AI, kecerdasan buatan bukanlah sekadar alat, melainkan sarana untuk menciptakan pengalaman yang lebih personal. LUMO adalah bukti nyata dari filosofi tersebut.

OPPO Photography Awards 2025: Panggung bagi Kreativitas Tanpa Batas

Untuk merayakan kehadiran LUMO, OPPO mengundang fotografer mobile dari seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam OPPO Photography Awards 2025. Kompetisi ini bukan sekadar ajang pamer teknik, melainkan juga eksplorasi bagaimana teknologi dapat menjadi medium bercerita yang powerful.

Peserta dapat mengirimkan karya terbaik mereka hingga 20 November 2025 melalui situs resmi OPPO LUMO IMAGE. Ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa smartphone, seperti OPPO Reno7 5G yang telah terbukti handal, bisa menjadi alat kreatif yang setara dengan kamera profesional.

Di tengah tantangan industri, termasuk keputusan OPPO untuk menutup unit bisnis chip Zheku, inisiatif seperti ini membuktikan bahwa brand asal Tiongkok ini tetap fokus pada inovasi yang berdampak langsung bagi pengguna.

LUMO bukan sekadar fitur baru. Ini adalah pernyataan OPPO bahwa teknologi, pada puncaknya, harus mampu menyentuh hati. Dan melalui OPPO Photography Awards 2025, setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari revolusi ini.

XRING 01, Chipset Setara Snapdragon 8 Kembangan Xiaomi

0

Telset.id – Jika Anda mengira Xiaomi hanya fokus pada smartphone murah dengan spesifikasi standar, bersiaplah untuk terkejut. Perusahaan asal China ini telah mengonfirmasi peluncuran chipset buatan sendiri, XRING 01, yang akan segera diumumkan bulan ini. Langkah ini menandai ambisi besar Xiaomi untuk mengurangi ketergantungan pada vendor chipset seperti Qualcomm dan MediaTek.

Bocoran terbaru dari Weibo milik Lei Jun, salah satu pendiri Xiaomi, mengungkap bahwa XRING 01 bukan sekadar prototipe. Chipset ini dikembangkan oleh tim khusus beranggotakan 1.000 orang, dipimpin oleh mantan direktur senior Qualcomm, Qin Muyun. Dengan potensi sanksi AS yang membayangi, seperti yang dialami Huawei, Xiaomi tampaknya belajar dari pengalaman sesama raksasa teknologi China tersebut.

Xiaomi XRING 01 chipset yang akan segera diluncurkan

Spesifikasi dan Kinerja XRING 01

XRING 01 diprediksi menggunakan proses 4nm dari TSMC, dengan konfigurasi inti 1+3+4. Chipset ini akan memiliki satu inti Prime berkecepatan hingga 3.2 GHz, tiga inti Performance 2.5 GHz, dan empat inti Efficiency 2 GHz. Performanya diperkirakan setara dengan Snapdragon 8 Gen 1 atau Gen 2, meski masih menggunakan desain Arm standar tanpa modifikasi khusus dari Xiaomi.

Ini bukan pertama kalinya Xiaomi mencoba membuat chipset sendiri. Pada 2017, mereka meluncurkan Surge S1 dengan proses 28nm yang kini terlihat sangat ketinggalan zaman. Namun, XRING 01 menunjukkan lompatan teknologi yang signifikan, membuktikan bahwa Xiaomi serius dalam pengembangan chipset in-house.

Strategi Xiaomi di Tengah Persaingan Ketat

Dengan XRING 01, Xiaomi kini sejajar dengan Huawei dalam hal pengembangan chipset mandiri, sementara pesaing China lainnya seperti Oppo dan vivo masih bergantung pada Qualcomm dan MediaTek. Langkah ini tidak hanya tentang kemandirian teknologi, tetapi juga strategi diferensiasi di pasar yang semakin padat.

Bocoran terbaru menyebutkan bahwa Xiaomi 15s akan menjadi smartphone pertama yang menggunakan XRING 01. Ini bisa menjadi ujian nyata bagi chipset buatan Xiaomi, apakah mampu bersaing dengan Snapdragon 8 Elite yang digunakan di Xiaomi 15 dan 15 Ultra.

 

Pengembangan XRING 01 juga menunjukkan bagaimana geopolitik memengaruhi industri teknologi. Ancaman sanksi AS telah memaksa perusahaan China untuk mempercepat pengembangan teknologi mandiri, tidak hanya di bidang smartphone tetapi juga di sektor lain seperti kendaraan listrik, seperti yang dilakukan Nio dengan chipset canggihnya.

Pertanyaan besarnya sekarang: Apakah XRING 01 akan menjadi game changer bagi Xiaomi, atau hanya sekadar upaya untuk menunjukkan kemampuan teknis? Jawabannya mungkin akan kita dapatkan segera setelah chipset ini resmi diluncurkan dan diuji di perangkat nyata.

Stellar Blade Resmi Rilis di PC dengan Pembaruan Grafis dan Konten Baru

Telset.id – Setelah sukses meluncur di PS5 April lalu, game aksi-penjelajahan Stellar Blade akhirnya resmi hadir untuk platform PC. Kabar gembira ini datang bersamaan dengan pembaruan sistem yang menawarkan konten tambahan dan peningkatan grafis signifikan.

Dirilis pada 11 Juni 2025, versi PC ini bukan sekadar port biasa. Sony menghadirkan sejumlah fitur eksklusif untuk para gamer PC, termasuk dukungan teknologi NVIDIA dan AMD terbaru. Yang menarik, game yang semula eksklusif PS5 ini tetap mempertahankan kompatibilitas penuh dengan kontroler DualSense, termasuk fitur haptic feedback dan adaptive trigger yang ikonik.

Stellar Blade PC version gameplay screenshot

Peningkatan Grafis yang Signifikan

Versi PC Stellar Blade datang dengan berbagai peningkatan teknis yang akan memanjakan para gamer:

  • Dukungan NVIDIA DLSS 4 untuk scaling resolusi dan frame generation
  • NVIDIA DLAA untuk peningkatan kualitas gambar
  • NVIDIA Reflex untuk mengurangi latency
  • Dukungan AMD FSR 3
  • Opsi pembukaan frame rate tanpa batas
  • Resolusi ultrawide 21:9 dan 32:9

Spesifikasi minimum yang direkomendasikan Sony termasuk RAM 16GB, prosesor Intel Core i5, dan GPU GeForce GTX 1060. Namun, spesifikasi ini hanya untuk pengaturan grafis terendah. Untuk pengalaman bermain optimal, tentu dibutuhkan hardware yang lebih mumpuni.

Era Baru Sony: Tidak Ada Lagi Eksklusivitas?

Rilis Stellar Blade untuk PC semakin mengukuhkan tren Sony yang mulai meninggalkan kebijakan eksklusivitas. Beberapa judul besar sebelumnya seperti Marvel’s Spider-Man, God of War Ragnarök, dan Horizon Zero Dawn juga telah meluncur di platform PC.

Kebijakan ini tampaknya menjadi strategi jangka panjang Sony untuk memperluas basis pemain. Seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya, Sony juga sedang menggarap konsol portabel baru yang mungkin akan lebih terintegrasi dengan ekosistem PC.

Pembaruan konten yang datang bersamaan dengan rilis PC ini mencakup kostum baru dan “konten tambahan menarik” yang tersedia untuk kedua platform, baik PS5 maupun PC. Ini menunjukkan komitmen Sony untuk terus mendukung game ini di semua platform.

Bagi Anda yang penasaran dengan pengalaman bermain Stellar Blade di PS5, bisa membaca ulasan mendalam tentang game ini sebelumnya. Sementara untuk informasi lebih lanjut tentang perkembangan teknologi gaming Sony, jangan lewatkan eksperimen cloud gaming terbaru mereka.

Dengan rilis PC ini, Stellar Blade membuktikan bahwa game berkualitas tinggi bisa dinikmati oleh audiens yang lebih luas. Pertanyaannya sekarang: akankah kesuksesan versi PS5 terulang di platform PC? Jawabannya akan segera kita ketahui setelah 11 Juni mendatang.

Terobosan Medis: Terapi Gen Pertama untuk Bayi dengan CPS1

Telset.id – Bayangkan jika teknologi bisa menyelamatkan nyawa bayi yang baru lahir dari penyakit genetik mematikan. Itulah yang baru saja terjadi dalam dunia medis, di mana tim dokter dan ilmuwan berhasil menerapkan terapi gen pertama yang dipersonalisasi untuk mengobati defisiensi CPS1—kondisi langka dengan tingkat kematian 50% dalam minggu pertama kehidupan.

Pasien dalam kasus bersejarah ini adalah KJ, seorang bayi yang lahir dengan defisiensi CPS1. Tanpa penanganan tepat, kondisi ini tidak hanya berisiko kematian tinggi, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan otak parah, keterlambatan perkembangan, hingga kebutuhan transplantasi hati. Namun, tim medis mengembangkan solusi revolusioner menggunakan teknologi CRISPR untuk memodifikasi DNA pasien secara spesifik.

Ilustrasi teknologi CRISPR dalam pengeditan gen

Mengapa Terapi Ini Begitu Penting?

Defisiensi CPS1 adalah salah satu penyakit genetik langka yang sulit diobati. Sebelumnya, pasien hanya mengandalkan diet ketat dan obat-obatan untuk mengelola gejala. Namun, dengan pendekatan CRISPR, tim medis berhasil memperbaiki mutasi genetik penyebab penyakit secara langsung. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di The New England Journal of Medicine, dengan ulasan dari ahli yang pernah memimpin regulasi terapi gen di FDA.

Keberhasilan ini tidak datang dalam semalam. Terapi ini dibangun dari penelitian bertahun-tahun yang didanai pemerintah, termasuk penemuan CRISPR dan pemetaan genom manusia. “Ini adalah bukti bahwa sains bisa memberikan harapan bagi pasien dengan penyakit genetik yang sebelumnya dianggap tidak bisa diobati,” kata salah satu peneliti.

Masa Depan Pengobatan Genetik

Terapi CRISPR untuk KJ bukan hanya sekadar kesuksesan medis, tetapi juga membuka pintu bagi pengobatan penyakit genetik lainnya. Teknologi ini berpotensi digunakan untuk mengatasi sickle cell disease, cystic fibrosis, Huntington’s disease, dan muscular dystrophy. Bahkan, dua obat berbasis CRISPR telah disetujui FDA untuk pengobatan sickle cell disease.

Namun, tantangan masih ada. Biaya pengembangan terapi gen yang tinggi dan kompleksitas regulasi menjadi hambatan utama. Seperti yang terjadi dalam proyek penelitian Bill Gates, pendanaan besar diperlukan untuk terobosan medis semacam ini.

Meski demikian, kesuksesan terapi ini memberikan harapan baru bagi ribuan keluarga yang menghadapi penyakit genetik langka. Dengan perkembangan teknologi seperti rekayasa genetik, masa depan pengobatan semakin cerah.

Meta Tunda Rilis Llama 4 “Behemoth”: Masalah Teknis atau Strategi?

0

Telset.id – Jika Anda menantikan kehadiran model AI terbaru Meta, bersiaplah untuk sedikit kecewa. Bocoran terbaru dari The Wall Street Journal mengungkap bahwa raksasa teknologi ini kembali menunda peluncuran Llama 4 versi “Behemoth”—model yang dijanjikan sebagai “base model terbaik di dunia” oleh Mark Zuckerberg sendiri.

Padahal, awalnya Meta berencana meluncurkan Behemoth pada konferensi LlamaCon bulan April lalu. Namun, rilis tersebut kemudian diundur ke Juni. Kini, sumber internal menyebut kemungkinan baru tersedia “musim gugur atau lebih lambat”. Apa sebenarnya yang terjadi di balik layar?

Ilustrasi konferensi AI Meta

Masalah Teknis yang Tak Terduga

Menurut laporan, para insinyur Meta kesulitan meningkatkan kemampuan model secara signifikan dibanding pendahulunya. Padahal, Behemoth dirancang dengan 288 miliar parameter aktif—jauh lebih besar dari Llama 4 Scout dan Maverick yang sudah dirilis. Bahkan, ada pertanyaan internal: apakah peningkatan performanya cukup berarti untuk dirilis ke publik?

Meta sebelumnya mengklaim Behemoth akan mengungguli GPT-4.5, Claude Sonnet 3.7, dan Gemini 2.0 Pro dalam benchmark STEM. Namun, tanpa bukti konkret, klaim tersebut kini dipertanyakan. “Masih dalam pelatihan,” begitu kata Meta bulan lalu—tanpa timeline jelas.

Persaingan Ketat di Dunia AI

Penundaan ini terjadi di tengah perlombaan sengit antar perusahaan teknologi. Meta sendiri berencana menghabiskan $72 miliar untuk infrastruktur AI tahun ini—angka yang fantastis. Namun, apakah investasi besar itu akan terbayar jika produk andalannya terus tertunda?

Sementara itu, Meta merilis “Little Llama”—model ringan keempat dalam seri Llama 4. Langkah ini bisa jadi taktik untuk menjaga relevansi di pasar sambil menyelesaikan masalah teknis Behemoth. Seperti dikutip dari analisis sebelumnya, industri AI memang penuh dengan dinamika tak terduga.

Meta belum memberikan komentar resmi. Tapi satu hal pasti: dunia menunggu apakah Behemoth akan menjadi game-changer—atau justru contoh ambisi yang terlalu besar untuk direalisasikan.

TikTok Resmi Luncurkan Fitur Meditasi untuk Remaja

Telset.id – Pernahkah Anda merasa sulit melepaskan diri dari TikTok di malam hari? Platform ini kini mengambil langkah tegas untuk membantu pengguna, terutama remaja, mengurangi kebiasaan begadang dengan fitur meditasi in-app yang baru saja diluncurkan secara resmi.

Setelah fase uji coba yang sukses, TikTok mengumumkan bahwa fitur “Sleep Hours” akan diaktifkan secara default untuk semua pengguna di bawah 18 tahun. Fitur ini akan menampilkan latihan meditasi panduan layar penuh ketika remaja mencoba menggulir feed setelah pukul 22.00. Meskipun prompt pertama bisa diabaikan, pengguna akan dihadapkan pada notifikasi kedua yang “lebih sulit untuk dihindari”.

TikTok Sleep Hours Fitur Meditasi

Respons Positif dari Uji Coba

Menurut TikTok, 98% remaja yang mengikuti uji coba memilih untuk mempertahankan pengaturan meditasi larut malam ini. Angka ini menunjukkan penerimaan yang cukup tinggi di kalangan pengguna muda. Untuk pengguna dewasa, fitur ini tetap tersedia melalui kontrol waktu layar, meskipun tidak diaktifkan secara default.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya TikTok untuk memperkuat fitur keamanan, termasuk kontrol orang tua, di tengah meningkatnya pengawasan terhadap platform tersebut. Seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya, TikTok telah berusaha membantu pengguna mengontrol waktu menonton video.

Tantangan dalam Membatasi Waktu Layar

Meskipun fitur baru ini tampak menjanjikan, catatan sebelumnya menunjukkan bahwa upaya TikTok untuk membatasi waktu layar belum sepenuhnya efektif. Dokumen yang muncul dalam gugatan hukum terhadap perusahaan mengungkapkan bahwa remaja masih menghabiskan sekitar 107 menit sehari di aplikasi, bahkan ketika batas waktu layar ditetapkan hanya 60 menit.

Fenomena ini mengingatkan kita pada risiko buruk remaja yang terlalu sering menggunakan smartphone, termasuk gangguan tidur dan penurunan produktivitas.

Masa Depan TikTok di AS

Sementara itu, nasib TikTok di Amerika Serikat masih belum pasti. Presiden Donald Trump baru-baru ini menandatangani perpanjangan tenggat waktu untuk melarang aplikasi tersebut. Syarat-syarat kesepakatan akhir yang akan memungkinkan TikTok tetap beroperasi di negara itu secara permanen belum diumumkan, meskipun ada sejumlah calon pembeli yang tertarik.

Inisiatif fitur meditasi ini muncul di saat yang tepat, ketika perusahaan teknologi besar seperti Google juga menyiapkan solusi ramah anak. Apakah langkah TikTok ini akan benar-benar membantu remaja memiliki hubungan yang lebih sehat dengan teknologi? Hanya waktu yang akan menjawab.

Nubia Red Magic Siapkan Tablet Gaming dengan Kipas Aktif dan Baterai Monster

Telset.id – Jika Anda mengira tablet gaming hanya soal chipset kencang dan layar mulus, bocoran terbaru dari Nubia Red Magic akan mengubah persepsi itu. Lewat informasi dari tipster ternama Digital Chat Station, produsen asal Tiongkok ini bersiap meluncurkan tablet gaming kompak dengan dua fitur revolusioner: sistem pendingin aktif dan baterai berkapasitas “awalan angka 8”.

Dalam industri yang didominasi desain pasif, langkah Red Magic ini seperti melempar granat ke kolam renang. Tablet 9 inci ini dikabarkan mengusung layar OLED custom beresolusi 2400×1504 piksel, didukung prosesor Snapdragon 8 Elite berkecepatan 4.32GHz. Tapi yang bikin mata berbinar adalah keberanian mereka memasang kipas built-in – solusi yang biasanya hanya ada di laptop gaming kelas berat.

Red Magic mini tablet specs leak DCS

Baterai Raksasa untuk Ukuran Compact

Digital Chat Station dengan bangga menyebut, “Tidak ada tablet kecil lain yang punya baterai berkapasitas diawali angka 8”. Ini mengindikasikan kapasitas di atas 8.000mAh – angka fantastis untuk perangkat dengan diagonal layar hanya 9 inci. Sebagai perbandingan, REDMAGIC Gaming Pad sebelumnya dengan layar lebih besar hanya bermodalkan 7.500mAh.

Strategi Red Magic jelas: menciptakan tablet gaming yang tak perlu sering-sering ngecas saat marathon game. Kombinasi baterai besar dan pendingin aktif ini bisa menjadi jawaban atas masalah thermal throttling yang sering mengganggu performa perangkat mobile.

Pasar Tablet Gaming yang Semakin Panas

Red Magic tidak sendirian dalam perlombaan ini. Lenovo Legion, Redmi, dan Huawei dikabarkan juga sedang mempersiapkan tablet kompak dengan chipset flagship untuk tahun 2025. Namun dengan keunggulan sistem pendingin aktif, Red Magic mungkin bisa memimpin di segmen hardcore gamer yang tak mau kompromi dengan performa.

Harga diperkirakan berkisar antara 3.499 hingga 3.999 yuan (sekitar Rp7,8-8,9 juta). Angka yang cukup premium, tapi masuk akal mengingat spesifikasi unggulan dan teknologi eksklusif yang ditawarkan. Sebagai referensi, Red Magic Nova versi global sebelumnya dibanderol mulai 3.999 yuan dengan chipset Snapdragon 8 Gen 3 Leading Edition.

Dengan persaingan yang semakin ketat di pasar tablet gaming, inovasi seperti pendingin aktif dan baterai besar ini bisa menjadi pembeda utama. Pertanyaannya sekarang: seberapa besar pasar yang siap membayar premium untuk pengalaman gaming mobile yang benar-benar tanpa kompromi?

Huawei Siap Luncurkan PC Lipat Pertama dengan HarmonyOS

Telset.id – Dunia PC mungkin akan segera menyambut revolusi baru. Huawei dikabarkan sedang mempersiapkan peluncuran PC lipat pertamanya, yang akan menjalankan sistem operasi HarmonyOS buatan sendiri. Bocoran terbaru mengindikasikan, perangkat yang disebut Huawei MateBook Fold Ultimate Design ini bisa diumumkan pada acara peluncuran 19 Mei mendatang.

Jika Anda mengira inovasi Huawei hanya terbatas pada smartphone dan tablet, bersiaplah untuk terkejut. Perusahaan asal Tiongkok ini telah lama dikenal dengan produk-produknya yang “beyond imagination”, seperti yang pernah kami bahas dalam artikel sebelumnya. Kini, mereka siap menantang status quo di pasar PC dengan desain yang benar-benar berbeda.

Bocoran desain Huawei MateBook Fold Ultimate Design

Desain Futuristik dengan Spesifikasi Tangguh

Berdasarkan informasi dari Fixed Focus Digital, tipster ternama asal China, PC lipat Huawei ini akan hadir dengan model number HPR-W72. Yang lebih menarik, perangkat ini dikabarkan akan dibekali RAM 32GB dan penyimpanan internal hingga 2TB – spesifikasi yang biasanya hanya ditemukan pada workstation kelas atas.

Deskripsi awal menyebut perangkat ini sebagai sesuatu di antara PC, tablet, dan smartphone. Meski belum ada gambar resmi yang beredar, sebuah teaser terbaru dari Huawei menunjukkan siluet perangkat dengan tulisan “Ultimate Design” di bagian belakang. Ini semakin menguatkan spekulasi bahwa bocoran tersebut valid.

Konsep PC lipat Huawei dengan desain futuristik

HarmonyOS dan Kirin X90: Kombinasi Mematikan

Yang membuat PC lipat Huawei semakin menarik adalah dukungan penuh terhadap HarmonyOS, sistem operasi desktop pertama perusahaan tersebut. Dikombinasikan dengan chipset Kirin X90 buatan sendiri, perangkat ini menjanjikan pengalaman komputasi yang benar-benar berbeda dari Windows atau macOS.

Sebagai perusahaan yang sudah berpengalaman merilis laptop seperti MateBook D14 2023, Huawei tampaknya ingin menciptakan kategori baru di pasar PC. Dengan pendekatan all-in-one yang menggabungkan fleksibilitas tablet, produktivitas PC, dan portabilitas smartphone, MateBook Fold bisa menjadi jawaban atas kebutuhan komputasi modern.

Opsi warna Huawei MateBook Fold Ultimate Design

Warna “forged shadow black” yang beredar dalam bocoran terlihat elegan dan premium, sesuai dengan positioning “Ultimate Design”. Namun, kita masih harus menunggu konfirmasi resmi mengenai spesifikasi lengkap, harga, dan ketersediaannya di pasar global.

Meski bukan yang pertama mencoba konsep PC lipat – Lenovo dan Asus sudah lebih dulu – Huawei membawa pendekatan berbeda dengan ekosistem mandiri. Dengan kontrol penuh atas hardware dan software, mereka berpotensi menawarkan pengalaman pengguna yang lebih terintegrasi dan halus.

Pertanyaan besarnya: akankah inovasi ini mampu menggeser dominasi PC konvensional? Jawabannya mungkin akan kita dapatkan setelah peluncuran resmi 19 Mei mendatang, yang juga akan menampilkan seri Nova 14. Satu hal yang pasti, Huawei kembali membuktikan diri sebagai perusahaan yang tidak takut berinovasi.

Vivo X Fold 5 Bocor: Snapdragon 8 Gen 3, Baterai 6000mAh, dan Kamera Periskop

Telset.id – Vivo tampaknya siap menghadirkan kejutan baru di pasar smartphone lipat dengan seri X Fold 5. Berbeda dari tahun lalu yang meluncurkan dua varian, tahun ini Vivo dikabarkan hanya akan merilis satu model. Uniknya, perusahaan memilih untuk melewati angka “4” dalam penamaannya—sebuah praktik umum di China karena angka tersebut dianggap membawa sial.

Bocoran terbaru dari tipster terpercaya Digital Chat Station (DCS) mengungkap bahwa Vivo X Fold 5 akan ditenagai Snapdragon 8 Gen 3, dilengkapi baterai raksasa 6000mAh, dan mendukung pengisian nirkabel. Tak hanya itu, perangkat ini juga akan membawa kamera periskop Sony IMX882 beresolusi 50MP, mempertahankan desain circular camera module yang menjadi ciri khas Vivo.

Vivo X Fold 3 Pro

Launch Timeline dan Spesifikasi Unggulan

Menurut DCS, Vivo X Fold 5 rencananya akan diluncurkan pada Juli 2025 di China. Namun, ada kemungkinan jadwal dipercepat menjadi Juni jika perkembangan internal berjalan lancar. Sebelumnya, tipster ini juga menyebutkan bahwa perangkat akan masuk pasar global pada kuartal ketiga tahun ini.

Selain chipset andalan Qualcomm, X Fold 5 dikabarkan akan menawarkan konfigurasi RAM hingga 16GB dan penyimpanan 1TB. Fitur Always-On Display (AOD) sepanjang hari juga disebutkan hadir dalam prototipe engineering yang sedang diuji.

Kontroversi Kamera Selfie

Menariknya, ada perbedaan informasi mengenai kamera selfie. DCS menyebutkan X Fold 5 akan menggunakan dual kamera 20MP di layar luar dan dalam. Namun, laporan terpisah mengklaim Vivo justru akan menyematkan dua kamera 32MP. Jika benar, ini akan menjadi peningkatan signifikan dari generasi sebelumnya.

Vivo tampaknya serius bersaing di segmen perangkat premium, tidak hanya dengan smartphone lipat tetapi juga dengan rencana headset mixed reality di tahun yang sama. Dengan spesifikasi unggulan dan waktu rilis yang strategis, X Fold 5 berpotensi menjadi penantang serius bagi dominasi Samsung di pasar foldable.

Sementara menunggu konfirmasi resmi, Anda bisa memantau perkembangan terbaru seputar lini Vivo X200 series yang juga akan segera meluncur. Atau, bagi yang mencari opsi lebih compact, smartphone Vivo dengan layar kecil mungkin bisa menjadi alternatif menarik.

Pertumbuhan Pengguna Internet RI 2025 Hanya Naik Tipis, Ini Penyebabnya

0

Telset.id – Jika Anda mengira penetrasi internet Indonesia akan melesat tinggi di tahun 2025, siap-siap tercengang. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memprediksi pertumbuhan pengguna internet tahun ini hanya akan naik tipis, bahkan mungkin belum menembus 80%. Lantas, apa penyebabnya?

Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengungkapkan, survei penetrasi internet 2025 yang seharusnya dirilis 15 Mei terpaksa diundur hingga Juni karena kendala teknis. Namun, bocoran awal menunjukkan angka pertumbuhan yang tidak signifikan. “Perkiraan kita akan kecil menembus 80%, karena hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah terkoneksi internet,” ujar Arif dalam Indonesia Digital Forum 2025 di Jakarta.

Ketua Umum APJII Muhammad Arif berbicara di forum digital

Ketimpangan Akses Masih Jadi Masalah Utama

Data APJII 2024 menunjukkan, meski 79,5% penduduk Indonesia (221,5 juta jiwa) sudah melek internet, distribusinya timpang. Jawa memimpin dengan penetrasi 83,64%, sementara Maluku-Papua (69,91%) dan Sulawesi (68,35%) tertinggal. Kesenjangan juga terlihat antara wilayah urban (82,2%) dan rural (74%).

Fenomena ini mirip dengan kasus pembatasan kecepatan internet di Rusia, di mana infrastruktur menjadi penghambat utama. Bedanya, di Indonesia masalahnya terletak pada pemerataan, bukan pembatasan.

Solusi APJII: Investasi dan Pelatihan Digital

APJII menyarankan tiga solusi konkret: (1) percepatan investasi infrastruktur telekomunikasi di daerah tertinggal, (2) program pelatihan literasi digital massal, dan (3) insentif bagi penyedia layanan untuk memperluas jangkauan. Langkah ini sejalan dengan inisiatif pengembangan teknologi berbasis AI yang sedang gencar dilakukan berbagai pihak.

Pertanyaannya kini: akankah strategi ini cukup untuk mendongkrak penetrasi internet Indonesia ke level yang lebih merata? Atau justru diperlukan terobosan radikal seperti yang dilakukan platform-platform digital global dalam menghadirkan solusi inovatif?

Satu hal yang pasti, di era di mana 8 dari 10 orang Indonesia sudah online, fokusnya harus bergeser dari sekadar mengejar angka pertumbuhan ke upaya meningkatkan kualitas dan pemerataan akses. Sebab, internet bukan lagi barang mewah, melainkan kebutuhan dasar di abad digital ini.

Asus Vivobook S14 Hadir dengan Dua Varian: Intel Core Ultra & AMD Ryzen

0

Telset.id – Jika Anda mencari laptop tipis dengan performa tinggi dan dukungan AI, Asus Vivobook S14 kini hadir dengan dua varian terbaru: Intel Core Ultra dan AMD Ryzen. Kedua model ini tidak hanya menawarkan desain elegan tetapi juga kemampuan pemrosesan AI yang mumpuni untuk produktivitas sehari-hari.

Frank Wang, Consumer BDM Asus Indonesia, menyatakan, “Laptop Asus AI Vivobook S14 ringan, bergaya, bertenaga, dan tahan lama sepanjang hari, seperti teman perjalanan sejati.” Menurutnya, laptop ini didukung oleh AMD Ryzen AI seri 300 dan Intel Core Ultra Series terbaru yang memberikan manfaat nyata bagi pekerjaan, kreativitas, dan gaya hidup modern.

Asus Vivobook S14 dengan desain tipis

Spesifikasi Vivobook S14 (S3407CA) dengan Intel Core Ultra

Varian Intel Core Ultra hadir dengan dua pilihan prosesor: Intel Core Ultra 7 255H dan Intel Core Ultra 5 225H. Keduanya dilengkapi dengan Intel AI Boost NPU yang mampu mencapai hingga 13TOPS untuk pemrosesan AI yang efisien. Berikut detail spesifikasinya:

  • Layar: 14-inch IPS, resolusi 2,5K (2.560 x 1.600), 100% sRGB
  • Memori: 16GB DDR5
  • Penyimpanan: 1TB M.2 NVMe PCIe 4.0
  • Port: 2x USB 3.2 Gen 1 Type-A, 2x USB 4.0 Gen 3 Type-C, HDMI 2.1
  • Baterai: 70WHrs dengan daya tahan hingga 16 jam

Asus Vivobook S14 dengan layar IPS

Spesifikasi Vivobook S14 (M3407HA) dengan AMD Ryzen

Varian AMD Ryzen dibekali prosesor AMD Ryzen 7 260 dengan AMD XDNA NPU yang mencapai 16TOPS. Spesifikasi lainnya mirip dengan varian Intel, termasuk layar dan kapasitas baterai. Berikut rinciannya:

  • Prosesor: AMD Ryzen 7 260 (3.8GHz, up to 5.1 GHz)
  • Layar: 14-inch IPS, resolusi 2,5K
  • Memori: 16GB DDR5
  • Penyimpanan: 1TB M.2 NVMe PCIe 4.0

Fitur Unggulan dan Harga

Vivobook S14 dilengkapi dengan Neural Processing Unit (NPU) untuk menjalankan fitur AI secara real-time. Desainnya yang tipis (1,59 cm) dan ringan (1,4 kg) membuatnya mudah dibawa ke mana saja. Selain itu, laptop ini telah bersertifikasi US Military Grade Durability (MIL-STD-810H) untuk ketahanan ekstra.

Berikut daftar harga resmi di Indonesia:

  • Vivobook S14 (M3407HA): Rp 14.099.000
  • Vivobook S14 (S3407CA) Intel Core Ultra 5: Rp 13.799.000
  • Vivobook S14 (S3407CA) Intel Core Ultra 7: Rp 15.799.000

Dengan fitur-fitur canggih dan harga yang kompetitif, Asus Vivobook S14 siap menjadi pilihan utama bagi profesional dan kreator yang membutuhkan laptop AI berperforma tinggi. Untuk informasi lebih lanjut tentang varian lainnya, Anda bisa membaca ulasan lengkap tentang Asus Vivobook S14 OLED M5406WA.