Beranda blog Halaman 3087

Motorola Siapkan 9 Smartphone Baru, Apa Saja?

Telset.id, Jakarta – Motorola sepertinya menatap tahun 2017 dengan percaya diri. Bagaimana tidak? Perusahaan yang sekarang diambil alih Lenovo itu akan mempersiapkan berbagai smartphone baru di tahun ini. Tak tanggung-tanggung, total ada 9 smartphone baru yang akan hadir.

Didapat dari bocoran yang dibagikan oleh seorang leakster, Evan Blass di Twitter, tampak Motorola akan membagi kesembilan smartphone tersebut dalam 5 seri yakni seri C yang merupakan model terendah, E, G, X dan Z yang merupakan seri tertinggi.

[Baca juga: Wujud Moto Z2 Force Terungkap, Bawa Dual-camera]

Kita mulai dulu dari seri terendah yakni seri C. Diberi tagline sebagai “Unlimited Essentials”, seri ini memiliki dua smartphone yakni Moto C dan Moto C Plus. Kedua smartphone tersebut memiliki ukuran layar 5 inch dengan masing-masing resolusi 480p (Moto C) dan 720p (Moto C Plus). Varian Plus pun juga memiliki baterai berkapasitas besar 4,000 mAh.

Maju ke seri berikutnya yakni Seri E. Dengan tagline “Unlimited Value”, seri C ini juga memiliki dua smartphone yakni Moto E dengan ukuran layar 5 inch beresolusi HD dan sudah dilapisi kaca 2.5D, dan juga Moto E Plus dengan ukuran layar lebih besar 5.5 inch beresolusi HD dan baterai berkapasitas 5,000 mAh.

[Baca juga: Untuk Entry-level, Lenovo Siapkan Duo Moto C & Moto C Plus]

Sementara itu Seri G juga memiliki dua smartphone masing-masing Moto GS dan GS+. Memiliki tagline “Unlimited Premium”, keduanya diperkirakan akan memiliki body berbahan dasar metal. Moto GS akan memiliki layar berukuran 5.2 inch dengan resolosi FHD, sedangkan Moto GS+ memiliki layar 5.5 inch dengan resolusi yang sama.

Lanjut ke seri X yang hanya memiliki satu smartphone saja di tahun 2017 yakni Moto X yang membawa tagline “Unlimited Perfection”. Moto X sendiri akan mengusung layar berukuran 5.2 inch beresolusi FHD yang sudah dilapisi 3D Glass dan juga mendukung SmartCam.

Terakhir adalah versi tertinggi yakni seri Z dengan tagline “Unlimited Capabilities”. Memiliki dua smartphone yakni Moto Z Play dengan ukuran layar 5.5 inch beresolusi FHD dan Moto Z Force dengan kemampuan ShatterShield dan kecepatan 1Gb LTE, keduanya juga tetap mendukung fitur MotoMods. (FHP/HBS)

7 Tips Praktis Menangkal Serangan Ransomware

0

Telset.id, Jakarta – Seperti telah diberitakan sebelumnya, serangan ransomware WannaCry pada Jumat (12/5/2017) lalu telah menelan ribuan korban dari berbagai institusi. Akibat serangan tersebut, banyak perusahaan yang terdampak terpaksa mematikan dan membuat infrastruktur IT mereka offline untuk sementara waktu. Lalu, bagaimana cara menangkal serangan ransomware?

WannaCry merupakan ransomware yang memanfaatkan eksploitasi Windows yang diperoleh dari operasi hacking NSA yang berhasil didapatkan oleh kelompok hacker bernama “The Shadow Brokers”. Operasi hacking NSA sendiri mampu melakukan penetrasi ke dalam mesin yang menjalankan Windows XP dengan mengeksploitasi kerentanan pada server Windows SMB.

Akibat serangan WannaCry, menyebabkan lumpuhnya sistem, mengacaukan operasi, mencederai reputasi, serta kerugian-kerugian finansial akibat terkendalanya kegiatan bisnis sehari-hari. Belum lagi kerugian finansial yang dibutuhkan untuk biaya melakukan tindakan responsif terhadap insiden dan pembersihan seluruh sistem.

[Baca juga: Total Ada 75 Ribu Kasus “WannaCry” di 100 Negara]

Lantas apa yang bisa Anda lakukan agar tak terinfeksi ransomware WannaCry? Berikut beberapa solusi dan langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan oleh perusahaan dalam mengimplementasikan pengamanan sistem mereka dari ancaman, seperti WannaCry:

1. Penempatan patching

Ransomware mengeksploitasi celah vulnerability di SMB server. Penempatan patching penting sekali untuk melindungi diri dari serangan yang mengeksploitasi celah-celah keamanan seperti ini. Patch juga telah tersedia dan dirilis untuk Windows systems, termasuk untuk sistem yang sudah tak lagi didukung oleh Microsoft. Apabila Anda tidak dapat melakukan penambalan dengan patch secara langsung, melakukan penambalan menggunakan virtual patch dirasa akan cukup membantu dalam upaya mitigasi terhadap ancaman tersebut.

2. Memasang firewalls

Memasang firewalls dan pendeteksian dengan intrusion prevention systems bisa membantu mengurangi penyebaran ancaman ini. Sistem keamanan yang dapat melakukan pemonitoran secara proaktif akan munculnya serangan-serangan di jaringan cukup ampuh untuk menghentikan serangan-serangan tersebut.

[Baca juga: Mengenal Ransomware Wannacry dan Modus Kerjanya]

3. Gunakan system exploits

Terlepas dari digunakannya exploit untuk menyebarkan aksinya secara luas, WannaCry dilaporkan juga menggunakan spam sebagai titik serangan. Dengan melihat tanda bendera merah/red flags di email-email spam yang terkontaminasi dengan system exploits cukup membantu. IT dan system administrators perlu untuk segera melakukan penggelaran mekanisme keamanan yang mampu melindungi endpoint dari malware yang memanfaatkan email/email-based malware.

4. Application control berbasis pada whitelist

WannaCry meninggalkan berbagai komponen jahat di sistem untuk menjalankan aksi mengenkripsi file terinfeksi. Application control berbasis pada whitelist manjur untuk mencegah aplikasi-aplikasi tak dikenal maupun yang tak diinginkan dari melakukan eksekusi file. Behavior monitoring juga manjur untuk memblokir modifikasi sistem yang tak biasa. Ransomware menggunakan serangkaian teknik untuk menginfeksi sistem; untuk itulah tim IT perlu melakukan teknik dan tindakan yang sama dalam menerapkan perlindungan sistem.

5. Menerapkan langkah strategis data categorization

WannaCry melakukan enkripsi file yang tersimpan di sistem lokal maupun di jaringan terbagi. Menerapkan langkah strategis data categorization bisa membantu dalam melakukan mitigasi dampak serangan maupun pembobosan yang diakibatkannya, yakni dengan melakukan proteksi terhadap data-data kritikal/penting bilamana terekspos.

6. Network segmentation

Network segmentation juga bisa mencegah penyebaran ancaman ini lebih jauh lagi secara internal. Desain jaringan yang bagus bisa membantu mereka melakukan kontainerisasi penyebaran infeksi dan mengurangi dampak yang ditimbulkannya bagi organisasi.

7. Disable protokol SMB pada sistem

Melakukan disable protokol SMB pada sistem yang memang tak membutuhkan untuk menjalankan protokol tersebut. Menjalankan layanan-layanan yang tak perlu yang dapat memberi celah baru bagi penyerang untuk mendapatkan lubang-lubang yang mudah terbuka (vulnerability).

[Baca juga: Indonesia Mendapat Giliran Terkena Ransomware WannaCry]

Sebagai tambahan, perusahaan perlu menggunakan pendekatan multi-layered dalam melakukan mitigasi terhadap risiko-risiko dari dampak yang dibawa oleh beragam jenis threats, seperti ransomware.

Solusi email and web gateway, seperti Trend Micro Deep Discovery Email Inspector dan InterScan Web Security diklaim ampuh untuk mencegah ransomware mengulurkan serangan mereka ke pengguna akhir.

Di level endpoint, Trend Micro Smart Protection Suites menyuguhkan beragam kapabilitas, seperti high fidelity machine learning, behavior monitoring dan application control, serta vulnerability shielding yang ampuh dalam meminimalisasi dampak dari beragam jenis ancaman tersebut.[HBS]

 

Samsung Luncurkan Soundbar Sound+ Tanpa Subwoofer Terpisah

Telset.id, Bali – Samsung meluncurkan Soundbar Sound+ yang pertama tanpa subwoofer terpisah. Sound+ tampil lebih ringkas namun tetap menghasilkan suara dengan dentuman bass yang lebih detai dan menyatu.

Product Marketing Manager Samsung Electronic, Harris mengatakan, meningkatnya permintaan pasar untuk soundbar yang lebih ringkas dalam meningkatkan kualitas audio di rumah untuk itu Samsung meluncurkan Soundbar Sound+, perangkat pertama dari Samsung dengan desain Woofer build-in.

“Soundbar one-body ini juga dilengkapi dengan teknologi ‘Distortion Cancelling, sebuah teknologi audio yang dapat memprediksi dan menghilangkan distorsi suara terlebih dahulu, sehingga dapat menghasilkan suara bass yag lebih dalam dan detail tanpa subwoofer terpisah,” kata Harris pada Telset.id di Peluncuran Soundbar Sound media terbatas di Nusa Dua, Bali, Senin (15/5/2017).

Harris juga menjelaskan, Soundbar Sound+ diluncurkan dalam dua model yaitu HW-MS6500 dengan desain melengkung (curved) berwarna hitam, dan HW-MS651 dengan desain lurus berwarna silver, kedua seri ini memiliki 9 built-in speaker pada unit utama dengan dedicated amplifer pada setiap speaker.

Lebih lanjut, Samsung Soundbar Sound+dilengkapi dengan koneksi Bluetooth dan WiFi, sehingga konsumen tidak perlu khawatir akan permasalahan kabel yang menghubungkan soundbar ke TV maupun Smartphone.

Samsung Soundbar Sound+ HW-MS6500 tersedia di pasar dengan kisaran harga Rp 7.999.000 dan HW-MS651 dengan harga Rp 6.499.000. (MS)

Tri Tak Mau Kejadian “Tol Brexit” Terulang

0

Telset.id – Peningkatan trafik layanan komunikasi, khususnya layanan Data, pada setiap libur Lebaran selalu terjadi. Oleh karena itu, operator seluler Tri menyiapkan jaringannya untuk mengantisipasi lonjakan trafik tersebut. Hal ini dilakukan karena Tri tak mau kejadian “tol brexit” pada Lebaran tahun lalu terulang.

Menurut Wakil Direktur Tri Indonesia Danny Buldansyah, pada tahun ini pihaknya sudah mempersiapkan diri untuk lonjakan penggunaan internet saat Lebaran. Penguatan jaringan telah dilakukan di sejumlah titik jalur mudik.

“Kami sudah mempersiapkan untuk menambahkan sebanyak 50-70 unit BTS mobile 4G di Pantura (Pantai Utara),” ujar Danny saat ditemui Telset.id setelah acara peluncuran bima+ di Usmar Ismail Hall Jakarta, Senin (15/5/2017).

Dia mengaku, bahwa Tri mendapatkan pelajaran dari kejadian di tol Brexit pada Lebaran tahun lalu. Oleh sebab itu, menurutnya, kali ini Tri mempersiapkan jaringan yang lebih baik bagi penggunanya saat musim mudik Lebaran tahun ini.

“Tahun lalu saat tol Brexit dibuka, tol itu diresmikan sudah mepet dengan lebaran, jadi kita tidak sempat untuk menanam BTS. Tapi tahun ini kami akan mempersiapkan semuanya dua minggu sebelum Lebaran,” ujarnya.

Dia berharap, pada lebaran tahun ini para pelanggan Tri akan mendapatkan pengalaman internet yang jauh lebih baik dari tahun lalu. [NC/HBS]

Mengenal Ransomware WannaCry dan Modus Kerjanya

Telset.id, Jakarta – Sejak akhir pekan lalu, dunia di buat heboh dengan serangan masif dari ransomware bernama Wanna Decryptor alias WannaCry. Ransomware baru ini berhasil melumpuhkan sejumlah rumah sakit dan perusahaan di berbagai negara. Lantas, sebenarnya apa itu ransomeware WannaCry dan bagaimana modus kerjanya?

Seperti telah diberitakan sebelumnya, serangan ransomware WannaCry pada Jumat (12/5/2017) lalu telah melumpuhkan 16 rumah sakit yang tergabung dalam jaringan National Health Service di Inggris. Akibatnya, sistem komputer di rumah sakit itu menjadi tak berfungsi, dimana para dokter tidak bisa mengakses rekam medis pasien.

Tak hanya Inggris yang menjadi korban, karena serangan cyber yang bersifat global dan masif ini juga menyerang Amerika Serikat, Rusia, Spanyol, Mesir, termasuk Indonesia ikut menjadi korban. Setidaknya telah tercatat ada 75.000 kasus serangan WannaCry di 100 negara.

[Baca juga: Total Ada 75 Ribu Kasus “WannaCry” di 100 Negara]

WannaCry sendiri merupakan ransomware yang memanfaatkan eksploitasi Windows yang diperoleh dari operasi hacking NSA yang berhasil didapatkan oleh kelompok hacker bernama “The Shadow Brokers”. Operasi hacking NSA sendiri mampu melakukan penetrasi ke dalam mesin yang menjalankan Windows XP dengan mengeksploitasi kerentanan pada server Windows SMB.

Banyak yang bertanya-tanya, apa sebenarnya ransomware WannaCry, dan bagaimana penyebarannya serta apa yang dilakukan oleh ransomware WannaCry sehingga begitu menakutkan? Menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Tim Telset.id akan mengulasnya dengan mengambil sumber dari perusahaan sistem keamanan Trend Micro, Senin (15/5/2017):

Apa yang sebenarnya terjadi?

Menurut Trend Micro, jenis ransomware ini pertama kali muncul secara liar pertama kali di bulan April 2017. Kemunculan serangan ini dilaporkan pertama kali oleh beberapa perusahaan di Eropa yang mengalami gagal akses karena sistem Windows mission-critical mereka terkunci, dan disusul kemudian muncul tulisan peringatan untuk meminta tebusan.

Peristiwa tersebut kemudian berkembang dengan cepatnya dan pecah menjadi wabah ransomware yang saat ini tengah melanda di banyak organisasi di belahan dunia. Organisasi-organisasi yang terdampak terpaksa mematikan dan membuat infrastruktur IT mereka offline untuk sementara waktu.

Tak sedikit pula industri kesehatan (rumah sakit) terdampak yang mengalami kendala operasional, dan bahkan beberapa terpaksa menolak pasien untuk sementara waktu hingga proses perbaikan kembali usai.

Salah satu contoh tulisan peringatan tebusan yang muncul usai terinfeksi WannaCry

Siapa saja yang terdampak?

Varian WannaCry ransomware menyerang sistem berbasis Windows yang sudah usang, dan meninggalkan serangkaian jejak kerusakan yang terbilang parah. Berdasarkan pada telemetri awal yang dilakukan oleh Trend Micro, wilayah yang terdeteksi paling banyak mengalami wabah serangan WannaCry ransomware adalah kawasan Eropa. Namun demikian, kawasan Timur Tengah, Jepang dan beberapa negara di kawasan Asia Pasifik juga menunjukkan tingkat infeksi yang cukup tinggi.

[Baca juga: Catat! Ini Langkah Antisipasi Serangan “WannaCry”]

Infeksi WannaCry diketahui melanda dan membawa dampak besar pada beragam industri, seperti kesehatan, manufaktur, energi (minyak dan gas), teknologi, food and baverage, edukasi, media dan komunikasi, serta pemerintahan. Karena sifat infeksinya yang begitu luas, infeksi ini tampaknya tidak dibidikkan untuk menyasar pada target-target maupun industri secara spesifik.

Apa yang dilakukan oleh ransomware WannaCry?

WannaCry ransomware membidik sasaran pada 176 jenis file dan kemudian melakukan enkripsi file-file tersebut. Beberapa jenis file yang menjadi target WannaCry adalah file database, multimedia dan archive, juga dokumen-dokumen Office.

Seperti tertera pada tulisan ancaman untuk tebusan (lihat gambar di atas), mereka awalnya meminta tebusan dari para korban berupa Bitcoins senilai US$300 (sekitar Rp 4 juta). Kemudian jumlah permintaan tebusan berubah kian tinggi, ketika waktu kian mendekati tenggat yang telah mereka tentukan. Korban diberi waktu selama tujuh hari sebelum akhirnya file-file korban yang telah terinfeksi dihapus.

Taktik menakut-nakuti dan mengancam korban seperti ini biasa digunakan untuk kasus-kasus sejenis. Bahkan, tulisan peringatan untuk meminta tebusan secara paksa kepada korban telah mendukung ke dalam 27 bahasa berbeda.

WannaCry memanfaatkan CVE-2017-0144, celah vulnerability di Server Message Block, untuk menginfeksi sistem. Lubang keamanan ini diserang oleh mereka menggunakan exploit leaked by the Shadow Brokers group—lebih tepatnya “EternalBlue” exploit. Security Response Center (MSRC) Team dari Microsoft juga telah menanggapi isu vulnerability ini dengan menghadirkan patch MS17-010 yang telah dirilis pada bulan Maret 2017 lalu.

[Baca juga: Indonesia Mendapat Giliran Terkena Ransomware WannaCry]

Yang menjadikan dampak dari WannaCry ini begitu cepat menjalar adalah kemampuannya untuk melakukan propagasi dengan cepat. Perilakunya yang mirip dengan perilaku infeksi worm, menjadikannya mudah untuk disebar ke penjuru jaringan, menginfeksi sistem terkoneksi meski tanpa interaksi dengan pengguna. Seorang pengguna yang terinfeksi, cukup untuk membuka risiko untuk memporak-porandakan seluruh sistem di jaringan yang sama.

Kemampuan WannaCry untuk melakukan propagasi dengan cepat mengingatkan kita akan famili ransomware terdahulu, seperti SAMSAM, HDDCryptor, dan several variants of Cerber — yang semuanya memiliki ciri-ciri perilaku yang mirip dan mampu menginfeksi sistem maupun server yang terkoneksi ke jaringan.[HBS]

 

 

 

 

 

 

Pengguna 4G Tri Didominasi Anak Muda

0

Telset.id – Tri sebagai salah satu operator telekomunikasi di Indonesia yang telah menggelar layanan 4G LTE di Indonesia. Hingga Maret lalu, layanan 4G Tri telah masuk di 227 kota di Indonesia. Hampir 86% pengguna 4G Tri adalah generasi milenial.

“Kami baru meluncurkan jaringan 4G pada Maret lalu. Tapi saat ini ada di 227 kota dan kabupaten yang sudah ter-cover jaringan 4G Tri,” ujar Presiden Direktur Tri Indonesia Randeep Singh Sekhon saat peluncuran bima+ di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Senin (15/5/2017).

Untuk penggunaan data sendiri, Randeep mengatakan setiap bulannya pengguna Tri mampu mengkonsumsi sekitar 75 ribu terrabite data sebulannya. “Ini sungguh merupakan angka yang sangat fantastis,” lanjut Randeep.

Sementara itu, Chief Commercial Officer Tri Indonesia Dolly Susanto menambahkan, bahwa kebanyakan pengguna jaringan Tri adalah kaum milenial. Setidaknya sekitar 86 persen dikuasai oleh kaum milenial Indonesia.

“Kebanyakan mereka mengakses layanan streaming seperti YouTube. Sedangkan sisanya mereka menggunakannya untuk media sosial lainnya, seperti Instagram dan Facebook,” terangnya.

Kedepannya, mereka berharap dapat menyediakan jaringan 4G yang lebih luas dan lebih baik lagi bagi para pengguna setianya. Dan mereka juga menargetkan akan ada kenaikan pengguna dari tahun ke tahun. [NC/HBS]

Tri Luncurkan Bima+, “Marketplace” untuk Generasi Milenial

0

Telset.id, Jakarta Untuk mewadahi kreatifitas dan hasil karya anak bangsa, Tri Indonesia meluncurkan aplikasi baru mereka yakni bima+. Aplikasi yang merupakan pembaharuan dari aplikasi bima ini memiliki fitur khusus “&Co”, yang merupakan marketplace untuk generasi milenial Indonesia.

“Kami percaya milenial Indonesia memiliki kreatifitas dan kemauan yang tinggi untuk berbisnis. Oleh karena itu, Tri menyediakan platform &Co untuk mereka gunakan memperkenalkan produk mereka,” ujar Presiden Direktur Tri Indonesia Randeep Singh Sekhon saat peluncuran bima+, Senin 15 Mei 2017 di Jakarta.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf yang ikut menghadiri acara ini mengungkapkan apresiasinya. Dia mengatakan muda mudi Indonesia kekurangan wadah untuk menjual produksi mereka.

“Saya berharap, Tri dapat memfokuskan diri untuk memperkenalkan produk hasil karya muda mudi Indonesia yang sangat banyak ini dan membantu meningkatkan pendapatan negara,” ujar Triawan.

Saat ini, aplikasi ini hanya baru bisa dinikmati oleh para pengguna Android saja. Namun dalam waktu dekat ini, aplikasi bima+ bisa dinikmati seluruh perangkat yang ada di Indoneisa.

Hadir Dengan Banyak Fitur

Selain memiliki fitur &Co, Chief Commercial Officer Tri Indonesia Dolly Susanto mengataka banyak fitur lainnya yang disematkan dalam apliaksi bima+ ini. Mulai dari pencarian film, games, dan lagu dapat diakses dari aplikasi ini.

“Semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh milienial Indonesia bisa didapatkan disinim” ujar Dolly.

Selain itu, ada fitur unggulan lainnya, yakni fitur Digital Chat dan Call. Kedua fitur ini juga disematkan fitur keamanan tinggi untuk mencegah hal-ha yang tidak diinginkan.

“Dengan menggunakan fitur ini, pengguna dapat melakukan chat dan panggilan tanpa pulsa ke seluruh operator dengan hanya menggunakan aplikasi ini,” jelasnya.

Yang pasti, dia meyakinkan bahwa aplikasi ini adalah aplikasi yang cocok bagi milenial Indoneisa.

“Pokoknya, bima+ adalah sebuah pintu bagi milienial Indonesia untuk mengakses hiburan dan menjual produk buatan mereka,” ujar Dolly. [NC/HBS]

5G akan Ubah Otomotif ke “Level 5”

Telset.id, Jakarta – Di 2020 nanti, masyarakat dunia akan segera merasakan kehadiran teknologi 5G. Meski masih dalam tahap awal, teknologi tersebut diyakini akan mengubah berbagai sektor menjadi “lebih berteknologi​”.

Sebagai contoh adalah industri otomotif. Menurut Harry K. Nugraha, Country Manager Intel Indonesia mengatakan industri otomotif nantinya akan meningkatkan menjadi “level 5” berkat hadirnya teknologi 5G.

“2021 nanti, industri otomotif akan masuk ke fase atau level 5,” kata Harry di acara Selular Congress 2017 di Balai Kartini, Senin (15/05/2017).

Apa maksud dari “level 5”? Menurutnya, di tahap tersebut kendaraan selain bisa mengemudi sendiri alias serba otomatis, juga bisa mengantarkan penumpangnya sampai ke tempat tujuan dan bahkan bisa menunggu penumpangnya dan mencari tempat parkir sendiri.

“Bisa dilakukan karena 5G itu latency-nya rendah atau tidak mengenal kata lemot,” ujarnya.

Tak cuma itu saja, menurut Harry, kendaraan nantinya akan masuk era dimana pengguna harus memasukkan username dan password untuk menyimpan data di cloud, mirip seperti iPhone dengan iCloud dan Android dengan Gdrive.

“Era itu namanya Things & Devices,” ucap Harry.

Jika benar akan hadir kendaraan “level 5” ini berkat adanya teknologi 5G, tentu kegiatan manusia ke depannya akan sangat dimudahkan. Namun itupun harus didukung juga dengan infrastruktur jalanan di negara terkait. Bisa dibayangkan kan “pusingnya” autonomous car ini saat menghadapi macetnya jalanan ibukota? (FHP/HBS)

Samsung Segera Luncurkan J7 Max, Harga Rp 3 Jutaan

0

Telset.id, Jakarta – Jajaran ponsel seri J menjadi andalan Samsung untuk pengguna yang menginginkan ponsel ramah kantong, tapi dengan spek bertenaga. Beberapa seri yang sudah diluncurkan seperti seri J3, J5, dan J7. Pada tahun, Samsung nampaknya akan menambahkan seri baru untuk keluarga lini J.

Tak cukup dengan tiga seri, Samsung dikabarkan akan segera menambah satu perangkat untuk lini J mereka. Kali ini pabrikan asal Korea Selatan ini akan menambahkan seri phablet yang bernama J7 Max.

Ponsel ini sendiri akan dibekali layar TFT 5,7 inci tanpa layar OLED. Untuk jeroannya sendiri, Samsung akan menanamkan prosesor MediaTek MT6757V octa core dengan RAM 4GB serta penyimpanan internal 32GB.

Untuk kameranya, phablet ini akan dibekali dengan kamera belakang  dan belakang sebesar 13MP. Tentunya dengan konfigurasi kamera ini, pengguna dapat memaksimalkan foto mereka, baik menggunakan kamrea depan maupun belakang.

Sementara untuk baterainya sendiri, Samsung menanamkan baterai berkapasitas 3.300 mAH yang dirasa cukup besar. Sedangkan untuk sistem operasi, mereka memilih untuk menanamkan sistem operasi Android Nougat.

Meski belum ada kepastian tanggalnya, namun Samsung J7 Max rencananya akan diluncurkan dalam waktu dekat. Soal harga, Samsung akan melepas ponsel jumbonya ini di kisaran harga US$ 265 atau sekitar Rp 3,5 juta saja. [NC/HBS]

Tahun 2020, Indonesia Sudah Bisa Nikmati 5G

Telset.id, Jakarta – Terhitung baru dua tahun lebih Indonesia merasakan teknologi 4G LTE. Meski begitu, teknologi 5G yang jauh lebih cepat akan segera diimplementasikan di Tanah Air. Sejumlah vendor telah mulai bersiap untuk meluncurkan jaringan seluler generasi ke-5 itu pada tahun 2020 di Indonesia.

“Standarisasi 5G akan keluar pada 2018 mendatang,” kata Aditya Wicaksana, Solutions Senior Manager ZTE di acara Selular Congress 2017 di Balai Kartini Jakarta, Senin (15/05/2017).

Menurutnya, hal itu dibuktikan dengan banyaknya uji coba teknologi 5G oleh beberapa operator dan penyedia infrastruktur, termasuk ZTE sendiri. Namun ia memberikan catatan bahwa uji coba itu hanya sebatas memberikan gambaran seperti apa teknologi 5G itu nantinya.

“Itu hanya sebatas demonstrasi 5G akan seperti apa. Pengembangan 5G akan hadir di 2019 dan benar-benar akan tersedia pada 2020 mendatang,” jelasnya.

Memang beberapa waktu lalu beberapa operator sebut saja seperti Telkomsel, Smartfren dan XL sudah mulai mengujicobakan teknologi 5G serta mencoba beberapa teknologi yang memanfaatkan 5G nantinya. Tak hanya itu saja, XL bahkan sudah mencoba kecepatan internet menggunakan 5G yang menembus angka 5,5Gbps.

Tak cuma operator, beberapa vendor termasuk ZTE pun bergerak cepat dengan memperkenalkan teknologi atau infrastuktur yang akan menyambut 5G seperti teknologi pre5G yang diklaim sudah digunakan oleh beberapa operator asal Indonesia. (FHP/HBS)

File MP3 akan Segera Dipensiunkan

0

Telset.id, Jakarta – Tak dapat dipungkiri jika file MP3 menjadi format andalan penyimpanan musik selama dua dasawarsa terahhir. MP3 menjadi populer dikarenakan file ini bisa dimainkan di hampir seluruh perangkat pemutar musik.

Namun seiring perkembangan zaman, penggunaan MP3 kian tergusur dengan keberadaan format lainnya. Oleh karena itu, Institut Fraunhofer sebagai pengembang format MP3 menyatakan akan menghentikan perizinan untuk mendapatkan beberapa paten terkait MP3.

“MP3 masih menjadi format audio yang populer dikalangan masyarakat. Namun di dunia profesional, format ini sudah jarang sekali dipergunakan,” ujar perwakilan dari Institut Faraunhofer, seperti dikutip Telset.id dari laman Ubergizmo.

Mereka mengatakan bahwa sebagian besar perusahaan seperti layanan streaming radio, streaming musik, TV, dan lainnya tidak menggunakan format MP3. Melainkan mereka memilih untuk memakai format AAC atau MPEG-H untuk memutar suara atau lagu.

Format MP3 sendiri pertama kali dikembangkan oleh Karlheinz Brandenburg pada 1987. Setelah melakukan pengujian dalam waktu yang cukup panjang, Karlheinz baru bisa menyempurnakannya pada 1992. [NC/HBS]

Pria Ini Klaim Bisa Atasi Ransomware WannaCry

0

Telset.di, Jakarta – Malware Ransomware WannaCry berhasil menggegerkan dunia. Bahkan kini, sang peretas mulai mengincar Indonseisa sebagai negara tujuan kejahatan mereka.

Namun ternyata, seperti dikutip dari laman BussinesInsider, seorang pemuda asal Inggris yang mengaku sebagai MalwareTech mengaku dapat mengatasi serangan tersebut. Pria yang diketahui berusia 22 tahun ini mengungkapkan aksinya tersebut melalui akun @malwaretechblog.

Dalam aksinya, dia tidak sendirian. Dia dibantu oleh Darien Huss dari perusahaan keamanan Proofpoint untuk melakukannya.

[Baca juga: Total Ada 75 Ribu Kasus WannaCry di 100 Negara]

“Saya menemukan beberapa malware terhubung dengan domain yang spesifik, tapi tak didaftarkan,” ujar pria yang bekerja untuk perusahaan anti virus asal Amerika Kryptos Logic.

Dia sendiri mengatakan mereka ingin membeli domain-domain tersebut. Mereka menuturkan bahwa dirinya akan bekerja untuk melacak botnet, sehingga pendaftaran domain semacam ini mampu memberikan gambaran untuk mengetahui bagaimana caranya botnet menyebar.

Untuk saat ini, dia memilih untuk tetap menjaga identitasnya. Dia mengaku bahwa tak masuk akal jika dia harus menunjukan identitasnya saat ini, terlebih ia kini tengah bekerja melawan penjahat yang jelas tak suka dengan aksinya tersebut.

[Baca juga: Catat! Ini Langkah Antisipasi Serangan “WannaCry”]

Terakhir dia mengatakan hal yang sekarang sedang dilakukan belum selesai. Dia mengingatkan kepada seluruh pengguna komputer di seluruh dunia untuk tetap melakukan pengamanan terhadap perangkat mereka.

“Karena itu, selalu aktifkan Windows update. Setelahnya lakukan pembaruan dan reboot,” ujarnya. [NC/HBS]