Beranda blog Halaman 2453

Google Maps Kini Terkoneksi ke Spotify dan Apple Music  

0

Telset.id, Jakarta – Google mulai meluncurkan serangkaian pembaruan untuk para komuter yang mengandalkan aplikasi Google Maps untuk kegiatan sehari-hari. Google menghadirkan pemutar musik di Google Maps.

Menurut The Verge, pengguna bisa mengatur musik yang dimainkan di Spotify, Apple Music, maupun Google Play Music via Google Maps. Dengan begitu, pengguna tidak perlu lagi repot keluar-masuk aplikasi.

Meski tergolong sederhana, pembaruan tersebut cukup membantu para pengguna Google Maps. Bahkan, ada pula pembaruan tab Commute, yang akan memberitahu informasi lalu lintas di rute jalan yang akan diambil.

Google Maps menyediakan fitur canggih lain untuk 80 wilayah di seluruh dunia. Fitur canggih itu berupa pemberitahuan kapan bus atau kereta yang ingin ditumpangi tiba di halte atau stasiun.

Google menyatakan, sederet pembaruan di Google Maps tersebut akan hadir secara bertahap mulai pekan ini. Pembaruan di Google Maps itu bakal menyambangi pengguna perangkat Android maupun iOS.

Baca juga: Google Maps akan Punya Tombol Akses Cepat

Belum lama ini, sejumlah pengguna juga mengaku telah menemukan fitur baru di aplikasi Google Maps. Google Maps memungkinkan untuk mencari tempat parkir rekomendasi di destinasi tujuan meski pengguna masih dalam kondisi mengemudi.

Fitur baru di Google Maps itu diperkirakan masih dalam tahap pengujian. Sebab, pihak Google belum bisa dimintai konfirmasi. Namun, sejumlah pengguna menyebut rekomendasi parkir di Google Maps muncul ketika mereka sedang berada di tengah-tengah perjalanan.

Baca juga: Canggih! Google Maps Bisa Deteksi Daya Baterai Ponsel

Rekomendasi parkir baru di Google Maps juga memungkinkan pengguna untuk menghilangkannya secara manual. Menariknya, ketika pengguna mengizinkan Google untuk memandu ke tempat parkir yang disarankan, Google Maps langsung menampilkan estimasi waktu untuk mencapai tujuan.

Sumber: The Verge

Lagi, Instagram dan Facebook Sempat Tumbang

0

Telset.id, Jakarta – Aplikasi Instagram dan Facebook dilaporkan sempat mengalami gangguan, Rabu (3/10). Reuters melaporkan, Facebook dan Instagram mengalami gangguan di beberapa negara.

Berdasarkan informasi, Instagram dan Facebook mengalami eror di Inggris, Amerika Utara, Australia, India, Singapura, dan beberapa negara lain. Gangguan berlangsung selama beberapa waktu.

Sejumlah pengguna, baik Android maupun iOS, sempat mengeluh aplikasi Instagram mereka tidak dapat menunjukkan unggahan terbaru. “Tidak bisa memuat ulang kabar berita,” begitu tulisan yang muncul saat mencoba memperbarui timeline.

Sejauh ini, belum ada keterangan dari Instagram maupun Facebook terkait gangguan yang terjadi selama beberapa saat pada Rabu. Kejadian serupa pernah terjadi beberapa waktu lalu, bahkan termasuk WhatsApp.

Baca juga: Hati-hati! Bug Ini Ancam 50 Juta Pengguna Facebook

Awal September 2018, Facebook dan Instagram sempat mengalami masalah sehingga tidak bisa diakses oleh para pengguna. Hal itu terungkap ketika para pengguna mengeluhkan hal tersebut via Twitter.

Para pengguna yang mencoba masuk ke Facebook dan Instagram akan mendapatkan pesan eror. Namun, masalah tersebut tampaknya hanya memengaruhi pengguna di Amerika Serikat dan Meksiko, tidak di negara lain.

Baca juga: Yes, Ada Notifikasi Real Time di Instagram Versi Desktop

Namun, ternyata, kasus serupa terjadi pula di negara-negara Eropa. Bahkan, sebagian pengguna melaporkan bahwa masalah itu terjadi di Facebook Messenger dan WhatsApp. Pengguna tidak bisa masuk ke dua layanan tersebut.

Layanan Facebook tidak bisa diakses selama lebih kurang 90 menit sebelum akhirnya kembali normal. Namun, sebagian pengguna yang lain mengaku bisa masuk ke akun Facebook tetapi cuma bisa membaca konten di lini masa. [BA/HBS]

Sumber: Reuters

Apple Sumbang Rp 15 Miliar untuk Pemulihan Pascagempa Sulteng

0

Telset.id, Jakarta –  Simpati publik internasional terhadap peristiwa bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, terus berdatangan. Baru-baru ini, Apple menyatakan turut memberi sumbangsihnya untuk program pemulihan pascagempa di sana.

CEO Apple, Tim Cook, belum lama ini mencuit via Twitter pribadinya. Ia mengucapkan rasa duka cita mendalam untuk bangsa Indonesia.

Ia menyebutkan bahwa Apple ingin berkontribusi dengan memberi bantuan berupa dana untuk proses pemulihan.

Baca juga: Kominfo Temukan 8 Berita Hoaks Gempa Sulteng

“Doa kami bersama orang-orang Sulawesi serta Indonesia, yang akhir pekan ini mendapat musibah gempa dan tsunami hebat. Apple akan mendonasikan USD 1 juta (sekitar Rp 15 miliar) untuk pemulihan situasi di negara nan cantik tersebut,” cuit Cook.

Dikutip Telset.id dari MacRumors, Rabu (03/10/2018), kicauan Cook di Twitter mendapat banyak komentar dari warganet. Mayoritas memuji keputusan Apple yang rela menyisihkan pendapatannya untuk program peduli kemanusiaan.

Namun demikian, ada pula warganet yang meminta kepada Apple supaya menambah jumlah donasi untuk program pemulihan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Sebab, Apple diprediksi mendapatkan banyak keuntungan setelah menjual iPhone XS Max dengan harga yang sangat tinggi.

Baca juga: Pasca Gempa, Layanan Telkomsel Berangsur Pulih di Donggala

Rabu siang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan terbaru soal penanganan bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Data terbaru, 1.407 orang meninggal dunia sudah ditemukan.

“Jumlah korban jiwa per 3 Oktober 2018, pukul 13.00 WIB, mencapai 1.407 orang, terdiri atas wilayah Kota Palu, sebagian Donggala, sebagian Sigi, dan Parigi Moutong,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Baca juga: Kominfo Minta Korban Gempa Sulteng Jangan Termakan Hoaks

Dari data 1.407 orang meninggal dunia, 1.177 orang ditemukan di Kota Palu, sedangkan di Parigi Moutong 12 orang dan Sigi 65 orang. Sebanyak 2.549 orang dilaporkan luka berat, 113 orang hilang, dan korban tertimbun dilaporkan 152 orang.

“Kami perkirakan, data masih akan terus bergerak. Untuk warga selamat, sebanyak 70.821 orang mengungsi di 141 titik. Mengenai jumlah bangunan terdampak, 65.733 rumah tercatat rusak,” pungkas Sutopo. (SN/FHP)

Kominfo Bantah Sebut Bantuan FPI di Sulteng Hoaks

0

Telset.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membantah tuduhan yang menyebut jika bantuan dan aktivitas kemanusiaan Front Pembela Islam (FPI) di Sulawesi Tengah bersifat hoaks.

Menurut Plt. Kabiro Humas Kominfo Ferdinandus Setu tidak pernah pihaknya mengatakan jika bantuan dari FPI di Sulawesi Tengah (Sulteng) sebagai hoaks.

“Kami tidak pernah mengeluarkan pernyataan bahwa aktivitas kemanusiaan FPI bagi korban gempa bumi di Sulawesi Tengah sebagai hoaks,” ucap Ferdinandus Setu di Kantor Kominfo, Jakarta, Rabu (03/10/2018)

Kominfo sebelumnya mengeluarkan rilis terkait 8 hoaks yang muncul di internet pasca-gempa Sulawesi Tengah. Salah satu hoaks yang ditampilkan adalah foto yang memperlihatkan sejumlah orang melakukan aktivitas di wilayah longsor yang diberi judul “gerak cepat relawan FPI evakuasi korban ghempa palu 7.7”.

Baca juga: Kominfo Temukan 8 Berita Hoaks Gempa Sulteng

Foto yang dianggap hoaks tersebut menimbulkan opini bahwa Kominfo menilai jika aksi kemanusiaan FPI di Sulawesi Tengah adalah hoaks. Hal inipun yang perlu diluruskan.

“Setiap bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah yang terdampak gempa, dari siapapun, dari organisasi apapun harus kita apresiasi sebagai upaya bersama seluruh komponen bangsa,” imbuhnya.

Baca juga: Kominfo Minta Korban Gempa Sulteng Jangan Termakan Hoaks

Ferdinandus juga berpesan kepada warganet Indonesia untuk tidak menyebarkan informasi hoaks terkait Sulawesi Tengah. Menurutnya dengan tidak menyebarkan berita hoaks hal itu turut serta dalam mempercepat proses pemulihan pasca gempabumi yang terjadi Jumat (28/9) kemarin.

“Kepada para netizen Indonesia, kami mohon dengan sangat, jika tidak atau belum bisa membantu secara langsung saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah, setidaknya kita bisa berkontribusi untuk mempercepat proses pemulihan pada masa tanggap darurat dengan tidak ikut menyebarkan informasi yang masih diragukan kebenarannya alias hoaks,” ujar Ferdinandus.

Baca juga: Kominfo Kerahkan 100 Telepon Satelit ke Palu dan Donggala

Kominfo pun saat ini tetap melakukan pemantauan informasi hoaks soal kondisi terkini di Sulawesi Tengah. Pun jika ada yang tetap menyebarkan hoaks pihaknya tidak segan untuk membawa kasus tersebut kepada pihak kepolisian.

“Setiap pelaku hoaks akan kami teruskan ke Mabes Polri (Cq Direktorat IT & Cyber Crime) untuk proses penegakan hukum lebih lanjut,” ucapnya. [NM/HBS]

 

Ngetik di Smartphone Pakai Suara dengan Aplikasi Ini

0

Telset.id, Jakarta – Google baru-baru ini meluncurkan aplikasi bernama Voice Access yang memungkinkan pengguna mengakses smartphone hingga mengetik menggunakan perintah suara.

Dilansir Telset.id dari The Verge, Rabu (03/10/2018), sebelum menggunakan aplikasi Voice Access, pengguna dapat mengatakan “OK Google” terlebih dahulu, dan diikuti dengan perintah suara “Open (nama aplikasi)”.

Kemudian, Google akan menampilkan angka-angka pada area tertentu untuk memudahkan pengguna memberikan perintah, khususnya untuk mengetik.  Mereka bisa mengatakan “delete the line” untuk menghapus pesan, “undo” untuk menampilkan kata yang dihapus, sampai “stop listening”.

Baca Juga: Gak Ribet, Begini Cara Ngetik Pakai Suara di Smartphone

Selain itu, Voice Access juga bisa membuat pengguna untuk menavigasi aplikasi menggunakan suara, hingga memungkinkan mereka berbicara dengan Google Assistant. Caranya pun sama dengan fitur mengetik tanpa menggunakan tangan yakni dengan perintah suara.

Voice Access sendiri merupakan bagian dari rencana Google untuk membuat aplikasi buatannya bisa diakses oleh semua orang. Aplikasi ini telah dikembangkan Google sejak April 2016 lalu.

Saat itu, Voice Access bisa digunakan oleh perangkat Android 5.0 Lollipop ke atas. Setelah hampir 2 tahun, aplikasi tersebut sudah mengalami penyempurnaan dan diluncurkan secara resmi pada awal Oktober ini.

Baca Juga : Google Siapkan Rencana Saingi Amazon di CES 2018

Sayangnya aplikasi Voice Access masih memiliki kekurangan, yakni baru mendukung bahasa Inggris saja. Meski demikian, Google berjanji akan memberikan dukungan bahasa lainnya di masa yang akan datang.

Setelah merilis Voice Access, Google berencana untuk mengembangkan aplikasi lainnya untuk orang-orang dengan penyakit parkinson, multiple sclerosis, arthritis, dan cedera tulang belakang.

Sebelumnya, Google telah merilis aplikasi Lookout untuk memudahkan penderita tunanetra. Aplikasi ini mampu mengenali objek atau medan di sekitar pengguna, dan memberi tahu mereka ketika ada rintangan. Sehingga menghindarkan pengguna dari potensi terjatuh atau menabrak.

Baca Juga : Google Hadirkan Aplikasi Pemandu Jalan untuk Tunanetra

Lookout memanfaatkan kamera perangkat Android untuk mendeteksi medan jalan. Untuk memakainya, Google menyarankan pengguna memakai Google Pixel yang dikalungkan di leher dengan kamera menghadap ke depan. (NM/FHP)

Konsorsium Mobil Otonom BMW Banjir Peminat

Telset.id, Jakarta – Tren mobil otonom membuat perusahaan otomotif ramai-ramai membuat mobil canggih itu. Sebagai salah satu raksasa otomotif Jerman, BMW juga tak ketinggalan mengembangkan kendaraan masa depan tersebut.

Namun BMW tak sendirian, karena mereka membuat konsorsium yang beranggotakan perusahaan lain. Tetapi belakangan konsorsium ini juga diminati perusahaan kompetitor mereka.

“Para pesaing terterik bergabung dengan konsorsium untuk mengembangkan mobil otonom karena keuntungan industri otomotif semakin tertekan,” ujar Anggota Dewan Direksi BMW Klaus Froehlich, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (3/10/2018).

Saat ini BMW berupaya membangun mobil otonom sebagai cara memasuki bisnis taksi otonom yang bisa diakses dari aplikasi smartphone.

Tetapi langkah ini bisa dibilang tidak mudah, karena banyak perusahaan diluar otomotif yang kepincut model bisnis transportasi masa depan itu.

Baca juga: Setelah Dipermak, Tesla Model 3 Diklaim Setara BMW dan Mercy

Bahkan raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) seperti Apple dan Alphabet Inc telah merogoh kocek hingga miliaran dolar AS atau puluhan triliun rupiah demi memiliki mobil canggih tersebut.

“Sayangnya, semua orang mengira mereka akan menjadi pemenang dan akan memiliki bisnis berbagi perjalanan yang sangat besar,” imbuh dia.

Saat ini anggota konsorsium mobil otonom yang dipelopori BMW itu antara lain Mobileye, Magna, Fiat Chrysler dan pemasok otomotif Delphi Automotive dan Continental AG.

Menurut dia banyak produsen otomotif yang berpikir ulang membangun mobil otonom sendiri karena teknologi yang harus diadopsi terbukti kompleks. Selain itu waktu yang dibutuhkan supaya investasi itu kembali lebih lama ketimbang bisnis mobil konvensional.

Baca Juga : Keren! Mobil Listrik BMW Bisa Isi Daya Tanpa Kabel

“Ada pabrikan mobil Jerman lain yang mengatakan kepada saya: ‘kedengarannya kami seperti membuang banyak uang’. Saya juga ditelepon pemasok komponen utama yang mengajak untuk membuat platform bersama. Beberapa perusahaan ride hailing juga menyatakan minat untuk bergabung dengan konsorsium,” tukas Froehlich.

Dia menegaskan pihaknya hanya memberi kesempatan bagi perusahaan yang berminat bergabung dengan konsorsium BMW pada tahun ini. [WS/HBS]

Sumber: Channelnewsasia

Demi Keamanan, Negara Ini Bisa Akses Smartphone Wisatawan

0

Telset.id, Jakarta – Wisatawan yang berlibur di Selandia Baru akan dikenai denda jika menolak memberikan password dari segala perangkat digital mereka saat diperiksa petugas. Tak tanggung-tanggung, denda yang dijatuhkan bahkan lebih dari 5 ribu dolar Selandia Baru atau sekitar Rp 50 jutaan.

Selandia Baru merupakan negara pertama yang memberlakukan peraturan tersebut. Sebab, sebelumnya belum ada peraturan yang memaksa wisatawan membuka perangkat mereka untuk inspeksi, baik menggunakan kata sandi maupun data biometrik, seperti sidik jari atau pindaian wajah.

Negara ini juga menjadi salah satu negara yang mengizinkan petugas bea cukai untuk akses smartphone wisatawan dan perangkat digital lainnya, sama seperti bagasi. Mereka diperbolehkan menyita perangkat wisatawan untuk pemeriksaan forensik jika dipercaya memiliki bukti aktivitas kriminal.

Baca Juga: Gawat! Bandara Inggris Diserang Virus Ransomware

“Kami tidak mengetahui jika ada negara lain yang telah mengesahkan diberlakukannya denda bagi orang-orang yang menolak memberikan password mereka,” ujar juru bicara Bea Cukai Selandia Baru, Terry Brown, seperti dikutip Telset.id dari New York Times, Rabu (03/10/2018).

Menurut Terry, para petugas perbatasan meyakini bahwa denda tersebut merupakan solusi yang sesuai untuk menyeimbangkan privasi individu dan keamanan nasional. Ia juga menegaskan, hukum tersebut berlaku bagi wisatawan asing maupun warga Selandia Baru.

Password itu sendiri dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap perangkat digital dalam mode terbang atau airplane mode. Nantinya, petugas hanya akan mengecek file yang tersimpan dalam perangkat, dan bukan riwayat akses situs atau informasi yang diunggah ke layanan cloud.

Baca Juga: Pakai Biometrik, Bandara AS Ringkus Pengguna Paspor Palsu

Meski untuk alasan keamanan negara, tapi aturan itu mendapat kritik dari pendukung kebebasan sipil yang beranggapan bahwa perangkat digital bersifat lebih pribadi dibandingkan bagasi, sehingga tidak boleh tersentuh oleh pemeriksaan di bandara.

Profesor dari University of Wollonggong di Australia, Katina Michael menyebutkan bahwa banyak negara telah menetapkan peraturan yang mengizinkan petugas-petugasnya untuk menyita perangkat digital jika password perangkat tidak diberikan atau dicurigai terdapat aktivitas ilegal.

Ia juga berpendapat, denda yang diberlakukan oleh Selandia Baru makin menambah “faktor ketakutan” untuk menekan wisatawan yang tidak paham hak-hak mereka ketika memasuki negara baru, khususnya soal aturan password dari perangkat digital.

Baca Juga: Bandara Soekarno-Hatta Terapkan Sistem Keamanan Berbasis Web

“Banyak dari kita yang membawa data kompetitif, data industri, informasi intelijen, dan properti intelektual, serta barang-barang personal dalam ponsel kita,” katanya.

Namun Terry beralasan, bahwa peraturan baru ini bisa meningkatkan keamanan bagi wisatawan dengan mengumumkan langkah-langkah yang dilakukan petugas selama pemeriksaan perangkat. Ia juga mengatakan secara rinci, petugas hanya melakukan pemeriksaan terhadap perangkat yang mencurigakan. (AU/FHP)

Uni Eropa Bakal Pangkas Pajak E-Book dan Publikasi Digital Lainnya

0

Telset.id, Jakarta – Ada kabar baik untuk warga Uni Eropa, khususnya bagi mereka para pelajar dan mahasiswa. Betapa tidak, kumpulan negara-negara kasawan tersebut berencana memangkas pajak untuk e-book dan publikasi digital lainnya. Alasannya demi meyelaraskan dengan pengurangan pajak yang sudah diberlakukan untuk buku dan majalah versi cetak.

Keputusan yang dibuat oleh para Menteri Keuangan Uni Eropa ini membuat negara-negara di kawasan tersebut harus mengurangi atau bahkan menghapus pajak pertambahan nilai (PPN) publikasi elektronik. Saat ini, publikasi digital dikenai pajak hingga 15 persen karena dianggap sebagai jasa elektronik.

Baca Juga : Uni Eropa Desak Apple, Samsung, dkk Bikin Charger Universal

“Rencana ini adalah bagian dari upaya memodernisasi PPN untuk ekonomi digital dan memungkinkan kami untuk mengikuti perkembangan teknologi,” ujar Menteri Keuangan Austria Hartwig Loeger, yang memimpin pertemuan, seperti dilansir channlenewsasia, Rabu (3/10/2018).

Kesepakatan pajak ini ternyata tidak dibuat dalam waktu singkat karena sudah melalui proses pembicaraan diantara Komisi Eropa selama lebih dari dua tahun. Rencana pemangkasan PPN untuk publikasi digital ini sebenarnya sudah mendapat lampu hijau dari Parlemen Eropa sejak tahun lalu.

“Ini merupakan berita yang bagus untuk media dan untuk sektor budaya” kata Komisi Ekonomi Uni Eropa Pierre Moscovi dalam cuitannya di Twiter pasca kesepakatan itu.

Sementara itu, Dewan Uni Eropa mengatakan bahwa tingkat pajak yang rendah atau bahkan nihil hanya diberlakukan untuk negara anggota negara kawasan tersebut yang telah menerapkannya di publikasi fisik atau cetak.

Sayangnya regulasi anyar ini hanya akan berlaku sementara, hingga reformasi komprehensif sistem pajak disetujui dewan Uni Eropa. Artinya, PPN E-Book ini bisa jadi akan naik tidak lama lagi.

Baca Juga : Ternyata, Google akan Ubah Android Sebelum Didenda Uni Eropa

Perombakan regulasi perpajakan yang tengah diusulkan Komisi Eropa diproyeksi akan membuat negara-negara kawasan ini lebih fleksibel dalam menetapkan tarif PPN. [WS/IF]

Sumber : Channelnewsasia

Heboh Ratna Sarumpaet, Tagar #WajahmuPlastik Jadi Trending Topic

0

Telset.id, Jakarta – Warganet Twitter hari ini sedang ramai menuliskan tagar #WajahmuPlastik, terkait kasus Ratna Sarumpaet. Bahkan, tagar ini menempati posisi teratas trending topic Twitter di Indonesia.

Berdasarkan pantauan Telset.id dari situs trends24.in, tagar #WajahmuPlastik berada di posisi pertama disusul dengan tagar #SaveRioDewanto dan #GlennOutLIB.

Tidak hanya itu, viralnya tagar #WajahmuPlastik juga diiringi dengan beragam komentar dari warganet.

Tagar ini sendiri muncul ketika terdapat dugaan baru, bahwa foto lebam Ratna Sarumpaet yang tersebar di media sosial bukanlah akibat dari penganiyaan, melainkan akibat melakukan operasi plastik. Warganet menilai, Ratna telah melakukan tindakan kebohongan.

Baca Juga : Hashtag Tertua di Dunia Ini Berumur 30.000 Tahun

Selain itu, warganet lainnya menganggap tagar #WajahmuPlastik menjadi sebuah pembicaraan yang menghibur. Ada juga yang berpendapat, bahwa masyarakat seharusnya mensyukuri kondisi fisik yang diberikan Tuhan.

Sebelumnya masyarakat digegerkan dengan dugaan pengeroyokan yang dialami oleh Ratna Sarumpaet yang terjadi pada tanggal 21 September 2018 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Kasus ini menjadi viral, karena muncul foto yang memperlihatkan wajah Ratna yang tampak lebam.

Baca juga: Viral! Video Eksekutif Mati Terpidana Narkoba di China

Polisi melakukan pengecekan atas kasus tersebut, dan menemukan fakta bahwa tidak ada saksi yang mendengar atau menyaksikan langsung pengeroyokan terhadap Ratna. Selain itu, polisi juga memeriksa 23 rumah sakit di Jawa Barat, dan tidak ditemukan rumah sakit yang pernah merawat Ratna pasca dugaan pengeroyokan.

Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nico Afinta, pada tanggal 21 sampai 24 September 2018, Ratna berada di Jakarta tepatnya di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika, Menteng. Ia menyatakan bahwa pihaknya telah memeriksa CCTV, buku pendaftaran dan bukti pembayaran, yang memperkuat dugaan jika Ratna sedang menjalani pengobatan pada bagian wajahnya.

Baca juga: Twitter Siapkan Fitur Live Streaming dan Video Highlights

“Tanggal 20 September, Ibu Ratna Sarumpaet sudah mendaftarkan diri ke rumah sakit dan 21 September, dia datang dan mengisi buku tamu di rumah sakit itu sebagai seorang pasien,” jelasnya. (NM/FHP)

Film Gratis dan Saluran TV Bakal Jadi Produk Amazon Berikutnya

0

Telset.id,Jakarta – Setelah lebih dulu menyediakan konten TV, Amazon kini dikabarkan bakal melebarkan sayap, dengan menawarkan saluran streaming linear bergaya siaran.

Perusahaan belanja berbasis daring ini siap meluncurkan saluran TV bagi pelanggan menggunakan perangkat buatan perusahaan, Fire TV. Saluran ini akan meminjam nama salah satu bisnis Amazon lainnya, Internet Movie Database, mungkin sebagai IMDB TV.

Layanan ini akan didanai oleh iklan, yang akan muncul sebelum, selama atau setelah program. Karena ini masih perdana, maka tidak perlu lagi berlangganan TV Amazon.

Menurut CNBC, saluran ini akan menyediakan acara TV dan film. Amazon juga telah mendekati tiga perusahaan media besar terkait dengan penyediaan konten.

Baca juga: Ribuan Amazon Go akan Dibangun, Walmart dkk Terancam

Streaming TV bukan hal baru bagi Amazon, perusahaan juga menawarkan berbagai saluran dari pihak ketiga yang tersedia untuk pelanggan yang ingin berlangganan. Diantaranya siaran langsung, talk show atau film sesuai permintaan.

Tidak seperti TV kabel atau satelit, Amazon memungkinkan pelanggan memilih saluran yang mereka inginkan. Harganya berkisar antara £ 1,50 per bulan hingga £ 10. Pelanggan juga harus berlangganan Amazon Prime sebesar £ 79 per bulan.

Membuat layanan gratis akan memungkinkan Amazon untuk menjangkau sejumlah besar orang yang sudah memiliki perangkat Fire TV atau tablet Amazon. Banyaknya penonton tentu akan membuat saluran menjadi sangat menarik bagi pengiklan.

Selain itu, menurut laporan CNBC, Amazon juga akan memberi pengiklan akses ke berbagai informasi tentang pelanggan.

Memang, tidak mungkin bagi pengiklan untuk melihat data pelanggan, namun Amazon dapat menawarkan penargetan berdasarkan tingkat demografis yang belum pernah terjadi sebelumnya, berdasarkan banyaknya data tentang pelanggan yang disimpannya.

Baca juga: Amazon Perbanyak Toko Tanpa Kasir di Amerika Serikat

Sebagai contoh, kelak ketika anda baru saja membeli Blu-ray Star Wars, maka pengiklan mungkin dapat meminta Amazon untuk mencoba dan menjual barang dagangan terkait, atau bahkan produk pesaing.

Amazon sekarang adalah retairel terbesar kelima di Inggris, yang hanya bisa disaingi oleh Tesco, Sainsbury’s, Asda dan Morrisons.

Di AS, total pasar iklan bernilai sekitar $ 70 miliar per tahun, sedang di Inggris diperkirakan sekitar £ 22 miliar. Hal itu akan menyebabkan Amazon untuk memasarkan layanannya sendiri, dan mungkin menjual Prime TV. [BA/IF]

Sumber : Mirror.co.uk

Dell Klaim Laptopnya Lebih Canggih dari Lenovo

Telset.id, Jakarta – Setelah Lenovo merilis seri workstation terbarunya di Indonesia lewat Lenovo ThinkPad P1 beberapa waktu lalu, Dell seolah tak mau ketinggalan. Perusahaan asal Amerika Serikat itu ikut meluncurkan model workstation terbaru untuk konsumen Tanah Air.

Tak tanggung-tanggung, Dell meluncurkan empat seri workstation-nya, yakni Dell Precision 7730, Precision 7530, Precision 5530, dan Precision 3530. Diklaim Primawan Badri, Commercial Client Solutions Director Dell Indonesia, keempat laptop terbarunya memiliki banyak keunggulan dibandingkan produk sejenis dari Lenovo.

“Dari sudut pandang Dell, tentu banyak. Salah satunya dari sisi desain,” katanya, di acara peluncuran Dell OptiPlex dan Precision Workstation di Jakarta, Rabu (03/04/2018).

Baca Juga: Lenovo ThinkPad P1 Diluncurkan, Workstation dengan Intel Xeon

Dijelaskannya, meski menggunakan material daur ulang, pihaknya tetap menjaga standar dan kualitas dari material yang digunakan untuk laptop workstation Dell. Ia juga menyatakan, Dell telah mengemas laptopnya dengan desain yang kompak dengan bobot yang ringan di kelasnya.

“Pemilihan material standarnya berkualitas, meski menggunakan material daur ulang untuk packaging dan unitnya,” ucapnya.

“Sebagai contoh Dell Precision 5530 yang jadi laptop workstation tertipis dan ringan dengan bobot sekitar 1,7 kilogram, tapi juga powerful,” jelas Primawan.

Selain soal desain, ia juga mengatakan bahwa laptop workstation dari Dell unggul dalam sisi performa dan juga inovasi. Menurutnya, keempat laptop baru Dell telah mempunyai teknologi bernama Precision Optimizer yang dapat meningkatkan performa laptop sampai 30 persen hingga 40 persen.

Baca Juga: Canggih! Laptop Terbaru Dell Dukung Tampilan 8K

Lebih lanjut Primawan menjelaskan, khusus untuk Precision 7730 dan 7530 bahkan sudah mendukung tampilan 8K dan HDR serta teknologi Virtual Reality (VR).

“Dari sisi inovasi, sudah banyak yang kita lakukan,” katanya.

Seri workstation dari Dell tertinggi yang dibawa ke Indonesia adalah Precision 7730 dan Precision 7530. Keduanya masing-masing mengusung layar berukuran 17,3 inci dan 15,6 inci dengan resolusi maksimal 4K dan mendukung tampilan 8K dan HDR dengan menggunakan kabel yang dihubungkan ke DisplayPort 1.4.

Baca Juga: Dell OptiPlex, Desktop Rp 20 Jutaan untuk Pengguna Kantoran

Untuk dapur pacunya, Precision 7730 dan Precision 7530 ditenagai oleh prosesor 6-core Intel Core generasi 8 atau Intel Xeon E-2176M 2.7 GHz dan E-2186M 2.9 GHz, RAM hingga 128GB DDR4 non ECC, ROM hingga 6TB dengan jenis SSD PCIe, serta dukungan GPU dari Radeon Pro dan juga Nvidia Quadro.

Dell Precision 7730 sendiri dibanderol dengan harga mulai dari Rp 40 jutaan. Sementara Precision 7530 dilepas dengan harga mulai dari Rp 35 jutaan. (FHP)

Benahi Sistem TI Negara, Singapura Siap Rekrut Insinyur Kelas Dunia

0

Telset.id, Jakarta – Kejadian pembobolan data pribadi 1,5 juta warga Singapura oleh hacker alias peretas rupanya sangat membekas di hati Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Dia bahkan berjanji akan menggandakan keamanan dunia maya (cybersecurity) di negara tersebut, menyusul transformasi digital untuk menjadikan Singapura sebagai Smart Nation.

PM Lee menilai keamanan siber merupakan syarat penting bagi negara untuk mendapatkan manfaat dari teknologi digital dan dunia yang lebih terhubung. Karenanya, peningkatan penjagaan di sektor ini (siber) pun dirasa perlu. Disamping meningkatkan kemampuan teknologi informasi (TI) di negara tersebut.

Salah satu caranya adalah dengan merekrut para ahli yang sama andalnya dengan mereka yang ada di perusahaan-perusahaan teknologi papan atas seperti Google, Netflix, Dropbox, Slack dan Go-Jek.

Baca Juga : Facebook Dirikan Data Center di Singapura

“Kami ingin professional TI berbakat mempertimbangkan Singapura, sama seriusnya dengan salah satu dari perusahaan-perusahaan ini,” ujar PM Lee dalam pidatonya di konferensi GovTech, seperti dilansir channelnewsasia, Rabu (3/10/2018)

Untuk menarik minat para insinyur berbakat ini, Singapura disebut-sebut bakal membuat penawaran menarik, terutama dari segi pendapatan.

Tak tanggung-tanggung, negara ini bakal merombak skema gaji di bidang IT hanya untuk menarik minat para professional seperti arsitek solusi cloud, spesialis keamanan siber, para teknisi senior dan ahli teknologi dalam pelayanan publik.

Dengan meningkatkan kemampuan TI secara internal, PM Lee berharap negaranya tidak akan selalu tergantung bantuan konsultan asing. Para ahli TI tersebut nantinya akan membentuk tim khusus yang akan merombak sistem di berbagai organisasi yang sudah ada.

Baca Juga : Universitas Di Singapura Ini Siapkan Dana Rp 281 Miliar Untuk Bangun Startup Teknologi

“(Serangan siber SingHealth) adalah pengingat yang keras bahwa dunia maya bukanlah lingkungan yang ramah, dan kami harus melakukan jauh lebih baik dalam menjaga sistem TI dan data kami tetap aman,” tambahnya.

Dia mengakui insiden peretasan yang dialami Singapura beberapa waktu lalu juga mengungkap kelemahan dan penyimpangan internal dalam sistem dan organisasi TI negara. Kondisi ini dinilai tak bisa dibiarkan dan harus segera diperbaiki dengan meningkatkan kemampuan SDM dan merekrut para ahli dari luar negeri. [WS/IF]

Sumber : Channelnewsasia