Beranda blog Halaman 2614

Facebook Bakal Hadirkan Platform Berlangganan?

0

Telset.id, Jakarta – Jauh sebelum skandal penyalahgunaan data pengguna yang juga melibatkan Cambridge Analytica terungkap, Facebook melakukan riset pengembangan platform tanpa iklan. Facebook kini tengah mempertimbangkan untuk merealisasikannya.

Menurut Facebook, platform tanpa iklan lebih menarik bagi para pengguna. Dengan begitu mereka tidak lagi terganggu dan bisa saja mengurungkan niat untuk menutup akun atau berpindah ke platform lain.

Tak cuma itu, dilaporkan How to Geek, dengan menghadirkan platform tanpa pariwara, Facebook bisa mendapat pemasukan lebih banyak, menggantikan potensi dana 41 miliar dolar Amerika Serikat yang terpaksa raib pada tahun lalu.

Facebook tanpa iklan tidak seperti yang sekarang banyak dipakai oleh pengguna di seluruh dunia. Facebook tanpa iklan hadir dengan sistem berbayar. Pengguna memang tidak akan terganggu oleh iklan, tetapi harus membayar langganan per bulan atau per tahun.

Namun, Facebook melalui CEO Mark Zuckerberg dan COO Sheryl Sandberg belum mengambil keputusan apapun mengenai rencana tersebut. Namun, Sanberg pernah menyebut bahwa Facebook versi berlangganan sedang dalam pembahasan intensif.

Facebook tengah memikirkan banyak hal tentang platform berlangganan, termasuk metode yang bakal diterapkan. Yang jelas, Facebook tanpa iklan dan bersistem langganan akan menjanjikan keamanan dan privatisasi para pengguna.

Meski nantinya memilih memakai Facebook dengan platform berbayar, pengguna tetap bisa berinteraksi dengan teman yang menggunakan platform biasa. Facebook menjamin data para pengguna platform berbayar bakal tersimpan rapat. [BA/IF]

Source Link

 

Ini Daftar Ponsel Terlaris selama Kuartal I-2018

0

Telset.id, Jakarta – Menurut laporan Strategy Analytics, pada kuartal I-2018, tak kurang dari 345 juta ponsel didistribusikan ke seluruh dunia. Dari jumlah sebanyak itu, ponsel apa yang paling laris terjual?

Merujuk data Strategy Analytics, iPhone X masih menempati posisi teratas sebagai ponsel terlaku secara global selama kuartal I-2018. Jumlahnya mencapai 16 juta unit atau empat persen dari total pengapalan.

“Desain bagus, kamera canggih, dan aplikasi beragam menjadi keunggulan iPhone X. Konsumen rela mengeluarkan banyak uang demi bisa mendapatkannya,” tulis laporan Strategy Analytics dilansir CNBC.

Menguntit iPhone X, ada tiga saudara tua bernama iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone 7. Sayang, Strategy Analytics tak merinci angka pasti distribusi tiga ponsel yang juga hasil besutan Apple tersebut.

Di tengah dominasi produk Apple dengan sistem operasi iOS, ada Xiaomi Redmi 5A yang berbasis Android. Ponsel buatan China yang membidik segmen entry-level itu terdistribusikan 5,4 juta unit.

“Xiaomi sangat populer di India dan China. Dari jumlah keseluruhan penjualan 5,4 juta unit pada kuartal I-2018, mayoritas ponsel Xiaomi terjual via online,” demikian isi laporan Strategy Analytics.

Di bawah Xiaomi Redmi 5A, terdapat ponsel terbaru Samsung, yakni Galaxy S9 Plus. Kembaran Galaxy S9 tersebut laku sebanyak 5,3 juta unit pada kuartal I-2018. Penjualannya kalah 100 ribu unit dari Xiaomi Redmi 5A.

Baca juga: 5 Alasan iPhone X Pantas Digandrungi

Strategy Analytics memperkirakan, pada kuartal II-2018 mendatang, Galaxy S9 Plus akan mengalahkan penjualan Xiaomi Redmi 5A. Meski demikian, secara umum, predikat ponsel terlaris masih ditempati oleh iPhone X. [SN/HBS]

 

Para Pekerja di Jepang Tidak Takut Digantikan Robot

Telset.id,Jakarta – Berbeda dengan para pekerja di negara Barat, para pekerja di Jepang tidak takut robot akan ‘mencuri’ lahan mereka. Hal itu disampaikan, seorang pejabat tinggi dari Jepang, pada Jumat (5/5/2018), lalu.

Para pekerja di Jepang tidak merasa terancam dengan keberadaan robot di pabrik. Pasalnya mereka menganggap robot sebagai tenaga bantuan.

“Cara berpikir Barat adalah ‘robot akan mencuri pekerjaan saya,’ Tetapi di Jepang, robot akan mengurangi beban pekerjaan manusia. Seperti dalam komik terkenal “Astro Boy” dan “Doraemon”, di mana robot selalu menolong orang,” kata Wakil Perdana Menteri Jepang dan Menteri Keuangan, Taro Aso dalam diskusi panel pada pertemuan tahunan Asian Development Bank di Manila.

Seperti diketahui, Jepang merupakan negara dengan tingkat ekonomi terbesar ketiga di dunia. Jepang juga negara dengan tingkat populasi rendah dan lapangan tenaga kerja yang sedikit.

Tahun 2017 lalu, warga berusia 65 ke atas menyumbang hampir 28 persen dari populasi di Jepang. Menurut data dari statistik Pemerintah Jepang, jumlah orang yang berusia 90 ke atas, sekitar 2 juta untuk pertama kalinya.

Aso, yang menjabat sebagai perdana menteri dari 2008 hingga 2009, mengakui dampak dari dinamika demografi pada perekonomian negaranya. Ia mencontohkan dirinya sendiri yang berusia 77 tahun, dan tetap harus bekerja.

“Saya berusia 77 tahun dan masih bekerja,” katanya sambil tersenyum.

Dia memperingatkan, teknologi dapat menciptakan pekerjaan bernilai tambah tetapi juga dapat menyebabkan ketidaksetaraan yang lebih luas. Oleh sebab itu, penting untuk meningkatkan sumber daya manusia.

Ia mencontohkan, misalnya dengan memberikan insentif pendidikan bagi keluarga berpenghasilan rendah sebagai salah satu prospek potensial.

“Untuk meminimalkan biaya sosial, penting untuk meningkatkan sumber daya manusia,” katanya. [BA/IF]

Source Link

Waduh! Perusahaan di China Pantau Otak Karyawannya

Telset.id, Jakarta – Jika Anda merasa manajemen perusahaan mengawasi ketat pekerjaan dan perilaku Anda selama jam kerja, mungkin bisa dibilang masih lebih beruntung ketimbang apa yang dialami pegawai Hangzhou Zhongheng Electric. Betapa tidak, pegawai di perusahaan ini diawasi secara penuh. Bukan hanya perilaku dan pekerjaannya, tetapi juga otak mereka. Kok bisa?

Menurut digitaltrends, seperti dilansir South China Morning Post, Senin (7/5/2018), ini dilakukan Hangzhou Zhongheng Electric dengan menggunakan helm yang dirancang khusus untuk memantau gelombang otak karyawan.

Data tersebut nantinya dikumpulkan dari perangkat guna memantau tanda-tanda stres, depresi dan masalah lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan di tempat kerja. Ketika alat ini mendeteksi masalah, pekerja yang bersangkutan diberitahu untuk mengambil cuti atau pindah ke bagian lain yang lebih tenang.

Baca juga: China Turun Tangan Terkait Embargo ZTE

Hangzhou Zhongheng Electric menyatakan teknologi tersebut telah meningkatkan efisiensi pekerja secara keseluruhan. Salah satu contohnya adalah menyesuaikan panjang dan jumlah jeda agar lebih selaras dengan kebutuhan individu karyawan mereka.

Beberapa perusahaan juga menggunakan teknologi untuk menambah pelatihan mereka. Di Ningbo Shenyang Logistics misalnya, helm pemantauan gelombang otak ini dikombinasikan dengan perangkat virtual reality (VR) yang mensimulasikan tugas-tugas di tempat kerja.

Salah satu manajer Ningbo Shenyang Logistics Zhao Binjian mengatakan bahwa perangkat ini telah mengurangi jumlah kesalahan yang dibuat oleh pekerja baru secara signifikan berkat peningkatan pemahaman antara karyawan dan pengusaha.

Binjian mengatakan bahwa helm itu digunakan untuk melatih karyawan baru. Namun dia tidak berkomentar apakah helm itu hanya digunakan oleh karyawan baru atau karyawan lama juga.

Sebenarnya teknologi ini tidak unik di China, bahkan helm tersebut telah digunakan di negara-negara barat juga, walaupun hanya untuk tugas-tugas terbatas dan sukarela seperti memanah.

China adalah negara pertama yang menggunakan teknologi ini dalam skala industri yang luas. Para peneliti di lapangan berharap masuknya data akan memungkinkan mereka untuk meningkatkan algoritma dan kecerdasan buatan yang berfungsi untuk memantau perangkat.

Kendati demikian, teknologi ini bukan tanpa masalah. Banyak karyawan awalnya waspada terhadap perangkat itu dan beberapa ahli percaya bahwa mereka benar.

Profesor Qiao Zhian dari Beijing Normal University mengatakan bahwa teknologi itu dapat disalahgunakan oleh para juragan untuk melanggar privasi.

“Tidak ada undang-undang atau peraturan untuk membatasi penggunaan peralatan semacam ini di China. Para juragan mungkin memiliki insentif yang kuat untuk menggunakan teknologi tersebut untuk keuntungan yang lebih tinggi, dan para karyawan biasanya dalam posisi yang terlalu lemah untuk mengatakan tidak,” kata Zhian. [WS/IF]

Source Link

Cara Membuat Animasi GIF Pakai Gboard

Telset.id – Google baru saja menyebarkan pembaruan Beta bagi pengguna smartphone Android yang telah mendaftar sebagai Beta Tester dari aplikasi Google Keyboard atau Gboard.

Pada pembaruan tersebut, terdapat fitur baru yang cukup menarik yakni fitur yang memungkinkan penggunanya untuk dapat membuat animasi GIF sendiri.

Dengan kemampuan itu, tentu saja pengguna smartphone seperti dimudahkan untuk membuat konten menarik yang dapat menghibur orang lain atau sebagai cara untuk menyampaikan pesan tertentu kepada pengguna smartphone lain.

Nah karenanya, dalam tulisan kali ini Tim Telset.id akan memberikan cara membuat animasi GIF menggunakan aplikasi Gboard. Yuk ikuti caranya!

  • Pertama yang harus Anda lakukan adalah, pastikan Anda sudah mendaftar sebagai pengguna Beta Tester dari aplikasi Gboard.
  • Caranya adalah dengan cari Gboard di Google Play Store, kemudian masuk ke informasi aplikasinya. Setelah itu, scroll ke bawah hingga Anda menemukan Become a beta tester. Tekan tombol I’m In untuk menjadi pengguna Beta Tester.

  • Tunggu beberapa saat hingga Google mengizinkan Anda sebagai pengguna Beta Tester.
  • Kemudian, selain mendapatkan notifikasi You’re a beta tester for this app. Awesome!, Anda juga akan mendapatkan pembaruan aplikasi. Jadi, tekan tombol Update untuk memperbarui aplikasinya.

  • Sekarang buka aplikasi chatting atau aplikasi lainnya yang mendukung pengiriman animasi GIF. Ketika keyboard muncul, tekan tombol berbentuk emoji di sebelah tombol spasi.

  • Selanjutnya, tekan pilih GIF dan tekan tombol Make a GIF.

  • Otomatis, Anda dapat membuat animasi GIF sendiri dengan memanfaatkan kamera smartphone. Anda dapat membuatnya menggunakan wajah Anda atau objek menarik lainnya dan menambahkan filter unik yang sudah tersedia.

  • Kemudian, tekan tombol berwarna biru untuk mengirim animasi tadi, sekaligus menyimpannya di dalam sistem Gboard.

  • Jika Anda menekan tombol GIF kembali, Anda akan melihat animasi GIF yang sudah Anda buat sebelumnya.

Sekarang mudah kan membuat animasi GIF sendiri? Sayangnya, belum ada informasi kapan Google akan menyebarkan pembaruan Gboard dengan adanya fitur Make a GIF secara serentak ke pengguna non Beta Tester. (FHP)

Samsung Galaxy Note 9 Raih Skor Benchmark Tertinggi

Telset.id, Jakarta – Samsung Galaxy Note 9 kemungkinan besar bakal menjadi salah satu smartphone dengan performa tertinggi. Sebab, smartphone ini baru saja memecahkan rekor benchmark di aplikasi Geekbench yang sebelumnya dipegang oleh iPhone yang gunakan chipset Apple A11 Bionic.

Samsung Galaxy Note 9 sukses mencatatkan skor benchmark tertinggi dengan nilai 5.162 poin untuk single-core dan 10.704 untuk multi-core. Skor benchmark tersebut mengalahkan rekor benchmark sebelumnya yang diraih oleh seri iPhone 2017 dengan skor 4.061 poin untuk single-core dan 9.959 poin untuk multi-core.

Dilansir dari phoneArena, Galaxy Note 9 yang diuji merupakan versi Eropa yang menggunakan prosesor Exynos 9815, RAM 8GB dan telah berjalan di atas sistem operasi Android 8.1 Oreo.

Yang mengejutkan, ternyata performanya jauh lebih tinggi dibandingkan versi China dan Amerika Serikat yang menggunakan Snapdragon 845. Versi ini hanya memperoleh skor 2.190 poin untuk single-core dan 8.806 poin untuk pengujian multi-core.

Baca Juga: Samsung “Konfirmasi” Kehadiran Galaxy Note 9

Samsung Galaxy Note 9 sendiri bakal menjadi smartphone flagship sekaligus phablet terbesar Samsung. Karena dikabarkan, Note 9 akan mengusung layar berjenis Super AMOLED berukuran 6,4 inch dengan resolusi 1440 x 2960 piksel beraspek rasio 18,5 : 9.

Smartphone itu juga kemungkinan akan disematkan sensor sidik jari di dalam layar. Ini dipastikan setelah Samsung dikabarkan sedang menguji dua firmware dengan nomor versi N960FXXE0ARB7 dan N960FXXU0ARC5.

Hal tersebut juga sesuai dengan prediksi analis dari KGI Securities, Ming-Chi Kuo yang nyatakan akan memiliki sensor fingerprint yang akan terintegrasi langsung dengan layar, yang kemungkinan besar masih menggunakan desain Infinity Display.

Baca Juga: Galaxy Note 9 akan jadi Phablet Terbesar Samsung?

Samsung Galaxy Note 9 diprediksi akan segera diperkenalkan tak lama lagi. Berdasarkan bocoran yang sudah beredar, penerus Galaxy Note 8 itu akan diluncurkan di bulan Juli atau Agustus mendatang. (FHP)

Hands-on Asus Zenfone 5, Pertama dengan Karakter Berbeda

Telset.id – Tak lama lagi, Asus Zenfone 5 bakal diperkenalkan di Indonesia. Smartphone ini bakal meramaikan persaingan “smartphone berponi” di Tanah Air yang sebelumnya sudah diawali oleh Vivo V9 dan Oppo F7.

Tapi, sebelum smartphone ini diluncurkan, Tim Telset.id sudah berkesempatan untuk bisa menjajal langsung smartphone mid-end terbaru Asus tersebut. Nah untuk itu, dalam tulisan kali ini, kami akan mengulasnya secara singkat lewat hands-on Asus Zenfone 5. Check this out!

Desain

Seperti yang sudah kami sebutkan di awal, Asus Zenfone 5 mengadopsi desain yang mulai populer saat ini lewat penempatan notch atau poni di bagian atasnya. Notch itu sendiri menjadi tempat bagi kamera depan, earpiece dan juga sensor proximity.

Ada dua hal yang kami dapatkan ketika melihatnya pertama kali. Pertama adalah mainstream, karena desain bagian depan Asus Zenfone 5 selintas mirip dengan dua pesaingnya, Vivo V9 dan Oppo F7, meski memang sebenarnya notch smartphone ini “sedikit” lebih besar.

Hal kedua adalah, Asus Zenfone 5 tampil benar-benar berbeda dibandingkan smartphone Asus lainnya berkat penggunaan desain berponi. Suatu perubahan positif tentunya menjadi hal yang bagus menurut kami bagi Asus.

Tapi sebenarnya, hal yang sukses mengambil perhatian kami bukanlah soal notch pada Zenfone 5. Melainkan body belakang smartphone ini yang terlihat mewah, elegan dan berkarakter.

Bagaimana tidak, Zenfone 5 mengadopsi body yang seolah dilapisi panel kaca, mirip smartphone flagship seperti iPhone X, Samsung Galaxy S9 dan lainnya. Meski sebenarnya, bahan dasar yang digunakan bukanlah kaca, melainkan Special Thermoplastic Polyurethane (TPU).

Selain itu, body-nya juga mampu memberikan refleksi warna yang berbeda-beda, tergantung pantulan cahaya yang mengenai body smartphone. Yang kami suka adalah efek refleksi berbentuk bintang yang terpusat di sensor sidik jari Zenfone 5 yang membuatnya lebih berkarakter dan berbeda dibandingkan smartphone lain di kelasnya. Keren!

Hands-on Asus Zenfone Live L1, Entry-level Andalan Asus

Telset.id – Selain Asus Zenfone 5 yang bakal diboyong ke Indonesia pada 17 mei mendatang, Asus juga akan memperkenalkan seri smartphone entry-level mereka, Asus Zenfone Live L1.

Mungkin Anda sudah familiar dengan nama “Zenfone Live”, karena memang smartphone dengan nama itu sudah diperkenalkan di tahun lalu.

Tapi dengan adanya Zenfone Live L1, bisa saja ini menjadi salah satu cara Asus “mereset” penamaan dari jajaran smartphone mereka, seperti yang dilakukan di seri Zenfone Max.

Beruntung, sebelum smartphone ini diperkenalkan, kami dapat secara langsung mencobanya. Karenanya, kali ini Tim Telset.id akan mencoba mengulasnya secara singkat lewat hands-on Asus Zenfone Live L1 berikut ini.

 

Desain

Memang Zenfone Live L1 dipersiapkan Asus sebagai smartphone yang bakal meramaikan persaingan di pasar smartphone entry-level. Tapi meski begitu, Asus tetap mengemasnya dengan desain kekinian yang kebanyakan diadopsi smartphone mid-end.

Ya, Asus Zenfone Live L1 mengusung desain layar memanjang beraspek rasio 18 : 9. Sayangnya, tak seperti smartphone 18 : 9 lainnya yang punya bezel cukup tipis di tiap sisinya, smartphone ini masih memiliki bezel cukup tebal. Tapi itu merupakan hal yang wajar, sebab yang terpenting Asus sudah mencoba memberikan desain terbaru dan populer untuk smartphone entry-level.

Karena mengadopsi desain memanjang, pengalaman menggunakan Zenfone Live L1 hampir sama seperti saat kami menggunakan smartphone berdesain klasik dengan layar berukuran 5 inch aspek rasio 16 : 9. Itu merupakan hal yang bagus, sebab Zenfone Live L1 dapat dengan mudah dioperasikan menggunakan satu tangan saja.

Begitupun bagian belakangnya, karena unit yang kami gunakan dilapisi warna Midnight Black, alhasil Zenfone Live L1 tampil cukup elegan berkat penggunaan warna biru gelap dengan aksen doff pada body-nya yang terbuat dari bahan dasar plastik.

Namun kesan elegan itu sedikit tercoreng karena smartphone dengan warna ini ternyata cukup mudah tertempel jejak sidik jari. Sehingga membuatnya terlihat kotor jika terlalu sering digunakan tanpa menggunakan soft case. Secara overall, desain Zenfone Live L1 memang tampil sederhana, namun berkat pengadopsian desain yang kekinian, itu menjadi nilai tambah bagi smartphone tersebut.

Elon Musk Mau Bikin Perusahaan Permen

Telset.id, Jakarta – Elon Musk sukses mendirikan beberapa perusahaan teknologi. Dua di antaranya adalah Tesla dan SpaceX. Lalu, apa rencananya ke depan. Via Twitter, ia berkata ingin membuat perusahaan permen.

“Saya sangat serius akan mendirikan perusahaan permen. Sangat sangat serius,” ujar Elon Musk, seperti dilansir Engadget.

Tak pelak, cuitan pria yang dijuluki Iron Man itu langsung mendapat respons dari para pengikutnya di lini masa. Ada sekitar 127 ribu Like dan 30,8 ribu komentar.

Dari sederet komentar yang menghujani cuitan Musk, rata-rata bernada penasaran. Para pengikut menanyakan apa nama perusahaan permen Musk, serta apakah sahamnya akan dijual ke publik atau tidak.

Wajar saja mereka merespons serius cuitan Musk soal rencana membuat perusahaan permen. Sebab, selama ini Musk selalu sukses mengantarkan perusahaan-perusahaannya mencapai level tertinggi, semisal Tesla dan SpaceX.

Cuitan Musk tentang rencana membuat perusahaan permen berawal dari perdebatan dengan investor sekaligus miliarder Warrent Buffett. Dalam laporan keuangan, Musk menyebut bahwa parit ekonomi itu membosankan.

Parit ekonomi merupakan istilah buatan Buffett untuk menjelaskan kondisi kelebihan di sebuah perusahaan. Menurut Buffett, sekarang parit ekonomi masih berprospek bagus. Contohnya bisnis See’s Candies miliknya.

Selain perusahaan permen, Musk juga berencana membuat bisnis lain bernama The Boring Company. Sayang, ia tak menjelaskan lebih lanjut mengenai jenis dan model bisnis tersebut.

Meski begitu, The Boring Company milik Musk ini sering menciptakan perangkat teknologi yang inovatif dan terkadang “nyeleneh”. Contohnya pada Januari lalu perusahaan ini memperkenalkan produk barunya, yakni ‘mainan’ Flamethrower atau senjata pelontar api.

Berita Terkait: Saat Iron Man Punya “Mainan” Baru ‘Senjata Pelontar Api’

Mainan baru Musk ini kedengerannya memang aneh dan menyeramkan. Terbukti, saat pertama kali diperkenalkan, mainan senjata pelontar api ini menuai pro kontra dari banyak orang. Banyak yang mempertanyakan sisi keamanan dari perangkat tersebut.

Untuk menjelaskan perangkat ini aman, Musk bahkan turun tangan untuk mempromosikannya. Lewat akun Twitter pribadinya, pria yang dijuluki “Iron Man” ini memposting foto yang memperlihatkan dirinya sedang memainkan perangkat tersebut. [SN/HBS]

Sumber: Engadget

Ilmuwan Teliti Otak Buaya Pakai MRI dan Musik Klasik

2

Telset.id,Jakarta- Untuk pertama kalinya dalam sebuah penelitian ilmiah, para peneliti berusaha mempelajari otak buaya menggunakan pemindai MRI dan musik klasik.

Mungkin terdengar aneh dan sedikit berbahaya, namun eksperimen ini akan mengungkapkan pengetahuan baru mengenai evolusi otak dan bagaimana cara mamalia serta burung memahami bunyi-bunyi kompleks.

Otak manusia merupakan produk dari jutaan tahun evolusi. Para ilmuwan sangat ingin tahu bagaimana sebagian dari otak yang paling kuno berfungsi dan berevolusi dari waktu ke waktu, tetapi itu jelas tidak mungkin.

Oleh sebab itu, para ilmuwan mencoba meneliti buaya, yang berasal lebih dari 200 juta tahun yang lalu, dan hampir tidak berubah selama ribuan tahun.

Inti dari penelitian baru ini adalah untuk menentukan bagaimana otak buaya dapat merespon suara yang kompleks, dan untuk melihat bagaimana pola otak yang dihasilkan. Kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada mamalia dan burung.

Untuk mengamati bagaimana stimulasi visual dan pendengaran yang kompleks pada otak reptil, tim yang dipimpin oleh Felix Ströckens dari Departemen Biopsikologi di Ruhr University Bochum melakukan pemindaian otak buaya Nil (Crocodylus niloticus) menggunakan MRI fungsional (fMRI) scanner.

Perangkat ini biasanya digunakan untuk melakukan diagnostik dan penelitian terhadap mamalia, misalnya anjing. Namun baru pertama kalinya hewan berdarah dingin dianalisis menggunakan mesin ini.

Hasil dari studi baru ini telah dimuat di di jurnal sains Proceedings of the Royal Society B. Eksperimen ini bukanlah eksperimen yang mudah, sehingga para ilmuwan perlu ekstra berhati-hati dan memberi perlakuan khusus.

Baca juga:  Di Tangan Ilmuwan, Ponsel Bisa jadi Mikroskop

“Kesulitan dalam pemindaian buaya, sedikit berbahaya bagi para peneliti eksperimen. Mereka adalah reptil berdarah dingin,” kata Strockens kepada Gizmodo.

Misalnya, ketika ingin mengetahui sinyal otak buaya dan tingkat oksigenasi darah di area otak, hal itu sangat bergantung pada suhu tubuh hewan. Padahal berbeda dengan mamalia, buaya berdarah dingin, dan suhu tubuh buaya akan berubah ketika suhu ruangan berubah.

“Dengan demikian kami harus menemukan suhu yang memungkinkan kami untuk mengambil sinyal yang baik dan nyaman untuk hewan itu,” katanya.

“Kami juga harus menjaga agar suhu stabil ketika melakukan pemindaian karena kumparan yang digunakan untuk pemindaian juga memancarkan panas,” jelasnya.

Sementara itu, untuk memastikan buaya tidak bergerak di mesin MRI, dan mencegah menggigit para ilmuwan, para peneliti membiusnya dan dan memplester moncong buaya.

“Untungnya mereka seperti tabung pemindai dan tidak bergerak sama sekali, sehingga tidak merusak penelitian kami,” kata Ströckens.

Ia dan timnya harus sangat berhati-hati, sebab meski usia buaya baru satu tahun bisa sewaktu-waktu marah dan merusak mesin pemindai atau melukai para penelti.

Dalam percoban ini, para peneliti menggunakan lima buaya muda untuk menguji berbagai rangsangan visual dan pendengaran. Rangsangan visual terdiri dari lampu merah dan hijau yang berkedip. Sedangkan dalam rangsangan pendengaran sederhana melibatkan suara kord acak antara 1.000 Hz dan 3.000 Hz.

Pada uji rangsangan pendengaran ini, para peneliti memainkan musik dari Konser Brandenburg no 4 milik Johann Sebastian Bach. Sebelumnya musik ini juga digunakan dalam penelitian hewan lainnya, dan memberikan hasil yang baik.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan beberapa area otak buaya aktif ketika mendengar bunyi atau suara kompleks dibandingkan dengan bunyi-bunyi dasar. Dan faktanya, ini menyerupai pola ketika mamalia dan burung mendengarkan musik.

“Ini hasil yang menarik, sebab buaya adalah kelompok spesies yang relatif kuno. Bisa jadi prinsip-prinsip proses ini berevolusi jauh lebih awal dari yang kita duga sebelumnya,” katanya.

Kemampuan sensorik pada otak reptil ini dipertahankan dan diturunkan secara turun temurun, dengan asumsi, buaya saat ini memiliki struktur otak yang sama dengan nenek moyang mereka.

Baca juga: “Manusia Ikan” Suku Bajau Mampu Menyelam 70 Meter

Ströckens menambahkan, penelitian ini juga menunjukkan MRI juga dapat digunakan untuk mempelajari hewan berdarah dingin.

“Ini merupakan sebuah terobosan. Kita dapat membuktikan bahwa fMRI dapat digunakan pada reptil yang secara fisiologi berbeda dengan mamalia atau burung. Ini akan memungkinkan studi untuk menyelidiki spesies yang belum diselidiki dengan metode non-invasif ini di masa depan,” kata Ströckens kepada Gizmodo. [BA/HBS]

Sumber: Gizmodo

Pria Ini Bikin Kolam Robotik untuk Berselancar

Telset.id, Jakarta – Para peselancar telah lama memimpikan teknologi yang dapat menciptakan gelombang ombak yang sempurna mirip aslinya. Merasa tertantang, seorang peselancar kondang membuat kolam robotik yang mampu menyuguhkan gelombang ombak nan dahsyat.

Dilansir CNBC, peselancar inovatif itu bernama Kelly Slater. Pemegang gelar juara dunia selancar 11 kali tersebut menciptakan kolam robotik di Lemoore, California, bekerja sama dengan para insinyur dan ilmuwan. Mereka membuat hidrofoil 100 ton yang dirancang secara khusus.

Hidrofoil 100 ton ditarik sehingga membentuk jalur sepanjang kira-kira 640 meter, menghasilkan gelombang ombak setinggi enam kaki yang berlangsung sekitar satu menit. Sistem yang dirancang mampu menghasilkan lebih dari 50 jenis gelombang hanya dengan menekan satu tombol.

“Kami memang lama berambisi menciptakan gelombang buatan seperti gelombang laut,” kata Slater. “Seorang teman telah mencoba berselancar dan memecahkan empat papan selancar. Saya dan teman-teman mengalami luka ringan gara-gara berselancar di sini,” imbuhnya.

World Surf League (WSL), yang mayoritas dimiliki oleh miliarder Dirk Ziff, membeli hasil karya Slater dan para insiyur dua tahun lalu dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Di kolam robotik, WSL ingin menggelar kejuaraan berlevel internasional, dengan peserta dari Brasil hingga Jepang.

Tak puas mempunyai satu, WSL dikabarkan membanun satu kolam robotik lagi di Florida. Kolam kedua tersebut diperkirakan mulai beroperasi pada akhir tahun depan. “Kami ingin memperbanyak semacam stadion untuk para peselancar,” kata CEO WSL, Sophie Goldschmidt.

Baca juga: “Manusia Ikan” Suku Bajau Mampu Menyelam 70 Meter

Pembangunan kolam robotik memakan biaya 20 juta dolar Amerika Serikat. Setiap kolam bisa dipakai untuk beradu tangkas 10.000 peselancar dengan tarif 100 dolar Amerika Serikat per orang. Analis menyebut, bisnis kolam robotik cukup seksi karena menghasilkan banyak pemasukan. [SN/HBS]

Sumber: CNBC

Mobil Otonom Google Adu Banteng Lawan Honda

Telset.id, Jakarta – Polisi di pinggiran Phoenix, Amerika Serikat, sedang menyelidiki kasus tabrakan yang melibatkan mobil otonom alias kendaraan tanpa pengemudi besutan Google, Waymo.

Polisi mengatakan, insiden terjadi pada Jumat (4/5) sore waktu setempat ketika sebuah sedan Honda banting setir guna menghindari menabrak mobil lain. Mobil itu lantas masuk ke arah berlawanan.

Pada saat bersamaan, melaju mobil otonom, Waymo. Adu banteng tak terelakkan. Meski berjalan secara otomatis, kala peristiwa berlangsung, tetap ada seorang sopir yang duduk di bangku pengemudi.

“Sang sopir menderita luka ringan,” ujar polisi, seperti dikutip dari CNBC.

Sebagai informasi, Waymo adalah mobil tanpa awak atau sopir milik Google. Mobil Waymo dihadirkan guna menjamin keamanan berkendara di jalan raya.

Baru-baru ini, Uber memutuskan menghentikan sementara pengoperasian mobil otonom. Sebab, mobil tanpa supir miliknya menabrak pesepeda di Tempe, Arizona, Amerika Serikat.

Saat kejadian, mobil dalam kondisi bersistem otonom aktif, sementara terdapat operator di balik kemudinya. Jika benar, baik sistem otonom maupun operator terbukti gagal mengantisipasi penyeberang jalan.

Berita Terkait: Mobil Tanpa Sopir ‘Waymo’ Selesai Diujicoba

Korban yang merupakan seorang wanita bernama Elaine Herzberg sedang menuntun sepeda menyeberangi jalan ketika tertabrak. Ia langsung dibawa menuju rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong.

Sebelumnya, mobil tanpa pengemudi, Waymo Chrysler Pacific, sempat terlihat melaju di sekitar Bay Area, dan pihak perusahaan juga telah mengonfirmasi telah membawa Waymo kembali ke tempat asalnya, setelah melakukan uji coba di salah satu kota paling ramah teknologi di AS, San Fransisco [BA/HBS]

Sumber :