Beranda blog Halaman 2463

Tinder Uji Coba Fitur Khusus Perempuan, Seperti Apa?

0

Telset.id, Jakarta – Aplikasi kencan Tinder sedang menguji coba fitur My Move yang dikhususkan bagi pengguna perempuan. Fitur tersebut bertujuan untuk memberi pengawasan dan perlindungan perempuan, sebelum mereka mengizinkan pengguna pria untuk memulai pembicaraan.

Uji coba pertama fitur My Move akan dilakukan di India. Rencananya, setelah uji coba berjalan dengan sukses, My Move akan diterapkan secara global, meski hingga kini Tinder masih belum memberikan bocorannya.

Baca Juga: Demi Keamanan, Tinder akan Enkripsi Foto Pengguna

Diungkapkan General Manager Match Group Tinder India, Taru Kapoor, fitur ini memungkinkan perempuan untuk memilih apakah mereka hanya bisa memulai pembicaraan dengan pria setelah keduanya setuju dengan fungsi swiping, atau tidak.

Sebab biasanya, aplikasi TInder akan memberikan pasangan yang cocok kebebasan untuk saling berkomunikasi, asalkan mereka sama-sama swipe foto satu sama lain.

Baca Juga: Facebook Intip ‘Isi Dompet’ Pengguna Lewat Messenger

“Kami menghadirkan platform berdasarkan kehormatan, persetujuan, dan pilihan bersama. Pengguna bisa terhubung dengan orang-orang yang membuat nyaman di setiap waktu,” kata Kapoor seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (27/09/2018).Fitur My Move juga mampu membuat perempuan pengguna Tinder untuk dapat mengatur cara berinteraksi, hingga mengendalikan pengalaman mereka ketika menggunakan aplikasi Tinder. Fitur My Move sendiri sejatinya untuk melindungi perempuan dari tindak kejahatan seksual di India.

Baca Juga: Senapan Bikinan Rusia Ini Bisa Rusak Sinyal Ponsel

Tinder telah mencoba fitur tersebut selama beberapa bulan dan berencana untuk menyebarkannya ke seluruh dunia jika peluncuran di India berhasil. Sementara itu, aplikasi kencan lainnya, Bumble, sudah mengizinkan pengguna perempuan memulai pembicaraan hanya dengan pasangan beda jenis. (BA/FHP)

Mulai Sekarang, Twitter Larang Unggahan Tak Manusiawi

1

Telset.id, Jakarta – Twitter telah memperbarui kebijakannya terkait unggahan tak manusiawi. Kebijakan baru tersebut akan mengatur konten yang mungkin tidak melanggar kebijakan sebelumnya tetapi berkontribusi negatif bagi pengguna.

“Selama tiga bulan terakhir, kami telah mengembangkan kebijakan baru untuk mengatasi bahasa yang tidak manusiawi di Twitter. Bahasa yang membuat seseorang bisa berakibat buruk terhadap layanan,” kata Twitter.

Baca Juga: Waspada! Yahoo Pindai E-mail untuk Jualan Data ke Pengiklan

Dijelaskan media sosial besutan Jack Dorsey ini, ucapan atau bahasa yang tidak manusiawi adalah konten apa saja yang bisa merendahkan seseorang atau keanggotaan dalam kelompok tertentu termasuk dalam hal ras, agama, orientasi seksual, usia, pekerjaan, kesehatan, dan keyakinan politik.

Dilansir dari Wired, Kamis (27/09/2018), Twitter sedang meminta pengguna untuk menyelesaikan survei guna berbagi pemikiran tentang kebijakan “anti ucapan tidak manusiawi” itu. Twitter juga menyebut bahwa timnya akan bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah untuk menjalankan kebijakan baru tersebut.

Baca Juga: Akun Berbau Rusia Dilarang Eksis di Twitter

Sebelumnya pada Agustus lalu, Twitter berjanji akan melakukan aksi bersih-bersih akun bermasalah yang mencoba menghindar dari upaya pemblokiran. Akun-akun yang disasar sempat terdeteksi mengunggah konten-konten kasar.

Akun yang dipermasalahkan oleh Twitter adalah yang sebelumnya ditangguhkan atau berupaya lari dari pemblokiran. Pengguna akun sempat mengendus upaya jejaring sosial itu dalam melakukan sterilisasi.

Baca Juga: Ingin Cortana Lebih Manusiawi, Microsoft Akuisisi Startup Khusus AI

Mereka menghindar dari upaya Twitter dengan cara menyiapkan akun lain. Twitter menegaskan, gelombang baru upaya penangguhan akun bermasalah akan berlangsung dalam tempo sangat tinggi.

Twitter sebenarnya telah mengumumkan melalui kicauannya terkait upaya memerangi akun-akun palsu. Hanya saja, Twitter tidak menjelaskan cara mengidentifikasiakun-akun tersebut. (BA/FHP)

Empat Model Samsung Galaxy S10 Terungkap, Ada Versi 5G

0

Telset.id, Jakarta – Samsung diyakini akan merilis empat model Samsung Galaxy S10 saat diperkenalkan nanti. Padahal biasanya, Samsung selalu mengeluarkan dua versi dengan ukuran yang berbeda.

Kemungkinan tersebut muncul setelah para pengamat teknologi di website XDA Developer melihat kode untuk pembaruan sistem operasi Android Pie yang telah dikonfigurasi untuk smartphone Samsung saat ini. Mereka juga menemukan handset yang akan datang yang disebut akan menjalankan software itu.

Baca Juga: Samsung Galaxy S10 akan punya “Layar Ajaib”?

“Empat model Samsung Galaxy S10 yang kami temukan diberi kode nama beyond 0, beyond 1, beyond 2, dan beyond 2 5G,” jelas para pengamat teknologi tersebut, seperti dikutip dari Metro, Kamis (27/09/2018).

“File konfigurasi yang kami temukan tidak memberi tahu kami banyak tentang perangkat yang sebenarnya, meskipun nama file memberi tahu kami tentang model apa yang harus kami harapkan. Setiap kode-nama Galaxy S10 model dimulai dengan beyond. Nomor 0 adalah model terkecil,” lanjut mereka.

Baca Juga: Samsung Galaxy S10 Pertahankan Infinity Display?

Smartphone baru ini kemungkinan tidak akan diperkenalkan pada bulan Februari, tepatnya pada acara Mobile World Congress (MWC) 2019 mendatang. Walaupun demikian, sudah ada spekulasi tentang fitur utama apa saja yang akan dibawa pada Samsung Galaxy S10.

Salah satu di antaranya, Samsung terbaru akan mengusung teknologi all screen display, yang artinya tidak akan ada bezel, tombol Home dan juga tidak memiliki notch atau poni di bagian atasnya. Selain itu, Samsung Galaxy S10 juga memiliki sensor sidik jari di bawah layarnya, yang akan menjadi fitur wajib di tahun depan.

Baca Juga: Samsung Galaxy S10+ Versi 5G Ekslusif untuk Korea

Namun dari sekian prediksi tadi, model beyond 2 5G adalah yang paling menarik. Sebab, smartphone ini nantinya akan mendukung teknologi 5G. Seperti diketahui, teknologi 5G memang tengah diuji coba di tahun ini, dan akan diluncurkan sepenuhnya di tahun depan. (BA/FHP)

Saingi Instagram, Snapchat Punya Fitur Belanja via Kamera Ponsel

1

Telset.id, Jakarta – Snapchat punya sesuatu yang baru bagi pengguna, khususnya yang hobi belanja. Tak mau kalah dari Instagram, Snapchat mulai menguji fitur baru untuk belanja yang diberi nama Visual Search.

Menurut TimesNow, Rabu (26/9/2018), Visual Search memungkinkan pengguna untuk belanja di Amazon hanya melalui kamera ponsel. Selama pengujian, Visual Search tidak akan tersedia untuk semua pengguna.

Kabarnya, Snapchat akan menggulirkan fitur tersebut secara bertahap dalam beberapa hari ke depan. Nantinya, Visual Search bakal mendukung semua perangkat, baik yang bersistem operasi Android maupun iOS.

Untuk mengakses Visual Search, pengguna hanya perlu mengarahkan kamera Snapchat ke produk fisik atau barcode. Selanjutnya, tekan dan tahan layar kamera untuk memulai proses pencarian sampai Amazon Card muncul di layar.

Baca juga: Situs Ini Bikin Orangtua Lebih Paham Instagram

Tap tautan yang tersedia bakal dialihkan melalui aplikasi Amazon ke halaman produk yang dipakai oleh pengguna untuk menyelesaikan pembelian. Jika tidak memiliki aplikasi Amazon, pengguna akan dialihkan ke situs resmi.

Pertengahan September 2018, Instagram mengumumkan dua fitur khusus belanja untuk memperbesar bisnis e-commerce. Lewat fitur itu, para penjual bisa membuat Stories dengan tautan langsung yang memudahkan konsumen untuk membeli produk.

Baca juga: Instagram Hadirkan Platform e-Commerce IG Shopping?

Fitur tersebut mulai diuji pada Juni 2018 dan akan diluncurkan secara global dalam waktu dekat. Selain di Stories, fitur baru Instagram juga terdapat di bagian Explore yang akhirnya memiliki kanal khusus belanja bagi para pengguna.

Sumber: Times Now News

Image Search Bakal Lebih Interaktif via Google Lens

1

Telset.id, Jakarta – Dalam beberapa minggu ke depan, Google akan merilis aplikasi Google Lens untuk layanan Image Search. Kehadirannya bakal membantu pengguna mengeksplorasi dan mempelajari lebih jauh terkait konten visual selama pencarian.

Kala pengguna memakai Image Search dan ingin menemukan hasil penelusuran secara lebih mendalam, tekan ikon Lens di bagian bawah gambar.

Seperti dikutip Telset.id dari Techcrunch, Google Lens akan menganalisa gambar dan menampilkan foto lain terkait dengan upaya pencarian.

Google Lens juga akan menyuguhkan tautan ke toko, memungkinkan pengguna membeli barang yang ditemukan di Search. Kemudian, pengguna cukup mamakai jari untuk menggambar lingkaran di sekitar bagian gambar untuk mempersempit pencarian.

Baca juga: Google Photos Punya Fitur-fitur Baru dengan AI, Apa Saja?

Google juga membawa kemampuan lain di Image Search lewat Featured Videos. Memanfaatkannya, pengguna memungkinkan untuk menemukan klip terkait topik pencarian.

Kemampuan tersebut merupakan bagian dari rencana Google untuk menjadikan konten visual menjadi lebih berguna bagi pengguna Search.

Beberapa waktu lalu, Google merilis fitur Art Selfie sebagai bagian dari perluasan integrasi Google Lens. Fitur Art Selfie didukung oleh teknologi visi komputer Google, yang berbasis pembelajaran mesin atau kecerdasan buatan.

Baca juga: Dilengkapi Teknologi AI, Color Pop Sambangi Google Photos

Saat pengguna memotret diri, gambar akan dibandingkan dengan wajah di karya seni yang disediakan oleh mitra museum Google. Beberapa saat setelahnya, pengguna akan mendapati hasil bersamaan dengan persentase estimati kesamaan visual di setiap karya seni dan wajah pengguna.

Dan jika ingin mempelajari lebih jauh terkait karya seni yang dibandingkan dengan wajah, pengguna dapat mengatur gambar untuk menemukan lebih banyak informasi terkait serta pelukisnya. [SN/HBS]

Sumber: Techcrunch

Rudiantara Ingatkan ‘Emak-emak’ Jangan Nyebar Hoax

1

Telset.id, Jakarta – Penyebaran berita palsu kini sudah sangat mengkhawatirkan, karena dilakukan dengan sangat masif. Tak hanya menyasar anak muda, kini “emak-emak” alias ibu-ibu juga menjadi sasaran para pelaku penyebar hoax.

Indikasi penyebaran hoax yang menyasar para ibu-ibu pun mendapat perhatian Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.

Menkominfo mengingatkan agar para ibu-ibu juga harus lebih waspada dan jangan gampang termakan berita palsu atau hoax, dan bahkan ikut menyebarkannya.

Rudiantara menjelaskan sedikit terkait ciri-ciri konten yang berpotensi bersifat Hoax. Hal ini menanggapi terkait adanya konten-konten hoax di media sosial seperti WhatsApp yang sering dibagikan secara massif.

“Ciri-ciri hoax itu antara lain, kalau ditulis selalu mengatasnamakan golongan tertentu. Ciri kedua, biasanya di bawahnya ada tulisan ‘ayo viralkan’. Kalau dapat pesan WhatsApp seperti ini gak perlu di forward,” tutur Rudiantara di Kantor Kominfo, Jakarta, Rabu (26/8/2018).

Baca juga: Kominfo Resmi Blokir Situs SkandalSandiaga

Dia juga memberi pesan khusus kepada ibu-ibu yang sering berselancar di media sosial. Rudiantara menghimbau agar mereka mengingat ciri-ciri pesan hoax tersebut, karena bisa menimbulkan fitnah.

“Apalagi ini isinya tidak benar maka itu fitnah. Ngapain buang-buang pulsa. Kasih tahu nanti ibu-ibu atau emak-emak jangan buang-buang pulsa gitu, loh,” kata Rudiantara.

Kementerian Kominfo sendiri berencana akan menciptakan konten cek fakta untuk memberantas konten hoax yang banyak tersebar di internet. Menurut Rudiantara, akan ada konfirmasi dari pihak Kominfo terkait keabsahan beberapa informasi yang beredar di internet.

Baca juga: Berantas Hoax, Kominfo Bikin “Konten Cek Fakta”

“Nanti akan diumumkan secara berkala bahwa yang ini (berita) hoax atau asli, nanti ada contohnya,” ujar Rudiantara di acara Peluncuran 41 Buku Literasi Digital.

Meski nantinya Kominfo akan bekerja sendiri, namun Rudiantara yakin jika Kominfo mampu memilah informasi yang ada di internet. Alasannya, Kominfo telah memiliki mesin Artificial Intelligence System (AIS), yang sebelumnya telah dipakai untuk menghapus konten radikalisme.

“Kominfo memiliki kemampuan untuk itu karena ada mesin AIS. Jadi secara berkala (publikasi konten cek fakta) mungkin akan diberikan seminggu sekali dulu. Tapi nanti semakin sering frekuensinya,” ucapnya.

Baca juga: Kominfo Minta Mendsos Hapus Video Pengeroyokan Suporter Persija

Rudiantara belum bisa memastikan kapan konten tersebut akan berjalan. Tetapi dia meyakini bahwa konten yang akan dibuat oleh Kominfo tidak hanya memberikan penilaian tetapi juga memberikan informasi pembanding.

“Kalo saya pengennya sih secepatnya bisa secara regular sampaikan ke publik. Jadi kami tidak akan memberi cap bahwa ini adalah hoax saja, tapi kami ingin masyarakat dibuat pintar,” ucap Rudiantara. [NM/HBS]

Google Bikin Alat Pendeteksi Banjir dengan Teknologi AI

2

Telset.id, Jakarta – Bekerja sama dengan Central Water Commission of India, Google menghadirkan alat baru untuk mendeteksi potensi banjir. Peranti tersebut akan mengingatkan pengguna di India ketika akan terjadi banjir.

Untuk sementara, alat itu baru tersedia untuk pengguna di kawasan Patna. Menurut penuturan Engineering VP Google, Yossi Matias, alat tersebut bekerja secara otomatis menggunakan kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence atau AI.

“Kecerdasan buatan akan membaca catatan curah hujan dan simulasi banjir. Alat itu tak hanya memperkirakan kejadian banjir, tetapi juga seberapa parah bencana akan melanda kawasan di India,” paparnya dilansir TechEngage, Rabu (26/9/2018).

Baca juga: Google Maps akan Punya Tombol Akses Cepat

Google mengumumkan kerja sama dengan Central Water Commission pada Juni tahun ini. Kedua belah pihak sepakat untuk saling berbagi data dan keahlian. Proyek pertama mereka berupa alat pendeteksi banjir berkecerdasan buatan.

Central Water Commission menyatakan, kerja sama dengan Google merupakan pencapaian baru dalam manajemen banjir dan upaya pemitigasian kerugian. Proyek tersebut akan terus dikembangkan ke daerah lain, khususnya yang rawan bencana.

Baca juga: Google Terbangkan Drone Sebar Internet 5G

“Peringatan banjir memang sangat penting di India. Sebab, 20 persen kematian akibat banjir terjadi di negara tersebut. Dengan keberadaan alat yang kami hadirkan, potensi minimalisasi kerugian maupun kematian akan berkurang,” imbuh Matias.

Menggunakan kecerdasan buatan untuk mengerti bencana alam bukanlah sesuatu yang baru. Banyak studi yang membahas tentang topik tersebut. Perusahaan teknologi seperti Microsoft dan IBM juga telah melakukan tes serupa di berbagai kota. [SN/HBS]

Sumber: Techengage

Alami Trauma Mental, Mantan Karyawan Tuntut Facebook

2

Telset.id, Jakarta – Selena Scola menuntut Facebook. Padahal, ia merupakan mantan moderator konten di perusahaan milik Mark Zuckerberg itu. Ia menggugat karena Facebook mengacuhkan tanggung jawab terhadap para karyawan.

Menurut Mashable, Facebook abai untuk melindungi para moderator yang memiliki trauma mental setelah melihat konten-konten yang mengerikan. Ia menuding Facebook tak peduli terhadap hal tersebut.

Korey Nelson, pengacara Scola menyebut, Facebook telah membiarkan para moderator datang dan pergi. Padahal, mereka harus menanggung luka mental permanen karena melihat apa yang mereka lihat di platform.

Facebook mengaku sedang meninjau tuntutan itu. Facebook berjanji memberikan dukungan serius kepada para moderator. Mereka akan memberi dukungan psikolog dan dukungan kesehatan lain kepada para moderator.

Facebook harus bisa memastikan konten yang tampil untuk miliaran penggunanya tidak menyalahi peraturan. Untuk itu, diperlukan ribuan moderator yang meninjau konten-konten bermasalah untuk memastikannya segera dihapus.

Baca juga: Facebook Mulai Uji Coba “Fitur Kencan” Pesaing Tinder

Namun, hal itu membuat para moderator mengalami trauma mental. Facebook pun dituntut bisa menyeimbangkan antara kebutuhan untuk memastikan konten di jejaring sosial aman bagi kesehatan mental dari para moderatornya.

Belum lama ini, American Civil Liberties Union (ACLU) mengajukan tuntutan terhadap Facebook karena diduga memasang iklan pekerjaan dengan persyaratan diskriminatif. Facebook hanya menerima iklan yang membutuhkan pelamar laki-laki.

Berdasarkan regulasi yang berlaku, kebijakan Facebook tersebut dinilai bertentangan dengan Undang-undang Hak Sipil. ACLU mengatakan bahwa Facebook memungkinkan 10 perusahaan, termasuk pengembang perangkat lunak dan departemen kepolisian, untuk memasang iklan yang mengecualikan wanita sebagai kandidat.

Baca juga: Kepala Keamanan Facebook Mundur, Terkait Skandal Privasi?

Keluhan ACLU diajukan ke Komisi Kesempatan Kerja Persamaan Hak Amerika Serikat, agen federal yang mengawasi tuduhan diskriminasi di perusahaan. Keluhan diajukan atas nama tiga wanita yang mengaku mengalami tindakan diskriminasi.

ACLU mengatakan bahwa Facebook tidak mencegah sejumlah perusahaan untuk memasang iklan yang menyertakan penargetan berbasis gender. Sayang, Facebook tidak segera menanggapi permintaan konfirmasi mengenai permasalahan itu. [BA/HBS]

Sumber: Mashable

Ini Tanggapan Menkominfo Soal Mundurnya Dirut Indosat

0

Telset.id, Jakarta – Menkominfo Rudiantara menilai jika mundurnya Joy Wahjudi sebagai Dirut Indosat Ooredoo merupakan bagian dari dinamika korporasi. Rudi menilai jika mundurnya Joy sebagai hal yang biasa terjadi di perusahaan manapun.

“Bisa aja, itu kan dinamika yang biasa terjadi di korporasi,” ucap Rudiantara saat diminta tanggapannya soal pengunduran diri Joy Wahjudi selaku Dirut Indosat di Kantor Kominfo, Jakarta, Rabu (26/9/2018).

Belum genap setahun menjabat sebagai Dirut Indosat, menimbulkan beragam spekulasi terkait penyebab mundurnya Joy. Namun Rudiantara tidak mau ikut berspekulasi terkait hal itu.

“Wah saya gak tahu, tanya sendiri aja,” ucap Rudiantara singkat, saat diminta tanggapannya soal pengunduran diri Joy Wahjudi selaku Dirut Indosat.

Baca juga: Direktur Utama Indosat Ooredoo Joy Wahjudi Mundur

Bagi pria yang sudah pernah berkarir di Indosat, Telkomsel, XL hingga Telkom dinamika perusahaan provider bukan sesuatu yang aneh.

Mulai dari naik turunnya performa hingga perpindahan jabatan hal tersebut merupakan bagian dari dinamika perusahaan. Bahkan kondisi industri komunikasi di Indonesia baginya cukup dinamis.

“Ya ada yang membaik, ada yang kura perform ada yang perform juga ini biasa loh kaya gitu. Hari ini ada yang diangkat besoknya ada yang mundur itu biasa aja,” ucap Rudiantara.

Baca Juga : Indosat Ooredoo Dapuk Cisco Jadi Mitra Layanan IoT

Sebelumnya Ooredoo Asia Pte. Ltd, selaku induk usaha Indosat Ooredoo mengumumkan adanya perubahan di jajaran direksi Indosat. Berdasarkan informasi, Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat, Joy Wahjudi disebutkan resmi mundur dari jabatannya.

Pengumuman itu disampaikan Ooredoo Asia Pte. Ltd pada sebuah acara yang diselenggarakan di Doha, Qatar pada 25 September kemarin. Pengunduran diri Joy dikarenakan alasan pribadi.

“Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahjudi mundur dari jabatannya, karena kasan pribadi,” ujar Sheikh Saud bin Nasser Al Thani, CEO Group Ooredoo, dalam pernyataan resminya, Rabu (26/9/2018).

Walaupun demikian, Joy tetap bersedia membantu kelancaran transisi bisnis yang berlangsung antara Ooredoo dan Indosat Ooredoo selama proses pengunduran dirinya.

Baca Juga : Indosat Ooredoo Raih K3 Award 2018 Kategori Zero Accident

Diungkapkan, perubahan di jajaran direksi Indosat Ooredoo merupakan bagian daei rencana perusahaan untuk melakukan transformasi penting untuk mendorong pertumbuhan pasar Indonesia.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Wahjudi atas kontribusinya yang berharga selama masa kepemimpinannya di pucuk pimpinan Indosat Ooredoo,” jelas CEO Ooredoo, Sheikh Saud bin Nasser Al Thani. [NM/HBS]

Aman dari “Blue Screen of Death” Berkat ECC Memory

Telset.id, Jakarta – Lenovo baru saja memperkenalkan seri Mobile Workstation terbaru di Indonesia, yakni Lenovo ThinkPad P1. Diungkapkan Technical Manager Lenovo Indonesia, Azis Wonosari, laptop tersebut telah mendukung teknologi ECC Memory. Lantas apa gunanya?

Dijelaskan Azis, ECC Memory merupakan kependekan dari Error Correcting Code. Teknologi ini biasanya kerap ditemui di PC hingga server base, karena perangkat tersebut mempunyai kapasitas memori yang besar.

Sesuai namanya, ECC Memory mampu melakukan koreksi jika terdapat error atau kesalahan yang terjadi pada memori internal ketika adanya data yang rusak saat sistem sedang berjalan. Dampak dari error tersebut biasanya berupa Blue Screen of Death atau BSOD.

Baca Juga: Mengapa Memori RAM Tidak Harus Dihapus?

“Apa yang bisa dilakukan ECC Memory? Bisa melakukan koreksi jika ada kesalahan 1-bit yang error,” jelasnya, saat peluncuran Lenovo ThinkPad P1, di Jakarta, Rabu (26/09/2018).

Technical Manager Lenovo Indonesia, Azis Wonosari

Ia menyatakan, bagi pengguna perangkat dengan memori berkapasitas besar dan mendukung teknologi ECC Memory, kemungkinan besar akan sangat jarang mengalami kejadian BSOD. Walaupun demikian, Azis mengatakan ECC Memory sama sekali tidak dapat mengatasi hard error, melainkan hanya soft error saja.

Baca Juga: Acer Swift 5, Laptop Ringan dengan Spek Garang

“Bukan hard error seperti modul memori yang rusak, melainkan soft error yang bisa diatasi oleh ECC Memory,” katanya.

Selain mendukung ECC Memory, Lenovo ThinkPad P1 sendiri mengusung layar berukuran 15,6 inci dengan resolusi maksimal 4K (3.840 x 2.160 piksel) yang mendukung teknologi Adobe Color Gamut.

Untuk dapur pacunya, Lenovo ThinkPad P1 memiliki dua jenis prosesor, masing-masing 6-core Intel Xeon E-2100M dan 6-core Intel Core i9. Dua jenis prosesor ini merupakan Intel generasi ke delapan atau disebut dengan Kaby Lake.

Baca Juga: Lenovo ThinkPad P1 Diluncurkan, Workstation dengan Intel Xeon

Disematkan juga RAM hingga 64GB, memori internal yang mendukung Dual M.2 NVMe hingga 4TB, serta dua tipe GPU, yaitu Nvidia Quadro P1000 dan P2000. ThinkPad P1 juga telah mempunyai dua sistem keamanan, yakni sensor sidik jari dan kamera infrared yang mendukung Windows Hello. (FHP)

Google Ganti Feed Jadi Discover, Apa Bedanya?

1

Telset.id, Jakarta – Google melakukan perubahan News Feed menjadi Discover. Bersamaan dengan penggantian nama fitur tersebut, Google melakukan desain ulang yang telah diuji untuk sementara waktu.

Petunjuk perubahan nama telah bocor beberapa hari lalu bersamaan dengan ikon tanda bintang baru. Berdasarkan GIF yang tersedia, masing-masing topik akan mendapatkan versi multicolor dari ikon yang sama di samping topik baru.

Pada 2017, Google mengungkapkan kemampuan untuk mengikuti setiap topik. Kemudian, awal tahun ini, halaman topik mulai muncul di Feed.

Perubahan baru rupanya dibuat di atas fondasi tersebut sehingga memperluas kontrol yang menyangkut subyek tertentu.

Menurut Gagdets Now, Selasa (25/9), hanya dengan tap ikon baru di bawah kanan, pengguna bisa menyesuaikan cakupan antara ‘more’ dan ‘less’ dari subjek tertentu pada masa mendatang. Selain itu, ada juga dukungan multi-language yang dihadirkan ke Discover.

Baca juga:  Desain Baru Bakal Bikin Google News Lebih Interaktif

Sejauh ini, Google baru memulai dengan bahasa Inggris, Spanyol, dan Amerika Serikat. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan Google akan menghadirkan cakupan bahasa yang lebih banyak.

Selain dukungan fitur baru, perubahan paling signifikan adalah penambahan Discover ke Google home untuk perangkat mobile. Secara histori, Google sangat konservatif saat membuat perubahan ke halaman Google.com.

Baca juga:  Selain Pencarian, Google Search Juga Bisa Jadi Kamus

Dengan begitu, saat diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan, setiap orang yang masuk ke Google.com via perangkat seluler akan melihat konten baru yang telah disesuaikan. [BA/HBS]

Sumber: Gadgetsnow