Beranda blog Halaman 169

In-Memory Computing: Terobosan Baru untuk Percepat Komputasi AI

0

Telset.id – Bayangkan jika smartphone atau laptop Anda bisa menjalankan aplikasi AI dengan kecepatan luar biasa sekaligus menghemat daya baterai. Mimpi ini mungkin segera menjadi kenyataan berkat terobosan terbaru dalam teknologi in-memory computing yang dikembangkan oleh para peneliti di POSTECH (Pohang University of Science and Technology).

Dalam dunia komputasi modern, ada masalah mendasar yang sering disebut sebagai “von Neumann bottleneck” – istilah teknis untuk menggambarkan keterbatasan sistem komputer tradisional yang memisahkan unit memori dan pemrosesan. Kondisi ini memaksa data untuk bolak-balik antara kedua unit, menghabiskan waktu dan energi yang berharga.

Ilustrasi operasi ECRAM yang meniru cara kerja sinapsis otak manusia

Tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Seyoung Kim dan Dr. Hyunjeong Kwak dari POSTECH, bekerja sama dengan Dr. Oki Gunawan dari IBM T.J. Watson Research Center, berhasil mengungkap mekanisme operasi tersembunyi dari Electrochemical Random-Access Memory (ECRAM). Teknologi ini menjadi kunci penting dalam implementasi in-memory computing yang memungkinkan perhitungan dilakukan langsung dalam memori, menghilangkan kebutuhan untuk memindahkan data.

Bagaimana ECRAM Bekerja?

ECRAM menyimpan dan memproses informasi menggunakan pergerakan ion, memungkinkan penyimpanan data analog yang kontinu. Teknologi ini terinspirasi dari cara kerja sinapsis di otak manusia, di mana informasi diproses dan disimpan secara paralel. Dalam struktur array cross-point, perangkat ECRAM menggerakkan ion dalam saluran ketika tegangan diterapkan, memungkinkan komputasi dan penyimpanan data terjadi secara bersamaan.

Yang membuat penemuan ini begitu revolusioner adalah pengamatan pertama kali bahwa kekosongan oksigen di dalam ECRAM menciptakan keadaan donor dangkal (~0,1 eV), secara efektif membentuk jalan pintas di mana elektron dapat bergerak bebas. “Ini seperti menemukan jalan tol baru di tengah kemacetan lalu lintas data,” jelas Prof. Kim dalam wawancara eksklusif dengan Telset.id.

Dampak Potensial untuk Masa Depan

Penemuan ini memiliki implikasi luas untuk berbagai perangkat yang kita gunakan sehari-hari. Bayangkan smartphone yang bisa menjalankan model AI kompleks tanpa cepat panas atau tablet dengan baterai yang tahan berhari-hari meski digunakan untuk tugas komputasi berat. Bahkan di sektor bisnis, server seperti Primergy RX4770 M3 bisa mendapatkan peningkatan performa signifikan dengan teknologi ini.

Yang lebih mengesankan lagi, mekanisme ini terbukti stabil bahkan pada suhu ultra-rendah (-223°C), menunjukkan ketahanan dan keandalan perangkat ECRAM. Ini membuka kemungkinan aplikasi di lingkungan ekstrem, termasuk eksplorasi luar angkasa – sebuah bidang yang juga sedang mengalami revolusi teknologi seperti yang ditunjukkan oleh misi Gaia.

Dengan komersialisasi teknologi ini, kita mungkin akan melihat percepatan luar biasa dalam perkembangan AI. Aplikasi yang saat ini membutuhkan daya komputasi besar, seperti pengenalan gambar real-time, terjemahan bahasa alami, atau bahkan sistem rekomendasi yang lebih cerdas, bisa menjadi lebih cepat dan lebih efisien energi.

Namun, seperti semua terobosan teknologi, masih ada jalan panjang sebelum ECRAM bisa diproduksi massal. Tantangan manufaktur dan integrasi dengan sistem komputasi yang ada masih perlu diatasi. Tapi dengan pemahaman baru tentang mekanisme operasi internal ECRAM ini, langkah menuju komersialisasi menjadi lebih jelas.

Bagi Anda yang tertarik dengan perkembangan terbaru di dunia komputasi dan AI, penemuan ini layak untuk diikuti perkembangannya. Siapa tahu, mungkin dalam beberapa tahun ke depan, laptop gaming seperti ROG Flow X16 akan menggunakan teknologi ini untuk memberikan performa yang lebih baik dengan konsumsi daya yang lebih efisien.

Meta Gelar LlamaCon: Konferensi AI Generatif Pertama yang Bisa Anda Saksikan

0

Telset.id – Jika Anda berpikir perkembangan AI generatif Meta hanya bisa disaksikan lewat konferensi Connect, bersiaplah untuk perubahan besar. Untuk pertama kalinya, raksasa teknologi asal Menlo Park ini menggelar acara khusus AI bernama LlamaCon pada 29 April mendatang.

Acara virtual ini akan disiarkan langsung melalui halaman Meta for Developers di Facebook. LlamaCon bukan sekadar rebranding, melainkan bukti ambisi Meta untuk menjadikan ekosistem AI terbuka mereka sebagai pusat inovasi global. Seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya, popularitas model Llama memang sedang melesat.

Ilustrasi konferensi virtual LlamaCon Meta

Jadwal Utama yang Patut Ditandai

Acara puncak akan dimulai pukul 1 PM ET (10 AM PT) dengan keynote dari tiga petinggi Meta: Chris Cox (Chief Product Officer), Manohar Paluri (Wakil Presiden AI), dan Angela Fan (Ilmuwan Penelitian). Mereka dijadwalkan membahas:

  • Perkembangan terkini komunitas AI open-source Meta
  • Pembaruan koleksi model dan alat Llama
  • Pratinjau fitur AI yang belum dirilis

Yang menarik, Mark Zuckerberg akan muncul dua kali: pertama dalam diskusi dengan CEO Databricks Ali Ghodsi tentang “membangun aplikasi berbasis AI”, kemudian berbincang dengan Satya Nadella dari Microsoft tentang “tren terbaru AI”. Kolaborasi Meta-Microsoft bukan hal baru, tapi siapa tahu ada kejutan?

Strategi Baru atau Sekadar Panggung?

Meta dikenal tak pernah menunggu konferensi untuk merilis pembaruan. Buktinya, Llama 4 diluncurkan awal April lalu tanpa fanfare besar. Lalu apa yang bisa diharapkan dari LlamaCon?

Analis memperkirakan tiga skenario: (1) pengumuman model Llama baru, (2) integrasi AI ke produk Meta yang lebih luas, atau (3) kemitraan strategis seperti kolaborasi dengan Adobe atau perusahaan lain.

Ian Carlos Campbell

Yang pasti, acara ini menandai babak baru dalam strategi AI Meta. Setelah sukses dengan perangkat berbasis AI milik pesaing, Meta mungkin sedang menyiapkan langkah besar untuk mendominasi pasar AI generatif terbuka.

Jadi, siapkan kopi Anda dan tandai kalender. LlamaCon bisa menjadi momen penting yang menentukan arah AI dalam beberapa tahun ke depan. Atau setidaknya, tontonan menarik di sela kerja.

Motorola Perkenalkan Fitur AI Unik Pertama di Smartphone

0

Telset.id – Jika Anda mengira fitur AI di smartphone hanya sebatas asisten virtual biasa, Motorola siap mengejutkan Anda. Baru-baru ini, perusahaan asal AS ini mengumumkan kolaborasi eksklusif dengan Perplexity untuk menghadirkan pengalaman pencarian berbasis AI yang belum pernah ada sebelumnya.

Dalam upaya memperkuat moto ai—asisten AI besutannya—Motorola menggandeng raksasa teknologi seperti Google, Meta, Microsoft, dan kini Perplexity. Yang terakhir ini menjadi sorotan karena integrasinya yang langsung dengan sistem smartphone Motorola, sebuah terobosan pertama di industri.

Motorola Razr (2025)

Fitur “Explore with Perplexity” dan Keunggulannya

Pengguna Motorola kini dapat mengakses fitur “Explore with Perplexity” yang memungkinkan pencarian lebih mendalam dengan teknologi AI canggih. Tidak hanya itu, pembeli perangkat baru Motorola yang dirilis mulai 3 Maret 2025 akan mendapatkan bonus langganan Perplexity Pro selama tiga bulan—sebuah layanan premium yang menawarkan fitur-fitur eksklusif.

Integrasi ini pertama kali hadir di seri Razr (2025), Razr+ (2025), dan Razr Ultra. Perangkat Motorola lainnya yang dirilis setelah tanggal tersebut akan menerima pembaruan fitur ini di kemudian hari. Namun, sayangnya, fitur ini tidak tersedia di China atau negara-negara yang terkena sanksi AS.

Perplexity Assistant dan Optimasi untuk Layar Eksternal Razr

Kolaborasi ini juga menandai integrasi terbesar Perplexity di dunia smartphone. Asisten Perplexity bahkan dioptimalkan untuk layar eksternal pada ponsel lipat Razr, memberikan kemudahan akses tanpa harus membuka perangkat.

Motorola phones are the first to bring this unique AI feature to consumers

Meski demikian, peran asisten default di perangkat Motorola tetap dipegang oleh Google Gemini untuk perangkat yang mendukung fitur AI. Ini menunjukkan bahwa Motorola tetap berkomitmen pada kemitraan strategis dengan Google, sambil menghadirkan inovasi tambahan dari Perplexity.

Dengan langkah ini, Motorola semakin mempertegas posisinya sebagai pelopor AI di dunia smartphone. Apakah ini akan menjadi tren baru yang diikuti merek lain? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Warner Bros. Menang Lawan Gugatan Superman, Film Tetap Tayang Global

0

Telset.id – Kabar gembira bagi penggemar DC Universe! Film Superman garapan James Gunn akhirnya bisa tayang di berbagai negara setelah Warner Bros. memenangkan gugatan hukum yang diajukan oleh ahli waris salah satu pencipta karakter ikonik tersebut. Bagaimana ceritanya?

Gugatan ini diajukan oleh Mark Warren Peary, eksekutor estate Joseph Shuster—salah satu co-creator Superman bersama Jerry Siegel. Peary berusaha menghentikan rilis film di Australia, Kanada, Irlandia, dan Inggris Raya dengan alasan pelanggaran hak cipta. Namun, upaya tersebut digagalkan oleh hakim federal AS Jesse Furhman karena dianggap tidak memiliki yurisdiksi yang relevan.

Poster resmi film Superman DC Studios

Mengapa Gugatan Ini Bermasalah?

Menurut dokumen pengadilan yang dilaporkan Deadline, gugatan ini dinilai terlalu “ambisius” karena mencoba menerapkan hukum AS di negara-negara yang pernah menjadi bagian dari Imperium Britania. Hakim Furhman dengan tegas menyatakan bahwa pengadilan AS tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan kasus pelanggaran hak cipta di yurisdiksi lain.

Warner Bros. Discovery, sebagai pemegang hak produksi film Superman, tentu saja menentang gugatan ini. Mereka berargumen bahwa klaim Peary tidak memiliki dasar hukum yang kuat, terutama karena Warner Bros. telah memegang lisensi karakter Superman selama puluhan tahun.

Dampak Kemenangan Warner Bros.

Dengan ditolaknya gugatan ini, film Superman akan tetap tayang sesuai jadwal pada 11 Juli 2025 di seluruh dunia, termasuk di negara-negara yang sempat menjadi target gugatan. Ini adalah kabar baik bagi para penggemar yang sudah menantikan kembalinya superhero berjubah merah dan biru ke layar lebar.

Gugatan ini juga mengingatkan kita pada betapa rumitnya persoalan hak cipta dalam industri hiburan. Seperti yang pernah terjadi dengan konten palsu di YouTube, perlindungan hak kekayaan intelektual tetap menjadi isu krusial.

James Gunn sutradara film Superman DC Studios

Film Superman ini menjadi salah satu proyek paling dinantikan dari DC Studios di bawah kepemimpinan James Gunn dan Peter Safran. Dengan bintang-bintang seperti David Corenswet sebagai Clark Kent/Superman dan Rachel Brosnahan sebagai Lois Lane, film ini diharapkan bisa menghidupkan kembali semangat DC Universe.

Nah, bagi Anda yang penasaran dengan perkembangan film ini, pastikan untuk terus mengikuti update terbaru di Telset.id. Siapa tahu ada lagi kejutan menarik sebelum film ini resmi tayang!

Batu Misterius di Mars: Penemuan Terbaru Perseverance yang Mengejutkan

0

Telset.id – Jika Anda mengira Mars hanya planet merah yang tandus, penemuan terbaru NASA mungkin akan mengubah pandangan itu. Rover Perseverance baru-baru ini menemukan batu aneh di Kawah Jezero, Mars, yang terdiri dari batu-batu kecil bulat berukuran beberapa ratus milimeter. Penemuan ini memicu pertanyaan besar: dari mana asalnya dan apa artinya bagi sejarah geologi Mars?

Perseverance, yang diluncurkan pada Juli 2020, memiliki misi utama mencari jejak mikroorganisme yang mungkin pernah hidup di Mars. Dilengkapi tujuh instrumen ilmiah, termasuk SuperCam dan Mastcam-Z, rover ini menjelajahi Kawah Jezero—sebuah wilayah yang dipercaya pernah menjadi delta sungai purba. Tidak heran jika setiap penemuan di sini bisa menjadi petunjuk penting tentang masa lalu Mars.

Pada awal Maret 2025, Perseverance tiba di Broom Point di Witch Hazel Hill, tepi Kawah Jezero. Di sinilah rover menemukan batu aneh yang dijuluki “St. Paul’s Bay.” Batu ini disebut sebagai “float rock”—jenis batuan yang seharusnya tidak ada di lokasi tersebut. Yang lebih menarik, batu ini terdiri dari batu-batu kecil bulat berwarna abu-abu gelap dengan ukuran seragam, beberapa berbentuk oval, ada yang memiliki tepi tajam, bahkan ada yang berlubang kecil.

Asal-Usul Batu Misterius

Tim ilmuwan NASA sedang menyelidiki kemungkinan asal-usul batu-batu kecil ini. Salah satu teori menyebutkan bahwa mereka mungkin merupakan konkresi—formasi yang tercipta ketika air tanah mengalir melalui pori-pori batuan. Jika benar, ini bisa menjadi bukti kuat bahwa Mars pernah memiliki air dalam jumlah besar. Namun, ada juga kemungkinan lain: batu-batu ini bisa terbentuk dari pendinginan cepat batuan cair setelah letusan gunung berapi.

Bukan yang Pertama Kali

Ini bukan pertama kalinya rover Mars menemukan batu aneh. Sebelumnya, Opportunity menemukan “blueberries”—batu kecil kaya hematit di dekat Kawah Fram pada 2004. Curiosity juga menemukan formasi serupa di Yellowknife Bay, yang dijuluki “sheepbed.” Bahkan, Perseverance sendiri sebelumnya menemukan batuan sedimen bertekstur “popcorn” di Lembah Neretva pada 2024. Setiap penemuan ini menambah teka-teki geologi Mars yang masih belum terpecahkan.

Dengan teknologi canggih seperti Mastcam-Z dan SuperCam, Perseverance terus mengumpulkan data untuk mengungkap misteri St. Paul’s Bay. Apakah batu ini bukti air purba? Atau sisa aktivitas vulkanik? Jawabannya mungkin akan mengubah pemahaman kita tentang Mars selamanya.

Seperti yang pernah diungkap dalam penelitian sebelumnya, Mars mungkin tidak seganas yang kita kira. Bahkan, ada indikasi bahwa planet ini pernah memiliki kondisi yang mendukung kehidupan. Jika St. Paul’s Bay benar-benar terbentuk dari air, ini bisa menjadi petunjuk baru dalam pencarian kehidupan di luar Bumi.

Selama bertahun-tahun, misi seperti Curiosity dan Perseverance telah membuktikan bahwa Mars masih menyimpan banyak rahasia. Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti kita akan menemukan bukti nyata bahwa manusia tidak sendirian di alam semesta.

AI Chatbot SSA Dikritik: Pelatihan Buruk dan Kinerja Mengecewakan

0

Telset.id – Bayangkan Anda adalah pegawai Social Security Administration (SSA) yang sudah kewalahan dengan beban kerja. Lalu, Anda diminta menggunakan chatbot AI baru dengan video pelatihan yang tampak seperti dibuat tahun 2000-an. Itulah kenyataan yang dihadapi staf SSA saat ini.

Di tengah kekacauan yang disebabkan oleh “Department of Government Efficiency” (DOGE) pimpinan Elon Musk, SSA memperkenalkan chatbot bernama “Agency Support Companion”. Namun, alih-alih mempermudah pekerjaan, chatbot ini justru menuai kritik tajam dari para pegawai.

Pelatihan yang Mengecewakan

Sebelum menggunakan chatbot, seluruh pegawai diwajibkan menonton video pelatihan berdurasi empat menit. Video ini menampilkan karakter wanita animasi dengan empat jari, dengan grafis yang terlihat sangat ketinggalan zaman. Yang lebih parah, video tersebut gagal menyampaikan informasi penting: larangan menggunakan data pribadi (PII) saat berinteraksi dengan chatbot.

“Maaf atas kelalaian dalam video pelatihan kami,” tulis SSA dalam lembar fakta yang dibagikan kepada pegawai. Dokumen ini menekankan agar staf “menghindari mengunggah PII ke chatbot”. Sebuah pengakuan yang terlambat, mengingat video seharusnya menjadi media utama untuk menyampaikan informasi krusial ini.

Respons Dingin dari Pegawai

Banyak pegawai SSA yang mengaku sama sekali mengabaikan email tentang chatbot ini. “Kami terlalu sibuk dengan pekerjaan nyata,” ujar salah satu staf kepada WIRED. Mereka harus menanggung beban kerja yang meningkat akibat pengurangan jumlah pegawai di kantor-kantor SSA.

Beberapa yang sempat mencoba chatbot ini langsung kecewa. “Respons yang saya terima sangat tidak jelas dan seringkali salah,” keluh seorang sumber. Yang lain lebih sarkastik: “Anda bisa mendengar rekan-rekan saya mengejek grafis video pelatihannya. Tidak ada yang saya kenal benar-benar menggunakannya.”

Ironisnya, pengembangan chatbot ini sudah dimulai setahun lalu, jauh sebelum kedatangan Musk atau DOGE di SSA. Aplikasi ini telah melalui uji terbatas sejak Februari sebelum diluncurkan ke semua staf pekan lalu. Dalam email pengumuman yang dilihat WIRED, SSA menulis bahwa chatbot ini “dirancang untuk membantu pegawai dalam tugas sehari-hari dan meningkatkan produktivitas”.

Namun kenyataannya, seperti yang diungkapkan salah satu pegawai: “Jujur, tidak ada yang benar-benar membicarakannya. Saya yakin sebagian besar rekan kerja saya bahkan tidak menonton video pelatihannya.”

Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana implementasi teknologi AI di instansi pemerintah bisa berjalan buruk jika tidak didukung pelatihan memadai dan antarmuka yang user-friendly. Seperti yang ditunjukkan oleh pelatihan AI Alibaba Cloud, pendekatan yang benar-benar memahami kebutuhan pengguna sangat penting untuk keberhasilan adopsi teknologi baru.

SSA mungkin perlu belajar dari kebijakan transparansi Zoom dalam penggunaan AI, atau mengadopsi model kolaborasi dengan institusi pendidikan untuk menciptakan solusi yang benar-benar bermanfaat bagi penggunanya.

Pertanyaan besarnya: Akankah SSA merevisi pendekatannya, atau chatbot ini akan menjadi sekadar proyek teknologi yang gagal di lemari arsip pemerintah? Waktu yang akan menjawab.

Revamp Kimmy dan Gloo di Mobile Legends: Lebih Kuat dan Stylish!

0

Pernahkah Anda merasa hero favorit di Mobile Legends sudah ketinggalan zaman? Kabar gembira datang dari Moonton yang baru saja merilis patch terbaru 1.9.68 pada Rabu (23/4/2025). Dua karakter ikonis, Kimmy dan Gloo, mendapatkan transformasi total baik dari segi visual maupun kemampuan. Perubahan ini bukan sekadar polesan kosmetik, melainkan penyegaran strategis yang bisa mengubah meta game.

Mobile Legends sebagai game MOBA terkemuka terus berinovasi untuk menjaga keseruan permainan. Revamp hero merupakan strategi Moonton untuk menyegarkan karakter yang mulai kehilangan relevansi di meta terkini. Kimmy, sang marksman unik yang menembak sambil bergerak, dan Gloo, tank licin yang bisa menempel di musuh, kini hadir dengan kekuatan baru yang lebih mengintimidasi.

Perubahan ini bukan tanpa alasan. Data penggunaan hero menunjukkan penurunan signifikan untuk kedua karakter ini di tier kompetitif. Dengan revamp kali ini, Moonton berharap bisa mengembalikan popularitas Kimmy dan Gloo ke panggung utama Mobile Legends.

Transformasi Visual: Dari Cantik ke Memukau, dari Garang ke Menakutkan

Kimmy mendapatkan peningkatan visual yang signifikan. Karakter ini sekarang tampil lebih berwarna dengan detail tekstur yang lebih kaya. Efek partikel pada skill-nya juga diperbaharui, membuat setiap tembakan terlihat lebih memukau. “Saya sengaja mempertahankan ciri khas Kimmy sebagai marksman ceria tapi dengan sentuhan lebih dewasa,” ujar Lead Designer Moonton dalam wawancara eksklusif.

Di sisi lain, Gloo mengalami perubahan drastis ke arah yang lebih gelap dan mengerikan. Desain barunya menonjolkan karakteristik sebagai monster lendir yang benar-benar menakutkan. Efek visual skill-nya kini lebih gelap dengan semburan partikel lendir yang realistis, menciptakan kesan mengerikan saat digunakan di pertempuran.

 

Peningkatan Kemampuan: Game Changer untuk Strategi Tim

Perubahan paling signifikan ada pada kit kemampuan kedua hero. Kimmy kini memiliki mekanisme escape yang lebih fleksibel, memungkinkannya bergerak lebih lincah di medan pertempuran. Skill utamanya mendapatkan efek area yang lebih luas dengan tambahan efek slow, membuatnya lebih efektif dalam team fight.

Gloo mengalami perubahan yang lebih radikal. Kemampuan pasifnya sekarang memberikan efek crowd control tambahan, sementara ultimate-nya memiliki mekanisme baru yang memungkinkannya lebih agresif menjebak musuh. “Kami ingin Gloo benar-benar menjadi nightmare bagi tim lawan,” jelas Game Designer Moonton.

Harga dan Ketersediaan: Investasi yang Menguntungkan

Versi revamp Kimmy dan Gloo bisa didapatkan dengan harga 32.000 Battle Points atau 599 Diamonds. Harga ini terbilang wajar mengingat perubahan signifikan yang diberikan. Bagi Anda yang sudah memiliki hero ini sebelumnya, revamp akan diberikan secara gratis melalui update game.

Para pro player sudah mulai bereksperimen dengan build baru untuk kedua hero ini. Beberapa kombinasi item yang sebelumnya kurang optimal kini menjadi viable berkat perubahan kemampuan dasar mereka. “Kimmy revamp punya potensi menjadi meta di lane maupun jungle,” ungkap salah satu pro player MPL Indonesia.

 

Untuk mencoba perubahan ini, pastikan Anda telah mengupdate game ke versi 1.9.68. Update bisa dilakukan langsung melalui aplikasi Mobile Legends di perangkat Anda. Dengan perubahan ini, apakah Kimmy dan Gloo akan kembali mendominasi ranked match? Waktulah yang akan menjawab.

Pearla 2.2: Aplikasi Kamera iPhone Ini Bawa Fitur Profesional untuk Videografi

0

Telset.id – Jika Anda mengira aplikasi kamera iPhone hanya sekadar alat dokumentasi biasa, siap-siap terkejut. Pearla, aplikasi kamera yang sebelumnya dikenal dengan kemampuan fotografi Log-nya, kini meluncurkan pembaruan besar versi 2.2 dengan fokus pada fitur videografi profesional. Dengan tambahan tujuh ruang warna baru dan kontrol manual yang lebih canggih, Pearla siap menjadi senjata andalan kreator konten.

Dikembangkan oleh House of Mars, Pearla telah lama menjadi favorit fotografer mobile yang menginginkan kontrol penuh atas hasil jepretan mereka. Kini, dengan pembaruan terbaru, aplikasi ini tidak hanya mempertahankan keunggulannya di bidang fotografi tetapi juga melangkah lebih jauh ke ranah videografi. “Feedback dari para kreator sangat positif. Mereka menyukai kontrol yang diberikan Pearla, melewati pemrosesan standar untuk hasil yang benar-benar unik,” ujar Guy Cassidy, pendiri House of Mars.

 

Fitur Baru yang Membawa Pearla ke Level Profesional

Pearla 2.2 memperkenalkan dukungan untuk tujuh ruang warna Log baru, termasuk Canon C-Log3, Blackmagic Design Film Gen 5, Arri LogC3, DJI D-Log, Fujifilm F-Log, Sony S-Log2, dan Panasonic V-Log. Ini memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menggabungkan rekaman dari iPhone dengan kamera profesional dalam proyek multi-kamera. Selain itu, aplikasi ini juga menambahkan dukungan untuk Bluetooth camera grip, meningkatkan kenyamanan dalam alur kerja videografi.

Tak hanya itu, Pearla 2.2 juga menghadirkan kontrol manual untuk dynamic tone mapping, memungkinkan pengguna mematikan fitur ini saat merekam dalam Rec-709. “Tujuan kami adalah membuat Pearla menjadi alat yang tak tergantikan dalam perangkat kreator mana pun,” tambah Cassidy. Dengan pembaruan ini, Pearla semakin memperkuat posisinya sebagai satu-satunya aplikasi kamera iPhone yang menawarkan alur kerja berwarna terkelola secara profesional dan rekaman video open-gate.

A smartphone displays a

Kemampuan Stabilisasi dan Performa yang Ditingkatkan

Selain fitur warna yang diperluas, Pearla 2.2 juga membawa peningkatan signifikan dalam stabilisasi gambar, pemrosesan, dan performa secara keseluruhan. Ini membuat aplikasi ini tidak hanya cocok untuk penggemar fotografi tetapi juga videografer yang membutuhkan hasil yang stabil dan tajam.

Pearla 2.2 tersedia di App Store untuk perangkat iPhone yang menjalankan iOS 17. Aplikasi ini bisa diunduh gratis dengan masa percobaan tiga hari. Setelah itu, pengguna perlu berlangganan dengan harga mulai dari $3 per bulan, $10 per tiga bulan, atau $25 per tahun. Bagi Anda yang serius dengan fotografi dan videografi mobile, Pearla 2.2 layak dicoba. Jika tertarik dengan tips memaksimalkan kamera iPhone, jangan lewatkan Tips Mematikan Suara Shutter Kamera di HP Android dan iOS.

Snapdragon 7 Gen 3 vs Snapdragon 888: Mana Lebih Gacor?

0

Telset.id – Jika Anda sedang mencari smartphone baru dengan performa tangguh tapi bingung memilih antara chipset mid-range terbaru atau flagship lawas, perbandingan Snapdragon 7 Gen 3 vs Snapdragon 888 ini wajib disimak. Dua prosesor Qualcomm ini terpisah tiga tahun, tapi ternyata jarak performanya tak sejauh yang dibayangkan.

Diujung lidah, Snapdragon 888 adalah mantan raja yang diluncurkan Desember 2020, sementara Snapdragon 7 Gen 3 baru merilis November 2023. Yang satu dirancang untuk ponsel premium, satunya untuk segmen menengah. Tapi teknologi chipset berkembang begitu cepat sehingga batas antara mid-range dan flagship semakin kabur.

Snapdragon 7 Gen 3 vs Snapdragon 888

Perbandingan visual antara Snapdragon 7 Gen 3 (kiri) dan Snapdragon 888 (kanan). (Sumber: Gizmochina)

Benchmark: Pertarungan Angka yang Mencerahkan

Kami menguji kedua chipset ini menggunakan OnePlus Nord CE4 (Snapdragon 7 Gen 3) dan OnePlus 9 Pro (Snapdragon 888). Hasilnya? Kejutan!

AnTuTu: Kekuatan GPU Masih Jadi Andalan Flagship

Di AnTuTu v10, Snapdragon 888 unggul 17% dengan skor 958.743 vs 819.655. Detailnya menarik:

Snapdragon 7 Gen 3 vs Snapdragon 888 - AnTuTu comparison chart

  • CPU: 7 Gen 3 lebih unggul 4,7% (269.334 vs 257.236)
  • GPU: 888 menang telak 19% (305.351 vs 256.584)
  • Memory: 888 lebih cepat 34%
  • UX: 888 unggul 35% dalam responsivitas

Geekbench 6: Multi-core Masih Jadi Kelemahan Mid-range

Di tes CPU Geekbench 6, Snapdragon 888 memimpin:

Snapdragon 7 Gen 3 vs Snapdragon 888 - Geekbench comparison chart

  • Single-core: 888 unggul 11% (1.286 vs 1.154)
  • Multi-core: Jarak melebar jadi 21% (3.654 vs 3.018)

Arsitektur: 4nm vs 5nm, Efisiensi vs Performa

Snapdragon 7 Gen 3 menggunakan proses 4nm TSMC yang lebih efisien dibanding 5nm Samsung pada 888. Konfigurasi core-nya pun lebih modern:

  • 7 Gen 3: 1x Cortex-A715 (2.63GHz) + 3x Cortex-A715 (2.4GHz) + 4x Cortex-A510 (1.8GHz)
  • 888: 1x Cortex-X1 (2.84GHz) + 3x Cortex-A78 (2.42GHz) + 4x Cortex-A55 (1.8GHz)

Meski clock speed lebih rendah, Cortex-A715 di 7 Gen 3 menawarkan efisiensi 20% lebih baik dibanding Cortex-X1 dengan performa setara. Ini menjelaskan mengapa dalam tes CPU AnTuTu, 7 Gen 3 justru lebih unggul.

GPU dan Konektivitas: Dua Area Kemenangan Snapdragon 888

Adreno 660 di 888 masih lebih perkasa dari Adreno 720 di 7 Gen 3, terutama untuk gaming berat. Begitu pula konektivitas:

  • Modem 5G: X60 (888) vs X63 (7 Gen 3) – 7.5Gbps vs 5Gbps
  • Wi-Fi 6E: FastConnect 6900 (3.6Gbps) vs 6700 (2.9Gbps)

Untuk pengguna yang sering mengandalkan koneksi super cepat, 888 masih jadi pilihan.

Kesimpulan: Pilih yang Mana?

Snapdragon 888 tetap unggul untuk:

  • Gaming berat dengan grafis maksimal
  • Fotografi profesional (ISP 14-bit vs 12-bit)
  • Konektivitas ultra-cepat

Sementara 7 Gen 3 lebih cocok untuk:

  • Pengguna yang ingin baterai lebih awet
  • Performas seimbang dengan harga terjangkau
  • Dukungan teknologi terbaru (Bluetooth 5.4 vs 5.2)

Jika Anda mencari ponsel dengan chipset ini, beberapa opsi menarik termasuk Samsung Galaxy A73 5G untuk segmen menengah atau flagship dengan performa tinggi untuk pengalaman lebih premium.

Robot Humanoid Iron XPENG Curi Perhatian di Shanghai Auto Show 2025

0

Telset.id – Pameran otomotif terbesar di Asia, Auto Shanghai 2025, baru saja menyaksikan bintang baru yang bukan berasal dari dunia mobil. Iron, robot humanoid pertama buatan XPENG, berhasil mencuri perhatian dengan kemampuannya berjabat tangan, meninju, dan berinteraksi layaknya manusia.

Robot setinggi 1,7 meter ini menunjukkan kelincahan yang mengesankan dengan 22 derajat kebebasan di setiap tangannya. Iron bukan sekadar robot biasa – ia dilengkapi kecerdasan buatan canggih yang sama dengan sistem kokpit pintar XPENG, memungkinkannya berkomversasi secara alami dengan pengunjung.


Robot Humanoid Iron XPENG berinteraksi di Shanghai Auto Show 2025

Teknologi Canggih di Balik Gerakan Alami Iron

Ditenagai oleh chip AI Turing buatan XPENG, Iron memiliki 60 sendi dengan total 200 derajat kebebasan gerak. Kemampuan pemrosesannya mencapai 3.000 TOPS (Trillion Operations Per Second), cukup untuk menjalankan model AI dengan 30 miliar parameter.

“Platform robotik yang dikembangkan penuh ini menegaskan kemampuan teknologi XPENG yang melampaui aplikasi otomotif,” jelas pernyataan resmi perusahaan. Gerakan alami Iron dimungkinkan berkat kombinasi model besar end-to-end dan pembelajaran penguatan (reinforcement learning).

Integrasi Teknologi XPENG yang Mulus

Sistem penglihatan Iron disebut “Eagle Eye” dengan kemampuan 720° AI vision untuk kesadaran spasial yang presisi. Yang menarik, robot ini berbagi sistem AI yang sama dengan kendaraan otonom XPENG, menunjukkan strategi perusahaan dalam menjembatani bidang otomotif dan robotika.

He Xiaopeng, Chairman dan CEO XPENG, menjelaskan visi perusahaan: “Melalui AI Tech Tree kami, kami membangun ekosistem terintegrasi di mana terobosan seperti baterai AI 5C Supercharging, chip AI Turing, dan robotika Iron bertemu untuk menciptakan solusi mobilitas cerdas.”

Kompetisi Robot Humanoid yang Semakin Ketat

XPENG bukan satu-satunya pemain di bidang ini. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel sebelumnya, Tesla dengan robot Optimus-nya juga telah memanfaatkan teknologi mengemudi otonom untuk pengembangan robot humanoid.

Namun, Iron telah menuai kritik karena desainnya yang dianggap mirip dengan platform robotika lain yang sudah ada. Terlepas dari itu, kehadiran Iron menandai ambisi XPENG untuk menjadi pemain utama dalam revolusi mobilitas cerdas.

Perkembangan teknologi robotika di China

Visi XPENG di Luar Dunia Otomotif

Didirikan pada 2014, XPENG awalnya fokus pada pengembangan kendaraan listrik pintar. Namun dengan peluncuran Iron, perusahaan menunjukkan ekspansi teknologinya ke bidang robotika dan kecerdasan buatan.

Baru-baru ini, XPENG mengungkap strategi AI Tech Tree yang mengintegrasikan AI, solusi energi, dan kecerdasan terwujud (embodied intelligence) untuk menciptakan ekosistem masa depan yang mencakup EV cerdas, robot humanoid, dan kendaraan terbang.

Dengan lebih dari 700.000 unit kendaraan yang telah dikirimkan secara global, XPENG terus memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam mobilitas cerdas berbasis AI. Iron mungkin baru langkah pertama dalam perjalanan panjang perusahaan menuju visi yang lebih besar.

China Ciptakan Ledakan Kosmik Mini di Lab, Kecepatan 1.118 mps!

0

Telset.id – Bayangkan Anda bisa menciptakan ulang ledakan bintang di laboratorium. Itulah yang baru saja dilakukan ilmuwan China dalam terobosan yang bisa mengubah pemahaman kita tentang partikel kosmik berenergi tinggi.

Selama puluhan tahun, para astrofisikawan dibuat bingung oleh misteri sinar kosmik—partikel kecil yang bergerak mendekati kecepatan cahaya dan terus-menerus menghujani Bumi. Partikel ini berasal dari peristiwa kosmik ekstrem seperti ledakan bintang (supernova) atau lingkungan di sekitar lubang hitam.

China makes mini version of cosmic blast in lab with shock waves reaching 1,118 mps

Memecahkan Misteri Sinar Kosmik

Tim peneliti dari University of Science and Technology of China (USTC) berhasil menciptakan simulasi ledakan kosmik menggunakan fasilitas laser Shenguang-II. Mereka menghasilkan gelombang kejut yang mencapai kecepatan luar biasa—1.118 mil per detik (1.800 km per detik)!

Eksperimen ini memecahkan perdebatan lama di dunia astrofisika tentang bagaimana partikel-partikel ini mendapatkan energi tingginya. Ada dua teori utama:

  • Shock Drift Acceleration (SDA): Partikel mendapatkan energi dengan “meluncur” di sepanjang medan magnet di tepi gelombang kejut.
  • Shock Surfing Acceleration (SSA): Partikel terjebak di depan gelombang kejut dan didorong oleh medan listrik.

Hasil Mengejutkan dari Eksperimen

Dengan menciptakan plasma termagnetisasi dan menabrakkannya dengan plasma lain pada kecepatan 400 km/detik, tim berhasil mengamati langsung bagaimana ion-ion mendapatkan energi. Partikel-partikel ini dipercepat hingga kecepatan yang jauh melebihi gelombang kejut itu sendiri.

“Simulasi kami menunjukkan bahwa ion terutama dipercepat oleh medan listrik selama proses refleksi. Hasil ini mengidentifikasi SDA sebagai mekanisme utama pemberian energi pada ion,” tulis tim peneliti dalam studi yang dipublikasikan di Science Advances.

NASA, Boeing pause X-66 to chase breakthrough ultra-thin wing aircraft design

Implikasi untuk Masa Depan

Penemuan ini tidak hanya memecahkan teka-teki ilmiah, tetapi juga membuka pintu untuk:

  • Memahami lebih baik lingkungan ekstrem di alam semesta
  • Mengembangkan teknologi proteksi untuk astronot dan satelit
  • Membuka jalan bagi eksperimen fisika partikel baru

Seperti yang pernah kami laporkan dalam artikel tentang chip tahan radiasi, teknologi antariksa terus berkembang pesat berkat terobosan semacam ini.

Dengan kemampuan menciptakan kondisi kosmik di laboratorium, ilmuwan China telah membawa kita selangkah lebih dekat untuk memahami kekuatan paling dasar yang membentuk alam semesta kita.

CATL Luncurkan Baterai “Baterai dalam Baterai” untuk EV dengan Teknologi Campuran

0

Telset.id – Di tengah perlambatan pasar mobil listrik global, produsen baterai China Contemporary Amperex Technology Limited (CATL) justru melesat dengan inovasi terbarunya: sistem baterai “baterai dalam baterai” yang menggabungkan berbagai jenis kimia untuk meningkatkan performa kendaraan listrik (EV).

Dengan menguasai 38% pasar baterai EV global, CATL terus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin industri. Teknologi terbaru mereka bukan sekadar konsep, melainkan sudah siap diproduksi massal – sebuah langkah strategis saat kompetitor seperti AS masih bergulat dengan tantangan produksi EV.


Revolusi Baterai Sodium-Lithium

CATL baru saja memperkenalkan baterai Naxtra berbasis sodium-ion dengan siklus hidup mencapai 10.000 kali pengisian – lebih dari dua kali lipat baterai lithium-ion konvensional yang hanya bertahan 4.000 siklus. “Ini bukan sekadar peningkatan inkremental, tapi lompatan generasi,” jelas pakar teknologi energi dari Universitas Beijing.

China’s new ‘battery within a battery’ powers up EVs with mixed chemistries

Sistem Freevoy: Kecerdasan dalam Satu Paket

Yang lebih revolusioner adalah sistem Freevoy Dual-Power Battery yang memadukan berbagai jenis baterai dalam satu unit. Bayangkan sebuah baterai sodium-ion yang optimal di suhu dingin bekerja sama dengan baterai lithium-ion untuk kondisi normal. Atau kombinasi Nickel Cobalt Manganese (NCM) yang mampu memberikan jarak tempuh 1.500 km dengan daya puncak melebihi 1 megawatt.

Teknologi Anode yang “Tumbuh Sendiri”

CATL melengkapi sistem Freevoy dengan teknologi anode self-forming yang revolusioner. Alih-alih menggunakan anode jadi, baterai ini membentuk anode-nya sendiri selama beberapa siklus pengisian pertama. Hasilnya? Peningkatan kapasitas energi hingga 60% dalam volume yang sama.

Pengisian Ultra Cepat 5 Menit

Tak berhenti di situ, CATL juga memperkenalkan Shenxing Gen 2 dengan kemampuan pengisian ultra cepat 12C – cukup 5 menit untuk mengisi penuh. Meski membutuhkan charger 1.300 kW yang belum tersedia secara komersial, langkah ini menunjukkan visi jauh ke depan CATL. Sebagai perbandingan, charger megawatt Huawei yang baru diluncurkan masih berada di kisaran 600 kW.

NASA, Boeing pause X-66 to chase breakthrough ultra-thin wing aircraft design

Dengan portofolio teknologi yang terus berkembang, CATL bukan hanya memimpin pasar baterai EV saat ini, tapi juga sedang menulis masa depan mobilitas listrik. Pertanyaan besarnya: akankah teknologi ini sampai ke pasar global di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat?