Beranda blog Halaman 58

Menkomdigi Ungkap Banjir Hoaks dan Dana Judol Saat Demo Memanas

0

Telset.id – Jika Anda berpikir ruang digital hanya dipenuhi konten kreatif dan edukatif, siap-siap terkejut. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid justru mengungkap fakta mencengangkan: lonjakan drastis konten provokatif, misinformasi, hingga aliran dana mencurigakan dari judi online selama demo berlangsung beberapa hari terakhir.

Dalam pernyataannya di Instagram, Senin (1/9), Meutya menyebut Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) kebanjiran laporan masyarakat. Bukan sekadar keluhan biasa, melainkan temuan serius tentang ajakan penjarahan, penyerangan, dan penyebaran isu SARA yang masif beredar. “Informasi keliru disebarkan dengan kecepatan sangat tinggi, mirip banjir bandang yang menenggelamkan informasi benar,” tegasnya. Anda mungkin bertanya: siapa dalang di balik semua ini?

Yang lebih mengkhawatirkan, Meutya menuding ada upaya terorganisir untuk membanjiri media sosial dengan unggahan provokatif. Indikasi awal menunjukkan pola sistematis—bukan sekadar emosi sporadis warganet. Bahkan, aliran dana besar terpantau bergerak di platform digital, diduga dari monetisasi siaran langsung konten kekerasan dan anarkisme. Beberapa akun yang terlibat dikaitkan dengan jaringan judi online. Lantas, bagaimana kita sebagai pengguna internet menyikapi situasi ini?

Banjir Bandang Misinformasi dan Provokasi Digital

Meutya Hafid menggambarkan situasi saat ini seperti “banjir bandang” misinformasi. Konten negatif menyebar begitu cepat, hingga informasi valid, kritik konstruktif, bahkan aktivitas produktif seperti UMKM dan pembelajaran ikut tenggelam. Ini bukan pertama kalinya isu hoaks dan provokasi mengemuka. Sebelumnya, Menkomdigi juga mengajak platform digital berkontribusi menjaga ekosistem media yang sehat. Sayangnya, upaya itu kini diuji dengan gelombang konten beracun.

Yang menarik, Meutya tidak hanya menyoroti kecepatan penyebaran, tetapi juga modus operandinya. Konten kekerasan dan anarkisme disiarkan secara langsung (live streaming) dan dimonetisasi lewat fitur donasi atau hadiah virtual bernilai besar. Ini menunjukkan eksploitasi fitur platform untuk kepentingan provokasi dan profit ilegal. Sebuah ironi, di saat fitur live seharusnya menjadi sarana hiburan atau edukasi, justru disalahgunakan untuk menyebarkan kebencian.

Dana Besar dan Keterkaitan Judi Online

Salah satu temuan paling mengejutkan adalah aliran dana signifikan yang terpantau selama demo berlangsung. Meutya tidak menyebut platform spesifik, tetapi mengonfirmasi bahwa dana tersebut berasal dari monetisasi siaran langsung. Akun-akun yang terlibat diduga terkait jaringan judi online (judol). Ini membuka perspektif baru: bahwa provokasi digital tidak hanya dimotivasi oleh kepentingan politik, tetapi juga ekonomi gelap.

Bayangkan: konten kekerasan yang disiarkan live ternyata menghasilkan uang. Pengirim hadiah virtual mungkin tidak sadar bahwa dana mereka bisa jadi berasal dari aktivitas ilegal atau dimanfaatkan untuk memperkeruh situasi. Fitur baru grup Facebook yang memudahkan admin menghapus misinformasi mungkin bisa membantu, tetapi akar masalahnya lebih dalam. Perlu kolaborasi semua pihak, termasuk platform dan masyarakat.

Imbauan untuk Pengguna Internet

Meutya mengimbau masyarakat tetap berhati-hati: jangan mudah terpancing provokasi, jangan menyebarkan informasi belum terverifikasi, dan biasakan melakukan pengecekan silang. Ia juga menekankan pentingnya menggunakan sumber terpercaya, termasuk media yang berpegang pada kode etik jurnalistik. Imbauan ini sejalan dengan tips menciptakan kebiasaan digital sehat ala Google, yang mendorong literasi dan kehati-hatian berinternet.

Pemerintah disebut menghormati warga yang menyampaikan aspirasi dengan tertib. Namun, Meutya menyoroti kelompok yang sengaja digerakkan via media sosial, menuju titik tertentu, menayangkan konten maraton, dan menerima insentif tidak wajar. Ini adalah bentuk baru dari manipulasi opini yang memanfaatkan kerentanan ruang digital. Sebagai pengguna, Anda punya peran kunci: jadi filter pertama sebelum informasi menyebar.

Jadi, lain kali Anda melihat unggahan provokatif atau ajakan anarkis, tahan jari untuk tidak langsung share. Cek faktanya, lacak sumbernya, dan laporkan jika melanggar. Ruang digital adalah milik bersama—jangan biarkan segelintir orang merusaknya untuk kepentingan sesaat.

Pantau Kondisi Jakarta 24 Jam dengan CCTV Online, Ini Linknya!

0

Telset.id – Apakah Anda khawatir dengan situasi terkini di Jakarta? Gelombang unjuk rasa yang terjadi sejak Jumat (29/8/2025) telah menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas transportasi publik di berbagai daerah, termasuk ibu kota. Namun, jangan panik! Kini masyarakat dapat memantau perkembangan situasi secara real-time melalui akses CCTV Jakarta online yang tersedia 24 jam tanpa henti.

Dengan mengakses CCTV secara langsung, Anda bisa mengantisipasi kondisi jalan, mencari alternatif rute jika ada penutupan atau pengalihan akses, serta mendeteksi situasi darurat seperti kebakaran, kecelakaan, atau kerusuhan. Bayangkan betapa mudahnya merencanakan perjalanan ketika Anda bisa melihat langsung kondisi jalanan dari layar gadget. Tidak perlu lagi mengandalkan kabar burung atau informasi yang belum tentu akurat.

Layanan pemantauan ini bukan hanya sekadar fitur tambahan, tetapi menjadi kebutuhan vital di tengah dinamika kota besar seperti Jakarta. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel 5 Cara Pantau Arus Mudik Lebaran Lewat CCTV, Biar Gak Kejebak Macet!, teknologi CCTV telah membuktikan manfaatnya dalam membantu masyarakat menghadapi berbagai situasi.

Daftar Lengkap Link CCTV Jakarta

Berikut ini daftar link CCTV di beberapa wilayah Jakarta yang dikutip dari berbagai sumber, termasuk penyedia infrastruktur seperti PT Bali Towerindo Sentra, Tbk. Setiap lokasi memiliki beberapa kamera dengan sudut pandang berbeda, memberikan cakupan yang lebih komprehensif.

Bendungan Hilir
https://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_1/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_2/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_3/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_4/embed.html

Gelora Bung Karno (GBK)
https://cctv.balitower.co.id/Gelora-017-700470_2/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Gelora-017-700470_3/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Gelora-017-700470_4/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Gelora-017-700470_5/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Gelora-017-700470_6/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Gelora-017-700470_7/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Gelora-017-700470_8/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Gelora-017-700470_9/embed.html
https://cctv.balitower.co.id/Gelora-017-700470_10/embed.html

GBK di Jalan Asia Afrika
http://cctv.balitower.co.id/GBKC1002/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/GBKC1003/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/GBKC1004/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/GBKC1005/embed.html

Tanjung Duren
http://cctv.balitower.co.id/Tanjung-Duren-Utara-005-702471_2/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Tanjung-Duren-Utara-005-702471_3/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Tanjung-Duren-Utara-005-702471_4/embed.html

Tomang
http://cctv.balitower.co.id/Tomang-004-702108_2/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Tomang-004-702108_3/embed.html

Jati Pulo
http://cctv.balitower.co.id/Jati-Pulo-001-702017_2/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Jati-Pulo-001-702017_3/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Jati-Pulo-001-702017_4/embed.html

Kemanggisan
http://cctv.balitower.co.id/Kemanggisan-038-792405_2/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Kemanggisan-038-792405_3/embed.html

Menteng
http://cctv.balitower.co.id/Menteng-Tenggulun-P01-507302_1/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Menteng-Tenggulun-P01-507302_2/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Menteng-Tenggulun-P01-507302_3/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Pasar-Manggis-014-795129_4/embed.html

Senayan
http://cctv.balitower.co.id/Senayan-004-705087_1/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Senayan-004-705087_2/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Senayan-004-705087_3/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Senayan-004-705087_4/embed.html

Kuningan Barat
http://cctv.balitower.co.id/Kuningan-Barat-003-705052_3/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Kuningan-Barat-003-705052_4/embed.html

Cikoko
http://cctv.balitower.co.id/Cikoko-006-705651_2/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Cikoko-006-705651_3/embed.html
http://cctv.balitower.co.id/Cikoko-006-705651_4/embed.html

Cengkareng Barat
https://cctv.balitower.co.id/Cengkareng-Barat-013-702131_2/embed.html

Pintu Air Manggarai
https://cctv.balitower.co.id/Manggarai-Pintu-Air_1/embed.html?proto=hls
https://cctv.balitower.co.id/Manggarai-Pintu-Air_2/embed.html?proto=hls
https://cctv.balitower.co.id/Manggarai-Pintu-Air_3/embed.html?proto=hls

Manfaat Pemantauan CCTV Real-time

Dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang, memiliki akses langsung ke CCTV Jakarta bukan lagi sekadar kemewahan teknologi, tetapi menjadi kebutuhan pokok. Bayangkan Anda bisa menghindari kemacetan parah, mengetahui jalur alternatif, atau bahkan menghindari area yang sedang mengalami kerusuhan—semua dari genggaman tangan.

Teknologi pemantauan seperti ini juga berguna untuk mendeteksi situasi darurat. Seperti yang pernah terjadi dan viral di media sosial, dimana seorang pria kepergok CCTV mengambil foto “daleman rok” wanita, menunjukkan bahwa CCTV tidak hanya untuk memantau lalu lintas tetapi juga keamanan publik.

Untuk pengalaman pemantauan yang lebih optimal, Anda mungkin tertarik dengan perkembangan teknologi CCTV terkini seperti EZVIZ BC1C, kamera CCTV nirkabel yang ramah lingkungan. Teknologi semacam ini menawarkan fleksibilitas dan kemudahan akses yang semakin baik.

Dengan semua link CCTV Jakarta yang telah disediakan, masyarakat kini memiliki alat yang powerful untuk menghadapi dinamika ibu kota. Tidak perlu lagi bergantung pada informasi second-hand yang kadang tidak akurat. Anda bisa melihat sendiri, menilai sendiri, dan mengambil keputusan terbaik berdasarkan kondisi aktual.

Jadi, selamat memantau! Gunakan akses ini dengan bijak dan selalu utamakan keselamatan dalam setiap perjalanan Anda di Jakarta.

Mortal Kombat II Tunda Rilis, Johnny Cage Bikin Penasaran Hingga 2026

0

Telset.id – Sudah siap menyaksikan Johnny Cage bertarung di turnamen mematikan? Sayangnya, Anda harus menahan napas lebih lama. Mortal Kombat II, sekuel dari reboot film adaptasi game legendaris tahun 2021, resmi diundur dari jadwal rilis awal 24 Oktober 2025 menjadi 15 Mei 2026. Keputusan ini diumumkan langsung melalui akun X resmi film, dengan alasan yang cukup menggoda: “turnamen membutuhkan waktu dan tempat baru, yang layak dengan spektakelnya.”

Bayangkan—trailer yang sudah beredar luas, gambar promosi yang memicu antusiasme, tiba-tiba harus ditelan waktu tambahan hampir tujuh bulan. Bagi para penggemar setia, ini seperti mendapat fatality di detik-detik terakhir pertarungan. Tapi jangan buru-buru emosi. Di balik penundaan ini, ada strategi marketing cerdas dan pertimbangan bisnis yang patut dicermati.

Menurut laporan Deadline, Warner Bros. dan New Line Cinema sengaja menghindari persaingan ketat di box office Oktober. Alih-alih bertarung dengan banyak film besar, mereka memilih momen yang lebih cerah di musim semi. Apalagi, trailer berlabel red-band mereka memecahkan rekor dengan 106 juta views hanya dalam 24 jam. Riset penonton juga menunjukkan respons yang sangat positif. Jadi, bukan tanpa alasan mereka berani mengambil keputusan berisiko ini.

Karl Urban sebagai Johnny Cage di Mortal Kombat II

Lalu, bagaimana dengan jalan ceritanya? Trailer yang sudah beredar mengonfirmasi bahwa Johnny Cage, diperankan secara gemilang oleh Karl Urban, akan menjadi pusat cerita. Ia bergabung dalam turnamen Mortal Kombat untuk menyelamatkan Earthrealm. Bagi yang belum familiar, Cage adalah karakter ikonik dengan gaya sok pede, kacamata hitam, dan jurus-jurus mematikan yang sering diiringi candaan. Kehadirannya di film ini dinanti-nanti, terutama karena ia absen di seri pertama.

Nah, ini yang menarik. Jika Anda bingung dengan timeline game Mortal Kombat yang ruwet dan penuh retcon, film reboot justru bisa menjadi pintu masuk yang lebih mudah. Dimulai dari film 2021, dilanjutkan Mortal Kombat II, dan kemungkinan besar akan ditutup dengan film ketiga—sebuah trilogi yang diisyaratkan oleh penulis naskah, Greg Russo. Jadi, meski harus menunggu lebih lama, setidaknya ada harapan cerita yang utuh dan memuaskan.

Jadi, apa artinya bagi Anda? Ya, tentu saja ini ujian kesabaran. Tapi di dunia hibura yang serba instan, kadang penantian justru membangun ekspektasi lebih tinggi. Warner Bros. dan New Line Cinema jelas sedang bermain aman—dan mungkin saja benar. Dengan menghindari rival berat dan memanfaatkan momen yang tepat, Mortal Kombat II berpeluang mencetak kesuksesan lebih besar. Siapa tahu, bahkan bisa mengalahkan pendahulunya.

Bagaimana pun, satu hal yang pasti: Johnny Cage akan tetap menjadi bintang. Karl Urban, yang dikenal lewat perannya di The Boys dan Star Trek, dijamin akan membawakan energi segar dan humor khas Cage. Jadi, siap-siap saja. Turnamen terbaik memang butuh persiapan ekstra—dan kita semua diajak untuk menunggu dengan penuh harap.

Xiaomi 15T Pro Bocor di Geekbench, Siap Rilis Global September!

0

Telset.id – Apakah Anda sedang menantikan kehadiran flagship terbaru dari Xiaomi? Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Xiaomi 15T Pro semakin dekat dengan peluncuran resminya. Smartphone yang telah beberapa kali muncul di berbagai platform sertifikasi kini terlihat melakukan benchmark di Geekbench, mengungkap spesifikasi yang cukup menjanjikan.

Model dengan kode 2506BPN68G ini dikonfirmasi menggunakan prosesor MediaTek Dimensity 9400+ yang diklaim memiliki kecepatan hingga 3.73GHz. Tidak hanya itu, GPU Mali-G925 Immortalis MC12 dari ARM juga turut disematkan, menjadikan kombinasi yang patut diperhitungkan untuk performa tinggi. Dalam tes benchmark, perangkat ini mencetak skor 1611 untuk single precision, 1572 untuk half precision, dan 2223 pada tes terkuantisasi. Selain itu, Geekbench juga mengungkap bahwa ponsel ini akan menjalankan Android 15 dan dibekali RAM 12GB.

Ini bukan pertama kalinya Xiaomi 15T Pro muncul dalam berbagai bocoran. Sebelumnya, smartphone ini telah terlihat di situs sertifikasi IMDA Singapura, database EEC Eropa, dan bahkan dalam kode HyperOS milik Xiaomi sendiri. Sebuah video TikTok yang beredar baru-baru ini juga memberikan gambaran pertama tentang desainnya, menampilkan modul kamera Leica berbentuk persegi dengan sentuhan warna bronze metalik, bingkai datar, serta panel belakang bertekstur matte.

Content image for article: Xiaomi 15T Pro Bocor di Geekbench, Siap Rilis Global September!

Spesifikasi dan Fitur Unggulan

Berdasarkan laporan sebelumnya, Xiaomi 15T Pro akan dilengkapi dengan layar OLED flat yang mendukung refresh rate tinggi. Konfigurasi kamera triple akan didominasi oleh sensor utama 50MP, sementara baterai berkapasitas 5.500mAh dan dukungan pengisian cepat 90W menjadi andalan di sektor daya. Kabarnya, perangkat ini juga akan dibangun dengan material metal dan memiliki sertifikasi ketahanan IP69.

Dengan semakin banyaknya penampakan di platform sertifikasi dan sekarang di Geekbench, Xiaomi 15T Pro tampaknya hampir siap untuk diluncurkan secara resmi. Prediksi waktu peluncurannya adalah sekitar bulan September mendatang. Kami akan terus mengabarkan perkembangan terbaru seputar ponsel flagship ini.

Xiaomi sendiri dikenal konsisten menghadirkan inovasi, dan Xiaomi 15 Series yang telah resmi hadir di Indonesia menjadi bukti nyata betapa seriusnya mereka dalam bersaing di pasar global. Kolaborasi dengan Leica juga semakin memperkuat posisi Xiaomi di segmen fotografi mobile.

Selain seri 15T, Xiaomi juga dikabarkan sedang mempersiapkan perangkat lipat anyarnya. Xiaomi Mix Flip 2 disebut akan rilis pada Juni 2025 dengan spesifikasi yang tak kalah gahar. Tidak hanya ponsel, Xiaomi juga terus memperluas portofolio wearable-nya, seperti Xiaomi Watch S4 Edisi 15 Tahun yang diluncurkan dengan chipset Xring T1.

Jadi, apakah Xiaomi 15T Pro akan menjadi jawaban bagi para pencari performa tinggi dengan harga yang lebih terjangkau? Jawabannya mungkin akan segera terungkap dalam beberapa minggu ke depan. Pantau terus Telset.id untuk informasi terkini!

Caviar Luncurkan iPhone 17 Tanpa Kamera, Harga Rp 140 Juta!

0

Telset.id – Bayangkan sebuah iPhone tanpa kamera. Bukan karena rusak, tapi sengaja dihilangkan demi privasi dan keamanan maksimal. Inilah yang dilakukan Caviar, customizer smartphone mewah asal Rusia, dengan meluncurkan koleksi terbaru mereka: iPhone 17 Air Stealth Carbon dan iPhone 17 Pro Max Stealth Titan. Dua ponsel ini tidak hanya eksklusif, tetapi juga menghapus seluruh modul kamera—baik depan maupun belakang.

Mengapa seseorang rela membayar puluhan juta untuk ponsel tanpa fitur fotografi? Jawabannya terletak pada kebutuhan akan diskresi dan keamanan di lingkungan kerja sensitif. Caviar, yang dikenal dengan desainnya yang berani dan material mewah, kali ini fokus pada pengguna yang mengutamakan privasi di atas segalanya. Sebelum kita bahas lebih dalam, ada baiknya Anda tahu bahwa persaingan antara iPhone dan Samsung terus memanas, terutama di ranah AI—seperti yang terjadi pada Samsung Ejek iPhone Lagi, Kali Ini dengan Fitur AI Galaxy Z Fold 7.

Koleksi Stealth ini bukan sekadar modifikasi biasa. Caviar mengambil dasar iPhone 17 Air—yang dikabarkan akan menjadi iPhone tertipis Apple—dan mengganti panel belakangnya dengan cangkang serat karbon. Hasilnya? Bobot yang lebih ringan dari semua iPhone Caviar sebelumnya. Hanya 19 unit iPhone 17 Air Stealth Carbon yang akan diproduksi, masing-masing dengan nomor seri terukir. Desainnya minimalis, tanpa kamera, menawarkan rasa premium dan privasi absolut. Bagi Anda yang bekerja di bidang keamanan tinggi atau hanya ingin bebas dari risiko peretasan kamera, ponsel ini mungkin jawabannya.

Selain varian Carbon, Caviar juga memperkenalkan iPhone 17 Pro Max Stealth Titan. Model ini dirancang untuk profesional di lingkungan berisiko tinggi, dengan bodi karbon yang diperkuat dan nada warna gelap yang terkesan formal. Sama seperti saudaranya, versi Titan juga hanya tersedia 19 unit di seluruh dunia. Bahkan, Caviar menghadirkan varian lain bernama Stealth Titan Gold, yang menggunakan cangkang titanium dengan lapisan emas PVD. Varian ini lebih banyak, dengan 99 unit, tetapi tetap menghilangkan semua kamera.

Lalu, berapa harga yang harus Anda bayar untuk keprivatan ini? iPhone 17 Air Stealth Carbon dibanderol mulai $8.630 atau sekitar Rp 140 juta, sedangkan iPhone 17 Pro Max Stealth Titan sedikit lebih mahal di $8.910 (sekitar Rp 145 juta). Pre-order sudah dibuka di situs resmi Caviar, dengan kemasan mewah dan sertifikat keaslian. Bandingkan dengan ponsel flagship lain seperti dalam perbandingan iPhone 16 vs Galaxy S25 vs Pixel 10, yang harganya jauh lebih terjangkau namun dengan fitur lengkap.

Menariknya, Caviar tidak hanya fokus pada iPhone. Mereka juga meluncurkan koleksi lain yang terinspirasi senjata dengan detail emas, serta raket padel mewah bernama Altair seharga $8.070. Tapi, tentu saja, koleksi Stealth-lah yang paling menyita perhatian karena pendekatannya yang radikal terhadap privasi. Di tengah maraknya isu keamanan digital, langkah Caviar bisa dibilang tepat waktu—atau justru berlebihan? Tergantung dari sudut pandang Anda.

Bagi sebagian orang, menghilangkan kamera mungkin terasa seperti kemunduran. Tapi bagi kalangan tertentu, ini adalah kemewahan yang tak ternilai. Apalagi dengan maraknya peredaran iPhone KW seperti yang diungkap dalam artikel iPhone 17 Pro KW Sudah Beredar, memiliki ponsel asli dengan jaminan keamanan ekstra adalah prioritas. Bahkan, material cangkang karbon dan titanium yang digunakan Caviar sejalan dengan inovasi material lain di industri, seperti yang terjadi pada Revolusi Baterai Silicon-Carbon.

Jadi, apakah iPhone tanpa kamera ini layak dibeli? Jika Anda adalah eksekutif, diplomat, atau pekerja di sektor yang membutuhkan kerahasiaan tinggi—mungkin iya. Tapi bagi kebanyakan orang, fitur kamera justru menjadi nilai jual utama smartphone. Seperti halnya Realme P4 Pro 5G yang menawarkan desain mirip iPhone 17 Pro dengan harga terjangkau, konsumen pada umumnya lebih memilih fitur lengkap dengan harga masuk akal. Caviar, sekali lagi, membuktikan bahwa mereka bukan untuk semua orang—tapi untuk yang menginginkan sesuatu yang benar-benar berbeda.

Lenovo Legion Go 2 Bakal Ramaikan di IFA 2025, Desain dan Spesifikasi Terungkap

0

Telset.id – Bayangkan sebuah perangkat gaming handheld yang tidak hanya menawarkan performa gahar, tetapi juga desain yang lebih ergonomis dan fitur keamanan canggih. Itulah yang akan Lenovo persembahkan dengan Legion Go 2, yang rencananya akan diperkenalkan di IFA 2025 di Berlin, 5-9 September mendatang. Bocoran terbaru dari Evan Blass, tipster terpercaya, telah mengungkap hampir semua detail penting perangkat ini. Sepertinya Lenovo siap membuat gebrakan lagi di pasar gaming portable.

Setelah pertama kali diperlihatkan dalam bentuk prototipe di CES 2025 bersama Legion Go S, Lenovo memang cukup tertutup mengenai perkembangan Legion Go 2. Namun, bocoran video promosi yang dibagikan Blass melalui X menjadi angin segar bagi para penggemar yang penasaran. Video tersebut tidak hanya memperlihatkan desain akhir perangkat, tetapi juga mengonfirmasi sejumlah peningkatan signifikan dibandingkan pendahulunya. Mari kita telusuri lebih dalam apa yang ditawarkan Legion Go 2.

Yang langsung menarik perhatian adalah layarnya. Legion Go 2 dilengkapi dengan layar Lenovo PureSight OLED berukuran 8,8 inci dengan refresh rate 144Hz dan dukungan variable refresh rate. Bagi Anda yang gemar bermain game dengan grafis tinggi dan responsivitas maksimal, fitur ini jelas menjadi nilai jual utama. Layar OLED sendiri dikenal mampu menghasilkan warna yang lebih hidup dan kontras yang lebih tajam—cocok untuk pengalaman gaming yang imersif.

Tidak kalah penting, kontroler Legion Truestrike yang dapat dilepas telah didesain ulang untuk kenyamanan dan fleksibilitas lebih baik. Lenovo menyertakan enam tombol yang dapat diprogram, dengan dua tombol ditempatkan di tepi kontroler kanan dan dua set tombol di bagian belakang kedua kontroler. Ini memberi kebebasan lebih bagi gamer untuk mengustomisasi kontrol sesuai preferensi. Salah satu fitur baru yang patut disorot adalah pemindai sidik jari yang terintegrasi pada tombol power—sesuatu yang tidak hadir di Legion Go generasi pertama.

Content image for article: Lenovo Legion Go 2 Bakal Ramaikan di IFA 2025, Desain dan Spesifikasi Terungkap

Mode Bermain yang Lebih Variatif

Legion Go 2 didesain untuk beradaptasi dengan berbagai gaya bermain. Perangkat ini mendukung mode tablet, mode konsol dengan konektor pengisian daya terpisah (yang dijual terpisah), dan mode FPS untuk permainan tembak-menembak. Mode FPS khususnya menarik karena memungkinkan Anda menggunakan kontroler dengan cara yang lebih mirip mouse dan keyboard, memberikan presisi lebih dalam game-game kompetitif.

Di balik semua kehebatan desain dan fiturnya, ada jantung performa yang tak kalah mengesankan: prosesor AMD Ryzen Z2 Extreme. Chip ini juga digunakan dalam Asus ROG Ally X, dan spesifikasinya memang menjanjikan. APU 8-core 16-thread ini menggabungkan 3x prosesor Zen 5 dan 5x prosesor Zen 5c. Core Zen 5 mampu melakukan boost hingga 5 GHz dengan kecepatan dasar 2 GHz. Sementara untuk GPU, chip ini memiliki 16 core grafis berbasis arsitektur RDNA 3.5 AMD yang dapat boost hingga 2900 MHz. Performa gaming yang mulus dan bebas lag sepertinya bukan lagi impian.

Lenovo juga memastikan bahwa Legion Go 2 tidak hanya perkasa secara performa, tetapi juga tangguh secara fisik. Perangkat ini dilapisi dengan coating excimer baru yang membuatnya lebih tahan lama, anti sidik jari, dan mudah dibersihkan. Soal pendinginan, Legion Coldfront technology mengambil alih dengan menarik udara dari belakang dan mengeluarkan panas dari atas. Jadi, bermain marathon berjam-jam pun tidak perlu khawatir overheat.

Aksesori juga menjadi bagian tak terpisah dari pengalaman menggunakan Legion Go 2. Lenovo akan menawarkan dock khusus dan tas sling Legion Go untuk memudahkan Anda membawa perangkat ini ke mana saja. Sayangnya, informasi mengenai harga dan tanggal rilis masih ditutup rapat-rapat. Semua jawaban akan diumumkan secara resmi selama IFA 2025.

Dengan semua keunggulan ini, apakah Legion Go 2 akan menjadi pesaing berat bagi perangkat handheld gaming lain di pasaran? Mengingat Lenovo Legion Y700 (2025) juga telah menunjukkan taringnya di segmen tablet gaming, tampaknya Lenovo serius ingin mendominasi lini produk gaming portabel. Bahkan, Lenovo Legion R7000P 2025 turut memperkuat portofolio gaming mereka dengan spesifikasi mentereng.

Bagi para gamer yang selalu menuntut performa terbaik, Legion Go 2 sepertinya layak untuk ditunggu. Apalagi dengan dukungan fitur-fitur yang tidak hanya fokus pada kekuatan hardware, tetapi juga kenyamanan dan keamanan. Tunggu saja pengumuman resminya di IFA 2025—mungkin ini akan menjadi perangkat yang mengubah cara kita bermain game di mana saja.

Grok xAI Disetujui Pemerintah AS, Diduga atas Perintah Gedung Putih

0

Telset.id – Dalam sebuah langkah yang mengejutkan banyak pihak, pemerintah Amerika Serikat dikabarkan telah menginstruksikan persetujuan penggunaan chatbot Grok buatan xAI, perusahaan milik Elon Musk, untuk keperluan federal. Keputusan ini muncul di tengah ketegangan politik antara Presiden Trump dan Musk, serta kontroversi yang sempat membayangi performa Grok sendiri.

Berdasarkan dokumen internal yang diperoleh Wired, Gedung Putih disebut-sebut memerintahkan General Services Administration (GSA) untuk memasukkan xAI ke dalam daftar vendor AI yang disetujui. Padahal, sebelumnya GSA telah mengumumkan persetujuan untuk ChatGPT (OpenAI), Gemini (Google), dan Claude (Anthropic) pada awal Agustus, tanpa menyertakan xAI. Namun, email yang dikirim pekan lalu menunjukkan tekanan dari atas.

Josh Gruenbaum, komisaris Federal Acquisition Service di bawah GSA, menulis dengan nada mendesak: “Tim: Grok/xAI perlu segera dimasukkan kembali ke jadwal sesuai perintah Gedung Putih.” Gruenbaum juga menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah “semua produk mereka yang sebelumnya ada”, kemungkinan merujuk pada Grok 3 dan Grok 4—dua iterasi terbaru dari model bahasa besar xAI.

Peran Carahsoft, kontraktor pemerintah yang menjadi perantara penjualan teknologi, juga disinggung. Gruenbaum meminta konfirmasi agar tim segera berkoordinasi dengan Carahsoft. Tak lama setelah itu, kontrak Carahsoft dimodifikasi untuk mencakup xAI, dan pada Jumat pagi, Grok 3 dan Grok 4 sudah tersedia di GSA Advantage—platform pembelian online untuk instansi pemerintah.

Lalu, mengapa Grok tiba-tiba didorong masuk, padahal sebelumnya sempat tertunda? xAI sebenarnya telah mengumumkan versi Grok untuk pemerintah AS pada Juli lalu, dan saat itu persetujuan GSA hampir dipastikan. Namun, tak lama sebelumnya, chatbot ini mengalami insiden memalukan: ia mulai menyebarkan propaganda Nazi dan retorika antisemit, bahkan menyebut dirinya “MechaHitler”. Insiden ini terjadi setelah Musk dan Trump terlibat cekcok publik mengenai undang-undang pengeluaran presiden.

Spekulasi pun bermunculan. Apakah keputusan ini murni bersifat teknis, atau ada motif politik di baliknya? Yang jelas, hubungan antara Musk dan pemerintahan Trump memang fluktuatif. Meski sempat bersitegang, tampaknya kepentingan strategis—atau tekanan tertentu—membuat Grok akhirnya lolos.

Soal harga, belum ada kejelasan apakah xAI akan menawarkan diskon untuk pemerintah federal. Sebagai perbandingan, OpenAI dan Anthropic baru-baru ini menawarkan model bahasa besar mereka ke instansi federal hanya dengan harga $1—sebuah strategi untuk mendorong adopsi. Sementara itu, xAI diketahui masih memegang kontrak senilai $200 juta dengan Pentagon untuk mengembangkan alur kerja AI di Departemen Pertahanan AS.

Persetujuan Grok juga mengundang pertanyaan mengenai keandalan AI dalam konteks pemerintah. Beberapa waktu terakhir, sejumlah model AI besar kerap dituding mengalami halusinasi dan perilaku menyimpang. Bahkan, OpenAI sedang menghadapi gugatan wrongful death karena ChatGPT diduga mendorong bunuh diri seorang remaja.

Dengan track record Grok yang sempat bermasalah, apakah pemerintah AS sudah mempertimbangkan risiko dengan matang? Atau justru ada alasan lain yang membuat Grok diprioritaskan? Pertanyaan ini masih menggantung, mengingat laporan Wired tidak menyertakan detail lebih lanjut mengenai pertimbangan kebijakan di balik instruksi tersebut.

Bagi Anda yang mengikuti perkembangan xAI, langkah ini bisa jadi merupakan momentum penting. Sebelumnya, Grok-2 sempat diumumkan akan tersedia gratis di X, dan Elon Musk juga berjanji bahwa Grok 3 akan menyusul sebagai open source. Kini, dengan dukungan pemerintah, xAI mungkin sedang menapaki babak baru.

Namun, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Grok awalnya diluncurkan untuk pengguna premium X (sebelumnya Twitter), dan ekspansinya ke sektor pemerintah membuka pintu bagi skala yang lebih besar—dan tentu saja, pengawasan yang lebih ketat.

Jadi, apa artinya semua ini bagi masa depan AI di sektor publik? Ketika teknologi semakin menyatu dengan governance, transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci. Grok mungkin saja punya kemampuan reasoning yang lebih baik, seperti yang dijanjikan dalam peluncuran Grok 3, tetapi tanpa pengawasan yang memadai, risiko penyalahgunaan atau kegagalan sistem tetap tinggi.

Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya. Yang pasti, langkah pemerintah AS ini telah memberi sinyal: AI bukan lagi sekadar tools komersial, melainkan aset strategis yang pergerakannya bisa dipengaruhi oleh dinamika politik dan kepentingan nasional.

iPhone Crash Detection Selamatkan Remaja 16 Tahun dari Kecelakaan Maut

0

Telset.id – Bayangkan jika Anda tertidur di balik kemudi, kehilangan kendali, dan terbangun dalam keadaan terjepit di reruntuhan mobil dengan luka serius. Tanpa kemampuan untuk memanggil bantuan, situasinya bisa berakhir tragis. Tapi itulah yang nyaris dialami Lindsay Leskovac, remaja 16 tahun asal Pennsylvania, sebelum iPhone Crash Detection mengambil alih dan menyelamatkan nyawanya.

Kejadian ini bukan sekadar cerita keberuntungan, melainkan bukti nyata bagaimana teknologi yang terintegrasi dengan baik dapat menjadi penjaga nyawa di saat-saat kritis. Lindsay sedang dalam perjalanan pulang dalam keadaan lelah ketika tanpa disadari, ia tertidur. Truknya melenceng dari jalur, menabrak tiang dan pohon, hingga membuatnya tak sadarkan diri dan terperangkap di dalam kendaraan dengan berbagai patah tulang serius di kedua kaki dan tulang leher.

Dalam kondisi seperti itu, siapa yang akan menolong? Ternyata, jawabannya datang dari saku celananya. iPhone 14 milik Lindsay, yang dilengkapi dengan fitur Crash Detection, mendeteksi benturan keras dan secara otomatis menghubungi 911. Fitur ini, yang tersedia pada iPhone 14 dan model lebih baru, serta Apple Watch Series 8, SE generasi kedua, dan Ultra, dirancang untuk mengenali tanda-tanda kecelakaan serius dan segera meminta bantuan.

Ibunda Lindsay, Laura, mengungkapkan bahwa ia sama sekali tidak tahu bahwa iPhone putrinya memiliki kemampuan seperti itu. “Orang dari pemadam kebakaran dan penyelamat memberitahu saya bahwa 911 mengatakan teleponlah yang memulai panggilan. Saya pun mencari tahu lebih lanjut dan menemukan bahwa iPhone, jika Anda memiliki model 14 atau lebih baru, memiliki fitur Crash Detection otomatis, asalkan pengaturannya diaktifkan,” katanya.

Menurut laporan WFMJ, Lindsay bahkan sempat mendengar suara petugas darurat yang memanggilnya melalui ponsel, dan tetap terhubung selama 22 menit. Teknologi ini memungkinkan tim penyelamat menemukannya dengan cepat—faktor kritis yang sering kali menentukan antara hidup dan mati.

Cerita Lindsay mengingatkan kita betapa pentingnya memastikan fitur keselamatan pada perangkat kita telah diaktifkan. Banyak pengguna iPhone bahkan tidak menyadari keberadaan Crash Detection, apalagi cara kerjanya. Padahal, dalam situasi darurat, fitur ini bisa menjadi pembeda antara selamat dan tidak.

Apple terus berupaya meningkatkan fitur keselamatan pada iPhone dan Apple Watch, dan kisah-kisah seperti ini membuktikan bahwa investasi mereka tidak sia-sia. Sebelumnya, sudah banyak laporan tentang bagaimana perangkat Apple menyelamatkan nyawa, mulai dari korban kapal karam hingga pengendara yang mengalami kecelakaan parah.

Lalu, bagaimana sebenarnya Crash Detection bekerja? Fitur ini menggunakan kombinasi sensor, termasuk accelerometer, gyroscope, mikrofon, dan barometer, untuk mendeteksi perubahan mendadak yang mengindikasikan kecelakaan. Begitu terdeteksi, iPhone akan menampilkan peringatan dan memberikan hitungan mundur sebelum secara otomatis menghubungi layanan darurat jika pengguna tidak merespons.

Meski teknologi ini sangat membantu, bukan berarti kita bisa lengah. Berkendara dalam keadaan lelah tetap berisiko tinggi, dan sebaiknya dihindari. Namun, adanya fitur seperti Crash Detection setidaknya memberikan lapisan pengaman tambahan yang bisa menyelamatkan nyawa ketika hal terburuk terjadi.

Jadi, sudahkah Anda mengecek pengaturan iPhone atau Apple Watch Anda? Jika belum, mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk memastikan fitur penyelamat nyawa ini aktif. Siapa tahu, suatu hari nanti, teknologi ini bisa menyelamatkan Anda atau orang terdekat seperti yang dialami Lindsay.

Selain Apple, perusahaan teknologi lain juga mulai mengintegrasikan fitur keselamatan serupa dalam produk mereka. Misalnya, Xbox Series S pernah dilaporkan menyelamatkan pesepeda dari kecelakaan maut. Ini menunjukkan bahwa inovasi dalam dunia tech tidak hanya tentang kecepatan atau desain, tetapi juga tentang nilai kemanusiaan.

Namun, di balik kemajuan teknologi, tanggung jawab pengguna tetap menjadi kunci. Menggunakan ponsel saat berkendara atau berjalan—seperti yang dilarang di New York—dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Teknologi hadir sebagai penolong, bukan pengganti kewaspadaan kita.

Kisah Lindsay Leskovac adalah pengingat kuat bahwa inovasi teknologi, ketika dirancang dengan baik, dapat memiliki dampak nyata pada keselamatan jiwa. Jadi, lain kali Anda memegang iPhone, ingatlah bahwa di balik layarnya yang elegan, tersimpan fitur-fitur canggih yang siap melindungi Anda saat dibutuhkan.

TikTok Bakal Hadirkan Fitur Voice Note dan Media di Chat

0

Telset.id – Siapa sangka, TikTok tak lagi sekadar platform untuk menonton video pendek secara terus-menerus. Platform yang identik dengan konten viral dan tren dansa ini kini bersiap menghadirkan fitur baru yang bakal mengubah cara penggunanya berinteraksi. Ya, TikTok akan segera mengizinkan penggunanya mengirim pesan suara, gambar, dan video langsung di dalam obrolan pribadi atau grup. Menurut laporan TechCrunch, fitur ini akan diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan.

Langkah ini bukan sekadar tambahan biasa. Ini adalah upaya TikTok untuk semakin memperkaya pengalaman sosial di dalam aplikasinya. Bayangkan, alih-alih hanya mengandalkan teks, Anda kini bisa menyampaikan emosi lewat suara atau berbagi momen lewat gambar tanpa harus meninggalkan aplikasi. Sebuah langkah yang dinilai banyak pengamat sebagai respons terhadap tingginya popularitas pesan suara di berbagai platform pesan instan.

Namun, TikTok tak serta-merta membebaskan penggunanya. Seperti dilaporkan TechCrunch, voice note dibatasi maksimal satu menit. Sementara untuk gambar dan video, pengguna bisa mengirim hingga sembilan media sekaligus—baik yang diambil langsung dari kamera atau diambil dari galeri ponsel. Ada aturan mainnya: Anda tidak bisa mengirim gambar atau video sebagai pesan pertama ke pengguna lain. Aturan ini sejalan dengan kebijakan TikTok yang hanya mengizinkan pengguna terdaftar berusia minimal 16 tahun untuk menggunakan fitur pesan.

Bagi pengguna di atas 18 tahun, ada opsi tambahan: mereka bisa mengaktifkan atau menonaktifkan fitur deteksi otomatis yang memblokir gambar mengandung nudity dalam obrolan—khusus untuk pengguna berusia 16 hingga 18 tahun. Langkah ini menunjukkan keseriusan TikTok dalam menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna mudanya.

Langkah TikTok Mengejar Kompetitor

Fitur serupa sebenarnya bukan hal baru. Aplikasi pesan seperti Messenger dan Snapchat sudah lama memungkinkan penggunanya mengirim pesan suara dan media. Tapi, TikTok tak mau ketinggalan. Setelah tahun lalu menghadirkan obrolan grup yang menampung hingga 32 orang, kini mereka melengkapi dengan kemampuan berbagi konten yang lebih personal.

Bahkan, pada April lalu, TikTok juga menambahkan fitur Footnotes yang terinspirasi dari X dan Meta—fitur yang bekerja mirip dengan Community Notes. Semua ini adalah bagian dari strategi besar TikTok untuk tidak hanya menjadi tempat konsumsi konten, tetapi juga ruang interaksi yang komprehensif.

Lalu, apa artinya ini bagi Anda? Bagi kreator, fitur ini membuka peluang baru untuk berkolaborasi lebih intim dengan audiens atau sesama kreator. Bagi pengguna biasa, ini berarti lebih banyak cara untuk terhubung dengan teman tanpa harus beralih aplikasi. Tapi, tetap waspada—seperti platform lainnya, fitur baru juga bisa membuka celah keamanan. Pastikan Anda selalu memeriksa pengaturan privasi dan waspada terhadap potensi phishing di TikTok.

Tak bisa dipungkiri, TikTok sedang berusaha keras menjadi lebih dari sekadar aplikasi video pendek. Mereka ingin menjadi pusat interaksi sosial yang lengkap. Dan dengan fitur terbaru ini, mereka selangkah lebih dekat untuk mewujudkannya. Apakah ini akan membuat pengguna setia aplikasi pesan lain beralih? Waktu yang akan menjawab.

Yang pasti, langkah ini juga menunjukkan betapa kompetitifnya dunia platform sosial saat ini. Seperti diakui Zuckerberg yang menyebut TikTok sebagai ancaman terbesar Meta, TikTok terus berinovasi dan memperluas pengaruhnya. Bahkan, fitur seperti Amber Alert yang sebelumnya diluncurkan juga menunjukkan komitmen mereka terhadap isu sosial yang lebih luas.

Jadi, siap-siap saja. Dalam beberapa minggu ke depan, obrolan TikTok Anda mungkin akan jadi lebih hidup dan berwarna. Atau, setidaknya, lebih berisik dengan suara-suara dari teman Anda yang malas mengetik.

Menkomdigi Tegaskan TikTok Live Nonaktif Sukarela, Bukan Paksaan Pemerintah

0

Telset.id – Pernahkah Anda membayangkan platform digital sebesar TikTok tiba-tiba menonaktifkan salah satu fitur andalannya tanpa paksaan pemerintah? Itulah yang terjadi dengan fitur Live TikTok di Indonesia, yang menurut Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, dilakukan secara sukarela oleh TikTok sendiri. Dalam situasi yang penuh gejolak, langkah ini menimbulkan pertanyaan besar: sejauh mana platform digital harus bertanggung jawab atas keamanan kontennya?

Meutya Hafid, yang baru saja dilantik sebagai Menkomdigi, menyatakan bahwa TikTok memberitahu pemerintah mengenai keputusan mematikan fitur live saat kericuhan dan penjarahan terjadi. “Kami pun melihat pemberitahuan yang dilakukan oleh TikTok. Bahwa mereka melakukan secara sukarela untuk penurunan fitur live, dan kami justru berharap bahwa ini berlangsung tidak lama,” kata Meutya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (31/8/2025). Pernyataan ini menegaskan bahwa pemerintah tidak meminta TikTok untuk menonaktifkan fitur tersebut, melainkan platform tersebut mengambil inisiatif sendiri.

Namun, di balik keputusan “sukarela” ini, ada dampak nyata yang dirasakan oleh banyak pihak, terutama pelaku usaha kecil. Fitur Live TikTok telah menjadi sarana penting bagi UMKM untuk memasarkan produk mereka, serta bagi affiliator untuk menghasilkan pendapatan. Penonaktifan sementara ini tentu mengganggu aktivitas ekonomi digital yang sudah berjalan. Meutya sendiri mengakui hal ini, dengan harapan bahwa ketika kondisi dalam negeri kembali normal, fitur tersebut bisa segera pulih. “Jadi kalau kondisi berangsur baik, mudah-mudahan kita bisa kembali lagi fitur live TikTok,” ujarnya.

Latar Belakang Keputusan TikTok

Menurut juru bicara TikTok, penangguhan fitur Live dilakukan terkait kericuhan dalam unjuk rasa yang terjadi belakangan ini. “Sehubungan dengan meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di Indonesia, kami mengambil langkah-langkah pengamanan tambahan untuk menjaga TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan beradab,” jelasnya. TikTok juga menyatakan terus menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas dan memantau situasi yang ada. Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya platform dalam menjaga ekosistem digitalnya, meski harus mengorbankan fitur populer.

Ini bukan pertama kalinya pemerintah dan platform digital membahas moderasi konten. Sebelumnya, Kemkominfo telah memanggil TikTok dan Meta, bukan soal demo, tetapi terkait moderasi konten. Hal ini menunjukkan bahwa isu keamanan dan tata kelola konten digital menjadi perhatian serius bagi semua pihak.

Dampak Ekonomi dan Masa Depan Fitur Live

Penonaktifan fitur Live TikTok, meski bersifat sementara, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha. Bagi banyak UMKM, TikTok Live bukan sekadar hiburan, tetapi tulang punggung pemasaran dan penjualan. Tanpa fitur ini, mereka kehilangan akses ke audiens yang sudah dibangun dengan susah payah. Meutya Hafid berharap kondisi segera membaik agar fitur tersebut dapat kembali beroperasi. “Sekali lagi kita berdoa dan berharap mudah-mudahan kondisi membaik, sehingga fitur live TikTok bisa kembali,” imbuhnya.

Namun, pertanyaannya adalah: apakah langkah TikTok ini akan menjadi preseden bagi platform lain? Dalam konteks yang lebih luas, sinergi lintas industri menjadi kunci digitalisasi dan ekonomi Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, platform digital, dan pelaku usaha sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang aman namun tetap produktif.

Selain itu, investasi di sektor TIK juga menjadi kunci transformasi digital Indonesia. Dengan infrastruktur dan regulasi yang tepat, diharapkan insiden seperti penonaktifan fitur Live dapat diminimalisir di masa depan.

Sebagai penutup, keputusan TikTok untuk menonaktifkan sementara fitur Live-nya memang menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, langkah ini menunjukkan komitmen platform terhadap keamanan pengguna. Di sisi lain, dampak ekonomi yang ditimbulkan tidak bisa dianggap remeh. Pemerintah, dalam hal ini diwakili oleh Meutya Hafid, berperan sebagai fasilitator yang berharap agar normalitas cepat kembali. Bagaimana pendapat Anda? Apakah langkah TikTok ini tepat, atau justru berlebihan?

Sampai Kapan Fitur TikTok Live Hilang di Indonesia? Ini Penjelasan Resmi Platform

0

Telset.id – Fitur TikTok Live mendadak hilang sejak Sabtu (30/8/2025) dan tidak bisa diakses oleh pengguna di Indonesia. Apa yang sebenarnya terjadi? Platform video pendek tersebut secara resmi mengonfirmasi bahwa penangguhan fitur live dilakukan sementara, bukan penghapusan permanen, sebagai respons terhadap situasi demonstrasi yang tengah berlangsung.

Dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke redaksi Kompas.tv, TikTok Indonesia menjelaskan bahwa langkah ini diambil karena meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di berbagai daerah. “Sehubungan dengan meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di Indonesia, kami mengambil langkah-langkah pengamanan tambahan untuk menjaga TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan beradab,” demikian bunyi pernyataan resmi tersebut.

Lebih lanjut, TikTok menegaskan bahwa penangguhan fitur live dilakukan secara sukarela dan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan. Platform juga berkomitmen untuk menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas TikTok serta terus memantau perkembangan situasi terkini. Gelombang demonstrasi yang terjadi sejak Senin (25/8/2025) di Jakarta dan kota-kota lain menjadi latar belakang keputusan ini, dengan isu utama yang disorot adalah kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat.

Respons TikTok Terhadap Dinamika Sosial

TikTok bukan kali pertama menghadapi tekanan terkait konten yang beredar di platformnya. Sebelumnya, Wamenkomdigi bahkan meminta TikTok bertanggung jawab atas konten demonstrasi 25 Agustus yang dianggap provokatif. Langkah penangguhan sementara TikTok Live ini menunjukkan keseriusan platform dalam menanggapi dinamika sosial yang sensitif, sekaligus menjaga ekosistem digital yang sehat bagi penggunanya.

Meski demikian, keputusan ini menuai beragam tanggapan. Sebagian pengguna merasa kehilangan fitur yang kerap digunakan untuk berinteraksi langsung dengan audiens, sementara yang lain mendukung langkah preventif tersebut. TikTok sendiri telah beberapa kali menghadapi situasi serupa di berbagai negara, termasuk keputusan untuk bersiap hengkang dari Hong Kong akibat tekanan regulasi yang semakin ketat.

Dampak bagi Konten Kreator dan Masyarakat

Bagi para kreator konten, hilangnya fitur live untuk sementara waktu tentu memengaruhi strategi engagement mereka. Live streaming telah menjadi salah satu cara efektif untuk menjalin interaksi real-time dengan pengikut, baik untuk sesi tanya jawab, peluncuran produk, atau sekadar berbincang santai. Namun, di tengah situasi yang memanas, TikTok memilih untuk mengutamakan keamanan dan ketertiban.

Langkah serupa juga pernah diambil oleh platform lain. Instagram, misalnya, pernah memblokir akun selebritas seperti Kanye West karena konten yang dinilai melanggar pedoman komunitas. Bahkan, Reels hadir sebagai cara Instagram mengambil keuntungan dari kesulitan TikTok di beberapa pasar. Persaingan antarplatform media sosial semakin ketat, dan respons terhadap isu-isu sensitif menjadi salah satu penentu reputasi.

Meski TikTok Live untuk sementara tidak dapat diakses, pengguna masih dapat memanfaatkan fitur lain seperti unggahan video pendek, duet, dan stich. Platform juga tetap aktif memantau dan menghapus konten yang melanggar aturan. Bagi masyarakat, langkah ini bisa menjadi pengingat bahwa ruang digital tidak terlepas dari tanggung jawab sosial bersama.

Masa Depan TikTok Live di Indonesia

Pertanyaan besar kini adalah: kapan TikTok Live akan kembali? TikTok menyatakan bahwa penangguhan hanya bersifat sementara, namun tidak memberikan timeline pasti. Keputusan akhir kemungkinan besar akan bergantung pada perkembangan situasi di lapangan dan evaluasi internal platform.

Sejarah mencatat bahwa TikTok pernah diblokir di India, yang justru memunculkan peluang bagi aplikasi video buatan lokal seperti Roposo. Jika penangguhan berlangsung terlalu lama, bukan tidak mungkin pengguna akan beralih ke platform lain yang menawarkan fitur serupa. Namun, TikTok tampaknya berusaha menghindari skenario tersebut dengan mengambil langkah preventif yang proporsional.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah langkah TikTok ini tepat, atau justru berpotensi memicu ketidakpuasan lebih lanjut? Satu hal yang pasti: kebijakan platform media sosial semakin erat kaitannya dengan realitas sosial di dunia nyata. TikTok Live mungkin sementara hilang, tetapi percakapan tentang peran platform digital dalam masyarakat akan terus berlanjut.

Bekerja Lebih Cerdas dengan Galaxy Z Fold7 dan Galaxy AI

0

Telset.id – Lima hari, dua negara, nol laptop. Saya menulis ini di pesawat menuju pulang, dengan Galaxy Z Fold7 terbuka di atas nampan kecil kursi ekonomi. Cahaya layar 8 inci-nya memantul di jendela, dan saya sadar: saya belum sekali pun merasa perlu membuka laptop sepanjang perjalanan ini.

Saya bukan sedang berlibur. Ini adalah perjalanan kerja yang padat: wawancara, penulisan, pengambilan gambar, editing konten, dan serangkaian komunikasi lintas waktu dan bahasa. Tapi untuk pertama kalinya, saya menyerahkan hampir semua proses itu ke satu perangkat—dan lebih dari itu, saya menyerahkannya ke kecerdasan buatan yang tinggal di dalam perangkat ini.

Gemini Live: Ketika AI Mengerti Konteks

Saya belum bisa lupa ketika memotret mural sejarah di Johor Bahru dan iseng bertanya pada Fold7, “Apa arti karya ini?” Saya tak berharap jawaban, tapi Gemini Live memberikannya: penjelasan ringkas, sumber rujukan, dan konteks budaya yang relevan.

Ini bukan chatbot. Ini bukan kamera pintar biasa. Ini adalah AI multimodal—yang bisa memahami visual, mendengarkan pertanyaan, dan merespons dengan wawasan.

Gemini Live mengubah cara saya melihat sekitar. Ia membuat lingkungan terasa lebih interaktif. Setiap objek bisa menjadi pintu masuk ke informasi. Setiap momen bisa diubah menjadi cerita—bukan hanya lewat teks, tapi lewat pemahaman.

AI yang Tidak Terlihat, Tapi Selalu Hadir

Galaxy Z Fold7 tidak berteriak bahwa dirinya canggih. Tapi sejak pertama kali saya gunakan, saya tahu ada sesuatu yang berbeda. Saat saya mewawancarai narasumber di Jalan Sultan, saya tidak lagi panik mencatat atau mengetik terburu-buru. Saya cukup rekam, dan Transcript Assist dari Galaxy AI bekerja di belakang layar—mengubah suara jadi teks rapi dalam hitungan menit.

Di hari lain, saya terlibat diskusi dengan dua rekan dari latar bahasa berbeda. Live Translate memfasilitasi percakapan kami tanpa hambatan. Kalimat saya diterjemahkan langsung, ditampilkan dalam subtitle layar depan dan belakang. Percakapan tetap mengalir, pemahaman tetap terjaga.

Saya tidak lagi bekerja sendirian. Saya ditemani oleh AI yang diam-diam mengerjakan hal-hal kecil namun esensial.

Visual, Tanpa Perlu Visual Editor

Biasanya, setelah mengambil foto atau video, saya butuh waktu untuk memindahkan file, mengedit, menyesuaikan warna, atau menghapus elemen yang mengganggu. Tapi sepanjang perjalanan ini, saya tidak membuka software editing sekali pun.

Photo Assist dan Generative Edit di Fold7 cukup untuk menyelesaikan sebagian besar kebutuhan visual saya. Saya bisa menghapus orang yang masuk frame, mengubah komposisi, memperbaiki pencahayaan, dan bahkan membuat variasi gambar baru hanya dari satu potret diam.

Saya mengambil gambar mural bersejarah, menambahkan teks overlay, menyesuaikan tone warnanya, dan mengunggahnya ke Instagram—semuanya dilakukan di MRT menuju Johor.

Informasi Tanpa Distraksi

Saat sedang riset untuk artikel ini, saya menemukan fitur yang mungkin terdengar sepele tapi berdampak besar: Circle to Search. Saya cukup melingkari istilah asing di teks, dan AI menampilkan informasi terkait tanpa saya harus berpindah aplikasi. Ini mengurangi distraksi, meningkatkan fokus, dan menyelamatkan saya dari tab-tab tak berujung.

Fitur seperti Browsing Assist dan Writing Assist juga menjadi pengingat bahwa AI bisa membantu tanpa merebut kendali. Ia bukan pengganti kreativitas, tapi akselerator proses berpikir.

Ketika Perangkat Tidak Lagi Sekadar Alat

Kini, setelah tiga artikel, puluhan konten, dan ratusan aktivitas harian, saya bisa menyimpulkan satu hal penting: Galaxy Z Fold7 bukan lagi sekadar perangkat. Ia telah menjadi bagian dari cara saya berpikir, bergerak, dan berkarya.

AI di dalam Fold7 bukan hadir sebagai fitur tambahan untuk dipamerkan di konferensi. Ia bekerja diam-diam, di latar belakang, untuk satu tujuan: membuat hidup kerja lebih mudah. Ia mendengarkan, menerjemahkan, membantu mengedit, mengorganisir pikiran, dan menyingkat proses panjang yang dulu saya anggap “normal”.

Dan karena AI-nya bekerja di dalam perangkat, saya tidak perlu koneksi internet terus-menerus. Saya bisa tetap produktif di pesisir Johor atau di tengah taman kota Singapura. Saya bisa tetap bekerja tanpa merasa sedang “kerja berat”.

Trilogi pengalaman ini saya tutup dengan sebuah keyakinan baru: di masa depan, produktivitas bukan lagi soal berapa banyak perangkat yang kita bawa. Tapi soal seberapa cerdas perangkat yang kita bawa bisa memahami kita. Dan Galaxy Z Fold7, menurut saya, sudah cukup pintar untuk itu.