Beranda blog Halaman 4

Alasan Nyata Orang Enggan Pakai AI, Bukan Hanya Takut Digantikan

0

Telset.id – Kecerdasan buatan generatif (GenAI) kini merambah berbagai bidang, namun tidak semua orang bersedia mengadopsinya. Menurut penelitian terbaru dari Brigham Young University (BYU), kekhawatiran utama bukan hanya soal AI menggantikan pekerjaan manusia atau menjadi terlalu cerdas.

Profesor Jacob Steffen dan Taylor Wells dari BYU menemukan empat alasan utama orang memilih tidak menggunakan GenAI. “Ketika orang memilih untuk tidak memakai sesuatu, biasanya ada banyak pertimbangan di baliknya,” kata Steffen, profesor sistem informasi di Marriott School of Business.

Kekhawatiran Utama Pengguna

Penelitian ini dilakukan melalui dua survei terpisah. Hasilnya mengungkap empat alasan dominan:

  • Kualitas output: Ketidakpercayaan terhadap akurasi dan keandalan hasil AI
  • Etika: Kekhawatiran bahwa penggunaan AI bisa melanggar hukum atau tidak jujur
  • Risiko: Ketakutan akan keamanan data dan privasi
  • Interaksi manusia: Persepsi bahwa komunikasi dengan AI terasa artifisial dan kurang bermakna

Kekhawatiran ini muncul dalam berbagai konteks, mulai dari mengerjakan tugas sekolah hingga membuat keputusan hidup penting. “Jika Anda memakai GenAI untuk semua tugas, pekerjaan cepat selesai tapi Anda tidak belajar apa-apa,” ujar Wells.

AI Sebagai Alat, Bukan Pengganti

Steffen menganalogikan GenAI seperti palu—berguna dalam konteks tepat tapi bisa kontraproduktif jika dipakai sembarangan. “Jika digunakan benar, GenAI bisa menjadi alat pembelajaran terhebat yang pernah ada,” katanya.

Penelitian ini diharapkan bisa membantu masyarakat memilih kapan AI tepat digunakan. “Pertimbangkan tujuan Anda: untuk belajar, menyelesaikan pekerjaan cepat, atau hadiah untuk orang lain? Ini membantu menentukan kapan AI sebaiknya dipakai,” jelas Steffen.

Seperti kasus modus SMS masking yang memanfaatkan teknologi, penggunaan AI juga memerlukan pertimbangan etis dan keamanan. Temuan BYU ini dipublikasikan dalam studi berjudul “Resistance to Generative AI: Investigating the Drivers of Non-Use”.

TikTok Luncurkan Fitur “Manage Topics” untuk Personalisasi Feed

0

Telset.id – TikTok memperkenalkan fitur baru bernama “Manage Topics” yang memungkinkan pengguna mengatur konten yang muncul di feed For You. Fitur ini sebelumnya diuji coba di AS tahun lalu dan kini tersedia secara global.

Dengan Manage Topics, pengguna bisa menyesuaikan seberapa sering mereka ingin melihat konten terkait topik tertentu. Beberapa contoh kategori yang tersedia antara lain seni kreatif, tarian, perjalanan, makanan & minuman, serta kesehatan & kebugaran.

Menurut pengumuman resmi TikTok, perubahan preferensi tidak akan menghapus topik sepenuhnya, tetapi memengaruhi frekuensi rekomendasi konten terkait. “Ini memberi kendali lebih besar kepada pengguna atas pengalaman mereka,” jelas pernyataan tersebut.

Untuk konten yang ingin dihindari, TikTok juga menyediakan Smart Keyword Filtering berbasis AI. Fitur ini memperluas filter kata kunci yang sudah ada dengan mencakup sinonim atau kata terkait dalam caption, hashtag, dan deskripsi.

Cara Menggunakan Manage Topics

Pengguna dapat mengakses fitur ini melalui:

  • Settings > Content preferences > Manage topics
  • Atau tap Share pada postingan > Why this video > Adjust your For You > Manage Topics

Setiap topik dilengkapi slider untuk menyesuaikan frekuensi tampil. TikTok juga menyertakan penjelasan singkat tentang jenis konten dalam setiap kategori sebelum pengguna menyimpan preferensi.

Fitur ini melengkapi opsi personalisasi lain yang sudah ada seperti Restricted Mode, mute akun, serta interaksi melalui like, follow, dan pencarian. Sebelumnya, TikTok juga memperkenalkan fitur keamanan untuk melindungi data pengguna.

Langkah ini sejalan dengan tren platform media sosial seperti YouTube yang mengadopsi elemen mirip TikTok. Dengan Manage Topics, TikTok semakin memperkuat posisinya sebagai platform yang mengutamakan pengalaman pengguna yang dipersonalisasi.

Paradromics Uji Coba Implan Otak Pertama pada Manusia

Telset.id – Startup antarmuka otak-komputer Paradromics mengumumkan keberhasilan uji coba implan otak pertama pada manusia. Prosedur ini dilakukan pada 14 Mei di University of Michigan, di mana implan bernama Connexus berhasil dipasang dan dicabut setelah 10 menit.

Uji coba ini menjadi langkah awal menuju uji klinis jangka panjang untuk mengembalikan kemampuan bicara pada penderita cedera tulang belakang, stroke, atau ALS. CEO Paradromics, Matt Angle, menyebut momen ini sebagai peluang unik karena pasien sedang menjalani operasi otak untuk epilepsi.

“Ketika seseorang menjalani prosedur bedah saraf besar, risiko tambahan untuk menguji implan otak sangat rendah,” kata Angle. Pasien memberikan persetujuan untuk pemasangan sementara di lobus temporal, area otak yang memproses informasi pendengaran dan memori.

Connexus berukuran lebih kecil dari koin dime dan dilengkapi 420 jarum mikro elektroda yang merekam sinyal neuron individu. Teknologi ini mirip dengan implan Neuralink milik Elon Musk, meski yang terakhir menggunakan 1.000 elektroda pada 64 benang fleksibel.

Berbeda dengan pendekatan invasif Paradromics dan Neuralink, perusahaan seperti Precision Neuroscience dan Synchron mengembangkan implan non-invasif yang ditempatkan di permukaan otak atau pembuluh darah. Namun, menurut Angle, kedekatan dengan neuron individual memberikan sinyal berkualitas lebih tinggi.

Antarmuka otak-komputer (BCI) tidak membaca pikiran secara langsung, melainkan menerjemahkan sinyal saraf terkait niat gerakan. Pada 2023, tim dari Stanford University dan UC San Francisco berhasil mendekode ucapan dengan kecepatan 62-78 kata per menit menggunakan BCI.

Paradromics menargetkan hasil serupa dan berencana memulai uji klinis pada pasien lumpuh akhir tahun ini. “Membawa perangkat medis baru ke pasar sangat sulit, terutama untuk implan otak,” kata Justin Sanchez, peneliti neuroteknologi di Battelle.

Selama 20 tahun, Utah array menjadi standar riset BCI dengan 100 elektroda. Namun, desainnya yang ketinggalan zaman mendorong Paradromics, Neuralink, dan lainnya untuk mengembangkan material lebih tahan lama dengan lebih banyak elektroda.

Matt Willsey, ahli bedah saraf yang memimpin prosedur, menyatakan lebih banyak elektroda dapat meningkatkan kinerja BCI. Paradromics bahkan berencana menguji empat implan sekaligus di otak untuk kapasitas perekaman maksimal.

Jennifer Collinger, peneliti BCI di University of Pittsburgh, menyebut uji coba ini sebagai “gladi resik” penting sebelum studi jangka panjang. “Ini tentang memastikan prosedur implantasi berjalan lancar dan perangkat berfungsi optimal,” ujarnya.

Perkembangan terbaru ini menandai persaingan sengit di industri BCI, di mana Paradromics bersaing dengan raksasa seperti Neuralink. Keamanan data pikiran menjadi salah satu tantangan utama yang perlu diatasi.

Google Photos Perkenalkan Fitur Pencarian Teks Lebih Akurat

0

Telset.id – Google Photos kini menghadirkan pembaruan signifikan yang mempermudah pencarian foto berdasarkan teks dalam gambar. Fitur baru ini memungkinkan pengguna menemukan foto dengan kata spesifik menggunakan tanda kutip.

Menurut posting resmi Google, fitur ini mulai diluncurkan secara bertahap. Dengan mengetik kata dalam tanda kutip, seperti “paspor”, Google Photos akan menampilkan foto yang mengandung teks tersebut. Ini sangat berguna untuk mencari dokumen, tanda, atau catatan tulisan tangan.

“Ini merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke-10 Google Photos,” jelas Google dalam pernyataannya. Pembaruan ini menyusul berbagai alat memori dan AI yang diumumkan bulan lalu.

Fitur ini bekerja optimal ketika teks dalam gambar jelas terbaca. Namun, Google mengakui ada keterbatasan untuk teks dengan font unik, terhalang, atau dalam bahasa tertentu.

Peningkatan ini terutama bermanfaat bagi pengguna yang menyimpan screenshot, dokumen pindai, atau struk di Google Photos. Sebelumnya, pencarian sering menampilkan hasil tidak relevan.

Google Photos sebelumnya telah memperkenalkan berbagai fitur inovatif seperti Quick Edit dan Block Face. Pembaruan terbaru ini menunjukkan komitmen Google dalam mengembangkan teknologi pengenalan teks berbasis AI.

 

Bagi pengguna yang belum melihat fitur ini, Google menyatakan pembaruan akan tersedia untuk semua akun dalam waktu dekat. Cukup ketik kata spesifik dalam tanda kutip untuk mencoba fungsionalitas baru ini.

Google Messages Dapat Pembaruan Material 3 Expressive

0

Telset.id – Google Messages mulai menerima pembaruan antarmuka dengan desain Material 3 Expressive, bahasa desain terbaru dari Google yang lebih berwarna, dapat disesuaikan, dan berani. Pembaruan ini merupakan bagian dari Android 16 yang saat ini masih dalam versi beta, tetapi beberapa aplikasi seperti Gmail, Photos, dan sekarang Google Messages sudah mendapatkan sentuhan baru tersebut.

Menurut laporan 9to5Google, untuk saat ini, hanya antarmuka obrolan Google Messages yang telah diubah dengan Material 3 Expressive. Perubahan ini mungkin tidak langsung terlihat, terutama jika pengguna hanya melihat sekilas, tetapi beberapa elemen antarmuka telah diperbarui.

Google Messages Material 3 Expressive

Perubahan Utama dalam Pembaruan

Beberapa perubahan yang paling mencolok termasuk:

  • Thread pesan sekarang ditempatkan dalam wadah dengan sudut membulat.
  • App bar memiliki lapisan gelap yang lebih menonjol.
  • Menu ‘plus’ di bagian bawah kini berbentuk wadah terpisah dengan opsi seperti Gallery, GIFs, Files, dan Location yang ditampilkan dalam bentuk pill-shaped container, bukan lingkaran.
  • Ikon pada menu tidak lagi berwarna-warni dan memiliki kepadatan yang lebih rendah.

Google Messages Material 3 Expressive

Selain itu, menu emoji juga mengalami perubahan. Ketika pengguna mengetuk menu emoji, mereka akan melihat tombol grup yang terhubung untuk beralih antara Emoji, GIFs, Stickers, dan Photomoji. Menu ini juga ditempatkan dalam wadah membulat, dan tab yang dipilih akan berubah menjadi pill-shaped.

Ketersediaan Pembaruan

Pengguna Google Messages, terutama yang menggunakan perangkat Samsung dan mengikuti program beta versi 20250528_00_RC00, dapat mengharapkan perubahan ini segera muncul. Pembaruan Material 3 Expressive untuk Android 16 diumumkan bulan lalu selama Google I/O’s Android Show. Desain ini bertujuan untuk membuat antarmuka lebih emosional dan mudah digunakan.

Google terus memperbarui aplikasi Messages dengan fitur-fitur baru. Sebelumnya, aplikasi ini juga mendapat fitur seperti tampilan “View Details” yang lebih informatif dan integrasi dengan WhatsApp untuk panggilan video.

Dengan pembaruan ini, Google berharap pengalaman pengguna menjadi lebih menyenangkan dan intuitif. Apakah Anda sudah melihat perubahan ini di perangkat Anda?

Mario Kart World Rilis di Switch 2 dengan Fitur Open World

0

Telset.id – Nintendo resmi meluncurkan Mario Kart World sebagai judul utama untuk konsol Switch 2. Game ini menandai perubahan besar dalam seri Mario Kart dengan menghadirkan dunia terbuka yang bisa dijelajahi secara bebas.

Selama acara hands-on eksklusif di New York, WIRED berkesempatan mencoba berbagai mode permainan, termasuk Knockout Tour, battle, dan area eksplorasi terbuka. Produser Kosuke Yabuki menjelaskan, tim pengembang ingin menciptakan pengalaman yang lebih dinamis dibandingkan seri sebelumnya.

Dunia Terbuka yang Dinamis

Mario Kart World memperkenalkan peta dunia terhubung bernama Free Roam, di mana pemain bisa berkendara ke berbagai lokasi seperti pantai, pegunungan, atau jalur off-road. Fitur ini berbeda dari seri sebelumnya yang hanya fokus pada balapan.

“Kami memikirkan bagaimana merancang rute balap yang saling terhubung seperti jaringan di seluruh dunia,” kata Yabuki melalui penerjemah. “Setiap jalur harus menyenangkan dan menawarkan nilai lebih bagi pemain.”

Balapan Lebih Kacau dan Menegangkan

Jumlah pemain dalam satu balapan kini mencapai 24 orang, dua kali lipat dari versi sebelumnya. Hal ini membuat kompetisi lebih sengit, dengan serangan item seperti blue shell yang bisa mengubah posisi secara drastis.

Selain balapan, Mario Kart World juga menyertakan mode battle klasik seperti balloon popping. Mode baru Knockout Tour menjadi sorotan, di mana pemain harus bertahan hingga akhir untuk menjadi pemenang.

Nintendo menghindari istilah open world untuk menggambarkan game ini. “Kami lebih fokus pada pengalaman Mario Kart yang tetap mudah dipahami, tetapi dengan lapisan eksplorasi tambahan,” jelas Yabuki.

Game ini juga mendukung fitur sosial Switch 2 seperti GameChat, memungkinkan pemain berinteraksi saat bermain online. Namun, ketersediaan konsol dan aksesoris masih menjadi tantangan menjelang peluncuran resmi.

Teaser Samsung Galaxy Z Fold7 Ultra, Lebih Tipis dari Pendahulu

0

Telset.id – Samsung akhirnya merilis teaser resmi untuk Galaxy Z Fold7 Ultra, mengkonfirmasi rumor yang beredar selama ini. Perangkat ini akan meluncur tahun ini bersama varian Z Fold7 standar serta Z Flip7 dan Z Flip7 FE. Peluncuran digadang-gadang berlangsung di New York awal Juli mendatang.

Teaser yang dirilis Samsung memperlihatkan desain Z Fold7 Ultra dengan profil yang sangat tipis. Meski belum diungkap angka pastinya, perusahaan menjanjikan ketebalannya lebih baik dibanding Z Fold6 (5.6 mm saat terbuka) dan Z Fold Special Edition (4.9 mm). Selain itu, Samsung mengklaim kamera Ultra akan menjadi yang terbaik di kelasnya, tantangan serius bagi pesaing seperti vivo X Fold3 Pro.

Kehadiran Z Fold7 Ultra sebenarnya sudah lama diantisipasi. Tahun lalu, Samsung sempat dikabarkan akan merilisnya sebagai bagian dari seri Z Fold6, namun akhirnya digantikan oleh Z Fold Special Edition (dikenal sebagai W25 di Korea Selatan dan China). Varian Special Edition itu menawarkan layar utama 8 inci, layar samping 6.5 inci, kamera 200MP, RAM 16GB, serta bodi lebih ringan dan tipis.

Meski belum diumumkan secara resmi, bocoran sebelumnya menyebut Z Fold7 Ultra akan mengadopsi kamera 200MP seperti pendahulunya. Selain itu, kapasitas baterainya diprediksi mengalami peningkatan untuk mendukung performa tinggi. Informasi lebih lanjut tentang spesifikasi dan harga kemungkinan akan terungkap mendekati tanggal peluncuran.

Peluncuran Z Fold7 Ultra ini menandai strategi Samsung dalam memperluas lini ponsel lipat premium. Dengan varian Ultra, perusahaan berharap bisa bersaing lebih ketat di segmen high-end, terutama melawan merek China yang agresif seperti vivo dan Huawei. Untuk varian lebih terjangkau, Samsung juga menyiapkan Z Flip7 FE dengan harga di bawah €1.000.

Sebelumnya, Telset.id juga melaporkan bahwa Z Flip7 akan hadir dengan layar cover edge-to-edge, sementara Z Fold7 dikabarkan memiliki peningkatan pada bodi dan layar. Dengan rangkaian lengkap ini, Samsung tampaknya siap mendominasi pasar ponsel lipat tahun 2025.

Fantastic Four: First Steps Gunakan Batu sebagai Stand-in Karakter The Thing

0

Telset.id – Marvel Studios kembali menunjukkan kreativitasnya dalam produksi film terbaru mereka, The Fantastic Four: First Steps. Kali ini, tim produksi menggunakan batu sebagai stand-in untuk karakter Ben Grimm alias The Thing.

Dilansir dari Empire Magazine, sutradara Matt Shakman mengungkapkan bahwa mereka menemukan batu di gurun yang dianggap cocok dengan visual The Thing. Batu tersebut kemudian diberi nama “Jennifer” dan digunakan dalam setiap adegan yang melibatkan karakter tersebut.

“Kami pergi ke gurun dan menemukan batu yang persis seperti bagaimana The Thing seharusnya terlihat,” kata Shakman. “Kami memfilmkannya di setiap adegan di mana The Thing muncul, di bawah berbagai kondisi pencahayaan.”

Batu “Jennifer” membantu tim animasi CGI dalam menentukan warna dan pencahayaan yang dibutuhkan untuk menciptakan tampilan akhir The Thing. Hal ini juga memastikan karakter tersebut tidak terlihat terlalu kartun di layar.

Ebon Moss-Bachrach, yang memerankan Ben Grimm, mengaku sangat puas dengan hasil akhirnya. “Ini sedikit membingungkan memikirkan ratusan orang yang membantu menganimasikan karakter ini. Saya percaya mereka akan membuat penampilan saya jauh lebih keren,” ujarnya.

Selain mengandalkan batu sebagai referensi visual, Moss-Bachrach juga melakukan pendalaman karakter untuk Ben Grimm. “Dia berasal dari Lower East Side,” jelas aktor asal New York tersebut. “Banyak dari karakter ini adalah penghormatan kepada ayahnya (Jack Kirby), dan itu sangat berarti bagi saya.”

The Fantastic Four: First Steps akan tayang di bioskop pada 25 Juli mendatang. Film ini menjadi salah satu proyek Marvel Studios yang paling dinantikan tahun ini, terutama setelah rilis teaser trailer yang menggemparkan.

Marvel Studios dikenal dengan pendekatan unik dalam produksi film mereka. Sebelumnya, Sean Gunn pernah menjadi stand-in untuk karakter Rocket Raccoon di Guardians of the Galaxy. Namun, penggunaan batu sebagai stand-in untuk The Thing menjadi langkah kreatif baru yang patut diapresiasi.

Fans juga bisa menantikan kehadiran karakter lain seperti Herbie yang dikabarkan akan menjadi senjata rahasia dalam film ini. Sementara itu, Marvel terus memperluas universe mereka dengan proyek-proyek baru seperti Thunderbolts dan Avengers: Doomsday.

Indonesia Jadi Target Utama Serangan Siber di Asia Tenggara

0

Telset.id – Indonesia kembali menjadi sorotan dalam peta serangan siber di Asia Tenggara. Menurut laporan terbaru dari Positive Technologies, 62% serangan siber yang berhasil menembus sistem organisasi di Indonesia berujung pada kebocoran data. Selain itu, 28% iklan di forum gelap (dark web) Asia Tenggara terkait langsung dengan Indonesia, menunjukkan betapa aktifnya ancaman siber di negara ini.

Laporan tersebut juga mengungkap bahwa Indonesia mengalami rata-rata 3.300 percobaan serangan siber setiap minggu sepanjang 2024, angka tertinggi di kawasan. Jenis serangan yang dominan meliputi ransomware, phishing, dan penyusupan melalui remote access trojan (RAT). Sektor pendidikan, pemerintahan, keuangan, dan industri menjadi sasaran utama.

Denis Baranov, CEO Positive Technologies, menyatakan, “Perusahaan kami sudah membangun salah satu tim terbaik di bidang keamanan siber, dan keahlian ini siap kami bagikan.” Pernyataan ini disampaikan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan empat institusi pendidikan di Indonesia, yaitu Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas NU NTB, Business Center Alumni UI (KBA UI), dan Yayasan Sakuranesia.

Kolaborasi untuk Pendidikan Keamanan Siber

Kerja sama ini difokuskan pada penguatan keterampilan praktis di bidang keamanan siber melalui pelatihan tenaga pengajar, pengembangan kurikulum, dan pembangunan fasilitas simulasi serangan berbasis platform EdTechLab. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapan Indonesia menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks.

Pelatihan ini bukan sekadar respons insidental, melainkan langkah sistemik untuk membekali mahasiswa dan pengajar dengan pengalaman nyata. Seperti yang terjadi di Fortinet Gelar Pelatihan Keamanan Siber di ITS, kolaborasi antara sektor swasta dan pendidikan dinilai krusial dalam membangun ketahanan siber.

Selain itu, perkembangan teknologi seperti Generatif AI yang diklaim IBM dapat meningkatkan keamanan siber juga menjadi pertimbangan dalam strategi pertahanan digital ke depan.

Dengan meningkatnya ancaman siber, langkah proaktif seperti kerja sama ini diharapkan dapat mengurangi risiko kebocoran data dan serangan lainnya. Seperti yang dilakukan Huawei dan BSSN dalam pelatihan untuk TNI AU, edukasi dan kolaborasi menjadi kunci utama.

Kabel Serat Optik Jepang Capai 1,02 Petabit per Detik, Unduh 30x Netflix dalam 1 Detik!

0

Telset.id – Para peneliti di Jepang berhasil menciptakan kabel serat optik dengan kecepatan luar biasa mencapai 1,02 petabit per detik. Dengan kecepatan ini, pengguna bisa mengunduh seluruh koleksi film dan serial Netflix sebanyak 30 kali hanya dalam waktu satu detik.

Kabel revolusioner ini dikembangkan oleh Institut Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Jepang (NICT) bersama Sumitomo Electric Industries. Teknologi ini mampu mentransmisikan data sejauh 1.808 kilometer dengan efisiensi tinggi.

Kabel Optic

Yang mengejutkan, kabel ini hanya setebal sehelai rambut manusia dengan diameter 0,125 mm. Desainnya menggunakan 19 inti dalam satu lapisan kelongsong standar, memungkinkan penerapan langsung pada infrastruktur jaringan yang ada tanpa perlu penggantian besar-besaran.

“Manufaktur kabel ini tidak butuh perubahan besar. Kita bisa produksi massal dengan teknologi pabrik saat ini,” kata insinyur dari Sumitomo Electric.

Siap Sambut Era 6G dan Komputasi Kuantum

Teknologi ini diyakini akan menjadi tulang punggung infrastruktur digital masa depan, termasuk untuk jaringan 6G, kecerdasan buatan (AI), dan komputasi kuantum. Tim peneliti juga sedang mengembangkan sistem pemrosesan sinyal berbasis AI untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi transmisi.

Setiap inti pada kabel berfungsi sebagai jalur data terpisah, menciptakan “jalan tol 19 jalur” untuk data. Ini jauh lebih efisien dibanding kabel tradisional yang hanya menggunakan satu inti. Kabel ini juga mampu mempertahankan performa tinggi di pita C dan L, standar global untuk komunikasi optik komersial.

Kehilangan sinyal pada kabel ini 40% lebih rendah dari teknologi sebelumnya, dengan efisiensi mencapai 1,86 eksabit per detik per kilometer – sekitar 14 kali lebih efisien dari kabel optik konvensional.

Tahan Gangguan dengan Teknologi MIMO

Sistem ini dirancang tahan gangguan dengan teknologi pemrosesan sinyal canggih MIMO yang mampu membedakan 19 sinyal berbeda secara bersamaan. “Ini seperti bisa mendengarkan 19 percakapan di ruangan bising secara bersamaan,” jelas perwakilan NICT.

Penemuan ini dipresentasikan dalam OFC 2025 Conference di San Francisco, bersamaan dengan prediksi bahwa lalu lintas data global akan tiga kali lipat pada tahun 2030. Dengan kecepatan dan efisiensi luar biasa, kabel serat optik 19 inti ini berpotensi menjadi standar baru dalam infrastruktur internet global.

Perkembangan teknologi kabel bawah laut terus mengalami kemajuan signifikan. Sebelumnya, Indosat membangun jaringan kabel bawah laut dengan kapasitas 18 Tbps, sementara Amazon bersiap meluncurkan proyek Kuiper sebagai saingan Starlink.

Dunia semakin dekat pada era di mana download besar bisa selesai sebelum pengguna sempat berkedip. Teknologi ini membuka peluang baru bagi pengembangan layanan digital masa depan yang membutuhkan bandwidth sangat besar.

Lucas Levitan Ubah Ilustrasi Jadi Karakter Realistis dengan AI

0

Telset.id – Seniman Brasil Lucas Levitan kini mengeksplorasi kecanggihan AI untuk mengubah ilustrasi lamanya menjadi karakter super realistis. Proyek terbarunya ini menjadi sorotan karena menggabungkan kreativitas manual dengan teknologi generatif.

Lucas dikenal melalui karya “Photo Invasion,” di mana ia menambahkan ilustrasi unik pada foto-foto Instagram orang lain. Kali ini, ia menggunakan AI untuk mereinterpretasi karya-karya tersebut dengan karakter yang terlihat hidup. “Ada sesuatu yang ajaib tentang mengubah perintah menjadi visual yang mencerminkan apa yang dulunya hanya ada dalam pikiran,” ujarnya dikutip dari Boredpanda.

Karya Lucas Levitan yang diubah menjadi realistis dengan AI

Beberapa karya awalnya yang berupa sketsa sederhana kini tampil dengan detail menakjubkan berkat AI. Misalnya, ilustrasi seseorang memotong jalanan atau jembatan yang berubah menjadi harpa kini terlihat seperti adegan nyata. Lucas menyebut proses ini sebagai eksperimen untuk mendorong batasan kreatif.

Perbandingan karya lama dan baru Lucas Levitan

Perkembangan AI generatif seperti ini juga memicu diskusi tentang hak cipta dan orisinalitas karya seni. Seperti yang pernah dibahas Telset.id sebelumnya, teknologi ini menawarkan peluang sekaligus tantangan bagi kreator.

Lucas membagikan seluruh proses kreatifnya melalui akun Instagram pribadi. Ia mengundang publik untuk melihat bagaimana AI bisa menjadi alat pendamping bagi seniman modern. Karyanya juga menjadi bukti bahwa kolaborasi antara manusia dan mesin bisa menghasilkan sesuatu yang menakjubkan.

Contoh transformasi karya Lucas Levitan dengan AI

Eksperimen Lucas ini sejalan dengan perkembangan terbaru di dunia AI generatif. Beberapa perusahaan teknologi seperti ByteDance juga telah meluncurkan model AI khusus untuk menciptakan konten visual yang realistis.

Bagi yang penasaran dengan karya lengkap Lucas Levitan, bisa mengunjungi akun Instagram resminya. Seniman yang berbasis di Madrid ini rutin membagikan proyek-proyek terkininya yang menggabungkan seni tradisional dengan teknologi mutakhir.

Viral Chat Audio WhatsApp Bisa Bobol Rekening? Ini Faktanya

0

Telset.id – Pesan berantai di WhatsApp tentang bahaya mengklik chat audio yang bisa membobol rekening bank viral dalam beberapa hari terakhir. Namun, pakar keamanan siber menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan menyesatkan.

Pesan yang tersebar luas itu memperingatkan pengguna untuk tidak mengklik tombol “Gabung” dalam voice chat grup WhatsApp. Klaimnya, fitur tersebut bisa dimanfaatkan hacker untuk menguras rekening korban atau menjebak mereka dalam modus pinjaman uang. Beberapa versi bahkan menyebut perangkat akan di-hack permanen setelah mengklik.

Chat Audio WhatsApp

Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom, membantah klaim tersebut. “Voice chat itu fitur resmi WhatsApp, bukan celah untuk hacker masuk ke rekening,” tegas Alfons kepada Telset.id. Ia menjelaskan, voice chat hanya tersedia untuk grup dengan lebih dari 32 anggota dan berfungsi seperti obrolan suara biasa.

“Kalau grupnya kecil, enggak muncul. Tapi kalau lebih dari 33 orang, maka voice chat tersedia. Tidak ada cara teknis bagi hacker untuk mengakses rekening bank hanya karena mengklik tombol ‘Gabung’,” jelas Alfons.

Meski fitur voice chat tidak berbahaya, Alfons mengingatkan pengguna untuk tetap waspada terhadap modus social engineering. Misalnya, akun yang menyamar sebagai teman lalu meminta pinjaman uang. “Kalau ada orang yang tiba-tiba minta pinjam uang, padahal nomornya sama dengan teman kita, itu yang harus diwaspadai. Itu akun yang diambil alih, bukan karena klik audio chat,” ujarnya.

Alfons juga menekankan bahwa perangkat yang benar-benar diretas biasanya tidak menunjukkan gejala mencolok. “Justru kalau kena hack malah tidak kelihatan sama sekali. Paling HP jadi lambat, baterai cepat habis – tapi itu sulit diidentifikasi dengan tepat,” jelasnya.

Menurutnya, yang lebih perlu diwaspadai adalah modus penipuan berbasis rekayasa sosial, seperti:

  • Mengaku dari kantor pajak dengan klaim tagihan pajak dan meminta korban mengklik tautan berbahaya.
  • Mengaku dari kepolisian untuk menakut-nakuti korban agar mengikuti arahan.
  • Mengaku dari Dukcapil, meminta pembayaran materai untuk update data kependudukan dengan tujuan mencuri kredensial mobile banking.

Kasus-kasus serupa seperti serangan ransomware pada server PDN atau kebocoran data GTA VI menunjukkan bahwa teknik rekayasa sosial masih menjadi ancaman utama di dunia siber.

Alfons menyarankan pengguna untuk selalu memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya dan tidak mudah percaya pada pesan berantai yang tidak jelas sumbernya. “Fokuslah pada penipuan yang lebih nyata dan sering terjadi, bukan pada rumor yang tidak berdasar,” pungkasnya.