Jakarta – Chief Executive Officer (CEO) Microsoft, Steve Ballmer, terlihat sangat emosional dan berusaha menahan tangis saat menyampaikan pidato perpisahannya di hadapan ribuan karyawan Microsoft.

Ballmer dikenal sebagai pribadi yang eksentrik dalam setiap penampilannya. Namun saat menyampaikan pidato perpisahannya, Ballmer tak dapat menutupi kesedihannya karena akan segera meninggalkan Microsoft.

Orang nomor satu di Microsoft itu nampak sangat emosional saat menyampaikan pidatonya. Ballmer tak dapat menahan air matanya saat mengucapkan terima kasih kepada ribuan anak buahnya yang telah mendukung dia selama 13 tahun terakhir.

Ballmer berjalan mengelilingi panggung dan juga menghampiri beberapa anak buahnya untuk menyalami mereka satu persatu. Dengan suara sesenggukan karena menahan tangis, Ballmer mengatakan kepada seluruh karyawan Microsoft bahwa betapa berartinya mereka baginya.

CEO Microsoft itu menekankan bahwa ini bukan tentang kepergian satu orang, tapi tentang kemampuan Microsoft untuk berinovasi sebagai sebuah kekuatan yang unik. Ucapan Ballmer itu disambut teriakan histeris seluruh tamu yang hadir dalam acara tersebut.

Seperti diketahui, Ballmer yang saat ini menjabat sebagai CEO Microsoft telah masuk ‘masa persiapan pensiun’. Pria yang telah 13 tahun memimpin Microsoft itu akan resmi pensiun dalam waktu 12 bulan ke depan.

Jabatan CEO pertama kali dipegang Ballmer pada tahun 2000 menggantikan Bill Gates yang memutuskan mundur. Selama memimpin Microsoft, beberapa produk baru berhasil diluncurkan. Seperti Windows Vista, Windows 7, dan Windows 8, Windows Phone, dan juga Kinect untuk konsol game Xbox.

Selama dinakhodai Ballmer, pundi-pundi Microsoft juga semakin ‘gemuk’. Menurut laporan yang dirilis Forbes, pendapatan Microsoft melonjak dari USD25 miliar menjadi USD70 miliar, dengan pendapatan bersih naik 215% menjadi USD23 miliar.

Well, ingin lihat bagaimana Ballmer berbicara dan meluapkan perasaannya saat menyampaikan pidato perpisahannya di hadapan ribuan karyawan Microsoft, silahkan simak tayangan videonya di bawah ini:

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=E7llUx3O6B8

Jakarta – Kesepakatan jual beli bersyarat (conditional sales purchase agreement/CSPA) antara pihak PT XL Axiata dan PT Axis Telekom Indonesia berpotensi menuai masalah. Pasalnya, Kementerian Kominfo hanya memberi restu untuk melakukan merger, bukan akuisisi.

Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo Gatot S. Dewa Broto, pemerintah sebenarnya meminta proses konsolidasi antara XL dan Axis adalah dalam bentuk merger, bukan akusisi seperti yang telah dilakukan kedua operator tersebut.

“Dari awal pemerintah sudah mengingatkan bahwa hanya mendukung proses konsolidasi berupa merger, bukan akuisisi. Itu artinya, salah satu operator harus melebur,” kata Gatot saat dihubungi telsetNews, Selasa (2/10).

Gatot mengakui memang tidak ada kesepakatan yang dibuat antara pemerintah, dalam hal ini Kominfo, dengan XL-Axis mengenai bentuk konsolidasi antara kedua operator tersebut. Namun menurutnya, secara lisan dari beberapa kali statement di media, harapan itu sudah dilontarkan pihak Kominfo.

“Kesepakatan tertulis memang tidak ada, cuma secara lisan berupa statement yang pernah saya berikan dan juga dari pak Iwan (Muhammad Budi Setiawan Dirjen Sumber Daya Perangkat dan Pos Informatika, red) sudah sangat jelas bahwa hanya mendukung opsi merger,” ujarnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Dirjen Sumber Daya Perangkat dan Pos Informatika Muhammad Budi Setiawan juga mengungkapkan pemerintah hanya menyetujui opsi merger, untuk kemudian perusahaan baru hasil merger akan dikurangi frekuensinya.

Gatot kemudian menegaskan, bahwa sejak awal langkah konsolidasi adalah mengurangi jumlah operator di Indonesia yang sudah terlalu banyak, meskipun untuk itu regulator harus menata ulang frekuensinya kembali.

“Tapi kalau sekarang XL lebih memilih proses akuisisi, itu kan sama saja jumlah frekuensi XL dan Axis hanya ditambahkan, bukannya diambil untuk ditata kembali,” tegas Gatot.

Gatot menyayangkan keputusan kedua operator tersebut, karena menurutnya, XL dan Axis seharusnya menghormati kerja dari tim ad hoc yang dibentuk pemerintah yang akan menentukan jumlah dan frekuensi mana yang bisa diambil pemerintah bila merger jadi dilaksanakan.

“Pemerintah itu sebenarnya mendorong para operator untuk saling bergabung (merger), karena jumlah operator sudah terlalu banyak. Nantinya, operator 3G yang memiliki frekuensi berdekatan diharapkan bisa saling bergabung,” jelasnya.

Saat ditanya apakah dengan keputusan memilih opsi akuisisi berarti pihak XL dan Axis sudah “melanggar kesepakatan” sebelumnya dengan pihak Kominfo, sehingga akan mempengaruhi hasil kajian dari tim ad hoc? Gatot tidak menjawabnya secara tegas.

“Belum tahu, kami tidak mau berandai-andai karena hasil kajian belum selesai dan belum tahu hasilnya. Tapi memang ini semacam “clue” bagi mereka (XL dan Axis) soal kemungkinan hasil kajian yang nanti dikeluarkan tim ad hoc. Karena seharusnya mereka seperti opsi kami (merger bukan akuisisi),” tandas Gatot.

Hasil kajian yang tengah dibahas tim ad hoc memang telah sangat dinantikan oleh pihak XL. Namun dengan pernyataan dari pihak Kominfo tadi mengindikasikan hasil kajian tim ad hoc bisa tidak sesuai harapan, yang akhirnya akan mempengaruhi kelanjutan proses Kesepakatan Perjanjian Jual Beli Bersyarat antara XL dan Axis.

Karena seperti diketahui, dalam Kesepakatan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (CSPA) ada klausul yang menyebutkan penyelesaian transaksi akan dilakukan setelah terpenuhinya beberapa kondisi yang disepakati.

Salah satu syarat kondisi yang harus disepakati agar penyelesaian transaksi itu akan dapat dilakukan adalah diperolehnya persetujuan dari instansi pemerintah terkait. Ini artinya, jika instansi pemerintah terkait (Kominfo) tidak menyetujui, maka proses transaksi tidak dapat dilakukan. [HBS]

Jakarta – Jika saat ini para operator seluler Indonesia “baru sibuk” trial jaringan 4G LTE pada ajang KTT APEC di Bali, maka di saat yang bersamaan di Jepang, operator NTT DoCoMo tengah memaparkan rencananya mengembangkan jaringan nirkabel generasi kelima (5G) di ajang CEATEC.

Dalam acara pameran teknologi terbesar di Jepang itu, NTT DoCoMo mengungkapkan bahwa untuk saat ini jaringan 5G masih dalam tahap pengembangan dan memang belum diratifikasi. NTT DoCoMo menargetkan jaringan 5G bisa mulai diimplementasikan pada tahun 2020 mendatang.

Seperti dilansir Engadget, Rabu (2/10), operator telekomunikasi terbesar di Jepang tersebut mengklaim jaringan 5G bisa menghasilkan kapasitas 1.000 kali lebih besar dan dan 100 kali lebih cepat dibandingkan jaringan 4G LTE yang ada saat ini.

Sebagai gambaran, jaringan 4G LTE yang telah digelar 213 operator seluler di dunia itu bisa menembus kecepatan hingga 150Mbps. Maka bisa dibayangkan bagaimana cepatnya jaringan 5G jika 100x lebih cepat dari 4G LTE.

Menurut NTT DoCoMo, tantangan terbesar yang akan dihadapi para operator dalam pengembangan 5G adalah keterbatasan rentang spektrum frekuensi tinggi. Sebab untuk menggelar 5G dibutuhkan elemen antena yang jumlahnya cukup banyak.

Selain kelebihannya dalam hal kecepatan, keuntungan lain yang bisa dimanfaatkan dari jaringan 5G adalah kemampuannya untuk melakukan transfer konten video sekelas 4K.

Indonesia sendiri saat ini baru coba mengimplementasikan jaringan 4G LTE. Sejumlah operator, seperti Telkomsel dan XL baru melakukan trial LTE. Indonesia memang bisa dibilang sedikit telat mengadopsi jaringan 4G LTE dibanding negara-negara lain.

Sebagai informasi, saat ini sudah 50 persen negara di dunia yang telah menggelar layanan LTE, dengan jumlah total operator sebanyak 213 operator di berbagai negara. Padahal pada tahun 2010, baru ada 17 operator yang menjajakan LTE. Semoga Indonesia bisa lebih cepat mengejar ketertinggalannya.[HBS]

Jakarta – Sejak Wall Street Journal melaporkan pada Februari lalu bahwa Apple tengah mengembangkan jam tangan pintar, maka sejak saat itu muncul banyak rumor tentang perangkat jam tangan pintar yang kabarnya bernama iWatch tersebut.

Sudah banyak spekulasi yang bermunculan terkait spesifikasi iWatch. Salah satu kabar terbaru datang dari situs Korea bernama The Cosun Ilbo, yang menyebutkan iWatch akan menggunakan layar jenis fleksibel

Kabar ini dihembuskan The Cosun Ilbo setelah mengutip informasi dari seorang sumber terpercaya yang mengatakan bahwa arloji pintar buatan Apple itu akan menggunakan jenis layar plastik OLED fleksibel (melengkung), sehingga tidak mudah pecah.

Lebih lanjut dikabarkan Unwired View, Selasa (1/10), Apple saat ini disebutkan sedang menguji prototipe jam tangan pintarnya dengan tiga ukuran yang berbeda. Yakni dengan layar 1,3 inci, 1,4 inci, dan 1,5 inci.

Masih dari sumber anonim itu, prototipe jam tangan pintar dengan ukuran layar 1,5 inci bahkan kini sudah mulai diproduksi. Meskipun tanggal rilisnya masih belum diketahui kapan kepastiannya.

Jika rumor itu benar, berarti iWatch menjadi jam tangan pintar pertama yang menggunakan desain layar melengkung, mendahului pesaingnya jam tangan pintar buatan Pebble dan juga Galaxy Gear buatan Samsung. Meski kabarnya Samsung saat ini juga sedang menyiapkan Gear generasi berikutnya dengan layar fleksibel.

Rumor ini juga memunculkan spekulasi tentang penyebab molornya waktu perilisan iWatch. Dimana Apple diyakini tidak akan memasok layar jenis fleksibel dari Samsung, karena Apple tidak ingin rencananya ini bocor ke pesaing beratnya itu.

Maka LG menjadi pemasok potensial layar fleksibel untuk Apple. Karena memang LG  memiliki kemampuan memproduksi massal jenis layar OLED fleksibel. Namun ternyata tingkat produksi layar OLED fleksibel LG masih sangat rendah. Karena inilah kemudian muncul dugaan Apple menunda pengumuman iWatch.[HBS]

Jakarta –  Ekosistem Android yang menganut paham open source telah mengakibatkan sistem operasi ciptaan Google itu sangat “welcome” terhadap malware. Trend Micro mencatat, bahwa saat ini terdapat lebih dari 1 juta jenis mobile malware dengan kategori ‘high-risk’ di Android.

Saat melaporkan hasil penelitiannya di kuartal kedua tahun ini, Trend Micro mencatat bahwa lebih dari 700 ribu aplikasi berbahaya dan berisiko tinggi ditemukan di ekosistem Android. Dan melihat semakin populernya Android, maka Trend Micro memprediksi pada akhir tahun 2013 jumlah jenis malware di Android akan mencapai 1 juta jenis.

Dan memang prediksi itu akhirnya terbukti benar. Karena menurut catatan dari Trend Micro Mobile App Reputation Service, bahwa saat ini telah terdapat lebih dari 1 juta jenis mobile malware dan aplikasi dengan kategori high-risk yang bergentayangan di Android.

Modus yang digunakan mobile malware umumnya dengan menipu pengguna untuk berlangganan layanan aplikasi premium (berbayar). Sedangkan aplikasi high-risk biasanya sangat agresif menayangkan iklan yang mengarahkan pengguna ke situs palsu untuk mencuri data-data pribadi ataupun informasi perbankan pengguna ponsel

Seperti yang telsetNews kutip dari blog Trend Micro, Selasa (1/10), ada dua jenis mobile malware yang paling banyak ditemukan, yakni FAKEINST dan OPFAKE. Menurut catatan Trend Micro, sekitar 34 persen aplikasi malware yang beredar merupakan variasi dari FAKEINST. Sementara untuk variasi aplikasi OPFAKE mencapai 30 persen.

Malware jenis FAKEINST biasanya menyamar sebagai aplikasi berbayar tertentu yang tengah populer. Modusnya dengan cara mengirimkan pesan teks ke nomor tertentu dan mendaftarkan pengguna untuk aplikasi ‘abal-abal’ tersebut. Salah satu contoh kasus yang melibatkan FAKEINST adalah aplikasi game Bad Piggies palsu, yang beredar tepat setelah game itu dirilis.

Sementara malware jenis OPFAKE sebenarnya mirip dengan FAKEINST, khususnya dalam meniru aplikasi yang sah. Namun ada juga varian ANDROIDOS_OPFAKE.CTD yang modusnya sedikit berbeda, yakni ingin membuka file HTML dengan cara meminta pengguna untuk men-download file yang mungkin berbahaya.

Untuk aplikasi-aplikasi high-risk, ada 2 jenis yang saat ini populer, yakni ARPUSH dengan tingkat sebaran 33%, dan LEADBOLT yang mencapai 27%. Keduanya dikenal menggunakan modus adware dan infostealers, yang mengumpulkan data perangkat yang terkait seperti informasi OS, lokasi GPS, IMEI, dll.

Well, bagi Anda yang masih suka mendownload aplikasi populer versi bajakan di situs-situs yang tak jelas asalnya, kami sarankan mulai sekarang sebaiknya lebih berhati-hati bila ingin men-download aplikasi. Pastikan untuk membaca bagian komentar dan rincian pengembang. [HBS]

Jakarta – Pekan lalu Samsung telah meluncurkan Galaxy Note 3 dalam dua varian, yakni versi dengan prosesor Exynos 5 octa-core dan prosesor Qualcomm Snapdragon 800 dengan koneksi LTE 4G.

Dengan mengusung jenis prosesor yang berbeda itu, maka lantas muncul pertanyaan dari banyak pengguna soal performa diantara kedua varian smartphone flagship terbaru Samsung itu.

Untuk mengetahuinya, situs Gadgets Portal belum lama ini coba membandingkan Galaxy Note 3 versi Exynos Octa 5420 dengan Galaxy Note 3 versi Qualcomm Snapdragon 800 melalui uji benchmark.

Dari hasil uji benchmark yang dilakukan Gadgets Portal, terungkap bahwa Galaxy Note 3 versi Snapdragon 800 hanya lebih unggul sedikit dibandingkan Galaxy Note 3 versi Exynos Octa.

Pengujian itu juga mengungkap bahwa varian Exynos mengkonsumsi lebih banyak RAM saat standby, yakni sekitar 1.6-1.8GB. Sementara untuk versi Snapdragon hanya mengkonsumsi RAM sebesar 1.1-1.2GB.

Jika dilihat dari sisi performa, tim Gadgets Portal menyatakan tidak terlalu ada perbedaan, baik dalam hal kecepatan maupun kemulusan transisi pada antar muka kedua versi Note 3 itu.

Berikut ini kami tampilkan video uji benchmark kedua versi Galaxy Note 3 yang diunggah situs Gadgets Portal di YouTube. Silakan simak videonya di bawah ini:

Jakarta – Pangsa pasar smartphone berbasis Windows Phone mulai merangkak naik di wilayah Eropa. Sementara Android masih menguasai pasar di hampir seluruh wilayah di dunia, bersaing ketat dengan iOS yang membuntuti di posisi kedua.

Menurut laporan terbaru Kantar World Panel untuk pangsa pasar smarphone menunjukkan adanya pertumbuhan yang diraih Windows Phone di wilayah Eropa. Sedangkan Android dan iOS masih terus bersaing menguasai pasar Amerika Serikat.

Android hingga akhir Agustus berhasil menguasai 55% lebih pangsa pasar smartphone di Amerika Serikat, sedangkan iOS terus membuntuti dengan menguasai 39,3% atau naik 5,4% dibanding periode yang sama tahun 2012 lalu. Kenaikan ini dipicu oleh peluncuran iPhone 5S dan iPhone 5C.

Selain kedua platform teratas tadi, Kantar juga mencatat platform Windows Phone berhasil meraih pangsa pasar di AS sebesar 3%, sementara pasar BlackBerry kembali turun menjadi 1,8%.

Untuk wilayah Eropa, Windows Phone mulai menujukan tren positif di beberapa negara utama di Eropa. Market share Windows Phone di Inggris mencapai 10,8%, Perancis (12%), dan di . Sementara di Jerman, Italia, dan Spanyol rata-rata mencatat pangsa penjualan 9,2%. Pertumbuhan ini didorong oleh larisnya Nokia Lumia 520 dan Lumia 620. Sedangkan BlackBerry di Eropa tinggal menyisakan pangsa pasar sebesar 2,4%.

Sementara Android masih belum tergoyahkan sebagai penguasa Eropa dengan pangsa pasar sebesar 70,1%. Meski masih kokoh diposisi teratas, namun Android harus waspada akan ancaman dari iOS dan Windows Phone yang menunjukan tren kenaikan.

Pasalnya, seperti yang telsetNews kutip dari Cnet, Selasa (1/10), pertumbuhan Android kini mulai stagnant dengan motor utamanya masih dari Samsung. Meski begitu, Kantar melihat bahwa Sony, Nokia, dan LG mulai sedikit memberikan perlawanan kepada Samsung di pasar smartphone.

Selain AS dan Eropa, Kantar juga menunjukan hasil survey-nya untuk wilayah Jepang. Di Negeri Matahari Terbit ini, kekuatan iOS dan Android cukup berimbang. iOS menguasai 48,6%, sementara Android 47,4%.

Namun Kantar memprediksi pangsa pasar iOS di Jepang akan naik mengingat iPhone terbaru akan segera tersedia di Jepang melalui operator seluler terbesar NTT DoCoMo. Dengan mengandalkan iPhone 5S dan 5C, Apple diprediksi akan mempecundangi Android di pasar Jepang.[HBS]

Jakarta – Melihat besarnya antusias pengguna ponsel Android dan iPhone, pihak BlackBerry saat ini sedang bekerja keras untuk segera menghadirkan BBM lintas platform. Menurut informasi terbaru, layanan instant messaging andalan BlackBerry itu akan meluncur sekitar 1 hingga 2 minggu ke depan.

“Antusias pengguna BBM lintas platform memang sangat besar, oleh karena itu tim kami telah digeber bekerja 24 jam untuk bisa segera menghadirkan BBM lintas platform kepada pengguna,” jelas Ardo Fadhola, Senior Country Product Manager BlackBerry, di Jakarta, Selasa (01/10).

Selain menerapkan jam kerja lebih kepada karyawan, sambung Ardo, pihaknya juga melakukan penarikan aplikas ‘leak’ yang sudah terlanjur beredar di Internet. Bahkan saat ini aplikasi-aplikasi yang ada di Android Market sedang dibersihkan.

“Lihat saja, sudah berapa juta pendownload saat aplikasi ini resmi diumumkan. Sayangnya, aplikasi itu masih banyak yang ‘leak’ jadi kami harus hapus-hapus dulu. Mungkin akan bisa kami rilis kembali sekitar satu hingga dua minggu ke depan,” ungkap Ardo.

Aplikasi instant messaging andalan BlackBerry ini dipastikan bisa didownload secara gratis alias tidak berbayar. Namun tidak semua versi Android atau iOS bisa menjalankan BBM.

Untuk smartphone berbasis Android, BlackBerry menerapkan sistem reqruitment versi Android yang digunakan minimal adalah veris 4.0 atau yang dikenal Ice CreamSandwhich (ICS). Sedangkan pada seri iOS, harus sudah menggunakan sistem yang masuk versi 6.0.

Dalam aplikasi BBM lintas platform nanti, akan menghadirkan beberapa fitur andalan yang juga ada di perangkat BlackBerry. Seperti misalnya BBM chat, BBM group, BBM broadcast message.

“Ke depannya aplikasi ini akan ditanamkan juga fitur terbaru. Fitur apa itu, nanti saja tunggu tanggal rilisnya biar kejutan. Yang pasti penggunanya bisa switch dari ID lama ke ID BB yang baru,” pungkas Ardo.[WNH/HBS]