Beranda blog Halaman 2485

Apple Hapus Aplikasi Pencuri Data dari Mac App Store

0

Telset.id, Jakarta – Apple baru saja menghapus aplikasi utilitas berbayar paling populer, Adware Doctor, dari Mac App Store. Alasannya, aplikasi itu ditemukan menyimpan data serta histori dari peramban pengguna.

Tidak cukup, aplikasi tersebut lalu mengirimkan data serta histori peramban ke server yang ada di China. Menurut The Indian Express, seorang peneliti keamanan melaporkan hal itu kepada Apple pada bulan lalu.

Meski sudah mendapat laporan pada bulan lalu, Apple baru menghapus aplikasi tersebut dari Mac App Store belum lama ini. Sekilas, aplikasi itu terlihat asli karena mendapatkan banyak rating bintang lima dan dukungan dari Apple.

Baca juga: Facebook Blokir Aplikasi Kuis “Pencuri Data”

Aplikasi tersebut bahkan masuk ke dalam daftar aplikasi pilihan bersama aplikasi seperti Final Cut Pro dan Logic Pro X. Tanpa diduga, aplikasi itu sengaja dibuat untuk mencuri data-data pengguna dan disetor ke China.

Fungsi Adware Doctor sendiri adalah mencari malware dengan memindai komputer Mac dan menghapus file yang mencurigakan. Awalnya aplikasi itu berusaha untuk menyamarkan diri sebagai aplikasi Adware Medic dari Malwarebytes.

Untuk mendapatkan data pengguna, Adware Doctor meminta akses universal ke Mac dan menyamarkan diri sebagai permintaan untuk memindai malware. Dengan begitu, aplikasi bisa mendapatkan akses ke data aplikasi dan program lain yang sedang berjalan.

Baca juga: Hati-hati! Jutaan Aplikasi Berisiko Bocorkan Data

Kemungkinan, Adware Doctor bisa mendapatkan akses tersebut dengan meniru kode milik Apple yang bisa ditemukan di bagian tanya-jawab teknis.  Setelah mendapatkan akses ke semua aplikasi, Adware Doctor akan mengakses histori peramban pengguna.

Tak hanya itu, Adware Doctor juga kabarnya mampu mengingat aplikasi yang pernah diunduh pengguna. Server yang menerima data dari Adware Doctor kini memang berada dalam keadaan nonaktif, tetapi kemungkinan bisa kembali aktif. [BA/IF]

Sumber : Indianexpress

 

Elon Musk Sebut Instagram Penuh Tipu-tipu

0

Telset.id, Jakarta – CEO Tesla dan Space X, Elon Musk, mengaku tak suka dengan Instagram. Ia menyebut, aplikasi itu menampilkan kehidupan palsu. Baginya, apa yang tersaji di Instagram tak sesuai realita.

Dalam perbincangan dengan komedian Joe Rogan dalam program The Joe Rogan Experience, Musk menyatakan bahwa Instagram membuat hidup seseorang tampak lebih menarik ketimbang sebenarnya.

“Media sosial membuat orang-orang tampak luar biasa. Mereka mengunggah foto ketika sedang berbahagia. Mereka rela memodifikasi foto-foto agar terlihat lebih bagus di hadapan orang lain. Serba tipu-tipu,” kata Musk.

Baca juga: Akun Banyak Follower Kini Bisa Minta Verifikasi ke Instagram

Kepalsuan tersebut, katanya, bisa membuat pengguna lain merasa rendah diri atau meratapi kehidupannya. Mereka akan merasa hidupnya kalah hebat dibanding orang lain yang hanya tampak mewah di Instagram.

“Padahal, faktanya, mereka yang tampak sangat bahagia belum tentu seberuntung itu. Mereka bisa jadi sangat depresi, sangat sedih. Semua penuh kepalsuan,” imbuh Musk dikutip dari Bussiness Insider, Minggu (9/9/2018).

Musk mengaku memang pernah memiliki akun Instagram. Namun, belum lama ini ia memutuskan untuk menghapusnya. Keputusan tersebut sempat membuat delapan juta pengikutnya heran dan bertanya-tanya.

Sekarang Musk lebih banyak berinteraksi via Twitter. Di platform tersebut, Musk memiliki lebih dari 20 juta pengikut. Musk aktif mencuit, bahkan tak segan membalas pertanyaan atau sapaan dari para pengikut. [SN/IF]

Sumber : Business Insider

YouTube Hapus Iklan Pemimpin Oposisi Rusia

0

Telset.id, Jakarta – YouTube memutuskan menghapus iklan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny. Keputusan tersebut untuk menindaklanjuti klaim para pejabat bahwa iklan video Navalny akan melanggar hukum.

Menurut para pejabat, saat ini memasuki masa tenang sehingga para kandidat tak diperbolehkan berkampanye dalam bentuk apapun karena pemilihan gubernur berlangsung Minggu (9/9/2018) waktu setempat.

Dalam sebuah pernyataan, YouTube cabang Rusia mengatakan bahwa pengiklan harus menghormati hukum. Aisten Navalny, Leonid Volkov, menuduh bahwa YouTube menarik iklan gara-gara pengaduan ilegal.

Pemerintah Rusia di bawah Vladimir Putin telah secara intensif menekan perbedaan pendapat politik. Ia juga menyerang Navalny. Iklan terbaru Navalny menghasut warga Rusia untuk memprotes perubahan kebijakan pensiun.

Baca juga: Duh! Iklan di YouTube Tak Bisa Lagi Dilewati

Dilansir Engadget, Minggu (9/9/2018), keputusan menarik iklan Navalny jelas akan merugikan YouTube. Maklum, YouTube sedang getol menggenjot pemasukan, termasuk dengan cara memperbanyak iklan.

Akhir Agustus 2018, YouTube menegaskan bakal menghadirkan kebijakan baru terkait iklan di platform. YouTube akan menghadirkan semakin banyak iklan yang tidak bisa dilewati. Pengguna harus melihat keseluruhan iklan.

Baca juga: Keseringan Nonton Video, YouTube akan Kasih “Peringatan”

YouTube telah mengonfirmasi bahwa iklan yang tidak bisa dilewati akan hadir di setiap video yang telah dimonetisasi oleh si pemilik. YouTube mengklaim ingin memberi lebih banyak pendapatan bagi kreator konten. [SN/HBS]

Sumber: Engadget

Jurubicara Alibaba Bantah Jack Ma akan Pensiun

2

Telset.id, Jakarta – Jack Ma dikabarkan melepaskan jabatan sebagai Executive Chairman di Alibaba. Namun, jurubicara Alibaba membantah kabar tersebut. Ia mencoba meluruskan fakta yang sebenarnya.

Jurubicara Alibaba mengatakan bahwa Jack Ma tetap akan berada di posisinya sebagai Executive Chairman perusahaan. Jack Ma, sebutnya, sama sekali belum berencana pensiun dalam waktu dekat.

Dilansir South China Morning Post, dikutip Fortune pada Minggu (9/9/2018), ada kesalahpahaman mengartikan hasil wawancara Jack Ma dengan Bloomberg. Ia menyebut ada kesalahan konteks.

Menurut jurubicara Alibaba, kata “mengundurkan diri” untuk “pensiun” sudah di luar konteks dan ternyata salah. Sesuai laporan tahunan Alibaba, Jack Ma adalah anggota seumur hidup Alibaba Partnership.

Baca juga: Pendiri Alibaba, Jack Ma Pensiun Dini

Jack Ma diketahui sudah melepaskan jabatan sebagai CEO Alibaba sejak 2013. Posisinya digantikan oleh Daniel Zhang. Jack Ma mendedikasikan waktu untuk kegiatan kemanusiaan melalui Jack Ma Foundation.

“Ada banyak hal yang dapat saya pelajari dari Bill Gates. Saya tidak pernah bisa menjadi kaya. Namun, satu hal yang dapat saya lakukan adalah pensiun lebih awal,” kata Ma saat wawancara dengan Bloomberg.

Baca juga:  Hebat! Alibaba Sudah Setara Apple dan Google

Alibaba adalah korporasi yang berbasis di Hangzhou, China, yang dalam waktu hanya kurang dari dua dekade telah berkembang menjadi perusahaan teknologi kelas raksasa dengan valuasi USD 420 miliar.

Alibaba kini menjalani bisnis di bidang belanja online, pembayaran tanpa uang tunai, komputasi awan, kecerdasan buatan, bahkan film-film Hollywood. Alibaba memiliki lebih dari 86.000 karyawan. [SN/HBS]

Sumber: Fortune

Donald Trump Minta Apple Pindahkan Pabrik ke AS

1

Telset.id, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meminta kepada Apple untuk memindahkan lokasi produksi mereka. Ia mendorong Apple untuk memindahkan pabrik di China ke AS guna menghindari tarif impor.

“Harga Apple mungkin naik karena AS akan menerapkan tarif impor ke China. Namun, ada solusi mudah, yakni buat produk di AS, bukan di China. Mulailah bangun pabrik baru sekarang (di AS),” ungkap Trump via akun Twitter.

Apple belum berkomentar terkait cuitan Trump pada Sabtu (8/9) kemarin. Namun, seperti dilansir The Guardian pada Minggu (9/9/2018), Apple menyebut bahwa tarif impor akan memengaruhi berbagai produk.

Apple tidak menyebut iPhone, tetapi justru iWatch. Kemudian, Trump mengatakan bahwa pemerintah AS menyiapkan tarif tambahan atas USD 267 miliar produk dari China. Sektor teknologi berpotensi kena pengaruh besar.

Baca juga: Makin Panas, Trump Larang China Mobile Masuk Amerika

Tarif impor China pun otomatis akan mengerek harga suku cadang komputer. Beberapa produk Apple yang akan terkena efek, antara lain, AirPods, Beats, dan HomePod. “Beban penerapan tarif akan lebih terasa di AS,” ungkap Apple.

Berita Terkait: Ketemuan, Bahas Apa CEO Apple dan Donald Trump?

Juli 2018, sederet perusahaan besar, mulai Amazon.com Inc hingga Toyota Motor Corp dan Alcoa Corp, melawan kebijakan perdagangan AS. Mereka secara tegas mendesak Donald Trump untuk membatalkan tarif baru.

Amazon cs berusaha menghindari konfrontasi dengan Trump. Akan tetapi, mereka ingin mengerahkan sebanyak mungkin pengaruh agar Trump membatalkan kebijakan yang berlaku untuk berbagai barang impor itu. [SN/HBS]

Sumber: The Guardian

Facebook Masih akan ‘Bersih-bersih’ Hingga 2019  

0

Telset.id, Jakarta – Melalui sebuah tulisan, CEO Facebook Mark Zuckerberg menyebut bahwa memperbaiki jejaring sosial merupakan sebuah proyek jangka panjang yang tak mudah untuk dilakukan.

“Setidaknya butuh waktu sampai tiga tahun. Kami sudah memulainya pada 2017, dan kami tampaknya harus memperpanjang waktu hingga 2019,” sebut Mark, seperti dikutip dari laman CNET.

Meski menargetkan baru akan bisa menuai hasil pada tahun 2019 nanti, namun Facebook mengklaim upaya ‘bersih-bersih’ yang saat ini mereka lakukan sudah menunjukkan hasil yang baik.

“Kami akan mengakhiri tahun ini dengan hasil yang jauh lebih baik daripada ketika kami memulainya,” klaim pria yang kerap dipanggil Zuck itu.

Baca juga: Facebook Hapus 5.000 Iklan Diskriminatif

Zuck juga mengaku akan menulis serangkaian catatan yang menguraikan bagaimana upaya mengatasi banyak masalah di Facebook. Hal itu untuk menindaklanjuti janjinya untuk memperbaiki masalah-masalah Facebook pada tahun lalu.

Facebook telah melalui masa-masa sulit, menghadapi segala sesuatu mulai dari skandal Cambridge Analytic, hingga peran dalam menyebarkan informasi palsu. Mereka juga dituduh terjun di campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016.

Facebook telah berupaya mengatasi masalah internalnya selama setahun terakhir. Agustus 2018, Zuckerberg berbicara menentang kelompok-kelompok kebencian di layanan Facebook saat mereka ditutup.

Baca juga: Admin Facebook Page Harus Lewat Proses Otorisasi

Pada November 2017, ia meminjamkan suaranya kepada inisiatif baru dari perusahaan untuk memperluas jangkauan organisasi layanan masyarakat di lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan Facebook.

“Banyak dari pekerjaan ini hanya tentang melakukan pekerjaan kami dengan lebih baik, menemukan masalah lebih cepat, membuat lebih sedikit kesalahan, dan lainnya. Selain itu, kami juga banyak menemukan keputusan tersulit yang kami hadapi,” pungkasnya. [BA/HBS]

Sumber: CNET

Twitter dan Periscope Hadirkan Live Broadcast Audio  

0

Telset.id, Jakarta – Twitter tuntas menguji fitur unik untuk platform Periscope selama beberapa minggu. Sekarang, Twitter mengumumkan ketersediaan fitur bernama ‘Live Broadcast Audio’ itu untuk pengguna iOS.

Setelah mendapat pembaruan, compose screen di Twitter dan tap tombol ‘Go Live’ bisa untuk menarik layar live streaming standar.

Selanjutnya, pengguna akan melihat ikon mikrofon yang berguna untuk mengaktifkan atau menoaktifkan opsi ‘audio-only broadcast’.

Menurut The Verge, Sabtu (8/9), fitur baru itu merupakan cara baru bagi Twitter untuk mengarahkan kembali tujuan dari platform live streaming menuju live podcasting dan konten audio-first.

Baca juga: Twitter Kasih Rekomendasi Akun Layak Unfollow

Twitter Periscope dan platform live video telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir karena popularitas live streaming publik telah bergeser jauh dari momen viral dan breaking news dan menuju media profesional serta konten yang berpusat di Facebook, Twitch, dan YouTube.

Meskipun Twitter telah mengintegrasikan opsi broadcast ke dalam aplikasi utamanya hampir dua tahun lalu, tapi cukup langka untuk melihat orang melakukan streaming melalui platform tersebut saat ini.

Baca juga: Twitter Punya Fitur untuk Menyaring Pesan

Kendati demikian, Twitter tetap melihat peluang di live moment, terutama di sekitar pertandingan olahraga, breaking news, award shows, dan kejadian singkat lainnya yang bisa dialami secara unik melalui media sosial (medsos).

Februari 2018 lalu, pihak Twitter mulai mempersonalisasi push notification live event untuk mendapatkan lebih banyak pengguna. Twitter juga secara rutin menambahkan fitur seperti timestamp-specific terhubung ke live platform dalam upaya untuk membuat orang berbagi lebih banyak. [BA/HBS]

Sumber: The Verge

Demi Apple News, Apple Bajak Eks Presiden Conde Nast

0

Telset.id, Jakarta – Liz Schimel, mantan presiden perusahaan media massa Conde Nast, resmi bekerja untuk Apple. Kabar itu disampaikan via laman The Information dengan sumber profil LinkedIn milik Schimel.

Di LinkedIn, dikutip dari 9to5mac pada Minggu (9/9/2018), Schimel memperbarui profil kolom pekerjaan. Sejak Juli 2018 lalu, ia bekerja di Apple. Schimel dikabarkan bekerja untuk Apple di divisi Apple News.

Jika kabar tersebut benar, tentu Schimel telah mendapatkan pekerjaan baru yang sangat cocok dengan jiwa dan kemampuannya.

Sebagai informasi, saat masih mengabdi di Conde Nast, Schimel menjabat posisi terakhir sebagai Chief Digital Officer.

Baca juga: Apple Diam-diam Kembangkan Layar Micro LED

Apple memang tampak semakin serius menggarap layanan Apple News. Kapan lalu, sudah mencuat kabar tentang keberadaan petinggi baru di Apple News. Dan, seorang di antaranya ternyata adalah Schimel.

Belum lama ini, Apple juga mengakuisisi layanan pembelian majalah digital Texture. Menurut rencana, konsep di Texture bakal diaplikasikan ke Apple News. Nantinya, Apple News hadir secara berbayar.

Baca juga: Apple akan ‘Jualan’ Majalah Digital Berlangganan?

Namun, upaya Apple untuk mengembangkan bisnis berita sepertinya tak akan mudah. Mereka punya pesaing, yakni Google dan Microsoft. Microsoft meluncurkan aplikasi Microsoft News pada Juni 2018.

Aplikasi yang menyuguhkan berita tersebut memang digadang-gadang menjadi pesaing Apple News di perangkat iOS dan Google News di Android. Microsoft bahkan menjamin kemudahan akses dan kualitas informasi. [SN/HBS]

Sumber: 9to5mac

Apple Music Punya Fitur Top 100 Chart, Apa Istimewanya?

0

Telset.id, Jakarta – Apple Music menghadirkan fitur baru di platform untuk bersaing dengan penyedia streaming music lainnya. Fitur terbaru yang dikeluarkan Apple Music adalah “Top 100 Chart”.

Menurut The Verge, Sabtu (8/9), Top 100 chart menampilkan grafis berbasis negara dan lagu-lagu populer secara global. Apple akan menambahkan 116 grafik ke layanan untuk pengguna iOS 12 beta dan macOS Mojave beta.

Pengguna bisa menemukannya di bawah Top Charts di bagian Browser. Setiap negara yang mendukung Apple Music akan memiliki bagan yang menjabarkan lagu-lagu paling populer di wilayah tersebut.

Namun demikian, ketersediaan untuk mengakses semua bagan itu bisa bervariasi tergantung lokasi. Pengguna bisa menambahkan grafis ke libraries serta  mengunduhnya. Top 100 chart akan diperbarui dalam waktu dekat.

Baca juga: Apple Music Bakal Terintegrasi Android Auto

Pembaruan Top 100 chart tidak hanya untuk Apple Music versi iOS. Produsen pembuat iPhone itu mengatakan, pembaruan juga akan datang ke aplikasi Apple Music di perangkat berbasis Android.

Sebelumnya, pengguna Apple Music di perangkat iOS maupun iMac mendapat fitur baru di bagian For You. Menggunakan nama Friends Mix, bagian tersebut akan berisi 25 lagu yang biasa didengarkan oleh teman pengguna dalam sepekan.

Baca juga: Film Dokumenter Ed Sheeran Tersedia Eksklusif di Apple Music

Pembaruan katalog Friends Mix akan diberikan setiap Senin oleh Apple. Selain Friends Mix, Apple sebelumnya sudah menghadirkan konten algoritma untuk katalog Favorites Mix, Chill Mix and New Music yang dikurasi sesuai kebiasaan pengguna. [BA/HBS]

Sumber: The Verge

Apple Cari ‘Ahli Sistem Syaraf’ untuk Kacamata AR?

0

Telset.id, Jakarta – Mungkinkah upaya rahasia Apple untuk menciptkan kacamata Augmented Reality (AR) semakin mendekati kenyataan? Hal itu mungkin saja, sebab Apple baru saja memposting lowongan pekerjaan bagi seorang ahli saraf. Bisa saja ini merupakan indikasi.

Perusahaan pembuat iPhone ini ingin mendatangkan “ahli sistem syaraf senior”. Jika melihat persyaratannya, maka kemungkinan kandidat yang dicari ini akan ditempatkan pada proyek pengembangan produk kacamata AR Apple.

Di dalam persyaratan, disebutkan bahwa setidaknya memiliki lima tahun pengalaman merancang sebuah eksperimen untuk menyelidiki korelasi saraf persepsi, tindakan atau kognisi dan memiliki keahlian di bidang persepsi sensorik.

Selain itu, juga harus berpengalaman dalam penelitian yang luas dalam salah satu atau semua hal yang terkait soal integrasi multi-sensorik dan sensorimotor, persepsi kedalaman, pengambilan keputusan, pengkodean neural dan decoding.

Baca juga: Kacamata Pintar Apple Meluncur 2019, Pakai OS Khusus?

Petunjuk lain yang juga menjadi indikasi, bahwa orang ini nantinya akan bergabung dengan Tim Pengembangan Teknologi Apple. Persyaratan ini mungkin cukup samar, namun telah mencakup penjelasan kebutuhan perusahaan ke depan.

“Tim Pengembangan Teknologi saat ini mencari ahli syaraf yang memiliki ketertarikan yang besar terhadap studi tentang otak dan aplikasinya, untuk membangun neuroteknologi transformatif. Anda akan memiliki latar belakang penelitian yang kuat dan akan membuat kontribusi asli untuk ilmu dasar melalui kombinasi pendekatan eksperimental dan komputasi”

“Anda berkembang dalam merancang eksperimen cerdas dan melakukan analisis kuantitatif mendalam terhadap kumpulan data yang kompleks, dengan kemampuan yang ditunjukkan untuk menarik wawasan baru,” tulis keterangan persyaratan yang diposting Apple.

Baca juga: Apple Akuisisi Startup untuk Kembangkan Kacamata Pintar AR

Augmented Reality, sebagai teknologi umum bahkan di luar spesifikasi produk kacamata, semakin sering dibicarakan sebagai pemegang potensi untuk membuka Next Big Thing Apple.

Mantan insinyur perangkat lunak Apple Ken Kocienda, misalnya, beberapa hari yang lalu mengatakan kepada CNBC, bahwa AR pasti akan menjadi bagian dari apa pun produk hits berikutnya. Ken merupakan insinyur yang mengembangkan fitur koreksi otomatis iPhone serta keyboard di layar di iPhone pertama.

Sementara itu, CEO Apple, Tim Cook sudah kerap berbicara tentang potensi AR yang akan mengubah permainan. ARKit 2.0 akan menjadi bagian dari versi baru iOS. Apple juga baru saja mengakuisisi startup yang membuat display untuk AR headset.

Sementara, Cultofmac mengatakan, mengenai lowongan pekerjaan baru itu bisa saja menunjukkan bahwa kebutuhan ini bisa saja untuk sesuatu yang jauh lebih mendasar daripada kacamata.

Baca juga: Bos Apple Sesumbar Punya Teknologi AR Terbaik

“Orang-orang tidak benar-benar melihat iPhone dan Mac mereka dengan mata mereka, mereka menggunakan otak mereka. Perusahaan dapat mempekerjakan seorang ahli syaraf untuk mempelajari bagaimana otak kita bereaksi terhadap berbagai aplikasi iOS dan macOS,” tulisnya.

Jangan lupa, Apple konon memiliki lebih dari 100 insinyur yang mengeksplorasi baik augmented reality dan virtual reality headsets. Jadi, ada kemungkinan kita memang sedang melihat sesuatu yang baru segera datang dalam waktu dekat. [BA/HBS]

Sumber: NY Post

Isap Ganja, Angkatan Udara AS Selidiki Elon Musk

0

Telset.id,Jakarta – Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force) kini sedang menyelidiki Elon Musk yang diduga mengonsumsi ganja di Podcast. Hal itu disampaikan seorang sumber dari militer, kepada CNBC pada Jumat, (7/9/2018).

Seperti diketahui, Musk lewat perusahaanya SpaceX telah menyediakan layanan untuk Angkatan Udara, dengan beberapa kontrak bernilai tinggi. Padahal, penggunaan ganja dilarang bagi seseorang pemegang izin keamanan pemerintah.

Menanggapi kejadian tersebut, juru bicara Angkatan Udara, dalam sebuah pernyataan kepada CNBC, mengatakan, bahwa pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan.

“Kami akan membutuhkan waktu untuk menentukan fakta dan proses yang tepat untuk menangani situasi ini,” kata juru bicara Angkatan Udara AS, seperti dikutip Telset.id dari CNBC.

Baca juga: Elon Musk Bantah Tudingan Pecandu Ganja

Sementara itu, SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa yang didirikan oleh Elon Musk, masih belum memberikan tangggapan saat dikonfirmasi oleh CNBC.

Seperti diketahui, pada Kamis (6/9/2018) malam, Musk diduga mengisap marijuana (ganja) dan menenggak wiski selama penampilan di Joe Rogan’s podcast. Penggunaan narkoba rekreasionalnya inilah yang memicu kekhawatiran sejumlah pihak.

Di Podcast, Musk membahas membahas berbagai topik, di antaranya kegemarannya bermain Twiter, pelempar api Boring.co, dan perangkat “neuralink” yang dapat menghubungkan otak ke komputer.

Dengan menggunakan ganja, Musk telah melanggar kebijakan perusahaannya. Orang bisa saja membantah dengan mengatakan Musk mewakili Tesla sebagai CEO selama wawancara di Podcast, bukan mewakili SpaceX.

Baca juga: Elon Musk Pastikan Tesla Tetap Jadi Perusahaan Publik

Namun, dengan mengonsumsi minuman beralkohol dan marijuana, Musk dikhawatirkan berada di bawah pengaruh alkohol dan ganja ketika dia sedang bekerja.

Beberapa negara bagian seperti California, tempat Podcast Rogan direkam, telah melegalkan ganja untuk tujuan rekreasional. Namun, ganja masih ilegal menurut undang-undang federal AS.

Jaksa Agung AS, Jeff Sessions menggulirkan kebijakan di era Barack Obama pada bulan Januari, yang sebelumnya meminta Departemen Kehakiman agar tidak memproses hukum kepada orang yang menggunakan ganja di negara yang telah melegalkan ganja.

Ini bukan pertama kalinya ada kekhawatiran tentang penggunaan narkoba oleh Musk. Menurut The New York Times, anggota dewan Tesla juga telah menyatakan keprihatinannya atas obat-obatan rekreasional dan resep yang digunakan oleh Musk.

Baca juga: Elon Musk Tiba-tiba Hapus Akun Instagram, Kenapa?

Secara khusus, sebuah sumber mengatakan bahwa penggunaan alat bantu tidur oleh Musk mungkin memiliki efek negatif. Di antaranya, membuat Musk menjadi kerap mengoceh di Twitter. [BA/HBS]

Sumber: CNBC

Aplikasi Infowar di App Store Akhirnya Dihapus

0

Telset.id,Jakarta – Hanya berselang sehari setelah Alex Jones secara permanen diblokir oleh Twitter, aplikasi Infowars yang merupakan media  terakhir untuk platform Jones, juga telah dihapus dari App Store secara permanen.

Apple mengonfirmasi penghapusan melalui Buzzfeed dengan mengutip pedoman App Store, yang melarang “setiap konten yang menyinggung, sensitif, menjengkelkan, dimaksudkan untuk sesuatu yang menjijikan, atau memiliki selera yang sangat buruk”.

Ketika Anda mencoba menelusuri aplikasi ini di dalam App Store, maka yang didapat hanya akan menampilkan aplikasi lain yang tidak terkait dengan Infowars.

Sejumlah akun media sosial Alex Jones telah diblokir dalam sebulan terakhir. Tidak hanya akun pribadi Alex Jones saja, namun juga sejumlah akun yang berkaitan dengan Infowars telah dilarang dari YouTube, Pintrest, dan Facebook.

Baca juga: Ahli Teori Konspirasi Alex Jones Diminta Enyah dari Medsos

InfoWars merupakan sumber media ekstrem kanan yang gemar melempar isu-isu konspirasi yang dikelola oleh Alex Jones. Ia banyak menyebarkan teori konspirasi yang tidak berdasar, di sejumlah media sosial dan aplikasi.

Satu di antara teori konspirasi yang membuatnya terkenal adalah mengenai serangan 11 September di Amerika dan penembakan di sekolah dasar Sandy Hook yang menurut teorinya adalah sebuah “kebohongan” yang direncanakan pemerintah Amerika.

Baca juga: Facebook dkk Kompak Cekal Ahli Konspirasi Alex Jones

Jones juga berulang kali menggunakan bahasa yang menghasut, menentang kaum transgender dan Muslim. Tindakan Jones inilah yang menjadi alasan Facebook menghapus konten buatan Jones. [BA/HBS]

Sumber: The Verge