Beranda blog Halaman 171

Lebih dari 20 Game Akan Dihapus dari PlayStation Plus, Termasuk Judul Eksklusif

0

Telset.id – Kabar buruk bagi para pelanggan PlayStation Plus. Sony baru saja mengumumkan bahwa lebih dari 20 game akan segera dihapus dari katalog PlayStation Plus Extra dan Premium. Yang lebih menyakitkan, beberapa di antaranya adalah judul eksklusif PlayStation yang sulit ditemukan di platform lain.

Menurut laporan VGC, dua game legendaris dari seri Resistance—Resistance: Fall of Man dan Resistance 2—akan menghilang dari layanan ini. Kedua game tersebut hanya bisa dimainkan di PS5 melalui katalog klasik PlayStation Plus Premium. Selain itu, Infamous Second Son, salah satu judul eksklusif PlayStation 4, juga akan ikut diberangkatkan.

Resistance: Fall of Man

Daftar Lengkap Game yang Akan Hilang

Selain judul-judul eksklusif, beberapa game besar dan indie favorit juga akan ikut dihapus. Berikut daftar lengkapnya:

  • Grand Theft Auto V
  • MotoGP 24
  • The Sims 4 Island Living
  • Walkabout Mini Golf
  • Synth Riders
  • Ghostbusters: Rise of the Ghost Lord – Frozen Empire
  • Before Your Eyes
  • The Walking Dead: Saints and Sinners
  • The Walking Dead: Saints and Sinners – Retribution
  • LEGO Marvel Super Heroes 2
  • Stranded: Alien Dawn
  • The LEGO Movie 2 Video Game
  • Ghostrunner
  • Payday 2: Crimewave Edition
  • Bloodstained: Ritual of the Night
  • Journey to the Savage Planet
  • Portal Knights
  • Enter the Gungeon
  • Batman: Arkham Knight
  • Infamous Second Son

Kekecewaan Penggemar PlayStation

Penghapusan game dari layanan berlangganan seperti PlayStation Plus memang bukan hal baru. Namun, keputusan kali ini terasa lebih menyakitkan, terutama setelah Sony baru saja menaikkan harga semua tingkatan PlayStation Plus di lebih dari 20 negara, termasuk Indonesia.

Seri Resistance sendiri adalah warisan penting PlayStation yang sayangnya belum mendapatkan perlakuan remaster. Bagi penggemar lama, ini berarti satu-satunya cara legal untuk memainkan kedua game tersebut adalah dengan memiliki konsol PS3 dan kopi fisiknya—sebuah tantangan di era digital seperti sekarang.

PlayStation 5

Jika Sony terus menghapus game-game eksklusif dari layanan berlangganannya, tidak menutup kemungkinan para pemain akan mulai mempertanyakan nilai dari langganan Premium—yang seharusnya menawarkan akses ke perpustakaan klasik sebagai daya tarik utamanya.

Apakah Anda salah satu yang kecewa dengan penghapusan game-game ini? Atau justru melihat ini sebagai kesempatan untuk mencoba judul baru yang akan datang? Simak terus update terbaru dari PlayStation Plus di Telset.id.

Intel 18A: Momen Kebangkitan Intel Foundry di Pasar Chip Mutakhir

0

Telset.id – Jika Anda mengira persaingan pasar chip mutakhir sudah dimenangkan TSMC, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru mengindikasikan Intel Foundry siap melakukan comeback spektakuler dengan proses 18A yang mulai menarik minat raksasa industri seperti NVIDIA dan Broadcom.

Divisi foundry Intel memang sempat mengalami masa sulit. Target ambisius “lima proses dalam empat tahun” tak berjalan mulus, seperti terlihat pada kegagalan produksi prosesor generasi 15. Namun, 18A tampaknya akan menjadi titik balik. Laporan dari Ctee menyebut beberapa perusahaan ASIC, termasuk NVIDIA dan Broadcom, sedang melakukan sampling dengan node ini.

Wafer proses Intel 18A yang menunjukkan desain chip mutakhir

Strategi Vertikal Intel yang Ambisius

Yang menarik, adopter utama 18A justru Intel sendiri. Perusahaan menargetkan 70% produknya menggunakan node internal, langkah strategis untuk integrasi vertikal rantai pasok. Bocoran menyebut tile komputasi Nova Lake tak sepenuhnya dikerjakan TSMC – sebagian akan menggunakan 18A. Ini menunjukkan kepercayaan diri Intel pada divisi foundry-nya.

Teknologi PowerVia menjadi salah satu senjata rahasia 18A. Proses ini diklaim memiliki kepadatan SRAM setara N2 milik TSMC, dengan lompatan performa signifikan dibanding Intel 3. Performa nyatanya akan terlihat jelas saat Panther Lake dirilis.

Respon Industri yang Menggembirakan

Saat ini, sampel chip 18A sedang diverifikasi oleh berbagai mitra termasuk NVIDIA, Broadcom, Faraday Technology, dan IBM. Kabar baiknya, respons awal sangat positif. Dalam situasi dimana perusahaan seperti NVIDIA ingin mendiversifikasi rantai pasok – terutama ke Amerika Serikat – Intel Foundry muncul sebagai pilihan menarik.

Spesifikasi daya Intel Panther Lake dengan proses 18A

Persaingan dengan TSMC memang masih panjang. Namun dengan dukungan pemerintah AS yang semakin gencar mendorong produksi chip domestik – seperti terlihat pada kritik parlemen AS terhadap kebijakan teknologi – momentum ini bisa menjadi peluang emas Intel untuk bangkit kembali sebagai pemain utama di industri foundry.

Kerja sama dengan Ericsson untuk chipset 5G, seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya, juga menunjukkan strategi diversifikasi Intel. Jika 18A berhasil memenuhi ekspektasi, bukan tidak mungkin kita akan melihat perubahan peta kekuatan di industri semikonduktor global dalam beberapa tahun mendatang.

Google Tawarkan Ganti Baterai Gratis untuk Pixel 7a yang Mengalami Pembengkakan

0

Telset.id – Masalah baterai bengkak pada smartphone bukanlah hal baru, tapi ketika terjadi pada perangkat keluaran terbaru seperti Google Pixel 7a, tentu menimbulkan kekhawatiran. Kabar terbaru mengonfirmasi bahwa Google telah meluncurkan program perbaikan khusus untuk menangani isu ini. Jika Anda pengguna Pixel 7a yang mengalami pembengkakan baterai, inilah yang perlu Anda ketahui.

Pixel 7a battery issue, Google offers compensation

Program Perbaikan Google untuk Pixel 7a

Google secara resmi mengakui bahwa beberapa unit Pixel 7a mengalami pembengkakan baterai, yang menyebabkan bodi belakang perangkat terangkat atau terpisah. Menanggapi hal ini, perusahaan meluncurkan Extended Repair Program, sebuah inisiatif yang memberikan penggantian baterai gratis satu kali bagi pengguna yang terdampak. Namun, program ini hanya berlaku untuk perangkat yang menunjukkan gejala fisik seperti pembengkakan atau kerusakan fungsi.

Program perbaikan ini tersedia di beberapa negara terpilih, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, India, Singapura, dan Jepang. Pengguna di wilayah tersebut dapat mengunjungi pusat layanan resmi atau memanfaatkan opsi perbaikan via pos. Bagi yang berada di luar daftar negara, seperti Australia atau Eropa, Google menawarkan kompensasi berupa uang tunai atau kode diskon untuk pembelian produk Pixel di masa depan.

Opsi Kompensasi untuk Pengguna di Luar Wilayah Dukungan

Bagi pengguna Pixel 7a yang tidak tinggal di negara dengan layanan perbaikan resmi, Google menyediakan dua jenis kompensasi:

  • Perangkat di luar garansi: Kompensasi $200 tunai atau kredit $300 di Google Store.
  • Perangkat masih dalam garansi: Pembayaran langsung sebesar $456.

Untuk memeriksa kelayakan, pengguna dapat mengunjungi halaman pendaftaran resmi Google, memasukkan detail perangkat, dan mengajukan permintaan. Google kemudian akan memberikan opsi yang sesuai berdasarkan wilayah dan status garansi.

Google Pixel 7a

Cara Mengecek Masalah Baterai Pixel 7a

Google menyarankan pengguna untuk memeriksa tanda-tanda fisik seperti pembengkakan baterai, bodi belakang yang terangkat, atau performa yang menurun drastis. Jika perangkat mengalami drainase baterai cepat atau masalah pengisian daya, sebaiknya segera menghubungi layanan dukungan Google.

Kasus seperti ini bukan kali pertama terjadi di industri teknologi. Sebelumnya, Apple dan Samsung juga pernah menghadapi masalah serupa dan menawarkan solusi serupa. Seperti yang terjadi pada iPhone 6S atau masalah garis hijau di layar Samsung.

Jika Anda pemilik Pixel 7a, pastikan untuk memeriksa kondisi perangkat secara berkala. Jika menemui gejala yang disebutkan, segera manfaatkan program yang ditawarkan Google sebelum periode klaim berakhir.

EA Umumkan Rilis Madden NFL 26 dan College Football 26, Tinggalkan Konsol Lama

0

Telset.id – Kabar gembira untuk para penggemar game olahraga! Electronic Arts (EA) baru saja mengumumkan tanggal rilis resmi untuk dua judul andalannya: Madden NFL 26 dan EA Sports College Football 26. Yang menarik, kedua game ini resmi meninggalkan dukungan untuk konsol generasi sebelumnya (Xbox One dan PlayStation 4), menandai era baru gaming eksklusif untuk generasi terkini.

EA Sports College Football 26

Tanggal Rilis dan Edisi Khusus

EA Sports College Football 26 akan meluncur pada 10 Juli 2025, dengan akses lebih awal tiga hari bagi pemain yang membeli Deluxe Edition. Sementara itu, Madden NFL 26 menyusul pada 14 Agustus 2025, juga dengan opsi akses awal untuk edisi Deluxe. EA bahkan menawarkan MVP Bundle bagi yang ingin membeli kedua game sekaligus, dilengkapi item eksklusif dan bonus pra-pesan.

Apa yang Ditawarkan Deluxe Edition?

Berikut keuntungan edisi Deluxe masing-masing game:

  • Madden NFL 26: 4.600 Madden Points, item pemain elite, boost XP, dan lebih banyak konten eksklusif.
  • College Football 26: 4.600 College Football Points, paket Ultimate Team, dan bonus mode Dynasty/Road to Glory.

Bagi yang memesan bundle sebelum 29 April 2025, ada bonus tambahan: item pemain Travis Hunter dengan overall rating 99 di kedua game!

Mengapa Konsol Lama Ditinggalkan?

Keputusan EA menghentikan dukungan untuk Xbox One dan PS4 bukan tanpa alasan. Setelah lima tahun sejak peluncuran PlayStation 5 dan Xbox Series X/S, fokus kini beralih ke optimasi grafis, fitur next-gen seperti ray tracing, dan mekanisme gameplay yang lebih kompleks. “Ini langkah berani, tapi perlu untuk pengalaman terbaik,” komentar seorang analis industri.

Kesuksesan College Football 25 tahun lalu—dengan penjualan meledak setelah hiatus 10 tahun—menjadi pertanda baik untuk sekuelnya. Pertanyaannya kini: bisakah EA mempertahankan, atau bahkan melampaui, kesuksesan tersebut?

Lenovo Kuasai Pasar PC Global Q1 2025, Apple Tumbuh 17%

0

Telset.id – Di tengah gejolak tarif AS yang mengguncang pasar PC global, industri ini justru mencatat pertumbuhan menggembirakan pada kuartal pertama 2025. Data terbaru dari Counterpoint Research mengungkap kenaikan pengiriman PC sebesar 6,7% year-on-year, dari 57,5 juta unit di Q1 2024 menjadi 61,4 juta unit tahun ini.

PC shipments Q1 2025 Counterpoint

Lenovo tetap memimpin dengan pangsa pasar 25%, meningkat 1% dari tahun sebelumnya. Namun, kejutan terbesar datang dari Apple yang mencatat pertumbuhan spektakuler 17% – lonjakan tertinggi di antara semua vendor. Kini, raksasa Cupertino itu menguasai 10% pasar PC global.

“Pertumbuhan Apple didorong oleh adopsi masif chip M3 dan strategi harga yang lebih kompetitif,” jelas analis Counterpoint. Sementara itu, ASUS, HP, dan Dell juga mencatat pertumbuhan positif meski lebih moderat.

Tarif AS: Ancaman yang Tertunda

Kebijakan tarif impor AS sempat menciptakan ketidakpastian di awal kuartal. Namun, pengecualian untuk laptop membuat dampaknya belum terasa signifikan. “Pengecualian ini menjadi penyelamat sementara bagi vendor,” ungkap laporan tersebut.

Ancaman nyata baru akan muncul ketika pemerintahan AS memberlakukan tarif tambahan untuk semikonduktor dan komponen teknologi lainnya. Langkah ini diprediksi akan memicu kenaikan harga PC berbasis AI yang sedang naik daun.

Overall Global PC Shipments Drop By 2.4% But AI Hardware Demand Boosts Sales 1

Era PC AI: Momentum atau Gelembung?

Sejak Q4 2024, PC dengan kemampuan AI khusus (AI PC) mulai menunjukkan tren positif. Counterpoint mencatat, segmen ini menjadi pendorong utama pertumbuhan di tengah pasar yang lesu. “Konsumen mulai memahami nilai tambah perangkat dengan NPU khusus,” tambah analis.

Namun, ada kekhawatiran bahwa kenaikan tarif akan menggerus margin keuntungan vendor. Beberapa produsen seperti Lenovo dan ASUS sudah mempertimbangkan relokasi pabrik dari China untuk menghindari bea tambahan.

Mampukah industri PC mempertahankan momentum positif ini? Semua tergantung pada tiga faktor: kebijakan perdagangan AS, daya beli konsumen global, dan inovasi teknologi – terutama di segmen AI PC yang masih prematur.

Cara Melaporkan Penipuan Online di WhatsApp untuk Android & iOS

0

Telset.id – Di era digital yang serba cepat, penipuan online semakin marak terjadi—termasuk melalui WhatsApp. Platform pesan instan yang digunakan miliaran orang ini kerap menjadi sasaran empuk oknum tak bertanggung jawab. Jika Anda pernah menerima pesan mencurigakan atau menjadi korban penipuan, jangan diam saja. Ada cara efektif untuk melaporkannya dan melindungi pengguna lain.

Ilustrasi penipuan online

Langkah-Langkah Melaporkan Penipuan di WhatsApp (Android)

WhatsApp menyediakan fitur pelaporan yang mudah digunakan. Berikut panduannya untuk pengguna Android:

1. Melaporkan Kontak atau Pengirim Tak Dikenal

  • Buka aplikasi WhatsApp
  • Pilih chat dari pengirim yang mencurigakan
  • Klik Info Chat (ikon ‘i’ di pojok kanan atas)
  • Gulir ke bawah dan pilih Laporkan
  • Centang opsi blokir jika diperlukan
  • Klik Laporkan untuk mengirim laporan

2. Melaporkan Grup WhatsApp

  • Buka grup yang ingin dilaporkan
  • Klik nama grup di bagian atas
  • Pilih Laporkan Grup
  • Centang opsi keluar dari grup jika diinginkan
  • Klik Laporkan untuk mengirim

Cara Melaporkan di WhatsApp untuk iOS

Pengguna iPhone juga bisa melaporkan penipuan dengan langkah serupa:

1. Melaporkan Kontak Individu

  • Buka chat dari pengirim yang mencurigakan
  • Ketuk nama kontak di bagian atas
  • Gulir ke bawah dan pilih Laporkan
  • Konfirmasi dengan mengetuk Laporkan Kontak

2. Melaporkan Grup di iOS

  • Buka grup yang ingin dilaporkan
  • Ketuk nama grup di bagian atas
  • Pilih Laporkan Grup
  • Konfirmasi pelaporan

Apa yang Terjadi Setelah Melaporkan?

WhatsApp akan menerima laporan Anda beserta lima pesan terakhir dari chat yang dilaporkan. Data yang dikirim mencakup:

  • ID pengguna atau grup yang dilaporkan
  • Waktu pengiriman pesan
  • Jenis konten (teks, gambar, video, dll.)

Jika WhatsApp menemukan pelanggaran kebijakan, akun tersebut bisa diblokir. Pengguna yang diblokir akan melihat pesan: “Akun ini tidak diizinkan menggunakan WhatsApp.” Grup juga bisa dihapus jika kontennya melanggar aturan.

Ingat, melaporkan penipuan tidak hanya melindungi Anda, tetapi juga membantu WhatsApp membersihkan platform dari aktivitas berbahaya. Jika Anda pernah mengalami WhatsApp terblokir karena spam, pastikan untuk memverifikasi keamanan akun Anda.

Ilmuwan Jepang Ciptakan Ayam Lab Terrealistis, Mirip Asli!

0

Telset.id – Bayangkan menggigit potongan ayam yang juicy, bertekstur sempurna, tapi sama sekali tidak berasal dari peternakan. Ini bukan fiksi ilmiah—tim peneliti University of Tokyo baru saja menciptakan ayam hasil laboratorium paling realistis sejauh ini, lengkap dengan serat otot dan struktur yang nyaris identik dengan daging asli.

Potongan ayam hasil laboratorium dengan tekstur mirip asli

Revolusi Bioreaktor: “Sistem Peredaran Darah” untuk Daging

Selama bertahun-tahun, tantangan terbesar dalam produksi daging kultur adalah menciptakan struktur tiga dimensi yang kompleks. Daging olahan laboratorium sebelumnya hanya mampu menghasilkan produk giling—tak ada yang mendekati steak atau fillet utuh. Penyebabnya sederhana: tanpa pembuluh darah alami, nutrisi dan oksigen tidak bisa menembus jaringan lebih dari 1-2 milimeter.

Tim Jepang memecahkan masalah ini dengan Hollow Fiber Bioreactor, sebuah terobosan yang terinspirasi dari teknologi dialisis medis. Sistem ini menggunakan 1.100 serat berongga mikroskopis untuk mensimulasikan pembuluh darah, mengalirkan nutrisi ke setiap lapisan jaringan. Hasilnya? Potongan daging ayam seberat 10 gram dengan tekstur dan kepadatan yang mengecoh indra.

Dampak Lingkungan & Masa Depan yang Berkelanjutan

Peternakan konvensional menyumbang 14,5% emisi gas rumah kaca global—lebih besar dari sektor transportasi. Dengan ayam lab, jejak karbon bisa dipangkas hingga 78%. Teknologi ini juga menjanjikan solusi untuk wabah flu burung yang semakin mengancam pasokan pangan global.

Tak hanya untuk konsumsi, bioreaktor ini membuka pintu bagi aplikasi lain:

  • Regenerasi jaringan manusia untuk transplantasi
  • Pengujian obat tanpa hewan percobaan
  • Pengembangan robot lunak bertenaga otot biologis

Ilustrasi wabah flu burung pada unggas

Tantangan Menuju Komersialisasi

Meski menjanjikan, masih ada rintangan sebelum ayam laboratorium ini bisa dinikmati di restoran:

  1. Efisiensi distribusi oksigen perlu ditingkatkan
  2. Proses pemisahan serat bioreaktor harus otomatis
  3. Material yang digunakan harus 100% food-grade

Seperti inovasi gadget pengendus daging dari Tiongkok, teknologi ini membutuhkan kolaborasi multidisiplin. Tapi dengan temuan terbaru ini, mimpi menyantap daging berkelanjutan tanpa rasa bersalah semakin dekat kenyataan.

ChatGPT Buka Akses Fitur Deep Research untuk Semua Pengguna

0

Bayangkan memiliki asisten pribadi yang bisa menyusun laporan mendalam tentang topik apa pun dalam hitungan detik. Itulah yang ditawarkan fitur Deep Research dari ChatGPT, dan kini OpenAI membukanya untuk lebih banyak pengguna. Setelah sebelumnya eksklusif untuk pelanggan Pro, fitur canggih ini akan tersedia bagi pengguna gratis dalam versi ringan.

Deep Research pertama kali diperkenalkan Februari lalu sebagai salah satu fitur premium ChatGPT. Menggunakan model o3 OpenAI, alat ini mampu menghasilkan analisis mendalam—mulai dari tinjauan literatur hingga perbandingan produk—dengan kecepatan yang mustahil dilakukan manusia. Popularitasnya melonjak karena kemampuannya membantu pengguna membuat keputusan penting seperti memilih kampus, merencanakan perawatan kulit, atau menganalisis pasar.

Kini, OpenAI mengambil langkah inklusif dengan meluncurkan versi “lightweight” Deep Research berbasis model o4-mini. Meski menghasilkan respons lebih singkat, perusahaan menjamin kualitas dan kedalaman analisis tetap setara dengan versi lengkap. Keputusan ini sekaligus menjawab tingginya permintaan fitur tersebut di berbagai kalangan.

Detail Akses Deep Research Berdasarkan Paket Langganan

Meski lebih terbuka, tetap ada batasan penggunaan berdasarkan jenis akun ChatGPT:

  • Pengguna gratis: 5 tugas/bulan (hanya versi ringan)
  • Plus & Team: 10 tugas/bulan (versi lengkap) + 15 tugas/bulan (versi ringan)
  • Pro: 125 tugas/bulan untuk kedua versi
  • Enterprise: 10 tugas/bulan (versi lengkap, akses mulai minggu depan)

Ketika kuota versi lengkap habis, sistem otomatis beralih ke versi ringan tanpa mengganggu pengalaman pengguna.

Antarmuka ChatGPT dengan fitur Deep Research

Mengapa Fitur Ini Begitu Revolusioner?

Deep Research bukan sekadar mesin pencari canggih. Ia mampu menyusun informasi terstruktur dari berbagai sumber, mengidentifikasi pola, dan menyajikannya dalam format siap pakai. Misalnya, Anda bisa meminta analisis komparatif 10 universitas terbaik di Eropa dengan parameter spesifik seperti biaya hidup, kualitas penelitian, dan prospek karir—semua dalam satu dokumen rapi.

Fitur ini juga berguna untuk profesional yang butuh riset pasar cepat. Dalam tulisan sebelumnya, kami membahas bagaimana ChatGPT bahkan bisa menganalisis metadata foto—kemampuan yang bisa dikombinasikan dengan Deep Research untuk keperluan investigasi.

Potensi dan Tantangan ke Depan

Ekspansi akses ini jelas kabar gembira, tapi juga menyisakan pertanyaan. Dengan kemampuan generatif AI yang terus berkembang, akankah versi gratis 5 tugas/bulan cukup memadai? Atau justru menjadi “sampler” untuk mendorong upgrade ke versi berbayar?

Di sisi lain, langkah OpenAI patut diapresiasi. Mereka berhasil menyeimbangkan antara kebutuhan bisnis dan misi demokratisasi AI. Terlebih dengan rencana memberikan akses ke pengguna EDU dan mahasiswa, menunjukkan komitmen pada dunia pendidikan.

Deep Research versi ringan sudah bisa diakses mulai hari ini. Bagi Anda yang penasaran, coba ketik “Aktifkan Deep Research” di chatbox ChatGPT. Siapa tahu, inilah solusi untuk proyek atau keputusan penting yang selama ini tertunda.

Perplexity AI Bangun Browser Comet untuk Kumpulkan Data Pengguna

0

Pernahkah Anda merasa iklan di internet terlalu “mengerti” keinginan Anda? Ternyata, perusahaan teknologi terus mencari cara baru untuk mengumpulkan data pengguna—dan kali ini, Perplexity AI sedang mempersiapkan langkah besar dengan browser barunya, Comet.

Dalam wawancara eksklusif dengan podcast TBPN, CEO Perplexity AI Aravind Srinivas mengungkapkan alasan di balik pengembangan browser Comet: mengumpulkan data pengguna di luar aplikasi untuk menargetkan iklan lebih akurat. “Kami ingin memahami pengguna lebih dalam, bahkan di luar platform kami,” katanya. Strategi ini mirip dengan pendekatan Google Chrome, yang juga mengandalkan data pengguna untuk monetisasi iklan.

Comet dibangun di atas Chromium, basis open-source dari Google Chrome. Namun, yang menarik, Perplexity AI tidak menutup kemungkinan untuk mengakuisisi Chrome jika Google dipaksa melepasnya akibat kasus monopoli pencarian online. Dmitry Shevelenko, Chief Business Officer Perplexity, bahkan menyatakan keyakinannya bahwa perusahaan bisa mengelola Chrome dalam skala saat ini.

Mengapa Perplexity AI Beralih ke Browser?

Perubahan fokus Perplexity AI dari pengembangan kecerdasan buatan ke pembuatan browser bukan tanpa alasan. Dalam industri teknologi, data adalah aset paling berharga. Dengan memiliki browser sendiri, Perplexity bisa mengumpulkan informasi seperti riwayat pencarian, preferensi konten, dan kebiasaan berselancar—semua ini menjadi bahan bakar untuk iklan yang lebih personal.

Aravind Srinivas, CEO Perplexity AI

Strategi ini sebenarnya bukan hal baru. Seperti yang terjadi di Apple dan TikTok, monetisasi melalui iklan berbasis data menjadi tren utama. Namun, langkah Perplexity menarik karena mereka sebelumnya dikenal sebagai perusahaan AI murni.

Masa Depan Comet dan Potensi Akuisisi Chrome

Dengan kasus antitrust Google yang masih berlangsung, peluang Perplexity untuk mengakuisisi Chrome terbuka lebar. Shevelenko bahkan menyatakan optimisme bahwa mereka bisa mengelola browser tersebut. Namun, pertanyaannya adalah: apakah pengguna siap menerima model bisnis yang lebih agresif dalam hal iklan?

Jika melihat tren di industri teknologi, jawabannya mungkin “ya”. Tapi, Perplexity harus berhati-hati agar tidak mengulangi kesalahan perusahaan lain yang terlalu invasif dalam pengumpulan data.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda akan mencoba browser Comet jika diluncurkan, atau justru khawatir dengan privasi data?

Google Luncurkan Fitur Email Ber-Enkripsi, Aman Tapi Rentan Phishing

0

Pernahkah Anda merasa khawatir saat mengirim email berisi data sensitif? Google baru saja mengumumkan solusi yang menjanjikan keamanan ekstra, tapi sekaligus membuka pintu bagi ancaman baru. Pada awal April, raksasa teknologi ini meluncurkan fitur email dengan enkripsi end-to-end (E2EE) untuk pengguna bisnis—sebuah terobosan dalam mengatasi tantangan keamanan email yang sudah berusia puluhan tahun.

Fitur yang masih dalam tahap beta ini awalnya hanya tersedia untuk pengguna enterprise dalam organisasi yang sama. Namun, Google berencana memperluasnya secara bertahap: mulai dari pengguna Workspace yang ingin mengirim email aman ke sesama pengguna Gmail, hingga kemampuan mengirim ke semua jenis email di akhir tahun. Tapi di balik kemudahan ini, peneliti keamanan justru memprediksi gelombang serangan phishing baru yang lebih canggih.

Enkripsi end-to-end sebenarnya bukan konsep baru. Teknologi ini menjaga data tetap teracak dari pengirim hingga penerima, sehingga hanya kedua belah pihak yang bisa membaca isinya. Namun, menerapkannya pada protokol email yang sudah tua ternyata sangat rumit dan mahal—biasanya hanya dilakukan organisasi besar untuk memenuhi persyaratan kepatuhan. Google berhasil menyederhanakan proses ini tanpa membutuhkan infrastruktur IT kompleks.

Kemudahan yang Berpotensi Jadi Bumerang

Masalah utama muncul ketika email enkripsi dikirim ke non-pengguna Gmail. Google menjelaskan dalam blog resminya: penerima akan mendapat undangan untuk melihat email melalui versi terbatas Gmail. Mereka bisa menggunakan akun tamu Google Workspace untuk membalas secara aman. Mekanisme inilah yang dikhawatirkan akan dimanfaatkan penipu.

Jérôme Segura dari Malwarebytes memperingatkan: “Pengguna mungkin belum familiar dengan tampilan undangan resmi, sehingga lebih mudah tertipu tautan palsu.” Skemanya mirip dengan serangan phishing Google Drive yang selama ini sulit diberantas. Bedanya, kali ini penipu bisa menyamar sebagai undangan email enkripsi—sebuah konsep yang terdengar sangat meyakinkan karena dikaitkan dengan standar keamanan tertinggi.

Enkripsi ‘Setengah Hati’ dengan Manajemen Kunci Terpusat

Google memilih pendekatan pragmatis dengan membuat Workspace mengelola kunci enkripsi—bukan menyimpannya di perangkat pengguna. Meski lebih praktis, para ahli menyebut ini bukan enkripsi end-to-end murni. Ross Richendrfer, juru bicara Google, menegaskan bahwa sistem ini dirancang dengan mempertimbangkan risiko penyalahgunaan: “Notifikasinya mirip dengan berbagi file di Drive, dan proteksi yang sama akan diterapkan.”

Setiap undangan email enkripsi ke non-Gmail memang disertai peringatan: “Pastikan Anda mempercayai pengirim sebelum memasukkan username dan password.” Tapi seperti yang diungkapkan Segura, “Peringatan ini justru bisa ditiru penipu untuk membuat phishing terlihat lebih legit.” Ironisnya, reputasi Google sebagai perusahaan tepercaya malah membuat skema penipuan ini berpotensi lebih efektif.

Lantas, apakah fitur ini tetap berguna? Untuk kebutuhan bisnis dan kepatuhan, jawabannya iya. Tapi bagi individu yang mengutamakan privasi ekstrem, aplikasi khusus seperti Signal tetap lebih direkomendasikan. Sementara itu, pengguna Gmail bisa sedikit lega karena sistem deteksi spam Google akan terus aktif memfilter serangan. Tantangan terbesar justru dihadapi pengguna email di luar ekosistem Google yang harus lebih waspada terhadap undangan mencurigakan.

Seperti inovasi keamanan lainnya, fitur email enkripsi Google ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan solusi praktis untuk masalah lama. Di sisi lain, ia menjadi alat baru bagi penjahat siber yang selalu mencari celah. Pertanyaannya kini: seberapa siapkah kita menghadapi gelombang phishing yang lebih canggih ini?

Google Maps Makin Mappier: UI Baru Lebih Fokus pada Peta

0

Pernahkah Anda merasa terganggu ketika menggunakan Google Maps karena tampilan layar penuh yang tiba-tiba menutupi peta? Jika ya, kabar baik datang dari raksasa teknologi asal Mountain View tersebut. Google Maps kini menghadirkan desain antarmuka baru yang lebih mengutamakan peta sebagai elemen utama, sementara fitur-fitur pendukung muncul sebagai “lembaran” (sheets) yang tidak sepenuhnya menutupi tampilan peta di belakangnya.

Perubahan ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun lalu, ketika Google pertama kali menerapkan konsep sheets untuk tab Explore. Kini, fitur serupa telah diperluas ke bagian You dan Contribute, membuat pengalaman navigasi menjadi lebih mulus dan tetap mempertahankan konteks lokasi Anda. Seperti dilaporkan oleh 9to5Google, pembaruan ini sudah mulai dirasakan oleh pengguna Android dengan versi Google Maps 25.16.06.

Desain yang Lebih Intuitif

Dengan pendekatan baru ini, Google Maps benar-benar menempatkan peta sebagai pusat pengalaman pengguna. Ketika Anda mengetuk tombol You atau Contribute di bagian bawah layar, menu tersebut akan muncul sebagai lembaran yang dapat disesuaikan ukurannya—mulai dari setengah layar hingga hampir penuh. Yang menarik, peta tetap terlihat di latar belakang, memungkinkan Anda untuk tetap berorientasi pada lokasi.

google maps sheets 1

Perubahan ini mungkin terkesan sederhana, tetapi dampaknya cukup signifikan. Bayangkan ketika Anda mencari tempat makan melalui tab Explore, sambil tetap bisa melihat lokasi Anda di peta. Atau ketika Anda ingin berkontribusi dengan menambahkan ulasan, tanpa harus kehilangan arah. Desain ini tidak hanya lebih efisien, tetapi juga mengurangi langkah bolak-balik yang seringkali mengganggu.

Kenapa Butuh Waktu Lama?

Meskipun perubahan ini terlihat sederhana, Google membutuhkan waktu hampir setahun untuk memperluasnya ke seluruh antarmuka. Pertanyaannya, mengapa? Salah satu kemungkinannya adalah proses pengujian yang ketat untuk memastikan pengalaman pengguna tetap optimal. Google dikenal sangat hati-hati dalam menerapkan perubahan besar, terutama pada aplikasi sepopuler Maps yang digunakan oleh miliaran orang.

google maps sheets 2

Selain itu, integrasi dengan fitur-fitur lain seperti Gemini AI atau layanan Google Workspace mungkin juga membutuhkan penyesuaian teknis. Namun, yang pasti, perubahan ini menunjukkan komitmen Google untuk terus menyempurnakan produknya.

Bagaimana Tanggapan Pengguna?

Sejauh ini, respons pengguna terbilang positif. Banyak yang menyukai cara baru ini karena membuat navigasi terasa lebih alami. Namun, beberapa pengguna mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi, terutama mereka yang sudah terbiasa dengan antarmuka lama.

google maps sheets 3

Bagaimana dengan Anda? Sudah mencoba fitur baru ini? Apakah Anda menyukainya atau justru merasa kurang nyaman? Beri tahu pendapat Anda di kolom komentar atau kirimkan tips Anda ke tim kami.

Bitcoin Lampaui Google, Jadi Aset Kelima Terbesar di Dunia

0

Telset.id – Dalam sebuah pencapaian bersejarah, Bitcoin kini resmi menjadi aset kelima paling bernilai di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Data terbaru dari CompaniesMarketCap per 23 April 2025 menunjukkan, aset kripto ini melampaui raksasa teknologi seperti Alphabet (Google) dan Amazon, serta logam mulia perak (Silver). Dengan kapitalisasi pasar mencapai USD1,870 triliun, Bitcoin membuktikan bahwa aset digital bukan lagi sekadar tren, melainkan bagian integral dari lanskap keuangan global.

Posisi Bitcoin saat ini hanya kalah dari empat aset lain: emas (USD22,344 triliun), Apple (USD3,000 triliun), Microsoft (USD2,726 triliun), dan NVIDIA (USD2,412 triliun). Menariknya, selisih nilai Bitcoin dengan Alphabet hanya USD11 miliar, sementara dengan Amazon sekitar USD33 miliar. “Ini validasi global bahwa Bitcoin telah menjadi aset berharga, bukan lagi eksperimen,” tegas Oscar Darmawan, CEO INDODAX, dalam wawancara eksklusif dengan Telset.id.

Dominasi Bitcoin di Tengah Pasar Volatil

Kenaikan Bitcoin ke posisi lima besar bukan terjadi dalam semalam. Aset ini mencatat kenaikan harga 16,5% dalam 30 hari terakhir, diperdagangkan di kisaran USD94.000. Oscar menjelaskan, lonjakan ini didorong oleh kepercayaan investor institusional yang semakin besar. “Institusi keuangan mulai memasukkan Bitcoin ke portofolio mereka, bukan sebagai alat spekulasi, tapi penyimpan nilai jangka panjang,” ujarnya.

Fenomena ini juga terlihat di Indonesia. Platform seperti INDODAX mencatat peningkatan pengguna aktif dan volume transaksi. “Bitcoin kini bagian dari strategi diversifikasi aset yang rasional,” tambah Oscar. Namun, ia mengingatkan investor tentang volatilitas pasar kripto dan pentingnya edukasi. “Gunakan metode seperti Dollar-Cost Averaging (DCA) dan pastikan platform transaksi legal,” pesannya.

Masa Depan Bitcoin: Mengejar Apple dan Microsoft?

Dengan tren saat ini, Oscar memproyeksikan Bitcoin bisa mengejar kapitalisasi perusahaan teknologi besar. “Jika adopsi terus masif, bukan tidak mungkin Bitcoin menyentuh nilai Microsoft atau Apple dalam beberapa tahun,” ucapnya. Proyeksi ini sejalan dengan semakin banyaknya kasus penggunaan Bitcoin, mulai dari fitur tipping di Twitter hingga dukungan figur seperti Elon Musk.

Namun, tantangan tetap ada. Selain volatilitas, regulasi di berbagai negara masih beragam. Di Indonesia sendiri, meskipun diperbolehkan sebagai komoditas, status hukumnya berbeda dengan mata uang konvensional. Belum lagi isu lingkungan terkait penambangan Bitcoin yang masih jadi perdebatan.

Pencapaian Bitcoin kali ini bukan sekadar angka. Ini adalah bukti pergeseran paradigma: aset digital yang dulu dianggap spekulatif, kini sejajar dengan emas dan saham blue-chip. Seperti kata Oscar, “Ini bukan prediksi, tapi konsekuensi alami dari adopsi yang tak terbendung.”