Beranda blog Halaman 17

MediaTek Dimensity 9500 AnTuTu Tembus 4 Juta, Kalahkan Apple A19 Pro?

0

Pertarungan chipset flagship tahun ini baru saja memasuki babak baru yang sangat panas. Bayangkan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah chipset smartphone berhasil mencatatkan skor AnTuTu di atas 4 juta poin. Pencapaian monumental ini bukan datang dari Qualcomm atau Apple, melainkan dari MediaTek dengan Dimensity 9500-nya. Sebuah terobosan yang tidak hanya menggeser peta persaingan tetapi juga memaksa kita untuk mempertanyakan kembali, apakah dominasi lama di dunia prosesor mobile akhirnya akan berakhir?

Latar belakangnya adalah perlombaan tanpa henti mengejar performa dan efisiensi. Setelah sukses dengan Dimensity 9400, MediaTek tampaknya tidak ingin berpuas diri. Tekanan dari Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang akan datang dan Apple A19 Pro yang sudah lebih dulu meluncur membuat mereka harus menghadirkan sesuatu yang benar-benar revolusioner. Dan revolusi itulah yang kini terpampang nyata dalam lembaran data benchmark resmi.

Artikel ini akan mengupas tuntas performa mentah Dimensity 9500 berdasarkan data yang dirilis MediaTek, mulai dari skor Geekbench yang nyaris menyamai Apple, hingga rekor AnTuTu yang memecahkan penghalang psikologis 4 juta. Kami juga akan menganalisis spesifikasi teknisnya yang menjanjikan lompatan besar dalam efisiensi daya dan kemampuan AI, serta bagaimana semua ini memposisikannya dalam pertarungan sengit melawan rival-rival terberatnya. Simak analisis lengkapnya.

Geekbench Dimensity 9500: Nyaris Sempurna, Hampir Sama dengan Apple A19 Pro

Selama acara peluncurannya, MediaTek dengan percaya diri memamerkan skor Geekbench v6.4 untuk Dimensity 9500. Hasilnya? Sangat mencengangkan. Chipset anyar ini mencetak 4.007 poin untuk single-core dan 11.217 poin untuk multi-core. Angka-angka ini bukan sekadar peningkatan biasa. Dibandingkan dengan pendahulunya, Dimensity 9400, terjadi lompatan sebesar 32% untuk performa single-core dan 17% untuk multi-core. Sebuah peningkatan yang signifikan dan terasa dalam penggunaan sehari-hari.

Yang lebih menarik lagi, skor ini menempatkan Dimensity 9500 tepat di sebelah Apple A19 Pro, yang baru-baru ini menjadi chipset pertama yang melampaui angka 4.000 dalam tes single-core dengan skor 4.019. Perbedaan tipis 12 poin praktis membuat kedua chipset ini berada pada level yang sama. Bahkan dalam tes multi-core, Dimensity 9500 sedikit unggul dengan 11.217 poin dibandingkan 11.054 poin milik A19 Pro. Ini adalah kali pertama dalam bertahun-tahun sebuah chipset Android bisa benar-benar sejajar, bahkan sedikit lebih unggul, dibandingkan chipset Apple dalam benchmark terstandar. Tentu saja, ini adalah data resmi dari MediaTek yang kemungkinan diambil dalam kondisi optimal. Uji independen kami nantinya akan memberikan gambaran yang lebih nyata.

Rekor Dunia! AnTuTu Dimensity 9500 Tembus 4 Juta Poin

Jika Geekbench menunjukkan kesetaraan, maka AnTuTu adalah medan dimana Dimensity 9500 benar-benar berkuasa. MediaTek sendiri tidak mengumumkan skor AnTuTu selama peluncuran, namun Han Boxiao, seorang eksekutif Vivo, membagikan skor AnTuTu v11 untuk Vivo X300 Pro yang ditenagai chipset yang sama. Hasilnya? Sebuah rekor baru: 4.011.932 poin! Ini adalah pertama kalinya sebuah chipset smartphone berhasil menembus penghalang 4 juta poin dalam benchmark AnTuTu.

Mari kita lihat breakdown-nya untuk memahami kehebatan chipset ini. Bagian CPU menyumbang 1.043.247 poin, sementara GPU-nya yang baru benar-benar bersinar dengan kontribusi 1.510.982 poin. Bagian Memory dan UX masing-masing mencetak 667.254 dan 790.449 poin. Dibandingkan dengan Vivo X200 Pro yang menggunakan Dimensity 9400 (dengan skor sekitar 2,88 juta), terjadi peningkatan luar biasa sebesar 40%. Lompatan ini menunjukkan optimisasi yang sangat agresif pada arsitektur baru yang dibawa oleh Dimensity 9500. Sebelum peluncuran resminya, sudah ada bocoran yang mengindikasikan kemampuan Geekbench chipset ini, dan kini AnTuTu membuktikan bahwa performanya konsisten di berbagai jenis tes.

Mengulik Spesifikasi Teknis: Dari CPU “All Big Core” hingga GPU Ray Tracing

Di balik angka benchmark yang fantastis tersebut, terdapat sejumlah upgrade teknis fundamental. Dimensity 9500 diproduksi menggunakan proses node 3nm (N3P) dari TSMC, yang menawarkan efisiensi yang sedikit lebih baik daripada node N3E yang digunakan pada Dimensity 9400. Arsitektur CPU-nya mengusung desain “All Big Core” generasi ketiga dari MediaTek dengan konfigurasi octa-core yang powerful: satu core ARM C1-Ultra berkecepatan 4.21 GHz, tiga core ARM C1-Premium 3.50 GHz, dan empat core ARM C1-Pro 2.70 GHz.

Peningkatan efisiensi menjadi sorotan utama. MediaTek mengklaim core Ultra-nya mengonsumsi daya 55% lebih rendah pada performa puncak, dengan efisiensi keseluruhan chip yang meningkat 30%. Bagian GPU juga mengalami revolusi dengan kehadiran Arm Mali-G1 Ultra MC12. GPU baru ini diklaim menawarkan peningkatan performa 33% dan efisiensi daya 42% lebih baik pada performa puncak. Yang paling menggoda bagi gamers, GPU ini mendukung gaming dengan ray tracing pada 120fps, dengan peningkatan kemampuan ray tracing sebesar 119%. Ini adalah langkah besar menuju pengalaman gaming konsol di telapak tangan.

AI dan Fotografi: NPU Generasi ke-9 dan ISP Imagiq 1190

Perang chipset modern tidak hanya tentang CPU dan GPU. Kemampuan AI dan pemrosesan gambar adalah medan pertempuran yang sama pentingnya. Dimensity 9500 dilengkapi dengan MediaTek NPU 990 generasi kesembilan yang dilengkapi 2nd Gen-AI Engine. NPU ini memungkinkan kecepatan generasi token 2x lebih cepat, generasi teks-ke-gambar 4K, dan mengonsumsi daya hingga 56% lebih rendah pada performa AI puncak.

Di sisi fotografi, Imagiq 1190 ISP terbaru hadir dengan dukungan untuk kamera hingga 200MP. Fitur Continuous Focus Tracking pada 30fps memastikan objek yang bergerak tetap tajam, sementara kemampuan rekaman video portrait 4K pada 60fps dengan pre-processing domain RAW yang advanced menjanjikan kualitas video yang lebih cinematic. Dengan spesifikasi ini, MediaTek tidak hanya mengejar performa mentah, tetapi juga pengalaman pengguna yang holistik. Wacana bahwa MediaTek bakal lebih cepat rilis dibanding Snapdragon ternyata dibarengi dengan paket fitur yang sangat kompetitif.

Konektivitas dan Efisiensi: Jaringan Lebih Cepat, Baterai Lebih Irit

MediaTek juga tidak melupakan aspek konektivitas. Modem 5G terintegrasi menawarkan kecepatan hingga 7.5Gbps, didukung Wi-Fi 7 dengan kecepatan puncak 7.3Gbps, dan Bluetooth 6.0. Yang menarik, terdapat berbagai fitur penghematan daya berbasis AI, seperti penghematan daya 10% berkat prediksi lalu lintas AI, pengurangan latency 50% dengan prediksi kemacetan AI, penghematan daya Wi-Fi 20%, dan peningkatan akurasi lokasi 20%. Upgrade-upgrade ini mungkin tidak se”seksi” peningkatan skor benchmark, tetapi dampaknya sangat terasa dalam penggunaan sehari-hari, membuat ponsel lebih responsif dan baterai lebih tahan lama.

Dengan semua upgrade ini, Dimensity 9500 hadir sebagai paket yang sangat lengkap. Performa CPU dan GPU yang setara bahkan melampaui pesaing terdekat, efisiensi daya yang jauh lebih baik, kemampuan AI yang ditingkatkan, dan konektivitas yang lebih tangguh. Pertanyaannya sekarang, apakah kehebatan di atas kertas ini dapat diterjemahkan menjadi keunggulan dalam produk nyata? Jawabannya akan kita lihat ketika ponsel-ponsel flagship berbasis Dimensity 9500 seperti Vivo X300 Pro mulai dijajal oleh pengguna. Satu hal yang pasti, pertarungan antara Dimensity 9500 dan Snapdragon 8 Elite Gen 5 akan menjadi salah satu persaingan paling sengit yang pernah ada. Nantikan ulasan lengkap dan perbandingan mendalamnya hanya di sini.

Cara Isi Daya Smartphone yang Benar Agar Baterai Awet dan Tahan Lama

0

Pernahkah Anda menghitung berapa kali dalam sehari tangan Anda refleks meraih charger? Atau justru Anda termasuk tipe yang baru akan mengisi daya saat baterai smartphone sudah memasuki zona merah, di bawah 10 persen? Kebiasaan mengisi daya ponsel ternyata seperti pola diet: setiap orang punya caranya sendiri-sendiri, tapi tidak semua metode itu menyehatkan dalam jangka panjang.

Di era di mana smartphone telah menjadi perpanjangan tangan, kesehatan baterai adalah investasi yang sering kali terabaikan. Kita begitu fokus pada fitur kamera, kecepatan prosesor, atau desain bodi, namun lupa bahwa semua kehebatan itu akan sia-sia jika daya baterai tak lagi bisa diandalkan. Baterai yang melemah adalah salah satu alasan utama orang mengganti ponsel mereka, padahal dengan perawatan yang tepat, umur pakainya bisa diperpanjang secara signifikan.

Lalu, mana yang benar: mengisi daya semalaman atau menunggu hingga hampir habis? Apakah fast charging merusak baterai? Artikel ini akan mengupas tuntas mitos dan fakta seputar kebiasaan mengisi daya smartphone, didasarkan pada karakteristik teknis baterai lithium-ion yang digunakan di hampir semua perangkat modern. Mari kita selami lebih dalam.

Mengapa Cara Isi Daya Smartphone Bikin Pusing?

Kebingungan sering muncul karena kita masih membayangkan baterai smartphone seperti baterai jadul era Nokia 3310 yang menggunakan teknologi nikel. Baterai nikel memiliki “efek memori”; jika Anda mengisi dayanya sebelum benar-benar habis, baterai seolah “lupa” kapasitas penuhnya dan hanya akan terisi hingga titik terakhir pengisian sebelumnya. Praktik “habiskan sampai nol” adalah warisan dari era itu.

Namun, smartphone modern menggunakan baterai lithium-ion, yang memiliki sifat sangat berbeda. Baterai li-ion tidak memiliki efek memori. Sebaliknya, mereka mengalami penurunan kapasitas secara bertahap melalui siklus pengisian. Satu siklus pengisian didefinisikan sebagai penggunaan total 100% dari kapasitas baterai, yang bisa terakumulasi dari beberapa kali pengisian. Misalnya, menggunakan 60% daya di pagi hari, mengisi penuh, lalu menggunakan 40% di malam hari, sudah dihitung sebagai satu siklus.

Kebanyakan ponsel saat ini dirancang untuk bertahan melalui 500 hingga 800 siklus pengisian sebelum kapasitasnya turun secara nyata, biasanya hingga sekitar 80% dari kapasitas awal. Setelah titik itu, Anda akan mulai merasakan baterai lebih cepat habis. Inilah mengapa bagaimana Anda mengisi daya—bukan hanya seberapa sering—memegang peranan krusial.

Mitos Pengosongan Baterai Hingga Nol Persen

Pertanyaan klasik: apakah harus menunggu baterai benar-benar kosong sebelum diisi? Jawabannya tegas: jangan. Membiarkan ponsel Anda sering mencapai 0% justru memberikan stres tambahan pada sel-sel baterai lithium-ion. Baterai jenis ini tidak nyaman berada di titik ekstrem, baik sangat rendah (0%) maupun sangat tinggi (100%).

Zona aman yang sering direkomendasikan oleh ahli adalah menjaga level baterai antara 20% dan 80%. Rentang ini dianggap sebagai “sweet spot” yang dapat meminimalkan keausan dan memperpanjang umur kesehatan baterai. Tentu saja, sesekali baterai Anda terjun bebas ke 5% karena meeting marathon atau terisi penuh karena persiapan perjalanan jauh adalah hal yang wajar. Ponsel dirancang untuk menoleransi hal tersebut. Yang perlu dihindari adalah menjadikannya sebagai kebiasaan harian.

Mengisi Daya Semalaman: Aman atau Berisiko?

Kebiasaan paling populer mungkin adalah mencolokkan charger sebelum tidur dan membiarkan ponsel terisi penuh hingga pagi. Kekhawatiran utamanya adalah “overcharging”—apakah berbahaya membiarkan ponsel terhubung ke listrik setelah mencapai 100%? Kabar baiknya, smartphone modern telah dilengkapi dengan sirkuit pengaman yang cerdas.

Begitu baterai mencapai kapasitas penuh, daya listrik akan otomatis terputus. Bahkan, banyak ponsel kini memiliki fitur “optimized battery charging” (iPhone) atau “adaptive charging” (Android) yang mempelajari kebiasaan Anda. Jika Anda rutin mengisi daya di malam hari, sistem akan mengisi baterai hingga sekitar 80% terlebih dahulu, lalu menyelesaikan 20% sisanya tepat sebelum waktu bangun yang biasa. Ini mencegah baterai “tertidur” dalam kondisi tegangan maksimum selama berjam-jam, yang dapat mempercepat degradasi.

Jadi, mengisi daya semalaman secara umum aman, tetapi memanfaatkan fitur pengisian adaptif adalah langkah yang lebih bijaksana untuk kesehatan baterai jangka panjang. Fitur serupa juga mulai merambah ke perangkat kelas menengah, seperti yang ditemukan pada TECNO SPARK 40 Pro+, menunjukkan bahwa kesadaran akan perawatan baterai semakin universal.

Isi Daya Cepat vs. Isi Daya Lambat: Mana yang Lebih Baik?

Fast charging adalah penyelamat di saat-saat genting. Bayangkan, hanya dalam 30 menit, baterai yang nyaris habis bisa melonjak hingga 50%. Namun, seperti mesin balap yang dipacu di lintasan, fast charging menghasilkan panas lebih banyak. Panas adalah musuh nomor satu bagi baterai lithium-ion.

Penggunaan fast charging sesekali tidak akan langsung membunuh baterai Anda. Masalah muncul jika ini menjadi satu-satunya cara Anda mengisi daya setiap hari. Panas yang konsisten akan mempercepat penurunan kapasitas baterai. Jika Anda tidak terburu-buru, menggunakan charger biasa dengan output yang lebih rendah justru lebih “ramah” terhadap baterai. Beberapa ponsel, termasuk model flagship seperti yang dibahas dalam bocoran Samsung Galaxy S26, mulai menyertakan opsi untuk membatasi kecepatan pengisian, sebuah fitur yang sangat berguna untuk pengisian daya semalaman atau saat bekerja di meja.

Praktik Terbaik: Isi Daya Sesering Mungkin dengan Porsi Kecil

Jika ada satu kesimpulan utama, ini dia: bagi baterai lithium-ion, mengisi daya sedikit-sedikit lebih baik daripada menghabiskannya hingga tandas lalu mengisi penuh. Konsepnya mirip dengan makan: lebih sehat untuk makan porsi kecil beberapa kali sehari daripada makan sekali dalam porsi sangat besar.

Jadi, jangan ragu untuk melakukan “top-up” di siang hari. Ketika baterai berada di level 40-50%, sambungkan ke charger selama 20-30 menit untuk membawanya ke level 70-80%. Kebiasaan ini jauh lebih minim stres bagi baterai daripada membiarkannya terkuras hingga 10% baru diisi ulang. Untuk mendukung gaya hidup seperti ini, memiliki power bank serbaguna seperti Ampsos Power Bank 5-in-1 bisa menjadi solusi yang praktis, terutama bagi yang sering mobilitas.

Perhatian khusus perlu diberikan pada pengisian nirkabel. Meskipun convenient, pengisian nirkabel cenderung menghasilkan panas lebih tinggi daripada pengisian kabel. Jika ponsel terasa panas saat di atas wireless charger, sebaiknya hentikan pengisian atau pindahkan ke pengisian kabel.

Kesimpulan: Baterai adalah Komponen yang Perlahan Tua

Pada akhirnya, penting untuk diingat bahwa baterai adalah komponen yang consumable. Seperti ban mobil, ia akan aus seiring waktu dan penggunaan. Tidak ada metode ajaib yang bisa membuat baterai Anda abadi. Tujuan dari semua tips ini bukanlah untuk menghentikan penuaan, tetapi untuk memperlambat prosesnya, sehingga ponsel Anda tetap memiliki baterai yang sehat hingga Anda siap untuk upgrade ke perangkat berikutnya.

Jadi, jawaban dari pertanyaan “seberapa sering saya harus mengisi daya smartphone?” adalah: sesering yang Anda butuhkan. Dengarkan kebutuhan Anda. Jangan sampai obsesi menjaga baterai antara 20-80% justru membuat Anda stres. Yang terpenting adalah menghindari kebiasaan ekstrem (sering habiskan sampai nol atau terus-terusan di 100%), mengelola panas, dan memanfaatkan fitur cerdas yang sudah disematkan di ponsel Anda. Dengan begitu, hubungan Anda dengan smartphone akan tetap harmonis untuk tahun-tahun mendatang.

Vivo V60 Lite 5G Resmi: Baterai Raksasa di Tubuh Super Tipis

0

Bayangkan sebuah smartphone yang bisa bertahan lebih dari sehari penuh dengan penggunaan intensif, namun tetap muat nyaman di saku celana Anda. Itulah janji yang dibawa oleh Vivo dengan peluncuran resmi V60 Lite 5G di Taiwan. Di tengah pasar yang dipenuhi ponsel dengan bodi tebal demi menampung baterai besar, Vivo justru mengambil pendekatan berbeda: menggabungkan kapasitas baterai masif dengan desain yang ramping dan elegan.

V60 Lite 5G hadir sebagai varian yang lebih terjangkau dalam seri V60, menempati posisi strategis di segmen mid-range. Posisi ini membuatnya bersaing langsung dengan banyak pemain tangguh, tetapi Vivo tampaknya percaya diri dengan kombinasi fitur unggulannya. Alih-alih hanya mengejar spesifikasi mentah, Vivo fokus pada pengalaman pengguna sehari-hari yang seimbang.

Lantas, apa saja yang membuat Vivo V60 Lite 5G layak diperhitungkan? Mari kita selami lebih dalam spesifikasi, fitur, dan positioning-nya di pasar yang semakin padat ini. Keberadaan varian Lite ini juga melengkapi lini Vivo V60 yang telah lebih dulu hadir dengan penawaran yang lebih spesifik.

Spesifikasi Layar dan Kamera: Visual Memukau dan Fotografi Andal

Vivo V60 Lite 5G mengandalkan layar AMOLED berukuran 6.77 inci dengan resolusi FHD+ (2392 x 1080 piksel). Kombinasi panel AMOLED dan resolusi tajam ini menjanjikan warna yang hidup, kontras dalam, dan detail yang jernih untuk menikmati konten multimedia atau bermain game. Yang tak kalah penting adalah refresh rate 120Hz yang membuat setiap gesekan antarmuka dan pergerakan dalam game terasa sangat smooth dan responsif. Dukungan HDR10+ semakin melengkapi pengalaman visual, memastikan konten HDR dari platform streaming ditampilkan dengan dinamika warna yang optimal.

Untuk urusan selfie, sebuah lensa 32 megapixel siap menangkap momen terbaik Anda. Di bagian belakang, Vivo memilih konfigurasi dual kamera yang terlihat sederhana namun punya gigi. Sensor utamanya adalah Sony IMX882 beresolusi 50 megapixel yang dilengkapi dengan Optical Image Stabilization (OIS). Kehadiran OIS adalah nilai tambah signifikan, terutama untuk menghasilkan foto yang stabil dalam kondisi cahaya rendah dan video yang lebih halus. Pasangannya adalah lensa ultra-wide 8 megapixel untuk menangkap pemandangan yang lebih luas. Pendekatan kamera ini mirip dengan filosofi yang diterapkan pada Vivo V50 Lite yang sebelumnya diluncurkan, yang juga mengutamakan kualitas pada sensor utama.

Ditenagai Dimensity 7360-Turbo dan Baterai 6500mAh

Jantung dari V60 Lite 5G adalah chipset MediaTek Dimensity 7360-Turbo, yang baru saja diumumkan secara resmi. Menariknya, secara spesifikasi inti, chipset ini disebut-sebut identik dengan Dimensity 7300, dengan kemungkinan peningkatan pada optimisasi perangkat lunak atau clock speed untuk performa yang sedikit lebih “boosted”. Chipset ini dipasangkan dengan konfigurasi memori yang cukup mumpuni untuk kelas mid-range, yaitu RAM hingga 12GB yang dapat ditambah lagi dengan virtual RAM hingga 12GB, serta penyimpanan internal 256GB berteknologi UFS 3.1 untuk kecepatan baca/tulis yang cepat.

Namun, bintang utama yang benar-benar mencuri perhatian adalah baterainya. Vivo V60 Lite 5G membawa baterai berkapasitas raksasa, 6,500mAh. Kapasitas sebesar ini termasuk yang terbesar di kelasnya dan menjanjikan daya tahan baterai yang sangat lama, bahkan untuk penggunaan berat sekalipun. Untuk mengisi daya baterai besar tersebut, Vivo menyertakan dukungan fast charging 90W, yang memastikan waktu pengisian yang relatif cepat. Kombinasi baterai besar dan charging cepat ini menjadi tren yang juga diikuti pesaing, seperti yang terlihat pada Realme GT 7 Pro yang juga menawarkan baterai jumbo 6500mAh.

Desain Tipis, Ringan, dan Tahan Elemen

Mungkin ini adalah keajaiban tekniknya. Meski membawa baterai berkapasitas sangat besar, bodi Vivo V60 Lite 5G tetap dirancang sangat tipis. Ketebalannya bervariasi antara 7.59mm hingga 7.69mm tergantung varian warnanya, dengan berat hanya 194 gram. Ini adalah pencapaian yang impresif, mengingat banyak ponsel dengan baterai lebih kecil justru memiliki bodi yang lebih tebal dan berat. Desain tipis dan ringan ini merupakan warisan dari DNA seri Vivo Lite sebelumnya, seperti yang diusung Vivo V50 Lite dengan filosofi desain tipis dan baterai besar.

Vivo juga tidak mengorbankan ketangguhan. Ponsel ini memiliki sertifikasi IP65 yang membuatnya tahan terhadap semburan air dan debu. Fitur ini memberikan ketenangan pikiran tambahan saat digunakan dalam kondisi sehari-hari yang tidak terduga. Kelengkapan lainnya termasuk sensor sidik jari in-display, speaker ganda, NFC untuk pembayaran nontunai, dukungan dual SIM, Wi-Fi 6, Bluetooth 5.4, dan konektivitas USB-C.

Harga, Ketersediaan, dan Masa Depan

Vivo V60 Lite 5G resmi diluncurkan di Taiwan dengan harga yang kompetitif. Untuk varian dengan RAM 8GB dan penyimpanan 256GB, harganya ditetapkan sebesar NTD 13,990 (sekitar Rp 7,2 juta atau $460). Sementara itu, varian dengan RAM 12GB dan penyimpanan 256GB dibanderol NTD 14,990 (sekitar Rp 7,7 juta atau $495). Ponsel ini tersedia dalam tiga pilihan warna yang menarik: Vitality Pink, Titanium Mist Blue, dan Midnight Black.

Yang juga menarik untuk ditunggu adalah kabar bahwa Vivo juga berencana meluncurkan varian 4G dari V60 Lite. Varian 4G ini dikabarkan akan ditenagai oleh chipset Snapdragon 685 dan membawa spesifikasi yang sama persis dengan varian 5G, tentunya tanpa dukungan jaringan 5G. Langkah ini menunjukkan strategi Vivo untuk menjangkau pasar dengan infrastruktur 5G yang belum merata atau konsumen yang lebih mengutamakan harga yang lebih terjangkau.

Kehadiran Vivo V60 Lite 5G memperkaya pilihan di segmen mid-range dengan penawaran yang sangat spesifik: daya tahan baterai terdepan tanpa mengorbankan estetika desain yang tipis dan elegan. Ia hadir bukan sebagai ponsel dengan spesifikasi paling mentereng di semua aspek, melainkan sebagai paket yang sangat seimbang dan memahami kebutuhan praktis pengguna sehari-hari. Dengan kombinasi layar yang mumpuni, kamera yang andal, performa yang cukup untuk sebagian besar tugas, dan yang terpenting, baterai yang bisa diandalkan sepanjang hari, V60 Lite 5G berpotensi menjadi dark horse yang mengejutkan di pasar yang kompetitif.

AI Desain Virus Pembunuh Bakteri, Masa Depan atau Ancaman?

0

Telset.id – Bayangkan sebuah komputer di laboratorium, tidak hanya menganalisis data, tetapi benar-benar “memimpikan” bentuk kehidupan baru dari nol. Itulah yang baru saja terjadi di Stanford dan Arc Institute, di mana para peneliti menggunakan kecerdasan buatan untuk merancang virus yang secara nyata dapat membunuh bakteri. Dan ya, virus hasil kreasi AI ini berfungsi dalam kehidupan nyata. Inilah momen bersejarah: pertama kalinya AI digunakan untuk menciptakan keseluruhan genom virus dari ketiadaan. Bukan menjiplak pekerjaan rumah alam, bukan memodifikasi desain yang sudah ada. Murni kreativitas digital yang berubah menjadi biologi hidup.

Bagaimana mungkin? Sistem AI, yang dinamai Evo, bekerja dengan cara yang mirip dengan ChatGPT. Namun, alih-alih dilatih dengan buku dan artikel, Evo belajar dari basis data 2 juta genom virus yang berbeda. Ketika para peneliti memintanya untuk mendesain versi baru dari virus sederhana bernama phiX174, Evo menghasilkan 302 cetak biru genetik yang sepenuhnya orisinal. Yang mengejutkan, enam belas dari desain tersebut berhasil dihidupkan di laboratorium dan menginfeksi bakteri E. coli dengan sukses. Brian Hie, yang mengepalai laboratorium tersebut, menggambarkannya sebagai “menyaksikan kode digital menjadi biologi.” Anda bisa merasakan getaran kegembiraan, dan mungkin sedikit kecemasan, dalam nada suaranya.

Potensi positif dari terobosan ini sungguh besar. Kita berbicara tentang pengobatan super untuk infeksi yang kebal antibiotik, yang merenggut ratusan ribu jiwa setiap tahun. Bayangkan memiliki AI yang merancang virus khusus untuk memburu bakteri spesifik yang sudah tidak mempan lagi oleh antibiotik. Atau, pikirkan tentang terapi gen, menggunakan virus desainer ini sebagai “truk pengiriman” kecil untuk memperbaiki penyakit genetik. Teknologi ini membuka pintu menuju era baru pengobatan yang sangat presisi.

Bayangan Gelap di Balik Terangnya Inovasi

Namun, di balik janji kesembuhan, terselip bayangan yang menggelisahkan. J. Craig Venter, sosok yang sering disebut sebagai bapak baptis biologi sintetis, tidak menutupi kekhawatirannya. Ia menyebut teknologi ini sebagai “versi lebih cepat dari trial and error” dan memperingatkan bahwa teknologi yang sama berpotensi disalahgunakan untuk menciptakan virus yang jauh lebih berbahaya daripada sekadar pembunuh bakteri. Saat ini, Evo hanya memiliki pengetahuan tentang virus yang tidak membahayakan manusia. Tetapi teknologi dasarnya? Secara teori, ia dapat dilatih ulang dengan data yang lebih berbahaya. Analoginya seperti memiliki generator resep yang saat ini hanya tahu cara membuat kue, tetapi bisa belajar membuat dinamit jika seseorang memberinya buku resep yang salah.

Kekhawatiran tentang keamanan siber dan potensi penyalahgunaan teknologi semacam ini bukanlah hal baru. Seperti yang terjadi dalam pembatasan penggunaan drone dan konten media di beberapa wilayah, regulasi sering kali tertinggal dari inovasi. Dunia perlu bersiap dengan kerangka etika dan keamanan yang kokoh sebelum teknologi semacam ini menjadi terlalu mudah diakses.

Dari Virus Sederhana menuju Sel Sintetis Penuh

Lalu, seberapa jauh kita dari masa depan di mana AI dapat menciptakan kehidupan yang lebih kompleks? Untuk saat ini, kita masih berada beberapa tahun lagi dari kemampuan AI dalam menciptakan sel sintetis penuh. Sel-sel tersebut membutuhkan jutaan “huruf” genetik, berbeda dengan virus sederhana yang hanya terdiri dari ribuan. Namun, langkah menuju otomatisasi penuh sudah dimulai. Perusahaan seperti Ginkgo Bioworks sedang mengembangkan sistem yang sepenuhnya otomatis, yang dapat berjalan dari desain AI langsung menjadi organisme hidup tanpa campur tangan tangan manusia. Ini adalah lompatan yang menakjubkan sekaligus mengusik ketenangan.

Perkembangan pesat di bidang AI tidak hanya terjadi di biologi. Dunia komputasi juga mengalami persaingan ketat, seperti yang ditunjukkan oleh inovasinya dalam mengadopsi teknologi dari industri lain untuk meningkatkan produk konsumen. Sinergi antar-displin ilmu inilah yang mendorong percepatan inovasi.

Kita mungkin sedang menyaksikan momen ketika kehidupan itu sendiri menjadi dapat diprogram, ketika garis pemisah antara kode digital dan realitas biologis akhirnya menghilang. Pertanyaannya bukan lagi apakah teknologi ini akan mengubah segalanya, tetapi apakah kita sudah siap untuk apa yang akan datang setelahnya. Seperti halnya ketika menggunakan teknologi untuk membuka akses informasi, kekuatan yang sama juga membutuhkan tanggung jawab yang besar. Mampukah umat manusia mengarahkan kekuatan penciptaan digital ini untuk kebaikan, sebelum jatuh ke tangan yang salah? Jawabannya terletak pada kesiapan kita, bukan hanya sebagai ilmuwan atau regulator, tetapi sebagai masyarakat global.

Acer Luncurkan Rangkaian Laptop AI Terbaru untuk Segala Kebutuhan di Indonesia

0

Telset.id – Gelombang transformasi teknologi artificial intelligence (AI) kini semakin nyata menghampiri keseharian kita. Acer, salah satu raksasa teknologi dunia, secara resmi memperluas jangkauannya di pasar Indonesia dengan meluncurkan rangkaian laptop AI terbaru yang mencakup beragam segmen, mulai dari produktivitas, kreativitas, hingga gaming. Peluncuran ini bukan sekadar penambahan varian, melainkan sebuah pernyataan tentang masa depan komputasi personal yang lebih cerdas dan intuitif.

Bayangkan, sebuah perangkat yang tidak hanya menjalankan perintah, tetapi juga memahami kebiasaan dan mengantisipasi kebutuhan Anda. Itulah janji yang dibawa oleh berbagai model terbaru seperti Swift Go 14 AI, Swift X 14 AI, Aspire 14 AI, Predator Triton 14 AI, Predator Helios Neo 14 AI, Nitro 16S AI, Nitro V16S AI, TravelMate X414 AI, dan Acer Chromebook 514 (C937). Menurut Matius Tirtawirya, Consumer Notebook Product Manager Acer Indonesia, langkah ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam menjawab kebutuhan pelanggan dengan fondasi inovasi yang kuat. “Rangkaian laptop baru ini dirancang untuk berbagai segmen pelanggan di Indonesia,” ujarnya. Dengan kata lain, Acer sedang membangun ekosistem perangkat yang siap mendukung aktivitas digital masyarakat modern.

Lantas, apa saja keunggulan yang ditawarkan oleh generasi laptop berbasis AI ini? Mari kita telusuri lebih dalam.

Copilot+ PC: Revolusi Produktivitas dan Kreativitas dengan AI

Bagi para profesional dan kreator konten yang mobilitasnya tinggi, seri Swift dan Aspire hadir sebagai jawaban atas kebutuhan laptop premium ringan berteknologi AI. Sebagai Copilot+ PC, laptop-laptop ini dibekali dengan fitur AI eksklusif seperti Recall (preview) yang memungkinkan Anda melanjutkan tugas dari titik terakhir, Click to Do (preview) untuk menyederhanakan workflow, serta Improved Windows Search untuk menemukan file dengan cepat. Swift Go 14 AI, misalnya, ditenagai prosesor Intel Core Ultra 200V Series dengan NPU terintegrasi dan grafis Intel Arc, sementara Swift X 14 AI menawarkan pilihan prosesor hingga AMD Ryzen AI 9 365 atau Intel Core Ultra 9 285H, dilengkapi grafis NVIDIA GeForce RTX 5060. Keduanya menghadirkan kombinasi desain tipis-ringan dan performa tinggi yang sulit ditolak.

Tak ketinggalan, Aspire 14 AI juga turut meramaikan pasar dengan layar sentuh 14 inci beresolusi WUXGA dan refresh rate 120Hz. Performanya didukung prosesor AMD Ryzen AI 5 330, menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang membutuhkan perangkat all-rounder dengan sentuhan AI. Inovasi ini sejalan dengan peluncuran seri Copilot+ PC sebelumnya yang telah menunjukkan performa gahar.

Laptop Gaming Tipis dengan Performa Buas: Predator dan Nitro Series

Beralih ke segmen gaming, Acer tampaknya tidak main-main. Predator Triton 14 AI disebut-sebut sebagai laptop gaming pertama di dunia yang menggunakan Graphene TIM (Thermal Interface Material), yang meningkatkan kapasitas termal CPU hingga 14,5%. Bayangkan, pendinginan yang lebih efisien berkat material canggih ini, dikombinasikan dengan prosesor Intel Core Ultra 9 288V dan GPU NVIDIA GeForce RTX 5070. Sistem pendingin 3D AeroBlade generasi ke-6 dengan kipas berbilah setipis 0,05mm membuat aliran udara 20% lebih efisien. Hasilnya? Laptop ini siap menangani game AAA berat, editing video, hingga rendering 3D tanpa kendala overheating.

Seri gaming lainnya yang tak kalah menarik adalah Predator Helios Neo 16S AI, yang mengusung ketebalan hanya 18,9mm namun dibekali prosesor hingga Intel Core Ultra 9 275HX dan grafis NVIDIA GeForce RTX 5070. Sementara itu, Nitro 16S AI hadir sebagai laptop gaming tipis stylish terbaru bertenaga AI, menawarkan portabilitas tinggi dengan ketebalan di bawah 19,9mm. Ditenagai prosesor AMD Ryzen AI 9 365 dan GPU hingga NVIDIA GeForce RTX 5070, perangkat ini cocok bagi gamer yang mengutamakan mobilitas. Untuk segmen gamer kasual, Acer menyediakan Nitro V 16S AI dan Nitro V16S dengan spesifikasi yang tetap mumpuni untuk gaming dan produktivitas.

Solusi Bisnis dan Pendidikan: TravelMate dan Chromebook

Bagi kalangan profesional bisnis, TravelMate X4 14 AI hadir sebagai Copilot+ PC yang dirancang khusus untuk mobilitas tinggi. Dengan bobot ringan sekitar 1,27 kg dan ketebalan 15,9 mm, laptop ini menawarkan kinerja AI andal berkat prosesor Intel Core Ultra Series 2 dengan NPU hingga 47 TOPS. Fitur keamanan berstandar bisnis, durabilitas tinggi (MIL-STD 810H), serta teknologi Acer PurifiedView 2.0 dan PurifiedVoice 2.0 menjadikannya solusi ideal untuk kolaborasi hybrid yang efisien.

Di sektor pendidikan dan UMKM, Acer menghadirkan pembaruan pada lini Chromebook dengan Acer Chromebook 514 (C937). Laptop tangguh ini didukung prosesor Intel Core 3 N355, desain berstandar militer, keyboard anti-tumpah, serta pembaruan keamanan Google hingga Juni 2035. Dengan konektivitas modern Wi-Fi 7 dan kemudahan pengelolaan via Chrome Education/Enterprise Upgrade, perangkat ini siap mendukung produktivitas belajar dan bisnis secara optimal.

Dari sisi harga dan ketersediaan, Acer menyediakan berbagai pilihan spesifikasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran pelanggan. Menariknya, untuk pembelian hingga Desember 2025, pelanggan berhak mendapatkan garansi ekstra berupa garansi sparepart dan servis selama 3 tahun, serta Acer Accidental Damage Protection selama 1 tahun. Kemudahan perbaikan on-site juga ditawarkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Dengan rangkaian laptop AI terbaru ini, Acer tidak hanya sekadar meramaikan pasar, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai pelopor inovasi teknologi di Indonesia. Setiap lini produk dirancang dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan spesifik pengguna, mulai dari profesional, kreator, gamer, hingga pelajar dan pengusaha. Jadi, apakah Anda sudah siap menyambut era komputasi AI yang lebih personal dan powerful?

iQOO 15 Bocor Resmi: Panel Belakang Bisa Berubah Warna dan Baterai 7.000mAh

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang penampilannya bisa berubah-ubah seperti bunglon, menyesuaikan dengan pantulan cahaya di sekitarnya. Itulah yang sedang dipersiapkan iQOO untuk flagship terbarunya. Bocoran resmi pertama iQOO 15 akhirnya terungkap, dan bukan hanya soal performa gila-gilaan, melainkan juga sebuah kejutan visual yang mungkin belum pernah Anda lihat sebelumnya.

Perusahaan secara resmi telah membagikan gambaran pertama perangkat andalannya ini. Jika sebelumnya mereka hanya mengisyaratkan setup pencahayaan RGB yang mencolok, kini terungkap bahwa panel belakang ponsel itu sendiri dapat berubah warna. Teknologi apa yang mereka gunakan? Masih menjadi misteri, namun ini jelas menjadi pembeda yang menarik di pasar yang semakin padat. iQOO 15 diprediksi akan segera meluncur di China, tidak sendirian, tetapi bersama serangkaian produk baru termasuk iQOO Pad 5e, iQOO Watch GT 2, dan iQOO TWS 5 earbuds. Meski tanggal pastinya belum dikonfirmasi, fakta bahwa pre-reservasi sudah dibuka di China menjadi sinyal kuat bahwa pengumuman resminya tinggal menghitung hari.

Mari kita selami lebih dalam apa yang sudah terungkap dari calon raksasa gaming ini. Desain kamera menjadi titik fokus pertama. Di bagian belakang, terdapat pulau kamera berbentuk persegi yang menampung tiga sensor dan sebuah LED flash. Yang menarik, terdapat tulisan “100x Tele lens” yang dengan tegas mengonfirmasi kehadiran unit telefoto. Dua lensa pendampingnya tak kalah mengesankan: sebuah lensa wide 50MP dan lensa ultrawide 50MP. Konfigurasi ini menjanjikan fleksibilitas fotografi yang sangat luas, dari landscape hingga bidikan jarak jauh. Seperti yang pernah diungkap dalam bocoran sebelumnya mengenai kamera iQOO 15, kemampuan fotografinya memang dipersiapkan untuk bersaing di level tertinggi.

Dapur Pacu yang Tak Pernah Kompromi

Jika penampilan luar sudah memukau, apa yang ada di dalamnya dijamin akan membuat Anda terkesima. Seperti yang telah dikonfirmasi oleh hasil tes Geekbench, iQOO 15 ditenagai oleh chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5. Prosesor flagship terbaru Qualcomm ini dipasangkan dengan RAM hingga 16GB, memastikan multitasking dan gaming yang sempurna tanpa lag. Namun, iQOO tidak berhenti di situ. Mereka juga menyematkan chip gaming khusus mereka, Q3, yang didedikasikan untuk mengoptimalkan pengalaman bermain game, mulai dari peningkatan frame rate hingga pengurangan konsumsi daya.

Yang juga patut diperhitungkan, iQOO 15 akan menjadi salah satu smartphone pertama yang mengusung Android 16 berbasis OriginOS 6 langsung dari kotaknya. Ini adalah langkah berani yang menempatkannya di garis depan dalam hal pembaruan software. Kombinasi hardware dan software terbaru ini menjanjikan pengalaman yang smooth dan futuristik.

Spesifikasi Layar dan Ketahanan Baterai yang Monster

Sebuah smartphone gaming tentu membutuhkan layar yang memukau. iQOO 15 dikabarkan akan mengusung panel Samsung AMOLED berukuran 6,8 inci dengan dukungan resolusi 2K. Bayangkan kejernihan dan detail gambar yang dihasilkan untuk menikmati game atau menonton film. Untuk menopang semua kekuatan ini, iQOO menyiapkan baterai berkapasitas sangat besar, yaitu 7.000mAh. Kapasitas sebesar ini bukanlah hal yang umum untuk smartphone flagship, dan ini menjadi kabar gembira bagi para power user dan gamer yang sering menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar.

Belum cukup sampai di situ, dukungan pengisian dayanya juga top-notch: 100W untuk pengisian kabel dan 100W untuk pengisian nirkabel. Artinya, Anda tidak perlu khawatir kehabisan baterai dalam waktu singkat. Isi ulang dengan cepat, lalu lanjutkan aktivitas. Bocoran mengenai layar dan baterai iQOO 15 ini semakin memperkuat posisinya sebagai perangkat all-rounder yang serius.

Fitur keamanan dan pendinginan juga tidak dilupakan. iQOO 15 diprediksi akan memiliki pembaca sidik jari ultrasonik di dalam layar, yang dikenal lebih cepat dan akurat dibandingkan pembaca optik. Untuk menangani panas yang dihasilkan oleh chipset bertenaga, iQOO menyiapkan sistem pendingin vapor chamber 8K. Sistem ini dirancang untuk menjaga suhu perangkat tetap optimal selama sesi gaming marathon, sehingga performa tetap maksimal tanpa throttling.

Posisi iQOO 15 di Tengah Persaingan

Kehadiran iQOO 15 jelas akan memanaskan persaingan di segmen smartphone gaming dan flagship. Dengan spesifikasi yang hampir sempurna di atas kertas, mulai dari chipset terbaru, kamera serba 50MP, baterai raksasa, hingga fitur unik panel belakang yang dinamis, iQOO tampaknya tidak main-main. Mereka tidak hanya mengejar performa mentah, tetapi juga membawa inovasi desain yang dapat memengaruhi tren industri. Apakah ini akan menjadi pukulan telak bagi pesaing seperti seri ROG Phone atau perangkat gaming lainnya? Waktu yang akan menjawab.

Bocoran-bocoran dari lini produk iQOO lainnya, seperti yang terlihat pada iQOO Z10 Turbo Pro+ dan rencana iQOO Neo 11 Series, menunjukkan bahwa brand ini sedang agresif berinovasi. iQOO 15 mungkin adalah bukti puncaknya.

Jadi, apa pendapat Anda? Apakah panel belakang yang bisa berubah warna menjadi fitur pembeda yang berarti, atau Anda lebih tertarik pada kombinasi monster baterai dan chipset terbaru? Satu hal yang pasti, peluncuran iQOO 15 nanti akan menjadi momen yang sangat dinantikan oleh para penggemar teknologi dan gaming. Kita tunggu saja pengumuman resminya dalam waktu dekat.

Ampsos Power Bank 5-in-1: Solusi Isi Daya Laptop dan Gadget Saat Traveling

0

Telset.id – Bayangkan Anda sedang dalam perjalanan bisnis penting atau liburan yang dinanti, tiba-tiba laptop atau smartphone kehabisan baterai. Situasi yang bisa merusak segalanya, bukan? Ampsos, melalui kampanye Kickstarter terbarunya, mengklaim punya solusi untuk mimpi buruk setiap traveler modern: sebuah power bank all-in-one berkapasitas besar yang tidak hanya aman dibawa ke pesawat, tetapi juga dilengkapi fitur pengisian tenaga surya.

Disebut sebagai “5-in-1 25,000 mAh Laptop-Grade Power Bank Hub with Solar Boost”, produk ini memang memiliki nama yang cukup panjang. Namun, konsep di baliknya sederhana: sebuah hub pengisian daya yang kompak dan serba bisa. Dengan kapasitas 25,000 mAh (sekitar 90 Wh), power bank ini memenuhi standar keamanan maskapai penerbangan untuk barang bawaan kabin. Anda bisa dengan tenang memasukkannya ke dalam tas tanpa khawatir ditahan petugas keamanan bandara.

Yang membuatnya istimewa adalah kemampuannya menangani perangkat berdaya tinggi seperti laptop. Ampsos menyatakan hub ini dapat mengeluarkan daya total hingga 170W. Untuk mencapainya, tersedia tiga port USB-C yang masing-masing mampu memberikan daya hingga 100W. Bagi Anda yang masih menggunakan gadget dengan konektor lama, ada port USB-A berdaya 33W. Bahkan, terdapat wireless charging pad berdaya 3W yang cocok untuk mengisi daya earbuds atau smartwatch. Dua dari port USB-C sudah dilengkapi kabel built-in, sebuah sentuhan praktis yang mengurangi risiko Anda lupa membawa kabel.

Tampilan close-up Ampsos Power Bank 5-in-1 yang menampilkan layar OLED dan berbagai port

Sebuah layar OLED kecil terintegrasi pada bodi power bank, memberikan informasi real-time seperti tingkat baterai, status pengisian perangkat, dan yang menarik, input dari panel surya. Ya, power bank ini tidak hanya bisa diisi ulang dari stopkontak (dengan input 100W untuk pengisian penuh dalam sekitar 90 menit), tetapi juga dari matahari. Dengan dukungan teknologi MPPT controller, panel surya terintegrasinya dapat menangkap daya hingga 36W. Artinya, Anda bisa mengisi ulang power bank ini di tengah hiking atau bahkan menggunakannya untuk mencharge gadget lain sambil terus terisi di bawah sinar matahari.

Dari segi ukuran, Ampsos berusaha menjaga produk ini tetap portable. Dimensinya adalah 175 x 55 x 51.6 mm dengan berat sekitar 600 gram—lebih ringan dari banyak power bank berkapasitas tinggi sejenis di pasaran. Perusahaan memposisikannya sebagai teman travel serba guna yang dapat menggantikan kebutuhan membawa beberapa charger dan kabel sekaligus.

Inovasi pengisian daya nirkabel seperti yang ditawarkan Ampsos ini sejalan dengan tren perangkat yang semakin menghilangkan port, seperti yang telah dilakukan Apple pada iPhone 15. Standar baru seperti Qi2 pun mulai mengubah lanskap pengisian daya nirkabel, meski teknologi seperti Xiaomi Mi Air Charge yang mampu mencharge via udara masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut.

Lalu, bagaimana dengan harga? Untuk early backer di Kickstarter, Ampsos menawarkan harga mulai dari $109. Perusahaan memperkirakan pengiriman akan dimulai pada November 2025. Seperti biasa dengan proyek crowdfunding, timeline pengiriman bisa saja berubah. Namun, jika Ampsos berhasil merealisasikan apa yang dijanjikan, power bank ini berpotensi menjadi salah satu solusi pengisian daya travel paling praktis yang pernah ada, terutama dengan kombinasi kapasitas besar, output tinggi, dan kemampuan isi ulang tenaga surya. Perkembangan teknologi pengisian daya memang menarik untuk diikuti, dari era charger nirkabel terbalik di Samsung Galaxy S10 hingga kini hadirnya hub serba bisa seperti ini, yang seolah menjawab sindiran Xiaomi kepada iPhone 12 tentang charger yang “ketinggalan”.

Video Wallpaper Windows 11: Nostalgia Vista Kini Hadir Bawaan!

0

Bayangkan desktop Anda tak lagi statis. Latar belakangnya bergerak, penuh kehidupan—ombak laut yang tenang, hutan yang diterpa angin, atau visual abstrak yang memukau. Ini bukan lagi impian yang memerlukan aplikasi pihak ketiga yang rumit. Bocoran terbaru dari Microsoft mengindikasikan bahwa fitur video wallpaper akan segera menjadi bagian resmi dari Windows 11, membawa kembali kenangan manis era Windows Vista dengan sentuhan modern yang jauh lebih elegan.

Bagi pengguna setia yang telah menyaksikan evolusi Windows dari masa ke masa, nama “DreamScene” pasti tidak asing. Fitur ikonik di Windows Vista ini memungkinkan pengguna menjadikan video berdurasi pendek sebagai wallpaper desktop. Sayangnya, kemewahan visual ini harus terhenti ketika Windows 7 diluncurkan tanpa membawa serta DreamScene. Kekosongan ini kemudian dengan cepat diisi oleh aplikasi-aplikasi pihak ketiga seperti Wallpaper Engine, yang hingga kini memiliki komunitas penggemar yang sangat loyal. Namun, bagi generasi pengguna Windows yang lebih muda, yang mungkin baru mengenal Windows sejak era Windows 10, kehadiran video wallpaper sebagai fitur bawaan akan terasa seperti sebuah inovasi yang segar dan menggembirakan.

Lantas, apa yang membuat kemunculan kembali fitur ini di Windows 11 begitu menarik? Ini bukan sekadar nostalgia. Ini adalah bagian dari strategi besar Microsoft untuk menjadikan Windows 11 sebagai sistem operasi yang paling personal dan dapat disesuaikan. Dengan tren 11 Fitur Baru di Windows 11 yang terus berfokus pada kustomisasi, mulai dari tema, widget, hingga penyesuaian visual, penambahan video wallpaper adalah langkah logis berikutnya. Fitur ini memberi Anda kendali penuh atas estetika ruang kerja digital Anda, mengubahnya dari sekadar latar belakang menjadi ekspresi kepribadian.

Dari Vista ke Windows 11: Perjalanan Panjang Video Wallpaper

Bocoran yang ditemukan dalam build Windows 11 Insider Preview terbaru menunjukkan bahwa Microsoft sedang menguji coba fitur video wallpaper secara native. Yang membedakannya dari pendahulunya di Vista adalah kemudahan penggunaannya. Anda tidak perlu lagi mengotak-atik pengaturan yang rumit. Cukup buka menu Personalization, persis seperti ketika Anda memilih wallpaper statis atau slideshow, lalu pilih file video (seperti MP4 atau MKV) yang ingin dijadikan latar belakang. Sistem akan secara otomatis memutarnya dalam bentuk loop yang mulus.

Kembalinya fitur ini juga menimbulkan pertanyaan menarik tentang masa depan aplikasi pihak ketiga. Wallpaper Engine, misalnya, telah membangun ekosistem yang kaya dengan berbagai efek interaktif dan perpustakaan konten yang sangat luas. Namun, untuk pengguna kasual yang hanya menginginkan wallpaper bergerak yang simpel tanpa perlu mengunduh software tambahan, opsi bawaan dari Windows 11 ini bisa jadi adalah jawaban yang tepat. Efisiensi menjadi kunci di sini. Microsoft berpeluang untuk mengoptimalkan fitur ini agar lebih ringan pada sumber daya sistem dan konsumsi baterai—sebuah aspek kritis yang sering menjadi kelemahan aplikasi pihak ketiga, terutama bagi pengguna laptop.

Dampak pada Performa dan Masa Depan Kustomisasi

Satu hal yang masih menjadi tanda tanya besar adalah dampaknya terhadap performa. Microsoft belum membagikan detail spesifik mengenai seberapa besar beban yang akan ditanggung oleh CPU, GPU, dan RAM. Pada perangkat dengan spesifikasi tinggi seperti yang dibutuhkan untuk Spesifikasi Minimum Windows 11 yang telah diperbarui, fitur ini mungkin akan berjalan dengan mulus. Namun, pada perangkat yang lebih sederhana, atau pada laptop yang mengandalkan daya baterai, optimasi menjadi penentu utama. Jika Microsoft berhasil membuatnya efisien, ini bisa menjadi nilai jual yang signifikan.

Langkah ini juga sejalan dengan visi Microsoft yang semakin mengedepankan AI. Bisa dibayangkan, di masa depan, fitur video wallpaper ini terintegrasi dengan kecerdasan buatan. Misalnya, wallpaper yang secara dinamis berubah sesuai dengan cuaca di lokasi Anda, waktu hari, atau bahkan berdasarkan kalender dan jadwal Anda. Ini adalah pintu gerbang menuju pengalaman komputasi yang lebih imersif dan kontekstual, yang mungkin akan kita lihat lebih banyak lagi dalam Windows 12 yang diprediksi akan debut di 2024 dengan banyak fitur AI.

Kustomisasi adalah bahasa universal untuk membuat sebuah perangkat terasa seperti milik sendiri. Seperti halnya tren personalisasi pada perangkat lain, misalnya pada Samsung Galaxy Z Fold7 yang menawarkan pengalaman pengguna yang unik, atau laptop-laptop kekinian seperti Acer Swift Go 14 AI yang kaya fitur penyesuaian, Windows 11 dengan video wallpaper bawaan memperkuat posisinya sebagai OS yang memahami kebutuhan pengguna akan keunikan dan ekspresi diri.

Apa Artinya Bagi Anda?

Jika fitur ini akhirnya diluncurkan secara stabil, dampaknya langsung terasa. Desktop Anda akan menjadi lebih hidup dan personal. Prosesnya yang dijanjikan sederhana berarti Anda tidak perlu lagi menjadi ahli teknologi untuk menikmatinya. Cukup dengan beberapa klik, ruang kerja digital Anda bisa berubah total. Ini adalah pengingat bahwa inovasi tidak selalu tentang hal-hal yang sama sekali baru; terkadang, tentang menyempurnakan dan menghidupkan kembali ide brilian dari masa lalu dengan teknologi masa kini.

Fitur video wallpaper di Windows 11 ini lebih dari sekadar hiasan. Ia adalah simbol dari komitmen Microsoft terhadap personalisasi yang mendalam. Meski masih dalam tahap pengujian, kehadirannya menjanjikan masa depan di mana batas antara fungsionalitas dan estetika menjadi semakin kabur. Jadi, bersiaplah untuk menyambut desktop yang tidak hanya bekerja untuk Anda, tetapi juga mencerminkan siapa Anda.

Xiaomi 17 Series Bocor Total: Desain dan Warna Terungkap Jelang Peluncuran

0

Telset.id – Hanya hitungan hari sebelum peluncuran resminya, seri flagship Xiaomi 17 justru semakin banyak bocor. Kali ini, bukan sekadar gosip, melainkan gambar promosi resmi dan video hands-on yang dibagikan langsung oleh eksekutif perusahaan. Semua model dalam jajaran Xiaomi 17—termasuk varian Pro dan Pro Max—diperlihatkan dengan jelas, mengungkap perubahan desain signifikan dan palet warna yang menarik. Sepertinya Xiaomi sengaja memanaskan persaingan di musim flagship yang padat ini lebih awal.

Peluncuran resmi Xiaomi 17 series telah dijadwalkan pada 25 September, jauh lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya, Xiaomi 15, yang meluncur akhir Oktober tahun lalu. Percepatan waktu ini bukanlah kebetulan. Ini adalah langkah strategis Xiaomi untuk merebut perhatian konsumen sebelum rival-rival beratnya, seperti Apple dengan iPhone 17, membanjiri pasar. Dengan bocoran yang semakin gamblang, antusiasme pun memuncak. Apa saja yang berubah?

Bocoran terbaru datang dalam bentuk gambar resolusi tinggi yang dirilis Xiaomi pasca pengumuman tanggal peluncuran. Gambar-gambar ini secara detail memamerkan desain setiap model: Xiaomi 17, Xiaomi 17 Pro, dan Xiaomi 17 Pro Max. Namun, yang lebih menggugah adalah video hands-on singkat yang diunggah oleh seorang eksekutif Xiaomi. Video tersebut menunjukkan dua belas unit yang disusun berjajar, memberikan pandangan paling jelas hingga saat ini tentang berbagai pilihan warna yang akan ditawarkan.

Dari video tersebut, terlihat bahwa Xiaomi 17 standar akan hadir dalam empat varian warna. Sementara itu, kedua model Pro dan Pro Max masing-masing ditawarkan dalam tiga pilihan warna. Xiaomi belum mengungkapkan nama resmi untuk warna-warna ini, tetapi melihat peluncuran-peluncuran sebelumnya, kita bisa berharap campuran antara finish klasik dan mungkin beberapa model edisi terbatas di kemudian hari. Fokus pada desain ini menunjukkan bahwa Xiaomi tidak hanya beradu spesifikasi keras, tetapi juga menjadikan estetika sebagai nilai jual utama tahun ini, seperti yang sebelumnya diisyaratkan dalam bocoran mengenai layar sekunder di bagian belakang.

Strategi Global Masih Menjadi Tanda Tanya

Meski informasi desain dan warna sudah mulai terang benderang, ada satu hal besar yang masih diselimuti kabut: strategi global Xiaomi. Sampai saat ini, belum jelas apakah ketiga model dalam seri Xiaomi 17 ini akan diluncurkan di pasar global, atau kapan waktu peluncurannya jika iya. Ketidakpastian ini tentu menjadi pertimbangan penting bagi penggemar Xiaomi di luar China yang sudah menanti-nanti kehadiran flagship terbaru ini. Keputusan Xiaomi ini akan sangat menentukan bagaimana mereka bersaing langsung dengan iPhone 17 secara global, sebuah pertarungan yang sudah mulai dianalisis dari berbagai sudut pandang.

Lalu, bagaimana dengan daya tahannya? Bocoran sebelumnya, seperti yang dilaporkan Telset.id, mengindikasikan adanya baterai berkapasitas sangat besar hingga 7.500mAh untuk salah satu model. Kombinasi antara desain yang menarik, chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang powerful, dan baterai raksasa bisa menjadi paket komplet yang sulit ditolak. Namun, semua masih menunggu konfirmasi final pada 25 September nanti.

Dengan semua bocoran ini, Xiaomi seolah berkata, “Kami datang lebih awal, dan kami datang dengan persiapan matang.” Apakah strategi ini cukup untuk mengalahkan gebrakan iPhone 17? Jawabannya masih terbuka. Tetapi satu hal yang pasti: persaingan pasar flagship tahun ini akan lebih sengit dan menarik untuk diikuti. Bagi Anda yang penasaran dengan setiap detail terbaru, pantau terus update-nya di Telset.id.

Pixel 10 Pro XL Dinobatkan DxOMark sebagai Layar Terbaik 2025

0

Telset.id – Sebuah mahkota baru telah terpilih di dunia smartphone. Google Pixel 10 Pro XL resmi menggeser pesaing beratnya, seperti Samsung Galaxy S25 Ultra dan Honor Magic8 Pro, untuk menduduki peringkat teratas dalam peringkat tampilan DxOMark. Ini bukan sekadar kemenangan tipis, melainkan pengakuan atas serangkaian penyempurnaan yang membuat pengalaman visualnya benar-benar berbeda.

Diluncurkan pada Agustus 2025 dengan harga $1.199, Pixel 10 Pro XL ini berhasil mencetak skor tertinggi di kedua kategori: global dan ultra-premium. Apa rahasia di balik layar 6,8 inci LTPO OLED yang mampu mengalahkan para raksasa industri ini? Mari kita selami lebih dalam.

Tampilan close-up layar Google Pixel 10 Pro XL yang menunjukkan kejernihan dan akurasi warna

Secara spesifikasi di atas kertas, mungkin tidak terlihat revolusioner. Panel tersebut masih memiliki resolusi 2.992 x 1.334 piksel, refresh rate 120Hz, dan perlindungan Gorilla Glass Victus 2 yang sama dengan pendahulunya, Pixel 9 Pro XL. Namun, DxOMark menekankan bahwa keunggulannya terletak pada detail-detail yang halus. Seperti seorang koki yang menyempurnakan resep lama dengan bumbu rahasia, Google berhasil meracik kombinasi yang tepat.

Inovasi di Balik Angka: Dari Kenyamanan Mata hingga Kecerahan Maksimal

Salah satu inovasi kunci yang diangkat adalah mode PWM (Pulse Width Modulation) 480Hz baru. Bagi Anda yang sering menghabiskan waktu lama di depan layar, fitur ini dirancang khusus untuk mengurangi flicker (kedip) yang tidak kasat mata, sehingga mengurangi kelelahan mata. Kombinasikan dengan kecerahan minimum yang sangat redup, yaitu 4 nit, membuat penggunaan ponsel dalam kondisi gelap menjadi jauh lebih nyaman.

Untuk penggunaan di bawah terik matahari, Pixel 10 Pro XL tidak mengecewakan. Performa HDR-nya ditingkatkan dan mampu mencapai puncak kecerahan hingga 2.200 nits. Ini memberikan keunggulan kecil namun signifikan dibandingkan Galaxy S25 Ultra dalam hal keterbacaan di luar ruangan. Lab DxOMark juga memuji kalibrasi warna Google yang disebutnya “vivid dan akurat”, dengan adaptasi yang mulus terhadap perubahan kondisi pencahayaan.

Faktor pendongkrak skor lainnya datang dari responsivitas sentuh yang andal, performa yang mumpuni untuk gaming, dan yang tak kalah penting, sertifikasi TÜV Eye Comfort. Semua elemen ini berkontribusi pada nilai akhir yang memukau. Bahkan varian reguler Pixel 10 tidak kalah sengit, hanya terpaut satu poin di belakangnya dan membagi banyak keunggulan yang sama, terutama dalam hal keterbacaan, akurasi warna, dan penanganan gerak.

Lantas, apakah layar Pixel 10 Pro XL ini sempurna? Tentu saja tidak. DxOMark masih mencatat adanya pergeseran warna yang samar pada sudut pandang ekstrem dan sedikit flicker PWM yang masih terlihat oleh mata yang sensitif. Namun, dalam penilaian keseluruhan untuk kegunaan sehari-hari, Pixel 10 Pro XL berhasil unggul dari Galaxy S25 Ultra. Mahkota layar terbaik ini kini berada di tangan Google, setidaknya sampai hasil tes untuk iPhone 17 Apple tiba.

Kemenangan ini semakin menarik ketika dikaitkan dengan inovasi lain yang dibawa seri Pixel 10. Seperti kemampuan WhatsApp Call via Satelit yang kontroversial, atau bahkan kompatibilitas dengan Apple MagSafe Battery Pack yang menunjukkan pendekatan pragmatis Google. Semua ini menggambarkan sebuah filosofi produk yang tidak hanya mengejar angka benchmark, tetapi juga pengalaman pengguna yang holistik.

Jadi, apakah gelar dari DxOMark ini menjadikan Pixel 10 Pro XL smartphone dengan layar terbaik mutlak? Bagi para pecinta teknologi yang menghargai kenyamanan visual jangka panjang dan akurasi warna, jawabannya mungkin “iya”. Google telah membuktikan bahwa terkadang, yang terbaik tidak selalu datang dari spesifikasi yang paling mentereng, tetapi dari eksekusi dan perhatian terhadap detail yang paling manusiawi.

Redmi A5 Airtel Exclusive Edition Resmi di India, Ini Spesifikasinya

0

Telset.id – Kolaborasi antara Redmi dan Airtel kembali hadir dengan formula yang sudah teruji. Kali ini, mereka meluncurkan Redmi A5 Airtel Exclusive Edition di India, penerus dari model Airtel Edition tahun lalu. Bagi Anda yang mencari smartphone entry-level dengan paket data menarik, inilah tawaran terbaru yang patut dipertimbangkan.

Seperti yang bisa ditebak, keunggulan utama ponsel ini bukan terletak pada perangkat kerasnya, melainkan pada paket penawaran eksklusif dari operator. Pembeli diharuskan membuka kunci perangkat menggunakan SIM kartu prabayar Airtel dan menjaga kartu tersebut aktif dengan isi ulang minimal Rp299 pada paket Truly Unlimited Airtel selama minimal 18 bulan. Sebagai imbalannya, pelanggan mendapatkan diskon 7,5 persen (maksimal Rp750 dari harga eceran) dan tambahan data gratis sebesar 50GB.

Ponsel ini sendiri dibanderol dengan harga Rp5.999 untuk varian tunggal dengan RAM 3GB dan penyimpanan internal 64GB. Tersedia dalam tiga pilihan warna yang menarik: Jaisalmer Gold, Just Black, dan Pondicherry Blue. Anda bisa mendapatkannya secara eksklusif melalui Flipkart.

Spesifikasi Identik dengan Redmi A5 Standar

Dari sisi spesifikasi teknis, Redmi A5 Airtel Exclusive Edition tidak memiliki perbedaan dengan varian standar Redmi A5. Ponsel ini mengusung layar besar berukuran 6,88 inci dengan resolusi HD+ (1650×720 piksel). Yang menjadi daya tarik adalah refresh rate adaptif 120Hz yang menjamin kelancaran visual, didukung oleh touch sampling rate hingga 240Hz untuk responsivitas yang lebih baik.

Layarnya juga telah mendapatkan sertifikasi TÜV Rheinland untuk penggunaan yang lebih ramah mata, dengan fitur reduksi cahaya biru, bebas flicker, dan pengaturan kecerahan yang sesuai dengan ritme sirkadian. Performa ditangani oleh chipset Unisoc T7250 yang dapat mencapai kecepatan hingga 1,8GHz. Menariknya, ponsel ini langsung menjalankan Android 15 out of the box, dengan janji dukungan update sistem operasi selama dua tahun dan update keamanan selama empat tahun dari Redmi.

Untuk urusan fotografi, Redmi A5 Airtel Edition mengandalkan konfigurasi kamera ganda AI 32MP di bagian belakang, dilengkapi dengan kamera selfie 8MP di bagian depan. Daya tahan baterai menjadi salah satu poin plus, dengan kapasitas besar 5200mAh yang didukung pengisian daya cepat 15W. Fitur praktis lainnya termasuk pembaca sidik jari samping, ketahanan terhadap debu dan percikan air standar IP52, Wi-Fi dual-band, Bluetooth 5.2, port USB-C, jack audio 3,5mm, serta fitur peningkatan volume hingga 150%.

Strategi kolaborasi seperti ini sebenarnya bukan hal baru di pasar India. Dengan menawarkan harga lebih murah melalui komitmen jangka panjang pada operator, Redmi dan Airtel berhasil menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi konsumen yang sudah loyal dengan jaringan Airtel. Model bisnis ini mirip dengan yang pernah dilakukan vendor lain, termasuk dalam peluncuran Poco C71 yang juga menargetkan segmen entry-level.

Lalu, bagaimana posisi Redmi A5 Airtel Edition ini dibandingkan pesaing di kelas yang sama? Jika dibandingkan dengan seri Redmi Note yang lebih tinggi seperti yang dibahas dalam perbandingan Redmi Note 12 Pro vs Note 12 Pro Plus, jelas terdapat gap performa dan fitur yang signifikan. Namun, untuk konsumen yang mengutamakan harga terjangkau dengan paket data menarik, tawaran ini cukup menggiurkan.

Bahkan jika dibandingkan dengan pesaing langsung seperti yang diulas dalam Realme 10 Pro Plus vs Redmi Note 12 Pro Plus, Redmi A5 Airtel Edition menawarkan proposisi nilai yang berbeda. Ini adalah smartphone untuk pengguna yang menginginkan perangkat dasar yang andal dengan benefit tambahan dari operator tertentu.

Keberhasilan model edisi eksklusif operator seperti ini akan sangat tergantung pada seberapa kuat penetrasi Airtel di wilayah target. Dengan jaringan yang luas dan paket data yang kompetitif, kolaborasi ini berpotensi menyedot perhatian konsmen entry-level yang sensitif harga tetapi membutuhkan kuota data besar untuk aktivitas sehari-hari.

Jadi, apakah Redmi A5 Airtel Exclusive Edition layak dipertimbangkan? Jawabannya tergantung kebutuhan dan kesediaan Anda untuk berkomitmen dengan satu operator selama 18 bulan. Untuk pengguna setia Airtel yang mencari smartphone hemat dengan spesifikasi cukup untuk kebutuhan harian, ini adalah tawaran yang sulit ditolak. Namun, bagi yang menginginkan fleksibilitas berpindah operator atau performa lebih tinggi, mungkin varian standar atau model lain di kelas yang sama bisa menjadi alternatif.

Tim Esports Indonesia Bidik Gelar Juara di Grand Finals FFWS SEA 2025 Fall

0

Telset.id – Empat tim esports Indonesia telah siap menghunjamkan kukunya di pentas regional. Dengan dukungan penuh pemerintah dan federasi, ONIC, RRQ Kazu, EVOS Divine, dan Bigetron by Vitality akan bertarung di Grand Finals Free Fire World Series (FFWS) Southeast Asia 2025 Fall di Thailand. Bagi mereka, ini lebih dari sekadar turnamen; ini adalah panggung untuk membuktikan dominasi dan meraih tiket menuju ajang yang lebih bergengsi: FFWS Global Finals 2025 yang akan digelar di Jakarta.

Suasana di Ballroom Gedung Kemenpora, Jakarta, pada 22 September 2025 lalu, penuh dengan gelora semangat dan harapan. Acara pelepasan resmi yang dihadiri oleh perwakilan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PBESI ini bukan sekadar formalitas. Ini adalah pengakuan nyata bahwa esports telah menjadi tulang punggung baru olahraga nasional. Keberangkatan ke Thailand menandai dimulainya sebuah perjalanan panjang, di mana prestasi di kancah regional akan menjadi batu pijakan menuju ambisi global di rumah sendiri.

Perjalanan menuju Grand Finals ini berawal dari kompetisi nasional, Free Fire Nusantara Series 2025 Fall. Dari sana, Kagendra muncul sebagai juara dan menjadi tim kelima Indonesia di FFWS SEA 2025 Fall, bergabung dengan EVOS Divine, RRQ Kazu, Bigetron by Vitality, dan sang juara bertahan, ONIC. Babak Knockout Stage yang berlangsung sengit dari 15 Agustus hingga 21 September 2025 akhirnya menyaring 12 tim terbaik. Dan dari pertarungan itu, keempat wakil Indonesia tersebut berhasil melenggang, siap berhadapan dengan tim-tim tangguh dari Vietnam dan Thailand khususnya di mode Battle Royale (BR).

Dukungan Lintas Sektor dan Ambisi di Panggung Global

Kehadiran Suyadi Pawiro, Staf Ahli Menteri Kemenpora, dan Bambang Mugono dari PBESI dalam acara pelepasan bukanlah sekadar penghias acara. Ini adalah simbol komitmen. “Kami memberikan semangat dan dukungan penuh,” tegas Suyadi Pawiro. Pernyataan ini menggarisbawahi sebuah pergeseran paradigma. Esports bukan lagi sekadar hobi, melainkan sebuah disiplin yang diakui, dengan atlet-atlet yang diharapkan dapat mengharumkan nama bangsa. Dukungan ini selaras dengan pencapaian gemilang sebelumnya, seperti ketika EVOS Divine Juara Dunia Free Fire di EWC 2025, yang mengakhiri puasa gelar Indonesia di tingkat internasional.

Sinergi antara pemerintah, federasi, dan publisher seperti Garena menjadi kunci utama. Wijaya Nugroho dari Garena Indonesia menegaskan, FFWS SEA 2025 Fall adalah momentum penting sebelum para atlet bertanding di Jakarta. Untuk pertama kalinya, Indonesia akan menjadi tuan rumah FFWS Global Finals, sebuah event kelas dunia yang menandai kedewasaan ekosistem esports tanah air. Ini adalah sebuah pencapaian yang membanggakan, mengingat perjalanan panjang yang telah dilalui, termasuk saat Empat Tim Indonesia Lolos ke Grand Finals FFWS SEA 2025 Spring pada periode sebelumnya.

Content image for article: Tim Esports Indonesia Bidik Gelar Juara di Grand Finals FFWS SEA 2025 Fall

EVOS Divine: Berburu Dua Gelar Sekaligus di Thailand

Perhatian khusus tertuju pada EVOS Divine. Tim ini bukan hanya lolos di mode BR, tetapi juga berpeluang meraih dua piala di Thailand. Sebagai juara EWC: Free Fire 2025, mereka juga melaju ke Grand Finals untuk mode Clash Squad (CS). Mereka akan menghadapi Twisted Minds asal Thailand di Lower Bracket Final. Kemenangan di sana akan membawa mereka ke Grand Finals melawan pemenang Upper Bracket. Peluang double champion ini tentu menambah tensi persaingan dan menunjukkan kedalaman talenta yang dimiliki tim Indonesia.

Bambang Mugono dari PBESI menegaskan peran federasi sebagai fasilitator utama. “PBESI terus menghadirkan platform yang inklusif dan terbuka bagi siapa saja untuk mengasah potensi,” ujarnya. Komitmen ini sejalan dengan upaya membangun talenta muda yang tidak hanya berprestasi di turnamen komersial tetapi juga di ajang multievent seperti SEA Games, di mana Target Realistis Timnas Esports Indonesia di SEA Games 2025 telah dicanangkan.

Dari sisi atlet, semangat juang terpancar jelas. Ahmad “AFM” Masturoh, Pelatih ONIC, menyatakan bahwa mewakili Indonesia adalah kebanggaan tersendiri. “Kami sudah berlatih keras… Dukungan dari masyarakat Indonesia akan menjadi motivasi terbesar,” ucapnya. Pernyataan ini mencerminkan tekad bulat para pemain yang telah melalui proses seleksi ketat dan latihan intensif. Mereka tidak hanya berjuang untuk gelar, tetapi juga untuk dedikasi kepada bangsa.

Babak Grand Finals FFWS SEA 2025 Fall akan digelar di Bangkok, Thailand, pada 4 Oktober untuk mode CS dan 5 Oktober untuk mode BR. Hasil dari ajang ini akan menentukan tim-tim yang berhak melangkah ke FFWS Global Finals 2025 di Jakarta pada November mendatang. Dengan dukungan yang masif dan persiapan yang matang, harapan untuk melihat tim Indonesia berdiri di puncak podium di ajang regional, dan kemudian di kancah global di rumah sendiri, semakin nyata. Kesuksesan penyelenggaraan FFWS Indonesia 2024 Fall yang lalu menjadi fondasi yang baik untuk euforia yang lebih besar tahun ini.

Jadi, siap-siaplah menyaksikan pertarungan sengit para jawara. Empat tim esports Indonesia ini tidak hanya membawa nama tim mereka, tetapi juga bendera Merah Putih di dada. Mereka adalah bukti bahwa generasi muda Indonesia pantang menyerah dan siap bersaing di tingkat dunia. Semua mata kini tertuju ke Bangkok, menanti torehan prestasi baru yang akan mengantarkan mereka pulang sebagai pahlawan, sebelum akhirnya berjuang lagi di Jakarta.