Beranda blog Halaman 13

Lenovo Luncurkan Solusi AI untuk UKM, Transformasi Digital Makin Mudah

0

Telset.id – Bayangkan jika bisnis kecil Anda bisa bersaing dengan raksasa teknologi hanya dengan beberapa klik. Itulah janji yang dibawa Lenovo melalui solusi infrastruktur IT berbasis AI terbarunya yang khusus dirancang untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Di tengah gelombang transformasi digital yang tak terbendung, banyak UKM justru tertinggal karena keterbatasan sumber daya dan kompleksitas teknologi. Lenovo hadir dengan jawaban yang tak terduga.

Persaingan bisnis saat ini ibarat perlombaan lari dimana peserta lain menggunakan sepatu jet sementara UKM masih berlari dengan sandal jepit. Teknologi AI yang seharusnya menjadi penyeimbang justru seringkali terasa seperti monster yang menakutkan bagi bisnis skala menengah. Biaya implementasi yang tinggi, kebutuhan tim IT khusus, dan infrastruktur yang rumit menjadi tembok besar yang sulit ditembus. Padahal, menurut data yang beredar, adopsi AI di kalangan UKM Indonesia masih sangat rendah, membuat mereka ketinggalan dalam persaingan global.

Lenovo memahami betul dilema ini. Melalui rangkaian solusi server, software, dan opsi harga berbasis penggunaan yang telah teruji dan divalidasi, mereka menawarkan jalan pintas menuju transformasi digital. Sumir Bhatia, President Asia Pacific Infrastructure Solutions Group Lenovo, dengan tegas menyatakan, “Kami mendefinisikan ulang cara UKM mengakses, menerapkan, dan mengembangkan teknologi terbaru.” Pernyataan ini bukan sekadar jargon marketing, melainkan komitmen nyata yang diwujudkan dalam produk-produk konkret.

Solusi Praktis untuk Kompleksitas Teknologi

Lenovo tidak sekadar menjual produk, mereka menawarkan ekosistem lengkap yang memangkas semua hambatan tradisional. Infrastruktur Siap Pakai untuk Bisnis, misalnya, menghadirkan desain teruji dan pengelolaan IT yang sederhana melalui solusi Hyper-V Ready Node. Berbasis Lenovo ThinkSystem SR635 V3 atau SR630 V4, solusi ini telah divalidasi dengan Windows Server 2025 Hyper-V dan terintegrasi dengan Windows Admin Console. Bayangkan, Anda bisa memiliki infrastruktur kelas enterprise tanpa perlu menjadi ahli IT.

Untuk bisnis yang membutuhkan fleksibilitas lebih, AI Edge-Ready Node menjadi pilihan cerdas. Lenovo ThinkEdge SE100 yang hemat biaya, didukung Scale Computing HyperCore, memungkinkan deployment ringan sesuai permintaan. Solusi ini khusus dirancang untuk tim dengan sumber daya terbatas, namun membutuhkan komputasi edge kelas enterprise. Anda bisa menjalankan aplikasi modern di mana pun bisnis berlangsung, tanpa repot mengelola server rumit.

Aspek keamanan yang sering diabaikan UKM juga mendapat perhatian serius. Perlindungan Bisnis Siap Pakai menggunakan Lenovo ThinkSystem SR650 V3 mampu mendukung hingga 55 VM, atau kombinasi Lenovo ThinkSystem SR630 V3 dengan ThinkSystem Storage Arrays yang mendukung hingga 140 VM. Data penting dan workload bisnis Anda terlindungi tanpa perlu investasi besar.

Fleksibilitas Finansial yang Memangkas Hambatan

Inovasi terbesar mungkin justru terletak pada model pembayarannya. Lenovo TruScale Infrastructure as-a-Service (IaaS) menghadirkan transformasi cara UKM mengakses dan mengelola infrastruktur IT. Dengan skema sewa, langganan, dan model pembayaran berbasis konsumsi, bisnis hanya membayar sesuai kebutuhan. Pendekatan ini bukan sekadar menghemat biaya, tetapi memberikan kelincahan operasional yang vital di era volatilitas seperti sekarang.

Pengalaman Microtree Sdn Bhd (M3) di Malaysia menjadi bukti nyata. Perusahaan ini memanfaatkan TruScale untuk memperluas portofolio dengan layanan baru berbasis as-a-service seperti Backup-as-a-Service. Mereka bisa menghindari investasi besar di awal, menghadirkan solusi ke pasar lebih cepat, dan membuka peluang pertumbuhan bersama UMKM. Bayangkan, percepatan implementasi hingga 30% seperti yang dilaporkan pelanggan Lenovo bisa menjadi pembeda antara bisnis yang bertahan dan yang gulung tikar.

Lenovo XClarity One, portal cloud terlindungi dengan visibilitas berbasis AI, kontrol dan pemeliharaan prediktif, menjadi asisten virtual yang selalu siap membantu. Fitur ini memangkas downtime dan biaya operasional secara signifikan. Untuk perlindungan data, kolaborasi dengan Veeam memberikan perlindungan workloads dari ancaman ransomware dan kegagalan sistem. Yang menarik, pemulihan bisa dilakukan dalam hitungan menit tanpa memerlukan tim IT khusus – kabar gembira bagi UKM dengan sumber daya terbatas.

Transformasi digital untuk UKM semakin lengkap dengan hadirnya berbagai solusi dari provider lain. Seperti BJtech yang menawarkan solusi digital customer care dan Telkomsel dengan solusi digital MyBusiness. Bahkan untuk mendukung infrastruktur dasar, paket WiFi Bnetfit 2025 menawarkan solusi internet cepat dan stabil yang menjadi fondasi penting bagi operasional digital.

Masa Depan yang Lebih Cerah untuk UKM Indonesia

Kumar Mitra, Executive Director CAP & ANZ Infrastructure Solutions Group Lenovo, dengan tepat menyoroti peran vital UKM sebagai tulang punggung perekonomian digital Indonesia. “Lenovo menghadirkan solusi yang dirancang khusus untuk menjawab kesenjangan tersebut,” ujarnya. Solusi-solusi ini bukan sekadar produk, melainkan jembatan menuju masa depan yang lebih setara dalam lanskap digital.

Yang membedakan pendekatan Lenovo adalah pemahaman mendalam tentang psikologi UKM. Mereka tidak sekadar menjual teknologi, tetapi menawarkan ketenangan pikiran. Konfigurasi AI yang sudah divalidasi menghadirkan roadmap terbukti sehingga perusahaan tidak perlu membangun dari awal. Hasilnya bisa langsung dirasakan, dari mendeteksi ancaman secara real-time yang lebih baik hingga mendapatkan wawasan pelanggan yang mendorong pertumbuhan pendapatan.

Di tangan Lenovo, AI berubah dari konsep abstrak menjadi alat praktis yang bisa diakses semua kalangan. Mereka membuktikan bahwa inovasi teknologi seharusnya tidak menjadi privilege perusahaan besar, tetapi hak setiap pelaku bisnis yang ingin berkembang. Dengan solusi ini, UKM Indonesia tidak lagi perlu memilih antara bertahan atau berkembang – mereka bisa melakukan keduanya sekaligus.

Revolusi digital untuk UKM akhirnya menemukan wajah manusiawinya. Bukan melalui teknologi yang rumit, tetapi melalui solusi yang memahami keterbatasan dan mengakselerasi potensi. Lenovo tidak sekadar menjual server dan software, mereka menjual masa depan yang lebih cerah untuk UKM Indonesia.

Snapchat Batasi Penyimpanan Memories, Pengguna Harus Bayar

0

Telset.id – Apakah Anda termasuk pengguna setia Snapchat yang gemar menyimpan ribuan momen lewat fitur Memories? Bersiaplah untuk perubahan kebijakan yang mungkin mempengaruhi kebiasaan Anda. Snap, perusahaan induk Snapchat, secara resmi mengumumkan pengenaan batas penyimpanan untuk fitur Memories yang telah menjadi andalan sejak diluncurkan pada 2016.

Keputusan ini datang di saat Memories telah mencapai pencapaian monumental dengan lebih dari satu triliun konten yang disimpan pengguna di seluruh dunia. Bagi Anda yang selama ini bebas menyimpan tanpa batas, era itu akan segera berakhir. Snap kini memperkenalkan “Memories Storage Plans” untuk pengguna yang melebihi kapasitas 5GB.

Langkah Snap ini mengingatkan kita pada tren platform digital lainnya yang mulai menerapkan model bisnis berlangganan. Namun, yang menarik adalah pendekatan bertahap mereka. Perusahaan menyatakan bahwa “mayoritas besar” pengguna Snapchat tidak akan merasakan dampak perubahan ini karena masih jauh dari batas 5GB. Tampaknya, Snap cukup bijak dalam membaca pola penggunaan penggunanya sebelum menerapkan kebijakan baru.

Ilustrasi antarmuka Memories Snapchat dengan notifikasi batas penyimpanan

Bagi Anda yang penasaran dengan detail harganya, Snap telah menyusun paket berlangganan yang cukup beragam. Paket dasar menawarkan hingga 100GB penyimpanan Memories dengan harga $1,99 per bulan. Untuk pengguna Snapchat+ yang sudah membayar $3,99 per bulan, mereka akan mendapatkan kuota lebih besar yaitu 250GB. Sementara itu, pelanggan Platinum tier tertinggi Snapchat akan mendapat jatah 5TB yang sudah termasuk dalam biaya langganan $15,99 per bulan.

Transisi dari penyimpanan tak terbatas ke sistem berbayar tentu bisa menimbulkan kejutan bagi sebagian pengguna. Menyadari hal ini, Snap memberikan masa tenggang selama satu tahun bagi siapa saja yang telah melebihi batas 5GB Memories. Ini merupakan langkah humanis yang patut diapresiasi, memberi waktu cukup bagi pengguna untuk menyesuaikan diri atau memutuskan langkah selanjutnya.

Kebijakan baru Snapchat ini bukanlah langkah pertama mereka dalam mengembangkan model bisnis berlangganan. Sebelumnya, perusahaan telah meluncurkan Lens+ dengan harga $9 per bulan. Pola ini menunjukkan strategi monetisasi yang lebih agresif dari Snap, yang mungkin didorong oleh tekanan untuk meningkatkan pendapatan di tengah persaingan platform media sosial yang semakin ketat.

Bagi pengguna yang khawatir kehilangan momen berharga, ada baiknya mulai mempertimbangkan opsi back-up ke penyimpanan cloud lainnya. Atau, mungkin ini saat yang tepat untuk melakukan “spring cleaning” pada Memories Anda—menyimpan yang benar-benar penting dan melepas yang sudah tidak relevan.

Perkembangan fitur Memories sendiri telah melalui perjalanan panjang sejak diluncurkan sembilan tahun lalu. Fitur ini awalnya hadir sebagai solusi bagi pengguna yang ingin menyimpan Snaps tanpa harus mengirimkannya. Seiring waktu, Memories berkembang menjadi semacam diary digital bagi banyak pengguna, menyimpan tidak hanya foto dan video tapi juga cerita sehari-hari.

Snapchat sendiri terus berinovasi dengan berbagai fitur baru, seperti yang terlihat dalam fitur baru untuk merayakan Tahun Baru dan perbaikan antarmuka seperti penghapusan bingkai putih yang cukup mengganggu. Inovasi-inovasi ini menunjukkan komitmen Snapchat untuk terus meningkatkan pengalaman pengguna, meski harus diimbangi dengan strategi monetisasi yang lebih jelas.

Lalu, bagaimana dengan perangkat keras pendukung Snapchat? Ternyata perusahaan tidak hanya fokus pada software. Mereka juga telah merambah ke hardware dengan meluncurkan drone kecil untuk selfie dengan harga sekitar Rp 3 jutaan. Ini menunjukkan ekosistem yang semakin luas dari platform yang awalnya hanya berupa aplikasi pesan berbasis gambar ini.

Pertanyaan besarnya adalah: apakah kebijakan baru ini akan diterima baik oleh komunitas Snapchat? Atau justru akan memicu eksodus pengguna ke platform lain? Jawabannya mungkin terletak pada seberapa bernilai Memories bagi masing-masing pengguna. Bagi mereka yang menganggap Memories sebagai arsip digital yang tak tergantikan, membayar beberapa dolar per bulan mungkin bukan masalah besar. Namun, bagi pengguna kasual, ini bisa menjadi alasan untuk mengurangi ketergantungan pada fitur tersebut.

Yang pasti, keputusan Snap ini mencerminkan realitas bisnis platform digital modern—tidak ada yang benar-benar gratis selamanya. Layanan yang kita nikmati hari ini pada akhirnya harus menghasilkan pendapatan yang sustainable bagi perusahaan pengembangnya. Pertanyaannya sekarang adalah: seberapa besar Anda menghargai kenangan digital Anda?

Realme akan Luncurkan Smartphone Game of Thrones Pertama di Dunia

0

Telset.id – Dunia teknologi kembali diguncang inovasi yang menggabungkan fantasi epik dengan realitas digital. realme, brand smartphone dengan pertumbuhan tercepat di dunia, secara resmi mengumumkan kolaborasi edisi terbatas dengan Warner Bros. Discovery Global Consumer Products untuk menghadirkan smartphone Game of Thrones pertama di dunia. Inilah bukti nyata bahwa crossover antara teknologi dan budaya pop tidak lagi sekadar tempelan nama, tetapi pengalaman imersif yang mengubah cara kita memandang perangkat mobile.

Diumumkan di Shenzhen, Tiongkok pada 29 September 2025, kolaborasi ini menjadi langkah paling berani dalam jajaran crossover realme. Dengan mengusung tema “Own Your Real Power”, peluncuran ini bukan sekadar produk teknologi, melainkan pernyataan filosofis tentang keautentikan, keberanian, dan kemandirian—nilai-nilai yang sangat relevan dengan generasi muda saat ini. Chase Xu, Vice President and CMO realme, menegaskan bahwa kolaborasi ini adalah bukti komitmen brand terhadap inovasi yang menyenangkan sekaligus relevan bagi anak muda.

“Dengan memadukan legenda yang menginspirasi dengan desain imersif, kami mendorong anak muda untuk merangkul identitas mereka dan memberi dampak nyata pada dunia sekitar,” ujar Xu. Pernyataan ini bukan sekadar jargon marketing, melainkan refleksi dari strategi branding realme yang semakin matang dalam memahami psikologi konsumen muda.

Realme 15 Pro Game of Thrones Limited Edition hadir sebagai masterpiece yang menghadirkan esensi Westeros dalam genggaman. Desain hitam-emasnya menghadirkan nuansa kemewahan abad pertengahan dengan sentuhan modern. Yang paling menakjubkan adalah teknologi color-changing dragonfire pertama di dunia—material yang sensitif terhadap panas akan berubah dari hitam menjadi merah saat disentuh, terinspirasi langsung dari kebangkitan Daenerys Targaryen dari api. Inovasi ini bukan sekadar gimmick, melainkan simbol kekuatan dalam diri yang siap dilepaskan.

Motif ukiran nano berbentuk naga yang menghiasi bodi smartphone menjadi detail yang penuh makna, melambangkan kekuatan dan warisan seperti tagline “Fire Cannot Kill a Dragon”. Setiap elemen desain seolah bercerita, mengajak pengguna untuk tidak hanya menggunakan perangkat, tetapi mengalami cerita Game of Thrones dalam interaksi sehari-hari.

Lebih Dari Sekadar Desain: Pengalaman Imersif Westeros

Pendekatan realme dalam kolaborasi ini melampaui ekspektasi biasa. Bukan sekadar menempelkan logo atau mengubah warna, realme menghadirkan pengalaman lengkap yang memungkinkan pengguna benar-benar terhubung dengan dunia Game of Thrones. Tema UI khusus yang terinspirasi dari House Stark dan House Targaryen mengubah antarmuka smartphone menjadi kanvas fantasi, di mana setiap swipe dan tap terasa seperti bagian dari petualangan di Westeros.

Yang membuat kolaborasi ini istimewa adalah perhatian terhadap detail yang hampir tak terlihat. Box kemasan edisi terbatas ini dilengkapi micro-replica Westeros, stand ponsel berbentuk Iron Throne yang ikonik, serta kartu insignia setiap House. Setiap elemen ini dirancang untuk memperkuat ikatan emosional antara pengguna dan cerita yang mereka cintai. Seperti yang pernah kita lihat dalam itel City 100 Edisi Terbatas, perhatian terhadap detail kemasan bisa menjadi pembeda utama produk edisi khusus.

Strategi ini mengingatkan kita pada pendekatan Huawei Pura X yang fokus pada pengalaman pengguna secara holistik. Namun realme membawanya lebih jauh dengan menciptakan ekosistem cerita yang kohesif, di mana teknologi menjadi medium untuk bercerita, bukan sekadar alat.

Dampak Budaya dan Strategi Branding yang Cerdas

Kolaborasi dengan Game of Thrones bukan hanya tentang menjual produk, melainkan tentang menciptakan dampak budaya. Dengan menggandeng salah satu waralaba hiburan paling dikenal di dunia, realme memposisikan diri sebagai brand smartphone paling kreatif dan menyenangkan. Tema kampanye “Own Your Real Power” berbicara langsung pada aspirasi anak muda yang menghadapi dunia kompleks—ajakan untuk menjadi diri sendiri, menantang norma, dan menempa jalan hidup sendiri.

Dalam beberapa tahun terakhir, realme konsisten mendorong batas dalam sains material, desain, dan pemasaran yang berfokus pada anak muda. Crossover ini menjadi bukti nyata bahwa strategi tersebut berhasil. Seperti yang kita lihat dalam Caviar Rilis iPhone 13 Edisi Olimpiade Musim Dingin, kolaborasi dengan franchise besar bisa menciptakan nilai tambah yang signifikan, meskipun dengan pendekatan yang berbeda.

Ke depan, realme berencana memperluas portofolio crossover dengan lebih banyak kolaborasi global yang menggabungkan teknologi dan cerita kreatif. Tujuannya jelas: menciptakan produk imersif yang melampaui fungsi dasar, menawarkan anak muda rasa identitas, kebersamaan, dan dampak nyata.

Di era di mana teknologi sering terasa impersonal dan steril, realme berhasil mendefinisikan ulang arti “bermain” dalam konteks teknologi. Game of Thrones Limited Edition menjadi pengingat bahwa kekuatan sejati bukanlah soal konformitas, melainkan keberanian dan kesenangan dalam mengekspresikan identitas. Ini adalah perayaan bagi mereka yang berani, yang berjiwa besar, dan yang nyata—persis seperti semangat yang diusung generasi muda modern.

Dengan kolaborasi ini, realme tidak hanya menjual smartphone; mereka menjual pengalaman, cerita, dan identitas. Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, mungkin inilah yang sebenarnya dibutuhkan konsumen muda: teknologi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga punya jiwa dan cerita.

Clean Up iPhone 16 vs Generative Edit Galaxy Z Fold7: Siapa Lebih Unggul?

0

Telset.id – Apple dan Samsung kembali bersaing dalam teknologi AI, kali ini lewat fitur penghapus objek di foto. Apple memperkenalkan Clean Up di iPhone 16, sementara Samsung menghadirkan Generative Edit Auto Eraser di Galaxy Z Fold7. Keduanya menawarkan kemudahan bagi pengguna untuk membersihkan foto dari objek yang mengganggu, tapi pendekatannya berbeda. Berikut ulasan dan perbandingan lengkapnya.

🔍 Fitur Clean Up di iPhone 16

Fitur ini merupakan bagian dari Apple Intelligence, yang diperkenalkan bersamaan dengan iOS 18. Melalui aplikasi Photos, pengguna cukup memilih opsi “Edit” lalu “Clean Up” untuk menghapus objek dengan menyentuh atau menyapu area yang ingin dibersihkan.

Yang menarik, proses penghapusan ini dilakukan secara lokal alias on-device. Artinya, tidak ada data yang dikirim ke server Apple, sehingga privasi pengguna lebih terjamin.

Namun dari sisi hasil, fitur ini masih punya keterbatasan. Banyak pengguna melaporkan hasil penghapusan yang kurang rapi—terutama saat menghapus objek besar atau kompleks. Tepi objek sering kali terlihat blur atau distorsi.

> “Out of the 10, only 2 came out well… the other 8 were just plain disappointing,” tulis salah satu pengguna iOS 18 di forum Reddit.

🤖 Generative Edit Auto Eraser di Galaxy Z Fold7

Samsung mengintegrasikan fitur ini dalam paket Galaxy AI lewat One UI 8. Cara kerjanya cukup mirip: pengguna memilih foto di galeri, lalu klik ikon Galaxy AI untuk masuk ke mode Generative Edit. Di sini, pengguna bisa menghapus atau memindahkan objek, lalu klik “Generate” untuk mendapatkan hasil baru.

Berbeda dengan Apple, proses ini dilakukan di cloud, jadi memerlukan koneksi internet dan akun Samsung. Tapi hasilnya lebih mengesankan—objek besar bisa dihapus dengan blending yang halus, dan latar belakang otomatis disesuaikan.

Fitur ini juga menyediakan preview hasil sebelum disimpan, yang membantu pengguna mengevaluasi hasil edit. Kekurangannya, hasil edit akan diberi watermark kecil dan kadang resolusinya sedikit diturunkan.

🧠 Kesimpulan

Apple Clean Up menawarkan pengalaman editing yang cepat dan privat, cocok untuk pengguna kasual yang butuh penghapusan objek kecil dengan cepat. Tapi untuk hasil yang lebih presisi dan kompleks, Galaxy Z Fold7 lewat Generative Edit Auto Eraser masih unggul—meskipun dengan trade-off seperti watermark dan kebutuhan koneksi internet.

Pilihan terbaik tentu tergantung kebutuhan. Bila kamu butuh edit cepat tanpa kompromi privasi, iPhone 16 adalah pilihan solid. Tapi jika kamu ingin hasil paling halus dan fleksibilitas tinggi, Galaxy Z Fold7 lebih layak dipertimbangkan.

Samsung Galaxy Z TriFold Bocor, Bakal Bawa Zoom 100x yang Revolusioner

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone foldable yang tak hanya menawarkan layar fleksibel, tetapi juga kemampuan fotografi setara flagship terbaik di pasaran. Itulah yang mungkin akan dihadirkan Samsung dengan Galaxy Z TriFold mendatang. Bocoran terbaru mengungkap sebuah lompatan signifikan: opsi zoom hingga 100x, sesuatu yang belum pernah ada di jajaran foldable Samsung sebelumnya.

Selama ini, meski telah menghadirkan inovasi bentuk yang memukau, ponsel lipat Samsung seperti Z Fold7 harus berkompromi dalam hal kamera, khususnya kemampuan zoom. Mereka terbatas pada zoom telephoto 3x, sementara seri Galaxy S Ultra bisa mencapai 100x. Jarak ini segera bisa tertutup. Bocoran dari para tipster ternama di platform X, @TechHighest dan @evowizz, menunjukkan animasi antarmuka Galaxy Z TriFold yang memperlihatkan opsi zoom hingga 100x langsung di aplikasi kameranya. Jika ini terbukti benar, ini bukan sekadar upgrade kecil, melainkan perubahan paradigma bagi segmen foldable.

Sejak Galaxy Z Fold pertama diluncurkan pada 2019, Samsung konsisten dengan konfigurasi kamera yang “cukup baik” untuk segmennya. Z Fold7, misalnya, telah ditingkatkan dengan sensor utama 200MP yang sangat detail dalam kondisi cahaya cukup. Namun, saat berbicara tentang mendekatkan objek yang jauh, ia masih kalah telak dari S25 Ultra yang harganya lebih terjangkau. Kesenjangan inilah yang membuat kehadiran zoom 100x pada TriFold menjadi begitu menggoda. Ini seperti memberikan senjata pamungkas pada seorang prajurit yang sebelumnya hanya bersenjata standar.

Lebih Dari Sekadar Multitasking

Bocoran animasi tersebut tidak hanya fokus pada kamera. Sebagian besar kontennya justru memamerkan fitur multitasking canggih yang dihadirkan oleh tiga panel layar. Anda dapat dengan mudah menyeret aplikasi antar panel dan menikmati pengalaman seperti desktop dengan dukungan DeX. Namun, di balik semua fitur produktivitas itu, detail kameralah yang menjadi bintang utama. Kemunculan opsi 100x di aplikasi kamera adalah petunjuk paling kuat bahwa Samsung serius menyetarakan kemampuan fotografi antara foldable dan flagship bar-nya.

Sayangnya, bocoran ini masih menyisakan teka-teki. Resolusi dan panjang fokal modul periskop yang akan digunakan belum terungkap. Ini adalah detail krusial. Memasang sistem telephoto ganda (dual telephoto) pada perangkat tri-fold generasi pertama adalah tantangan teknikal yang tidak sederhana. Perangkat harus tetap ramping dan tidak boleh menjadi terlalu tebal saat dilipat. Apakah Samsung telah menemukan solusi rekayasa yang brilian? Kita semua menunggu jawabannya.

Konvergensi Jajaran Flagship

Desas-desus lain yang menguat adalah penggunaan sensor utama 200MP pada TriFold, menyamai Galaxy S25 Ultra. Kombinasi sensor utama beresolusi tinggi dan kemampuan zoom ekstrem ini mengisyaratkan sebuah strategi baru: konvergensi. Samsung tampaknya tidak ingin lagi ada “kelas dua” dalam hal kamera di lini produk andalannya. Foldable tidak lagi hanya tentang bentuk, tetapi tentang pengalaman flagship yang utuh dan tanpa kompromi, dari ujung ke ujung.

Tentu saja, kita harus tetap menempatkan semua informasi ini dalam konteks yang tepat: ini masih merupakan bocoran yang belum dikonfirmasi. Samsung sendiri masih tutup mulut rapat-rapat mengenai detail resmi TriFold. Dengan harga yang diprediksi melampaui $2,000 (mengingat Z Fold7 saja dimulai dari $1,999), ekspektasi masyarakat pasti akan melambung tinggi. Namun, jika zoom 100x ini benar-benar hadir dalam produk final, ini bisa menjadi titik balik sejarah. Foldable akan resmi beranjak dari perangkat “eksperimental” yang menarik menjadi “master of all trades” yang sejati.

Kapan kita bisa menyaksikan kehadiran revolusioner ini? Kabar angin menunjuk pada acara peluncuran bulan November mendatang. Di situlah Samsung kemungkinan akan membuka tirai ponsel tri-fold pertamanya secara resmi. Sampai saat itu tiba, bocoran ini telah berhasil menaikkan tensi dan harapan, terutama bagi para penggemar fotografi smartphone. Apakah Anda siap menyambut era baru di mana ponsel lipat tak lagi punya celah kelemahan?

Bocoran Lengkap Oppo Find X9: Chipset Dimensity 9500 dan Baterai 7.025mAh

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang mampu bertahan berhari-hari tanpa colokan charger, dengan performa yang mampu menyaingi konsol gaming terbaru. Itulah yang mungkin akan ditawarkan Oppo Find X9, flagship terbaru yang resmi akan meluncur pada 16 Oktober mendatang. Berdasarkan bocoran terbaru dari Digital Chat Station (DCS), seri Find X9 ini bukan sekadar upgrade biasa – ini adalah lompatan signifikan dalam hampir setiap aspek.

Jika Anda mengira smartphone flagship 2025 hanya akan menawarkan peningkatan kamera yang marginal atau desain yang sedikit lebih kurus, siap-siap terkejut. Oppo tampaknya sedang mempersiapkan sesuatu yang benar-benar berbeda dengan Find X9. Dengan kombinasi chipset terbaru, baterai berkapasitas luar biasa, dan sistem kamera yang ditingkatkan, perangkat ini berpotensi mengubah standar smartphone premium.

Yang menarik, Oppo tidak hanya fokus pada pasar domestik. Perusahaan telah mengonfirmasi bahwa Find X9 dan Find X9 Pro akan segera debut secara global, dengan laporan terbaru mengindikasikan acara peluncuran global akan berlangsung pada 28 Oktober. Ini menunjukkan kepercayaan diri Oppo bahwa produk mereka mampu bersaing di kancah internasional.

Daya Pemrosesan yang Menggebrak

Di jantung Oppo Find X9 bersemayam MediaTek Dimensity 9500, chipset flagship terbaru yang dibangun khusus untuk bersaing langsung dengan Qualcomm Snapdragon 8 Elite Gen 5. Bocoran spesifikasi MediaTek Dimensity 9500 sebelumnya telah mengindikasikan bahwa chipset ini akan menjadi penantang serius di pasar processor mobile high-end. Kombinasi antara efisiensi daya dan performa maksimal membuat Dimensity 9500 menjadi pilihan yang menarik bagi Oppo.

Bagi pengguna yang menginginkan performa tanpa kompromi, pairing antara Dimensity 9500 dengan layar OLED 6,59 inci beresolusi 1,5K dan refresh rate 120Hz menjanjikan pengalaman visual yang mulus. Layar datar ini juga memberikan keuntungan ergonomis – lebih nyaman digenggam dan mengurangi distorsi warna dari sudut pandang tertentu.

Sistem Kamera Triple 50MP dengan Sentuhan Hasselblad

Oppo terus mempertahankan fokusnya pada fotografi mobile dengan sistem kamera triple 50MP pada Find X9. Konfigurasi ini mencakup sensor utama Sony LYT808, lensa ultra-wide JN5, dan yang paling menarik – lensa periskop LYT600. Tambahan sensor True Chroma 2MP bertugas menangkap warna yang lebih akurat, sementara kamera selfie 32MP di punch-hole memastikan kualitas video call dan selfie yang memuaskan.

Kolaborasi dengan Hasselblad tetap dipertahankan, memberikan sentuhan khas warna dan processing yang telah menjadi trademark seri Find X. Meski Oppo Find X9 Ultra dikabarkan akan menggunakan kamera 200MP dari Sony, varian reguler Find X9 dengan triple 50MP ini tetap menjanjikan kemampuan fotografi yang impresif untuk segmen flagship.

Baterai Raksasa dan Pengisian Cepat

Inilah mungkin aspek paling mengejutkan dari Oppo Find X9 – baterai berkapasitas 7.025mAh. Angka ini jauh melampaui kebanyakan smartphone flagship saat ini yang biasanya berkisar di 5.000mAh. Dengan kapasitas sebesar ini, Find X9 berpotensi menjadi smartphone dengan daya tahan baterai terbaik di kelasnya.

Yang tak kalah mengesankan, Oppo menyertakan teknologi pengisian cepat 80W wired dan 50W wireless. Kombinasi ini memastikan bahwa meski memiliki baterai berkapasitas sangat besar, waktu pengisian ulang tetap terjaga. Bayangkan – dengan hanya beberapa menit di charger, Anda bisa mendapatkan tambahan daya untuk berjam-jam penggunaan.

Fitur keamanan juga tidak diabaikan. Oppo melengkapi Find X9 dengan sensor fingerprint ultrasonik yang menawarkan kecepatan dan keakuratan lebih baik dibanding sensor optik konvensional. Tambahan rating IP69 menjadikan perangkat ini tahan terhadap debu dan tekanan air yang tinggi – fitur yang masih langka di smartphone flagship.

Di sisi software, Find X9 akan menjalankan ColorOS 16 berbasis Android 16, memberikan pengalaman pengguna yang terbaru dan optimal. Sementara Oppo menyiapkan ponsel lipat flip terbaru untuk 2026, seri Find X9 ini jelas menjadi fokus utama perusahaan untuk tahun ini.

Dengan semua spesifikasi yang terbongkar ini, pertanyaannya bukan lagi apakah Oppo Find X9 akan menjadi flagship yang kompetitif, tetapi apakah ia mampu menggeser pemain utama di pasar smartphone premium. Tanggal 16 Oktober nanti akan menjawab semua spekulasi – dan berdasarkan apa yang telah terungkap, kita mungkin sedang menyaksikan kelahiran salah satu smartphone paling menarik tahun 2025.

iQOO 15 Bocor Resmi: Kamera Periskop 50MP dan Spesifikasi Gahar

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang tidak hanya mengerti kebutuhan gaming Anda, tetapi juga mampu menangkap momen dari jarak jauh dengan kejelasan luar biasa. Itulah yang dijanjikan iQOO 15, flagship terbaru yang semakin menunjukkan taringnya melalui bocoran resmi dari dalam rumah.

Jika selama ini Anda mengira smartphone gaming hanya tentang refresh rate tinggi dan chipset terbaru, siap-siap terkejut. iQOO 15 datang dengan pendekatan lebih holistik, di mana fotografi menjadi senjata rahasia yang tak kalah penting. Melalui postingan Weibo terbaru, iQOO Product Manager Galant V secara resmi mengonfirmasi kehadiran kamera periskop telephoto bersensor besar beresolusi 50MP.

Bocoran ini bukan sekadar gimmick marketing belaka. Dalam industri yang semakin kompetitif, kehadiran kamera periskop di segmen gaming smartphone menunjukkan perubahan strategi signifikan. iQOO memahami bahwa pengguna modern menginginkan perangkat serba bisa – bukan sekadar mesin gaming, tetapi juga alat kreativitas yang handal.

Revolusi Fotografi di Tangan Gamer

Konfirmasi kamera periskop 50MP pada iQOO 15 ini patut diapresiasi. Galant V dengan tegas menyebutkan kehadiran “large-sensor periscope telephoto camera” yang tentu akan membawa pengalaman fotografi ke level berbeda. Sensor besar berarti kemampuan menangkap cahaya lebih optimal, sementara teknologi periskop memungkinkan zoom optik berkualitas tanpa membuat bodi smartphone menebal tidak wajar.

Yang menarik, ini bukan pertama kalinya iQOO menyematkan kamera telephoto 50MP. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel sebelumnya tentang iQOO 15, generasi pendahulu sudah membawa kemampuan serupa. Namun dengan penyempurnaan sensor dan teknologi periskop, generasi terbaru ini menjanjikan hasil yang lebih impresif.

Laporan terbaru juga mengungkap setup triple kamera 50MP di bagian belakang. Bayangkan kekuatan yang dimiliki – tiga sensor dengan resolusi sama namun fungsi berbeda, bekerja harmonis untuk menghasilkan foto dalam berbagai kondisi. Untuk konten kreator dan gamer yang sering streaming, fitur ini menjadi nilai tambah signifikan.

Lebih Dari Sekadar Kamera

Meski kamera menjadi sorotan utama dalam bocoran terbaru, jangan lupa bahwa iQOO 15 adalah beast sejati di berbagai aspek. Layar 6.85-inch Samsung AMOLED dengan resolusi 2K dan refresh rate 144Hz menjanjikan visual yang memukau – baik untuk gaming kompetitif maupun menikmati konten multimedia.

Ditenagai Snapdragon 8 Elite Gen 5 chipset, performa iQOO 15 dipastikan berada di papan atas. Kombinasi dengan RAM hingga 16GB dan storage 1TB menciptakan mesin gaming yang hampir sempurna. Bahkan game paling demanding sekalipun seharusnya tidak menjadi masalah untuk perangkat ini.

Yang tak kalah penting, daya tahan. Baterai 7.000mAh yang dikonfirmasi dalam bocoran sebelumnya didukung teknologi charging 100W wired dan 50W wireless. Anda bisa gaming berjam-jam tanpa khawatir kehabisan daya, dan ketika perlu mengisi ulang, prosesnya sangat cepat.

Fitur Premium yang Membuat Berbeda

iQOO 15 tidak setengah-setengah dalam memberikan pengalaman premium. Ultrasonic in-screen fingerprint sensor menawarkan keamanan dan kemudahan akses yang lebih baik dibanding sensor optik konvensional. Kehadiran Q3 gaming chip khusus menunjukkan komitmen serius terhadap pengalaman gaming – chip ini mungkin berfungsi untuk mengoptimalkan performa game dan mengurangi latency.

X-axis linear motor baru menjanjikan feedback haptic yang lebih presisi dan memuaskan. Setiap ketukan, setiap notifikasi, bahkan setiap tembakan dalam game akan terasa lebih hidup. Dan yang paling futuristik – dukungan konektivitas satelit. Fitur ini mungkin masih terbatas fungsionalitasnya saat ini, tetapi menunjukkan visi jangka panjang iQOO dalam menghadirkan teknologi terkini.

Dengan spesifikasi segudang ini, wajar jika banyak yang menanti kehadiran iQOO 15. Rencana peluncuran Oktober di China bersama iQOO Neo 11 semakin memanaskan persaingan smartphone gaming. Dan kabar baik untuk pengguna Indonesia – tak lama setelah peluncuran China, iQOO 15 diprediksi segera menyambangi pasar India, yang biasanya menjadi indikator kedatangan perangkat ini ke Asia Tenggara.

Bagi yang penasaran dengan varian lebih terjangkau dari iQOO, iQOO Z10x dan iQOO Z10 Turbo Pro+ juga menawarkan spesifikasi menarik meski dengan segmentasi berbeda.

iQOO 15 hadir bukan sekadar sebagai upgrade iteratif, tetapi sebagai pernyataan bahwa smartphone gaming modern harus mampu segala hal. Dari gaming berat hingga fotografi profesional, dari desain premium hingga daya tahan ekstrem – semuanya terangkum dalam satu perangkat. Tinggal menunggu waktu untuk membuktikan apakah realita sepadan dengan ekspektasi yang dibangun melalui berbagai bocoran menggiurkan ini.

Xiaomi 15T vs 14T: Analisis Mendalam Mana yang Lebih Layak Dibeli

0

Telset.id – Di tengah hiruk-pikuk pasar smartphone flagship, Xiaomi kembali menghadirkan dilema menarik dengan kehadiran 15T dan pendahulunya 14T. Dua ponsel yang terlihat mirip ini ternyata menyimpan perbedaan signifikan yang bisa menentukan pilihan Anda. Mana yang sebenarnya lebih layak mengisi kantong?

Pertanyaan ini bukan sekadar retorika belaka. Dengan selisih harga $160 antara 15T ($760) dan 14T ($600), setiap rupiah perlu dipertimbangkan matang-matang. Apakah upgrade chipset, baterai, dan ketahanan bodi pada 15T benar-benar sepadan dengan tambahan biaya? Atau justru 14T masih menjadi pilihan terbaik untuk kebutuhan harian?

Sebagai jurnalis teknologi yang telah mengamati lini T series Xiaomi selama bertahun-tahun, saya melihat pola menarik: seri T selalu menjadi jembatan sempurna antara performa tinggi dan harga terjangkau. Namun kali ini, 15T sepertinya ingin melangkah lebih jauh menuju territory premium sejati.

Desain dan Ketahanan: Lebih dari Sekadar Tampilan

Mari mulai dari hal pertama yang Anda sentuh. Xiaomi 15T datang dengan perlindungan Gorilla Glass 7i di bagian depan dan bahan glass fiber di belakang. Bandingkan dengan 14T yang masih menggunakan Gorilla Glass 5 dan kaca biasa. Perbedaan ini bukan sekadar angka—ini tentang ketahanan sehari-hari terhadap goresan dan benturan tak terduga.

Saya masih ingat bagaimana Gorilla Glass 5 sempat menjadi standar industri beberapa tahun lalu. Kini dengan Gorilla Glass 7i, Anda mendapatkan perlindungan 2x lebih tahan gores menurut data laboratorium. Bagi yang sering berganti-ganti ponsel tanpa case, upgrade ini layak dipertimbangkan.

Fitur tahan air juga mengalami peningkatan meaningful. 15T memiliki rating IP68 yang memungkinkan perendaman hingga 3 meter selama 30 menit, sementara 14T hanya sampai 2 meter. Bagi pengguna aktif yang sering membawa ponsel dalam kondisi ekstrem—dari hujan deras hingga kecelakaan minuman—jaminan ekstra ini bisa menjadi penentu.

Layar: Trade-off antara Kecerahan dan Kualitas Warna

Di bagian layar, kita menyaksikan pertukaran menarik. 15T hadir dengan panel AMOLED 6.83 inci yang mendukung Dolby Vision dan HDR10+, sementara 14T lebih kecil di 6.67 inci namun dengan kecerahan puncak mencapai 4000 nits—angka yang cukup membuat silau.

Tapi jangan buru-buru memilih berdasarkan angka mentah. Meski 15T “hanya” mencapai 3200 nits, kehadiran Dolby Vision dan HDR10+ membuat pengalaman menonton konten HDR menjadi lebih immersive. Warna lebih akurat, detail shadow lebih kaya, dan gradasi lebih halus. Ini seperti membandingkan TV biasa dengan home theater—keduanya bisa menampilkan gambar, tapi pengalaman sensorialnya berbeda.

Refresh rate? 15T bertahan di 120Hz sementara 14T mencapai 144Hz. Bagi sebagian gamer, angka 24Hz ini mungkin terdengar signifikan. Namun dalam penggunaan nyata, perbedaannya hampir tak terasa kecuali Anda profesional esports. Justru PWM handling yang lebih baik pada 15T akan lebih berarti bagi kesehatan mata dalam jangka panjang.

Performa: Dimensity 8400 Ultra vs 8300 Ultra

Ini adalah jantung perbedaan kedua ponsel. 15T ditenagai Dimensity 8400 Ultra dengan GPU Mali-G720 MC7, sementara 14T menggunakan Dimensity 8300 Ultra dengan Mali G615-MC6. Keduanya cepat, tapi 8400 Ultra memang lebih gesit dalam render grafis berat dan multitasking intensif.

Storage UFS 4.1 pada 15T versus UFS 4.0 pada 14T mungkin terdengar sepele, tapi dalam praktiknya mempercepat load time game dan transfer file besar. Bagi content creator yang sering bekerja dengan file 4K, upgrade storage ini bisa menghemat waktu berharga.

Perkembangan chipset MediaTek memang patut diacungi jempol. Seperti yang kami laporkan dalam artikel tentang peluncuran Dimensity 9500, inovasi mereka terus mendorong batas performa mobile.

Baterai: 5500 mAh vs 5000 mAh

Kapasitas baterai 15T yang lebih besar 500 mAh mungkin tidak terdengar dramatis, tapi dalam dunia smartphone, setiap tambahan 100 mAh berarti. Untuk power user yang menghabiskan 6-8 jam sehari dengan ponsel, perbedaan ini bisa berarti tambahan 1-2 jam penggunaan.

Yang menarik, keduanya tetap mendukung charging 67W. 15T butuh 50 menit untuk charge penuh (5 menit lebih lama dari 14T), mungkin karena kapasitas baterai yang lebih besar. Trade-off yang wajar mengingat endurance yang didapat.

Kamera: Leica dengan Sentuhan Berbeda

Kedua ponsel membawa setup kamera Leica triple: 50 MP wide, 50 MP telephoto, dan 12 MP ultrawide. Tapi jangan salah, ada perbedaan halus yang berarti.

15T menggunakan focal length lebih pendek (46mm vs 50mm) pada lensa telephoto dan menambahkan color spectrum sensor. Hasilnya? Akurasi warna lebih natural dan konsisten dalam berbagai kondisi pencahayaan. Untuk fotografer yang concern dengan color grading, sensor tambahan ini worth considering.

Kamera selfie juga mendapat upgrade dengan aperture f/2.2 yang lebih lebar, memungkinkan framing lebih luas—perfect untuk group selfie atau vlogging. Dukungan HDR video di depan juga menjadi nilai tambah bagi content creator.

Analisis Nilai: $160 Selisih yang Pantas?

Ini pertanyaan satu juta dolar—atau tepatnya $160. Setelah membandingkan semua aspek, saya melihat pola jelas: 15T bukan sekadar upgrade incremental, tapi lompatan meaningful menuju experience premium.

Bagi gamer dan power user, kombinasi Dimensity 8400 Ultra, UFS 4.1, dan baterai 5500 mAh sudah cukup membenarkan investasi tambahan. Apalagi dengan ketahanan bodi yang ditingkatkan—Anda mendapatkan device yang tidak hanya powerful tapi juga durable.

Tapi bagi pengguna casual yang kebutuhan utamanya sosial media, browsing, dan fotografi occasional, 14T tetap menjadi pilihan brilliant. Performanya masih sangat capable, kamera Leica-nya tetap outstanding, dan harganya lebih terjangkau.

Persaingan flagship 2025 memang semakin ketat. Seperti yang kita lihat dalam perbandingan iPhone 17 vs Vivo X200 Ultra, setiap brand memiliki filosofi berbeda dalam mendefinisikan “flagship”.

Lalu bagaimana dengan masa depan AI smartphone? Tren yang juga diikuti competitor seperti Honor Magic8 Series menunjukkan bahwa kecerdasan buatan akan menjadi battlefield berikutnya.

Jadi, mana yang harus Anda pilih? Jika budget bukan constraint utama dan Anda menginginkan yang terbaik dari seri T, 15T adalah jawabannya. Tapi jika Anda mencari value for money dengan performa masih sangat solid, 14T tidak akan mengecewakan. Keduanya adalah pilihan win-win—tinggal sesuaikan dengan kebutuhan dan kantong Anda.

Xiaomi 17 Pro Max vs iPhone 17 Pro Max: Pertarungan Flagship 2025

0

Telset.id – Arena flagship smartphone 2025 baru saja memanas dengan kehadiran dua raksasa: Xiaomi 17 Pro Max dan iPhone 17 Pro Max. Dua ponsel yang menjanjikan pengalaman premium tertinggi ini hadir dengan pendekatan berbeda, menciptakan pertarungan paling menarik tahun ini. Mana yang lebih layak menjadi pendamping harian Anda?

Xiaomi secara mengejutkan melompat dari seri 15 langsung ke 17, membawa perubahan signifikan dalam desain dan spesifikasi. Sementara Apple tetap konsisten dengan penyempurnaan bertahap yang membuat iPhone semakin sempurna. Perbedaan filosofi inilah yang membuat perbandingan antara keduanya begitu menarik untuk disimak.

Sebagai jurnalis teknologi yang telah mengamati industri selama bertahun-tahun, saya melihat pertarungan kali ini bukan sekadar soal spesifikasi mentah. Ini tentang bagaimana dua raksasa teknologi menafsirkan kebutuhan pengguna premium di era pascapandemi, di mana mobilitas dan produktivitas menjadi kunci utama.

Desain dan Layar: Dua Pendekatan Berbeda

Baik iPhone 17 Pro Max maupun Xiaomi 17 Pro Max menggunakan material premium dengan bodi aluminium dan kaca. Namun, Apple kali ini menggunakan lebih banyak aluminium untuk meningkatkan disipasi panas, ditambah dengan vapor chamber untuk pendinginan yang lebih baik – pertama kalinya dalam sejarah iPhone. Meski ada isu tentang bodi yang rentan tergores, perlindungan Ceramic Shield 2 diklaim memiliki ketahanan yang mengesankan.

Di sisi lain, Xiaomi membawa kejutan dengan desain dual display yang inovatif. Selain layar utama 6,9 inci LTPO AMOLED dengan resolusi 1,5K, ada juga layar sekunder 2,9 inci dengan refresh rate 120Hz di bagian belakang. Modul kamera persegi panjang yang besar ternyata berfungsi sebagai rumah bagi layar menghadap belakang ini.

Dari segi kualitas tampilan, kedua ponsel menggunakan panel OLED 6,9 inci dengan refresh rate 120Hz. Namun Xiaomi unggul dalam brightness dengan puncak 3.500 nits, plus dukungan PWM dimming frekuensi tinggi dan DC dimming. Perlindungan layar menggunakan Xiaomi Shield Glass, sementara Apple tetap setia dengan Ceramic Shield.

Kinerja: A19 Pro vs Snapdragon 8 Elite Gen 5

Apple terus mempertahankan reputasinya dengan prosesor A19 Pro yang disebut-sebut sebagai salah satu chipset tercepat di pasar smartphone. Peningkatan performa dan efisiensi menjadi fokus utama, sesuatu yang sudah menjadi trademark Apple selama bertahun-tahun.

Namun Xiaomi tidak tinggal diam. Mereka menjadi yang pertama meluncurkan ponsel flagship dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 terbaru dari Qualcomm. Dalam benchmark sintetis, chipset ini hampir menyamai A19 Pro di sebagian besar tes. Tapi seperti yang kita tahu, angka benchmark bukan segalanya.

Pengalaman nyata dalam gaming, efisiensi daya, dan penggunaan sehari-hari-lah yang menentukan. Kedua chipset ini menjanjikan performa impresif, namun dengan pendekatan arsitektur yang berbeda. Apple dengan ecosystem tertutupnya versus Qualcomm dengan platform terbuka untuk Android.

Baterai dan Pengisian Daya: Keunggulan Jelas Xiaomi

Ini adalah area dimana Xiaomi menunjukkan taringnya. Xiaomi 17 Pro Max dibekali baterai raksasa 7.500mAh dengan dukungan pengisian cepat 100W kabel dan 50W nirkabel. Angka yang sangat besar untuk standar flagship, mengingat sebagian besar pesaing masih berkutat di angka 5.000mAh.

Sementara Apple, meski tidak mengumumkan secara resmi ukuran baterai, diperkirakan memiliki kapasitas sekitar 5.088 mAh di iPhone 17 Pro Max. Meski software dan efisiensi Apple membantu mendapatkan waktu pakai yang excellent, baterai besar dan kecepatan charging Xiaomi memberikan keunggulan jelas ketika penggunaan berat atau saat traveling.

Bayangkan, dengan baterai 7.500mAh, Anda bisa menggunakan ponsel seharian penuh tanpa khawatir kehabisan daya. Dan ketika perlu mengisi ulang, 100W wired charging berarti Anda hanya butuh waktu singkat untuk kembali beraktivitas.

Sistem Kamera: Apple yang Terpolish vs Xiaomi yang Inovatif

Apple menyempurnakan sistem kamera iPhone 17 Pro Max dengan fokus pada kualitas optik. Triple kamera belakang dengan sensor 48MP menghasilkan foto low-light yang bagus, reproduksi warna akurat, plus fitur profesional seperti ProRes RAW, tools video, dan stabilisasi advanced.

Xiaomi merespons dengan setup triple lens yang disetel Leica: 50MP utama, 50MP ultrawide, dan telephoto periskop 5x dengan lensa lebih terang dan sensor lebih besar untuk lensa zoom. Ini memberikan keunggulan dalam bidikan jarak jauh, sesuatu yang sering menjadi kelemahan smartphone flagship.

Kita masih perlu menunggu review proper dan tes kehidupan nyata untuk mengetahui perbandingan kamera sebenarnya. Tapi yang pasti, kedua model ini menetapkan standar tinggi dalam fotografi mobile. Apple dengan pendekatan konsisten dan terpolish, Xiaomi dengan inovasi dan kolaborasi Leica.

Harga: Faktor Penentu yang Sulit Diabaikan

Ini mungkin aspek paling menarik dari pertarungan kali ini. Xiaomi 17 Pro Max baru saja debut di China dengan harga 4.999 Yuan, atau sekitar 701 US Dollar untuk varian dasar 12GB + 256GB. Bandingkan dengan iPhone 17 dasar yang lebih mahal di 799 US Dollar, sementara iPhone 17 Pro Max termahal mulai dari 1.199 US Dollar.

Selisih hampir 500 Dollar antara kedua flagship ini sulit diabaikan. Meski pengalaman keseluruhan, ecosystem, ketersediaan, dan faktor lain berperan dalam memilih ponsel, gap harga sebesar ini pasti menjadi pertimbangan utama bagi banyak calon pembeli.

Rilis yang lebih luas diperkirakan menyusul dalam beberapa bulan mendatang, jadi tergantung region Anda, harga mungkin memainkan peran besar dalam keputusan pembelian. Xiaomi menawarkan flagship impresif yang menonjol, sementara Apple terus memoles perangkat premium yang sudah bagus.

Pertanyaannya sekarang: apakah Anda lebih memilih penyempurnaan bertahap Apple dengan ecosystem yang solid, atau inovasi berani Xiaomi dengan harga yang lebih terjangkau? Jawabannya mungkin lebih kompleks dari sekedar membandingkan spesifikasi di atas kertas.

Kolaborasi TIK-Digital Deklarasi Dukung Visi Indonesia Digital 2045

0

Bayangkan hidup tanpa akses internet di era serba digital ini. Tidak ada transaksi online, tidak ada akses informasi kesehatan, pendidikan terbatas, dan peluang ekonomi yang tertutup. Inilah realitas yang masih dihadapi ribuan desa di Indonesia, di tengah gempuran kemajuan teknologi yang seolah tak terbendung.

Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau dan keragaman geografis yang luar biasa, menghadapi tantangan besar dalam pemerataan digital. Meski pengguna internet sudah mendominasi, ternyata masih ada ribuan titik yang terisolasi dari konektivitas digital. Data terbaru dari Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkap fakta mengejutkan: 2.333 desa belum terkoneksi internet sama sekali, 2.017 desa belum mendapatkan layanan 4G, dan 316 desa tidak berpenghuni namun tetap tercatat dalam peta pembangunan.

Menyikapi kondisi ini, komunitas industri teknologi informasi komunikasi (TIK) dan digital mengambil langkah strategis dengan melakukan deklarasi bersama untuk mempercepat digitalisasi nasional. Komitmen ini sejalan dengan program Astacita Presiden Prabowo Subianto dan dideklarasikan bertepatan dengan perayaan Hari Bhakti Postel ke-80, menandai babak baru kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri.

Deklarasi Bersama: Titik Balik Digitalisasi Indonesia

Dalam momentum bersejarah perayaan Hari Bhakti Postel ke-80, lebih dari 10 komunitas asosiasi dan pelaku industri TIK serta digital menyatakan komitmen bersama untuk mendukung percepatan digitalisasi nasional. Deklarasi ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi merupakan respons konkret terhadap tantangan digital yang masih menghantui Indonesia.

Muhammad Arif, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan industri merupakan kebutuhan mendesak. “Kita sadar industri ini tidak bisa bergerak sendiri, tapi butuh dukungan. Tidak hanya dari Komdigi sendiri tapi dari komunitas yang ada,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta.

Lebih lanjut, Arif menekankan bahwa deklarasi ini merupakan langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia Digital 2045. “Lebih dari 10 komunitas asosiasi, infrastruktur dan lainnya melakukan deklarasi. Jadi saya pikir kolaborasi ini memang penting untuk mendukung visi Indonesia Digital 2045,” tambahnya.

Tantangan Nyata: Ribuan Desa Masih Terisolasi Digital

Data yang diungkapkan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam perayaan Hari Bhakti Postel ke-80 menyoroti betapa seriusnya tantangan digitalisasi di Indonesia. Angka 2.333 desa yang belum terkoneksi internet bukan sekadar statistik, tetapi mencerminkan jutaan warga Indonesia yang masih terpinggirkan dari kemajuan digital.

Kondisi ini semakin kompleks dengan adanya 2.017 desa yang belum mendapatkan layanan 4G, serta 316 desa tidak berpenghuni yang tetap tercatat dalam peta pembangunan. Data ini menunjukkan bahwa pemerataan konektivitas masih menjadi pekerjaan rumah besar yang membutuhkan sinergi multipihak.

Menyadari urgensi ini, Ketua Pelaksana Hari Bhakti Postel ke-80 Setia Gunawan mengambil inisiatif melakukan deklarasi bersama komunitas industri TIK dan digital. “Sebagai bagian dari komunitas ekosistem TIK dan digital, kami secara rutin telah menggelar diskusi sejak 2011 yang di dalamnya membahas isu penting terkait ekosistem digital Indonesia,” jelas Gunawan yang juga Wakil Pemimpin Redaksi IndoTelko.

Jalan Panjang Menuju Digitalisasi Merata

Kolaborasi antara pemerintah dan industri TIK bukanlah hal baru. Sejak 2011, komunitas ekosistem TIK dan digital telah rutin menggelar diskusi yang membahas isu-isu strategis terkait perkembangan digital Indonesia. Hasil diskusi tersebut kerap diajukan sebagai bahan pertimbangan kepada pembuat kebijakan untuk mengambil langkah strategis menguatkan digitalisasi.

“Apa yang kami sampaikan menjadi bagian pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kebijakan. Dan ini akan terus kami lakukan untuk mengawal perkembangan digitalisasi nasional,” tegas Setia Gunawan.

Pendekatan kolaboratif ini sejalan dengan upaya berbagai pihak dalam mendorong transformasi digital di berbagai sektor. Seperti yang dilakukan Blibli melalui program kelas kewirausahaan untuk digitalisasi UMKM, serta inisiatif ViBiCloud yang resmi menjadi Managed Service Partner Alibaba Cloud di Indonesia.

Sinergi Multipihak: Kunci Sukses Digitalisasi Nasional

Deklarasi yang diikuti oleh berbagai pemain kunci industri TIK dan digital menunjukkan komitmen yang solid dari seluruh stakeholder. PT Telkom Indonesia, PT Telkomsel, PT Indosat Tbk, PT. XL Smart Tbk, Huawei Indonesia, Ericsson Indonesia, Aspimtel, APJII, Apjatel, Askalsi, ATSI, Asiot, Indotelko, Pos Indonesia, BAKTI Kemkomdigi, serta Pandi bersatu dalam visi yang sama: mempercepat digitalisasi nasional.

Kolaborasi ini tidak hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga mencakup aspek keamanan siber yang semakin krusial di era digital. Seperti yang dilakukan melalui kolaborasi Kaspersky dan BSSN untuk meningkatkan keamanan siber Indonesia, yang menjadi bagian penting dari ekosistem digital yang aman dan terpercaya.

Pendekatan holistik ini diperlukan mengingat digitalisasi bukan sekadar masalah konektivitas, tetapi juga mencakup aspek keamanan, literasi digital, dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Deklarasi bersama komunitas industri TIK dan digital ini menjadi penanda dimulainya babak baru dalam perjalanan digitalisasi Indonesia. Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, industri, dan komunitas, visi Indonesia Digital 2045 bukan lagi sekadar impian, tetapi tujuan yang dapat dicapai melalui kerja sama dan komitmen semua pihak. Tantangan masih besar, tetapi dengan sinergi yang tepat, Indonesia mampu mewujudkan digitalisasi yang merata dan berkeadilan untuk seluruh rakyat.

2.333 Desa Masih Gelap, Ini Strategi Pemerintah Buka Akses Internet

0

Bayangkan hidup di era digital tanpa akses internet. Tidak ada e-commerce untuk berbelanja, tidak ada platform pembelajaran online untuk anak-anak, tidak ada akses informasi kesehatan terkini. Ini bukan skenario fiksi, melainkan realitas yang dialami oleh 2.333 desa di Indonesia yang masih terputus dari dunia maya.

Fakta mengejutkan ini diungkapkan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid dalam peringatan Hari Bhakti Postel ke-78 di Bandung. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan representasi dari jutaan warga Indonesia yang tertinggal dalam percepatan transformasi digital. Kondisi ini menjadi ironi di tengah gencarnya pemerintah mendorong ekonomi digital sebagai penggerak utama pertumbuhan.

Lebih dalam lagi, masalah ini tidak hanya tentang ketiadaan koneksi internet semata. Dari total desa yang belum terhubung tersebut, sebanyak 2.017 desa bahkan belum mendapatkan layanan 4G. Bahkan, 316 desa di antaranya merupakan ladang non-pemukiman yang menambah kompleksitas penyelesaian masalah ini. Lantas, bagaimana strategi pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak mengatasi tantangan besar ini?

Kolaborasi Multipihak Kunci Penyelesaian

Meutya Hafid menegaskan bahwa penyelesaian masalah konektivitas di 2.333 desa membutuhkan kolaborasi dari banyak pihak. “Angka ini semua kami yakini adalah angka yang target yang masuk akal jika kita semua bergabung tangan untuk menyelesaikan PR-PR ini bersama,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Pernyataan ini disampaikan saat memimpin upacara peringatan Hari Bhakti Postel yang mengingatkan pada perjuangan Angkatan Muda Perusahaan Telepon dan Telegraf (AMPTT) pada 27 September 1945.

Spirit kolaborasi yang sama, menurut Meutya, perlu dihidupkan kembali di era modern ini. “Kita akan dorong terus bersama dengan komitmen bahwa hari ini perjuangan belum selesai dengan semangat meneruskan segala perjuangan yang telah dilakukan angkatan muda dari Postel di tahun 1945,” tambahnya. Komitmen ini bukan sekadar retorika, melainkan telah diwujudkan dalam deklarasi bersama yang ditandatangani oleh berbagai pelaku industri ICT dan digital.

Deklarasi tersebut melibatkan PT. Telkom Indonesia Tbk., PT. Telkomsel, PT. Indosat Tbk., PT. XL Smart Tbk., Huawei Indonesia, Ericsson Indonesia, serta berbagai asosiasi seperti Aspimtel, Mastel, APJII, APJATEL, ASKALSI, ATSI, ASIOTI, INDOTELKO, Pos Indonesia, Bakti Komdigi, hingga Pandi. Kolaborasi ekstensif ini menunjukkan keseriusan dalam mempercepat digitalisasi untuk mendukung Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Fixed Broadband dan Strategi Infrastruktur Berdaulat

Selain fokus pada konektivitas mobile, pemerintah juga menaruh perhatian besar pada penetrasi fixed broadband rumah tangga. Saat ini, angka konektivitas fixed broadband masih berada di level 27,4 persen – angka yang cukup rendah untuk mendukung transformasi digital secara menyeluruh. Peningkatan di sektor ini menjadi crucial mengingat fixed broadband memberikan konektivitas yang lebih stabil dan berkecepatan tinggi.

Strategi pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang berdaulat juga menjadi fokus utama. Dalam konteks geopolitik yang dinamis, dimana beberapa konflik internasional menargetkan infrastruktur telekomunikasi, ketahanan dan kedaulatan infrastruktur menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Infrastruktur yang kuat tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari sistem pertahanan nasional.

Penguatan infrastruktur ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menyediakan layanan cloud terbaik yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat, termasuk di daerah terpencil. Integrasi antara infrastruktur fisik dan layanan digital menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem digital yang komprehensif.

Dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto telah menegaskan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen. Target ambisius ini, menurut Meutya, hanya dapat dicapai jika semua pihak berkontribusi, khususnya di bidang digitalisasi yang menjadi motor penggerak utama. “Ini hanya dapat dicapai jika kita semua berkontribusi khususnya di bidang digitalisasi yang menjadi motor penggerak utama,” tegas Meutya.

Konektivitas internet yang merata menjadi prasyarat fundamental untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital. Tanpa akses internet yang memadai, mustahil bagi masyarakat di daerah tertinggal untuk mengakses pasar digital, mengembangkan usaha melalui e-commerce, atau memanfaatkan teknologi finansial. Digital gap yang lebar antara perkotaan dan pedesaan berpotensi menghambat pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional.

Solusi interim seperti penggunaan feature phone yang mampu mengakses internet bisa menjadi alternatif sementara bagi masyarakat di daerah yang belum terjangkau jaringan broadband. Meskipun tidak ideal, setidaknya solusi ini dapat memberikan akses dasar terhadap layanan digital yang essential.

Monitoring dan Optimalisasi Jaringan

Dalam upaya memperluas cakupan jaringan, monitoring dan optimalisasi infrastruktur yang sudah terbangun menjadi hal yang tidak kalah penting. Teknologi monitoring jaringan seperti yang digunakan oleh BPKP dengan Netmonk Prime Telkom dapat menjadi model yang diadopsi secara lebih luas. Pemantauan real-time terhadap kualitas jaringan memastikan bahwa infrastruktur yang sudah dibangun beroperasi secara optimal.

Pendekatan teknologi juga diterapkan dalam pengembangan perangkat akses seperti modem yang dikembangkan melalui kolaborasi antara operator telekomunikasi dan vendor teknologi. Inovasi dalam perangkat akses internet, termasuk modem yang dikembangkan Telkomsel dan Huawei, menunjukkan komitmen industri dalam menyediakan solusi yang tepat guna dan terjangkau bagi masyarakat.

Dengan target konektivitas mencapai 80 persen, perjuangan membangun konektivitas digital di Indonesia memang belum selesai. Namun, dengan kolaborasi multipihak, strategi infrastruktur yang berdaulat, dan komitmen politik yang kuat, target tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai. Perjuangan yang dimulai dari generasi Postel tahun 1945 kini diteruskan dengan semangat yang sama – menghubungkan seluruh nusantara, dari Sabang sampai Merauke.

Vivo V60 Lite Resmi: Baterai Raksasa dan Kamera AI di Tubuh Super Tipis

0

Pernahkah Anda membayangkan sebuah smartphone yang mampu bertahan seharian penuh tanpa khawatir kehabisan daya, namun tetap memiliki bodi yang elegan dan nyaman digenggam? vivo menjawab tantangan ini dengan kejutan terbarunya yang akan segera menghiasi pasar Indonesia. Dalam dunia smartphone yang semakin kompetitif, kehadiran vivo V60 Lite bukan sekadar tambahan varian biasa, melainkan sebuah pernyataan tentang bagaimana teknologi dapat menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa, daya tahan, dan estetika.

Lanskap smartphone Indonesia terus mengalami transformasi signifikan, dengan konsumen yang semakin cerdas dalam memilih perangkat yang sesuai kebutuhan. Di tengah maraknya ponsel dengan klaim kamera canggih dan performa tinggi, seringkali aspek ketahanan baterai justru menjadi korban. vivo memahami betul dilema ini dan menghadirkan solusi melalui V60 Lite yang resmi akan diluncurkan pada 2 Oktober 2025 mendatang.

Kehadiran vivo V60 Lite di Indonesia menandai babak baru dalam segmen smartphone mid-range, dimana perusahaan tidak hanya fokus pada spesifikasi mentah, tetapi juga pada pengalaman pengguna yang holistik. Dengan kombinasi baterai berkapasitas besar, chipset terkini, dan teknologi kamera mutakhir, ponsel ini siap menjadi penantang serius di kelasnya.

Performa Tangguh dengan Dimensity 7360-Turbo

Di balik bodi tipisnya yang hanya 7,59 milimeter, vivo V60 Lite menyembunyikan kekuatan prosesor yang impresif. Chipset MediaTek Dimensity 7360-Turbo yang dibangun dengan arsitektur 4nm menjadi jantung dari perangkat ini, menghadirkan lompatan performa yang signifikan dibandingkan generasi sebelumnya. Bagaimana tidak, peningkatan CPU mencapai 49 persen dan GPU hingga 105 persen membuat pengalaman gaming dan multitasking menjadi lebih mulus daripada sebelumnya.

MediaTek Dimensity 7360 memang dirancang khusus untuk menghadirkan performa gaming yang lebih halus, seperti yang dijelaskan dalam analisis mendalam tentang chipset ini. Efisiensi daya yang ditawarkan oleh proses manufaktur 4nm memastikan bahwa peningkatan performa ini tidak mengorbankan konsumsi daya, menciptakan sinergi sempurna dengan baterai berkapasitas besar yang dibawa V60 Lite.

Revolusi Fotografi dengan AI Four-Seasons Portrait

Fotografi menjadi fokus utama vivo V60 Lite, dan ini terlihat dari penyematan kamera utama 50MP dengan sensor Sony IMX882. Sensor ini terkenal dengan kemampuan menangkap gambar jernih bahkan dalam kondisi cahaya rendah, menjawab kebutuhan pengguna yang sering mengambil foto di malam hari atau dalam ruangan dengan pencahayaan terbatas. Tidak main-main, vivo melengkapinya dengan kamera ultrawide 8MP untuk menangkap momen dengan sudut pandang lebih luas, serta kamera depan 32MP untuk selfie yang tajam.

Yang membuat V60 Lite istimewa adalah kehadiran fitur AI Four-Seasons Portrait yang eksklusif. Fendy Tanjaya, Product Manager vivo Indonesia, menjelaskan bahwa fitur ini memungkinkan pengguna mengabadikan momen seolah menjajal beragam pengalaman musim yang berbeda. “Fitur seperti AI Four-Seasons Portrait dan setup 50MP Sony Camera dengan Sony IMX882 membuka perspektif baru, memungkinkan mereka untuk mengubah momen sehari-hari menjadi visual yang imajinatif,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Fitur ini bukan sekadar filter biasa, melainkan teknologi cerdas yang menganalisis elemen gambar dan menyesuaikan nuansa warna, pencahayaan, serta mood foto sesuai dengan karakteristik musim yang dipilih. Hasilnya? Foto portrait dengan sentuhan artistik yang konsisten dan natural, seolah diambil di lokasi dengan musim yang berbeda-beda.

Baterai 6.500 mAh dan Pengisian Cepat 90W

Dalam era dimana ketergantungan pada smartphone semakin tinggi, kapasitas baterai menjadi pertimbangan utama. vivo V60 Lite datang dengan solusi radikal: baterai 6.500 mAh yang diklaim mampu bertahan seharian penuh bahkan dengan penggunaan intensif. Yang lebih mengesankan, meski membawa baterai berkapasitas besar, vivo berhasil mempertahankan ketipisan bodi hanya 7,59 milimeter.

Teknologi pengisian cepat 90W FlashCharge melengkapi paket lengkap ini, memastikan pengguna tidak perlu menunggu lama untuk mengisi ulang daya. Dalam waktu singkat, ponsel sudah siap digunakan kembali untuk aktivitas sehari-hari. Kombinasi antara kapasitas baterai besar dan pengisian cepat ini menjawab keluhan umum pengguna smartphone modern tentang daya tahan baterai yang sering tidak mencukupi.

Strategi Peluncuran dan Pilihan Warna

vivo V60 Lite sebenarnya sudah lebih dulu dirilis di pasar global, sehingga spesifikasinya sudah terungkap dan teruji. Untuk pasar Indonesia, ponsel ini akan hadir dalam tiga pilihan warna menarik: Vibing Blue, Vibing Pink, dan Vibing Black. Setiap warna dipilih untuk mencerminkan karakter dinamis dan stylish yang menjadi target pasar muda Indonesia.

Meski spesifikasi sudah terungkap, informasi harga masih menjadi misteri yang akan dibeberkan pada peluncuran resmi 2 Oktober 2025 mendatang. Acara peluncuran ini akan disiarkan melalui berbagai akun media sosial resmi vivo Indonesia, memungkinkan penggemar teknologi dari seluruh penjuru tanah air untuk menyaksikan momen penting ini.

Bagi yang sedang mempertimbangkan untuk upgrade smartphone, panduan membandingkan spesifikasi ponsel bisa menjadi referensi berharga sebelum mengambil keputusan. Perbandingan yang komprehensif akan membantu menentukan apakah V60 Lite memang sesuai dengan kebutuhan dan budget Anda.

Kehadiran vivo V60 Lite di Indonesia tidak hanya memperkaya pilihan konsumen, tetapi juga menaikkan standar untuk smartphone mid-range. Dengan kombinasi antara performa processor yang tangguh, kemampuan fotografi yang didukung AI, dan daya tahan baterai yang luar biasa, ponsel ini berpotensi menjadi game changer di segmennya. Tanggal 2 Oktober 2025 nanti akan menjadi momen penentuan apakah vivo berhasil menghadirkan paket lengkap yang selama ini dinantikan oleh pasar Indonesia.