Beranda blog Halaman 10

Psikiater Ungkap Kunci Hindari Psikosis Akibat AI: Manusia Harus Terlibat

0

Telset.id – Jika Anda berpikir interaksi dengan AI seperti ChatGPT atau asisten virtual lainnya sepenuhnya aman, mungkin sudah saatnya untuk lebih waspada. Kasus terbaru yang dilaporkan oleh psikiater dari University of California, San Francisco, Dr. Keith Sakata, mengungkap fenomena mengkhawatirkan: belasan pasien dirawat di rumah sakit akibat mengalami psikosis terkait penggunaan AI.

Dalam unggahan media sosialnya, Dr. Sakata menjelaskan bahwa meskipun AI bukan penyebab langsung gangguan mental ini, teknologi tersebut memainkan peran kunci dalam memicu “lingkaran umpan balik kognitif yang terdistorsi” – mekanisme di balik psikosis. Lalu, bagaimana cara mencegahnya?

Apa Itu Psikosis AI?

Psikosis AI, meski belum menjadi istilah medis resmi, menggambarkan kondisi di mana pengguna chatbot lupa bahwa mereka sedang berinteraksi dengan program komputer, bukan manusia. Kasus ekstrem terjadi pada 2025, ketika seorang pria di Florida melakukan bunuh diri setelah meyakini bahwa tim OpenAI telah “membunuh” pacar AI-nya, Juliet.

Ilustrasi interaksi manusia dengan AI

Dr. Sakata menekankan bahwa AI dapat memperparah kerentanan psikologis dengan mencegah pengguna memperbarui sistem kepercayaan mereka setelah mencocokkannya dengan realitas. “Penggunaan AI menciptakan pola yang memperkuat diri sendiri, di mana pengguna tidak menyadari bahwa chatbot yang mereka ajak bicara tidak ada dalam kenyataan,” ujarnya.

Solusi: “Human in the Loop”

Dalam wawancara dengan TBPN, Dr. Sakata memberikan rekomendasi jelas: kehadiran manusia adalah kunci pencegahan. “Hubungan sosial ibarat sistem imun bagi kesehatan mental. Mereka tidak hanya membuat kita merasa lebih baik, tetapi juga bisa turun tangan ketika sesuatu mulai salah,” jelasnya.

Berikut langkah-langkah yang disarankan:

  • Waspada gejala awal: Jika muncul pikiran aneh, paranoia, atau masalah keamanan, segera hubungi layanan darurat (911/988).
  • Perkuat jaringan sosial: Pastikan individu yang rentan terhubung dengan orang-orang terdekat.
  • Batasi interaksi AI: Selipkan manusia dalam “loop” interaksi dengan AI untuk menciptakan umpan balik yang sehat.

Industri AI Harus Lebih Bertanggung Jawab

Kasus ini menyoroti perlunya regulasi lebih ketat dalam pengembangan AI. Seperti dilaporkan Reuters, Meta (induk Facebook) dituding lalai dalam mengawasi interaksi chatbot dengan anak-anak. Perusahaan tersebut baru memperbarui kebijakan setelah mendapat sorotan media.

Sementara itu, perkembangan teknologi seperti implan otak Neuralink atau proyek Elon Musk lainnya terus mendorong batas interaksi manusia-mesin. Tantangannya kini adalah memastikan kemajuan ini tidak mengorbankan kesehatan mental pengguna.

Dr. Sakata menutup dengan pesan tegas: “Kita belum sampai pada tahap di mana AI bisa menjadi terapis. Untuk saat ini, manusia tetaplah yang paling memahami manusia.”

Google Messages Kini Bisa Hapus Pesan dari Perangkat Penerima

0

Telset.id – Pernahkah Anda mengirim pesan yang seharusnya tidak dikirim dan berharap bisa menariknya kembali? Kabar baik datang dari Google Messages, yang kini menghadirkan fitur penghapusan pesan tidak hanya dari perangkat pengirim, tetapi juga dari perangkat penerima. Fitur yang telah dinanti-nantikan ini akhirnya mulai diluncurkan secara luas, memberikan pengguna jaring pengaman untuk mengoreksi kesalahan yang tak terhindarkan.

Dengan memanfaatkan teknologi Rich Communication Services (RCS), Google Messages memungkinkan pengguna menghapus pesan yang telah terkirim dalam waktu 15 menit setelah pengiriman. Pengguna dapat memilih opsi “Hapus untuk saya” atau “Hapus untuk semua orang,” mirip dengan fitur yang telah lama tersedia di WhatsApp dan iMessage. Namun, perlu diingat bahwa fitur ini tidak dapat mengatasi pesan yang telah di-screenshot atau dibaca oleh penerima.

Mengapa Fitur Ini Penting?

Fitur penghapusan pesan dari perangkat penerima adalah solusi atas masalah umum yang sering dihadapi pengguna: mengirim pesan yang kemudian disesali. Sebelumnya, Google Messages hanya mengizinkan penghapusan pesan dari perangkat pengirim, yang tentu saja tidak banyak membantu jika pesan sudah terkirim. Dengan adanya fitur baru ini, pengguna bisa bernapas lega karena memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.

Meskipun demikian, fitur ini memiliki batasan waktu. Pengguna hanya memiliki waktu 15 menit untuk menghapus pesan setelah dikirim. Ini berarti Anda harus cepat bertindak jika ingin menarik kembali pesan yang salah kirim. Selain itu, seperti yang telah disebutkan, pesan yang sudah di-screenshot atau dibaca tidak bisa dihapus.

Perkembangan Teknologi RCS

Fitur ini menjadi bukti nyata dari peralihan teknologi pesan teks dari SMS tradisional ke RCS, yang menawarkan lebih banyak kontrol, fleksibilitas, dan privasi bagi pengguna. RCS tidak hanya memungkinkan penghapusan pesan dari perangkat penerima, tetapi juga mendukung fitur-fitur canggih lainnya seperti pengiriman gambar berkualitas tinggi, indikator pengetikan, dan pembacaan pesan.

Google telah lama mendorong adopsi RCS sebagai pengganti SMS, dan fitur ini adalah langkah penting dalam mewujudkan visi tersebut. Dengan semakin banyaknya pengguna yang beralih ke RCS, pengalaman berkirim pesan di Android akan semakin mendekati pengalaman yang ditawarkan oleh aplikasi pesan populer seperti WhatsApp dan iMessage.

Jika Anda ingin memanfaatkan fitur ini, pastikan Anda menggunakan versi terbaru Google Messages dan penerima pesan juga menggunakan aplikasi yang mendukung RCS. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara mengembalikan pesan atau file yang terhapus, Anda bisa membaca artikel kami tentang cara mengembalikan file yang terhapus di HP Android.

Dengan hadirnya fitur ini, Google Messages semakin memperkuat posisinya sebagai aplikasi pesan utama bagi pengguna Android. Fitur penghapusan pesan dari perangkat penerima tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pengguna dalam berkomunikasi.

ASUS ROG Astral RTX 5090 Dhahab: GPU Termahal dengan Lapisan Emas 6,5 Gram

0

Telset.id – Bayangkan membeli tiga hingga empat GPU high-end dengan harga satu kartu grafis saja. Itulah kenyataan yang harus diterima para gamer dan kolektor dengan kehadiran ASUS ROG Astral RTX 5090 Dhahab Edition, yang kini dijual seharga $9.205 (sekitar Rp147 juta) oleh retailer Dubai, Microless.

Harga tersebut bahkan lebih tinggi dari MSRP resmi yang ditetapkan ASUS sebesar $8.000. Uniknya, menurut situs Microless, harga $9.205 itu sudah termasuk diskon 20%. Artinya, sebelum diskon, GPU ini bisa mencapai angka fantastis $11.000!

ASUS ROG Astral GeForce RTX 5090 gold graphics card, high-performance gaming GPU.

Lebih dari Sekadar Performa

Lalu, apa yang membuat RTX 5090 Dhahab ini begitu istimewa? Ternyata, ini bukan sekadar soal performa. GPU ini memiliki lapisan emas 6,5 gram pada shroud-nya, dengan desain eksklusif yang menampilkan siluet skyline dan kaligrafi Arab. ASUS memang sengaja menargetkan pasar premium di Timur Tengah dengan edisi khusus ini.

Dari segi spesifikasi teknis, RTX 5090 Dhahab OC memiliki boost clock 2580 MHz yang bisa mencapai 2610 MHz dalam mode OC. Angka ini sebenarnya sama dengan versi ROG Astral RTX 5090 OC biasa. Jadi, jangan berharap peningkatan performa signifikan – ini lebih tentang estetika dan eksklusivitas.

RTX 5080 yang Justru Lebih Mahal dari RTX 5090?

Yang lebih mengejutkan, Microless juga menawarkan RTX 5080 Dhahab CORE OC dengan harga $2.589. Ironisnya, harga ini lebih tinggi dari MSRP RTX 5090 standar! GPU ini memiliki boost clock lebih tinggi (2760 MHz, bisa mencapai 2790 MHz dalam mode OC), tetapi tetap menggunakan lapisan emas 6,5 gram yang sama.

ASUS ROG Astral GeForce RTX 5080 graphics card, gold edition, with packaging.

Jika dikurangi biaya pelapisan emas (sekitar $700), harga dasar RTX 5080 Dhahab ini sekitar $1.900 – masih lebih murah dari RTX 5090 standar. Tampaknya ASUS memahami bahwa segmen pembeli yang mengincar desain premium seperti Dhahab akan lebih memilih RTX 5090, sehingga mereka bisa memainkan harga untuk varian 5080.

Bagi Anda yang mencari performa gaming mumpuni dengan harga lebih terjangkau, mungkin 15 Laptop HP Terbaru dengan spesifikasi powerful bisa menjadi alternatif menarik.

Jadi, apakah RTX 5090 Dhahab ini layak dibeli? Jawabannya tergantung pada seberapa besar Anda menghargai eksklusivitas dan estetika. Dari segi performa, Anda bisa mendapatkan pengalaman gaming yang hampir sama dengan versi non-Dhahab yang jauh lebih murah. Tapi bagi kolektor atau mereka yang ingin memamerkan rig gaming super premium, mungkin angka $9.205 bukan masalah besar.

Windows 11 Siap Hadirkan Dark Mode Lengkap untuk Aplikasi Tradisional

0

Telset.id – Jika Anda pengguna Windows 11 yang kesal dengan implementasi Dark Mode setengah hati, kabar baik datang dari Microsoft. Bocoran terbaru menunjukkan bahwa perusahaan akhirnya serius menghadirkan pengalaman gelap yang lebih menyeluruh—bahkan untuk aplikasi tradisional yang selama ini tertinggal.

Sejak diperkenalkan beberapa tahun lalu, Dark Mode di Windows hanya terbatas pada antarmuka sistem seperti Menu Start, Taskbar, dan Pengaturan. Padahal, rival seperti macOS dan ChromeOS sudah lama menyajikan mode gelap yang terintegrasi sempurna di seluruh aplikasi. Kini, perubahan besar sedang dipersiapkan.

File Explorer Jadi Awal Transformasi

Lewat unggahan akun X @phantomofearth, terlihat bahwa Windows 11 build 26100.5061 mulai membenahi dialog-dialog krusial di File Explorer. Operasi seperti menghapus file, membuka folder terkompresi, atau peringatan “disk penuh” kini memiliki tampilan gelap—meski masih terdapat ketidakkonsistenan seperti tombol yang belum sepenuhnya disesuaikan.

File deletion confirmation dialog in Windows File Explorer with Program Files folder.

“Ini langkah kecil tapi signifikan,” tulis pengamat WindowsLatest. “Microsoft sepertinya menyadari bahwa pengguna lelah dengan pengalaman yang terfragmentasi.”

Perjalanan Panjang Menuju Kesempurnaan

Implementasi Dark Mode di Windows selalu menjadi bahan kritik. Sementara Apple dengan macOS-nya mampu menyinkronkan tema gelap hingga ke aplikasi pihak ketiga, Microsoft tampak kesulitan mengharmonisasikan antarmuka legacy yang sudah berumur puluhan tahun.

Fokus pada AI—seperti kehadiran asisten Copilot+ dan saran kontekstual—ternyata tidak membuat Microsoft melupakan permintaan dasar pengguna. Namun, proses ini diperkirakan masih panjang. Analis memprediksi fitur ini baru akan matang sepenuhnya pada update 25H2.

Bagaimana dengan aplikasi lain? Kabarnya, Microsoft sedang menguji coba Dark Mode untuk lebih banyak komponen sistem. Jika berhasil, ini bisa menjadi momentum bagi Windows untuk mengejar ketertinggalan dari Samsung Internet yang sudah lebih dulu menghadirkan pengalaman konsisten di PC.

Sementara menunggu update resmi, pengguna bisa memanfaatkan trik tertentu seperti mengganti tema browser Chrome atau menjelajahi game dengan tema gelap sebagai solusi sementara.

Pertanyaan besarnya: Akankah Microsoft konsisten dengan komitmen ini, atau Dark Mode akan kembali menjadi janji yang tertunda? Jawabannya mungkin baru kita dapatkan akhir tahun ini.

Gugatan Serius Louisiana ke Roblox: Platform Game Anak yang Diduga Jadi Sarang Predator Seks

0

Telset.id – Jika Anda berpikir platform game online seperti Roblox aman untuk anak-anak, pikirkan lagi. Kejaksaan Agung Louisiana, Amerika Serikat, baru-baru ini menggugat Roblox Corporation dengan tuduhan serius: membiarkan platformnya menjadi sarang predator seks anak. Liz Murrill, Jaksa Agung Louisiana, secara terang-terangan menyebut Roblox sebagai “tempat berkembang biaknya predator seks” dalam pernyataannya.

Gugatan ini bukan sekadar formalitas. Dokumen hukum yang diajukan ke pengadilan menyebut Roblox dengan sengaja mengabaikan protokol keamanan dasar, sehingga memungkinkan eksploitasi seksual terhadap anak-anak terjadi secara sistematis. “Selama bertahun-tahun, Roblox dengan sadar memungkinkan dan memfasilitasi eksploitasi seksual anak-anak di seluruh Amerika Serikat, termasuk di Louisiana,” bunyi salah satu bagian gugatan yang cukup mengerikan.

Platform yang diluncurkan pada 2006 ini memang tumbuh pesat. Pada Februari 2025, Roblox melaporkan 85,3 juta pengguna aktif harian. Yang lebih mencengangkan, setengah dari anak-anak Amerika di bawah 16 tahun bermain Roblox setidaknya sebulan sekali. Namun, popularitas ini ternyata dibayangi risiko besar. Sejumlah negara seperti China, Yordania, Korea Utara, Oman, Qatar, dan Turki telah memblokir Roblox karena alasan yang sama: kekhawatiran akan eksploitasi anak.

Upaya Keamanan yang Dianggap Tidak Cukup

Roblox sebenarnya telah mengambil beberapa langkah keamanan, terutama setelah diblokir di Turki. Pengguna di bawah 13 tahun kini memerlukan izin orang tua untuk mengakses fitur chat tertentu, sementara anak di bawah 9 tahun butuh persetujuan orang tua untuk mengakses konten dengan label kematangan “Moderate”. Namun, bagi Jaksa Agung Louisiana, langkah-langkah ini ibarat menambal kebocoran kapal dengan plester.

“Kegagalan sengaja Roblox dalam menerapkan langkah keamanan efektif untuk melindungi pengguna anak dari ancaman predator yang sudah terdokumentasi, bersama dengan kegagalannya untuk memperingatkan orang tua dan anak-anak tentang bahaya yang bisa terjadi di platformnya, telah memfasilitasi eksploitasi seksual terhadap anak-anak dan menyebabkan kerugian besar bagi anak-anak di Louisiana,” tuntut gugatan tersebut.

Ironisnya, di saat gugatan ini diajukan, Roblox justru membuat keputusan kontroversial: menghapus peran “vigilante” yang selama ini membantu memantau keamanan lingkungan game. Menurut pengembang, perilaku para vigilante justru menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi pengguna. Keputusan ini menuai kritik, terutama karena muncul di tengah sorotan terhadap masalah keamanan anak di platform tersebut.

Kasus ini mengingatkan kita pada pentingnya perlindungan anak di dunia digital. Seperti yang pernah diungkap dalam penelitian tentang algoritma identifikasi predator seks, ancaman di ruang digital semakin canggih dan sulit dideteksi. Platform seperti Roblox, yang menjadi favorit anak-anak, harus lebih serius dalam menerapkan langkah-langkah protektif.

Di Indonesia sendiri, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah meminta Roblox mematuhi aturan perlindungan anak, seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya. Namun, dengan kasus di Louisiana ini, pertanyaannya adalah: apakah langkah-langkah yang ada saat ini benar-benar cukup?

Gugatan terhadap Roblox ini bisa menjadi preseden penting. Jika pengadilan memenangkan Louisiana, bukan tidak mungkin negara-negara lain akan mengikuti jejaknya. Bagi orang tua, ini adalah pengingat untuk lebih waspada terhadap aktivitas online anak-anak. Seperti yang terjadi di kasus grup WhatsApp penyebar video pelecehan anak, predator selalu mencari celah untuk memanfaatkan teknologi terbaru.

Roblox Corporation tentu akan berusaha membela diri. Namun, dengan fakta-fakta yang terungkap dalam gugatan ini, perusahaan perlu melakukan lebih dari sekadar pernyataan permintaan maaf. Mereka harus membuktikan komitmen nyata untuk melindungi pengguna mudanya, sebelum kepercayaan publik benar-benar hilang.

Pasar Smart Glasses China Meledak, Xiaomi dan Huawei Pimpin Persaingan

0

Telset.id – Jika Anda mengira smart glasses masih jadi barang mewah yang jauh dari jangkauan, data terbaru dari IDC mungkin akan mengubah pandangan itu. Pasar smart glasses di China sedang mengalami pertumbuhan eksplosif, dengan proyeksi pengiriman mencapai 2,9 juta unit di 2025 – melonjak 121% dibanding tahun sebelumnya. Apa yang terjadi?

Kuartal pertama 2025 saja sudah mencatatkan 494.000 unit terjual, naik 116% year-on-year. Yang menarik, model dengan fitur audio mendominasi dengan 359.000 unit terjual – hampir tiga kali lipat dari periode sama tahun lalu. “Ini bukan lagi pasar niche untuk early adopters,” kata Wang Haoyu, analis IDC China, dalam laporannya.

Harga Terjangkau Jadi Kunci

Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini adalah penurunan harga signifikan. Jika dulu smart glasses bisa mencapai ribuan yuan, sekarang produk-produk seperti Xiaomi MIJIA Smart Audio Glasses sudah bisa didapat sekitar 1.000 yuan (~Rp2,2 juta). “Harga yang lebih terjangkau membuka pasar ke segmen konsumen yang lebih luas,” tambah Wang.

Selain itu, rantai pasok yang semakin matang dan minat konsumen terhadap perangkat wearable berbasis AI juga menjadi pendorong. Menariknya, 78% smart glasses yang terjual di Q1 2025 sudah mengusung kemampuan kecerdasan buatan – mulai dari asisten virtual hingga fitur kesehatan.

Persaingan Semakin Ketat

Xiaomi dan Huawei saat ini memimpin penjualan online, sementara pemain baru seperti Tecno dan Thunderobot menawarkan inovasi seperti penerjemah real-time dan pelacakan kesehatan. Bahkan raksasa teknologi seperti Alibaba dan ByteDance mulai berinvestasi besar-besaran di segmen ini.

Yang patut dicatat, penjualan offline juga tumbuh 75% year-on-year, menunjukkan adopsi yang lebih merata di berbagai demografi. IDC memprediksi angka akan semakin kuat di paruh kedua 2025 berkat momentum promosi musiman.

Analis memprediksi smart glasses akan segera merambah pasar fitness, bisnis, dan aksesibilitas – jauh melampaui fungsi awalnya sebagai gadget teknologi. Dengan pertumbuhan yang bahkan mengungguli produk global seperti Ray-Ban buatan Meta, China mungkin akan memimpin apa yang disebut sebagai “Perang Seratus Lensa” di 2026.

Lalu, bagaimana dengan pasar Indonesia? Dengan masuknya produk seperti Xiaomi Civi yang mengusung ekosistem wearable, bukan tidak mungkin gelombang smart glasses akan segera sampai ke Tanah Air. Siapkah Anda menyambut revolusi ini?

Telkom Indonesia Pacu Market Share B2B ICT dengan Strategi Digital Terintegrasi

0

Telset.id – Di tengah persaingan ketat pasar teknologi informasi dan komunikasi (ICT) global, Telkom Indonesia tak tinggal diam. Perusahaan telekomunikasi plat merah ini menggalang strategi jitu untuk meningkatkan market share segmen B2B ICT, dengan target kontribusi lebih dari 30% dalam lima tahun ke depan. Bagaimana langkah konkretnya?

Dalam Media Update yang digelar di Jakarta (14/8), Direktur Enterprise & Business Service Telkom, Veranita Yosephine, bersama Direktur IT Digital, Faizal R. Djoemadi, membeberkan peta jalan transformasi digital mereka. Fokusnya jelas: menjadi digital transformation enabler bagi pelaku bisnis di Indonesia melalui ekosistem terintegrasi.

Connectivity+: Konektivitas Cerdas untuk Bisnis Tanpa Batas

Telkom menghadirkan Connectivity+, solusi konektivitas komprehensif yang menggabungkan SDWAN, Astinet, HSI, Metro-E, IP Transit, dan VPN IP dalam satu layanan berbasis Secure Access Service Edge (SASE). “Dukungan jaringan fiber, wireless, dan satelit memungkinkan pelanggan mengontrol kinerja jaringan secara real-time,” tegas Veranita.

Layanan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan bisnis akan akses jaringan yang fleksibel, cepat, dan aman—terutama di era di mana 5G mulai merambah pasar Indonesia.

IoT hingga Cybersecurity: Solusi End-to-End untuk Enterprise

Tak hanya konektivitas, Telkom juga memperkuat portofolio layanan Non-Connectivity. Di sektor IoT, perusahaan menyediakan platform terpusat untuk manajemen perangkat lintas lokasi. Sementara di bidang Cybersecurity, kolaborasi dengan mitra global memungkinkan proteksi data end-to-end dan respons insiden 24/7.

“Keamanan data adalah prioritas. Kami tak hanya menangani ancaman, tapi juga melakukan pencegahan proaktif,” ujar Veranita. Langkah ini sejalan dengan inisiatif Telkom Solution yang sebelumnya telah meluncurkan solusi B2B terintegrasi.

AI sebagai Game Changer

Artificial Intelligence (AI) menjadi tulang punggung inovasi Telkom. Dari pemantauan perangkat real-time (Netmonk), analisis sentimen media sosial, hingga platform edukasi digital seperti Pijar Sekolah, AI dioptimalkan untuk efisiensi bisnis. “Automation adalah kunci, termasuk menggantikan pekerjaan manual yang repetitif,” tambah Veranita.

Strategi ini tak hanya bertujuan menguasai pasar, tapi juga mendorong ekonomi digital hingga pelosok Indonesia. Seperti yang terlihat dalam ekspansi layanan digital Telkomsel di sektor gaming, kolaborasi menjadi kunci percepatan transformasi.

Faizal R. Djoemadi menegaskan, inovasi adalah DNA Telkom. “Kami tak sekadar merespon tren, tapi menciptakan solusi yang benar-benar menjawab kebutuhan pelanggan,” pungkasnya. Dengan pendekatan tailored solutions dan sinergi antar-entitas TelkomGroup, target 30% market share B2B ICT bukan lagi sekadar mimpi.

Redmi Note 15 Pro+ Bocor di Geekbench, Snapdragon 7s Gen 4 Jadi Andalan

0

Telset.id – Redmi bersiap meluncurkan seri terbaru andalannya, Redmi Note 15, dengan tiga varian yang diunggulkan: Redmi Note 15, Note 15 Pro, dan Note 15 Pro+. Bocoran terbaru dari Geekbench mengungkap potensi besar varian Pro+, yang dikabarkan akan ditenagai chipset Snapdragon 7s Gen 4. Apakah ini akan menjadi game-changer di kelas mid-range?

Sebelum pengumuman resmi pada 18 Agustus mendatang, Redmi Note 15 Pro+ dengan kode model 2510ERA8BC telah muncul di Geekbench. Meski tidak secara eksplisit menyebut nama chipset, spesifikasi CPU dan GPU yang terungkap mengindikasikan adanya peningkatan signifikan dibanding pendahulunya. Chipset ini memiliki satu inti utama berkecepatan 2.71GHz, tiga inti performa 2.40GHz, dan empat inti efisiensi 1.80GHz, dipadukan dengan GPU Adreno 810.

Fakta menariknya, konfigurasi ini sangat mirip dengan Snapdragon 7s Gen 3, namun kecepatan inti utama yang lebih tinggi mengisyaratkan bahwa Redmi mungkin menggunakan versi overclock atau bahkan Snapdragon 7s Gen 4. Jika benar, ini akan menjadi lompatan performa yang patut diperhitungkan. Hasil benchmark Geekbench menunjukkan skor 1.228 (single-core) dan 3.230 (multi-core), mengungguli banyak pesaing di segmennya.

Spesifikasi Unggulan Lainnya

Selain chipset, Redmi Note 15 Pro+ diperkirakan akan membawa sejumlah fitur premium. Layar quad-curved OLED dengan resolusi 1.5K menjadi salah satu sorotan, menawarkan pengalaman visual yang imersif. Daya tahan baterai juga tidak main-main: kapasitas 7.000mAh dengan dukungan pengisian cepat 90W memastikan penggunaan seharian tanpa khawatir.

Di sektor kamera, Redmi tampaknya tidak mau setengah-setengah. Konfigurasi kamera belakang dikabarkan akan mengusung sensor utama 50MP berkualitas flagship, didukung oleh lensa telephoto 50MP untuk kemampuan zoom yang mumpuni. Yang lebih menarik, varian tertentu bahkan diklaim akan memiliki konektivitas satelit—fitur yang biasanya hanya tersedia di perangkat flagship.

Persaingan Ketat di Segmen Mid-Range

Dengan spesifikasi yang diusung, Redmi Note 15 Pro+ siap bersaing ketat dengan pesaing seperti Xiaomi Redmi Turbo 4 Pro atau bahkan seri entry-level seperti Redmi A5. Pertanyaannya, apakah harga yang ditawarkan akan tetap kompetitif?

Jika bocoran ini akurat, Redmi Note 15 Pro+ bukan sekadar upgrade inkremental, melainkan lompatan signifikan yang bisa mengubah peta persaingan smartphone mid-range. Tunggu pengumuman resminya besok!

Redmi Note 15 Pro+ Bocor di Geekbench, Snapdragon 7s Gen 4 Jadi Andalan

0

Telset.id – Xiaomi tampaknya sedang mempersiapkan kejutan besar untuk segmen mid-range dengan Redmi Note 15 Pro+. Bocoran terbaru dari Geekbench mengungkap spesifikasi inti smartphone yang disebut-sebut sebagai “Little King Kong” generasi terbaru ini. Bagaimana performanya dibanding pendahulunya?

Sebuah perangkat dengan kode model 2510ERA8BC—diduga kuat sebagai Redmi Note 15 Pro+—baru saja muncul di database Geekbench versi 6.4.0. Hasil benchmark menunjukkan skor single-core 1.228 dan multi-core 3.230, mengindikasikan lompatan performa signifikan berkat chipset Snapdragon 7s Gen 4 yang belum resmi diluncurkan Qualcomm.

Konfigurasi CPU terungkap jelas: 1 core berkecepatan 2.71GHz, 3 core 2.40GHz, dan 4 core efisiensi 1.80GHz. Ini menjadi upgrade nyata dari Snapdragon 7s Gen 3 yang menghidupi Redmi Note 14 Pro+ sebelumnya. Unit yang diuji juga membawa RAM 16GB dan sudah menjalankan Android 15.

Daya Tahan Jadi Fokus Utama

Xiaomi secara gamblang memposisikan seri Note 15 Pro sebagai penerus tahta “Little King Kong”. Julukan ini bukan sekadar gimmick—teaser resmi menyiratkan peningkatan ketahanan fisik signifikan. Beberapa fitur yang diunggulkan antara lain ketahanan terhadap jatuh, sertifikasi waterproofing menyeluruh (kemungkinan IP68/IP69), dan desain yang diklaim tahan banting.

Lini Note 15 Pro+ juga dikabarkan akan menyertakan layar AMOLED 6.67 inci dengan resolusi 1.5K, kamera utama 50MP dilengkapi OIS, serta baterai raksasa 7.000mAh dengan dukungan fast charging 90W. Spesifikasi ini menempatkannya sejajar dengan kompetitor seperti Vivo Y300 GT yang baru saja meluncur.

Strategi Harga Agresif

Mengikuti jejak pendahulunya yang meluncur September 2024 dengan harga mulai CNY 1.399 (~Rp3,2 juta), Redmi Note 15 Pro+ diperkirakan tetap mempertahankan strategi harga kompetitif. Positioning ini membuatnya bersaing ketat dengan deretan smartphone mid-range lain seperti Samsung Galaxy A57 5G.

Jika bocoran akurat, Redmi Note 15 Pro+ akan resmi diperkenalkan akhir Agustus 2025 di China sebelum ekspansi ke pasar global. Dengan kombinasi upgrade performa dan ketahanan fisik, Xiaomi tampaknya sedang menyiapkan senjata baru untuk merebut pangsa pasar yang saat ini dikuasai rival-rivalnya.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Snapdragon 7s Gen 4 dan baterai 7.000mAh cukup untuk membuat Redmi Note 15 Pro+ unggul di kelasnya? Bagikan prediksi Anda di kolom komentar!

Asus ROG Phone 9 dan 9 Pro Mulai Uji Coba Android 16, Ini Cara Daftarnya

0

Telset.id – Ingin mencicipi Android 16 lebih awal? Asus kini membuka kesempatan bagi pemilik ROG Phone 9 dan 9 Pro untuk bergabung dalam program beta testing. Kabar ini tentu menggembirakan bagi gamer yang ingin merasakan fitur terbaru sebelum rilis resmi. Namun, ada beberapa hal penting yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memutuskan untuk ikut serta.

Program beta ini merupakan langkah awal Asus dalam mempersiapkan pembaruan sistem operasi untuk lini smartphone gaming andalannya. Seperti dilansir dari sumber resmi, proses pendaftarannya cukup sederhana. Anda hanya perlu membuka Settings > System > System update, lalu ketuk ikon gerigi dan pilih Enroll in Android preview program. Setelah diterima, ponsel akan secara otomatis mengunduh versi beta melalui jaringan.

Namun, ada satu peringatan serius yang perlu diperhatikan. Versi beta ini kemungkinan besar masih mengandung bug, dan yang lebih penting, tidak ada opsi mudah untuk kembali ke Android 15 setelah Anda menginstalnya. Artinya, Anda akan “terkunci” dalam versi beta hingga rilis stabil Android 16, yang menurut rencana Asus akan tersedia pada awal 2026.

Dukungan Pembaruan yang Terbatas

Meskipun ROG Phone 9 dan 9 Pro merupakan perangkat flagship dengan spesifikasi tinggi, Asus hanya menjanjikan dua pembaruan Android utama: Android 16 dan Android 17. Kebijakan ini terasa cukup mengecewakan, terutama jika dibandingkan dengan komitmen tujuh tahun pembaruan dari Samsung dan Google. Padahal, harga kedua ponsel ini mendekati €1.000.

Untuk varian yang lebih terjangkau, ROG Phone 9 FE yang diluncurkan awal tahun ini tidak termasuk dalam program beta ini. Namun, Asus memastikan bahwa ponsel tersebut akan mengikuti siklus pembaruan yang sama dengan saudara tuanya. Jika Anda tertarik dengan spesifikasi lengkap seri ROG Phone 9, Anda bisa membaca ulasan mendalam kami di artikel sebelumnya.

Haruskah Anda Mencoba Versi Beta?

Versi beta Android 16 menawarkan sejumlah peningkatan menarik, terutama untuk pengalaman gaming. Beberapa fitur yang dijanjikan termasuk optimasi gaming yang lebih baik dan peningkatan efisiensi baterai. Namun, ketiadaan opsi rollback membuat keputusan ini berisiko, terutama jika Anda mengandalkan ponsel sebagai perangkat utama sehari-hari.

Bagi Anda yang tidak keberatan menghadapi bug dan ingin menjadi yang pertama merasakan Android 16, program beta ini bisa menjadi kesempatan menarik. Namun, bagi pengguna yang lebih mengutamakan stabilitas, mungkin lebih baik menunggu rilis resmi. Jika Anda penasaran dengan performa ROG Phone 9, kami telah membahas rekor AnTuTu-nya di artikel terpisah.

Jadi, apakah Anda siap menjadi bagian dari penguji awal Android 16? Atau lebih memilih menunggu versi stabil? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!

AI Bantu CRISPR Lebih Akurat dalam Edit Gen

0

Telset.id – Teknologi penyuntingan gen CRISPR-Cas kini semakin presisi berkat bantuan kecerdasan buatan (AI). Tim peneliti dari University of Zurich mengembangkan alat AI bernama Pythia yang mampu memprediksi proses perbaikan DNA pasca-editing, mengurangi risiko efek samping yang tidak diinginkan.

Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature menjelaskan bagaimana Pythia bekerja dengan menganalisis pola perbaikan DNA. “Proses perbaikan DNA tidak acak, melainkan mengikuti aturan konsisten yang bisa dipelajari AI,” ujar Thomas Naert, peneliti bioteknologi University of Zurich yang memimpin penelitian ini.

Tim menggunakan Pythia untuk membuat “template perbaikan DNA” yang berfungsi seperti lem molekuler, memandu sel melakukan perubahan genetik secara tepat. Uji coba berhasil dilakukan pada kultur sel manusia, tikus lab, dan katak kecil. Sel yang diedit tidak menunjukkan gangguan dalam pembelahan atau fungsi seluler.

Potensi Terapi Gen Lebih Aman

Keunggulan Pythia terletak pada kemampuannya menyisipkan atau mengubah urutan genetik secara akurat, bahkan pada sel yang tidak membelah seperti neuron dewasa. Teknologi ini juga memungkinkan penandaan gen dengan label fluoresen untuk memantau aktivitas protein dalam jaringan sehat maupun sakit.

Penemuan ini membuka peluang terapi gen yang lebih aman untuk penyakit seperti anemia sel sabit dan thalassemia beta, yang selama ini membutuhkan transfusi darah seumur hidup. Seperti perkembangan Gemini AI di perangkat Samsung, integrasi AI dengan bioteknologi terus menunjukkan potensi revolusioner.

Para ilmuwan berharap model AI ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mengobati penyakit genetik yang sebelumnya sulit diatasi. Inovasi serupa juga terlihat pada teknologi pendukung kreator konten, di mana AI semakin berperan dalam berbagai bidang.

Infinix Hot 60i 5G Resmi Dirilis dengan Baterai 6.000 mAh

0

Telset.id – Infinix resmi meluncurkan Hot 60i 5G di India sebagai penerus model 4G yang dirilis Juli lalu. Ponsel ini dibekali chipset Dimensity 6400, RAM 4GB, dan baterai besar 6.000 mAh dengan harga terjangkau.

Hot 60i 5G menjalankan sistem operasi Android 15 berbasis XOS 15.1. Perangkat ini menawarkan penyimpanan internal 128GB yang dapat diperluas hingga 2TB via microSD. Layarnya berukuran 6,75 inci dengan refresh rate 120Hz dan tingkat kecerahan puncak 670 nits.

Sayangnya, Infinix memilih desain notch untuk kamera selfie 5MP, bukan punch-hole seperti pada varian 4G. Resolusi kamera depan juga turun dari 8MP di Hot 60i 4G. Di bagian belakang terdapat kamera ganda dengan sensor utama 50MP.

Spesifikasi dan Fitur Unggulan

Hot 60i 5G mengandalkan chipset MediaTek Dimensity 6400 untuk performa 5G. Meski RAM-nya hanya 4GB, ponsel ini dilengkapi fitur Infinix AI dan pembaca sidik jari samping. Daya tahannya ditingkatkan dengan sertifikasi IP64 dan baterai 6.000 mAh.

Namun, kecepatan pengisian daya turun signifikan dari 45W di model 4G menjadi 18W. Sebagai kompensasi, Infinix menyertakan fitur reverse wired charging 10W untuk mengisi perangkat lain.

Harga dan Ketersediaan

Infinix Hot 60i 5G tersedia dalam empat pilihan warna: Shadow Blue, Sleek Black, Monsoon Green, dan Plum Red. Ponsel ini dibanderol INR9.299 (sekitar Rp1,7 juta) dan sudah bisa dipesan melalui situs resmi Infinix.

Mulai 21 Agustus, Hot 60i 5G akan dijual di toko ritel dan platform e-commerce Flipkart. Dengan spesifikasi ini, Infinix menawarkan pilihan smartphone 5G terjangkau untuk pasar India. Namun, kapasitas RAM 4GB dianggap kurang memadai untuk standar 2025.

Sebagai alternatif, pengguna bisa mempertimbangkan HP gaming dengan spesifikasi lebih tinggi atau smartphone Oppo dengan fitur NFC di kisaran harga serupa.