Beranda blog Halaman 9

Samsung Bakal Pamer AI Home Appliances di CES 2026, Fokus pada Personalisasi

0

Telset.id – Bayangkan mesin cuci yang tahu persis berapa banyak deterjen yang dibutuhkan untuk jeans favorit Anda yang kotor, atau AC yang secara otomatis mengarahkan angin ke tempat Anda duduk. Itulah janji yang dibawa Samsung ke ajang Consumer Electronics Show (CES) 2026 mendatang. Perusahaan asal Korea Selatan itu akan memamerkan jajaran perangkat rumah tangga terbarunya yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI), dengan fokus pada personalisasi yang praktis untuk kehidupan sehari-hari. Bukan sekadar gimmick, teknologi ini dirancang untuk memahami kebiasaan pengguna dan menyesuaikan kinerjanya dengan minim interaksi manual.

Pameran yang akan digelar di Las Vegas pada 6 hingga 9 Januari 2026 itu akan menjadi panggung utama bagi lini Bespoke AI 2026 Samsung. Jajaran produk ini mencakup perawatan pakaian, pengaturan iklim, hingga pembersihan robotik, yang semuanya dijanjikan lebih cerdas dan efisien. Dalam persaingan pasar smart home yang semakin ketat, langkah Samsung ini menunjukkan betapa seriusnya mereka mengintegrasikan AI ke dalam perangkat keras inti rumah tangga. Ini adalah respons langsung terhadap kebutuhan konsumen akan automasi yang benar-benar berfungsi dan memudahkan, bukan sekadar terkoneksi.

Lantas, apa saja inovasi konkret yang akan ditampilkan? Mari kita telusuri satu per satu, karena di balik jargon teknis, terdapat sejumlah penyempurnaan yang bisa mengubah cara Anda berinteraksi dengan peralatan rumah.

Samsung Bespoke AI Laundry Combo 2026 dengan pintu terbuka otomatis

Bespoke AI Laundry Combo: Cuci Kering Lebih Cepat dan Pintar

Anda mungkin sudah familiar dengan mesin cuci pengering all-in-one, tetapi versi 2026 ini datang dengan klaim peningkatan kecepatan dan efisiensi yang signifikan. Samsung mengklaim telah mempersingkat waktu total dari mencuci hingga mengeringkan berkat peningkatan pada sistem pencucian dan pengeringannya. Fitur Super Speed menggunakan semprotan bertekanan tinggi (Speed Spray) yang diklaim mampu menembus deterjen lebih dalam dan mempercepat proses pembilasan.

Di sisi pengeringan, penambahan Booster Heat Exchanger baru bertugas meningkatkan performa. Yang menarik, untuk mengatasi masalah bau apek yang sering muncul setelah siklus cuci saja (tanpa dikeringkan), Samsung menghadirkan Auto Open Door+. Fitur ini secara otomatis membuka pintu mesin dan mengaktifkan sirkulasi udara internal begitu pencucian selesai.

Otak dari semua ini adalah sistem AI Wash & Dry+ yang telah disempurnakan. Berbagai sensor bekerja sama untuk mengukur berat cucian, mendeteksi tingkat kotoran secara real-time, dan bahkan mengidentifikasi lima jenis kain, termasuk kain Outdoor dan Denim. Data ini kemudian digunakan untuk secara otomatis menyesuaikan penggunaan air, tingkat deterjen, dan pengaturan siklus. Untuk perawatan yang lebih mudah, sistem pengelolaan serabut juga didesain ulang dengan Wide Lint Filter berstruktur dua lapis dan mekanisme pembersihan satu sentuh.

Dari sisi model, selain varian dengan layar LCD 7 inci, Samsung juga memperkenalkan versi yang lebih terjangkau dengan tampilan LCD 2,8 inci dan jog dial, membuka opsi bagi lebih banyak konsumen. Strategi diversifikasi produk semacam ini penting untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas, mirip dengan pendekatan yang diambil oleh platform e-commerce seperti Lazada dalam mendongkrak nilai konsumen.

AirDresser Kembali dengan Perawatan Bebas Kerut Otomatis

Setelah vakum selama tiga tahun, Bespoke AI AirDresser kembali dengan pembaruan yang signifikan. Inovasi utamanya adalah Auto Wrinkle Care, yang memanfaatkan sistem Dual AirWash dan Dual JetSteam yang ditingkatkan untuk mengurangi kerutan dengan cepat. Dual JetSteam mengirimkan uap bersuhu tinggi jauh ke dalam serat kain untuk menjaga kesegaran, dengan klaim dapat mengurangi 99,9 persen virus dan bakteri tertentu serta 99 persen bau.

Kecerdasan buatan juga hadir dalam kursus pengeringan yang disesuaikan berdasarkan ukuran muatan (kecil, sedang, atau besar). Hal ini bertujuan menghindari pengeringan berlebihan atau kurang kering, sekaligus melindungi kualitas kain. Kolaborasi antar perangkat pun ditingkatkan melalui Auto Cycle Link. Saat siklus cuci di Laundry Combo selesai, sistem akan secara otomatis merekomendasikan kursus pengeringan yang sesuai di AirDresser. Jika Anda memilih siklus perawatan khusus seperti “Blouse Cycle” pada mesin cuci, opsi yang sama akan otomatis mengantri di AirDresser.

Interior Samsung Bespoke AI AirDresser dengan sistem steam

AC dengan Angin “Pintar” dan Robot Vacuum yang Bisa “Lihat”

Untuk kenyamanan iklim, Samsung memperkenalkan Bespoke AI WindFree Pro Air Conditioner. Unit ini menggunakan tiga bilah alih-alih satu, memungkinkan arah udara diatur ke berbagai cara. Triple Motion Wings memungkinkan tujuh mode angin, termasuk Max Wind untuk pendinginan 15 persen lebih cepat, dan Long Reach Wind yang mendorong udara dua kali lebih jauh.

Fitur canggihnya adalah Radar-based AI Direct and Indirect Wind yang mendeteksi kehadiran pengguna dan menyesuaikan arah aliran udara secara otomatis. Mode AI Fast & Comfort Cooling menganalisis suhu, kelembapan, dan ukuran ruangan untuk memilih mode pendinginan yang paling sesuai. Tidak ketinggalan, AI Energy Mode memantau perilaku penggunaan dan kondisi eksternal untuk mengurangi fluktuasi kompresor, yang diklaim dapat menurunkan penggunaan energi hingga 30 persen. Efisiensi energi menjadi poin penting, mengingat banyak barang elektronik di rumah yang diam-diam menyedot listrik.

Samsung Bespoke AI WindFree Pro Air Conditioner dengan desain modern

Melengkapi lini ini adalah Bespoke AI Jet Bot Steam Ultra, robot vacuum yang ditenagai prosesor Qualcomm Dragonwing. Robot ini menggunakan deep learning-based AI Object Recognition untuk mendeteksi manusia, kucing, anjing, kabel, dan karpet. Lebih menarik lagi, AI Liquid Recognition memungkinkannya mendeteksi tumpahan cairan dan memutuskan untuk membersihkan atau menghindarinya berdasarkan pengaturan pengguna. Dengan teknologi Easy Pass Wheel yang ditingkatkan, robot ini bisa melewati ambang pintu setinggi 2,4 inci.

Kehadiran AI yang semakin mendalam dalam perangkat sehari-hari seperti ini menunjukkan evolusi yang menarik. Ini bukan lagi tentang perintah suara sederhana, tetapi tentang pemahaman kontekstual terhadap lingkungan. Seperti halnya perkembangan AI dalam bidang lain yang kadang mengejutkan bahkan bagi para pelopornya, sebagaimana dialami oleh Geoffrey Hinton, integrasi di level perangkat keras rumah tangga akan membentuk kebiasaan baru konsumen.

Dengan pameran ini, Samsung jelas ingin memperkuat posisinya di ekosistem rumah cerdas. Inisiatif mereka di CES 2026 tidak hanya tentang produk individu, tetapi tentang menciptakan jaringan perangkat yang saling terhubung dan belajar dari pengguna. Pendekatan holistik semacam ini yang akan menentukan pemenang dalam persaingan sengit smart home, di mana raksasa seperti Apple juga terus memperluas strateginya. Pertanyaannya, apakah janji personalisasi AI ini akan benar-benar terasa di dapur dan ruang cuci Anda, atau hanya menjadi fitur yang terlupakan? Jawabannya akan terungkap di Las Vegas awal tahun depan. Sementara itu, kesuksesan produk-produk inovatif Samsung di pasar seperti Indonesia, yang pernah menjadi pasar terbesar kedua untuk Galaxy Z series, mungkin menjadi indikator awal bagaimana penerimaan konsumen terhadap teknologi rumah tangga yang semakin cerdas ini.

Samsung Bespoke AI Jet Bot Steam Ultra robot vacuum sedang membersihkan lantai

Motorola Razr 50 Ultra Akhirnya Dapat Android 16, Apa Saja yang Baru?

0

Telset.id – Anda pengguna Motorola Razr 50 Ultra yang sudah mulai bertanya-tanya kapan giliran ponsel lipat premium ini mendapatkan Android 16? Kabar baiknya, penantian panjang itu akhirnya berakhir. Berbeda dengan kebiasaan mayoritas merek yang mengutamakan lini flagship, Motorola justru memulai gelombang update Android 16 dari seri Edge, lalu ke Moto G yang lebih terjangkau. Kini, giliran sang bintang lipat, Razr 50 Ultra, yang menerima angin segar sistem operasi terbaru. Sebuah pola update yang unik, bukan?

Laporan terbaru dari pengguna di Jepang mengonfirmasi bahwa update stabil Android 16 telah mulai digulirkan untuk Razr 50 Ultra di negara tersebut. Meski untuk saat ini sepertinya masih terbatas di wilayah Jepang, ekspansi ke negara-negara lain, termasuk Indonesia, biasanya hanya membutuhkan waktu beberapa hari hingga minggu. Jadi, jika Anda memegang Razr 50 Ultra, tidak ada salahnya untuk mulai rajin mengecek bagian pembaruan perangkat lunak di menu Pengaturan. Siapa tahu, kejutan itu sudah menunggu di perangkat Anda.

Update Android 16 ini bukan sekadar tambal sulam biasa. Ini merupakan pembaruan sistem operasi utama kedua yang diterima Razr 50 Ultra sejak peluncurannya. Mengingat Motorola menjanjikan tiga pembaruan OS besar untuk perangkat ini, masih ada satu upgrade lagi menuju Android 17 di masa depan sebelum kuota utama habis. Yang tak kalah penting, komitmen keamanan Motorola untuk Razr 50 Ultra akan berlanjut setidaknya hingga pertengahan 2028, memberikan Anda ketenangan pikiran dalam jangka panjang. Ini adalah kabar yang sangat relevan, terutama jika Anda mengikuti daftar perangkat Motorola yang dikonfirmasi akan mendapatkan update Android 16.

Lebih dari Sekadar Angka: Fitur-Fitur Baru yang Membawa Perubahan

Lalu, apa sebenarnya yang dibawa Android 16 untuk Razr 50 Ultra? Jangan berharap perubahan visual yang dramatis atau overhaul desain antarmuka yang masif. Filosofi Google dalam update kali ini lebih berfokus pada penyempurnaan dan penambahan fitur-fitur praktis yang meningkatkan pengalaman penggunaan sehari-hari. Salah satu fitur yang paling dinanti adalah “Notification Cooldown”. Bayangkan ketika sebuah aplikasi media sosial atau chat tiba-tiba membanjiri layar notifikasi Anda dengan deretan bunyi yang mengganggu. Fitur baru ini secara cerdas akan menurunkan volume notifikasi dari aplikasi yang sama jika ia mengirim terlalu banyak dalam waktu singkat, memberikan ketenangan yang sangat Anda butuhkan.

Motorola juga membawa personalisasi ke level lebih dalam dengan “Custom Modes” di dalam aplikasi Pengaturan. Fitur ini memungkinkan Anda membuat profil khusus untuk berbagai aktivitas, seperti bekerja, berolahraga, atau tidur. Dengan sekali ketuk, Anda dapat mengatur setelan seperti kecerahan, volume, mode getar, dan konektivitas sesuai dengan kebutuhan momen tersebut. Selain itu, hadir pula “Flash Notification”, sebuah fitur aksesibilitas dan perhatian yang dapat diatur untuk membuat lampu kamera atau layar berkedip saat ada panggilan atau notifikasi masuk, sangat berguna di lingkungan yang bising atau bagi pengguna dengan gangguan pendengaran.

Di sisi keamanan, Android 16 memperkenalkan “Advanced Protection”, seperangkat fitur keamanan yang dirancang untuk melindungi perangkat dari berbagai ancaman digital yang semakin canggih. Peningkatan kompatibilitas dengan perangkat audio Bluetooth LE (Low Energy) juga menjadi perhatian, menjanjikan konektivitas yang lebih stabil dan efisien dengan earphone nirkabel generasi terbaru. Tidak ketinggalan, perbaikan pada koneksi Wi-Fi dan stabilitas sistem secara keseluruhan diharapkan dapat membuat pengalaman menggunakan Razr 50 Ultra menjadi lebih mulus dan bebas hambatan.

Strategi Update yang Unik dan Masa Depan Razr 50 Ultra

Pola update Motorola yang dimulai dari seri Edge dan Moto G sebelum akhirnya sampai ke Razr 50 Ultra memang menarik untuk dicermati. Apakah ini strategi pengujian yang disengaja di pasar yang lebih luas sebelum meluncurkannya ke perangkat premium dengan basis pengguna yang mungkin lebih kritis? Atau sekadar prioritas pengembangan yang berbeda? Apa pun alasannya, yang jelas Razr 50 Ultra akhirnya mendapatkan haknya. Dengan jaminan satu update OS besar lagi dan dukungan keamanan jangka panjang, investasi Anda pada ponsel lipat ini menjadi lebih bernilai.

Kedatangan Android 16 ini seakan memberi napas baru bagi Razr 50 Ultra, memperpanjang umur dan relevansinya di pasar yang kompetitif. Ini menunjukkan bahwa Motorola serius dalam mendukung produk flagship-nya, meski dengan jalur distribusi update yang tidak biasa. Bagi penggemar setia Motorola, ini adalah sinyal positif, terutama jika mereka juga mengincar model-model baru seperti Motorola Edge 70 Ultra yang baru-baru ini bocor atau varian Edge 70 yang lebih terjangkau.

Jadi, bagi Anda pemilik Razr 50 Ultra, bersiaplah untuk menjelajahi fitur-fitur baru yang lebih cerdas dan aman. Update Android 16 mungkin tidak mengubah penampilan ponsel Anda secara drastis, tetapi ia membawa serangkaian penyempurnaan di balik layar yang justru lebih berarti untuk kenyamanan dan keamanan penggunaan sehari-hari. Selamat menikmati pembaruan, dan tunggu saja kejutan berikutnya ketika Android 17 tiba di kemudian hari.

Redmi Note 15 5G Bocor di India: Harga dan Spesifikasi Resmi Terungkap?

0

Telset.id – Gelombang baru smartphone mid-range bersiap menerjang pasar India, dan kali ini datang dari lini andalan Xiaomi. Jika Anda sedang menanti kehadiran ponsel dengan kamera jempolan dan baterai tangguh di kisaran harga Rp 4 jutaan, maka bocoran terbaru tentang Redmi Note 15 5G ini layak untuk disimak. Informasi yang beredar bukan sekadar rumor biasa, melainkan datang dari sumber yang cukup diperhitungkan di kalangan penggemar teknologi.

Xiaomi, melalui berbagai teaser, telah mengisyaratkan kedatangan generasi baru Redmi Note di India. Namun, seperti biasa, komunitas *tech enthusiast* seringkali lebih cepat mendapatkan informasi krusial sebelum peluncuran resmi. Bocoran kali ini mengungkap dua hal yang paling ditunggu: harga dan konfigurasi memori. Kabarnya, ponsel ini akan hadir dengan pilihan RAM dan penyimpanan yang cukup mumpuni untuk segmennya, lengkap dengan banderol harga yang mulai terpetakan. Ini bukan sekadar tebakan, melainkan klaim dari seorang tipster ternama yang riwayat bocorannya cukup akurat.

Lantas, seberapa valid informasi ini? Dan apa saja yang bisa kita harapkan dari Redmi Note 15 5G untuk pasar India? Mari kita telusuri lebih dalam berdasarkan temuan terbaru yang berhasil dihimpun Telset.id. Narasi ini akan mengupas tuntas spekulasi harga, spesifikasi inti yang sudah dikonfirmasi lewat teaser, serta posisinya di tengah persaingan segmen mid-range yang semakin sengit. Siap-siap, karena ponsel ini menjanjikan kombinasi menarik antara sensor kamera high-resolution dan kapasitas baterai yang tidak main-main.

Bocoran Harga Redmi Note 15 5G untuk Pasar India

Informasi harga selalu menjadi magnet perhatian utama. Menurut kabar yang dibagikan oleh tipster terkenal, Abhishek Yadav, melalui platform X (sebelumnya Twitter), Redmi Note 15 5G akan diluncurkan di India dengan dua varian penyimpanan. Varian dasar akan membawa konfigurasi 8GB RAM dan 128GB penyimpanan internal, dengan harga yang diklaim sekitar Rs 22,999 atau setara dengan 257 Dolar AS. Sementara itu, untuk pengguna yang membutuhkan ruang lebih lega, tersedia opsi 8GB RAM + 256GB penyimpanan dengan banderol Rs 24,999 (sekitar 279 Dolar AS).

Pertanyaannya, apakah harga ini kompetitif? Jika kita bandingkan dengan generasi sebelumnya dan pesaing terdekat di segmen yang sama, posisi harga ini terlihat cukup strategis. Xiaomi sepertinya ingin menawarkan nilai lebih lewat spesifikasi tertentu, seperti kamera, untuk membedakan diri. Namun, tentu saja, harga final resmi baru akan diketahui pada saat peluncuran. Bocoran ini setidaknya memberikan gambaran dan membantu calon pembeli untuk mulai merencanakan anggaran.

Spesifikasi yang Sudah Dikonfirmasi dan Diperkirakan

Melampaui sekadar angka harga, Redmi Note 15 5G juga membawa sejumlah janji spesifikasi yang menarik. Berdasarkan teaser resmi dan pola peluncuran varian China, kita bisa memperkirakan sejumlah fitur andalannya. Pertama, soal kamera. Xiaomi telah secara terbuka mengisyaratkan kehadiran kamera utama 108MP di bagian belakang ponsel. Sensor beresolusi tinggi ini diharapkan dapat menangkap detail gambar yang lebih kaya, terutama dalam kondisi cahaya yang cukup.

Di bagian dapur pacu, smartphone ini diprediksi akan ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 6 Gen 3. Platform ini dirancang untuk menyeimbangkan performa dan efisiensi daya, cocok untuk penggunaan sehari-hari dan gaming kasual. Yang tidak kalah penting adalah urusan daya tahan. Redmi Note 15 5G disebut-sebut akan dibekali baterai berkapasitas besar, yaitu 5.520mAh, dengan dukungan pengisian cepat wired 45W. Kombinasi ini berpotensi menghilangkan kecemasan akan kehabisan baterai di tengah kesibukan.

Untuk pengalaman visual, ponsel ini kemungkinan besar akan mengusung layar AMOLED berukuran 6,77 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 120Hz. Layar semacam ini tidak hanya jernih tetapi juga responsif, cocok untuk scrolling konten atau bermain game. Fitur keamanan pemindai sidik jari di bawah layar (in-display fingerprint scanner) dan sertifikasi ketahanan terhadap air dan debu (mungkin setara IP65) juga menjadi nilai tambah yang signifikan untuk ponsel di segmen ini. Seperti yang pernah dibahas Telset.id, fitur-fitur premium semakin merata ke lini yang lebih terjangkau, sebagaimana terlihat pada artikel tentang Hyper Island yang tak eksklusif lagi untuk Redmi dan POCO.

Peluncuran dan Konteks Pasar Mid-Range India

Xiaomi telah menjadwalkan acara peluncuran resmi untuk Redmi Note 15 5G pada 6 Januari 2026. Tanggal ini semakin mempertegas bahwa ponsel ini benar-benar akan segera menghampiri konsumen. Yang menarik, bocoran juga menyebutkan bahwa pada acara yang sama, Xiaomi kemungkinan akan memperkenalkan Redmi Pad 2 5G untuk pasar India, memperluas portofolio perangkat 5G terjangkaunya.

Peluncuran ini terjadi di tengah transformasi digital India yang terus menggeliat, dimana jaringan 5G memainkan peran krusial. Inisiatif seperti yang dihadirkan dalam Telkomsel Solution Day 2025 menunjukkan bagaimana teknologi generasi terbaru ini menjadi fondasi bagi berbagai inovasi. Kehadiran perangkat 5G yang terjangkau seperti Redmi Note 15 5G akan menjadi katalis penting untuk adopsi massal teknologi tersebut di India.

Dengan spesifikasi yang diusung, Redmi Note 15 5G tampaknya ingin menempati posisi sebagai “all-rounder” yang solid. Ia menawarkan kamera dengan angka megapiksel mengesankan, baterai berdaya tahan lama, dan layar yang mumpuni—semua dalam satu paket. Namun, tantangannya adalah bagaimana Xiaomi dapat mengoptimalkan pengalaman pengguna secara keseluruhan, bukan hanya mengejar angka di atas kertas. Apakah ponsel ini akan menjadi penerus tahta yang sukses bagi seri Redmi Note? Jawabannya akan terungkap dalam hitungan hari. Bagi yang tertarik dengan varian yang lebih premium dari seri yang sama, Anda bisa menyimak ulasan mendalam tentang Redmi Note 15 Pro+ yang resmi dirilis dengan layar super terang dan baterai 7000mAh.

Jadi, pantau terus perkembangan terbarunya. Bocoran harga dan spesifikasi ini hanyalah pembuka dari kisah lengkap yang akan segera ditampilkan di panggung India. Apakah banderol akhir akan sesuai dengan ekspektasi? Dan apakah performanya sepadan dengan janji-janjinya? Kita tunggu saja jawaban resmi dari Xiaomi.

LG Sound Suite di CES 2026: Revolusi Audio Nirkabel Tanpa Ribet

0

Telset.id – Bayangkan menikmati film blockbuster dengan suara surround Dolby Atmos yang mengelilingi Anda, tanpa perlu repot mengatur kabel panjang atau mencari posisi sempurna untuk speaker belakang. Itulah janji yang dibawa LG Electronics ke CES 2026 dengan peluncuran LG Sound Suite. Sistem audio rumah nirkabel ini bukan sekadar upgrade, melainkan upaya mendobrak kompleksitas yang selama ini menjadi momok bagi penggemar home theater rumahan.

Dunia hiburan di rumah telah berubah drastis. Platform streaming kini menawarkan konten film, serial, hingga siaran olahraga dengan format audio berkualitas tinggi seperti Dolby Atmos. Permintaan akan pengalaman mendengarkan yang lebih imersif pun melonjak. Namun, hambatannya sering kali terletak pada instalasi yang rumit. LG Sound Suite hadir sebagai jawaban atas dilema ini: menghadirkan performa surround sound sejati dengan kemudahan setup nirkabel yang fleksibel. Sistem ini dirancang untuk tumbuh bersama kebutuhan Anda, dari konfigurasi sederhana hingga teater rumahan 13.1.7-channel yang lengkap.

Ilustrasi komponen LG Sound Suite yang tersusun rapi di ruang keluarga modern

Jantung dari ekosistem ini adalah soundbar H7, yang diklaim sebagai soundbar pertama di dunia yang dibekali teknologi Dolby Atmos FlexConnect. Inilah kunci dari kesederhanaan yang ditawarkan. Teknologi ini memungkinkan suara Dolby Atmos menyesuaikan diri dengan tata letak ruangan Anda secara otomatis. Anda tidak lagi terikat pada penempatan speaker di titik-titik spesifik atau melalui proses kalibrasi manual yang membingungkan. Cukup nyalakan, dan biarkan sistem yang bekerja.

Fleksibilitas menjadi nyawa LG Sound Suite. Sistem ini kompatibel dengan TV premium LG, dan memungkinkan Anda meracik komponen nirkabel sesuai keinginan. Anda bisa memadukan speaker surround M7 dan M5 dengan subwoofer W7, dengan atau tanpa soundbar H7 sebagai unit utama. Kombinasi ini menghasilkan 27 konfigurasi sistem yang berbeda. Mulailah dengan paket dasar, lalu kembangkan secara bertahap seiring waktu dan anggaran. Pendekatan modular ini mengakomodasi berbagai jenis ruang dan preferensi pengguna, dari apartemen minimalis hingga ruang keluarga yang luas.

Ketika soundbar H7 digunakan sebagai pusat kendali, Dolby Atmos FlexConnect dapat berfungsi dengan TV merek apa pun melalui koneksi HDMI. LG juga berencana membawa teknologi ini ke TV premium 2026 mereka, serta beberapa model 2025 melalui pembaruan perangkat lunak. Ini menunjukkan komitmen LG untuk menciptakan ekosistem audio-visual yang terintegrasi dan mulus. Konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi memastikan proses pairing dengan perangkat streaming berjalan lancar, menghilangkan kerumitan teknis yang sering dikeluhkan pengguna.

Namun, LG tidak hanya mengandalkan teknologi pihak ketiga. Mereka melengkapinya dengan inovasi audio proprietary untuk kustomisasi yang lebih personal. Salah satunya adalah fitur Sound Follow yang memanfaatkan teknologi ultra-wideband. Fitur cerdas ini mampu menggeser “sweet spot” atau titik dengar terbaik secara dinamis berdasarkan posisi duduk Anda di ruangan. Dipadukan dengan Dolby Atmos FlexConnect, hasilnya adalah kualitas suara yang konsisten dan optimal dari kursi manapun, mengatasi masalah klasik di mana hanya satu tempat yang mendapatkan pengalaman audio terbaik.

Lapisan kecerdasan buatan lainnya datang dari Room Calibration Pro. Fitur ini memindai akustik ruangan Anda dan menggunakan AI untuk menyesuaikan output suara agar seimbang di seluruh sudut ruang. Proses kalibrasi otomatis ini memastikan suara yang dihasilkan tidak terdistorsi oleh karakteristik ruangan, seperti dinding yang memantulkan suara atau karpet yang menyerapnya. Kemudian, ada AI Sound Pro+ yang ditenagai oleh prosesor α11 AI Gen 3, chipset yang sama yang digunakan di TV OLED top-tier LG. Dengan memanfaatkan deep learning dan Neural Processing Unit (NPU), teknologi ini mampu mengonversi audio stereo menjadi suara surround multi-saluran. Pemrosesan berbasis AI juga memisahkan objek suara seperti dialog, musik, dan efek khusus dengan lebih jernih dan tajam, sekaligus menyesuaikan pengaturan audio berdasarkan genre konten yang sedang ditonton.

Close-up soundbar LG H7 dengan desain premium dan indikator cahaya

Di balik semua kecanggihan perangkat lunak, LG tidak melupakan fondasi hardware. Semua komponen LG Sound Suite dilengkapi dengan unit speaker dari Peerless, merek legendaris dengan rekam jejak lebih dari seabad di bidang rekayasa audio. Kolaborasi ini menjamin kualitas driver dan akurasi reproduksi suara yang menjadi dasar dari pengalaman mendengarkan yang memukau. Ini adalah pengingat bahwa teknologi pintar terbaik pun harus ditopang oleh komponen fisik yang unggul.

Kehadiran LG Sound Suite di CES 2026, yang berlangsung dari 6 hingga 9 Januari, menandai babak baru dalam lanskap audio rumahan. Sistem ini tidak hanya menjawab tantangan teknis, tetapi juga memahami perubahan perilaku konsumen yang menginginkan kesempurnaan tanpa kerumitan. Seperti kemudahan yang ditawarkan oleh fitur Bluetooth Multipoint pada perangkat audio modern, LG Sound Suite berambisi membuat setup surround sound menjadi semudah menghubungkan perangkat nirkabel. Inisiatif ini sejalan dengan tren perangkat yang menawarkan nilai premium di segmen menengah, sebagaimana terlihat pada review Samsung Galaxy A55 5G yang menghadirkan fitur flagship di kelas mid-range.

LG Sound Suite lebih dari sekadar produk; ia adalah pernyataan visi. Dalam dunia di mana kualitas konten visual terus melesat, seperti yang ditawarkan proyektor canggih Samsung Premiere 5, LG memahami bahwa separuh dari pengalaman immersif berasal dari telinga. Mereka tidak hanya menjual speaker, melainkan sebuah solusi yang memberdayakan pengguna untuk dengan mudah mencapai potensi maksimal dari konten hiburan yang mereka konsumsi. Saat LG memamerkan inovasi ini, bersama dengan TV Micro RGB evo terbaru mereka, pesannya jelas: masa depan home entertainment adalah tentang integrasi yang mulus, kecerdasan yang adaptif, dan yang terpenting, kemudahan yang membuat teknologi maju bisa dinikmati oleh semua orang.

Vivo X200T Bocor: Dimensity 9400+ dan Baterai Raksasa untuk Gamer

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang tidak hanya ingin menjadi yang terbaik di kelasnya, tetapi juga berambisi menggeser batas antara ponsel dan konsol genggam. Itulah kesan pertama yang muncul dari serangkaian bocoran terbaru mengenai Vivo X200T, model misterius yang tiba-tiba muncul di radar dan siap mengguncang pasar flagship India awal tahun depan. Jika Anda penggemar berat mobile gaming atau sekadar pencari performa puncak, perangkat ini mungkin adalah sesuatu yang telah Anda tunggu-tunggu.

Bocoran ini, yang datang dari sumber terpercaya di jagat rumor, Abhishek Yadav, mengungkap spesifikasi yang terdengar lebih seperti daftar keinginan para power user daripada sekadar ponsel biasa. Vivo X200T bukan sekadar iterasi; ia digambarkan sebagai lompatan signifikan, bahkan dari saudara dekatnya, Vivo X200 FE. Intinya? Vivo tampaknya sedang menyiapkan senjata rahasia untuk mendominasi segmen smartphone gaming dan performa tinggi, dan semua indikasi mengarah pada peluncuran yang spektakuler.

Lantas, apa saja yang membuat Vivo X200T begitu istimewa? Mari kita selami lebih dalam setiap potongan informasi yang telah terungkap, dan analisis apa artinya bagi Anda sebagai calon pengguna. Ingat, ini masih ranah rumor, jadi sambil menikmati narasi ini, tetaplah bijak dengan sejumput skeptisisme.

Jantung Baru yang Lebih Berdetak Kencang: MediaTek Dimensity 9400+

Perubahan paling mendasar dan paling menggembirakan terletak pada otak perangkat ini. Vivo X200T dikabarkan akan ditenagai oleh chipset MediaTek Dimensity 9400+, sebuah peningkatan dari Dimensity 9300+ yang dipakai oleh Vivo X200 FE. Ini bukan sekadar upgrade numerik biasa. Chipset generasi terbaru MediaTek ini dijanjikan membawa efisiensi dan kekuatan pemrosesan, khususnya di bidang AI, ke level yang baru.

Kehadiran Dimensity 9400+ di sini sejalan dengan tren flagship 2024/2025, di mana chipset ini menjadi pilihan andalan untuk perangkat berperforma tinggi. Sebelumnya, kita telah melihat Samsung Galaxy Tab S11 Ultra dan Redmi K80 Ultra juga dikabarkan akan mengusung chipset yang sama, menunjukkan betapa dipercayanya platform ini oleh para produsen untuk menantang dominasi kompetitor. Bahkan, Oppo Find X8s juga disebut-sebut akan mengandalkan kekuatan Dimensity 9400+. Dengan kata lain, Vivo X200T langsung menempatkan dirinya di liga yang sama dengan calon-calon raksasa performa lainnya.

Bukan Hanya Chipset: Ekosistem Performa yang Holistik

Namun, Vivo tampaknya sadar bahwa chipset hebat saja tidak cukup. Bocoran tersebut menyebutkan tiga fitur pendukung yang secara eksplisit ditujukan untuk pengalaman gaming dan multimedia yang mulus: virtual graphics card, teknologi super resolution, dan frame interpolation. Kombinasi ini seperti memberi steroid pada visual game Anda. Virtual graphics card bisa berfungsi untuk mengoptimalkan beban kerja GPU, sementara super resolution dan frame interpolation bertugas meningkatkan kualitas grafis dan kelancaran frame rate secara real-time, bahkan untuk game yang tidak secara native mendukungnya.

Lalu, bagaimana dengan panas yang dihasilkan dari semua kekuatan ini? Vivo konon menjawabnya dengan sistem pendingin 4.5K nanofluids VC. Nama yang terdengar futuristik ini pada dasarnya adalah sistem vapor chamber mutakhir yang dirancang untuk menghantarkan panas jauh lebih efisien daripada solusi konvensional. Dengan pendinginan yang agresif, chipset Dimensity 9400+ dapat menjaga performa puncaknya lebih lama tanpa thermal throttling yang mengganggu—sebuah berita bagus untuk sesi gaming maraton.

Dapur Foto Solid dan Daya Tahan yang Dijanjikan

Meski berorientasi performa, Vivo X200T tampaknya tidak mengabaikan kamera. Laporan menyebutkan konfigurasi triple kamera, di mana ketiganya memiliki sensor 50MP. Konfigurasi yang mungkin terdiri dari lensa utama, telephoto, dan ultrawide ini menjanjikan fleksibilitas yang baik untuk berbagai situasi pemotretan. Meski detail lebih lanjut seperti aperture atau kemampuan zoom masih gelap, keberadaan tiga sensor beresolusi tinggi menunjukkan komitmen terhadap kualitas multimedia yang menyeluruh.

Aspek lain yang patut disorot adalah komitmen pembaruan perangkat lunak. Vivo X200T dikabarkan akan mendapatkan 5 tahun pembaruan mayor sistem operasi Android dan 7 tahun pembaruan keamanan. Ini adalah standar baru yang mulai diadopsi industri dan sangat penting untuk menjaga perangkat tetap relevan dan aman dalam jangka panjang. Untuk sebuah smartphone yang diarahkan untuk bertahan melalui banyak sesi gaming dan penggunaan intensif, janji dukungan jangka panjang ini adalah nilai tambah yang signifikan.

Dan bicara tentang ketahanan, bagaimana dengan ketahanan baterai? Bocoran menyebutkan paket baterai “masif” yang didukung pengisian daya cepat 90W secara kabel dan 40W nirkabel. Kombinasi baterai besar dan pengisian ultra-cepat adalah jawaban sempurna untuk kekhawatiran akan daya tahan perangkat performa tinggi. Anda bisa mengisi ulang dengan sangat cepat saat istirahat singkat, atau menikmati pengisian nirkabel yang nyaman di malam hari.

Sentuhan akhir yang mewah adalah scanner sidik jari ultrasonik 3D di bawah layar. Teknologi ini umumnya lebih cepat dan akurat daripada scanner optik, serta dapat bekerja dalam kondisi yang lebih beragam, menambah lapisan keamanan dan kenyamanan yang premium.

Semua spekulasi menarik ini konon akan berujung pada realita di pasar India sekitar akhir Januari 2026. Meski masih cukup lama, waktu itu memberi Vivo ruang untuk mematangkan perangkat dan strategi pemasarannya. Jika bocoran ini akurat, Vivo X200T hadir bukan sekadar sebagai varian lain, tetapi sebagai pernyataan: bahwa smartphone gaming dan performa tinggi siap memasuki era baru dengan fokus pada pengalaman holistik—dari chipset terdepan, pendinginan inovatif, dukungan perangkat lunak jangka panjang, hingga pengisian daya yang super cepat. Ia berpotensi menjadi pesaing serius di arena yang sudah ramai. Sekarang, kita hanya bisa menunggu dan melihat apakah realita nanti dapat memenuhi, atau bahkan melampaui, ekspektasi tinggi yang telah dibangun oleh rumor-rumor ini.

Xiaomi Bangun Lab Olahraga Raksasa, Akurasi Wearable Naik Drastis

0

Telset.id – Bayangkan jika smartwatch Anda tak hanya menghitung langkah, tetapi bisa memberi tahu dengan presisi tingkat oksigen dalam darah saat Anda lari maraton, atau mendeteksi risiko sleep apnea dengan akurasi mendekati alat medis. Itulah masa depan yang sedang dibangun Xiaomi di balik tembok laboratorium barunya yang megah. Perusahaan asal Tiongkok itu baru saja mengumumkan penyelesaian konstruksi Sports and Health Lab, sebuah fasilitas penelitian raksasa yang didedikasikan untuk menyempurnakan algoritme perangkat wearable mereka. Ini bukan sekadar ruang uji coba biasa, melainkan langkah strategis untuk mengubah gelang dan jam pintar dari aksesori menjadi asisten kesehatan pribadi yang benar-benar bisa diandalkan.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar wearable dipenuhi klaim-klaim yang kadang sulit diverifikasi. Banyak perangkat menjanjikan pelacakan kesehatan yang komprehensif, namun data yang dihasilkan seringkali masih jauh dari standar medis. Xiaomi, melalui investasi besar-besaran ini, tampaknya ingin memutus rantai ketidakpastian itu. Mereka tidak lagi hanya mengandalkan algoritme generik, tetapi membangun fondasi penelitian berbasis data skala besar dan simulasi dunia nyata. Pertanyaannya, seberapa besar dampaknya bagi kita, para pengguna? Dan apakah ini akan menggeser paradigma industri wearable secara keseluruhan?

Laboratorium seluas lebih dari 5.000 meter persegi ini dirancang sebagai ekosistem penelitian yang komprehensif. Di dalamnya, terdapat 23 zona pengujian olahraga berbeda yang dilengkapi dengan 41 jenis peralatan tes olahraga profesional dan 29 perangkat uji “standar emas” yang biasa digunakan dalam penelitian medis atau ilmiah. Tujuannya jelas: menciptakan simulasi latihan dan skenario kesehatan yang sangat realistis. Dengan mengumpulkan data dalam volume masif dari kondisi yang terkontrol namun mirip dengan aktivitas sehari-hari, Xiaomi berharap dapat memverifikasi dan menyempurnakan model algoritme mereka dengan presisi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Fasilitas ini akan menjadi hub sentral untuk optimalisasi algoritme, penelitian teknologi tahap awal, dan kolaborasi dengan universitas serta institusi medis.

Ilustrasi interior Xiaomi Sports and Health Lab dengan peralatan pengujian canggih

Yang menarik, upaya sistematis melalui lab ini secara khusus ditujukan untuk menutup celah antara smartwatch konsumen dan peralatan kesehatan profesional. Selama ini, ada jarak yang cukup lebar antara data dari wearable kita dan diagnosis dari dokter. Xiaomi berambisi menjembatani itu, bukan dengan mengklaim wearable sebagai pengganti alat medis, tetapi dengan membuat datanya semakin bernilai dan mendekati akurasi klinis. Pendekatan ini mirip dengan langkah inovatif lain di industri teknologi, seperti pengembangan AI Synapse bertenaga cahaya yang meniru penglihatan manusia, di mana fokusnya adalah mencapai akurasi tinggi melalui metode penelitian yang revolusioner.

Lalu, apakah hasilnya sudah terlihat? Xiaomi mengklaim ada peningkatan yang terukur. Berdasarkan pengujian dan optimasi berulang di lab baru mereka, akurasi pengukuran konsumsi kalori pada perangkat wearable Xiaomi telah meningkat 17 persen. Sementara itu, akurasi estimasi VO₂ max (konsumsi oksigen maksimal), metrik kunci untuk menilai kebugaran dan kesehatan kardiovaskular, naik 15 persen. Dalam hal pelacakan kesehatan, deteksi waktu mulai tidur dan bangun menjadi 11 persen lebih akurat, dan pengenalan tahap tidur nyenyak serta tidur ringan meningkat 14 persen. Angka-angka ini bukan sekadar klaim marketing, tetapi hasil dari proses penelitian yang terstruktur di lingkungan yang dirancang khusus.

Kolaborasi menjadi kata kunci lain dari lab ini. Xiaomi tidak bekerja sendirian. Mereka menjalin kerjasama erat dengan institusi prestisius seperti Peking University Third Hospital, Beijing Sport University, dan Tongren Hospital of Capital Medical University. Fokus penelitian kolaboratif ini mencakup prediksi siklus menstruasi, pemantauan kesehatan jantung, skrining risiko sleep apnea, dan intervensi mabuk perjalanan (motion sickness). Kolaborasi semacam ini sangat krusial untuk memastikan bahwa algoritme yang dikembangkan tidak hanya akurat secara teknis, tetapi juga relevan secara klinis dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini adalah pendekatan holistik yang juga terlihat pada pengembangan perangkat audio canggih, seperti Soundcore R60i NC dengan ANC adaptif dan fitur penerjemah AI, di mana teknologi ditujukan untuk menyelesaikan masalah nyata pengguna.

Simulasi aktivitas atletik di salah satu zona pengujian di Xiaomi Sports and Health Lab

Di sisi sertifikasi, lab ini telah mendapatkan persetujuan kualifikasi pengujian dari organisasi terkemuka seperti TÜV SÜD dan SGS-CSTC. Ini adalah sinyal penting bagi konsumen dan industri bahwa proses yang dilakukan memenuhi standar internasional. Lebih menarik lagi, Xiaomi menyatakan rencananya untuk membuka penelitian dasar mereka kepada industri wearable yang lebih luas secara bertahap. Ini bisa menjadi game-changer, mendorong standar akurasi industri ke level yang lebih tinggi secara keseluruhan, alih-alih mempertahankan teknologi sebagai rahasia dagang eksklusif.

Lantas, apa implikasi nyata bagi Anda? Jika Anda pengguna setia wearable Xiaomi atau sedang mempertimbangkan untuk membelinya, Anda bisa berharap pada peningkatan akurasi data kesehatan dan kebugaran yang signifikan pada generasi produk mendatang. Data kalori yang lebih tepat berarti program diet dan latihan bisa lebih terukur. Pelacakan tidur yang lebih baik membantu memahami kualitas istirahat Anda. Estimasi VO₂ max yang akurat memberikan gambaran nyata tentang kesehatan jantung. Pada akhirnya, ini semua bermuara pada pengambilan keputusan kesehatan yang lebih informasional. Namun, penting untuk diingat, seperti yang ditekankan Xiaomi, perangkat ini tetap bukan pengganti diagnosis medis profesional, melainkan alat pemantauan dan pencegahan yang semakin cerdas.

Teknisi melakukan kalibrasi perangkat wearable Xiaomi menggunakan instrumen standar emas di lab

Investasi besar Xiaomi dalam lab penelitian khusus ini juga mengirimkan pesan yang jelas tentang arah industri teknologi. Masa depan tidak lagi tentang spesifikasi hardware semata, seperti perdebatan Xiaomi 15T vs 14T yang fokus pada peningkatan chipset dan kamera, tetapi tentang kedalaman data, kecerdasan algoritme, dan validasi ilmiah. Ketika wearable menjadi lebih akurat dan dapat dipercaya, perannya dalam ekosistem kesehatan digital akan semakin sentral. Mereka bisa menjadi titik kontak pertama yang mendeteksi anomaly, mengingatkan pengguna untuk berkonsultasi lebih lanjut, dan bahkan menyediakan data berharga bagi tenaga medis.

Dengan dibukanya Sports and Health Lab ini, Xiaomi tidak hanya sedang membangun algoritme yang lebih baik. Mereka sedang membangun kepercayaan. Kepercayaan bahwa angka yang terpampang di layar smartwatch Anda bukanlah tebakan yang canggih, melainkan hasil dari penelitian ketat yang mendekati standar medis. Dalam jangka panjang, ini mungkin akan mendorong kompetitor untuk berinvestasi pada jalur penelitian serupa, yang pada akhirnya menguntungkan kita semua sebagai konsumen. Revolusi wearable tidak lagi tentang desain yang trendy atau notifikasi yang banyak, tetapi tentang seberapa dalam perangkat itu memahami dan menjaga kesehatan pemakainya. Dan Xiaomi, dengan lab raksasanya, baru saja menancapkan patok yang cukup dalam di jalur revolusi tersebut.

Honor Robot Phone Siap Hadapi DJI, Bukan Cuma Ponsel Biasa

0

Telset.id – Apa jadinya jika sebuah smartphone tidak lagi puas hanya bersaing dengan sesama ponsel? Bayangkan sebuah perangkat yang kamera belakangnya bisa bergerak sendiri, melacak subjek, dan menawarkan stabilitas layaknya gimbal profesional. Itulah yang sedang dipersiapkan Honor dengan Robot Phone-nya, dan targetnya kini jauh lebih ambisius: mengalahkan raja stabilisasi video, DJI.

Bocoran terbaru dari dalam Honor mengindikasikan pergeseran strategi yang cukup berani. Setelah beberapa waktu lalu perusahaan asal Tiongkok itu memamerkan prototipe kerja Robot Phone di Honor User Carnival, kini fokusnya bukan lagi sekadar mengungguli iPhone atau Samsung. Sebuah pernyataan blak-blakan dari Chief Imaging Engineer Honor, Luo Wei, di media sosial Weibo, seperti melempar sarung tangan terbuka. Ketika ada yang menyebut Apple sebagai patokan video seluler, Luo dengan tegas membantah. “Patokan untuk video seluler adalah DJI, bukan?” tanyanya. “Mari kita bersaing dengan mereka tahun depan.” Kalimat itu bukan sekadar gertakan kosong, melainkan sinyal jelas bahwa Honor sedang membidik pasar yang sama sekali berbeda.

Luo Wei baru saja menyelesaikan proyek penting yang dikerjakan hampir setahun. Ia dengan percaya diri menyatakan bahwa teknologi video Honor tahun depan akan “cukup kuat untuk meninggalkan pesaing jauh di belakang.” Spekulasi yang beredar kuat mengaitkan proyek rahasia ini dengan Robot Phone yang telah lebih dulu diperkenalkan. Jika dugaan ini benar, maka lengan kamera mekanis yang tersembunyi di balik modul kamera belakang itu bukan sekadar aksesori futuristik. Ia bisa menjadi senjata utama Honor untuk menyaingi keahlian DJI dalam gerakan kamera yang presisi, pelacakan objek, dan stabilisasi gambar yang mulus—semua itu dikemas dalam bodi smartphone.

Ini adalah langkah yang tidak biasa. Smartphone biasanya berkompetisi dalam hal chipset, layar, atau desain. Honor, dengan Robot Phone, justru mengubah definisi ponsel itu sendiri. Mereka memposisikannya sebagai “kamera pribadi yang bisa bergerak dan beradaptasi,” bukan lagi sekadar “lempengan kaca statis.” Konsep ini membuka kemungkinan baru bagi kreator konten, vlogger, atau siapa pun yang menginginkan kualitas video cinematic tanpa membawa peralatan tambahan yang ribet.

Prototipe Honor Robot Phone dengan lengan kamera mekanis yang dapat bergerak

Rencana peluncuran resminya pun sudah mulai jelas. Honor dikabarkan akan memperkenalkan Robot Phone secara global di Barcelona pada tahun 2026. Perangkat ini disebut-sebut akan mengombinasikan kecerdasan buatan (AI), sistem cerdas, dan pencitraan definisi tinggi, semua didukung oleh apa yang digambarkan Honor sebagai “otak AI” yang powerful. Kombinasi antara hardware mekanis yang lincah dan kecerdasan buatan inilah yang mungkin menjadi kunci untuk menantang dominasi DJI. Bayangkan sebuah ponsel yang tidak hanya menstabilkan gambar secara digital, tetapi juga secara fisik menggerakkan lensanya untuk mengikuti subjek atau mengkompensasi guncangan, layaknya drone atau kamera pada gimbal.

Pernyataan Luo Wei juga mengundang pertanyaan menarik: sejauh mana sebuah brand smartphone bisa melompat ke kategori perangkat yang berbeda? DJI telah membangun reputasi puluhan tahun di bidang stabilisasi dan pergerakan kamera yang presisi, terutama untuk drone dan gimbal. Honor, di sisi lain, adalah pemain kuat di pasar ponsel. Dengan Robot Phone, mereka seolah berkata, “Kami tidak ingin merebut pasar DJI, kami ingin membuat pasar baru yang memadukan keduanya.” Ini adalah strategi high-risk, high-reward. Jika berhasil, Honor tidak hanya akan menjual ponsel, tetapi juga solusi kreatif yang revolusioner.

Namun, tantangannya nyata. Integrasi bagian mekanis yang rumit ke dalam bodi smartphone yang tipis pasti memunculkan masalah daya tahan, konsumsi daya, dan tentu saja, harga. Apakah konsumen siap membayar premium untuk fitur kamera yang begitu spesialis? Ataukah Robot Phone akan menjadi produk niche bagi kalangan profesional dan early adopter? Jawabannya mungkin terletak pada seberapa baik Honor dapat menyederhanakan pengalaman penggunaan. AI-nya harus cukup cerdas sehingga pengguna tidak perlu repot mengatur sudut dan gerakan lengan kamera secara manual.

Ilustrasi konsep dan desain dari Honor Robot Phone

Langkah Honor ini juga tidak bisa dipisahkan dari tren besar perusahaan teknologi Tiongkok yang semakin agresif memasuki dunia robotika. Beberapa waktu lalu, kita juga melihat komentar CEO Xiaomi tentang robot humanoid yang diprediksi akan menggantikan pekerja manusia. Bahkan, Honor sendiri telah secara resmi mengumumkan masuk ke dunia robot humanoid. Robot Phone bisa dilihat sebagai langkah pertama yang lebih konkret dan dekat dengan konsumen dalam visi robotika mereka. Ini bukan lagi tentang membuat ponsel yang lebih cepat, tetapi tentang membuat perangkat yang lebih “hidup” dan interaktif.

Jadi, apa artinya bagi Anda sebagai pengguna? Jika Anda adalah seorang content creator yang sering bepergian, bayangkan kemudahan merekam video tracking shot yang smooth tanpa perlu membawa gimbal eksternal. Atau bagi orang tua yang ingin merekam momen lucu anak yang aktif bergerak, kamera yang bisa mengikuti gerakan secara otomatis akan menjadi fitur penyelamat. Honor tampaknya ingin menangkap momen-momen spontan itu dengan kualitas yang sebelumnya hanya bisa dicapai dengan peralatan profesional.

Pertarungan antara Honor dan DJI tahun depan, jika memang terjadi, akan menjadi tontonan yang menarik. Ini bukan sekadar perang spesifikasi di atas kertas, melainkan pertarungan filosofi: antara perangkat khusus yang mendalam (DJI) versus integrasi semua-in-one yang berani (Honor). Satu hal yang pasti, dengan Robot Phone, Honor telah membuktikan bahwa imajinasi mereka tentang masa depan ponsel jauh melampaui batas-batas yang selama ini kita kenal. Mereka tidak hanya ingin menjadi yang terbaik di kelasnya, tetapi juga menciptakan kelas yang sama sekali baru. Dan seperti yang ditunjukkan dalam event-event sebelumnya, Honor serius mendengarkan umpan balik pengguna untuk mewujudkan visi tersebut. Kita tinggal menunggu, apakah ponsel dengan “lengan” ini akan menjadi revolusi berikutnya, atau sekadar eksperimen yang menarik?

Xiaomi Gencar Gelontorkan Rp 200 Triliun untuk Riset Teknologi Masa Depan

0

Telset.id – Bayangkan sebuah perusahaan teknologi yang selama ini dikenal dengan smartphone terjangkau, tiba-tiba mengumumkan rencana investasi raksasa senilai 200 miliar yuan atau sekitar Rp 200 triliun. Itulah langkah berani yang diambil Xiaomi, menandai pergeseran strategis dari pemain pasar massal menjadi pemburu kepemimpinan di teknologi inti. Apakah ini sinyal bahwa perang teknologi global memasuki babak baru yang lebih sengit?

Pada Konferensi Mitra Ekosistem Human Car Home 2025 yang digelar 17 Desember lalu, Presiden Grup Xiaomi, Lu Weibing, secara resmi mengonfirmasi komitmen finansial monumental tersebut. Dana sebesar Rp 200 triliun itu akan digelontorkan khusus untuk penelitian dan pengembangan (R&D) dalam kurun lima tahun ke depan. Angka ini bukan sekadar gimmick marketing, melainkan cerminan dari ambisi yang sudah mulai terlihat dari lompatan inovasi perusahaan belakangan ini. Jika ditarik ke belakang, investasi R&D Xiaomi antara 2021 dan 2025 “hanya” mencapai 105 miliar yuan. Artinya, dalam lima tahun mendatang, belanja riset mereka hampir akan berlipat ganda. Sebuah peningkatan yang tajam dan penuh makna.

Lalu, bagaimana realisasinya tahun ini? Xiaomi memproyeksikan pengeluaran R&D untuk tahun berjalan akan mencapai 32 hingga 33 miliar yuan (sekitar Rp 32-33 triliun). Dan itu belum puncaknya. Tahun depan, angka tersebut diproyeksikan melonjak lagi menjadi sekitar 40 miliar yuan (Rp 40 triliun). Aliran dana segar ini bukan mengendap di kas perusahaan, melainkan langsung disalurkan ke terobosan-terobosan nyata. Anda bisa melihat hasilnya dalam dua bidang utama: kecerdasan buatan (AI) dan pengembangan chipset mandiri.

MiMo: AI Kecil yang Berambisi Besar

Di tengah hiruk-pikuk model AI raksasa dengan parameter triliunan, Xiaomi justru mengambil jalur berbeda dengan memperkenalkan MiMo. Ini adalah model fondasi AI yang dikembangkan sendiri, dirancang khusus untuk inferensi yang efisien di berbagai perangkat, mulai dari smartphone, perangkat rumah pintar, hingga mobil. Meski ukuran parameternya lebih kecil dibandingkan para raksasa industri, posisi MiMo adalah sebagai solusi berkinerja tinggi untuk aplikasi dunia nyata. Strategi ini cerdas. Daripada terjebak dalam perlombaan parameter yang boros sumber daya, Xiaomi fokus pada efisiensi dan implementasi praktis di ekosistemnya sendiri. Pendekatan ini sejalan dengan upaya membangun posisi kuat di peta AI China yang semakin kompetitif.

Proyek Xring: Ketahanan Teknologi di Tengah Geopolitik

Sementara di front AI mereka bermain dengan strategi efisiensi, di bidang chipset Xiaomi menunjukkan keteguhan hati. Perusahaan telah menginvestasikan lebih dari 13,5 miliar yuan (sekitar Rp 13,5 triliun) ke dalam proyek chip Xring-nya. Tim R&D-nya kini diperkuat oleh lebih dari 2.500 insinyur, sebuah pasukan khusus yang terus bertambah. Fokus mereka sekarang adalah mempercepat produksi massal chip Xring O2 generasi berikutnya. Namun, ada tantangan geopolitik yang tak terelakkan. Karena pembatasan teknologi dari AS, chip tersebut akan tetap bertahan pada node proses 3nm, alih-alih melompat ke 2nm yang lebih maju. Ini adalah realitas pahit yang dihadapi banyak perusahaan teknologi China, memaksa mereka berinovasi dalam batasan yang ada. Komitmen ini menunjukkan bahwa Xiaomi serius membangun ketahanan teknologi jangka panjang, tidak ingin selamanya bergantung pada pemasok eksternal.

Ekspansi tim riset Xiaomi sendiri adalah cerita yang menarik. Laporan keuangan kuartal ketiga perusahaan mengungkapkan bahwa tim R&D mereka telah membengkak menjadi 24.871 orang, mencetak rekor baru. Manusia-manusia inilah yang menjadi motor penggerak inovasi di bidang-bidang yang dianggap kritis oleh Xiaomi: pencitraan (imaging), pengisian daya cepat (fast charging), AI, dan tentu saja, integrasi seluruhnya ke dalam ekosistem Human Car Home yang mereka gembar-gemborkan. Ekosistem ini bukan lagi sekadar konsep, melainkan sudah mulai terwujud, dengan mobil listrik sebagai salah satu pilar utamanya.

Jadi, apa arti semua ini bagi konsumen dan pasar? Investasi Rp 200 triliun adalah taruhan besar bahwa masa depan teknologi terletak pada integrasi mendalam antar perangkat, didorong oleh AI dan chipset yang dikustomisasi. Xiaomi tidak lagi puas hanya menjual hardware dengan margin tipis. Mereka membangun sebuah platform teknologi tertutup yang saling terhubung, di mana smartphone, mobil, dan perangkat rumah Anda berbicara dalam bahasa yang sama, diproses oleh chip yang dirancang sendiri, dan ditingkatkan kecerdasannya oleh model AI yang efisien. Ambisi ini juga menjadi fondasi bagi pertumbuhan bisnis mereka, sebagaimana terlihat dari rekor pendapatan baru yang dicatat Xiaomi di 2024.

Langkah Xiaomi ini ibaratnya seperti siswa berprestasi di kelas yang tiba-tiba mendaftar ke banyak les tambahan dan membeli buku referensi termahal. Sinyalnya jelas: persiapan untuk ujian yang lebih berat, yaitu persaingan global melawan Apple, Samsung, dan raksasa teknologi lainnya yang sudah lama berinvestasi besar di R&D. Dengan gelontoran dana segini besar, harapannya adalah tercipta diferensiasi yang nyata, bukan sekadar mengejar spesifikasi. Pertanyaannya sekarang, apakah strategi “quantity to quality” ini akan berbuah manis? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal pasti: peta persaingan teknologi, terutama yang melibatkan perusahaan China, semakin panas dan menarik untuk diikuti.

Bocoran Galaxy Z Flip 8: Lebih Tipis, Baterai Lebih Besar?

0

Telset.id – Samsung mungkin telah membuat gebrakan dengan desain ultra-tipis Galaxy Z Fold 7 tahun ini, tetapi fokus perusahaan tampaknya akan bergeser ke lini flip pada 2026 mendatang. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Galaxy Z Flip 8 berpotensi mendapatkan peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan pendahulunya, sementara Z Fold 8 dikabarkan hanya akan menerima pembaruan yang lebih konservatif dan berfokus pada penyempurnaan. Apakah ini tanda bahwa era kejayaan ponsel lipat clamshell benar-benar akan tiba?

X tipster @TheGalox_ mengklaim bahwa Samsung sedang mengerjakan bodi yang jauh lebih ramping untuk Z Flip 8. Meskipun belum ada ukuran pasti yang bocor, langkah ini masuk akal. Z Fold 7 akhirnya terasa seperti ponsel batang biasa saat dilipat dengan ketebalan 8,9mm, sementara Flip 7 masih mengukur 13,7mm saat tertutup. Banyak perubahan struktural dari Fold 7 diduga akan diadopsi oleh model Flip berikutnya, yang bisa membuatnya jauh lebih menarik secara visual dan ergonomis. Ketebalan memang masih menjadi salah satu titik sakit terbesar untuk ponsel lipat clamshell, terutama saat dilipat dan disimpan di saku. Pengurangan yang berarti di area ini akan menjadi perubahan yang sangat disambut baik untuk penggunaan sehari-hari.

Lalu, bagaimana dengan baterainya? Menurut sang tipster, “Ini akan menjadi pertama kalinya dalam bertahun-tahun ponsel ini menjadi lebih tipis sambil mempertahankan atau bahkan meningkatkan ukuran baterai saat ini.” Pernyataan ini cukup menggoda. Selama ini, trade-off antara ketipisan dan kapasitas baterai seringkali tak terhindarkan. Jika Samsung berhasil memecahkan teka-teki ini untuk Z Flip 8, itu akan menjadi lompatan besar. Daya tahan baterai selalu menjadi perhatian pengguna perangkat lipat, dan peningkatan di sini, ditambah dengan bodi yang lebih ramping, bisa menjadi kombinasi yang mematikan.

Perbandingan ketebalan Samsung Galaxy Z Flip 7 saat dilipat

Bocoran juga mengarah pada peningkatan layar, meski detail spesifiknya masih diselimuti kabut. Samsung secara konsisten telah meningkatkan panel lipatnya dari tahun ke tahun. Penyempurnaan ini bisa melibatkan pengurangan lipatan (crease) yang lebih jauh, peningkatan daya tahan, atau penyempurnaan pada kecerahan dan efisiensi energi. Setiap kemajuan di layar akan langsung terasa dan dilihat oleh pengguna, memperkuat proposisi nilai perangkat ini.

Di sisi performa, Galaxy Z Flip 8 diperkirakan akan melanjutkan dorongan Samsung menuju chipset buatan dalam. Perangkat ini dikabarkan akan dibekali dengan Exynos 2600, chipset yang sama yang kemungkinan akan menggerakkan sebagian dari seri Galaxy S26. Ini adalah langkah strategis yang menarik. Setelah beberapa generasi bergantung pada Snapdragon untuk varian global, kembalinya Exynos dengan arsitektur baru bisa menjadi penanda kebangkitan. Kinerja dan efisiensi Exynos 2600 akan menjadi faktor penentu yang diawasi ketat, terutama mengingat Samsung Foundry dikabarkan akan memproduksi chip 2nm untuk Galaxy Z Flip 8. Teknologi node yang lebih maju ini berjanji pada efisiensi daya yang lebih baik dan kinerja yang lebih tinggi, yang sangat cocok untuk perangkat bentuk faktor kompak.

Mengapa pergeseran fokus ini terjadi? Lingkungan kompetitif mungkin menjadi jawabannya. Desas-desus tentang iPhone lipat mendorong Samsung untuk lebih fokus pada Galaxy Z Fold 8 dan Flip 8. Dengan kemungkinan masuknya Apple ke pasar perangkat lipat, Samsung tidak bisa lagi merasa nyaman. Mereka perlu memperkuat lini andalan mereka, dan Z Flip, dengan daya tarik massalnya yang terbukti, adalah kandidat sempurna untuk mendapatkan suntikan inovasi besar. Ini bukan lagi hanya tentang menjadi yang pertama, tetapi tentang menjadi yang terbaik dan paling disempurnakan sebelum persaingan benar-benar memanas.

Untuk konteks, mari kita lihat sejauh mana Samsung telah membawa lini Flip. Samsung Galaxy Z Fold7 dan Flip7 serta Watch8 series telah resmi dirilis di Indonesia, membawa penyempurnaan desain dan AI. Namun, jika dibandingkan dengan generasi yang lebih tua seperti Galaxy Z Flip 4 yang memiliki spesifikasi lengkap dengan Snapdragon 8+ Gen 1, evolusinya memang bertahap. Z Flip 8, berdasarkan rumor, berpotensi menjadi lompatan yang lebih dramatis, terutama dalam hal bentuk dan faktor fisik.

Lalu, bagaimana dengan pengalaman perangkat lunak dan AI? Samsung telah menanamkan banyak fitur AI canggih ke dalam perangkat lipat terbarunya, seperti yang terlihat dalam kampanye Samsung Galaxy AI Live Creation untuk kreativitas tanpa batas bersama Z Fold7 dan Z Flip7 serta Watch8. Dapat dipastikan bahwa Z Flip 8 akan datang dengan suite AI generasi berikutnya yang lebih terintegrasi, mungkin memanfaatkan kekuatan pemrosesan dari Exynos 2600 untuk menawarkan fitur yang lebih real-time dan kontekstual. Inilah di mana hardware dan software bertemu untuk menciptakan pengalaman yang unik.

Mengenai waktu peluncuran, Galaxy Z Flip 8 masih diperkirakan akan mengikuti jadwal biasa Samsung, dengan peluncuran di paruh kedua 2026. Saat ini tidak ada tanda-tanda penundaan atau masalah produksi besar. Namun, perlu diingat bahwa kita masih sangat awal dalam siklus bocoran. Detail-detail ini masih bisa berubah seiring Samsung menyempurnakan desain dan spesifikasinya. Akan tetapi, jika rumor terbaru ini terbukti benar, Galaxy Z Flip 8 bisa jadi akhirnya menjadi upgrade substansial yang telah dinantikan banyak penggemar ponsel lipat format flip. Ia bukan sekadar iterasi, tetapi sebuah penyempurnaan mendasar yang menyerang langsung pada kelemahan utama perangkat jenis ini: ketebalan dan daya tahan baterai. Dan dalam pasar yang semakin ramai, itulah jenis terobosan yang dibutuhkan untuk tetap memimpin.

TikTok AS Dekat Finalisasi, CEO Shou Chew Umumkan Tanggal Penutupan Deal

0

Telset.id – Ingat hiruk-pikuk September lalu, ketika Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang seolah mengukir kesepakatan untuk memisahkan bisnis TikTok di Amerika Serikat? Tiga bulan berlalu, drama yang sama kini bergulir ke babak baru yang lebih konkret. Menurut laporan terbaru, kesepakatan itu akhirnya selangkah lagi menuju pengesahan resmi, dengan CEO TikTok Shou Chew dilaporkan telah memberi tahu karyawan bahwa persetujuan telah ditandatangani.

Berdasarkan memo internal yang diakses Bloomberg, Shou Chew menyampaikan bahwa TikTok dan perusahaan induknya, ByteDance, telah menyetujui kesepakatan untuk pengendalian operasi TikTok di AS. Isi perjanjian ini konon tak jauh berbeda dari skema yang diumumkan Trump awal tahun ini. Sebuah konsorsium investor AS, yang mencakup raksasa teknologi Oracle, serta firma investasi Silver Lake dan MGX, akan mengendalikan mayoritas saham di entitas baru tersebut. Sementara itu, ByteDance diyakini akan mempertahankan kepemilikan minoritas dalam usaha patungan ini. Ini bukan kali pertama jalan menuju kesepakatan TikTok diwarnai lika-liku, seperti yang pernah diulas dalam laporan mengenai rintangan yang dihadapi kesepakatan ByteDance-Oracle.

Yang paling menarik perhatian adalah tenggat waktu yang disebutkan. Dalam memo tersebut, Chew menyebutkan bahwa kesepakatan ini diharapkan akan ditutup pada 22 Januari 2026. “Setelah penutupan, usaha patungan AS, yang dibangun di atas fondasi organisasi TikTok US Data Security (USDS) saat ini, akan beroperasi sebagai entitas independen dengan otoritas atas perlindungan data AS, keamanan algoritme, moderasi konten, dan jaminan perangkat lunak,” tulisnya, seperti dikutip Bloomberg. Pernyataan ini mengisyaratkan upaya keras untuk memisahkan infrastruktur data dan tata kelola konten TikTok AS dari pengaruh globalnya, sebuah langkah yang dianggap krusial untuk meredakan kekhawatiran keamanan nasional.

Namun, di balik optimisme dari internal TikTok, satu pertanyaan besar masih menggantung: di mana posisi pemerintah China? Trump pernah menyatakan pada September bahwa China “sepenuhnya mendukung” kesepakatan ini. Namun, pertemuan-pertemuan lanjutan antara kedua pihak sejauh ini hanya menghasilkan pernyataan-pernyataan yang samar. Pada Oktober lalu, Kementerian Perdagangan China mengatakan akan “bekerja sama dengan AS untuk menyelesaikan masalah terkait TikTok dengan baik.” Ketidakpastian dari Beijing ini menambah lapisan kompleksitas, mengingat sejarah panjang negosiasi yang penuh pasang surut, seperti pernah dibahas dalam analisis mengenai misteri kesepakatan TikTok meski AS-China dekat deal.

Jika benar kesepakatan ini akhirnya difinalisasi pada bulan depan, maka waktu pelaksanaannya akan bertepatan hampir persis setahun setelah perintah eksekutif pertama Trump yang menunda pemberlakuan undang-undang yang mewajibkan penjualan atau pelarangan aplikasi tersebut. Sejak saat itu, Trump telah menandatangani beberapa perpanjangan waktu untuk memberi ruang negosiasi. Perjalanan panjang ini mencerminkan tarik-ulur kepentingan geopolitik, keamanan siber, dan bisnis teknologi global yang sangat intens. Kebijakan Trump dalam menangani isu teknologi dan keamanan data sendiri kerap menuai sorotan, termasuk dalam kasus kesepakatan data center dengan UAE yang memicu kritik.

Lantas, apa arti semua ini bagi pengguna, kreator, dan pasar digital AS? Keberadaan TikTok sebagai entitas yang secara teknis “independen” di bawah kendali investor AS berpotensi mengubah dinamika persaingan platform media sosial. Dengan kontrol penuh atas data dan algoritme lokal, TikTok AS bisa mengembangkan fitur atau kebijakan konten yang lebih spesifik menyesuaikan regulasi dan selera pasar Amerika. Di sisi lain, pemisahan ini juga menimbulkan tanda tanya tentang konsistensi pengalaman pengguna global dan kemampuan platform untuk berinovasi secara terpusat. Bagaimanapun, langkah ini menandai babak baru dalam era di where batas-batas digital dan kedaulatan data menjadi medan pertarungan utama bagi raksasa teknologi dunia.

realme Hadirkan Watermark Eksklusif M7 dan Program Tebak Juara Sambut MLBB M7 World Championship

0

Telset.id – Jika Anda pikir kolaborasi brand smartphone dengan turnamen esports hanya sebatas logo di spanduk, pikirkan lagi. realme, brand dengan pertumbuhan tercepat di dunia, baru saja mengangkat level keterlibatannya dengan meluncurkan fitur dan program interaktif eksklusif untuk menyambut puncak kompetisi Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) M7 World Championship. Ini bukan sekadar sponsor, tapi sebuah upaya mendalam untuk menyatukan pemain dan fans dalam sebuah perayaan global yang mereka sebut “Real Passion Never Dies.”

Dukungan berkelanjutan realme terhadap ekosistem esports, khususnya MLBB, kini memasuki babak baru yang lebih personal dan imersif. Dengan status sebagai mitra strategis, realme tidak hanya menyediakan perangkat keras unggulan melalui realme 15 Pro 5G yang ditetapkan sebagai Official Gaming Phone M7, tetapi juga merancang pengalaman digital yang memungkinkan setiap fans menjadi bagian aktif dari euforia turnamen. Langkah ini menunjukkan pergeseran strategi dari sekadar mensponsori event menjadi membangun komunitas dan pengalaman bersama.

Lantas, seperti apa bentuk nyata dari komitmen “Real Passion Never Dies” itu? realme menjawabnya dengan dua inisiatif konkret: Custom M7 Camera Watermark yang eksklusif untuk pengguna realme 15 Series 5G, dan program tebak-menebak juara dengan hadiah yang menggiurkan. Keduanya dirancang untuk menjembatani jarak antara layar pertandingan dengan antusiasme fans di rumah, menciptakan sebuah narasi bersama yang lebih hidup.

Watermark Eksklusif M7: Lebih Dari Sekadar Filter

Mulai 18 Desember 2025, pengguna setia realme 15 Series 5G mendapatkan akses ke sebuah fitur yang mungkin terdengar sederhana, namun punya makna mendalam: Custom Watermark M7 x realme 15 Pro 5G. Fitur ini memungkinkan pengguna menambahkan identitas visual resmi M7 World Championship pada setiap foto yang mereka ambil menggunakan smartphone mereka. Watermark ini tersedia dalam waktu terbatas, sepanjang periode turnamen berlangsung.

Apa signifikansinya? Ini adalah sebuah pernyataan. Dalam era di mana konten digital adalah mata uang sosial, memiliki alat untuk secara visual mendeklarasikan dukungan terhadap sebuah event global seperti M7 adalah sebuah bentuk partisipasi modern. Setiap jepretan—entah itu saat menonton pertandingan bersama teman, menghadiri viewing party, atau sekadar menangkap momen sehari-hari dengan semangat kompetisi—bisa langsung disematkan dengan simbol kebanggaan esports. realme secara cerdas mengubah kamera smartphone dari alat dokumentasi menjadi alat ekspresi komunitas. Fitur ini tersedia baik di realme 15 Pro 5G maupun realme 15 5G, memperluas jangkauan partisipasi.

Program “Guess M7 Winner”: Antara Strategi dan Keberuntungan

Jika watermark adalah bentuk ekspresi, maka program “Guess M7 Winner, Win Free Phone!” adalah ajakan untuk terlibat lebih dalam lagi. realme menggelar program interaktif ini khusus untuk fans di tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan Filipina—pasar-pasar dengan basis pemain MLBB yang sangat masif. Mekanismenya menarik dan menantang.

Dalam periode 24 Desember 2025 hingga 22 Januari 2026, pengguna yang membeli smartphone dari lini realme 15 Series 5G (meliputi realme 15 5G, realme 15T 5G, dan realme 15 Pro 5G) berkesempatan menebak juara Grand Final M7 beserta skor akhirnya. Tebakan yang tepat berpeluang memenangkan satu dari sepuluh slot full cashback senilai harga smartphone yang dibeli. Bukan hanya itu, realme juga menyiapkan 1.200 Diamond MLBB untuk 100 peserta tercepat yang berhasil menebak juara dengan benar, meski tanpa skor.

Program semacam ini bukan hanya alat marketing yang brilian; ini adalah pengikat emosional. Dengan memasang prediksi, fans secara tidak langsung akan mengikuti perjalanan turnamen dengan lebih intens, menganalisis kekuatan tim, dan merasakan ketegangan hingga detik-detik final. realme berhasil mengubah penonton pasif menjadi peserta aktif yang punya “skin in the game,” meski hanya dalam bentuk prediksi. Ini selaras dengan semangat merayakan komunitas yang menjadi jantung dari M7 World Championship edisi ketujuh yang mempertemukan 22 tim elit dunia ini.

Misi Besar di Balik Inisiatif Kecil

Pada akhirnya, peluncuran watermark eksklusif M7 dan program tebak juara ini adalah bagian dari mosaik misi besar realme: menghadirkan pengalaman teknologi yang melampaui ekspektasi, khususnya bagi generasi muda. Dalam konteks esports, pengalaman itu tidak lagi hanya tentang frame rate tinggi atau cooling system canggih pada perangkat seperti hp terbaru realme, tetapi tentang rasa memiliki dan menjadi bagian dari sebuah peristiwa budaya.

Dengan mengombinasikan performa hardware unggulan realme 15 Series 5G dan aktivitas interaktif yang mendalam, realme sedang mendefinisikan ulang apa artinya menjadi mitra strategis dalam esports. Mereka tidak hanya menyediakan panggung, tetapi juga menciptakan bahasa visual (watermark) dan mekanisme engagement (program tebak juara) yang memungkinkan passion yang “never dies” itu menemukan bentuknya yang baru. M7 World Championship, dengan dukungan ini, diangkat dari sekadar serangkaian pertandingan menjadi sebuah festival global yang dirayakan bersama, di dalam dan luar game.

Bagi fans yang ingin menyelami lebih dalam atmosfer M7 dan berpartisipasi dalam berbagai programnya, realme mengimbau untuk mengikuti akun media sosial resmi realme Indonesia dan mengunjungi situs www.realme.com/id. Siapa tahu, semangat “Real Passion Never Dies” Anda bisa berbuah menjadi smartphone gratis atau diamond yang melimpah.

Snapdragon vs MediaTek: Duel Sengit Chipset yang Tentukan Masa Depan Smartphone Anda

0

Telset.id – Pikir pilihan chipset hanya urusan benchmark dan angka? Pikir lagi. Di balik layar ponsel Anda, pertarungan antara Snapdragon dan MediaTek telah mencapai titik yang menentukan bukan hanya performa, tetapi juga nilai, efisiensi, dan masa depan smartphone itu sendiri. Dulu, pilihannya sederhana: Snapdragon untuk yang terbaik, MediaTek untuk yang terjangkau. Tapi narasi itu sudah usang. MediaTek, dengan seri Dimensity-nya, telah melesat dan kini menantang dominasi Qualcomm di hampir semua lini, menciptakan dilema yang menarik bagi konsumen. Lalu, mana yang harus Anda pilih untuk upgrade berikutnya?

Perubahan lanskap ini bukan terjadi dalam semalam. MediaTek, yang dulu identik dengan chipset entry-level, telah melakukan transformasi dramatis. Mereka tak lagi sekadar pengikut, melainkan penantang serius yang menawarkan inovasi, efisiensi, dan yang paling menggoda, nilai lebih untuk uang Anda. Di sisi lain, Snapdragon tetap menjadi pilihan utama banyak brand ternama, dengan warisan keandalan dan ekosistem yang mapan. Pertanyaannya, apakah keunggulan tradisional Snapdragon masih relevan di tengah gempuran inovasi MediaTek? Mari kita selami lebih dalam.

Untuk memahami duel ini, kita perlu melihat di luar angka mentah. Ini tentang bagaimana chipset itu “hidup” di dalam perangkat Anda sehari-hari: saat Anda marathon game, saat baterai hampir habis di tengah meeting penting, atau ketika Anda mencoba mengabadikan momen spesial dalam kondisi cahaya minim. Pilihan antara Snapdragon dan MediaTek kini lebih merupakan pertimbangan filosofi penggunaan daripada sekadar merek. Artikel ini akan membedahnya untuk Anda.

Medan Pertempuran: Performa dan Daya Tahan Gaming

Di arena gaming, Snapdragon lama bertahta. Reputasinya dibangun dari konsistensi, terutama dalam sesi marathon. Ponsel dengan chipset Snapdragon cenderung mempertahankan frame rate yang stabil lebih lama, berkat manajemen termal yang telah terasah selama bertahun-tahun. Ini membuatnya menjadi pilihan “aman” bagi hardcore gamer yang tak ingin terganggu oleh throttling di tengah match penting. Namun, ceritanya tidak sesederhana itu.

MediaTek telah mengejar ketertinggalan dengan agresif. Chipset flagship Dimensity terbaru sering kali unggul dalam benchmark GPU, menunjukkan potensi mentah yang sangat besar. Masalahnya, terkadang potensi itu belum sepenuhnya teroptimalkan untuk daya tahan jangka panjang. Meski begitu, jaraknya semakin tipis. Untuk gamer kasual hingga menengah, performa MediaTek saat ini sudah lebih dari cukup. Bahkan, dalam beberapa kasus, ranking AnTuTu didominasi oleh perangkat dengan chipset terbaru dari kedua kubu, menunjukkan persaingan yang sangat ketat di puncak.

Efisiensi: Senjata Rahasia MediaTek

Di sinilah MediaTek sering kali bersinar. Banyak pengamat dan pengguna melaporkan bahwa ponsel dengan chipset Dimensity, khususnya di segmen mid-range hingga upper mid-range, menawarkan efisiensi daya yang luar biasa. Hasilnya? Masa pakai baterai yang lebih panjang dan panas yang lebih terkendali selama penggunaan sehari-hari. Optimasi untuk efisiensi berkelanjutan ini menjadi nilai jual utama yang sulit diabaikan.

Snapdragon tentu tidak boros daya. Generasi-generasi terbaru mereka telah membuat lompatan signifikan dalam efisiensi. Namun, pada titik harga yang setara, MediaTek sering kali mampu menyajikan paket yang memberikan jam pakai layar lebih lama. Ini pertimbangan krusial di era di mana kita semakin bergantung pada ponsel untuk segalanya. Jika Anda lebih mementingkan ponsel yang bisa menemani dari pagi hingga larut malam tanpa harus mencari stopkontak, chipset MediaTek patut mendapat poin plus.

Fotografi: Masihkah Snapdragon Memegang Kendali?

Kamera smartphone adalah simfoni antara hardware sensor, software tuning, dan Image Signal Processor (ISP) di dalam chipset. Di bidang ini, Snapdragon masih dianggap memiliki keunggulan dalam hal kematangan dan keandalan. ISP mereka telah melalui banyak iterasi dan dioptimalkan oleh berbagai vendor besar, menghasilkan konsistensi yang baik, terutama untuk perekaman video.

MediaTek tidak tinggal diam. Chipset flagship mereka kini dilengkapi ISP yang sangat mumpuni. Tantangannya terletak pada bagaimana vendor smartphone men-tuning pipeline imaging-nya. Hasil akhir sangat bergantung pada komitmen OEM. Artinya, Anda bisa menemukan ponsel MediaTek dengan kamera yang luar biasa, tetapi juga yang biasa saja. Perbandingan antara varian ponsel yang menggunakan chipset berbeda sering kali mengungkap perbedaan pendekatan tuning kamera ini. Snapdragon, dalam hal ini, masih menawarkan landasan yang sedikit lebih pasti.

Konektivitas dan Nilai: Dua Sisi Mata Uang

Untuk konektivitas 5G, Wi-Fi 6/7, dan Bluetooth, kedua raksasa ini sudah setara pada fitur kertas. Namun, di pasar seperti AS, Snapdragon mungkin memiliki keuntungan karena optimasi spesifik operator yang lebih dalam, buah dari dominasi historis mereka di sana. Bagi pengguna di sebagian besar wilayah lain, termasuk Indonesia, perbedaan ini hampir tak terasa.

Di sinilah MediaTek memainkan kartu truf-nya: nilai. Inilah kekuatan terbesarnya. Smartphone dengan chipset MediaTek cenderung lebih terjangkau dibandingkan dengan rekan-rekan Snapdragon yang setara. Anda sering mendapatkan spesifikasi yang lebih mentereng di atas kertas dengan harga yang lebih ramah. Keunggulan harga ini tidak hanya di segmen entry-level, tetapi merambah hingga ke flagship. Ini memaksa Qualcomm untuk terus berinovasi dan mungkin menekan harga, yang pada akhirnya menguntungkan kita sebagai konsumen. Minat besar vendor terhadap MediaTek juga terlihat dari rumor bahwa Google Pixel 11 dikabarkan akan beralih ke modem MediaTek, sebuah langkah yang dulu sulit dibayangkan.

Jadi, keputusan akhir ada di tangan Anda. Pilih Snapdragon jika prioritas Anda adalah performa gaming yang konsisten sepanjang waktu, ekosistem kamera yang telah teruji, dan Anda merasa nyaman dengan premium yang harus dibayar untuk kematangan tersebut. Sebaliknya, pilih MediaTek jika Anda mencari paket performa tangguh dan efisiensi baterai yang optimal dengan anggaran yang lebih efisien, serta bersedia menerima bahwa optimasi perangkat lunak mungkin sedikit lebih bervariasi antar vendor.

Yang pasti, era monopoli telah berakhir. Persaingan ketat antara Snapdragon dan MediaTek inilah yang mendorong inovasi lebih cepat dan memberikan kita, konsumen, lebih banyak pilihan berkualitas. Pemenang sebenarnya dari duel sengit ini adalah Anda.