Beranda blog Halaman 68

Vivo Vision Explorer Edition: Headset MR Pertama yang Lebih Ringan dari Apple Vision Pro

0

Telset.id – Bayangkan memakai headset mixed reality yang hampir setengah lebih ringan dari pesaing utamanya. Itulah yang coba ditawarkan Vivo dengan peluncuran perdana headset MR mereka, Vision Explorer Edition. Dalam langkah berani memasuki arena mixed reality, Vivo memilih pendekatan unik: biarkan pengguna mencoba dulu sebelum membeli.

Strategi ini bukan tanpa alasan. Di pasar yang masih mencari bentuk, kepercayaan pengguna adalah kunci. Vivo paham betul bahwa adopsi teknologi baru membutuhkan pengalaman langsung, bukan sekadar spesifikasi di atas kertas. Seperti yang terjadi pada era awal smartphone, harga dan kenyamanan seringkali lebih menentukan daripada fitur-fitur canggih.

Dengan berat hanya 398 gram, Vision Explorer Edition jelas membuat pernyataan. Bandingkan dengan Apple Vision Pro yang bobotnya melampaui 600 gram – perbedaan yang cukup signifikan untuk penggunaan berkepanjangan. Rahasianya? Desain split dengan komponen magnesium alloy yang menjaga kekuatan tanpa mengorbankan bobot. Dimensinya pun terbilang kompak: 83mm untuk tinggi dan 40mm untuk ketebalan.

Vivo Vision Explorer Edition

Vivo tidak main-main dengan kenyamanan pengguna. Adjustable face masks, berbagai pilihan busa padding, dan dual-ring strap yang bisa dilepas cepat menunjukkan perhatian terhadap detail. Bagi pengguna berkacamata, lensa optik magnetik tersedia untuk koreksi minus 100 hingga 1000 derajat tanpa mengganggu pengalaman visual.

Di balik desain yang ringkas, tersimpan dual display Micro-OLED 8K dengan resolusi 3840 × 3552 per mata. Cakupan warna 94% DCI-P3 dan akurasi warna yang impresif dijamin melalui kalibrasi pabrik untuk konsistensi antara kedua mata. Performa ditangani chip Snapdragon XR2+ terbaru Qualcomm yang diklaim 2.5x lebih powerful dari generasi sebelumnya.

Interface OriginOS Vision buatan Vivo menghadirkan berbagai fitur seperti menonton film imersif, replay olahraga spasial, dan setup produktivitas multi-window. Fitur passthrough-nya patut diacungi jempol dengan latency hanya 13ms untuk video berwarna penuh, membuat transisi antara dunia nyata dan virtual terasa mulus.

Interaksi didukung tracking mata dengan presisi 1.5 derajat dan pengenalan gesture tangan across 26 degrees of freedom dalam rentang vertikal 175 derajat. Konten eksklusif seperti “Drum Master” dan “Little V’s Journey” sudah siap, ditambah partnership dengan Migu untuk konten olahraga dan kompatibilitas dengan PC serta smartphone untuk streaming nirkabel.

Lalu kapan bisa membelinya? Inilah yang menarik. Mulai 22 Agustus, Vivo mendirikan station demo di 12 authorized store di kota-kota besar China seperti Beijing dan Shenzhen, dengan lebih banyak lokasi menyusul. Mereka ingin orang mencoba dulu. Harga? Masih spekulatif, tapi eksekutif Vivo memberi hint sekitar 10,000 yuan (sekitar Rp 22 juta) atau kurang.

COO Vivo mengingatkan bagaimana smartphone mulai populer di China ketika harganya masuk dalam 20-30% dari harga telepon dasar. Mereka jelas menargetkan sweet spot yang sama untuk adopsi MR. Strategi fokus pada ringan dan terjangkau daripada memaksakan semua fitur mungkin justru kunci kesuksesan.

Dengan track record Vivo dalam inovasi teknologi dan keberhasilan seri flagship mereka, Vision Explorer Edition berpotensi menjadi game changer. Tapi seperti perangkat high-end lainnya, tantangan terbesarnya adalah membuat teknologi canggih ini bisa diakses dan dinikmati banyak orang.

Apakah pendekatan “coba dulu sebelum beli” ini akan berhasil? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, Vivo tidak main-main dalam bersaing di arena mixed reality. Dengan fokus pada pengalaman pengguna yang nyaman dan harga yang masuk akal, mereka mungkin saja menemukan formula yang tepat untuk membawa MR ke mainstream.

TECNO SPARK 40 Pro+ Resmi di Indonesia: Smartphone Rp2 Jutaan dengan Wireless Charging

0

Telset.id – Bayangkan mendapatkan smartphone dengan desain premium, layar AMOLED 144Hz, dan yang paling mengejutkan—dukungan wireless charging—dengan harga hanya Rp2 jutaan. TECNO Indonesia kembali membuktikan bahwa inovasi tidak harus mahal melalui kehadiran TECNO SPARK 40 Pro+, perangkat yang siap menggebrak pasar entry-level dengan segudang fitur yang biasanya hanya ditemukan di ponsel mid-range bahkan flagship.

Lini SPARK dari TECNO memang selalu dikenal menghadirkan kejutan. Jika sebelumnya konsumen dimanjakan dengan SPARK 30C yang unggul di bidang fotografi berkat sensor Sony, kali ini TECNO SPARK 40 Pro+ datang sebagai penerus SPARK 20 Pro+ dengan peningkatan signifikan di hampir semua aspek. Mulai dari desain yang lebih tipis dan ringan, layar lengkung yang memukau, hingga fitur wireless charging yang jarang ditemukan di segmen harganya.

Smartphone ini tidak hanya sekadar tampil gaya, tetapi juga dibekali performa tangguh berkat chipset MediaTek Helio G200. Ya, meski secara angka terlihat seperti lompatan besar, chipset ini sejatinya merupakan penyempurnaan dari Helio G99 dengan fokus pada peningkatan pengalaman kamera dan performa grafis. Kabarnya, Helio G200 mampu memberikan peningkatan grafis hingga 10% lebih baik, yang tentunya akan sangat terasa saat bermain game atau menggunakan aplikasi berat.

Desain Tipis dan Ringan, tapi Tangguh

TECNO SPARK 40 Pro+ hadir dengan desain yang sangat berbeda dari pendahulunya. Modul kamera belakangnya kini menampilkan tiga lingkaran yang disusun sejajar dalam bingkai persegi, memberikan kesan lebih modern dan elegan. Dengan ketebalan hanya 6,5mm dan bobot 160 gram, smartphone ini terasa sangat ringan dan nyaman digenggam.

Tersedia dalam beberapa pilihan warna yang menarik, TECNO SPARK 40 Pro+ juga telah dilengkapi sertifikasi IP64 yang membuatnya tahan terhadap debu dan cipratan air. Bahkan, dengan case yang disertakan dalam paket penjualan, smartphone ini diklaim tahan jatuh dari ketinggian hingga 2 meter. Di bagian depan, layar lengkung 3D-nya telah dilindungi oleh Gorilla Glass 7i, memastikan ketahanan terhadap goresan dan benturan sehari-hari.

Layar AMOLED 144Hz yang Memukau

Salah satu highlight utama TECNO SPARK 40 Pro+ adalah layarnya. Menggunakan panel AMOLED dengan resolusi 1220p, layar ini menawarkan refresh rate hingga 144Hz yang membuat setiap gerakan terlihat sangat smooth. Dukungan 1 miliar warna dan tingkat kecerahan maksimum 4500 nits memastikan tampilan yang hidup dan jelas bahkan di bawah sinar matahari langsung.

Fitur Wet Touch juga menjadi nilai tambah, memungkinkan pengguna tetap dapat mengoperasikan ponsel meski jari atau layar dalam kondisi basah. Cocok untuk Anda yang sering menggunakan smartphone dalam berbagai kondisi, termasuk saat hujan atau setelah berolahraga.

Performa dan Daya Tahan Baterai

Ditenagai oleh MediaTek Helio G200, TECNO SPARK 40 Pro+ menjanjikan performa yang lancar bahkan untuk penggunaan dalam jangka panjang. Klaim TECNO, smartphone ini dapat tetap responsif hingga 5 tahun ke depan. Untuk para gamer, Helio G200 mampu menjalankan PUBG Mobile dengan smooth di seting 60fps, memberikan pengalaman gaming yang memuaskan.

Di sektor baterai, TECNO SPARK 40 Pro+ dibekali kapasitas 5.200 mAh yang cukup untuk sehari penuh bahkan dengan penggunaan intensif. Yang lebih mengesankan, smartphone ini mendukung fast charging 45W yang dapat mengisi daya dari 0 hingga 100% hanya dalam 55 menit. Fitur Bypass Charging juga hadir untuk menjaga suhu perangkat saat digunakan sambil mengisi daya.

Namun, yang paling membuat TECNO SPARK 40 Pro+ menonjol adalah dukungan wireless charging hingga 30W. Bahkan, smartphone ini juga mampu melakukan reverse wireless charging, memungkinkan Anda mengisi daya perangkat lain seperti TWS atau smartwatch langsung dari bodi belakangnya. Fitur yang biasanya hanya ditemukan di smartphone flagship kini hadir di segmen entry-level.

Kamera dengan Teknologi AI Canggih

Di bagian kamera, TECNO SPARK 40 Pro+ mengusung sensor utama 50MP di belakang dan kamera selfie 13MP di depan. Teknologi kamera dari seri CAMON dihadirkan di sini, termasuk fitur FlashSnap yang memungkinkan pengambilan gambar cepat dengan sekali sentuh, meminimalkan efek blur pada objek bergerak.

Berbagai fitur AI juga disematkan, seperti AI Studio yang dapat menghapus objek secara otomatis dari gambar, menyempurnakan visual, hingga memperluas sudut pandang gambar. Asisten suara Ella hadir untuk membantu pengguna menjalankan berbagai fungsi dengan perintah suara. Fitur produktivitas seperti transkrip bahasa, Circle to Search, dan Gemini juga sudah terintegrasi.

Bagi yang mencari opsi lebih terjangkau, TECNO juga menghadirkan SPARK 40 Pro standar. Varian ini memiliki desain yang sedikit lebih minimalis tanpa lekukan bodi dan layar yang terlalu menonjol. Spesifikasi layarnya masih sama, namun tidak memiliki dukungan wireless charging dan menggunakan chipset Helio G100 yang lebih sederhana.

Harga dan Ketersediaan

TECNO SPARK 40 Pro+ dijual dengan harga mulai Rp2.449 juta untuk varian 128GB. Bagi yang membutuhkan penyimpanan lebih lega, tersedia varian 256GB dengan harga Rp2.579 juta. Sementara SPARK 40 Pro standar ditawarkan dengan harga Rp1.979 juta untuk varian 128GB.

Dengan segudang fitur premium yang ditawarkan, TECNO SPARK 40 Pro+ tidak hanya menjadi smartphone entry-level biasa, tetapi sebuah pernyataan bahwa teknologi canggih bisa diakses oleh lebih banyak orang. Inovasi seperti wireless charging, layar AMOLED 144Hz, dan desain premium di harga terjangkau membuktikan bahwa TECNO serius dalam menghadirkan nilai terbaik untuk konsumen Indonesia.

Jadi, apakah TECNO SPARK 40 Pro+ layak menjadi pilihan Anda? Dengan semua keunggulan yang ditawarkan, jawabannya mungkin sudah jelas. Smartphone ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga memberikan pengalaman pengguna yang biasanya hanya bisa dinikmati di perangkat kelas menengah ke atas. Sebuah terobosan yang patut diapresiasi di pasar smartphone yang semakin kompetitif.

realme Bakal Luncurkan Teknologi Baterai 10.000mAh+ di Anniversary 828

0

Telset.id – Bayangkan, Anda bisa main game seharian, streaming tanpa henti, atau bahkan membuat konten sepanjang hari tanpa harus repot mencari colokan listrik. Itulah yang dijanjikan realme dengan baterai revolusioner berkapasitas lebih dari 10.000mAh yang akan diperkenalkan dalam perayaan 828 Anniversary mereka pada 27 Agustus mendatang.

Bukan sekadar klaim marketing belaka, realme sudah membuktikan diri sebagai pelopor teknologi baterai dengan berbagai inovasi sebelumnya. Kini, mereka siap melampaui batas dengan baterai smartphone pertama di dunia yang menggunakan 100% anoda silikon. Teknologi ini memungkinkan kepadatan energi mencapai 1200 Wh/L—angka tertinggi yang pernah dicapai di industri smartphone.

Lalu, apa artinya bagi Anda? Dengan baterai sebesar ini, kekhawatiran akan kehabisan daya (battery anxiety) bisa jadi tinggal kenangan. Pengguna berat seperti gamer, content creator, atau mereka yang sering bepergian tak perlu lagi membawa power bank kemana-mana. Smartphone akan benar-benar menjadi perangkat all-day companion yang siap mendukung aktivitas tanpa kompromi.

Yang menarik, meski kapasitasnya besar, realme menjanjikan desain yang tetap ramping. Ini berkat teknologi anoda silikon yang memungkinkan efisiensi ruang lebih baik dibanding baterai konvensional. Jadi, jangan bayangkan smartphone dengan bodi tebal dan berat—realme berhasil menemukan keseimbangan antara kapasitas dan estetika.

Ini bukan kali pertama realme menunjukkan keahliannya di bidang teknologi baterai. Sebelumnya, mereka sudah memukau dengan 320W SuperSonic Charging yang bisa mengisi penuh baterai 4.420mAh hanya dalam 4 menit 30 detik. Lalu ada realme GT 7 yang menggabungkan baterai 7.000mAh dengan pengisian cepat 120W. Bahkan tiga bulan lalu, mereka sudah memamerkan konsep smartphone dengan baterai 10.000mAh—dan kini mereka siap mewujudkannya dalam produk komersial.

Namun, baterai raksasa ini bukanlah satu-satunya kejutan. realme juga mengisyaratkan akan meluncurkan teknologi “game-changing” lainnya yang masih dirahasiakan. Spekulasi pun bermunculan: apakah ini terkait dengan sistem pendingin revolusioner, chipset khusus, atau mungkin fitur AI yang belum pernah ada sebelumnya? Yang pasti, ini akan semakin mengukuhkan posisi realme sebagai brand inovatif yang tak takut mengambil risiko.

Bagi para penggemar setia realme, perayaan 828 Anniversary ini bukan sekadar ulang tahun biasa. Ini adalah momen dimana brand yang masih berusia 7 tahun ini menunjukkan kedewasaan dan visi jangka panjang mereka. Dengan fokus pada kebutuhan generasi muda yang selalu terhubung dan aktif, realme terus berinovasi untuk memberikan pengalaman terbaik.

Jadi, tandai kalender Anda untuk tanggal 27 Agustus 2025. Kita akan menyaksikan kelahiran teknologi yang mungkin akan mengubah cara kita menggunakan smartphone selamanya. Dan siapa tahu, mungkin tak lama lagi kita akan melihat power bank terbaik pun mulai kehilangan relevansinya.

Untuk informasi lebih lengkap, pastikan Anda mengunjungi situs resmi realme dan mengikuti akun media sosial mereka. Siapa tahu ada kejutan lain yang menanti—mungkin terkait dengan produk AIoT atau kolaborasi tak terduga. Satu hal yang pasti: masa depan smartphone semakin menarik, dan realme ada di garis depannya.

Google Pixel Buds 2a Rilis, Ditenagai Chip Tensor A1 dengan Fitur ANC

0

Bayangkan Anda sedang berada di keramaian kota, deru kendaraan dan obrolan orang memenuhi telinga. Lalu, dengan sekali ketuk, semuanya menghilang. Itulah yang ditawarkan Google Pixel Buds 2a dengan fitur Active Noise Cancellation (ANC) pertamanya di seri A—dan yang mengejutkan, harganya tidak bikin kantong jebol. Dengan banderol $129 di AS atau Rp12.999 di Indonesia, earbud ini hadir sebagai penantang serius di pasar yang sudah sesak.

Selama ini, konsumen sering dihadapkan pada pilihan sulit: membayar lebih untuk fitur canggih seperti peredam bising, atau berkompromi dengan kualitas. Google sepertinya membaca kegelisahan itu. Mereka tidak hanya menurunkan teknologi flagship ke segmen menengah, tetapi juga melakukannya dengan pendekatan yang cerdas—menggunakan data nyata dari lebih dari 45 juta scan telinga untuk memastikan kenyamanan pengguna.

Lalu, apa yang membuat Pixel Buds 2a layak diperhitungkan? Mari kita selami lebih dalam, mulai dari desain yang ergonomis hingga kecerdasan buatan yang bekerja di balik layar.

Desain Ringan dan Nyaman, Dibuat Berdasarkan Data Nyata

Google tidak main-main soal kenyamanan. Setiap bud hanya berbobot 4,7 gram, membuatnya hampir tak terasa saat dipakai berjam-jam. Yang menarik, bentuknya mengadopsi DNA desain dari Pixel Buds Pro 2 yang lebih premium, tetapi dengan ukuran lebih compact. Fitur stabilizing wings dengan mekanisme twist-to-fit memastikan earbud tidak mudah terlepas, bahkan saat Anda sedang aktif bergerak.

Pixel Buds 2a

Dua pilihan warna tersedia: Iris (nuansa ungu) dan Hazel (abu-abu), keduanya terlihat stylish tanpa berlebihan. Dengan rating IP54, Pixel Buds 2a juga tahan terhadap keringat dan percikan air, cocok untuk digunakan saat olahraga atau sehari-hari di tengah hujan ringan.

Fitur ANC Pertama di Seri A, Ditenagai Tensor A1 Chip

Inilah pembeda utama Pixel Buds 2a dari pendahulunya. Google membekali earbud ini dengan Silent Seal 1.5—teknologi ANC yang diklaim efektif memblokir suara sekitar. Selain itu, tersedia mode transparansi untuk situasi dimana Anda perlu tetap aware dengan lingkungan, seperti saat menyebrang jalan atau mengobrol dengan rekan.

Dibalik performa suara yang jernih, ada driver 11mm yang didesain ulang dan ditenagai oleh chip Tensor A1. Kombinasi ini tidak hanya menghasilkan output audio yang powerful, tetapi juga memungkinkan kustomisasi melalui equalizer lima band. Spatial audio turut disematkan, memberikan pengalaman surround yang imersif layaknya di bioskop.

AI Noise Reduction untuk Panggilan Jernih dan Fitur Konektivitas

Bagi Anda yang sering melakukan panggilan penting, Pixel Buds 2a dilengkapi dua mikrofon di setiap bud dengan mesh penghalang angin dan reduksi noise berbasis AI. Hasilnya, suara Anda tetap terdengar jelas bahkan di tempat ramai. Bluetooth 5.4 dengan Super Wideband memastikan koneksi stabil, dan dukungan multi-device memudahkan peralihan antar gadget.

Pixel Buds 2a

Bagi pengguna Pixel, pairing berlangsung hampir instan. Fitur Find Hub membantu melacak earbud yang hilang, sementara kontrol touch gesture memungkinkan akses cepat ke Google Gemini asisten virtual. Sungguh, ini adalah paket komplit yang jarang ditemui di kelas harganya.

Battery Life Solid dan Isu Lingkungan yang Diperhatikan

Daya tahan bateria menjadi salah satu sorotan. Dengan ANC aktif, Pixel Buds 2a bisa bertahan hingga 7 jam, dan dengan case-nya total menjadi 20 jam. Fitur quick charge 5 menit memberikan tambahan 1 jam pemakaian—solusi praktis saat Anda terburu-buru. Case-nya sendiri lebih ringan dari generasi sebelumnya dan memiliki baterai yang dapat diganti, langkah yang patut diapresiasi.

Google juga tak lupa menyisipkan nilai keberlanjutan. Earbud ini menggunakan 41% material daur ulang, dengan magnet, solder, dan baterai 100% recycled. Kemasannya pun bebas plastik, menunjukkan komitmen terhadap lingkungan.

Pixel Buds 2a

Peluncuran Pixel Buds 2a ini bersamaan dengan kehadiran Pixel 10 dan Pixel 10 Pro serta Pixel Watch 4, memperkuat ekosistem gadget Google. Untuk segmen earphone TWS, persaingan semakin ketat dengan kehadiran produk seperti Realme Buds Air 3 yang juga menawarkan fitur canggih.

Jadi, apakah Pixel Buds 2a layak menjadi pilihan Anda? Dengan fitur ANC, desain nyaman, dan harga yang bersaing, jawabannya cenderung ya. Mereka hadir di tengah pasar yang didominasi Samsung dan Apple, membawa angin segar bagi pencinta audio praktis tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Tunggu apa lagi? Mereka akan tersedia mulai 9 Oktober mendatang.

Telkomsel Solution Day 2025 Hadirkan Inovasi AI dan 5G untuk Transformasi Digital Indonesia

0

Telset.id – Bayangkan jika bisnis Anda bisa memprediksi perilaku pelanggan dengan akurasi hampir sempurna, atau mengoptimalkan rantai pasok dengan presisi yang sebelumnya mustahil. Itulah masa depan yang dihadirkan Telkomsel melalui Solution Day 2025 – sebuah ajang yang bukan sekadar pamer teknologi, melainkan bukti nyata bagaimana kolaborasi dan inovasi digital dapat menciptakan dampak riil bagi industri Indonesia.

Lebih dari 800 pemimpin dari 200 perusahaan terkemuka berkumpul dalam acara tahunan ini, membuktikan bahwa transformasi digital bukan lagi sekadar wacana, melainkan kebutuhan strategis yang mendesak. Dengan tema “Staying Resilient, Creating Impact”, Telkomsel menunjukkan komitmennya sebagai mitra terpercaya dalam perjalanan transformasi digital Indonesia, di mana ketahanan bisnis dan dampak nyata menjadi dua sisi mata uang yang sama.

Dalam pembukaannya, Wong Soon Nam, Direktur Planning & Transformation Telkomsel, menegaskan bahwa pertumbuhan berkelanjutan hanya mungkin dicapai melalui kolaborasi terbuka dan pemanfaatan teknologi yang tepat. Pernyataan ini bukan sekadar retorika – buktinya, Telkomsel menghadirkan lebih dari 20 pembicara dari berbagai sektor strategis, mulai dari perbankan hingga energi, yang berbagi pengalaman nyata implementasi solusi digital dalam operasional mereka.

Kolaborasi Strategis dengan OpenAI: Game Changer untuk AI di Indonesia

Salah satu momen paling dinantikan dalam Solution Day 2025 adalah penandatanganan nota kesepahaman dengan OpenAI. Kolaborasi strategis ini bukan sekadar pencitraan, melainkan langkah konkret untuk memperkuat kapabilitas AI Telkomsel. Bayangkan – dengan dukungan teknologi OpenAI, Telkomsel akan mengeksplorasi penerapan solusi lintas industri yang berdampak nyata, mulai dari optimalisasi layanan pelanggan hingga inovasi berbasis data.

Yang lebih menarik, Telkomsel berencana menghadirkan ChatGPT Enterprise bagi karyawannya. Langkah ini tidak hanya meningkatkan literasi dan produktivitas AI internal, tetapi juga menjadi fondasi untuk memperluas akses teknologi AI bagi jutaan masyarakat Indonesia. Dengan jaringan Telkomsel yang menjangkau hingga pelosok, kolaborasi ini berpotensi menjadi equalizer digital yang sesungguhnya.

Ekosistem Partner yang Solid: Kunci Keberhasilan Transformasi Digital

Solution Day 2025 juga menjadi bukti bahwa transformasi digital tidak bisa dilakukan sendirian. Telkomsel memperkuat kolaborasinya dengan berbagai mitra strategis, termasuk SCSK untuk solusi jaringan yang andal dan scalable, serta PERTAABI untuk mendorong transformasi digital ekosistem melalui solusi konektivitas.

Dukungan mitra global seperti Huawei, Ericsson, ZTE, dan Tencent semakin mempertegas posisi Telkomsel sebagai hub ekosistem digital Indonesia. Seperti diungkapkan Will Wang dari Huawei, “Solution Day bukan sekadar ajang pamer teknologi – melainkan bukti bagaimana Telkomsel telah menjadi mitra terpercaya bagi ekosistem industri Indonesia.” Pernyataan ini semakin relevan mengingat prestasi Telkomsel dan Huawei dalam inovasi Hyper 5G yang sebelumnya telah diakui secara global.

Empat Solusi Digital Terbaru: Jawaban atas Kebutuhan Industri

Sebagai puncak acara, Telkomsel meluncurkan empat solusi digital terbaru yang dirancang khusus untuk menjawab tantangan spesifik berbagai sektor industri. Pertama, Telkomsel QRIS Soundbox – solusi pembayaran yang tidak hanya aman, tetapi juga dilengkapi konfirmasi suara real-time dan konektivitas stabil. Solusi ini diprediksi akan mempercepat adopsi pembayaran digital di Indonesia, terutama di sektor ritel dan UMKM.

Kedua, SiteSense – platform location intelligence berbasis data besar mobilitas dan demografi. Bayangkan kemampuan untuk mengevaluasi lokasi bisnis secara real-time, mendukung studi kelayakan dengan akurasi yang sebelumnya tidak terbayangkan. Ketiga, Telkomsel LinkCar – platform real-time untuk kendaraan yang memungkinkan pemantauan, pelacakan, dan efisiensi operasional, sekaligus menghadirkan pengalaman hiburan yang terintegrasi.

Terakhir, Savia – solusi percakapan cerdas yang dirancang untuk menangani interaksi pelanggan dalam volume besar dengan skalabilitas tinggi. Solusi ini sangat relevan di era dimana customer experience menjadi pembeda utama dalam persaingan bisnis.

Keempat solusi ini tidak hadir dalam vakum. Mereka merupakan respons langsung terhadap perkembangan teknologi terkini, termasuk tren perangkat yang semakin canggih seperti Redmi Note 15 Pro+ dengan layar super terang dan inovasi kamera mutakhir seperti yang dimiliki Huawei Pura 80 Ultra.

Solution Day 2025 bukan sekadar event tahunan biasa. Ini adalah manifestasi nyata dari semangat #PastiAdaSolusi Jadi Lebih Berdampak yang diusung Telkomsel. Dalam era dimana ketidakpastian menjadi satu-satunya kepastian, kolaborasi dan inovasi digital menjadi senjata ampuh untuk tidak hanya bertahan, tetapi benar-benar berkembang dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.

Pertanyaan besarnya sekarang: sudahkah bisnis Anda mempersiapkan diri untuk menyambut era dimana AI dan 5G bukan lagi luxury, melainkan necessity? Jawabannya mungkin terletak pada bagaimana Anda memanfaatkan solusi-solusi yang telah dihadirkan Telkomsel melalui Solution Day 2025 ini.

Google Pixel 10 Pro Resmi Rilis: AI Lebih Cerdas, Performa Gahar!

0

Pernahkah Anda merasa ponsel pintar Anda kurang “pintar” dalam memahami kebutuhan harian? Google menjawab kegelisahan itu dengan meluncurkan duo flagship terbarunya: Pixel 10 Pro dan Pixel 10 Pro XL. Bukan sekadar upgrade biasa, kedua ponsel ini membawa lompatan signifikan dalam kecerdasan buatan, performa, dan ketahanan—seolah mengatakan, “Ini yang Anda tunggu-tunggu.”

Sejak era Pixel pertama, Google konsisten menawarkan pengalaman Android murni yang dipadukan dengan inovasi software. Namun, kali ini mereka tak hanya mengandalkan software. Dengan Tensor G5, desain premium, dan fitur AI yang lebih intuitif, Pixel 10 Pro series hadir sebagai jawaban atas tuntutan pengguna yang menginginkan segala sesuatu jadi lebih mudah, cepat, dan personal.

Lantas, apa saja yang membuat Pixel 10 Pro dan Pixel 10 Pro XL layak disebut sebagai flagship terbaik tahun ini? Mari kita selami lebih dalam.

Desain dan Layar: Elegan, Tangguh, dan Memukau

Google tak main-main dengan desain Pixel 10 Pro series. Kedua model dibalut bingkai logam satin yang terkesan mewah dan nyaman digenggam. Untuk perlindungan, Google menggunakan Gorilla Glass Victus 2 di bagian depan dan belakang, menjadikannya lebih tahan gores dan benturan.

Pixel 10 Pro hadir dengan layar 6,3 inci LTPO AMOLED beresolusi 1.5K, refresh rate 120Hz, dan kecerahan puncak 3300 nits. Sementara itu, Pixel 10 Pro XL menawarkan panel lebih besar—6,8 inci—dengan resolusi QHD+ dan fitur serupa. Keduanya dirancang untuk pengalaman menonton dan bermain game yang imersif, bahkan di bawah terik matahari.

Performa dan Baterai: Ditenagai Tensor G5 yang Revolusioner

Jantung dari Pixel 10 Pro series adalah chipset Tensor G5, yang diklaim meningkatkan performa CPU hingga 34% dan kinerja AI on-device hingga 60% dibandingkan generasi sebelumnya. Ditambah dengan chip keamanan Titan M2, privasi dan keamanan data pengguna jadi lebih terjamin.

Untuk mengatasi panas yang dihasilkan chip yang lebih powerful, Google menyematkan sistem pendingin vapor chamber yang ditingkatkan. Soal baterai, Pixel 10 Pro dibekali kapasitas 4.870mAh dengan dukungan fast charging 29W dan wireless charging Qi2 15W. Sedangkan Pixel 10 Pro XL memiliki baterai lebih besar, 5.200mAh, dengan fast charging 39W dan wireless charging Qi2 25W.

Yang tak kalah menarik, Google memperkenalkan Pixelsnap—teknologi charging magnetik ala MagSafe—yang memudahkan pengisian daya nirkabel dengan aksesori yang kompatibel.

AI dan Software: Kecerdasan yang Lebih Personal dan Responsif

Google tak pernah setengah-setengah dalam menghadirkan fitur AI. Di Pixel 10 Pro series, mereka memperkenalkan Magic Cue, yang memanfaatkan Tensor G5 untuk memberikan saran dan respons yang lebih personal berdasarkan kebiasaan pengguna. Ada juga Camera Coach, yang membantu Anda mengambil foto lebih baik dengan panduan real-time, dan Auto Best Take, yang secara otomatis menggabungkan beberapa foto serupa untuk hasil terbaik.

Kedua ponsel ini langsung menjalankan Android 16 out of the box, menawarkan pengalaman software yang lebih halus, aman, dan penuh fitur eksklusif.

Kamera: Upgrade Signifikan di Segmen Flagship

Google tetap setia pada reputasinya sebagai penghadir kamera ponsel terbaik. Pixel 10 Pro series menggunakan sensor utama 50MP Samsung GNV (menggantikan Sony di Pixel 9 Pro) dengan aperture f/1.7 dan ukuran sensor 1,3 inci. Sensor ini dipadukan dengan lensa ultra wide 48MP dan telephoto 5x 48MP—sama seperti pendahulunya. Di depan, terdapat kamera selfie 32MP dengan autofocus, memastikan setiap potret jadi tajam dan alami.

Dengan kombinasi hardware yang mumpuni dan software AI yang cerdas, hasil foto dan video dari Pixel 10 Pro dijamin memukau dalam berbagai kondisi pencahayaan.

Harga dan Ketersediaan: Beragam Pilihan untuk Segmen Premium

Google Pixel 10 Pro series tersedia dalam empat pilihan warna: Obsidian, Porcelain (hanya untuk Pixel 10 Pro), Moonstone, dan Jade. Untuk varian Pixel 10 Pro, harga dimulai dari $999 untuk konfigurasi 16GB+128GB, $1.099 untuk 16GB+256GB, $1.219 untuk 16GB+512GB, dan $1.449 untuk 16GB+1TB.

Sementara Pixel 10 Pro XL dibanderol $1.199 untuk 16GB+256GB, $1.319 untuk 16GB+512GB, dan $1.549 untuk 16GB+1TB. Di pasar India, hanya tersedia varian 256GB untuk Pixel 10 Pro, serta 256GB dan 512GB untuk Pixel 10 Pro XL.

Dengan segudang fitur unggulan dan harga yang kompetitif, Pixel 10 Pro series bukan sekadar ponsel—melainkan teman digital yang siap memudahkan hidup Anda.

Google Pixel 10 Resmi Rilis: AI Lebih Cerdas, Harga Tetap Bersahabat

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang tidak hanya memahami perintah Anda, tetapi juga mampu mengantisipasi kebutuhan sebelum Anda menyadarinya. Itulah janji yang dibawa Google Pixel 10, flagship terbaru yang baru saja diluncurkan dalam acara Made By Google 2025. Dengan chip Tensor G5 generasi terbaru dan serangkaian fitur AI revolusioner, Pixel 10 bukan sekadar upgrade biasa—ini adalah lompatan besar dalam evolusi smartphone pintar.

Jika Anda mengira desain eksterior akan mengalami perubahan drastis, tebakan Anda meleset. Google memilih pendekatan “jika tidak rusak, jangan diperbaiki” dengan mempertahankan bahasa desain signature Pixel yang sudah ikonik. Namun, di balik tampilan yang familiar itu, tersembunyi inovasi-inovasi yang benar-benar mengubah cara kita berinteraksi dengan perangkat. Dari fotografi computational yang hampir seperti memiliki fotografer profesional di saku, hingga asisten virtual yang benar-benar paham konteks, Pixel 10 datang dengan ambisi besar: membuat teknologi benar-benar melayani manusia, bukan sebaliknya.

Layar 6.3-inch FHD+ OLED Actua dengan refresh rate 120Hz dan kecerahan puncak 3.000 nits menjadi kanvas pertama yang menyambut pengguna. Dilapisi Corning Gorilla Glass Victus 2, layar ini tidak hanya tajam dan responsif, tetapi juga dibangun untuk bertahan dari benturan sehari-hari. Namun, keajaiban sebenarnya terjadi di balik layar—di mana Tensor G5 yang dibangun dengan proses 3nm bekerja tanpa henti.

Google Pixel 10

Tensor G5 bukan sekadar peningkatan performa biasa. Chip ini menawarkan peningkatan kecepatan AI on-device hingga 60% dan boost kecepatan CPU sebesar 34% dibandingkan pendahulunya. Kombinasi dengan Titan M2 security chip memastikan bahwa semua kecerdasan buatan ini berjalan dengan keamanan tingkat militer. Dan yang paling menggembirakan: Google berkomitmen memberikan tujuh tahun update software dan security, sebuah standar baru dalam industri yang sering kali mempromosikan budaya “buang dan ganti”.

Fotografi selalu menjadi jiwa dari seri Pixel, dan Pixel 10 membawa tradisi ini ke level yang benar-benar baru. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Pixel standar, Google menyematkan lensa telephoto. Konfigurasi kameranya terdiri dari sensor utama 48MP Samsung GN8 dengan OIS dan LDAF, ultra-wide 13MP Sony IMX712 dengan sudut lebar 120°, dan telephoto 10.8MP Samsung 3J1 dengan zoom 5x. Fitur seperti 10-bit HDR recording, Cinematic Blur, dan Super Res Zoom hingga 20x memastikan setiap momen tertangkap dengan sempurna.

Namun, hardware hanyalah setengah dari cerita. Magic Cue, asisten AI baru Google, belajar dari kebiasaan pengguna untuk menawarkan bantuan yang benar-benar personal. Camera Coach memberikan panduan real-time tentang framing, pencahayaan, dan mode kamera—seperti memiliki mentor fotografi di genggaman. Auto Best Take secara cerdas menggabungkan beberapa shot untuk memastikan setiap orang terlihat terbaik, sementara Add Me yang ditingkatkan membuat foto grup lebih inklusif dengan memastikan tidak ada yang tertinggal.

Google Pixel 10

Inovasi lain yang patut diperhatikan adalah Pixelsnap, sistem aksesori magnetik baru Google. Mendukung wireless charging Qi2 15W pada Pixel 10 dan 10 Pro, sistem ini kompatibel dengan berbagai aksesori seperti stand, grip, dan lainnya. Baterai 4.970mAh dengan dukungan charging wired 29W memastikan perangkat tetap hidup sepanjang hari, sementara konektivitas lengkap termasuk 5G SA/NSA, Wi-Fi 6E, Bluetooth 6 LE, UWB, NFC, dan USB Type-C 3.2 memastikan Anda tetap terhubung tanpa kompromi.

Dari segi harga, Google menunjukkan komitmennya untuk tetap accessible. Di India, varian 256GB dibanderol ₹79.999 (sekitar Rp 15,6 juta), sementara di AS harga dimulai dari $799 (sekitar Rp 12,5 juta) untuk 128GB dan $899 (sekitar Rp 14,1 juta) untuk 256GB. Tersedia dalam empat pilihan warna: Obsidian, Frost, Lemongrass, dan Indigo—setiap warna mencerminkan kepribadian yang berbeda untuk pengguna yang berbeda.

Google Pixel 10

Dengan peluncuran Pixel 10, Google tidak hanya merilis smartphone lain—mereka mendefinisikan ulang apa yang mungkin dilakukan dengan perangkat di saku kita. Dalam dunia di mana setiap brand berlomba menawarkan spesifikasi tertinggi, Google memilih jalan yang berbeda: kecerdasan yang lebih manusiawi, pengalaman yang lebih intuitif, dan masa pakai yang lebih panjang. Seperti yang telah kami laporkan sebelumnya dalam Google Pixel 10 Resmi Rilis Agustus: Harga Tak Naik, Spesifikasi Melesat, komitmen harga yang terjangkau dengan spesifikasi melesat benar-benar terwujud.

Bagi mereka yang mencari lebih dari sekadar smartphone, tetapi sebuah companion digital yang benar-benar memahami—Pixel 10 mungkin adalah jawaban yang selama ini ditunggu. Dan dengan harga yang tidak naik dari generasi sebelumnya di berbagai region, Google membuktikan bahwa inovasi terbaik tidak harus datang dengan harga yang melambung tinggi.

Lenovo Naik 52 Peringkat di Fortune Global 500, Bukti Kinerja Solid!

0

Telset.id – Bayangkan sebuah perusahaan teknologi yang mampu melesat 52 peringkat dalam daftar Fortune Global 500 hanya dalam setahun. Itulah yang baru saja dilakukan Lenovo, yang kini menduduki posisi #196 dan menjadi perusahaan teknologi terbesar ke-13 di dunia. Apakah ini sekadar keberuntungan, atau hasil dari strategi brilian yang layak dicermati?

Prestasi ini bukan datang tiba-tiba. Lenovo mencatatkan pendapatan tahunan tertinggi kedua dalam sejarahnya pada FY2024/25, dengan pertumbuhan 21% year-on-year menjadi US$69,1 miliar. Bahkan, laba bersihnya melonjak hingga 361,4 miliar berdasarkan non-Hong Kong Financial Reporting Standards. Angka-angka ini bukan sekadar statistik—ini adalah bukti nyata bahwa Lenovo tahu bagaimana bertahan dan berkembang di tengah ketidakpastian global.

Lalu, apa rahasia di balik kesuksesan ini? Lenovo tidak hanya mengandalkan produk-produk andalannya, tetapi juga menerapkan strategi pertumbuhan yang terdiversifikasi dengan matang. Mereka memiliki operasi global terintegrasi dari ujung ke ujung, model manufaktur ODM+, serta sistem sumber daya global dengan pengiriman lokal. Kombinasi ini memberikan fleksibilitas dan ketahanan maksimal, memungkinkan Lenovo beradaptasi cepat dengan perubahan pasar.

Dari Lokal Hingga Global: Jejak Manufaktur yang Mengagumkan

Selama 20 tahun terakhir, Lenovo telah membangun jejak manufaktur yang mencakup lebih dari 30 lokasi di 11 pasar berbeda di seluruh dunia. Baik yang dimiliki sendiri maupun melalui outsourcing, jaringan ini memastikan bahwa Lenovo tidak hanya efisien, tetapi juga tangguh menghadapi gangguan rantai pasokan. Seperti yang terjadi pada Huawei yang membangun pabrik chip canggih di Shenzhen, Lenovo pun memahami betul pentingnya kemandirian dan ketahanan industri.

Model bisnis ini tidak hanya tentang skalabilitas, tetapi juga tentang kecepatan respons. Ketika permintaan pasar berubah, Lenovo dapat dengan mudah menyesuaikan produksinya tanpa harus mengorbankan kualitas atau waktu pengiriman. Ini adalah pelajaran berharga bagi banyak perusahaan teknologi lain yang masih bergantung pada satu atau dua pusat manufaktur.

Investasi dalam Inovasi: Kunci Menghadapi Era AI

Lenovo tidak hanya fokus pada operasi dan manufaktur, tetapi juga berkomitmen kuat pada inovasi. Research and Development (R&D) mereka naik 13% year-on-year untuk tahun fiskal terakhir, menunjukkan bahwa mereka tidak mau sekadar menjadi pengikut, tetapi pemimpin dalam transformasi teknologi. Komitmen ini sangat terasa dalam strategi hybrid AI mereka, yang memperkuat posisi Lenovo di era kecerdasan buatan.

Seperti halnya JAECOO yang menjadi mitra utama AIGIS 2025 untuk mendorong industri hijau, Lenovo juga memahami bahwa masa depan teknologi tidak hanya tentang kinerja, tetapi juga keberlanjutan dan dampak positif bagi masyarakat. Inovasi mereka tidak hanya ditujukan untuk mengejar keuntungan, tetapi juga untuk menciptakan solusi yang lebih cerdas dan ramah lingkungan.

Dengan pendapatan yang hampir menyentuh US$70 miliar, Lenovo kini berada di liga yang sama dengan raksasa teknologi seperti Apple, yang diketahui meraup penghasilan fantastis setiap detiknya. Namun, yang membedakan Lenovo adalah kemampuan mereka untuk tetap gesit dan responsif meski telah tumbuh sedemikian besar.

Jadi, apa yang bisa dipelajari dari kesuksesan Lenovo? Pertama, diversifikasi dan integrasi operasi global adalah kunci ketahanan bisnis. Kedua, investasi dalam inovasi tidak boleh diabaikan, terutama di era di mana AI dan teknologi hijau menjadi penentu masa depan. Terakhir, fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi adalah senjata ampuh untuk menghadapi ketidakpastian.

Lenovo telah membuktikan bahwa mereka bukan hanya peserta dalam perlombaan teknologi, tetapi pelari yang tahu kapan harus mempercepat langkah dan kapan harus bermanuver. Dengan fondasi yang kuat dan visi yang jelas, tidak heran jika mereka terus menanjak dalam daftar Fortune Global 500. Bagaimana dengan perusahaan teknologi lainnya? Apakah mereka siap mengikuti jejak Lenovo?

5 Fitur Unggulan Redmi 15C yang Bisa Diandalkan

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone entry-level yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga siap menemani gaya hidup dinamis Anda dari pagi hingga malam. Itulah janji yang dibawa Redmi 15C, ponsel terbaru dari Xiaomi yang baru saja resmi meluncur di Indonesia. Dengan slogan “Tampil Gaya, Baterai Juara”, perangkat ini menawarkan lebih dari sekadar harga ramah kantong. Lalu, apa saja keunggulan yang membuatnya layak disebut sebagai teman setia generasi muda?

Xiaomi melalui Marketing Director-nya, Andi Renreng, menyatakan bahwa Redmi 15C dirancang khusus untuk memahami passion anak muda yang selalu ingin up-to-date dengan tren terkini. “Dengan layar luas dan desain sleek yang stylish, Redmi 15C bikin kamu tampil percaya diri,” ujarnya. Pernyataan ini bukan sekadar jargon pemasaran, melainkan dibuktikan dengan sejumlah fitur unggulan yang mungkin jarang ditemui di segmen harganya.

Nah, sebelum kita membahas lebih dalam, mari kita lihat lima fitur andalan Redmi 15C yang siap membuat Anda #AlwaysReady dalam setiap aktivitas.

Content image for article: 5 Fitur Unggulan Redmi 15C yang Bisa Diandalkan

1. Baterai 6000mAh dengan Daya Tahan Super dan Isi Cepat 33W

Ini bukan sekadar angka—baterai 6000mAh pada Redmi 15C adalah jantung dari pengalaman #AlwaysReady. Bayangkan, Anda bisa menonton film hingga 22 jam, mendengarkan musik selama 82 jam, atau menjelajahi media sosial sampai 20 jam tanpa perlu repot mencari colokan. Daya tahan yang luar biasa ini didukung teknologi penghematan energi cerdas yang memastikan tidak ada daya terbuang percuma.

Yang lebih mengesankan, Xiaomi melengkapi perangkat ini dengan pengisian cepat 33W. Hanya dalam 52 menit, baterai bisa terisi hingga 80%. Jadi, bahkan jika Anda lupa mengisi daya semalaman, cukup sambungkan ke charger saat sarapan—dan saatnya beraktivitas dengan percaya diri. Seperti yang telah dilaporkan sebelumnya, baterai besar menjadi salah daya tarik utama seri ini.

2. Desain Stylish dan Ringkas dengan Perlindungan IP64

Siapa bilang smartphone murah harus terlihat biasa saja? Redmi 15C datang dengan bodi ramping setebal 7,99mm dan bobot hanya 205 gram—nyaris tidak terasa di saku atau genggaman. Empat pilihan warna—Midnight Black, Mint Green, Moonlight Blue, dan Twilight Orange—memberikan opsi personalisasi yang sesuai dengan gaya individu.

Tak hanya tampilan, Xiaomi juga memikirkan ketahanan. Dengan sertifikasi IP64, Redmi 15C terlindungi dari debu dan percikan air. Jadi, Anda tidak perlu khawatir saat hujan tiba-tiba atau tanpa sengaja menumpahkan minuman. Ini adalah fitur yang sering diabaikan di kelas entry-level, namun hadir di sini sebagai bukti perhatian terhadap detail.

3. Layar 6,9 Inci dengan Refresh Rate 120Hz yang Memukau

Pengalaman visual adalah prioritas. Layar 6,9 inci dengan bezel tipis tidak hanya memberikan bidang pandang luas, tetapi juga memastikan konten—mulai dari video hingga game—tampil lebih imersif. Ditambah refresh rate 120Hz, setiap gerakan di layar terasa sangat smooth, baik saat scrolling media sosial maupun bermain game.

Bagi Anda yang menghabiskan banyak waktu di depan layar, fitur ini bukan lagi sekadar kemewahan, melainkan kebutuhan. Dan Redmi 15C menyediakannya tanpa membuat Anda harus merogoh kocek terlalu dalam.

4. Kamera 50MP dengan AI untuk Momen Semakin Berkesan

Dual camera dengan sensor utama 50MP memastikan setiap foto penuh detail, bahkan dalam kondisi pencahayaan kurang ideal. Dukungan teknologi AI mengoptimalkan hasil secara otomatis—warna lebih hidup, eksposur tepat, dan objek lebih tajam. Baik untuk dokumentasi sehari-hari maupun konten kreatif, kamera Redmi 15C siap mendukung.

Fitur ini sangat cocok untuk generasi yang hidup di era visual, di setiap momen bisa menjadi bahan cerita di media sosial. Dan dengan Redmi 15C, Anda tidak perlu khawatir kehabisan memori, mengingat opsi penyimpanan hingga 256GB tersedia.

5. Dukungan Jangka Panjang: 4 Tahun OS Update dan 6 Tahun Security Patch

Ini mungkin fitur paling underrated tapi sangat krusial. Xiaomi berkomitmen memberikan 4 kali update major OS dan update security patch hingga 6 tahun untuk Redmi 15C. Artinya, investasi Anda hari ini akan tetap relevan dan aman dalam jangka panjang. Seperti dikonfirmasi dalam pemberitaan sebelumnya, komitmen update ini langka di segmen entry-level.

Ditenagai prosesor octa-core dan dukungan RAM expansion hingga 16GB, performa perangkat juga dijamin tetap lancar meski digunakan untuk multitasking intensif. Jadi, bukan hanya hari ini, tetapi tahun-tahun ke depan, Redmi 15C tetap bisa diandalkan.

Dengan harga mulai Rp1.599.000 untuk varian 6GB+128GB dan Rp1.799.000 untuk 8GB+256GB, Redmi 15C menawarkan value yang sulit ditolak. Tersedia di seluruh kanal resmi Xiaomi Indonesia mulai 25 Agustus 2025, ponsel ini tidak hanya menjawab kebutuhan fungsional, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup modern yang dinamis dan penuh percaya diri.

Jadi, sudah siap untuk #AlwaysReady?

Realme P4 5G Resmi Meluncur: Baterai 7000mAh dan Performa Gaming Gahar

0

Telset.id – Bayangkan bermain game mobile favorit Anda selama 11 jam non-stop tanpa khawatir kehabisan daya. Itulah janji yang dibawa Realme P4 5G, smartphone terbaru yang baru saja diluncurkan di India dan siap mengguncang pasar dengan kombinasi baterai raksasa dan spesifikasi gaming kelas atas.

Di tengah persaingan smartphone mid-range yang semakin ketat, Realme kembali menunjukkan taringnya dengan menghadirkan perangkat yang tidak hanya mengandalkan angka-angka teknis, tetapi benar-benar memahami kebutuhan pengguna sehari-hari. Realme P4 5G bukan sekadar upgrade biasa – ini adalah pernyataan bahwa smartphone gaming tidak harus mahal untuk bisa memberikan pengalaman premium.

Layar 6,77 inci dengan teknologi HyperGlow AMOLED menjadi salah satu fitur andalannya. Dengan refresh rate 144Hz, kecerahan puncak mencapai 4500 nits, dan dukungan HDR10+, perangkat ini menjanjikan visual yang memukau baik untuk gaming maupun konsumsi konten. Yang menarik, Realme menyertakan teknologi PWM dimming 3840Hz yang mengurangi kelelahan mata selama penggunaan berkepanjangan – solusi cerdas untuk para gamer yang sering menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar.

Realme P4

Di balik performa visual yang memukau, terdapat MediaTek Dimensity 7400 Ultra 5G yang dipadukan dengan chip visual Pixelworks. Kombinasi ini tidak hanya menjamin kelancaran gameplay, tetapi juga stabilitas frame yang konsisten bahkan dalam sesi gaming marathon. Untuk memastikan performa tetap optimal, Realme melengkapi perangkat dengan sistem pendingin AirFlow VC seluas 7000mm² – solusi yang biasanya hanya ditemukan pada flagship gaming phone.

Kapasitas memori hingga 12GB RAM (dapat diekspansi virtual menjadi 14GB) dan penyimpanan UFS 3.1 memastikan multitasking yang mulus dan loading time yang cepat. Bicara tentang fotografi, meski fokus utama adalah gaming, Realme tidak mengabaikan aspek ini. Kamera utama 50MP OV50D40 dan ultra-wide 8MP mampu menghasilkan gambar yang cukup kompetitif, sementara kamera depan 16MP Sony IMX480 siap mendukung konten kreatif Anda.

Realme P4 5G

Yang benar-benar membedakan Realme P4 5G dari kompetitor adalah baterai 7000mAh Titan Battery-nya. Dengan dukungan pengisian cepat 80W, Anda dapat mengisi daya hingga 50% hanya dalam 25 menit. Fitur AI Smart Charging dan Bypass Charging khusus gaming menunjukkan perhatian detail Realme terhadap pengalaman pengguna. Bahkan, perangkat ini mampu berfungsi sebagai power bank dengan reverse charging capability.

Dari sisi software, Realme P4 5G langsung menjalankan Android 15 dengan realme UI 6.0. Yang lebih mengesankan, brand ini berkomitmen memberikan 3 update OS Android dan 4 tahun update keamanan – sesuatu yang masih langka di segmen mid-range. Komitmen update jangka panjang ini sejalan dengan kebijakan Realme yang memperpanjang dukungan update untuk seri sebelumnya, menunjukkan dedikasi mereka terhadap pengalaman pengguna yang berkelanjutan.

Desain Metal Heart dengan sekrup yang terekspos memberikan sentuhan industrial yang bold, tersedia dalam tiga pilihan warna: Steel Grey, Engine Blue, dan Forge Red. Dengan ketebalan hanya 7,58mm dan berat 185g, cukup impresif untuk perangkat dengan baterai sebesar ini. Fitur tambahan seperti sensor sidik jari in-display, infrared sensor, stereo speakers, dan ketahanan IP65 + IP66 melengkapi paket komplit yang ditawarkan.

Realme P4 5G

Harga yang ditawarkan cukup kompetitif untuk spesifikasi yang dibawa. Varian 6GB/128GB dibanderol sekitar Rp3,1 juta (konversi dari ₹14,999), 8GB/128GB sekitar Rp3,3 juta, dan 8GB/256GB sekitar Rp3,7 juta. Realme juga menawarkan diskon bank dan program tukar tambah yang membuat harga semakin menarik.

Bagi yang tertarik, Early Bird Sale akan berlangsung pada 20 Agustus pukul 18.00-22.00 waktu setempat, sementara penjualan reguler dimulai 25 Agustus pukul 12.00 melalui Flipkart, realme.com, dan gerai retail. Dengan spesifikasi dan harga yang ditawarkan, Realme P4 5G berpotensi menjadi pesaing serius untuk smartphone gaming mid-range lainnya di pasaran, termasuk yang menawarkan fitur-fitur unggulan serupa.

Realme P4 5G bukan sekadar smartphone biasa – ini adalah bukti bahwa brand ini memahami betul apa yang diinginkan oleh pengguna mobile gaming modern: daya tahan baterai yang luar biasa, performa tangguh, dan harga yang terjangkau. Dalam dunia di mana konsol portabel harganya bisa mencapai belasan juta, kehadiran perangkat seperti ini tentu menjadi angin segar bagi para gamer mobile yang menginginkan pengalaman terbaik tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

DeepSeek V3.1: Model AI Terkuat dengan 128 Ribu Token Konteks

0

Telset.id – Bayangkan sebuah model kecerdasan buatan yang mampu membaca dan memahami buku setebal 400 halaman dalam sekali tarikan napas. Itulah yang baru saja dihadirkan oleh DeepSeek dengan peluncuran V3.1, model bahasa besar terbaru mereka yang menggebrak dunia AI dengan konteks window 128.000 token.

Perusahaan asal Tiongkok ini secara diam-diam mengumumkan pembaruan besar melalui grup pengguna WeChat pada 19 Agustus, tanpa pesta kembang api di media sosial resmi mereka. Sebuah langkah yang justru membuat komunitas AI internasional bergumam: apa sebenarnya yang sedang dipersiapkan DeepSeek?

Peningkatan paling signifikan terletak pada kemampuan menangani input panjang. Dengan 128.000 token, V3.1 kini dapat memproses konten setara 300-400 halaman buku. Ini bukan sekadar angka—ini revolusi dalam generasi konten panjang, analisis dokumen teknis, dan percakapan multi-turn yang lebih dalam dan koheren.

Yang menarik, grup resmi DeepSeek mengonfirmasi bahwa ekspansi konteks ini sebenarnya sudah didukung secara internal di versi V3 sebelumnya. Namun, kini kemampuan tersebut secara resmi diaktifkan di semua antarmuka, membuka akses lebih luas bagi developer dan pengguna akhir.

Arsitektur MoE dan Performa Benchmark

DeepSeek V3.1 mempertahankan arsitektur Mixture-of-Experts (MoE) yang efisien, dengan hanya 37 miliar parameter yang diaktifkan per token. Model ini mendukung berbagai format presisi termasuk BF16, FP8, dan F32, memberikan fleksibilitas optimal untuk berbagai lingkungan deployment.

Bagi developer yang tertarik, model ini dapat diakses melalui API atau diunduh langsung dari Hugging Face dengan lisensi open-source MIT. Sebuah langkah berani yang mengingatkan pada inisiatif startup AI yang mengubah cara pelatihan model bahasa besar secara global.

Hasil benchmark awal cukup mengesankan. Skor 71,6% pada tes coding Aider menempatkannya di atas Claude Opus 4, menjadikannya salah satu model coding open-source terkuat saat ini. Peningkatan juga terlihat dalam tugas matematika dan logika, meski beberapa pengguna melaporkan tidak ada peningkatan signifikan dalam reasoning dibanding model R1-0528 sebelumnya.

Perubahan Strategi dan Biaya Pelatihan

DeepSeek secara mencolok menghapus semua referensi ke model R1 dari antarmuka chatbot mereka. Ini sinyal kuat pergeseran menuju arsitektur model hybrid tunggal, di mana kemampuan reasoning diintegrasikan ke dalam V3.1 alih-alih mempertahankan model reasoning terpisah.

Biaya pelatihan V3.1 tidak diungkapkan. Namun berdasarkan laporan sebelumnya, model V3 asli dilatih selama 2,788 juta jam GPU menggunakan chip Nvidia H800, dengan perkiraan biaya $5,6 juta. Model inilah yang menjadi dasar versi saat ini, kemungkinan berbagi infrastruktur serupa dengan penyempurnaan tambahan.

Langkah ini menunjukkan bagaimana pergantian pekerja manusia dengan AI tidak hanya terjadi di level aplikasi, tetapi juga dalam pengembangan model AI itu sendiri.

Kebingungan Seputar Penundaan Model R2

Komunitas AI sempat berharap besar pada peluncuran model R2 yang dirumorkan akan memajukan kemampuan reasoning. Alih-alih R2, yang muncul justru V3.1. Laporan Financial Times mengungkap bahwa penundaan R2 disebabkan masalah teknis persisten dengan chip AI Ascend milik Huawei.

DeepSeek didorong menggunakan hardware Ascend untuk mengurangi ketergantungan pada Nvidia, selaras dengan strategi nasional Tiongkok untuk swasembada AI. Sayangnya, pelatihan pada Ascend gagal karena masalah kompatibilitas dan performa. Perusahaan kemudian beralih ke GPU Nvidia untuk pelatihan sambil mempertahankan Ascend untuk inference—setup hybrid yang justru menimbulkan komplikasi dan penundaan lebih lanjut.

Waktu yang diperpanjang untuk pelabelan data juga memperlambat perkembangan. Pendiri DeepSeek Liang Wenfeng dikabarkan frustrasi dengan progress yang lambat. Sementara itu, kompetitor seperti Qwen3 milik Alibaba sudah bergerak lebih depan dengan algoritma serupa dan eksekusi lebih efisien.

Episode ini menggarisbawahi keterbatasan infrastruktur chip domestik Tiongkok dan tantangan yang dihadapi startup yang berusaha memenuhi tuntutan politik dan teknis secara bersamaan. DeepSeek belum menutup kemungkinan peluncuran R2, namun kapan pun model itu tiba, performanya akan menghadapi pengawasan intensif.

Untuk saat ini, V3.1 berdiri sebagai flagship perusahaan, melayani workload reasoning dan non-reasoning dalam framework terunifikasi. Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi, meski diwarnai kompleksitas geopolitik dan teknis yang tidak sederhana.

Perkembangan terbaru dalam dunia AI seperti Google Flow untuk pembuatan video dengan bahasa alami menunjukkan betapa dinamisnya lanskap teknologi ini. DeepSeek V3.1 bukan akhir dari perlombaan—ini justru babak baru yang lebih menantang.

Daftar Ponsel Xiaomi yang Tak Dapat HyperOS 3, Termasuk Seri Populer!

0

Telset.id – Kabar gembira untuk pengguna setia Xiaomi? Mungkin tidak untuk semua. HyperOS 3, sistem operasi terbaru berbasis Android 16 yang dikabarkan hampir siap rilis beta akhir bulan ini, ternyata tidak akan menjangkau seluruh perangkat. Beberapa seri populer justru terdepak dari daftar penerima update. Apakah ponsel Anda termasuk yang kena imbas?

Xiaomi dikabarkan telah mengalihkan fokus pengembangan sepenuhnya ke HyperOS 3, meninggalkan HyperOS 2. Menurut bocoran dari tipster terpercaya asal Tiongkok, Digital Chat Station, beta testing akan dimulai pada Agustus. Setelah beberapa minggu uji coba, stable build diharapkan mulai digulirkan sekitar Oktober. Namun, sebelum Anda terlalu bersemangat, ada baiknya mengecek apakah perangkat kesayangan masih masuk dalam daftar prioritas.

Laman Xiaomi Time telah merilis daftar perangkat yang tidak memenuhi syarat untuk upgrade besar, termasuk HyperOS 3. Yang mengejutkan, beberapa seri yang masih cukup laris di pasaran justru tidak lagi mendapat dukungan update utama. Seperti diketahui, Xiaomi sendiri telah berkomitmen memberikan update software hingga 6 tahun untuk beberapa perangkat tertentu, seperti diungkap dalam artikel Xiaomi Tawarkan 6 Tahun Update Software, Ini Daftar Ponselnya. Sayangnya, komitmen itu tampaknya tidak berlaku universal.

Deretan Ponsel yang Terdepak dari HyperOS 3

Pertama, seluruh seri Xiaomi 11, termasuk varian Xiaomi 11 Lite 5G NE, resmi dinyatakan tidak lagi eligible untuk update besar. Padahal, seri ini pernah menjadi andalan dengan spesifikasi premium di masanya. Keputusan ini mungkin mengecewakan banyak pengguna yang masih setia menggunakan perangkat tersebut.

Kedua, Redmi Note 12 series, seri mid-range yang sangat populer di Indonesia, juga tidak termasuk dalam rencana rollout HyperOS 3. Padahal, biasanya seri Redmi Note selalu menjadi perhatian utama karena volume penjualannya yang besar. Keputusan ini cukup mengejutkan mengingat usia seri yang belum terlalu tua.

Ketiga, Redmi K50 series (kecuali Redmi K50 Ultra) juga tidak akan menerima HyperOS 3. Seri yang fokus pada gaming ini ternyata tidak cukup beruntung untuk terus didukung, meskipun performanya masih cukup mumpuni untuk menjalankan berbagai aplikasi berat. Hanya K50 Ultra yang selamat dari pemutusan dukungan ini.

Keempat, deretan ponsel Poco juga tak luput dari pemangkasan. Baik Poco M5 series maupun Poco X5 series, yang dikenal sebagai ponsel dengan fokus performa di segmen mid-range, tidak akan merasakan kemewahan HyperOS 3. Padahal, update software biasanya sangat dinantikan oleh pengguna yang ingin menjaga perangkat mereka tetap fresh dan secure.

Jika Anda memiliki salah satu dari ponsel tersebut, bersiaplah untuk menerima kenyataan bahwa HyperOS 3 mungkin tidak akan pernah menghampiri perangkat Anda. Meskipun Xiaomi belum mengumumkan secara resmi tanggal rilis pasti, pola update yang mereka terapkan selama ini menunjukkan bahwa beta testing Agustus dan stable release Oktober adalah timeline yang cukup realistis. Namun, bagi perangkat yang sudah di-drop dari daftar dukungan, timeline tersebut tidak lagi relevan.

Lalu, apa implikasi bagi pengguna yang perangkatnya tidak mendapat update? Selain kehilangan fitur-fitur baru dan penyegaran visual, yang lebih mengkhawatirkan adalah aspek keamanan. Tanpa update software reguler, kerentanan terhadap ancaman siber bisa meningkat. Meskipun beberapa perangkat mungkin masih menerima security patch, tanpa update besar, perlindungan optimal sulit dijamin.

Keputusan Xiaomi ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan jika melihat pola industri smartphone secara keseluruhan. Produsen cenderung memfokuskan sumber daya pada perangkat yang lebih baru, sementara model lama secara bertahap di-phase out. Seperti yang terjadi pada POCO F7 yang baru saja mendapat update pertama, prioritas jelas diberikan pada produk terkini.

Bagi yang penasaran dengan perangkat mana saja yang justru akan menjadi prioritas penerima HyperOS 3, Anda bisa menyimak artikel sebelumnya tentang daftar perangkat yang didukung. Setidaknya, masih ada kabar baik untuk pengguna perangkat yang lebih baru atau flagship series.

Jadi, sebelum terlalu berharap bisa mencicipi HyperOS 3 dengan segala fitur barunya, pastikan dulu ponsel Anda tidak termasuk dalam daftar “terlupakan” ini. Atau, mungkin ini saat yang tepat untuk mempertimbangkan upgrade ke perangkat yang masih dalam daftar dukungan jangka panjang Xiaomi?