Beranda blog Halaman 54

Google Perkenalkan Deep Think, Model AI dengan Kemampuan Reasoning Canggih

0

Telset.id – Jika Anda mengira kecerdasan buatan (AI) hanya bisa menjawab pertanyaan sederhana, bersiaplah terkejut. Google baru saja mengungkap model reasoning terbarunya bernama Deep Think untuk Gemini 2.5 Pro di konferensi I/O 2025. Menurut CEO DeepMind Demis Hassabis, teknologi ini menggunakan “riset mutakhir” yang memungkinkan AI mempertimbangkan berbagai hipotesis sebelum merespons.

Dalam uji coba menggunakan soal Olimpiade Matematika AS 2025, Deep Think mencetak skor “mengagumkan”. Namun, Google masih melakukan evaluasi keamanan menyeluruh sebelum merilisnya secara luas. Untuk sementara, model ini hanya tersedia bagi penguji terpercaya melalui Gemini API.

Demo Deep Think di Google I/O 2025

Gemini 2.5 Flash: Lebih Cepat dan Efisien

Selain Deep Think, Google juga memperkenalkan penyempurnaan Gemini 2.5 Flash. Model yang dioptimalkan untuk kecepatan ini kini lebih efisien dalam penggunaan token dan unggul dalam benchmark reasoning, multimodality, kode, dan konteks panjang. Versi finalnya akan tersedia awal Juni, sementara preview sudah bisa diakses melalui Google AI Studio, Vertex AI, dan aplikasi Gemini.

Fitur menarik lain adalah “Thinking Budgets” yang diadaptasi dari 2.5 Flash ke model Pro. Ini memungkinkan pengguna menyeimbangkan antara token yang digunakan dengan akurasi dan kecepatan output. Seperti dilaporkan sebelumnya dalam artikel Telset tentang Gemini 2.5, evolusi model AI Google terus menunjukkan kemajuan signifikan.

Project Mariner dan Inovasi Lain

Google juga mengintegrasikan Project Mariner ke Gemini API dan Vertex AI. Teknologi berbasis Gemini ini memungkinkan AI agent menjelajahi web untuk menyelesaikan tugas pengguna. Rilis luasnya dijadwalkan musim panas ini.

Tak ketinggalan, Google memperkenalkan preview text-to-speech untuk Gemini 2.5 Pro dan Flash dengan dukungan dua suara dalam 24 bahasa. Inovasi ini semakin mengukuhkan posisi Google dalam persaingan AI, seperti yang juga dilakukan Microsoft dengan aplikasi Copilot di macOS.

Konferensi I/O 2025 yang berlangsung 20 Mei juga menghadirkan berbagai pengumuman menarik lainnya, mulai dari alat pembuatan film berbasis AI (Flow), terjemahan real-time di Google Meet, hingga virtual clothing try-on. Perkembangan ini menunjukkan bagaimana AI semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana prediksi dalam artikel tentang AI dan IoT beberapa tahun lalu.

Xiaomi Luncurkan Mijia Washing Machine Pro Blue Oxygen 10kg

Telset.id – Xiaomi kembali memperkuat portofolio perangkat smart home-nya dengan meluncurkan Mijia Washing Machine Pro Blue Oxygen 10kg di China. Hadir dalam dua varian, mesin cuci ini menawarkan teknologi canggih, efisiensi energi, dan fitur pintar yang siap memanjakan pengguna.

Varian standar front-load dibanderol 1.899 yuan (sekitar Rp4,3 juta), sementara versi washer-dryer combo dijual 2.399 yuan (Rp5,5 juta). Keduanya dirancang untuk memberikan perawatan optimal pada pakaian sekaligus menghemat ruang di rumah modern.

Spesifikasi dan Fitur Unggulan

Mijia Washing Machine Pro Blue Oxygen 10kg hadir dengan kapasitas cuci 10kg dan pengeringan 7kg. Xiaomi mengklaim mesin ini menggunakan motor DD (Direct Drive) inverter yang lebih senyap, minim getaran, serta meningkatkan kontrol drum dan daya tahan jangka panjang.

Mijia Washing Machine Pro Blue Oxygen

Dengan kedalaman hanya 542mm, mesin cuci ini mudah dipasang di kabinet atau ruang sempit. Ia juga mengantongi sertifikasi efisiensi energi Level 1 di China, dengan konsumsi daya 1.800W saat mencuci dan 1.500W saat mengeringkan. Kecepatan spin mencapai 1.200 RPM untuk mengurangi kadar air sebelum pengeringan.

Xiaomi membekali mesin cuci ini dengan drum berdiameter besar untuk mengurangi kerutan pakaian. Teknologi pengeringan suhu rendah (55°C–65°C) dilengkapi sensor internal yang melindungi bahan sensitif seperti wol, sutra, atau jaket down.

Program Khusus dan Konektivitas Pintar

Mijia Washing Machine Pro Blue Oxygen menyediakan 30 program cuci dan kering, termasuk mode khusus untuk pakaian olahraga, wol, hingga program “Pet Hair Removal” yang menghilangkan 90% bulu hewan peliharaan.

Perangkat ini juga mendukung HyperOS Connect, memungkinkan kontrol via Mi Home app atau asisten suara Xiao Ai. Fitur cerdas lainnya meliputi dosis deterjen otomatis, deteksi level air, dan siklus cuci berbasis AI.

Untuk kebersihan, Xiaomi mengintegrasikan sistem sterilisasi ganda dengan uap bersuhu tinggi dan teknologi Blue Oxygen yang diklaim membunuh 99,999% bakteri, virus, dan tungau. Fitur tambahan termasuk gasket pintu antibakteri, sistem kontrol getar tiga lapis, dan garansi motor 10 tahun.

Peluncuran ini menyusul kehadiran mesin cuci premium Xiaomi dengan dual drum dan teknologi Blue Oxygen sebelumnya. Dengan harga kompetitif dan fitur lengkap, Mijia Washing Machine Pro Blue Oxygen siap bersaing di pasar peralatan rumah tangga pintar.

Intel, MediaTek, dan Nvidia: Pertarungan Sengit Chip AI di Computex 2025

Telset.id – Jika Anda mengira dominasi Nvidia di pasar AI tidak tergoyahkan, pameran Computex 2025 membuktikan sebaliknya. Di tengah gebyar Grace Blackwell dan NVLink Fusion dari Nvidia, nama-nama seperti MediaTek dan Intel justru melancarkan serangan balik dengan strategi yang sama sekali tak terduga.

Nvidia: Raja yang Tak Ingin Berbagi Tahta

Nvidia memang membuka Computex dengan gemuruh. Arsitektur Grace Blackwell NVL72 mereka disebut-sebut sebagai standar baru komputasi AI performa tinggi. Chip hybrid yang menggabungkan GPU dan CPU ini diklaim mampu menangani model triliunan parameter, inferensi real-time, hingga beban kerja ilmiah skala besar.

Tapi yang menarik justru langkah strategis Nvidia membuka ekosistemnya. NVLink Fusion, teknologi interkonek generasi berikutnya, akan diadopsi oleh MediaTek, Qualcomm, dan Marvell untuk solusi komputasi AI semi-kustom. Langkah ini seperti pedang bermata dua: di satu sisi memperluas pengaruh, di sisi lain berisiko menciptakan pesaing dari mitra sendiri.

Perbandingan chip AI terbaru dari Nvidia, MediaTek, dan Intel

MediaTek: Loncatan 2nm yang Bikin Industri Terkejut

Siapa sangka MediaTek akan menjadi bintang gelap Computex tahun ini? Perusahaan asal Taiwan ini mengumumkan rencana taping out chip 2nm pertama mereka dengan TSMC pada September 2025. Bocoran resmi menyebut peningkatan 15% performa dan efisiensi daya 25% lebih baik dibanding chip 3nm saat ini.

Tapi MediaTek tidak hanya bermain di lapangan mobile. Kolaborasi mereka dengan Nvidia dalam proyek DGX Spark—superkomputer AI mini untuk developer—menunjukkan ambisi yang lebih besar. Kontribusi arsitektur CPU 20-core khusus dan keahlian ASIC mereka dalam desain chip pelatihan AI membuktikan MediaTek serius ingin berebut kue pasar yang selama ini didominasi Nvidia.

Intel: Strategi Dua Arah yang Cerdik

Intel memilih pendekatan berbeda. Alih-alih fokus pada perlombaan nanometer, mereka meluncurkan Arc Pro B50 dan B60—GPU workstation yang dioptimalkan untuk inferensi AI. Dengan dukungan memori hingga 24GB dan kemampuan multi-GPU scaling, Intel jelas menargetkan pasar profesional di bidang arsitektur dan engineering.

Proyek Battlematrix mereka mungkin yang paling menarik: platform workstation yang mendukung hingga delapan GPU Arc Pro B60, mampu menjalankan model AI dengan 150 miliar parameter. Kombinasi dengan prosesor Xeon ini menunjukkan Intel tidak mau ketinggalan dalam perlombaan komputasi AI skala enterprise.

Lalu ada Gaudi 3, akselerator AI yang menawarkan fleksibilitas luar biasa. Mulai dari konfigurasi PCIe untuk data center existing hingga rak-scale dengan 64 akselerator per rak dan 8.2TB memori bandwidth tinggi. Intel jelas bermain di semua lini.

Dark Horse dari Jerman: AI Pro Chip yang Mengguncang

Sementara raksasa teknologi sibuk berebut supremasi, tim peneliti dari Technical University of Munich (TUM) justru membawa angin segar. AI Pro Chip mereka adalah prosesor neuromorfik yang tidak membutuhkan koneksi cloud—revolusi sesungguhnya untuk aplikasi yang membutuhkan pemrosesan lokal dan keamanan data ketat.

Dikembangkan oleh Profesor Hussam Amrouch, chip ini hanya mengonsumsi 24 mikrojoule per tugas—jauh lebih hemat dibanding prosesor AI konvensional. Dengan arsitektur memory-compute terintegrasi dan kemampuan hyperdimensional computing, AI Pro Chip bisa menjadi game changer di bidang kesehatan, robotika, dan navigasi otonom.

Computex 2025 telah mengubah peta persaingan chip AI. Bukan lagi soal siapa yang memiliki chip tercepat, melainkan bagaimana ekosistem ini akan berevolusi. Dengan Nvidia yang membuka kerajaannya, MediaTek yang melompat ke 2nm, Intel yang bermain di semua lini, dan inovasi disruptif seperti dari TUM, satu hal yang pasti: perlombaan ini baru saja memasuki babak yang paling seru.

Android Studio Terbaru Hadir dengan AI, Bantu Pengembang Lebih Efisien

0

Telset.id – Jika Anda sedang mengembangkan aplikasi Android saat ini, berhenti sejenak dan simak apa yang Google tawarkan. Setelah konferensi I/O 2025, Android Studio mendapatkan pembaruan signifikan dengan integrasi AI canggih, desain antarmuka yang lebih efisien, dan alat diagnostik crash yang lebih pintar. Inilah yang perlu Anda ketahui.

Android Studio, platform utama untuk pengembangan aplikasi Android, kini semakin canggih berkat dukungan Gemini 2.5 Pro, model AI terbaru Google. Alat ini tidak hanya memberikan saran otomatis tetapi juga membantu mengotomatisasi berbagai tugas pengembangan. Salah satu fitur eksperimental bernama “Journeys” memungkinkan pengembang membuat tes dengan mendeskripsikan tindakan pengguna dalam bahasa sederhana. Gemini kemudian menjalankan tes ini di perangkat Android fisik atau virtual dan memberikan hasil langsung di lingkungan pengembangan.

Video Thumbnail

Diagnosis Crash yang Lebih Cerdas

Selain bantuan AI, Android Studio juga meningkatkan kemampuan diagnosis crash. Panel App Quality Insights kini dapat menganalisis kode yang terkait dengan crash dan, dalam beberapa kasus, menyarankan perubahan kode untuk memperbaiki masalah. Pengembang dapat meninjau dan menerapkan perubahan ini hanya dalam beberapa langkah.

Untuk pengembangan antarmuka pengguna, alat pratinjau Compose telah diperbarui. Pengembang kini dapat menavigasi komponen dengan lebih efisien, mengubah ukuran pratinjau untuk melihat bagaimana tata letak menyesuaikan dengan berbagai ukuran layar, dan menguji perubahan UI lebih cepat. Emulator Android XR juga kini berjalan di jendela yang tertanam secara default, memungkinkan pengembang membangun dan memeriksa fitur realitas terluas tanpa meninggalkan antarmuka utama.

Fitur Eksperimental dan Masa Depan

Beberapa fitur eksperimental dan yang akan datang juga sedang diuji. Android Studio Cloud, yang saat ini dalam tahap pratinjau, memungkinkan pengembang mengakses versi virtual Android Studio melalui browser web, menghilangkan kebutuhan instalasi lokal. Alat lain, Version Upgrade Agent, akan menganalisis dependensi dalam proyek dan secara otomatis menyarankan serta menerapkan pembaruan.

Mode “Agent” yang masih dalam pengembangan dirancang untuk melakukan tugas yang lebih kompleks dengan mengedit beberapa file dan menyelesaikan masalah terkait berdasarkan masukan pengembang. Dengan semua pembaruan ini, Google berharap dapat mengurangi pekerjaan manual, meningkatkan kualitas aplikasi, dan mempercepat proses pengembangan.

Jika Anda tertarik dengan dunia pengembangan aplikasi Android, jangan lewatkan juga 12 Aplikasi Adzan dan Pengingat Sholat di Android 2025 yang bisa membantu produktivitas sehari-hari. Atau, coba 10 Game Android Penghasil Pulsa Gratis untuk hiburan sekaligus manfaat tambahan.

Xiaomi 16 Bocoran Desain dan Spesifikasi: Baterai Monster 6.800 mAh

0

Telset.id – Jika Anda mengira Xiaomi 16 hanya akan menjadi penyempurnaan kecil dari pendahulunya, bocoran terbaru ini mungkin membuat Anda berpikir ulang. Smartphone flagship terbaru Xiaomi ini dikabarkan akan membawa baterai berkapasitas luar biasa besar, desain dua warna yang mencolok, dan kamera periskop yang siap bersaing dengan raksasa industri lainnya.

Berdasarkan bocoran terbaru yang beredar, Xiaomi 16 diperkirakan akan diluncurkan pada akhir September 2025, tak lama setelah Qualcomm mengumumkan Snapdragon 8 Elite 2 SoC yang akan menjadi jantung perangkat ini. Sebelum peluncuran resmi, sebuah sketsa berbasis CAD telah bocor ke publik, memberikan gambaran awal tentang desain fisik smartphone ini.

Desain Xiaomi 16 dengan kamera squircle dan dua warna

Desain yang Menyempurnakan Pendahulunya

Dari sketsa yang beredar, Xiaomi 16 tampaknya akan mempertahankan elemen desain khas seri sebelumnya, dengan pulau kamera berbentuk squircle di bagian belakang atas kiri. Namun, yang menarik adalah penerapan desain dua warna yang memberikan sentuhan segar. Jika bocoran ini akurat, Xiaomi 16 akan menjadi perangkat yang mudah dikenali di antara deretan smartphone flagship lainnya.

Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel sebelumnya, Xiaomi 16 juga dikabarkan akan dibekali dengan kamera tele periskop, sebuah fitur yang biasanya hanya ditemukan pada perangkat kelas atas. Kombinasi desain yang matang dan fitur unggulan ini bisa menjadi senjata ampuh Xiaomi dalam persaingan pasar smartphone premium.

Spesifikasi yang Menggoda

Yang benar-benar mencuri perhatian adalah kabar tentang baterai berkapasitas 6.800 mAh dengan dukungan pengisian cepat 100W. Jika benar, ini akan menjadi salah satu baterai terbesar yang pernah dipasang pada smartphone flagship berukuran kompak. Dengan ukuran layar yang diperkirakan antara 6,32 hingga 6,36 inci, Xiaomi 16 berpotensi menawarkan daya tahan baterai yang luar biasa tanpa mengorbankan kenyamanan genggaman.

Tak hanya itu, bocoran juga menyebutkan bahwa Xiaomi 16 akan memiliki “layar terbaik untuk perangkat seukurannya”. Meskipun detail spesifik tentang panel layar ini masih simpang siur, klaim ini tentu mengundang rasa penasaran. Apakah Xiaomi akan menggunakan teknologi layar terbaru, atau mungkin meningkatkan rasio screen-to-body yang sudah impresif pada seri sebelumnya?

Seperti dilaporkan dalam analisis kami sebelumnya, kombinasi chipset Snapdragon 8 Elite 2 dengan optimasi sistem yang matang bisa membuat Xiaomi 16 menjadi salah satu smartphone dengan performa terbaik di kelasnya. Pertanyaannya sekarang adalah: apakah semua fitur unggulan ini akan datang dengan harga yang tetap kompetitif?

Dengan peluncuran yang diperkirakan hanya beberapa bulan lagi, kita tak perlu menunggu lama untuk mengetahui kebenaran semua bocoran ini. Satu hal yang pasti, persaingan di segmen smartphone flagship tahun 2025 semakin panas, dan Xiaomi 16 siap menjadi pemain utama di arena tersebut.

iQOO Luncurkan Pad5, Watch 5, dan TWS Air3 di China: Spesifikasi dan Harga

0

Telset.id – iQOO kembali memperluas portofolio produknya dengan meluncurkan serangkaian perangkat baru di China, termasuk tablet, smartwatch, dan earbuds. Bersamaan dengan peluncuran iQOO Neo10 Pro+, perusahaan ini memperkenalkan iQOO Pad5 dan Pad5 Pro, iQOO Watch 5, serta TWS Air3. Inilah spesifikasi lengkap dan harga resminya.

iQOO Pad5 dan Pad5 Pro: Tablet dengan Layar Besar dan Performa Tinggi

Dua tablet baru ini hadir dengan layar LCD beresolusi tinggi dan refresh rate 144Hz. iQOO Pad5 Pro memimpin dengan layar 13 inci beresolusi “3.1K” (2.064 x 3.096 piksel), sementara Pad5 memiliki layar 12,1 inci dengan resolusi “2.8K”. Keduanya mendukung refresh rate yang sama, tetapi Pad5 Pro memiliki keunggulan dalam hal konfigurasi speaker—delapan speaker dibandingkan enam speaker pada Pad5.

iQOO Pad5 duo, Watch 5 and TWS Air3 announced

Dari sisi performa, Pad5 Pro menggunakan chipset MediaTek Dimensity 9400+, sedangkan Pad5 masih mengandalkan Dimensity 9300+ dari tahun lalu. Keduanya mendukung RAM hingga 16GB LPDDR5X dan penyimpanan UFS 4.1 hingga 512GB. Kamera belakang Pad5 Pro juga lebih unggul dengan sensor 13MP, sementara Pad5 hanya memiliki kamera 8MP. Untuk baterai, Pad5 Pro dilengkapi dengan kapasitas 12.050mAh dan dukungan pengisian daya 66W, sedangkan Pad5 memiliki baterai 10.000mAh dengan pengisian 44W.

iQOO Watch 5: Smartwatch dengan Baterai Tahan Lama

iQOO Watch 5 sebenarnya merupakan rebrand dari vivo Watch 5. Smartwatch ini hadir dengan layar AMOLED bulat 1,43 inci, dukungan Bluetooth 5.4, GPS, NFC, dan sistem operasi BlueOS 2.5. Versi eSIM juga tersedia untuk pengguna yang ingin tetap terhubung tanpa smartphone. Baterai 505mAh-nya diklaim mampu bertahan hingga 22 hari dalam mode normal dan 14 hari dengan eSIM aktif.

iQOO TWS Air3: Earbuds dengan Desain Semi-Open dan Harga Terjangkau

Earbuds terbaru ini hadir dengan desain semi-open yang lebih nyaman dipakai dalam waktu lama. Dilengkapi dengan driver dinamis 12mm, TWS Air3 mendukung audio spasial dan konektivitas Bluetooth 6.0 dengan fitur multi-point pairing. Baterainya mampu bertahan hingga 45 jam, dan earbuds ini juga memiliki sertifikasi IP54 untuk ketahanan terhadap air dan debu. Yang menarik, harganya sangat terjangkau—hanya CNY 99 (sekitar Rp 200 ribu).

Harga resmi untuk seluruh produk ini bervariasi. iQOO Pad5 mulai dari CNY 2.399 (Rp 5,3 juta), sementara Pad5 Pro dijual mulai CNY 3.199 (Rp 7,1 juta). iQOO Watch 5 dibanderol mulai CNY 799 (Rp 1,7 juta), dan versi eSIM-nya seharga CNY 999 (Rp 2,2 juta).

Xiaomi Pad 7 Ultra Bocor di Geekbench, Chipset Xring O1 Tunjukkan Performa

0

Telset.id – Xiaomi bersiap meluncurkan tablet flagship terbarunya, Pad 7 Ultra, yang dikabarkan akan menjadi perangkat pertama yang menggunakan chipset buatan sendiri, Xring O1. Bocoran terbaru dari Geekbench mengungkap performa awal tablet ini, meski dengan sedikit penyesuaian dibanding versi smartphone.

Menurut hasil benchmark yang terlihat, Xiaomi Pad 7 Ultra mencetak skor 2.191 untuk single-core dan 8.741 untuk multi-core. Angka ini sedikit lebih rendah dibanding hasil yang sebelumnya dilaporkan untuk Xiaomi 15S Pro, smartphone yang juga menggunakan chipset Xring O1. Perbedaan ini diduga karena penurunan kecepatan clock pada versi tablet untuk mengoptimalkan efisiensi daya.

Key features

Mengapa Performa Lebih Rendah?

Meski terdengar kontra-intuitif, penurunan kecepatan clock pada tablet sebenarnya masuk akal. Tablet biasanya memiliki ruang termal lebih besar dibanding smartphone, tetapi Xiaomi tampaknya memprioritaskan efisiensi daya mengingat Pad 7 Ultra akan dibekali baterai berkapasitas besar 12.000 mAh. Dengan dukungan pengisian cepat 120W, pengguna tak perlu khawatir dengan daya tahan perangkat ini.

Selain itu, layar OLED 14 inci yang dipasang pada tablet ini juga menjadi salah satu faktor pertimbangan. Layar besar dengan resolusi tinggi membutuhkan optimasi performa dan daya yang cermat. Seperti yang pernah kami bahas dalam perbandingan Galaxy S25 Edge vs Xiaomi 15, chipset buatan sendiri memberi Xiaomi fleksibilitas lebih dalam menyesuaikan performa dengan kebutuhan perangkat.

Spesifikasi dan Fitur Unggulan

Xiaomi Pad 7 Ultra tidak hanya mengandalkan chipset andalannya. Tablet ini dikabarkan memiliki bodi super tipis 5.1 mm dengan berat hanya 609 gram – cukup ringan untuk ukuran layar 14 inci. Dukungan keyboard dan stylus juga akan tersedia, menjadikannya alternatif menarik bagi profesional kreatif.

Xiaomi Pad 6S Pro 12.4 review

Yang menarik, tablet ini akan menjalankan Android 15 langsung dari kotaknya, dengan RAM 16GB untuk mendukung multitasking berat. Jika melihat perkembangan Huawei Nova 14 Series, persaingan di segmen tablet premium semakin ketat.

Dengan peluncuran resmi yang dijadwalkan pada 22 Mei mendatang, kita tak perlu menunggu lama untuk mengetahui kebenaran semua spekulasi ini. Apakah Pad 7 Ultra akan menjadi penantang serius bagi iPad Pro? Jawabannya sebentar lagi terungkap.

Bocoran Spesifikasi Kirin 8020 di Huawei nova 14 Ultra: Chipset Mid-Range yang Menjanjikan

0

Telset.id – Huawei baru saja merilis seri nova 14 tanpa mengungkap detail chipset yang digunakan. Namun, seperti biasa, komunitas teknologi China tak mau tinggal diam. Bocoran terbaru dari akun @FixedFocus di media sosial mengungkap bahwa nova 14 Ultra ternyata ditenagai oleh Kirin 8020 – varian underclock dari Kirin 9020 yang ada di Mate 70 series.

Lantas, apa yang membuat chipset ini menarik? Pertama, konfigurasi CPU-nya mengadopsi arsitektur 1+3+4 dengan clock speed yang sedikit lebih rendah. Core utamanya berjalan pada 2.29GHz, diikuti tiga core performa di 2.05GHz, dan empat core efisiensi di 1.3GHz. Untuk GPU, Huawei tetap menggunakan Maleoon 920 dengan dua unit pemrosesan berkecepatan 840MHz.

Huawei nova 14 Ultra teardown and the Kirin 8020 chipset

Yang mengejutkan, hasil teardown menunjukkan bahwa paket Kirin 8020 30% lebih besar dibandingkan pendahulunya, mendekati ukuran Kirin 9010 yang ada di seri Pura 70. Chip ini juga memiliki branding HiSilicon dengan kode identifikasi Hi62B0. Tak ketinggalan, Huawei berhasil mengintegrasikan konektivitas satelit Beidou dan Tiantong ke dalam Kirin 8020.

Dari segi performa, meski belum ada benchmark resmi, spekulasi menyebut Kirin 8020 bisa mencapai skor Antutu sekitar 1 juta poin – setara dengan Dimensity 8200. Ini menempatkannya sebagai chipset mid-range yang cukup tangguh untuk kebutuhan harian dan gaming casual.

Huawei nova 14 Ultra teardown and the Kirin 8020 chipset

Namun, beberapa pengamat menyoroti desain papan sirkuit yang terlihat “kurang rapi” dalam foto teardown. Apakah ini pertanda Huawei sedang berhemat di bagian tertentu, atau hanya masalah sudut pengambilan gambar? Kita tunggu analisis lebih lanjut dari para ahli.

Dengan tambahan fitur konektivitas satelit dan performa yang cukup menjanjikan, Kirin 8020 bisa menjadi senjata rahasia Huawei di segmen mid-range. Apalagi jika dibandingkan dengan pesaing seperti Oppo Reno14 yang dikabarkan akan menggunakan Dimensity 8400.

Bagi Anda yang mencari smartphone mid-range dengan fitur lengkap, nova 14 Ultra dengan Kirin 8020 ini patut dipertimbangkan. Terutama jika menginginkan dukungan konektivitas satelit yang masih jarang ditemui di kelasnya.

Chip AI Terbaru dari Jerman Bekerja Tanpa Cloud, 10x Lebih Hemat Energi

0

Telset.id – Bayangkan sebuah chip AI yang tidak perlu mengandalkan koneksi internet atau server cloud untuk bekerja. Teknologi ini bukan lagi khayalan, berkat terobosan terbaru dari Technical University of Munich (TUM).

Dikembangkan oleh Prof. Hussam Amrouch dan timnya, chip bernama AI Pro ini mengadopsi arsitektur neuromorfik yang terinspirasi cara kerja otak manusia. Dengan pendekatan revolusioner ini, chip mampu melakukan komputasi secara mandiri di perangkat, tanpa perlu mengirim data ke cloud—sebuah lompatan besar dalam keamanan siber dan efisiensi energi.

Prototipe chip AI Pro yang dikembangkan TUM

Mengapa Cloud Tidak Lagi Dibutuhkan?

Berbeda dengan chip AI konvensional seperti buatan NVIDIA yang mengandalkan pemrosesan data massal di cloud, AI Pro menggunakan prinsip hyperdimensional computing. Artinya, chip ini tidak memerlukan jutaan sampel data untuk belajar. Sebagai gantinya, ia mengenali pola dan kesamaan seperti manusia—misalnya, memahami konsep “mobil” dari ciri-ciri dasar seperti roda, jalan raya, dan bentuknya.

“Manusia belajar melalui inferensi dan pengenalan pola, bukan menghafal ribuan gambar. Chip kami bekerja dengan cara yang sama,” jelas Prof. Amrouch dalam rilis resminya.

Efisiensi Energi yang Mencetak Rekor

Salah satu keunggulan utama AI Pro adalah konsumsi energinya yang sangat rendah. Untuk tugas pelatihan sampel, chip ini hanya membutuhkan 24 mikrojoule—10 hingga 100 kali lebih hemat dibandingkan chip sejenis. “Ini adalah nilai rekor,” tegas Prof. Amrouch.

Efisiensi ini dicapai berkat desain unik yang menggabungkan unit memori dan komputasi dalam satu lokasi. Pendekatan ini menghilangkan kebutuhan transfer data yang biasanya menjadi penyumbang boros energi pada chip konvensional.

Meski ukurannya mini (hanya 1 mm²) dan memiliki 10 juta transistor—jauh di bawah chip NVIDIA yang mencapai 200 miliar—AI Pro dirancang untuk aplikasi spesifik seperti pemrosesan data kesehatan dari smartwatch atau navigasi drone. “Kami tidak mengejar performa mentah, tetapi solusi yang efisien dan terjamin keamanannya,” tambah Amrouch.

Dengan harga prototipe mencapai €30.000, chip ini memang belum terjangkau untuk pasar konsumen. Namun, tim TUM optimis biaya produksi akan turun seiring peningkatan skala manufaktur oleh Global Foundries di Dresden.

Inovasi ini juga relevan dengan perkembangan terbaru di industri, termasuk regulasi chip AI di AS dan persaingan ketat dengan Huawei Ascend 910D.

Masa depan komputasi AI mungkin tidak lagi bergantung pada raksasa cloud. Seperti dikatakan Prof. Amrouch: “Masa depan ada di tangan mereka yang menguasai perangkat keras.”

Baterai Air Terobosan Monash University: Solusi Penyimpanan Energi Solar untuk Rumah Tangga

Telset.id – Bayangkan jika Anda bisa menyimpan energi matahari di rumah dengan baterai yang lebih aman, murah, dan efisien daripada lithium-ion. Mimpi ini semakin dekat menjadi kenyataan berkat terobosan terbaru dari Monash University.

Para insinyur di Monash University telah mengembangkan baterai berbasis air yang disebut “flow battery” generasi baru. Teknologi ini diyakini mampu memecahkan hambatan penyimpanan energi surya untuk rumah tangga di Australia—dan mungkin segera merambah pasar global.

Revolusi Penyimpanan Energi Rumah Tangga

Flow battery sebenarnya bukan hal baru. Selama beberapa dekade, teknologi ini digunakan untuk penyimpanan energi skala besar karena ukurannya yang besar dan kecepatan pengisian yang lambat. Namun, tim Monash berhasil mengatasi masalah kecepatan dengan desain membran baru mereka.

Prototipe baterai air Monash University untuk penyimpanan energi surya

“Kami mengambil kimia yang aman dan terjangkau, lalu membuatnya cukup cepat untuk menangkap energi surya atap secara real-time,” kata Wanqiao Liang, penulis utama studi yang dipublikasikan di Angewandte Chemie International Edition.

Liang menjelaskan bahwa kunci keberhasilan terletak pada membran yang dirancang khusus. “Membran ini akhirnya membuat baterai organik flow menjadi kompetitif untuk penyimpanan skala rumah tangga dan menengah. Ini membuka pintu untuk sistem yang tidak hanya lebih murah, tetapi juga lebih aman dan mudah diskalakan.”

Keunggulan Dibanding Lithium-ion

Saat ini, sistem penyimpanan energi surya di rumah banyak mengandalkan baterai lithium-ion yang harganya bisa mencapai $10.000. Baterai flow dari Monash tidak hanya lebih murah, tetapi juga memiliki beberapa keunggulan penting:

  • Aman: Tidak beracun dan tidak mudah terbakar karena berbasis air
  • Tahan lama: 600 siklus pengisian dengan hampir tidak ada penurunan kapasitas
  • Ramah lingkungan: Terbuat dari bahan yang melimpah
  • Mudah diskalakan: Cocok untuk berbagai ukuran kebutuhan energi

“Ini jenis baterai yang Anda inginkan di garasi rumah Anda,” kata Liang dengan nada meyakinkan. “Kami telah mengembangkan jenis membran baru di dalam baterai yang mengarahkan aliran material dengan lebih baik—semacam menambahkan jalur di jalan raya. Itu berarti pengisian lebih cepat, umur baterai lebih panjang, dan kinerja keseluruhan yang lebih baik.”

Masa Depan Energi Terbarukan

Tim Monash saat ini sedang mencetak prototipe sistem dengan teknologi 3D printing dan mengujinya dalam kondisi dunia nyata. “Jika prototipe terus berkinerja seperti yang kami harapkan, ini bisa masuk pasar dalam beberapa tahun ke depan,” ungkap Liang optimistis.

Dengan semakin banyaknya rumah tangga yang beralih ke energi surya, solusi penyimpanan seperti ini bisa menjadi game changer. Apalagi jika dibandingkan dengan teknologi baterai konvensional yang sering kali menjadi kendala dalam adopsi energi terbarukan skala kecil.

Bagi Anda yang tertarik dengan perkembangan teknologi energi terbarukan, temuan Monash University ini patut diikuti perkembangannya. Siapa tahu, dalam waktu dekat kita akan melihat baterai air ini dipasang di rumah-rumah, bekerja sama dengan panel surya untuk menciptakan sistem energi yang benar-benar mandiri dan berkelanjutan.

iQOO Neo10 Pro+ Resmi Dirilis: Snapdragon 8 Elite dan Baterai 6.800 mAh

0

Telset.id – iQOO kembali mengejutkan pasar dengan meluncurkan iQOO Neo10 Pro+, versi upgrade dari seri Neo10 yang dirilis akhir 2024. Smartphone ini hadir dengan Snapdragon 8 Elite, chipset gaming khusus, dan baterai besar 6.800 mAh. Apakah ini ponsel gaming terbaik tahun 2025?

Setelah sukses dengan iQOO Neo10 dan Neo10 Pro, vendor asal China ini tak berhenti berinovasi. Neo10 Pro+ bukan sekadar upgrade minor, melainkan lompatan signifikan dalam hal performa, daya tahan baterai, dan pengalaman gaming. Bagaimana detail spesifikasinya?

Mari kita kupas tuntas keunggulan iQOO Neo10 Pro+ yang baru saja resmi diluncurkan di China melalui toko online resmi iQOO.

Dapur Pacu Tangguh untuk Gaming Extreme

iQOO Neo10 Pro+ ditenagai Snapdragon 8 Elite, prosesor flagship terbaru Qualcomm yang menjanjikan peningkatan performa hingga 30% dibanding pendahulunya. Yang menarik, iQOO menambahkan chip gaming khusus bernama iQOO Q2 yang bertugas menangani upscaling resolusi dan frame rate.

iQOO Neo10 Pro+: Snapdragon 8 Elite and iQOO Q2 chip

“Kombinasi Snapdragon 8 Elite dan chip Q2 memungkinkan gaming 144fps yang mulus,” jelas perwakilan iQOO. Mereka juga telah bekerja sama dengan developer game populer untuk mengoptimalkan pengalaman bermain.

Untuk mendukung performa maksimal, tersedia konfigurasi RAM 12GB/16GB LPDDR5X dan penyimpanan UFS 4.1 mulai 256GB hingga 1TB. Sistem pendingin vapor chamber besar juga disematkan untuk menjaga suhu tetap stabil.

Layar LTPO OLED 144Hz yang Lebih Besar

Upgrade signifikan lainnya ada pada layar. iQOO Neo10 Pro+ menggunakan panel LTPO OLED 6.82 inci dengan refresh rate adaptif 1-144Hz dan resolusi 1440p+. Ini lebih besar dan lebih tajam dibanding pendahulunya yang berukuran 6.78 inci dengan resolusi 1260p+.

The iQOO Neo10 Pro+ has a 6.82” 144Hz LTPO display

Kualitas layar ini didukung brightness global 1.800 nits dan peak brightness lokal mencapai 4.500 nits – cukup untuk penggunaan di bawah sinar matahari langsung. Di bawah layar, terdapat fingerprint scanner ultrasonik yang lebih cepat dan akurat dibanding teknologi optik.

Baterai Besar 6.800 mAh dengan Charging Super Cepat

Salah satu keunggulan utama Neo10 Pro+ adalah kapasitas baterai 6.800 mAh, meningkat signifikan dari 6.100 mAh pada model sebelumnya. Baterai dual-cell ini mendukung fast charging 120W yang bisa mengisi 70% dalam 25 menit.

Yang menarik, iQOO menyertakan fitur battery bypass yang memungkinkan ponsel beroperasi langsung dari sumber daya listrik saat di-charge – solusi cerdas untuk gaming marathon tanpa menguras baterai.

Untuk pengguna yang tidak memiliki charger proprietary iQOO, ponsel ini tetap mendukung charging USB-PD hingga 100W – fleksibilitas yang patut diapresiasi.

Kamera dan Fitur Tambahan

Di sektor kamera, iQOO Neo10 Pro+ mengambil pendekatan berbeda. Alih-alih mengikuti konfigurasi Neo10 Pro dengan ultra-wide 50MP, versi Plus ini kembali ke setup 50MP (main) + 8MP (ultra-wide). Namun, kamera selfie ditingkatkan menjadi 32MP dari sebelumnya 16MP.

iQOO juga menambahkan sertifikasi IP65 untuk ketahanan dasar terhadap air dan debu – peningkatan dari model sebelumnya yang tidak memiliki rating ketahanan sama sekali. Sayangnya, belum mencapai standar IP68 yang lebih tangguh.

Smartphone ini tersedia dalam tiga pilihan warna melalui toko online iQOO di China dengan harga mulai dari:

  • 12GB/256GB: CNY 3,999 (~Rp 8,5 juta)
  • 16GB/512GB: CNY 4,299 (~Rp 9,1 juta)
  • 16GB/1TB: CNY 4,699 (~Rp 10 juta)

Dengan spesifikasi gahar dan harga yang kompetitif, iQOO Neo10 Pro+ siap menjadi penantang serius di segmen smartphone gaming premium. Apakah Anda tertarik memilikinya?

Team Liquid ID Wakili Indonesia di SEA Games 2025, Ini Alasannya

0

Telset.id – Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) resmi menunjuk Team Liquid ID sebagai wakil Indonesia di cabang Mobile Legends SEA Games 2025. Keputusan ini bukan tanpa alasan, melainkan berdasarkan rekam jejak gemilang tim yang tak pernah kalah dari rival-rival kuat Asia Tenggara.

Richard Permana, Kepala Pelatih Timnas Esports Indonesia, mengungkapkan bahwa performa Team Liquid ID selama enam bulan terakhir menjadi pertimbangan utama. “Mungkin sedikit bocoran kecil kali ya teman-teman. Team Liquid itu di level internasional selama kurang lebih sekitar analisa enam bulan terakhir itu, tidak pernah kalah lawan Myanmar, Kamboja, Malaysia,” tegas Richard dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott Mega Kuningan, Jakarta.

Richard juga menyoroti kegagalan Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja, di mana timnas gagal lolos dari fase grup meski menargetkan medali emas. “Dirinya mengaku sangat malu sekali, dalam konteks ini, bagaimana memberikan jawaban yang baik kepada pemerintah karena sudah terlalu percaya,” ujarnya. Pengalaman pahit itu menjadi pelajaran berharga bagi PB ESI untuk lebih selektif dalam memilih tim yang akan dikirim.

Win Rate 100% dan Proses Seleksi Ketat

Team Liquid ID dinilai memiliki keunggulan statistik yang mengesankan. “Mereka tidak pernah kalah, 100% win rate 2-0, 2-0, 2-0. Tidak pernah tercuri satu map,” jelas Richard. Namun, ia menekankan bahwa rekam jejak hanyalah salah satu indikator. Proses seleksi timnas juga melibatkan pemetaan psikologi, analisis data mendalam, serta serangkaian pertemuan intensif dengan badan timnas.

“Kami benar-benar sangat objektif. Itu juga sudah melalui pemetaan psikologi, datanya seperti apa, juga kami sudah melakukan meeting banyak sekali dengan badan timnas, baik secara offline di kantor PB ESI maupun secara zoom online,” papar Richard. Persiapan ini dilakukan agar Indonesia tidak lagi mengalami kegagalan di SEA Games 2025 yang akan digelar di Thailand.

Target Realistis: Kalahkan Filipina yang Hattrick Emas

Meski optimis dengan performa Team Liquid ID, Richard menyadari tantangan terberat justru datang dari Filipina, yang telah tiga kali berturut-turut meraih emas di SEA Games. “Tinggal kita pikirkan caranya bagaimana kita mengalahkan yang sudah hattrick emas di SEA Games yaitu Filipina,” ucapnya.

Selain nomor Mobile Legends, PB ESI juga telah memilih 24 pemain untuk cabang esports lainnya seperti FC Online dan Free Fire. Mereka akan menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di JW Marriott selama tujuh bulan ke depan. Dengan persiapan matang ini, Indonesia berharap bisa meraih hasil terbaik di SEA Games 2025.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Team Liquid ID mampu membawa pulang medali emas untuk Indonesia? Jangan lupa ikuti perkembangan terbaru seputar esports di 10 Negara Ini Sering Gosipin Game di Twitter, Indonesia Termasuk.