Beranda blog Halaman 4

Cuaca Panas Ekstrem Indonesia Diprediksi hingga Akhir Oktober

Telset.id – Sudahkah Anda merasakan hawa panas yang begitu menyengat belakangan ini? Bukan sekadar imajinasi, suhu di berbagai wilayah Indonesia memang sedang mencapai puncaknya. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kondisi cuaca panas ekstrem ini akan bertahan hingga akhir Oktober 2025. Bagaimana kita menyikapinya?

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto secara tegas menyatakan bahwa fenomena ini merupakan bagian dari masa transisi atau pancaroba. “Cuaca panas ekstrem diprediksi akan mereda pada akhir Oktober hingga awal November 2025, seiring dengan masuknya musim hujan dan meningkatnya tutupan awan,” ujarnya dalam keterangan resmi. Pernyataan ini sekaligus menegaskan bahwa apa yang kita alami saat ini masih dalam batas wajar, meski terasa begitu menyiksa.

Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan suhu di Indonesia bisa mencapai 37,6 derajat Celcius? BMKG menjelaskan bahwa kombinasi gerak semu matahari dan pengaruh Monsun Australia menjadi biang keladinya. Posisi gerak semu matahari yang berada di selatan ekuator pada bulan Oktober membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima penyinaran matahari lebih intens. Ditambah dengan penguatan angin timuran atau Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat, membuat pembentukan awan menjadi minim dan radiasi matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal.

Data BMKG menunjukkan gambaran yang cukup mengejutkan. Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan bahwa suhu maksimum di atas 35 derajat Celcius telah menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah yang paling merasakan dampaknya meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua. Pada 12 Oktober lalu, suhu tertinggi bahkan tercatat sebesar 36,8 derajat Celcius di tiga lokasi sekaligus: Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat).

Pola Cuaca yang Unik di Masa Pancaroba

Meski siang hari terasa begitu panas, Guswanto menekankan bahwa fenomena ini memiliki pola yang cukup unik. Pagi hingga siang hari masih terasa panas karena pemanasan Matahari yang kuat, namun sore harinya bisa muncul hujan akibat pertumbuhan awan konvektif seperti Cumulonimbus. Pola ini merupakan ciri khas masa pancaroba yang sebenarnya sudah bisa kita amati dalam beberapa pekan terakhir.

Bagi Anda yang tinggal di wilayah Jabodetabek, kondisi ini tentu sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Bagaimana tidak, wilayah metropolitan terbesar di Indonesia ini memang termasuk dalam daerah yang merasakan dampak signifikan dari cuaca panas ekstrem. Aktivitas luar ruangan menjadi lebih menantang, konsumsi listrik untuk pendingin ruangan meningkat, dan tentu saja, daya tahan tubuh kita benar-benar diuji.

Namun, ada sisi menarik dari fenomena ini. Beberapa kreator konten justru memanfaatkan situasi untuk membuat konten unik, seperti YouTuber yang berhasil memanggang daging di dalam mobil yang diparkir di bawah terik matahari. Meski terdengar ekstrem, hal ini membuktikan betapa seriusnya dampak cuaca panas terhadap kehidupan sehari-hari.

Bukan Gelombang Panas, Lalu Apa?

BMKG dengan tegas menyatakan bahwa kondisi panas ini bukan heatwave atau gelombang panas. Pernyataan ini penting untuk mencegah kesalahpahaman masyarakat. Gelombang panas biasanya terjadi ketika suhu berada jauh di atas normal dalam periode yang panjang, sementara yang kita alami saat ini masih dalam batas variasi normal musiman, meski berada di ujung atas skalanya.

Fenomena cuaca panas ekstrem ini ternyata juga berdampak pada berbagai sektor kehidupan. Seperti yang diungkapkan dalam laporan terpisah, bahkan festival belanja online pun bisa terkena imbasnya. Jack Ma, pendiri Alibaba, pernah menyalahkan cuaca panas sebagai salah satu faktor yang membuat festival belanja online sepi peminat. Tampaknya, ketika suhu mencapai titik tertentu, minat berbelanja pun ikut menurun.

Tak hanya itu, perangkat elektronik kita juga menjadi korban. Smartphone yang kita gunakan sehari-hari sangat rentan terhadap cuaca panas. Baterai bisa cepat rusak, performa menurun, bahkan dalam kasus ekstrem bisa menyebabkan kerusakan permanen. Sudah siapkah Anda melindungi gadget kesayangan dari teriknya matahari?

BMKG mencatat bahwa suhu kembali meningkat pada 14 Oktober, berkisar antara 34-37 derajat Celcius. Angka-angka ini mungkin terlihat sebagai sekadar statistik, tetapi bagi mereka yang harus beraktivitas di luar ruangan, setiap kenaikan satu derajat terasa seperti perbedaan antara nyaman dan tersiksa.

Lalu, bagaimana kita menghadapi beberapa minggu ke depan sebelum musim hujan benar-benar tiba? Persiapan fisik dan penyesuaian aktivitas menjadi kunci. Hindari aktivitas di luar ruangan pada jam-jam terpanas, perbanyak konsumsi air putih, dan pastikan sirkulasi udara di rumah atau kantor berjalan dengan baik. Untuk perangkat elektronik, simpan di tempat yang teduh dan hindari paparan langsung sinar matahari.

Fenomena cuaca panas ekstrem ini mengingatkan kita betapa rentannya manusia terhadap perubahan cuaca. Meski BMKG memastikan bahwa kondisi ini masih dalam batas normal, tidak ada salahnya kita lebih waspada dan mempersiapkan diri. Bagaimanapun, memahami pola cuaca berarti memahami bagaimana menjaga kenyamanan dan kesehatan di tengah tantangan alam.

Dalam beberapa minggu ke depan, kita masih harus bersabar menghadapi teriknya matahari. Namun kabar baiknya, menurut prediksi BMKG, akhir Oktober hingga awal November akan membawa angin perubahan. Musim hujan yang dinanti-nantikan tak hanya akan mendinginkan suhu, tetapi juga mengembalikan keseimbangan alam yang sempat terganggu. Sampai saat itu tiba, mari kita hadapi cuaca panas ini dengan bijak dan penuh kesadaran.

PS Plus Oktober Hadirkan Silent Hill 2 Remake dan Alan Wake 2

0

Telset.id – Bulan Oktober selalu membawa nuansa khusus bagi para pencinta horor. Saat dekorasi labu dan kostum hantu menghiasi jalanan, dunia gaming pun tak ketinggalan merayakan “spooky season” dengan cara mereka sendiri. Kali ini, Sony memberikan kejutan yang membuat bulu kuduk berdiri melalui penambahan katalog PlayStation Plus untuk bulan Oktober.

Bagi Anda yang memiliki langganan PlayStation Plus Extra dan Premium, bersiaplah untuk mengalami mencekamnya kota Silent Hill tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan. Mulai 21 Oktober, remake Silent Hill 2 akan tersedia untuk dimainkan di PS5 melalui layanan berlangganan ini. Kabar gembira ini datang tepat setahun setelah game horor legendaris tersebut dirilis ulang, menunjukkan betapa cepatnya judul-judul premium kini bisa dinikmati oleh subscriber PS Plus.

Yang menarik, ini bukan pertama kalinya Telset.id membahas perkembangan seri Silent Hill. Sebelumnya, kami telah melaporkan tentang pengumuman remake Silent Hill 2 yang eksklusif untuk PS5, serta konfirmasi dari Konami mengenai seri Silent Hill terbaru yang akan segera diumumkan. Rupanya, antusiasme komunitas terhadap waralaba horor ini tetap tinggi meski telah melewati berbagai pasang surut.

Pyramid Head karakter ikonik dari Silent Hill 2 remake

Tapi tunggu, sensasi horor tidak berhenti di situ. Sony sepertinya benar-benar ingin membuat langganan PS Plus menjadi paket lengkap untuk merayakan bulan horor. Mereka juga menghadirkan Alan Wake 2 yang bisa diklaim oleh semua anggota PS Plus, tanpa memandang tier langganan. Game yang dirilis tahun 2023 ini dianggap sebagai salah satu masterpiece horor psikologis dengan narasi yang kompleks dan atmosfer mencekam.

Bagi yang mungkin belum familiar, Alan Wake 2 menyajikan pengalaman horor survival dengan elemen misteri yang mengikat pemain dari awal hingga akhir. Kehadirannya di PS Plus bulan ini merupakan langkah strategis yang patut diapresiasi, mengingat game ini masih relatif baru dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Lalu bagaimana dengan Until Dawn? Game interaktif yang fokus pada keputusan pemain ini juga bergabung dalam katalog PS Plus mulai 21 Oktober. Until Dawn menawarkan pengalaman seperti berada dalam film horor, di mana setiap pilihan bisa menentukan hidup mati karakter. Dengan grafis yang ditingkatkan untuk PS5, pengalaman menegangkan ini menjadi lebih immersif daripada sebelumnya.

Namun, koleksi horor Oktober tidak berhenti di tiga judul utama tersebut. Para subscriber juga bisa menikmati Poppy Playtime: Chapter 1 yang belakangan viral berkat karakter-karakter mengerikannya. Game horor puzzle ini menawarkan perspektif berbeda dengan setting pabrik mainan yang ternyata menyimpan rahasia mengerikan.

Melihat komposisi penambahan katalog kali ini, Sony jelas sedang bermain dengan emosi para gamers. Mereka tidak sekadar menambahkan game-game horor, tetapi menyajikan variasi subgenre yang berbeda. Dari psychological horror Silent Hill 2, supernatural thriller Alan Wake 2, narrative horror Until Dawn, hingga indie horror Poppy Playtime.

Di luar genre horor, masih ada beberapa judul menarik yang patut diperhitungkan. Yakuza: Like A Dragon menghadirkan experience RPG dengan cerita yang dalam dan karakter yang memorable. Sementara As Dusk Falls menawarkan drama interaktif dengan konsep yang jarang ditemui di gaming mainstream.

Bagi yang menyukai game dengan gameplay unik, Wizard with a Gun dan V Rising bisa menjadi pilihan yang menyegarkan. Keduanya menawarkan mekanik yang tidak biasa dengan visual yang menarik.

Namun mungkin yang paling menarik perhatian para veteran gaming adalah kehadiran Tekken 3 untuk subscriber Premium. Game legendaris yang pertama kali muncul di PlayStation original ini memberikan nostalgia sekaligus menunjukkan komitmen Sony dalam melestarikan warisan gaming.

Strategi Sony dengan PS Plus bulan ini terlihat cukup cerdas. Di satu sisi, mereka memanfaatkan momentum “spooky season” dengan menghadirkan judul-judul horor berkualitas. Di sisi lain, mereka tetap menyediakan variasi genre untuk memenuhi selera berbeda-beda. Pendekatan ini menunjukkan pemahaman yang mendalam terhadap demografi gamers yang semakin beragam.

Bagi para gamers, penambahan katalog Oktober ini seperti mendapat paket lengkap untuk menghabiskan bulan penuh hantu. Dari yang ingin mengalami remake game klasik hingga mencoba game horor modern terbaru, semuanya tersedia dalam satu langganan. Tidak perlu lagi bingung memilih game horor mana yang layak dibeli – Sony sudah menyiapkan buffet horor yang komprehensif.

Lalu bagaimana dengan masa depan layanan berlangganan game? Tren menghadirkan game-game premium dalam waktu relatif singkat setelah rilis seperti yang terjadi dengan Silent Hill 2 remake dan Alan Wake 2 mungkin akan menjadi standar baru. Ini menunjukkan pergeseran paradigma dalam bisnis gaming, di mana akses menjadi lebih penting daripada kepemilikan.

Dengan penambahan katalog yang impressive ini, PS Plus semakin memperkuat posisinya sebagai layanan berlangganan game yang patut diperhitungkan. Mereka tidak sekadar menawarkan kuantitas, tetapi juga kualitas dan timing yang tepat. Untuk bulan Oktober, mereka benar-benar memahami apa yang diinginkan oleh komunitas gaming.

Jadi, siapkah Anda untuk menjelajahi kota Silent Hill yang mencekam atau terperangkap dalam mimpi buruk Alan Wake? Dengan PS Plus bulan ini, pengalaman horor terbaik dalam gaming modern ada di ujung jari Anda. Tinggal pilih – mana yang akan membuat Anda lebih sering menahan napas?

The Crew 2 Hybrid Mode: Ubisoft Hadirkan Fitur Offline

0

Telset.id – Apa jadinya jika sebuah game yang Anda sukai tiba-tiba hilang dari perpustakaan digital? Itulah pertanyaan pahit yang sempat menghantui para pemain The Crew. Kini, Ubisoft mengambil langkah signifikan dengan menghadirkan Hybrid Mode pada The Crew 2, sebuah pembaruan yang dinanti-nanti oleh komunitas gamer yang peduli dengan preservasi game.

Update yang dirilis hari ini bukan sekadar tambalan biasa. Ini adalah janji yang ditepati, sebuah respons terhadap kegelisahan kolektif mengenai masa depan game-game yang bergantung pada server online. Bayangkan: Anda bisa melanjutkan petualangan balap mengarungi Amerika meski tanpa koneksi internet. Namun, seperti halnya kebebasan, ada konsekuensi yang perlu dipahami sebelum memutuskan untuk ‘lepas landas’ dari mode online.

Gameplay The Crew 2 menunjukkan mobil balap melintasi jalan raya Amerika dalam mode offline

Hybrid Mode pada dasarnya menciptakan dua alam semesta paralel dalam The Crew 2. Save game online dan offline berjalan terpisah, tidak saling bertaut. Mobil mewah yang berhasil Anda kumpulkan dengan susah payah saat bermain offline tidak akan serta merta berpindah ke gudang kendaraan online Anda. Ini seperti memiliki dua garasi berbeda – satu untuk acara resmi, satu untuk turing pribadi.

Ubisoft memberikan opsi untuk mengekspor ulang save game online ke mode offline, namun dengan peringatan keras: progres yang telah Anda bangun secara offline akan terhapus total. Pilihan ini mengingatkan kita pada betapa berharganya setiap progres dalam game – sebuah investasi waktu dan emosi yang tidak bisa dianggap remeh.

Namun, ada batasan yang perlu dicatat. Konten multiplayer, kreasi buatan pemain, LIVE Summits, dan pembelian Crew Credits tidak akan tersedia dalam mode offline. Ini memang opsi yang sederhana, tapi kehadirannya sendiri sudah merupakan angin segar di tengah maraknya game-game “always online” yang rentan terhadap penutupan server.

Keputusan Ubisoft ini tidak lahir dari ruang hampa. Beberapa waktu lalu, perusahaan ini membuat keputusan kontroversial dengan menghapus The Crew original dari library pemain setelah server game online tersebut ditutup. Langkah itu memicu debat panas tentang hak kepemilikan digital dan masa preservasi game.

Dari perbincangan itulah muncul gerakan Stop Killing Games, yang dengan gigih memperjuangkan legislasi di Uni Eropa untuk menjamin akses terhadap game meski developer telah menghentikan dukungannya. Gerakan ini bukan sekadar protes, melainkan suara kolektif yang menuntut pengakuan bahwa game adalah bagian dari warisan budaya digital.

Dalam posting blog resminya, Ubisoft menyatakan: “Baik Anda ingin melestarikan progres untuk masa depan atau sekadar menikmati kebebasan bermain tanpa koneksi, Hybrid Mode memastikan The Crew 2 tetap dapat diakses selama bertahun-tahun mendatang.” Pernyataan ini bukan sekadar jargon pemasaran, melainkan komitmen terhadap keberlanjutan.

Bagi Anda yang tertarik menjelajahi berbagai jenis pengalaman gaming, memahami perbedaan antara jenis-jenis game populer bisa memberikan perspektif yang lebih luas tentang industri ini. Sementara bagi yang mencari alternatif game offline berkualitas, kami telah mengumpulkan rekomendasi 10 game offline terbaik 2025 yang patut dicoba.

Langkah Ubisoft dengan Hybrid Mode ini patut diapresiasi, meski implementasinya masih terbatas. Ini menunjukkan kesadaran bahwa game bukan sekadar produk konsumsi, melainkan pengalaman yang layak untuk dipertahankan. Di era di mana game online PC terbaik terus bermunculan, keberadaan mode offline menjadi penyeimbang yang penting.

Pertanyaannya sekarang: akankah publisher lain mengikuti jejak Ubisoft? Ataukah ini hanya sekadar pengecualian dalam industri yang semakin bergantung pada konektivitas? Hybrid Mode mungkin bukan solusi sempurna, tapi ini adalah awal yang menjanjikan – sebuah pengakuan bahwa hak pemain untuk mempertahankan akses ke game yang mereka beli seharusnya tidak berakhir bersamaan dengan server game tersebut.

Bocoran Find X9s: Baterai 7000mAh untuk Flagship Kompak Oppo

0

Telset.id – Baru saja meluncurkan seri Find X9, Oppo sudah mempersiapkan kejutan berikutnya. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Find X9s, varian flagship kompak yang dijadwalkan rilis April 2026, akan membawa baterai berkapasitas luar biasa: 7.000mAh+. Sebuah lompatan signifikan dari pendahulunya yang hanya 5.700mAh.

Digital Chat Station, tipster terpercaya asal China, baru-baru ini membagikan informasi mengejutkan melalui platform Weibo. Menurutnya, Oppo akan menerapkan filosofi “no 7000, no flagship” secara konsisten di seluruh lini Find X9 series mendatang. Yang menarik, filosofi ini tidak hanya berlaku untuk model Ultra, tetapi juga untuk varian kompak seperti Find X9s.

Pernyataan ini sejalan dengan komitmen Oppo yang disampaikan saat peluncuran Find X9 series: “In 2025, no 7000, no flagship.” Tampaknya perusahaan tidak main-main dengan strategi baterai besar ini, bahkan untuk model flagship yang biasanya mengutamakan dimensi ramping.

Revolusi Baterai di Kelas Flagship Kompak

Jika bocoran ini akurat, Find X9s akan menjadi salah satu smartphone kompak dengan daya tahan baterai terbaik di pasaran. Bandingkan dengan pendahulunya, Find X8s, yang hanya mengandalkan baterai 5.700mAh. Peningkatan ke 7.000mAh+ berarti tambahan sekitar 23% kapasitas – angka yang cukup signifikan untuk perangkat dengan form factor kompak.

Tren baterai besar sebenarnya sudah mulai marak di segmen mid-range. Beberapa vendor seperti Motorola dengan Moto G06 Power dan Moto G terbaru lainnya sudah lebih dulu mengadopsi kapasitas serupa. Bahkan di lini sendiri, Oppo sudah bereksperimen dengan baterai 7000mAh melalui Oppo A6 Pro. Namun, menerapkannya di flagship kompak adalah langkah berani yang patut diapresiasi.

Spesifikasi dan Desain yang Diantisipasi

Selain baterai, DCS juga mengungkap bahwa prototipe engineering Find X9s masih mengikuti skema desain Find X9. Ini mengindikasikan bahwa Oppo mungkin mempertahankan bahasa desain yang konsisten di seluruh seri. Kemungkinan besar, perangkat ini juga akan tetap membawa kamera periskop – fitur yang sudah menjadi trademark seri Find X.

Soal chipset, spekulasi mengarah pada Dimensity 9500+. Jika rumor ini benar, Find X9s akan ditenagai oleh versi overclock dari chipset Dimensity 9500 yang diharapkan memiliki efisiensi daya lebih baik. Kombinasi chipset efisien dengan baterai besar bisa menjadi resep sempurna untuk daya tahan yang luar biasa.

Untuk konteks, Find X8s – pendahulu Find X9s – sudah menawarkan paket cukup impresif: layar 6,32 inci, chipset Dimensity 9400 Plus, dan triple kamera 50MP. Dengan upgrade baterai signifikan ini, Find X9s berpotensi menjadi flagship kompak yang hampir sempurna.

Strategi Oppo dan Masa Depan Find X9 Series

Pola rilis Oppo menunjukkan konsistensi yang menarik. Setelah meluncurkan Find X8 Ultra, Find X8s, dan Find X9s+ tahun ini, perusahaan diprediksi akan melanjutkan ritme yang sama dengan Find X9 Ultra, Find X9s, dan Find X9s+ di April 2026. Sayangnya, hingga saat ini belum ada informasi mengenai keberadaan Find X9s+.

Jika mengikuti pola sebelumnya, Find X9s+ kemungkinan akan menjadi versi upgrade dari Find X9 standar. Namun, dengan fokus pada baterai besar di seluruh lini, Oppo tampaknya sedang membangun positioning yang jelas: flagship harus memiliki daya tahan exceptional, tanpa kompromi.

Apakah strategi ini akan berhasil? Hanya waktu yang bisa menjawab. Tapi satu hal pasti: dengan kompetisi smartphone yang semakin ketat, diferensiasi melalui daya tahan baterai bisa menjadi senjata ampuh. Terutama bagi pengguna yang lelah dengan smartphone flagship yang harus dicharge di tengah hari.

Kabar tentang Find X9s ini masih sangat prematur – perangkat ini baru akan meluncur April 2026. Masih banyak waktu bagi Oppo untuk menyempurnakan spesifikasi dan fitur. Namun, bocoran awal ini sudah cukup membuat kita bertanya-tanya: akankah era flagship dengan baterai kecil segera berakhir?

Untuk update terkini seputar perkembangan Find X9 series dan berita teknologi lainnya, pantau terus Telset.id. Kami akan terus melaporkan perkembangan terbaru seiring dengan mendekatnya waktu peluncuran.

Fitur AI Meta Scan Foto Ponsel: Kreativitas atau Data Grab?

0

Telset.id – Bayangkan ponsel Anda tiba-tiba mengusulkan koleksi foto liburan yang tersembunyi, lalu mengubahnya menjadi kolase menawan dengan sentuhan kecerdasan buatan. Kedengarannya magis, bukan? Itulah yang ditawarkan fitur terbaru Meta yang baru saja meluncur di Amerika Utara. Tapi di balik kemudahan ini, tersimpan pertanyaan penting: seberapa besar Anda bersedia membayar untuk kemudahan kreativitas instan ini?

Meta, raksasa teknologi di balik Facebook, secara resmi menghadirkan fitur pemindaian pustaka foto ponsel untuk membuat kolase dan edit AI setelah periode uji coba awal tahun ini. Fitur yang sepenuhnya opsional ini hadir dengan janji membantu pengguna menemukan “harta karun tersembunyi” dalam galeri foto mereka. Namun, seperti banyak inovasi teknologi terkini, ada pertukaran yang harus diperhitungkan—antara kenyamanan dan privasi data pribadi Anda.

Bagaimana cara kerjanya? Setelah Anda memberikan izin, sistem AI Meta akan memindai seluruh koleksi foto di ponsel Anda. Berdasarkan analisis waktu, lokasi, dan tema foto, algoritma akan merekomendasikan berbagai kreasi—mulai dari kolase perjalanan wisata, rekapan pesta kelulusan, hingga penyempurnaan foto biasa dengan sentuhan AI. Semua saran ini bersifat pribadi dan hanya terlihat oleh Anda sampai memutuskan untuk membagikannya.

Ilustrasi antarmuka fitur AI Meta yang memindai foto di ponsel

Namun, di balik kemudahan ini tersimpan realitas yang lebih kompleks. Meta secara terbuka mengakui bahwa jika Anda menggunakan alat edit AI mereka atau membagikan hasilnya, perusahaan berhak menggunakan media Anda untuk melatih model AI mereka. Dalam persyaratan perizinannya tertulis jelas: “Untuk menciptakan ide bagi Anda, kami akan memilih media dari camera roll dan mengunggahnya ke cloud kami secara berkelanjutan.”

Pernyataan ini mengingatkan kita pada kasus pengguna Discord yang mencoba mengakali sistem verifikasi menggunakan karakter game. Bedanya, di sini kita berhadapan dengan perusahaan teknologi yang secara transparan meminta akses—meski dengan konsekuensi yang perlu dipahami sepenuhnya.

Privasi vs Kemudahan: Dilema Digital Modern

Dalam era dimana fitur AI menjadi tren perangkat mobile—seperti yang kita lihat pada realme C65 dengan berbagai fitur ala flagship—pertukaran antara privasi dan kemudahan menjadi semakin nyata. Meta menegaskan bahwa media Anda tidak akan digunakan untuk penargetan iklan, yang sedikit meredakan kekhawatiran. Tapi pertanyaannya tetap: seberapa nyaman Anda mengetahui bahwa foto pribadi—momen keluarga, teman, dan kehidupan sehari-hari—dapat menjadi bahan pelatihan untuk algoritma perusahaan?

Fitur ini mengikuti pola yang semakin umum dalam ekosistem digital: kita ditawari kemudahan dengan “biaya” data. Mirip dengan bagaimana perangkat teknologi terjangkau seperti Itel VistaTab 10 Mini menawarkan pengalaman digital kepada pengguna baru, Meta menawarkan kreativitas instan kepada massa. Tapi dalam kedua kasus, pengguna perlu menyadari implikasi dari pilihan mereka.

Screenshot of a Facebook AI feature. It lists privacy terms you agree to by clicking allow.

Yang menarik dari pengumuman ini adalah kejujuran Meta tentang bagaimana data akan digunakan. Berbeda dengan banyak perusahaan yang menyembunyikan ketentuan dalam perjanjian panjang yang tak terbaca, Meta cukup transparan: media Anda akan diunggah ke cloud mereka dan mungkin digunakan untuk pelatihan AI jika Anda menggunakan fitur editing-nya. Setidaknya, Anda tahu persis apa yang Anda hadapi.

Masa Depan Kreativitas: Otomatisasi vs Keaslian

Fitur ini menandai langkah lain menuju otomatisasi kreativitas dan keterampilan. Di satu sisi, ini demokratisasi editing—siapa pun bisa menghasilkan konten menarik tanpa keahlian desain. Di sisi lain, ini memunculkan pertanyaan tentang masa depan kreativitas manusia ketika AI semakin mampu menghasilkan konten yang sebelumnya membutuhkan sentuhan manusia.

Bagi pengguna biasa, fitur ini bisa menjadi berkah. Bayangkan bisa dengan mudah membuat kenangan indah dari ratusan foto yang tak pernah tersentuh di ponsel. Tapi bagi yang peduli privasi, ini adalah pengingat bahwa di dunia digital, hampir tidak ada yang benar-benar gratis—kita selalu membayar dengan sesuatu, meski tidak selalu dengan uang.

Kabar baiknya: fitur ini sepenuhnya opsional. Anda bisa mengabaikannya tanpa khawatir tentang privasi. Dan jika mencoba kemudian berubah pikiran, Anda bisa mematikannya melalui pengaturan camera roll Facebook. Fleksibilitas ini penting dalam memberi kendali kembali ke tangan pengguna.

Dengan peluncuran terbatas di AS dan Kanada, serta rencana ekspansi ke negara lain, fitur ini jelas menjadi prioritas strategis Meta. Dalam perlombaan AI global, data adalah emas baru—dan dengan fitur seperti ini, Meta memastikan mereka tidak kekurangan bahan baku untuk melatih model masa depan.

Pertanyaannya sekarang: apakah Anda bersedia menukar sedikit privasi untuk kemudahan kreativitas? Atau apakah ini langkah terlalu jauh dalam pertukaran data yang sudah menjadi norma di dunia digital? Seperti banyak inovasi teknologi, jawabannya mungkin tergantung pada seberapa besar Anda mempercayai perusahaan di baliknya—dan seberapa besar Anda menghargai kenyamanan versus kontrol atas data pribadi Anda.

RED MAGIC 16 Pro Gaming Laptop Resmi Meluncur di China

0

Telset.id – Dunia gaming laptop kembali diguncang inovasi terbaru. RED MAGIC, sub-brand Nubia yang dikenal dengan perangkat gaming tangguh, secara resmi meluncurkan RED MAGIC 16 Pro gaming laptop di China. Hadir dengan spesifikasi yang membuat hati para gamer berdebar, laptop ini bukan sekadar upgrade biasa—ini adalah lompatan teknologi yang signifikan.

Bagi Anda yang mengira laptop gaming hanya tentang GPU dan processor, siap-siap terkejut. RED MAGIC 16 Pro datang dengan pendekatan holistik yang mencakup ketahanan fisik, sistem pendinginan revolusioner, dan pengalaman visual yang hampir sempurna. Bagaimana tidak, laptop ini dibekali panel kaca tempered aluminum-silica dengan coating quasi-molecular pada sisi C yang melindungi dari goresan, sidik jari, dan keausan. Plus, tentu saja, lighting RGB yang bisa disesuaikan di touchpad, tombol belakang, dan bagian samping untuk memuaskan jiwa gamer Anda.

Layar menjadi salah satu pilar utama RED MAGIC 16 Pro. Dengan panel 16-inch MagicCloud Ultra Competition Screen 2.0, laptop ini menawarkan resolusi 2560×1600, refresh rate 300Hz, dan response time 4ms GTG. Hasilnya? Visual yang tajam dan pergerakan yang sangat fluid, cocok untuk game-game kompetitif yang membutuhkan ketepatan milidetik. Ini adalah jawaban bagi mereka yang lelah dengan screen tearing dan motion blur.

Dapur Pacu yang Bikin Laptop Lain Minder

Di balik bodi yang elegan, RED MAGIC 16 Pro menyembunyikan kekuatan yang luar biasa. Processor Intel Core Ultra 9-275HX dengan 24 core dan 24 threads mampu mencapai kecepatan hingga 5.4GHz. Menurut klaim RED MAGIC, performanya hingga 40% lebih tinggi dibandingkan seri HX generasi ke-14. Dukungan Intel APO optimization juga memastikan multitasking dan gaming performance yang lebih smooth.

Untuk urusan grafis, tersedia pilihan GPU NVIDIA GeForce RTX 5090, RTX 5080, dan RTX 5070 Ti. Kombinasi ini memastikan Anda bisa menjalankan game AAA terbaru dengan setting maksimal tanpa hambatan. Ditambah dengan RAM hingga 64GB dan penyimpanan SSD 2TB, laptop ini benar-benar siap menghadapi segala kebutuhan gaming dan produktivitas Anda.

Namun, kekuatan sebesar ini tentu menghasilkan panas yang tidak main-main. Di sinilah keunggulan sistem pendingin MagicCool 2.0 terlihat. Menggabungkan 3D Ice Composite Heat Pipes 2.0, VC heat spreaders, dan phase-change materials, sistem ini dirancang untuk mengontrol suhu dengan efisien. Konfigurasi kipas 2+1 3D IceBlade dengan vortex fans meningkatkan airflow hingga 61.5% dan wind pressure hingga 94.2%, menjaga performa tetap stabil bahkan under heavy use.

Konektivitas Lengkap dan Fitur Cerdas

RED MAGIC 16 Pro tidak hanya unggul dalam performa, tetapi juga dalam konektivitas. Dengan port Thunderbolt 5, 2.5G LAN, HDMI 2.1 FRL, dan tiga port USB-A, laptop ini siap menghubungkan Anda dengan berbagai perangkat eksternal. Transfer data berkecepatan tinggi dan koneksi multi-layar bukan lagi masalah.

Fitur Top Player System memungkinkan Anda beralih cepat antara mode performa sesuai kebutuhan—apakah untuk gaming intensif atau pekerjaan sehari-hari. Sementara MORA AI assistant hadir sebagai teman digital yang siap membantu dengan kontrol suara, dukungan game, dan bantuan tugas dasar. Seperti memiliki co-pilot yang membuat pengalaman gaming dan komputasi Anda lebih menyenangkan.

Peluncuran RED MAGIC 16 Pro di China melalui official retailer ini menunjukkan komitmen brand dalam menghadirkan perangkat gaming premium. Seperti yang kita lihat dalam Honor Magic V5 Bocoran: Snapdragon 8 Elite dan Baterai Terbesar di Dunia Foldable, tren perangkat high-performance semakin marak. Bahkan, jika Anda mencari alternatif tablet untuk kebutuhan sekunder, Redmi Pad 2 Pro vs iPad 11th Gen: Pilih Tablet Murah atau Investasi Premium? bisa menjadi pertimbangan menarik.

Dengan harga mulai dari 16,999 yuan (sekitar USD 2386) untuk model RTX 5070 Ti (32GB + 1TB), 22,499 yuan (sekitar USD 3158) untuk RTX 5080 (32GB + 1TB), dan 29,999 yuan (sekitar USD 4210) untuk RTX 5090 (64GB + 2TB), RED MAGIC 16 Pro menempati segmen premium. Namun, untuk spesifikasi yang ditawarkan, harganya cukup kompetitif dibandingkan laptop gaming high-end lainnya di pasaran.

Bagi Anda yang tertarik dengan perangkat gaming RED MAGIC lainnya, jangan lewatkan kabar tentang REDMAGIC Siap Rilis Gaming Pad Snapdragon 8 Gen 3. Sementara bagi yang mencari penawaran menarik, Promo Ramadan 2025 dari Acer Indonesia, Ada Apa Saja? mungkin bisa menjadi alternatif pertimbangan.

RED MAGIC 16 Pro gaming laptop bukan sekadar tambahan dalam lini produk RED MAGIC. Ini adalah pernyataan bahwa brand ini serius bersaing di arena laptop gaming premium. Dengan kombinasi performa tangguh, pendinginan canggih, dan fitur-fitur inovatif, laptop ini siap menjadi senjata andalan para gamer profesional dan enthusiast. Tinggal menunggu waktu sampai perangkat ini menyebar ke pasar global—dan mungkin, suatu hari nanti, sampai ke Indonesia.

Moto G06 POWER: Juara Baterai 7K untuk Fotografi Seharian

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang mampu menemani perjalanan fotografi dari gemericik air terjun di Bogor hingga gemerlap lampu kota Jakarta, semuanya hanya dengan sekali pengisian daya. Itulah janji yang diusung Motorola melalui peluncuran moto g06 POWER di Indonesia – sebuah perangkat yang tak hanya mengangkat standar daya tahan baterai di segmen terjangkau, tetapi juga menghadirkan pengalaman multimedia yang premium.

Dalam sebuah sesi fotografi eksklusif bertajuk ‘From Nature to City Lights’, Motorola membuktikan klaim daya tahan baterai 7K* mereka. Para peserta diajak mengabadikan momen mulai dari air terjun Cibodas di Bogor hingga kawasan Sudirman di Jakarta, semua hanya mengandalkan satu kali pengisian penuh pada perangkat baru ini. Bagaimana mungkin sebuah smartphone dengan harga terjangkau mampu bertahan seharian penuh untuk aktivitas fotografi intensif?

Bagus Prasetyo, Country Head Motorola Indonesia, dengan tegas menyatakan: “moto g06 POWER mampu menghadirkan pengalaman tak tertandingi dengan harga yang terjangkau. Lewat perjalanan sehari penuh yang luar biasa ini menunjukkan mengapa smartphone ini disebut ‘Juaranya Baterai 7K* Indonesia.'” Pernyataan ini bukan sekadar jargon marketing, melainkan klaim yang telah diuji melalui riset internal terhadap smartphone dalam rentang harga 1-2 juta Rupiah.

Ketahanan baterai menjadi salah satu faktor penentu dalam memilih smartphone, terutama bagi mereka yang aktif bergerak. Seperti yang telah kami laporkan sebelumnya dalam artikel tentang peluncuran resmi Moto G06 POWER di Indonesia, kapasitas baterai 7000mAh memang menjadi yang terbesar di kelasnya.

Lebih dari Sekadar Baterai Besar

Namun, moto g06 POWER bukan sekadar tentang daya tahan baterai. Perangkat ini menghadirkan paket lengkap yang biasanya hanya ditemukan pada smartphone kelas menengah. Sistem kamera utama 50MP dengan dukungan AI memungkinkan pengguna mengambil foto dengan kejernihan dan detail tingkat lanjut, bahkan dalam kondisi pencahayaan menantang. Sensor cahaya 2-in-1 yang dimilikinya mempercepat waktu fokus, memastikan tidak ada momen berharga yang terlewat.

Bagi penggemar swafoto dan panggilan video, kamera depan 8MP membuat pengguna tampil lebih cerah dan natural. Yang menarik, fitur-fitur bertenaga AI memungkinkan penambahan efek layaknya studio pada hasil foto potret dan foto malam hari – semua bisa dilakukan tanpa perlu keahlian editing yang rumit.

Kemampuan fotografi ini semakin lengkap dengan integrasi Google Photos yang menyediakan fitur pengeditan AI seperti Magic Editor, Magic Eraser, Photo Unblur, dan banyak lagi. Bayangkan bisa menghapus objek yang mengganggu dari foto atau membuat foto buram menjadi tajam dengan beberapa ketukan jari.

Pengalaman Multimedia yang Menggebrak

Kolaborasi Motorola dengan Dolby Laboratories menghadirkan pengalaman suara premium melalui Dolby Atmos. Ashim Mathur, Wakil Presiden Pemasaran APAC Dolby Laboratories, menjelaskan: “Dengan moto g06 POWER, pengguna akan merasakan hubungan emosional yang lebih dalam pada hiburan favorit mereka melalui Dolby Atmos.”

Teknologi ini tidak hanya terbatas pada konten Dolby Atmos saja. Solusi audio holistik Dolby juga meningkatkan kualitas suara sebagian besar musik, game, film, dan acara di g06 POWER. Hasilnya? Dialog yang lebih tajam, medan suara yang lebih menyeluruh, volume maksimal tanpa distorsi, dan konsistensi volume pemutaran untuk beragam konten.

Pengalaman ini semakin relevan mengingat tren konsumsi konten digital di Indonesia yang terus meningkat. Seperti yang bisa Anda baca dalam ulasan Moto Pad 60 Pro untuk generasi produktif Indonesia, perangkat dengan kemampuan multimedia yang mumpuni memang sedang banyak dicari.

Desain yang Tak Hanya Cantik

Tampil dengan tiga pilihan warna terkurasi Pantone – Tapestry, Laurel Oak, dan Tendril – moto g06 POWER memancarkan kesan elegan sekaligus memungkinkan pengguna mengekspresikan kepribadian mereka. Lapisan kulit vegan yang tahan terhadap debu dan sidik jari menjadi nilai tambah yang praktis.

Dengan rating IP64, pengguna tak perlu khawatir ketika membawa perangkat ini dalam berbagai kondisi – baik saat hiking di pegunungan atau sekadar beraktivitas di sekitar kolam renang. Perlindungan terhadap debu dan cipratan air menjadi jaminan tambahan untuk ketahanan perangkat. Corning Gorilla Glass 3 melindungi layar dari goresan akibat pemakaian sehari-hari.

Dibandingkan dengan pesaing di kelas yang sama, seperti Oppo A17k yang juga baru masuk Indonesia, moto g06 POWER menawarkan paket yang lebih komprehensif dengan fokus pada daya tahan baterai dan pengalaman multimedia.

Performa untuk Produktivitas Tanpa Kompromi

Ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G81 Extreme, moto g06 POWER memberikan efisiensi dan stabilitas yang andal untuk tugas sehari-hari. Dengan RAM hingga 12GB yang didukung fitur RAM Boost, pengguna dapat membuka aplikasi lebih cepat dan menjalankan lebih banyak aplikasi secara simultan di latar belakang.

Penyimpanan internal yang besar memastikan cukup ruang untuk menyimpan foto, film, lagu, aplikasi, dan berbagai konten lainnya. Fitur unggulan yang dibawa adalah Circle to Search with Google – menjadi yang pertama di segmennya. Cukup melingkari, menyorot, mencoret-coret, atau mengetuk gambar, video, atau teks apa pun tanpa perlu berpindah aplikasi.

Fitur ini membuka kemungkinan baru dalam belajar, menulis email, dan merencanakan acara – semuanya dapat dilakukan dengan menggunakan teks, suara, foto, atau kamera. Sebuah terobosan yang biasanya hanya ditemukan di perangkat flagship.

Moto g06 POWER sudah dapat dibeli sejak 9 Oktober 2025 secara eksklusif melalui Shopee dengan harga Rp 1.499.000. Konsumen juga mendapatkan benefit tambahan berupa kuota Smartfren hingga 792GB selama 2 tahun, paket langganan Vision+, diskon voucher hotel dari Mister Aladin, dan akses ribuan konten horor gratis di aplikasi DMS+.

Dengan semua keunggulan yang ditawarkan, moto g06 POWER bukan sekadar smartphone dengan baterai besar, melainkan sebuah paket lengkap yang menghadirkan pengalaman premium dengan harga terjangkau. Inilah bukti bahwa Anda tidak perlu mengorbankan kualitas demi anggaran yang terbatas.

15 Trik Format Tulisan WhatsApp Tanpa Aplikasi Tambahan

0

Telset.id – Pengguna WhatsApp kini dapat memformat tulisan mereka menjadi lebih menarik tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan. WhatsApp menyediakan beragam opsi pemformatan teks bawaan yang dapat diakses melalui simbol sederhana atau fitur blok teks langsung di aplikasi. Trik ini memungkinkan chat tampil lebih rapi, ekspresif, dan mudah dibaca dengan variasi seperti teks tebal, miring, tercoret, hingga monospace.

WhatsApp sebagai platform pesan instan terpopuler terus menghadirkan inovasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Fitur pemformatan teks yang tersedia secara native ini sering kali belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh banyak pengguna. Padahal, dengan memanfaatkan fitur ini, komunikasi melalui chat dapat menjadi lebih hidup dan terorganisir dengan baik.

Selain menggunakan fitur bawaan WhatsApp, pengguna juga dapat memanfaatkan situs “font generator” berbasis Unicode untuk membuat gaya tulisan unik seperti kaligrafi atau teks terbalik yang tetap terbaca di platform tersebut. Berikut 15 trik praktis untuk mempercantik teks di WhatsApp tanpa repot.

Format Teks Dasar WhatsApp

Untuk membuat teks tebal, gunakan simbol bintang (*) di awal dan akhir kata atau kalimat. Contoh penulisan: *Saya adalah Budi*. Setelah dikirim, teks otomatis berubah menjadi tebal. Format ini cocok untuk menekankan kata penting seperti judul, instruksi, atau highlight dalam percakapan.

Gunakan garis bawah (_) untuk menulis teks miring. Misalnya: _Saya adalah Budi_. Begitu pesan dikirim, tulisan akan tampil miring. Format miring biasanya dipakai untuk memberikan penekanan halus, menuliskan istilah asing, atau menonjolkan kata tertentu tanpa terlihat kaku dalam percakapan.

Tambahkan tanda tilde (~) di depan dan belakang kata agar teks tercoret. Contoh: ~Saya adalah Budi~. Format coret berguna ketika ingin menunjukkan kata yang salah, diganti, atau sekadar memberi efek komedi di dalam percakapan sehari-hari dengan teman atau kolega.

Ketik teks dengan membungkusnya menggunakan tiga tanda backtick (“`). Misalnya: “`Saya adalah Budi“` dan hasilnya akan menjadi monospace. Tulisan monospace membuat setiap huruf memiliki jarak yang sama, sehingga cocok untuk menampilkan kode program, angka seri, atau data teknis lainnya.

Metode Praktis dan Kombinasi Format

Selain memakai kode simbol, pengguna dapat memblok teks yang ingin diformat. Setelah memblokir teks, tekan ikon titik tiga di bagian atas aplikasi lalu pilih opsi Bold, Italic, Strikethrough, atau Monospace. Cara ini lebih praktis bagi pengguna yang tidak hafal simbol karena tersedia langsung di antarmuka WhatsApp.

Kode format dapat digabung dalam satu kata atau kalimat. Misalnya, ketik *_Saya adalah Budi_* maka hasilnya akan tampil tebal sekaligus miring. Format kombinasi ini cocok untuk menonjolkan kata dengan gaya lebih dramatis sehingga terlihat berbeda dari chat biasa dan lebih menarik perhatian.

Selain tebal-miring, pengguna juga bisa membuat tulisan miring sekaligus tercoret. Contoh, ketik ~_Saya adalah Budi_~ lalu kirim, maka hasilnya akan tampil miring dan tercoret. Biasanya format ini digunakan untuk bercanda atau mengoreksi sesuatu dengan penekanan khusus dalam percakapan informal.

Scrolling text menjadi trik yang sering dipakai untuk membuat chat misterius atau sekadar iseng. Scrolling text memberi kesan unik karena teks terlihat panjang berulang, cocok dipakai untuk lelucon atau konten kreatif yang ingin dibagikan kepada teman dekat atau grup komunitas.

Tulisan bergaris bawah jarang digunakan sehingga bisa memberi kesan formal atau menegaskan pesan penting. Efek ini dapat diterapkan untuk pesan-pesan resmi atau pengumuman khusus yang memerlukan perhatian lebih dari penerima pesan.

Trik Kreatif Tambahan

Efek tulisan terbalik biasanya dipakai untuk gaya lucu atau membuat teman penasaran. Tulisan berwarna membuat chat jadi lebih hidup dan estetik, cocok untuk ucapan spesial seperti selamat ulang tahun atau hari raya. Trik ini efektif untuk menyembunyikan bagian pesan agar penerima penasaran dengan isi lengkapnya.

Buka Google Translate dan pilih bahasa Arab. Ketik kata atau kalimat dalam bahasa Indonesia, lalu salin hasil terjemahan dan tempel ke WhatsApp. Fitur ini berguna untuk menuliskan salam, doa, atau teks berbahasa Arab langsung di chat tanpa perlu menguasai bahasa tersebut.

WhatsApp juga menyediakan kanal berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari melalui WhatsApp Channel. Pengguna dapat bergabung dengan mengklik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Syaratnya, pengguna harus menginstall aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel mereka.

Dengan menguasai berbagai trik format teks ini, pengguna WhatsApp dapat meningkatkan kualitas komunikasi mereka tanpa perlu mengandalkan aplikasi pihak ketiga. Fitur-fitur bawaan yang tersedia sudah cukup komprehensif untuk memenuhi kebutuhan pemformatan teks dasar hingga menengah.

Pengembangan fitur pemformatan teks di WhatsApp menunjukkan komitmen platform tersebut dalam menyediakan pengalaman pengguna yang lebih kaya dan beragam. Inovasi-inovasi kecil seperti ini turut berkontribusi dalam mempertahankan posisi WhatsApp sebagai aplikasi pesan instan terkemuka di dunia.

Pemanfaatan optimal fitur pemformatan teks tidak hanya membuat percakapan lebih menarik, tetapi juga membantu menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan terstruktur. Pengguna dapat mengeksplorasi berbagai kombinasi format yang tersedia untuk menciptakan gaya komunikasi yang unik dan personal.

VSCO Luncurkan Fitur AI Remove, Hapus Gangguan di Foto Tanpa Kompromi

0

Telset.id – Bayangkan Anda baru saja memotret pemandangan kota yang sempurna, namun ada sepeda yang parkir sembarangan merusak komposisi. Atau mungkin ada kabel listrik yang mengganggu di langit biru. Dulu, Anda perlu membuka Photoshop dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk menghapusnya. Kini, VSCO menjawabnya dengan satu ketukan: fitur Remove di AI Labs.

VSCO, aplikasi edit dan berbagi foto yang sudah hadir hampir sama lamanya dengan Instagram, secara resmi meluncurkan alat edit bertenaga AI pertamanya. Langkah ini bisa dibilang tak terduga sekaligus kontroversial bagi komunitas fotografer yang selama ini memuja keaslian. Fitur “Remove”, sesuai namanya, memungkinkan Anda menghapus “elemen yang tidak diinginkan” dari foto tanpa mengorbankan resolusi penuh gambar. Secara sekilas, ia terasa mirip dengan alat seperti Magic Eraser dari Google. Anda cukup membuka gambar di editor, menyorot bagian yang ingin dihilangkan, dan VSCO akan berusaha sekuat tenaga untuk melenyapkan bagian yang mengganggu tersebut dan mengisi ulang latar belakang dengan apa yang menurutnya sesuai.

Lantas, bagaimana teknologi di baliknya bekerja? VSCO menggunakan model FLUX.1 Kontext dari Black Forest Lab, yang dikombinasikan dengan teknologi proprietary mereka sendiri yang difokuskan untuk menghasilkan hasil yang terlihat autentik. Sekilas melihat Black Forest Lab dan model FLUX.1 menunjukkan alat yang tampaknya memang cocok untuk menghilangkan bagian gambar yang tidak diinginkan dan mengisi ruang yang tersisa dengan tepat. Namun, seberapa mulus hasilnya? Itu masih perlu dibuktikan secara langsung.

Antarmuka fitur Remove AI VSCO yang menunjukkan proses menghapus objek dari foto

Fitur Remove ini bukan satu-satunya alat edit bertenaga AI yang sedang dikerjakan VSCO. Masih ada alat Upscale dalam pengembangan yang diklaim perusahaan dapat “meningkatkan resolusi gambar” tanpa mengubah warna dan komposisi. Berbagai alat semacam ini akan berada di bawah payung baru yang disebut AI Lab, menegaskan bahwa ini akan menjadi inisiatif berkelanjutan dan bukan sekadar rilis satu kali. Tren AI dalam fotografi mobile memang sedang marak, seperti yang juga terlihat pada 12 Aplikasi Edit Foto AI Gratis Terbaik untuk Android di 2025.

Antara Autentisitas dan Kemudahan AI

Di satu sisi, langkah VSCO masuk ke dunia editing bertenaga AI tidak mengejutkan; mereka harus mengikuti perkembangan industri. Namun di sisi lain, perusahaan ini telah membangun reputasinya dengan membangun komunitas fotografer yang menghargai keaslian dalam karya mereka—sesuatu yang, setidaknya di permukaan, bertolak belakang dengan alat-alat AI.

Eric Wittman, CEO VSCO, mengakui ketegangan ini dalam percakapannya dengan Engadget. “Kami memiliki sudut pandang yang sangat berpusat pada fotografer, mengutamakan kreator terlebih dahulu,” ujar Wittman. “Namun, di mana kami melihat AI dapat masuk adalah untuk mendukung orang-orang tersebut, karya mereka, dan visi mereka. Maksudnya bukan untuk menggantikan

Redmi K90 Pro Bocor di Geekbench: Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan 16GB RAM

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang tidak hanya mengejar angka benchmark, tetapi benar-benar mendefinisikan ulang standar flagship di kelasnya. Itulah yang mungkin akan dilakukan Redmi K90 Pro, yang baru saja muncul di Geekbench dengan spesifikasi yang membuat para penggemar teknologi berdecak kagum. Bocoran terbaru ini mengungkap kehadiran chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang belum pernah dilihat sebelumnya, mengisyaratkan sebuah revolusi performa yang siap mengguncang pasar.

Jika Anda mengira pertarungan smartphone flagship tahun 2026 masih berkutat pada incremental upgrade, siap-siap terkejut. Kehadiran Redmi K90 Pro di platform benchmarking Geekbench bukan sekadar bocoran biasa, melainkan sebuah pernyataan niat. Dengan model number 25102RKBEC, perangkat ini menunjukkan konfigurasi processor yang benar-benar baru: dua core berkecepatan 4.21GHz dan enam core di 3.6GHz. Konfigurasi ini, seperti dilaporkan dalam listing Geekbench, mengkonfirmasi penggunaan Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang menjadi jantung dari performa gila-gilaan ini.

Redmi K90 Pro Geekbench benchmark scores showing Snapdragon 8 Elite Gen 5 performance

Bagaimana performanya dalam angka? Redmi K90 Pro mencetak skor 3.559 pada tes single-core Geekbench 6.5 dan melesat hingga 11.060 pada multi-core. Angka-angka ini bukan sekadar peningkatan kecil dari generasi sebelumnya, melainkan lompatan signifikan yang menempatkannya di liga yang berbeda. Dengan dukungan RAM 16GB dan sistem operasi Android 16, perangkat ini jelas menyasar pengguna yang menginginkan performa tanpa kompromi.

Redmi K90 Pro Geekbench benchmark listing showing Snapdragon 8 Elite Gen 5 processor and performance scores
Listing Geekbench Redmi K90 Pro mengungkap chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5 dengan konfigurasi core yang mengesankan

Tapi apakah chipset mumpuni saja cukup? Tentu tidak. Menurut Digital Chat Station, tipster terpercaya dari Weibo, Redmi K90 Pro akan menghadirkan “baterai terbaik dalam jajaran” dengan kombinasi baterai besar dan pengisian cepat 100W. Ini adalah komitmen Redmi terhadap pengalaman pengguna yang holistik – bukan hanya cepat, tetapi juga tahan lama. Apalagi dengan rumor baterai 7.000mAh atau bahkan 7.500mAh, Anda bisa bermain game atau streaming berjam-jam tanpa khawatir kehabisan daya.

Sistem kamera Redmi K90 Pro juga tidak main-main. DCS mengklaim bahwa perangkat ini akan memiliki sensor kamera utama besar dan lensa telephoto periskop, menempatkan kemampuan imaging-nya setara dengan seri Xiaomi 17. Rincian yang beredar menyebutkan konfigurasi triple 50MP: Light Fusion 950 sebagai kamera utama, lensa ultra-wide 50MP, dan yang paling menarik – kamera telephoto periskop Samsung JN5 50MP. Ini adalah langkah berani yang menunjukkan Redmi serius bersaing di segmen imaging flagship.

Yang membuat Redmi K90 Pro semakin menarik adalah komitmennya “memecah tradisi keluarga” seperti yang diisyaratkan DCS. Apa artinya? Kemungkinan Redmi akan menghadirkan build quality dan komponen yang biasanya hanya ditemukan di ponsel-ponsel premium dengan harga jauh lebih tinggi. Mulai dari antarmuka USB 3.0, sensor fingerprint ultrasonik di bawah layar, hingga peningkatan signifikan pada kualitas audio – semuanya dirancang untuk memberikan pengalaman yang benar-benar premium.

Layar 6.59-inch flat RGB OLED LTPS menjadi kanvas bagi semua kehebatan ini. Kombinasi dengan HyperOS 3 berbasis Android 16 menjanjikan pengalaman software yang mulus dan responsif. Dan untuk Anda yang menyukai fleksibilitas pengisian daya, tersedia juga wireless charging 50W yang melengkapi fast charging 100W.

Dari sisi harga, Redmi K90 Pro diperkirakan akan dibanderol sekitar 4.000 Yuan (sekitar $560 atau Rp 8,9 juta). Ini adalah positioning yang sangat menarik untuk spesifikasi selevel flagship. Apakah Redmi berhasil menciptakan flagship killer sejati? Jawabannya akan terungkap ketika perangkat ini resmi diluncurkan di China akhir bulan ini.

Untuk pasar global, seri Redmi K90 kemungkinan akan di-rebrand sebagai Poco F8 series. Bocoran Poco F8 Pro sebelumnya telah mengindikasikan hal ini, dengan Poco F8 Pro dan F8 Ultra diperkirakan akan meluncur di Q1 2026 sebagai versi rebrand dari K90 dan K90 Pro. Ini adalah strategi yang konsisten dari Xiaomi dalam menghadirkan produk-produk andalannya ke pasar global dengan branding yang berbeda.

Perubahan strategi kamera Xiaomi juga patut diperhatikan. Dengan Xiaomi menghentikan kerja sama dengan Leica dan mengandalkan teknologi kamera in-house, Redmi K90 Pro menjadi bukti nyata kemampuan Xiaomi dalam mengembangkan teknologi imaging sendiri. Kombinasi sensor Light Fusion 950 dan Samsung JN5 menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi dalam teknologi internal mereka.

Dengan semua spesifikasi dan fitur yang dijanjkan, Redmi K90 Pro bukan sekadar upgrade biasa. Ini adalah pernyataan bahwa Redmi serius bermain di liga flagship, dengan pendekatan “more than enough” untuk memuaskan bahkan pengguna yang paling demanding sekalipun. Dari performa processor, sistem kamera, baterai, hingga audio – semuanya mendapat peningkatan signifikan yang bisa membuat kompetitor harus berpikir ulang.

Jadi, apakah Redmi K90 Pro akan menjadi game changer yang ditunggu-tunggu? Berdasarkan semua bocoran yang ada, jawabannya cenderung ya. Dengan harga yang diperkirakan masih terjangkau untuk segmen flagship dan spesifikasi yang benar-benar top-tier, perangkat ini berpotensi mengubah lanskap smartphone menengah-ke-atas secara permanen. Kita tunggu saja pengumuman resminya akhir bulan ini untuk membuktikan semua klaim dan ekspektasi ini.

Microsoft Copilot Vision dan Voice: Asisten AI yang “Melihat” Layar PC Anda

0

Telset.id – Lebih dari satu dekade setelah Microsoft gagal total dengan Cortana, raksasa Windows ini kembali mencoba peruntungan dengan perintah suara untuk asisten AI-nya. Kali ini, mereka membawa sesuatu yang jauh lebih cerdas: Copilot yang tak hanya mendengar, tetapi juga “melihat” apa yang ada di layar komputer Anda.

Mulai hari ini, Microsoft secara resmi meluncurkan peningkatan fitur Copilot Voice and Vision yang memungkinkan Anda berkata “Hey, Copilot” dan langsung bertanya tentang konten di layar PC Windows 11. Bayangkan sedang melihat foto-foto Hawaii—Anda bisa menanyakan lokasi persis pengambilan gambar, meminta rencana penerbangan, bahkan tips anggaran untuk liburan impian tersebut. Ini bukan lagi asisten digital biasa, melainkan mitra yang benar-benar memahami konteks aktivitas Anda.

Dalam video promosi Microsoft yang diiringi lagu “A Punk” karya Vampire Weekend, proses ini terlihat mulus bak sihir. Satu pengguna meminta Copilot menunjukkan cara streaming musik dengan kualitas terbaik, dan AI langsung menyorot setting Spotify yang tepat sambil menyarankan opsi lossless. Pengguna lain meminta biografi singkat berdasarkan portofolio fotonya. Copilot kini telah berevolusi dari sekadar mesin pencari atau generator seni AI menjadi alat praktis yang memudahkan tugas sehari-hari.

Antarmuka Copilot Vision di Windows 11 menunjukkan analisis konten layar

Microsoft jelas sedang mengejar mimpi komputer pesawat Star Trek—impian yang juga mendorong Amazon menginvestasikan miliaran dolar untuk perangkat Echo dan Alexa. Bedanya, dengan Copilot Anda tidak sekadar berbicara dengan speaker tanpa wajah. Microsoft berusaha membuat Windows 11 “sadar” akan aktivitas di layar Anda. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel tentang fitur AI canggih Windows 11, transformasi ini memang sedang berlangsung cepat.

Namun, ada harga yang harus dibayar untuk kemudahan ini. Fitur “Hey Copilot” dan seluruh kemampuan Vision Copilot berjalan di cloud, berarti data gambar desktop Anda akan dikirim ke server Microsoft. Ini membutuhkan tingkat kepercayaan yang justru sedang dipertanyakan banyak pengguna, terutama setelah debut berantakan Recall—fitur AI andalan pertama Microsoft yang menuai kontroversi privasi.

Situasi tidak membaik dengan masih segarnya kekecewaan pengguna atas berakhirnya dukungan Windows 10 pekan ini. Untungnya, Microsoft menekankan bahwa “Hey, Copilot” adalah fitur opsional murni yang tersembunyi di pengaturan aplikasi Copilot. Tapi siapa yang bisa menjamin ini tidak berubah beberapa tahun mendatang ketika perusahaan ingin meningkatkan statistik engagement AI?

Langkah Berani Copilot Actions

Jika Anda berpikir fitur suara dan vision sudah cukup revolusioner, tunggu dulu. Microsoft punya ambisi lebih besar: memberikan kemampuan kepada Copilot untuk menjalankan tugas Windows secara mandiri. Inilah tujuan dari fitur eksperimental Copilot Actions, yang awalnya debut sebagai alat untuk melakukan tugas di website.

Copilot Actions

Setelah diaktifkan, Copilot Actions dapat diminta menangani tugas manual seperti mengubah ukuran dan meluruskan folder foto. Jika ada pertanyaan muncul, fitur ini akan meminta Anda menjawabnya dalam aplikasi Copilot. Yang menarik, saat Copilot Actions bekerja di latar belakang, Anda bebas melakukan aktivitas lain di komputer.

Secara konseptual, Copilot Actions terdengar seperti menyerahkan tugas kepada asisten kehidupan nyata—tapi seperti asisten manusia, selalu ada kemungkinan sesuatu berjalan salah. Tidak sulit membayangkan fitur ini disalahgunakan malware di kemudian hari, mengingat ia pada dasarnya adalah script Windows dengan antarmuka yang lebih baik.

Microsoft mengklaim telah menguji Copilot Actions “secara ekstensif” secara internal, dan meluncurkannya perlahan untuk mengumpulkan feedback. Sama seperti “Hey, Copilot,” fitur ini sepenuhnya opsional, dan Anda dapat melihat setiap langkah yang dilakukan Copilot Actions di aplikasi Copilot. Perusahaan menyatakan Anda bisa mengambil alih pekerjaan Copilot Actions kapan saja, serta mengontrol izin agen AI di pengguna Windows 11.

Menurut Microsoft, tugas Copilot dilakukan dalam lingkungan terbatas yang memungkinkan kontrol perizinan lebih spesifik serta isolasi runtime—sehingga Copilot tidak dapat mempengaruhi sistem di luar tugas spesifiknya. Pendekatan keamanan ini menunjukkan pembelajaran Microsoft dari kritik terhadap fitur AI sebelumnya.

Integrasi Semakin Mendalam

Seolah belum cukup dengan Copilot di mana-mana, Microsoft juga berencana menambahkan fungsi pencarian “Ask Copilot” langsung di taskbar Windows 11. Perusahaan mengklaim ini bagian dari misi membuat taskbar menjadi “hub dinamis” untuk menyelesaikan tugas, meski sebagian pengguna mungkin lebih suka taskbar yang bersih untuk menampung lebih banyak jendela aplikasi.

Seperti semua yang diumumkan Microsoft hari ini, bilah Ask Copilot juga akan sepenuhnya opsional. Bagi yang skeptis dengan inisiatif Copilot sejauh ini, “Hey Copilot” sebenarnya terdengar praktis jika bekerja sesuai iklan. Ia jauh lebih berguna daripada perintah suara Siri lama yang terbatas oleh model bahasa sederhana dari sepuluh tahun silam.

Microsoft juga memperluas tindakan AI yang dibangun ke dalam Windows 11, termasuk integrasi baru dengan Manus—agen AI yang dapat mengubah beberapa dokumen menjadi website—serta Filmora yang memungkinkan pembuatan video AI langsung dari File Explorer. Integrasi ini semakin mengukuhkan Windows 11 sebagai platform yang terus berevolusi dengan fitur-fitur modern.

Fitur “Hey Copilot” dan Copilot Vision baru tersedia hari ini di semua PC Windows 11 yang memiliki akses ke Copilot. Microsoft juga membuat Copilot Vision tersedia luas di seluruh dunia tempat Copilot tersedia. Sementara Copilot Actions dan fitur taskbar Ask Copilot akan “bertahap” tersedia untuk Windows 11 Insiders.

Lalu bagaimana dengan pengguna setia Windows 10? Seperti yang kami ulas dalam panduan memperpanjang umur Windows 10, masih ada opsi untuk bertahan sementara sebelum akhirnya beralih ke ekosistem AI Windows 11 yang semakin canggih ini.

Revolusi AI di Windows jelas sedang berlangsung—lebih cepat dari yang banyak orang duga. Pertanyaannya sekarang: apakah kita siap mempercayai asisten digital yang tak hanya mendengar perintah kita, tetapi juga melihat segala yang kita lakukan di layar?

Realme GT 8 Pro Resmi: Desain Modular dan Spesifikasi Gahar

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang penampilannya bisa Anda ubah sesuka hati, layaknya kostum superhero. Bukan sekadar ganti casing, tapi benar-benar mentransformasi identitas visual perangkat di genggaman Anda. Inilah yang diusung Realme GT 8 Pro, smartphone yang baru saja diungkap desain revolusionernya oleh Xu Qi, Wakil Presiden Realme sekaligus Presiden Pemasaran Global.

Pengumuman resmi ini bukan lagi sekadar rumor atau bocoran. Ini adalah pernyataan tegas dari pabrikan bahwa era smartphone dengan desain statis dan monoton akan segera berakhir. Realme GT 8 Pro datang dengan klaim sebagai perangkat pertama di industri yang mengadopsi konsep perakitan mekanis modular, memungkinkan pengguna untuk melepas, merakit, dan menukar komponen sesuai keinginan.

Konsep ini mungkin mengingatkan Anda pada era kejayaan Project Ara Google yang sayangnya tak pernah terwujud. Namun Realme tampaknya serius mewujudkan mimpi tersebut, setidaknya dalam bentuk yang lebih terbatas dan elegan. Fokus utama inovasi ini berada pada modul dekorasi kamera yang dapat diganti dengan berbagai bentuk dan finishing berbeda.

Revolusi Desain yang Personal

Dalam pengumuman resminya, Xu Qi menjelaskan bahwa pengguna GT 8 Pro dapat berganti-ganti antara tiga gaya utama: bentuk persegi, bulat, dan gaya “robot”. Setiap gaya menawarkan karakter visual yang berbeda, memberikan multiple identity pada perangkat yang sama. Ini seperti memiliki tiga smartphone berbeda dalam satu bodi utama.

Bagian belakang smartphone menggunakan AG matte glass yang dikombinasikan dengan rangka logam matte. Kombinasi material ini tidak hanya menawarkan estetika premium, tetapi juga tekstur yang halus dan tahan sidik jari. Xu Qi dengan bangga menyebut desain ini sebagai puncak estetika baru merek, yang memadukan kerajinan mekanis dengan material yang disempurnakan.

Untuk pilihan warna, Realme GT 8 Pro akan hadir dalam tiga varian: Putih, Biru, dan Hijau. Masing-masing warna dipastikan akan menonjolkan karakter berbeda ketika dipadukan dengan modul kamera yang dapat ditukar. Inovasi desain modular ini sebelumnya telah dikonfirmasi dalam pemberitaan mengenai modul kamera yang bisa ditukar, menunjukkan konsistensi Realme dalam mengembangkan fitur unik ini.

Kekuatan di Balik Estetika

Di balik desain revolusionernya, Realme GT 8 Pro menyembunyikan spesifikasi yang tak kalah mengesankan. Layarnya beresolusi 2K dengan refresh rate 144Hz dan tingkat kecerahan puncak mencapai 7000 nit – angka yang hampir tak terbayangkan untuk perangkat mobile. Fitur perlindungan mata yang canggih juga disertakan, menjawab kekhawatiran pengguna akan kesehatan visual selama penggunaan intensif.

Untuk keamanan, Realme memilih sensor sidik jari ultrasonik di bawah layar yang dikenal lebih akurat dan cepat dibandingkan teknologi optik konvensional. Di bagian performa, GT 8 Pro akan ditenagai oleh Snapdragon 8 Elite Gen 5 processor yang dipadukan dengan RAM 16GB dan chip gaming R1. Kombinasi ini menjanjikan pengalaman gaming dan multitasking yang mulus tanpa kompromi.

Daya tahan baterai menjadi perhatian khusus dengan kapasitas raksasa 7000mAh yang mendukung pengisian cepat 120W secara kabel dan 50W nirkabel. Dengan spesifikasi seperti ini, GT 8 Pro tak hanya menawarkan inovasi desain tetapi juga performa yang siap menantang perangkat gaming khusus sekalipun.

Kamera yang Tak Mau Kalah

Sistem kamera Realme GT 8 Pro menghadirkan kolaborasi menarik dengan Ricoh, khususnya untuk kamera utama 50 megapiksel yang telah mendapatkan sertifikasi Ricoh GR. Sensor berukuran 1/1.56-inch ini dilengkapi lensa 7P high-transmission dan lima lapis anti-reflective coating untuk menghasilkan gambar yang bersih dan bebas distorsi.

Kolaborasi dengan Ricoh ini sebelumnya telah diulas dalam artikel tentang filosofi kamera Ricoh GR yang dibawa ke dunia smartphone. Kemitraan strategis antara kedua brand ini juga telah dibahas mendalam dalam pemberitaan mengenai kerja sama Realme dan Ricoh.

Selain kamera utama, GT 8 Pro juga dilengkapi lensa ultra-wide dan yang paling mengejutkan: kamera telephoto periskop dengan resolusi 2000 megapiksel. Angka ini terdengar hampir mustahil, namun jika benar, akan menjadi lompatan besar dalam fotografi smartphone.

Realme telah menjadwalkan peluncuran resmi GT 8 Pro pada 21 Oktober di China. Bersamaan dengan itu, brand tersebut juga akan meluncurkan varian standar GT 8 yang sama-sama ditenagai Snapdragon 8 Elite. Dengan segala inovasi yang ditawarkan, Realme GT 8 Pro tidak hanya sekadar smartphone baru, tetapi sebuah pernyataan tentang masa depan personalisasi perangkat mobile.

Pertanyaannya sekarang: apakah konsep modular ini akan menjadi tren baru, atau sekadar inovasi sesaat? Jawabannya mungkin terletak pada bagaimana Realme mengeksekusi ide brilian ini dan apakah mereka dapat meyakinkan konsumen bahwa kemampuan mengganti modul kamera memang bernilai tambah dibandingkan smartphone konvensional. Satu hal yang pasti: lanskap smartphone 2025 akan jauh lebih menarik dengan kehadiran inovator seperti Realme GT 8 Pro.