Beranda blog Halaman 3

MediaTek Dimensity 9500 Bakal Lebih Cepat Rilis Dibanding Snapdragon 8 Elite 2?

Telset.id – Persaingan sengit antara MediaTek dan Qualcomm di pasar chipset flagship kembali memanas. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa MediaTek mungkin sekali lagi akan mengungguli Qualcomm dalam hal waktu peluncuran. Dimensity 9500, chipset andalan terbaru MediaTek, dikabarkan akan meluncur lebih awal dibandingkan Snapdragon 8 Elite 2 milik Qualcomm. Jika benar, ini akan menjadi tahun kedua berturut-turut MediaTek unggul dalam “balapan waktu” ini.

Pada tahun lalu, MediaTek sukses menggebrak pasar dengan meluncurkan Dimensity 9400 beberapa hari lebih awal dibandingkan Snapdragon 8 Elite. Kini, kabar serupa kembali mencuat. Qualcomm telah mengonfirmasi bahwa Snapdragon Summit akan digelar pada 23 September 2025, di mana Snapdragon 8 Elite 2 diprediksi akan diperkenalkan. Namun, menurut Digital Chat Station, tipster ternama, MediaTek mungkin akan meluncurkan Dimensity 9500 lebih awal di bulan yang sama.

Performa dan AI: Apa yang Bisa Diharapkan?

Meskipun detail spesifik tentang Dimensity 9500 masih minim, chipset ini diyakini akan membawa peningkatan signifikan dalam hal performa dan pemrosesan AI. Sebagai referensi, bocoran benchmark sebelumnya menunjukkan bahwa Dimensity 9500 bisa 17% lebih cepat dibanding pendahulunya. Jika klaim ini akurat, MediaTek mungkin benar-benar menantang dominasi Qualcomm di segmen high-end.

Smartphone Flagship yang Akan Menggunakan Dimensity 9500

Seperti tahun sebelumnya, Dimensity 9500 kemungkinan besar akan menghadirkan gelombang baru smartphone flagship. Oppo Find X8 dan Vivo X200 series menggunakan Dimensity 9400, sehingga penerusnya—Find X9 dan X300—diprediksi akan mengadopsi Dimensity 9500. Sementara itu, Snapdragon 8 Elite 2 kemungkinan akan dipasang di Galaxy S25, OnePlus 13, dan flagship Android lainnya.

Namun, perlu diingat bahwa informasi ini masih bersifat rumor. MediaTek belum memberikan konfirmasi resmi terkait tanggal peluncuran Dimensity 9500. Jika Anda ingin tetap update dengan perkembangan terbaru, pastikan untuk mengunjungi bagian Berita kami atau bergabung dengan komunitas Telegram Telset.id.

Samsung Sindir Apple: Desain “Liquid Glass” Mirip Windows Vista

0

Telset.id – Persaingan sengit antara Apple dan Samsung kembali memanas. Kali ini, Samsung tak segan melontarkan sindiran pedas terhadap Apple usai pengumuman fitur terbaru di WWDC 2025. Desain “Liquid Glass” dan AI yang dianggap kurang matang menjadi sasaran utama.

Melalui akun resmi Samsung Mobile US di X, raksasa asal Korea Selatan itu mengejek dengan kalimat tajam: “Aplikasi yang bisa disesuaikan? Floating bars? Desain antarmuka kaca yang elegan? Terlihat… familiar 🤔.” Sindiran ini jelas ditujukan untuk antarmuka Liquid Glass pada iOS 26 dan macOS 26 yang dianggap mirip dengan Aero UI di Windows Vista.

Samsung sindir Apple di media sosial tentang desain Liquid Glass

AI Jadi Medan Pertempuran Baru

Samsung tak hanya menyerang dari sisi desain. Mereka juga memamerkan keunggulan Galaxy AI yang sudah lebih dulu matang dibandingkan solusi Apple. “Baru mengenal terjemahan langsung? Selamat bergabung! Kami sudah menerjemahkan teks dan ucapan secara real-time sejak lama… #GalaxyAI,” tulis Samsung dalam unggahan lainnya.

Yang menarik, Apple justru terlihat hati-hati dalam mengintegrasikan AI. Siri hanya disebut dua kali selama presentasi 90 menit di WWDC. Strategi ini kontras dengan Google dan Samsung yang gencar mempromosikan kemampuan AI mereka. Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset, Samsung bahkan berencana mengintegrasikan Perplexity AI di generasi mendatang.

Kritik terhadap Desain Ikon Baru

Perubahan desain ikon aplikasi di iOS 26 juga menuai kritik. Banyak pengguna mengeluh ikon baru justru membuat aplikasi lebih sulit dikenali dan teks kurang terbaca. Ini menjadi ironi mengingat Apple selalu dikenal dengan desain yang fungsional.

Perbandingan desain ikon iOS 26 dengan versi sebelumnya

Sementara Apple berhati-hati dengan AI, Samsung justru semakin agresif. Seperti diungkap dalam uji ketahanan terbaru, Galaxy S25 Edge menunjukkan ketangguhan hardware yang diimbangi software canggih. Persaingan kedua raksasa teknologi ini semakin panas, dan konsumenlah yang akan menikmati hasilnya.

Lantas, apakah Apple akan membalas sindiran ini? Atau justru memilih diam sambil menyiapkan kejutan besar? Yang pasti, pertarungan antara dua merek terbesar di dunia teknologi ini masih panjang. Dan seperti biasa, Telset.id akan terus memantau perkembangan terbaru untuk Anda.

Vivo V2507A dengan Baterai 8.000mAh Segera Rilis di China

Telset.id – Jika Anda mencari smartphone dengan daya tahan baterai ekstra panjang, bocoran terbaru dari Vivo mungkin akan menarik perhatian. Vivo V2507A, ponsel misterius yang baru saja mendapatkan sertifikasi MIIT di China, dikabarkan akan dibekali baterai berkapasitas raksasa hingga 8.000mAh. Spesifikasi ini menempatkannya sebagai salah satu smartphone dengan baterai terbesar dari produsen mainstream.

Informasi ini muncul setelah kode sumber sertifikasi CMIIT mengungkap bahwa V2507A memiliki baterai dengan kapasitas terukur 7.840mAh. Dalam standar industri, nilai tipikal biasanya sekitar 2-3% lebih tinggi dari nilai terukur, yang berarti ponsel ini kemungkinan akan dipasarkan dengan baterai 8.000mAh. Sebagai perbandingan, hanya ada sedikit smartphone mainstream dengan kapasitas serupa, seperti Realme GT 8 Pro yang juga dikabarkan akan menggunakan baterai berkapasitas sama.

Vivo V2507A CMIIT listing

Yang menarik, awalnya perangkat ini diduga sebagai Vivo X Fold 5, smartphone lipat terbaru Vivo. Namun, kapasitas baterai yang sangat besar ini membuat spekulasi berubah. “Baterai sebesar ini tidak umum untuk perangkat lipat karena pertimbangan ketebalan dan berat,” jelas seorang analis industri yang enggan disebutkan namanya. “Ini lebih mungkin merupakan varian khusus untuk pengguna yang mengutamakan daya tahan.”

Sertifikasi 3C yang terlihat sebelumnya juga mengungkap bahwa V2507A kemungkinan akan mendukung pengisian cepat 90W. Kombinasi baterai besar dan pengisian cepat ini bisa menjadi solusi ideal bagi pengguna berat. Sebagai referensi, beberapa konsep smartphone dengan baterai lebih besar memang sudah mulai bermunculan, tetapi implementasi di perangkat mainstream masih jarang.

Spekulasi tentang identitas sebenarnya V2507A masih beragam. Beberapa pengamat menghubungkannya dengan seri iQOO Z10 yang baru diluncurkan, mengingat iQOO adalah sub-brand Vivo yang fokus pada performa. Seri Z10 sendiri sudah memiliki beberapa varian dengan kapasitas baterai besar, meski tidak sebesar V2507A. “Jika ini benar-benar bagian dari seri Z10, maka Vivo mungkin sedang menyiapkan varian ‘Ultra’ dengan daya tahan ekstra,” tambah analis tersebut.

Vivo V2507A CMIIT listing

Di tengah maraknya smartphone dengan spesifikasi kamera atau gaming yang tinggi, kehadiran perangkat dengan fokus pada daya tahan baterai seperti V2507A ini justru bisa menjadi pembeda. Apalagi dengan dukungan pengisian cepat 90W, pengguna tidak perlu terlalu khawatir dengan waktu pengisian yang lama meski kapasitas baterainya sangat besar.

Namun, pertanyaan besarnya adalah: seberapa tebal dan berat ponsel ini nantinya? Baterai berkapasitas besar biasanya membutuhkan ruang lebih, yang bisa berdampak pada dimensi perangkat. Vivo mungkin harus menemukan keseimbangan antara kapasitas baterai dan kenyamanan penggunaan sehari-hari. Sebagai perbandingan, beberapa tablet dengan baterai besar memang cenderung lebih tebal daripada smartphone biasa.

Sampai saat ini, Vivo belum memberikan konfirmasi resmi tentang nama akhir atau spesifikasi lengkap V2507A. Namun dengan sudah diperolehnya sertifikasi MIIT dan 3C, peluncuran resmi tampaknya tidak akan lama lagi. Jika Anda termasuk yang mengutamakan daya tahan baterai dalam memilih smartphone, mungkin ada baiknya menunggu kehadiran ponsel satu ini.

Vivo X Fold 5 Buktikan Ponsel Lipat Bisa Punya Kamera Flagship

Telset.id – Jika Anda berpikir ponsel lipat harus mengorbankan kualitas kamera demi desain yang ramping, Vivo X Fold 5 siap mengubah persepsi itu. Han Boxiao, Product Manager Vivo, baru-baru ini membagikan sampel foto dari kamera periskop ponsel lipat terbaru mereka yang akan dirilis bulan ini di China.

Boxiao dengan tegas menyanggah anggapan umum bahwa ponsel lipat besar harus berkompromi pada kemampuan kamera untuk tetap tipis dan ringan. “X Fold 5 mematahkan stereotip ini,” ujarnya melalui unggahan media sosial. Menariknya, klaim ini didukung oleh bukti visual yang cukup meyakinkan.

Vivo X Fold 5 periscope camera sample

Menurut Boxiao, meski lebih tipis dan ringan dari generasi sebelumnya – dengan ketebalan hanya 4.x mm saat dibuka – X Fold 5 berhasil menyematkan lensa tele periskop yang bahkan lebih unggul dari yang ada di X Fold 3 Pro. Untuk membuktikannya, ia membagikan tiga sampel foto yang mencakup bidikan 1x dan zoom 20x yang mampu menangkap detail puncak gunung yang jauh dengan sangat jelas.

Yang lebih mengesankan, perangkat ini juga mendukung fotografi makro tele yang mampu menangkap subjek terkecil seperti jaring laba-laba dengan ketajaman luar biasa. “X Fold 5 menawarkan pengalaman pencitraan setara dengan smartphone flagship mainstream dan bahkan bisa menyaingi beberapa model ‘Pro’,” tegas Boxiao.

Meski Boxiao enggan berbagi detail konfigurasi kamera, bocoran terbaru mengungkap bahwa X Fold 5 akan dibekali dengan setup kamera belakang yang mengesankan: sensor utama 50MP Sony IMX921 dengan dukungan OIS, sensor ultra-wide 50MP dengan autofocus, dan kamera tele periskop 50MP Sony IMX882 dengan zoom optik 3x dan OIS. Untuk kamera depan, baik di cover screen maupun bagian dalam, kemungkinan besar akan menggunakan lensa 32MP.

Pencapaian Vivo ini patut diapresiasi karena berhasil menjawab salah satu keluhan utama pengguna ponsel lipat – kompromi pada kualitas kamera. Dengan X Fold 5, Vivo membuktikan bahwa pengguna ponsel lipat juga berhak mendapatkan pengalaman kamera flagship sejati, tanpa harus mengorbankan faktor bentuk yang ramping.

Sebagai informasi tambahan, Vivo X200 FE dan X Fold5 akan dirilis pada 10 Juli mendatang. Sementara itu, kompetitor seperti Honor Magic V5 juga tak ketinggalan dengan inovasi mereka sendiri di segmen ponsel lipat.

Dengan semua fitur unggulan ini, apakah Vivo X Fold 5 akan menjadi ponsel lipat dengan kamera terbaik tahun ini? Jawabannya mungkin akan kita dapatkan setelah pengujian lebih lanjut. Namun satu hal yang pasti: era ponsel lipat dengan kamera premium telah resmi dimulai.

Xiaomi Bakal Lompat ke HyperOS 26, Tiru Strategi Apple?

Telset.id – Jika Anda pengguna setia Xiaomi, bersiaplah untuk perubahan besar dalam sistem operasi HyperOS. Bocoran terbaru mengindikasikan Xiaomi mungkin akan melakukan lompatan drastis dalam penomoran versi HyperOS, dari HyperOS 3 langsung ke HyperOS 26. Strategi ini disebut-sebut terinspirasi dari Apple yang juga dikabarkan akan melompat ke iOS 26.

Menurut laporan dari XiaomiTime, perubahan penomoran ini bukan sekadar gimmick. Xiaomi dikabarkan ingin menyelaraskan sistem penamaan dengan kalender tahun, mirip dengan strategi yang mungkin akan diadopsi Apple untuk iOS, macOS, dan watchOS. Tujuannya? Memberikan kejelasan lebih baik tentang timeline rilis dan menghindari kebingungan pengguna.

Laporan ini menyebutkan bahwa perubahan tersebut merupakan bagian dari strategi besar Xiaomi untuk menyelaraskan perangkat lunaknya dengan “strategi pasar teratas”. Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari Xiaomi, langkah ini bisa menjadi upaya perusahaan untuk menciptakan sistem penamaan yang lebih terpadu dan mudah dipahami.

Inspirasi dari Apple?

Jika benar, ini bukan pertama kalinya Xiaomi mengambil inspirasi dari Apple. Sebelumnya, Xiaomi telah mengadopsi berbagai elemen desain dan strategi pemasaran yang mirip dengan raksasa teknologi asal Cupertino tersebut. Lompatan versi dari 3 langsung ke 26 ini akan membuat HyperOS seolah-olah lebih matang dan setara dengan sistem operasi pesaing.

HyperOS 3 saat ini masih menjadi versi terbaru yang tersedia untuk perangkat Xiaomi. Perubahan penomoran versi ini diperkirakan akan muncul bersamaan dengan rilis Android 16. Seperti yang dilaporkan sebelumnya dalam artikel Telset.id tentang jadwal rilis HyperOS, Xiaomi memang memiliki rencana besar untuk pengembangan sistem operasinya.

Strategi Pemasaran atau Perubahan Nyata?

Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah perubahan penomoran ini hanya strategi pemasaran atau mencerminkan perubahan signifikan dalam sistem operasi tersebut. Seperti dilaporkan dalam rilis HyperOS 2, Xiaomi terus menambahkan fitur-fitur baru dan peningkatan performa dengan setiap pembaruan.

Beberapa analis berpendapat bahwa lompatan versi besar ini bisa menjadi cara Xiaomi untuk mengejar ketertinggalan persepsi dari sistem operasi pesaing. Dengan versi 26, HyperOS akan terlihat lebih maju dibandingkan sistem operasi lain yang masih menggunakan penomoran lebih rendah.

Namun, tanpa konfirmasi resmi dari Xiaomi, semua ini masih bersifat spekulatif. Seperti yang diungkapkan dalam daftar perangkat yang akan mendapatkan HyperOS 2 Global, perusahaan cenderung memberikan informasi bertahap tentang rencana pembaruan sistem operasinya.

Bagaimana pun, perubahan ini menunjukkan ambisi besar Xiaomi dalam pengembangan perangkat lunak. Dengan HyperOS yang semakin matang, Xiaomi berpotensi menawarkan pengalaman pengguna yang lebih kompetitif di pasar global. Kita tunggu saja perkembangan resmi dari perusahaan dalam beberapa bulan mendatang.

POCO F7 Bocor: Desain Baru dan Spesifikasi Gahar untuk Gamer

Telset.id – Jika Anda mencari smartphone gaming dengan harga terjangkau namun performa elite, bocoran terbaru POCO F7 mungkin akan membuat Anda tergoda. Sebelum peluncuran resminya, gambar live dari ponsel ini telah bocor ke internet, mengungkap desain baru yang berani dan spesifikasi yang menjanjikan.

Gambar yang dibagikan oleh tipster ternama Abhishek Yadav di platform X (sebelumnya Twitter) ini menunjukkan desain belakang yang unik dengan modul kamera oval dan jendela transparan yang memperlihatkan chipset Qualcomm Snapdragon di dalamnya. Desain ini jelas mengarah ke segmen gamer, dengan sentuhan angular yang agresif.

Desain yang Berani untuk Gamer

POCO F7 tampaknya akan membawa perubahan signifikan dalam hal desain dibandingkan pendahulunya. Modul kamera oval yang menampung dua sensor kamera menjadi pusat perhatian, dengan tulisan “50MP OIS” yang menunjukkan kamera utama berkualitas tinggi. Yang lebih menarik adalah jendela transparan yang mungkin menjadi ciri khas seri ini, mengikuti tren smartphone gaming premium.

Menurut analisis kami, POCO F7 kemungkinan besar merupakan rebrand dari Redmi Turbo 4 Pro, dengan beberapa penyesuaian untuk pasar global. Jika Anda penasaran dengan detail komponen yang membuat performanya “ngebut”, Anda bisa membaca analisis mendalam kami di artikel sebelumnya.

Spesifikasi yang Menggiurkan

Berdasarkan bocoran yang ada, POCO F7 akan ditenagai oleh Snapdragon 8s Gen 4, pilihan yang tepat untuk pengalaman gaming intensif tanpa membebani kantong seperti varian flagship Snapdragon 8 Elite. Chipset ini diprediksi akan memberikan performa yang lebih dari cukup untuk game-game berat sekalipun.

Di bagian depan, ponsel ini mungkin akan menawarkan layar LTPS OLED 6,83 inci dengan resolusi 1.5K dan refresh rate 120Hz – kombinasi sempurna untuk gaming yang mulus dan visual yang tajam. Sistem operasinya diperkirakan akan langsung menggunakan Android 15 dengan lapisan kustom HyperOS 2.0.

Fitur Unggulan Lainnya

POCO F7 tidak hanya mengandalkan performa semata. Ponsel ini juga dilaporkan akan memiliki sertifikasi IP68/69 untuk ketahanan terhadap air dan debu, IR blaster untuk mengontrol perangkat elektronik, serta baterai raksasa berkapasitas 6,550mAh dengan dukungan pengisian cepat 90W.

Peluncuran global POCO F7 diperkirakan akan berlangsung antara 17-19 Juni mendatang, termasuk di pasar Indonesia. Jika Anda tertarik dengan varian yang lebih premium dari seri ini, kami telah membahas secara detail tentang POCO F7 Ultra dan POCO F7 Pro dalam artikel sebelumnya.

Dengan semua spesifikasi yang bocor ini, POCO F7 berpotensi menjadi salah satu smartphone gaming dengan nilai terbaik di kelasnya. Namun, kita masih harus menunggu pengumuman resmi untuk memastikan semua detail ini dan yang paling penting – harganya.

Xiaomi SU7 Ultra Masuk Gran Turismo 7, Debut Global di Dunia Virtual

Telset.id – Bayangkan Anda bisa mengendarai mobil listrik flagship Xiaomi di sirkuit legendaris seperti Nürburgring tanpa perlu keluar rumah. Mimpi itu kini menjadi kenyataan, karena Xiaomi SU7 Ultra resmi akan meluncur di Gran Turismo 7 – game balap eksklusif PlayStation yang dikenal sebagai “simulator nyata” bagi para petrolhead.

Kolaborasi strategis antara raksasa teknologi China ini dengan Polyphony Digital (developer Gran Turismo) diumumkan saat Round One Gran Turismo World Series 2025. Ini menjadi momen bersejarah, karena SU7 Ultra adalah mobil pertama Xiaomi yang masuk dalam franchise bergengsi tersebut. Sebuah langkah berani untuk memperkenalkan EV flagship-nya ke audiens global.

Dari Pabrik Xiaomi ke Layar PlayStation

Kisah ini berawal dari pertemuan antara Lei Jun (CEO Xiaomi) dengan Kazunori Yamauchi (kreator Gran Turismo) di Beijing bulan lalu. Yang menarik, Yamauchi sempat mencoba langsung SU7 Ultra di pabrik Xiaomi di Yizhuang – pengalaman yang konon memantik ide kolaborasi ini.

Bagi yang belum tahu, Gran Turismo 7 adalah mahakarya simulasi balap dengan ratusan mobil dari berbagai produsen ternama. Mulai dari hypercar seperti Bugatti Veyron hingga mobil Formula 1. Kehadiran SU7 Ultra di antara deretan kendaraan mewah ini menjadi bukti ambisi Xiaomi di dunia otomotif.

Prestasi Nyata yang Diakui Virtual

Keputusan memasukkan SU7 Ultra ke Gran Turismo 7 bukan tanpa alasan. EV ini sebelumnya sudah mencuri perhatian dengan performa gemilang di trek Nürburgring – sirkuit yang menjadi tolok ukur kemampuan kendaraan performa tinggi. Kini, jutaan gamer bisa merasakan langsung bagaimana mobil ini bermanuver di tikungan tajam.

Yang menarik, ini mungkin baru permulaan. Sumber dalam industri mengindikasikan Xiaomi sedang mempersiapkan konsep khusus untuk franchise Gran Turismo, mungkin bernama VISION GRAN TURISMO. Sebuah langkah yang pernah dilakukan Tesla dengan Roadster-nya dulu.

Bagi Xiaomi, ini lebih dari sekadar promosi. Kehadiran di game simulasi ternama menjadi validasi bahwa EV buatan mereka layak disejajarkan dengan merek-merek premium dunia. Apalagi setelah beberapa kendala awal yang sempat muncul, langkah ini menunjukkan kepercayaan diri produsen asal Beijing tersebut.

Jadi, sambil menunggu kedatangan produk-produk Xiaomi di Indonesia, Anda bisa mencoba sensasi mengendarai SU7 Ultra versi virtual terlebih dahulu. Siapa tahu, ini menjadi pengalaman yang memantik minat pada mobil listrik – atau setidaknya memberi alasan baru untuk kembali bermain Gran Turismo 7.

Xiaomi Mix Flip 2 Bocoran Resmi: Desain Tipis, Performa Gahar!

Telset.id – Xiaomi kembali membuat gebrakan di dunia smartphone foldable. Wei Siqi, kepala pemasaran smartphone Xiaomi, baru-baru ini secara resmi mulai mengunggah teaser untuk MIX Flip 2, yang diperkirakan akan menjadi rilis foldable pertama perusahaan tahun ini. Dalam postingan Weibo-nya, ia mengungkapkan bahwa Presiden Lu Weibing telah mengadakan diskusi dengan penggemar ponsel lipat kecil untuk memahami harapan pengguna.

Meskipun Xiaomi tidak berencana meluncurkan penerus Xiaomi Mix Fold 4 tahun ini, Mix Flip 2 yang berbentuk clamshell diperkirakan akan meluncur akhir bulan ini. Bocoran terbaru menunjukkan bahwa perangkat ini akan menjadi upgrade signifikan dari generasi pertama, dengan desain yang lebih tipis dan ringan.

Xiaomi Mix Flip

Spesifikasi Xiaomi Mix Flip 2: Apa yang Sudah Diketahui?

Menurut laporan terbaru, Xiaomi Mix Flip 2 dikabarkan akan menampilkan layar OLED lipat dalam berukuran 6,85 inci dengan resolusi 1,5K dan refresh rate 120Hz. Perangkat ini diduga akan ditenagai oleh chipset Snapdragon 8 Elite yang dipasangkan dengan baterai berkapasitas 5.100mAh yang mendukung pengisian daya nirkabel 50W dan pengisian kabel 67W.

Dalam hal ketahanan, perangkat ini dikatakan menawarkan ketahanan air dengan rating IPX8. Dengan ketebalan terlipat hanya 7,6mm dan berat sekitar 190 gram, Mix Flip 2 akan menjadi lebih tipis dan ringan dibandingkan generasi pertamanya. Ini adalah kabar baik bagi mereka yang menginginkan ponsel lipat yang lebih praktis untuk dibawa sehari-hari.

Layar Penutup yang Lebih Fungsional

Salah satu sorotan utama seri MIX Flip selalu adalah layar penutupnya yang fungsional. Xiaomi tampaknya mempertahankan layar penutup besar berukuran 4 inci dan mengoptimalkannya lebih lanjut dengan HyperOS 2. Layar luar ini dikabarkan sedang didesain ulang dengan bagian khusus untuk menjalankan aplikasi dengan lancar, sementara bagian layar lainnya tetap tersedia untuk konten tambahan.

Untuk fotografi, Mix Flip 2 diperkirakan akan menampilkan kamera utama 50 megapiksel dengan dukungan OIS dan kamera ultra-wide 50 megapiksel. Perangkat ini juga diharapkan dilengkapi dengan fitur-fitur seperti IR blaster, NFC, dan sensor sidik jari samping.

Xiaomi diperkirakan akan mengadakan acara peluncuran besar akhir bulan ini untuk memperkenalkan tidak hanya Mix Flip 2, tetapi juga tablet gaming kompak Redmi dan ponsel flagship K80 Ultra. Dengan spesifikasi yang mengesankan dan desain yang lebih ramping, Mix Flip 2 siap menjadi pesaing kuat di pasar ponsel lipat premium.

Bagi Anda yang tertarik dengan perkembangan terbaru teknologi Xiaomi, jangan lewatkan update harian di bagian Berita kami. Tetap menjadi yang terdepan dalam teknologi dengan bergabung di komunitas Telegram kami dan mendaftar untuk buletin harian berisi cerita-cerita terbaik.

Huawei Mate XT 2 Bocor: Tri-Fold Generasi Baru dengan Chipset Kirin 9020

Telset.id – Jika Anda mengira inovasi Huawei di dunia ponsel lipat sudah mencapai puncaknya, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru dari sumber terpercaya mengindikasikan bahwa raksasa teknologi asal Tiongkok ini sedang mempersiapkan penerus Huawei Mate XT, smartphone tri-fold pertama di dunia yang meluncur tahun lalu.

Menurut tipster Super Dimension yang dikutip dari Weibo, Huawei akan merilis generasi kedua perangkat lipat tiga layar ini pada paruh kedua tahun 2024. Yang menarik, nama resminya bukan Huawei Mate XTs seperti yang beredar sebelumnya, melainkan Huawei Mate XT 2 Extraordinary Master untuk pasar China dan Huawei Mate XT 2 Ultimate Design untuk versi global.

Spesifikasi dan Inovasi yang Ditunggu

Layar tri-fold 10,2 inci tetap dipertahankan, tetapi dengan penyempurnaan pada mekanisme engsel “Tian Gong” buatan Huawei sendiri. Kabarnya, engsel generasi baru ini lebih ramping namun lebih kokoh, menjawab keluhan pengguna tentang ketahanan perangkat lipat.

Di sektor dapur pacu, Mate XT 2 diprediksi akan ditenagai chipset Kirin 9020 dengan konfigurasi CPU 1+3+4: satu inti Taishan 2.5GHz, tiga inti 2.15GHz, dan empat inti efisiensi 1.6GHz. Untuk urusan grafis, Huawei menyematkan GPU Maleoon 920 berkecepatan 840MHz.

Fitur menarik lainnya adalah kemungkinan hadirnya dukungan eSIM, menghilangkan kebutuhan slot SIM fisik. Langkah ini tidak hanya membuat desain lebih sleek, tetapi juga membuka ruang untuk komponen lain yang lebih krusial.

Strategi Huawei di Pasar Foldable

Bocoran ini juga mengungkap rencana jangka panjang Huawei. Selain Mate XT 2, perusahaan akan meluncurkan Mate X7—sebuah perangkat lipat gaya buku—pada periode yang sama. Keduanya diklaim membawa pembaruan signifikan di sektor kamera, chipset, dan baterai.

Yang lebih menarik, Huawei disebut-sebut sedang mempersiapkan tablet lipat yang rencananya akan dirilis tahun 2025. Langkah ini menunjukkan komitmen serius Huawei dalam mengembangkan ekosistem perangkat lipat, sebuah segmen yang semakin panas diperebutkan.

Dengan strategi ini, Huawei tampaknya ingin memperkuat posisinya sebagai pionir inovasi di pasar ponsel lipat. Apakah mereka akan kembali memimpin pasar seperti era kejayaan seri P dan Mate? Jawabannya mungkin terletak pada kesuksesan Mate XT 2 dan seri foldable mendatang.

Bocoran Nyata! Galaxy Watch 8 Classic Muncul di eBay dengan Desain Baru

Telset.id – Bayangkan menemukan prototipe smartwatch premium yang belum dirilis dijual secara terbuka di eBay. Itulah yang terjadi dengan Samsung Galaxy Watch 8 Classic, yang bocor melalui listing eBay dengan harga mulai $150 sebelum melonjak hingga $570. Bocoran ini memberikan gambaran jelas tentang desain dan fitur yang mungkin akan menjadi pembeda dari seri sebelumnya.

Desain Galaxy Watch 8 Classic ternyata sesuai dengan rumor yang beredar sebelumnya. Smartwatch ini mengadopsi bentuk “squircle” (persegi dengan sudut melengkung) seperti varian premium Galaxy Watch Ultra. Namun, yang paling menarik adalah kembalinya rotating bezel—fitur yang sempat hilang di Galaxy Watch 7 Classic. Rotating bezel pada Watch 8 Classic hadir dengan desain yang lebih modern dan fungsional.

Prototipe Samsung Galaxy Watch 8 Classic di eBay

Di sisi kanan, terdapat tiga tombol fisik, sementara speaker grill terletak di sebelah kiri. Namun, perubahan paling signifikan mungkin ada pada sistem strap. Prototipe ini tidak menggunakan konektor standar seperti pada Galaxy Watch sebelumnya, yang berarti strap lama kemungkinan tidak kompatibel dengan model baru ini. Kabarnya, Galaxy Watch 8 Classic hanya akan tersedia dalam ukuran 46mm, berbeda dengan seri sebelumnya yang menawarkan pilihan ukuran lebih bervariasi.

Dari segi spesifikasi, smartwatch ini dilengkapi dengan penyimpanan internal 64GB—peningkatan signifikan dibandingkan pendahulunya. Namun, di balik desain baru dan peningkatan penyimpanan, Samsung tampaknya tetap mempertahankan chipset Exynos W1000, sama seperti yang digunakan di Galaxy Watch 7 dan Ultra. Di sisi software, Watch 8 series diprediksi akan menjalankan Wear OS 6 dengan lapisan antarmuka One UI 8 Watch.

Lalu, bagaimana dengan harga resminya? Meskipun belum dikonfirmasi, prototipe yang dijual di eBay dengan harga $570 mungkin bisa menjadi indikator bahwa harga retail-nya akan lebih tinggi dari seri sebelumnya. Apakah perubahan desain dan peningkatan penyimpanan ini sebanding dengan harganya? Jawabannya mungkin akan tergantung pada seberapa besar Samsung mampu menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih baik melalui One UI 8 Watch.

Jika Anda penasaran dengan perkembangan terbaru Galaxy Watch 8 Classic, pastikan untuk mengikuti update terbaru dari Telset.id. Siapa tahu, Samsung mungkin akan mengumumkan kejutan lain sebelum peluncuran resminya.

iOS 26: Revolusi Desain dan AI yang Ubah Cara Pakai iPhone

Telset.id – Jika Anda mengira iOS 26 hanya sekadar pembaruan biasa, bersiaplah untuk terkejut. Apple baru saja mengumumkan sistem operasi terbarunya di WWDC 2025, dan ini bukan sekadar lompatan versi—melainkan perubahan paradigma dalam cara iPhone berinteraksi dengan penggunanya.

Dari desain Liquid Glass yang memukau hingga integrasi Apple Intelligence yang semakin dalam, iOS 26 menandai babak baru dalam evolusi sistem operasi mobile. Yang menarik, Apple kini menyelaraskan nomor versi di seluruh platformnya—iOS 26, iPadOS 26, macOS 26—sebagai penanda tahun rilis. Langkah ini bukan tanpa alasan: perusahaan ingin ekosistemnya terasa lebih terpadu dari sebelumnya.

1. Liquid Glass: Ketika iOS Kembali “Hidup”

Pertama kali melihat iOS 26, mata Anda akan langsung tertuju pada Liquid Glass—bahasa desain baru yang terinspirasi dari visionOS. Bayangkan: setiap elemen antarmuka, mulai dari ikon aplikasi hingga widget, tampak seolah terbuat dari kaca tembus pandang yang memantulkan dan membiaskan cahaya di bawahnya.

Ini adalah evolusi menarik dari perjalanan desain iOS. Jika Anda pengguna setia Apple, mungkin ingat era skeuomorfik (iOS 1-6) di mana tombol tampak seperti objek fisik, atau era flat design (iOS 7 dan seterusnya) yang lebih minimalis. Kini, Liquid Glass membawa nuansa baru: dinamis namun elegan, dengan efek paralaks 3D yang merespons gerakan perangkat.

Aplikasi seperti Safari dan Musik telah dirombak total untuk memanfaatkan material baru ini. Tab bar yang menyusut saat tidak digunakan, kontrol kamera yang tersembunyi secara cerdas—semua dirancang agar konten tetap menjadi bintang utama. Kabar baiknya: developer pihak ketiga juga akan mendapatkan akses ke API Liquid Glass, membuka pintu bagi pengalaman yang lebih konsisten di seluruh ekosistem.

2. Apple Intelligence: AI yang Benar-Benar Membantu

Jika di iOS 18 Apple Intelligence masih bayi yang belajar merangkak, di iOS 26 ia telah tumbuh menjadi asisten yang benar-benar berguna. Fitur andalannya, Live Translation, kini bekerja mulus di seluruh platform—mulai dari panggilan telepon, pesan, hingga FaceTime—tanpa perlu koneksi cloud.

Bayangkan: Anda bisa berbicara dalam bahasa Indonesia, sementara lawan bicara mendengar terjemahan langsung dalam bahasa Inggris, atau sebaliknya. Proses ini seluruhnya terjadi di perangkat, menjawab kekhawatiran privasi yang sering muncul pada solusi berbasis cloud.

Tidak berhenti di situ, Visual Intelligence membawa kemampuan pencarian kontekstual ke level baru. Ambil screenshot dari apa saja—postingan media sosial, brosur event, atau produk yang menarik—lalu tanyakan langsung ke ChatGPT atau cari item serupa di Google/Etsy. Sistem bahkan bisa mengenali detail event dan menawarkan untuk langsung menambahkannya ke kalender.

3. Aplikasi Bawaan yang Lebih Cerdas

Apple tidak melupakan aplikasi inti yang kita gunakan sehari-hari. Phone kini memiliki screener panggilan otomatis—iPhone akan menjawab dulu, menanyakan identitas pemanggil, dan memberi Anda informasi sebelum memutuskan menerima atau tidak. Fitur Hold Assist yang jenius akan tetap ‘nongkrong’ di telepon saat Anda dihubungkan ke customer service, lalu memberi tahu ketika ada manusia yang akhirnya menjawab.

Di Messages, selain filter pesan dari pengguna tidak dikenal, kini ada indikator ketik di grup chat dan latar belakang obrolan yang dihasilkan AI. Musik menghadirkan terjemahan lirik dan transisi ala DJ, sementara Maps menawarkan rute optimal berdasarkan kebiasaan perjalanan Anda.

Dan untuk gamer, Apple Games menjadi hub baru yang mengumpulkan semua judul, rekomendasi personal, bahkan aktivitas teman-teman Anda. Tampaknya Apple serius bermain di arena gaming mobile.

4. Ekosistem yang Makin Terintegrasi

Keindahan Liquid Glass dan kecerdasan Apple Intelligence tidak berhenti di iPhone. CarPlay Ultra kini mengambil alih seluruh sistem display mobil—termasuk kontrol iklim dan kendaraan—menghadirkan antarmuka yang benar-benar terpadu. Untuk AirPods, ada peningkatan kualitas audio studio dan fungsi baru sebagai remote kamera.

iOS 26 akan tersedia musim gugur ini untuk iPhone 11 dan yang lebih baru, meski fitur Apple Intelligence penuh hanya bisa dinikmati di iPhone 15 Pro ke atas. Setelah melihat apa yang ditawarkan, satu hal jelas: ini bukan sekadar pembaruan biasa, melainkan lompatan besar yang menata ulang cara kita berinteraksi dengan iPhone sehari-hari.

Apple iOS 26 Bakal Hadirkan Fitur Terjemahan Langsung di Panggilan dan Pesan

0

Telset.id – Bayangkan Anda menelepon rekan bisnis di Tokyo atau mengobrol dengan keluarga di Paris tanpa hambatan bahasa. Itulah yang dijanjikan Apple dengan iOS 26. Dalam gelaran WWDC 2025, raksasa teknologi asal Cupertino itu mengungkap revolusi terjemahan real-time yang bakal mengubah cara kita berkomunikasi.

Apple Intelligence, suite fitur AI terbaru mereka, menghadirkan kemampuan menerjemahkan percakapan secara langsung di aplikasi Phone, FaceTime, dan Messages. Yang menarik, fitur ini bekerja sepenuhnya di perangkat (on-device), menjamin privasi sekaligus mengurangi ketergantungan pada koneksi internet. Sebuah lompatan besar dari fitur terjemahan Siri yang pertama kali diperkenalkan di iOS 11.

Terobosan Baru dalam Komunikasi Multibahasa

Leslie Ikemoto, Direktur Pengalaman Input Apple, memamerkan bagaimana AI akan membacakan terjemahan secara lisan selama panggilan sambil menampilkan teksnya sebagai subtitle. Untuk pesan teks, sistem secara otomatis menerjemahkan saat Anda mengetik—mirip dengan fitur terjemahan instan di Microsoft Edge, tetapi dengan integrasi yang lebih dalam.

Yang mengejutkan, fitur ini tetap bekerja meski lawan bicara menggunakan smartphone non-Apple. “Kami ingin memecahkan hambatan bahasa, bukan membuat tembok baru,” tegas Ikemoto. Sayangnya, Apple belum mengungkap daftar bahasa yang didukung, meninggalkan ruang spekulasi apakah Bahasa Indonesia termasuk di dalamnya.

Ekosistem yang Terintegrasi

Fitur serupa juga datang ke iPadOS 26, termasuk kemampuan menerjemahkan obrolan grup—sesuatu yang belum ditawarkan pesaing seperti Google Meet. Pemilik Apple Watch Series 9 ke atas pun bisa menikmati terjemahan pesan langsung dari pergelangan tangan.

Tapi di balik kemewahan fitur ini, terselip pertanyaan: akankah Apple menyempurnakannya dengan dukungan terjemahan via AirPods? Kabar angin tentang fitur ini beredar sejak lama, sementara Google sudah lebih dulu memasukkannya di Pixel Buds. Mungkin kita harus menunggu acara peluncuran hardware Apple di musim gugur untuk mendapatkan jawabannya.

Dengan iOS 26, Apple tidak sekadar mengejar ketertinggalan dari Samsung dan Google dalam hal terjemahan. Mereka sedang menata ulang standar komunikasi global. Pertanyaannya sekarang: seberapa akurat terjemahan AI mereka, dan apakah pengguna di Indonesia akan merasakan manfaatnya?