Beranda blog Halaman 3072

Ayo Main, PES 2017 Sudah Kick-off di Android dan iOS

Telset.id, Jakarta – Anda yang senang bermain game sepak bola seperti Pro Evolution Soccer (PES) di berbagai platform seperti PC, PS4, dan lainnya, mungkin minggu ini akan menjadi minggu yang berbahagia bagi Anda semua. Kenapa? Karena Konami secara resmi merilis PES 2017 untuk Android dan iOS.

Berdasarkan pantauan kami di Google Play Store, saat ini masyarakat Indonesia pun sudah bisa mengunduh game dengan berukuran lebih dari 1GB ini. Saat kami mencoba memainkannya, game tersebut benar-benar memiliki gameplay yang smooth untuk sekelas game smartphone.

Di dalamnya, saat pertama kali memainkannya, Anda akan disuguhi oleh tutorial menggiring bola, mengoper bola ke teman, menendang, serta bermain penuh menggunakan tim favorit di PES 2017.

Kemudian, jika Anda sudah melewati bagian tutorial tersebut, Anda diharuskan untuk memilih tim untuk dimainkan, mengontrak manager untuk mengatur strategi, kemudian memainkan tim racikan Anda sendiri untuk dimainkan di berbagai mode seperti mode campaign.

Oh ya selain itu juga, Anda pun bisa membeli berbagai pemain dari pemain biasa hingga pemain bintang untuk memperkuat tim Anda. Perlu diingat, PES 2017 merupakan game online, sehingga membutuhkan koneksi internet yang stabil untuk memainkannya. Yuk coba main!

Download: PES 2017 untuk Android
Download: PES 2017 untuk iOS

 

Mengintip “Pabrik Like” Terbesar di Dunia

0

Telset.id, Jakarta – Tak dapat dipungkiri lagi bahwa di zaman yang serba menggunakan media sosial ini, jumlah like merupakan sebuah parameter yang menandakan kesuksesan dari sebuah postingan. Yang menarik (dan mungkin belum banyak yang tahu), di Tiongkok ternyata ada sebuah “pabrik like” terbesar di dunia yang siap menerima pesanan.

Like di social media memang sangat diburu. Maka tak heran jika banyak orang mencari akal untuk mendapatkan like di postingan mereka, meskipun harus melakukan cara-cara tak jujur untuk mendapatkan hal tersebut.

Salah satu contohnya adalah dengan membeli like dari sebuah usaha yang sering kali disebut dengan ‘click farm’. Pabrik ini diketahui bermarkas di sebuah daerah di Tiongkok, yang berlokasi di sebuah gudang yang lebih menyerupai sebuah pabrik like untuk media sosial.

Hal ini terungkap setelah seorang pengguna akun twitter bernama English Russia berkunjung ke lokasi tersebut. Pada saat dia masuk kedalam gudang tersebut, dia melihat banyak ponsel yang tersusun di rak-rak besar.

Yang lebih mengejutkan lagi, sang pemiliki mengaku bahwa ada setidaknya 10.000 ponsel pintar yang digunakan untuk memberikan like di sebuah postingan. Untuk cara penggunaannya sendiri, ada yang otomatis dan juga ada yang manual.

Pihak media sosial sendiri seperti Facebook, Instagram, dan lainnya sudah melakukan berbagai cara untuk menanggulangi hal tersebut. Sebagai contoj, Instagram telah memaksa penutupan Instagress yang dapat melakukan komentar dan like otomatis.

Namun nampaknya, para pemilik media sosial harus bekerja lebih keras lagi. Hal ini dikarenakan para penyedia jasa like seperti ini mulai menjamur di seluruh dunia. [NC]

Samsung Kukuhkan Posisi Pemimpin Industri Elektronik

Telset.id, Jakarta – Memperkuat kepemimpinannya di industri elektronik, Samsung Electronics Indonesia terus berinovasi untuk membawa kebahagiaan di tengah – tengah masyarakat Indonesia. Komitmen ini diwujudkan lewat inovasi di segala lini,mulai dari produk, pengalaman pelanggan lewat layanan konsumen serta kontribusi positif bagi lingkungan lewat Corporate Citizenship yang bertujuan untuk membawa perubahan berarti dan kebahagiaan dalam hidup konsumen.

“Di Indonesia, untuk semakin memantapkan posisi di pasar mobile phone, Samsung menghadirkan Galaxy S8 dan S8+ serta Galaxy Ecosystem yang memimpin tren pasar menikmati gaya hidup dan pengalaman tanpa batas. Sedangkan untuk industri televisi, Samsung memperkenalkan era lifestyle TV melalui Samsung QLED TV. Kami berharap inovasi yang kami tawarkan tak hanya menjawab kebutuhan pasar, namun juga dapat menginspirasi konsumen kami,” kata Jo Semidang, Corporate Marketing Director, Samsung Electronics Indonesia.

Selain memimpin pasar televisi di dunia selama 11 tahun berturut-turut, Samsung juga semakin kuat memimpin pasar mobile phone di dunia. Namun tak hanya berhenti sampai di situ, Samsung terus menyebarkan inovasi di industri elektronik dan teknologi.

“Samsung terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen sekarang dan di masa depan melalui teknologi. Salah satu cara untuk mempertajam inovasi, Untuk mewujudkan hal tersebut Samsung melakukan ekspansi bisnis melalui berbagai akuisisi strategis seperti akuisisi perusahaan audio terkemuka, Harman International Industries, Inc., dan akuisisi perusahaan platform artificial intelligence generasi terkini, Viv Labs, Inc.,” Jo menambahkan.

Komitmen Samsung dalam menghantarkan kebahagiaan ke tengah – tengah konsumen, tidak hanya terbatas pada inovasi produk, namun juga diwujudkan dengan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Indonesia lewat inisiasi berbagai program Corporate Citizenship yang berfokus pada pendidikan, pembangunan komunitas, serta kesehatan.

Pada bidang pendidikan Samsung memiliki program Samsung Tech Institute dan Rumah Belajar Samsung yang bekerjasama dengan panti-panti remaja serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Disini Samsung melakukan pembangunan fasilitas belajar, serta menyusun kurikulum pelatihan keterampilan elektronika, seperti cara memperbaiki handphone, AC, TV, kulkas hingga mesin cuci.

Program ini mendapatkan penghargaan untuk kategori Excellence for the Provision of Education and Literacy di ajang Global CSR Summit and Awards 2017. Berkontribusi di bidang pembangunan masyarakat, Samsung memberikan donasi berupa 1500 lentera tenaga surya bagi kabupaten Lanny Jaya, Papua, yang belum tersentuh listrik, kini dapat tetap produktif hingga malam hari, seperti belajar, menganyam, memasak maupun makan bersama. Dalam bidang kesehatan, Samsung melakukan program SONO School yaitu memberikan pelatihan ultra sound kepada dokter-dokter untuk menambah keterampilan mereka dalam memeriksa dan mendiagnosa penyakit pasien. (MS)

 

Sejak Umur 10 Tahun, Zuckerberg Sudah Jago Bikin Software

0

Telset.id, Jakarta – Jika mendengar nama Mark Zuckerberg, pastinya secara otomatis orang akan teringat Facebook. Pasalnya, jejaring sosial buatannya itu sudah dipakai sepertiga pengguna internet di dunia. Kreatifitas Zuckerberg sudah terlihat dari usia belia. Dan tak banyak yang tahu, Facebook sebenarnya bukan buah karya pertamanya.

Sebelum membuat Facebook, pria yang akrab dipanggil Zuck ini telah membuat berbagai sofware di pada saat dia masih belia. Salah satunya adalah ZuckNet, sebuah aplikasi chatting pertamanya yang dibuat untuk berkomunikasi di rumah.

“Tempat praktek dokter gigi ayah saya terhubung dengan rumah. Jadi saya membuat sistem yang memungkinkan ayah saya berbagi data dan berkomunikasi dengan orang-orang di ruangan lain,” ujar Zuck seperti dikutip dari laman Re/Code.

Dia menjelaskan, bahwa saat dirinya membuat ZuckNet, dia masih berumur 10 tahun. Ternyata di usia yang sangat belia, Zuck sudah mampu membuat sesuatu yang sangat menakjubkan di zaman tersebut.

Namun sayang, ia mengaku bahwa sistem ZuckNet miliknya tidak dipakai untuk waktu yang lama. Hal ini dikarenakan keluarganya beralih ke layanan chatting bikinan perusahaan besar yang lebih populer, seperti AOL Instant Messenger.

“Tentu saja, AOL Instant Messenger datang dan semua orang memakai itu,” kenang Zuck.

Namun kini dia berhasil membuktikan bahwa media sosial buatannya dapat mengalahkan raksasa-raksasa instant messenger lainnya. Bahkan kini WhatsApp dan Messenger menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan oleh warga bumi. [NC/HBS]

Aplikasi Gadjian Tambah Fitur Absensi ‘Hadirr’

Telset.id, Jakarta – Menyongsong hari jadinya yang pertama, startup pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) Gadjian meluncurkan fitur absensi berbasis mobile yang diberi nama ‘Hadirr’.

Hadirr memungkinkan karyawan untuk mencatat kehadiran kerja mereka di berbagai lokasi yang telah disetujui oleh atasan atau admin HRD. Jam lembur dan klaim uang jalan (reimbursement) juga dapat dikelola langsung di Hadirr. Fitur-fitur ini diharapkan akan memudahkan pengelolaan karyawan di perusahaan-perusahaan yang memiliki banyak kantor cabang, karyawan dengan  mobilitas tinggi atau bekerja jarak jauh (remote).

“Pencatatan dan pengelolaan absensi menjadi masalah yang pelik bagi banyak perusahaan di Indonesia yang karyawannya tersebar di berbagai tempat.  Jika dikelola secara manual, pencatatan absensi memakan banyak waktu dan rentan human error, sehingga merugikan perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Untuk menjawab masalah itulah kami meluncurkan Hadirr,” jelas Afia R. Afriati, co-founder dan CEO Gajian.

Hadirr saat ini telah diujicoba di beberapa perusahaan, salah satunya di sebuah perusahaan penyedia jasa dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang.

Harga yang ditawarkan oleh Gadjian, menurut Afia, terhitung reasonable bagi pelaku bisnis UMKM. Untuk paket basic, harganya mencapai Rp 12.500 per karyawan per bulan. Sedangkan untuk paket premium, harganya Rp 20.000 per karyawan per bulan.

“Jika sebuah UMKM memiliki 50 karyawan dan mereka memilih paket premium, maka biaya yang harus dikeluarkan per bulannya untuk urusan HR hanya Rp 1 juta. Angka itu lebih murah dibandingkan jika mereka harus merekrut seorang karyawan untuk urusan HR yang minimal bergaji UMR sebesar Rp 3 juta lebih,” lanjutnya.

Sukses dengan aplikai Gadjian dan demi melengkapi layanan aplikasi Gadjian, , Gadjian meluncurkan aplikasi barunya, Hadirr. Diterangkan Afia, Hadirr adalah aplikasi absensi berbasis mobile, yang saat ini dapat diunduh di Android. “Baik aplikasi Gadjian maupun Hadirr sangat mudah digunakan,” yakinnya.

“Pencatatan dan pengelolaan absensi menjadi masalah yang pelik bagi banyak perusahaan di Indonesia, yang karyawannya tersebar di berbagai tempat. Jika dikelola secara manual, pencatatan absensi memakan banyak waktu dan rentan human error, sehingga merugikan perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Oleh karena itulah, kami meluncurkan aplikasi Hadirr guna menjawab kebutuhan itu,” katanya beralasan.

Saat ini, ditambahkannya, Hadirr telah diujicoba di beberapa perusahaan. Salah satunya, di sebuah perusahaan penyedia jasa dengan jumlah karyawan sektiar 10 ribu orang. “Untuk memperkenalkan dan memperluas market Gadjian maupun Hadirr, kami menggandeng Telkomsel lewat program ‘Instant Office’. Dengan program tersebut, Telkomsel menawarkan paket bundling konektivitas internet sekaligus aplikasi-aplikasi inti pengelolaan bisnis, termasuk Gadjian untuk mengelola administrasi SDM dan penggajian,” tutupnya. (MS)

Sering Crash, Penyebab Pengguna Smartphone Tak Suka Browser Bawaan

Telset.id, Jakarta – Anda pengguna smartphone Android lumrah dengan berbagai aplikasi bawaan pada smartphone tersebut selain berbagai aplikasi dari Google. Sebut saja seperti Browser, Messaging, Clock, Mail, Recorder dan lainnya.

Namun perlu diakui juga, sebenarnya beberapa aplikasi bawaan tersebut merupakan aplikasi yang useless karena hampir tidak pernah digunakan sama sekali oleh pengguna smartphone Android. Misalnya saja seperti Browser, pastinya pengguna Android lebih memilih Google Chrome, Opera atau browser pihak ketiga lainnya karena beberapa alasan.

Menurut survei dari Opera, ditemukan fakta bahwa hampir setengah pengguna smartphone di Indonesia tidak puas dengan browser default mereka. Hal tersebut disebabkan karena berbagai alasan, salah satunya adalah browser bawaan sering mengalami crash sehingga pengguna tidak nyaman saat mengakses internet.

“Alasan utama kenapa menggunakan browser lainnya adalah karena pengguna mencari kemudahan dalam akses Internet,” ungkap Ivollex Hodiny, Growth Director of Asia, Opera Software.

Ya, selain karena sering mengalami crash, alasan lainnya karena browser bawaan biasanya lebih lambat daripada beberapa browser pihak ketiga, memakan lebih banyak paket data, sulit mencari file hasil download dan banyak iklan yang tidak diinginkan bermunculan. (FHP/MS)

Begini Cara Ubah Galaxy S8 Jadi Google Pixel

Telset.id – Bagi seorang pengguna setia Android, tak lengkap rasanya jika tidak melakukan sesuatu pada smartphone miliknya. Entah itu rootingcustom ROM, dan lainnya. Nah kali ini, bagi Anda yang suka mengotak-atik sistem di Android dan juga seorang pemilik duo Galaxy S8, kami punya sedikit trik untuk ubah Galaxy S8 jadi Google Pixel.

Ya, trik ini memungkinkan Anda untuk mengubah tiga tombol virtual pada Galaxy S8 menjadi terlihat seperti tombol virtual pada Google Pixel atau Pixel XL. Ingin tahu bagaimana caranya? Check this out!

[Baca juga: Tips Galaxy S8 : Cara Merekam Video 4K]

  • Pertama yang harus dilakukan adalah dengan men-download file .apk dari forum XDA DevelopersFile tersebut tidak hanya membuat Anda mengubah nav bar dari S8, juga bisa mengatur posisi tombol tersebut.
  • Selanjutnya, jika file sudah di-downloadinstall file .apk itu. Namun jangan lupa, aktifkan Unknown Source di bagian Settings.
  • Kemudian jika file sudah ter-installrestart Galaxy S8 Anda.
  • Selesai! Sekarang smartphone Infinity Display Anda tersebut menjadi unit Galaxy S8 yang berbeda dari S8 lainnya.
  • Oh ya sebagai pengingat, jika ingin menghapusnya, uninstall com.android.systemui.product.res.overlay, kemudian restart smartphone.

[Baca juga: Ingin Widget ala Galaxy S8? Begini Caranya]

 

Melihat dari Dekat Cara Kerja Kamera Ganda di Smartphone

0

Telset.id – Perkembangan dunia teknologi, terlebih di dunia ponsel pintar berkambang sangat pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya inovasi yang hadir di ponsel pintar yang semakin menyamai perangkat PC dan lainnya, salah satu contohnya adalah teknologi kamera ganda.

Sebenarnya dual camera bukanlah teknologi baru. Karena teknologi ini sudah cukup lama ada, tapi dulu hanya terdapat di perangkat kamera high end atau perangkat komputer yang memang ditujukan untuk tujuan spesifik, seperti mengambil gambar 3D dan lainnya.

Ponsel yang pertama kali menggunakan teknologi ini adalah HTC dengan Evo 3D yang diluncurkan pada tahun 2011 silam. Kala itu, HTC menggunakan teknologi dual kamera untuk mengambil gambar atau video dalam format 3D. Kini, sudah ada beberapa vendor yang menggunakan dual camera setup di perangkatnya, seperti LG dengan G6 mereka, Huawei dengan P9 dan P10, serta Apple dengan iPhone 7 Plus mereka.

Mungkin banyak dari Anda yan bertanya-tanya, seperti apa sih sebenarnya cara kerja dari teknologi dua kamera ini? Nah, untuk itu tim Telset.id akan mengulas soal cara kerja dual camera yang ada di smartphone.

Penyematan Kamera dengan Fitur Fixed Zoom

Bukan rahasia lagi jika ada perbedaan yang signifikan antara lensa kamera konfensional dan kamera ponsel pintar. Perbedaannya terletak pada lensa ponsel pintar yang tidak memiliki fitur optical zoom.

Kebanyakan vendor ponsel pintar menggantikan fitur ini dengan digital zoom, yang pada akhirnya akan membuat kualitas gambar yang diambil akan menurun saat menggunakan fitur tersebut.

Namun bagi Apple, hal ini dapat diselesaikan dengan satu cara: dengan menambahkan kamera tambahan yang di set dalam daerah zoom yang permanen. Pemikiran ini mereka tuangkan dalam produk terbaru mereka, yakni iPhone 7 Plus.

Dengan digabungkan dengan software yang bernama Portrait mode, maka hasil yang didapatkan adalah seolah-olah mendapatkan hasil zoom yang baik. Padahal, kedua kamera ini melakukan pemotretan di waktu yang sama dan menggabungkannya.

Memang ada satu kelemahan dari penggunaan metode ini, yakni gambar yang diahsilkan sedikit sepreti gambar yang telah ‘dipermak’ dan waktu pengambilan yang sedikit lebih lama. Namun, teknik ini ternyata mampu menghasilkan gambar yang lebih baik.

SELANJUTNYA : Sebagai Lensa Wide Angle >>>>

Pendapatan Indosat Tumbuh 7% di Q1 2017

0

Telset.id, Jakarta – Indosat Ooredoo mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 7,0% terhadap periode yang sama tahun sebelumnya, dengan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 7,3 triliun dalam triwulan pertama tahun 2017.

Perusahaan juga mencatat pertumbuhan jumlah pengguna data yang mendorong pertumbuhan trafik data sebesar 227,6% dan pertumbuhan pendapatan data sebesar 40,5% dibanding TW1-16. Sementara Jumlah pelanggan selular Indosat di kuartal I 2017 sebanyak 95,6 juta pelanggan, atau meningkat sebesar 25,8 juta pelanggan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan seluler meningkat sebesar 6,6%, utamanya disebabkan peningkatan pendapatan Data dan VAS yang diimbangi dengan penurunan dari pendapatan telepon, SMS, dan interkoneksi.

Pendapatan MIDI meningkat sebesar 9,9% dibandingkan TW1 2016, utamanya disebabkan pertumbuhan bisnis layanan IT yang dikontribusi dari Lintasarta, salah satu anak perusahaan Indosat Ooredoo. Sementara pendapatan telekomunikasi tetap meningkat sebesar 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya.

EBITDA tumbuh 4,7% menjadi Rp 3,1 triliun (TW1 2016: Rp 3,0 triliun), dengan marjin EBITDA sebesar 42,5%. Total utang dari pinjaman bank dan obligasi juga mengalami penurunan sebesar Rp 2,8 triliun atau turun sebesar 12,6% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pada kuartal ini, perusahaan telah menambah 5.849 BTS, dimana 58% di antaranya merupakan BTS 3G dan 4G untuk menunjang pertumbuhan penggunaan data yang sangat tinggi. [HBS]

 

Ada Berapa Versi Dual Camera pada Smartphone?

Telset.id – Masyarakat Indonesia saat ini disuguhkan oleh berbagai merek smartphone yang menjadikan fitur dual-camera sebagai daya tariknya. Dari semua smartphone dual camera yang telah dirilis ke pasaran, tidak semua memiliki fungsi yang sama. Maka tak heran jika muncul beberapa versi dual camera pada smartphone.

Sebut saja misalnya Oppo F3 Plus yang mengandalkan kamera ganda di bagian depan untuk penggunanya yang “gila selfie” dengan kemampuan wide-angle­, lalu iPhone 7 Plus yang memiliki dual-camera dengan kemampuan utama optical zooming. Begitu juga Huawei P10 yang memiliki kemampuan untuk mengambil gambar secara detail karena konfigurasi kamera RGB dan monokrom, dan lainnya.

Pertanyaannya sekarang adalah, sebenarnya ada berapa versi dual-camera pada smartphone? Dari hasil penelusuran Tim Telset.id, saat ini ada tiga teknologi dual-camera yang digunakan oleh para vendor pada smartphone yang telah mereka rilis. Untuk itu, kami akan mengulasnya secara lebih mendalam. Berikut ulasannya:

1. Dual-camera (Normal Lens dan Wide-angle Lens)

Jenis dual-camera yang paling familiar dengan masyarakat pencinta selfie di Indonesia adalah wide-angle. Jenis dual-camera ini sebenarnya tidak membawa “hakikat” dual-camera pada umumnya yang merupakan perpaduan antara dua lensa kamera untuk menghasilkan satu gambar yang lebih berkualitas dan detail.

Hal itu karena biasanya smartphone dual-camera dengan fitur wide-angle ini bekerja sendiri-sendiri. Sebut saja seperti Oppo F3 Plus atau LG G6 yang memiliki kamera utama untuk pengambilan gambar layaknya kamera smartphone pada umumnya, dan kamera lainnya yang bertugas untuk mengambil gambar dengan cakupan lebih luas lagi atau wide-angle dengan lebar sudut mencapai 120 sampai 135 derajat.

Bagi pengguna yang suka mengambil foto selfie, tentu saja lensa wide-angle memungkinkan mereka bisa mengambil foto dengan background yang utuh atau mengambil foto wefie bersama keluarga atau teman-teman sekaligus tanpa harus bantuan tongsis.

Lensa wide-angle pun berguna juga bagi pengguna yang senang memotret objek-objek menarik misalnya seperti gedung-gedung historical atau pemandangan. Dengan lensa lebar, mereka dimungkinkan untuk mengambil objek secara utuh dalam satu foto.

Namun konfigurasi dual-camera ini memiliki kekurangan juga. Kekurangan tersebut adalah biasanya aperture dari kamera lensa wide-angle akan lebih kecil daripada kamera dengan lensa normal serta rata-rata kamera tersebut juga tidak disertai dengan fitur image stabilization.

Misalnya saja seperti LG G6, kamera dengan lensa normal pada smartphone ini memiliki aperture f/1.8 dan sudah dilengkapi dengan OIS serta PDAF. Sedangkan kamera lensa wide-angle hanya memiliki aperture f/2.4 dan tidak dilengkapi dengan autofocus sama sekali.

Apa Fungsi Dual Camera di Smartphone?

Telset.id – Smartphone dengan fungsi dual camera sekarang sedang menjadi trend. Berbagai brand berlomba-lomba untuk me-release produk smartphone mereka dengan kamera ganda.

Kamera ganda ini bisa disematkan sebagai kamera utama di bagian belakang, atau sebagai kamera selfie di bagian depan. Para pengguna smartphone seakan-akan digiring untuk berasumsi kalau smartphone dengan kamera ganda adalah trend kekinian, dan kamera ganda lebih baik dari kamera yang hanya memiliki satu lensa.

Sebenarnya apa fungsi dual camera pada smartphone, dan kelebihan apa yang ditawarkan akan kita bahas lebih dalam di sini.

{Baca Juga: Cara Mudah Scan Dokumen Pakai Kamera Smartphone}

Fungsi Dual Kamera pada Smartphone

Pada dasarnya, kamera pada smartphone memang semakin lama dituntut penggunanya untuk semakin hebat, bahkan kualitas kamera smartphone sampai sekarang tetap menjadi faktor utama orang memilih sebuah smartphone. Makanya banyak brand berlomba-lomba menyatakan diri sebagai pembuat smartphone dengan kamera yang hebat.

Meski begitu, keterbatasan ukuran, ruang, dan bentuk smartphone, membuat kamera pada smartphone sulit untuk menyamai kamera profesional seperti DSLR.

Walau banyak brand yang terkadang terlalu berani menyebut kamera smartphone mereka mengungguli DSLR, namun sejatinya kamera smartphone dan teknologinya berkembang cukup jauh saat ini untuk menghasilkan gambar-gambar yang bisa dikatakan sudah mencapai taraf sangat bagus.

Keterbatasan ukuran lensa, besar sensor kamera, dan jarak antar lensa ke sensor, membuat para pengembang smartphone mencari cara lain untuk meningkatkan hasilnya, salah satunya dengan menggunakan dual camera.

Ada 3 macam konfigurasi dual camera yang saat ini digunakan berbagai brand smartphone, yang masing-masing berbeda fungsinya. Jadi para calon pengguna dual camera sebaiknya tidak asal membeli, dan menganggap semua dual camera sama kegunaannya.

Oleh sebab itu, pengguna sebaiknya memperhatikan fungsi yang diberikan, apakah sesuai dengan apa yang kita cari dari dual camera yang disematkan pada sebuah smartphone.

{Baca Juga: 5 Smartphone Kamera 48MP di bawah Rp 3 Juta}

Konfigurasi Mono dan RGB sensor

Konfigurasi Mono dan RGB sensor dual cameraDual camera dengan konfigurasi ini menggunakan satu lensa dengan sensor monokrom dan satu lensa standar dengan sensor berwarna atau sering disebut RGB. Lensa dengan sensor monokrom ini akan menangkap gambar (cahaya) hanya dengan hasil foto berwarna hitam-putih.

Sensor monokrom ini mengkhususkan diri menangkap intensitas cahaya yang diterima sensor, sebagai seberapa gelap dan seberapa terang, tidak dipusingkan dengan urusan filter apakah cahaya yang masuk ini berwarna apa.

Dengan cara ini, gambar yang ditangkap walau hanya hitam putih tetapi akan memiliki kontras dan detail yang lebih tinggi. Kamera satunya lagi dengan sensor RGB, bekerja seperti kamera standar pada smartphone, menangkap gambar yang berwarna.

Konfigurasi Mono dan RGB sensor dual kamera smartphone

Saat tombol shutter ditekan, kedua lensa dan sensor ini sekaligus mengambil dua gambar yang sama, kemudian gambar hitam putih yang kaya akan detail dan kontras digabungkan dengan gambar berwarna.

Hasil penggabungan ini diharapkan menjadi foto berwarna dengan gambar yang tajam dan kontras yang tinggi, baik untuk foto saat kondisi terang, maupun foto saat kondisi lebih minim cahaya.

Selain berguna untuk menghasilkan foto berwarna yang lebih tajam, lensa dan sensor monokrom juga bisa digunakan terpisah untuk menghasilkan foto hitam putih saja. Salah satu kamera smartphone yang menggunakan konfigurasi dual camera ini adalah Huawei, seperti pada seri P9 atau P10.

{Baca Juga: 10 Smartphone dengan Kamera “Optical Zoom” Terbaik 2020}

Konfigurasi lensa normal dan lensa sudut lebar (wide)

lensa normal dan lensa sudut lebar (wide) dual camera

Pada kamera DSLR, lensa kamera senantiasa bisa diganti untuk mendapatkan area cakupan foto yang berbeda.

Jarak kamera ke objek foto sering menjadi kendala untuk mendapatkan gambar yang utuh, misalnya foto-foto arsitektur, dimana area untuk mengambil foto kadang tidak memungkinkan untuk mendapatkan keseluruhan bangunan baik dari sisi panjang maupun tinggi.

Hal yang sama juga dirasa untuk foto selfie, sudut lensa yang sempit seringkali dalam jangkauan panjang tangan tidak bisa menangkap foto selfie beberapa orang sekaligus atau yang sering dikenal dengan sebutan wefie. Atau ukuran panjang tangan dirasa tidak cukup untuk menangkap gambar selfie lengkap dengan background, misalnya saat pergi traveling.

Karena hal tersebut di atas,  tongsis atau selfie stick sangat laku, sebagai salah satu cara memecahkan masalah sudut lensa yang sempit.

Pada konfigurasi dual camera ini, salah satu kamera berlensa lebar bisa mencapai sudut 120-135 derajat, sementara biasanya lensa normal hanya mencapai sekitar 70 derajat. Jadi dari jarak pemotretan yang sama, area gambar yang ditangkap bisa lebih banyak.

Saat kita akan mengambil gambar dan dirasa gambar yang diambil kurang utuh, tinggal memilih lensa dengan sudut lebar (wide) ini.

angle gambar dual kamera

Selain memiliki sisi lebih dengan lensa sudut lebar, ternyata ada juga sisi kurangnya. Lensa dengan sudut lebar cenderung memiliki gambar yang sedikit terdistorsi, terutama di kedua sisi ujung gambar. Biasanya garis-garis yang harusnya tegak lurus atau rata horisontal, akan terlihat sedikit melengkung.

Hal lain yang kurang, biasanya pada kamera sudut lebar memiliki aperture yang lebih kecil dan tidak dilengkapi OIS (Optical Image Stabilization), sehingga jika digunakan pada kondisi temaram akan terasa sulit dan mudah blur.

Demikian juga jika digunakan pada kamera depan, pada foto wefie, biasanya orang-orang dibagian luar, wajahnya akan terdistorsi. Untuk itu selain sekedar penggunaan hardware, para vendor juga sebisa mungkin harus memiliki software pengolah hasil foto yang mumpuni, supaya distorsi ini bisa diminimalisir saat hasil foto akhir jadi.

Smartphone dengan konfigurasi dual kamera lensa standar dan sudut lebar ini bisa ditemui pada LG, misal seri G5 dan G6 untuk kamera belakang, dan Oppo F3+ untuk kamera depan.

{Baca Juga: Harus Ada, Ini 5 Fitur Wajib Kamera Smartphone Kekinian}

Konfigurasi dual camera lensa standar dan telephoto

Konfigurasi ini menggabungkan satu lensa standar dengan satu lensa dengan focal length lebih besar. Lensa dengan focal length lebih besar ini bekerja seperti lensa tele pada kamera DSLR.

Pada kamera DSLR, lensa bisa digerakkan maju mundur untuk zoom in dan zoom out. Sementara selama ini pada kamera smartphone teknologi ini sulit diterapkan tanpa membuat smartphone menjadi sangat tebal. Focal length sendiri adalah jarak antara lensa dengan sensor kamera.

fungsi dual kamera zoom

Prinsip dasarnya semakin besar focal length kamera, semakin sempit area yang bisa ditangkap kamera, tetapi objek yang ditangkap terlihat semakin besar. Dengan menempatkan lensa kamera telephoto kita bisa mendapatkan gambar zoom optical yang lebih besar dibanding lensa standar.

Memang saat ini karena keterbatasan ruang pada smartphone, optical zoom yang bisa didapat baru hanya 2x, tetapi sudah cukup membantu untuk mendapatkan detail foto yang lebih jelas dibanding pembesaran dengan digital zoom.

Konfigurasi ini pertama diperkenalkan oleh Apple pada iPhone 7 Plus, dimana kamera belakangnya memiliki lensa standar dengan focal length 28mm dan sebuah lensa telephoto 56mm.

Selain bisa berfungsi masing-masing, hasil kedua lensa ini bisa digabungkan untuk mendapat foto potrait dengan background bokeh atau blur yang lebih baik, karena perbedaan jarak antara lensa dan objek menjadi lebih nyata dengan penggunaan dua buah lensa.

Kekurangan dari konfigurasi ini, lensa telephoto biasanya memiliki aperture yang lebih kecil, sehingga kurang bagus hasilnya ditempat temaram atau foto lowlight.

Selain dari ketiga macam konfigurasi dual camera ini, ke depan kita masih akan menemukan inovasi-inovasi dual camera lainnya.

Sebenarnya sebelum dual camera menjadi populer seperti sekarang, ada yang sudah mencoba konfigurasi ini untuk fungsi yang lain, misalnya HTC dengan seri Evo 3D, membuat dual camera-nya menangkap foto dengan hasil 3 dimensi.

Sayangnya hasil foto 3 dimensi ini hanya bisa dinikmati pada layar smartphone-nya sendiri dan akan menjadi foto biasa ketika di transfer.

Konfigurasi multi camera, bukan hanya sekedar dual camera, juga sudah dicoba pada smartphone, misal oleh Google dengan Project Tango.

Setiap kamera memiliki fungsi khusus, diantaranya ada yang digunakan untuk memindai jarak dan ukuran benda di sekitar, sehingga bisa digunakan untuk mendapat bentuk dan ukuran ruang, tinggi objek, hanya melalui foto dan video dan selanjutnya bisa digunakan untuk fungsi augmented reality atau AR. [LS/HBS]

 

 

 

 

Mengupas Lebih Dalam Tentang Teknologi Dual Camera

Telset.id – Huawei P10, Oppo F3+, LG G6, iPhone 7 Plus, Coolpad Cool Dual, Vivo V5 Plus, Nubia M2, Infinix S2 pro, semua smartphone tersebut hadir dengan konfigurasi dual camera. Mulai dari kelas smartphone hi-end sampai mid-end sekarang sedang berlomba-lomba mengusung teknologi dual camera pada smartphone mereka, baik disematkan pada main camera di belakang, atau pada kamera selfie di depan.

Teknologi dual camera sekarang dianggap sebagai jawaban atas tuntutan pengguna smartphone yang terus menginginkan hasil kamera smartphone sebaik mungkin, karena sekarang ini sebagian besar foto digital yang dihasilkan di Internet terutama di sosial media, diambil melalui smartphone. Sementara keterbatasan bentuk, ruang, dan ukuran smartphone, tidak memungkinkan teknologi kamera smartphone dibuat seperti kamera profesional pada umumnya.

Awalnya dual camera pada smartphone ada pada smartphone hi-end dan digunakan untuk kamera utama, tetapi ketenarannya segera dibawa kepada smartphone mid-end, bahkan sebagian digunakan untuk kamera selfie. Pengguna smartphone untuk selfie tidak bisa dianggap remeh, karena sebagian besar foto selfie atau wefie yang beredar, diambil menggunakan kamera smartphone. Bahkan tujuan kamera depan yang pada awalnya dibuat lebih untuk video call, dengan besar megapixel seadanya untuk ukuran data video yang kompak, sekarang sudah benar-benar berubah menjadi kamera untuk selfie.

Sebenarnya bagaimana teknologi dual camera bekerja, sehingga bisa menjadi trend seperti sekarang dan masih akan terus berkembang? Secara umum kerja kamera pada smartphone dan kamera DSLR digital mirip dalam proses pengambilan gambarnya, hanya perbedaan mencolok adalah di ukuran lensa dan ukuran sensor kamera diantara keduanya.

Bagian kamera smartphone

Prinsip dasar dari kamera atau fotografi adalah “menangkap” cahaya. Setiap benda atau objek yang kita foto sebenarnya memantulkan cahaya, menjadi bentuk berwarna yang bisa kita lihat. Pantulan cahaya ini yang kita coba tangkap menjadi sebuah foto.

Pertama cahaya masuk melalui lensa kamera, dimana lensa kamera jika mendukung autofocus, lensanya akan bergerak untuk mendapatkan fokus yang diinginkan. Autofocus ini bisa secara otomatis, atau kita tap pada layar untuk lebih fokus ke objek tertentu. Setelah fokus didapat, cahaya diterima oleh sensor kamera, sesuai panjang gelombang cahaya yang menentukan warna benda dan melewati filter warna, hasilnya direkam pada setiap pixel sensor kamera.

Courtesy Android Authority

Semakin besar ukuran setiap pixel sensor kamera /photo diode (bukan ukuran megapixel kamera) , semakin banyak cahaya bisa ditangkap. Data yang diterima sensor kamera akan diolah oleh ISP (Image Signal Processing) yang biasanya sudah menjadi satu kesatuan dari SoC (System on Chip), atau yang sering kita sederhanakan dengan istilah prosesor. Seberapa bagusnya ISP ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil gambar dasar.

ISP ini “menebak” setiap tangkapan cahaya disetiap pixel sensor kamera ini berwarna apa, dan apa warna pixel di sebelahnya. Demikian terus menerus dan menterjemahkannya dalam data digital, yang setelah melewati post processing algoritma dari software kamera akan menjadi hasil foto yang kita lihat.

Semakin cepat dan baik kerja ISP, semakin cepat juga shutter kamera bisa bekerja. ISP ini juga yang menentukan autofocus, autowhitebalance, autoexposure. Jadi jika kamera smartphone kita bekerja cepat atau lambat, bisa jadi bukan karena pengaruh brand smartphone kita, tetapi bergantung pada type SoC apa yang digunakan smartphone tersebut.