Beranda blog Halaman 2616

NASA akan ‘Ngebor’ Isi Perut Mars, Mau Ngapain?

Telset.id, Jakarta – Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA akan mengirimkan pesawat ke luar angkasa untuk melakukan penggalian di Mars. NASA berencana melakukan penggalian terdalam sepanjang sejarah pendaratan manusia di planet itu.

The Verge melaporkan, apa yang dilakukan oleh NASA tersebut bertujuan untuk memeriksa temperatur, denyut, dan reflek Mars. Penelitian dimaksudkan untuk melacak rotasi Mars sehingga nantinya bisa diketahui menegani ukuran dan inti Mars.

Jika tak ada aral, InSight, nama pesawat milik NASA yang akan dikirim ke Mars, diluncurkan pada Sabtu (5/5) pagi waktu setempat atau Sabtu sore WIB. Kemungkinan, peluncuran bakal disiarkan secara langsung melalui kanal resmi NASA.

“Pendaratan kali ini memungkinkan para ilmuwan untuk melihat lebih jauh ke perut Mars,” ujar ketua misi pendaratan, Bruce Banerdt. Proyek kerja sama antara AS dan Eropa tersebut dilaporkan bernilai miliaran dolar dan melibatkan ilmuwan-ilmuwan top.

Berita Terkait: Patung Wajah Prajurit Ini Ungkap Kehidupan di Mars?

Banerdt mengatakan, secara geologis, Mars tidak seaktif Bumi. Lempeng tektonik di Bumi telah banyak berubah dan mengaburkan susunan aslinya. Lain hal, Mars masih menyimpan kisah awal evolusi planet. Mars menyimpan banyak misteri tak terungkap.

“Pesawat luar angkasa InSight akan meluncur dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg, California. Kalau misi ini berhasil, NASA bakal menorehkan sejarah baru. Dunia pasti akan menyambutnya secara sukacita,” pungkas Banerdt.

Sumber: Theverge

Perang AI China vs AS, Siapa Menang?

Telset.id, Jakarta – Peperangan antara China dan Amerika Serikat (AS) tampaknya tak hanya berkutat soal perdagangan. Kedua negara diramalkan juga bakal berseteru di bidang teknologi, terutama kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Bahkan, menurut laporan CNBC, saat ini AS sedang khawatir sikap keras China terkait perang dagang akan menular ke sengketa tentang teknologi AI. Para pemimpin Negeri Paman Sam itu mencium gelagat China secara diam-diam telah membangun ekosistem AI yang bakal direalisasikan pada 2030.

Memang, sekarang AS menjadi markas bagi para raksasa teknologi, seperti Google, Microsoft, IBM, dan Apple. Perusahaan-perusahaan itu tengah berinovasi dengan AI. Namun, sadarkah AS bahwa China mendapat dukungan dari perusahaan lain yang tak kalah mentereng?

Mari tengok keberadaan Alibaba, Tencent, dan Baidu. Mereka semua punya modal dan kemampuan untuk membentuk kawasan serupa Silicon Valley di China. Guna mendukung visi 2030, pemerintah Tianjin bahkan menyiapkan USD 5 miliar untuk mendukung pengembangan AI.

Pemerintah China sendiri juga membangun pusat teknologi raksasa senilai USD 2,1 miliar untuk memfasilitasi inovasi AI. Para pengamat meyakini, banjir investor akan terjadi demi mendukung perusahaan-perusahaan teknologi China untuk mengembangkan AI.

Bulan lalu, perusahaan startup China bernama SenseTime berhasil menerima suntikan dana USD 600 juta lewat skema kerja sama dengan Alibaba. Kolaborasi perusahaan China dan negara Barat tersebut, menurut pengamat, bakal menjadi ancaman bagi dunia.

“Perusahaan-perusahaan Barat memiliki kelebihan sendiri, sedangkan China tak pernah berhenti menggali teknologi. Apa yang diraih oleh SenseTime merupakan capaian luar biasa. Saya yakin perusahaan lain di China akan menyusul,” tulis Nicholas Colas, pendiri DataTrek Research.

Berita Terkait: Tak Cuma 5G, China Juga akan Menangkan Persaingan AI

Sebelumnya, Credit Suisse dalam paparannya menyebutkan bahwa China bakal unggul atas AS dalam pertempuran AI. Prediksi itu sebagian besar didasarkan kepada satu alasan., yakni China tidak memiliki hukum serius tentang perlindungan data.

Ketiadaan hukum serius inilah yang membuat perusahaan-perusahaan di China mempunyai cukup banyak kebebasan untuk mengembangkan teknologi.

Dong Tao, Wakil Ketua Greater China Credit Suisse Private Banking Asia Pasifik, menyatakan, saat ini China jauh meninggalkan AS dalam setiap jenis pengembangan AI, baik di sektor perangkat keras, penelitian dan algoritma, maupun komersialisasi industri. Tao mengutip data tersebut dari laporan Oxford University, baru-baru ini.

“Saya tidak mengatakan perusahaan China lebih baik daripada perusahaan AS. Saya tidak mengatakan insinyur China lebih baik daripada insinyur AS. Apa yang akan membuat China menjadi besar dalam pengembangan AI adalah ketiadaan hukum serius yang melindungi privasi data,” ujar Tao pada acara Credit Suisse Asian Investment Conference di Hong Kong seperti dilaporkan CNBC.

Pada kesempatan itu, Tao melanjutkan, “Apilkasi pesan WeChat buatan China mampu memproses tujuh miliar foto sehari. Hal itu merupakan sumber data besar yang masif. Mereka bakal jadi memiliki keunggulan dalam pengenalan gambar.”

Komentar Tao tersebut disampaikan di tengah peningkatan reaksi hukum atas masalah data dan privasi di beberapa negara. Facebook, misalnya, telah berada di bawah pengawasan seiring kasus dugaan pencurian data 50 juta pengguna oleh Cambridge Analytica.

Berita Terkait: China Ungguli AS dan Eropa dalam ‘Pertempuran’ 5G

Selain AI, perlombaan untuk mengembangkan jaringan 5G juga sedang berlangsung antara China, AS, dan negara-negara maju di Eropa. Analis memperkirakan, perlombaan itu bakal dimenangkan oleh China.

Well, siapa akan keluar jadi pemenang dalam duel AI China vs Amerika Serikat? Lalu, bagaimana dengan Indonesia? [SN/HBS]

Sumber: CNBC

Facebook Messenger akan Punya Penerjemah

1

Telset.id, Jakarta – Fitur terjemahan di Facebook Messenger akan segera hadir. Fitur tersebut dioperasikan lewat asisten digital bernama M Suggestions. Pengumuman itu disampaikan pada Konferensi F8.

Dilaporkan TechCrunch, fitur terjemahan di Facebook Messenger bakal membantu pengguna dalam mengalihbahasakan obrolan chat. Dengan begitu, pengguna bisa semakin leluasa berkomunikasi.

“Fitur terjemahan di Facebook Messenger baru bisa menerjemahkan bahasa Inggris ke Spanyol dan diperuntukkan pengguna di Amerika Serikat,” kata Head of Facebook Messenger, David Marcus

Marcus lalu mencoba menjelaskan alasan kenapa Facebook memprioritaskan pemakaian fitur tersebut bagi pengguna di AS dan baru bisa menerjemahkan bahasa Inggris ke Spanyol.

“Kami ingin melayani pengguna yang memulai percakapan melalui Facebook Marketplace,” terangnya.

Sekadar informasi, Facebook Marketplace adalah fitur perdagangan peer-to-peer milik Facebook yang diluncurkan beberapa waktu lalu.

Baca juga: Asyiik! Messenger Lite Sekarang Bisa Video Chatting

Meski demikian, Marcus meyakinkan bahwa ke depan semua pengguna Facebook akan bisa mengakses fitur terjemahan itu. Facebook sedang menyusun perbendaharaan bahasa semua negara.

“Kami yakin fitur terjemahan di Facebook Messenger akan memudahkan pembeli dan penjual di Marketplace dalam bertransaksi. Proses bisnis mereka bakal lebih cepat,” pungkas Marcus. [SN/HBS]

Sumber: Techradar

Instagram Siapkan Fitur Pembayaran untuk Belanja Barang

1

Telset.id,Jakarta – Instagram kini sedang bersiap untuk menjadi platform belanja dan perdagangan dalam waktu dekat, dengan tambahan fitur pembayaran belanja.

Menurut lansiran dari TechCrunch perusahaan ini sedang menguji fitur yang memungkinkan akun bisnis di Amerika dan Inggris agar dapat menerima pembayaran ketika pengguna memesan meja restoran, treatment di salon, serta tiket acara dan pemutaran film.

Saat ini aplikasi Instagram sudah memiliki ‘shoppable tags‘ di postingan. Pedagang dapat menandai item dalam gambar produk yang diposting dengan harga dan tautan yang membawa pembeli ke halaman produk di situs mereka.

Tidak menutup kemungkinan pada akhirnya fitur tersebut ditingkatkan untuk mendukung pembayaran produk langsung di aplikasi, daripada membiarkan pengguna meninggalkan Instagram dan menyelesaikan pembayaran di tab browser.

Baca juga: Instagram Uji Coba Fitur Telepon dan Video Call?

Untuk diketahui, Instagram memiliki 800 juta pengguna bulanan di seluruh dunia per September 2017, dan kemungkinan saat ini jumlahnya telah meningkat. Hal itu yang menjadi alasan bagi Instagram untuk bereksperimen dengan menambahkan fitur pembayaran. [BA/HBS]

Sumber: The Next Web

Bahaya! Bug Spectre-NG Serang Prosesor Intel

Telset.id, Jakarta – Beberapa waktu lalu, publik diramaikan dengan adanya dua celah keamanan bernama Meltdown dan Spectre yang ada di seluruh prosesor Intel sejak 1995 silam. Meski Intel mengklaim telah mengatasinya, rupanya bug berbahaya itu muncul kembali menyerang prosesor Intel.

Baru-baru ini telah ditemukan delapan celah keamanan bernama Spectre-NG (New Generation) yang diklaim lebih berbahaya dibandingkan Spectre. Hal itu karena Spectre-NG diklasifikasikan sebagai bug dengan risiko paling tinggi, dibandingkan jenis sebelumnya yang hanya masuk ke dalam kategori sedang.

Dilansir dari CT Magazin, bug Spectre-NG memungkinkan hacker untuk dapat menyederhanakan serangan pada sistem boundaries perangkat korbannya. Selain itu, mereka juga dimungkinkan untuk menyebarkan malware ke berbagai perangkat hanya dalam sekali serangan.

Sebab, para hacker ini mampu menyerang host dari server cloud melalui mesin virtual. Dengan kemampuan tersebut, mereka dapat dengan mudah mengambil data-data penting seperti password hingga data pribadi dari perangkat yang terhubung ke server cloud yang sama.

Baca Juga: Dua Bug di Prosesor Intel Ancam Jutaan Perangkat

Saking berbahayanya, sistem Intel Software Guard Extensions (SGX) pun tak sanggup melindungi para pengguna perangkat dengan prosesor Intel dari serangan Spectre-NG. Padahal, sistem ini dirancang untuk melindungi data sensitif pada server cloud.

Intel sendiri telah menggandeng pihak sistem operasi untuk mengembangkan patch keamanan yang dapat mengatasi bug Spectre-NG. Dilaporkan, perusahaan tersebut akan menyebarkan pembaruan dalam dua gelombang pada bulan Mei dan Agustus mendatang. (FHP)

Samsung Kantongi Paten Ponsel Lipat untuk Galaxy X

0

Telset.id, Jakarta- Samsung dikabarkan sedang mengerjakan Samsung Galaxy X yang dapat dilipat, dan rencananya akan dilancurkan tahun depan. Selain itu, perusahaan asal Korea Selatan ini juga dikabarkan menerima sejumlah hak paten baru yang memperkuat rumor kehadiran ponsel lipat.

Kabar mengenai hak paten yang baru saja diperoleh Samsung ini diperkuat dengan bocoran gambar desain yang dimuat di Patently Mobile. Gambar yang dipajang di web tersebut memberi gambaran yang jelas ponsel yang akan datang.

Di websitenya Patently Mobile menunjukan sebuah desain ponsel yang dapat ditekuk secara horizontal, berbeda dengan ponsel lipat pada umumnya. Ponsel ini akan dibuat dalam orientasi lanskap, menyerupai bentuk dompet.

Dengan bantuan engsel, perangkat dapat disangga secara vertikal dalam mode potret. Perangkat akan mati ketika kedua sisi dilipat, dan ketika dibuka dua sisinya akan menyalakannya.

Disebutkan, ponsel ini juga dilengkapi dengan engsel khusus yang akan merespon sentuhan sensor. Setelah sensor diaktifkan, perangkat akan terbuka dan berubah menjadi smartphone.

Gambar yang tampak sebagai bagian dari dokumentasi hak paten itu menunjukkan layar dalam mode lansekap. Gambar itu juga menunjukkan aplikasi di satu sisi layar dan ikon aplikasi di sebelah kanan.

Pada gambar yang sama, tampak tampilan email pada seluruh layar. Artinya, pengguna dapat memilih salah satu gambar untuk ditampilkan di kedua sisi layar dan juga dapat menampilkan seluruh tampilan.

Selain hak paten untuk teknologi ponsel yang dapat ditekuk, perusahaan ponsel terbesar dunia ini juga telah menerima hak paten untuk layar smartphone transparan.

Sekadar mengingatkan, Samsung pada 2015 lalu, telah meluncurkan layar televisi transparan. Dapat dibayangkan layar smartphone transparan mungkin akan serupa, namun jauh lebih kecil.

Berita Terkait:  Jajal AR Emoji dan Video Super Slow-Mo di Galaxy S9

Layar transparan memungkinkan pengguna menggunakan AR tanpa menggunakan kamera untuk menggabungkan background asli dalam fitur tersebut.

Namun, belum dapat dipastikan kebenaran  informasi di atas, sebab menjelang peluncuran sebuah smartphone selalu muncul desas-desus hingga peluncuruan yang sebenarnya. Kita tunggu bersama apakah Samsung Galaxy X akan dibuat seperti desain di atas. [BA/HBS]

Sumber: Gizbot

Hore! Xiaomi Mi Mix 2s dapat Pembaruan Android P

Telset.id, Jakarta – Google biasanya meluncurkan pembaruan sistem operasi Android versi Developer Preview untuk beberapa perangkatnya saja seperti seri Google Pixel dan Pixel Xl, Google Pixel 2 dan Pixel 2 XL, hingga seri Nexus.

Namun di pembaruan Android P Developer Preview, Google sepertinya menerapkan aturan yang berbeda untuk pertama kalinya. Bagaimana tidak, smartphone flagship terbaru dari Xiaomi yakni Mi Mix 2s juga akan menerima pembaruan Android P Developer Preview dalam beberapa hari mendatang.

Dilansir dari XDA Developer, hal tersebut terungkap setelah sebuah postingan di forum MIUI menyebutkan jika Xiaomi Mi Mix 2s akan segera mendapatkan pembaruan ke Android P, dan bakal mendapatkan semua fitur yang ada di dalamnya. Sayangnya, tak lama berselang postingan itu telah dihapus dari forum MIUI.

Pengumuman itu pun juga diperkuat dengan adanya postingan dari salah satu pengguna XDA, FunkyHuawei.club yang membagikan link download dari firmware Android 9.0 untuk Mi Mix 2s. Firmware itu sendiri merupakan versi China dan memiliki tiga versi yakni MIUI 8.4.28, MIUI 9.4.29, dan MIUI 9.4.30.

Baca Juga: Kamera Xiaomi Mi Mix 2s Setara iPhone X

Dikabarkan, Xiaomi akan menyebarkan pembaruan Android P Developer Preview secara Over the Air (OTA) pada 8 Mei mendatang. Selain Xiaomi, kemungkinan Google juga akan memberikan pembaruan yang sama untuk merk smartphone lainnya, salah satunya adalah Sony. (FHP)

Giliran Google Now Launcher Dimatikan Google?

Telset.id, Jakarta – Google dilaporkan berencana untuk “mematikan” salah satu aplikasinya yang cukup populer di kalangan pengguna Android yakni Google Now Launcher. Hal tersebut terungkap setelah Google mengubah kompabilitas aplikasi, yang membuatnya tak lagi bisa di-install.

Seperti diketahui, Google Now Launcher terkenal dengan User Interface (UI) yang sederhana. Lewat aplikasi itu, smartphone Android dapat memiliki UI yang hampir serupa dengan Google Pixel.

Dilansir dari phoneArena, perubahan aturan kompabilitas tersebut membuat smartphone yang sebelumnya dapat meng-install Google Now Launcher, tak dapat lagi memasang launcher tersebut. Google Play Store tidak lagi menampilkan tombol Install, melainkan notifikasi “You’re device isn’t compatible with this version”.

Meski begitu, bagi pengguna yang sebelumnya sudah memasang launcher ini pada smartphone-nya, mereka masih dapat menggunakannya seperti biasa.

Baca Juga: Google Campakkan Google Allo, Kenapa?

Raksasa pencarian ini mungkin sedang melakukan evaluasi terhadap aplikasi-aplikasinya, apakah pantas dipertahankan atau lebih baik digantikan. Sebab, sebelum Google Now Launcher, Google juga sudah memutuskan untuk menghentikan pengembangan Google Allo dan menggantukan Google Play Music dengan YouTube Remix.

Baca Juga: Google Play Music jadi Tumbal Peluncuran YouTube Remix?

Hingga kini masih belum ada kejelasan apakah Google benar-benar akan mematikan Google Now Launcher atau tidak. Namun jika hal itu benar-benar terjadi, bisa saja Google akan menggantikannya dengan Pixel Launcher yang sampai sekarang hanya bisa digunakan oleh perangkat Google Pixel dan Nexus. (FHP)

Cara Aktifkan Focus Assist di Windows 10

Telset.id – Beberapa waktu yang lalu Microsoft meluncurkan pembaruan untuk sistem operasi Windows 10. Dalam pembaruan itu, terdapat beberapa fitur baru, salah satunya adalah adanya fitur bernama Focus Assist.

Fitur ini memungkinkan penggunanya agar tak mudah teralihkan perhatiannya ketika sedang bekerja di depan komputer. Sehingga mereka dapat tetap fokus menyelesaikan pekerjaan yang lebih penting.

Cara kerjanya adalah dengan mematikan sementara notifikasi email dan sosial media sampai penggunanya selesai mengerjakan pekerjaan pentingnya. Itu sebabnya, saat ini Tim Telset.id akan membagikan cara aktifkan Focus Assist di Windows 10, agar Anda tidak gagal fokus saat bekerja. Yuk simak!

  • Pertama-tama, pastikan sistem Windows 10 Anda telah mendapatkan pembaruan terbaru dari Microsoft. Untuk mengetahuinya, masuk ke Settings > System > About dan pastikan Windows 10 sudah versi 1803 dengan OS build 17134.1.

  • Selanjutnya, tekan tombol notifikasi di sisi kanan taskbar dan pilih tombol Focus Assist, tepat di sebelah kanan Location.

  • Ada dua opsi yang dapat Anda pilih yakni Priority Only atau Alarm Only.
  • Untuk menyesuaikan pengaturan Focus Assist, klik kanan pada tombol dan pilih Go to Settings.

  • Di sini, Anda dapat mengatur kapan Focus Assist aktif dan mati secara otomatis.

  • Selain itu, Anda juga dapat mengatur kontak dan aplikasi apa saja yang tetap diprioritaskan notifikasinya meski fitur Focus Assist diaktifkan dengan menekan tombol Customize your priority list di bagian Priority Only.
  • Jika sudah mengatur semuanya, jangan lupa untuk aktifkan opsi Show me a summary of what I missed while focus assist was on untuk mendapatkan ringkasan notifikasi sosial media, email dan lainnya.

Cukup mudah bukan untuk dapat fokus saat bekerja menggunakan laptop atau PC desktop Windows 10? Selamat mencobanya! (FHP)

Penjualan Xiaomi Redmi 5A Kalahkan Samsung Galaxy S9+

Telset.id, Jakarta – Smartphone entry-level dari Xiaomi, Redmi 5A secara mengejutkan menjadi salah satu smartphone paling laris di dunia. Bahkan penjualan Xiaomi Redmi 5A mampu mengalahkan torehan penjualan smartphone flagship sekelas Samsung Galaxy S9+.

Hal tersebut terungkap lewat laporan penjualan smartphone secara global di kuartal pertama tahun 2018 oleh perusahaan firma, Strategy Analytics. Dalam laporannya, Strategy Analytics membeberkan enam smartphone paling laris yang ternyata didominasi oleh Apple.

Di urutan pertama, ada iPhone X yang telah terjual sebanyak 16 juta unit selama kuartal pertama tahun 2018. Smartphone yang dihargai mulai Rp 17 jutaan di Indonesia itu menguasai marketshare sebesar 4,6%.

Posisi kedua diisi oleh iPhone 8 yang berhasil terjual sebanyak 12,5 juta unit dengan marketshare sebesar 3,6%. Selanjutnya masih diisi oleh smartphone terbaru dari Apple yakni iPhone 8 Plus. Smartphone ini sukses terjual sebanyak 8,3 juta unit dengan marketshare 2,4%.

Baca Juga: Jenuh, Penjualan Ponsel China Merosot ke Level Terendah

Posisi keempat, ditempati oleh iPhone 7 dengan total penjualan sebanyak 5,6 juta unit yang kuasai marketshare sebesar 1,6%. Sementara di posisi kelima diisi oleh Xiaomi Redmi 5A dengan total penjualan sebanyak 5,4 juta unit.

Smartphone yang dihargai USD 90 atau sekitar Rp 1,2 jutaan tersebut sukses kuasai marketshare sebesar 1,6%. Di posisi terakhir ada Samsung Galaxy S9+ dengan total penjualan 5,3 juta unit dan marketshare 1,5%.

Baca Juga: Pasar di China Lesu, Penjualan Xiaomi Paling Laris

Meski berada di posisi paling bawah, namun Strategy Analytics menilai bahwa perolehan tersebut merupakan start yang bagus untuk sebuah smartphone yang baru saja diluncurkan. Diprediksi, smartphone yang dibanderol Rp 12 jutaan sampai 13 jutaan itu akan menjadi smartphone Android paling laris di kaurtal kedua tahun 2018.

“Kami memperkirakan S9+ akan menjadi smartphone Android paling laris secara global di kaurtal kedua tahun 2018,” kata Director Strategy Analytics, Woody Oh. (FHP)

Demi FaceTime, Apple Bertemu Pangeran Arab

0

Telset.id, Jakarta – Pemerintah Uni Emirat Arab memberlakukan aturan iPhone yang dijual di wilayahnya tidak boleh terdapat fitur FaceTime. Apple kini sedang bernegosiasi terkait aturan itu.

Menurut 9to5mac, Apple bertemu para pemimpin Uni Emirat Arab ditemani oleh jajaran direksi Microsoft. Keduanya mencoba meminta kepada pemerintah setempat untuk mencabut regulasi.

Microsoft datang bersama Apple ke Uni Emirat Arab juga bukan tanpa maksud. Microsoft berencana membuat dua Data Center di Abu Dhabi dan Dubai dalam waktu dekat.

Direktur Umum Dewan Telekomunikasi Uni Emirat Arab, Hamad Obaid Al Mansoori, menyatakan, sampai sekarang belum ada keputusan mengenai permohonan yang diajukan oleh Apple dan Microsoft.

Ia membenarkan bahwa pemerintah setempat sudah lama membatasi fitur Voice Over IP untuk beragam layanan gadget maupun aplikasi, termasuk pesan instan WhatsApp dan LINE.

“Kami mengajak warga untuk membayar layanan dari penyedia lokal. Meski berharga cukup mahal, layanan itu wajib dipakai karena kebijakan telah mengatur,” terang Obaid Al Mansoori.

Baca Juga: Polisi Dubai Punya Pasukan ‘Motor Terbang’

Sekadar informasi, Facetime adalah fitur di produk Apple untuk melakukan panggilan ke semua pengguna iDevice. Panggilan yang dimaksud termasu: Video Chat serta Audio-Only.

Sumber: 9to5mac

Adobe Creative Cloud Dibanderol Rp 70 Ribu untuk Pelajar

0

Telset.id, Jakarta – Adobe berkomitmen membantu para pelajar untuk bisa menikmati beragam layanan secara mudah dan murah. Adobe kini meluncurkan layanan Creative Cloud dengan sistem berlanggaan.

Namun, bagi para pelajar, layanan berlangganan Adobe Creative Cloud hanya berharga murah, yakni USD 5 atau sekitar Rp 70.000. Harga spesial itu berlaku bagi pelajar di sekolah terdaftar.

Mengutip Engadget, proses berlangganan akun Adobe Creative Cloud oleh para pelajar dengan harga tersebut tersedia untuk kampus atau sekolah yang tergabung dalam program K–12.

Minimal pembelian yang harus dilakukan oleh pihak sekolah adalah 500 lisensi atau maksimal 2.500 lisensi. Adobe menyebut, via program ini, pelajar akan mendapat akses ke semua aplikasi di Creative Cloud.

“Mereka bisa mengakses Photoshop, Illustrator, Premiere Pro, XD, dan beragam lain. Batasan privasi yang diterapkan tetap dalam standar tinggi, mengacu kepada Children’s Online Privacy Protection Act,” ujar pihak Adobe.

Tak cukup, lewat program tersebut, Adobe juga menjanjikan teknologi Single Sign-on agar para pelajar dan guru bisa menggunakan sistem berlangganan  di akun yang sudah pernah dibuat.

Baca juga:Teknologi “Anti Tua” Akhirnya Berhasil Diciptakan

Sebelumnya, Adobe menghadirkan layanan Spark for Education secara gratis untuk kalangan pelajar. Sekarang, dengan kehadiran Creative Cloud for Student, para pelajar bebas menikmati semua aplikasi Adobe dengan harga terjangkau.

engadget.com