Beranda blog Halaman 2542

Akan Tancapkan Bendera, Israel Siap Invasi Bulan?

0

Telset.id, Jakarta – Selasa (10/7/2018), organisasi nirlaba asal Israel bernama SpaceIL mengumumkan rencana peluncuran pesawat luar angkasa ke bulan pada Desember 2018 mendatang. Peluncuran tersebut merupakan yang kali pertama dilakukan oleh Israel.

Jika semua berjalan sesuai rencana, pesawat luar angkasa tanpa awak dengan berat sekitar 585 kilogram milik SpaceIL diperkirakan mendarat di Bulan pada tanggal 13 Februari 2019 mendatang.

Seperti dilansir Telset.id dari Space.com, Rabu (11/7/2018), peluncuran pesawat luar angkasa ini akan menggunakan roket SpaceX milik miliarder asal Amerika Serikat, Elon Musk.

Nantinya, pesawat luar angkasa SpaceIL akan dipakai oleh SpaceIL untuk melakukan penelitian tentang medan magnet Bulan. Kendati begitu, misi utama pesawat tersebut adalah menancapkan bendera Israel di Bulan.

Video Pilihan

Baca juga: Saatnya Tinggalkan Bumi dan Bangun Koloni di Bulan

Proyek itu dimulai sebagai bagian dari Google Lunar XPrize, yang menawarkan hadiah senilai USD 30 juta atau sekitar Rp 430 miliar. Tujuannya untuk mendorong para ilmuwan dan pengusaha menggagas misi ke Bulan dengan biaya relatif murah.

SpaceIL memutuskan untuk bergabung dalam kompetisi itu dan bermitra dengan perusahaan milik negara Israel, yakni Aerospace Industries. Kontes Google berakhir pada Maret 2019 tanpa ada pemenang yang mencapai bulan.

Baca juga: NASA akan ‘Ngebor’ Isi Perut Mars, Mau Ngapain?

Meski hanya berpartisipasi dalam kompetisi, SpaceIL tetap berkomitmen memajukan proyek tersebut. Apalagi, proyek itu menelan biaya tak sedikit, yakni USD 95 juta. Sebagian besar dana disokong oleh miliarder Israel, Morris Kahn.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, saat ini banyak perusahaan teknologi yang berlomba “menguasai” Bulan dan juga Mars, untuk membangun koloni baru di sana. Minimal, membuat paket perjalanan wisata ke Bulan.

Selain Elon Musk dengan SpaceX-nya, bos Amazon, Jeff Bezos masuk ke dalam barisan untuk bersaing menguasai Bulan. Lewat Blue Origin, Jeff Bezos sudah santer dikabarkan segera merealisasikan paket wisata ke Bulan.

Jika semua persiapan tak menemui kendala, perusahaan roket ruang angkasa milik orang terkaya sejagat ini siap meluncur ke orbit pada tahun 2023 mendatang.

Perusahaan eksplorasi luar angkasa garapan Bezos yang berdiri pada 2000 itu bakal membawa banyak muatan ke bulan. Blue Origin sekarang sedang menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan badan antariksa Amerika Serikat atau NASA.

Baca juga: Tahun 2023, Blue Origin Berangkatkan Wisatawan ke Bulan

“Program itu merupakan misi untuk membangun permukiman manusia di bulan,” kata Direktur Pengembangan Blue Origin, AC Charania, saat konferense NewSpace Space Frontier di Washington, pada pekan lalu. [SN/HBS]

Sumber: Space.com

Australia akan Larang Huawei Pasok Jaringan 5G

Telset.id, Jakarta – Kebijakan Amerika Serikat yang mencekal perusahaan-perusahaan China merembet pada “negara sekutunya”. Kali ini Australia yang akan mengeluarkan larangan pada Huawei untuk memasok jaringan broadband 5G di Negeri Kanguru itu.

Alasan utama Australia membuat aturan tersebut karena khawatir Huawei akan mengakses data-data rahasia pemerintah. Kekhawatiran Australia ini berdasar pada informasi yang menyebut bahwa negara-negara pemerintahan komunisme berpotensi meminta kepada Huawei untuk bekerja sama dengan badan intelijen guna memata-matai.

Karena itulah badan intelijen Australia khawatir ketergantungan operator (Australia) terhadap Huawei akan menjadi pintu masuk bagi pemerintah China untuk mengumpulkan data negara-negara lain, termasuk Australia.

Asal tahu saja, peraturan di China mewajibkan organisasi dan warga untuk membantu dan bekerja sama dengan badan intelijen negara. Mereka (warga China) harus membantu memberikan informasi intelijen.

Namun kecurigaan itu langsung dibantah oleh Kepala Huawei Australia, John Lord. Dia mengatakan, bahwa undang-undang yang berlaku di Beijing tidak berlaku untuk operasi di luar China. Jadi, ia berujar, Australia tak perlu khawatir.

Baru-baru ini, Huawei mengecam rencana Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat yang melarang perusahaan telekomunikasi menggunakan dana infrastruktur penting untuk belanja peralatan dan layanan dari China.

Maret 2018 lalu, FCC membuka masukan dari publik mengenai rancangan aturan yang akan melarang perusahaan telekomunikasi mengakses Dana Layanan Universal untuk belanja peralatan dari perusahaan telekomunikasi asal China.

“Elemen penting dari keamanan nasional kami adalah keamanan jaringan komunikasi Amerika Serikat. FCC tidak memiliki otoritas atau kapasitas untuk memecahkan masalah itu sendirian,” ujar pernyataan Huawei.

Langkah tersebut dilakukan setelah debat kongres selama berbulan-bulan mengenai apakah perusahaan seperti ZTE dan Huawei memiliki kemitraan kerja yang erat dengan pemerintah China.

Jika benar, anggota parlemen berpendapat bahwa data pengguna Amerika Serikat dapat dibagikan kepada pejabat China dan menimbulkan risiko keamanan yang signifikan. [SN/HBS]

Sumber: CNET

Instagram Uji Permintaan Verifikasi Akun untuk iOS

3

Telset.id, Jakarta – Instagram sedang menguji proses verifikasi baru menggunakan formulir permintaan yang bisa diakses via aplikasi. Pengguna bisa membuat permintaan agar akunnya diverifikasi oleh Instagram.

“Nantinya, pengguna bisa mengajukan verifikasi. Kami percaya kebijakan itu bakal membuat pengguna Instagram semakin nyaman,” kata pihak Instagram, seperti dikutip Teslet.id dari TeenVogue, Rabu (11/7/2018).

Pengujian proses verifikasi akun Instagram baru dilakukan untuk perangkat iOS di Australia. Dalam beberapa pekan mendatang, Instagram akan melakukannya di platform Android di beberapa negara selain Australia.

Instagram mengklaim bahwa kebijakan permintaan verifikasi akun bakal membuat pengalaman pengguna semakin meningkat. Nantinya, akun pengguna akan bercentang biru seperti milik para tokoh tersohor.

Baca juga: Jumlah Pengguna Instagram Tembus 1 Miliar

Untuk menggunakanya, pengguna hanya perlu membuka Profile, lalu pilih Settings di pojok kanan atas. Kemudian, pilih Request Verification. Instagram akan menampilkan formulir permintaan verifikasi kepada pengguna.

Selanjutnya, pengguna hanya perlu memasukkan nama profil, nama asli, serta salinan ID resmi. Lalu, Instagram mulai meninjau aplikasi dengan mencari referensi mengenai keterkenalan pengguna di internet.

Baru-baru ini, Instagram memperkenalkan fitur terbaru bernama You are all caught up. Dengan fitur itu, notifikasi berupa tulisan “You are all caught up” akan muncul di laman utama Feed Instagram. Pengguna tidak perlu mengklik apapun untuk melihatnya.

Baca juga: Video Call Sambil Instagram-an? Begini Caranya!

Cara kerjanya sederhana. Pengguna media sosial berbagi foto dan video tersebut akan mendapat notifikasi  ketika melihat-lihat unggahan konten di Feed utama. Jika terdapat tulisan “You are all caught up”, pengguna berarti sudah melihat postingan 48 jam terakhir. [SN/HBS]

Sumber: Teen Vogue

Xiaomi Tegaskan Mereka Bukan Perusahaan Smartphone, Lalu?

Telset.id, Jakarta – Pengguna Xiaomi di Indonesia mungkin mengira jika perusahaan asal China tersebut merupakan perusahaan yang bergerak di industri smartphone saja.

Namun sebenarnya, Xiaomi bukanlah perusahaan smartphone seperti yang dibayangkan, melainkan sebagai perusahaan internet.

“Logo Xiaomi itu ‘Mi’, yang bisa diartikan sebagai Mobile Internet. Xiaomi adalah perusahaan internet,” tegas Country Manager Xiaomi Indonesia, Steven Shi, saat ditemui dalam diskusi media, di Jakarta, Rabu (11/07/2018).

Menurutnya, hal tersebut karena bisnis Xiaomi pertama kali bergerak di sektor internet dan teknologi, tepatnya saat mereka mengembangkan MIUI. Seperti diketahui, MIUI pada awalnya merupakan custom ROM yang kerap digunakan beberapa pengguna perangkat Android kala itu.

“Saat ini, MIUI sudah dijalankan oleh lebih dari 190 juta pengguna dengan rata-rata penggunaan selama 4,5 jam per harinya,” jelas Steven.

Selain mengembangkan MIUI, Xiaomi juga bergerak di model bisnis lainnya yakni e-commerce dengan layanan MIUI.com. Sebelum menjadi e-commerce untuk menjual seluruh produknya, saat itu layanan tersebut merupakan sarana bagi pengguna untuk saling bertukar mod bagi smartphone Android.

Kemudian, Xiaomi pun masuk ke ranah bisnis lainnya yang bisa dibilang langsung mempopulerkan nama Xiaomi, yakni smartphone.

“Xiaomi itu perusahaan spesies baru dengan tiga model bisnis sekaligus,” klaimnya.

Meski begitu, Steven juga mengatakan bahwa Xiaomi juga tak hanya memproduksi smartphone saja, tapi juga perangkat keras lainnya. Seperti skuter, robot pembersih, sepeda, dan lainnya, termasuk perangkat Internet of Things (IoT).

Xiaomi adalah salah satu perusahaan IoT terbesar di dunia. Kami punya lebih dari 100 juta perangkat IoT yang terhubung di aplikasi Mi Home,” pungkasnya. (FHP)

Joget di Instagram, Remaja Iran Diciduk Polisi

8

Telset.id, Jakarta – Peraturan bagi para wanita di Iran memang sangat ketat. Belum lama ini seorang remaja perempuan di Iran ditangkap karena videonya populer di Instagram. Di video tersebut, ia menari bersama tiga remaja perempuan lain.

Tak cuma bersama tiga remaja perempuan lain, Maedeh Hojabri (17) juga menari bersama seorang perempuan dewasa di video itu. Namun, video diunggah di akun Instagram Maedeh.

Sebenarnya tak cuma Medeh yang ditangkap, tetapi juga tiga remaja perempuan dan seorang perempuan dewasa yang ikut menari. Tapi, Maedeh disorot karena sebagai pemilik akun.

Dikabarkan Independent Online bahwa pihak berwenang Iran mengamankan mereka lantaran tampil menari tanpa mengenakan jilbab dan direkam lalu disebarkan lewat Instagram.

Di Iran, semua perempuan diwajibkan mengenakan jilbab. Makanya, kepolisian langsung bertindak seketika mengetahui ada video lima perempuan menari tanpa berkerudung.

Tidak sampai di situ, akun Instagram Maedeh sempat ditarik dari layanan berbagai foto dan video itu sebelum akhirnya kembali bisa diakses. Ia lalu mengunggah video yang berisi permintaan maaf.

Baca juga: Remaja Pilih Instagram dan Snapchat Ketimbang Facebook

Peristiwa tersebut sontak mendapat reaksi pro dan kontra di kalangan warganet, khususnya di Iran. Reaksi kontra atas penangkapan Maedeh dianggap mengancam kebahagiaan masa remaja.

Kasus menghebohkan di Instagram yang melibatkan remaja memang sudah sering terjadi. Seperti kasus sebelumnya seorang remaja berusia 18 tahun tewas tertembak saat live Instagram bersama temannya.

Peristiwa mengerikan itu terjadi di sebuah rumah di San Juan, Detroit, Amerika Serikat. Berdasarkan laporan dari salah seorang petugas Kepolisian Detroit, Wreg, saat kejadian dua remaja tengah melakukan siaran langsung melalui Instagram sambil memamerkan uang dan pistol.

Namun nahas, secara tidak sengaja salah seorang remaja menarik pelatuk pistol yang langsung menembak bagian belakang sang korban. [BA/HBS]

Sumber: IOL

Bocorkan Data Pengguna, Inggris Denda Facebook Rp 9,5 Miliar

2

Telset.id, Jakarta – Bos Facebook nampaknya masih belum bisa tidur nyenyak, karena regulator Inggris akan menjatuhkan sanksi denda pada Facebook akibat terbukti melanggar undang-undang (UU) perlindungan data, terkait jutaan data pengguna mereka yang jatuh ke tangan Cambridge Analytica.

Komisioner Informasi Elizabeth Denham akan memberikan denda sebesar 500 ribu poundsterling atau mencapai Rp 9,5 miliar kepada Facebook setelah mengadakan penyelidikan dan menenemukan bahwa perusahaan media sosial tersebut gagal melindungi informasi dan tidak transparan bagaimana pihak lain mengambil data di platform tersebut.

“Teknologi baru yang menggunakan analisis data membuat kelompok kampanye dapat terhubung dengan target pemilih. Tapi, ini tidak bisa terjadi atas nama transparansi, keadilan dan kepatuhan terhadap hukum,” kata Denham, seperti dilansir Reuters, Rabu (11/7/2018).

Facebook dapat memberikan tanggapan kepada komisioner sebelum keputusan final, menyatakan akan melihat laporan tersebut dan segera menjawab.

Baca juga: Facebook Jual Data Pengguna ke Apple, Samsung, dkk

“Kami bekerja sama dengan Kantor Komisioner Informasi mengenai investigasi Cambridge Analytica, begitu juga dengan Amerika Serikat dan negara lainnya,” kata Kapala Keamanan Privasi Facebook Erin Egan.

Inggris Raya mengadakan penyelidikan mengenai berita palsu serta dampaknya terhadap kampanye pemilu, berfokus pada Cambridge Analytica.

Laporan dari komisi tersebut mengindikasikan mereka akan menempuh jalur hukum terhadap perusahaan induk Cambridge Analytica, SCL Elecetions, karena gagal memenuhi peringatan dari regulator.

Komisioner juga berencana mengirimkan surat peringatan pada 11 partai politik agar mematuhi aturan untuk mengaudit langkah perlindungan data mereka.

Sebenanya jumlah itu terbilang kecil untuk perusahaan dengan nilai pasar hingga US$590 miliar atau sekitar Rp8,5 quadriliun itu.

Cambridge Analytica yang dipakai oleh tim pemenangan presiden AS Donald Trump dalam pemilihan presiden 2016 menolak bahwa pihaknya menggunakan data untuk menunjang kampanye presiden ketika itu.

Baca juga: Lagi, Data Pribadi 120 Juta Pengguna Facebook Bocor?

Namun, dalam laporannya Komisioner Informasi Inggris mengatakan dapat menuntut perusahaan yang menaungi Cambridge Analytica, SCL Elections karena tidak melakukan apa yang diminta oleh regulator. [WS/HBS]

Sumber: Reuters

Tiga Jurus Nutanix Raih Pelanggan Korporat

0

Telset.id, Jakarta – Dunia persilatan pengelolaan data Indonesia mendadak hingar bingar dengan dicanangkannya program revolusi industri 4.0 oleh Presiden Joko Widodo tahun lalu. Ini membuat banyak perusahaan bidang pengelolaan data mengeluarkan jurus-jurus andalannya supaya bisa ikut berpartisipasi dalam kompetisi bisnis sarat teknologi itu.

Country Manager Nutanix Indonesia Andreas Ananto Kagawa mengatakan pihaknya memiliki tiga jurus andalan untuk meraih pelanggan korporat, yang sudah diungkapkan ke publik dalam ajang pertemuan perusahaan data center dunia tahunan NEXT 2018 di New Orleans pada Mei lalu.

“Nutanix meluncurkan tiga solusi baru, yang memperkaya solusi Enterprise Cloud OS, yaitu Beam, Flow dan Era. Masing-masing menjawab tantangan yang dihadapi oleh pemimpin IT/CIO masa kini secara lebih spesifik,” ujar Andreas dalam acara silaturahmi Bersama dan bincang-bincang Nutanix di Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Andreas menjelaskan Beam merupakan alat atau tool untuk multi cloud governance untuk anggaran (cost) dan kecocokan (compliance) yang bersifat self service. Melalui Beam, pengguna diharapkan dapat mengatur anggaran sistem dan melihat laporan lengkap serta prediksi bagi pembiayaan sistem antar layanan komputasi awan alias cloud publik dan privat yang cocok digunakan.

Baca juga: Teknologi Internet Berkembang, Kerjaan TI Makin Nambah

Anggaran juga bisa dilihat berdasarkan tim proyek mana saja yang menggunakan biaya terbesar atau aplikasi apa saja yang digunakan. Selain itu, katanya, Beam bisa memberikan saranan efisiensi biaya dan optimalisasi kinerja yang terbaik dari berbagai skenario.

“Beam membantu CIO agar tidak harus menghitung semua biaya dan anggaran secara manual lagi,” imbuh dia.

Jurus kedua, bagian dari Strategi Layanan Infrastruktur Nutanix, Flow merupakan pengatur lalu lintas jaringan yang bisa memonitor setiap aliran data aplikasi dan kebijakan di jaringan data, menetapkan, mengubah dan mengoptimalkan kebijakan jaringan, sampai dengan melakukan segmentasi perangkat dalam jaringan dengan mudah.

Dengan demikian, katanya, manajemen sistem dapat menentukan aplikasi mana saja yang boleh atau tidak boleh berkomunikasi dengan aplikasi lainnya.

Sedangkan jurus ketiga, yakni Era, merupakan manajemen database di data center yang dipermudah dengan fungsi Platform as a Service. Operasional dibuat mudah dilakukan, cukup dengan sekali klik.

Selain itu, Era juga memungkinkan pengelola jaringan melakukan duplikasi, backup, hingga snapshot dan replika dari database di setiap waktu. Apabila ada perubahan, ini bisa dikembalikan ke titik waktu sebelumnya yang pernah direkam, meningkatkan fleksibilitas dan keamanan data.

Saat ini Era mendukung database Oracle dan PostgreSQL dan akan mendapat dukungan untuk lebih banyak database di masa yang akan datang.

Baca juga: Menkominfo: Pemerintah Sedang Bangun Sarana Komunikasi Besar-besaran

“Tujuan dari tiga produk/solusi baru ini adalah memudahkan dan menyempurnakan digital transformation bagi berbagai perusahaan yang menggunakan Nutanix, dan bisa diterapkan ke lintas industri yang beragam: finansial, kesehatan, e-commerce, ritel, perbankan, pemerintahan, dan lain sebagainya,” jelas dia.

Selain itu, Andreas mengklaim Nutanix juga membantu meningkatkan kecepatan proses perusahaan (Time to Market) dan menurunkan biaya kepemilikan atau TCO (Total Cost of Ownership) yang meliputi modal awal dan biaya operasional.

Baru Soft Launching, 10 Ribu Orang Serbu Aplikasi DSI

0

Telset.id, Jakarta – Antusiasme masyarakat terhadap momentum olahraga di Indonesia masih cukup besar. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah kandidat yang mendaftar kompetisi dan aplikasi Duta Suporter Indonesia (DSI).

Aplikasi yang digagas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara itu ditujukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia dalam Asian Games 2018 yang akan berlangsung pada 18 Agustus s.d. 2 September 2018.

Pengembang Aplikasi DSI Enda Nasution mengungkapkan semenjak dilakukan soft-launching pada 7 Juli lalu, tercatat 10 ribu kandidat telah mendaftar DSI. Sedangkan tingkat kepopuleran aplikasi ini diklaim mencapai 3 juta orang.

“Kami ingin suporter Indonesia jadi suporter yang sportif, bijak, dan aktif. Hingga saat ini tercatat sudah ada 10 ribu pendaftar, dengan tingkat exposure mencapai 3 juta orang. Jadi sudah ada 3 juta orang Indonesia yang tahu tentang aplikasi ini. Aplikasi ini berbasis Android, namun untuk iOS ada versi webnya,” jelas Enda dalam keterangan resmi Kominfo di Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Menurut Enda, para kandidat yang telah mendaftar namun belum terpilih menjadi Duta Suporter akan mendapat kesempatan untuk mengikuti kuis harian yang ada di aplikasi. Setiap hari pada pukul 21.00, panitia akan mengundi 10 peserta yang akan mendapat merchandise Asian Games.

Selain kompetisi untuk menjadi Duta Suporter, aplikasi ini juga menyediakan berita-berita dan program promosi dari Kementerian Kominfo tentang Asian Games 2018.

Menkomifo Rudiantara menjelaskan aplikasi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Kemkominfo untuk mendukung Asian Games 2018. DSI diharapkan bisa membuat masyarakat Indonesia dapat ikut merasakan semangat momentum olahraga terbesar Asia itu secara digital.

“Mari jadikan momen Asian Games 2018 ini untuk kembali membangun rasa persatuan dan rasa memiliki kita sebagai bangsa, melalui pertukaran informasi dan interaksi antar daerah. Teknologi digital adalah salah satu alat yang kita miliki untuk melakukan itu.” Ujar Menkominfo.

Senada, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Rosarita Niken Widyastuti menegaskan Asian Games 2018 harus dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

“Aplikasi ini ada berkat kerja bersama tim, didukung penuh oleh INASGOC. Terima kasih terutama untuk Mas Enda (dan tim yang sudah mewujudkan gagasan ini,” katanya.

Melalui aplikasi berbasis Android ini, masyarakat diberi kesempatan untuk mengikuti kompetisi menjadi Duta Suporter dari 34 provinsi di Indonesia. Kompetisi berlangsung selama sebulan penuh, dari 7 Juli hingga 07 Agustus 2018.

Baca juga: Kominfo Ajak Masyarakat jadi Duta Suporter Indonesia

68 Duta Suporter terpilih nantinya akan diundang ke Jakarta untuk menghadiri rangkaian Asian Games 2018, mulai dari mengikuti upacara pembukaan (opening ceremony) hingga menonton berbagai cabang olahraga yang dipertandingkan.

Selama masa kompetisi, para kandidat duta akan mendapatkan tugas-tugas yang berhubungan dengan Asian Games dan provinsi yang ia wakili, seperti membuat tulisan singkat seperti menjelaskan alasan kandidat tertarik menyaksikan acara pembukaan Asian Games secara langsung, maupun tugas untuk menggungah foto dan video.

Para kandidat ini akan dipilih melalui sistem voting, di mana akan dipilih dua duta suporter dengan vote terbanyak dari tiap provinsi, dengan kriteria masing-masing satu perempuan dan satu laki-laki. [WS/HBS

Teknologi Internet Berkembang, Kerjaan TI Makin Nambah

1

Telset.id, Jakarta – Perkembangan teknologi informatika beberapa tahun belakangan rupanya tak hanya memiliki dampak membuat komunikasi bisa lebih mudah dilakukan dengan berbagai cara.

Disisi lain, perkembangan yang diiringi perubahan dan penggantian peralatan alias infrastruktur komunikasi dan teknologi juga membuat tugas bidang teknologi informasi (TI) semakin bertambah.

Country Manager Nutanix Indonesia Andreas Ananto Kagawa mengatakan untuk komputasi awan alias cloud, sebelum banyak dikenal tugas bidang TI memperkenalkan teknologi tersebut ke publik. Sekarang, ketika cloud sudah dikenal luas, tugas bidang TI memberitahukan kemudahan aplikasi cloud ke pusat data.

“Sekarang korporasi tidak menanyakan apa itu public cloud. Tapi bagaimana, kapan dan dimana cloud itu,” ujar Andreas dalam acara silaturahmi Bersama dan bincang-bincang Nutanix di Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Menurut Andreas, tugas IT juga bertambah semenjak ada teknologi internet of thing (IoT) alias benda-benda yang terkait internet. Dia mencontohkan kamera CCTV, yang sebelumnya merupakan tugas atau wewenang bidang sekuriti perusahaan, kini menjadi tugas bidang IT karena terintegrasi sistem digital baru.

Dia juga mengatakan untuk bidang sekuriti atau keamanan data, saat ini penerapannya lebih komplek karena dilakukan secara berjenjang untuk semua lapisan. Tujuannya untuk menciptakan sistem keamanan internal yang lebih memadai.

“Ada dua jenis data baru yang harus di handle IT, yakni CCTV karena sudah digitalize. Sebelumnya mereka menghandle telefoni dan sekarang ditambah IoT,” imbuh Andreas.

Untuk itu, kata Andreas, pihaknya memiliki berbagai solusi untuk meningkatkan kapabilitas TI perusahaan khususnya di bidang pengelolaan data cloud. Solusi tersebut diantaranya adalah dengan menggunakan infrastruktur server yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan server biasa.

Baca juga: Teknologi Informasi Menjadi Peran Penting Warga Di Jakarta

Bahkan, jika dibandingkan secara langsung, ukuran server tersebut hampir 90 persen lebih kecil dengan kemampuan yang setara. Hal ini membuat pekerjaaan pengolahan data secara spontan mudah dilakukan dimana saja karena servernya bisa dipindahkan alias portable.

“Ada customer kami yang melakukan pemetaan di laut melalui kapal untuk menangkap data sonar. Nah mereka menggunakan layanan kami, data center yang simple bisa dibawa kemana saja dalam koper besar,” pungkas dia. [WS/HBS]

Bikin Mobil Listrik, Produsen Jerman Beli Aki dari China

Telset.id, Jakarta – Saat ini pabrikan mobil di Jerman seperti BMW dan VW memproduksi mobil listrik untuk melengkapi varian mobil bermesin konvensionalnya. Tetapi ternyata mereka tidak membuat sel baterai atau Aki sendiri, melainkan dipasok oleh pabrik asal China karena kekurangan kapasitas produksi dan memerlukan investasi lebih besar jika harus membangun pabrik lagi.

Untuk BMW, mereka menunjuk Contemporary Amperex Technology Ltd (CATL) untuk memasok Aki untuk mobil listrik besutannya. Perusahaan asal China ini bahkan berniat membuat pabrik Aki di Jerman bagian Timur, seperti dilansir channelnewsasia.com, Senin (9/7/2018).

Bahkan, Perdana Menteri China Li Keqiang menghadiri dan ikut ambil bagian dalam upacara penandatanganan pembangunan pabrik CATL di negara bagian Thuringia itu yang diselenggarakan di Berlin hari ini.

Ini karena CATL telah mendapat kontrak dari BMW senilai lebih dari 1 miliar euro (US $ 1,2 miliar) atau mencapai Rp 17 triliun untuk membuat sel Aki untuk mobil listrik.

Sedangkan Volkswagen memilih CATL dan dua perusahaan Korea Selatan, yakni Samsung dan LG Chem untuk memasok Aki untuk kendaraan listrik besutannya senilai US $ 25 miliar atau sekitar Rp 357 triliun.

Baca juga: Keren! Mobil Listrik BMW Bisa Isi Daya Tanpa Kabel

Rupanya tak hanya China yang membangun pabrik di Jerman, Perusahaan mobil listrik asal Amerika Tesla juga membangun pabrik yang dinamakan Gigafactory dekat perbatasan Perancis-Jerman di sekitar divisi Grohman Engineering. Divisi tersebut telah membangun lini produksi untuk pabrik mereka di Nevada.

“Jika ingin memiliki industri sel baterai Jerman, maka ini adalah tembakan peringatan,” kata pakar industri otomotif konsultan strategi PwC Joern Neuhausen.

Para produsen mobil Jerman telah berupaya beralih mengembangkan otomotif ke bentuk yang lebih hijau menyusul skandal Dieselgate 2015 yang mengekspos sisi gelap ketergantungan panjang dan menguntungkan mereka pada mesin pembakaran internal.

Baca juga: Pemerintah & Toyota Ajak Universitas Riset Mobil Listrik

Tahun lalu Volkswagen mengundang industri Jerman dan Eropa, yang mempekerjakan 12,6 juta pekerja, untuk bekerja sama dalam produksi baterai. Para ahli industri memproyeksi revolusi otomotif itu bisa mendorong pasar baterai Eropa menjadi 250 miliar euro atau mencapai Rp 4.212 triliun pada 2025. [WS/HBS]

Sumber: Channelnewsasia

Kongres Bakal Cecar Apple dan Google soal Data Pengguna

2

Telset.id, Jakarta – Anggota kongres Amerika Serikat (AS) dikabarkan berencana memanggil bos Apple dan Google untuk bertanya tentang keamanan data pribadi pengguna. Hal ini diperkirakan karena buntut dari skandal bocornya data pengguna Facebook beberapa waktu lalu.

Pada hari Senin (9/7) lalu, empat anggota kongres dari Partai Republik mengirim surat kepada Apple dan Alphabet – induk perusahaan Google, dimana mereka menanyakan soal keamanan data pribadi pengguna.

“Kami ingin menyelidiki kemungkinan akses pihak ketiga ke data pengguna, khususnya rekaman suara dan informasi lokasi via iPhone dan Android,” tulis anggota kongres.

Dalam surat yang dipublikasikan, ada indikasi Apple dan Google menggunakan data pengguna secara ilegal, termasuk menggunakan informasi lokasi dan rekaman suara.

Sejumlah laporan menyebut bahwa ponsel iPhone dan Android dimanfaatkan oleh Apple dan Google untuk mengumpulkan data suara tanpa sepengetahuan pengguna.

Baca juga: Apple Bantah Terima Data Pengguna dari Facebook

Dilansir NY Post, Apple dan Google masing-masing memiliki kata kunci yang memungkinkan ponsel mendengar dan memproses suara pengguna, seperti misalnya “Ok Google” dan “Hey Siri”.

Ada pula dugaan aplikasi pihak ketiga punya akses untuk menggunakan data suara ketika pengguna mengetikkan kata kunci. Apple maupun Google belum berkomentar mengenai hal ini.

Sebelumnya dikabarkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, Facebook ternyata telah membocorkan data pengguna ke perusahaan-perusahaan smartphone dan komputer tablet di dunia, antara lain Apple dan Samsung.

Raksasa media sosial itu memiliki sekitar 60 mitra yang secara teratur menerima data-data pribadi pengguna selama kurun waktu tersebut. Selain Apple dan Samsung, dilaporkan ada pula Amazon dan Microsoft yang turut “menikmati” data pengguna Facebook.

Baca juga: Facebook Jual Data Pengguna ke Apple, Samsung, dkk

Dikabarkan, empat perusahaan teknologi besar itu telah menerima dan dapat mengakses data-data yang bersifat pribadi seperti status hubungan, afiliasi politik, riwayat pendidikan, dan agama sampai bulan April 2018 lalu. [BA/HBS]

Sumber: nypost.com

 

Samsung Exynos 9820 Gunakan GPU Mali-G76

0

Telset.id, Jakarta – Santer terdengan, kalua prosesor besutan Samsung, Exynos 9820 sudah mulai diproduksi. Chipset ini akan menjadi chipset 7nm pertama dari Samsung dan besar kemungkinan akan digunakan di Galaxy S10 dan Galaxy Note 10 tahun depan.

Baru ini Sebuah info baru muncul mengenai GPU SoC dari Exynos 9820.

Menurut IceUniverse, Exynos 9820 akan hadir dengan GPU Mali-G76 MP18. Ini adalah GPU terbaru ARM yang diumumkan pada bulan Mei lalu.

Untuk keunggulannya, Mali-G76 akan menjadi GPU 7nm pertama ARM dan membawa peningkatan kinerja meningkat 30%, efisiensi energi 30% lebih baik, dan peningkatan pembelajaran mesin 2,7x.

GPU dapat memiliki antara 4 hingga 20 core tetapi Samsung akan menggunakan 18 core seperti yang dilakukan dengan GPU Mali-G72 Exynos 9810.

Baca Juga : Kominfo: Tik Tok Jangan Dipakai Goyang-goyang Saja

Keputusan Samsung untuk menggunakan GPU ARM disebabkan GPU buatannya sedang dalam pengembangan belum akan tersedia untuk perangkat andalannya. (MS)