Beranda blog Halaman 2473

Galaxy Note 9 Terbakar, Pengguna Gugat Samsung

1

Telset.id, Jakarta – Kabar kurang mengenakkan sedang menerpa Samsung. Phablet terbaru Samsung Galaxy Note 9, dilaporkan terbakar di dalam tas seorang perempuan di Long Island, sebuah wilayah padat penduduk di tenggara New York, Amerika Serikat.

Pada 3 September 2018, tepat tengah malam, Diane Chung yang diketahui seorang agen rumah mewah berada di lift gedung Bayside ketika ponsel baru miliknya menjadi terasa sangat panas.

Menurut New York Post, Minggu (16/9/2018), Chung kemudian berhenti menggunakan dan memasukkannya ke dalam tas. Tiba-tiba, ia mendengar suara mirip siulan dan melengking sebelum asap tebal keluar.

Chung kemudian meletakkan tasnya di lantai lift. Ia mencoba mengosongkan tasnya. Namun nahas, jari-jarinya terbakar ketika menyentuh ponsel Galaxy Note 9 miliknya yang mengeluarkan asap.

Baca juga: Mahal! Galaxy Note 9 Caviar Dihargai Nyaris Rp 1 Miliar

Chung pun panik dan mencoba menggapai tombol lift di antara kepulan asap. Sesampai di lobi gedung, pintu lift terbuka. Ia lantas menendang ponsel yang masih mendesis tersebut  keluar lift.

Tapi, Galaxy Note 9 miliknya tak berhenti terbakar. Seseorang lalu mencengkram menggunakan kain dan memasukkannya ke dalam ember berisi air. Ia pun melayangkan gugatan ke Samsung.

Chung membawa kasus itu ke Pengadilan Tinggi Queen. Kendati demikian, belum ada informasi terkini mengenai tindak lanjut kasus tersebut. Pihak Samsung juga belum bisa dikonfirmasi.

Baca juga: Galaxy Note 9 Jadi Smartphone dengan Layar Paling Inovatif

Kasus itu bisa jadi adalah yang pertama sejak Galaxy Note 9 diluncurkan beberapa waktu lalu. Insiden tersebut mengingatkan kepada kasus sebelumnya yang melibatkan ponsel Galaxy Note 7.

Sekadar informasi, Galaxy Note 9 resmi meluncur ke publik pada 24 Agustus 2018 seharga USD 1.000. Di Indonesia, harganya mencapai lebih Rp 16 juta untuk versi berpenyimpanan internal 512 GB. [SN/HBS]

Sumber: NY Post

Ponsel Lipat Huawei Bisa Gantikan Komputer  

2

Telset.id, Jakarta – Huawei berjanji meluncurkan ponsel lipat tahun depan. Pada acara IFA 2018 lalu, eksekutif Huawei juga sempat mengonfirmasi kembali rencana perusahaan untuk merilis ponsel foldable alias ponsel lipat.

Dilansir dari Phone Arena, CEO Huawei Richard Yu mengatakan kepada surat kabar Jerman, Die Walt bahwa perusahaan saat ini sudah mengerjakan ponsel lipat. Perangkat itu ia klaim bakal tampil sempurna.

Ia menyebut, ponsel lipat Huawei akan menggantikan fungsi komputer. Ia berujar, pengguna kini masih memakai komputer karena tampilan ponsel terlalu kecil. Karenanya, Huawei menangkap peluang tersebut.

Ponsel layar lipat tampaknya memang akan menjadi tren baru dalam industri gadget. Huawei bahkan disebut-sebut akan menyalip Samsung sebagai perusahaan yang pertama meluncurkan ponsel lipat.

Baca juga: Raih “Pole Position”, Huawei Pertama Luncurkan Ponsel Lipat?

Menurut Gizmochina, informasi yang beredar dari analis dan sumber di industri, Huawei dilaporkan sudah satu langkah di depan untuk bersiap menghadirkan ponsel layar lipat ketimbang Samsung.

Pada tahap awal, Huawei akan melepas 20.000 sampai 30.000 ponsel dengan layar fleksibel ke distributor. Huawei ingin menguji teknologinya sekaligus memancing animo pasar.

Baca juga: Geser Posisi Apple, Huawei Akhirnya “Naik Kelas”

Menurut Jeff Pu, seorang analis dari Yuanta Investment Consulting, Huawei kemungkinan akan merilis ponsel buatannya maksimal pada awal tahun depan. Bahkan berita sebelumnya menyebutkan kemungkian Huawei akan memperkenalkan ponsel lipatnya pada November 2018. [BA/HBS]

Sumber: PhoneArena

Mesin Pencari Google Versi China Bisa Lacak Pengguna

2

Telset.id, Jakarta – Di tengah simpang-siur kabar rencana Google memasuki kembali pasar China yang sempat ditinggalkannya pada 2010 lalu, muncul bocoran mengenai sistem yang akan dipergunakan mesin pencarian Google untuk China.

Dilansir The Verge, Sabtu (15/9/2018), Google dilaporkan tidak hanya menggusur privasi penggunanya, bahkan melacak mereka. Caranya dengan membuat sistem yang bakal otomatis melacak pengguna mesin pencari Google ke nomor ponsel mereka.

Sistem yang akan diterapkan dalam aplikasi yang akan dinamakan Dragonfly alias capung ini mau tak mau harus dijalankan supaya lolos aturan yang ketat di China.

Seperti diketahui, China sangat keras melarang pencarian terhadap sejumlah topik di Internet, seperti hak asasi manusia (HAM), protes mahasiswa dan hadiah nobel dengan alasan keamanan dan ketertiban negara.

Baca juga: Jangan Takut Typo, Sekarang Ada Grammarly di Google Docs

Dengan sistem pelacakan ini, pengguna yang menulis pencarian mengenai topik-topik terlarang tersebut bakal secara otomatis ditelusuri identitasnya. Namun tidak diketahui secara pasti apa sanksi yang akan diberikan jika ada pengguna yang nekat mencari kata-kata haram itu.

Narasumber bocoran yang dirahasiakan jatidirinya ini juga mengungkapkan ke The Intercept bahwa sistem tersebut akan membelokkan hasil pencarian topik pencemaran cuaca dan udara dengan data yang terkait kedokteran dengan sumber di China.

Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi dari pihak Google mengenai Dragonfly dan tidak ada tanggapan mereka terhadap berita mengenai proyek tersebut.

Raksasa teknologi AS itu sebelumnya mengatakan bahwa mereka hanya melakukan “eksplorasi” bekerja pada layanan pencarian di China dan menegaskan tidak meluncurkan produk pencarian di negara ini dalam waktu dekat.

Rupanya tidak hanya pejabat Kongres AS yang penasaran terhadap kasak-kusuk Google di China itu. Bahkan 1.400 karyawan Google juga merasa ada yang disembunyikan mengenai proyek tersebut.

Para karyawan menandatangani surat yang menuntut transparansi mengenai Dragonfly dan kemitraan Google dengan perusahaan China.

Baca juga: Jaksa Selidiki Kasus Dugaan Pengumpulan Data oleh Google

The Intercept baru-baru ini bahkan melaporkan bahwa peneliti senior Google, Jack Poulson mengundurkan diri untuk memprotes sikap perusahaannya. Dia mengungkapkan sudah ada lima karyawan yang keluar karena Dragonfly.

Sebenarnya tanpa adanya sistem tautan ke nomor telepon, penelusuran dengan Dragonfly juga tidak akan aman. Pasalnya pemerintah China juga memiliki lembaga kontrol yang dapat mengakses data pengguna yang dihosting di Negeri Panda itu. [WS/HBS]

Sumber: The Verge

Hoaks di Facebook Diklaim Berkurang, Benarkah?

2

Telset.id, Jakarta – Nampaknya Facebook mulai serius untuk bersih-bersih “ruangan” dengan menyapu berbagai konten berita palsu yang diposting oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Hasilnya, jumlah berita palsu yang bertebaran di jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini dilaporkan sudah mulai menyusut.

Periset dari Universitas Stanford dan Universitas New York menyatakan penyusutan berita palsu ini tak lepas dari hasil upaya intensif Facebook untuk menyortir konten negatif.

Seperti dilansir Engadget, Sabtu (15/9/2018), informasi ini didasarkan hasil riset terhadap 570 situs web yang memiliki grup seperti PolitiFact dan FactCheck, yang tercatat sebagai sumber berita palsu dan menyiarkannya di Facebook dan Twitter sejak Januari 2015 hingga Juli 2018.

Dalam riset tersebut mereka mendapati menjelang pemilu 2016 lalu, interaksi terhadap berita palsu di kedua platform tersebut melonjak. Beberapa bulan pasca pemilu, penyebaran perita palsu tersebut turun drastic hingga 50 persen, walaupun di Twitter justeru terjadi peningkatan.

Baca juga: Bos Facebook Punya Utang pada Bill Gates

Dengan mempertimbangkan data interaksi yang stabil diantara situs berita besar, kecil, bisnis dan budaya yang relatif stabil, maka bisa disimpulkan bahwa dampak upaya yang dilakukan Facebook sudah jelas terlihat dan bisa diukur.

Kendati demikian tim ini mengakui temuan mereka tidak definitif karena sejumlah pertimbangan, Pertama adalah pemilihan situs web dapat rentan terhadap bias dan tidak komprehensif.

Kedua berita yang dipilih bisa lebih rentan terhadap interaksi pada satu jaringan sosial di atas yang lain. Ketiga karena PolitiFact dan FactCheck bekerja dengan Facebook dalam upaya menyapu berita palsu dan masih banyak orang tidak diteliti.

Mereka juga menemukan bahwa rasio penyiaran berita palsu ke Facebook dan Twitter berubah seiring waktu. Selama pemilu, rasio berita palsu di Facebook dan Twitter adalah 45: 1 dan dua tahun kemudian menurun menjadi 15: 1.

Baca juga: Facebook Masih akan ‘Bersih-bersih’ Hingga 2019

“Kami melihat perbandingan penyebaran berita di Facebook dan Twitter berpotensi lebih informatif. Rangkaian kebijakan dan perubahan algoritmis yang dibuat oleh Facebook setelah pemilu telah memperlambat penyebaran informasi yang salah,” tulis para peneliti.

Kendati terlihat menyusut, sebenarnya angka keberadaan informasi palsu di Facebook masih tinggi sekali. Juli lalu, peneliti menemukan sekitar 70 juta berita palsu tiap bulan. Platform  lain juga mencatat masalah serupa mengenai berita palsu. [WS/HBS]

Sumber: Engadget

AS Khawatir Dampak Penyalahgunaan Teknologi AI Deepfake

0

Telset.id, Jakarta – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) tak selamanya memberikan dampak positif terhadap masyarakat dan individu keseluruhan. Ada juga dampak negatifnya seperti teknologi deepfake yang bisa menukar muka orang dalam foto, video, bahkan menukar suara, sehingga menimbulkan kesalahpahaman dan informasi palsu.

Hal ini menjadi kekhawatiran anggota DPR Amerika Serikat (AS), sehingga tiga anggotanya mengirim surat langsung kepada Direktur Badan Intelijen Nasional (CIA) untuk menyelidiki tentang teknologi AI deepfake, khususnya dampak terhadap keamanan AS.

Tak heran mereka melakukan langkah itu karena belakangan ini publik setempat dikejutkan oleh tindakan pengguna Reddit yang mulai menukar wajah selebritis dengan bintang porno dengan deepfake.

“Video, gambar atau audio yang dipalsukan dapat digunakan untuk menargetkan individu untuk pemerasan atau untuk tujuan jahat lainnya,” ujar Adam Schiff (partai Demokrat California), Stephanie Murphy (Demokrat Florida) dan Carlos Curbelo (Republik Florida), seperti dilansir engadget.com, Sabtu (15/9/2018).

Mereka mengaku khawatir penyalahgunaan teknologi AI itu bisa mengganggu keamanan nasional, karena bisa saja digunakan oleh orang asing atau bahkan warga lokal untuk menyebarkan informasi palsu.

Kekhawatiran para anggota parlemen AS cukup beralasan, karena teknologi kecerdasan buatan saat ini sudah semakin maju, contohnya yang digunakan untuk deepfake.

Baca juga: Marak Tutorial Merakit Senjata, Amerika Surati Google dkk

Penyalahgunaan ini, lanjut mereka, bisa saja berupa kampanye-kampanye negatif yang menargetkan AS atau kepentingan negara itu. Pasalnya, saat ini semua orang bisa mengakses teknologi tersebut karena sudah disediakan di berbagai perangkat, seperti smartphone.

Sebenarnya penyalahgunaan teknologi AI juga sudah menjadi perhatian situs-situs besar seperti Reddit, Twitter dan bahkan Pornhub. Mereka telah melarang penggunaan deepfake, walaupun ada juga yang curi-curi memakainya.

Senator Marco Rubio dari partai Republik juga mengungkapkan kekhawatiran serupa. Dia bahkan menghubungkan penyalahgunaan AI dengan aksi Rusia terhadap situasi politik AS, yang ditengarai berasal dari perintah Presiden Vladimir Putin.

“Mereka melakukannya dengan bots Twitter dan melakukan langkah lainnya yang akan terungkap. Bayangkan jika ini digunakan dalam pemilihan umum,” tukas dia.

Baca juga: UU Baru Bakal Batasi Peredaran Uber Dkk di Amerika Serikat

Anggota legislatif juga meminta informasi apakah teknologi AI bisa digunakan kekuatan asing untuk mengganggu kepentingan keamanan AS, khususnya dengan menggunakan deepfake.

Selain itu, mereka meminta rekomendasi tindakan kongres untuk mengantisipasi penyalahgunaanya, siapa yang bertanggungjawab memonitor teknologi dan bagaimana upaya untuk mengatasinya. [WS/HBS]

Sumber: Engadget

Berantas Hoax, Fact-Checking Facebook Periksa Foto dan Video

0

Telset.id, Jakarta – Facebook mencoba berbagai cara untuk mengatasi berita palsu yang bersebaran di platform mereka. Salah satu upaya yang sedang dilakukan adalah melakukan fact-checking Facebook.

Dalam blog resminya, Facebook mengumumkan akan memperluas upaya melakukan fact-checkhing untuk foto dan video yang diunggah pengguna. Sebelumnya, fitur fact-checking hanya berlaku untuk unggahan status saja.

Baca Juga: Cegah Ujaran Kebencian, Facebook Uji Tombol Downvote

Facebook akan menggunakan teknologi maching learning untuk mengidentifikasi unggahan palsu atau hoax berdasarkan interaksi pengguna. Pada saat itu, para spesialin fact-checker Facebook akan memeriksa dan menilai apakah unggahan tersebut termasuk fakta atau tidak

Dilansir dari IBTimes, Minggu (16/09/2018), Facebook berjanji fact-checking tidak akan menjadi upaya terakhir perusahaan dalam memerangi berita palsu. Facebook menyatakan bahwa usaha memerangi berita palsu merupakan komitmen jangka panjang.

Baca Juga: Geger! Anak-anak Panik Lihat Iklan Horor di YouTube

“Taktik yang digunakan oleh pelaku selalu berubah. Saat kami mengambil tindakan dalam jangka pendek, kami juga terus berinvestasi di lebih banyak teknologi dan kemitraan,” kata Facebook.

Sebelumnya, Facebook menghadirkan teknologi baru bernama Rosetta. Facebook memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menyisir meme yang berseliweran di platform. Rosetta akan membaca setiap meme jahat.

Baca Juga: Keseringan Nonton Video, YouTube akan Kasih “Peringatan”

Rosetta mengekstraksi teks dari satu miliaran gambar dan video di Facebook maupun Instagram per harinya. Rosetta memberantas meme bersifat ofensif, berisi ujaran kebencian yang cenderung menyerang pihak lain. (BA/FHP)

Hati-hati! Hacker Tipu Pengguna Smartphone Pakai E-mail

0

Telset.id, Jakarta – Usai melakukan penelitian terhadap setengah juta e-mail yang dikirimkan antara Januari dan Juni 2018, para peneliti di FireEye menemukan bahwa 1 dari 101 e-mail merupakan e-mail yang berbahaya.

Dilansir dari Digitaltrends, Minggu (16/09/2018), e-mail tersebut biasanya memiliki tautan untuk mendorong pengguna mengunduh malware ke komputer. Selain itu, e-mail yang dirancang para hacker ini digunakan untuk menipu pengguna agar mau memberikan informasi pribadi mereka.

Para peneliti di FireEye juga menemukan fakta bahwa 10 persen dari seluruh e-mail yang dikirimkan per harinya merupakan e-mail yang mengandung virus, worm, ransomware, trojan, spyware, serta adware. Semua e-mail tersebut masuk dalam kategori malware.

Baca Juga: Hati-hati! Sering Gunakan Smartphone Bisa Bikin Pikun

Sementara 90 persen sisanya, berusaha tipu pengguna smartphone dan lainnya menggunakan teknik sosial, seperti spear phishing dan berpura-pura sebagai seseorang yang dikenal. Jumlah penipuan menggunakan e-mail terhitung naik 65 persen dari tahun lalu.

Perubahan strategi itu didorong oleh tingginya adopsi perangkat mobile. Sebab, kebanyakan orang memeriksa e-mail via smartphone, sehingga sulit bagi hacker untuk mengirimkan virus.

Baca Juga: Sinyal Wi-Fi Ternyata Bisa Deteksi Bom dan Senjata

Para peneliti juga menyebut bahwa lebih mudah bagi para hacker untuk menipu korban. Hacker membuat korban berpikir sedang berkomunikasi dengan orang yang dikenal melalui skema penipuan bernama CEO fraud dan spear phishing.

Menggunakan teknik sosial, hacker cukup meyakinkan calon korban bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan orang yang bisa dipercaya. Hacker juga memperkuat “teknik penipuannya” dengan menampilkan nama lengkap orang terkenal pada e-mail yang dikirim. (BA/FHP)

Gara-gara Video YouTube, Bocah Alami Cedera Mengerikan

0

Telset.id,Jakarta – Seorang bocah berusia 11 tahun menderita luka mengerikan yang biasanya dialami pilot pesawat tempur dan astronot. Bocah bernama Tyler Broome, dari Tuxford, Inggris ini diganggu sekelompok remaja nakal yang menjadikannya objek dalam pembuatan video YouTube “Stunt Roundabout to Death”.

Tyler kemungkinan mengalami kerusakan pada otak, penglihatan kabur dan mata menonjol setelah diputar di atas mainan roda putar dengan kecepatan tinggi. Semua bermula ketika Tyler sedang bermain roda putar di sebuah taman bermain. Tiba-tiba, ia didekati sekelompok pemuda yang mengendarai sepeda motor.

Seorang pemuda kemudian menempelkan roda belakang sepeda motornya ke pinggir mainan roda putar yang sedang dinaiki Tyler. Roda belakang sepeda motor itu digunakan untuk memutar mainan roda putar dengan kecepatan tinggi.

Baca Juga: Momen Mengerikan Saat iPhone Meledak di Mobil

Tampak dalam video yang beredar di internet, Tyler berputar dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tylet merasa kesakitan dan pingsan. Beruntung dia mendapat pertolongan dari ibunya, Dawn Hollingworth dan kemudian dibawa ke rumah sakit Queen’s Medical Center.

“Saya sangat bersyukur dan lega karena putra saya masih hidup, karena bisa saja ini menjadi jauh lebih buruk,” kata Dawn, seperti dikutip dari Metro, Minggu (16/09/2018).

Ia merasa sangat kesal dan frustrasi karena ada situs seperti YouTube di mana para vlogger dibayar untuk membuat ide dan video yang bisa mempengaruhi anak-anak muda.

Baca Juga: Facebook Hapus Akun Jenderal Militer Myanmar

“Perlu ada beberapa diskusi tentang pelarangan video, setelah apa yang terjadi pada putra saya,” tegasnya.

Setelah berjam-jam pemeriksaan dan penyelidikan, dokter spesialis menemukan bahwa Tyler mengalami cedera akibat gaya gravitasi tingkat ekstrim, yang dikenal sebagai G-force. Biasanya, cedera ini dialami oleh para pilot jet tempur.

Dokter juga menyebut, Tyler juga berpotensi mengalami risiko stroke karena tekanan yang disebabkan oleh kecepatan. Dawn mengaku sangat bangga, dan memuji teman-teman Tyler yang menjenguk dan menemani anaknya ketika di rumah sakit.

Baca Juga: Sadis! Empat Peserta Turnamen ‘Madden 19’ Tewas Diberondong

Dokter harus berjuang keras untuk mengobati Tyler karena cedera yang dia dapatkan. Tyler kini telah sepenuhnya sadar, tetapi para dokter terus melakukan pemeriksaan guna mengetahui apakah terjadi pembengkakan di otaknya.

Cedera yang dialami Tyler dikenal sebagai redout atau pengaburan yang disebabkan kekuatan G-Force negatif tingkat tinggi. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah dari bagian bawah tubuh ke kepala sehingga berpotensi berbahaya, dapat menyebabkan kerusakan retina, bahkan stroke di beberapa kasus.

Ibu Tyler mengatakan, dia percaya inspirasi di balik lelucon itu berasal dari video Roundabout of Death di YouTube yang sudah lebih dari tujuh juta kali. Video ini menunjukkan seorang yang berada di mainan roda putar, kemudian yang lain menyalakan sepeda motor, menyebabkannya roda berputar dengan kecepatan tinggi.

Baca Juga: Peristiwa Bom Hiroshima Terulang Kembali dalam Virtual Reality

Dalam sebuah pernyataan, kepolisian setempat menyatakan sedang melakukan penyelidikan dan mencari para pemuda nakal yang telah membuat Tyler cedera.

“Kami merasa ngeri bahwa siapa pun akan menyalahgunakan peralatan bermain anak-anak dengan cara semacam ini. Sebenarnya yang cukup mengganggu, ketika siapa pun berpikir ini adalah ide yang bagus,” pungkas Direktur Regenarasi dan Lingkungan di Bassetlaw District Council. (BA/FHP)

Mirip Predator, Mobil Kamuflase Hebohkan Warganet

2

Telset.id,Jakarta – Tentu Anda tahu karakter predator pada film sains fiksi The Predator yang sedang diputar di bioskop saat ini. Makhluk luar angkasa berwajah menyeramkan bernama Predator ini memiliki kemampuan untuk menghilang atau berkamuflase.

Seperti karakter Predator, baru-baru ini warganet dihebohkan dengan sebuah gambar mobil berwarna hitam yang punya kemampuan menyamarkan diri dengan lingkungan sekitar, atau dapat menghilang. Jika diamati lebih dekat, hanya terlihat ban mobil dan garis-garis desain mobil tersebut.

Foto yang menghebohkan warganet itu pertama kali diunggah seseorang di situs Reddit. Sebagian pengguna Reddit menduga, teknologi Predator itu sedang dikembangkan oleh pihak militer.

Baca Juga: Wow! Jepang akan Bangun Lift ke Luar Angkasa

“Ini adalah teknologi yang sedang dikerjakan oleh militer kita, kan?,” tulis seorang pengguna, seperti dikutip dari Metro, Minggu (16/09/2018).

“Saya takut dan bingung,” tulis pengguna lainnya yang justru takut ketika melihat gambar “mobil kamuflase” tersebut.

Bahkan ada juga yang percaya bahwa mobil ini sedang digunakan oleh Predator. Sontak, warganet lainnya pun langsung bereaksi dengan menyarankan agar kendaraan kamuflase ini ditutupi lumpur, agar mudah dideteksi seperti yang dilakukan karakter Arnold Schwarzenegger di film pertama Predator.

Baca Juga: Tahun 2024, Astronot NASA akan Tinggal di Bulan

“Ketika anda melihat tengkorak, anda akan berada di pesawat luar angkasa asing,” katanya.

Tentu saja, Anda tak mesti langsung percaya bahwa mobil tersebut digunakan oleh predator. Sebab, efek tak terlihat pada mobil ini karena efek dari cat mobil dan perspektif pengambilan gambar, sehingga tak perlu dikhawatirkan. (BA/FHP)

Momen Langka Paus Abu-abu Terekam Drone

0

Telset.id,Jakarta – Para peneliti dari Marine Mammal Institute di Oregon State University di Amerika Serikat, telah berhasil memfilmkan momen langka paus abu-abu yang sangat jarang bisa didapatkan. Mereka berhasil mendokumentasikan 24 jenis perilaku paus abu-abu menggunakan drone.

Di dalam dokumentasi video, makhluk raksasa tersebut terlihat sedang berenang terbalik, melakukan headstands sampai mengeluarkan kotorannya ke udara. Tentu saja, dokumentasi video ini sangat penting bagi para ilmuwan, sebab dapat memberikan perspektif baru pada hewan-hewan yang jarang tertangkap kamera.

“Awalnya kami mulai menggunakan drone untuk mengamati kondisi fisik paus. Tapi segera kami menemukan bahwa drone juga dapat memberi kami wawasan baru yang menakjubkan tentang perilaku ikan paus, tanpa mengganggu mereka dalam prosesnya,” kata Leigh Torres, peneliti Marine Mammal Institute, seperti dikutip dari Metro, Minggu (16/09/2018).

Baca Juga: Video Ini Tunjukkan Kemampuan Kamera iPhone Xs

Dia menuturkan, seekor paus abu-abu dapat tumbuh sekitar 15 meter panjangnya dan memiliki berat mencapai 36 ton. Paus dapat hidup antara 55 hingga 70 tahun, tetapi seperti semua satwa laut, habitat paus kini terancam.

Terhitung, selama periode enam bulan, para peneliti mendapatkan penampakan perilaku paus sebanyak 53 kali. Itu karena, paus abu-abu jarang muncul ke permukaan, sehingga dengan memiliki “mata di langit” tim peneliti bisa mendapatkan pandangan terbaik.

“Selama penelitian ini, kami hanya melihat mungkin 10 persen dari kehidupan paus saat berada di permukaan,” ungkap Torres.

Baca Juga: Hello Kitty Jadi Vlogger, Bikin Video yang Inspiratif 

Menurutnya, timnya dapat mengamati periode yang lebih lama dan mendeteksi perilaku baru, misalnya headstands, di mana paus mengarahkan kepala dan mulutnya ke karang, celah, dan substrat untuk mencari makan.

“Anehnya, kami juga telah merekam paus yang sedang berenang miring, membuka rahang saat akan memangsa, atau bahkan berenang terbalik. Kami tidak yakin mengapa paus berenang terbalik selama tiga menit, tetapi satu hipotesis kami itu akan membantu mata mereka lebih fokus,” jelasnya.

Sementara ini, Torres dan peneliti lainnya masih fokus pada paus abu-abu dan biru. Penggunan drone untuk pemantauan spesies laut lainnya, seperti hiu, kura-kura dan lumba-lumba juga dapat diterapkan.

Baca Juga: Penjahat Siber Peras Penyuka Video Porno Rp 7,3 Miliar

“Sebagian besar hewan laut bergerak cepat dan mereka tidak dapat diprediksi. Tetapi dengan drone, anda dapat melihat ke bawah ke air dengan cukup jelas dan mendapatkan wawasan tentang bagaimana satwa laut menjalani kehidupan mereka,” pungkas Torres. (BA/FHP)

Kini, Orangtua Bisa Pilih Konten di YouTube Kids

0

Telset.id, Jakarta – Google baru saja mengumumkan kehadiran fitur baru dan peningkatan performa untuk aplikasi YouTube Kids. Rencananya, Google mulai menggulirkan sejumlah pembaruan tersebut untuk aplikasi versi Android, kemudian disusul untuk versi iOS.

Tidak hanya satu, Google mengumumkan dua pembaruan sekaligus. Fitur pertama, Google mengizinkan para orangtua untuk memilih setiap video dan channel yang dapat dinikmati oleh anak-anak mereka secara manual.

Baca Juga: Youtube Tambahkan Menu Kontrol Demi Keamanan Anak-anak

Dilansir dari Mashable, Minggu (16/09/2018), fitur pengendali di YouTube Kids hanya tersedia untuk aplikasi versi Android. Namun, Google segera menyediakannya untuk versi iOS.

Untuk mengaktifkannya, orangtua cukup mengakses pengaturan dan profil anak mereka via YouTube Kids. Selanjutnya, pilih menu Approved Content Only.

Baca Juga: Google Janji Tidak akan Gunakan AI untuk Senjata

Nantinya, orangtua bisa memilih video yang bisa disaksikan oleh anak-anak mereka secara aman. Guna lebih memudahkan, pengguna dapat memilih seluruh channel, koleksi, atau video karya kreator tertentu dengan mengetuk tombol tanda tambah.

Untuk pembaruan kedua, Google menghadirkan pengalaman khusus kepada anak berusia delapan bulan hingga 12 tahun di YouTube Kids. Google membekali tambahan konten baru seperti musik dan game video.

Baca Juga: Video Peluncuran Trio iPhone 2018 Nongol di YouTube

Namun demikian, aplikasi YouTube Kids versi anak berusia lebih muda tetap menawarkan pengalaman seperti sebelumnya. Sementara pengalaman khusus anak berusia lebih tua, baru tersedia untuk pengguna aplikasi di wilayah Amerika Serikat. (SN/FHP)

Apple Watch Series 4 Nike+ Tersedia Awal Oktober 2018

0

Telset.id, Jakarta – Apple akan memulai proses pre-order untuk Apple Watch Series 4 pada 14 September 2018 waktu Amerika Serikat. Setelahnya, Apple akan mulai mendistribusikan gelombang pertama pesanan smartwatch baru itu pada 21 September 2018 mendatang.

Namun, Apple Watch Series 4 varian Nike+ belum akan didistribusikan pada September 2018. Padahal, serupa dengan versi reguler, smartwatch kolaborasi Apple dan Nike tersebut juga ditawarkan melalui program pre-order pada 14 September 2018.

Baca Juga: Apple Watch Series 4, Smartwatch Terpintar Saat Ini

Apple baru akan mendistribusikan Apple Watch Series 4 Nike+ dua minggu setelah Apple Watch Series 4 versi reguler, yaitu 5 Oktober 2018. Apple juga telah memperingatkan bahwa pasokan awal perangkat itu hanya tersedia secara terbatas.

Nantinya, menurut laporan Macrumors, dikutip pada Minggu (16/09/2018), tidak semua pemesan akan menerima pendistribusian gelombang pertama Apple Watch Series 4 Nike+.

Apple Watch Series 4 Nike+ dilengkapi layar berukuran sama dengan versi reguler. Namun, bodinya lebih tipis dan berteknologi haptic. Apple Watch Series 4 Nike+ akan tersedia dalam versi dukungan jaringan seluler serta Wi-Fi dan GPS.

Baca Juga: Apple Watch Series 4 Goyang Saham Fitbit

Apple Watch Series 4 Nike+ juga tersedia dengan ukuran diameter layar baru, yaitu 40mm dan 44mm. Menyoal harga, Apple Watch Series 4 Nike+ ditawarkan USD 399 atau skitar Rp 5,9 juta dan USD 499 atau setara Rp 6,6 juta.

Seiring peluncuran Apple Watch Series 4 dan Apple Watch Series 4 Nike+, para pesaing dikabarkan mengalami imbas negatif. Kabarnya, harga saham penyedia tracker fitness Fitbit anjlok sangat drastis. (SN/FHP)