Beranda blog Halaman 21

3 Jam Tangan Casio Terbaik untuk Pengguna iPhone di 2025

Telset.id – Jika Anda pengguna iPhone yang mencari jam tangan yang tidak hanya stylish tapi juga fungsional, Casio memiliki beberapa pilihan menarik. Tidak perlu bergantung pada Apple Watch, karena Casio menawarkan desain ikonis dengan fitur canggih yang bisa terhubung sempurna dengan iPhone Anda.

Dari model sporty G-Shock hingga varian premium MR-G, Casio membuktikan bahwa jam tangan tradisional bisa bersaing dengan smartwatch dalam hal fungsionalitas. Berikut tiga rekomendasi terbaik Casio untuk pengguna iPhone yang ingin tampil beda.

1. G-Shock GBA-950 Series: Untuk Para Pecinta Olahraga

Bagi Anda yang aktif berolahraga tapi tidak menyukai smartwatch, G-Shock GBA-950 series adalah jawabannya. Seri ini baru saja diluncurkan di Jepang dengan berbagai fitur kesehatan yang biasanya hanya ada di Apple Watch.

Best Casio G-Shock Watches with Smart Features

GBA-950 menawarkan pelacakan langkah, pengukuran jarak dan kecepatan lari, penghitungan kalori, interval timer, hingga pelacakan waktu putaran. Yang menarik, jam ini bisa terhubung dengan iPhone via Bluetooth menggunakan aplikasi Casio Watches, memanfaatkan GPS iPhone untuk koreksi data jarak yang lebih akurat.

Model GBA-950-1A khususnya memiliki desain hitam elegan dengan tangan dan indeks bercahaya untuk visibilitas di tempat gelap. Dibekali dengan case resin yang diperkuat serat karbon, tahan air hingga 20 ATM, dan tentu saja bodi tahan guncangan. Keunggulan utama dibanding Apple Watch? Tidak perlu sering di-charge!

2. MR-G Kurogane-Iro Series: Kemewahan yang Cocok dengan iPhone Pro

Untuk Anda yang menginginkan sesuatu yang lebih premium, Casio baru saja meluncurkan MR-G Kurogane-Iro dengan desain unik. Dua varian tersedia: MRG-B2000BG-3A dengan bezel dan band titanium solid berlapis DLC hijau, dan MRG-B2000RG-3A dengan bezel titanium rekristalisasi yang terinspirasi pola bilah pedang Jepang.

G-Shock MRG-B2000BG-3AJR

Kedua model ini sangat cocok dipadankan dengan iPhone Pro berbingkai titanium, menciptakan kesan premium yang konsisten. Dilengkapi dengan kaca safir, tahan guncangan, dan tahan air hingga 200 meter, jam ini juga mendukung koneksi Bluetooth melalui aplikasi Casio Watch.

Sistem Tough Solar Casio memungkinkan jam ini bertahan sekitar 5 bulan sekali charge, atau lebih dari 2 tahun dalam mode hemat daya. Fitur world time untuk 300 kota membuatnya sempurna untuk traveler.

3. G-Shock Move: Kesehatan dalam Desain Klasik

Pelacakan kesehatan adalah fitur yang sering dicari di smartwatch, dan Casio menjawabnya dengan G-Shock Move DWH5600. Lineup ini mempertahankan ketangguhan klasik G-Shock sambil menambahkan fitur pemantauan kesehatan.

Dengan desain oktagonal ikonis dan bezel metal, varian abu-abu dan hitam menawarkan tampilan yang elegan. Fitur utamanya termasuk monitor detak jantung real-time via sensor optik, akselerometer untuk pelacakan langkah dan estimasi kalori, serta sensor oksigen darah.

Kerjasama dengan Polar membawa alat analisis performa yang canggih. Seperti model Casio lainnya, G-Shock Move bisa terhubung dengan iPhone via Bluetooth untuk sinkronisasi data.

Bagi Anda yang tertarik dengan jam tangan Casio lainnya, jangan lewatkan Casio Edifice EFR-575CL-3A dengan desain elegan atau edisi khusus G-Shock ROG untuk para gamer.

Dari ketiga pilihan ini, mana yang paling sesuai dengan gaya dan kebutuhan Anda? Dengan Casio, Anda tidak perlu mengorbankan gaya untuk fungsionalitas, atau sebaliknya. Jam tangan ini membuktikan bahwa tradisi dan teknologi bisa berjalan beriringan dengan sempurna.

Samsung Galaxy M36 5G Bocoran Resmi: Exynos 1380 dan Fitur AI

Telset.id – Samsung kembali memanaskan persaingan di segmen smartphone menengah dengan Galaxy M36 5G. Bocoran terbaru mengungkap, ponsel ini akan menjadi varian rebrand dari Galaxy F36 5G di Flipkart dan Galaxy Jump 4 di Korea Selatan. Lantas, apa saja yang bisa diharapkan dari penerus Galaxy M35 ini?

Teaser resmi yang beredar (via 91mobiles) menunjukkan desain ramping dengan konfigurasi kamera triple rear. Yang menarik, Samsung menyelipkan petunjuk tentang fitur berbasis AI—sebuah langkah strategis mengingat tren Samsung Visual AI yang semakin masif. Meski belum ada tanggal pasti, sumber industri memperkirakan peluncuran akan terjadi akhir Juni 2025.

Spesifikasi dan Performa

Di bawah kap mesin, Galaxy M36 5G masih mengandalkan Exynos 1380—chipset dua tahun yang juga menghidupi pendahulunya. Prosesor ini memiliki:

  • 4 core Cortex-A78 (2.4GHz)
  • 4 core Cortex-A55 (2GHz)
  • GPU Mali-G68

Berdasarkan benchmark Geekbench, skor single-core dan multi-core masing-masing berkisar di angka 1000 dan 2880. Kombinasi ini cukup untuk menjalankan aplikasi harian, meski mungkin kurang ideal untuk gaming berat.

Kamera dan Fitur Unggulan

Meski desain kamera mengalami penyegaran, spek sensor masih menjadi misteri. Sebagai perbandingan, Galaxy M35 memiliki trio kamera 50MP + 8MP + 2MP. Jika Samsung konsisten, M36 mungkin akan mempertahankan setup serupa dengan peningkatan software berbasis AI.

Di segmen harga sekitar Rp20 jutaan, Galaxy M36 bersaing ketat dengan smartphone berbasis AI lain seperti Motorola. Keunggulan utamanya terletak pada layar Super AMOLED Full HD+ dengan punch-hole—fitur yang masih langka di kelasnya.

Dengan baterai 6.000mAh dan dukungan fast charging 25W, M36 cocok untuk pengguna yang mengutamakan ketahanan daya. Kabarnya, ponsel ini akan menjadi eksklusif Amazon di India, mirip dengan strategi distribusi seri M sebelumnya.

Menariknya, meski menggunakan chipset lama, harga diperkirakan tetap kompetitif. Galaxy M35 awal diluncurkan di kisaran Rp19.999—sebuah angka yang mungkin dipertahankan untuk varian 6GB/128GB. Bagi yang butuh ruang lebih, opsi 256GB kemungkinan akan tersedia dengan selisih harga sekitar Rp500-800 ribu.

Dengan peluncuran yang diperkirakan dalam beberapa minggu ke depan, apakah Galaxy M36 5G mampu mengulang kesuksesan pendahulunya? Jawabannya tergantung pada bagaimana Samsung memposisikan nilai tambah AI dan fotografi di tengah persaingan semakin ketat.

Bocoran Resmi! Samsung Galaxy Z Fold7 Lebih Tipis dengan Kamera 200MP

Telset.id – Jika Anda mengira generasi ketujuh smartphone lipat Samsung hanya akan membawa penyempurnaan kecil, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru mengindikasikan Galaxy Z Fold7 akan menjadi yang paling tipis sepanjang sejarah—bahkan lebih ramping dari Galaxy S25 Ultra yang belum dirilis!

Rumor yang beredar menyebut ketebalan Z Fold7 saat dibuka hanya 4,54mm—angka yang membuatnya 46% lebih tipis dibanding pendahulunya. Namun, kejutan sesungguhnya terletak pada modul kamera. Prototipe yang bocor menunjukkan perubahan signifikan pada tata letak flash, mengisyaratkan kehadiran sensor utama 200MP.

Revolusi Desain: Tipis Tapi Bukan Mainan

Analisis terhadap render casing Thinborne mengungkap protrusi (tonjolan) modul kamera yang lebih menonjol. Ini logis mengingat sensor 200MP ISOCELL HP2 yang diisukan memiliki ukuran 1/1.3″. Sebagai perbandingan, Galaxy S25 Ultra dengan sensor serupa memiliki ketebalan 8.2mm—hampir dua kali lipat Z Fold7 dalam keadaan terbuka.

Artinya? Samsung mungkin harus mengorbankan desain flat demi performa fotografi. Namun, kabar baiknya adalah teknologi lensa ALOP (Advanced Lens Optical Path) yang dipatenkan Samsung berpotensi meminimalisir protrusi ini—jika berhasil diimplementasikan.

Pertarungan Ketebalan: Fold7 vs S25 Edge

Yang menarik, Z Fold7 bahkan lebih tipis 1.26mm dibanding Galaxy S25 Edge yang dijuluki “razor-thin” (5.8mm). Ini pencapaian luar biasa untuk perangkat dengan layar 7,6 inci. Pertanyaannya: apakah pengorbanan lain diperlukan?

Beberapa spekulasi muncul:

  • Baterai lebih kecil (meski efisiensi chipset Snapdragon 8 Gen 3 bisa mengimbangi)
  • Pengurangan sistem pendinginan aktif
  • Material titanium untuk bingkai demi kekuatan struktural

Samsung sendiri mulai memberikan petunjuk melalui teaser resmi. Rilis diperkirakan pertengahan Juli—bertepatan dengan jadwal peluncuran tahun sebelumnya. Untuk update terkini, pantau terus bocoran terbaru Samsung Galaxy Z Fold 7 & Z Flip 7 di Telset.id.

Dengan semua spekulasi ini, satu hal pasti: pertarungan smartphone foldable 2024 akan memanas. Apakah Anda siap menyambut raja lipat baru ini?

Bocoran Terbaru Galaxy Watch 8: Desain “Squircle” dan Fitur Canggih Siap Guncang Pasar

Pernahkah Anda membayangkan smartwatch yang menggabungkan keanggunan desain klasik dengan teknologi mutakhir? Bocoran terbaru dari Samsung Galaxy Watch 8, Watch 8 Classic, dan potensi Galaxy Watch Ultra 2 menjawab tantangan itu. Dengan rilis yang diprediksi pada Juli 2025, seri ini siap membawa revolusi di dunia wearable technology.

Setelah sukses dengan generasi sebelumnya, Samsung kembali menggebrak pasar dengan desain “squircle” yang pertama kali diperkenalkan di Galaxy Watch Ultra. Kini, estetika ini menjadi DNA seluruh lini Watch 8, menawarkan kesan futuristik namun tetap ergonomis. Apa saja yang membuat seri ini layak dinantikan?

Berdasarkan bocoran dari Evan Blass, salah satu leaker ternama, berikut adalah analisis mendalam tentang apa yang akan ditawarkan Samsung dalam Galaxy Unpacked mendatang.

Desain Revolusioner: “Squircle” Jadi Ciri Khas

Galaxy Watch 8 dan variannya mengadopsi bentuk hybrid antara kotak dan lingkaran—sebuah konsep yang dijuluki “squircle”. Desain ini tidak hanya estetik tetapi juga fungsional, memberikan ruang lebih besar untuk layar tanpa mengorbankan kenyamanan pemakaian.

Desain Galaxy Watch 8 dengan tampilan squircle

Varian Classic menghadirkan kembali rotating bezel fisik, fitur yang sempat hilang dan sangat dirindukan penggemar. Seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya, bezel ini memudahkan navigasi tanpa harus menyentuh layar.

Fitur Kesehatan yang Lebih Personal

One UI 8 Watch, sistem operasi berbasis Wear OS yang akan menghiasi seri ini, membawa sejumlah pembaruan signifikan. Mulai dari pengukuran kadar karotenoid hingga panduan lari yang disesuaikan dengan profil pengguna, Samsung berkomitmen menjadikan Watch 8 sebagai asisten kesehatan digital paling cerdas.

Tak ketinggalan, fitur pemantauan tidur juga ditingkatkan untuk memberikan analisis lebih mendalam tentang kualitas istirahat Anda. Kabar baiknya, pemilik Galaxy Watch 5 ke atas juga akan mendapatkan fitur ini melalui program beta One UI 8 Watch yang dirilis Juni 2025.

Tampilan antarmuka One UI 8 Watch pada Galaxy Watch 8

Spesifikasi Unggulan: Dari Titanium Hingga Baterai Tahan Lama

Menurut @OnLeaks, Galaxy Watch Ultra 2 akan menggunakan rangka titanium yang lebih ringan namun kuat. Sementara itu, Watch 8 dan Classic fokus pada peningkatan layar lebih lebar serta optimasi daya tahan baterai.

Prototipe Watch 8 Classic yang bocor di eBay—seperti diungkap dalam laporan eksklusif—memperlihatkan tiga tombol samping: tombol home/daya, tombol kembali, dan tombol aksi cepat berbentuk bulat untuk mengakses aplikasi atau memulai latihan.

Dengan event Galaxy Unpacked yang digadang-gadang berlangsung pada 13 Juli 2025 di New York, semua spekulasi ini akan segera terjawab. Siapkah Anda menyambut generasi baru smartwatch Samsung?

The Witcher 4: CD Projekt RED Fokus pada Konsol Pertama Kali, Targetkan 60 FPS di PS5

Telset.id – Jika Anda mengira The Witcher 4 akan mengulangi pendekatan pengembangan PC-first seperti seri sebelumnya, bersiaplah untuk terkejut. CD Projekt RED, studio di balik franchise RPG epik ini, secara mengejutkan mengumumkan perubahan strategi besar: mereka kini mengadopsi pendekatan “console-first” untuk The Witcher 4. Ambisi utamanya? Menghadirkan open world dengan hardware ray tracing yang berjalan mulus di 60 frame per second (FPS) pada PlayStation 5.

Perubahan paradigma ini terungkap dalam wawancara eksklusif dengan Charles Tremblay, VP of Technology CD Projekt RED, yang berbicara kepada Digital Foundry setelah demo menakjubkan The Witcher 4 di State of Unreal presentation. Tremblay mengakui bahwa pendekatan tradisional studio—mengembangkan untuk PC terlebih dahulu lalu menurunkan skalanya untuk konsol—telah menciptakan banyak masalah di masa lalu. “Kali ini, kami benar-benar ingin lebih fokus pada pengembangan konsol terlebih dahulu,” tegasnya.

Mengapa Perubahan Strategi Ini Penting?

Pergeseran ke console-first bukan sekadar perubahan teknis, melainkan respons terhadap pelajaran pahit dari proyek sebelumnya. The Witcher 3, meskipun menjadi masterpiece RPG, sempat mengalami masalah performa di konsol saat peluncuran. Kini, dengan Unreal Engine 5 sebagai fondasi, CD Projekt RED ingin memastikan pengalaman optimal sejak awal—terutama untuk PlayStation 5.

“Kami benar-benar ingin menargetkan 60 FPS dan tidak kembali ke 30 FPS,” jelas Tremblay. Namun, dia dengan jujur mengakui bahwa jalan menuju tujuan tersebut masih panjang. Demo yang ditampilkan hanyalah tech demo—belum mencakup loop gameplay lengkap, sistem pertarungan, atau banyak elemen lain yang akan menambah beban pada hardware.

Tantangan Besar di Xbox Series S

Sementara target 60 FPS di PS5 sudah ambisius, tantangan sebenarnya mungkin datang dari Xbox Series S. Tremblay mengakui bahwa tim belum mulai mengoptimalkan game untuk konsol entry-level tersebut, dan mencapainya sebagai “sangat menantang”. “60 FPS di Xbox Series S pasti akan sangat sulit. Ini adalah sesuatu yang harus kami pecahkan,” ujarnya.

Pernyataan ini memicu perdebatan di komunitas gaming tentang masa depan Xbox Series S. Dengan spesifikasi yang jauh di bawah PS5 dan Xbox Series X, apakah konsol ini akan menjadi penghambat ambisi pengembang seperti CD Projekt RED?

Di sisi lain, kolaborasi dengan Epic Games membawa angin segar. Demo The Witcher 4 sudah menggunakan hardware RT Lumen—teknologi ray tracing berbasis hardware yang dianggap Epic sebagai masa depan, meninggalkan software Lumen karena berbagai keterbatasan. CD Projekt RED juga menyebutkan rencana untuk “menaikkan skala” versi PC, meskipun bentuk pasti dari peningkatan tersebut masih menjadi misteri.

Dengan perkiraan rilis di tahun 2027, The Witcher 4 masih memiliki waktu pengembangan yang panjang. Namun, perubahan pendekatan ini menunjukkan komitmen CD Projekt RED untuk belajar dari masa lalu dan memberikan pengalaman terbaik bagi semua pemain—terlepas dari platform yang mereka gunakan.

Bagi Anda yang penasaran dengan karya sebelumnya CD Projekt RED, jangan lewatkan The Witcher 3 yang kini tersedia di PS Plus, atau jelajahi 7 game open world terbaik PS4 lainnya yang masih layak dimainkan hingga 2025.

Kasus Penipuan GPU: RTX 4090 Palsu Ternyata RTX 30 Series!

Telset.id – Bayangkan membeli tiga unit RTX 4090 seharga Rp20 juta per buah, hanya untuk mengetahui bahwa ketiganya adalah GPU palsu yang dimodifikasi dari seri RTX 30. Inilah yang dialami seorang pengguna di Jepang, seperti diungkapkan oleh seorang teknisi YouTuber dalam investigasi terbarunya.

Kasus penipuan GPU kelas premium kembali mencuat, kali ini melibatkan kartu grafis flagship NVIDIA. Seorang teknisi bernama Unikoshardware mengungkapkan bahwa kliennya mengirimkan empat unit RTX 4090 yang tidak berfungsi. Setelah pemeriksaan mendalam, tiga di antaranya terbukti adalah RTX 3090 dan RTX 3080 yang dimodifikasi.

Fake RTX 4090

Detil Modifikasi yang Sulit Dikenali

Menurut analisis teknisi, modifikasi yang dilakukan sangat halus sehingga sulit dikenali oleh pengguna biasa. “Substrat pada GPU palsu ini memiliki perbedaan kecil tapi signifikan,” jelasnya. Salah satu contohnya adalah kapasitor di pojok kanan atas yang menonjol – ciri khas GPU seri RTX 30.

Perbedaan lain termasuk posisi kode QR yang sedikit bergeser dan frame yang tidak terpasang dengan benar. Yang lebih mengejutkan, salah satu unit bahkan menggunakan VRAM palsu. Meskipun semua chip GPU memiliki tulisan “AD102” (kode untuk RTX 4090), teknisi menduga ini hasil penghapusan dan pengukiran ulang menggunakan mesin laser.

Fake vs Real RTX 4090

Bagaimana Melindungi Diri dari Penipuan?

Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya berhati-hati saat membeli komponen PC high-end, terutama dari penjual luar negeri. Berikut beberapa tips untuk menghindari penipuan GPU:

  • Beli hanya dari penjual resmi atau rekanan resmi NVIDIA
  • Periksa dengan teliti foto produk dan bandingkan dengan referensi asli
  • Minta bukti pembelian resmi dan garansi
  • Waspada terhadap harga yang terlalu murah

Untungnya, unit keempat yang dikirimkan klien ternyata asli, meski tidak berfungsi karena masalah pada chip memori dan kapasitor. Setelah diperbaiki, GPU tersebut bisa bekerja normal. Namun tiga unit palsu terpaksa dikembalikan ke penjual.

Kasus ini bukan yang pertama kali terjadi. Seperti yang pernah kami laporkan sebelumnya tentang penipuan di dunia teknologi, modus operandi serupa terus bermunculan seiring dengan tingginya permintaan komponen PC premium.

Bagi Anda yang ingin memastikan keaslian produk teknologi sebelum membeli, kami merekomendasikan untuk membaca panduan verifikasi produk yang telah kami buat sebelumnya.

PCIe 6.0 SSD Tak Akan Hadir Sampai 2030, Ini Alasannya

Telset.id – Jika Anda berharap SSD dengan teknologi PCIe 6.0 akan segera hadir di pasaran, bersiaplah untuk menunggu lebih lama. CEO Silicon Motion, Wallace Kou, secara resmi mengungkapkan bahwa PCIe 6.0 SSD baru akan tersedia untuk pasar konsumen pada 2030. Lantas, mengapa teknologi terbaru ini tertunda begitu lama?

PCIe 5.0, yang saat ini masih menjadi standar tercepat, ternyata belum sepenuhnya diadopsi oleh pasar mainstream. Bahkan, kecepatan transfer yang hampir dua kali lipat dibanding PCIe 4.0 belum memberikan dampak signifikan bagi pengguna biasa. Menurut Kou, seperti dilaporkan Tom’s Hardware, baik AMD maupun Intel belum menunjukkan minat untuk membahas PCIe 6.0. “OEM PC pun tidak tertarik saat ini,” tegasnya.

KLEVV Launches GENUINE G560 Gen5 High-End SSD & CRAS C715 Gen3 Budget SSD, Up To 14 GB/s With Heatsink 1

Biaya Produksi yang Melambung Tinggi

Salah satu alasan utama PCIe 6.0 belum masuk dalam roadmap adalah biaya produksinya yang sangat tinggi. Kou menjelaskan, biaya produksi controller PCIe 5.0 saja sudah dua kali lipat lebih mahal dibanding PCIe 4.0. “Jika Anda memasukkan biaya IP dan mask, satu tape-out bisa mencapai $16-20 juta,” ujarnya. Nah, untuk PCIe 6.0, biayanya bahkan lebih fantastis: $30-40 juta per tape-out!

Controller PCIe 6.0 akan menggunakan proses node 4nm dan mendukung 16 channel NAND. Dengan kompleksitas seperti itu, wajar jika harganya melambung. “Kami tidak melihat kebutuhan mendesak untuk mempersiapkan controller PCIe 6.0 saat ini,” tambah Kou. Apalagi, pasar konsumen masih nyaman dengan PCIe 5.0, sementara segmen enterprise pun belum membutuhkan kecepatan lebih tinggi.

PCIe 5.0 Masih Jadi Raja

Faktanya, mayoritas pengguna PC bahkan belum beralih ke platform yang mendukung PCIe 5.0. SSD seperti Seagate FireCuda 520N atau seri terbaru dari Samsung sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan gaming dan produktivitas. Bahkan, perbedaan performa antara PCIe 4.0 dan 5.0 pun tidak terlalu terasa dalam penggunaan sehari-hari.

Kou memprediksi, PCIe 5.0 akan tetap mendominasi pasar setidaknya selama lima tahun ke depan. “Kami tidak melihat alasan kuat untuk beralih ke PCIe 6.0 dalam waktu dekat,” tegasnya. Kalaupun ada, kemungkinan besar hanya untuk segmen enterprise, terutama dengan rencana NVIDIA meluncurkan platform Rubin pada akhir 2026.

Perbandingan Performa SSD PCIe 4.0 vs 5.0 vs 6.0

Jadi, jika Anda berencana membeli SSD baru, PCIe 5.0 seperti ASUS ROG atau MSI Claw masih menjadi pilihan terbaik. Tunggu hingga 2030 jika ingin merasakan kecepatan PCIe 6.0—itupun jika harganya sudah terjangkau!

TSMC Perketat Ekspor ke Huawei dan SMIC, Tantangan Baru bagi Industri Chip China

Telset.id – Langkah terbaru TSMC menambah daftar panjang tantangan bagi Huawei dan SMIC. Raksasa semikonduktor Taiwan itu secara resmi memasukkan kedua perusahaan China ke dalam daftar kontrol ekspornya, mengharuskan mereka memperoleh izin khusus untuk mengimpor peralatan manufaktur chip dari luar negeri. Keputusan ini bisa menjadi pukulan telak bagi upaya China mencapai swasembada teknologi.

Dikutip dari laporan Bloomberg, TSMC mengumumkan pembaruan daftar kontrol ekspor pada 10 Juni 2024 melalui situs Kementerian Perdagangan Taiwan. Total 601 entitas dari berbagai negara, termasuk Rusia, Pakistan, Iran, dan Myanmar, masuk dalam daftar tersebut. Huawei dan SMIC menjadi dua nama paling mencolok yang baru ditambahkan.

Dampak Langsung pada Rantai Pasok

Kebijakan baru ini memaksa Huawei dan SMIC melalui proses verifikasi ketat untuk setiap transaksi peralatan semikonduktor. “Produsen wajib mematuhi regulasi kontrol ekspor, memenuhi kewajiban verifikasi, dan menilai risiko transaksi dengan cermat,” bunyi pernyataan resmi pemerintah Taiwan. Langkah ini dinilai sebagai upaya mencegah proliferasi teknologi untuk alasan keamanan nasional.

Sebelumnya, Huawei sudah menghadapi sanksi ketat dari AS sejak 2019. Namun, chip AI Ascend 910C mereka masih bisa dipasok oleh TSMC hingga April 2024—fakta yang mempertanyakan efektivitas kontrol ekspor AS. TSMC mengklaim telah menghentikan pengiriman ke Huawei sejak September 2020, tapi terbukti masih terjadi kebocoran.

Upaya China Menuju Swasembada

Di tengah tekanan global, China tak tinggal diam. Huawei dikabarkan sedang mengembangkan Kirin 9020 berbasis proses 5nm, sementara mitranya, SiCarrier, merancang mesin lithography untuk menyaingi ASML. Yang lebih menarik, mesin EUV buatan lokal China dikabarkan akan mulai produksi uji pada kuartal ketiga 2025.

SMIC juga menunjukkan kemajuan signifikan. Seperti diungkap dalam pembangunan pabrik di Shenzhen, mereka berhasil memproduksi chip 5nm tanpa teknologi EUV—terobosan yang bisa mengubah peta persaingan industri semikonduktor global.

Meski demikian, jalan menuju kemandirian teknologi masih panjang. Pembatasan TSMC kali ini mempertegas betapa rentannya rantai pasok China terhadap gejolak politik. Pertanyaan besarnya: akankah tekanan ini justru memacu inovasi lebih cepat, atau malah membenamkan ambisi teknologi Negeri Tirai Bambu?

Samsung Galaxy S25 Dapatkan One UI 8 Beta dengan Android 16

0

Telset.id – Kabar gembira untuk pemilik Samsung Galaxy S25! Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa seri flagship terbaru Samsung ini mulai menerima update beta One UI 8 berbasis Android 16. Jika Anda penasaran dengan fitur-fitur baru yang akan dibawa, simak ulasan lengkapnya di sini.

Informasi ini pertama kali diungkap oleh tipster ternama, Tarun Vats, melalui akun X (sebelumnya Twitter). Menurutnya, update beta tersebut saat ini sedang diuji coba di beberapa wilayah, termasuk India dan Polandia. Build version yang teridentifikasi adalah S938BXXU4ZYF3/S938BOXM4ZYF3/S938BXXU4BYF3 dengan ukuran unduhan sekitar 3,6GB. Tak hanya itu, Samsung juga menyertakan patch keamanan Juni 2025 dalam update ini.

Fitur Unggulan One UI 8 Beta

One UI 8 Beta menghadirkan sejumlah peningkatan signifikan, terutama di sektor kecerdasan buatan. Galaxy AI kini mampu menganalisis konten di layar atau objek yang ditangkap kamera dengan lebih cerdas. Fitur Now Bar dan Now Brief juga akan segera hadir, memberikan pengalaman pengguna yang lebih intuitif. Yang menarik, proses AI kini dapat dilakukan secara lokal di perangkat, meningkatkan kecepatan dan privasi.

Selain itu, Samsung menambahkan kemampuan audio sharing via Bluetooth LE audio dengan dukungan QR code (kompatibel dengan Galaxy Buds). Pengguna juga bisa mengakses layanan perbaikan lebih cepat melalui QR code dan NFC langsung dari akun Samsung. Di sisi antarmuka, Quick Share kini lebih mudah diakses melalui panel Quick Settings untuk berbagi file dengan kecepatan tinggi.

Kapan Rilis Stabil?

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Samsung, update stabil One UI 8 diperkirakan akan dirilis dalam beberapa bulan mendatang. Jika Anda tertarik mencoba versi beta, pastikan perangkat Anda termasuk dalam daftar eligible dan siap menerima risiko bug yang mungkin muncul. Untuk pengguna di Indonesia, pantau terus kabar terbaru di Telset.id.

Samsung terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi terbaik bagi pengguna. Dengan dukungan AI yang semakin canggih dan antarmuka yang lebih responsif, Galaxy S25 siap menjadi salah satu smartphone paling powerful di 2025. Jangan lewatkan update selanjutnya!

AI Mengubah Ekonomi Internet: Bisnis Bergantung pada Google Mulai Terancam

Telset.id – Jika Anda pemilik situs web yang bergantung pada trafik dari Google, bersiaplah menghadapi badai besar. Gelombang AI yang tak terbendung mulai mengubah lanskap ekonomi internet secara fundamental, mengancam bisnis yang selama ini menggantungkan hidup pada mesin pencari.

Perubahan ini bukan sekadar tren sesaat. Seperti dilaporkan Barron’s, Google Search perlahan kehilangan pamornya. Pengguna internet kini lebih memilih bertanya langsung ke ChatGPT atau membaca ringkasan yang disajikan Google melalui fitur AI Overviews – tanpa perlu mengklik tautan ke situs lain. Konsekuensinya? Banyak situs yang kehilangan trafik secara signifikan.

Korban Pertama Revolusi AI

Industri yang paling merasakan dampaknya adalah situs perjalanan, portal informasi, dan media berita. Tanpa trafik dari Google, pendapatan mereka menyusut drastis, memaksa beberapa perusahaan melakukan PHK besar-besaran. Ironisnya, Google sendiri mungkin akan tetap bertahan karena investasi besar-besaran mereka di bidang AI, sementara mitra-mitra kecilnya yang selama ini mengandalkan trafik dari mesin pencari terancam gulung tikar.

Fenomena ini menunjukkan betapa rapuhnya model bisnis yang terlalu bergantung pada satu platform. Seperti dikutip dari artikel sebelumnya di Telset.id, bahkan raksasa seperti Apple pun mulai membenahi Safari dengan AI, menambah tekanan pada dominasi Google.

AI: Homepage Baru Internet?

Yang sedang kita saksikan mungkin adalah perubahan paling fundamental dalam ekonomi internet sejak munculnya mesin pencari. AI tidak hanya mengubah cara kita mencari informasi, tetapi juga struktur dasar bagaimana nilai ekonomi diciptakan dan didistribusikan di dunia digital.

Perusahaan-perusahaan kini dihadapkan pada pilihan sulit: beradaptasi atau mati. Beberapa opsi yang tersedia termasuk mengembangkan alat AI sendiri, bermitra dengan perusahaan AI yang ada, atau mencari cara untuk mendiversifikasi sumber pendapatan. Seperti terlihat dalam kolaborasi antara Nvidia, Google, dan Disney, kerja sama strategis bisa menjadi kunci bertahan di era baru ini.

Internet terus berevolusi dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Bagi bisnis yang ingin tetap relevan, satu hal yang pasti: berpegang pada model bisnis lama bukanlah pilihan. Waktunya beradaptasi sudah tiba – sebelum Anda menjadi korban berikutnya dari revolusi AI yang tak terhindarkan ini.

iOS 26 Siap Atasi Masalah Penyimpanan Saat Update iPhone

0

Telset.id – Pernah frustasi karena iPhone Anda menolak update iOS hanya karena kehabisan ruang penyimpanan? Kabar baik datang dari Apple. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa iOS 26 akan membawa solusi cerdas untuk masalah klasik ini.

Dalam catatan rilis developer beta 1 iOS 26, Apple memperkenalkan fitur “dynamic storage reserve” yang dirancang khusus untuk memastikan proses update otomatis berjalan lancar. Fitur ini akan secara proaktif menyisihkan ruang penyimpanan ketika pengguna mengaktifkan pembaruan otomatis di aplikasi Pengaturan.

Mengapa Fitur Ini Penting?

Bagi banyak pengguna iPhone, pengalaman gagal update karena kehabisan ruang penyimpanan bukanlah hal baru. Biasanya, sistem akan menampilkan pesan error yang memaksa pengguna untuk manual menghapus file, foto, atau aplikasi sebelum bisa melanjutkan proses update.

Dengan iOS 26, Apple tampaknya belajar dari pengalaman pengguna. “Tergantung pada jumlah ruang kosong yang tersedia, iOS mungkin secara dinamis menyisihkan ruang update untuk Pembaruan Otomatis agar dapat mengunduh dan menginstal dengan sukses,” tulis Apple dalam dokumentasi beta.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Meskipun Apple belum merinci mekanisme pasti dari sistem penyisihan ruang dinamis ini, perusahaan tampaknya mengadopsi pendekatan serupa dengan yang sudah digunakan di macOS. Sistem akan secara otomatis mengelola penyimpanan sementara selama proses update.

Yang menarik, fitur ini kemungkinan akan bekerja secara diam-diam di latar belakang. Apple belum mengkonfirmasi apakah pengguna akan mendapat notifikasi ketika ruang sedang disisihkan, atau apakah ada opsi untuk menonaktifkan fitur ini.

Ini merupakan langkah penting bagi Apple untuk memastikan lebih banyak perangkat bisa menerima pembaruan keamanan dan fitur terbaru, terutama bagi pengguna yang sering mengabaikan peringatan penyimpanan atau tidak terlalu memperhatikan kapasitas penyimpanan yang tersisa.

Seperti yang kami laporkan sebelumnya dalam artikel tentang fitur Adaptive Power di iOS 26, Apple terus berinovasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna iPhone.

Dampak bagi Pengguna

Fitur penyimpanan dinamis ini bisa menjadi penyelamat bagi:

  • Pengguna dengan model iPhone kapasitas rendah (64GB atau 128GB)
  • Mereka yang sering menyimpan banyak foto dan video
  • Pengguna yang jarang membersihkan penyimpanan mereka
  • Orang yang tidak terlalu paham tentang manajemen penyimpanan

Dengan sistem baru ini, Apple tidak hanya menyelesaikan masalah teknis, tetapi juga mengurangi hambatan psikologis dalam melakukan update. Seperti yang kita tahu, banyak pengguna yang menunda update karena takut kehabisan ruang atau proses yang rumit.

Sementara kita menunggu detail lebih lanjut tentang fitur ini, kabar tentang fitur terjemahan langsung di iOS 26 juga patut dinantikan.

iOS 26 semakin menunjukkan komitmen Apple untuk menyempurnakan pengalaman pengguna iPhone. Dari manajemen penyimpanan yang lebih cerdas hingga pengalaman gaming yang ditingkatkan, sistem operasi terbaru ini berjanji untuk membawa berbagai perbaikan yang berarti.

Bagaimana pendapat Anda tentang fitur penyimpanan dinamis ini? Apakah ini solusi yang Anda tunggu-tunggu? Beri tahu kami di kolom komentar.

itel VistaTab 11: Tablet AI Canggih dengan Harga Terjangkau untuk Edukasi Anak

Telset.id – Di era digital yang semakin berkembang, kebutuhan akan perangkat edukasi yang terjangkau namun kaya fitur menjadi semakin penting. itel Indonesia menjawab tantangan ini dengan meluncurkan itel VistaTab 11, sebuah tablet berbasis AI yang dirancang khusus untuk mendukung proses belajar anak-anak dengan harga yang ramah di kantong.

Dengan banderol harga sekitar Rp1,4 jutaan, VistaTab 11 menawarkan kombinasi antara teknologi canggih dan kemudahan penggunaan. Tablet ini bukan sekadar perangkat biasa, melainkan teman belajar digital yang cerdas dan praktis. Lalu, apa saja yang membuat tablet ini layak dipertimbangkan?

Layar Luas dan Baterai Tahan Lama

VistaTab 11 hadir dengan layar berukuran 10.1 inci yang jernih dan lapang. Ukuran ini ideal untuk berbagai aktivitas belajar, mulai dari membaca buku digital hingga mengikuti kelas online. Anak-anak tidak perlu lagi menyipitkan mata saat membaca atau mengerjakan tugas, sehingga proses belajar menjadi lebih nyaman.

Dibekali baterai berkapasitas 6000mAh, tablet ini mampu bertahan seharian penuh dengan sekali pengisian daya. Mulai dari belajar di pagi hari, menonton video edukatif di siang hari, hingga bermain aplikasi interaktif di malam hari—semua bisa dilakukan tanpa khawatir kehabisan baterai. Fitur ini sangat penting mengingat anak-anak sering menggunakan perangkat dalam waktu yang lama.

Fitur AI untuk Belajar Lebih Interaktif

Salah satu keunggulan utama VistaTab 11 adalah fitur AI Educational Tools yang dirancang untuk membuat proses belajar lebih mudah dan menyenangkan. Dengan fitur Book-to-Screen, pengguna dapat mengarahkan kamera ke buku fisik dan langsung menampilkan teks digital di layar. Fitur ini sangat berguna untuk anak-anak yang sedang belajar membaca atau memahami materi pelajaran.

Selain itu, tablet ini juga dilengkapi dengan fitur terjemahan ke dalam 5 bahasa (Inggris, Prancis, Filipina, Indonesia, dan Arab). Ini sangat cocok untuk anak-anak yang sedang belajar bahasa asing atau untuk materi sekolah bilingual. Dengan satu ketukan, anak-anak bisa mendapatkan terjemahan instan dari kata atau kalimat yang mereka baca.

Kontrol Orang Tua dan Performa Tangguh

Untuk memastikan anak-anak tetap fokus belajar, itel menyertakan fitur Parental Control yang memungkinkan orang tua memantau dan mengatur penggunaan tablet. Orang tua bisa membatasi akses ke konten yang tidak sesuai, mengatur waktu penggunaan harian, dan memastikan anak-anak tidak terdistraksi oleh hal-hal yang tidak perlu.

Content image for article: itel VistaTab 11: Tablet AI Canggih dengan Harga Terjangkau untuk Edukasi Anak

Dari sisi performa, VistaTab 11 tidak mengecewakan. Dengan kombinasi penyimpanan internal 128GB dan RAM 8GB (termasuk ekspansi), tablet ini memiliki ruang yang lebih dari cukup untuk menyimpan berbagai aplikasi belajar, video, dan dokumen penting. Performanya tetap lancar tanpa lag, sehingga anak-anak bisa belajar dengan nyaman tanpa gangguan teknis.

Selama periode peluncuran di Shopee itel Official Store, pembeli bisa mendapatkan bonus itel Powerbank atau itel SmartWatch O11. Penawaran ini tentu menambah nilai lebih dari tablet yang sudah memiliki fitur lengkap ini.

Dengan semua fitur yang ditawarkan, itel VistaTab 11 menjadi solusi ideal bagi orang tua yang mencari perangkat edukasi berkualitas tanpa harus menguras dompet. Tablet ini tidak hanya mendukung proses belajar anak, tetapi juga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua.