Beranda blog Halaman 73

POCO F7 Series: Rahasia Smart Frame Rate untuk Gaming Tanpa Lag

0

Telset.id – Jika Anda mengira performa gaming hanya bergantung pada chipset dan RAM, POCO F7 Series punya kejutan. Teknologi Smart Frame Rate-nya mengubah segalanya, membuat pengalaman bermain game lebih mulus dari sebelumnya. Bagaimana cara kerjanya? Simak analisis mendalam berikut.

POCO F7 Ultra dan POCO F7 Pro bukan sekadar smartphone biasa. Keduanya dibekali teknologi interpolasi frame yang disebut Smart Frame Rate, sebuah solusi cerdas untuk menghilangkan lag dan stuttering saat gaming. Teknologi ini bekerja seperti “sihir” yang menambahkan frame tambahan di antara frame asli, menghasilkan gerakan lebih halus tanpa membebani GPU.

Apa Itu Smart Frame Rate dan Mengapa Penting?

Bayangkan Anda menonton film stop-motion dengan gerakan kaku. Smart Frame Rate bertindak seperti editor profesional yang menyisipkan frame tambahan untuk membuat animasi terlihat lebih alami. Dalam konteks gaming, teknologi ini menganalisis dua frame berurutan, memprediksi gerakan di antaranya, lalu menciptakan frame “bayangan” untuk meningkatkan fluiditas.

Contoh nyatanya? Game yang berjalan di 60 FPS bisa terasa seperti 120 FPS berkat interpolasi ini. Hasilnya, pergerakan karakter lebih responsif, mengurangi motion blur, dan yang terpenting—tanpa lag mengganggu. Bagi gamer kompetitif, ini adalah keunggulan tak terbantahkan.

Dukungan Hardware Kelas Dewa

Smart Frame Rate bukan satu-satunya senjata. POCO F7 Ultra mengusung Snapdragon® 8 Elite Mobile Platform dengan proses 3nm, sementara F7 Pro memakai Snapdragon® 8 Gen 3. Keduanya didukung VisionBoost D7 (khusus F7 Ultra) dan WildBoost Optimization 4.0 untuk stabilitas frame rate ekstrem. Tak heran skor AnTuTu F7 Ultra tembus 2,8 juta!

Lagi penasaran dengan keunggulan lain seri ini? Simak ulasan lengkap POCO F7 Series sebagai flagship killer di Telset.id.

Kesimpulan: Gaming Tanpa Kompromi

Seperti diungkapkan Satryo, Product Marketing Manager POCO Indonesia, teknologi ini adalah wujud nyata janji “Ultrapower Unleashed”. Dengan kombinasi hardware gahar dan optimisasi software, POCO F7 Series layak jadi pilihan gamer yang menolak kompromi. Tertarik mencoba? Cek juga detail harga dan spesifikasi resminya.

CMF Buds 2 Series Resmi Hadir di Indonesia dengan Hybrid ANC dan Audio Spasial

0

Telset.id – Jika Anda mencari earbuds dengan teknologi mutakhir dan harga terjangkau, CMF Buds 2 Series mungkin jawabannya. Erajaya Digital resmi membawa produk terbaru dari CMF by Nothing ini ke pasar Indonesia, menawarkan pengalaman audio premium dengan fitur Hybrid ANC, tuning Dirac, dan audio spasial.

CMF Buds 2 Series terdiri dari dua varian: CMF Buds 2 dan CMF Buds 2a. Keduanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang menginginkan kualitas suara tinggi tanpa menguras kantong. Varian premium, CMF Buds 2, dibanderol Rp799.000, sementara CMF Buds 2a hadir sebagai opsi entry-level dengan harga Rp669.000.

Teknologi Hybrid ANC dan Audio Spasial

CMF Buds 2 mengusung Hybrid Active Noise Cancellation (ANC) hingga 48 dB, sebuah fitur yang biasanya hanya ditemukan di perangkat kelas tinggi. Dengan tuning audio Dirac Opteo™ dan efek audio spasial, earbuds ini menjanjikan pengalaman mendengarkan yang imersif. Daya tahan baterainya juga mengesankan—13,5 jam pemakaian tanpa casing, dan total 55 jam jika digunakan bersama casing dalam mode ANC nonaktif.

Content image for article: CMF Buds 2 Series Resmi Hadir di Indonesia dengan Hybrid ANC dan Audio Spasial

Varian CMF Buds 2a tidak kalah menarik. Meski lebih terjangkau, earbuds ini tetap dilengkapi ANC hingga 42 dB dan driver TPU bio-fibre 12,4 mm yang di-tuning oleh Dirac. Baterainya bertahan hingga 8 jam tanpa casing, dengan total 35,5 jam jika dipasangkan dengan casing.

Konektivitas dan Personalisasi

Kedua varian CMF Buds 2 Series dapat terhubung dengan aplikasi Nothing X, memungkinkan pengguna menyesuaikan pengaturan audio, kontrol sentuh, dan mengaktifkan fitur seperti Dual Connection dan Low Lag Mode. Ini adalah nilai tambah bagi mereka yang menginginkan pengalaman mendengarkan yang lebih personal dan stabil.

Joy Wahjudi, CEO Erajaya Digital, menyatakan bahwa produk ini dirancang untuk menjawab tren audio wearable yang terus berkembang. “Kami yakin CMF Buds 2 Series akan diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia,” ujarnya.

CMF Buds 2 Series tersedia secara online mulai 18 Agustus 2025 di Official Store Nothing di Shopee, Tokopedia, erafone.com, dan Eraspace. Sedangkan versi offline bisa didapatkan di jaringan ritel Erajaya Group mulai 20 Agustus 2025.

Content image for article: CMF Buds 2 Series Resmi Hadir di Indonesia dengan Hybrid ANC dan Audio Spasial

Dengan kombinasi fitur canggih dan harga kompetitif, CMF Buds 2 Series berpotensi menjadi pesaing kuat di pasar TWS Indonesia. Apakah ini akan menggeser dominasi merek lain? Waktu yang akan menjawab.

Xiaomi Kuasai Pasar Smartphone Indonesia di Q2 2025, Ini Rahasianya

0

Telset.id – Di tengah persaingan ketat industri smartphone, Xiaomi kembali membuktikan dominasinya di Indonesia. Laporan terbaru dari Canalys untuk kuartal kedua 2025 mengungkapkan bahwa Xiaomi berhasil mempertahankan posisi puncak dengan menguasai 21% pangsa pasar nasional. Pencapaian ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari strategi matang yang berfokus pada inovasi, distribusi, dan layanan purna jual.

Bagaimana Xiaomi mempertahankan tahtanya di pasar yang semakin kompetitif? Wentao Zhao, Country Director Xiaomi Indonesia, mengungkapkan bahwa kunci kesuksesan mereka terletak pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan konsumen. “Setiap langkah kami, mulai dari inovasi teknologi hingga penguatan layanan purna jual, selalu berlandaskan pada feedback pengguna,” tegas Zhao dalam keterangan resminya.

Strategi Tiga Pilar: Produk, Distribusi, dan Layanan

Xiaomi tidak hanya mengandalkan produk berkualitas, tetapi juga membangun ekosistem yang solid. Di kuartal kedua 2025, perusahaan ini mengandalkan tiga pilar utama:

  • Produk Unggulan: Xiaomi 15 Series hasil kolaborasi dengan Leica menetapkan standar baru fotografi mobile di segmen premium. Sementara POCO F7 Series menjadi andalan para gamer dengan performa flagship. Di segmen entry-level, Redmi 13X mencuri perhatian berkat baterai tahan lama dan harga terjangkau.
  • Distribusi Luas: Xiaomi memperkuat jangkauannya melalui strategi omnichannel. Jaringan Xiaomi Store kini merambah kota-kota sekunder, sementara kemitraan dengan platform e-commerce terkemuka memastikan produknya mudah diakses di seluruh Indonesia.
  • Layanan Purna Jual: Layanan jemput-antar gratis, garansi penggantian unit baru jika perbaikan melebihi 10 hari, dan WhatsApp Hotline 15 jam sehari menjadi nilai tambah yang sulit ditandingi kompetitor.

Inovasi yang Membumi

Filosofi “Innovation for Everyone” bukan sekadar jargon bagi Xiaomi. Perusahaan ini konsisten menghadirkan teknologi canggih dengan harga yang terjangkau. Xiaomi 15 Series, misalnya, membawa kemampuan fotografi setara kamera profesional berkat kerja sama dengan Leica. Sementara POCO F7 Series membuktikan bahwa smartphone gaming tidak harus mahal untuk memberikan pengalaman bermain yang mulus.

Tak hanya itu, Xiaomi juga terus memperkuat ekosistem produknya. Dari perangkat IoT hingga layanan digital, semua dirancang untuk saling terintegrasi. Seperti diungkapkan dalam strategi mereka menghadapi tahun 2023, Xiaomi berkomitmen untuk menjadi lebih dari sekadar produsen smartphone.

Dengan pendekatan holistik ini, wajar jika Xiaomi tetap menjadi pilihan utama konsumen Indonesia. Pertanyaannya sekarang: bisakah kompetitor menggeser dominasi Xiaomi di kuartal-kuartal mendatang?

China Kembangkan Drone Hipersonik dengan Konsep ‘Sayap Gunting’

0

Telset.id – China sedang mengembangkan proyek pesawat dengan konsep ‘sayap gunting’ yang bisa menghidupkan kembali ide drone hipersonik. Desain ini memungkinkan pesawat beroperasi di kecepatan rendah dan tinggi dengan efisiensi maksimal.

Konsep oblique wing atau sayap miring sebenarnya bukan hal baru. Ide ini sudah diuji sejak 1940-an, tetapi belum pernah sukses diwujudkan secara praktis. China kini mencoba menghidupkannya dengan teknologi modern seperti superkomputer dan kecerdasan buatan (AI).

Desain sayap gunting memungkinkan pesawat mengubah konfigurasi sayapnya. Pada kecepatan rendah, sayap tetap tegak lurus untuk memudahkan lepas landas dan mendarat. Saat mencapai kecepatan tinggi, sayap berputar hingga sejajar dengan badan pesawat, mengubahnya menjadi “anak panah” hipersonik.

Mengatasi Masalah Stabilitas

Masalah utama konsep ini adalah stabilitas. NASA pernah menguji pesawat AD-1 pada 1970-an, tetapi hasilnya kurang memuaskan karena sulit dikendalikan. Tim China berusaha mengatasinya dengan teknologi canggih seperti material pintar, sensor, dan sistem kontrol aktif.

Pesawat ini juga dilengkapi dengan canard, tailplane, dan permukaan aktif untuk menjaga keseimbangan saat sayap bergerak. Jika berhasil, drone ini bisa mencapai kecepatan Mach 5 (6.000 km/jam) dan terbang di ketinggian 30 km.

Potensi Militer yang Besar

Jika berhasil, drone ini bisa menjadi “induk” yang membawa 16-18 drone otonom untuk serangan swarm. Pesawat ini dapat menjatuhkan drone di belakang garis pertahanan musuh sebelum sistem deteksi bereaksi, lalu kembali ke pangkalan secara otomatis.

Namun, tantangan teknis masih besar. Poros putar sayap harus menahan beban ekstrem, termasuk suhu di atas 1.000°C di permukaan luar. Perbedaan suhu ini bisa menyebabkan kegagalan struktural jika tidak ditangani dengan benar.

Seorang ahli penerbangan yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada South China Morning Post, “Mereka membutuhkan sistem cadangan, pemantauan regangan real-time, dan mekanisme penguncian darurat.”

Jika China berhasil mengatasi tantangan ini, konsep sayap gunting bisa menjadi terobosan baru dalam teknologi hipersonik, menciptakan platform senjata yang sulit dihentikan. Seperti perkembangan teknologi militer lainnya, inovasi ini akan memicu persaingan global di bidang pertahanan.

Objek Antarbintang 3I/ATLAS Diduga Kiriman Alien, Ini Kata Ilmuwan Harvard

0

Telset.id – Sebuah objek antarbintang bernama 3I/ATLAS yang melintasi tata surya kita diduga sebagai kiriman peradaban alien. Teori kontroversial ini diajukan oleh astronom Harvard Avi Loeb, yang sebelumnya juga mengklaim objek serupa ‘Oumuamua sebagai pesawat alien.

3I/ATLAS merupakan objek antarbintang ketiga yang terdeteksi memasuki tata surya kita. Meski sebagian besar ilmuwan, termasuk NASA, meyakini ini adalah komet, Loeb bersikukuh bahwa objek tersebut bisa jadi merupakan “tes Turing” dari peradaban luar bumi untuk menguji kecerdasan manusia.

“Setiap penjelajah antarbintang tahu bahwa ada banyak batuan es di sistem planet,” tulis Loeb dalam blog pribadinya. “Tapi alien mungkin berasumsi bahwa pengamat cerdas di Bumi sudah familiar dengan batuan luar angkasa.”

Bukti yang Dipertanyakan

Loeb mengemukakan beberapa bukti yang menurutnya membantah teori komet. Gambar dari Teleskop Hubble menunjukkan adanya “cahaya” di depan objek namun tidak ada ekor komet yang jelas di belakangnya. Spektroskopi juga tidak mendeteksi adanya gas molekuler atau atomik yang biasanya menyertai komet.

“Ini bisa jadi objek teknologi yang menargetkan tata surya bagian dalam,” ujar Loeb. Ia mencatat waktu kedatangan 3I/ATLAS yang “sempurna” untuk pertemuan dekat dengan Mars, Venus, dan Jupiter.

Teori Loeb menuai kritik dari komunitas ilmiah. Chris Lintott dari Oxford menyebutnya sebagai “omong kosong” dan “penghinaan terhadap penelitian serius tentang objek ini.” Namun Loeb balik menuding bahwa sikap skeptis seperti ini justru membuktikan manusia “gagal dalam tes kecerdasan” dari peradaban alien.

Uji Coba Komunikasi dengan Alien

Untuk membuktikan teorinya, Loeb mengusulkan pengiriman pesan Morse ke 3I/ATLAS. “Halo, selamat datang di lingkungan kami. Damai!” adalah pesan yang ingin ia sampaikan, kemudian menunggu respons dari objek tersebut.

Meski dianggap kontroversial, Loeb tetap optimis. “Sebagai orang yang optimis, saya memilih untuk mendekatinya dengan pikiran positif,” tulisnya. “Bagaimana kita menindaklanjuti salam pertama dengan kecerdasan alien akan tergantung pada data yang kita kumpulkan.”

Sementara itu, seorang anggota Kongres AS telah mendesak NASA untuk mengarahkan wahana Jupiter-nya untuk mengejar objek misterius ini. Seperti sinyal FM di bulan Jupiter yang pernah ditemukan sebelumnya, misteri 3I/ATLAS terus memicu perdebatan sengit di kalangan ilmuwan.

Mutasi Genetik Langka Berikan Kekebalan Super terhadap Virus

0

Telset.id – Sebuah mutasi genetik langka yang menyebabkan defisiensi protein ISG15 ternyata memberikan kekebalan luar biasa terhadap berbagai virus. Temuan ini menginspirasi pengembangan terapi antiviral baru yang sedang diuji oleh tim ilmuwan Columbia University.

Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di Science Translational Medicine, Profesor Dusan Bogunovic dan timnya menemukan bahwa pasien dengan mutasi ISG15 memiliki respons imun unik. Meski rentan terhadap infeksi bakteri, mereka menunjukkan ketahanan tinggi terhadap virus seperti influenza dan SARS-CoV-2.

“Kami tidak sengaja menemukan ini saat meneliti pasien dengan peradangan kronis,” kata Bogunovic dalam pernyataan resmi. “Ternyata, peradangan ringan mereka bersifat antiviral – seperti sistem pertahanan bawaan.”

Dari Temuan Genetik ke Terapi Potensial

Bogunovic mengembangkan terapi eksperimental berbasis nanopartikel lipid yang membawa mRNA untuk memicu efek serupa dengan mutasi ISG15. Uji coba pada hamster dan tikus menunjukkan hasil menjanjikan: virus terhambat replikasinya setelah pemberian melalui tetes hidung.

“Kami hanya memproduksi sedikit protein pelawan virus dalam waktu singkat,” jelasnya. “Ini mengurangi risiko peradangan berlebihan seperti pada pasien alami.”

Masa Depan Pengobatan Antiviral

Tim masih mengoptimalkan dosis untuk uji klinis manusia. Jika berhasil, terapi ini bisa menjadi solusi universal melawan pandemi di masa depan. “Teknologi ini berpotensi bekerja bahkan terhadap virus yang belum teridentifikasi,” tambah Bogunovic.

Penemuan ini menambah deretan kemajuan terapi genetik yang mengubah paradigma pengobatan modern. Para peneliti kini berfokus pada pengujian durasi efek perlindungan dan skalabilitas produksi.

DC dan Marvel Hadirkan Crossover Batman/Deadpool dengan Tim Kreatif Top

0

Telset.id – DC Comics dan Marvel Comics akhirnya mengumumkan detail crossover besar mereka yang pertama dalam beberapa dekade terakhir. Setelah sebelumnya hanya mengungkap kontribusi Marvel, kini DC membeberkan deretan tim kreatif dan karakter yang akan terlibat dalam proyek ambisius ini.

Menurut rilis resmi DC untuk komik November mendatang, crossover bertajuk DC/Marvel: Batman/Deadpool #1 akan menampilkan kolaborasi antara dua karakter ikonik tersebut. Cerita utama ditangani oleh legenda komik Grant Morrison sebagai penulis dan Dan Mora sebagai ilustrator.

Batmandeadpool

“Kami akan membawa Batman dan Deadpool dalam petualangan yang begitu membingungkan sehingga pembaca akan merasa seperti berada dalam mimpi!” ungkap Morrison tentang alur cerita utama. Masih belum jelas apakah cerita ini terkait dengan pertemuan pertama kedua karakter dalam Marvel/DC karya Zeb Wells dan Greg Capullo.

Selain cerita utama, crossover ini juga menghadirkan beberapa cerita pendek yang menampilkan pasangan karakter unik dari kedua universus:

  • Doctor Strange dan John Constantine oleh Scott Snyder, Joshua Williamson, James Tynion IV, dan Hayden Sherman
  • Harley Quinn dan Hulk oleh Mariko Tamaki dan Amanda Conner
  • Nightwing dan Laura Kinney/Wolverine oleh Tom Taylor dan Bruno Redondo
  • Static dan Ms. Marvel oleh G. Willow Wilson dan Denys Cowan

Stormwonderwoman

Edisi spesial ini juga akan menampilkan cerita tambahan yang mempertemukan Green Arrow dengan Daredevil, Captain America dengan Wonder Woman, serta Jeff the Shark dengan Krypto the Superdog.

Zatannawanda

Jadwal rilis crossover ini terbagi dalam dua bagian utama. Marvel/DC: Deadpool & Batman akan terbit pada 19 September 2025, diikuti oleh DC/Marvel: Batman/Deadpool #1 pada 19 November 2025. Kedua publisher juga telah mengkonfirmasi akan ada seri crossover kedua pada 2026, meski detailnya masih dirahasiakan.

Kolaborasi DC dan Marvel ini menjadi salah satu proyek komik paling dinantikan tahun ini, menyusul kesuksesan berbagai adaptasi film dan serial dari kedua publisher. Seperti diketahui, Marvel baru-baru ini mengumumkan serial animasi Spider-Man terbaru untuk Disney+.

Wonderwomancaptain

Di tengah tren kolaborasi kreatif industri hiburan, termasuk di Indonesia seperti kerjasama Indosat dan Noice, crossover DC-Marvel ini diharapkan bisa menghadirkan pengalaman baru bagi penggemar komik dunia.

Dengan tim kreatif papan atas dan kombinasi karakter yang unik, crossover ini diprediksi akan menjadi salah satu komik terlaris tahun 2025. Terlebih dengan momentum positif industri komik yang juga terlihat dari kembalinya Marvel Swimsuit Special setelah 30 tahun.

Microsoft Selidiki Dugaan Penyalahgunaan Azure untuk Pengawasan di Gaza

0

Telset.id – Microsoft mengumumkan penyelidikan mendesak terkait laporan bahwa layanan cloud Azure digunakan oleh Israel untuk operasi pengawasan massal di Gaza dan Tepi Barat. Langkah ini diambil setelah The Guardian mengungkap akses Unit 8200—satuan intelijen Israel—ke server Azure dalam kesepakatan khusus dengan CEO Microsoft Satya Nadella.

Menurut laporan tersebut, Unit 8200 membangun sistem pengumpulan data yang menyimpan rekaman jutaan panggilan telepon warga Palestina setiap hari. Microsoft menegaskan, jika klaim ini valid, aktivitas tersebut melanggar ketentuan layanan Azure. “Laporan The Guardian memuat tuduhan spesifik yang memerlukan tinjauan menyeluruh,” kata pernyataan resmi Microsoft, Jumat (16/8/2025).

Penyelidikan akan dipimpin oleh firma hukum Covington & Burling. Ini bukan kali pertama Microsoft menghadapi kontroversi terkait keterlibatan teknologinya dalam konflik Israel-Palestina. Pada Mei lalu, perusahaan menyatakan tidak menemukan bukti penggunaan Azure atau AI untuk “menargetkan warga Gaza”, meski karyawan sendiri memprotes kolaborasi tersebut.

Teknologi Cloud dan Kontroversi Kemanusiaan

Laporan PBB Juli 2025 menyoroti peran besar Microsoft, Google (Alphabet), dan Amazon dalam menyediakan akses cloud dan AI bagi pemerintah Israel. Teknologi ini diduga meningkatkan kapasitas analisis data, pengambilan keputusan militer, serta pengawasan real-time.

Microsoft menegaskan komitmennya terhadap prinsip etik AI, termasuk larangan penggunaan untuk “pengawasan massal tanpa dasar hukum”. Namun, kritikus menilai klausul ini sulit diawasi, terutama dalam proyek custom seperti Azure untuk Unit 8200.

Keresahan internal juga terus mengemuka. Pada perayaan 50 tahun Microsoft, seorang karyawan meneriakkan “Pemimpin AI kalian adalah pencari untung perang!”—insiden yang mengulangi protes serupa di perusahaan teknologi lain.

Hasil penyelidikan diharapkan selesai dalam beberapa bulan. Analis memprediksi temuan ini akan memengaruhi kebijakan cloud global, terutama untuk proyek pemerintah dengan risiko pelanggaran HAM.

4 HP dan Tablet Samsung Galaxy Segera Rilis di Indonesia

0

Telset.id – Samsung bersiap meluncurkan empat perangkat baru di Indonesia, termasuk smartphone dan tablet. Keempat produk tersebut telah memperoleh sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Keempat perangkat tersebut meliputi dua smartphone dengan nomor model SM-S731B (diduga Galaxy S25 FE) dan SM-A175F (Galaxy A17 4G), serta dua tablet dengan kode SM-X936B (Galaxy Tab S11 Ultra) dan SM-X736B (Galaxy Tab S11). Nilai TKDN masing-masing perangkat berkisar antara 35,40% hingga 40,30%.

Meski belum mendapatkan sertifikasi Postel dari Ditjen SDPPI Kemenkomdigi, langkah ini menandakan persiapan Samsung untuk memasarkan produk-produk tersebut di Indonesia dalam waktu dekat. Sertifikat Postel menjadi syarat wajib sebelum perangkat bisa dijual secara resmi di Tanah Air.

Spesifikasi Unggulan Galaxy A17 4G dan S25 FE

Galaxy A17 4G diprediksi membawa layar Super AMOLED 6,7 inci, chipset Exynos 1330 (5nm), baterai 5.000 mAh dengan pengisian daya 25W, serta kamera utama 50 MP. Perangkat ini juga disebut akan mendapatkan dukungan update sistem operasi hingga 6 tahun.

Sementara itu, Galaxy S25 FE dikabarkan akan mengusung layar Dynamic AMOLED 2X 6,7 inci dengan refresh rate 120 Hz dan kecerahan hingga 2.600 nit. Perangkat ini didukung chipset Exynos 2400, RAM 8 GB, penyimpanan hingga 256 GB, baterai 4.900 mAh (45W), serta sertifikasi ketahanan air dan debu IP68.

Galaxy Tab S11 dan Tab S11 Ultra Siap Hadir

Galaxy Tab S11 disebut akan mengusung layar AMOLED 11 inci dengan resolusi 2.560 × 1.600 piksel, chipset MediaTek Dimensity 9400 (atau 9400 Plus), RAM 12 GB, penyimpanan hingga 512 GB, serta baterai 8.400 mAh dengan dukungan S Pen.

Sedangkan varian Ultra membawa layar lebih besar, yakni 14,6 inci AMOLED dengan resolusi 2.960 × 1.848 piksel. Spesifikasinya lebih tinggi, termasuk RAM hingga 16 GB, penyimpanan 1 TB, baterai 11.600 mAh, Wi-Fi 7, dan tentu saja dukungan S Pen.

Kedua tablet ini diperkirakan akan menjalankan Android 16 dengan antarmuka OneUI 8. Namun, Galaxy A17 4G kemungkinan besar akan menggunakan Android 15 terlebih dahulu sebelum mendapatkan pembaruan ke versi terbaru.

Sebagai salah satu pemain utama di pasar teknologi, Samsung terus memperkuat portofolio produknya di Indonesia. Kehadiran keempat perangkat ini diharapkan dapat memperkaya pilihan konsumen, terutama bagi penggemar HP Gaming Samsung dan perangkat premium.

Untuk informasi lebih lanjut tentang cara memaksimalkan penggunaan perangkat Samsung, Anda dapat membaca panduan 5 Cara Screenshot HP Samsung untuk Semua Tipe Terbaru 2023.

Bahaya ChatGPT: Pria 60 Tahun Dirawat Usai Ikuti Saran Medis AI

0

Telset.id – Anda mungkin sudah sering mendengar betapa canggihnya ChatGPT dalam membantu pekerjaan sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa kecanggihan ini bisa berubah menjadi bumerang jika digunakan untuk hal-hal krusial seperti kesehatan? Seorang pria berusia 60 tahun di New York harus menjalani perawatan intensif setelah mengikuti saran diet dari chatbot AI tersebut. Kasus ini menjadi pengingat keras: jangan pernah menggantikan konsultasi medis profesional dengan AI.

Menurut laporan NBC News yang dimuat dalam Annals of Internal Medicine, pria tersebut mengalami bromisme—keracunan bromida—setelah mengganti garam dapur (natrium klorida) dengan natrium bromida selama tiga bulan. Saran ini ia dapatkan langsung dari ChatGPT ketika bertanya tentang alternatif garam yang lebih sehat. Alih-alih mendapatkan manfaat, ia justru menderita paranoia, insomnia, psikosis, dan gejala fisik serius hingga sempat meyakini dirinya diracun tetangga.

AI Bukan Pengganti Dokter

Tim peneliti yang menangani kasus ini menemukan bahwa ChatGPT memang merekomendasikan bromida sebagai pengganti klorida tanpa menyertakan peringatan toksisitas. Padahal, bromida sudah jarang digunakan dalam dunia medis modern karena risikonya. “Chatbot tidak memiliki kapasitas untuk menilai konsekuensi kesehatan seperti dokter manusia,” tegas salah satu peneliti. Ini memperkuat peringatan 11 pertanyaan yang tidak boleh ditanyakan ke ChatGPT, termasuk konsultasi medis.

Keseimbangan Antara Teknologi dan Kehati-hatian

Kasus ini bukan berarti AI tidak berguna di bidang kesehatan. Seperti contoh ChatGPT yang berhasil mendeteksi kanker, teknologi bisa menjadi alat pendukung—bukan pengganti—diagnosis medis. Sam Altman, CEO OpenAI, pun telah berulang kali mengingatkan agar pengguna tidak menjadikan chatbot sebagai terapis atau dokter pribadi.

Di era di mana informasi kesehatan bisa dibeli secara online tanpa pengawasan ketat, kisah pria New York ini adalah alarm bagi kita semua. Jangan biarkan rasa penasaran mengalahkan kewaspadaan. Sebelum mencoba saran diet atau pengobatan dari AI, selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga medis yang kompeten.

Psikiater Ungkap Kunci Hindari Psikosis Akibat AI: Manusia Harus Terlibat

0

Telset.id – Jika Anda berpikir interaksi dengan AI seperti ChatGPT atau asisten virtual lainnya sepenuhnya aman, mungkin sudah saatnya untuk lebih waspada. Kasus terbaru yang dilaporkan oleh psikiater dari University of California, San Francisco, Dr. Keith Sakata, mengungkap fenomena mengkhawatirkan: belasan pasien dirawat di rumah sakit akibat mengalami psikosis terkait penggunaan AI.

Dalam unggahan media sosialnya, Dr. Sakata menjelaskan bahwa meskipun AI bukan penyebab langsung gangguan mental ini, teknologi tersebut memainkan peran kunci dalam memicu “lingkaran umpan balik kognitif yang terdistorsi” – mekanisme di balik psikosis. Lalu, bagaimana cara mencegahnya?

Apa Itu Psikosis AI?

Psikosis AI, meski belum menjadi istilah medis resmi, menggambarkan kondisi di mana pengguna chatbot lupa bahwa mereka sedang berinteraksi dengan program komputer, bukan manusia. Kasus ekstrem terjadi pada 2025, ketika seorang pria di Florida melakukan bunuh diri setelah meyakini bahwa tim OpenAI telah “membunuh” pacar AI-nya, Juliet.

Ilustrasi interaksi manusia dengan AI

Dr. Sakata menekankan bahwa AI dapat memperparah kerentanan psikologis dengan mencegah pengguna memperbarui sistem kepercayaan mereka setelah mencocokkannya dengan realitas. “Penggunaan AI menciptakan pola yang memperkuat diri sendiri, di mana pengguna tidak menyadari bahwa chatbot yang mereka ajak bicara tidak ada dalam kenyataan,” ujarnya.

Solusi: “Human in the Loop”

Dalam wawancara dengan TBPN, Dr. Sakata memberikan rekomendasi jelas: kehadiran manusia adalah kunci pencegahan. “Hubungan sosial ibarat sistem imun bagi kesehatan mental. Mereka tidak hanya membuat kita merasa lebih baik, tetapi juga bisa turun tangan ketika sesuatu mulai salah,” jelasnya.

Berikut langkah-langkah yang disarankan:

  • Waspada gejala awal: Jika muncul pikiran aneh, paranoia, atau masalah keamanan, segera hubungi layanan darurat (911/988).
  • Perkuat jaringan sosial: Pastikan individu yang rentan terhubung dengan orang-orang terdekat.
  • Batasi interaksi AI: Selipkan manusia dalam “loop” interaksi dengan AI untuk menciptakan umpan balik yang sehat.

Industri AI Harus Lebih Bertanggung Jawab

Kasus ini menyoroti perlunya regulasi lebih ketat dalam pengembangan AI. Seperti dilaporkan Reuters, Meta (induk Facebook) dituding lalai dalam mengawasi interaksi chatbot dengan anak-anak. Perusahaan tersebut baru memperbarui kebijakan setelah mendapat sorotan media.

Sementara itu, perkembangan teknologi seperti implan otak Neuralink atau proyek Elon Musk lainnya terus mendorong batas interaksi manusia-mesin. Tantangannya kini adalah memastikan kemajuan ini tidak mengorbankan kesehatan mental pengguna.

Dr. Sakata menutup dengan pesan tegas: “Kita belum sampai pada tahap di mana AI bisa menjadi terapis. Untuk saat ini, manusia tetaplah yang paling memahami manusia.”

Google Messages Kini Bisa Hapus Pesan dari Perangkat Penerima

0

Telset.id – Pernahkah Anda mengirim pesan yang seharusnya tidak dikirim dan berharap bisa menariknya kembali? Kabar baik datang dari Google Messages, yang kini menghadirkan fitur penghapusan pesan tidak hanya dari perangkat pengirim, tetapi juga dari perangkat penerima. Fitur yang telah dinanti-nantikan ini akhirnya mulai diluncurkan secara luas, memberikan pengguna jaring pengaman untuk mengoreksi kesalahan yang tak terhindarkan.

Dengan memanfaatkan teknologi Rich Communication Services (RCS), Google Messages memungkinkan pengguna menghapus pesan yang telah terkirim dalam waktu 15 menit setelah pengiriman. Pengguna dapat memilih opsi “Hapus untuk saya” atau “Hapus untuk semua orang,” mirip dengan fitur yang telah lama tersedia di WhatsApp dan iMessage. Namun, perlu diingat bahwa fitur ini tidak dapat mengatasi pesan yang telah di-screenshot atau dibaca oleh penerima.

Mengapa Fitur Ini Penting?

Fitur penghapusan pesan dari perangkat penerima adalah solusi atas masalah umum yang sering dihadapi pengguna: mengirim pesan yang kemudian disesali. Sebelumnya, Google Messages hanya mengizinkan penghapusan pesan dari perangkat pengirim, yang tentu saja tidak banyak membantu jika pesan sudah terkirim. Dengan adanya fitur baru ini, pengguna bisa bernapas lega karena memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.

Meskipun demikian, fitur ini memiliki batasan waktu. Pengguna hanya memiliki waktu 15 menit untuk menghapus pesan setelah dikirim. Ini berarti Anda harus cepat bertindak jika ingin menarik kembali pesan yang salah kirim. Selain itu, seperti yang telah disebutkan, pesan yang sudah di-screenshot atau dibaca tidak bisa dihapus.

Perkembangan Teknologi RCS

Fitur ini menjadi bukti nyata dari peralihan teknologi pesan teks dari SMS tradisional ke RCS, yang menawarkan lebih banyak kontrol, fleksibilitas, dan privasi bagi pengguna. RCS tidak hanya memungkinkan penghapusan pesan dari perangkat penerima, tetapi juga mendukung fitur-fitur canggih lainnya seperti pengiriman gambar berkualitas tinggi, indikator pengetikan, dan pembacaan pesan.

Google telah lama mendorong adopsi RCS sebagai pengganti SMS, dan fitur ini adalah langkah penting dalam mewujudkan visi tersebut. Dengan semakin banyaknya pengguna yang beralih ke RCS, pengalaman berkirim pesan di Android akan semakin mendekati pengalaman yang ditawarkan oleh aplikasi pesan populer seperti WhatsApp dan iMessage.

Jika Anda ingin memanfaatkan fitur ini, pastikan Anda menggunakan versi terbaru Google Messages dan penerima pesan juga menggunakan aplikasi yang mendukung RCS. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara mengembalikan pesan atau file yang terhapus, Anda bisa membaca artikel kami tentang cara mengembalikan file yang terhapus di HP Android.

Dengan hadirnya fitur ini, Google Messages semakin memperkuat posisinya sebagai aplikasi pesan utama bagi pengguna Android. Fitur penghapusan pesan dari perangkat penerima tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pengguna dalam berkomunikasi.