Beranda blog Halaman 45

Google Siap Ajukan Banding Atas Putusan Monopoli Mesin Pencari

Telset.id – Google resmi mengumumkan niatnya untuk mengajukan banding atas putusan pengadilan yang menyatakan perusahaan tersebut memonopoli pasar mesin pencari. Dalam unggahan di platform X, raksasa teknologi itu menyatakan bahwa solusi yang diajukan Departemen Kehakiman AS (DOJ) “terlalu ekstrem” dan berpotensi merugikan konsumen.

“Kami akan menunggu pendapat Pengadilan,” tulis Google. “Namun, kami tetap yakin bahwa keputusan awal Pengadilan salah, dan kami berharap dapat mengajukan banding.” Pernyataan ini menegaskan tekad Google untuk terus berjuang melawan tuntutan antimonopoli yang telah berlangsung sejak 2020.

Latar Belakang Kasus Antimonopoli Google

Kasus ini bermula ketika DOJ menggugat Google atas dugaan praktik monopoli di pasar mesin pencari. Pemerintah AS menuduh perusahaan tersebut menggunakan strategi eksklusif, seperti kesepakatan dengan produsen perangkat seperti Apple dan Samsung, untuk menjadikan Google sebagai mesin pencari default di perangkat mereka. Selain itu, DOJ juga mengusulkan agar Google melepas kepemilikan atas browser Chrome dan proyek open-source Chromium.

Menurut Google, langkah-langkah ini justru akan membahayakan privasi pengguna, memberikan kendali data kepada pemerintah, dan menguntungkan pesaing besar yang sudah mapan. Sebagai alternatif, Google menawarkan untuk melonggarkan kesepakatan eksklusifnya dan membentuk komite pengawas independen.

Google Logo di Pengadilan Antimonopoli

Dampak Putusan dan Masa Depan AI

Pada Agustus 2024, Hakim Amit Mehta dari Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Columbia memutuskan bahwa Google memang memegang monopoli ilegal di pasar mesin pencari. Hakim setuju dengan argumen DOJ bahwa kepemilikan Google atas Chrome memberikan keuntungan tidak adil, karena memungkinkan perusahaan mengarahkan lalu lintas pencarian untuk meningkatkan pendapatan.

Putusan ini bisa berdampak besar pada masa depan kecerdasan buatan (AI), yang erat kaitannya dengan pasar mesin pencari. Google memperingatkan bahwa keputusan ini justru dapat membuka peluang bagi perusahaan lain dengan chatbot AI, seperti OpenAI, untuk mendominasi pasar. Nick Turley, eksekutif OpenAI, bahkan menyatakan minatnya untuk membeli Chrome jika Google dipaksa melepasnya.

Kasus ini bukan hanya tentang Google, tetapi juga tentang bagaimana regulasi teknologi akan dibentuk di masa depan. Jika banding Google gagal, kita mungkin menyaksikan perubahan besar dalam lanskap digital—mulai dari cara kita mencari informasi hingga bagaimana perusahaan AI bersaing.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Google benar-benar monopoli, atau justru inovasi mereka yang membuat mereka unggul? Beri tahu kami di kolom komentar.

Xiaomi Mix Fold 6 Bawa Rasio Layar Baru dan Chipset Snapdragon?

Telset.id – Xiaomi tampaknya sedang mempersiapkan kejutan besar untuk para penggemar ponsel lipat. Setelah sukses dengan seri Mix Fold sebelumnya, kabar terbaru mengindikasikan bahwa Xiaomi akan meluncurkan penerusnya tahun depan dengan sejumlah peningkatan signifikan. Namun, apakah perangkat ini akan disebut Xiaomi Mix Fold 6 atau menggunakan nama lain masih menjadi misteri.

Menurut bocoran dari tipster ternama Smart Pikachu, ponsel lipat generasi berikutnya dari Xiaomi ini akan menawarkan rasio aspek baru yang belum pernah ada di seri sebelumnya. Meskipun detail spesifik tentang perubahan ini belum terungkap, hal ini menunjukkan bahwa Xiaomi berusaha untuk terus berinovasi dalam segmen ponsel lipat yang semakin kompetitif.

Uji Coba dengan Chipset Snapdragon Terbaru

Yang lebih menarik, perangkat ini dikabarkan sedang dalam tahap pengujian dengan chipset Snapdragon terbaru. Meskipun tipster tidak menyebutkan secara spesifik chipset mana yang digunakan, ini mengindikasikan bahwa Xiaomi ingin memastikan performa tinggi untuk perangkat andalannya.

Sebagai referensi, Xiaomi Mix Fold 3 sebelumnya telah menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 2 dengan hasil yang cukup memuaskan. Dengan chipset yang lebih baru, tentu kita bisa berharap peningkatan performa yang signifikan pada model berikutnya.

Masa Depan Ponsel Lipat Xiaomi

Sementara itu, laporan terpisah mengungkapkan bahwa Xiaomi juga sedang mengembangkan ponsel lipat tiga layar pertamanya, mirip dengan Huawei Mate XT. Perangkat dengan kode nama “zhuque” ini diperkirakan akan diluncurkan pada kuartal pertama 2026.

Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah Xiaomi akan merilis dua varian ponsel lipat tahun depan – satu model lipat horizontal biasa dan satu model lipat tiga layar. Atau apakah model lipat tiga layar ini akan menjadi penerus langsung dari Xiaomi Mix Fold 4?

Yang pasti, bulan Juni ini Xiaomi akan meluncurkan beberapa perangkat baru di China, termasuk Mix Flip 2 dengan chipset Snapdragon 8 Elite, Redmi K80 Ultra dengan Dimensity 9400+, dan tablet berorientasi gaming yang akan bersaing dengan produk dari Red Magic dan Lenovo Legion.

Dengan strategi produk yang semakin beragam, Xiaomi jelas menunjukkan ambisinya untuk mendominasi berbagai segmen pasar, termasuk ponsel lipat premium. Bagaimana pendapat Anda tentang perkembangan terbaru dari Xiaomi ini? Apakah Anda lebih tertarik dengan ponsel lipat konvensional atau justru menantikan inovasi lipat tiga layar mereka?

Lenovo Legion R360: Headset Gaming Murah dengan Performa Premium

Telset.id – Headset gaming murah dengan performa premium? Lenovo baru saja meluncurkan Legion R360 di pasar China, menawarkan spesifikasi mengesankan dengan harga terjangkau hanya 149 yuan (sekitar Rp 350 ribu). Apakah ini menjadi pesaing serius di segmen headset gaming entry-level?

Lenovo Legion R360 hadir dalam tiga pilihan warna: Putih, Pink, dan Hitam. Dengan desain yang ringkas namun tetap stylish, headset ini menawarkan konektivitas triple-mode yang jarang ditemukan di kelas harganya. Anda bisa menggunakan R360 secara nirkabel via dongle USB Type-C 2.4GHz, Bluetooth 5.4, atau koneksi kabel 3.5mm.

Lenovo Legion R360

Mode nirkabel 2.4GHz menawarkan latensi rendah dengan jangkauan stabil hingga 10 meter – cukup untuk bergerak bebas tanpa khawatir putus koneksi saat sedang asyik gaming. Lenovo mengklaim teknologi ini optimal untuk gaming kompetitif di PC maupun konsol.

Di bagian audio, R360 menggunakan driver dinamis 50mm yang dikhususkan untuk gaming. Headset ini mendukung output stereo dan virtual 7.1 surround sound ketika digunakan dengan koneksi 2.4GHz. Fitur ini sangat berguna untuk game FPS atau battle royale dimana penentuan arah suara musuh menjadi kunci kemenangan.

Untuk kenyamanan, Lenovo mendesain R360 dengan bobot hanya 230 gram. Bantalan telinga yang lembut dan breathable, plus headband yang bisa menyesuaikan sendiri membuatnya nyaman dipakai berjam-jam. Bagi Anda yang sering marathon gaming, desain ergonomis ini tentu menjadi nilai plus.

Microponenyya telah ditingkatkan dengan sensor high-sensitivity dan teknologi ENC (Environmental Noise Cancellation). Lenovo menyertakan chip khusus untuk menyaring noise sekitar, sehingga komunikasi dengan tim tetap jelas meski berada di lingkungan bising.

Daya tahan baterai juga mengesankan – 1000mAh yang bisa bertahan hingga 70 jam dalam mode nirkabel. Pengisian daya dilakukan via USB Type-C, dengan tambahan kabel audio 1.2 meter dan kabel charging 0.5 meter dalam paket penjualan.

Dibandingkan produk sejenis seperti Realme 9i & Narzo 50 5G yang lebih fokus pada perangkat mobile, Legion R360 menawarkan fleksibilitas lebih dengan dukungan multi-platform. Headset ini kompatibel dengan PC, smartphone, tablet, hingga konsol game.

Dengan spesifikasi ini, Legion R360 berpotensi menggeser dominasi headset gaming entry-level lainnya. Apalagi jika dibandingkan dengan Lenovo C55 yang lebih fokus pada kamera, R360 jelas menawarkan proposisi nilai berbeda untuk segmen gamer.

Sayangnya, untuk saat ini Legion R360 baru tersedia di pasar China melalui JD.com. Belum ada konfirmasi kapan produk ini akan meluncur secara global. Namun melihat spesifikasi dan harganya, tidak menutup kemungkinan Lenovo akan membawanya ke pasar internasional dalam waktu dekat.

Lenovo C55 Resmi Dirilis: Kamera Digital 64MP dengan Harga Terjangkau

Telset.id – Jika Anda mencari kamera digital dengan spesifikasi mumpuni namun harga terjangkau, Lenovo baru saja meluncurkan solusinya. Lenovo C55, kamera digital terbaru dengan sensor Sony 64MP, kini tersedia di JD.com dengan harga mulai dari 499 yuan (sekitar Rp1,1 juta).

Di era di mana smartphone dengan kamera canggih semakin dominan, kehadiran Lenovo C55 menawarkan alternatif menarik bagi fotografer pemula atau mereka yang ingin memiliki perangkat khusus fotografi tanpa merogoh kocek dalam-dalam.

Lenovo C55 Camera

Spesifikasi Unggulan Lenovo C55

Lenovo C55 dibekali dengan sensor Sony CMOS 1/3 inci beresolusi 64 megapiksel yang mampu menangkap gambar dengan detail tajam dan warna yang hidup. Kamera ini juga mendukung zoom digital hingga 18x, memungkinkan Anda mengambil foto subjek yang jauh tanpa perlu bergerak atau mengganti lensa.

Fitur menarik lainnya adalah dukungan perekaman video 4K baik dari kamera depan maupun belakang. Lenovo melengkapi C55 dengan dial kontrol putar cerdas yang memudahkan pengguna beralih antara mode foto dan video, serta mengakses berbagai fitur seperti:

  • Pemotretan berjangka waktu (timed shooting)
  • Mode burst
  • Efek khusus
  • Perekaman loop
  • Time-lapse
  • Video slow-motion

Fitur Pendukung Fotografi

Untuk memastikan kenyamanan pengguna, Lenovo C55 dilengkapi dengan layar LCD 2,8 inci untuk pratinjau hasil foto dan navigasi menu. Dua lampu LED berbentuk cincin “O” memberikan pencahayaan yang merata dalam kondisi cahaya rendah, sangat berguna untuk fotografi malam atau close-up.

Fitur stabilisasi gambar elektronik (EIS) membantu mengurangi blur akibat gerakan saat merekam video secara handheld. Dengan bobot hanya 190 gram (termasuk baterai) dan dimensi 112 x 71,5 x 34,5 mm, kamera ini sangat portabel dan mudah dibawa bepergian.

Daya Tahan dan Penyimpanan

Lenovo C55 ditenagai oleh baterai 1300mAh yang mampu bertahan hingga 120 menit untuk pemotretan atau sekitar 80 menit untuk perekaman video terus-menerus. Pengisian daya dilakukan melalui port USB Type-C, sementara untuk penyimpanan, kamera ini mendukung kartu TF dengan kapasitas hingga 128GB.

Kamera ini tersedia dalam varian warna putih dan dilengkapi dengan aksesoris seperti kabel USB-C, tali pergelangan tangan, dan tas penyimpanan. Untuk kapasitas penyimpanan internal, tersedia dua pilihan: 64GB seharga 499 yuan (Rp1,1 juta) dan 128GB seharga 559 yuan (Rp1,2 juta).

Peluncuran Lenovo C55 ini sejalan dengan strategi perusahaan dalam memperluas portofolio produk gadget-nya. Sebelumnya, Lenovo juga telah meluncurkan headset gaming Legion R360 dengan driver 50mm dan earbuds LP70 Pro yang memiliki layar sentuh built-in.

Bagi Anda yang mencari alternatif kamera digital dengan harga terjangkau namun tidak ingin mengorbankan kualitas, Lenovo C55 layak dipertimbangkan. Dengan spesifikasi yang ditawarkan, kamera ini bisa menjadi pilihan menarik di tengah dominasi smartphone berkamera canggih.

Samsung Bakal Integrasikan Perplexity AI di Galaxy S26

0

Telset.id – Jika Anda mengira kecerdasan buatan di smartphone hanya sebatas asisten virtual biasa, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru mengindikasikan Samsung Electronics sedang dalam tahap akhir untuk mengintegrasikan teknologi Perplexity AI ke dalam perangkatnya, termasuk seri Galaxy S26 yang akan datang.

Menurut laporan Bloomberg, kolaborasi ini bukan sekadar kerja sama biasa. Samsung dikabarkan akan menjadikan aplikasi dan asisten Perplexity sebagai bawaan default di perangkat masa depannya. Bahkan, perusahaan asal Korea Selatan itu berencana menjadikannya opsi asisten utama di lini Galaxy S26 yang dijadwalkan rilis pada paruh pertama 2026.

Tak hanya itu, pembicaraan antara kedua belah pihak juga mencakup integrasi fitur pencarian Perplexity langsung ke dalam browser web Samsung. Langkah ini diyakini akan menghadirkan pengalaman pencarian berbasis AI yang lebih komprehensif bagi pengguna. Selain itu, teknologi Perplexity juga direncanakan untuk memperkuat kemampuan Bixby, asisten virtual besutan Samsung.

Meski demikian, detail spesifik dan syarat-syarat akhir kerja sama ini masih dalam tahap finalisasi dan mungkin mengalami perubahan. Yang menarik, Samsung disebut-sebut akan menjadi salah satu investor terbesar dalam putaran pendanaan baru Perplexity. Startup AI tersebut dikabarkan sedang berupaya mengumpulkan dana sebesar $500 juta dengan valuasi mencapai $14 miliar.

Kolaborasi ini bisa menjadi langkah strategis Samsung untuk mengurangi ketergantungan pada Alphabet, induk perusahaan Google. Dengan demikian, Samsung dapat memperluas portofolio teknologi AI-nya, mirip dengan pendekatan yang diambil Apple. Bagi Perplexity, kerja sama dengan Samsung akan menjadi kemitraan mobile terbesar mereka hingga saat ini, setelah sebelumnya mereka juga menjalin kerja sama dengan Motorola.

Menariknya, Apple juga dikabarkan telah mengeksplorasi kemungkinan bekerja sama dengan Perplexity untuk mengintegrasikan mesin pencari AI tersebut ke dalam Siri sebagai alternatif dari Google Search dan ChatGPT. Namun, dampak kerja sama Samsung terhadap pembicaraan paralel ini masih harus ditunggu.

Dengan rencana integrasi Perplexity AI di Galaxy S26, Samsung tampaknya serius ingin mengejar ketertinggalan dalam perlombaan AI. Apalagi, seri Galaxy S26 sendiri dikabarkan akan membawa sejumlah inovasi, termasuk sensor kamera yang dirombak total dan kemungkinan penggunaan chipset 2nm Exynos 2600.

Lantas, apakah integrasi Perplexity AI ini akan menjadi game changer bagi Samsung? Jawabannya mungkin baru akan kita ketahui ketika Galaxy S26 resmi diluncurkan. Namun satu hal yang pasti, persaingan di dunia AI smartphone semakin panas, dan Samsung tampaknya tidak ingin hanya menjadi penonton.

Honor Magic V5 Bakal Hadir dengan Baterai Terbesar di Kelas Foldable

Telset.id – Jika Anda mengira baterai besar hanya bisa ditemukan di smartphone candybar, bersiaplah untuk terkejut. Honor dikabarkan akan meluncurkan Honor Magic V5 dengan kapasitas baterai terbesar di kelas ponsel lipat. Bocoran terbaru mengindikasikan, perangkat ini akan mengungguli kompetitor terdekatnya, Vivo X Fold 5, dalam hal daya tahan.

Menurut tipster ternama Panda is Bald, Honor Magic V5 akan dibekali baterai berkapasitas 6.100mAh – lebih besar 100mAh dibanding Vivo X Fold 5 yang dijadwalkan rilis bulan ini. Angka ini menjadikannya pemegang rekor baterai terbesar untuk ponsel foldable sejauh ini. Sebagai perbandingan, Motorola Edge 60 Series yang baru saja diluncurkan “hanya” memiliki baterai 5.000mAh.

Spesifikasi yang Menggiurkan

Selain baterai besar, Honor Magic V5 diprediksi akan menawarkan sejumlah fitur premium. Bocoran dari sertifikasi CMIIT mengungkap perangkat ini akan memiliki baterai berkapasitas 5.950mAh (nilai terukur), dengan layar utama 8 inci yang bisa dilipat dan panel eksternal 6,45 inci berteknologi LTPO OLED 2K. Kedua layar didukung refresh rate 120Hz untuk pengalaman visual yang mulus.

Di sektor performa, Honor Magic V5 kemungkinan besar akan ditenagai chipset Snapdragon 8 Elite. Konfigurasi kamera belakangnya disebutkan terdiri dari lensa utama 50MP dengan dukungan OIS, lensa ultra-wide, dan kamera periskop telephoto 200MP yang menjanjikan kemampuan zoom optik tinggi. Tidak ketinggalan, fitur seperti Magic 9.0 OS berbasis Android 15, pemindai sidik jari samping, pengisian daya nirkabel, pesan satelit, dan sertifikasi tahan air IPX8 turut melengkapi perangkat ini.

Persaingan Ketat di Segmen Foldable

Lonjakan kapasitas baterai pada ponsel lipat menunjukkan bagaimana produsen terus berinovasi mengatasi tantangan daya tahan. Honor sendiri baru saja memperkenalkan Honor Power dengan baterai raksasa 8.000mAh untuk segmen candybar. Kini, mereka tampaknya ingin menerapkan strategi serupa di lini foldable.

Perlu dicatat, meski Realme 14 5G dan vivo V50 Lite juga menawarkan baterai besar, tantangan teknis pada ponsel lipat jauh lebih kompleks. Desain yang ramping dengan komponen mekanis membutuhkan rekayasa canggih untuk menyisipkan baterai berkapasitas tinggi.

Peluncuran Honor Magic V5 diperkirakan akan berlangsung akhir bulan ini di China. Jika bocoran ini akurat, Honor tidak hanya menawarkan baterai terbesar, tetapi juga paket komplit fitur premium yang bisa menggeser dominasi Samsung di pasar foldable global. Pertanyaannya sekarang: seberapa besar pengaruh baterai 6.100mAh ini terhadap ketebalan dan bobot perangkat? Jawabannya mungkin akan membuat banyak penggemar teknologi menanti dengan antusias.

Google Maps Kacaukan Jalan Tol Jerman dengan Info Penutupan Palsu

Telset.id – Bayangkan Anda sedang berkendara di hari libur nasional, tiba-tiba Google Maps menampilkan puluhan titik merah yang mengindikasikan penutupan jalan tol. Padahal, jalan tersebut sebenarnya lancar. Inilah kekacauan yang dialami pengemudi Jerman pekan ini.

Menurut laporan The Guardian, aplikasi navigasi Google Maps secara keliru menandai sejumlah jalan tol di Jerman sebagai “ditutup” pada 29 Mei 2025. Titik-titik merah bermunculan di sekitar kota besar seperti Berlin, Düsseldorf, dan Dortmund, memicu kepanikan massal. Pengendara yang percaya pada informasi tersebut akhirnya mencari rute alternatif, menyebabkan kemacetan berantai di seluruh negeri.

Masalah ini terjadi di hari yang paling tidak tepat: awal libur nasional Hari Kenaikan Isa Almasih (Christi Himmelfahrt). Jalan-jalan sudah padat oleh warga yang berlibur, dan kesalahan informasi dari Google Maps memperburuk situasi. Polisi setempat kebanjiran telepon dari pengemudi yang bingung sekaligus frustasi.

Google Berikan Penjelasan

Seperti dilaporkan Berliner Morgenpost, Google mengaku sedang meninjau masalah ini. “Informasi di Google Maps berasal dari berbagai sumber, termasuk penyedia pihak ketiga, data publik, dan masukan pengguna,” jelas juru bicara perusahaan. Mereka menegaskan bahwa sumber-sumber tersebut biasanya memberikan dasar yang kuat untuk pemetaan yang komprehensif dan terkini.

Untungnya, kesalahan ini hanya berlangsung beberapa jam. Pada Kamis sore waktu setempat, Google Maps sudah kembali menampilkan informasi penutupan jalan yang akurat. Namun, penyebab pasti insiden ini masih misterius—apakah sekadar bug teknis atau ada intervensi eksternal yang lebih serius.

Riwayat Masalah Google Maps

Ini bukan pertama kalinya Google Maps bermasalah. Maret lalu, pengguna mengeluh fitur Timeline—yang mencatat riwayat perjalanan—tiba-tiba kosong. Google mengonfirmasi bahwa sebagian data memang terhapus dan tidak dapat dipulihkan. Sebelumnya, layanan Google Docs juga sempat diblokir di beberapa negara karena alasan teknis.

Kesalahan semacam ini mengingatkan kita bahwa teknologi navigasi digital, meskipun canggih, tetap rentan terhadap gangguan. Seperti controller Stadia yang masih bisa dipakai via Bluetooth meski layanannya dihentikan, ketergantungan pada platform teknologi besar selalu membawa risiko.

Pelajaran penting bagi pengguna? Selalu verifikasi informasi penutupan jalan dengan sumber resmi seperti akun media sosial polisi atau dinas terkait sebelum mengubah rute perjalanan. Google Maps mungkin alat yang powerful, tapi bukan tanpa cela.

Tarif AS Ancam Industri Chip Korea Selatan dan Taiwan, Apa Dampaknya?

Telset.id – Di balik dinding bersih laboratorium semikonduktor tertua Korea Selatan di kampus Seoul National University, badai perdagangan sedang mengancam. Kebijakan tarif impor teknologi semikonduktor yang digagas pemerintahan Donald Trump bisa menjadi pukulan telak bagi raksasa chip Asia.

Korea Selatan dengan Samsung Electronics dan SK hynix-nya, serta Taiwan yang menjadi rumah bagi TSMC—produsen chip kontrak terbesar dunia—kini berada di ujung tanduk. Bersama, mereka memproduksi sebagian besar chip high-end yang menjadi nyawa perekonomian global, dari smartphone hingga sistem persenjataan.

Data terbaru menunjukkan Taiwan mengekspor semikonduktor senilai $7,4 miliar ke AS pada 2024, sementara ekspor Korea Selatan mencapai rekor tertinggi $10,7 miliar. Namun, ancaman tarif baru bisa mengubah peta industri ini secara dramatis.

Strategi Amerika: Proteksionisme atau Pemerasan?

Seorang mantan insinyur MediaTek yang enggan disebutkan namanya memberikan analogi tajam: “TSMC membangun pabrik di AS seperti membayar uang perlindungan.” Menurutnya, margin keuntungan produksi di AS “sangat rendah” karena biaya operasional yang tinggi.

Kim Yang-paeng dari Korea Institute for Industrial Economics and Trade (KIET) memprediksi kebijakan tarif AS akan “cukup kompleks”. Alih-alih menerapkan tarif menyeluruh, pemerintah AS mungkin akan menarget produk spesifik seperti HBM untuk komputasi kecepatan tinggi dan DRAM untuk memori.

Efek Domino yang Mengkhawatirkan

Samsung dan SK hynix yang mengandalkan ekspor tidak langsung ke AS melalui China, Taiwan, dan Vietnam mungkin akan merasakan dampak terbesar. Jung Jae-wook dari Sogang University memperingatkan tentang “penurunan permintaan akibat kenaikan harga di berbagai sektor yang menggunakan semikonduktor”.

Di tengah negosiasi “paket perdagangan” antara Seoul dan Washington, para ahli memprediksi chip HBM mungkin akan lolos dari dampak terburuk berkat permintaan tinggi dari industri AI. “Dari perspektif AS, semikonduktor tidak memiliki substitusi,” tegas Kim Dae-jong dari Sejong University.

Namun, upaya memindahkan seluruh produksi chip ke AS dinilai tidak realistis. “Kapasitas produksi AS terbatas, sehingga langkah apa pun tidak mungkin bertahan dalam jangka panjang,” jelas Jung.

Pertaruhan Strategis Nasional

Bagi Taiwan, industri semikonduktor adalah masalah keamanan nasional. KIET memprediksi Taiwan mungkin memperluas kehadiran manufakturnya di AS, tetapi tidak akan mengubah ekosistem domestik secara signifikan.

Di Seoul National University, Profesor Lee Hyuk-jae yang juga menjabat sebagai direktur eksternal Samsung terus mendorong pemerintah Korea Selatan untuk meningkatkan investasi di sektor yang disebutnya “memiliki arti sangat penting” bagi negara tersebut.

Sementara itu, seperti dilaporkan dalam kebijakan tarif Trump sebelumnya, ketidakpastian kebijakan perdagangan AS terus menciptakan gelombang kejut di seluruh rantai pasokan teknologi global.

Itel Ramaikan CFD Jakarta dengan Itel City 100 dan Kopi Gratis

Telset.id – Kawasan Car Free Day (CFD) Sudirman, Jakarta, Minggu pagi itu berubah menjadi panggung hiburan yang tak terlupakan. Ribuan warga memadati area Grha BNI untuk menyaksikan langsung kemeriahan acara “Itel Mendadak Goyang bersama Jagoannya Itel”. Bukan sekadar event biasa, ini adalah bukti nyata bagaimana Itel Indonesia berhasil menyapa masyarakat dengan cara yang berbeda: lewat keceriaan, teknologi, dan segelas kopi hangat.

Sejak pagi, suasana sudah terasa istimewa. Parade Itel Indonesia bersama Kopi Jago, mitra kolaborasi untuk smartphone terbaru Itel City 100, langsung menyedot perhatian. Tak tanggung-tanggung, 800 gelas kopi gratis dibagikan kepada peserta CFD. “Ini bukan sekadar promosi produk, tapi ajang silaturahmi dengan konsumen,” ujar Geza Febriandi, Marketing Manager Itel Indonesia, dalam keterangan resminya.

Lebih dari Sekadar Giveaway

Acara ini menghadirkan segudang aktivitas interaktif. Dari game seru dengan hadiah MagSpeaker, voucher eksklusif, hingga merchandise limited edition. Namun yang paling dinanti adalah kesempatan memenangkan Itel City 100, smartphone terbaru yang baru saja diluncurkan. Seperti dikabarkan sebelumnya di Telset, ponsel ini menawarkan spesifikasi tangguh dengan harga terjangkau.

Hiburan puncak datang dari Boiyen Pesek dan DJ Sherline yang sukses memanas-manasi suasana dengan remix lagu hits dan sesi karaoke dadakan. CFD yang biasanya identik dengan olahraga pagi, kali ini berubah menjadi festival musik jalanan yang penuh warna.

Kolaborasi Unik Teknologi dan Kopi

Kolaborasi Itel dengan Kopi Jago ternyata punya filosofi mendalam. “Kami ingin menghadirkan kenyamanan dan kualitas terbaik dengan harga terjangkau, baik dalam produk smartphone maupun kopi sehari-hari,” jelas Geza. Sinergi ini sejalan dengan tren merangkul generasi digital melalui pengalaman nyata.

Itel City 100 sendiri hadir dengan spesifikasi mengesankan: layar 6,75 inci 90Hz, baterai 5200mAh, dan sertifikasi IP64. Dengan harga mulai Rp 1.299.000, ponsel ini jelas ingin merebut hati kalangan muda urban yang aktif namun hemat budget.

Acara CFD ini bukan yang pertama kalinya brand teknologi memanfaatkan momentum Car Free Day. Sebelumnya, LG juga pernah menggelar kampanye hemat energi di lokasi yang sama. Namun yang membedakan, Itel berhasil menciptakan pengalaman holistik dimana teknologi, hiburan, dan gaya hidup menyatu dalam satu paket yang mengasyikkan.

Menjelang siang, acara ditutup dengan pembagian hadiah utama. Wajah-wajah bahagia terlihat jelas, baik dari pemenang giveaway maupun tim Itel sendiri. “Ini baru awal. Kami akan terus menghadirkan inovasi yang dekat dengan kebutuhan nyata masyarakat,” tutup Geza dengan semangat.

Apple Kembali Kembangkan Tombol Haptik untuk iPhone, iPad, dan Apple Watch

Telset.id – Jika Anda mengira Apple sudah puas dengan desain tombol fisik konvensional, bocoran terbaru ini mungkin akan mengubah pandangan Anda. Kabarnya, raksasa teknologi asal Cupertino itu sedang menggarap proyek tombol haptik—bukan hanya untuk iPhone, melainkan juga iPad dan Apple Watch. Seperti apa revolusi interaksi yang sedang dipersiapkan Apple?

Menurut laporan dari tipster Weibo, Setsuna Digital, Apple dikabarkan sedang menghidupkan kembali proyek tombol haptik yang sempat tertunda. Konsepnya sederhana namun revolusioner: mengganti tombol fisik yang bisa ditekan dengan permukaan padat yang menggunakan getaran untuk mensimulasikan sensasi penekanan. Bayangkan seperti trackpad Force Touch di MacBook, tetapi diterapkan di seluruh lini perangkat Apple.

Mengapa Apple Bersikeras pada Tombol Haptik?

Ada dua alasan utama mengapa Apple terus mengejar teknologi ini. Pertama, daya tahan. Tanpa bagian mekanis yang bergerak, tombol haptik lebih tahan terhadap keausan. Kedua, fleksibilitas. Dengan perangkat lunak, satu tombol bisa memiliki banyak fungsi tergantung pada cara Anda menyentuhnya—tekanan ringan, tekanan kuat, atau bahkan gesekan.

Namun, tantangan terbesarnya adalah masalah mistouch—penekanan tidak sengaja yang mengganggu pengalaman pengguna. Inilah yang konon menjadi alasan mengapa tombol haptik gagal masuk ke iPhone 15 dan iPhone 16 Pro. Tapi Apple tampaknya tidak menyerah. Ekspansi proyek ini ke iPad dan Apple Watch menunjukkan ambisi besar mereka untuk menciptakan ekosistem dengan interaksi yang lebih konsisten.

Kapan Tombol Haptik Akan Hadir?

Sayangnya, bocoran ini tidak menyebutkan timeline pasti. Mengingat reputasi Apple sebagai perfeksionis, jangan berharap teknologi ini muncul di iPhone 17 tahun depan. Kemungkinan besar, kita baru akan melihatnya di iPhone 18 (2026) atau bahkan lebih lama lagi untuk iPad dan Apple Watch—tergantung seberapa cepat Apple menyelesaikan masalah mistouch.

Jika berhasil, langkah ini bisa menjadi game-changer. Bayangkan sebuah iPad tanpa tombol fisik, atau Apple Watch dengan kontrol yang lebih intuitif. Seperti yang pernah kami bahas sebelumnya, Apple memang serius bereksperimen dengan tombol haptik. Mungkin WWDC 2025 akan memberikan petunjuk lebih lanjut.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah tombol haptik merupakan langkah maju yang diperlukan, atau sekadar solusi mencari masalah? Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar!

Bocoran Eksklusif: Pixel 10 Bakal Rilis Lebih Awal dari Perkiraan?

Telset.id – Jika Anda mengira Google akan mempertahankan jadwal rilis Pixel 9 yang jatuh pada Agustus 2024, pikirkan lagi. Bocoran terbaru dari undangan eksklusif untuk acara “Pixel Penthouse” di London pada 27 Juni 2025 mengindikasikan bahwa seri Pixel 10 mungkin akan meluncur lebih cepat dari perkiraan.

Menurut Android Authority, Google mengundang 25 anggota komunitas Pixel Superfans untuk mencoba “perangkat dan fitur Pixel pra-rilis” selama 90 menit. Meski undangan tidak secara eksplisit menyebut Pixel 10, spekulasi mengarah ke sana karena tidak ada produk Pixel besar lain yang dijadwalkan untuk 2025. Acara ini disebut sebagai “acara pra-peluncuran eksklusif” Google untuk tahun tersebut, yang bisa berarti Pixel 10—termasuk varian Pixel 10, 10 Pro, 10 Pro XL, dan 10 Pro Fold—akan dirilis akhir Juni atau awal Juli.

Percepatan Jadwal Android 16 dan Tensor G5

Spekulasi ini semakin kuat dengan jadwal Android 16 yang dipercepat. Google telah mengonfirmasi rilis stabilnya sebelum akhir Juni 2025, jauh lebih awal dari Android 15. Ini selaras dengan kemungkinan peluncuran Pixel 10 di Juli, yang diperkirakan akan menampilkan Tensor G5 berbasis 3nm buatan TSMC untuk performa dan efisiensi lebih baik. Seperti yang pernah kami bahas dalam analisis peralihan Google dari Samsung ke TSMC, langkah ini bisa menjadi game-changer.

Strategi Google Menyaingi Apple dan Samsung

Google tampaknya sedang mengubah strategi peluncurannya. Tahun lalu, Pixel 9 dirilis pada Agustus—bukan Oktober seperti biasanya—dan Pixel 9a menyusul pada Maret 2025. Dengan mempercepat rilis Pixel 10, Google mungkin ingin mengalahkan iPhone 17 (September) atau Galaxy Z Fold 7 (Juli). Apakah ini akan berhasil? Waktu yang akan menjawab.

Meski acara 27 Juni mungkin hanya teaser dengan peluncuran penuh tetap pada Agustus, langkah ini menunjukkan Google siap bergerak cepat. Jika spekulasi ini benar, kita mungkin melihat era baru di mana Google tidak lagi menjadi “pendatang terlambat” dalam persaingan smartphone premium.

Bocoran Resmi! Huawei Pura 80 Ultra Muncul di Peluncuran Mobil Listrik

Telset.id – Dalam sebuah momen yang tak terduga, Huawei secara tidak sengaja mengungkap desain terbaru flagship mereka yang sangat dinantikan. Saat peluncuran mobil listrik MAEXTRO S800 bersama JAC, CEO Huawei Consumer Business Group He Gang terlihat memegang perangkat yang diduga kuat sebagai Huawei Pura 80 Ultra.

Kejadian ini terjadi pada 30 Mei 2025, di tengah acara peluncuran yang dipadati demo teknologi mutakhir. Tanpa disadari, kamera mengabadikan momen ketika He Gang memamerkan smartphone misterius dengan desain kamera yang sama sekali berbeda dari seri Pura sebelumnya.

Perbandingan desain kamera Huawei Pura 70 Ultra dan Pura 80 Ultra

Bocoran visual ini mengkonfirmasi beberapa spekulasi yang beredar sebelumnya tentang seri Pura 80. Yang paling mencolok adalah modul kamera segitiga besar yang mendominasi bagian belakang perangkat. Berbeda dengan Pura 70 series, modul ini lebih lebar dan diduga kuat menampung sistem kamera dual-periscope.

Menurut analisis para pengamat, konfigurasi kamera Pura 80 Ultra akan terdiri dari:

  • Sensor utama SmartSens SC5A0CS berukuran 1 inci
  • Lensa ultra-wide
  • Dual periscope (kemungkinan untuk zoom optik yang lebih fleksibel)
  • LED flash

Desain keseluruhan tetap mempertahankan ciri khas seri Pura dengan bagian belakang berbahan kulit polos dan logo Huawei di sudut kanan bawah. Tombol power dan volume masih berada di sisi kanan perangkat, menunjukkan konsistensi dalam pengalaman pengguna.

Informasi ini sejalan dengan bocoran sebelumnya dari tipster Fixed Focus Digital yang menyebutkan kemampuan videografi “mengerikan” dari Pura 80 Ultra. Sistem dual-periscope ini diprediksi akan memberikan fleksibilitas zoom yang belum pernah ada sebelumnya pada smartphone Huawei.

Dari segi software, Pura 80 Ultra akan menjalankan HarmonyOS 5, sistem operasi terbaru Huawei yang diklaim memiliki optimasi lebih baik untuk perangkat keras mutakhir. Dengan spesifikasi ini, Huawei jelas sedang mempersiapkan penantang serius untuk Galaxy S25 Ultra dari Samsung.

Bocoran “tidak sengaja” ini mengindikasikan bahwa peluncuran resmi sudah di depan mata. Sumber industri menyebut pre-order akan dibuka setelah Festival Perahu Naga (2 Juni), dengan penjualan dimulai pada Juli 2025. Ini berarti Huawei mungkin akan mengumumkan seri Pura 80 dalam hitungan minggu.

Untuk Anda yang penasaran dengan perkembangan terbaru Huawei, jangan lewatkan update eksklusif di kanal resmi Telset.id. Kami akan terus melaporkan perkembangan terbaru seputar lini produk flagship Huawei ini.