Beranda blog Halaman 3

Exynos 2400 vs Snapdragon 8 Elite: Duel Chipset Flagship 2025

0

Telset.id – Anda penggemar berat smartphone flagship? Jika iya, pasti tak asing dengan dua nama besar dalam dunia chipset mobile: Exynos dari Samsung dan Snapdragon dari Qualcomm. Tahun ini, kedua raksasa ini kembali beradu dengan produk andalannya, Exynos 2400 dan Snapdragon 8 Elite. Mana yang lebih unggul? Mari kita kupas tuntas.

Performa chipset seringkali menjadi penentu utama pengalaman menggunakan smartphone, mulai dari multitasking hingga gaming. Exynos 2400, yang diumumkan awal 2024, sudah menghadirkan lompatan signifikan dibanding pendahulunya. Sementara Snapdragon 8 Elite, yang diluncurkan Oktober 2024, datang dengan klaim sebagai chipset paling powerful di kelas flagship. Keduanya menjanjikan kecepatan, efisiensi, dan fitur AI mutakhir. Tapi, benarkah Snapdragon masih menjadi raja, atau Exynos berhasil mengejar ketertinggalan?

Artikel ini akan membedah kedua chipset ini dari segi spesifikasi, benchmark, serta performa nyata. Kami akan melihat tidak hanya angka-angka mentah, tetapi juga bagaimana mereka berperforma dalam penggunaan sehari-hari. Jadi, jika Anda sedang mempertimbangkan smartphone flagship terbaru, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Benchmark: Snapdragon 8 Elite Unggul Jelas

Dalam tes AnTuTu, Snapdragon 8 Elite menunjukkan keunggulan yang cukup signifikan. Chipset Qualcomm ini mencetak skor total 2.209.476, sementara Exynos 2400 berada di angka 1.712.489—selisih sekitar 29%. Ini bukan hanya sekadar angka; ini mencerminkan performa yang lebih responsif, loading aplikasi yang lebih cepat, dan pengalaman pengguna yang lebih mulus.

Perbedaan terlihat di semua aspek. Pada CPU, Snapdragon unggul 42% dengan skor 574.518 berbanding 405.345. Artinya, chipset Qualcomm lebih handal dalam menangani tugas-tugas berat dan multitasking. GPU juga menjadi medan pertempuran sengit: Snapdragon mencetak 842.351, sedangkan Exynos 662.563—selisih 27% yang sangat terasa saat gaming atau rendering grafis intensif.

Exynos 2400 vs Snapdragon 8 Elite AnTuTu score

Tak ketinggalan, memori dan UX juga dimenangkan Snapdragon. Skor memori 437.621 vs 350.139 dan UX 354.986 vs 294.442 menunjukkan bahwa Qualcomm memang serius menghadirkan pengalaman terbaik bagi penggunanya. Tapi, jangan buru-buru mengesampingkan Exynos; chipset buatan Samsung ini masih sangat kompetitif dan sudah jauh lebih baik dari generasi sebelumnya.

Di Geekbench, gap semakin terlihat. Snapdragon 8 Elite meraih 3.179 (single-core) dan 10.114 (multi-core), sementara Exynos 2400 hanya 2.016 dan 6.683. Itu berarti Qualcomm unggul 57% di single-core dan 51% di multi-core. Single-core performance sangat krusial untuk responsivitas harian, sedangkan multi-core berperan dalam multitasking dan aplikasi berat.

Exynos 2400 vs Snapdragon 8 Elite Geekbench score

Namun, benchmark bukan segalanya. Faktor lain seperti efisiensi daya, fitur kamera, dan konektivitas juga turut bermain. Jadi, meski Snapdragon unggul dalam angka, Exynos punya nilai jual lainnya yang mungkin lebih sesuai dengan kebutuhan spesifik Anda.

Spesifikasi Teknis: Beda Arsitektur, Beda Kekuatan

Exynos 2400 diproduksi dengan proses 4nm dari Samsung, sedangkan Snapdragon 8 Elite menggunakan teknologi 3nm TSMC yang lebih mutakhir. Proses yang lebih kecil biasanya berarti efisiensi lebih baik dan performa lebih tinggi, dan itu terbukti dalam benchmark.

CPU Exynos 2400 memiliki konfigurasi 10-core yang tidak biasa: satu Cortex-X4, lima Cortex-A720, dan empat Cortex-A520. Snapdragon 8 Elite “hanya” punya 8-core Oryon, tetapi masing-masing core ini lebih powerful dan cepat. Kecepatan clock yang lebih tinggi pada Snapdragon memberikan tambahan performa yang signifikan.

Di sisi GPU, Exynos 2400 mengandalkan Xclipse 940 berbasis arsitektur AMD RDNA 3, dengan dukungan ray tracing generasi kedua untuk gaming yang lebih imersif. Snapdragon 8 Elite datang dengan Adreno 830 yang 40% lebih cepat dan efisien dari pendahulunya, plus fitur Snapdragon Elite Gaming seperti Super Resolution 2.0 dan Frame Motion Engine 2.0.

Kedua chipset juga dilengkapi NPU canggih untuk AI on-device. Fitur ini meningkatkan kemampuan kamera, gaming, pemrosesan suara, dan bahkan pembuatan konten personal. Jadi, baik Exynos maupun Snapdragon siap menghadirkan pengalaman AI yang mumpuni.

Dari segi memori dan penyimpanan, keduanya mendukung LPDDR5X dan UFS 4.0, though Snapdragon menawarkan kecepatan memori yang sedikit lebih tinggi (hingga 5.3GHz vs 4.2GHz). Ini mungkin tidak terlalu terasa dalam penggunaan sehari-hari, tetapi bisa membuat perbedaan dalam scenario tertentu.

Kamera dan Konektivitas: Di Mana Mereka Beda?

Keduanya mendukung kamera hingga 320MP dan perekaman 8K, tetapi ada perbedaan dalam fitur dan implementasi. Exynos 2400 bisa merekam dengan empat kamera sekaligus dan punya noise reduction untuk kondisi low-light. Snapdragon 8 Elite memiliki AI ISP yang bekerja sama dengan NPU untuk pemrosesan gambar dan video real-time yang lebih cerdas.

Snapdragon juga menawarkan fitur kamera seperti Truepic, Video Super Resolution, dan Bokeh Engine 2. Jadi, meski spesifikasi dasarnya mirip, pengalaman memotret bisa sangat berbeda tergantung optimasi dan fitur perangkat lunak.

Di konektivitas, Exynos 2400 unggul dalam kecepatan unduh dan unggah 5G (12.1Gbps/3.67Gbps vs 10Gbps/3.5Gbps). Tapi Snapdragon 8 Elite mendukung Wi-Fi 7 dan Bluetooth 6.0 yang lebih baru, dibandingkan Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.3 pada Exynos. Wi-Fi 7 menawarkan kecepatan puncak 5.8Gbps dan stabilitas yang lebih baik, yang bisa sangat berguna untuk gaming dan streaming.

Jadi, pilihan antara Exynos dan Snapdragon mungkin tergantung pada prioritas Anda: kecepatan 5G maksimal atau konektivitas nirkabel yang lebih mutakhir.

Perlu diingat, chipset bukan satu-satunya faktor penentu performa smartphone. Optimasi perangkat lunak, cooling system, dan integrasi dengan hardware lain juga berperan besar. Itulah mengapa beberapa smartphone dengan chipset yang sama bisa memberikan pengalaman yang berbeda.

Sebagai contoh, realme P3 5G membuktikan bahwa optimasi software bisa menghadirkan performa flagship bahkan di segmen mid-range. Sementara realme P4 Pro 5G menunjukkan bahwa desain dan fitur premium tidak harus mahal.

Dan jangan lupa, persaingan chipset mobile terus memanas. Google Pixel 11 dikabarkan akan menggunakan chipset 2nm, yang bisa mengubah peta persaingan di masa depan. Jadi, apa yang hari ini terlihat sebagai keunggulan, besok mungkin sudah tertandingi.

Kesimpulannya, Exynos 2400 adalah lompatan besar bagi Samsung dan cukup powerful untuk kebanyakan pengguna. Tapi jika Anda menginginkan performa terbaik tanpa kompromi, Snapdragon 8 Elite masih yang terdepan. Pilihan akhir kembali kepada kebutuhan dan budget Anda—karena bagaimanapun, chipset hanyalah salah satu bagian dari puzzle smartphone ideal.

Samsung S26 Bakal Pakai Exynos 2600, Kembali ke Chipset In-House

0

Telset.id – Apa jadinya jika Samsung memutuskan untuk kembali mengandalkan chipset buatan sendiri di lini flagship-nya? Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Galaxy S26 akan menjadi titik balik strategis bagi raksasa teknologi asal Korea Selatan tersebut. Setelah beberapa tahun bergantung pada Qualcomm untuk seri premiumnya, Samsung dikabarkan akan melirik Exynos 2600 berbasis 2nm untuk sebagian besar model S26.

Langkah ini bukan tanpa alasan. Biaya komponen yang terus meroket, terutama sejak kehadiran Snapdragon 8 Elite, membuat Samsung harus mencari cara untuk mempertahankan margin keuntungan. Menurut laporan dari media Korea yang dikutip SamMobile, biaya pengadaan chipset untuk divisi DX Samsung naik 29,2% pada paruh pertama 2025. Kenaikan ini sebagian besar disumbang oleh harga Snapdragon 8 Elite yang digunakan di Galaxy S25 dan Galaxy Z Fold 7.

Dengan Exynos 2600, Samsung tidak hanya berharap dapat memangkas biaya, tetapi juga memperkuat bisnis semikonduktornya sendiri. Chipset ini diproduksi menggunakan proses 2nm di foundry Samsung, dan diklaim memiliki desain CPU 10-core serta efisiensi daya yang lebih baik. Namun, tantangan seperti yield chip yang masih sekitar 40%—jauh di bawah TSMC yang mencapai 60%—menjadi hambatan serius yang harus diatasi.

Mengapa Samsung Kembali ke Exynos?

Alasan di balik keputusan Samsung untuk kembali menggunakan Exynos di seri Galaxy S26 sangatlah kompleks. Di satu sisi, tekanan biaya dari Qualcomm dan TSMC semakin tinggi. Harga chip Snapdragon terus naik, sementara biaya produksi 3nm di TSMC juga tidak murah. Di sisi lain, Samsung memiliki ambisi besar untuk menjadi pemain utama di industri foundry, dan menggunakan chip sendiri di produk flagship adalah langkah strategis untuk mewujudkannya.

Selain itu, kesuksesan Exynos 2500 di Galaxy Z Flip 7 membuka jalan bagi kepercayaan diri yang lebih besar. Untuk pertama kalinya, Samsung berani menggunakan chipset in-house di perangkat foldable, dan respons pasar terbilang positif. Jika Exynos 2600 bisa menawarkan performa yang kompetitif—terutama dalam hal efisiensi termal dan daya—maka langkah ini bisa menjadi game-changer bagi Samsung.

Tantangan dan Harapan untuk Exynos 2600

Meski menjanjikan, Exynos 2600 masih harus membuktikan diri di lapangan. Isu efisiensi dan panas yang kerap melekat pada chipset Exynos sebelumnya menjadi concern utama. Apalagi, yield produksi yang masih rendah bisa berdampak pada ketersediaan dan konsistensi kualitas chip. Samsung perlu bekerja ekstra keras untuk memastikan bahwa Exynos 2600 tidak hanya hemat biaya, tetapi juga andal dalam penggunaan sehari-hari.

Produksi massal Exynos 2600 direncanakan dimulai pada November 2025, memberikan waktu yang cukup bagi Samsung untuk menyempurnakan chipset ini sebelum peluncuran Galaxy S26 di awal 2026. Jika semua berjalan sesuai rencana, Exynos 2600 akan digunakan di Galaxy S26 Pro dan S26 Edge (atau S26 Air), sementara S26 Ultra tetap mengandalkan Snapdragon 8 Elite 2.

Bagi konsumen, keputusan Samsung ini bisa berarti dua hal: harga yang lebih terjangkau atau performa yang lebih baik—atau keduanya. Tapi yang pasti, persaingan antara Exynos dan Snapdragon akan semakin panas, dan kita semua yang akan menikmati hasilnya.

Jadi, apakah Anda siap menyambut kembalinya Exynos di jajaran flagship Samsung? Bagaimana pendapat Anda tentang langkah strategis ini? Bagikan di kolom komentar dan jangan lupa ikuti update terbaru seputar teknologi hanya di Telset.id.

Google Pixel 10 dengan Tensor G5: Chipset Terkuat untuk AI On-Device

0

Telset.id – Bayangkan smartphone yang bisa memahami Anda lebih baik dari asisten pribadi, mengambil foto sempurna dalam kondisi cahaya apapun, dan melindungi data Anda seperti benteng pertahanan. Itulah yang dihadirkan Google melalui Pixel 10 series dengan Tensor G5 – chipset paling ambisius mereka sepanjang sejarah.

Setelah meninggalkan Samsung dan beralih ke TSMC, Google membuktikan bahwa keputusan strategis mereka membuahkan hasil nyata. Tensor G5 yang dibangun dengan proses 3 nm ini bukan sekadar upgrade inkremental, melainkan lompatan kuantum dalam hal performa, efisiensi, dan kemampuan AI. Bagi Anda yang haus inovasi, inilah revolusi yang selama ini ditunggu.

Lantas, apa sebenarnya yang membuat Tensor G5 begitu spesial? Mari kita bedah layer by layer seperti ahli bedah silicon yang membedah jantung sebuah processor.

Performance Upgrade: Bukan Hanya Angka, Tapi Pengalaman

Tensor G5 menghadirkan peningkatan dramatis dalam hal raw power. TPU (Tensor Processing Unit) baru 60% lebih powerful dibanding generasi sebelumnya, sementara CPU-nya 34% lebih cepat secara rata-rata. Ini bukan sekadar klaim marketing – proses 3 nm TSMC memungkinkan lebih banyak transistor dipadatkan dalam ruang yang sama, menghasilkan efisiensi termal dan konsumsi daya yang jauh lebih baik.

Yang lebih mengesankan, Google memasukkan hardware keamanan khusus langsung ke dalam Tensor G5. Perlindungan dimulai sejak tahap manufacturing hingga penggunaan sehari-hari, menciptakan ecosystem security yang komprehensif. Ini jawaban atas kekhawatiran banyak pengguna tentang kerentanan perangkat modern.

Revolusi AI On-Device: Gemini Nano dan Masa Depan yang Lebih Privat

Inilah mahakarya sebenarnya dari Tensor G5. Untuk pertama kalinya dalam sejarah mobile computing, sebuah chipset mampu menjalankan model Gemini Nano sepenuhnya on-device. Artinya? Pixel 10 bisa menangani fitur AI generatif tanpa bergantung pada cloud – lebih cepat, lebih privat, dan lebih efisien.

Gemini Nano berjalan 2.6x lebih cepat dan dua kali lebih efisien dengan Tensor G5. Ini memungkinkan fitur-fitur canggih seperti Pixel Screenshots yang mengorganisir tangkapan layar secara otomatis, Recorder dengan transkripsi real-time, Magic Cue untuk saran kontekstual, Call Notes dengan actions, Voice Translate yang akurat, dan Personal Journal yang pribadi.

Bahkan fitur praktis seperti Scam Detection dan editing suara alami di Gboard berjalan lebih baik berkat kekuatan pemrosesan AI lokal. Ini bukan lagi sekadar teknologi masa depan – ini kenyataan yang tersedia di genggaman Anda.

Fotografi yang Lebih Cerdas, Hasil yang Lebih Manusiawi

Pixel selalu dikenal dengan kemampuan kameranya yang legendaris, dan Tensor G5 membawanya ke level baru. Pixel 10 Pro menggunakan Image Signal Processor yang benar-benar baru, menghadirkan peningkatan signifikan dalam kualitas foto dan video.

Motion deblur yang lebih efektif, video 10-bit secara default pada 1080p dan 4K30, serta sistem Real Tone yang diperbarui untuk reproduksi skin tone yang lebih akurat – semuanya didukung oleh Tensor G5. Fitur Add Me, Auto Best Take, dan Pro Res Zoom yang memperluas zoom hingga 100x dengan detail lebih tajam menunjukkan betapa seriusnya Google dalam hal computational photography.

Yang paling innovatif? Camera app sekarang menyertakan C2PA Content Credentials, dibuat on-device menggunakan Tensor G5 dan chip keamanan Titan M2 untuk metadata terverifikasi. Di era deepfake dan misinformasi, fitur ini bukan lagi kemewahan – tapi kebutuhan.

Meski dengan semua upgrade performa dan fitur canggih ini, setiap Pixel 10 tetap menyuguhkan lebih dari 30 jam masa pakai baterai. Google membuktikan bahwa efisiensi dan power bisa berjalan beriringan tanpa kompromi.

Dengan Tensor G5, Google tidak hanya mengejar ketinggalan dari kompetitor – mereka sedang menetapkan standar baru untuk apa yang bisa dilakukan sebuah smartphone. Ini bukan sekadar processor, tapi fondasi untuk pengalaman mobile masa depan.

ROG Xbox Ally dan Ally X Resmi Rilis, Hadir dengan Spesifikasi Gahar

0

Telset.id – Dunia handheld gaming bakal segera kedatangan dua pemain baru yang siap mengguncang pasar. ASUS Republic of Gamers (ROG) secara resmi mengumumkan kehadiran ROG Xbox Ally dan ROG Xbox Ally X, yang akan tersedia mulai 16 Oktober 2025 mendatang. Kedua perangkat ini akan dipamerkan dan bisa dicoba untuk pertama kalinya di Gamescom 2025, bersamaan dengan peluncuran lineup laptop ROG tahun 2025.

Bagi Anda yang sudah menantikan kehadiran handheld gaming dengan sentuhan Xbox, kabar ini tentu menjadi angin segar. Tidak hanya hadir dengan spesifikasi yang menggiurkan, kolaborasi antara ASUS ROG dan Xbox ini juga menjanjikan pengalaman gaming yang lebih optimal dan mulus. Seperti yang pernah kami bahas sebelumnya dalam artikel tentang pengumuman resmi Xbox Ally, kerja sama ini memang sudah dinantikan banyak gamer.

Ketersediaan kedua perangkat ini pun cukup luas. Pada peluncuran perdana, ROG Xbox Ally dan Ally X akan dijual di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jepang, Jerman, Kanada, serta beberapa negara lain di Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Namun, ada sedikit perbedaan untuk pasar China: hanya Ally X yang akan tersedia pada Oktober 2025, sementara versi standar Ally baru akan meluncur pada awal 2026. Negara-negara seperti Brasil, India, Indonesia, dan Thailand akan menyusul kemudian. Soal harga dan detail pre-order? Tunggu saja pengumuman dalam beberapa minggu ke depan.

ASUS ROG XBOX ALLY

Spesifikasi yang Bikin Ngiler

Mari kita bahas lebih dalam soal spesifikasi kedua handheld ini. ROG Xbox Ally ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen Z2 A dengan empat core Zen 2, delapan thread, dan delapan core GPU RDNA 2. Perangkat ini dilengkapi dengan RAM 16GB LPDDR5X-6400, SSD M.2 512GB, dan baterai 60Wh. Cukup solid untuk gaming handheld di kelas menengah.

Tapi jika Anda menginginkan yang lebih gahar, ROG Xbox Ally X adalah jawabannya. Handheld ini menggunakan prosesor AMD Ryzen AI Z2 Extreme dengan delapan core Zen 5 dan 16 thread, 16 core GPU RDNA 3.5, serta dilengkapi NPU (Neural Processing Unit). Memori yang dibawanya juga lebih besar, yakni 24GB LPDDR5X-8000, ditambah SSD M.2 1TB dan baterai 80Wh. Performa yang dijanjikan pasti bakal memuaskan para gamer yang haus akan kecepatan dan ketahanan baterai.

Kolaborasi antara ASUS dan Microsoft dalam menghadirkan handheld gaming ini bukanlah hal yang sepenuhnya mengejutkan. Seperti yang pernah kami ulas dalam artikel tentang kolaborasi Lenovo dan Xbox, tren handheld gaming memang sedang naik daun dan banyak brand besar yang ingin ambil bagian.

Optimasi Gaming yang Lebih Cerdas

Xbox tidak main-main dalam memastikan pengalaman gaming di handheld ini berjalan mulus. Mereka telah bekerja sama dengan developer game untuk memastikan ribuan judul PC dapat berjalan optimal di ROG Xbox Ally dan Ally X. Setiap game akan dilabeli “Handheld Optimized” atau “Mostly Compatible”. Label pertama menandakan game siap dimainkan dengan kontrol, resolusi, dan kejelasan teks yang sesuai. Sementara label kedua berarti game mungkin membutuhkan sedikit penyesuaian pengaturan.

Fitur lain yang tak kalah menarik adalah dukungan advanced shader delivery di aplikasi Xbox. Fitur ini memungkinkan shader diunduh terlebih dahulu selama proses download game, sehingga game bisa dimulai hingga sepuluh kali lebih cepat dan mengurangi stutter. Bonusnya? Baterai jadi lebih hemat. Pada Ally X, kehadiran NPU akan menghadirkan fitur AI baru mulai awal 2026, termasuk automatic super resolution upscaling dan AI highlight reels.

Kedua handheld ini akan kompatibel dengan berbagai game populer seperti DOOM: The Dark Ages, Final Fantasy VII Remake Intergrade, Gears of War: Reloaded, Hogwarts Legacy, dan Roblox. Jadi, baik Anda penggemar game berat maupun casual, ada sesuatu untuk dinikmati di sini.

Peluncuran ROG Xbox Ally dan Ally X semakin mengukuhkan betapa seriusnya ASUS dan Microsoft dalam meramaikan pasar handheld gaming. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel tentang peluncuran resmi keduanya, langkah ini bisa menjadi game changer di industri gaming.

Jadi, siapkah Anda menyambut dua handheld anyar yang menjanjikan performa gahar dan pengalaman gaming yang lebih optimal? Tunggu saja tanggal mainnya di Oktober 2025, dan pastikan Anda tidak ketinggalan info pre-order-nya. Siapa tahu, ini bisa jadi teman gaming baru yang setia menemani petualangan Anda.

Google Pixel 10 Hadirkan Daily Hub, Mirip Samsung Now Brief?

0

Telset.id – Google baru saja meluncurkan jajaran Pixel 10 dengan seperangkat alat AI terbaru, namun satu fitur baru menarik perhatian khusus karena pendekatannya yang terasa familiar. “Daily Hub,” yang diperkenalkan dalam acara Made by Google, terlihat sangat mirip dengan Samsung Now Brief yang diluncurkan awal tahun ini bersama Galaxy S25.

Apakah ini bentuk persaingan langsung antara dua raksasa teknologi? Atau sekadar kebetulan belaka? Yang jelas, Google tampaknya tak mau ketinggalan dalam lomba personalisasi perangkat. Daily Hub hadir sebagai umpan yang dipersonalisasi dan diperbarui sepanjang hari, tersedia di seluruh model Pixel 10, termasuk Pixel 10 Pro, Pixel 10 Pro XL, dan Pixel 10 Pro Fold.

Cukup dengan menggesek dari layar beranda atau mengetuk ikonnya, pengguna dapat mengakses jadwal, prakiraan cuaca, pengingat, berita utama, daftar putar, dan banyak lagi. Google mengklaim bahwa AI “Magic Cue” mereka bahkan dapat mengambil detail berguna dari email dan pesan untuk menampilkan hal-hal seperti pengingat tagihan atau tugas yang harus diselesaikan.

Ekosistem vs. Ekosistem: Siapa yang Lebih Unggul?

Meski konsepnya mirip, implementasinya memiliki perbedaan mendasar. Samsung Now Brief lebih terikat erat dengan ekosistem Samsung, misalnya mengambil statistik kesehatan dari jam tangan Galaxy. Sementara Google, setidaknya untuk saat ini, fokus pada penyatuan layanannya sendiri seperti Kalender, Berita, dan YouTube Music.

Google belum mengonfirmasi apakah Daily Hub akan mendukung integrasi pihak ketiga saat peluncuran. Namun, bagi pengguna yang sudah terikat dengan ekosistem Google, fitur ini bisa menjadi nilai tambah yang signifikan. Bayangkan semua layanan Google yang Anda gunakan sehari-hari terintegrasi dalam satu hub yang mudah diakses.

Lebih dari Sekadar Fitur: Strategi Google Melawan Samsung

Dengan membawa Daily Hub ke lini Pixel, Google memposisikan diri langsung melawan pendekatan personalisasi berbasis AI Samsung. Meski konsepnya tidak sepenuhnya baru, integrasi ketat Google di seluruh aplikasinya sendiri dapat memberikan keunggulan bagi pengguna yang sudah terkunci dalam ekosistem perusahaan.

Semua model Pixel 10 dilengkapi dengan Android 16 dan chip Tensor G5 baru, bersama Gemini Live untuk fitur AI percakapan. Harga mulai dari $799 untuk Pixel 10 dan naik hingga $1.799 untuk Pixel 10 Pro Fold, dengan ketersediaan dimulai segera setelah acara.

Bagi Anda yang tertarik dengan smartphone dengan performa tinggi, mungkin ingin membandingkan dengan pilihan lain di pasaran. Seperti Asus Zenfone 8 yang menawarkan ukuran mini dengan performa besar, atau berbagai pilihan di segmen menengah seperti Oppo A74 yang mengandalkan sektor baterai.

Pertanyaannya sekarang: akankah Daily Hub menjadi pembeda yang cukup kuat untuk menarik pengguna beralih dari Samsung? Atau justru menjadi bukti bahwa inovasi di dunia smartphone semakin sering saling meniru? Yang pasti, persaingan antara Google dan Samsung dalam hal personalisasi AI semakin memanas, dan yang diuntungkan tentu saja kita sebagai konsumen.

Honor Magic V Flip 2 Resmi: Baterai Raksasa dan Kamera 200MP

0

Telset.id – Pasar ponsel lipat semakin panas, dan kali ini Honor tidak mau tinggal diam. Mereka baru saja meluncurkan Honor Magic V Flip 2 di China, sebuah clamshell foldable yang siap bersaing langsung dengan Samsung Galaxy Z Flip 7 dan Motorola Razr 60 Ultra. Apa yang membuat ponsel ini begitu istimewa? Dua hal: baterai besar dan kamera beresolusi tinggi.

Jika Anda sering kesal karena ponsel lipat cepat habis, Honor punya solusinya. Magic V Flip 2 dibekali baterai silicon-carbon berkapasitas 5.500mAh—yang terbesar di kelasnya. Bayangkan, Anda bisa menggunakan ponsel seharian tanpa khawatir kehabisan daya. Bahkan, ia mendukung pengisian cepat 80W, pengisian nirkabel 50W, dan reverse wireless charging 7.5W. Jadi, selain tahan lama, Anda juga bisa mengisi ulang dengan sangat cepat.

Di sektor kamera, Honor tidak main-main. Ponsel ini membawa sensor utama 200MP dengan aperture f/1.9 dan stabilisasi optik (OIS), ditambah lensa ultrawide 50MP dengan sudut pandang 120 derajat. Untuk selfie, ada kamera depan 50MP. Dengan kombinasi seperti ini, Magic V Flip 2 memiliki sistem kamera paling ambisius di antara ponsel lipat sejenis. Cocok untuk Anda yang hobi fotografi namun ingin tetap praktis membawa ponsel.

Layarnya juga tak kalah mengesinkan. Layar dalam berukuran 6,82 inci dengan panel LTPO OLED, resolusi 2868Ă—1232, refresh rate 120Hz, dan kecerahan puncak hingga 5.000 nits. Sementara layar luarnya berukuran 4,0 inci dengan resolusi 1200Ă—1092 dan kecerahan 3.600 nits. Jadi, baik dalam kondisi terang maupun gelap, tampilan tetap jernih dan nyaman dilihat.

Dapur pacunya didukung chipset Snapdragon 8 Gen 3 dari Qualcomm, dengan RAM hingga 16GB dan penyimpanan internal 1TB. Ponsel ini menjalankan MagicOS 9.0.1 berbasis Android 15, dan dilengkapi fitur AI seperti AI-assisted photo editing, AI Smart Cutout, dan AI Stylized—mirip dengan yang ditawarkan Google pada Pixel 10 series. Jadi, pengeditan foto jadi lebih mudah dan intuitif.

Dari segi ketahanan, Magic V Flip 2 memiliki rating IP58/IP59 dan sertifikasi durability dari SGS. Ia juga dilengkapi dual speaker, Wi-Fi 7, Bluetooth 5.3, dan NFC. Tersedia dalam warna Purple, White, Gray, dan edisi terbatas Blue. Untuk varian, Anda bisa memilih antara 12GB+256GB, 12GB+512GB, 12GB+1TB, dan 16GB+1TB.

Harga Magic V Flip 2 di China dimulai dari CNY 5.499 (sekitar Rp 11,8 juta), dan penjualannya akan dimulai pada 28 Agustus. Sayangnya, ketersediaan global belum dikonfirmasi. Namun, dengan kombinasi baterai besar, kamera canggih, dan layar berkualitas tinggi, ponsel ini berpotensi menjadi pesaing kuat jika Honor memutuskan untuk meluncurkannya secara internasional.

Perkembangan teknologi ponsel lipat memang semakin menarik. Seperti yang kita lihat dari bocoran Samsung Galaxy Z Fold 7, persaingan tidak hanya soal desain, tapi juga fitur dan daya tahan. Bahkan, inovasi baterai seperti pada Magic V Flip 2 sejalan dengan tren yang diprediksi akan melompat besar, seperti yang dibahas dalam artikel tentang teknologi baterai smartphone.

Jadi, apakah Honor Magic V Flip 2 layak ditunggu? Tergantung pada kebutuhan Anda. Jika Anda menginginkan ponsel lipat dengan baterai tahan lama dan kamera berkualitas tinggi, ini bisa jadi pilihan tepat. Tapi, jika Anda lebih tertarik pada varian lain, simak juga bocoran spesifikasi 3 foldable terbaru yang akan meluncur tahun depan.

Indosat dan Google Cloud Luncurkan Fitur Pencarian AI di myIM3 dan bima+

0

Telset.id – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) meluncurkan fitur pencarian cerdas berbasis artificial intelligence (AI) dalam aplikasi myIM3 dan bima+. Fitur ini dikembangkan bekerja sama dengan Google Cloud dan menggunakan teknologi Semantic Search untuk memberikan pengalaman pencarian yang lebih relevan, personal, dan efisien bagi pengguna.

Teknologi ini didukung oleh platform Vertex AI dari Google Cloud, yang memungkinkan sistem memahami perilaku dan preferensi pengguna secara mendalam. Dengan demikian, pencarian layanan seperti paket data, fitur gaya hidup, hingga program loyalitas seperti IMPoin dan BonsTri dapat disesuaikan secara dinamis dengan kebutuhan masing-masing pengguna.

Bilal Kazmi, Director & Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison, mengatakan, “Dengan dukungan Google Cloud, kami menghadirkan sistem pencarian yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memberikan nilai tambah nyata, baik dari sisi kenyamanan pengguna maupun peningkatan nilai bisnis.”

Fanly Tanto, Country Director Indonesia Google Cloud, menambahkan, “Teknologi Vertex AI Search dirancang untuk memahami pertanyaan dalam Bahasa Indonesia maupun Inggris, termasuk makna semantik di balik pertanyaan serta variasi ejaannya.”

Kemampuan personalisasi berbasis AI ini semakin relevan mengingat tingginya ekspektasi konsumen terhadap interaksi yang dipersonalisasi. Menurut riset McKinsey dalam “Next to Personalization”, sebanyak 71% konsumen menginginkan interaksi yang personal dari sebuah brand.

Kampanye Interaktif “30 Hari Mencari Harta Karun”

Sebagai bagian dari peluncuran fitur ini, Indosat juga menghadirkan kampanye interaktif “30 Hari Mencari Harta Karun” yang berlangsung dari 21 Agustus hingga 19 September 2025. Melalui gamifikasi pencarian berbasis AI, pelanggan diajak mencari kata kunci atau kueri penelusuran di akun media sosial Instagram official IM3 @indosatim3 dan Instagram official Tri @triindonesia, lalu mengaksesnya di kolom pencarian pada aplikasi myIM3 atau bima+.

Pengguna paling aktif setiap harinya berkesempatan memenangkan berbagai hadiah e-voucher dengan total hadiah hingga 5,5 juta rupiah. Untuk mengikuti program ini, pelanggan dapat mengunduh aplikasi myIM3 dan bima+ melalui tautan yang disediakan.

Dukungan Sahabat-AI untuk Konteks Lokal

Selain memanfaatkan teknologi Google Cloud, fitur Semantic Search ini juga diperkuat oleh Sahabat-AI, model bahasa besar (large language model/LLM) open source berbahasa Indonesia. Sahabat-AI dirancang khusus untuk memahami konteks lokal, termasuk dukungan terhadap berbagai bahasa daerah dan dialek, sehingga interaksi pelanggan menjadi lebih dekat dan bermakna, tidak hanya di kota besar, tetapi juga hingga pelosok Indonesia.

Inisiatif ini sejalan dengan tren adopsi AI yang semakin masif di berbagai sektor. Seperti yang terjadi pada studi Microsoft tentang pekerjaan yang rentan digantikan AI, teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membuka peluang baru dalam menghadirkan layanan yang lebih personal.

Pengembangan fitur pencarian AI oleh Indosat dan Google Cloud juga mencerminkan komitmen kedua perusahaan dalam mendukung transformasi digital di Indonesia. Sebagai bagian dari program Indonesia BerdAIa dari Google Cloud, Indosat berada di garis depan dalam menghadirkan inovasi berbasis AI untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang terus berkembang.

Selain itu, integrasi teknologi AI dalam layanan digital semakin umum, seperti yang terlihat pada pengembangan fitur Canvas di AI Mode oleh Google untuk memudahkan perencanaan.

Dengan hadirnya fitur pencarian AI ini, pengguna myIM3 dan bima+ dapat menikmati pengalaman digital yang lebih cerdas dan intuitif, sekaligus memanfaatkan berbagai layanan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

Untuk informasi lebih lanjut tentang aplikasi streaming dan layanan digital lainnya, pengguna dapat menjelajahi 11 aplikasi streaming film gratis terbaik di 2025 yang tersedia di berbagai platform.

TECNO SPARK 40 Pro Series Resmi di Indonesia, Desain Tipis dengan Performa Tangguh

0

Telset.id – Bayangkan smartphone dengan desain setipis kartu kredit namun memiliki daya tahan baterai seharian penuh dan fitur wireless charging. Itulah yang ditawarkan TECNO SPARK 40 Pro Series yang baru saja resmi meluncur di Indonesia. Dalam segmen entry hingga mid-range, seri ini tidak hanya menawarkan performa tangguh tetapi juga desain elegan yang memikat.

Diluncurkan pada 21 Agustus 2025, SPARK 40 Pro Series terdiri dari dua varian: SPARK 40 Pro dan SPARK 40 Pro+. Keduanya mengusung layar AMOLED dengan resolusi 1.5K kelas flagship, performa tinggi, dan desain ultra-tipis yang dirancang untuk gaya hidup aktif generasi muda. Anthoni Roderick, PR Manager TECNO Indonesia, menyatakan bahwa kehadiran seri ini merupakan komitmen TECNO untuk menghadirkan inovasi yang relevan dan powerful di pasar Indonesia.

Dengan bodi ramping yang nyaman digenggam dan mudah disimpan, SPARK 40 Pro Series cocok untuk mereka yang menuntut kecepatan, kepraktisan, dan kenyamanan dalam satu perangkat. Tidak hanya itu, sertifikasi 5 years lasting fluency dari TECNO Lab menjamin performa tetap mulus dan kesehatan baterai di atas 80% bahkan setelah 2.000 kali pengisian penuh.

Performa Tangguh dengan Daya Tahan Optimal

SPARK 40 Pro Series didukung oleh chipset MediaTek Helio G200 untuk varian Pro+ dan Helio G100 Ultimate untuk varian Pro. Keduanya menghadirkan performa canggih dengan efisiensi daya yang optimal. Baterai berkapasitas 5200mAh mampu bertahan seharian penuh, didukung 45W Super Flash Charge untuk pengisian super cepat.

Yang membedakan, SPARK 40 Pro+ menghadirkan terobosan baru dengan 30W fast wireless charging, yang pertama di kelasnya. Fitur ini dilengkapi dengan 5W reverse wireless charging untuk mengisi daya perangkat lain secara praktis tanpa kabel. Sementara itu, SPARK 40 Pro memiliki fitur 10W reverse charging. Kedua varian juga dilengkapi bypass charging untuk menjaga suhu tetap rendah saat bermain game.

Desain Tipis dan Ringan dengan Ketahanan Teruji

Dengan ketebalan hanya 6,49mm dan bobot 160gr, SPARK 40 Pro+ menjadi smartphone lengkung dengan fitur wireless charging paling tipis di dunia. Desain Deco Aluminium pada modul lensa menciptakan tampilan yang mulus dan premium. Sementara SPARK 40 Pro hadir dengan bodi 6,69mm yang ringan namun kokoh.

Kedua model dilengkapi sertifikasi IP64 yang tahan air dan debu, serta layar yang diperkuat dengan Corning Gorilla Glass 7i. SPARK 40 Pro Series mampu bertahan dari jatuh hingga ketinggian 2 meter dan tetap responsif meski layar disentuh dengan jari basah atau berminyak. Pilihan warna yang trendi seperti Tundra Green, Aurora White, dan Nebula Black untuk Pro+, serta Lake Blue, Moon Titanium, dan Ink Black untuk Pro, menambah kesan stylish.

Kecerdasan AI dan Konektivitas Pintar

Ditenagai oleh TECNO AI, SPARK 40 Pro Series menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih cerdas. Fitur Ella Assistant terintegrasi dengan platform pintar seperti ChatGPT, DeepSeek, dan Gemini, memungkinkan pengguna melakukan berbagai tugas praktis seperti mengubah dokumen menjadi teks, mencari informasi dari gambar, hingga menghapus objek di foto.

Teknologi FreeLinkTM memungkinkan berbagi suara dan file secara offline melalui Bluetooth dengan jangkauan teoritis hingga 2 kilometer. Didukung Super WiFi 2.0, GPS 2.0, NFC, dan IR remote, konektivitas menjadi lancar di mana pun pengguna berada. Kamera utama 50MP dengan teknologi EIS dan algoritma RAW domain menghasilkan foto yang tajam dan alami, didukung fitur FlashSnap untuk menangkap momen terbaik secara otomatis.

Semua fitur ini berjalan di atas HiOS 15, sistem operasi terbaru berbasis Android yang mengusung pengalaman AI lebih pintar dan desain lebih segar. Dengan kombinasi desain tipis, performa tangguh, kamera canggih, dan AI pintar, SPARK 40 Series menetapkan standar baru untuk smartphone entry level, ideal untuk pengguna baru maupun yang mencari peningkatan berikutnya.

Harga dan Ketersediaan

Penjualan perdana TECNO SPARK 40 Pro series dimulai pada 25 Agustus 2025 pukul 00.00 WIB di platform e-commerce. SPARK 40 Pro+ hadir dalam dua varian: 16GB RAM + 256GB ROM dengan harga mulai Rp2.579.000, dan 16GB RAM + 128GB ROM dengan harga mulai Rp2.449.000. Sementara SPARK 40 Pro hadir dalam varian 16GB RAM + 128GB ROM dengan harga mulai Rp1.979.000.

Varian tertentu tersedia secara eksklusif di platform tertentu hingga 31 Agustus 2025, sebelum akhirnya tersedia di semua platform e-commerce mulai 1 September 2025. SPARK 40 Pro+ juga akan segera hadir di offline store seperti Erafone dan toko yang bekerja sama dengan TECNO, memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen untuk memiliki smartphone dengan fitur premium ini.

Dengan segala keunggulan yang ditawarkan, TECNO SPARK 40 Pro Series tidak hanya menjadi pilihan sempurna bagi generasi muda yang aktif dan stylish, tetapi juga membuktikan bahwa teknologi premium dapat diakses oleh lebih banyak orang. Seperti yang juga ditawarkan oleh seri Pova 7 yang dirilis sebelumnya, TECNO terus berinovasi menghadirkan perangkat dengan performa tangguh dan desain memukau.

Vivo Vision Explorer Edition: Headset MR Pertama yang Lebih Ringan dari Apple Vision Pro

0

Telset.id – Bayangkan memakai headset mixed reality yang hampir setengah lebih ringan dari pesaing utamanya. Itulah yang coba ditawarkan Vivo dengan peluncuran perdana headset MR mereka, Vision Explorer Edition. Dalam langkah berani memasuki arena mixed reality, Vivo memilih pendekatan unik: biarkan pengguna mencoba dulu sebelum membeli.

Strategi ini bukan tanpa alasan. Di pasar yang masih mencari bentuk, kepercayaan pengguna adalah kunci. Vivo paham betul bahwa adopsi teknologi baru membutuhkan pengalaman langsung, bukan sekadar spesifikasi di atas kertas. Seperti yang terjadi pada era awal smartphone, harga dan kenyamanan seringkali lebih menentukan daripada fitur-fitur canggih.

Dengan berat hanya 398 gram, Vision Explorer Edition jelas membuat pernyataan. Bandingkan dengan Apple Vision Pro yang bobotnya melampaui 600 gram – perbedaan yang cukup signifikan untuk penggunaan berkepanjangan. Rahasianya? Desain split dengan komponen magnesium alloy yang menjaga kekuatan tanpa mengorbankan bobot. Dimensinya pun terbilang kompak: 83mm untuk tinggi dan 40mm untuk ketebalan.

Vivo Vision Explorer Edition

Vivo tidak main-main dengan kenyamanan pengguna. Adjustable face masks, berbagai pilihan busa padding, dan dual-ring strap yang bisa dilepas cepat menunjukkan perhatian terhadap detail. Bagi pengguna berkacamata, lensa optik magnetik tersedia untuk koreksi minus 100 hingga 1000 derajat tanpa mengganggu pengalaman visual.

Di balik desain yang ringkas, tersimpan dual display Micro-OLED 8K dengan resolusi 3840 Ă— 3552 per mata. Cakupan warna 94% DCI-P3 dan akurasi warna yang impresif dijamin melalui kalibrasi pabrik untuk konsistensi antara kedua mata. Performa ditangani chip Snapdragon XR2+ terbaru Qualcomm yang diklaim 2.5x lebih powerful dari generasi sebelumnya.

Interface OriginOS Vision buatan Vivo menghadirkan berbagai fitur seperti menonton film imersif, replay olahraga spasial, dan setup produktivitas multi-window. Fitur passthrough-nya patut diacungi jempol dengan latency hanya 13ms untuk video berwarna penuh, membuat transisi antara dunia nyata dan virtual terasa mulus.

Interaksi didukung tracking mata dengan presisi 1.5 derajat dan pengenalan gesture tangan across 26 degrees of freedom dalam rentang vertikal 175 derajat. Konten eksklusif seperti “Drum Master” dan “Little V’s Journey” sudah siap, ditambah partnership dengan Migu untuk konten olahraga dan kompatibilitas dengan PC serta smartphone untuk streaming nirkabel.

Lalu kapan bisa membelinya? Inilah yang menarik. Mulai 22 Agustus, Vivo mendirikan station demo di 12 authorized store di kota-kota besar China seperti Beijing dan Shenzhen, dengan lebih banyak lokasi menyusul. Mereka ingin orang mencoba dulu. Harga? Masih spekulatif, tapi eksekutif Vivo memberi hint sekitar 10,000 yuan (sekitar Rp 22 juta) atau kurang.

COO Vivo mengingatkan bagaimana smartphone mulai populer di China ketika harganya masuk dalam 20-30% dari harga telepon dasar. Mereka jelas menargetkan sweet spot yang sama untuk adopsi MR. Strategi fokus pada ringan dan terjangkau daripada memaksakan semua fitur mungkin justru kunci kesuksesan.

Dengan track record Vivo dalam inovasi teknologi dan keberhasilan seri flagship mereka, Vision Explorer Edition berpotensi menjadi game changer. Tapi seperti perangkat high-end lainnya, tantangan terbesarnya adalah membuat teknologi canggih ini bisa diakses dan dinikmati banyak orang.

Apakah pendekatan “coba dulu sebelum beli” ini akan berhasil? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, Vivo tidak main-main dalam bersaing di arena mixed reality. Dengan fokus pada pengalaman pengguna yang nyaman dan harga yang masuk akal, mereka mungkin saja menemukan formula yang tepat untuk membawa MR ke mainstream.

TECNO SPARK 40 Pro+ Resmi di Indonesia: Smartphone Rp2 Jutaan dengan Wireless Charging

0

Telset.id – Bayangkan mendapatkan smartphone dengan desain premium, layar AMOLED 144Hz, dan yang paling mengejutkan—dukungan wireless charging—dengan harga hanya Rp2 jutaan. TECNO Indonesia kembali membuktikan bahwa inovasi tidak harus mahal melalui kehadiran TECNO SPARK 40 Pro+, perangkat yang siap menggebrak pasar entry-level dengan segudang fitur yang biasanya hanya ditemukan di ponsel mid-range bahkan flagship.

Lini SPARK dari TECNO memang selalu dikenal menghadirkan kejutan. Jika sebelumnya konsumen dimanjakan dengan SPARK 30C yang unggul di bidang fotografi berkat sensor Sony, kali ini TECNO SPARK 40 Pro+ datang sebagai penerus SPARK 20 Pro+ dengan peningkatan signifikan di hampir semua aspek. Mulai dari desain yang lebih tipis dan ringan, layar lengkung yang memukau, hingga fitur wireless charging yang jarang ditemukan di segmen harganya.

Smartphone ini tidak hanya sekadar tampil gaya, tetapi juga dibekali performa tangguh berkat chipset MediaTek Helio G200. Ya, meski secara angka terlihat seperti lompatan besar, chipset ini sejatinya merupakan penyempurnaan dari Helio G99 dengan fokus pada peningkatan pengalaman kamera dan performa grafis. Kabarnya, Helio G200 mampu memberikan peningkatan grafis hingga 10% lebih baik, yang tentunya akan sangat terasa saat bermain game atau menggunakan aplikasi berat.

Desain Tipis dan Ringan, tapi Tangguh

TECNO SPARK 40 Pro+ hadir dengan desain yang sangat berbeda dari pendahulunya. Modul kamera belakangnya kini menampilkan tiga lingkaran yang disusun sejajar dalam bingkai persegi, memberikan kesan lebih modern dan elegan. Dengan ketebalan hanya 6,5mm dan bobot 160 gram, smartphone ini terasa sangat ringan dan nyaman digenggam.

Tersedia dalam beberapa pilihan warna yang menarik, TECNO SPARK 40 Pro+ juga telah dilengkapi sertifikasi IP64 yang membuatnya tahan terhadap debu dan cipratan air. Bahkan, dengan case yang disertakan dalam paket penjualan, smartphone ini diklaim tahan jatuh dari ketinggian hingga 2 meter. Di bagian depan, layar lengkung 3D-nya telah dilindungi oleh Gorilla Glass 7i, memastikan ketahanan terhadap goresan dan benturan sehari-hari.

Layar AMOLED 144Hz yang Memukau

Salah satu highlight utama TECNO SPARK 40 Pro+ adalah layarnya. Menggunakan panel AMOLED dengan resolusi 1220p, layar ini menawarkan refresh rate hingga 144Hz yang membuat setiap gerakan terlihat sangat smooth. Dukungan 1 miliar warna dan tingkat kecerahan maksimum 4500 nits memastikan tampilan yang hidup dan jelas bahkan di bawah sinar matahari langsung.

Fitur Wet Touch juga menjadi nilai tambah, memungkinkan pengguna tetap dapat mengoperasikan ponsel meski jari atau layar dalam kondisi basah. Cocok untuk Anda yang sering menggunakan smartphone dalam berbagai kondisi, termasuk saat hujan atau setelah berolahraga.

Performa dan Daya Tahan Baterai

Ditenagai oleh MediaTek Helio G200, TECNO SPARK 40 Pro+ menjanjikan performa yang lancar bahkan untuk penggunaan dalam jangka panjang. Klaim TECNO, smartphone ini dapat tetap responsif hingga 5 tahun ke depan. Untuk para gamer, Helio G200 mampu menjalankan PUBG Mobile dengan smooth di seting 60fps, memberikan pengalaman gaming yang memuaskan.

Di sektor baterai, TECNO SPARK 40 Pro+ dibekali kapasitas 5.200 mAh yang cukup untuk sehari penuh bahkan dengan penggunaan intensif. Yang lebih mengesankan, smartphone ini mendukung fast charging 45W yang dapat mengisi daya dari 0 hingga 100% hanya dalam 55 menit. Fitur Bypass Charging juga hadir untuk menjaga suhu perangkat saat digunakan sambil mengisi daya.

Namun, yang paling membuat TECNO SPARK 40 Pro+ menonjol adalah dukungan wireless charging hingga 30W. Bahkan, smartphone ini juga mampu melakukan reverse wireless charging, memungkinkan Anda mengisi daya perangkat lain seperti TWS atau smartwatch langsung dari bodi belakangnya. Fitur yang biasanya hanya ditemukan di smartphone flagship kini hadir di segmen entry-level.

Kamera dengan Teknologi AI Canggih

Di bagian kamera, TECNO SPARK 40 Pro+ mengusung sensor utama 50MP di belakang dan kamera selfie 13MP di depan. Teknologi kamera dari seri CAMON dihadirkan di sini, termasuk fitur FlashSnap yang memungkinkan pengambilan gambar cepat dengan sekali sentuh, meminimalkan efek blur pada objek bergerak.

Berbagai fitur AI juga disematkan, seperti AI Studio yang dapat menghapus objek secara otomatis dari gambar, menyempurnakan visual, hingga memperluas sudut pandang gambar. Asisten suara Ella hadir untuk membantu pengguna menjalankan berbagai fungsi dengan perintah suara. Fitur produktivitas seperti transkrip bahasa, Circle to Search, dan Gemini juga sudah terintegrasi.

Bagi yang mencari opsi lebih terjangkau, TECNO juga menghadirkan SPARK 40 Pro standar. Varian ini memiliki desain yang sedikit lebih minimalis tanpa lekukan bodi dan layar yang terlalu menonjol. Spesifikasi layarnya masih sama, namun tidak memiliki dukungan wireless charging dan menggunakan chipset Helio G100 yang lebih sederhana.

Harga dan Ketersediaan

TECNO SPARK 40 Pro+ dijual dengan harga mulai Rp2.449 juta untuk varian 128GB. Bagi yang membutuhkan penyimpanan lebih lega, tersedia varian 256GB dengan harga Rp2.579 juta. Sementara SPARK 40 Pro standar ditawarkan dengan harga Rp1.979 juta untuk varian 128GB.

Dengan segudang fitur premium yang ditawarkan, TECNO SPARK 40 Pro+ tidak hanya menjadi smartphone entry-level biasa, tetapi sebuah pernyataan bahwa teknologi canggih bisa diakses oleh lebih banyak orang. Inovasi seperti wireless charging, layar AMOLED 144Hz, dan desain premium di harga terjangkau membuktikan bahwa TECNO serius dalam menghadirkan nilai terbaik untuk konsumen Indonesia.

Jadi, apakah TECNO SPARK 40 Pro+ layak menjadi pilihan Anda? Dengan semua keunggulan yang ditawarkan, jawabannya mungkin sudah jelas. Smartphone ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga memberikan pengalaman pengguna yang biasanya hanya bisa dinikmati di perangkat kelas menengah ke atas. Sebuah terobosan yang patut diapresiasi di pasar smartphone yang semakin kompetitif.

realme Bakal Luncurkan Teknologi Baterai 10.000mAh+ di Anniversary 828

0

Telset.id – Bayangkan, Anda bisa main game seharian, streaming tanpa henti, atau bahkan membuat konten sepanjang hari tanpa harus repot mencari colokan listrik. Itulah yang dijanjikan realme dengan baterai revolusioner berkapasitas lebih dari 10.000mAh yang akan diperkenalkan dalam perayaan 828 Anniversary mereka pada 27 Agustus mendatang.

Bukan sekadar klaim marketing belaka, realme sudah membuktikan diri sebagai pelopor teknologi baterai dengan berbagai inovasi sebelumnya. Kini, mereka siap melampaui batas dengan baterai smartphone pertama di dunia yang menggunakan 100% anoda silikon. Teknologi ini memungkinkan kepadatan energi mencapai 1200 Wh/L—angka tertinggi yang pernah dicapai di industri smartphone.

Lalu, apa artinya bagi Anda? Dengan baterai sebesar ini, kekhawatiran akan kehabisan daya (battery anxiety) bisa jadi tinggal kenangan. Pengguna berat seperti gamer, content creator, atau mereka yang sering bepergian tak perlu lagi membawa power bank kemana-mana. Smartphone akan benar-benar menjadi perangkat all-day companion yang siap mendukung aktivitas tanpa kompromi.

Yang menarik, meski kapasitasnya besar, realme menjanjikan desain yang tetap ramping. Ini berkat teknologi anoda silikon yang memungkinkan efisiensi ruang lebih baik dibanding baterai konvensional. Jadi, jangan bayangkan smartphone dengan bodi tebal dan berat—realme berhasil menemukan keseimbangan antara kapasitas dan estetika.

Ini bukan kali pertama realme menunjukkan keahliannya di bidang teknologi baterai. Sebelumnya, mereka sudah memukau dengan 320W SuperSonic Charging yang bisa mengisi penuh baterai 4.420mAh hanya dalam 4 menit 30 detik. Lalu ada realme GT 7 yang menggabungkan baterai 7.000mAh dengan pengisian cepat 120W. Bahkan tiga bulan lalu, mereka sudah memamerkan konsep smartphone dengan baterai 10.000mAh—dan kini mereka siap mewujudkannya dalam produk komersial.

Namun, baterai raksasa ini bukanlah satu-satunya kejutan. realme juga mengisyaratkan akan meluncurkan teknologi “game-changing” lainnya yang masih dirahasiakan. Spekulasi pun bermunculan: apakah ini terkait dengan sistem pendingin revolusioner, chipset khusus, atau mungkin fitur AI yang belum pernah ada sebelumnya? Yang pasti, ini akan semakin mengukuhkan posisi realme sebagai brand inovatif yang tak takut mengambil risiko.

Bagi para penggemar setia realme, perayaan 828 Anniversary ini bukan sekadar ulang tahun biasa. Ini adalah momen dimana brand yang masih berusia 7 tahun ini menunjukkan kedewasaan dan visi jangka panjang mereka. Dengan fokus pada kebutuhan generasi muda yang selalu terhubung dan aktif, realme terus berinovasi untuk memberikan pengalaman terbaik.

Jadi, tandai kalender Anda untuk tanggal 27 Agustus 2025. Kita akan menyaksikan kelahiran teknologi yang mungkin akan mengubah cara kita menggunakan smartphone selamanya. Dan siapa tahu, mungkin tak lama lagi kita akan melihat power bank terbaik pun mulai kehilangan relevansinya.

Untuk informasi lebih lengkap, pastikan Anda mengunjungi situs resmi realme dan mengikuti akun media sosial mereka. Siapa tahu ada kejutan lain yang menanti—mungkin terkait dengan produk AIoT atau kolaborasi tak terduga. Satu hal yang pasti: masa depan smartphone semakin menarik, dan realme ada di garis depannya.

Google Pixel Buds 2a Rilis, Ditenagai Chip Tensor A1 dengan Fitur ANC

0

Bayangkan Anda sedang berada di keramaian kota, deru kendaraan dan obrolan orang memenuhi telinga. Lalu, dengan sekali ketuk, semuanya menghilang. Itulah yang ditawarkan Google Pixel Buds 2a dengan fitur Active Noise Cancellation (ANC) pertamanya di seri A—dan yang mengejutkan, harganya tidak bikin kantong jebol. Dengan banderol $129 di AS atau Rp12.999 di Indonesia, earbud ini hadir sebagai penantang serius di pasar yang sudah sesak.

Selama ini, konsumen sering dihadapkan pada pilihan sulit: membayar lebih untuk fitur canggih seperti peredam bising, atau berkompromi dengan kualitas. Google sepertinya membaca kegelisahan itu. Mereka tidak hanya menurunkan teknologi flagship ke segmen menengah, tetapi juga melakukannya dengan pendekatan yang cerdas—menggunakan data nyata dari lebih dari 45 juta scan telinga untuk memastikan kenyamanan pengguna.

Lalu, apa yang membuat Pixel Buds 2a layak diperhitungkan? Mari kita selami lebih dalam, mulai dari desain yang ergonomis hingga kecerdasan buatan yang bekerja di balik layar.

Desain Ringan dan Nyaman, Dibuat Berdasarkan Data Nyata

Google tidak main-main soal kenyamanan. Setiap bud hanya berbobot 4,7 gram, membuatnya hampir tak terasa saat dipakai berjam-jam. Yang menarik, bentuknya mengadopsi DNA desain dari Pixel Buds Pro 2 yang lebih premium, tetapi dengan ukuran lebih compact. Fitur stabilizing wings dengan mekanisme twist-to-fit memastikan earbud tidak mudah terlepas, bahkan saat Anda sedang aktif bergerak.

Pixel Buds 2a

Dua pilihan warna tersedia: Iris (nuansa ungu) dan Hazel (abu-abu), keduanya terlihat stylish tanpa berlebihan. Dengan rating IP54, Pixel Buds 2a juga tahan terhadap keringat dan percikan air, cocok untuk digunakan saat olahraga atau sehari-hari di tengah hujan ringan.

Fitur ANC Pertama di Seri A, Ditenagai Tensor A1 Chip

Inilah pembeda utama Pixel Buds 2a dari pendahulunya. Google membekali earbud ini dengan Silent Seal 1.5—teknologi ANC yang diklaim efektif memblokir suara sekitar. Selain itu, tersedia mode transparansi untuk situasi dimana Anda perlu tetap aware dengan lingkungan, seperti saat menyebrang jalan atau mengobrol dengan rekan.

Dibalik performa suara yang jernih, ada driver 11mm yang didesain ulang dan ditenagai oleh chip Tensor A1. Kombinasi ini tidak hanya menghasilkan output audio yang powerful, tetapi juga memungkinkan kustomisasi melalui equalizer lima band. Spatial audio turut disematkan, memberikan pengalaman surround yang imersif layaknya di bioskop.

AI Noise Reduction untuk Panggilan Jernih dan Fitur Konektivitas

Bagi Anda yang sering melakukan panggilan penting, Pixel Buds 2a dilengkapi dua mikrofon di setiap bud dengan mesh penghalang angin dan reduksi noise berbasis AI. Hasilnya, suara Anda tetap terdengar jelas bahkan di tempat ramai. Bluetooth 5.4 dengan Super Wideband memastikan koneksi stabil, dan dukungan multi-device memudahkan peralihan antar gadget.

Pixel Buds 2a

Bagi pengguna Pixel, pairing berlangsung hampir instan. Fitur Find Hub membantu melacak earbud yang hilang, sementara kontrol touch gesture memungkinkan akses cepat ke Google Gemini asisten virtual. Sungguh, ini adalah paket komplit yang jarang ditemui di kelas harganya.

Battery Life Solid dan Isu Lingkungan yang Diperhatikan

Daya tahan bateria menjadi salah satu sorotan. Dengan ANC aktif, Pixel Buds 2a bisa bertahan hingga 7 jam, dan dengan case-nya total menjadi 20 jam. Fitur quick charge 5 menit memberikan tambahan 1 jam pemakaian—solusi praktis saat Anda terburu-buru. Case-nya sendiri lebih ringan dari generasi sebelumnya dan memiliki baterai yang dapat diganti, langkah yang patut diapresiasi.

Google juga tak lupa menyisipkan nilai keberlanjutan. Earbud ini menggunakan 41% material daur ulang, dengan magnet, solder, dan baterai 100% recycled. Kemasannya pun bebas plastik, menunjukkan komitmen terhadap lingkungan.

Pixel Buds 2a

Peluncuran Pixel Buds 2a ini bersamaan dengan kehadiran Pixel 10 dan Pixel 10 Pro serta Pixel Watch 4, memperkuat ekosistem gadget Google. Untuk segmen earphone TWS, persaingan semakin ketat dengan kehadiran produk seperti Realme Buds Air 3 yang juga menawarkan fitur canggih.

Jadi, apakah Pixel Buds 2a layak menjadi pilihan Anda? Dengan fitur ANC, desain nyaman, dan harga yang bersaing, jawabannya cenderung ya. Mereka hadir di tengah pasar yang didominasi Samsung dan Apple, membawa angin segar bagi pencinta audio praktis tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Tunggu apa lagi? Mereka akan tersedia mulai 9 Oktober mendatang.