Beranda blog Halaman 2

MediaTek Dimensity 9500 Bocor: Skor Geekbench Tembus 11.000!

Telset.id – Jika Anda mengira chipset flagship tahun ini sudah mencapai puncak performa, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru mengungkap bahwa MediaTek Dimensity 9500 akan melampaui semua ekspektasi dengan skor Geekbench yang fantastis.

Menurut Digital Chat Station, tipster terpercaya, chipset anyar MediaTek ini mencetak lebih dari 3.900 poin dalam tes single-core dan melampaui 11.000 poin di multi-core pada Geekbench 6. Angka ini jauh melampaui pendahulunya, Dimensity 9400, yang “hanya” mencapai 2.900+ (single-core) dan 9.200+ (multi-core).

Dimensity 9500 (AI-generated image)

Arsitektur Revolusioner

Dimensity 9500 tidak hanya mengandalkan peningkatan clock speed biasa. Chipset ini dibangun di atas proses N3P TSMC, generasi ketiga teknologi 3nm yang menjanjikan efisiensi daya lebih baik. Yang lebih menarik, MediaTek meninggalkan desain konvensional dengan mengadopsi konfigurasi all-big-core 8-inti:

  • 1 inti Travis (berbasis Cortex-X9 Arm)
  • 3 inti Alto (berbasis Cortex-X9 Arm)
  • 4 inti Gelas (berbasis Arm A7 series)

Perubahan radikal ini menunjukkan tekad MediaTek untuk benar-benar bersaing di liga chipset flagship. Seperti dilaporkan sebelumnya, Dimensity 9500 juga disebut-sebut sebagai chipset Android terkuat tahun 2024.

GPU dan Fitur Pendukung

Tidak hanya CPU, GPU Immortalis-Drage pada Dimensity 9500 juga mendapat pembaruan arsitektur signifikan. GPU baru ini diklaim mampu menangani ray tracing dengan lebih baik sambil mengurangi konsumsi daya.

Untuk mendukung performa tinggi ini, MediaTek melengkapi chipset dengan:

  • 16MB cache L3
  • 10MB system-level cache
  • Dukungan RAM LPDDR5x 10,667Mbps (4-channel)
  • Antarmuka 4-lane untuk UFS 4.1

Spesifikasi ini membuat Dimensity 9500 ideal untuk tugas berat seperti pemrosesan 8K dan multitasking ekstrem. Bocoran benchmark sebelumnya bahkan menyebut chipset ini 17% lebih cepat daripada Snapdragon 8 Elite.

Perang Rilis dengan Qualcomm

Menariknya, MediaTek dikabarkan akan meluncurkan Dimensity 9500 lebih awal dari rivalnya, Snapdragon 8 Elite 2 dari Qualcomm. Kedua chipset flagship ini diperkirakan akan diumumkan pada September mendatang.

Beberapa smartphone flagship sudah diprediksi akan menggunakan Dimensity 9500, termasuk seri Vivo X300 dan Oppo Find X9 yang akan rilis bulan September. Untuk Anda yang penasaran dengan varian sebelumnya, Dimensity 9400+ juga dikabarkan akan segera rilis.

Dengan lompatan performa sebesar ini, apakah MediaTek akhirnya bisa menggeser dominasi Qualcomm di pasar chipset flagship? Jawabannya mungkin akan kita dapatkan dalam beberapa bulan mendatang.

OPPO Pad 3 dan Pad Neo: Tablet Multifungsi untuk Gaya Hidup Digital

Telset.id – Di tengah gaya hidup digital yang semakin dinamis, tablet kini bukan sekadar perangkat tambahan, melainkan sudah menjadi kebutuhan utama. OPPO menjawab tantangan ini dengan menghadirkan dua tablet andalan: OPPO Pad 3 Matte Display Edition dan OPPO Pad Neo. Keduanya dirancang untuk mendukung produktivitas, pembelajaran, dan hiburan dalam satu perangkat.

Sejak peluncurannya, kedua tablet ini telah menjadi pilihan utama bagi berbagai segmen pengguna di Indonesia. Mulai dari profesional dengan gaya kerja hybrid, pelajar yang aktif mengikuti kelas daring, hingga penikmat konten yang menginginkan pengalaman visual yang lebih imersif. Lantas, apa saja keunggulan yang ditawarkan oleh OPPO Pad 3 dan Pad Neo?

OPPO Pad 3: Tablet Premium dengan Sentuhan Cerdas AI

OPPO Pad 3 Matte Display Edition hadir sebagai tablet flagship yang tidak hanya menawarkan desain tipis dan ringan, tetapi juga dibekali dengan teknologi layar Anti-Reflective Matte Display. Teknologi ini memberikan pengalaman seperti menulis di atas kertas dan membuat layar tetap nyaman dilihat meski digunakan di luar ruangan atau di bawah pencahayaan terang.

Di balik visual premium, OPPO menyematkan fitur AI yang mendukung produktivitas pengguna. Salah satu fitur unggulannya adalah AI Intelligent Document yang mampu meringkas isi dokumen panjang secara otomatis, menyempurnakan tulisan dengan berbagai gaya, serta menerjemahkan dokumen langsung di layar tanpa mengubah format aslinya. Fitur ini sangat membantu, terutama bagi pekerja kantoran atau mahasiswa yang sering bergelut dengan dokumen dan deadline.

OPPO juga memperkenalkan O+ Connect, teknologi yang memungkinkan sinkronisasi seamless antara tablet dan smartphone. Notifikasi dari hp bisa diakses langsung dari tablet, begitu pula transfer foto, file, atau menyalin teks antar perangkat tanpa perlu aplikasi tambahan. Cocok untuk Anda yang aktif menggunakan lebih dari satu perangkat dalam keseharian.

OPPO Pad Neo: Pilihan Terjangkau yang Serbaguna

Bagi pengguna yang mencari tablet dengan performa stabil dan fitur lengkap di kisaran harga menengah, OPPO Pad Neo menjadi jawaban yang pas. Dengan layar besar 11,4 inci 2.4K ReadFit Display beresolusi tinggi, perangkat ini nyaman digunakan untuk membaca e-book, belajar online, atau menonton film bersama keluarga.

Soal audio, OPPO Pad Neo dilengkapi empat speaker dengan dukungan Dolby Atmos®, menghasilkan suara sinematik yang jernih dan imersif. Pengalaman gaming hingga streaming film di rumah menjadi lebih maksimal, tak kalah dengan menonton di layar bioskop.

Tak kalah penting, Pad Neo ditenagai baterai besar 8000mAh dan mendukung 33W SUPERVOOC Fast Charge, memastikan perangkat tetap aktif digunakan seharian tanpa khawatir cepat kehabisan daya.

Tablet Multifungsi untuk Semua Segmen Pengguna

Hadirnya OPPO Pad 3 dan Pad Neo membuktikan bahwa tablet tidak lagi sekadar pelengkap, tetapi telah menjadi perangkat utama dalam mendukung produktivitas dan gaya hidup digital masyarakat Indonesia. Dari pelajar, pekerja profesional, hingga keluarga yang ingin menikmati hiburan bersama, semuanya dapat menemukan kebutuhan mereka.

“OPPO berkomitmen untuk terus menghadirkan produk yang tidak hanya inovatif, tetapi juga relevan dengan kebutuhan konsumen Indonesia. Tablet kami dirancang untuk memudahkan hidup dengan pengalaman yang imersif,” ujar Patrick Owen, Chief Marketing Officer OPPO Indonesia.

OPPO Pad 3 Matte Display Edition tersedia dalam varian 8GB+256GB dengan harga Rp8.999.000, sedangkan OPPO Pad Neo hadir dalam varian 6GB+128GB dengan harga resmi Rp4.599.000. Kedua perangkat ini sudah tersedia di OPPO Store, OPPO Gallery, OPPO Online Store, e-commerce terkemuka, dan toko rekanan resmi OPPO di seluruh Indonesia.

Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi situs resmi OPPO Indonesia tentang OPPO Pad 3 Matte Display Edition dan OPPO Pad Neo.

5 Fitur Andalan dari Realme P3 5G yang Tiba-tiba Hadir di Indonesia

Telset.id – Realme kembali membuat kejutan di pasar smartphone Indonesia dengan meluncurkan Realme P3 5G secara tiba-tiba. Smartphone ini hadir sebagai jawaban bagi anak muda yang menginginkan performa tinggi dengan harga terjangkau. Apa saja fitur unggulan yang membuat Realme P3 5G layak disebut sebagai “Long-Play Performer”? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Chipset Snapdragon 6 Gen 4 dengan Performa Gaming 120FPS

Realme P3 5G ditenagai oleh chipset Snapdragon 6 Gen 4 berteknologi 4nm yang menjadi yang paling bertenaga di kelasnya. Dengan skor AnTuTu mencapai 760.000, smartphone ini mampu menjalankan game berat seperti Free Fire, Honor of Kings, dan Mobile Legends: Bang Bang dengan frame rate stabil 120FPS. Loading game pun sangat cepat, contohnya Free Fire hanya butuh 3,4 detik untuk loading penuh.

Dukungan RAM 12GB + penyimpanan 256GB serta fitur Dynamic RAM hingga 26GB membuat Realme P3 5G mampu menjalankan hingga 40 aplikasi sekaligus tanpa lag. Performa ini bahkan bisa menyaingi beberapa smartphone gaming mid-range yang harganya lebih mahal.

2. Baterai 6000mAh dengan Teknologi Titan dan Bypass Charging

Realme P3 5G membawa baterai berkapasitas besar 6000mAh yang diklaim bisa bertahan hingga 5 tahun dengan tingkat kesehatan di atas 80%. Teknologi Bypass Charging memungkinkan daya dialirkan langsung ke motherboard tanpa melewati baterai, sehingga mengurangi panas dan memperpanjang usia baterai.

Dukungan fast charging 45W Super Flash Charge membuat pengisian daya menjadi lebih cepat. Fitur ini sangat berguna bagi gamer yang sering bermain dalam waktu lama, seperti yang juga ditawarkan oleh seri Realme 14 5G.

3. Sistem Pendingin AeroSpace VC Terbesar di Kelasnya

Untuk menjaga performa tetap optimal, Realme P3 5G dilengkapi dengan sistem pendingin AeroSpace VC seluas 6050mm² – yang terbesar di segmen harganya. Teknologi ini menggunakan material aluminium alloy dan sensor bionik yang meniru sistem neuron hewan untuk mengatur suhu secara real-time.

Hasilnya, suhu prosesor bisa turun hingga 20°C lebih cepat, memastikan performa tetap stabil saat bermain game berat dalam waktu lama. Fitur ini sangat penting bagi pengguna yang sering bermain game mobile dengan durasi panjang.

4. Layar AMOLED 120Hz dengan Kecerahan 2000 nits

Realme P3 5G membawa layar AMOLED 6,67 inci dengan refresh rate 120Hz dan kecerahan puncak mencapai 2000 nits. Layar ini juga mendukung teknologi Pro-XDR yang memberikan warna dan kontras lebih hidup, baik untuk menonton konten HDR maupun bermain game.

Fitur GT Boost menghadirkan optimalisasi AI untuk gaming, termasuk AI Motion Control dan AI Ultra Touch Control dengan sampling rate hingga 1500Hz. Kombinasi ini membuat pengalaman gaming menjadi lebih responsif dan immersive.

5. Kamera 50MP OIS dengan AI dan Ketahanan IP69

Di sektor kamera, Realme P3 5G mengusung kamera utama 50MP dengan Optical Image Stabilization (OIS) dan dukungan AI. Fitur AI Clear Face dan AI Snap Mode memastikan hasil foto tetap tajam dan natural, bahkan dalam kondisi bergerak cepat.

Yang tak kalah menarik, smartphone ini memiliki rating ketahanan IP66/IP68/IP69 – standar tertinggi untuk perlindungan dari debu, air tekanan tinggi, dan perendaman hingga kedalaman 2,5 meter selama 30 menit. Fitur ini membuat Realme P3 5G menjadi salah satu smartphone paling tahan air di kelasnya.

Realme P3 5G akan tersedia secara eksklusif di Shopee selama Shopee Brand Day (16-18 Juni 2025) dengan harga spesial Rp3.799.000, sebelum kemudian dijual di platform e-commerce lainnya dengan harga normal Rp3.999.000 mulai 19 Juni 2025.

Infinix XPAD 20 Resmi Hadir di Indonesia: Tablet AI untuk Belajar dan Gaming

Telset.id – Jika Anda mencari tablet multifungsi dengan dukungan AI untuk belajar, bekerja, dan gaming, Infinix XPAD 20 mungkin jawabannya. Resmi diluncurkan di Indonesia pada 12 Juni 2025, tablet ini bukan hanya menawarkan spesifikasi tangguh, tetapi juga inisiatif edukatif yang patut diapresiasi.

Dengan harga mulai Rp1.999.000, Infinix XPAD 20 hadir dalam dua varian: 4GB/128GB dan 8GB/256GB. Tablet ini dilengkapi layar 11 inci FHD+ IPS dengan refresh rate 90Hz dan kecerahan 440 nits, menjadikannya ideal untuk aktivitas multitasking. Bagi pelajar atau gamer, fitur dual-speaker dan baterai 7.000 mAh adalah nilai tambah yang signifikan.

Inovasi AI untuk Pendidikan

Sergio Ticoalu, Head of Marketing Infinix Indonesia, menekankan komitmen brand dalam mendukung generasi muda. “XPAD 20 bukan sekadar perangkat, tapi solusi belajar berbasis AI,” ujarnya. Buktinya, Infinix membagikan tablet ini ke siswa dan guru di Pulau Bintan sebagai bagian dari program edukasi teknologi. Ini adalah langkah nyata memperluas akses pembelajaran digital di daerah.

Spesifikasi dan Fitur Unggulan

Ditenagai MediaTek Helio G88 dan RAM 8GB, XPAD 20 mampu menangani game mobile seperti Genshin Impact atau Mobile Legends dengan lancar. Slot SIM 4G dual-network memungkinkan koneksi stabil tanpa bergantung pada Wi-Fi. Desainnya yang ramping (7.9mm) dan pilihan warna seperti Forest Green dan Dreamy Purple juga menarik bagi kalangan muda.

Tak ketinggalan, Infinix meluncurkan dua perangkat pendamping: ZCLIP (TWS dengan ANC 36dB) dan XBAND (smartband IP68). Keduanya melengkapi ekosistem Infinix untuk gaya hidup aktif. ZCLIP dibanderol Rp299.000, sementara XBAND Rp369.000—harga yang kompetitif untuk segmen entry-level.

Bagi yang penasaran dengan varian gaming Infinix, simak juga review Infinix XPad GT, atau cek bocoran Infinix Smart 10 untuk opsi smartphone budget.

Dengan strategi harga agresif dan program CSR yang berdampak, Infinix XPAD 20 berpotensi menggeser dominasi tablet entry-level di Indonesia. Pertanyaannya: siapkah merek lain menjawab tantangan ini?

realme P3 5G Resmi Dirilis: Performa Tangguh dengan Harga Terjangkau

Telset.id – realme kembali menegaskan komitmennya sebagai brand pilihan anak muda dengan meluncurkan realme P3 5G di Indonesia. Smartphone ini hadir sebagai jawaban bagi mereka yang menginginkan performa tinggi dan pengalaman premium tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Dijuluki sebagai “Long-Play Performer”, realme P3 5G akan tersedia eksklusif di Shopee dengan harga spesial Rp3.799.000 selama periode Shopee Brand Day pada 16-18 Juni 2025.

Posisinya di segmen Rp3 jutaan membuat realme P3 5G bersaing ketat dengan produk mid-range lainnya. Namun, dengan spesifikasi seperti Snapdragon® 6 Gen 4, baterai 6000mAh, dan layar AMOLED 120Hz, smartphone ini siap menjadi “Performance Champion” di kelasnya. Bagaimana realme berhasil menawarkan paket lengkap dengan harga terjangkau? Simak analisis mendalam berikut.

Performa Tanpa Kompromi: Snapdragon 6 Gen 4 & RAM 12GB

realme P3 5G ditenagai oleh chipset Snapdragon® 6 Gen 4 berproses 4nm, yang menjanjikan efisiensi dan performa tinggi. Dengan skor AnTuTu mencapai 760.000, smartphone ini mampu menjalankan game berat seperti Free Fire dan Mobile Legends pada 120FPS tanpa lag. Dukungan RAM 12GB + penyimpanan 256GB, serta fitur Dynamic RAM hingga 26GB, memungkinkan pengguna membuka hingga 40 aplikasi sekaligus tanpa hambatan.

Jika Anda mencari alternatif dengan performa serupa, realme 14 Series 5G juga menawarkan spesifikasi gaming tangguh di kelas mid-range.

Daya Tahan & Fitur Gaming Unggulan

Baterai 6000mAh dengan teknologi 45W Super Flash Charge menjadi salah satu keunggulan realme P3 5G. Tidak hanya tahan lama, baterai ini juga didukung fitur Bypass Charging yang mengurangi panas dan memperpanjang usia pakai. Sistem pendingin AeroSpace VC seluas 6050mm² memastikan suhu tetap stabil meski digunakan untuk gaming marathon.

Layar AMOLED 6,67 inci dengan refresh rate 120Hz dan kecerahan 2000 nits memberikan pengalaman visual yang memukau. Fitur GT Boost menghadirkan optimalisasi AI untuk gaming, termasuk AI Motion Control dan AI Ultra Touch Control dengan sampling rate hingga 1500Hz.

Kamera & Desain Futuristik

realme P3 5G mengusung kamera utama 50MP dengan OIS dan AI, serta kamera depan 16MP untuk selfie jernih. Desainnya yang ultra-slim (7,97mm) tersedia dalam dua pilihan warna: Comet Grey dan Starlight Green. Dengan sertifikasi IP66/IP68/IP69, smartphone ini juga tahan air dan debu, menjadikannya pilihan ideal untuk aktivitas outdoor.

Bagi yang tertarik dengan varian lain dari realme, realme 14 Series 5G dan Buds Air7 juga menawarkan kombinasi menarik antara performa dan fitur canggih.

realme P3 5G akan tersedia di Shopee mulai 16 Juni 2025 dengan harga spesial Rp3.799.000. Setelah itu, smartphone ini bisa dibeli di platform lain seperti TikTok Shop, Lazada, dan Blibli dengan harga normal Rp3.999.000.

Content image for article: realme P3 5G Resmi Dirilis: Performa Tangguh dengan Harga Terjangkau

Huawei Pura 80 Resmi Dirilis: Inovasi Kamera dan Baterai Besar

Telset.id – Jika Anda mengira smartphone flagship tahun ini hanya tentang peningkatan kecil, Huawei Pura 80 siap mengejutkan. Seri terbaru ini tidak hanya membawa lompatan signifikan dalam teknologi kamera, tetapi juga menjawab keluhan pengguna tentang daya tahan baterai. Empat model—Pura 80, Pura 80 Pro, Pura 80 Pro+, dan Pura 80 Ultra—resmi diluncurkan di China dengan spesifikasi yang membuat kompetitor harus waspada.

Huawei jelas tidak main-main. Setelah rebranding dari seri P ke Pura, perusahaan ini menggandakan strategi “imaging-first” dengan hardware kamera paling mutakhir yang pernah mereka tawarkan. Meski chipset yang digunakan masih menjadi misteri (Huawei tetap bungkam), inovasi di sektor lain cukup untuk membuat seri ini layak diperhitungkan.

1. Desain: Elegan dengan Sentuhan Flagship

Keempat model Pura 80 mengusung desain premium dengan lapisan kedua Kunlun Glass untuk ketahanan lebih. Layar OLED LTPO 1-120Hz adaptif menjadi standar, dengan kecerahan puncak 3000 nits—salah satu yang tertinggi di pasaran. Model Ultra membedakan diri dengan finishing “sun-pattern” dan aksen emas, sementara varian dasar mempertahankan panel datar 6,6 inci.

2. Baterai Besar dan Isi Ulang Super Cepat

Ini mungkin kabar paling menggembirakan bagi pengguna berat. Pura 80 dasar sudah dibekali baterai 5600mAh, sementara tiga model lainnya lebih besar lagi (5700mAh). Huawei juga meningkatkan kecepatan pengisian: 100W wired dan 80W wireless untuk Pro/Pro+/Ultra. Bahkan, reverse charging kini mendukung 18W—sempurna untuk mengisi perangkat lain dalam keadaan darurat.

3. Kamera: Lompatan Besar dengan Dual-Focal Telephoto

Di sinilah Huawei berani taruhan besar. Pura 80 Ultra memperkenalkan sistem periskop telefoto dual-focal-length—sebuah pertama di industri. Pengguna bisa beralih antara zoom optik 3,7x dan 9,4x tanpa kehilangan kualitas, berkat sensor 1/1,28 inci. Sensor utama 50MP-nya diklaim memiliki dynamic range 16EV, rekor baru untuk smartphone.

Varian Pro dan Pro+ tak kalah menarik dengan sensor 1-inch dan aperture variabel f/1.6–f/4.0. Huawei juga menambahkan mode fotografi baru seperti Nature dan Film, serta peningkatan komputasional untuk video.

4. Konektivitas Satelit: Lebih Cerdas dan Dua Arah

Fitur penyelamat nyawa ini kini lebih powerful. Pura 80 dan Pro mendukung pengiriman pesan dua arah via satelit Beidou (termasuk foto!), sementara Pro+ menambahkan dukungan Tiantong untuk koneksi lebih stabil. Sistem kini otomatis memilih satelit terbaik—tidak perlu lagi manual alignment yang merepotkan.

5. Ketersediaan dan Harga

Huawei membanderol seri Pura 80 dengan harga premium: mulai 6.499 yuan (~Rp14,6 juta) untuk Pro, hingga 10.999 yuan (~Rp24,7 juta) untuk Ultra versi 1TB. Sayangnya, belum ada konfirmasi rilis global—kendala geopolitik mungkin menjadi penyebab. Bagi yang penasaran dengan chipset-nya, bocoran Kirin 8020 di nova 14 Ultra mungkin bisa memberi petunjuk.

Dengan Pura 80, Huawei membuktikan bahwa mereka masih pemain utama dalam inovasi smartphone. Pertanyaan besarnya: akankah seri ini bisa melampaui batasan pasar China? Jawabannya mungkin terletak pada kemampuan Huawei menghadapi tantangan geopolitik yang sedang berlangsung.

POCO F7 Bocor di Geekbench: Performa Lebih Rendah dari iQOO Neo 10?

Telset.id – POCO mulai memanaskan pasar dengan mengisyaratkan kehadiran POCO F7 yang rencananya akan meluncur secara global akhir Juni ini. Namun, bocoran terbaru dari Geekbench justru mengungkap performa yang sedikit mengecewakan dibandingkan pesaing utamanya.

Dalam hasil tes Geekbench yang terungkap, POCO F7 mencetak skor 1937 untuk single-core dan 6021 untuk multi-core. Angka ini berada di bawah iQOO Neo 10 yang menggunakan chipset yang sama, Snapdragon 8s Gen 4, dengan skor masing-masing 2093 dan 6836.

POCO F7 Live Image Leak

Antara Optimasi dan Konservasi Daya

Perbedaan skor ini memunculkan pertanyaan: apakah POCO sengaja membatasi performa untuk alasan tertentu? Beberapa analis berpendapat ini bisa jadi strategi untuk menyeimbangkan antara performa dan efisiensi baterai. “Skor benchmark tidak selalu mencerminkan pengalaman pengguna sehari-hari,” jelas seorang analis teknologi Telset.id. “POCO mungkin sedang menguji berbagai profil performa sebelum peluncuran resmi.”

Meski demikian, perbedaan yang cukup signifikan ini patut diperhatikan, terutama bagi kalangan gamer dan pengguna berat. Seperti yang kami bahas dalam artikel sebelumnya tentang komponen POCO F7, chipset seharusnya mampu memberikan performa yang lebih baik.

Upgrade Bertahap dari Generasi Sebelumnya

Bocoran ini juga mengkonfirmasi bahwa varian yang diuji memiliki RAM 12GB, melanjutkan tradisi POCO yang selalu menyediakan opsi RAM besar. Sebagai perbandingan, POCO F6 sebelumnya hadir dengan pilihan 8GB atau 12GB RAM dan ditenagai Snapdragon 8s Gen 3.

Di sisi lain, rumor menyebutkan POCO F7 akan membawa beberapa peningkatan signifikan di sektor lain. Layar OLED 1.5K dengan kecerahan puncak 3.200 nits menjadi salah satu yang paling dinanti, melampaui pendahulunya yang hanya 2.400 nits. Ukuran layar juga dikabarkan membesar menjadi 6.83 inci dari sebelumnya 6.67 inci.

Untuk kamera, POCO F7 dikabarkan akan menggunakan sensor utama Sony LYT-600 berukuran 1/1.95″, sama seperti yang dipakai iQOO Neo 10. Ini menunjukkan bahwa meski performa prosesor sedikit tertinggal, POCO tetap berusaha menawarkan paket komplit di segmen harga menengah.

Seperti yang pernah kami laporkan dalam artikel tentang kedatangan POCO F7 Series di Indonesia, seri ini memang ditujukan untuk menjadi flagship killer dengan harga yang lebih terjangkau.

Sementara harga resmi masih menjadi misteri, bocoran performa ini setidaknya memberikan gambaran awal tentang apa yang bisa diharapkan dari POCO F7. Apakah Anda termasuk yang menanti kehadiran ponsel ini, atau justru lebih tertarik dengan varian Ultra-nya yang sudah kami bahas di artikel sebelumnya?

Galaxy Watch 8 Kembali dengan Rotating Bezel, Apa yang Baru?

Telset.id – Samsung kembali memainkan strategi klasiknya. Setelah tahun lalu menghadirkan Galaxy Watch Ultra yang lebih rugged, kini perusahaan asal Korea Selatan itu dikabarkan akan membangkitkan kembali varian Classic dengan rotating bezel pada seri Galaxy Watch 8. Bocoran terbaru menunjukkan, smartwatch ini akan meluncur bersamaan dengan perangkat lipat terbaru Samsung di acara Unpacked bulan Juli mendatang.

Bagi penggemar setia Galaxy Watch, rotating bezel bukan sekadar fitur, melainkan sebuah ikon. Kehadirannya di Watch 8 Classic menjadi kabar gembira, terutama setelah absen di generasi sebelumnya. Namun, jangan berharap desainnya sama persis dengan pendahulunya. Bocoran yang muncul di eBay mengungkap perubahan signifikan pada bentuk dan sistem strap.

Desain Baru yang Lebih “Squircle”

Jika selama ini Galaxy Watch identik dengan bentuk bulat, Watch 8 dikabarkan akan mengadopsi desain “squircle” — kombinasi antara square (kotak) dan circle (lingkaran) — mirip dengan Galaxy Watch Ultra. Perubahan ini bukan sekadar rumor. Referensi tentang bentuk baru tersebut telah ditemukan dalam firmware One UI 8, dan One UI 8 Watch disebut-sebut akan membawa sejumlah pembaruan signifikan.

Galaxy Watch 8 Classic dengan desain squircle dan rotating bezel

Live image yang beredar juga mengonfirmasi kembalinya rotating bezel fisik, dengan tiga tombol di sisi kanan dan speaker grill di sebelah kiri. Sayangnya, sistem strap baru mungkin membuat band lama tidak kompatibel — kabar buruk bagi yang sudah mengoleksi berbagai strap Galaxy Watch sebelumnya.

AI dan Fitur Kesehatan yang Lebih Cerdas

Samsung tak hanya bermain di desain. Dalam shareholder call terbaru, perusahaan menjanjikan “fitur kesehatan yang ditingkatkan” dan integrasi AI lebih dalam. Tahun lalu, Galaxy Watch 7 sudah membawa AI-backed coaching tools. Kini, Watch 8 mungkin akan melangkah lebih jauh dengan rencana latihan yang lebih personal dan rekomendasi adaptif.

Yang paling dinantikan adalah kemungkinan hadirnya non-invasive blood glucose monitoring, fitur yang diumumkan Samsung awal tahun ini. Selain itu, rumor tentang “antioxidant index” dalam Samsung Health juga menambah daftar fitur kesehatan yang patut ditunggu.

Perubahan Software dan Target Pasar

Watch 8 akan datang dengan Wear OS terbaru, yang mungkin membawa fitur “Now Bar” dari smartphone Samsung ke layar smartwatch. Fitur ini diyakini akan menjadi widget interaktif yang menyediakan informasi dan kontrol cepat.

Lalu, untuk siapa Galaxy Watch 8 ini? Jika Anda masih menggunakan Watch 4 atau lebih lama, upgrade ke Watch 8 bisa menjadi pilihan tepat — apalagi dengan kembalinya rotating bezel. Namun, bagi pengguna Watch 6 atau 7, perubahan mungkin terasa incremental. Kecuali Anda sangat menginginkan desain baru atau fitur kesehatan teranyar, tunggu mungkin lebih bijak.

Dengan segala bocoran yang ada, Galaxy Watch 8 tampaknya menjadi evolusi yang matang — bukan revolusi. Namun, bagi yang merindukan rotating bezel, kehadirannya saja sudah cukup menjadi alasan untuk bersukacita.

iOS 26 dan Fitur “Adaptive Power”: Solusi Apple untuk Baterai iPhone 17?

Telset.id – Apple baru saja meluncurkan iOS 26 dengan desain “Liquid Glass” yang memukau, tetapi fitur yang mungkin paling berdampak justru tersembunyi di balik layar: Adaptive Power. Kabarnya, teknologi berbasis AI ini dirancang untuk memperpanjang daya tahan baterai dengan mengelola sumber daya secara cerdas. Namun, seperti biasa, ada trade-off—pengguna mungkin merasakan penurunan performa saat sistem berusaha menghemat daya.

Bocoran sebelumnya mengindikasikan bahwa Apple sedang mengembangkan fitur manajemen baterai bertenaga AI, dan kini terkonfirmasi sebagai Adaptive Power. Fitur ini bisa menjadi penyelamat bagi iPhone 17 Air, yang dikabarkan hanya memiliki baterai 2.800mAh—jauh lebih kecil dibandingkan iPhone 16 (3.561mAh) atau pesaing Android seperti Galaxy S25 Edge (3.900mAh).

Adaptive Power: Kunci Daya Tahan iPhone 17?

Dengan ketebalan hanya 5,5mm, iPhone 17 Air jelas mengorbankan kapasitas baterai demi desain yang ramping. Padahal, di pasar yang semakin kompetitif, banyak ponsel China sudah menawarkan baterai 6.000mAh+ berkat teknologi silicon-carbon. Apple, yang belum mengadopsi teknologi tersebut, tampaknya mengandalkan integrasi perangkat lunak dan perangkat keras yang lebih baik untuk menutupi kekurangan ini.

Adaptive Power bekerja dengan menganalisis kebiasaan pengguna dan mengalokasikan daya secara dinamis ke aplikasi yang benar-benar dibutuhkan. Misalnya, jika Anda hanya membuka media sosial, sistem mungkin akan membatasi sumber daya untuk proses latar belakang yang tidak penting. Namun, ketika bermain game atau mengedit video, fitur ini akan mengoptimalkan performa—meski dengan konsekuensi konsumsi daya yang lebih tinggi.

Apakah Performa Akan Dikorbankan?

Meski terdengar menjanjikan, efektivitas Adaptive Power masih perlu diuji di dunia nyata. Beberapa pengguna mungkin tidak menyukai fluktuasi performa, terutama jika mereka terbiasa dengan kecepatan konsisten. Namun, bagi yang lebih mementingkan daya tahan baterai, fitur ini bisa menjadi solusi cerdas—terutama di iPhone 17 Air yang kapasitas baterainya terbatas.

Apple memang memiliki keunggulan dalam efisiensi daya berkat chip A-series yang dioptimalkan, tetapi apakah itu cukup untuk mengimbangi baterai yang lebih kecil? Adaptive Power mungkin menjadi jawabannya. Jika berhasil diimplementasikan dengan baik, fitur ini tidak hanya membantu iPhone 17 Air bertahan seharian, tetapi juga mempertahankan keunggulan seri iPhone lainnya dalam hal daya tahan baterai.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda rela mengorbankan sedikit performa untuk baterai yang lebih tahan lama? Atau justru lebih memilih ponsel dengan kapasitas baterai besar sejak awal? Simak terus perkembangan terbaru seputar iOS 26 dan iPhone 17 di Telset Gizmo.

Bocoran Snapdragon 8 Elite 2: Performa CPU dan GPU Melonjak Drastis

Telset.id – Jika Anda mengira chipset flagship tahun depan hanya akan menawarkan peningkatan inkremental, bersiaplah untuk terkejut. Qualcomm dikabarkan akan meluncurkan Snapdragon 8 Elite 2 pada Snapdragon Summit 23-26 September mendatang, dan bocoran terbaru menunjukkan lompatan performa yang signifikan.

Menurut Digital Chat Station, tipster terpercaya di Weibo, chipset anyar ini akan membawa arsitektur CPU Oryon generasi kedua. Bocoran benchmark Geekbench 6 menunjukkan skor single-core di atas 4.000 dan multi-core lebih dari 11.000 – peningkatan besar dari Snapdragon 8 Elite pertama yang mencetak 3.100 dan 9.800.

Revolusi Arsitektur dan Performa

Snapdragon 8 Elite 2 dikabarkan mengadopsi konfigurasi CPU 2+6 dengan clock speed hingga 5GHz, didukung proses manufaktur 3nm TSMC generasi ketiga. Base frequency 4.4GHz ini lebih tinggi dari pendahulunya yang 4.32GHz. Tidak hanya itu, chipset ini juga akan dilengkapi cache GMEM 16MB dan GPU Adreno 840 yang dioptimalkan untuk aplikasi berat grafis.

Peningkatan ini menunjukkan fokus Qualcomm pada efisiensi performa dan manajemen termal yang lebih baik – dua aspek krusial untuk perangkat flagship masa depan. Dengan spesifikasi seperti ini, Snapdragon 8 Elite 2 berpotensi menjadi jantung dari smartphone premium 2025.

Pertarungan Vendor Flagship

Berdasarkan pola sebelumnya, Xiaomi kemungkinan akan menjadi vendor pertama yang mengadopsi chipset ini melalui seri Xiaomi 16 dan 16 Pro. Namun menariknya, varian Ultra mungkin justru menggunakan chipset Xring buatan sendiri. Vendor lain yang diprediksi akan segera mengadopsi termasuk OnePlus 15, iQOO 15/15 Pro, Honor Magic 8 series, Realme GT 8 Pro, Nubia Red Magic 11 series, dan Redmi K90 series.

Untuk tahun 2025, Oppo Find X9 Ultra dan Vivo X300 Ultra juga diperkirakan akan menggunakan Snapdragon 8 Elite 2. Persaingan vendor dalam mengoptimalkan chipset ini untuk perangkat mereka akan menjadi pertarungan menarik yang patut ditunggu.

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya di Telset.id, peluncuran chipset ini bisa menjadi ancaman serius bagi Samsung yang masih bergulat dengan chipset Exynos. Apalagi dengan kabar bahwa MediaTek Dimensity 9500 mungkin akan dirilis lebih dulu.

Dengan spesifikasi yang bocor ini, Snapdragon 8 Elite 2 berpotensi menggeser batasan performa smartphone. Namun pertanyaan besarnya: apakah peningkatan performa ini akan diimbangi dengan efisiensi daya yang baik? Jawabannya mungkin baru kita dapatkan saat chipset ini resmi diperkenalkan bulan September mendatang.

Snapdragon 7+ Gen 3 vs Dimensity 8300: Pertarungan Sengit Chipset Mid-Range

Telset.id – Jika Anda sedang mencari smartphone mid-range dengan performa hampir setara flagship, dua chipset ini wajib masuk daftar pertimbangan. Snapdragon 7+ Gen 3 dan Dimensity 8300 sama-sama menggunakan proses 4nm TSMC, tapi dengan pendekatan arsitektur yang berbeda. Mana yang lebih unggul? Mari kita bedah secara tuntas.

Diuji pada Realme GT 6T (Snapdragon 7+ Gen 3) dan Poco X6 Pro (Dimensity 8300), skor AnTuTu keduanya nyaris seimbang: 1.448.293 vs 1.442.661. Tapi jangan terkecoh angka total—detailnya justru lebih menarik. Snapdragon unggul 33% di tes CPU berkat kombinasi core Cortex-X4 dan A720, sementara Dimensity memimpin di GPU dengan Mali-G615 MP6 yang beroperasi pada frekuensi lebih tinggi.

Benchmark: Pertarungan CPU vs GPU

Geekbench mengkonfirmasi keunggulan Snapdragon di single-core (1.834 vs 1.421), cocok untuk multitasking berat. Tapi Dimensity 8300 punya trik tersembunyi: clock speed maksimal 3.35GHz—lebih tinggi dari 2.8GHz milik Snapdragon. “Ini seperti membandingkan sprinter dengan marathoner,” kata seorang insinyur chipset yang enggan disebutkan namanya. “Snapdragon lebih konsisten, Dimensity bisa meledak sesaat.”

Kamera & Konektivitas: Pertukaran Fitur

Snapdragon membawa Spectra triple ISP 18-bit dengan dukungan 200MP, sementara Dimensity mampu sampai 320MP lewat Imagiq 980 14-bit. Tapi ISP Qualcomm menawarkan fitur canggih seperti Real-time Semantic Segmentation—teknologi yang juga ada di Galaxy A73 5G.

Di sisi konektivitas, Snapdragon jelas lebih futuristik dengan modem X63 5G dan Wi-Fi 7. Dimensity? “Masih pakai Wi-Fi 6E, tapi Bluetooth-nya lebih baru,” ujar penguji perangkat di lab Telset. “Pilihan tergantung apakah Anda lebih sering pakai Wi-Fi atau Bluetooth earphone.”

Kesimpulan: Pilih Berdasarkan Kebutuhan

Snapdragon 7+ Gen 3 unggul untuk:

  • Produktivitas berat dan multitasking
  • Konektivitas mutakhir (Wi-Fi 7, 5G canggih)
  • Stabilitas gaming jangka panjang

Sementara Dimensity 8300 lebih cocok untuk:

  • Gaming dengan FPS tinggi sesaat
  • Fotografi ultra-high resolution (320MP)
  • Perangkat dengan baterai ketat (efisiensi energi lebih baik)

Kedua chipset ini membuktikan bahwa mid-range 2024 bisa menantang flagship tahun lalu. Seperti pertarungan Snapdragon 7 Gen 3 vs 888, pilihan akhir tergantung pada prioritas Anda. Atau mungkin menunggu generasi berikutnya?

Sony Project Defiant: Kontroller Fighting Game Nirkabel Pertama untuk PS5

Telset.id – Jika Anda seorang gamer yang serius bermain fighting games, bersiaplah untuk revolusi baru. Sony Interactive Entertainment baru saja mengumumkan Project Defiant, kontroler nirkabel pertama mereka yang dirancang khusus untuk game pertarungan kompetitif. Dengan fitur-fitur canggih dan desain ergonomis, kontroler ini siap mengubah cara Anda bermain.

Project Defiant bukan sekadar kontroler biasa. Sony membangunnya dari nol dengan fokus pada kebutuhan gamer fighting games. Salah satu fitur utamanya adalah digital stick buatan Sony sendiri yang memungkinkan Anda mengganti limit gate tanpa alat. Tersedia tiga bentuk—kotak, lingkaran, dan segi delapan—untuk menyesuaikan gaya bermain Anda.

Dibuat untuk Bertarung Tanpa Lelah

Kontroler ini dilengkapi dengan tombol mechanical switch yang responsif dan tahan lama, serta touchpad mirip DualSense. Sony mengklaim desainnya mampu menahan sesi gaming maraton dan pertarungan sengit tanpa kehilangan performa. Bahkan, Anda bisa menyalakan PlayStation 5 secara nirkabel hanya dengan menahan tombol PS—fitur yang jarang ditemukan di kontroler khusus fighting games.

Teknologi Koneksi Ultra-Cepat

Project Defiant menggunakan teknologi PlayStation Link (PS Link) terbaru Sony untuk koneksi nirkabel dengan latensi ultra-rendah di PlayStation 5 dan PC. Setiap input—baik tombol maupun stick—merespons dengan presisi tinggi. Jika lebih suka kabel, kontroler ini juga mendukung koneksi USB-C.

Sony juga memikirkan mobilitas. Kontroler ini dilengkapi dengan Sling Carry Case yang melindungi digital stick selama perjalanan, cocok untuk dibawa ke turnamen atau gaming session bersama teman. Dengan casing ini, Anda tak perlu khawatir komponennya rusak.

Sayangnya, Sony belum mengungkap nama final atau tanggal rilis pastinya. Project Defiant diperkirakan baru meluncur pada 2026, dengan detail lebih lanjut akan diumumkan dalam beberapa bulan ke depan. Sementara itu, simak terus perkembangan terbaru di bagian Gizmo Telset.id.

Dengan Project Defiant, Sony menunjukkan komitmennya terhadap komunitas fighting games. Apakah kontroler ini akan menjadi standar baru untuk gamer kompetitif? Kita tunggu saja kabar selanjutnya.