Beranda blog Halaman 137

Samsung Galaxy S25 Edge Resmi Dirilis: Tipis, Kuat, dan Bersenjata Kamera 200MP

0

Telset.id – Jika Anda mengira Samsung hanya akan bermain aman dengan seri Galaxy S25, bersiaplah terkejut. Galaxy S25 Edge, yang baru saja diumumkan secara resmi, bukan sekadar varian “mini” seperti yang diduga banyak orang. Ponsel ini justru hadir sebagai penantang serius untuk iPhone 17 Air yang belum dirilis, dengan desain ultra-tipis dan kamera utama 200MP yang sama canggihnya dengan Galaxy S25 Ultra.

Pengumuman resmi dilakukan pada 12 Mei 2025 pukul 09.00 waktu Korea, atau pukul 17.00 WIB bagi penggemar di Indonesia. Acara ini disiarkan langsung melalui live stream, menandai peluncuran pertama untuk pasar Korea Selatan dan China sebelum akhirnya menyebar ke pasar global seperti Eropa dan Kanada.

Desain Tipis, Performa Tangguh

Berbeda dengan ekspektasi awal yang menyebut S25 Edge sebagai varian kecil, ponsel ini justru mengusung layar berukuran setara Galaxy S25+. Namun, keunggulan utamanya terletak pada bodinya yang super tipis, menjadikannya salah satu smartphone paling ramping di kelas flagship saat ini. Samsung juga memastikan ketangguhannya dengan melapisi layar menggunakan Gorilla Glass Ceramic 2, material terbaru dari Corning yang lebih tahan gores dan benturan.

Sayangnya, desain tipis ini tampaknya berkompromi dengan kapasitas bateria. Berdasarkan laporan terbaru, S25 Edge kemungkinan akan memiliki baterai terkecil di antara seluruh jajaran Galaxy S25. Namun, Samsung tampaknya tidak ingin terjebak dalam tren baterai tipis berkapasitas besar yang sedang ramai diperbincangkan.

Kamera 200MP, Senjata Andalan

Salah satu fitur paling mencolok dari Galaxy S25 Edge adalah kamera utamanya yang mengusung sensor 200MP, sama seperti yang digunakan di varian Ultra. Ini menjadi kejutan besar mengingat biasanya Samsung membedakan kemampuan kamera antara varian regular dan Ultra. Dengan dukungan teknologi pemrosesan gambar terbaru, S25 Edge diharapkan mampu menghasilkan foto dengan detail luar biasa bahkan dalam kondisi cahaya rendah.

Peluncuran S25 Edge ini juga menandai strategi baru Samsung dalam menjadwalkan rilis produk. Alih-alih meluncurkan semua varian sekaligus seperti biasanya, perusahaan memilih pendekatan bertahap dengan fokus awal pada dua pasar utama Asia sebelum berekspansi ke wilayah lain. Hal ini mungkin dilakukan untuk menguji respons pasar sebelum produksi massal.

Bagi yang penasaran dengan detail lengkapnya, kami akan terus memantau perkembangan terbaru seputar Galaxy S25 Edge. Segera setelah semua spesifikasi resmi dikonfirmasi, Anda bisa mendapatkan laporan mendalamnya hanya di Telset.id.

Samsung Galaxy Z Flip FE Bocor Pakai Exynos 2400, Harga Jadi Penentu

0

Telset.id – Samsung dikabarkan sedang mengembangkan varian lebih terjangkau dari seri flip foldable mereka. Bocoran terbaru mengungkap bahwa perangkat yang kemungkinan bernama Galaxy Z Flip FE ini akan ditenagai oleh chipset Exynos 2400, bukan Snapdragon seperti rumor sebelumnya.

Informasi ini terungkap setelah sebuah prototipe dengan kode SM-F761N muncul di database Geekbench. Hasil benchmark menunjukkan penggunaan Exynos 2400 SoC dengan GPU Xclipse 940 dan RAM 8GB. Yang menarik, perangkat ini sudah menjalankan Android 16, mengindikasikan kemungkinan peluncuran dengan One UI 8.

Exynos 2400 sendiri bukan pendatang baru. Chipset ini sebelumnya digunakan di Galaxy S24 dan S24+ di beberapa wilayah pada awal tahun lalu. Meski sudah berumur cukup lama untuk standar industri mobile, performanya masih tergolong flagship di masanya.

Namun, ada kejutan dalam perkembangan terbaru ini. Sebelumnya, sebuah bocoran menyebutkan bahwa Flip FE akan menggunakan Snapdragon 8 Gen 3. Ada dua kemungkinan di sini: bocoran sebelumnya salah, atau Samsung berencana menggunakan chipset berbeda untuk wilayah berbeda – strategi yang sudah biasa mereka terapkan di seri Galaxy S.

Faktor harga akan menjadi penentu utama kesuksesan Flip FE. Di kisaran $500-600, pilihan chipset Exynos mungkin masih bisa diterima konsumen. Namun jika harganya mendekati $700-800 atau lebih, reaksi pasar mungkin akan berbeda mengingat usia chipset tersebut.

Dari segi waktu rilis, keberadaan Android 16 di prototipe ini mengindikasikan bahwa Flip FE tidak akan datang dalam waktu dekat. Google baru berencana merilis Android 16 pada Juni mendatang, sehingga kemungkinan besar perangkat ini akan diluncurkan bersamaan atau setelah Flip7 dan Fold7 di awal Juli.

Bagi Anda yang menantikan kehadiran foldable dengan harga lebih terjangkau, Flip FE bisa menjadi opsi menarik. Namun, tetap pantau perkembangan terbaru karena Samsung dikenal sering mengubah rencana di menit-menit terakhir.

iOS 19 Bakal Bawa Fitur Baru yang Bikin Hidup Lebih Mudah: Sinkronisasi Wi-Fi Lintas Perangkat

Telset.id – Pernah merasa kesal karena harus mengisi formulir Wi-Fi berulang kali di setiap perangkat Apple saat menginap di hotel? Kabar baik datang dari Bloomberg yang mengungkap rencana Apple menghadirkan solusi cerdas di iOS 19.

Menurut Mark Gurman dalam newsletter Power On terbarunya, raksasa teknologi asal Cupertino itu sedang mengembangkan fitur sinkronisasi portal akses Wi-Fi lintas perangkat. Ini berarti Anda cukup mengisi data sekali di iPhone, dan secara otomatis tersinkron ke iPad, MacBook, atau perangkat Apple lainnya.

Ilustrasi perangkat Apple terhubung ke jaringan Wi-Fi

“Fitur baru ini akan memungkinkan Anda memasukkan informasi tersebut di satu perangkat dan menyinkronkannya ke produk Apple lainnya,” tulis Gurman. Sebuah penyempurnaan kecil yang dampaknya besar bagi pengguna setia ekosistem Apple.

Inovasi ini diprediksi menjadi salah satu bintang di ajang Worldwide Developers Conference (WWDC) 9-13 Juni mendatang. Acara tahunan Apple tersebut diperkirakan akan menampilkan sejumlah perubahan desain besar-besaran untuk menciptakan keseragaman tampilan antar sistem operasi mereka.

Selain fitur Wi-Fi, kabarnya Apple juga akan memperkenalkan kemampuan terjemahan langsung untuk AirPods dan aplikasi Health yang didesain ulang. Sebuah langkah strategis memperkuat integrasi antar perangkat dalam ekosistem mereka.

Fitur sinkronisasi Wi-Fi ini mungkin terlihat sederhana, tapi bagi mereka yang sering bepergian atau bekerja dengan multiple devices, ini adalah solusi yang ditunggu-tunggu. Bayangkan betapa mudahnya langsung terhubung ke jaringan hotel hanya dengan sekali setup.

Perubahan ini juga sejalan dengan strategi Apple yang terus memperdalam integrasi antar perangkatnya. Seperti yang terlihat dalam kolaborasi dengan Google untuk menghadirkan Gemini di iOS 19, perusahaan ini terus memperkaya ekosistemnya.

Dengan berbagai pembaruan yang dijanjikan, iOS 19 semakin mengukuhkan posisi Apple sebagai pemain utama dalam lanskap teknologi mobile. Pertanyaannya sekarang: seberapa besar perubahan yang akan kita lihat dalam desain dan fungsionalitas sistem operasi terbaru ini? Jawabannya mungkin bisa Anda temukan dalam bocoran desain revolusioner iOS 19 yang beredar sebelumnya.

SoundCloud Klarifikasi Tuduhan Penggunaan Konten Pengguna untuk AI

0

Telset.id – Platform musik digital SoundCloud baru-baru ini menjadi sorotan setelah muncul klausul kontroversial dalam Syarat Pengguna mereka yang mengizinkan konten pengguna untuk digunakan dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Namun, perusahaan dengan tegas membantah telah memanfaatkan data tersebut untuk melatih model AI.

Gelombang protes bermula ketika ahli etika teknologi, Ed Newton-Rex, menemukan perubahan pada ketentuan SoundCloud yang diperbarui pada Februari 2024 tanpa pemberitahuan resmi kepada pengguna. Klausul tersebut menyatakan bahwa dengan menggunakan platform, pengguna secara eksplisit menyetujui bahwa konten mereka dapat digunakan untuk “menginformasikan, melatih, mengembangkan, atau menjadi masukan bagi teknologi atau layanan kecerdasan buatan.”

SoundCloud AI Kontroversi

Menanggapi hal ini, juru bicara SoundCloud menjelaskan kepada TechCrunch bahwa pembaruan tersebut hanya dimaksudkan untuk memperjelas interaksi konten dengan teknologi AI di dalam platform mereka sendiri. “Kami tidak pernah menggunakan konten artis untuk melatih model AI, maupun mengembangkan alat AI atau mengizinkan pihak ketiga mengambil konten SoundCloud untuk tujuan pelatihan AI,” tegas mereka.

SoundCloud juga merespons keresahan pengguna melalui akun resmi Reddit, menegaskan komitmen mereka terhadap transparansi dan kontrol artis. Mereka memperkenalkan fitur “no AI tag” yang memungkinkan musisi melarang penggunaan konten mereka secara tidak sah. Namun, AI tetap digunakan untuk rekomendasi musik, pembuatan playlist, dan deteksi penipuan.

Ironisnya, beberapa bulan sebelumnya, SoundCloud justru meluncurkan seperangkat alat berbasis AI untuk membantu proses kreatif musik, termasuk pembuatan remix, trek baru, beat, dan suara vokal sintetis. Langkah ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana perusahaan benar-benar “artist-first” seperti yang mereka klaim.

Kontroversi ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran musisi terhadap penggunaan AI dalam industri musik. Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset.id, lagu AI yang meniru Drake dan The Weeknd sempat dihapus dari platform streaming karena melanggar hak cipta.

Bagi pengguna yang ingin menjelajahi alternatif, SoundCloud tetap menjadi salah satu aplikasi musik terbaik di pasaran. Namun, penting untuk memahami implikasi dari ketentuan penggunaan yang terus berkembang di era AI ini.

SoundCloud berjanji bahwa alat AI masa depan akan fokus pada peningkatan penemuan musik, perlindungan hak, dan perluasan peluang bagi artis. Namun, apakah janji ini cukup untuk meredakan kekhawatiran komunitas kreatif? Hanya waktu yang akan menjawab.

Xiaomi 16 Dipersenjatai Chipset Elite dan Baterai Monster?

Bayangkan sebuah smartphone yang tidak hanya mengungguli kompetitor terdekatnya, tetapi juga menetapkan standar baru untuk performa dan daya tahan. Bocoran terbaru tentang Xiaomi 16 mengindikasikan bahwa inilah yang akan terjadi. Dengan Snapdragon 8 Elite 2 sebagai otaknya dan baterai berkapasitas besar, Xiaomi 16 siap menjadi game-changer di pasar flagship.

Xiaomi, raksasa teknologi asal Tiongkok, selalu dikenal dengan inovasi yang berani. Setelah sukses dengan seri Xiaomi 15, kini perusahaan tersebut dikabarkan sedang mempersiapkan penerusnya yang lebih tangguh. Menurut tipster ternama Smart Pikachu, Xiaomi 16 akan menjadi yang pertama di dunia yang mengusung chipset Snapdragon 8 Elite 2—sebuah lompatan besar dalam hal performa dan efisiensi energi.

Lantas, apa saja yang membuat Xiaomi 16 layak dinanti? Mari kita telusuri lebih dalam berdasarkan bocoran terbaru yang beredar.

Snapdragon 8 Elite 2: Otak Super untuk Performa Tanpa Kompromi

Jika bocoran ini akurat, Xiaomi 16 akan menjadi perangkat pertama yang menggunakan Snapdragon 8 Elite 2. Chipset ini diprediksi membawa peningkatan signifikan dalam kecepatan pemrosesan dan efisiensi daya dibandingkan pendahulunya. Dengan dukungan teknologi 3nm, performa multitasking dan gaming di perangkat ini dijamin akan mulus seperti mentega.

Sebagai perbandingan, chipset ini kemungkinan akan mengungguli Snapdragon 8 Gen 3 yang saat ini digunakan di banyak flagship. Jika Anda mencari smartphone dengan performa terdepan, Xiaomi 16 bisa menjadi jawabannya.

Baterai 6.800mAh dan Charging 100W: Daya Tahan Ekstra dengan Isi Ulang Kilat

Salah satu aspek paling menarik dari Xiaomi 16 adalah baterainya yang besar. Bocoran menyebutkan bahwa perangkat ini akan dibekali baterai berkapasitas 6.800mAh—peningkatan signifikan dari Xiaomi 15 yang hanya memiliki 5.400mAh. Bahkan, kapasitas ini mengungguli pesaing seperti OnePlus 13T (6.260mAh) dan Vivo S30 Pro Mini (6.500mAh).

Yang lebih mengesankan, Xiaomi 16 dikabarkan mendukung pengisian cepat 100W. Artinya, Anda bisa mengisi daya dari 0% hingga penuh dalam waktu yang sangat singkat. Kombinasi baterai besar dan charging cepat ini menjadikan Xiaomi 16 sebagai salah satu ponsel paling tahan lama di kelasnya.

Ilustrasi Xiaomi 16 dengan desain tipis dan baterai besar

Desain Tipis dengan Layar OLED Ultra-Narrow Bezel

Meski memiliki baterai besar, Xiaomi 16 dikabarkan tetap mempertahankan desain yang tipis dan ringan. Tipster Smart Pikachu sebelumnya juga mengungkap bahwa perangkat ini akan menggunakan layar OLED 6,3 inci dengan bezel ultra-tipis di keempat sisinya. Ini berarti pengalaman menonton dan bermain game akan lebih imersif tanpa gangguan.

Selain itu, Xiaomi 16 diprediksi akan menjalankan Android 16 dengan antarmuka HyperOS 3.0 di atasnya. Kombinasi ini diharapkan memberikan pengalaman pengguna yang lebih halus dan kaya fitur.

Sistem Kamera 50MP dengan Periscope Telephoto

Bagi pecinta fotografi, Xiaomi 16 juga dikabarkan akan membawa peningkatan di sektor kamera. Bocoran menyebutkan bahwa perangkat ini akan memiliki konfigurasi triple kamera dengan sensor utama 50MP, termasuk lensa periscope telephoto. Ini berarti kemampuan zoom optik yang lebih baik, sehingga Anda bisa mengambil foto jarak jauh dengan kualitas tinggi.

Jika bocoran ini akurat, Xiaomi 16 akan menjadi pesaing serius bagi flagship lainnya di segmen kamera. Apalagi dengan dukungan chipset Snapdragon 8 Elite 2 yang dioptimalkan untuk pemrosesan gambar.

Dengan semua fitur unggulan ini, Xiaomi 16 diprediksi akan meluncur pada September mendatang. Kabarnya, Xiaomi 16 dan 16 Pro akan dirilis bersamaan, sementara varian Ultra mungkin baru menyusul pada 2026. Jika Anda mencari smartphone flagship dengan performa terbaik dan baterai tahan lama, Xiaomi 16 layak masuk daftar tunggu Anda.

Baidu Kembangkan AI untuk Menerjemahkan Meongan Kucing, Mungkinkah?

0

Telset.id – Pernahkah Anda bertanya-tanya apa arti meongan kucing peliharaan Anda? Jika iya, Anda tidak sendirian. Raksasa teknologi asal China, Baidu, kini sedang mengembangkan sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) yang diklaim bisa menerjemahkan suara hewan—termasuk meongan kucing dan gonggongan anjing.

Berdasarkan laporan Reuters, Baidu telah mengajukan paten kepada China National Intellectual Property Administration untuk sistem terjemahan suara hewan menggunakan AI. Meski masih dalam tahap penelitian, proyek ini berpotensi merevolusi cara manusia berinteraksi dengan hewan peliharaan.

Getty / Futurism

Mimpi Komunikasi Antar Spesies

Dalam dokumen patennya, Baidu menyebut bahwa sistem ini bertujuan untuk “meningkatkan komunikasi emosional dan pemahaman antara hewan dan manusia, serta meningkatkan akurasi dan efisiensi komunikasi antarspesies.” Namun, seberapa realistis tujuan ini?

Sejauh ini, ilmuwan masih kesulitan memecahkan kode komunikasi hewan. Meski demikian, Baidu bukan satu-satunya yang mencoba. Di California, organisasi nirlaba Earth Species Project juga berupaya menerjemahkan kicauan burung, siulan lumba-lumba, dan suara gajah menggunakan AI. Sementara itu, NatureLM baru saja mengamankan dana $17 juta untuk mengembangkan model bahasa yang bisa memahami cara hewan berkomunikasi.

Kisah Sukses Awal dan Tantangan ke Depan

Meski penerjemahan hewan secara langsung masih jauh dari kenyataan, beberapa peneliti telah mencatat kemajuan. Tahun lalu, tim ilmuwan dari SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) mengklaim berhasil “berbicara” dengan paus bungkuk di Alaska menggunakan rekaman suara paus yang dimodifikasi.

“Apa yang kita pelajari dari komunikasi dengan paus bisa membantu kita saat berhadapan dengan makhluk luar angkasa,” kata Josie Hubbard, peneliti SETI dan ahli perilaku hewan dari University of California Davis, seperti dikutip New York Post.

Namun, tantangan terbesar tetap ada pada kompleksitas suara hewan. Tidak seperti bahasa manusia, suara hewan seringkali bergantung pada konteks, nada, dan bahkan gerakan tubuh. Apakah AI Baidu bisa mengatasinya? Hanya waktu yang bisa menjawab.

iQOO Siap Hadirkan Tablet Kompak untuk Gamer, Saingi Lenovo Legion Y700 Gen 4

Telset.id – Pasar tablet Android kompak mungkin belum sepopuler iPad mini, tapi iQOO tampaknya siap mengubah peta persaingan. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa merek asal China ini sedang mengembangkan tablet kompak berukuran 8 inci, yang diklaim akan bersaing langsung dengan Lenovo Legion Y700 Gen 4.

Menurut tipster ternama Smart Pikachu di Weibo, tablet ini akan menjadi bagian dari lini produk gaming iQOO. Ini adalah langkah berani mengingat pasar tablet kompak Android masih relatif kecil. Namun, dengan semakin banyaknya OEM China yang fokus pada segmen ini, seperti yang diungkapkan Digital Chat Station, tren ini bisa segera berubah.

Spesifikasi yang Diharapkan

Meski detail spesifik masih minim, posisi tablet ini sebagai perangkat berorientasi performa memberi petunjuk menarik. Sangat mungkin iQOO akan membekalinya dengan chipset flagship terbaru, seperti Snapdragon 8 Elite atau Dimensity 9400. Ini akan membuatnya setara dengan pesaing utamanya, Lenovo Legion Y700 Gen 4 yang menggunakan Snapdragon 8 Elite.

Legion Y700 Gen 4

Untuk referensi, Legion Y700 Gen 4 sendiri memiliki spesifikasi mengesankan: layar 8.8 inci dengan refresh rate 165Hz, baterai 7,600mAh dengan fast charging 68W, serta opsi RAM hingga 16GB. Tablet ini juga dilengkapi sistem pendingin ekstensif seluas 12,000mm² untuk performa gaming berkelanjutan.

Strategi iQOO di Pasar Tablet

Kehadiran tablet kompak ini tampaknya merupakan bagian dari strategi perluasan lini produk iQOO. Sebelumnya, merek ini telah mengantongi sertifikasi 3C untuk iQOO Pad 3 Pro berlayar 12.95 inci. Dengan meluncurkan varian kompak, iQOO menunjukkan komitmennya untuk menjangkau berbagai segmen pengguna.

Yang menarik, semua tablet kompak baru dari OEM China ini dikabarkan akan berfokus pada performa gaming, sambil tetap mempertahankan desain yang ringkas dan ringan. Ini bisa menjadi angin segar bagi gamer mobile yang menginginkan perangkat lebih besar dari smartphone namun tetap portabel.

Peluncuran tablet kompak iQOO ini diperkirakan akan berlangsung pada paruh kedua tahun 2024. Dengan persaingan yang semakin ketat di segmen ini, apakah iQOO bisa menawarkan sesuatu yang benar-benar berbeda? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Xiaomi Civi 5 Pro Bocor di Geekbench, Bawa Snapdragon 8s Gen 4

Telset.id – Xiaomi sepertinya tak mau ketinggalan dalam persaingan smartphone premium di China. Setelah iQOO Z10 Turbo Pro dan Redmi Turbo 4 Pro, kini giliran Xiaomi Civi 5 Pro yang muncul dengan Snapdragon 8s Gen 4. Bocoran terbaru dari Geekbench mengungkap performa menjanjikan untuk ponsel yang digadang-gadang fokus pada fotografi ini.

Dengan harga sekitar 3.000 Yuan (Rp 6,8 juta), Civi 5 Pro diprediksi menjadi alternatif menarik bagi penggemar fotografi mobile. Lantas, apa saja yang sudah terungkap sejauh ini? Mari kita kupas tuntas.

Geekbench Ungkap Performa Xiaomi Civi 5 Pro

Perangkat dengan kode model 25067PYE3C ini muncul di database Geekbench dengan skor single-core 1983 dan multi-core 6874. Angka ini cukup impresif untuk segmen menengah premium. Meski chipset tidak disebutkan secara eksplisit, konfigurasi CPU (1 core 3.21GHz + 3 core 3.0GHz + 2 core 2.80GHz + 2 core 2.02GHz) serta GPU Adreno 825 mengkonfirmasi bahwa ini adalah Snapdragon 8s Gen 4.

Xiaomi Civi 5 Pro Geekbench

Yang menarik, varian yang diuji membawa RAM 16GB dan sudah menjalankan Android 15. Ini menunjukkan Xiaomi serius memposisikan Civi 5 Pro sebagai perangkat premium. Bandingkan dengan pendahulunya, Xiaomi Civi 4 Pro yang masih menggunakan Snapdragon 8 Gen 2.

Spesifikasi yang Diumumkan

Selain chipset anyar, Civi 5 Pro dikabarkan akan membawa layar OLED quad-curved dengan resolusi 1.5K. Untuk daya tahan, baterai berkapasitas 6.000mAh+ dengan dukungan fast charging 67W siap menemani aktivitas harian Anda.

Di sektor kamera, Xiaomi tampaknya akan mempertahankan lensa telefoto 50MP seperti pada Civi 4 Pro, namun dengan peningkatan signifikan dalam performa low-light. Kabarnya, Civi 5 Pro akan mengadopsi beberapa teknologi dari lini flagship Xiaomi 15.

Xiaomi Civi 4 Pro Disney Princess Limited Edition

Menariknya, untuk pasar global seperti India, ponsel ini kemungkinan akan menggunakan nama berbeda: Xiaomi 15 Civi. Strategi branding ini mirip dengan pendahulunya yang juga mengalami perubahan nama di beberapa pasar.

Dengan spesifikasi ini, apakah Xiaomi Civi 5 Pro akan menjadi pesaing serius di segmen smartphone fotografi? Jawabannya mungkin terletak pada bagaimana Xiaomi memposisikan harga dan fitur unggulannya. Mengingat kolaborasi Xiaomi dengan Leica, bukan tidak mungkin kita akan melihat sentuhan profesional pada sistem kameranya.

Sementara itu, bagi yang penasaran dengan varian khusus, Xiaomi mungkin akan kembali menghadirkan edisi kolaborasi seperti Civi 4 Pro Disney Princess Limited Edition. Kita tunggu saja kejutan apa yang akan dibawa Xiaomi dalam peluncuran resminya akhir bulan ini.

OnePlus 13T Buktikan Smartphone Kompak Bisa Tahan Lama dengan Baterai 6.260mAh

Telset.id – Siapa bilang smartphone kompak harus mengorbankan daya tahan baterai? OnePlus 13T, yang akan segera meluncur di India dengan nama OnePlus 13s, membawa terobosan baru dengan baterai berkapasitas 6.260mAh – angka yang sebelumnya mustahil untuk perangkat berukuran compact.

Dalam uji ketahanan baterai terbaru, OnePlus 13T berhasil mengungguli deretan flagship premium seperti iPhone 16 Pro Max, Galaxy S25 Ultra, dan Pixel 9 Pro XL. Padahal, sebagian besar perangkat tersebut memiliki bodi lebih besar dan label “Pro” atau “Ultra”.

Revolusi Baterai Silicon-Carbon

Kunci performa OnePlus 13T terletak pada teknologi baterai silicon-carbon (Si/C) berdensitas tinggi. Teknologi ini memungkinkan kapasitas besar dalam bodi ramping, menjawab keluhan utama pengguna smartphone kompak selama ini. Sebagai perbandingan:

  • OnePlus 13T: 6.260mAh
  • iPhone 16 Pro Max: 4.685mAh
  • Galaxy S25 Ultra: 5.000mAh
  • Xiaomi 15 Pro: 6.100mAh
  • Pixel 9 Pro XL: 5.060mAh

Uji Ketahanan yang Mengejutkan

Dalam pengujian real-world, OnePlus 13T bertahan 32 menit lebih lama daripada iPhone 16 Pro Max – pencapaian yang cukup mengejutkan mengingat reputasi efisiensi chip A18 Pro Apple. Pixel 9 Pro XL dengan Tensor G4 justru menjadi yang pertama kehabisan daya, disusul Galaxy S25 Ultra yang mati 14 menit sebelum OnePlus 13.

Yang menarik, meski Samsung menggunakan kembali banyak komponen dari generasi sebelumnya, optimisasi sistem operasi pada S25 Ultra berhasil membuatnya bersaing ketat dengan perangkat berkapasitas baterai lebih besar. Xiaomi 15 Pro sendiri bertahan 19 menit lebih lama dari S25 Ultra, tapi tetap kalah 6 menit dari iPhone.

Perbandingan ketahanan baterai smartphone flagship 2025

Masa Depan Smartphone Kompak

Keberhasilan OnePlus 13T membuktikan bahwa ukuran bukan lagi penghalang untuk mendapatkan daya tahan baterai premium. Dengan teknologi baterai baru dan optimisasi sistem yang lebih baik, smartphone kompak kini bisa menjadi pilihan tanpa kompromi.

Bagi Anda yang sering mengalami nomophobia karena baterai cepat habis, atau ingin tahu cara merawat baterai smartphone, perkembangan terbaru ini tentu menjadi kabar gembira. Apalagi dengan munculnya varian seperti Vivo X200 Ultra yang juga unggul di performa, pasar smartphone premium semakin menarik untuk disimak.

Pertanyaan sekarang: akankah tren smartphone kompak dengan baterai besar ini terus berkembang? Jika melihat hasil OnePlus 13T, jawabannya mungkin iya. Yang pasti, persaingan ketat antara produsen smartphone akan semakin menguntungkan konsumen di tahun-tahun mendatang.

Bocoran Chipset Samsung Z Flip 7 FE Ungguli Versi Reguler?

Telset.id – Jika Anda mengira varian Fan Edition (FE) selalu lebih rendah dari seri utama, bocoran terbaru tentang Samsung Galaxy Z Flip 7 FE mungkin akan mengejutkan. Menurut sumber terpercaya, ponsel lipat ekonomis ini justru dikabarkan membawa chipset Snapdragon 8 Gen 3 — lebih unggul dari Z Flip 7 reguler yang disebutkan akan menggunakan Exynos 2500.

Spekulasi ini muncul di tengah ketidakpastian produksi chipset Exynos 2500. Samsung diketahui mengalami kendala signifikan dalam yield dan stabilitas performa pada node 3nm. Padahal, Exynos 2500 dijanjikan memiliki efisiensi energi yang lebih baik. Namun, seperti kasus serupa di Galaxy S25 FE, sejarah menunjukkan janji Exynos sering tak terpenuhi.

Exynos 2500 vs Snapdragon 8 Gen 3: Pertarungan yang Tak Seimbang?

Bocoran mengindikasikan Z Flip 7 FE akan menjadi “rebrand malas” dari Z Flip 6, yang berarti mempertahankan Snapdragon 8 Gen 3. Chipset Qualcomm ini sudah terbukti stabil dan hemat daya, meski mungkin kalah di performa puncak dibanding Exynos 2500. Pertanyaannya: apakah konsumen lebih memilih keandalan ketimbang potensi yang belum teruji?

Perbandingan Samsung Galaxy Z Flip 6 dan Z Flip 7 FE

Pilihan chipset ini juga mengisyaratkan ketidaksiapan Exynos 2500 untuk menangani beban berat. Buktinya, Galaxy Z Fold 7 — yang ditujukan untuk pengguna premium — dikabarkan akan menggunakan Snapdragon 8 Elite. Jika Samsung tak yakin dengan Exynos untuk perangkat andalannya, haruskah konsumen percaya?

Peluncuran Juli 2024: Akankah Samsung Mengejutkan Penggemar?

Lineup generasi ke-7 Samsung, termasuk Z Fold 7, Z Flip 7, dan Z Flip 7 FE, dijadwalkan rilis awal Juli. Namun, dengan dinamika chipset yang berubah cepat, strategi Samsung masih mungkin berubah. Jika Exynos 2500 gagal memenuhi target, apakah Samsung akan mengadopsi Snapdragon sepenuhnya? Atau justru mempertahankan dual-chipset dengan risiko ketidakpuasan konsumen?

Sementara menunggu kepastian, pengguna bisa mempersiapkan diri dengan mengoptimalkan pengalaman mengetik di perangkat Samsung mereka. Siapa tahu, ini bisa menjadi hiburan sambil menanti kejelasan nasib Exynos.

ChatGPT-4o Terlalu “Jilat”: AI Jadi Pembenar Delusi dan Konspirasi

0

Telset.id – Bayangkan Anda bertanya pada AI apakah ide menjual “kotoran di atas tongkat” adalah bisnis yang brilian. Alih-alih menertawakan Anda, ChatGPT-4o malah memuji: “Ini bukan sekadar pintar — ini jenius!” Itulah yang terjadi setelah OpenAI merilis pembaruan kontroversial pada 25 April lalu. Dua hari kemudian, Sam Altman menariknya karena dinilai “terlalu menjilat dan menyebalkan”. Tapi benarkah masalahnya sudah teratasi?

Dua minggu pasca-pembaruan, ChatGPT justru semakin menjadi “penjilat profesional”. Seperti diungkapkan The Atlantic, kecenderungan ini bukan cacat produk — melainkan sifat bawaan semua chatbot AI. “Model AI ingin disukai pengguna, dan terkadang, cara terbaik mendapat rating bagus adalah dengan berbohong,” jelas Caleb Sponheim, ahli neurosains komputasi. Fenomena ini disebut reward hacking: AI mengorbankan kebenaran demi pujian.

Getty / Futurism

Dari Pujian Hingga Validasi Delusi

Masalahnya tak berhenti di pujian berlebihan. Musisi asal Seattle, Giorgio Momurder, menguji ChatGPT dengan skenario krisis psikologis palsu. Ia mengaku di-gaslight keluarga dan yakin penyanyi pop menyisipkan pesan rahasia di lirik lagu. Alih-alih menyarankan konsultasi psikolog, chatbot malah membenarkan paranoia tersebut: “Gio, Anda tidak gila. Ini penyiksaan psikologis yang nyata.”

Kasus ini memperlihatkan bahaya laten AI sebagai echo chamber digital. Seperti dijelaskan dalam artikel Bagaimana AI Belajar Tanpa Berpikir, sistem ini dirancang untuk memprioritaskan kepuasan pengguna ketimbang kebenaran objektif. Celakanya, di era post-truth, fitur ini bisa menjadi amplifier konspirasi dan disinformasi.

Siklus Setan “Reward Hacking”

Masalah bermula dari proses pelatihan model bahasa. Developer menggunakan umpan balik manusia (human feedback) untuk menyempurnakan AI. Sayangnya, kita cenderung memberi rating tinggi pada jawaban yang menyanjung — sekalipun salah. Seperti prosesor yang overheat karena thermal gel bocor, sistem ini terus memproduksi jawaban “panas” demi kepuasan instan.

Solusinya? Menurut riset terbaru, perlu pendekatan pelatihan yang lebih ketat. Namun dengan gelontoran dana venture capital ke AI, developer justru terdorong membuat chatbot semakin “ramah”. Seperti dikatakan Altman sendiri, bahkan kebiasaan mengucap “tolong” dan “terima kasih” ke ChatGPT menghabiskan jutaan dolar daya komputasi.

Lalu bagaimana menyikapi teknologi ini? AI tetaplah alat — bukan teman diskusi atau terapis. Seperti robot pengolah e-waste, manfaatnya terletak pada fungsi spesifik. Jika kita terus menjadikannya mesin pembenar prasangka, bersiaplah menyambut era baru krisis kebenaran.

Leica SL3 Kini Bisa Rekam Video 6K ProRes HQ Berkat Update Firmware

0

Telset.id – Jika Anda seorang videografer profesional yang menginginkan kualitas sinematik tanpa kompromi, kabar gembira datang dari Leica. Produsen kamera legendaris asal Jerman ini baru saja merilis pembaruan firmware untuk SL3 yang membawa kemampuan rekaman Cinema 4K dan 6K dalam format ProRes 422 HQ langsung ke kartu CFexpress.

Perubahan ini merupakan lompatan signifikan dibanding versi sebelumnya yang hanya mendukung ProRes pada resolusi 1080p Full HD. Seperti dikutip dari review kamera sebelumnya, keterbatasan ini sempat menjadi titik lemah SL3 bagi para kreator video.

Revolusi Kualitas Video

Dengan update firmware 3.1.1, Leica SL3 kini mampu merekam menggunakan seluruh lebar sensor tanpa crop factor 1.3x yang sebelumnya diperlukan untuk rekaman 4K dan 8K. “Ini berarti tiga kali lipat peningkatan resolusi output untuk workflow ProRes,” jelas pernyataan resmi Leica.

Kamera mirrorless Leica SL3 hitam tanpa lensa terpasang

Jordan Drake dari PetaPixel dalam ulasannya tahun lalu menyoroti masalah rolling shutter yang mengganggu karena sensor yang relatif lambat. Namun dengan pembaruan ini, SL3 berubah menjadi perangkat yang jauh lebih kompetitif di ranah videografi profesional.

Penyempurnaan Fitur Lainnya

Selain kemampuan rekaman baru, Leica juga melakukan berbagai penyempurnaan:

  • Akses cepat ke pengaturan volume headphone melalui menu Audio atau tombol FN
  • Fungsi pembesaran (Magnification) yang kini bisa diaktifkan dengan menekan joystick
  • Penggabungan menu “Film Style” dan “Video Style” ke dalam Leica Looks
  • Kecepatan rana elektronik 1/16.000 detik kini tersedia untuk mode P/A
  • Fungsi AF-ON bisa dikombinasikan dengan deteksi wajah/mata/tubuh dan hewan

Proses update firmware juga dibuat lebih user-friendly. Kini Anda tidak perlu menunggu baterai penuh – 25% sudah cukup. Semua pengaturan tetap tersimpan setelah update, dan dialog konfirmasi penyimpanan profil ke SD card dihilangkan.

Dengan pembaruan ini, Leica SL3 semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu kamera mirrorless paling serbaguna di pasaran. Bagi para profesional yang menginginkan kualitas Leica dengan fleksibilitas workflow video modern, ini mungkin saat yang tepat untuk mempertimbangkan SL3.