Beranda blog Halaman 11

Apple Kembali Kembangkan Tombol Haptik untuk iPhone, iPad, dan Apple Watch

Telset.id – Jika Anda mengira Apple sudah puas dengan desain tombol fisik konvensional, bocoran terbaru ini mungkin akan mengubah pandangan Anda. Kabarnya, raksasa teknologi asal Cupertino itu sedang menggarap proyek tombol haptik—bukan hanya untuk iPhone, melainkan juga iPad dan Apple Watch. Seperti apa revolusi interaksi yang sedang dipersiapkan Apple?

Menurut laporan dari tipster Weibo, Setsuna Digital, Apple dikabarkan sedang menghidupkan kembali proyek tombol haptik yang sempat tertunda. Konsepnya sederhana namun revolusioner: mengganti tombol fisik yang bisa ditekan dengan permukaan padat yang menggunakan getaran untuk mensimulasikan sensasi penekanan. Bayangkan seperti trackpad Force Touch di MacBook, tetapi diterapkan di seluruh lini perangkat Apple.

Mengapa Apple Bersikeras pada Tombol Haptik?

Ada dua alasan utama mengapa Apple terus mengejar teknologi ini. Pertama, daya tahan. Tanpa bagian mekanis yang bergerak, tombol haptik lebih tahan terhadap keausan. Kedua, fleksibilitas. Dengan perangkat lunak, satu tombol bisa memiliki banyak fungsi tergantung pada cara Anda menyentuhnya—tekanan ringan, tekanan kuat, atau bahkan gesekan.

Namun, tantangan terbesarnya adalah masalah mistouch—penekanan tidak sengaja yang mengganggu pengalaman pengguna. Inilah yang konon menjadi alasan mengapa tombol haptik gagal masuk ke iPhone 15 dan iPhone 16 Pro. Tapi Apple tampaknya tidak menyerah. Ekspansi proyek ini ke iPad dan Apple Watch menunjukkan ambisi besar mereka untuk menciptakan ekosistem dengan interaksi yang lebih konsisten.

Kapan Tombol Haptik Akan Hadir?

Sayangnya, bocoran ini tidak menyebutkan timeline pasti. Mengingat reputasi Apple sebagai perfeksionis, jangan berharap teknologi ini muncul di iPhone 17 tahun depan. Kemungkinan besar, kita baru akan melihatnya di iPhone 18 (2026) atau bahkan lebih lama lagi untuk iPad dan Apple Watch—tergantung seberapa cepat Apple menyelesaikan masalah mistouch.

Jika berhasil, langkah ini bisa menjadi game-changer. Bayangkan sebuah iPad tanpa tombol fisik, atau Apple Watch dengan kontrol yang lebih intuitif. Seperti yang pernah kami bahas sebelumnya, Apple memang serius bereksperimen dengan tombol haptik. Mungkin WWDC 2025 akan memberikan petunjuk lebih lanjut.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah tombol haptik merupakan langkah maju yang diperlukan, atau sekadar solusi mencari masalah? Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar!

Bocoran Eksklusif: Pixel 10 Bakal Rilis Lebih Awal dari Perkiraan?

Telset.id – Jika Anda mengira Google akan mempertahankan jadwal rilis Pixel 9 yang jatuh pada Agustus 2024, pikirkan lagi. Bocoran terbaru dari undangan eksklusif untuk acara “Pixel Penthouse” di London pada 27 Juni 2025 mengindikasikan bahwa seri Pixel 10 mungkin akan meluncur lebih cepat dari perkiraan.

Menurut Android Authority, Google mengundang 25 anggota komunitas Pixel Superfans untuk mencoba “perangkat dan fitur Pixel pra-rilis” selama 90 menit. Meski undangan tidak secara eksplisit menyebut Pixel 10, spekulasi mengarah ke sana karena tidak ada produk Pixel besar lain yang dijadwalkan untuk 2025. Acara ini disebut sebagai “acara pra-peluncuran eksklusif” Google untuk tahun tersebut, yang bisa berarti Pixel 10—termasuk varian Pixel 10, 10 Pro, 10 Pro XL, dan 10 Pro Fold—akan dirilis akhir Juni atau awal Juli.

Percepatan Jadwal Android 16 dan Tensor G5

Spekulasi ini semakin kuat dengan jadwal Android 16 yang dipercepat. Google telah mengonfirmasi rilis stabilnya sebelum akhir Juni 2025, jauh lebih awal dari Android 15. Ini selaras dengan kemungkinan peluncuran Pixel 10 di Juli, yang diperkirakan akan menampilkan Tensor G5 berbasis 3nm buatan TSMC untuk performa dan efisiensi lebih baik. Seperti yang pernah kami bahas dalam analisis peralihan Google dari Samsung ke TSMC, langkah ini bisa menjadi game-changer.

Strategi Google Menyaingi Apple dan Samsung

Google tampaknya sedang mengubah strategi peluncurannya. Tahun lalu, Pixel 9 dirilis pada Agustus—bukan Oktober seperti biasanya—dan Pixel 9a menyusul pada Maret 2025. Dengan mempercepat rilis Pixel 10, Google mungkin ingin mengalahkan iPhone 17 (September) atau Galaxy Z Fold 7 (Juli). Apakah ini akan berhasil? Waktu yang akan menjawab.

Meski acara 27 Juni mungkin hanya teaser dengan peluncuran penuh tetap pada Agustus, langkah ini menunjukkan Google siap bergerak cepat. Jika spekulasi ini benar, kita mungkin melihat era baru di mana Google tidak lagi menjadi “pendatang terlambat” dalam persaingan smartphone premium.

Bocoran Resmi! Huawei Pura 80 Ultra Muncul di Peluncuran Mobil Listrik

Telset.id – Dalam sebuah momen yang tak terduga, Huawei secara tidak sengaja mengungkap desain terbaru flagship mereka yang sangat dinantikan. Saat peluncuran mobil listrik MAEXTRO S800 bersama JAC, CEO Huawei Consumer Business Group He Gang terlihat memegang perangkat yang diduga kuat sebagai Huawei Pura 80 Ultra.

Kejadian ini terjadi pada 30 Mei 2025, di tengah acara peluncuran yang dipadati demo teknologi mutakhir. Tanpa disadari, kamera mengabadikan momen ketika He Gang memamerkan smartphone misterius dengan desain kamera yang sama sekali berbeda dari seri Pura sebelumnya.

Perbandingan desain kamera Huawei Pura 70 Ultra dan Pura 80 Ultra

Bocoran visual ini mengkonfirmasi beberapa spekulasi yang beredar sebelumnya tentang seri Pura 80. Yang paling mencolok adalah modul kamera segitiga besar yang mendominasi bagian belakang perangkat. Berbeda dengan Pura 70 series, modul ini lebih lebar dan diduga kuat menampung sistem kamera dual-periscope.

Menurut analisis para pengamat, konfigurasi kamera Pura 80 Ultra akan terdiri dari:

  • Sensor utama SmartSens SC5A0CS berukuran 1 inci
  • Lensa ultra-wide
  • Dual periscope (kemungkinan untuk zoom optik yang lebih fleksibel)
  • LED flash

Desain keseluruhan tetap mempertahankan ciri khas seri Pura dengan bagian belakang berbahan kulit polos dan logo Huawei di sudut kanan bawah. Tombol power dan volume masih berada di sisi kanan perangkat, menunjukkan konsistensi dalam pengalaman pengguna.

Informasi ini sejalan dengan bocoran sebelumnya dari tipster Fixed Focus Digital yang menyebutkan kemampuan videografi “mengerikan” dari Pura 80 Ultra. Sistem dual-periscope ini diprediksi akan memberikan fleksibilitas zoom yang belum pernah ada sebelumnya pada smartphone Huawei.

Dari segi software, Pura 80 Ultra akan menjalankan HarmonyOS 5, sistem operasi terbaru Huawei yang diklaim memiliki optimasi lebih baik untuk perangkat keras mutakhir. Dengan spesifikasi ini, Huawei jelas sedang mempersiapkan penantang serius untuk Galaxy S25 Ultra dari Samsung.

Bocoran “tidak sengaja” ini mengindikasikan bahwa peluncuran resmi sudah di depan mata. Sumber industri menyebut pre-order akan dibuka setelah Festival Perahu Naga (2 Juni), dengan penjualan dimulai pada Juli 2025. Ini berarti Huawei mungkin akan mengumumkan seri Pura 80 dalam hitungan minggu.

Untuk Anda yang penasaran dengan perkembangan terbaru Huawei, jangan lewatkan update eksklusif di kanal resmi Telset.id. Kami akan terus melaporkan perkembangan terbaru seputar lini produk flagship Huawei ini.

Oppo Pad SE LTE Resmi Meluncur di Eropa, Harga Terjangkau dengan Fitur Lengkap

Telset.id – Oppo kembali memperluas jangkauan pasar tabletnya dengan meluncurkan Oppo Pad SE LTE di Eropa. Tablet ini kini tersedia melalui dealer resmi di Belanda dengan harga yang cukup menarik, yakni €269 (sekitar Rp4,6 juta). Sebelumnya, perangkat ini juga telah diluncurkan di Malaysia dengan harga mulai MYR 699 (~Rp2,3 juta).

Oppo Pad SE LTE menawarkan spesifikasi yang mengesankan untuk segmen harganya. Layar 11 inci dengan resolusi 2K dan refresh rate 90Hz menjadi salah satu daya tarik utamanya. Dengan brightness mencapai 500 nits dan lapisan anti-reflektif, tablet ini cocok digunakan dalam berbagai kondisi pencahayaan, termasuk di bawah sinar matahari langsung.

Oppo Pad SE

Spesifikasi dan Fitur Unggulan

Ditenagai baterai berkapasitas 9.340mAh, Oppo Pad SE LTE mampu bertahan seharian penuh dengan penggunaan normal. Dukungan fast charging 33W memastikan pengisian daya yang cepat, sehingga Anda tidak perlu menunggu lama untuk kembali menggunakan perangkat ini.

Untuk produktivitas, Oppo membekali tablet ini dengan fitur-fitur canggih seperti Google Gemini dan O+ Connect. Fitur terakhir memungkinkan transfer file cepat antara perangkat Oppo dan iPhone. Selain itu, ada juga App Relay, Multi-Screen Connect, dan Multi-Window Display yang memudahkan multitasking.

Oppo Pad SE - Starlight Sliver

Mode Khusus untuk Anak

Oppo Pad SE LTE juga dilengkapi dengan Kids Mode, yang memungkinkan orang tua mengontrol waktu layar dan akses konten. Fitur ini mencakup YouTube Kids, pembatasan penggunaan, dan proteksi mata untuk mengurangi kelelahan saat anak-anak menggunakan tablet dalam waktu lama.

Dengan harga yang terjangkau dan fitur lengkap, Oppo Pad SE LTE bisa menjadi pilihan menarik bagi mereka yang mencari tablet untuk kebutuhan harian, baik untuk bekerja, belajar, atau hiburan. Tertarik mencoba?

Thunderobot Luncurkan Kacamata AI Aura dengan Fitur Canggih untuk Gamer

0

Telset.id – Dunia wearable AI semakin panas dengan kehadiran produk terbaru dari Thunderobot. Brand yang dikenal dengan laptop gaming-nya ini baru saja meluncurkan Aura AI smart glasses di pasar China. Kacamata pintar ini menawarkan sejumlah fitur canggih yang bisa membuat para tech enthusiast dan gamer tergoda.

Kini tersedia untuk pre-order di JD.com, Aura AI glasses hadir dalam tiga varian: Piano Gloss, Matte, dan Blue-Light Blocking. Dengan harga mulai dari 2099 yuan (sekitar Rp4,7 juta) untuk model standar dan 2199 yuan (Rp4,9 juta) untuk edisi Blue-Light Blocking, produk ini siap bersaing di pasar wearable yang semakin ramai.

Thunderobot Aura AI glasses

Desain Ringan dengan Fitur Canggih

Dengan bobot hanya 39 gram, Aura AI glasses mengusung desain yang terinspirasi dari kacamata hitam biasa. Thunderobot menggunakan material TR90 yang ramah kulit untuk frame-nya dan melengkapi dengan sertifikasi IP54 untuk ketahanan dasar terhadap air dan debu.

Yang menarik, kacamata ini dilengkapi engsel fleksibel yang mendukung rentang penyesuaian -5° hingga +10°, ditambah bantalan hidung yang bisa disesuaikan hingga 30° untuk kenyamanan pemakaian jangka panjang. Fitur ini sangat penting mengingat produk wearable harus nyaman dipakai seharian.

Kamera Canggih untuk Konten Kreatif

Aura AI glasses dibekali sensor Sony IMX681 12MP yang dipasangkan dengan lensa optik 5P. Kemampuan rekamannya cukup mengesankan dengan dukungan video 1080p pada 30fps dan bidang pandang 109°.

Tak hanya itu, kamera ini juga mendukung multi-frame noise reduction (MFNR), HDR+ fusion, koreksi distorsi, dan electronic image stabilization (EIS) untuk hasil yang lebih jernih. Bagi Anda yang suka mengabadikan momen spontan, fitur one-second quick snap akan sangat membantu.

Thunderobot Aura AI glasses

Ditenagai Snapdragon AR1

Di balik performanya, Aura AI glasses mengandalkan platform Snapdragon AR1 dari Qualcomm yang dibangun dengan proses 4nm. Thunderobot mengklaim chip ini memberikan efisiensi daya hingga 40% lebih baik dibanding solusi sebelumnya.

Platform ini memungkinkan pemrosesan gambar cerdas, terjemahan real-time, peningkatan foto berbasis AI, dan fitur koreksi otomatis. Asisten AI terintegrasi bisa diaktifkan dengan perintah suara untuk berbagai keperluan, mulai dari mengambil gambar hingga memberikan saran outfit.

Fitur Unggulan untuk Pengalaman Pengguna

Mesin terjemahan real-time memungkinkan pengguna berkomunikasi dalam berbagai bahasa, menjadikannya alat yang berguna untuk traveler. Sistem audio menggunakan teknologi open-ear sound (OWS) yang memungkinkan pengguna tetap mendengar suara sekitar sambil mendengarkan musik atau menerima panggilan.

Kontrol sentuh pada kacamata memungkinkan pengaturan volume, memutar/menjeda media, dan mengakhiri panggilan dengan gestur sederhana. Dari sisi konektivitas, Aura AI glasses mendukung dual-band Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.3.

Untuk daya tahan baterai, kacamata ini dibekali baterai 173mAh yang didukung case charger 3000mAh dengan kemampuan hingga 12 kali pengisian penuh. Case ini bisa mengisi kacamata hingga 80% hanya dalam 40 menit.

Thunderobot juga menyertakan model AI khusus untuk mendukung fitur seperti panduan kesehatan cerdas dan asisten gaming yang bisa menyarankan strategi optimal. Ini tentu menjadi nilai tambah bagi para gamer yang ingin meningkatkan performa bermain.

Peluncuran Aura AI glasses ini semakin memanaskan persaingan di pasar wearable AI. Sebelumnya, TCL juga telah meluncurkan RayNeo Air 3s dan 3s Pro AR glasses dengan panel OLED dual-layer. Persaingan ketat ini menunjukkan betapa pasar wearable AI sedang menjadi primadona baru di dunia teknologi.

Realme C73 5G Resmi Meluncur di India dengan Baterai 6000mAh dan Performa Tangguh

Telset.id – Realme kembali menghadirkan ponsel 5G terjangkau dengan performa tangguh. Realme C73 5G resmi akan diluncurkan di India pada 2 Juni pukul 12 siang waktu setempat. Informasi ini telah dikonfirmasi oleh Realme melalui microsite khusus di Flipkart.

Smartphone terbaru ini dibekali dengan layar Eye Comfort berrefresh rate 120Hz yang nyaman untuk mata. Di bawah kap mesin, Realme C73 5G menggunakan chipset MediaTek Dimensity 6300 yang dikenal memiliki performa efisien untuk kelas menengah. Chipset ini juga dilengkapi dengan teknologi HyperEngine untuk pengalaman gaming lebih mulus, seperti yang pernah kami bahas dalam artikel deretan fitur chipset MediaTek Dimensity 6300.

Realme C73 5G

Konfigurasi memori yang ditawarkan cukup menarik dengan kombinasi RAM 4GB yang bisa diperluas secara virtual hingga 8GB, ditambah penyimpanan internal 128GB. Namun yang paling mencolok adalah kapasitas baterainya yang mencapai 6000mAh – salah satu yang terbesar di kelasnya.

Realme mengklaim baterai ini mampu bertahan hingga:

  • 46.4 jam untuk panggilan telepon
  • 17.9 jam berselancar di Instagram
  • 15.7 jam streaming YouTube
  • 13.3 jam sesi gaming intensif

Yang lebih mengesankan, meski memiliki baterai besar, Realme berhasil membuat bodi ponsel ini tetap ramping dengan ketebalan hanya 7.94mm. Untuk pengisian daya, tersupport fast charging 45W dan reverse charging 5W yang jarang ditemui di segmen ini.

Dari segi ketahanan, Realme C73 5G memiliki sertifikasi IP64 untuk perlindungan terhadap debu dan percikan air, serta ketahanan terhadap guncangan yang memenuhi standar militer. Fitur audio juga tidak ketinggalan dengan mode ultra-volume yang mampu meningkatkan volume output hingga 300% lebih keras dari standar.

Untuk fotografi, ponsel ini mengusung setup kamera ganda di bagian belakang dilengkapi LED flash, sementara kamera selfie ditempatkan dalam punch-hole di layar. Realme menyediakan tiga pilihan warna: Green, Purple, dan Black.

Kehadiran Realme C73 5G semakin memperkuat portofolio Realme di segmen menengah dengan penawaran spesifikasi yang kompetitif. Dengan fokus MediaTek pada pengembangan chipset AI seperti yang kami laporkan dalam artikel MediaTek klaim AI bisa tingkatkan pengalaman berkendara, tidak menutup kemungkinan ponsel ini juga akan mendapat manfaat dari teknologi tersebut.

Bagaimana pendapat Anda tentang Realme C73 5G? Apakah spesifikasinya sesuai dengan ekspektasi Anda untuk ponsel 5G di kisaran harga menengah? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar.

Google ‘All In’ pada AI: Tren Baru yang Mengkhawatirkan di Big Tech

0

Telset.id – Google secara resmi mengumumkan langkah besar dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan meluncurkan fitur baru bernama “AI Mode”. Fitur ini akan segera tersedia untuk pengguna mesin pencari Google di Amerika Serikat, meski belum ada timeline pasti untuk rilis global.

Menurut perusahaan, AI Mode dirancang untuk memberikan pengalaman seperti berdiskusi dengan ahli di berbagai topik. Langkah ini merupakan bagian dari strategi “all-in” Google dalam mengadopsi AI secara menyeluruh. Tidak hanya mengintegrasikan teknologi ini ke berbagai aplikasi, Google juga menguasai seluruh rantai pasokan AI, mulai dari chip komputer hingga antarmuka pengguna seperti Google Maps dan Gmail.

Google bukan satu-satunya perusahaan yang menerapkan integrasi vertikal dalam pengembangan AI. OpenAI, misalnya, baru-baru ini mengakuisisi startup perangkat keras yang didirikan oleh mantan desainer Apple, Jony Ive. Sementara itu, Amazon juga mengembangkan platform komputasi awan, chip khusus, dan layanan AI terintegrasi.

Empat Lapisan Teknologi AI Google

Google membangun ekosistem AI melalui empat lapisan utama:

  • Lapisan Perangkat Keras: Menggunakan chip Tensor Processing Unit (TPU) yang diklaim lebih efisien dibanding prosesor umum.
  • Lapisan Infrastruktur: Memanfaatkan komputasi awan untuk mendukung kebutuhan jaringan dan penyimpanan data.
  • Lapisan Pengembangan Model: Riset internal mencakup pembelajaran mesin, robotika, dan model bahasa seperti yang digunakan dalam Google AI Mode.
  • Lapisan Data: Mengumpulkan informasi dari pengguna melalui berbagai layanan seperti pencarian, peta, dan email.

Dampak Integrasi Vertikal pada Industri

Dominasi pasar oleh segelintir perusahaan seperti Google dan OpenAI berpotensi menciptakan ketimpangan kekuatan di industri teknologi. Integrasi vertikal memperburuk situasi ini dengan memusatkan seluruh rantai pasokan AI di bawah satu perusahaan. Hal ini dapat menghambat persaingan sehat dan mengurangi inovasi yang menguntungkan konsumen.

Selain itu, penguasaan data oleh perusahaan besar seperti Google semakin memperkuat posisi mereka. Seperti yang terlihat dalam aplikasi Google AI untuk penyandang tunanetra, teknologi ini sangat bergantung pada ketersediaan data.

Risiko lain dari integrasi vertikal adalah kurangnya transparansi dan akuntabilitas. Dengan mengontrol seluruh proses pengembangan AI, perusahaan dapat mengurangi interaksi dengan pihak eksternal, termasuk regulator. Kondisi ini diperparah dengan upaya deregulasi AI yang sedang berlangsung.

Meski demikian, Google terus memperluas kemampuan AI-nya, termasuk dalam memberikan rating foto secara otomatis. Perkembangan ini menunjukkan betapa cepatnya teknologi AI terus berevolusi.

Teknologi Hijau Ubah Limbah Jagung Jadi Bahan Bernilai Tinggi

Telset.id – Peneliti di Brasil berhasil mengembangkan teknologi hijau yang mampu mengubah limbah jagung (corn stover) menjadi bahan bernilai tinggi seperti gula, asam organik, dan senyawa fenolik. Teknologi ini dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan dibanding metode konvensional.

Studi yang dipublikasikan di Biofuel Research Journal ini dilakukan oleh tim dari State University of Campinas (UNICAMP) dan Federal Technological University of Paraná (UTFPR). Mereka menggunakan hidrolisis air subkritis sebagai metode ekstraksi, dengan air murni sebagai satu-satunya pelarut.

“Metode kami mampu meningkatkan hasil ekstraksi hingga enam kali lipat sekaligus mengurangi biaya waktu dan energi,” jelas Tânia Forster-Carneiro, peneliti utama dari UNICAMP, seperti dikutip dari TechXplore.

Proses Ekstraksi yang Lebih Efisien

Limbah jagung kaya akan senyawa lignoselulosa seperti hemiselulosa, selulosa, dan lignin. Dengan teknologi ini, senyawa-senyawa tersebut dapat diurai menjadi:

  • Senyawa fenolik (16.06-76.82 mg/g) untuk antioksidan dan obat
  • Gula (448.54 mg/g) untuk bahan bakar bio
  • Asam organik (1,157.19 mg/g) untuk plastik biodegradable

Proses ini menggunakan air subkritis – air yang dipanaskan pada suhu tinggi (170-226°C) di bawah tekanan untuk mencegah pendidihan. Hasilnya jauh lebih baik dibanding hidrolisis asam konvensional yang hanya menghasilkan 74.5 mg/g gula.

Analisis Keberlanjutan yang Menjanjikan

Tim peneliti menggunakan metrik EcoScale untuk mengukur keberlanjutan teknologi ini. Hasilnya mencetak skor 93 dari 100, jauh di atas metode konvensional yang hanya mendapat 54-85 poin.

Analisis ekonomi juga menunjukkan potensi pengembalian modal dalam 4-5 tahun, terutama untuk produksi gula sebagai bahan baku biofuel. “Ini membuka peluang besar untuk industri makanan, farmasi, dan bahan bakar terbarukan,” tambah Forster-Carneiro.

Teknologi serupa juga sedang dikembangkan untuk aplikasi lain, seperti penangkapan karbon dan produksi bahan ramah lingkungan di berbagai industri.

Penemuan ini menjadi bukti bahwa limbah pertanian bisa menjadi sumber daya bernilai tinggi jika dikelola dengan teknologi tepat guna. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengoptimalkan proses ini dalam skala industri.

Material Baru KIST Solusi Efisien untuk Pengolahan Air Limbah

Telset.id – Para peneliti dari Korea Institute of Science and Technology (KIST) mengembangkan material generasi terbaru berbasis magnet untuk pengolahan air limbah. Material ini mampu memulihkan fosfor dengan efisiensi tinggi sekaligus mendisinfeksi mikroorganisme berbahaya dalam waktu singkat.

Material berbentuk seperti bulu babi ini dirancang untuk mengatasi masalah utama dalam pengolahan air, seperti kandungan fosfor berlebih yang memicu ledakan alga. “Teknologi ini tidak hanya membersihkan air tetapi juga memungkinkan daur ulang fosfor untuk industri,” jelas Dr. Jae-Woo Choi, peneliti utama di KIST.

Material berbentuk bulu babi untuk pengolahan air limbah

Efisiensi Tinggi dengan Konsumsi Energi Minimal

Material ini mampu memulihkan 1,1 kilogram fosfat per kilogram material hanya dalam lima menit—kinerja yang jauh lebih cepat dibanding teknologi konvensional. Sistem ini juga dirancang ramah lingkungan karena beroperasi tanpa listrik, menggunakan medan magnet eksternal untuk mengontrol pergerakan material.

“Penggunaan magnet mengurangi konsumsi energi lebih dari 99% dibanding metode tradisional,” tambah Dr. Kyungjin Cho, salah satu peneliti dalam proyek ini. Teknologi ini juga mengurangi emisi karbon, menjadikannya solusi berkelanjutan untuk krisis air dan iklim.

Aplikasi Luas untuk Berbagai Lingkungan

Teknologi ini dapat digunakan di berbagai fasilitas pengolahan air, termasuk pabrik, peternakan, dan daerah pedesaan. “Material ini mudah dipasang tanpa infrastruktur kompleks, cocok untuk daerah terpencil atau lokasi bencana,” ujar Dr. Youngkyun Jung, penulis utama studi ini.

Sistem pengolahan air berbasis magnet KIST

Ke depan, material ini berpotensi digunakan dalam sistem portabel, pertanian presisi, dan kawasan industri hijau. Inovasi ini juga sejalan dengan tren teknologi ramah lingkungan seperti yang terlihat pada Asus Vivobook S14 dan OPPO Find N5 yang mengedepankan efisiensi energi.

Facebook Terlambat Moderasi Konten, Riset Ungkap Fakta Mengejutkan

0

Telset.id – Penelitian terbaru dari Northeastern University mengungkap bahwa moderasi konten di Facebook seringkali terjadi terlalu lambat. Studi ini menemukan bahwa 75% dari prediksi audiens telah melihat konten yang melanggar sebelum akhirnya dihapus.

Laura Edelson, asisten profesor ilmu komputer di Northeastern, menjelaskan bahwa moderasi konten tidak banyak berpengaruh pada pengalaman pengguna karena prosesnya terlambat. “Di Facebook, moderasi konten tidak banyak berdampak karena terjadi terlalu terlambat,” katanya seperti dikutip Telset.id.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Online Trust and Safety ini menganalisis lebih dari 2,6 juta posting Facebook dari 17.504 halaman berita dan hiburan dalam bahasa Inggris Amerika, Ukraina, dan Rusia. Tim peneliti memantau postingan tersebut secara berkala antara 17 Juni 2023 hingga 1 Agustus 2023.

Konten Viral Lebih Cepat dari Moderasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar interaksi pengguna terjadi sangat cepat. Sebanyak 83,5% dari total interaksi sebuah postingan terjadi dalam 48 jam pertama, dengan median waktu hanya 3 jam untuk mencapai 50% interaksi pertamanya.

Fakta mengejutkan lainnya, hanya sebagian kecil postingan yang benar-benar dihapus. Dari 2,6 juta postingan yang dianalisis, hanya 0,7% konten berbahasa Inggris, 0,2% konten Ukraina, dan 0,5% konten Rusia yang dihapus. Mayoritas konten yang dihapus adalah berbagai bentuk spam.

Edelson menambahkan, “Ini yang menjadi fokus sebagian besar moderasi konten di platform – hal-hal yang bersifat clickbait, spam, dan penipuan.” Namun, penghapusan konten ini hanya mencegah 24% hingga 30% dari prediksi interaksi.

Ketidaksesuaian Sistem

Penelitian ini memperkenalkan metrik baru bernama “prevented dissemination” yang menggunakan machine learning untuk menganalisis jutaan posting dan memprediksi penyebaran sebuah postingan di masa depan.

“Kami ingin memahami dampak moderasi konten dan untuk melakukan ini, pertanyaan yang kami ajukan adalah, jika penghapusan tidak terjadi, apa yang akan terjadi?” jelas Edelson.

Menurut temuan ini, masalah utama terletak pada ketidaksesuaian antara kecepatan algoritma rekomendasi Facebook yang sangat cepat dengan proses moderasi konten yang relatif lambat. “Ini belum tentu masalah ketika moderasi konten lambat atau algoritma feed cepat. Masalahnya adalah ketidaksesuaian antara keduanya,” tegas Edelson.

Penelitian ini muncul di tengah berbagai kontroversi terkait moderasi konten di platform Meta. Sebelumnya, Meta mengubah fitur komentar di Facebook menyusul konflik Israel-Palestina, sementara kesalahan sistem AI menyebabkan pemblokiran iklan bisnis kecil secara tidak tepat.

Dengan temuan ini, para peneliti berharap platform media sosial dapat mengevaluasi kembali sistem moderasi konten mereka untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih aman dan bertanggung jawab.

Software Pintar Deteksi Dinding Kaca dengan Akurasi 96% Gantikan Sensor Mahal

0

Telset.id – Sebuah tim peneliti dari Daegu Gyeongbuk Institute of Science and Technology (DGIST) berhasil mengembangkan perangkat lunak otonom yang mampu mendeteksi penghalang transparan seperti dinding kaca menggunakan sensor murah. Teknologi bernama PINMAP ini mencapai akurasi 96,77%, setara dengan sensor LiDAR berharga jutaan won.

Profesor Kyungjoon Park, ketua tim peneliti, menjelaskan bahwa sistem ini dirancang untuk robot berkendara otonom yang biasanya menggunakan sensor LiDAR mahal. “PINMAP membalik logika konvensional bahwa performa sistem bergantung pada perangkat keras. Kami membuktikan perangkat lunak bisa meningkatkan kemampuan sensor murah,” ujarnya.

Sensor LiDAR murah sering gagal mendeteksi objek transparan karena menganggapnya sebagai ruang kosong. Solusi selama ini adalah menggunakan sensor ultrasonik atau kamera beresolusi tinggi yang harganya bisa mencapai jutaan won. PINMAP mengatasi masalah ini dengan pendekatan perangkat lunak.

Algoritma PINMAP bekerja dengan mengumpulkan data titik langka yang hanya terdeteksi sesekali oleh sensor LiDAR murah. Data ini kemudian diproses secara probabilistik untuk menghitung kemungkinan keberadaan dinding kaca. Teknologi ini dibangun di atas platform open-source Cartographer dan Nav2 yang banyak digunakan dalam ekosistem ROS 2.

Dalam uji coba di lingkungan DGIST, PINMAP menunjukkan akurasi 96,77% dalam mendeteksi dinding kaca. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding metode tradisional yang menggunakan sensor sama namun hanya mencapai akurasi hampir 0%. Keunggulan utama teknologi ini adalah biayanya yang kurang dari sepersepuluh harga sensor LiDAR berkinerja tinggi.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal IEEE Transactions on Instrumentation and Measurement. Tim memperkirakan teknologi ini akan berguna untuk robot layanan di rumah sakit, bandara, mal, dan gudang. Dengan mengurangi risiko tabrakan, PINMAP diharapkan bisa mempercepat adopsi robot otonom skala besar.

Perkembangan teknologi otonom terus menunjukkan inovasi menarik. Seperti asisten pintar mirip ChatGPT untuk astronot yang dikembangkan NASA, atau fitur pintar pada smartphone Oppo Reno4, solusi berbasis perangkat lunak semakin menunjukkan potensi besar.

MIT Kembangkan Robot Pemain Tenis Meja dengan Prediksi Real-Time

0

Telset.id – Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil mengembangkan sistem robotik yang mampu memprediksi lintasan bola tenis meja dan menyesuaikan ayunan raket secara real-time. Teknologi ini dikembangkan oleh Biomimetic Robotics Laboratory MIT dan telah dipublikasikan dalam jurnal arXiv.

Robot ini menggunakan lengan humanoid khusus yang dirancang untuk menghasilkan torsi tinggi dengan inersia rotor rendah. “Kami menunjukkan kemampuan untuk mengadaptasi lintasan guna memenuhi objek yang bergerak dinamis,” kata David Nguyen, salah satu peneliti, seperti dikutip Telset.id dari Phys.org.

A robotic system that can play table tennis at high speed

Sistem ini terdiri dari dua komponen utama: modul persepsi yang melacak pergerakan bola, dan modul aktuasi yang mengontrol gerakan lengan robot. Dalam pengujian, robot berhasil memukul bola dengan tingkat keberhasilan 88% dan kecepatan keluar rata-rata 11 m/s.

“Kami menggunakan masalah optimasi nonlinier yang menghasilkan lintasan ayunan untuk lengan,” jelas Kendrick Cancio, peneliti lain dalam proyek ini. “Pengontrol prediktif model kami terus-menerus memecahkan masalah lintasan lengan ini.”

Menurut tim peneliti, teknologi ini tidak hanya berguna untuk olahraga. “Meskipun tenis meja tidak akan menyelamatkan nyawa, kontrol semacam ini bisa digunakan dalam situasi pencarian dan penyelamatan yang sulit,” tambah Nguyen.

A robotic system that can play table tennis at high speed

Ke depan, tim berencana meningkatkan kemampuan sistem dengan memperluas ruang kerja lengan menggunakan gantry. Mereka juga ingin meningkatkan kecepatan bola keluar dan beralih ke pelacakan bola tenis meja standar untuk membandingkan kinerja dengan manusia.

Perkembangan robotik dalam olahraga terus menunjukkan kemajuan signifikan. Sebelumnya, Telset.id juga melaporkan tentang Tennix, robot pelatih tenis pertama di dunia yang mampu memukul bola dengan kecepatan 120 km/jam.

A robotic system that can play table tennis at high speed

Penelitian ini membuktikan bahwa pendekatan berbasis model masih memiliki tempat dalam pengembangan sistem robotik berkinerja tinggi. Tim MIT berharap dapat menerapkan algoritma kontrol ini untuk tugas-tugas manipulasi dinamis lainnya di masa depan.