Beranda blog Halaman 63

XLSMART Hadirkan Kartu Perdana dan Paket Internet Haji dengan Booster Kuota

0

Telset.id – Menjelang musim haji 2025, XLSMART kembali menghadirkan solusi komunikasi khusus bagi jamaah Indonesia yang akan menunaikan ibadah di Tanah Suci. Tahun ini, perusahaan telekomunikasi tersebut tidak hanya menyediakan kartu perdana dan paket internet haji, tetapi juga memperkenalkan inovasi terbaru berupa paket Booster Kuota Haji dengan harga terjangkau.

Bagi Anda yang berencana menunaikan ibadah haji tahun ini, kemudahan berkomunikasi tentu menjadi salah satu kebutuhan utama. XLSMART memahami betul kebutuhan ini, sehingga menghadirkan berbagai pilihan paket dengan kuota besar dan masa berlaku panjang. Yang menarik, tahun ini mereka melengkapi layanannya dengan fitur booster kuota yang memungkinkan jamaah menambah kuota internet secara fleksibel selama di Arab Saudi.

Pilihan Paket Lengkap untuk Jamaah Haji

XLSMART menawarkan dua jenis layanan utama bagi jamaah haji: kartu perdana khusus dan paket internet haji. Kartu perdana “XL Haji” tersedia dalam dua varian dengan harga mulai Rp355 ribu untuk 20GB kuota (10GB+10GB) yang berlaku selama 45 hari. Sementara paket internet khusus haji ditawarkan mulai Rp185 ribu untuk 6GB kuota dengan masa aktif sama.

Yang membedakan tahun ini adalah kehadiran paket Booster Kuota Haji yang bisa dibeli pelanggan XL Prabayar dan AXIS melalui aplikasi myXL dan AXISNet. Dengan hanya Rp35 ribu, jamaah bisa mendapatkan tambahan 1GB kuota internet selama di Tanah Suci. “Ini solusi ideal bagi jamaah yang membutuhkan lebih banyak akses internet selama melaksanakan ibadah,” ujar Alfons Bosch Sansa, Chief Marketing Officer XLSMART.

Jangkauan Luas di Seluruh Embarkasi Haji

XLSMART memastikan kemudahan akses bagi jamaah dengan menyediakan kartu perdana haji di berbagai embarkasi asrama haji di seluruh Indonesia, mulai dari Jakarta, Bekasi, Solo, Kertajati, Medan, Banda Aceh, Padang, hingga Banjarmasin dan Pontianak. Selain itu, jamaah juga bisa membelinya melalui webstore xl.co.id atau platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Blibli, dan TikTok sejak 1 Mei 2025.

Untuk menjamin kualitas layanan, XLSMART telah menjalin kerjasama dengan semua operator telekomunikasi di Arab Saudi yang memiliki jaringan berkualitas. “Pelanggan bisa memilih operator-operator tersebut untuk mendapatkan layanan roaming tanpa perlu mengganti kartu dengan kartu lokal Arab Saudi,” tambah Alfons.

Layanan Pelanggan Khusus di Tanah Suci

XLSMART juga menyediakan saluran khusus bagi jamaah yang membutuhkan bantuan selama di Arab Saudi. Pelanggan bisa menghubungi call center di nomor 817 atau +622157959817 dengan tarif Rp5.000 per menit, melalui email customerservice@xl.co.id, atau via Twitter @myXLCare untuk pengguna XL Prabayar.

Dengan berbagai pilihan paket dan layanan pendukung ini, XLSMART berkomitmen untuk memastikan jamaah haji Indonesia bisa berkomunikasi dengan lancar selama menunaikan ibadah di Tanah Suci. Inovasi paket booster kuota menjadi nilai tambah yang menjawab kebutuhan komunikasi digital jamaah di era modern ini.

Airbnb Berambisi Jadi “Super App” dengan Layanan Baru, Begini Strateginya

0

Pernahkah Anda membayangkan sebuah aplikasi yang tidak hanya menyediakan penginapan, tetapi juga bisa memesan jasa pijat, les privat, hingga sesi latihan dengan selebritas? Itulah visi besar Brian Chesky, CEO Airbnb, yang sedang memimpin transformasi radikal perusahaan tersebut. Kisahnya dimulai dari sebuah insiden tak terduga di OpenAI pada November 2023.

Ketika Sam Altman dipecat dari OpenAI, Chesky—sahabat dekat Altman—terjun langsung dalam upaya mengembalikan Altman ke posisinya. Lima hari kemudian, misi itu berhasil. Namun, energi dan semangat yang menggebu-gebu itu justru mengalir ke proyek pribadinya: membawa Airbnb melampaui batas-batas penyewaan rumah.

Sendirian di apartemen mewahnya di San Francisco dengan Sophie, golden retriever kesayangannya, Chesky mulai mengetik. Dalam semacam “manifesto” sepanjang 10.000 kata, ia menggambarkan Airbnb masa depan: bukan sekadar aplikasi liburan, melainkan platform segala layanan. “Kami ingin menjadi seperti Amazon—dari toko buku menjadi ‘toko segalanya’,” ujarnya.

Dari Krisis OpenAI ke Transformasi Airbnb

Peristiwa di OpenAI menjadi katalis bagi Chesky. “Saya begitu bersemangat setelah membantu Sam,” katanya. Energi itu ia salurkan untuk merombak Airbnb, yang menurutnya terjebak dalam label “matang”—kata yang ditakuti setiap entrepreneur ambisius.

Selama bertahun-tahun, Airbnb fokus pada penyewaan rumah. Namun, pandemi, masalah keamanan, dan regulasi menghambat ekspansi. Kini, Chesky yakin waktunya telah tiba. “Kami punya 2 miliar pengguna. Kenapa berhenti di penginapan?”

Layanan Baru: Dari Pijat hingga Les Memasak

Airbnb kini meluncurkan lebih dari 10.000 vendor di 260 kota, menawarkan beragam layanan seperti:

  • Pijat dan perawatan wajah
  • Sesi foto profesional
  • Pelatihan kebugaran dengan pelatih selebritas
  • Kelas memasak dengan koki Michelin

Bahkan, Chesky bermimpi membuat profil Airbnb setara dengan identitas resmi pemerintah. “Kami ingin profil Anda di Airbnb bisa menjadi semacam paspor,” katanya. Untuk itu, timnya mengeksplorasi teknologi biometrik dan tinta anti-pemalsuan.

Kolaborasi dengan Jony Ive dan Inspirasi Apple

Chesky mengidolakan Steve Jobs dan Apple. Ia bahkan bekerja sama dengan Jony Ive, desainer legendaris Apple, melalui perusahaan LoveFrom. “Steve Jobs bagi saya seperti Michelangelo,” ujar Chesky.

Desain baru aplikasi Airbnb mencerminkan pendekatan ini. Tiga ikon utama—rumah (penginapan), bel hotel (layanan), dan balon udara (aktivitas)—dirancang oleh mantan desainer Apple. “Kami memikirkan setiap detail, bahkan seberapa besar api yang keluar dari balon udara,” kata Teo Connor, VP Desain Airbnb.

Tantangan Besar di Depan

Meski ambisius, Airbnb harus bersaing dengan raksasa seperti Yelp, DoorDash, dan OpenTable. Belum lagi risiko layanan seperti keracunan makanan atau potongan rambut yang gagal. Namun, Chesky yakin pengalaman 17 tahun menangani masalah penginapan akan membantu.

“Kami bukan sekadar aplikasi. Kami ingin menciptakan koneksi manusia,” tegas Chesky. Visinya mungkin terdengar seperti mimpi, tapi siapa yang menyangka 15 tahun lalu bahwa orang akan dengan nyaman menginap di rumah orang asing?

Kini, pertanyaannya adalah: bisakah Airbnb menjadi “super app” berikutnya? Jawabannya mungkin terletak pada apakah kita—2 miliar penggunanya—siap memesan lebih dari sekadar tempat menginap.

Google Perkuat AI di Android 16 untuk Lawan Penipuan Online

0

Pernahkah Anda menerima pesan mencurigakan yang mengaku dari layanan pengiriman atau bank? Jika ya, Anda tidak sendirian. Tahun lalu, warga Amerika kehilangan $16,6 miliar akibat kejahatan online—angka yang mencerminkan betapa ganasnya serangan digital saat ini. Menurut FBI, hampir 200.000 orang melaporkan kasus phishing dan spoofing, sementara FTC mencatat lebih dari $470 juta dicuri melalui pesan teks penipuan.

Sebagai pemain utama di ekosistem mobile, Google tak tinggal diam. Menjelang peluncuran Android 16 pekan depan, raksasa teknologi ini mengumumkan ekspansi fitur Scam Detection di aplikasi Google Messages. Dengan bantuan AI yang berjalan di perangkat (tanpa mengirim data ke server), sistem ini kini memindai sekitar 2 miliar pesan mencurigakan setiap bulan—mulai dari penipuan kripto, iming-iming hadiah, hingga skema “pemotongan daging babi” (pig butchering) yang melibatkan manipulasi psikologis jangka panjang.

Epidemi Penipuan Digital yang Kian Canggih

“Ini benar-benar memilukan,” ujar Dave Kleidermacher, Wakil Presiden Engineering divisi keamanan Android. “Penipuan finansial telah menjadi wabah global.” Ancaman ini tidak hanya datang dari pesan otomatis, tetapi juga operasi terorganisir—khususnya kelompok penipu asal Tiongkok yang membanjiri korban dengan pesan palsu tentang pembayaran tol atau paket tertahan.

Beberapa skema bersifat smash-and-grab: pelaku langsung meminta data kartu kredit atau kredensial login. Namun, tantangan terbesar justru pada penipuan investasi atau romansa (romance scam) yang dirancang selama berbulan-bulan. Korban diajak berkomunikasi intensif sebelum akhirnya diperdaya mengirim seluruh tabungan—bahkan berutang.

AI On-Device: Senjata Baru Melawan Scammer

Google memamerkan contoh pesan penipuan klasik: notifikasi tagihan tol EZ Pass yang mengancam akan mencabut “hak mengemudi” jika tidak segera dibayar. Fitur Scam Detection langsung memberi peringatan dengan opsi melaporkan atau memblokir pengirim. Menariknya, teknologi ini juga dikembangkan untuk panggilan telepon—meski masih dalam tahap uji terbatas.

Langkah Google sejalan dengan tren industri. Meta telah memulai peringatan pembayaran di WhatsApp dan Instagram, sementara operator Inggris O2 menciptakan “AI Nenek” untuk mengulur waktu penipu telepon. Perusahaan keamanan F-Secure bahkan merilis alat beta pendeteksi pesan palsu.

Seperti diungkapkan dalam pengembangan fitur AI di Chrome, perlombaan melawan penipuan kini mengandalkan kecerdasan buatan. Namun, Kleidermacher menekankan bahwa sistem ini suatu hari bisa diadopsi oleh platform komunikasi pihak ketiga—sebuah terobosan yang mungkin mengubah lanskap keamanan digital.

Di tengah maraknya kontroversi penggunaan data untuk AI, keputusan Google memproses informasi secara lokal patut diapresiasi. Bagaimanapun, pertarungan melawan penipuan online masih panjang. Seperti kata Kleidermacher, “Butuh waktu bagi scammer untuk menjalankan aksinya—dan kini AI juga punya waktu untuk menghentikan mereka.”

GM Bakal Ubah Game Baterai EV dengan Teknologi LMR yang Lebih Murah dan Efisien

0

Bayangkan jika mobil listrik bisa memiliki harga setara dengan versi bensinnya, dengan jarak tempuh yang lebih jauh dan teknologi yang lebih canggih. Itulah yang sedang dipersiapkan General Motors (GM) dengan baterai Lithium Manganese-Rich (LMR) terbarunya. Teknologi ini bukan sekadar peningkatan kecil—ini adalah lompatan besar yang bisa mengubah peta persaingan industri kendaraan listrik global.

Selama ini, China mendominasi pasar baterai kendaraan listrik dengan teknologi Lithium Iron Phosphate (LFP) yang murah namun memiliki kepadatan energi lebih rendah. GM berambisi mematahkan dominasi ini dengan LMR—sebuah kimia baterai baru yang menawarkan kepadatan energi 30% lebih tinggi dibanding LFP, dengan biaya produksi yang sama. Yang lebih menarik, teknologi ini akan mulai diproduksi massal pada 2028 untuk menggerakkan SUV dan truk listrik besar mereka.

Langkah ini bukan hanya tentang teknologi, tapi juga geopolitik industri otomotif. Dengan mengurangi ketergantungan pada nikel dan kobalt—material yang harganya fluktuatif dan sering dikaitkan dengan isu lingkungan—serta memanfaatkan mangan yang lebih melimpah, GM sedang membangun kemandirian rantai pasok baterai di Amerika Utara.

Revolusi Kimia Baterai yang Sudah Dipersiapkan Sejak 2015

Kimia baterai LMR sebenarnya bukan hal baru bagi GM. Perusahaan ini telah mengembangkannya sejak 2015 di balik layar, jauh sebelum kebanyakan pesaing menyadari potensinya. Andy Oury, insinyur baterai GM, mengungkapkan komposisi mengejutkan dari sel LMR ini: 60-70% mangan, 30-40% nikel, dan hanya 2% kobalt. Bandingkan dengan sel NMCA (Nickel-Manganese-Cobalt-Aluminum) yang digunakan GM saat ini yang mengandung 5% kobalt dan 10% mangan.

“Ini adalah terobosan material yang seimbang,” jelas Kurt Kelty, Wakil Presiden GM untuk Baterai, Propulsi, dan Keberlanjutan. “Kami mengurangi ketergantungan pada nikel mahal dan hampir menghilangkan kobalt, sambil mempertahankan—bahkan meningkatkan—kinerja.”

Pilihan format prismatik untuk sel LMR ini juga menarik. Berbeda dengan sel pouch yang digunakan Ultium saat ini, format prismatik menawarkan stabilitas termal lebih baik dan kemudahan produksi. GM mengklaim modul baterai baru ini memiliki 50% lebih sedikit komponen, yang bisa memangkas biaya produksi dan menghindari keterlambatan seperti yang dialami lini produksi Ultium sebelumnya.

Strategi Tiga Jalur: NMCA, LMR, dan LFP untuk Segmen Berbeda

GM tidak menempatkan semua telur dalam satu keranjang. Perusahaan ini mengadopsi strategi tiga jenis kimia baterai untuk segmen pasar berbeda. Sel NMCA akan tetap digunakan untuk model performa tinggi seperti Cadillac Lyriq dan GMC Hummer EV. Sementara LMR akan menjadi pilihan utama untuk SUV dan truk besar yang membutuhkan jangkauan jauh dengan harga kompetitif.

“LMR akan melengkapi solusi high-nickel dan iron-phosphate kami untuk memperluas pilihan pelanggan di pasar truk dan SUV ukuran penuh,” tegas Kelty. “Ini akan memajukan inovasi baterai Amerika dan menciptakan lapangan kerja bertahun-tahun ke depan.”

Untuk segmen entry-level seperti Chevrolet Bolt EV yang akan diluncurkan kembali pada 2026, GM kemungkinan akan menggunakan baterai LFP yang lebih murah. Kombinasi ketiga teknologi ini memungkinkan GM menawarkan produk dengan spektrum harga dan performa yang lebih luas.

Persaingan dengan Ford dan Dominasi China

Menariknya, GM bukan satu-satunya yang mengembangkan teknologi LMR. Ford telah lebih dulu mengumumkan pengembangan kimia baterai serupa melalui postingan LinkedIn Charles Poon, Direktur Global Teknik Propulsi Listrik mereka. Namun, GM tampaknya lebih konkret dengan jadwal produksi yang jelas—pilot plant pada 2027 dan produksi massal 2028.

Persaingan ini terjadi di tengah dominasi China di pasar baterai global. Negeri Tirai Bambu menguasai hampir semua kekayaan intelektual terkait teknologi LFP yang lebih murah. Dengan LMR, GM berharap bisa menciptakan alternatif yang tidak hanya bersaing dalam hal harga, tetapi juga unggul dalam kepadatan energi.

Seperti yang terjadi pada teknologi pengisian ultracepat EV, inovasi di bidang baterai seringkali menghadapi trade-off antara biaya, kinerja, dan umur pakai. Tantangan GM berikutnya adalah membuktikan bahwa LMR bisa memberikan keseimbangan optimal dari ketiga faktor tersebut.

Masa Depan Industri Baterai yang Lebih Beragam

Kedatangan Kurt Kelty dari Tesla menjadi faktor penting dalam percepatan pengembangan baterai GM. Dengan pengalaman 11 tahun sebagai “raja baterai” Tesla dan 15 tahun di Panasonic, Kelty membawa perspektif segar meski awalnya skeptis dengan pendekatan LMR.

“Saya datang dengan beberapa prasangka tentang arah yang harus diambil,” akunya. “Tapi keunggulan LMR akhirnya meyakinkan saya.” Kolaborasi dengan LG Energy Solutions yang memiliki lebih dari 200 paten LMR sejak 2010 memperkuat posisi GM dalam perlombaan ini.

Dunia baterai EV sedang memasuki era diversifikasi teknologi. Dari pengembangan baterai smartphone hingga sistem penyimpanan skala besar, inovasi material terus mendorong batas-batas baru. Jika janji GM tentang LMR terwujud, kita mungkin sedang menyaksikan kelahiran standar baru di industri otomotif listrik.

Pertanyaan besarnya sekarang: Akankah LMR menjadi game changer yang dijanjikan, atau hanya salah satu dari banyak percobaan dalam evolusi baterai yang terus berlanjut? Jawabannya akan mulai terlihat ketika sel-sel pertama keluar dari pilot plant pada 2027. Satu hal yang pasti—perlombaan untuk menciptakan baterai sempurna untuk mobil listrik semakin panas.

Xiaomi SU7 Peringkat Terbawah di Kualitas Mobil Listrik China 2025

0

Telset.id – Bagaimana rasanya menjadi produsen mobil baru yang langsung terjun ke pasar kompetitif? Tanyakan pada Xiaomi. Baru beberapa bulan meluncurkan SU7, sedan listrik andalannya, perusahaan asal China ini sudah mendapat tamparan keras. Menurut laporan terbaru dari China Automobile Quality Network, Xiaomi SU7 menempati peringkat terbawah dalam kategori sedan listrik besar (large BEV sedans) untuk kuartal pertama 2025.

Dengan 239 poin penalti—56 poin di atas rata-rata segmen—Xiaomi SU7 menunjukkan risiko tinggi terhadap potensi cacat dan rasio keluhan yang mengkhawatirkan. Ironisnya, di tengah performa buruk ini, penjualannya justru melesat: 104.454 unit terjual dari Januari hingga April 2025. Sebuah paradoks yang patut dikulik lebih dalam.

Xiaomi SU7 Pro delivery waiting time reached 11.5 months

Kualitas vs. Popularitas: Dilema Xiaomi SU7

China Automobile Quality Network, platform pengaduan resmi di bawah China Market Supervision Administration, mengumpulkan laporan dari pemilik mobil terkait gangguan teknis, risiko keselamatan, dan cacat produksi. Poin penalti diberikan berdasarkan frekuensi dan tingkat keparahan masalah. Semakin tinggi poin, semakin buruk kualitasnya.

Di kategori yang sama, pesaing seperti GAC Hyptec GT meraih posisi teratas dengan 149 poin, disusul Voyah Passion (152 poin) dan Avatr 12 (153 poin). Sementara itu, Nio ET7 dan ET9 berada di tengah klasemen dengan 183 poin. Bahkan Geely Galaxy Starshine 8 EM, sedan hybrid mewah, disebut-sebut lebih unggul dalam hal keandalan.

Masalah Keamanan yang Menggantung

Kendati penjualan tinggi, Xiaomi SU7 belum lepas dari kontroversi. Insiden kecelakaan fatal pada 29 Maret 2025 sempat memicu perdebatan tentang standar keamanannya. CEO Lei Jun bahkan mengakui April sebagai “bulan tersulit” sejak perusahaan berdiri. Kini, laporan kualitas ini menambah daftar tantangan yang harus dihadapi.

Xiaomi SU7 interior with large touchscreen

Spesifikasi SU7 sebenarnya menjanjikan: panjang 4.997 mm, baterai 73,6 kWh untuk jarak 700 km (versi Standard), dan versi Max bertenaga 664 hp. Harganya? Terjangkau untuk segmennya: 215.900–299.900 yuan (sekitar Rp429 juta–Rp596 juta). Tapi, apakah performa teknis bisa menebus ketidakpercayaan konsumen?

Xiaomi bukan satu-satunya yang berjuang. Mazda EZ-60, crossover listrik baru, juga menghadapi ujian serupa di pasar global. Namun, berbeda dengan Xiaomi, Mazda punya reputasi panjang di industri otomotif.

Lalu, apa langkah Xiaomi ke depan? Perbaikan kualitas tentu jadi prioritas. Tapi, dengan waktu tunggu pengiriman SU7 Pro mencapai 11,5 bulan—seperti terlihat dalam gambar di atas—apakah mereka bisa memenuhi harapan pelanggan tanpa mengorbankan kualitas?

Xiaomi SU7 Max acceleration test

Pasar mobil listrik China memang keras. Seperti trend di Shanghai Auto Show, inovasi saja tak cukup. Konsumen menginginkan keandalan. Jika Xiaomi gagal membenahi diri, SU7 mungkin hanya akan jadi “smartphone beroda” yang cepat usang.

BYD e7, Sedan Listrik Murah dengan Desain Premium

0

Telset.id – Jika Anda mencari sedan listrik terjangkau dengan sentuhan desain premium, BYD e7 mungkin jawabannya. Mobil ini baru saja tiba di dealer-dealer China, mengindikasikan peluncuran resminya sudah di depan mata. Meski ditujukan untuk layanan taksi dan pembeli muda, e7 mencuri perhatian dengan desain depannya yang mirip sedan mewah Denza Z9.

BYD e7 interior dengan layar sentuh 15.6 inci dan desain minimalis

BYD e7 adalah bagian dari seri e BYD yang fokus pada kendaraan listrik hemat biaya. Sebelumnya, seri ini hanya diisi oleh hatchback e2 yang juga dijual di beberapa pasar luar negeri seperti Uzbekistan. Kini, e7 hadir sebagai sedan pertama yang akan memperluas jajaran model tersebut.

Desain Eksterior: Murah Tapi Tidak Murahan

Meski diposisikan sebagai kendaraan terjangkau, e7 tidak main-main dalam hal desain. Bagian depannya mengadopsi elemen-elemen premium seperti headlamp tajam, hidung seperti hiu, dan intake udara berbentuk trapesium kecil yang mengingatkan pada Denza Z9. Namun, kesamaan itu berakhir di sana.

BYD e7 tampak samping dengan garis atap yang ramping

e7 tetap mempertahankan fitur-fitur ekonomis seperti pegangan pintu konvensional dan velg 16 inci yang relatif kecil. Port pengisian daya terletak di fender depan kanan, sementara bumper dilengkapi dengan aliran udara nyata untuk efisiensi aerodinamis.

Di bagian belakang, e7 menampilkan dua unit lampu independen yang dihubungkan oleh trim hitam, garis atap yang halus, dan spoiler kecil berbentuk ekor bebek untuk sentuhan sporty. Yang mengejutkan, mobil ini memiliki rem cakram di setiap as – fitur yang jarang ditemukan di kendaraan segmen ini.

Interior: Minimalis Tapi Fungsional

Untuk pertama kalinya, interior e7 terungkap melalui foto-foto yang beredar. Kabinnya mengikuti tren modern dengan tuas transmisi yang dipasang di kolom kemudi dan konsol tengah yang unik dengan ceruk untuk ponsel serta deretan tombol fisik.

Konsol tengah BYD e7 dengan tempat penyimpanan dan port USB

Layar sentuh 15,6 inci – fitur khas kebanyakan model BYD – mendominasi dashboard. Kemudi tiga-saluran dengan dasar rata dilengkapi panel instrumen LCD kecil di kolom kemudi. Jok dibalut leatherette hitam yang sesuai dengan karakter utilitarian mobil ini.

Untuk penumpang belakang, e7 menawarkan ruang kaki yang cukup luas berkat wheelbase 2.820 mm – 60 mm lebih panjang dari Tesla Model 3. Meski tidak dilengkapi sandaran tangan, baris kedua memiliki headrest tengah, anchor ISOFIX, lampu baca LED, port USB, dan ventilasi udara.

Interior belakang BYD e7 dengan ruang kaki yang luas

Spesifikasi dan Performa

Dengan dimensi 4.780/1.900/1.515 mm dan bobot kosong 1.499-1.566 kg, e7 tergolong ringan untuk segmennya. Mobil ini ditenagai motor listrik TZ180XSJ berdaya 100 kW (134 hp) dengan kecepatan maksimum 150 km/jam.

Kapasitas baterai dan jarak tempuh belum diungkap, namun dipastikan e7 menggunakan baterai LFP (Lithium Ferro Phosphate) yang lebih aman dan tahan lama. Teknologi baterai ini juga digunakan dalam produk-produk CATL terbaru.

Harga resmi belum diumumkan, namun analis memperkirakan e7 akan dibanderol sekitar 100.000 yuan (Rp213 juta). Dengan harga segitu, e7 siap bersaing ketat di pasar EV terjangkau China yang sedang panas-panasnya.

BYD e7 dalam warna putih di showroom dealer China

Kehadiran e7 di dealer-dealer China menandakan peluncuran resminya tinggal menunggu waktu. Mobil ini tidak hanya menawarkan solusi mobilitas listrik terjangkau, tetapi juga membuktikan bahwa kendaraan ekonomis bisa memiliki desain yang menarik dan fitur-fitur memadai.

Dengan kesuksesan BYD Qin L EV yang mendapat 10.000 pesanan dalam seminggu, e7 diprediksi akan menyusul kesuksesan tersebut di segmen yang lebih terjangkau.

Xiaomi SU7 Max Tahan Kecelakaan Mengerikan, Bukti Keamanan Mobil Listrik

0

Telset.id – Bayangkan mobil Anda tertimpa truk dari ketinggian dan masih bisa membuka pintu dengan normal. Itulah yang dialami pemilik Xiaomi SU7 Max dalam kecelakaan viral Mei 2025 ini – uji nyata yang membuktikan ketangguhan mobil listrik pertama Xiaomi.

Insiden ini bermula ketika SU7 Max berwarna ungu diparkir tanpa penumpang. Sebuah truk besar kehilangan kendali, menabraknya, dan membuat kedua kendaraan terjatuh dari posisi elevasi. Hasilnya? Truk mendarat tepat di atas bodi Xiaomi, menciptakan kerusakan yang terlihat fatal. Tapi di sinilah keajaiban terjadi.

Xiaomi SU7 Max setelah kecelakaan dengan truk

Uji Nyata di Luar Laboratorium

Rekaman pasca-kecelakaan menunjukkan bodi SU7 Max hancur parah: kaca pecah, panel tubuh penyok, dan bumper terlepas. Namun ketika tim penyelamat memulihkan kendaraan, pemiliknya membuktikan semua pintu masih berfungsi sempurna. Bahkan lebih mencengangkan, sistem asisten suara tetap aktif dan berhasil membuka frunk (depan bagasi).

“Saya akan beli lagi,” tulis pemilik di media sosial sambil men-tag CEO Xiaomi Lei Jun. Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Dalam kecelakaan fatal sekalipun, kabin penumpang SU7 Max tetap utuh berkat struktur hybrid baja kekuatan tinggi dan aluminium alloy.

Struktur rangka Xiaomi SU7 Max yang tetap utuh

Rahasia di Balik Ketangguhan SU7 Max

Xiaomi membangun SU7 Max dengan 90.1% material kekuatan tinggi, termasuk komponen yang mampu menahan tekanan hingga 2000MPa. Torsional rigidity-nya mencapai 51000N·m/deg – angka yang biasanya dimiliki mobil sport premium.

Zona kritis seperti pilar A, pilar B, dan floor beam menggunakan baja ultra-kekuatan tinggi 2000MPa. Desain ini menciptakan “sangkar pengaman” yang melindungi penumpang bahkan dalam tabrakan ekstrem seperti kasus ini.

Interior Xiaomi SU7 Max yang tetap utuh pasca-kecelakaan

Prestasi SU7 Max sebenarnya sudah diakui sebelumnya melalui penilaian G+ (tertinggi) dari C-IASI – indeks keamanan otomotif terkemuka di China. Mobil ini menjadi satu-satunya sedan yang meraih nilai sempurna di tiga kategori: keamanan penumpang, pejalan kaki, dan sistem bantuan pengemudi.

Kecelakaan ini menjadi bukti nyata bahwa standar keamanan mobil listrik modern sudah setara – bahkan melebihi – kendaraan konvensional. Seperti yang terjadi pada teknologi transportasi masa depan, inovasi keamanan terus berkembang pesat.

Pemilik Xiaomi SU7 Max membuka pintu setelah kecelakaan

Bagi industri otomotif listrik, insiden ini adalah promosi terbaik yang tidak terduga. Ketika sebuah mobil bisa membuat pemiliknya ingin membeli lagi setelah hancur, itu berbicara banyak tentang kepercayaan merek dan kualitas produk.

Xiaomi Kuasai Pasar Smartphone Indonesia di Kuartal I 2025

Telset.id – Siapa sangka, di tengah fluktuasi pasar yang tak menentu, Xiaomi justru berhasil mengukuhkan kembali dominasinya sebagai raja smartphone Indonesia. Data terbaru Canalys (Mei 2025) mengungkap fakta mengejutkan: 1 dari 5 smartphone yang laku di Tanah Air di kuartal pertama 2025 ternyata berlogo Mi! Dengan pangsa pasar 19%, pencapaian ini melanjutkan tren positif sejak Xiaomi pertama kali memimpin pasar pada kuartal kedua 2024.

Lantas, apa resep di balik kesuksesan ini? Wentao Zhao, Country Director Xiaomi Indonesia, menyebut kombinasi antara inovasi produk dan strategi penetrasi pasar yang jitu. “Ini bukan sekadar angka, tapi bukti kepercayaan konsumen terhadap ekosistem Xiaomi,” tegasnya dalam keterangan resmi yang diterima Telset.id. Pernyataan ini sejalan dengan strategi 2025 yang sebelumnya diungkap perusahaan.

Portofolio Produk: Dari Entry-Level Hingga Flagship

Analisis mendalam menunjukkan, kemenangan Xiaomi bersandar pada tiga pilar utama. Pertama, portofolio produk yang mencakup semua segmen pasar. Di kelas entry-level, Redmi A5 menjadi “senjata” andalan dengan spesifikasi mumpuni di kisaran harga Rp1 jutaan. Sementara di mid-range, Redmi Note 14 Series memukau dengan kamera berkualitas dan desain premium. Tak ketinggalan, Xiaomi 15 Series hasil kolaborasi dengan Leica berhasil mencuri hati fotografer profesional.

Jaringan Distribusi: Kunci Penetrasi Pasar

Faktor kedua adalah ekspansi jaringan distribusi yang masif. Xiaomi tak hanya mengandalkan penjualan online, tapi juga memperkuat kehadiran offline melalui mitra ritel di seluruh Indonesia. Strategi ini ternyata efektif menjangkau konsumen di daerah yang masih mengandalkan pembelian secara fisik. “Kami ingin memastikan produk Xiaomi bisa diakses oleh siapa pun, di mana pun,” tambah Zhao, mengingatkan kita pada strategi penetrasi pasar yang dijalankan sejak 2023.

Transisi kepemimpinan dari Alvin Tse ke Wentao Zhao juga ternyata tak mengganggu kinerja perusahaan. Justru sebaliknya, seperti diungkap dalam profil kepemimpinan terbaru, Xiaomi Indonesia menunjukkan ketahanan bisnis yang mengesankan.

Ekosistem AIoT: Masa Depan yang Terhubung

Yang tak kalah menarik, Xiaomi tak hanya berjualan smartphone. Visi mereka jauh lebih besar: membangun ekosistem AIoT (Artificial Intelligence of Things) terintegrasi. Dari smart home devices hingga wearable technology, Xiaomi berambisi menjadi “tulang punggung” kehidupan digital masyarakat Indonesia. Pendekatan holistik inilah yang membuat brand ini unggul dibanding kompetitor.

Ke depan, tantangan tentu tak akan berkurang. Tapi dengan strategi yang terukur dan komitmen pada inovasi, Xiaomi tampaknya siap mempertahankan mahkotanya sebagai penguasa pasar smartphone Indonesia. Pertanyaannya sekarang: bisakah kompetitor menghentikan laju Mi?

Apple Luncurkan Fitur Aksesibilitas Terbaru untuk Pengguna Disabilitas

0

Telset.id – Dalam rangka memperingati Global Accessibility Awareness Day (GAAD), Apple kembali menunjukkan komitmennya terhadap inklusivitas dengan meluncurkan serangkaian fitur aksesibilitas terbaru. Tahun ini menjadi momen spesial karena menandai 40 tahun inovasi aksesibilitas dari perusahaan berbasis di Cupertino tersebut.

Sejak pertama kali memperkenalkan screen reader dua dekade lalu, Apple terus berinovasi untuk memudahkan pengguna dengan berbagai kebutuhan khusus. Kali ini, mereka menghadirkan solusi revolusioner mulai dari Magnifier untuk Mac hingga dukungan Brain Computer Interface (BCI) yang memungkinkan kontrol perangkat melalui pikiran.

Magnifier untuk Mac: Mata Digital bagi Pengguna Low Vision

Salah satu fitur andalan yang diperkenalkan adalah Magnifier untuk Mac. Fitur berbasis kamera ini sebenarnya telah tersedia di iPhone dan iPad sejak 2016, namun kini hadir dengan kemampuan lebih canggih di platform desktop. Dengan memanfaatkan kamera USB atau iPhone melalui Continuity Camera, pengguna dapat memperbesar dan memproses gambar dari lingkungan sekitar.

Dua ponsel berdampingan menampilkan mode Accessibility Reader Apple. Kiri menampilkan kolom teks sempit dalam dokumen, kanan versi Accessibility Reader dengan teks hitam-putih yang lebih mudah dibaca dan kontrol pemutaran di bagian bawah.

Dalam demo yang ditunjukkan Apple, seorang mahasiswa bisa membaca tulisan di papan tulis yang jauh di ruang kuliah besar dengan memanfaatkan iPhone yang dipasang di atas MacBook. Fitur ini juga mendukung Desk View untuk memudahkan pembacaan dokumen fisik di meja kerja.

Accessibility Reader: Solusi Membaca untuk Berbagai Kebutuhan

Berkolaborasi dengan Magnifier, Apple memperkenalkan Accessibility Reader – mode baca sistem yang dirancang untuk pengguna dengan disleksia atau low vision. Fitur ini tersedia di seluruh ekosistem Apple termasuk Vision Pro, dengan opsi kustomisasi font, warna, dan spasi yang ekstensif.

Yang menarik, Accessibility Reader bisa diakses dari aplikasi apapun karena terintegrasi di level sistem operasi. Fitur ini juga mendukung Spoken Content, memungkinkan pembacaan teks dunia nyata seperti rambu jalan atau menu restoran.

Inovasi Braille dan Kontrol Pikiran

Untuk pengguna braille, Apple menghadirkan Braille Access yang memudahkan input melalui perangkat braille. Fitur ini mendukung format BRF (Braille Ready Format) dan kode Nemeth untuk perhitungan matematika/sains. Bahkan tersedia transkripsi percakapan real-time langsung ke layar braille.

Yang lebih futuristik, Apple dikabarkan sedang mengembangkan dukungan Brain Computer Interface (BCI) bekerja sama dengan Synchron. Teknologi ini memungkinkan kontrol perangkat melalui pikiran, meski detail implementasinya masih belum jelas.

Sarah Herrlinger, Senior Director of Global Accessibility Policy di Apple, menegaskan: “Inovasi ini bukan sekadar fitur tambahan, tapi bagian dari DNA Apple untuk menciptakan teknologi yang benar-benar inklusif.”

Dengan berbagai pembaruan ini, Apple kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor teknologi aksesibilitas. Fitur-fitur tersebut diharapkan dapat mulai tersedia dalam rilis iOS 19, iPadOS 19, dan versi sistem operasi Apple lainnya di masa mendatang.

MODENA x Anda Reserva: Wellness Masa Depan dengan Teknologi IoT

Telset.id – Jika Anda mengira pengalaman wellness hanya terbatas pada pijat dan aromaterapi, kolaborasi terbaru MODENA dan Anda Reserva siap mengubah persepsi itu. Dengan memadukan teknologi IoT dan konsep wellness holistik, keduanya menghadirkan pengalaman relaksasi yang benar-benar personal dan imersif.

Sejak 9 Mei hingga 9 Juni 2025, MODENA—perusahaan yang dikenal dengan perangkat dapur berkualitas—melangkah lebih jauh dengan memperkenalkan ekosistem MODENA Seamless IoT melalui kolaborasi “The Future of Wellness” bersama Anda Reserva, Social Wellness Club pertama di Indonesia. Inisiatif ini bukan sekadar tren, melainkan bukti nyata bagaimana teknologi bisa memperkaya pengalaman manusia secara lebih humanis.

Wellness yang Dipersonalisasi dengan Teknologi IoT

Nicole Jizhar, Executive Vice President MODENA, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam menghadirkan teknologi yang lebih relevan dengan gaya hidup modern. “MODENA Smart LED Bulb LB 30092 ITWA dirancang untuk beradaptasi dengan aktivitas pengguna, menciptakan pengalaman wellness yang benar-benar personal,” ujarnya.

Pencahayaan, yang sering diabaikan, ternyata memegang peran krusial dalam keseimbangan wellness. Mulai dari mengatur mood, meningkatkan kualitas tidur, hingga mendukung relaksasi, MODENA Smart LED Bulb hadir dengan berbagai fitur canggih seperti:

  • Kontrol penuh melalui MODENA Seamless App (intensitas, warna, temperatur)
  • Preset pencahayaan sesuai mood (Relax Mode, Sleep Mode, dll)
  • Teknologi AlwaysConnect™ yang tetap berfungsi tanpa internet

Tiga Pengalaman Wellness Unik yang Ditawarkan

Kolaborasi ini menghadirkan tiga pengalaman utama yang menggabungkan wellness dan teknologi:

1. Spa dengan Pencahayaan Sesuai Aura

Melalui “Spa in Your Aura”, peserta akan merasakan full body massage dengan pencahayaan yang disesuaikan dengan aura mereka. Teknologi MODENA Smart LED Bulb mampu menciptakan atmosfer yang selaras dengan kondisi emosional dan fisik pengguna, meningkatkan efektivitas relaksasi.

2. Kelas Yoga Imersif “Flow Through Colors”

Setiap Minggu, Anda Reserva menyelenggarakan sesi yoga spesial di mana pencahayaan LED akan mengikuti irama gerakan dan pernapasan peserta. Pengalaman ini didukung oleh kemampuan lampu untuk menyinkronkan diri dengan musik, menciptakan suasana yang benar-benar imersif.

3. Photobooth Aura dan Promo Spesial

Pengunjung bisa mengetahui warna aura mereka melalui aesthetic photobooth. Hasil foto yang dilengkapi barcode unik ini bisa ditukarkan dengan berbagai promo menarik di MODENA Experience Center, termasuk diskon hingga 40% dan voucher senilai Rp500.000.

Seperti yang diungkapkan Stephanie Tjiu, Chief Marketing Officer Anda Reserva, “Wellness sejati tercipta dari keseimbangan fisik, mental, dan emosional. Kolaborasi ini memperkuat komitmen kami dalam mengintegrasikan teknologi pintar untuk pengalaman wellness yang lebih holistik.”

Bagi yang ingin mencoba, pengalaman wellness futuristik ini bisa dinikmati di Anda Reserva, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan hingga 9 Juni 2025. Sementara produk MODENA Seamless IoT tersedia di seluruh toko resmi MODENA dan MODENA Official Store di Shopee Mall.

Teknologi dan wellness memang tampak seperti dua dunia yang berbeda, tetapi kolaborasi MODENA dan Anda Reserva membuktikan bahwa keduanya bisa bersinergi dengan sempurna. Seperti 40% traveler yang menggunakan AI untuk menemukan destinasi baru, kini teknologi juga hadir untuk memperkaya pengalaman wellness kita.

Google Gemini Akan Hadir di Android Auto, Wear OS, dan Google TV

Telset.id – Jika Anda mengira Google Assistant sudah cukup canggih, bersiaplah untuk terkejut. Google baru saja mengumumkan ekspansi besar-besaran Gemini, keluarga model AI terbarunya, ke berbagai platform termasuk Android Auto, Wear OS, dan Google TV. Pengumuman ini disampaikan dalam The Android Show: I/O Edition pada 13 Mei 2025, menandai babak baru dalam interaksi manusia dengan perangkat teknologi sehari-hari.

Gemini bukan sekadar pengganti Google Assistant. Model AI ini menjanjikan pengalaman lebih alami dan kontekstual. Bayangkan: saat menyetir, Anda tak perlu lagi memikirkan “perintah sempurna” untuk mengoperasikan Android Auto. Cukup ucapkan kalimat biasa seperti, “Ingatkan aku parkir di lantai 3 mal nanti,” dan Gemini akan langsung memahaminya. Kemampuan ini akan sangat berguna untuk pengemudi yang ingin tetap fokus di jalan.

Revolusi Interaksi di Berbagai Platform

Di Wear OS, Gemini menghadirkan kemudahan baru. Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, “Aku pakai loker nomor 43 hari ini,” dan secara otomatis reminder akan terbuat. Tidak perlu format khusus atau kalimat baku. Menurut Google, ini adalah lompatan besar dari era Google Assistant yang masih membutuhkan perintah terstruktur.

Untuk Android Auto, Gemini akan membawa beberapa fitur canggih:

  • Summarisasi pesan teks secara real-time
  • Terjemahan instan ke lebih dari 40 bahasa
  • Kemampuan “mengingat” preferensi, seperti selalu mengirim pesan ke kontak tertentu dalam bahasa Spanyol meski Anda tidak fasih

Ekosistem yang Semakin Cerdas

Tidak hanya di perangkat mobile, Google juga membangun Android XR dari nol dengan Gemini sebagai tulang punggungnya. Saat headset pertama dari Samsung diluncurkan tahun ini, Gemini akan membantu merencanakan liburan dengan menampilkan video, peta, dan tips lokal secara imersif – menciptakan itinerary lengkap dalam hitungan menit.

Google TV pun tak ketinggalan. Gemini akan menyempurnakan sistem rekomendasi, khususnya konten anak-anak. Model AI ini juga bisa menjawab pertanyaan seputar acara yang sedang ditonton, menjadikannya “teman menonton” yang interaktif untuk buah hati Anda.

Kolaborasi dengan Sony dan Samsung akan membawa Gemini ke earbud generasi mendatang. Meski detailnya masih minim, dipastikan pengalaman voice command akan jauh lebih natural dibanding teknologi saat ini.

Rilis bertahap dimulai dalam beberapa bulan mendatang untuk Android Auto, diikuti perangkat dengan Google built-in pada akhir tahun. Untuk mengetahui perkembangan terbaru tentang integrasi Gemini di berbagai platform, simak terus acara Google I/O 2025 yang berlangsung 20-23 Mei.

TikTok Luncurkan Fitur AI Alive, Ubah Foto Jadi Video Animasi

Telset.id – Jika Anda pengguna setia TikTok, bersiaplah untuk terkejut dengan fitur terbaru yang satu ini. Platform video pendek tersebut baru saja meluncurkan “AI Alive”, sebuah fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu mengubah foto statis menjadi video animasi pendek dengan berbagai gaya unik.

Berbeda dengan Meta yang cenderung memaksakan fitur AI di setiap sudut Instagram, TikTok mengambil pendekatan lebih selektif. AI Alive saat ini hanya tersedia untuk fitur Stories TikTok, yang memang dirancang untuk konten lebih ephemeral dibanding postingan utama.

Cara Kerja AI Alive yang Mengagumkan (dan Kadang Aneh)

Fitur ini bekerja dengan cukup sederhana. Anda mulai dengan mengunggah foto ke Stories (diakses melalui inbox aplikasi), lalu memilih opsi “AI Alive”. Sistem kemudian akan meminta Anda untuk “menghidupkan foto ini”. TikTok menyediakan beberapa saran prompt, tetapi Anda juga bisa membuat permintaan khusus sendiri.

Contoh hasil AI Alive TikTok mengubah foto kucing menjadi animasi

Dalam uji coba yang dilakukan tim Telset.id, hasilnya bisa dibilang… beragam. Mulai dari yang mengagumkan hingga benar-benar aneh. Sebagai contoh, ketika mengubah foto kucing menjadi gaya anime, hasilnya memang sesuai permintaan meski terlihat sedikit creepy dan menghilangkan corak bulu asli si kucing.

Animasi kedua yang meminta kucing berjalan “hati-hati” di pinggiran terlihat kurang natural, dengan banyak artefak AI yang membuat gerakan ekor dan kaki terlihat tidak wajar. Namun yang paling menggelitik adalah hasil permintaan gaya “permainan retro” – alih-alih tampil seperti karakter game 8-bit, kucing malah memegang dua gelas anggur raksasa!

Strategi TikTok dalam Perlombaan AI

Kehadiran AI Alive menunjukkan bagaimana TikTok berusaha menemukan niche-nya dalam perlombaan fitur AI antar platform media sosial. Daripada mengejar kesempurnaan seperti beberapa kompetitornya, TikTok justru mengedepankan unsur fun dan eksperimental.

Fitur ini juga menjadi bukti bahwa TikTok terus berinovasi untuk memperkaya pengalaman pengguna di fitur Stories-nya, yang memang belum sepopuler Instagram Stories. Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset.id, platform ini memang gencar merekrut talenta untuk mengembangkan fitur sosial baru.

Meski hasilnya kadang tidak terduga (atau bahkan absurd), justru di situlah letak daya tarik AI Alive. Fitur ini memberikan ruang bagi kreativitas dan kejutan – elemen yang menjadi DNA TikTok sejak awal.

Bagi Anda yang penasaran ingin mencoba, pastikan aplikasi TikTok Anda sudah diperbarui ke versi terbaru. Dan siap-siap untuk tertawa melihat hasil transformasi AI yang kadang di luar ekspektasi!