Beranda blog Halaman 16

Google Tambahkan Fitur Canvas di AI Mode untuk Perencanaan Lebih Mudah

0

Telset.id – Google memperkenalkan fitur baru bernama Canvas dalam AI Mode di pencarian desktop. Fitur ini dirancang untuk membantu pengguna menyusun panduan belajar, rencana perjalanan, atau proyek lainnya dengan lebih efisien.

Canvas akan muncul sebagai panel samping yang berfungsi sebagai draf kerja. Pengguna dapat memilih bagian tertentu untuk menyempurnakan detail dan kembali ke proyek kapan saja tanpa kehilangan informasi. Fitur ini akan tersedia bagi pengguna AI Mode Labs di AS dalam beberapa minggu ke depan.

“Dengan Canvas, pengguna bisa mengompilasi dan menyesuaikan berbagai jenis perencanaan hanya dengan satu klik,” jelas Google dalam pengumumannya. Perusahaan juga berencana menambahkan kemampuan untuk mengunggah file seperti silabus kuliah atau catatan guna memberikan konteks lebih saat membuat Canvas.

A screenshot of a Google search displaying a study guide generated for a chemistry midterm featuring AI assistance

Kehadiran Canvas di AI Mode sejalan dengan upaya Google memperluas kemampuan asisten AI-nya. Sebelumnya, perusahaan juga telah memberikan akses gratis AI Premium dan penyimpanan cloud 2TB untuk mahasiswa AS sebagai bagian dari inisiatif pendidikan.

Rilis Canvas bertepatan dengan musim kembali ke sekolah, menjadikannya alat yang potensial bagi pelajar dan mahasiswa. Fitur ini diharapkan dapat menyederhanakan proses pengumpulan dan pengorganisasian informasi untuk berbagai kebutuhan akademik.

Google terus mengembangkan kemampuan AI dalam produk-produknya, termasuk peningkatan pada Gemini AI yang diumumkan sebelumnya. Integrasi Canvas ke dalam AI Mode menunjukkan komitmen perusahaan untuk menghadirkan solusi produktivitas yang lebih cerdas.

Beberapa Musisi Tarik Karya dari Spotify Sebagai Protes Investasi AI Drone Militer

Telset.id – Dunia musik digital kembali diguncang kontroversi. Kali ini, Spotify menjadi pusat badai setelah sejumlah musisi menarik karya mereka dari platform streaming terbesar di dunia itu. Penyebabnya? Investasi CEO Spotify Daniel Ek dalam teknologi drone militer berbasis AI yang dinilai bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Band psychedelic rock asal Australia, King Gizzard & the Lizard Wizard, menjadi yang terbaru memboikot Spotify. Mereka secara resmi menghapus seluruh 27 album studio, plus album live dan kompilasi dari platform tersebut. Langkah ini diikuti oleh band eksperimental Xiu Xiu, yang juga mengumumkan rencana penarikan katalog musik mereka.

Protes terhadap Investasi Kontroversial

Dalam pernyataan resminya, King Gizzard & the Lizard Wizard secara terbuka mengkritik Daniel Ek. “CEO Spotify berinvestasi jutaan dolar dalam teknologi drone militer AI. Kami baru saja menghapus musik kami dari platform. Bisakah kami menekan para teknisi Dr. Evil ini untuk berbuat lebih baik?” tulis mereka di akun media sosial, Jumat (25/7/2025).

Protes ini merujuk pada keterlibatan Ek dengan Helsing, perusahaan pertahanan Eropa yang mengembangkan perangkat lunak AI untuk keputusan militer. Perusahaan ini diketahui beroperasi di Inggris, Jerman, dan Prancis. Prima Materia, perusahaan investasi milik Ek, baru saja mengumpulkan dana lebih dari 600 juta dolar AS untuk mendukung proyek-proyek kontroversial semacam ini.

Reaksi Keras dari Komunitas Musik

Jamie Stewart, pendiri Xiu Xiu, bahkan lebih keras dalam kritiknya. “Spotify menggunakan uang musik untuk berinvestasi dalam drone perang AI. Meskipun praktik keuangan semua layanan streaming sangat tidak berpihak pada musisi, tapi tindakan Spotify yang menggunakan keuntungan dari pencurian musik untuk membunuh orang demi menghasilkan lebih banyak uang, hampir tidak dapat dipahami,” tegas Stewart.

Band-band ini tidak hanya menarik musik mereka, tetapi juga secara terbuka mendorong penggemar untuk beralih ke platform lain. King Gizzard bahkan dengan sarkasme menulis di Instagram, “Lagu-lagu kami sudah ada di mana-mana kecuali Spotify (persetan Spotify). Kalian bisa membajaknya kalau mau.”

Kontroversi ini memicu perdebatan luas tentang etika bisnis di industri teknologi dan hiburan. Di satu sisi, perusahaan seperti Spotify berhak mengembangkan diversifikasi investasi. Di sisi lain, musisi dan kreator merasa hak moral mereka dilanggar ketika hasil karya mereka secara tidak langsung mendanai proyek-proyek yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Sementara itu, platform streaming lokal seperti MAXstream justru mencatat pertumbuhan signifikan dengan pendekatan yang lebih berfokus pada konten lokal dan kolaborasi kreatif. Ini membuktikan bahwa ada alternatif model bisnis yang lebih beretika di industri digital.

Bagaimana Spotify akan merespons gelombang protes ini masih menjadi tanda tanya besar. Yang jelas, insiden ini telah membuka mata banyak pihak tentang kompleksnya hubungan antara seni, teknologi, dan etika bisnis di era digital.

The Witcher 4: CD Projekt Red Tak Ingin “Mengalahkan” The Witcher 3

Telset.id – Bagaimana cara mengalahkan sebuah masterpiece? Itulah pertanyaan yang mungkin menghantui CD Projekt Red (CDPR) saat mengembangkan The Witcher 4. Namun, jawabannya ternyata sederhana: mereka tidak perlu melakukannya.

Dalam wawancara eksklusif dengan GamesRadar+, Philipp Weber, Direktur Naratif The Witcher 4, mengungkapkan filosofi pengembangan game terbaru mereka. Alih-alih berusaha “mengungguli” The Witcher 3: Wild Hunt, tim justru fokus pada menghormati warisan seri ini sembari membawa inovasi yang segar.

Bukan Soal Matematika, Tapi Pengalaman

Weber mengakui bahwa tekanan untuk menyaingi kesuksesan The Witcher 3 sempat menjadi kekhawatiran. Namun, CDPR menyadari bahwa game bukanlah persamaan matematika di mana angka-angka bisa menentukan kualitas. “Pujian itu subjektif,” ujarnya. Tim pun memilih pendekatan berbeda: menciptakan pengalaman yang otentik tanpa terobsesi pada perbandingan.

Strategi ini terlihat dari bagaimana CDPR menangani aspek teknis. Seperti diungkap dalam bocoran sebelumnya, The Witcher 4 akan memanfaatkan Unreal Engine 5 untuk visual yang lebih memukau. Namun, peningkatan teknologi ini bukan sekadar untuk “mengalahkan” pendahulunya, melainkan bagian dari evolusi alami industri.

Warisan dan Inovasi yang Seimbang

Weber menjelaskan bahwa The Witcher 4 akan menjadi “perpaduan sehat” antara menghormati masa lalu dan melangkah ke depan. Game ini tidak akan mengulangi formula lama, tetapi juga tidak meninggalkan esensi yang membuat seri ini dicintai.

Pendekatan ini sejalan dengan strategi CDPR untuk mengadopsi konsep open-world yang lebih dinamis. Meski demikian, Weber menekankan bahwa yang terpenting adalah memastikan game ini bisa dicintai oleh para penggemar—termasuk mereka yang mengagumi The Witcher 3.

Jadi, jika Anda bertanya-tanya apakah The Witcher 4 akan menjadi “lebih baik” dari pendahulunya, mungkin itu pertanyaan yang salah. CDPR sedang menciptakan sesuatu yang berbeda—sebuah karya yang berdiri sendiri namun tetap setia pada jiwa waralaba The Witcher.

iPhone Lipat Apple Diprediksi Bakal Guncang Pasar dengan Penjualan 45 Juta Unit

Telset.id – Jika Anda mengira pasar smartphone lipat sudah mencapai puncaknya, bersiaplah untuk terkejut. Analis terkemuka memprediksi iPhone lipat pertama Apple akan menciptakan gelombang penjualan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kategori ini. Bocoran terbaru mengindikasikan, raksasa teknologi asal Cupertino ini sedang mempersiapkan peluncuran flagship tersebut pada September 2026, kemungkinan bersamaan dengan seri iPhone 18.

Meskipun bentuk smartphone lipat telah ada selama beberapa tahun, perangkat ini belum bisa disetarakan dengan smartphone biasa. Namun, Apple dikabarkan akan mengubah lanskap pasar global sekaligus memanfaatkan peluang senilai $65 miliar. Yang mengejutkan, meski harganya tinggi, analis memperkirakan pengiriman iPhone lipat Apple bisa mencapai 45 juta unit pada 2028.

Desain Revolusioner dengan Harga Premium

Sebuah catatan penelitian dari JPMorgan yang dilaporkan MacRumors menyebutkan iPhone lipat akan hadir di kuartal ketiga 2026. Perangkat ini dikabarkan mengusung desain lipat ke dalam (book-style) dengan layar utama 7,8 inci dan panel penutup 5,5 inci. Sebelumnya, analis Ming-Chi Kuo memprediksi harga iPhone lipat akan berkisar antara $2.000 hingga $2.500. Namun, JPMorgan meyakini perangkat ini akan dijual seharga $1.999 dan menghasilkan penjualan belasan juta unit pada 2027.

Meski awalnya mungkin lambat, analis dari bank investasi tersebut memperkirakan pengiriman akan melonjak menjadi 45 juta unit pada 2028. Apple diprediksi tidak hanya memengaruhi pasar, tetapi juga menciptakan peluang bisnis senilai $65 miliar. Keunggulan besar dibanding kompetitor menjadi kunci utama dalam strategi mereka.

Inovasi Tanpa Kompromi

Berbeda dengan smartphone lipat lainnya, insinyur Apple dikabarkan ingin menghadirkan produk yang benar-benar berbeda dari yang pernah dilihat atau digunakan pelanggan. Bocoran menyebutkan iPhone lipat akan hadir dengan layar tanpa lipatan (crease-free), bodi yang lebih ramping, dan rangka titanium untuk mengurangi berat sekaligus meningkatkan daya tahan.

Apple juga disebut akan menggunakan pelat logam dengan teknik pengeboran laser untuk meminimalkan efek lipatan. Proses ini diperkirakan akan meningkatkan biaya produksi, dengan total “Bill of Materials” mencapai $759. Tidak heran jika perkiraan harga ritelnya begitu fantastis. Produksi massal diperkirakan dimulai akhir 2025, menyisakan waktu untuk penyempurnaan.

Dengan spesifikasi yang menggiurkan dan desain yang revolusioner, iPhone lipat Apple siap menjadi game changer di pasar smartphone premium. Pertanyaannya, apakah Anda siap merogoh kocek dalam-dalam untuk memiliki salah satunya?

Ayaneo Resmi Masuk Pasar Smartphone Gaming dengan Fitur Sliding Kontrol

Telset.id – Jika Anda mengira smartphone gaming hanya soal chipset kencang dan layar refresh rate tinggi, bersiaplah terkejut. Ayaneo, raksasa perangkat gaming handheld, baru saja mengumumkan rencana meluncurkan smartphone gaming pertamanya—Ayaneo Phone—di ajang ChinaJoy 2025. Yang menarik, ponsel ini mengusung mekanisme sliding yang memunculkan kontrol fisik ala konsol portable!

Dalam strategi 2025-2026, Ayaneo tak hanya memperkenalkan smartphone gaming premium. Mereka juga meluncurkan sub-brand baru bernama Konkr yang fokus pada perangkat handheld terjangkau. Langkah ini jelas menandakan ambisi besar Ayaneo untuk menguasai segmen gaming mobile dari kelas entry-level hingga high-end.

Desain Revolusioner dengan Kontrol Sliding

Meski belum merilis spesifikasi teknis, bocoran dari Ayaneo menunjukkan Ayaneo Phone akan memiliki mekanisme sliding yang memunculkan tombol fisik di bawah layar—mirip konsep Sony Xperia Play (2011) atau Anbernic RG Slide. Bedanya, Ayaneo Phone akan berfungsi penuh sebagai smartphone dengan dukungan jaringan seluler, sesuatu yang tidak dimiliki Anbernic RG Slide.

“Dibangun untuk gamer sejati,” begitulah klaim Ayaneo. Filosofi desain perangkat handheld mereka akan diadaptasi ke dalam smartphone ini. Artinya, Anda bisa mengharapkan ergonomi yang nyaman untuk sesi gaming marathon, plus kontrol fisik yang biasanya hanya ada di konsol portable.

Konkr: Sub-Brand untuk Handheld Terjangkau

Tak hanya smartphone, Ayaneo memperkenalkan Konkr sebagai lini produk baru yang menawarkan handheld gaming dengan harga lebih terjangkau. Produk pertama mereka, Konkr Pocket Fit, akan menggunakan sistem operasi Android dengan layar 6 inci beresolusi 1080p dan refresh rate 144Hz—ditenagai chipset flagship Qualcomm.

Untuk pengguna yang butuh performa lebih gahar, Konkr Fit hadir dengan OS Windows dan baterai raksasa 80Wh. Perangkat ini menawarkan layar 7 inci dalam bodi compact, menjawab kebutuhan gaming on-the-go tanpa kompromi.

Ayaneo juga memamerkan prototipe lain seperti Pocket DS (handheld dual-screen) dan perangkat bergaya Game Boy klasik. Langkah strategis ini menegaskan posisi mereka sebagai pemain serius di industri gaming portable.

Lalu bagaimana dengan harga dan tanggal rilis Ayaneo Phone? Sayangnya, Ayaneo masih merahasiakan detail ini. Namun, mereka berjanji akan mengungkap lebih banyak informasi melalui livestream dan event ChinaJoy 2025 mendatang. Satu hal yang pasti: persaingan smartphone gaming 2025 akan semakin panas dengan kehadiran pemain baru ini.

Dengan tren gaming mobile yang terus berkembang, kehadiran Ayaneo Phone bisa menjadi angin segar—terutama bagi gamer yang menginginkan kontrol fisik tanpa harus membawa perangkat tambahan. Bagaimana pendapat Anda? Apakah konsep sliding controls bisa menjadi masa depan smartphone gaming? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar!

MediaTek Dimensity Siap Guncang Dunia Emulasi PC di Android

Telset.id – Selama bertahun-tahun, emulasi game PC di Android identik dengan chipset Snapdragon dan GPU Adreno. Tapi kini, MediaTek siap mengubah narasi itu dengan kejutan besar melalui dukungan emulator GameHub terbaru.

GameSir, pengembang emulator ternama, baru saja merilis pembaruan signifikan untuk GameHub yang secara dramatis meningkatkan kompatibilitas dengan perangkat berbasis MediaTek Dimensity—khususnya yang menggunakan GPU Mali. Kabar ini bisa menjadi titik balik bagi para gamer mobile yang menginginkan pengalaman emulasi PC yang lebih mulus.

Revolusi Emulasi untuk GPU Mali

Menurut pengumuman resmi GameSir, pembaruan terbaru ini membawa dukungan penuh untuk chipset Dimensity 9000 hingga 9400. Yang paling mencolok adalah optimasi untuk emulasi DirectX9 hingga DirectX11, dengan klaim performa yang kini setara—bahkan dalam beberapa kasus melampaui—GPU Adreno milik Snapdragon.

Perbandingan performa emulasi game PC antara MediaTek Dimensity dan Snapdragon

Ini adalah lompatan besar bagi GPU Mali, yang selama ini kerap dikeluhkan karena dukungan Vulkan yang tidak konsisten, kompiler shader yang tidak stabil, dan fitur driver yang belum lengkap. GameSir mengatasi masalah ini dengan membangun sistem konversi kode baru yang secara efisien menerjemahkan instruksi DirectX untuk hardware Mali.

Dampak Nyata untuk Perangkat Flagship

Pembaruan ini akan sangat terasa pada smartphone flagship seperti Vivo X200, Oppo Find X8, dan iQOO Neo10 Pro (China) yang menggunakan Dimensity 9400. Dengan optimasi baru ini, game-game PC klasik yang sebelumnya sulit dijalankan kini bisa dimainkan dengan lancar.

Yang lebih menarik, GameSir dikabarkan sedang bekerja sama dengan MediaTek untuk mengembangkan driver GPU khusus yang bisa semakin mempersempit jarak performa antara Mali dan Adreno. Kolaborasi ini terutama ditujukan untuk platform GameFusion yang akan datang.

Perkembangan ini juga bisa berdampak pada perangkat Google Pixel yang sebelumnya menggunakan GPU Mali. Meski kabarnya Pixel 10 akan beralih ke GPU Imagination, optimasi GameHub tetap menjadi kabar baik bagi pemilik perangkat lama.

Dengan pembaruan GameHub ini, chipset MediaTek Dimensity mungkin akhirnya siap menjadi pilihan utama untuk gaming serius di Android. Baik Anda ingin bernostalgia dengan game PC lawas atau mencoba batas emulasi mobile, smartphone berbasis Dimensity kini layak dipertimbangkan.

Jangan lewatkan perkembangan terbaru seputar teknologi dan gadget dengan bergabung di komunitas Telegram kami dan berlangganan newsletter harian gratis! Untuk update terkini, kunjungi terus section Berita kami.

Bocoran Chipset Samsung Galaxy S26 Ultra: Snapdragon 8 Elite 2?

Telset.id – Jika Anda penasaran dengan apa yang akan ditawarkan Samsung Galaxy S26 Ultra di tahun 2026, bocoran terbaru ini mungkin bisa memberikan gambaran. Firmware perangkat yang baru-baru ini ditemukan mengindikasikan bahwa flagship teratas Samsung ini akan ditenagai oleh chipset Snapdragon 8 Elite 2 dari Qualcomm. Apakah ini pertanda bahwa Samsung kembali memilih Qualcomm untuk varian Ultra-nya?

Bocoran ini berasal dari firmware yang ditemukan oleh SamMobile, di mana terdapat referensi kode “qcom, pmk8850”. Kode ini diduga merujuk pada Snapdragon 8 Elite 2, penerus dari Snapdragon 8 Elite yang digunakan di Galaxy S25 Ultra dengan kode SM8750. Namun, yang menarik adalah penggunaan awalan “pmk” alih-alih “SM” seperti biasanya. Apakah ini mengisyaratkan varian khusus yang diproduksi oleh Samsung menggunakan proses 2nm? Spekulasi ini masih perlu dikonfirmasi, tetapi yang pasti, bocoran ini memperkuat kemungkinan bahwa Galaxy S26 Ultra akan tetap eksklusif menggunakan chipset Qualcomm.

Snapdragon 8 Elite 2: Lonjakan Performa Signifikan

Snapdragon 8 Elite 2 diprediksi akan membawa peningkatan besar dalam hal performa. Chipset ini dikabarkan akan menggunakan CPU Oryon yang telah didesain ulang, dengan kecepatan clock mencapai 4.6GHz untuk versi standar dan 4.74GHz untuk edisi “for Galaxy”. Bocoran firmware juga menunjukkan bahwa varian “pmk8850” mungkin merupakan versi khusus untuk Samsung, yang bisa berarti optimasi lebih lanjut untuk One UI dan fitur AI.

Estimasi awal menunjukkan bahwa Snapdragon 8 Elite 2 akan memberikan peningkatan performa hingga 25% dibandingkan generasi sebelumnya, dengan kemampuan GPU yang disebut-sebut sebagai yang terbaik di industri. Jika prediksi ini akurat, Galaxy S26 Ultra tidak hanya akan unggul dalam multitasking berat tetapi juga menjadi pilihan utama bagi para gamer dan kreator konten.

Spesifikasi Lain yang Patut Dinantikan

Selain chipset, Galaxy S26 Ultra juga dikabarkan akan membawa sejumlah peningkatan di sektor lain. Layarnya disebut-sebut akan berukuran 6,9 inci dengan teknologi OLED yang lebih terang dan akurat dalam reproduksi warna. Di sektor kamera, Samsung mungkin akan mempertahankan sensor utama 200MP tetapi dengan aperture yang lebih lebar, serta lensa periskop 5x dengan resolusi 50MP untuk zoom yang lebih tajam.

Dari segi memori, pilihan RAM 12GB atau 16GB akan tersedia, didukung oleh baterai 5.000mAh dengan pengisian daya cepat 60W. Meski memiliki layar besar, kabarnya Galaxy S26 Ultra akan lebih ramping dan ringan dibanding pendahulunya, sehingga lebih nyaman digenggam.

Di sisi perangkat lunak, One UI 8.5 diperkirakan akan menghadirkan fitur AI yang lebih canggih, mulai dari asisten tugas, pengoptimalan fotografi, hingga penyederhanaan pengalaman pengguna sehari-hari.

Dengan semua spekulasi ini, satu hal yang pasti: Samsung Galaxy S26 Ultra sedang dipersiapkan untuk menjadi salah satu smartphone paling powerful di tahun 2026. Namun, apakah semua bocoran ini akurat? Kita tunggu saja pengumuman resminya.

Sony Resmi Luncurkan FlexStrike, Fight Stick Pertama untuk PS5 dan PC

Telset.id – Para pecinta game fighting pasti tak sabar menunggu kehadiran FlexStrike, fight stick pertama besutan Sony yang dirancang khusus untuk PlayStation 5 dan PC. Setelah lama dikenal dengan kode nama Project Defiant, controller arcade ini akhirnya diresmikan dengan nama FlexStrike dan akan dipamerkan di EVO 2025 Las Vegas pada 1-3 Agustus mendatang.

FlexStrike bukan sekadar fight stick biasa. Sony membekalinya dengan teknologi canggih seperti dukungan koneksi USB-C dan wireless via PlayStation Link adapter. Yang menarik, adapter ini mampu mengurangi input lag secara signifikan sekaligus mendukung perangkat audio seperti Pulse Elite headset dan Pulse Explore earbuds secara bersamaan.

Fitur Unggulan FlexStrike

Controller ini hadir dengan berbagai fitur premium:

  • Digital joystick presisi tinggi
  • 8 tombol mekanik mirip DualSense
  • Touchpad untuk navigasi
  • Lever switch untuk mengubah input arah
  • Tombol lock untuk mencegah penekanan tak sengaja

Basisnya dilengkapi material anti-slip dan penyimpanan internal untuk gate restrictor yang bisa ditukar (circular, square, octagonal). Desain ergonomis dengan permukaan miring membuatnya nyaman digunakan dalam sesi gaming marathon.

Konektivitas dan Penggunaan

Satu adapter PlayStation Link bisa menghubungkan dua FlexStrike sekaligus untuk pertandingan lokal. Uniknya, DualSense tetap bisa terhubung bersamaan untuk navigasi menu. Cukup tekan tombol PS untuk membangunkan PS5 saat FlexStrike tersinkronisasi.

Controller ini menggunakan baterai isi ulang internal dan dilengkapi tas sling khusus. Sayangnya, Sony belum mengumumkan harga resminya. FlexStrike rencananya akan dirilis tahun 2026 dan bisa dicoba langsung di booth Arc System Works dan Fight Stick Museum saat EVO 2025.

Dengan FlexStrike, Sony menunjukkan komitmennya terhadap komunitas fighting game. Apakah ini akan menjadi rival berat fight stick premium seperti produk Microsoft? Kita tunggu saja perkembangannya.

Cegah Foto WhatsApp Langsung Tersimpan di Galeri dengan 3 Cara Mudah

Telset.id – Pernahkah Anda membuka galeri smartphone dan kaget melihat puluhan foto atau video dari WhatsApp yang memenuhi penyimpanan? Media yang dikirim melalui WhatsApp memang secara default akan tersimpan otomatis di galeri, membuat memori HP cepat penuh dan performa menjadi lemot. Jika Anda ingin mengontrol penyimpanan media WhatsApp dengan lebih baik, simak tiga cara praktis berikut ini.

WhatsApp memang dirancang untuk memudahkan pengguna dalam berbagi media, namun fitur penyimpanan otomatis ini seringkali menjadi bumerang. Bayangkan, setiap foto, video, atau dokumen yang dikirim ke Anda—bahkan dari grup yang ramai—langsung membanjiri galeri. Tak heran jika banyak pengguna mencari cara untuk menghentikan kebiasaan WhatsApp ini. Kabar baiknya, solusinya cukup sederhana dan bisa dilakukan dalam hitungan menit.

1. Matikan Unduhan Otomatis Media WhatsApp

Cara pertama dan paling efektif adalah dengan mematikan fitur unduhan otomatis media di WhatsApp. Berikut langkah-langkahnya:

  • Buka aplikasi WhatsApp di smartphone Anda.
  • Ketuk ikon tiga titik di pojok kanan atas, lalu pilih Pengaturan atau Setting.
  • Pilih Penyimpanan dan Data atau Storage and Data.
  • Pada bagian Unduh Otomatis Media atau Media Auto-Download, hilangkan centang untuk semua opsi (foto, audio, video, dokumen) baik saat menggunakan data seluler maupun WiFi.
  • Tekan Oke untuk menyimpan perubahan.

Dengan cara ini, WhatsApp tidak akan lagi menyimpan media secara otomatis ke galeri. Anda bisa memilih secara manual media mana yang ingin disimpan dengan mengunduhnya satu per satu.

2. Nonaktifkan Visibilitas Media di WhatsApp

Jika Anda ingin media dari WhatsApp benar-benar tidak muncul di galeri sama sekali, coba matikan visibilitas media. Fitur ini akan membuat media yang diterima hanya terlihat di folder WhatsApp, bukan di galeri utama. Caranya:

  • Buka WhatsApp, lalu masuk ke Pengaturan.
  • Pilih Obrolan atau Chat.
  • Matikan opsi Visibilitas Media atau Media Visibility.

Setelah ini, media baru yang diterima tidak akan muncul di galeri, meskipun tetap tersimpan di folder WhatsApp. Solusi ini sangat berguna bagi Anda yang sering menerima banyak media dari grup atau kontak tertentu.

3. Atur Penyimpanan Media per Chat atau Grup

Ingin lebih fleksibel? Anda bisa mengatur penyimpanan media untuk chat atau grup tertentu saja. Misalnya, Anda ingin memblokir penyimpanan otomatis dari grup keluarga yang sering mengirim banyak foto, tapi tetap mengizinkannya dari chat pribadi. Begini caranya:

  • Buka WhatsApp, lalu masuk ke chat atau grup yang ingin diatur.
  • Ketuk nama kontak atau grup untuk membuka Info Kontak atau Info Grup.
  • Pilih Visibilitas Media, lalu pilih Tidak.
  • Tekan Oke untuk mengonfirmasi.

Dengan tiga cara di atas, Anda bisa menghemat ruang penyimpanan dan menjaga performa smartphone tetap optimal. Jika tertarik dengan tips pengelolaan penyimpanan lainnya, simak juga Review Huawei Nova 9 yang menawarkan solusi penyimpanan cerdas.

Cara Mudah Membuat Stiker WhatsApp dengan Foto dan Canva

Telset.id – Pernahkah Anda ingin mengubah foto wajah Anda atau hewan peliharaan menjadi stiker WhatsApp yang lucu? Kini, membuat stiker WhatsApp tak lagi membutuhkan keahlian desain khusus. Bahkan, Anda bisa melakukannya secara otomatis langsung dari aplikasi WhatsApp atau dengan bantuan platform desain seperti Canva untuk hasil yang lebih kreatif.

WhatsApp memang menyediakan fitur pembuatan stiker yang mudah, tetapi fitur ini terbatas pada konversi foto biasa menjadi stiker. Jika Anda menginginkan stiker dengan sentuhan lebih unik, seperti efek kartun atau animasi, Canva bisa menjadi solusi tepat. Berikut panduan lengkapnya.

Mengubah Foto Menjadi Stiker WhatsApp Langsung di Aplikasi

WhatsApp memungkinkan Anda membuat stiker dari foto yang ada di galeri dengan beberapa langkah sederhana:

  1. Buka aplikasi WhatsApp dan pilih obrolan apa saja
  2. Ketuk ikon stiker (emoji sebelah kotak teks)
  3. Pada daftar stiker, cari dan pilih opsi untuk membuat stiker baru
  4. Pilih foto yang ingin diubah menjadi stiker
  5. Atur bagian foto yang ingin digunakan dengan memotongnya
  6. Tambahkan teks atau gambar lain jika diinginkan
  7. Simpan stiker dan kirim ke obrolan

Stiker yang telah dibuat akan otomatis tersimpan di koleksi stiker Anda dan bisa digunakan kembali kapan saja. Untuk tips lebih lanjut tentang memaksimalkan fitur WhatsApp, Anda bisa membaca artikel kami tentang 10 fitur rahasia WhatsApp yang jarang diketahui pengguna.

Membuat Stiker Lebih Kreatif dengan Canva

Untuk stiker dengan sentuhan profesional dan efek khusus, Canva menawarkan berbagai alat desain yang mudah digunakan, termasuk fitur mengubah foto menjadi kartun dengan bantuan AI:

  1. Kunjungi situs Canva atau buka aplikasinya
  2. Cari fitur “Ubah Foto Jadi Kartun” atau “Cartoonify” di bagian editor foto
  3. Unggah foto yang ingin diubah
  4. Pilih efek kartun atau filter yang diinginkan
  5. Tambahkan elemen desain seperti teks, stiker, atau bingkai
  6. Unduh gambar dalam format PNG
  7. Unggah gambar tersebut ke WhatsApp sebagai stiker baru

Dengan Canva, kreativitas Anda tidak terbatas. Anda bisa membuat berbagai varian stiker dengan gaya yang berbeda-beda. Jika tertarik dengan kreasi avatar digital, jangan lewatkan panduan kami tentang cara membuat avatar 3D WhatsApp yang juga bisa dijadikan stiker unik.

Baik menggunakan fitur bawaan WhatsApp maupun Canva, membuat stiker pribadi kini lebih mudah dari sebelumnya. Stiker-stiker buatan sendiri ini tidak hanya menambah kesan personal dalam obrolan, tetapi juga bisa menjadi cara menyenangkan untuk mengekspresikan diri.

RICOH Image Scanners Raih Sertifikasi TKDN, Perkuat Pasar Indonesia

Telset.id – Dalam langkah strategis memperkuat komitmennya di pasar Indonesia, RICOH Image Scanners, pemindai gambar dengan pangsa pasar nomor satu di dunia resmi meraih sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Pencapaian ini bukan sekadar formalitas, melainkan bukti nyata dedikasi PFU Asia Pacific Pte. Ltd. (PAPL), anak perusahaan PFU Limited, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui teknologi canggih.

Sertifikasi TKDN, yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia, menjadi penanda kepatuhan terhadap regulasi kandungan lokal. Bagi RICOH, ini adalah langkah besar dalam memperluas jejaknya di Tanah Air. “Ini tonggak penting bagi kami,” tegas Mitsuo Kubota, Presiden dan CEO PAPL, dengan nada optimis. “Kami bangga bisa berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia.”

Daftar Pemindai yang Tersertifikasi

Sertifikasi ini mencakup 12 model pemindai RICOH, termasuk seri andalan seperti:

Content image for article: RICOH Image Scanners Raih Sertifikasi TKDN, Perkuat Pasar Indonesia

  • RICOH fi-7460 dan fi-7600 untuk kebutuhan kerja berat
  • fi-800R yang dirancang untuk efisiensi ruang terbatas
  • ScanSnap iX2500 dan iX1300 untuk solusi kantor modern

Produk-produk ini dikenal dengan kecepatan tinggi, kualitas gambar tajam, dan integrasi mudah dengan sistem dokumen digital.

Dampak bagi Pasar dan Industri

Dengan sertifikasi ini, RICOH tak hanya memenuhi regulasi, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dengan UMKM dan korporasi Indonesia. Pemindai mereka menjadi solusi transformasi digital di sektor keuangan, pendidikan, dan pemerintahan. Seperti Oppo Find N2 Flip yang juga baru saja lolos TKDN, langkah ini memperkuat kepercayaan konsumen terhadap produk berlabel lokal.

PFU Asia Pacific berkomitmen melanjutkan kemitraan di Indonesia, termasuk pelatihan SDM dan pengembangan solusi berbasis kebutuhan spesifik pasar. Ini sejalan dengan tren perangkat seperti Vivo X90 Pro yang mengedepankan adaptasi lokal.

Ke depan, RICOH akan terus menghadirkan inovasi pemindaian yang mendukung efisiensi bisnis. Bagi Anda yang ingin menjelajahi produk mereka, kunjungi situs resmi RICOH untuk informasi lengkap.

Misteri Garis Hijau di Layar Smartphone: Masalah yang Tak Kunjung Usai

Telset.id – Pernahkah Anda tiba-tiba menemukan garis vertikal berwarna hijau di layar smartphone? Jika iya, Anda tidak sendirian. Fenomena ini telah menjadi momok menakutkan bagi pengguna ponsel premium, terutama yang menggunakan layar OLED. Mulai dari Samsung Galaxy S20, OnePlus 8 Pro, hingga iPhone X, garis hijau ini muncul tanpa peringatan, seolah menjadi “penyakit” yang tak bisa disembuhkan.

Masalah ini pertama kali dilaporkan sekitar tahun 2020 dan terus berlanjut hingga era Galaxy S25 dan OnePlus 13. Garis hijau bukan satu-satunya warna yang muncul—beberapa pengguna melaporkan garis merah muda, putih, atau bahkan ungu. Namun, hijau tetap menjadi yang paling dominan. Lalu, apa sebenarnya yang terjadi di balik layar smartphone Anda?

1. Anatomi Kegagalan OLED

Untuk memahami akar masalahnya, kita perlu melihat cara kerja layar OLED. Berbeda dengan LCD yang mengandalkan backlight, OLED menggunakan jutaan piksel yang bisa memancarkan cahaya sendiri. Setiap piksel dikendalikan oleh transistor film tipis (TFT) dan sirkuit yang sangat halus. Ketika satu transistor gagal, hasilnya bisa dramatis—seperti garis vertikal yang tiba-tiba muncul.

Menurut para ahli, garis ini adalah gejala kerusakan fisik, bukan sekadar bug perangkat lunak. Penyebabnya bisa bermacam-macam: sambungan solder yang buruk, konektor layar yang lemah, atau cacat pada panel itu sendiri yang baru terlihat setelah berbulan-bulan digunakan. Faktor panas juga berperan—aktivitas seperti mengisi daya, bermain game, atau bahkan menginstal pembaruan perangkat lunak bisa memicu kerusakan.

2. Ponsel Apa Saja yang Terkena Dampaknya?

Daftarnya panjang. Seri Samsung Galaxy S20, S21, dan S22 termasuk yang paling sering dikeluhkan. Galaxy S20+ dan Note 20 Ultra bahkan menjadi “ikon” masalah ini, dengan banyak pengguna mengunggah foto garis hijau mereka di forum Reddit dan komunitas Samsung. OnePlus juga tidak luput—khususnya model 8T, 9R, dan 9 Pro—hingga perusahaan tersebut akhirnya menawarkan garansi seumur hidup untuk layar di India.

Apple pun tidak kebal. Beberapa unit iPhone X awal mengalami apa yang dijuluki “green line of death,” meskipun Apple dengan cepat menanggapi dengan mengganti layar secara gratis. Masalah ini tidak eksklusif untuk satu merek atau wilayah—pengguna Pixel 6, Oppo, Vivo, dan Xiaomi juga melaporkan kasus serupa. Kesamaan mereka? Semua menggunakan layar OLED.

3. Solusi (atau Ketidakhadirannya)

Sayangnya, tidak ada perbaikan perangkat lunak untuk masalah ini. Jika garis hijau muncul, satu-satunya solusi adalah mengganti layar secara keseluruhan. Beberapa produsen, seperti Samsung dan OnePlus, telah menawarkan penggantian gratis di wilayah tertentu. Namun, kebijakan ini tidak berlaku universal, dan banyak pengguna yang harus berjuang sendiri melalui layanan pelanggan.

Jika Anda mengalami masalah serupa, cobalah solusi praktis tanpa ribet sebelum memutuskan untuk mengganti layar. Namun, dalam banyak kasus, kerusakan bersifat permanen.

Industri smartphone kini berada di bawah tekanan untuk meningkatkan keandalan layar OLED. Beberapa laporan menyebutkan bahwa panel AMOLED terbaru yang diproduksi mulai 2024 telah mengalami perubahan desain untuk meminimalkan kegagalan semacam ini. Namun, bagi pengguna yang sudah terkena dampaknya, perubahan ini datang terlalu terlambat.