Beranda blog Halaman 158

ChatGPT Siap Jadi Teman Belanja Anda, Begini Cara Kerjanya

0

Bayangkan sedang duduk santai sambil menyeruput kopi, lalu bertanya pada asisten virtual tentang rekomendasi mesin espresso terbaik. Dalam hitungan detik, Anda disuguhkan pilihan produk lengkap dengan ulasan komparatif dari berbagai sumber. Inilah yang akan segera ditawarkan OpenAI melalui fitur belanja di ChatGPT – sebuah terobosan yang bisa mengubah kebiasaan kita berbelanja online.

OpenAI mengumumkan bahwa mereka akan segera meluncurkan tombol belanja di ChatGPT, tersedia untuk semua pengguna baik yang login maupun tidak. Namun, jangan bayangkan proses checkout langsung dalam aplikasi. ChatGPT akan mengarahkan Anda ke situs merchant untuk menyelesaikan transaksi. Ini adalah langkah strategis OpenAI untuk memasuki pasar e-commerce tanpa harus bersaing langsung dengan raksasa seperti Amazon atau Tokopedia.

Dalam demo eksklusif untuk WIRED, Adam Fry, pemimpin produk pencarian ChatGPT, menunjukkan bagaimana fitur ini bisa membantu pengguna memilih produk mulai dari mesin kopi hingga kursi ergonomis. Yang menarik, rekomendasi produk ini tidak muncul begitu saja. ChatGPT akan mengingat preferensi Anda dan menggabungkannya dengan ulasan produk dari seluruh web.

Bukan Sekadar Mesin Pencari Biasa

ChatGPT sudah menangani lebih dari satu miliar pencarian web per minggu, dengan kategori belanja seperti elektronik, produk kecantikan, dan peralatan rumah tangga menjadi yang paling populer. Namun, berbeda dengan Google Shopping yang menampilkan hasil berbayar, OpenAI menegaskan bahwa rekomendasi produk di ChatGPT murni organik.

“Ini bukan iklan,” tegas Fry. “Ini bukan konten sponsor.” Pernyataan ini menjadi pembeda utama dibandingkan kompetitor. Google Shopping memang menampilkan produk berdasarkan pembayaran merchant, meski itu bukan satu-satunya faktor penentu.

Bagaimana ChatGPT Memilih Produk?

Lalu, bagaimana algoritma ChatGPT menentukan produk mana yang layak direkomendasikan? Fry menjelaskan bahwa sistem ini tidak mengandalkan sinyal tertentu seperti mesin pencari tradisional. “Ini mencoba memahami bagaimana orang mengulas produk, apa kelebihan dan kekurangannya,” ujarnya.

Yang lebih menarik, ChatGPT akan menyimpan preferensi Anda. Jika Anda pernah menyukai pakaian hitam dari merek tertentu, AI akan mengingatnya dan memberikan rekomendasi sesuai selera Anda di pencarian berikutnya. Sumber ulasan produk pun beragam, mulai dari media profesional seperti WIRED hingga forum komunitas seperti Reddit.

Masa Depan Pendapatan Afiliasi

Salah satu pertanyaan besar adalah bagaimana model pendapatan afiliasi akan bekerja. Saat ini, jika Anda membeli produk melalui tautan afiliasi di situs review, penerbit mendapatkan komisi. Lantas, bagaimana ketika ChatGPT merekomendasikan produk berdasarkan ulasan WIRED?

Fry mengakui bahwa ini masih dalam tahap eksperimen. “Kami akan mencoba berbagai cara agar ini bisa bekerja,” katanya, menambahkan bahwa prioritas utama saat ini adalah memberikan rekomendasi berkualitas tinggi. CEO OpenAI Sam Altman sebelumnya pernah menyebut potensi pendapatan afiliasi sebagai salah satu sumber pendapatan masa depan perusahaan.

Dengan target pendapatan $125 miliar pada 2029 (dari $4 miliar di 2024), OpenAI jelas memiliki ambisi besar. Namun, seberapa besar kontribusi fitur belanja ini terhadap target tersebut masih menjadi tanda tanya.

Ini bukan pertama kalinya OpenAI bermain di ranah belanja online. Sebelumnya mereka meluncurkan Operator, asisten AI yang bisa membantu berbelanja kebutuhan sehari-hari meski masih terkesan kaku. Persaingan di pasar AI-powered search juga semakin ketat dengan kehadiran fitur serupa dari Perplexity dan Google.

Dengan segala potensi dan tantangannya, fitur belanja ChatGPT ini bisa menjadi titik balik dalam cara kita berinteraksi dengan e-commerce. Pertanyaannya: siapkah Anda menjadikan AI sebagai personal shopper Anda?

Nubia Pad Pro: Tablet Flagship Pertama yang Siap Saingi Galaxy Tab S10

0

Pasar tablet premium kini mendapat pemain baru yang siap menggebrak. Nubia, brand yang selama ini dikenal dengan smartphone kamera andalannya, meluncurkan tablet flagship pertamanya: Nubia Pad Pro. Dengan spesifikasi gahar dan harga yang relatif terjangkau, tablet ini langsung menantang dominasi Galaxy Tab S10 dari Samsung.

Peluncuran Nubia Pad Pro menandai babak baru persaingan di segmen tablet premium. Brand China ini tak main-main dengan membekali tablet perdananya dengan chipset Snapdragon 8 Gen 3 dan baterai raksasa 10.100 mAh. Strategi harga agresif yang ditawarkan Nubia bisa menjadi pengubah permainan di pasar yang selama ini didominasi Apple dan Samsung.

Lantas, apa saja keunggulan Nubia Pad Pro yang membuatnya layak dipertimbangkan sebagai alternatif tablet premium? Mari kita kupas tuntas spesifikasi, harga, dan keunggulan tablet anyar ini.

Spesifikasi Gahar dengan Harga Terjangkau

Nubia Pad Pro

Nubia Pad Pro hadir dengan pilihan konfigurasi RAM dan penyimpanan yang bervariasi, mulai dari 8GB/256GB hingga 16GB/1TB. Yang mengejutkan, harga awalnya di China sangat kompetitif:

  • 8/256 GB – 2800 yuan ($385 / €335)
  • 12/256GB – 3000 yuan ($410 / €360)
  • 16/512GB – 3400 yuan ($465 / €410)
  • 16GB/1TB – 4000 yuan ($550 / €480)

Dibandingkan dengan tablet premium lain di kelasnya, Nubia Pad Pro menawarkan rasio harga-kinerja yang sangat menarik. Tablet ini menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 3 yang meski bukan yang terbaru, tetap menjadi salah satu prosesor mobile paling bertenaga saat ini.

Layar 10.9 Inci dengan Refresh Rate 144Hz

The first flagship tablet for Nubia is here to challenge the Galaxy Tab S10 lineup

Nubia memilih ukuran layar yang lebih kompak dibanding rivalnya. Pad Pro mengusung panel LCD 10.9 inci dengan resolusi 2.8K (2560 x 1600 piksel) dan refresh rate tinggi 144Hz. Kombinasi ini menjamin pengalaman visual yang halus baik untuk menonton konten maupun bermain game.

Meski menggunakan teknologi LCD bukan AMOLED, kualitas layarnya tetap menjanjikan dengan dukungan warna yang akurat dan kecerahan memadai. Refresh rate 144Hz juga menjadi nilai tambah besar bagi pengguna yang mengutamakan kelancaran tampilan.

Dapur Pacu Tangguh dan Baterai Tahan Lama

Di balik bodinya yang ramping, Nubia Pad Pro menyimpan baterai berkapasitas besar 10.100 mAh dengan dukungan pengisian cepat 66W. Kombinasi ini menjanjikan daya tahan baterai seharian penuh bahkan untuk penggunaan intensif, dengan waktu pengisian yang relatif cepat.

Untuk performa, tablet ini mengandalkan Snapdragon 8 Gen 3 yang terbukti mampu menangani berbagai tugas berat mulai dari multitasking hingga gaming high-end. Pilihan RAM hingga 16GB juga memastikan kelancaran operasional bahkan dengan banyak aplikasi berjalan bersamaan.

Fitur Kamera dan Aksesori Pendukung

Sebagai brand yang dikenal dengan keahlian di bidang fotografi, Nubia membekali Pad Pro dengan kamera 13MP di belakang dan selfie camera 20MP di depan – resolusi yang lebih tinggi dibanding kebanyakan tablet premium.

Tablet ini juga mendukung stylus dan keyboard magnetik (dijual terpisah seharga 500 yuan/$70 di China) untuk meningkatkan produktivitas. Dengan aksesori ini, Nubia Pad Pro bisa berfungsi sebagai perangkat hiburan sekaligus alat kerja mobile.

Nubia Pad Pro akan mulai dijual di pasar global pada 13 Mei 2025. Meski harga internasionalnya belum diumumkan, diperkirakan tidak akan jauh berbeda dari versi China. Dengan spesifikasi dan harga yang ditawarkan, tablet ini berpotensi menjadi alternatif menarik bagi yang mencari tablet premium dengan harga lebih terjangkau.

Nubia Z70S Ultra: Flagship dengan Kamera Pro & Desain Retro yang Memukau

0

Pernahkah Anda membayangkan sebuah smartphone yang mampu menggantikan kamera profesional? Dalam waktu kurang dari 10 tahun, teknologi kamera smartphone telah berkembang pesat, bahkan mendekati kualitas perangkat profesional. Kini, Nubia, merek global dari ZTE, meluncurkan flagship terbarunya, Z70S Ultra, yang siap mencuri perhatian dengan sistem kamera level profesional dan desain retro yang memikat.

Smartphone flagship saat ini tidak hanya tentang performa tinggi, tetapi juga tentang pengalaman fotografi yang luar biasa. Nubia Z70S Ultra hadir dengan generasi kelima sistem kamera 35mm yang menjanjikan kejernihan alami, kedalaman, dan warna yang akurat. Dengan sensor utama 50MP berukuran 1/1.3-inch, telephoto 64MP, dan ultra-wide 50MP, smartphone ini siap bersaing dengan kamera profesional.

Tidak hanya kamera, Z70S Ultra juga dibekali dengan baterai besar 6.600 mAh, chipset Snapdragon 8 Elite, dan layar OLED 6,85 inci dengan refresh rate 144 Hz. Mari kita telusuri lebih dalam apa yang membuat flagship ini begitu istimewa.

Sistem Kamera Profesional yang Mengesankan

Nubia Z70S Ultra mengusung sistem kamera yang dirancang untuk fotografer profesional. Sensor utamanya, OmniVision Light Fusion 900 beresolusi 50MP, lebih besar dibandingkan pendahulunya, Z70 Ultra, yang menggunakan sensor Sony IMX906. Dengan aperture tetap f/1.7 dan lensa 35mm, kamera ini mampu menghasilkan gambar dengan bokeh alami dan detail tajam.

Nubia Z70S Ultra

Selain itu, Z70S Ultra juga dilengkapi dengan kamera telephoto 64MP (70mm) yang mendukung OIS, memungkinkan pengambilan gambar jarak jauh tanpa blur. Untuk fotografi landscape, tersedia kamera ultra-wide 50MP dengan lensa 13mm dan autofocus. Kombinasi ketiga kamera ini menjadikan Z70S Ultra salah satu smartphone dengan kemampuan fotografi terbaik di pasaran.

Desain Retro yang Menawan

Selain performa kamera, Nubia Z70S Ultra juga menonjol dengan desain retro yang elegan. Dua pilihan warna, Twilight dan Melting Gold, memberikan kesan mewah dan klasik. Dengan sertifikasi IP68 dan IP69, smartphone ini juga tahan terhadap debu dan air, menjadikannya pilihan ideal untuk pengguna aktif.

Dapur Pacu Tangguh dan Baterai Besar

Di balik kamera dan desainnya yang memukau, Z70S Ultra didukung oleh chipset Snapdragon 8 Elite, RAM 16GB, dan penyimpanan internal 1TB (UFS 4.0). Performanya sangat mumpuni untuk multitasking dan gaming berat. Baterai 6.600 mAh dengan dukungan fast charging 80W memastikan daya tahan yang panjang.

Nubia Z70S Ultra dengan kamera profesional

Harga dan Ketersediaan Global

Nubia Z70S Ultra telah diluncurkan di China dengan harga mulai dari $630 (Rp 9,8 juta) untuk varian 12GB/256GB, sedangkan varian tertinggi 16GB/1TB dibanderol $770 (Rp 12 juta). Kabar baiknya, smartphone ini akan dirilis secara global pada 13 Mei 2025, sehingga pengguna di seluruh dunia bisa memilikinya.

Dengan kombinasi kamera profesional, desain retro, dan performa tinggi, Nubia Z70S Ultra layak menjadi pertimbangan bagi Anda yang mencari flagship berbeda dari yang lain.

Qualcomm Snapdragon 8 Elite 2 Bakal Rilis September, Performa 30% Lebih Kencang

0

Pernahkah Anda merasa smartphone terbaru masih kurang cepat? Jika ya, kabar terbaru dari Qualcomm mungkin akan membuat Anda berpikir dua kali sebelum membeli gadget baru. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Snapdragon 8 Elite 2, penerus chipset flagship Qualcomm, akan meluncur lebih awal dari perkiraan—tepatnya akhir September mendatang. Tak hanya itu, perangkat pertama yang mengusung chipset ini diprediksi sudah beredar di pasaran China pada Oktober.

Qualcomm sebelumnya merilis Snapdragon 8 Elite pada Oktober tahun lalu, sehingga banyak yang mengira siklus peluncuran penerusnya akan mengikuti pola yang sama. Namun, rupanya perusahaan memutuskan untuk mempercepat jadwal demi bersaing ketat dengan Apple. Pasalnya, iPhone 17 family juga diprediksi meluncur September nanti. Dengan rilis lebih awal, para produsen Android bisa lebih siap menghadapi persaingan di musim belanja akhir tahun.

Lantas, apa yang membuat Snapdragon 8 Elite 2 begitu istimewa? Mari kita kupas lebih dalam.

Performa GPU Naik 30%, CPU 25% Lebih Kencang

Qualcomm's Snapdragon 8 Elite 2 to launch early

Berdasarkan bocoran skor benchmark AnTuTu, Snapdragon 8 Elite 2 menunjukkan peningkatan signifikan dibanding pendahulunya. GPU chipset ini dikabarkan 30% lebih bertenaga, sementara performa CPU-nya naik 25%. Angka-angka ini bukan sekadar klaim—hasil tes awal menunjukkan bahwa chipset baru ini benar-benar dirancang untuk memberikan pengalaman mobile yang lebih mulus, baik untuk gaming berat maupun multitasking intensif.

Peningkatan ini tidak datang tiba-tiba. Qualcomm diketahui sedang berinvestasi besar-besaran dalam teknologi fabrikasi canggih, termasuk kolaborasi dengan TSMC untuk proses 2nm yang diyakini akan membawa efisiensi daya lebih baik.

Strategi Qualcomm Hadapi Persaingan dengan Apple

Speedtest report: Apple C1 beats the Qualcomm modem when network speeds are low

Peluncuran lebih awal Snapdragon 8 Elite 2 jelas bukan kebetulan. Dengan iPhone 17 yang kemungkinan besar akan membawa peningkatan chipset A-series terbaru, Qualcomm ingin memastikan para mitra Android-nya tidak ketinggalan. Apalagi, laporan terbaru menunjukkan bahwa modem Apple C1 sempat mengungguli Qualcomm dalam kondisi jaringan tertentu.

Selain itu, rilis awal juga memungkinkan produsen seperti Vivo dan Honor untuk memasarkan perangkat flagship mereka tepat sebelum musim liburan—periode penjualan paling krusial di industri smartphone.

Apa Artinya Bagi Konsumen?

Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan upgrade smartphone, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Performa Gaming Lebih Baik: Dengan GPU 30% lebih kencang, game mobile berat seperti Genshin Impact atau Call of Duty Mobile akan berjalan lebih lancar.
  • Efisiensi Baterai: Meski belum ada data resmi, peningkatan arsitektur biasanya disertai optimasi daya lebih baik.
  • Harga: Teknologi baru seringkali datang dengan harga premium. Namun, dengan persaingan ketat dari MediaTek, Qualcomm mungkin akan menjaga harga tetap kompetitif.

Jadi, apakah Anda akan menunggu smartphone dengan Snapdragon 8 Elite 2, atau memilih perangkat yang sudah ada sekarang? Keputusan ada di tangan Anda—tapi satu hal pasti: persaingan chipset mobile tahun ini akan semakin panas!

iQOO Z10 Turbo dan Turbo Pro Resmi Dirilis: Baterai Raksasa dan Performa Gahar

0

Pernahkah Anda membayangkan smartphone dengan baterai yang bisa bertahan berhari-hari sekaligus berfungsi sebagai power bank? iQOO menjawab tantangan itu dengan meluncurkan seri Z10 Turbo dan Z10 Turbo Pro. Dua varian baru ini tidak hanya menawarkan kapasitas baterai luar biasa, tetapi juga performa tinggi dengan chipset terbaru dari Qualcomm dan MediaTek.

iQOO, sub-brand vivo yang dikenal dengan produk gaming-nya, kembali memperkuat posisi di pasar smartphone mid-range. Setelah sebelumnya merilis iQOO Z10 dalam 4 varian utama, kini mereka menghadirkan Turbo dan Turbo Pro dengan spesifikasi yang lebih gahar. Kedua ponsel ini siap bersaing ketat dengan kompetitor seperti Redmi Turbo 4 Pro yang juga baru diluncurkan.

Lantas, apa saja keunggulan iQOO Z10 Turbo dan Turbo Pro? Mari kita kupas lebih dalam.

Performa Gahar dengan Chipset Terbaru

iQOO Z10 Turbo series

iQOO Z10 Turbo Pro menjadi yang pertama mengusung Snapdragon 8s Gen 4, chipset terbaru Qualcomm yang menjanjikan performa setara flagship dengan harga lebih terjangkau. Seperti dibahas dalam bocoran sebelumnya, chipset ini menggunakan arsitektur 4nm dengan CPU octa-core dan GPU Adreno terbaru.

Sementara itu, varian reguler Z10 Turbo mengandalkan MediaTek Dimensity 8400 yang tidak kalah tangguh. Kedua chipset ini dipastikan mampu menangani game berat dan multitasking ekstrem tanpa lag.

Baterai Raksasa dan Charging Super Cepat

iQOO Z10 Turbo and Turbo Pro unveiled with huge batteries

Yang paling mencolok dari seri Z10 Turbo adalah kapasitas baterainya. Z10 Turbo Pro membawa 7.000 mAh, sementara varian reguler bahkan lebih besar dengan 7.620 mAh – salah satu yang terbesar di kelasnya. Keduanya mendukung reverse wired charging, menjadikannya power bank portabel.

Untuk pengisian daya, Z10 Turbo Pro menawarkan 120W wired charging yang bisa mengisi penuh dalam hitungan menit. Sedangkan Z10 Turbo memiliki 90W charging yang tetap tergolong sangat cepat.

Layar AMOLED 144Hz dan Kamera Mumpuni

iQOO Z10 Turbo and Turbo Pro color options

Kedua ponsel berbagi panel 6.78-inch AMOLED dengan refresh rate 144Hz dan kecerahan puncak 2.000 nits – ideal untuk gaming dan konten HDR. Mereka juga dilengkapi fingerprint scanner optik dan kamera selfie 16MP.

Di sektor kamera, Z10 Turbo Pro unggul dengan setup 50MP (LYT-600) + 8MP ultrawide, sementara Z10 Turbo memiliki 50MP utama plus sensor depth 2MP. Keduanya menjalankan OriginOS 5 berbasis Android 15 dengan proteksi IP65 terhadap debu dan percikan air.

Harga Kompetitif dan Ketersediaan

iQOO menawarkan Z10 Turbo mulai CNY 1,799 (~Rp 3,9 juta) untuk varian 12/256GB, sementara Z10 Turbo Pro dimulai dari CNY 1,999 (~Rp 4,3 juta). Keduanya sudah bisa dipesan di China melalui vivo dengan pilihan warna hitam, putih, oranye, dan beige.

Dengan spesifikasi dan harga tersebut, seri Z10 Turbo siap menjadi alternatif menarik bagi yang menginginkan performa flagship dengan baterai tahan lama. Bagaimana menurut Anda? Apakah ini akan menjadi pesaing berat di kelas mid-range premium?

Samsung Premiere 5: Proyektor Ultra-Short Throw dengan Fitur Layar Sentuh Raksasa

0

Bayangkan sebuah proyektor yang tidak hanya memancarkan gambar berukuran 100 inci dari jarak 43 cm, tetapi juga bisa mengubah meja atau lantai Anda menjadi layar sentuh raksasa. Inilah yang ditawarkan Samsung Premiere 5, proyektor ultra-short throw terbaru yang baru saja diluncurkan di Korea Selatan dengan harga KRW 1,99 juta (sekitar $1,380 atau Rp 21 juta).

Proyektor ini pertama kali diperkenalkan di CES 2025 dan kini resmi tersedia di pasar Korea. Dengan teknologi laser inframerah dan kamera built-in, Premiere 5 mampu mendeteksi sentuhan, mengubah permukaan datar apa pun menjadi antarmuka interaktif. Fitur ini membuka berbagai kemungkinan baru, mulai dari presentasi bisnis yang lebih dinamis hingga pengalaman gaming yang lebih imersif.

Lantas, apa saja keunggulan proyektor premium ini dibanding produk sejenis di pasaran? Mari kita telusuri lebih dalam.

Desain Kompak dengan Kemampuan Proyeksi Luar Biasa

Samsung The Premiere 5 ultra-short throw projector

Samsung Premiere 5 hadir dengan desain minimalis namun elegan. Sebagai proyektor ultra-short throw, perangkat ini mampu memproyeksikan gambar berukuran 100 inci (254 cm) hanya dari jarak 43 cm. Artinya, Anda tidak memerlukan ruang besar untuk menikmati pengalaman menonton layar lebar di rumah.

Proyektor ini menggunakan sistem laser triple yang menghasilkan resolusi 1080p dengan dukungan HDR10+. Meski bukan 4K seperti Samsung Premiere 7 dan 9 yang diluncurkan sebelumnya, kualitas gambarnya tetap memukau berkat teknologi Vision Booster yang secara otomatis menyesuaikan kontras, warna, dan kecerahan berdasarkan kondisi pencahayaan ruangan.

Layar Sentuh Raksasa di Ujung Jari

Using The Premiere 5 as a giant touchscreen

Fitur paling revolusioner dari Premiere 5 adalah kemampuan layar sentuhnya. Dengan modul laser inframerah dan kamera built-in, proyektor ini dapat mendeteksi sentuhan di permukaan yang diproyeksikan, mengubah meja atau lantai Anda menjadi layar interaktif berukuran besar.

Bayangkan melakukan presentasi dengan langsung menyentuh slide di meja konferensi, atau mengontrol smart home melalui antarmuka raksasa di lantai ruang tamu. Bahkan, Anda bisa menggunakan fitur screen mirroring untuk menikmati pengalaman Samsung DeX di layar 100 inci.

Konektivitas Lengkap untuk Segala Kebutuhan

Samsung The Premiere 5 projector launches, can create giant 100'' touchscreens

Premiere 5 dilengkapi dengan berbagai port konektivitas, termasuk dua micro HDMI (satu dengan eARC) dan satu USB-C. Untuk konektivitas nirkabel, proyektor ini mendukung Wi-Fi 5 dan Bluetooth 5.2. Sistem audio stereo 10W dengan Dolby Atmos memberikan pengalaman menonton yang lebih imersif.

Sebagai perangkat berbasis Tizen OS, Premiere 5 menawarkan berbagai fitur pintar seperti Gaming Hub yang mendukung layanan game streaming seperti Xbox, GeForce Now, dan Luna. Integrasi dengan SmartThings juga memungkinkan Anda mengontrol perangkat smart home langsung dari proyektor.

Harga dan Ketersediaan

Dengan harga KRW 1,99 juta (sekitar Rp 21 juta), Samsung Premiere 5 memang bukan proyektor murah. Namun, untuk segmen proyektor ultra-short throw dengan fitur layar sentuh, harga ini cukup kompetitif dibanding produk sejenis di pasaran.

Bagi yang mencari alternatif lebih terjangkau, beberapa proyektor kelas menengah mungkin bisa menjadi pilihan. Namun, fitur layar sentuh dan kualitas proyeksi Premiere 5 tetap sulit ditandingi.

Saat ini, Premiere 5 baru tersedia di Korea Selatan. Belum ada informasi resmi mengenai peluncuran global, tetapi mengikuti pola rilis produk Samsung sebelumnya, kemungkinan besar proyektor ini akan segera menyusul ke pasar internasional.

Xiaomi dan Huawei Kuasai Pasar Smartphone China di Kuartal Pertama 2025

0

Pasar smartphone China kembali menunjukkan ketangguhannya di tengah persaingan global yang semakin ketat. Pada kuartal pertama 2025, pasar ini tumbuh 5% dengan total pengiriman mencapai 70,9 juta unit. Xiaomi dan Huawei muncul sebagai pemain utama, menguasai hampir 40% pangsa pasar secara bersama-sama. Pertumbuhan ini didorong oleh program subsidi perangkat nasional China yang efektif sejak 8 Januari 2025, serta strategi ekosistem produk yang semakin matang dari kedua brand tersebut.

Grafik pertumbuhan pasar smartphone China Q1 2025

Xiaomi Melesat dengan Pertumbuhan 40%

Xiaomi menjadi pemimpin pasar dengan menguasai 19% pangsa pasar dan pertumbuhan pengiriman tahunan yang mencengangkan sebesar 40%. Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi kuat antara produk smartphone dan perangkat IoT mereka. Program subsidi pemerintah China juga menjadi katalis utama, di mana konsumen bisa mendapatkan diskon hingga 15% untuk perangkat di bawah CNY 6.000 (sekitar Rp14 juta).

Model seperti Xiaomi 15 Ultra yang baru saja mendapatkan sertifikasi FCC turut memperkuat posisi brand ini di pasar global. Xiaomi juga semakin agresif dalam pengembangan teknologi AI, yang kini menjadi tren utama di industri smartphone.

Xiaomi 15 Ultra review

Huawei Bertahan Kuat dengan Inovasi Foldable

Huawei menempati posisi kedua dengan 18% pangsa pasar dan pertumbuhan 12%. Keberhasilan ini didukung oleh permintaan yang stabil untuk smartphone konvensional mereka, serta antusiasme pasar terhadap seri foldable seperti Mate XT dan Pura X. Sistem operasi HarmonyOS Next juga semakin berkembang, dengan estimasi menguasai 3% smartphone di China.

Meski menghadapi tantangan di pasar global, Huawei tetap menunjukkan ketangguhannya di pasar domestik. Seperti yang terjadi sebelumnya, persaingan antara Huawei dan pemain China lainnya terus memanas.

Huawei Pura X hands-on

Oppo, Vivo, dan Apple di Posisi Berikutnya

Oppo dan Vivo masing-masing menguasai 15% pasar, menunjukkan konsistensi mereka dalam menghadapi persaingan. Sementara itu, Apple berada di posisi kelima dengan 13% pangsa pasar. Meski demikian, persaingan di segmen premium tetap ketat dengan kehadiran Samsung dan brand China lainnya.

Oppo Find X8 Ultra review

Tren AI dan Masa Depan Pasar Smartphone China

Salah satu tren menarik adalah semakin populernya smartphone dengan kemampuan AI. Saat ini, sekitar 22% smartphone yang dikirimkan memiliki fitur AI, dan angka ini diprediksi akan mencapai 40% di akhir tahun. Brand seperti DeepSeek mulai menarik perhatian dengan berbagai utilitas berbasis AI.

Dengan program subsidi yang masih berjalan dan inovasi yang terus berkembang, pasar smartphone China diprediksi akan tetap menjadi yang terbesar di dunia. Pertanyaannya sekarang: apakah brand global seperti Apple dan Samsung bisa mengejar ketertinggalan mereka di pasar yang sangat kompetitif ini?

Anak 7 Tahun Temukan Fosil Jurassic Berusia 140 Juta Tahun di Halaman Rumahnya

0

Telset.id – Sebuah penemuan menakjubkan terjadi di Matlock, Derbyshire, Inggris, ketika seorang anak berusia tujuh tahun menemukan fosil berusia 140 juta tahun di halaman depan rumahnya sendiri. Elliot, bocah penuh rasa ingin tahu itu, tak menyangka bahwa penggalian biasa akan membawanya pada penemuan prasejarah yang langka.

7-year-old boy discovers 140-million-year-old Jurassic fossils in his front yard

Penemuan yang Mengubah Hidup

Tiga bulan lalu, Elliot sedang asyik menggali di halaman rumahnya ketika menemukan sebuah bongkahan batu kapur. Dengan penasaran, ia membuka batu tersebut dan terkejut menemukan fosil makhluk laut purba dari periode Jurassic yang terawetkan dengan sempurna. “Mereka terlihat sangat keren,” ujar Elliot dengan mata berbinar kepada BBC.

Ibunda Elliot, Gemma, terlihat mendukung penuh hobi putranya, bahkan terpahat dalam foto sedang memegang palu batu. “Saya tidak yakin kami menyukai penggalian di taman, tapi sangat menyenangkan melihat apa yang dia temukan. Saya sangat bangga padanya,” ungkap Gemma.

Misteri Asal-usul Fosil

Fosil yang ditemukan Elliot ternyata adalah ammonit, moluska bercangkang spiral yang pernah hidup di lautan purba. Nama ammonit sendiri berasal dari dewa Mesir, Ammon, yang digambarkan bertanduk domba. Makhluk ini merupakan kerabat jauh gurita dan cumi-cumi modern, dengan lebih dari 10.000 spesies yang telah diidentifikasi.

Namun, Dr. Susannah Lydon dari University of Nottingham memiliki teori menarik tentang asal-usul fosil ini. Meski Matlock dulunya merupakan bagian dari terumbu karang purba, sang paleontolog meyakini batu berfosil ini mungkin dibawa dari Dorset, sebuah kawasan pesisir yang terkenal sebagai surga fosil Jurassic di Inggris.

Warisan Geologi yang Kaya

Menurut catatan The Heights of Abraham, kawasan Matlock Bath dan Matlock pernah terendam air sekitar 330 juta tahun lalu. Daerah ini dulunya menyerupai pulau tropis dengan terumbu karang yang dipenuhi ikan, kerang raksasa, dan lili laut. Seiring waktu, endapan lumpur dan pasir dari utara mengubur kehidupan laut tersebut, membentuk lapisan batuan kapur yang kaya fosil.

Derbyshire memang dikenal menyimpan banyak fosil berukuran kecil, terutama brakiopoda dan krinoid, yang dulunya menghuni terumbu yang kini menjadi tebing kapur. Namun, penemuan ammonit berukuran besar seperti milik Elliot tergolong langka untuk daerah tersebut.

Sebagai perbandingan, Dorset yang merupakan Situs Warisan Dunia Jurassic Coast memang lebih terkenal dengan fosil ammonitnya. Hal ini memperkuat dugaan Dr. Lydon bahwa batu berfosil ini sengaja dibawa dari Dorset oleh kolektor fosil di masa lalu, kemudian terkubur di halaman rumah Elliot.

Video: China’s humanoid robot ‘Bumblebee’ turns into car mechanic in real-world test

Inspirasi untuk Generasi Muda

Penemuan ini telah membakar semangat Elliot untuk menjadi paleontolog. “Ini sangat menginspirasi,” katanya dengan antusias. Sang ibu pun mendukung penuh mimpi anaknya, meski harus rela melihat halaman rumahnya sering digali.

Ahli paleontologi setempat mendorong Elliot untuk terus mengeksplorasi, karena siapa tahu masih ada fosil lain yang menunggu untuk ditemukan di properti keluarganya. Bisa jadi, ada kolektor fosil lain di masa lalu yang pernah tinggal di lokasi yang sama, meninggalkan “harta karun” prasejarah untuk ditemukan generasi berikutnya.

Penemuan Elliot ini mengingatkan kita pada temuan fosil kuda purba yang ditemukan di lokasi ekstrem, atau upaya menghidupkan kembali spesies purba melalui teknologi modern. Setiap penemuan fosil membuka jendela baru untuk memahami sejarah kehidupan di Bumi.

Untuk saat ini, Elliot memiliki koleksi berharga yang akan terus menginspirasinya mengejar impian di dunia paleontologi. Siapa tahu, suatu hari namanya akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu paleontolog besar yang memulai karirnya dari halaman rumah sendiri.

China Kerahkan Kapal 200 Ton untuk Hadapi Kapal Perang AS 10.000 Ton di Laut China Selatan

0

Telset.id – Bayangkan sebuah kapal perang seberat 200 ton berani menghadapi kapal induk AS yang bobotnya mencapai 10.000 ton. Bukan cerita fiksi, ini strategi nyata Angkatan Laut China (PLA Navy) di Laut China Selatan yang semakin memanas.

China deploys 200-ton boats to take on 10,000-ton US warships in South China Sea

Laporan eksklusif dari China Central Television (CCTV) mengungkap bagaimana kapal rudal cepat Type 22 menjadi ujung tombak PLA Navy dalam mengintervensi kapal asing yang memasuki wilayah klaim China. Dalam sebuah latihan tempur, kapal berbobot 220 ton ini sukses memblokir kapal perang asing berbobot 8.000-9.000 ton dengan memanfaatkan kecepatan tinggi (50 knot) dan teknologi siluman.

Strategi David vs Goliath di Laut China Selatan

Analis militer Wang Yunfei menjelaskan kepada Global Times, Type 22 dirancang khusus untuk pertahanan pesisir dengan kemampuan serang mematikan. Meski kecil, kapal ini dilengkapi:

  • 8 rudal anti-kapal YJ-83 (setara daya hancur fregat)
  • Sistem senjata 30mm 6-laras
  • Teknologi waterjet propulsion untuk manuver gesit
  • Desain catamaran aluminium alloy yang mengurangi jejak radar

“Ini seperti pertarungan antara David dan Goliath,” kata Kapten Yang Wu dari PLA Eastern Theater Command yang memimpin operasi intercept terbaru. “Kami mengandalkan kecepatan dan elemen kejutan, bukan armor tebal.”

Eskalasi Ketegangan yang Terus Meningkat

Deploymen Type 22 terjadi bersamaan dengan peningkatan aktivitas militer AS di kawasan. Seperti dilaporkan Telset.id sebelumnya, Amerika Serikat telah memperkuat armada Pasifik-nya dengan kapal induk kelas Nimitz, sementara China merespons dengan senjata ekonomi hingga demonstrasi kekuatan militer.

Pakar geopolitik Lembaga Studi Maritim ASEAN, Dr. Linda Wijaya, memberi catatan: “Type 22 memang efektif di perairan dangkal penuh karang seperti Laut China Selatan. Tapi ini juga sinyal bahwa China sedang menguji doktrin ‘asymmetric warfare’ melawan superioritas AL AS.”

Video: China’s humanoid robot ‘Bumblebee’ turns into car mechanic in real-world test

Pada peringatan 76 tahun PLA Navy 23 April lalu, China memamerkan lebih dari 30 kapal termasuk Type 22 kepada publik. Xinhua menekankan keunggulan teknologi kapal ini sebagai “kapal rudal siluman catamaran pertama dengan propulsi waterjet”.

Pertanyaan besarnya: Bisakah strategi kapal kecil vs kapal besar ini bertahan jika ketegangan berubah menjadi konflik terbuka? Jawabannya mungkin terletak pada bagaimana AS dan China memainkan kartu mereka di papan catur geopolitik yang semakin kompleks.

Japan Luncurkan Komputer Kuantum 256-Qubit, Kekuatan 4 Kali Lebih Besar

0

Telset.id – Jika Anda mengira komputer kuantum masih menjadi teknologi masa depan, bersiaplah terkejut. Fujitsu dan RIKEN, raksasa teknologi dan lembaga penelitian terkemuka Jepang, baru saja mengumumkan terobosan besar: komputer kuantum superkonduktor 256-qubit yang diklaim sebagai salah satu sistem paling kuat di dunia.

Japan’s new 256-qubit quantum computer unleashes 4X more power than before

Peningkatan empat kali lipat dari versi sebelumnya yang hanya memiliki 64-qubit ini bukan sekadar angka. Menurut Fujitsu, teknologi ini akan membawa komputasi kuantum lebih dekat ke aplikasi dunia nyata. Sistem baru ini dikembangkan di RIKEN RQC-FUJITSU Collaboration Center di Wako, Saitama Prefecture, dengan dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang (NEXT).


Lompatan Besar dalam Komputasi Kuantum

Qubit, unit dasar informasi dalam komputasi kuantum, menjadi kunci peningkatan performa ini. Dengan 256-qubit, para peneliti kini dapat menangani masalah yang jauh lebih kompleks – mulai dari simulasi molekul besar hingga pengujian algoritma koreksi kesalahan mutakhir.

“Platform yang diperluas dari 64 menjadi 256 qubit ini merupakan langkah besar,” jelas pernyataan resmi Fujitsu. “Ini memungkinkan peneliti menganalisis molekul lebih besar dan menguji algoritma koreksi kesalahan canggih, keduanya penting untuk memajukan komputasi kuantum yang dapat diskalakan.”

Tantangan Teknis yang Berhasil Diatasi

Salah satu pencapaian paling mengesankan dari proyek ini adalah kemampuan tim mempertahankan stabilitas qubit meski kepadatannya meningkat empat kali lipat. Komputer kuantum membutuhkan suhu sangat rendah untuk beroperasi, dan sistem baru ini masih menggunakan kulkas pengencer yang sama dengan model sebelumnya.

Inside the superconducting quantum computer.

“Kami mengoptimalkan desain termal dan mengembangkan struktur koneksi 3D yang dapat diskalakan,” ungkap tim peneliti. Arsitektur baru ini menyusun qubit dalam sel unit empat-qubit yang efisien, memungkinkan peningkatan jumlah qubit tanpa perlu mendesain ulang sistem secara besar-besaran.

Keseimbangan antara panas yang dihasilkan sirkuit kontrol dan kapasitas sistem pendingin juga menjadi fokus utama. Tim berhasil mempertahankan vakum ultra-tinggi dan suhu rendah yang diperlukan untuk operasi stabil.

Masa Depan Komputasi Kuantum

Fujitsu dan RIKEN tidak berhenti di sini. Mereka telah mengumumkan pengembangan komputer kuantum 1.000-qubit yang dijadwalkan selesai pada 2026. Kedua organisasi juga memperpanjang perjanjian kolaborasi mereka hingga 2029 untuk mendukung penelitian lebih lanjut.

“Fujitsu berkomitmen untuk mempercepat penerapan praktis komputer kuantum dari perspektif perangkat keras dan lunak,” tegas perusahaan dalam pernyataan resminya. “Melalui platform komputasi kuantum hybrid, kami akan menyediakan komputer kuantum skala lebih besar untuk perusahaan global dan lembaga penelitian.”

Proyek ini didanai di bawah Program Quantum Leap Flagship (Q-LEAP) MEXT, yang mendukung upaya penelitian dan pengembangan teknologi komputasi kuantum superkonduktor. Dengan terobosan ini, Jepang semakin memperkuat posisinya dalam perlombaan komputasi kuantum global.

Huawei Luncurkan Chip AI Ascend 910D, Tantang Dominasi NVIDIA

0

Telset.id – Di tengah ketatnya pembatasan teknologi dari Amerika Serikat, Huawei kembali menunjukkan taringnya. Perusahaan asal China ini baru saja mengumumkan chip AI terbaru, Ascend 910D, yang diklaim mampu menyaingi performa NVIDIA H100. Sebuah langkah berani yang menegaskan ambisi China untuk mandiri di bidang teknologi tinggi.

Huawei Ascend 910D, chip AI terbaru yang siap saingi NVIDIA

Dari 910 ke 910D: Lompatan Besar dalam 6 Tahun

Ketika Huawei pertama kali memperkenalkan Ascend 910 pada 2019, chip ini sudah mencatatkan 256 TeraFLOPS untuk performa FP16 — sebuah pencapaian yang cukup membanggakan kala itu. Namun, dalam waktu singkat, Huawei berhasil melesat jauh. Ascend 910C yang dirilis sebelumnya disebut memiliki 60% kemampuan inferensi NVIDIA H100. Kini, dengan 910D, Huawei semakin mendekatkan jarak dengan raksasa chip AS tersebut.

“Ini adalah bukti bahwa tekanan justru memicu inovasi,” kata seorang analis industri yang enggan disebutkan namanya. “China tidak mau terus bergantung pada teknologi Barat, dan Huawei menjadi ujung tombaknya.”

Strategi Huawei Melawan Pembatasan AS

Sejak 2022, Amerika Serikat secara ketat membatasi ekspor chip AI canggih ke China, termasuk NVIDIA H100 dan B200. Langkah ini jelas memukul industri teknologi China, yang selama ini bergantung pada chip buatan AS. Namun, Huawei justru melihatnya sebagai peluang.

Dengan Ascend 910D, Huawei tidak hanya menawarkan alternatif, tetapi juga membangun ekosistem mandiri. Beberapa perusahaan China dikabarkan telah mulai menguji chip ini, menunjukkan kepercayaan yang tinggi pada produk dalam negeri.

Seperti dilaporkan sebelumnya, DeepSeek AI adalah salah satu yang memanfaatkan chip Huawei untuk pengembangan model AI-nya. Ini membuktikan bahwa solusi lokal mulai diterima secara luas.

Masa Depan Industri Chip China

Langkah Huawei ini bukan tanpa tantangan. NVIDIA masih memimpin dengan pengalaman puluhan tahun dalam desain chip high-end. Namun, dengan dukungan penuh pemerintah China dan sumber daya yang masif, Huawei berhasil mempercepat pengembangan teknologi secara signifikan.

Bahkan, seperti diungkap dalam laporan terbaru, TSMC terpaksa menghentikan produksi chip AI untuk perusahaan China karena tekanan AS. Situasi ini semakin mendorong Huawei dan perusahaan lokal lainnya untuk berinovasi.

Jika Huawei terus konsisten dengan roadmap-nya, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, China akan memiliki solusi chip AI yang benar-benar mandiri — dan mungkin, bahkan lebih unggul dari produk Barat.

Stellantis Kembangkan Baterai Solid-State EV, Lebih Cepat dan Ringan dari Tesla

0

Telset.id – Jika Anda mengira baterai lithium-ion masih menjadi raja di dunia kendaraan listrik, bersiaplah untuk terkejut. Stellantis, salah satu raksasa otomotif global, baru saja mengumumkan terobosan besar dalam teknologi baterai solid-state yang bisa mengubah segalanya.

Stellantis’ solid-state EV battery beats Tesla, hits 375Wh/kg after 600 cycles

Bekerja sama dengan Factorial Energy, startup pengembang baterai, Stellantis berhasil memvalidasi baterai semi-solid-state yang mampu mencapai kepadatan energi 375 Wh/kg setelah 600 siklus pengisian. Angka ini jauh melampaui baterai lithium-ion konvensional yang biasanya berkisar 200-300 Wh/kg.


Revolusi dalam Pengisian Daya dan Bobot

Yang membuat baterai baru ini istimewa bukan hanya kapasitasnya. Teknologi semi-solid-state memungkinkan pengisian ultra-cepat dari 15% ke 90% hanya dalam 18 menit pada suhu ruangan. Bandingkan dengan baterai lithium-ion saat ini yang membutuhkan waktu lebih lama.

Selain itu, baterai ini menawarkan toleransi suhu yang luas (-22°F hingga 113°F) dengan performa lebih stabil di cuaca dingin dibanding baterai konvensional. Ini bisa menjadi solusi untuk masalah berkurangnya jarak tempuh EV di musim dingin.

Uji Coba pada Kendaraan Nyata

Yang membedakan pengembangan ini adalah baterai sudah diuji pada kendaraan sungguhan – Dodge Charger Daytona untuk uji performa dan Mercedes-Benz EQS untuk uji efisiensi. Kedua model menggunakan kimia baterai yang sama, hanya disesuaikan untuk kebutuhan masing-masing.

Teknologi semi-solid-state ini menggunakan material seperti gel yang stabil, menggantikan cairan elektrolit pada baterai lithium-ion. Ini membuatnya lebih aman karena mengurangi risiko kebocoran dan overheating.

Fatal 15 seconds: US Army Black Hawk pilot missed key command before deadly crash

Tantangan Komersialisasi

Meski menjanjikan, masih ada tantangan besar. Biaya produksi baterai ini masih 10-30 kali lebih mahal daripada lithium-ion. Namun, Stellantis optimis biaya bisa turun signifikan melalui produksi massal dan kolaborasi dengan mitra strategis, termasuk dari China.

Keunggulan lain adalah pengurangan berat. Baterai ini bisa menghemat minimal 200 pon (90 kg) dibanding baterai konvensional. Dengan struktur pendukung yang lebih sederhana, penghematan berat total kendaraan bisa mencapai 500-2.000 pon (227-907 kg).

Menurut perhitungan tim, setiap pon berat yang dihemat bisa mengurangi biaya produksi sekitar $5. Artinya, potensi penghematan $2.500-$10.000 per kendaraan sangat mungkin tercapai di masa depan.

Dengan semua keunggulan ini, baterai semi-solid-state Stellantis dan Factorial Energy bisa menjadi jawaban atas tantangan utama EV saat ini: jarak tempuh, waktu pengisian, berat, keamanan, dan performa di cuaca dingin – semuanya sekaligus.

Meski belum sepenuhnya solid-state, teknologi ini dianggap sebagai langkah penting menuju baterai generasi berikutnya yang lebih sempurna. Untuk industri otomotif listrik, ini bisa menjadi game changer yang mempercepat adopsi EV secara global.