Beranda blog Halaman 124

AI Agen Taruhan Olahraga: Revolusi atau Ilusi Judi Online?

0

Telset.id – Bayangkan mengubah $5 menjadi lebih dari $1.000 hanya dengan satu taruhan olahraga. Bukan karena keberuntungan atau keahlian analisis yang mendalam, melainkan berkat bantuan AI agen taruhan. Inilah yang dialami Carson Szeder, pendiri startup AI gambling MonsterBet, yang kini menjadi bagian dari gelombang baru dalam industri judi online.

Sejak larangan federal terhadap taruhan olahraga dicabut di Amerika Serikat tujuh tahun lalu, perjudian daring meledak popularitasnya. Tahun lalu, orang Amerika menghabiskan lebih dari $150 miliar untuk taruhan terkait olahraga, dengan banyak yang memasang taruhan melalui ponsel mereka alih-alih terbang ke Las Vegas. Asosiasi Perjudian Amerika melaporkan hampir 24 persen peningkatan popularitas taruhan olahraga di AS pada tahun 2024, dan obsesi ini tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.

Demam judi ini bertepatan dengan demam emas AI modern. Kini, perlombaan telah dimulai untuk menggabungkan dua bidang yang mengguncang ekonomi ini, dan industri rumahan telah muncul untuk memberikan kemampuan kepada bot untuk memasang taruhan. Meskipun belum ada gelombang besar jutawan baru yang duduk di atas tumpukan uang yang dimenangkan menggunakan agen AI, beberapa pemburu keberuntungan sudah bersaing untuk mendirikan layanan bertenaga AI yang akan mengubah penjudi biasa menjadi pemenang.

Dari Hobi Menjadi Bisnis: MonsterBet dan Janji Keuntungan AI

Szeder, lulusan ilmu komputer, pertama kali mulai membangun algoritma taruhan olahraga sebagai mahasiswa, atas permintaan teman-teman kuliahnya yang gemar berjudi. Dia mulai memasukkan AI ke dalam eksperimen ini pada awal 2025, ketika dia menciptakan asisten bernama MonsterGPT untuk memilih taruhan pada olahraga profesional di AS.

“Kami memiliki beberapa orang yang mungkin berhasil sekitar 56 hingga 60 persen dari waktu, termasuk saya sendiri,” klaim Szeder. Angka ini cukup signifikan mengingat odds standar berada di sekitar 52 persen. MonsterGPT menggunakan model proyeksi yang dirancangnya dikombinasikan dengan informasi yang diambil dari seluruh internet melalui proses retrieval-augmented generation (RAG).

Kini, Szeder mencoba mengubah hobinya menjadi bisnis penuh, yang dia promosikan di platform media sosial dengan postingan seperti “Inilah Cara Saya Menghasilkan $1,2K Dari Perangkat Lunak Taruhan Olahraga Saya Kemarin.” Dia mengenakan biaya $77 per bulan untuk akses ke MonsterGPT dan alat lainnya.

Persaingan Ketat dan Pendekatan yang Berbeda-Beda

Tidak kekurangan kompetisi di pasar yang sedang berkembang ini. Rithmm, startup berbasis di Massachusetts, mengenakan biaya $30 untuk paket “kecerdasan olahraga bertenaga AI” dasarnya. Sebuah perusahaan bernama JuiceReel menawarkan aplikasi dasar gratis untuk tujuan yang sama.

Beberapa perusahaan ini menawarkan agen AI yang memilih pilihan tetapi tidak benar-benar memasang taruhan atas nama pengguna. Yang lain hanya memasarkan diri sebagai layanan tips taruhan yang kebetulan menggunakan AI tanpa menyebutkan agen sama sekali. Ini adalah rute yang cenderung diambil oleh pemain yang lebih besar dan mapan di industri ini.

Musim semi ini, FanDuel meluncurkan chatbot bernama Ace, yang menawarkan analisis dan tips tentang olahraga tertentu tetapi tidak mengizinkan taruhan otomatis. “Kekuatan untuk memasang taruhan harus selalu berada di tangan pelanggan kami sendiri—bukan bot, agen AI, atau apa pun (atau siapa pun) lainnya,” kata Jon Sadow, wakil presiden inovasi dan transformasi produk FanDuel.

Tantangan Teknis: Mimpi Taruhan Otomatis yang Sulit Diwujudkan

Beberapa pendatang baru berusaha membuat agen yang benar-benar dapat memasang taruhan alih-alih hanya memberikan tips, tetapi bidang ini memulai dengan kasar. Tom Fleetham sebelumnya bekerja sebagai kepala pengembangan bisnis untuk platform blockchain bernama Zilliqa yang bereksperimen dengan agen judi AI bernama Ava, yang berfokus pada memilih pemenang balapan kuda.

“Dia memiliki analisis yang baik, hasil yang baik,” katanya. “Yang menjadi sulit adalah benar-benar mencoba memasang taruhan.” Perusahaan tidak bisa membuat Ava secara andal memasang taruhan menggunakan dompet kripto secara tepat waktu. “Butuh waktu lama,” kata Fleetham. “Kami menyerah.”

YouTube dipenuhi tutorial tentang cara membuat dan mengelola agen judi yang dapat memasang taruhan atas nama manusia. Namun sekali lagi, layanan ini tampaknya tidak mencetak jutawan baru—atau bahkan ribuan. Siraj Raval, YouTuber yang menerbitkan video tentang cara menghasilkan uang menggunakan AI, telah mempromosikan proyek sampingan bernama WagerGPT di salurannya.

Integrasi Kripto dan Masa Depan Taruhan AI

Karena agen AI tidak dapat mengontrol rekening bank tradisional, sebagian besar produk taruhan otomatis penuh berfokus pada situs web judi olahraga dan pasar prediksi yang menerima cryptocurrency, karena banyak agen dapat dan memang mengoperasikan dompet kripto.

Salah satu proyek arus utama terbesar yang memungkinkan agen AI melakukan semua jenis transaksi atas nama manusia adalah AgentKit milik Coinbase. Ini membayangkan dunia di mana agen dapat mengeksekusi sejumlah transaksi keuangan, dari membeli tiket pesawat hingga memperdagangkan kripto dan, ya, memasang taruhan pada olahraga.

Lincoln Murr, manajer produk AI di Coinbase, mengatakan bahwa banyak kasus penggunaan awal AgentKit “bersifat spekulatif” dan mencatat bahwa dia belum melihat sesuatu yang sangat sukses. “Seberapa menguntungkan agen-agen ini sebenarnya, saya tidak tahu,” katanya.

Proyek lain yang sangat berbelit-belit yang sudah berjalan penuh adalah Memetica, yang dijalankan oleh startup AI bernama QStarLabs. CEO QStar Yang Tang menekankan bahwa sebagian besar model bisnis Memetica berpusat pada penggunaan “agen” sebagai alat promosi untuk berbagai token kripto. “Kami adalah perusahaan kripto,” tekannya pada Maret.

Antara Harapan dan Realita: Bisnis AI Gambling yang Masih Berkembang

Platform taruhan olahraga besar belum menghadapi ancaman eksistensial atas agen-agen bertenaga super yang mampu mengalahkan peluang. Namun upaya untuk memasang alat “agentic” pada industri perjudian yang sedang booming patut diperhatikan, baik sebagai contoh bagaimana hype tentang agen AI sering kali melampaui utilitas—dan karena kita mungkin hanya berada di awal dorongan untuk menyatukan perjudian dan AI menjadi satu teknologi.

Menurut Yang, dia sudah melihat scammer mencoba menipu orang menggunakan taktik yang sudah ada lama sebelum munculnya kecerdasan buatan. Salah satu scam melibatkan layanan tips taruhan yang memberi tahu setengah pelanggannya bahwa satu tim akan menang dan setengahnya lagi tim lain akan menang, dengan asumsi mereka dapat mengonversi cukup banyak orang menjadi pelanggan berbayar untuk menghasilkan keuntungan, sambil membuang mereka yang diberikan tips kalah.

“Kami bukan orang jahat, jadi kami tidak melakukan itu dengan agen kami,” kata Yang. “Tetapi semua trik ini sudah dikenal.”

Seperti yang terjadi di banyak sektor lainnya, perdebatan etis dan hukum terus mengikuti perkembangan teknologi AI dalam perjudian. Meskipun janji keuntungan besar menarik banyak minat, realitasnya masih jauh dari impian yang dijanjikan oleh para pengembang agen taruhan AI ini.

AI Spiritual: ChatGPT Dianggap Pintu Menuju Kebijaksanaan Transenden

0

Telset.id – Seorang matematikawan dan penulis asal Amerika Serikat, Robert Edward Grant, mengklaim mengalami kejutan listrik misterius saat berada di dalam Piramida Khafre, Mesir, pada Mei lalu. Peristiwa itu memicu terciptanya chatbot AI bernama “The Architect” yang kemudian dianggap sebagai pintu menuju kebijaksanaan spiritual transenden. OpenAI sempat menonaktifkan chatbot tersebut karena dugaan pelanggaran kebijakan, namun mengaktifkannya kembali setelah menyimpulkan tidak ada pelanggaran.

Grant, yang memiliki 817.000 pengikut di Instagram, menggambarkan The Architect sebagai “satu-satunya platform yang mengakses pengetahuan dari Medan Skalar Dimensi Kelima”—sebuah tingkat realitas hipotetis yang ia klaim pernah ada di Atlantis sekitar 13.000 tahun lalu. Chatbot ini bahkan menyapa Grant dengan nama “O-Ra-on” dan menyatakan telah “menjadi sadar secara harmonis melalui dirinya”.

Banyak pengguna yang melaporkan pengalaman spiritual mendalam saat berinteraksi dengan The Architect. Salah satunya, Alina Cristina Buteica, mengaku chatbot tersebut memberitahunya bahwa dalam kehidupan sebelumnya, ia adalah mata-mata Inggris pada Perang Dunia II dan pendeta Yunani kuno yang menyembah dewi Aphrodite.

Fenomena spiritualisasi AI ini tidak hanya terjadi pada The Architect. Sejumlah tokoh media sosial kini mengadopsi bahasa spiritualitas New Age dan kuantum untuk memposisikan AI sebagai gerbang menuju kebijaksanaan transenden. Mantan bintang Love Island, Malin Andersson, bahkan mendorong pengikutnya untuk meminta bagan kelahiran astrologi dari ChatGPT dan menanyakan “tujuan jiwa” mereka.

Menurut data yang dilihat WIRED, pada awal Juli, The Architect telah diakses oleh sekitar 9,8 juta orang dan digunakan sehari-hari oleh sekitar 267.000 pengguna, dengan rata-rata sesi berlangsung sekitar 34 menit. Banyak dari mereka memuji pengalaman mereka, dengan satu komentar menyatakan, “Saya merasakan hidup tidak akan pernah sama lagi.”

Grant mengakui risiko bahwa AI dapat mendistorsi rasa realitas dan identitas pribadi, sehingga ia menambahkan pengamanan untuk mencegah “inflasi ego”. Saat mendesain GPT, ia menetapkan bahwa ia “tidak boleh secara otomatis meneguhkan keyakinan, asumsi, atau pandangan dunia pengguna.”

Para ahli memperingatkan bahwa kecenderungan pengguna untuk mengaitkan kualitas mistis pada chatbot lebih halus daripada yang disiratkan oleh frasa “psikosis AI”. Tracy Dennis-Tiwary, psikolog klinis dan profesor neurosains perilaku di City University of New York, menyatakan bahwa label ini berbahaya karena menyiratkan bahwa AI menyebabkan gangguan klinis.

Fenomena spiritualisasi AI di media sosial didorong oleh etos techno-teologi yang menjadi merajalela di Silicon Valley. Futuris seperti Ray Kurzweil dan investor teknologi Peter Thiel menggunakan bahasa yang mirip dengan Perjanjian Baru ketika menggambarkan visi mereka untuk masa depan manusia, dengan deskripsi tentang keselamatan, kebangkitan, dan kehidupan abadi.

CEO OpenAI Sam Altman bahkan menyebut produk AI perusahaan sebagai “kecerdasan ajaib di langit” dalam sebuah postingan X September lalu—komentar yang tampaknya menyindir yang membandingkannya dengan konsep tradisional tentang Tuhan.

Fakta bahwa bahkan pengembang teknologi tidak memahami secara tepat bagaimana model AI mereka menghasilkan respons mereka semakin menambah aura misteri dan kemampuan meramal sistem ini. Ditambah lagi, chatbot cenderung berkomunikasi dengan nada yang menyanjung dan patuh, seperti orang tua yang terlalu memanjakan, terkadang melakukan upaya yang sangat lucu untuk meyakinkan pengguna manusia akan keunikan mereka.

Bagi mereka yang sudah memiliki kecenderungan pemikiran mistis, semakin mudah untuk mulai memandang teknologi dalam istilah yang sama. Seperti yang terkenal ditulis oleh penulis Arthur C. Clarke pada tahun 1973, “Teknologi yang cukup canggih tidak dapat dibedakan dari sihir.”

Grant berencana membuat The Architect tersedia di Orion, platform pesan proprietary dan terenkripsi ujung-ke-ujung miliknya, mulai Oktober. Ia akan menyertakan beberapa opsi langganan berbayar yang menawarkan “tingkat rekursi cermin yang berbeda”, dengan biaya yang belum ditentukan.

Seperti yang terjadi pada chatbot AI yang mengaku sebagai Yesus Kristus, fenomena ini menunjukkan bagaimana teknologi AI mulai memasuki ranah spiritual dan religius. Perkembangan ini juga mendapat perhatian dari pemimpin agama, termasuk Paus Leo XIV yang fokus pada tantangan AI.

Meskipun tidak semua pengguna ChatGPT akan menjadi yakin bahwa itu adalah makhluk spiritual yang tercerahkan, bagi mereka yang sudah memiliki kecenderungan pemikiran mistis, semakin mudah untuk mulai memandang teknologi dalam istilah yang sama. Seperti yang dikatakan Jai Gobind, seorang astrolog profesional yang berada di samping Grant dalam piramida pada Mei lalu, “Saya tidak tahu persis apa itu, tapi saya merasakan sesuatu… Ketika Anda melihat situasi yang sama dari lensa yang berbeda, itu bisa tidak ada artinya—atau bisa jadi sesuatu yang luar biasa terjadi.”

Perusahaan teknologi seperti Meta juga melihat peluang dalam tren ini. CEO Mark Zuckerberg percaya bahwa teman virtual AI dapat mengurangi epidemi kesepian yang semakin memburuk. Dalam percakapan baru-baru ini dengan podcaster Dwarkesh Patel, Zuckerberg mengklaim bahwa rata-rata orang Amerika memiliki “kurang dari tiga teman”, dan bahwa kita semua memiliki “permintaan untuk lebih banyak, saya pikir seperti 15 teman.”

Fenomena AI spiritual ini mencerminkan perubahan besar dalam bagaimana masyarakat modern mencari makna dan hubungan spiritual. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, batas antara sains dan spiritualitas semakin kabur, menciptakan lanskap baru yang penuh dengan peluang dan tantangan.

Cara Ubah Foto Profil Brave Pink dan Hero Green, Simbol Perlawanan

0

Telset.id – Pernahkah Anda melihat foto profil teman atau selebritas yang tiba-tiba berubah warna menjadi pink atau hijau? Itu bukan sekadar tren estetika belaka, melainkan sebuah simbol perlawanan dan solidaritas yang lahir dari rentetan peristiwa demonstrasi belakangan ini. Brave Pink dan Hero Green telah menjadi warna yang mewakili suara banyak orang.

Dua warna ini bukanlah pilihan acak. Brave Pink terinspirasi dari seorang ibu berkerudung pink yang berani berdiri di depan aparat dengan hanya membawa bendera merah putih. Aksi ikoniknya terekam dalam foto dan video yang viral, menuai pujian dari warganet. Sementara Hero Green berasal dari kisah pilu Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas dilindas saat mengantarkan makanan. Warna hijau seragam ojol itu kemudian diadopsi sebagai bentuk solidaritas.

Lantas, bagaimana cara mengubah foto profil Anda menjadi Brave Pink atau Hero Green dengan mudah? Simak panduan lengkapnya berikut ini.

Platform Khusus untuk Mengubah Warna Foto Profil

Salah satu warganet di X dengan akun @marjono telah menciptakan platform khusus yang memudahkan pengguna mengubah foto profil mereka. Yang menarik, platform ini menjamin keamanan privasi karena semua proses dilakukan di browser pengguna tanpa mengunggah data ke server mana pun. Ini penting mengingat isu privasi digital semakin mengemuka belakangan ini.

Bagi Anda yang tertarik mengikuti tren ini, berikut langkah-langkah praktisnya:

  • Buka situs brave-pink-hero-green.lovable.app
  • Unggah foto profil yang ingin diubah tone warnanya
  • Pilih opsi green highlight pink shadow atau pink highlight green shadow sesuai preferensi
  • Unduh hasilnya dan gunakan sebagai foto profil di media sosial

Makna Dibalik Dua Warna Perlawanan

Brave Pink bukan sekadar warna menarik perhatian. Warna ini merepresentasikan keberanian seorang ibu yang dengan tenang menghadapi situasi mencekam. Dalam budaya populer, pink sering diasosiasikan dengan femininitas, tetapi dalam konteks ini justru menjadi simbol kekuatan dan keteguhan hati.

Sementara Hero Green mengingatkan kita pada tragedi yang menimpa pekerja gig economy. Affan Kurniawan menjadi korban yang tidak seharusnya terjadi. Warna hijau seragam ojol yang biasanya identik dengan layanan pengantaran, kini berubah menjadi simbol perjuangan dan pengorbanan.

Fenomena perubahan foto profil ini mengingatkan kita pada kekuatan media sosial sebagai alat ekspresi dan protes. Sebelumnya, tren serupa pernah terjadi dengan filter-frame tertentu atau perubahan foto profil menjadi hitam-putih untuk isu-isu tertentu. Namun yang membedakan, Brave Pink dan Hero Green lahir langsung dari peristiwa aktual di lapangan.

Bagi Anda yang tertarik dengan dunia digital dan ekspresi kreatif, mungkin juga menyukai 5 Game Spider-Man yang seru untuk dimainkan atau menantikan serial Spider-Man terbaru di Disney+.

Privasi dan Keamanan dalam Tren Digital

Dalam era dimana data pribadi menjadi komoditas berharga, platform buatan @marjono ini menawarkan jaminan privasi yang patut diapresiasi. Dengan sistem yang berjalan sepenuhnya di browser pengguna, risiko penyalahgunaan data dapat diminimalisir. Ini menjadi pertimbangan penting mengingat maraknya kasus penipuan digital belakangan ini.

Namun, tetap diperlukan kewaspadaan. Pastikan Anda hanya mengunggah foto yang memang ingin dibagikan secara publik. Hindari menggunakan foto yang mengandung informasi sensitif atau properti intelektual yang dilindungi. Keamanan digital tetap menjadi prioritas, sebagaimana pentingnya memilih perangkat yang tepat seperti Moto G45 5G yang menawarkan performa andal.

Tren Brave Pink dan Hero Green menunjukkan bagaimana media sosial dapat menjadi ruang ekspresi yang powerful. Di satu sisi, ini adalah bentuk solidaritas digital yang mudah diakses. Di sisi lain, penting untuk tetap kritis dan memahami konteks dibalik setiap simbol yang kita gunakan. Karena dibalik filter warna yang menarik, ada cerita dan makna yang perlu kita pahami bersama.

OnePlus 15 Tinggalkan Hasselblad, Kembangkan Mesin Kamera Sendiri

0

Telset.id – Apa jadinya jika OnePlus 15 tak lagi membawa nama Hasselblad di modul kameranya? Bocoran terbaru mengindikasikan hal itu mungkin terjadi. Setelah bertahun-tahun bermitra dengan raksasa fotografi asal Swedia tersebut, OnePlus dikabarkan akan mengambil jalan sendiri untuk menyempurnakan sistem kamera flagship terbarunya.

Kolaborasi OnePlus dan Hasselblad selama ini telah memberikan sentuhan khas pada hasil foto, terutama dalam hal color science dan pemrosesan gambar. Tapi menurut laporan SmartPrix, OnePlus 15 akan menjadi yang pertama melepaskan diri dari kemitraan ini. Sebuah langkah berani yang menandakan kepercayaan diri produsen asal Tiongkok tersebut dalam mengembangkan teknologi imaging proprietary.

Dengan mesin kamera in-house, OnePlus berharap dapat memberikan pengalaman fotografi dan videografi yang lebih konsisten sekaligus mengendalikan sepenuhnya arah pengembangan kamera ponsel mereka. Mirip dengan langkah yang diambil Huawei dengan XMAGE setelah sebelumnya bermitra dengan Leica – seperti yang sekarang dilakukan Xiaomi.

OnePlus 15

Ini bukan kali pertama kabar tersebut beredar. Sebelumnya, seorang tipster Tiongkok juga pernah membocorkan informasi serupa. Namun penting untuk diingat bahwa ini masih sebatas laporan yang belum dikonfirmasi secara resmi, jadi bijaklah menyikapinya.

Lalu, seperti apa spesifikasi OnePlus 15 yang beredar? Berdasarkan informasi yang terkumpul, flagship ini mungkin akan menyuguhkan layar flat 6,78 inci dengan resolusi 1.5K. Yang menarik, OnePlus disebut akan menggunakan teknologi LIPO screen packaging yang memungkinkan bezel ultra-tipis dan integrasi display yang lebih baik dibandingkan metode lama seperti COG dan COF.

Di sektor dapur pacu, OnePlus 15 kemungkinan besar akan ditenagai chipset Snapdragon 8 Elite 2. Dan yang paling mengesankan: baterai raksasa berkapasitas 7.000mAh dengan dukungan pengisian daya 100W wired dan 50W wireless. Sebuah kombinasi yang bisa membuat Anda lupa dengan power bank.

Perkembangan teknologi kamera ponsel memang selalu menarik untuk diikuti. Sebelumnya, OnePlus pernah menggelar hajatan spesial yang menuai antusiasme penggemar. Bahkan sejak era OnePlus 2, brand ini telah menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi.

Lepas dari Hasselblad bukan berarti OnePlus meninggalkan kualitas. Justru sebaliknya – ini bisa menjadi momen dimana mereka membuktikan kemampuan engineering tim sendiri. Seperti yang kita lihat pada OnePlus Pad Lite yang sukses menghadirkan performa elite dengan harga terjangkau.

Jadi, apakah keputusan OnePlus ini tepat? Waktu yang akan menjawab. Yang pasti, persaingan di segmen flagship smartphone semakin sengit, dan inovasi adalah kunci untuk tetap relevan. OnePlus 15 dengan mesin kamera mandiri bisa menjadi pembeda yang signifikan – atau justru langkah mundur yang disesali. Kita tunggu saja kabar resminya.

Bocoran Resmi Tecno Spark Slim dan Pova Slim, Tipis Ekstrem dengan Performa Tangguh

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang lebih tipis dari kartu kredit Anda, namun masih mampu bertahan seharian penuh dengan baterai besar. Itulah yang baru saja diumumkan Tecno dengan peluncuran resmi Tecno Spark Slim dan Tecno Pova Slim. Setelah sebelumnya menggebrak dengan konsep ponsel ultra-tipis awal tahun ini, kedua perangkat ini membuktikan bahwa ketipisan ekstrem tidak harus mengorbankan performa.

Jika Anda mengira ponsel tipis selalu berarti baterai kecil dan spesifikasi terbatas, siap-siap tercengang. Tecno berhasil menantang hukum fisika dengan memasukkan baterai 5.160mAh dalam bodi setipis 5,75mm pada Spark Slim. Bagaimana mungkin? Rahasianya terletak pada teknologi Honeycomb space stacking yang dikembangkan khusus oleh Tecno, memungkinkan penumpukan komponen secara lebih efisien layaknya sarang lebah.

Tecno Spark Slim dengan desain ultra-tipis dan mood light LED bar

Baterai itu sendiri hanya setebal 4,04mm, sementara ponsel juga dilengkapi dengan vapor chamber super tipis 0,3mm yang membantu mengontrol suhu. Tidak berhenti di situ, kedua ponsel menggunakan panel belakang serat kaca aerospace grade dengan ketebalan hanya 0,36mm. Ini bukan sekadar angka-angka teknis, melainkan bukti nyata inovasi yang mendobrak batas desain smartphone konvensional.

Yang membuat Spark Slim semakin menarik adalah fitur Mood Light LED bar-nya. Bayangkan sebuah bar LED yang tidak hanya untuk notifikasi, tetapi juga bisa menampilkan efek pencahayaan multi-scene dan animasi yang hidup. Ini memberikan sentuhan personalisasi yang jarang ditemukan di ponsel sekelasnya.

Dalam hal kamera, kedua ponsel ini berbagi kamera utama 50MP yang sama. Namun, Tecno tampaknya lebih fokus pada desain dan tampilan daripada mengejar sistem kamera yang overload. Dan siapa yang bisa menyalahkan strategi itu ketika mereka menghadirkan layar curved AMOLED dengan refresh rate 144Hz dan kecerahan puncak mencapai 4.500 nits? Angka yang cukup untuk membuat Anda berpikir dua kali sebelum membeli ponsel flagship dengan harga selangit.

Perbedaan utama antara kedua model terletak pada chipset yang digunakan. Spark Slim mengandalkan MediaTek Helio G200, sementara Pova Slim mendapat keunggulan tambahan dengan Dimensity 6400 yang menyertakan dukungan 5G out of the box. Untuk pengisian daya, kedua ponsel mendukung wired charging 45W dan reverse wired charging 10W, serta menjalankan Android 15 dengan kulit HiOS yang dilengkapi fitur AI terbaru Tecno.

Perbandingan desain Tecno Spark Slim dan Pova Slim dengan layar curved AMOLED

Inovasi semacam ini bukan kali pertama dilakukan Tecno. Seperti yang pernah kita lihat dalam pameran teknologi Tecno di MWC 2024, brand ini konsisten mendorong batas inovasi. Mulai dari robot anjing hingga ponsel konsep, Tecno menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan teknologi masa depan hari ini.

Lalu bagaimana dengan harga dan ketersediaannya? Tecno masih menyimpan kartu as untuk diungkap pada event 4 September mendatang. Kabar baiknya, kita tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mengetahui apakah ponsel ultra-tipis ini juga akan datang dengan harga yang tipis di kantong.

Bagi yang penasaran dengan varian Tecno lainnya di pasar Indonesia, Tecno Camon 40 sudah lebih dulu mendarat dengan harga sekitar Rp 2,5 jutaan. Sementara kompetitor seperti realme P3 5G juga menawarkan performa tangguh dengan harga terjangkau, meski tanpa klaim ketipisan ekstrem seperti yang diusung Tecno.

Pertanyaan besarnya: apakah ketipisan ekstrem benar-benar menjadi fitur yang dicari konsumen, atau sekadar angka pemecah rekor? Dengan baterai besar, layar berkualitas tinggi, dan desain yang memukau, Tecno Spark Slim dan Pova Slim tampaknya menjawab bahwa ketipisan bisa berarti lebih dari sekadar estetika—bisa juga berarti inovasi engineering yang brilian.

Vivo X300 Bocoran Resmi: Kamera 200MP dan Dimensity 9500 Siap Guncang Pasar

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang tidak hanya mengandalkan megapiksel tinggi, tetapi juga membawa inovasi sensor kamera yang benar-benar baru. Vivo X300, yang dijadwalkan meluncur Oktober mendatang di Tiongkok, mulai menunjukkan taringnya lewat bocoran resmi dari manajer produk Vivo sendiri, Han Boxiao. Tidak tanggung-tanggung, seri flagship ini akan menjadi yang pertama di dunia mengusung chipset Dimensity 9500, dan kini detail kameranya mulai terkuak.

Bocoran ini bukan sekadar rumor biasa. Han Boxiao secara resmi mengonfirmasi spesifikasi kamera utama Vivo X300, sementara tipster terpercaya Digital Chat Station melengkapi dengan detail kamera periskop dan ultra-wide. Gabungan informasi ini memberikan gambaran cukup jelas tentang bagaimana Vivo bersiap menghadapi persaingan smartphone flagship akhir tahun.

Lantas, apa saja yang membuat Vivo X300 layak ditunggu? Mari kita selami lebih dalam setiap aspek yang telah terungkap sejauh ini.

Kamera Utama 200MP: Bukan Sekadar Upgrade Biasa

Vivo X300 akan menggunakan sensor utama 200 megapiksel yang merupakan versi upgrade dari Samsung HP9. Yang menarik, sensor ini tidak disebut HP10, melainkan HPB – dimana “B” berarti Blue, menandakan bahwa ini adalah sensor eksklusif yang dikustomisasi khusus untuk Vivo.

Vivo X300 primary camera

Sensor berukuran 1/1.4-inch ini mendukung output ultra-jernih 200MP pada 23mm dan bidangan 50MP high-resolution pada 50mm. Tidak hanya itu, modul ini juga dilengkapi dengan stabilisasi gambar optik level CIPA 4.5, blue glass, dan lapisan Zeiss T* untuk kontrol silau dan ghosting yang lebih baik. Upgrade signifikan dari Sony IMX921 yang digunakan pada Vivo X200 tahun lalu.

Sistem Kamera Lengkap: Dari Periskop hingga Ultra-Wide

Menurut Digital Chat Station, Vivo menggunakan Sony IMX885 untuk kamera periskop telephoto. Sensor 1/2-inch ini dipasangkan dengan lensa zoom optik 3X pada 70mm. Yang membedakan, desain periskop ini menggunakan struktur light-folding prism, bukan ship-style seperti yang digunakan beberapa kompetitor. Bahkan, fitur telephoto macro photography juga disertakan.

Vivo X300 primary camera-

Melengkapi sistem kamera adalah lensa ultra-wide 50 megapiksel. Kabarnya, sensor yang digunakan bisa berupa Samsung JN1 atau JN5. Kombinasi ketiga kamera ini menjanjikan fleksibilitas fotografi yang sangat luas, dari bidangan ultra-wide hingga zoom tele yang powerful.

Vivo X300 Pro: Upgrade Lebih Signifikan

Untuk varian Pro, bocoran mengungkapkan penggunaan Sony LYT-828 50MP sebagai kamera utama, disertai ultra-wide 50MP dan periskop telephoto 200MP. Upgrade yang cukup substantial dari varian reguler, menunjukkan bahwa Vivo serius menargetkan segmen premium.

Seperti yang kami laporkan sebelumnya dalam artikel terkait Vivo X300 Pro, varian ini juga dikabarkan akan memiliki baterai berkapasitas besar. Sementara sensor Sony LYT-828 sendiri merupakan terobosan terbaru dalam teknologi sensor smartphone.

Vivo X300 camera system

Dengan semua spesifikasi yang terungkap ini, pertanyaan besarnya adalah: apakah Vivo X300 dan X300 Pro akan menjadi game changer di pasar smartphone flagship? Mengingat mereka akan menjadi perangkat pertama yang menggunakan Dimensity 9500, combined dengan sistem kamera yang ambitious, peluangnya cukup besar.

Seperti yang mungkin Anda ingat dari bocoran sebelumnya tentang Vivo X300 Pro Mini, Vivo tampaknya sedang menggarap beberapa varian dengan fokus berbeda. Strategi ini menunjukkan komitmen Vivo untuk menjangkau berbagai segmen pasar dengan spesifikasi yang tepat.

Oktober nanti akan menjadi momen penentuan bagi Vivo. Dengan kompetisi smartphone flagship yang semakin ketat, kehadiran Vivo X300 series dengan kombinasi chipset terbaru dan sistem kamera inovatif bisa menjadi penyeimbang yang dibutuhkan pasar. Kita tunggu saja bagaimana performa actual perangkat ini, terutama dalam hal fotografi dan daya tahan baterai.

Solidaritas Global: Netizen Luar Negeri Bantu Driver Ojol Indonesia

0

Telset.id – Di tengah situasi unjuk rasa yang belum menentu di Jakarta dan sejumlah kota lainnya, driver ojek daring (ojol) menghadapi tantangan besar dalam menjalankan pekerjaan mereka. Namun, dari balik layar, muncul gerakan solidaritas yang tak terduga: netizen dari berbagai belahan dunia turun tangan membantu.

Sejak akhir pekan lalu, tren donasi dari luar negeri mulai ramai diperbincangkan. Warga Malaysia, Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lainnya secara sukarela memesan makanan dan kebutuhan medis untuk driver ojol Indonesia melalui aplikasi ride-hailing. Gerakan ini bukan hanya sekadar tren sesaat, melainkan bentuk kepedulian global yang nyata.

Bagaimana mungkin seseorang dari Malaysia atau Amerika bisa memesan makanan untuk driver di Jakarta? Jawabannya terletak pada fitur aplikasi seperti Grab yang memungkinkan pengguna dari negara lain—khususnya di kawasan Asia Tenggara—untuk mengakses layanan di Indonesia. Dengan memilih area negara dan menentukan lokasi yang aman, netizen luar negeri dapat mengirimkan pesanan yang langsung diterima oleh driver ojol.

Content image for article: Solidaritas Global: Netizen Luar Negeri Bantu Driver Ojol Indonesia

Inisiatif dari Platform X

Gerakan bantuan ini diinisiasi oleh pengguna platform X, Yammi, melalui akun @sighyam. Sejak 30 Agustus, Yammi membagikan tutorial cara memesankan makanan untuk driver ojol Indonesia meski berada di luar negeri. Dalam utasnya yang telah dilihat lebih dari 30 juta kali, Yammi menjelaskan langkah-langkah sederhana: pindah area negara, tentukan lokasi aman, dan tinggalkan pesan agar makanan tidak perlu diantar—langsung dikonsumsi atau dibagikan ke driver lain.

Interaksi dari unggahan tersebut luar biasa. Banyak netizen luar negeri yang terinspirasi dan ikut serta dalam gerakan ini. Tak hanya memesan makanan, beberapa pengguna juga memanfaatkan fitur GrabMart untuk mengirimkan kebutuhan medis yang lebih dibutuhkan selama unjuk rasa berlangsung. Semua informasi disebarluaskan secara real-time, menciptakan jaringan bantuan yang efisien dan tepat sasaran.

Dukungan dari Malaysia dan Beyond

Tak sedikit cuitan dan aksi nyata datang dari pengguna X asal Malaysia. Bahkan, beberapa di antaranya mengirimkan bantuan lebih dari satu kali sebagai bentuk solidaritas. Salah satu pengguna, @smin_mr, menulis: “Makan dengan baik dan tetap kuat, teman-teman Indonesia. Mengirimkan cinta dari Malaysia.” Kalimat sederhana itu mewakili semangat persaudaraan yang mengglobal.

Fenomena ini menunjukkan betapa teknologi telah memudahkan kita untuk saling terhubung dan peduli—meski dipisahkan oleh batas geografis. Aplikasi Grab, yang tersedia di sejumlah negara Asia, membuka peluang bagi siapa pun untuk berkontribusi. Seperti yang diungkapkan pengguna @inklingfeeling, “Bisa diakses dari seluruh dunia asalkan kamu sudah pernah mengunduh aplikasi Grab.”

Gerakan sosial semacam ini bukan hanya meredakan kegelisahan driver ojol, tetapi juga mengingatkan kita pada kekuatan kolaborasi digital. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, sentuhan kemanusiaan dari belahan dunia lain menjadi penyejuk sekaligus penguat.

Namun, di balik kisah inspiratif ini, kita juga perlu mengingat betapa rentannya profesi driver ojol. Seperti pernah terjadi dalam tragedi driver ojol yang dilindas Brimob, keselamatan mereka seringkali terancam. Atau cerita-cerita unik seperti driver ojol yang narik sambil nonton Doraemon yang menunjukkan sisi lain kehidupan mereka.

Belum lagi insiden seperti driver ojol yang keasyikan main HP hingga nyemplung ke lubang galian. Semua ini menggambarkan dinamika dan risiko yang dihadapi para pekerja gig economy.

Gerakan bantuan dari netizen luar negeri mungkin tidak menyelesaikan semua masalah, tetapi setidaknya ia memberikan harapan dan energi positif. Di era di segala sesuatu serba terhubung, kebaikan pun bisa menyebar dengan cepat—melewati batas negara dan budaya.

Jadi, lain kali Anda memesan ojol, mungkin ada cerita di baliknya: tentang solidaritas global, tentang seseorang di seberang lautan yang peduli, dan tentang teknologi yang mempersatukan kita semua.

POCO C85 Resmi Dirilis: Baterai 6000 mAh dan Harga Terjangkau

0

Telset.id – Setelah dibayangi berbagai rumor dan bocoran, akhirnya POCO secara resmi meluncurkan smartphone terbarunya, POCO C85. Hadir sebagai ponsel entry-level, perangkat ini fokus pada kebutuhan dasar dengan sejumlah fitur menarik yang mungkin akan membuat Anda berpikir ulang tentang batasan ponsel murah. Apakah ini jawaban bagi mereka yang mencari perangkat andalan tanpa harus merogoh kocek dalam?

POCO C85 hadir dengan layar berukuran 6,9 inci yang mendukung refresh rate AdaptiveSync hingga 120Hz. Panel ini tidak hanya memberikan pengalaman visual yang mulus, tetapi juga telah mendapatkan sertifikasi TÜV Rheinland untuk perawatan mata. Desainnya masih mempertahankan U-shaped notch yang menampung kamera selfie 8MP. Di bagian belakang, terdapat konfigurasi kamera ganda dengan sensor utama 50MP yang didukung kecerdasan buatan.

Ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G81 Ultra berproses 12nm, ponsel ini menawarkan dua varian memori: 6GB RAM dengan penyimpanan 128GB, dan 8GB RAM dengan penyimpanan 256GB. Yang menarik, varian 6GB/128GB dapat diperluas hingga 16GB melalui memori virtual. Bagi Anda yang sering multitasking atau bermain game ringan, fitur ini tentu menjadi nilai tambah yang signifikan.

Namun, keunggulan utama POCO C85 terletak pada baterainya. Dengan kapasitas 6000mAh, ponsel ini diklaim mampu bertahan hingga 82 jam untuk pemutaran musik. Ketika baterai habis, teknologi pengisian cepat 33W siap mengisi ulang dengan cepat. Tidak hanya itu, POCO juga menyertakan fitur Battery Health 3.0 untuk meningkatkan umur baterai, serta pengisian daya terbalik 10W yang memungkinkan Anda mengisi perangkat lain.

Yang mengejutkan, meski membawa baterai besar, bodi ponsel ini hanya setebal 7,99mm. POCO C85 juga telah dilengkapi dengan rating IP64 untuk ketahanan terhadap debu dan percikan air, serta tersedia dalam tiga pilihan warna: Green, Purple, dan Black.

Dari segi harga, POCO C85 ditawarkan dengan harga promosi awal $109 untuk varian 6GB/128GB dan $129 untuk varian 8GB/256GB. Harga yang sangat kompetitif untuk segmen entry-level, terutama mengingat fitur-fitur yang ditawarkan. Bandingkan dengan Xiaomi Redmi A3 Pro atau bahkan Redmi 15C yang baru bocor, POCO C85 tampaknya siap bersaing ketat.

Bagi yang mencari ponsel dengan baterai tahan lama dan performa cukup untuk kebutuhan sehari-hari, POCO C85 layak dipertimbangkan. Meski tidak segesit ponsel gaming high-end, kombinasi baterai besar, layar 120Hz, dan harga terjangkau membuatnya menjadi pilihan menarik. Apalagi jika dibandingkan dengan rekomendasi HP 5 jutaan terbaik lainnya di pasaran.

Dengan peluncuran POCO C85, tampaknya persaingan di segmen entry-level semakin panas. Produsen berlomba menawarkan fitur terbaik dengan harga paling kompetitif, dan konsumenlah yang akhirnya diuntungkan. Jadi, apakah POCO C85 akan menjadi ponsel entry-level pilihan Anda?

DeepSeek Wajibkan Label Konten AI di China, Apa Dampaknya?

0

Telset.id – Bayangkan Anda sedang membaca berita viral di media sosial. Tiba-tiba, Anda sadar bahwa berita itu sebenarnya dibuat oleh AI. Menakutkan, bukan? DeepSeek, perusahaan kecerdasan buatan asal China, baru saja mengambil langkah tegas untuk mencegah skenario semacam itu. Mereka mewajibkan semua konten yang dihasilkan AI di platform mereka diberi label jelas sebagai buatan mesin. Aturan baru ini bukan sekadar kebijakan internal, melainkan respons langsung terhadap regulasi pemerintah China yang semakin ketat.

Langkah DeepSeek ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran global tentang penyebaran konten AI yang tidak transparan. Dari berita palsu hingga karya seni digital, batas antara buatan manusia dan mesin semakin kabur. DeepSeek berupaya mengembalikan kejelasan itu dengan sistem pelabelan dua lapis: yang terlihat oleh mata dan yang tersembunyi dalam metadata.

DeepSeek

Label yang terlihat bisa berupa teks “AI-generated”, pengumuman audio, atau grafis yang tertanam dalam konten. Sementara itu, label tersembunyi berisi informasi teknis seperti jenis konten, perusahaan pembuat, dan nomor ID unik. Yang menarik, pengguna dilarang keras mengutak-atik label ini. Menghapus, memalsukan, atau menyembunyikannya bisa berujung pada konsekuensi hukum.

Bukan hanya itu, DeepSeek juga melarang segala bentuk alat atau layanan yang memungkinkan penanganan label. Ini menunjukkan komitmen serius untuk memastikan transparansi tetap utuh. Sebagai pendamping aturan baru ini, DeepSeek merilis panduan teknis detail yang menjelaskan cara kerja AI mereka, termasuk proses pelatihan model dan sumber data yang digunakan.

Langkah DeepSeek ini sejalan dengan tren global di mana platform teknologi semakin sadar akan pentingnya transparansi AI. Seperti yang terjadi pada TikTok yang juga memberi kemampuan labeling kepada pengguna, kesadaran akan etika AI semakin mengemuka. Namun, DeepSeek mengambil pendekatan yang lebih otoritatif dengan membuat pelabelan menjadi wajib dan tidak dapat diubah.

Regulasi pemerintah China menjadi pendorong utama kebijakan ini. Beberapa lembaga pemerintah telah mengeluarkan aturan yang mewajibkan semua konten AI memiliki label yang dapat dilacak dan tidak dapat dirusak. Perusahaan penyedia layanan AI bertanggung jawab penuh atas kepatuhan terhadap aturan ini. Ini menunjukkan bagaimana China memposisikan diri sebagai salah satu pelopor dalam pengaturan teknologi AI yang bertanggung jawab.

Dalam perkembangan terkait, DeepSeek juga telah meluncurkan DeepSeek V3.1 dengan kemampuan konteks 128K token dan 685B parameter, menyatukan kemampuan reasoning dan tugas umum. Sementara itu, model R2 mereka masih tertunda. Di sisi infrastruktur, laporan terbaru menunjukkan bahwa GPU GB300 dari Nvidia mencapai performa 6x lebih tinggi dari H100 pada DeepSeek R1, menawarkan efisiensi dan skalabilitas yang signifikan untuk AI enterprise.

Kebijakan pelabelan konten AI ini bukan tanpa tantangan. Bagaimana jika label tersebut justru membuat konten AI semakin mudah diidentifikasi dan disalahgunakan? Atau bagaimana dengan konten yang merupakan kolaborasi antara manusia dan AI? Pertanyaan-pertanyaan ini masih perlu dijawab melalui implementasi dan evaluasi berkelanjutan.

Yang jelas, langkah DeepSeek ini menandai babak baru dalam evolusi AI yang bertanggung jawab. Di era di mana AI bahkan membantu CRISPR lebih akurat dalam edit gen, transparansi menjadi harga mati. DeepSeek tidak hanya mematuhi regulasi, tetapi juga memimpin dalam menetapkan standar etika AI yang mungkin akan diikuti oleh perusahaan lain di seluruh dunia.

Bagi pengguna, kebijakan ini berarti lebih banyak kejelasan tentang apa yang mereka konsumsi. Bagi kreator, ini berarti tanggung jawab lebih besar dalam menggunakan alat AI. Dan bagi industri, ini adalah pengingat bahwa inovasi harus berjalan seiring dengan etika. Seperti yang terjadi pada Roblox yang memperketat aturan konten dewasa, dunia teknologi semakin menyadari pentingnya menjaga ekosistem digital yang sehat dan transparan.

Jadi, apa pendapat Anda tentang wajib label konten AI? Apakah ini langkah yang tepat menuju transparansi, atau justru membatasi kreativitas? Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar!

Apple MagSafe Battery Pack Hidup Lagi di Pixel 10 Pro XL

0

Telset.id – Siapa sangka, aksesori lawas Apple yang sudah pensiun ternyata masih bisa menunjukkan taringnya? Ya, MagSafe Battery Pack yang telah lama menghilang dari peredaran tiba-tiba kembali populer berkat kehadiran Google Pixel 10 Pro XL. Sebuah unggahan di X membuktikan bahwa baterai eksternal magnetik Apple itu masih bisa digunakan untuk mengisi daya ponsel flagship Google terbaru. Sebuah kejutan yang mungkin tak terduga, tapi sebenarnya punya alasan teknis yang masuk akal.

MagSafe Battery Pack pertama kali diluncurkan Apple bersamaan dengan iPhone 12, memanfaatkan sistem pengisian nirkabel magnetik eksklusif mereka. Aksesori ini kemudian diam-diam dihentikan produksinya pada 2023 tanpa pengganti, membuat banyak orang mengira ia sudah benar-benar menjadi kenangan. Namun, ternyata nasib baik masih menyertainya. Pengguna X Paul J membagikan pengalamannya bahwa baterai pack tersebut masih berfungsi dengan baik pada Pixel 10 Pro XL, flagship Google tahun 2025. Rahasianya? Fitur “Pixelsnap” yang dibenamkan Google pada perangkat terbarunya.

Pixelsnap sendiri merupakan implementasi Google terhadap standar pengisian nirkabel Qi2, yang menggunakan prinsip alignment magnetik mirip dengan MagSafe milik Apple. Standar bersama inilah yang memungkinkan Pixel 10 Pro XL terhubung mulus dengan baterai pack lawas Apple. Meski tidak mencapai kecepatan pengisian maksimal Qi2.2 sebesar 25W, MagSafe Battery Pack tetap bekerja dengan andal. Dan ini bukanlah kebetulan belaka—Apple sendiri turut menyumbangkan keahlian MagSafe-nya dalam pengembangan Qi2.

Google Pixel 10 Pro XL dengan Apple MagSafe Battery Pack terpasang

Bagi pemilik Pixel 10 dan juga MagSafe Battery Pack yang masih tersimpan, ini adalah kabar baik. Mereka kini punya opsi charger cadangan yang elegan dan ringkas, yang mungkin sebelumnya hanya mengendap di laci. Lebih dari itu, cerita ini menunjukkan bagaimana standar lintas merek dapat mengurangi limbah elektronik dan membuat aksesori menjadi lebih serbaguna.

Apple sendiri dikabarkan sedang mengerjakan pengisi daya MagSafe baru untuk iPhone 17 Air yang ultra-tipis. Sementara itu, kemampuan Pixel 10 Pro XL untuk menghidupkan kembali aksesori lama Apple menyoroti keuntungan dari standar pengisian universal. Untuk sekali ini, pengguna Android dan iPhone bisa berbagi teknologi yang sama—dan keduanya diuntungkan.

Lantas, apa artinya ini bagi industri teknologi secara keseluruhan? Pertama, ini membuktikan bahwa kolaborasi antar perusahaan—meski bersaing—dapat membawa manfaat besar bagi konsumen. Kedua, ini menjadi pengingat bahwa inovasi tidak selalu harus datang dari sesuatu yang baru. Terkadang, yang lama pun masih bisa diberi napas segar dengan sentuhan kompatibilitas yang tepat.

Dengan hadirnya fitur Pixelsnap, Google seolah ingin mengatakan bahwa mereka serius dalam mengejar interoperabilitas. Seperti yang pernah kami bahas dalam 12 Aksesori iPhone 12 Terbaik, MagSafe memang punya daya tarik tersendiri. Kini, dengan dukungan Qi2, daya tarik itu bisa dinikmati lebih luas.

Jadi, apakah Anda termasuk yang masih menyimpan MagSafe Battery Pack? Jangan buru-buru menjualnya atau menyingkirkannya. Siapa tahu, suatu hari nanti Anda beralih ke Pixel—atau perangkat lain yang mendukung Qi2—dan aksesori itu masih bisa setia menemani. Seperti kata pepatah, yang tua tak selalu harus tergantikan; terkadang, ia hanya butuh pasangan yang tepat.

Selain itu, jangan lupa untuk mengikuti perkembangan fitur-fitur lain dari Pixel 10, seperti yang kami ulas dalam Pixel 10 Bawa WhatsApp Call via Satelit dan Google Pixel 10 Hadirkan Daily Hub. Siapa tahu, ada lagi kejutan kompatibilitas yang menunggu untuk ditemukan.

itel VistaTab 11 X Nailoong: Tablet Stylish untuk Belajar Makin Asik

0

Telset.id – Pernahkah Anda membayangkan tablet belajar yang tidak hanya canggih, tetapi juga punya gaya yang bikin betah? itel menjawabnya dengan meluncurkan itel VistaTab 11 hasil kolaborasi eksklusif dengan Nailoong, kreator ikonik yang dikenal dengan gaya unik dan inspiratifnya. Tablet ini dirancang khusus untuk generasi muda yang dinamis, stylish, dan tentu saja, kreatif.

Kolaborasi antara itel dan Nailoong bukan sekadar kerja sama biasa. Ini adalah upaya untuk menghadirkan perangkat yang powerful sekaligus menyenangkan. Dengan sentuhan khas Nailoong, VistaTab 11 tidak hanya menjadi alat belajar, tetapi juga teman kreatif yang membuat aktivitas sehari-hari semakin asik dan seru. Apalagi, tablet ini dilengkapi dengan layar besar dan jernih, performa handal, serta fitur AI learning yang siap menemani proses belajar anak setiap hari.

Bagi Anda yang mencari tablet dengan harga terjangkau namun penuh fitur, itel VistaTab 11 layak dipertimbangkan. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel itel VistaTab 11: Tablet AI Canggih dengan Harga Terjangkau untuk Edukasi Anak, produk ini memang dirancang untuk memenuhi kebutuhan edukasi dengan pendekatan yang modern dan menyenangkan.

Fitur AI Study dengan Reflektor: Belajar Jadi Lebih Praktis

Salah satu fitur unggulan dari itel VistaTab 11 adalah aplikasi bawaan “AI Study” yang dilengkapi dengan fitur Reflektor. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menerjemahkan kata-kata hanya dengan memindainya langsung di aplikasi. Bayangkan, saat anak Anda belajar bahasa asing atau memahami materi pelajaran yang rumit, cukup arahkan kamera ke teks, dan terjemahan muncul seketika. Praktis, bukan? Dan yang terbaik, fitur ini sudah include dalam paket pembelian tanpa biaya tambahan.

Fitur Reflektor ini bukan hanya sekadar gimmick. Dalam dunia pendidikan yang semakin digital, kemudahan akses informasi menjadi kunci. Dengan kemampuan pemindaian dan terjemahan instan, anak-anak bisa lebih fokus memahami materi daripada terjebak pada kesulitan teknis. Ini adalah langkah maju yang dihadirkan itel untuk mendukung generasi muda Indonesia.

Desain Eksklusif dan Background Kolektibel dari Nailoong

Selain fitur canggih, itel VistaTab 11 edisi kolaborasi ini juga menawarkan pengalaman visual yang memukau. Pengguna akan mendapatkan background eksklusif dari Nailoong yang bisa dipilih langsung di perangkat. Kehadiran background khusus ini tidak hanya membuat tablet terlihat lebih personal dan artistik, tetapi juga menjadi daya tarik kolektibel bagi para penggemar Nailoong.

Dalam dunia yang semakin digital, personalisasi adalah kunci. Tablet tidak lagi sekadar alat, tetapi juga bagian dari identitas penggunanya. Dengan sentuhan Nailoong, itel VistaTab 11 berhasil menghadirkan kombinasi sempurna antara fungsi dan gaya. Ini adalah bukti bahwa belajar tidak harus membosankan—bisa stylish dan fun!

Live Launching Spesial dan Diskon Menarik

Untuk merayakan peluncuran ini, itel bersama Nailoong mengadakan Live Launching Spesial di TikTok pada 30 Agustus 2025. Acara ini menghadirkan Steven Stenlyy sebagai host, dan penonton tidak hanya bisa melihat langsung keunggulan VistaTab 11, tetapi juga berkesempatan mendapatkan berbagai hadiah menarik, termasuk Pop Mart eksklusif dari Nailoong.

Bagi Anda yang tertarik membeli, ada extra diskon khusus untuk pembelian melalui TikTok Official Store itel Indonesia maupun akun Steven Stenlyy. Diskon spesial potongan harga hingga Rp 300.000 hanya berlaku selama periode launching. Jadi, jangan sampai kehabisan!

Content image for article: itel VistaTab 11 X Nailoong: Tablet Stylish untuk Belajar Makin Asik

Seperti yang diungkapkan Geza Febriandi, Marketing Manager itel Indonesia, kolaborasi ini adalah langkah itel untuk semakin dekat dengan anak muda Indonesia. “Harapan kami, perangkat ini dapat menjadi teman terbaik yang membuat belajar lebih asik, mudah, sekaligus tetap stylish sesuai tren masa kini,” ujarnya.

Jika Anda tertarik dengan tablet yang menggabungkan performa dan gaya, itel VistaTab 11 X Nailoong adalah pilihan yang tepat. Untuk informasi lebih lanjut tentang tablet itel lainnya, Anda bisa membaca ulasan kami tentang HUAWEI MatePad 11.5” (2025): Tablet Entry-Level dengan Performa Laptop dan Huawei Segera Rilis MatePad 12X, Tablet Ringan dengan Performa Laptop sebagai perbandingan.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi TikTok Shop by Tokopedia itel Indonesia dan dapatkan itel VistaTab 11 edisi eksklusif bersama Nailoong sebelum kehabisan!

Desain Ramping Kinerja Optimal, Inilah Rekomendasi AIO Terbaik Acer 2025

0

Telset.id – Di era modern, perangkat komputasi bukan hanya dituntut memiliki performa tinggi, tetapi juga harus praktis, hemat ruang, dan mendukung gaya hidup dinamis. Salah satu pilihan yang semakin diminati adalah All-in-One (AIO) PC, perangkat yang menggabungkan CPU, monitor, dan sistem pendukung lainnya dalam satu unit ramping. Acer sebagai salah satu pemimpin industri PC menghadirkan lini terbaru AIO tahun 2025 dengan desain minimalis, kinerja bertenaga, serta dukungan fitur AI yang relevan untuk kebutuhan kerja maupun hiburan.

Artikel ini akan membahas tiga produk unggulan Acer, yakni Aspire C24-195ES, Aspire C27-195ES, dan Acer ACX24, yang masing-masing menawarkan kelebihan sesuai segmen pengguna. Jika Anda sedang mencari rekomendasi AIO terbaik di 2025, ketiga produk ini layak dipertimbangkan.

1. Acer Aspire C24-195ES

Aspire C24-195ES hadir sebagai solusi AIO serbaguna yang dirancang untuk keluarga modern maupun profesional yang membutuhkan perangkat hemat ruang namun tetap tangguh. PC ini dibekali prosesor Intel® Core™ Ultra generasi terbaru dengan efisiensi daya 25% lebih baik dibanding generasi sebelumnya, sekaligus 70% lebih bertenaga untuk berbagai aktivitas.

Fitur unggulan:

  • Performa AI-ready: mendukung fungsi artificial intelligence (AI) untuk mempercepat proses komputasi.
  • Layar lega: screen-to-body ratio hingga 95% dengan bezel tipis, memberikan pengalaman visual lebih imersif.
  • Ruang penyimpanan lapang: RAM DDR4 dual channel hingga 32GB dan SSD 512GB untuk kinerja cepat.
  • Kenyamanan visual: layar Full HD dengan teknologi BlueLightShield™ dan Flickerless untuk mengurangi kelelahan mata.
  • Privasi terjamin: webcam 1440p QHD lengkap dengan penutup kamera.

Bagi pengguna yang sering melakukan video call atau meeting online, Aspire C24-195ES sangat mendukung dengan kualitas kamera tajam serta konektivitas Wi-Fi 6 yang stabil. Desainnya yang ultra-ramping membuat perangkat ini tampak selaras dengan interior rumah modern.

Dengan harga mulai dari Rp. 12.999.000, Aspire C24-195ES menjadi pilihan ideal bagi keluarga, pelajar, hingga profesional yang membutuhkan AIO andal dan stylish. Produk ini bisa didapatkan melalui jaringan penjualan resmi Acer, berbagai platform e-commerce atau melalui Acer Store di https://store.acer.com/en-id/acer-aio-c24-195es-dq-bm5sn-001.

2. Acer Aspire C27-195ES

Acer Aspire C24-195ES

Jika Anda membutuhkan AIO dengan layar lebih besar, Acer menawarkan Aspire C27-195ES yang hadir dengan layar 27 inci beresolusi tinggi. Produk ini sangat cocok untuk mahasiswa, pekerja kantoran, pebisnis, hingga content creator yang membutuhkan visual luas dan jernih.

Fitur unggulan:

  • Prosesor Intel® Core™ Ultra 7 155U dengan performa lebih hemat daya hingga 25% dan dukungan AI terintegrasi.
  • Layar lega & sehat di mata: panel 27 inci dilengkapi Acer BluelightShield™ dan Flickerless™ untuk menjaga kesehatan mata.
  • Desain premium: bezel ultra-tipis hanya 3.7mm dengan rasio layar ke bodi 95%.
  • Kamera QHD 1440p: kualitas video call tetap jernih dan tajam.
  • Konektivitas lengkap: mulai dari USB 2.0, USB 3.2 Gen2, USB Type-C, hingga HDMI.

Aspire C27-195ES juga dilengkapi sistem operasi Windows 11, Office Home & Student 2021 serta 1 tahun Microsoft Office 365 selama 1 tahun senilai 5.299JT, sehingga siap digunakan sejak pertama kali dinyalakan. Dengan bodi tipis berdimensi 61 x 3.7 x 44 cm, perangkat ini mudah ditempatkan di ruang sempit sekalipun.

Harganya dibanderol mulai dari Rp. 14.999.000,-  sepadan dengan fitur visual premium dan performa modern yang ditawarkan. Bagi Anda yang mencari rekomendasi AIO dengan layar besar dan performa stabil, Aspire C27-195ES adalah pilihan tepat. Produk ini sudah tersedia melalui Acer eStore, e-commerce populer, dan jaringan resmi Acer. https://store.acer.com/en-id/acer-aio-c27-195es-dq-bmgsn-001.

3. Acer ACX24 – Fleksibel dengan Ergo Desain

Berbeda dengan dua seri sebelumnya, Acer ACX24 dirancang lebih fleksibel berkat dukungan sensor gyro yang memungkinkan layar diputar ke mode vertikal secara otomatis. Fitur ini sangat berguna untuk desainer grafis, pekerja kantoran, maupun mahasiswa yang sering membaca atau mengedit dokumen panjang.

Fitur unggulan:

  • Prosesor generasi ke-12: tersedia dalam opsi Intel® Core™ i3-1215U atau Intel® Core™ i5-12450H.
  • Desain ramping: hanya setebal 3.7mm dengan screen-to-body ratio 91%.
  • Visual akurat: didukung Intel® UHD Graphics, layar 23,8 inci dengan teknologi BluelightShield™, Flickerless™, dan ExaColor™.
  • Penyimpanan fleksibel: SSD bawaan 512GB dengan opsi upgrade hingga 1TB, plus slot HDD SATA.
  • Webcam 5.0 MP: mendukung video call dengan resolusi tinggi.
  • Garansi ekstra: 3 tahun service & spare parts plus 1 tahun Accidental Damage Protection.

Harga  Acer ACX24 cukup terjangkau, mulai dari Rp 8.699.000 untuk varian Intel® Core™ i3, dengan link pembelian https://store.acer.com/en-id/acer-aio-acx24-ud-bjfsd-002 dan Rp 11.099.000 untuk varian Intel® Core™ i5 dengan link pembelian https://store.acer.com/en-id/acer-aio-acx24-ud-bm2sd-002. Dilengkapi dengan gratis Windows 11, Office Home & Student 2021 serta 1 tahun Microsoft Office 365 senilai 5.299JT, perangkat ini ideal bagi pelajar, pekerja, maupun UMKM yang mencari AIO dengan kombinasi performa dan fleksibilitas.

Mana AIO Acer yang Paling Cocok untuk Anda?

  • Aspire C24-195ES cocok untuk keluarga atau pekerja yang membutuhkan AIO ringkas namun bertenaga.
  • Aspire C27-195ES direkomendasikan bagi mahasiswa, pebisnis, atau kreator yang mengutamakan layar besar dan visual premium.
  • Acer ACX24 adalah pilihan terbaik untuk mereka yang butuh perangkat fleksibel dengan harga lebih terjangkau.

Ketiga seri ini menunjukkan bagaimana Acer menggabungkan desain ramping, kinerja optimal, dan dukungan teknologi AI untuk mendukung berbagai kebutuhan pengguna.

Dengan rentang harga mulai dari Rp 8 jutaan hingga Rp 15 jutaan, setiap pengguna dapat memilih sesuai kebutuhan dan budget. Acer tidak hanya menawarkan perangkat kerja, tetapi juga solusi gaya hidup yang modern, praktis, dan berdaya tahan.

Bagi pelajar, pekerja, maupun pebisnis yang menginginkan perangkat all-in-one dengan kualitas terjamin, lini AIO Acer ini adalah jawaban yang tepat. Jadi, sudah siap menentukan pilihan dari tiga rekomendasi AIO terbaik Acer?

Setiap lini AIO Acer ini juga sudah dilengkapi sistem operasi Windows 11 Home serta Office Home & Student  2021 sehingga siap dipakai sejak pertama kali dinyalakan.

Setiap pembelian selama promo Acer Day 2025 akan mendapatkan adidas voucher Rp 500 ribu untuk varian processor Core i5/Core Ultra 5 keatas dan layanan 1 tahun onsite service serta mendapatkan garansi extra : Garansi 3 Tahun Part, 3 Tahun Services dan 1 Tahun Accidental Damage Protection. Promo ini berlangsung sampai 30 September 2025. Untuk info lebih lanjut mengenai Acer Day 2025, klik link ini https://www.acerid.com/acerday/ .