Review Samsung Galaxy J7+: Mid-end yang Berkelas

Kinerja

Foto: Muhammad Faisal/Telset.id

Samsung Galaxy J7+ ditenagai dengan prosesor octa-core 2,3GHz MediaTek MT6757 Helio P20, RAM 4GB, ROM 32GB, baterai berkapasitas 3,000 mAh dan sudah berjalan di atas Samsung Experience 8.5 berbasis Android 7.1.1 Nougat. Dengan spesifikasi tersebut, Samsung Galaxy J7+ masuk ke dalam kategori smartphone mid-end yang tawarkan performa cukup mumpuni bagi penggunanya.

Pertama kita bahas sisi baterainya terlebih dahulu untuk memberikan gambaran “Dengan baterai 3,000 mAh, penggunanya bisa menggunakan smartphone sampai berapa lama?”. Kami pun menggunakan aplikasi PCMark, hasilnya dari baterai penuh (100%) dibutuhkan waktu 9 jam 51 menit sampai baterai tersisa 19%.

Sementara ketika kami menggunakannya langsung seharian dari kondisi baterai 100%, dibutuhkan waktu hingga 15 jam 35 menit hingga baterai pun tersisa 14% dengan screen on time mencapai 7 jam 25 menit 57 detik. Itupun sistem masih memberikan estimasi waktu tersisa hingga 2 jam 4 menit sampai baterai benar-benar habis. Sehingga kami bisa simpulkan baterai Galaxy J7+ terbilang awet meski baterainya hanya berkapasitas 3,000 mAh.

Berbicara soal kinerjanya, pertama yang kami lakukan adalah menggunakan dua aplikasi benchmarking yakni AnTuTu Benchmark dan Geekbench. Berdasarkan test yang dilakukan, Samsung Galaxy J7+ berhasil mencatatkan skor sebesar 62.862 poin di AnTuTu Benchmark. Sedangkan untuk Geekbench, smartphone ini sukses cetak skor 846 poin untuk Single-core dan 3.340 poin untuk Multi-core.

Skor tersebut terbilang bisa bersaing dengan smartphone mid-end lainnya yang sedang populer seperti Xiaomi Mi A1, Moto G5s Plus, Asus ZenFone 4 Selfie Pro dan juga Oppo F5, meski skor Galaxy J7+ masih tertinggal cukup jauh. Xiaomi Mi A1 cetak skor 63.392 poin, G5s Plus 63.138 poin, Asus ZenFone 4 Selfie Pro 65.459 dan Oppo F5 64.362 poin.

Mungkin pengujian menggunakan AnTuTu, Geekbench dan lainnya hanyalah menggambarkan lewat angka saja. Karenanya kami pun mencoba menguji J7+ dengan bermain game-game yang cukup berat seperti PES 2018, Need for Speed Most Wanted, dan Arena of Valor dengan kualitas HD. Hasilnya, Galaxy J7+ sama sekali tidak menemui kendala yang berarti.

Rasa smooth, tampilan game memukau berkat layar Super AMOLED dan juga adanya game tools yang mungkinkan pengalaman bermain game tak berkurang sedikit pun karena notifikasi, dan hal mengganggu lainnya tidak akan terjadi ketika penggunanya bermain game yang disuka.

(telset.id | nur chandra)

Bermain game-game berat pun bisa dilahap dengan mudah, apalagi kegiatan lainnya seperti mengetik, berselancar di media sosial dan hal “ringan” lainnya? Saat kami mencoba menggunakan Google Docs dan dibarengi dengan menonton YouTube menggunakan fitur Split Screen, Galaxy J7+ berhasil menjalankannya dengan sangat baik dan lancar.

Masih soal kinerja, yang perlu disoroti pada smartphone ini adalah sensor sidik jarinya. Bisa dibilang, sensor sidik jari Galaxy J7+ itu “angin-anginan”. Maksudnya, terkadang sensor bisa membaca sidik jari dengan sangat cepat, namun terkadang sensor sulit untuk mengenali sidik jari.

Sulitnya sensor untuk membaca sidik jari disebabkan oleh beberapa hal, seperti jari yang basah, berminyak, dan posisi jari yang sedikit miring. Cukup aneh, karena ketika kami mencoba membuka smartphone lain dengan sensor sidik jari seperti Oppo F5 dan Xiaomi Mi A1 dengan kondisi yang sama, permasalahan tersebut tidak kami alami.

Tapi terlepas dari hal tersebut, ketika ketiga hal tersebut bisa diatasi, maka sensor sidik jari Samsung Galaxy J7+ mampu membuka kunci dengan cepat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related Articles

HARGA DAN SPESIFIKASI
REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI