Beranda blog Halaman 76

Xiaomi Watch S4 41mm dan Smart Band 10 Resmi Dirilis: Fitur dan Harga

0

Pernahkah Anda merasa smartwatch atau fitness band yang Anda gunakan saat ini kurang memenuhi kebutuhan? Xiaomi baru saja mengumumkan dua produk terbarunya yang mungkin bisa menjadi solusi: Xiaomi Watch S4 41mm dan Smart Band 10. Kedua wearable ini hadir dengan peningkatan signifikan dibanding pendahulunya, mulai dari layar lebih cemerlang hingga teknologi pelacakan kesehatan yang lebih akurat.

Peluncuran ini merupakan bagian dari strategi Xiaomi untuk memperkuat posisinya di pasar wearable global. Seperti diketahui, Xiaomi telah menjadi salah satu pemain utama di segmen ini, berkat kombinasi antara fitur canggih dan harga terjangkau. Kedua produk ini diumumkan bersamaan dengan beberapa perangkat lain dalam acara peluncuran pada 26 Juni 2025.

Lantas, apa saja yang ditawarkan oleh Xiaomi Watch S4 41mm dan Smart Band 10? Mari kita telusuri lebih dalam.

Xiaomi Watch S4 41mm: Smartwatch Kompak dengan Performa Tangguh

Xiaomi Watch S4 41mm hadir sebagai varian lebih kecil dari seri Watch S4 yang sudah ada sebelumnya. Dengan bobot hanya 32 gram, smartwatch ini menawarkan kenyamanan ekstra untuk penggunaan sehari-hari. Layarnya menggunakan panel AMOLED round berukuran 1,32 inci dengan resolusi 466 x 466 piksel dan refresh rate 60Hz.

Yang menarik, Xiaomi mengklaim layar ini mampu mencapai kecerahan puncak hingga 2.200 nits, membuatnya tetap mudah dibaca bahkan di bawah sinar matahari langsung. Untuk ketahanan, smartwatch ini sudah bersertifikasi 5ATM, artinya tahan terhadap tekanan air setara dengan kedalaman 50 meter.

Xiaomi Watch S4 41mm and Smart Band 10 announced

Di bagian dalam, Xiaomi membekali Watch S4 41mm dengan chipset Xring T1 yang dimodifikasi. Menurut perusahaan, chipset ini memiliki modem 35% lebih efisien dibanding versi sebelumnya. Untuk pelacakan kesehatan, smartwatch ini menggunakan modul 4-LED + 4PD yang diklaim memberikan pembacaan detak jantung lebih akurat, termasuk saat berenang.

Baterai Watch S4 41mm diklaim mampu bertahan hingga 8 hari sekali pengisian. Smartwatch ini tersedia dalam tiga varian warna dan strap: hitam dengan strap TPU (CNY 999 atau sekitar $140), cokelat dengan strap kulit (CNY 1.199 atau $167), dan versi Milanese strap seharga CNY 1.499 ($209).

Smart Band 10: Desain Lebih Tipis dengan Fitur Lebih Canggih

Sementara itu, Xiaomi Smart Band 10 hadir sebagai penerus Smart Band 9 yang populer. Secara desain, produk ini mempertahankan bentuk dasar seri sebelumnya, tetapi dengan bezel yang lebih tipis. Yang menarik, kali ini Xiaomi menghadirkan varian edisi keramik yang akan tersedia di luar China untuk pertama kalinya.

Layar Smart Band 10 kini lebih besar, yakni 1,72 inci dengan panel AMOLED dan refresh rate 60Hz. Kecerahan puncaknya mencapai 1.500 nits, menjadikannya salah satu fitness band dengan layar tercerah di pasaran. Untuk sensor, Xiaomi membekali produk ini dengan 9-axis sensor yang diklaim meningkatkan akurasi pelacakan aktivitas.

Xiaomi Watch S4 41mm and Smart Band 10 announced

Fitur unggulan lainnya adalah pemantauan tidur dengan rencana peningkatan terpandu. Xiaomi juga meningkatkan motor getar pada Smart Band 10 untuk notifikasi yang lebih terasa. Meski memiliki baterai berkapasitas sama dengan pendahulunya (233mAh), perusahaan mengklaim produk ini bisa bertahan hingga 21 hari dalam penggunaan tipikal atau 9 hari dengan mode Always-On aktif.

Smart Band 10 dibanderol mulai CNY 269 (sekitar $38) untuk versi reguler dan CNY 379 ($52) untuk edisi keramik. Dengan harga ini, Xiaomi jelas ingin bersaing ketat dengan produk sejenis dari merek lain seperti Apple dan Samsung yang mendominasi pasar wearable premium.

Kapan Tersedia di Pasar Global?

Sayangnya, Xiaomi belum memberikan informasi detail mengenai ketersediaan global kedua produk ini. Namun, melihat track record perusahaan, biasanya produk baru Xiaomi mulai memasuki pasar internasional dalam waktu 1-2 bulan setelah peluncuran di China.

Bagi Anda yang tertarik dengan smartwatch dengan desain flip, mungkin Xiaomi Mix Flip 2 bisa menjadi alternatif menarik. Atau jika mencari solusi keamanan rumah pintar, Xiaomi Smart Door Lock 2 dengan teknologi pembuluh darah patut dipertimbangkan.

Dengan peluncuran Watch S4 41mm dan Smart Band 10, Xiaomi semakin memperkuat posisinya di pasar wearable. Kedua produk ini menawarkan kombinasi menarik antara fitur canggih dan harga kompetitif, membuatnya layak dipertimbangkan bagi Anda yang ingin upgrade perangkat wearable.

Disney vs AI: Pertarungan Sengit Hak Cipta di Era Generatif

0

Bayangkan dunia di mana karakter ikonik seperti Mickey Mouse atau Darth Vader bisa diciptakan ulang oleh siapa saja hanya dengan mengetik beberapa kata. Inilah realitas yang dihadapi Disney dan Universal dalam gugatan terbaru mereka terhadap Midjourney, startup AI generatif yang dituduh menjadi “lubang tanpa dasar plagiarisme”.

Gugatan ini bukan sekadar pertengkaran hukum biasa. Ini adalah pertempuran eksistensial antara raksasa hiburan tradisional dan gelombang baru teknologi yang mengancam fondasi kekayaan intelektual. Disney, yang dikenal sangat protektif terhadap hak ciptanya, kini menghadapi tantangan paling serius dalam sejarah perlindungan IP.

Kasus ini bermula ketika Midjourney dengan terbuka mengakui menggunakan jutaan gambar dari internet—termasuk karya berhak cipta Disney—untuk melatih model AI-nya. Yang membuat situasi semakin rumit, platform ini memungkinkan pengguna dengan mudah menghasilkan konten yang menampilkan karakter Disney tanpa izin, bahkan dalam situasi yang tidak pantas.

Mengapa Disney Berani Melawan?

Disney bukanlah pemain baru dalam pertempuran hak cipta. Perusahaan ini memiliki sejarah panjang dalam mempertahankan kekayaan intelektualnya, termasuk kasus terkenal melawan taman hiburan yang menggunakan karakter mirip Disney. Namun, gugatan terhadap Midjourney berbeda karena menyentuh isu teknologi terkini yang belum memiliki regulasi jelas.

Yang membuat gugatan ini istimewa adalah dokumen setebal 200 halaman yang berisi ratusan contoh pelanggaran. Mulai dari Wall-E memegang senjata hingga Yoda merokok ganja, Disney menunjukkan betapa mudahnya karakter mereka disalahgunakan melalui teknologi generatif ini.

Dilema Teknologi vs Kreativitas

Di satu sisi, perusahaan AI berargumen bahwa penggunaan konten untuk pelatihan model termasuk dalam “fair use”. Mereka mengklaim teknologi ini sebagai bentuk transformasi kreatif, bukan plagiarisme. Namun, Disney dan Universal menegaskan bahwa reproduksi karakter mereka—apalagi dalam konteks yang merusak citra—jelas merupakan pelanggaran hak cipta.

Kasus ini menjadi lebih menarik karena Disney sendiri sebenarnya sedang mengeksplorasi penggunaan AI. Perusahaan baru saja melisensikan suara Darth Vader untuk chatbot di Fortnite, yang memicu protes dari serikat pekerja. Ironisnya, sambil menggugat Midjourney, Disney juga berkolaborasi dengan OpenAI untuk proyek-proyek tertentu.

Dampak Jangka Panjang Industri

Hasil gugatan ini akan menentukan masa depan hak cipta di era AI. Jika Disney menang, perusahaan teknologi mungkin harus membayar royalti besar-besaran atau bahkan menghapus model yang sudah dilatih. Sebaliknya, kemenangan Midjourney bisa membuka pintu bagi penggunaan bebas konten berhak cipta sebagai bahan pelatihan AI.

Industri kreatif sedang menanti dengan cemas. Bagi seniman, penulis, dan musisi, kasus ini bisa menjadi preseden penting dalam melindungi karya mereka dari “AI slop”—konten generatif berkualitas rendah yang membanjiri internet.

Di tengah ketidakpastian ini, satu hal yang pasti: pertarungan Disney vs Midjourney hanyalah babak pertama dari revolusi hak cipta di era kecerdasan buatan. Hasilnya akan menentukan apakah kreativitas manusia masih memiliki tempat di dunia yang semakin dikuasai algoritma.

Xiaomi Luncurkan AI Glasses dan OpenWear Stereo Pro di China

0

Telset.id – Xiaomi baru saja mengumumkan dua produk wearable terbaru dalam acara besar di China. Perusahaan memperkenalkan Xiaomi AI Glasses, kacamata pintar dengan kemampuan rekaman 2K, serta OpenWear Stereo Pro, earphone nirkabel dengan desain open-back.

Xiaomi AI Glasses menjadi sorotan utama dengan fitur rekaman video 1440p (2K) pada 30fps. Kacamata ini menggunakan antarmuka tanpa layar yang sepenuhnya dikendalikan suara. Pada bagian kanan bingkai, terdapat area kontrol sentuh terintegrasi. Pengguna juga bisa memilih lensa korektif atau lensa elektrokromik opsional.

Xiaomi AI Glasses debut with 2K recording and over 8 hours of battery life, OpenWear Stereo Pro offer massive loudspeaker

Dibekali sensor kamera 12MP (Sony IMX681), kacamata ini mampu merekam video dari sudut pandang pengguna, siaran langsung, serta foto. Lima mikrofon dengan teknologi bone-conduction dan pengurangan noise angin turut disematkan, ditambah dual speaker untuk pemutaran media.

Xiaomi menggunakan chipset Snapdragon AR1 dari Qualcomm dan sistem operasi Vela OS buatan sendiri. Baterai berkapasitas 263mAh diklaim tahan hingga 8 jam 36 menit—dua kali lipat dari Ray-Ban Meta. Kacamata ini juga mendukung pengisian via USB-C tanpa perlu casing khusus.

Xiaomi AI Glasses tersedia dalam warna Hitam, Cokelat, dan Hijau dengan harga CNY 1,999 (Rp4,3 juta). Belum ada konfirmasi ketersediaan global.

Produk kedua, OpenWear Stereo Pro, adalah earphone nirkabel open-ear dengan finishing silikon cair yang nyaman dipakai seharian. Desainnya menggunakan sistem penyangga tiga titik dengan kait telinga dari titanium kelas penerbangan dan sertifikasi IP54.

Xiaomi AI Glasses debut with 2K recording and over 8 hours of battery life, OpenWear Stereo Pro offer massive loudspeaker

Earphone ini menjadi yang pertama di industri dengan sistem lima driver, termasuk loudspeaker besar berukuran 18×13mm dan penyetelan suara oleh Harman Golden Ear Team. Fitur unggulan lainnya meliputi perekaman audio bawaan serta kemampuan terjemahan dan transkripsi berbasis AI.

Baterai OpenWear Stereo Pro bertahan 8,5 jam, sementara casing pengisian daya memperpanjangnya hingga 45 jam. Earphone ini hadir dalam warna Emas, Hitam, dan Perak dengan harga CNY 999 (Rp2,1 juta).

Peluncuran kedua produk ini menandai ekspansi Xiaomi di segmen wearable cerdas. Sebelumnya, perusahaan telah mengungkap rencana pengembangan HyperOS 2 dan perubahan platform aplikasi di India.

Xiaomi Luncurkan Pad 7S Pro 12.5 dengan Chipset Xring O1

0

Telset.id – Xiaomi resmi memperkenalkan tablet terbarunya, Xiaomi Pad 7S Pro 12.5, yang menjadi perangkat pertama dengan chipset Xring O1 buatan sendiri. Peluncuran ini hanya berselang sebulan setelah chipset tersebut debut di Xiaomi 15S Pro.

Perbedaan utama dari pendahulunya, Pad 7 Pro, terletak pada layar yang lebih besar berukuran 12,5 inci. Xiaomi mengklaim ukuran ini menawarkan keseimbangan sempurna antara portabilitas dan area tampilan dibandingkan tablet 11 inci atau 14 inci. Layar tetap mempertahankan rasio aspek 3:2 dan refresh rate 144Hz.

Meski lebih tipis dengan ketebalan 5,8mm (dibanding 6,2mm pada Pad 7 Pro), bobot tablet ini meningkat menjadi 576 gram dari sebelumnya 500 gram. Kenaikan berat ini disebabkan layar lebih besar dan baterai berkapasitas 10.610mAh yang mendukung pengisian cepat 120W – peningkatan signifikan dari 8.850mAh dan 67W pada generasi sebelumnya.

Fitur Unggulan sebagai Pengganti Laptop

Xiaomi memposisikan Pad 7S Pro sebagai pendamping komputer bahkan pengganti laptop penuh ketika dipasangkan dengan keyboard opsional. Aksesori ini menempel secara magnetik dan memiliki engsel yang dapat disesuaikan sepenuhnya.

Tablet ini menjalankan versi terbaru WPS Office dan mendukung ZWCAD (kompatibel dengan DWG) serta CAJViewer (konverter file multi-format). Kemampuan mirroring layar nirkabel ke PC hanya memiliki latency 41ms, dengan dukungan berbagi keyboard/mouse dan transfer file mudah antara perangkat – kompatibel dengan sistem Windows dan Mac.

Pengalaman Multimedia Lebih Immersive

Perubahan lain yang patut diperhatikan adalah peningkatan jumlah speaker menjadi enam dengan dukungan Dolby Atmos. Kombinasi ini bersama layar lebih besar menjanjikan pengalaman lebih imersif untuk menonton video dan bermain game.

Xiaomi Pad 7S Pro mulai dijual hari ini dengan harga mulai CNY 3.300 (sekitar Rp7,3 juta) untuk varian dasar 8GB/256GB. Tersedia pula konfigurasi hingga 16GB/1TB. Keyboard tambahan dijual terpisah seharga CNY 1.000 (Rp2,2 juta) dan pelindung layar anti-silau seharga CNY 200 (Rp440 ribu).

Meski telah dikonversi ke dolar AS, Xiaomi belum mengumumkan rencana peluncuran global untuk tablet ini. Sebelumnya, Redmi Pad 2 telah meluncur secara global dan sukses mengguncang pasar tablet budget.

Studi Terbaru: Penggunaan AI Bisa Kurangi Kemampuan Kognitif

0

Telset.id – Dua studi terbaru dari University of Pennsylvania dan MIT menunjukkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT dapat mengurangi kemampuan kognitif penggunanya. Penelitian ini menambah daftar kekhawatiran tentang dampak negatif AI terhadap pembelajaran manusia.

Studi pertama dari Wharton School, University of Pennsylvania, melibatkan 4.500 partisipan yang diminta meneliti cara memulai kebun sayur. Sebagian menggunakan ChatGPT, sementara lainnya memanfaatkan Google Search. Hasilnya, kelompok yang mengandalkan AI memberikan saran yang lebih dangkal dan kurang orisinal.

“Pengetahuan yang didapat dari AI lebih pasif karena pengguna tidak perlu menyintesis informasi sendiri,” tulis peneliti. Hal ini mirip dengan melihat solusi matematika langsung tanpa mencoba menyelesaikannya sendiri.

AI Kurangi Aktivitas Otak

Studi kedua dari MIT mengukur aktivitas otak mahasiswa menggunakan EEG. Kelompok yang memakai ChatGPT menunjukkan penurunan aktivitas kognitif dibandingkan pengguna Google Search atau yang belajar tanpa bantuan teknologi.

Meski demikian, metodologi penelitian ini menuai kritik. Beberapa ahli menyoroti sampel kecil dan kurangnya tinjauan sejawat. Mereka juga berargumen bahwa penurunan aktivitas otak belum tentu berarti penurunan kecerdasan.

Kekhawatiran tentang dampak AI terhadap pendidikan semakin nyata. Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset.id, banyak guru khawatir teknologi ini merusak kemampuan belajar mandiri siswa.

Keseimbangan Penggunaan AI

Fenomena ini bukan hal baru. Sejak era internet, manusia mulai kehilangan kemampuan seperti mengingat rute tanpa Google Maps. Namun, AI membawa tantangan lebih besar karena kemampuannya menyelesaikan tugas kompleks.

Perusahaan teknologi seperti Samsung terus mengintegrasikan AI ke dalam produk mereka. Sementara itu, investasi besar-besaran di sektor ini, seperti yang dilakukan Dubai di Indonesia (Rp37 triliun), menunjukkan AI akan semakin mendominasi.

Pakar menyarankan penggunaan AI secara bijak. Teknologi ini seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti proses belajar dan berpikir mandiri. Tanpa keseimbangan ini, risiko “kebodohan digital” mungkin sulit dihindari.

Oppo Siap Luncurkan Reno14, Pad SE, Watch X2 Mini, dan Enco Buds3 Secara Global

0

Telset.id – Oppo mengumumkan peluncuran global serangkaian produk terbarunya, termasuk smartphone Reno14, tablet Pad SE, smartwatch Watch X2 Mini, dan TWS Enco Buds3. Produk-produk ini sebelumnya telah diluncurkan di China dan kini siap merambah pasar internasional.

Dalam unggahan resminya, Oppo menulis “Everyone’s invited” sebagai ajakan untuk menyambut produk-produk baru tersebut. Reno14 telah memulai ekspansi globalnya, sementara Pad SE, Watch X2 Mini, dan Enco Buds3 akan menyusul dalam waktu dekat.

Detail Produk yang Akan Diluncurkan

Oppo Pad SE, yang pertama kali diperkenalkan pada pertengahan Mei 2025, menawarkan layar IPS LCD 11 inci dengan refresh rate 90Hz. Tablet ini ditenagai oleh chipset Helio G100 dan baterai berkapasitas 9.340mAh. Sebagai varian lebih terjangkau dari Oppo Pad, perangkat ini diharapkan dapat bersaing di segmen tablet entry-level.

Sementara itu, Oppo Watch X2 Mini hadir dengan desain lebih compact berukuran 43mm, berbeda dengan varian reguler yang berukuran 47mm. Salah satu variannya bahkan dilapisi emas 18K. Fitur unggulannya termasuk kemampuan menggantikan kunci mobil untuk kendaraan yang mendukung.

Oppo Enco Buds3 menjadi bagian dari lini audio Oppo dengan bobot super ringan (3,8 gram per bud) dan sertifikasi IP55. Produk ini menjanjikan daya tahan baterai hingga 9,5 jam untuk pemakaian terus-menerus dan 48 jam dengan case-nya.

Tanggal Peluncuran dan Strategi Pemasaran

Meski Oppo belum mengungkap tanggal pasti peluncuran global, Oppo Thailand memberikan petunjuk melalui kampanye promosi yang melibatkan selebritas. Dalam unggahan yang diterjemahkan secara otomatis, Oppo menulis, “125 pemenang beruntung akan diumumkan pada 27 Juni 2025. Mari bersantai bersama pada 1 Juli 2025.” Tanggal ini diduga kuat menjadi momen peluncuran resmi.

Di India, Reno14 series dijadwalkan meluncur pada 3 Juli 2025 pukul 12.00 IST. Sementara di Eropa, beberapa produk akan menggunakan nama berbeda: Pad SE disebut sebagai OnePlus Pad Lite, Watch X2 Mini sebagai Watch 3 43mm, dan Enco Buds3 sebagai Buds 4.

Peluncuran global ini menandai langkah Oppo dalam memperkuat ekosistem perangkat IoT-nya. Seperti yang pernah dilakukan sebelumnya dengan kampanye kolaboratif, brand asal China ini terus berupaya memperluas jangkauan produknya di berbagai pasar.

Meta Menang Gugatan Hak Cipta AI, Namun Ada Catatan Penting

0

Telset.id – Meta meraih kemenangan besar dalam gugatan hak cipta terkait pelatihan model AI. Pengadilan federal AS memutuskan bahwa perusahaan tidak melanggar hukum saat melatih alat AI-nya menggunakan 13 buku penulis tanpa izin.

Hakim Vince Chhabria dari Pengadilan Distrik AS menyatakan, penggugat tidak memberikan bukti cukup bahwa penggunaan buku mereka oleh Meta menimbulkan kerugian. “Pengadilan tidak punya pilihan selain memenangkan Meta dalam klaim bahwa perusahaan melanggar hak cipta,” tulis Chhabria dalam putusannya.

Gugatan ini diajukan pada 2023 oleh sejumlah penulis ternama, termasuk komedian Sarah Silverman dan jurnalis Ta-Nehisi Coates. Mereka menuduh Meta melanggar hak cipta dengan melatih model bahasa besar (LLM) menggunakan karya mereka tanpa kompensasi.

Fokus pada Kerugian Pasar

Chhabria menekankan bahwa keputusannya didasarkan pada ketiadaan bukti kerugian finansial yang dialami penggugat. “Pertanyaan kunci dalam kasus seperti ini adalah apakah penggunaan tanpa izin akan mengurangi pasar untuk karya asli,” jelasnya.

Putusan ini menjadi yang kedua dalam seminggu terkait hak cipta AI. Sebelumnya, hakim William Alsup memutuskan bahwa Anthropic tidak melanggar hukum dengan menggunakan materi berhak cipta untuk melatih model AI-nya.

Implikasi untuk Industri AI

Meski memberi kemenangan bagi Meta, Chhabria menegaskan bahwa putusannya bersifat spesifik untuk kasus ini. “Dalam banyak keadaan, penggunaan karya berhak cipta untuk melatih AI tanpa izin adalah ilegal,” tegasnya.

Para ahli hukum menyoroti penekanan Chhabria pada konsep “kerugian pasar”. Jacob Noti-Victor, profesor hukum di Cardozo, mengatakan pendekatan ini bisa memengaruhi kasus serupa di masa depan.

Di sisi lain, kelompok yang mendukung pelatihan AI sebagai penggunaan “transformative” tetap menganggap putusan ini sebagai kemenangan. Adam Eisgrau dari Chamber of Progress menyatakan, “Pelatihan model AI pada materi berhak cipta jelas bersifat transformative dan termasuk fair use.”

Meta menyambut baik keputusan ini. “Model AI open-source mendorong inovasi transformatif, dan kerangka fair use sangat penting untuk teknologi ini,” kata juru bicara Meta Thomas Richards.

Sementara itu, penggugat melalui pengacaranya di Boies Schiller Flexner menyatakan keberatan. “Pengadilan mengakui bahwa penggunaan karya berhak cipta tanpa izin umumnya melanggar hukum, namun memutuskan mendukung Meta,” kata mereka dalam pernyataan.

Kasus ini menjadi salah satu dari puluhan gugatan serupa yang sedang berproses di pengadilan AS, mencerminkan ketegangan yang berkembang antara industri AI dan pemegang hak cipta. Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset.id, konflik serupa juga terjadi di Kanada antara OpenAI dan koalisi media.

Dengan perkembangan teknologi AI yang pesat, termasuk inovasi seperti model video AI dari Midjourney, persoalan hak cipta diperkirakan akan semakin kompleks di masa depan.

Xiaomi MIX Flip 2 Resmi Dirilis: Desain Tipis, Performa Gahar

0

Telset.id – Xiaomi resmi meluncurkan MIX Flip 2 dalam acara besar mereka hari ini. Seperti yang telah diantisipasi, smartphone flip-foldable ini hadir dengan peningkatan signifikan dibanding pendahulunya. MIX Flip 2 tersedia dalam empat warna menarik: Lattice Gold, Shell White, Nebula Purple, dan Plum Green.

Perangkat ini menawarkan tiga konfigurasi memori: 12GB/256GB, 12GB/512GB, dan 16GB/1TB. Harga MIX Flip 2 dimulai dari CNY 5.999 (sekitar Rp 13,5 juta) untuk varian dasar, hingga CNY 7.299 (sekitar Rp 16,4 juta) untuk model tertinggi.

Xiaomi MIX Flip 2 dalam warna Plum Green dan Nebula Purple

Desain dan Layar yang Lebih Baik

MIX Flip 2 mempertahankan desain serupa dengan pendahulunya, tetapi dengan penyempurnaan di berbagai aspek. Layar penutupnya kini lebih lebar, tumbuh 0,1 inci, sementara layar lipat utama tetap 6,86 inci. Kedua layar mendukung P3 wide color gamut, refresh rate 120Hz, dan kecerahan puncak 3.200 nits.

Xiaomi juga meningkatkan struktur engsel dengan tiga-link dan empat-float plate untuk penutupan yang lebih rata dan kerutan minimal. Ini menjadikan MIX Flip 2 salah satu flip-foldable dengan engsel terbaik di pasaran.

Kamera dan Performa Unggulan

MIX Flip 2 mengusung kamera utama 50MP dengan sensor OV50E 1/1,55-inch dan lensa wide-angle f/1.7. Kamera ultrawide 50MP dengan autofocus dan kemampuan macro 5cm juga disematkan. Untuk selfie, terdapat kamera 32MP yang mendukung rekaman 4K.

Ditenagai Snapdragon 8 Elite SoC dan sistem pendingin dual vapor chamber, performa MIX Flip 2 dijamin mulus. Baterainya kini lebih besar, 5.165mAh dengan dukungan pengisian cepat 67W wired dan 50W wireless.

Xiaomi MIX Flip 2 dengan kamera unggulan

Xiaomi MIX Flip 2 sudah bisa dipesan mulai hari ini di pasar Tiongkok. Peluncuran global diharapkan menyusul dalam beberapa bulan mendatang.

Nightography Pakai Galaxy S25 Edge, Hasilnya Bisa Sejernih Ini!

0

Telset.id – Saat genggaman Anda terasa ringan, tetapi hasil fotonya begitu berbobot, itulah sensasi pertama ketika menjajal nightography di Galaxy S25 Edge. Smartphone super tipis ini membuat Anda seakan memegang gadget fesyen, namun di malam hari, kameranya bicara layaknya flagship premium.

Kami sudah membuktikan langsung kemampuannya memotret di kawasan Kota Bekasi saat malam, dan percaya deh, hasilnya bisa membuat Anda melongo. Citylight Summarecon Bekasi terekam jernih, street photography tampil dramatis, dan astrofotografi pun bisa dicoba langsung dari saku Anda.

Note : Hasil foto ini merupakan hasil kompresi, ukuran file asli 36 MB.

Teknologi Kamera: Super Tipis, Super Detail

Galaxy S25 Edge hanya setebal 5,8 mm dan berbobot 163 gram. Itu angka fantastis untuk sebuah ponsel dengan kamera utama 200 MP dan ProVisual Engine berbasis AI. Sensor besar itu menangkap detail meski dalam gelap, menghaluskan noise secara pintar, dan menjaga warna tetap natural.

Pengalaman memotret lampu kota di malam hari sangat memuaskan. Highlight tetap seimbang, bayangan terjaga, dan saat saya zoom hingga 2×, detailnya tetap tajam. Ini membuktikan bahwa nightography Galaxy S25 Edge bisa diandalkan di banyak skenario.

Note : Hasil foto ini merupakan hasil kompresi, ukuran file asli 36 MB.

Nightography Bekasi: Citylight hingga Street Shot

Kami membawa Galaxy S25 Edge ke kawasan Kuliner di Summarecon Bekasi untuk menangkap suasana malam. Gedung-gedung bercahaya hingga aspal jalanan terlihat bersih dan minim noise. Mode malamnya bekerja cepat dan efektif, membuat suasana malam terasa hangat dan hidup di layar.

Dalam situasi sangat minim cahaya, kamera ini tetap mampu menangkap bentuk dan warna subjek. Tidak heran bila banyak yang bilang kualitasnya nyaris setara S25 Ultra, meski tanpa lensa periskop.

Note : Hasil foto ini merupakan hasil kompresi, ukuran file asli 36 MB.

Astrofotografi: Modal Saku untuk Memotret Bintang

Satu kejutan manis: saya bisa memotret langit malam di area perumahan luar Jakarta hanya berbekal tripod dan Expert RAW. Mode Astrofoto di Galaxy S25 Edge menangkap bintang-bintang dan bahkan garis pergerakan pesawat, membuatnya terasa seperti kamera astronomi mungil di genggaman.

Hasilnya tajam dan dramatis, Ya perangkat ini bisa membuat Anda berpikir dua kali soal membeli kamera profesional hanya untuk bermain malam.

Siapa yang Cocok Meminangnya?

Galaxy S25 Edge tepat untuk Anda yang:

  • Kreator konten malam dan street photography.
  • Penyuka desain super tipis dan ringan.
  • Tidak terlalu butuh lensa zoom periskop.
  • Mau kamera utama setara flagship Ultra.

Sebaliknya, bila Anda pemburu baterai besar dan zoom jarak jauh, S25 Ultra lebih sesuai untuk Anda.

Jadi, apakah Anda siap menjepret malam dengan Galaxy S25 Edge? Dengan kamera dan fitur nightography-nya, Anda bisa membuat setiap sudut kota tampak lebih hidup dan memikat. Bukti nyata bahwa desain tipis dan kemampuan fotografi bisa berpadu dalam satu genggaman.

Google Pixel 11 Bakal Pakai Chipset 2nm, Performa Lebih Gahar?

Telset.id – Jika Anda mengira lompatan performa smartphone sudah mencapai puncaknya, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru mengindikasikan Google sedang menyiapkan revolusi besar-besaran untuk seri Pixel 11 di tahun 2026. Rahasianya? Tensor G6—chipset pertama di dunia yang mungkin dibangun dengan teknologi fabrikasi 2nm dari TSMC.

Laporan eksklusif dari Commercial Times Taiwan menyebutkan Google akan meninggalkan Samsung Foundry sepenuhnya dan beralih ke TSMC untuk produksi Tensor G6. Langkah ini bukan sekadar perubahan vendor, melainkan lompatan teknologi yang bisa mengubah peta persaingan chipset mobile. Seperti dilaporkan dalam artikel Google Beralih ke TSMC untuk Produksi Tensor G6 dengan Teknologi 2nm, kolaborasi ini bisa memberi Google keunggulan signifikan atas Qualcomm dan Apple.

Dari 4nm ke 2nm: Lompatan Besar Google

Tensor G4 yang akan menghidupi Pixel 9 Pro masih menggunakan proses 4nm. Tahun ini, Pixel 10 diprediksi membawa Tensor G5 berbasis 3nm. Namun rencana Google untuk 2026 jauh lebih ambisius: melompat langsung ke node 2nm (N2) TSMC. Sebagai perbandingan, Qualcomm diperkirakan masih bertahan di 3nm untuk Snapdragon 8 Elite 2 di 2025.

Tensor G3

Menurut analisis industri, perpindahan ke 2nm bisa memberikan peningkatan 15% lebih cepat dalam performa CPU dan 30% lebih efisien dalam konsumsi daya dibanding Tensor G5. Angka yang cukup untuk membuat Pixel 11 menjadi ancaman serius bagi dominasi iPhone dan flagship Android lain.

Arsitektur Baru, Performa Ekstrem

Tensor G6 yang dikodekan “Malibu” dikabarkan mengadopsi konfigurasi CPU baru: satu core ARM Cortex-X930 sebagai prime core, enam Cortex-A730 untuk tugas performa, dan satu Cortex-A530 khusus efisiensi. Untuk urusan grafis, chipset ini akan dibekali GPU Imagination CXTP 3-core dengan clock speed 1.1GHz.

Kombinasi ini—ditambah dukungan LPDDR5X dan UFS 4.0—bisa menjadikan Pixel 11 sebagai mesin AI dan gaming yang tangguh. Seperti dibahas dalam artikel Siapa yang Menentukan Kehebatan Sebuah Smartphone?, faktor chipset memang menjadi penentu utama pengalaman pengguna.

Pertanyaannya sekarang: apakah lompatan besar ini akan diimbangi dengan harga yang lebih terjangkau? Atau justru Google akan memposisikan Pixel 11 sebagai flagship premium sejajar iPhone Pro? Jawabannya mungkin baru akan jelas saat Tensor G6 resmi diperkenalkan. Satu hal yang pasti: persaingan chipset mobile tahun 2026 akan semakin panas.

Huawei Pura 80 Series Siap Meluncur Global, Ini Spesifikasi dan Harganya

Telset.id – Huawei akhirnya mengonfirmasi tanggal peluncuran global untuk seri Pura 80, lineup flagship terbarunya yang fokus pada fotografi. Setelah debut di China, Pura 80, Pura 80 Pro, Pura 80 Pro+, dan Pura 80 Ultra kini siap menaklukkan pasar internasional. Simak semua detailnya di sini.

Seri Huawei Pura 80 akan melakukan debut global di Dubai pada 10 Juli 2025. Meski demikian, Huawei belum mengungkapkan secara rinci ketersediaan perangkat ini di berbagai wilayah. Seperti yang pernah kami laporkan sebelumnya di artikel ini, seri Pura 80 membawa inovasi kamera yang benar-benar mengesankan.

Huawei Pura 80 Ultra dengan sistem kamera mutakhir

Spesifikasi Unggulan Huawei Pura 80 Series

Huawei Pura 80 Ultra, sebagai model flagship, menawarkan sistem kamera dual lens telephoto pertama di dunia. Sensor utamanya beresolusi 50MP dengan aperture variabel f/1.6-4, didukung oleh lensa ultra wide 40MP, sensor spektrum 1.5MP, dan setup dual periscope telephoto lens 50MP + 12.5MP dengan zoom optik 3.7x dan 9.4x.

Untuk varian Pro, seperti yang kami bahas dalam artikel sebelumnya, tetap mempertahankan sensor utama 50MP 1-inch RYYB dengan aperture variabel dan lensa ultra wide 40MP, meski dengan zoom optik telephoto yang lebih sederhana yaitu 4x.

Kekuatan di Balik Layar

Seluruh seri Pura 80 ditenagai oleh chipset Kirin 8020, mendukung pengisian cepat baik kabel maupun nirkabel, serta fitur komunikasi satelit. Sebagai perangkat flagship, Huawei memberi harga premium untuk seri ini, diperkirakan mulai dari $1,000 di pasar global.

Bagi Anda yang penasaran dengan varian foldable terbaru Huawei, jangan lewatkan artikel kami tentang Huawei Mate XT 2 yang juga akan segera meluncur.

Dengan spesifikasi yang mengesankan dan harga premium, Huawei Pura 80 Series siap bersaing di pasar smartphone flagship global. Apakah Anda termasuk yang menantikan kehadirannya?

Vivo X Fold 5 Resmi Dirilis: Ponsel Lipat Teringan dengan Performa Ekstrem

Telset.id – Jika Anda mengira ponsel lipat masih berat dan rapuh, Vivo X Fold 5 siap mengubah persepsi itu. Resmi diluncurkan di China, perangkat ini mengklaim gelar sebagai ponsel lipat besar teringan di dunia dengan bobot hanya 217g (varian Titanium). Tapi jangan salah, ringannya bukan berarti kompromi pada fitur.

Vivo tidak main-main dengan X Fold 5. Mereka membekalinya dengan layar AMOLED 8.03 inci beresolusi 2K+ (2480×2200 piksel) yang mendukung refresh rate adaptif 1-120Hz dan kecerahan hingga 4500 nits. Layar eksternal 6.53 inci juga tak kalah canggih dengan spesifikasi serupa. Keduanya sudah dilapisi proteksi UTG (inner) dan Armor Glass generasi kedua (outer) untuk ketahanan ekstra.

Vivo X Fold 5

Dapur Pacu dan Konektivitas Tanpa Kompromi

Di balik bodinya yang ramping, Vivo X Fold 5 mengusung Snapdragon 8 Gen 3 yang dipadukan RAM LPDDR5X 16GB dan penyimpanan UFS 4.0 hingga 1TB. Uniknya, Vivo mengintegrasikan antena ke dalam engsel untuk meningkatkan kekuatan sinyal sebesar 36% saat ponsel dalam keadaan tertutup. Kolaborasi dengan Qualcomm juga memastikan optimasi jaringan multi-band.

Sistem operasinya, OriginOS 5 berbasis Android 15, menghadirkan fitur “Atomic Workbench” untuk produktivitas. Bayangkan menjalankan lima aplikasi sekaligus dalam mode split-screen dengan drag-and-drop! Yang mengejutkan, Vivo justru merangkul ekosistem Apple dengan dukungan penuh untuk AirPods, Apple Watch (Series 6 ke atas), dan integrasi manajemen file Mac.

Kamera Flagship dan Baterai Revolusioner

Triple kamera 50MP di belakang menjadi senjata utama X Fold 5. Konfigurasinya terdiri dari sensor utama Sony IMX921 (OIS), ultra-wide, dan lensa periskop IMX882 dengan zoom optik 3x (digital 100x). Kolaborasi dengan ZEISS menghasilkan mode portrait pro, makro, dan fotografi low-light yang mengesankan. Untuk selfie, kedua layar menggunakan kamera 20MP.

Vivo X Fold 5

Baterai 6000mAh hasil kolaborasi dengan CATL menjadi salah satu keunggulan utama. Menggunakan material anode silikon generasi keempat dan teknologi semi-solid-state, baterai ini memiliki kepadatan energi 866Wh/L dan tetap berfungsi di suhu -30°C. Dukungan pengisian daya mencakup 80W wired, 40W wireless, bahkan reverse wireless charging.

Ketahanan dan Harga yang Menantang

Engsel berbahan FS55 high-strength steel dan serat karbon membuat X Fold 5 menjadi ponsel lipat pertama dengan sertifikasi IPX8/IPX9/IPX9+. Artinya, ia tahan rendaman air panas 80°C dan semprotan bertekanan tinggi. Ketahanan debu (IP5X) dan operasional di suhu -20°C melengkapi spesifikasi ekstrem ini.

Vivo X Fold 5 tersedia dalam tiga warna (Titanium, Clear White, Pine Green) dengan empat varian:

  • 12GB + 256GB: 6.999 yuan (~Rp15,6 juta)
  • 12GB + 512GB: 7.999 yuan (~Rp17,8 juta)
  • 16GB + 512GB: 8.499 yuan (~Rp18,9 juta)
  • 16GB + 1TB: 9.499 yuan (~Rp21,1 juta)

Vivo X Fold 5

Pre-order sudah dibuka di China dengan penjualan resmi mulai 2 Juli. Pembeli awal berhak mendapatkan promo spesial seperti proteksi layar (299 yuan), asuransi kerusakan (799 yuan), garansi ekstensi (399 yuan), subsidi trade-in hingga 1800 yuan, dan bundel senilai 5000 yuan. Tertarik mencoba ponsel lipat paling tangguh saat ini?