Beranda blog Halaman 65

Galaxy S23 Ultra Tahan Uji di Air Beku: Kisah Nyata dari Sungai Kalix

Telset.id – Bayangkan smartphone Anda terjatuh ke dalam air es yang membeku, terendam selama berjam-jam di kedalaman tiga meter. Bagi kebanyakan ponsel, ini adalah akhir yang tragis. Tapi tidak bagi Samsung Galaxy S23 Ultra yang satu ini.

Kisah ini bermula dari seorang pemandu alam liar profesional asal Swedia, Mikael Krekula. Saat menguji peralatan sonar di Sungai Kalix yang membeku, Galaxy S23 Ultra-nya terlepas dari sarung tangan dan jatuh ke dalam lubang pancing es. “Saya merasa seperti menyumbangkan seluruh kehidupan digital saya ke sungai — foto, identitas, kartu kredit, dan semua aplikasi hilang seketika,” ujarnya, seperti dilaporkan Samsung Newsroom.

Galaxy S23 Ultra

Lima Jam di Kutub Mini

Dengan suhu air yang nyaris membekukan darah, perangkat flagship 2023 itu bertahan selama lima jam sebelum akhirnya diselamatkan. Mikael harus mengebor delapan lubang es tambahan dan merakit alat darurat dari ranting, sekop, serta kantong plastik untuk menjangkau ponselnya.

Yang mengejutkan? Setelah “mandi es” ekstrem itu, Galaxy S23 Ultra menyala seperti tidak terjadi apa-apa. Padahal, perangkat dengan sertifikasi IP68 ini sebenarnya hanya dijamin tahan air tawar sedalam 1,5 meter selama 30 menit.

Lebih dari Sekadar Ketahanan Air

Kisah survival Galaxy S23 Ultra ini bukan sekadar testimonial marketing. Ini membuktikan ketangguhan hardware Samsung di kondisi ekstrem. Padahal, seperti diungkapkan dalam review kami sebelumnya, perangkat ini lebih sering dipuji untuk kamera 200MP-nya.

Galaxy S23 Ultra

Pertanyaannya: haruskah Anda sengaja menguji ketahanan ponsel seperti ini? Tentu tidak. Tapi cerita Mikael memberi kita pelajaran penting — dalam dunia yang semakin digital, memiliki perangkat yang bisa diandalkan di situasi tak terduga bukan lagi kemewahan, melainkan kebutuhan.

Bagi yang penasaran dengan kemampuan lain flagship ini, Samsung terus menyempurnakan pengalaman pengguna melalui pembaruan software berkala. Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti mereka akan menambahkan mode “ekspedisi kutub” khusus untuk para petualang seperti Mikael.

Harga Samsung Galaxy S25 Edge di Indonesia: Tipis, Kuat, dan Siap Bersaing

Telset.id – Samsung kembali menegaskan dominasinya di pasar smartphone premium dengan meluncurkan Galaxy S25 Edge di Indonesia. Dengan harga yang kompetitif dan desain revolusioner, ponsel ini siap menjadi jawaban bagi mereka yang menginginkan kombinasi ketipisan ekstrem dan performa tinggi. Lantas, berapa harga Samsung Galaxy S25 Edge di Indonesia, dan apa saja yang ditawarkannya?

Galaxy S25 Edge hadir sebagai varian tertipis dalam jajaran Galaxy S25 series, dengan ketebalan hanya 5,8 mm. Meski begitu, Samsung tidak mengorbankan kekuatan dan fitur premium. Rangka titanium memberikan daya tahan ekstra, sementara layar Dynamic AMOLED 6,7 inci dengan resolusi QHD+ dan refresh rate adaptif 1-120Hz menjadikannya salah satu yang terbaik di kelasnya. Tak heran, harga Samsung Galaxy S25 Edge mencerminkan posisinya sebagai flagship unggulan.

Harga Samsung Galaxy S25 Edge: Varian dan Bonus Pre-Order

Samsung Indonesia telah mengumumkan harga resmi Galaxy S25 Edge dengan dua varian memori:

  • 12GB/256GB: Rp19.499.000
  • 12GB/512GB: Rp21.499.000

Pre-order dibuka mulai 26 Mei 2026 dengan bonus menarik bagi pelanggan yang melakukan reservasi melalui Samsung Reservation+. Cukup membayar Rp250.000, Anda bisa mendapatkan berbagai keuntungan, termasuk diskon tambahan dan aksesori eksklusif.

Spesifikasi yang Membenarkan Harga Premium

Ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 8 Elite for Galaxy, Galaxy S25 Edge menawarkan performa yang tak tertandingi. GPU Adreno 830 dan RAM 12GB memastikan multitasking lancar, bahkan untuk gaming berat. Sistem pendingin vapor chamber yang 10% lebih besar dari Galaxy S25 Plus menjaga suhu tetap stabil meski desainnya sangat tipis.

Di sektor fotografi, Samsung memasang kamera utama 200MP ISOCELL HP2 dengan OIS dan bukaan f/1.7, serta kamera ultra-wide 12MP. Teknologi ProVisual Engine meningkatkan kualitas foto malam hari hingga 40% lebih terang. Fitur Galaxy AI seperti Audio Eraser dan Drawing Assist semakin melengkapi pengalaman pengguna.

Bagi yang penasaran dengan ketahanan, Galaxy S25 Edge menjadi smartphone pertama yang menggunakan Corning Gorilla Glass Ceramic 2, menjadikannya tahan gores dan benturan meski sangat tipis.

Kompetitor Langsung dan Nilai Tambah

Dengan harga Samsung Galaxy S25 Edge yang berkisar di angka Rp19-21 jutaan, ponsel ini bersaing ketat dengan flagship lain seperti iPhone 17 Air yang kabarnya juga mengusung desain ultra-tipis. Namun, Samsung unggul dengan dukungan pembaruan Android dan keamanan selama tujuh tahun—salah satu yang terlama di industri.

Tersedia dalam tiga pilihan warna elegan (Titanium Silver, Titanium Icy Blue, dan Titanium Jet Black), Galaxy S25 Edge bukan sekadar smartphone, melainkan pernyataan gaya. Jika Anda mencari flagship dengan desain revolusioner dan fitur terkini, harga Samsung Galaxy S25 Edge sebanding dengan apa yang ditawarkannya.

Jadi, siapkah Anda memiliki smartphone tertipis dengan performa terbaik? Segera manfaatkan periode pre-order untuk mendapatkan harga terbaik!

Microsoft Aurora: AI Ini Ubah Cara Prediksi Cuaca dengan Akurasi Tinggi

0

Bayangkan jika Anda bisa mengetahui kapan badai akan datang, bukan dalam hitungan jam, tapi hari sebelumnya. Teknologi kini membuat hal itu mungkin. Microsoft Aurora, model kecerdasan buatan terbaru, tidak hanya mengubah cara kita memprediksi cuaca, tetapi juga menawarkan akurasi yang belum pernah ada sebelumnya.

Dalam dunia meteorologi, prediksi cuaca selalu menjadi tantangan besar. Sistem tradisional mengandalkan superkomputer yang memproses data selama berjam-jam. Namun, dengan hadirnya Aurora, Microsoft membawa revolusi baru. Model AI ini diklaim mampu memprediksi berbagai fenomena atmosfer dengan kecepatan dan ketepatan yang melampaui metode konvensional.

Lantas, apa yang membuat Aurora begitu istimewa? Bagaimana model ini bisa mengungguli prediksi ahli meteorologi berpengalaman? Mari kita telusuri lebih dalam.

Aurora: Kecerdasan Buatan yang Mengerti Atmosfer

Microsoft Aurora bukan sekadar model AI biasa. Sistem ini telah dilatih menggunakan lebih dari satu juta jam data dari berbagai sumber, termasuk satelit, radar, stasiun cuaca, hingga simulasi dan prakiraan historis. Skala data yang masif ini memungkinkan Aurora memahami pola cuaca dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Yang menarik, Aurora tidak hanya mengandalkan data historis. Model ini dapat disesuaikan dengan informasi tambahan untuk meningkatkan akurasi prediksi pada kejadian cuaca tertentu. Fleksibilitas ini menjadi nilai tambah yang signifikan dibanding sistem prediksi tradisional.

Dalam pengujiannya, Aurora membuktikan keunggulannya dengan memprediksi Topan Doksuri di Filipina empat hari sebelum kejadian – lebih awal dari prediksi para ahli. Model ini juga lebih akurat dari National Hurricane Center dalam meramalkan lintasan siklon tropis selama musim 2022-2023.

Keunggulan Aurora Dibanding Sistem Tradisional

Meskipun pelatihan Aurora memerlukan infrastruktur komputasi berskala besar, Microsoft menekankan bahwa model ini sangat efisien saat digunakan. Aurora mampu menghasilkan prakiraan dalam hitungan detik – jauh lebih cepat dibanding sistem tradisional yang membutuhkan waktu berjam-jam dengan bantuan superkomputer.

Kecepatan ini bukan satu-satunya keunggulan. Aurora juga menunjukkan performa luar biasa dalam memprediksi badai pasir besar di Irak pada 2022 – fenomena yang sering kali sulit diprediksi dengan metode konvensional. Kemampuan ini membuka peluang baru dalam mitigasi bencana alam.

Microsoft tidak sendirian dalam mengembangkan AI untuk prediksi cuaca. Google DeepMind telah meluncurkan WeatherNext. Namun, Microsoft memosisikan Aurora sebagai salah satu model terbaik di bidang ini, bahkan menyebutnya sebagai “potensi besar bagi lembaga riset cuaca”.

Masa Depan Prediksi Cuaca dengan AI

Sebagai langkah lanjutan, Microsoft telah membuka akses kode sumber dan bobot model Aurora. Perusahaan juga mulai mengintegrasikannya ke dalam aplikasi MSN Weather dalam bentuk versi khusus yang menyediakan prakiraan per jam, termasuk kondisi awan.

Perkembangan ini membuka pertanyaan menarik: Akankah AI sepenuhnya menggantikan ahli meteorologi? Jawabannya mungkin tidak. Namun, seperti yang ditunjukkan Aurora, AI bisa menjadi alat yang sangat kuat untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan prediksi cuaca.

Dalam dunia yang semakin dipengaruhi perubahan iklim, teknologi seperti Aurora bukan lagi kemewahan, melainkan kebutuhan. Dengan kemampuan memprediksi bencana alam lebih awal, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa dan mengurangi kerugian materiil.

Revolusi AI dalam meteorologi baru saja dimulai. Dan dengan model seperti Aurora, masa depan prediksi cuaca terlihat lebih cerah – meskipun mungkin masih akan ada badai di dalamnya.

Nissan Andalkan Teknologi Hybrid e-Power untuk Bangkit dari Kerugian

0

Telset.id – Nissan Motor Corp., produsen otomotif asal Jepang yang sedang mengalami kerugian, kini memfokuskan strategi pemulihannya pada teknologi hybrid e-Power. Teknologi ini diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan penjualan, terutama di pasar Amerika Utara yang sangat kompetitif.

e-Power merupakan sistem hybrid yang menggabungkan motor listrik dan mesin bensin, mirip dengan Toyota Prius. Namun, berbeda dengan Prius yang berganti-ganti antara motor dan mesin saat berkendara, e-Power selalu mengandalkan baterai EV untuk penggerak utamanya. Hal ini memberikan pengalaman berkendara yang lebih halus dan senyap.

Nissan e-Power technology demonstration

“Nissan memiliki sejarah panjang dalam menghadirkan inovasi teknologi yang membedakan kami dari yang lain,” ujar Chief Technology Officer Nissan, Eiichi Akashi, dalam sesi jumpa pers di fasilitas Grandrive, Yokosuka, Jepang.

Keunggulan utama kendaraan e-Power adalah tidak memerlukan pengisian daya seperti mobil listrik biasa. Pengguna cukup mengisi bahan bakar di SPBU, dan mobil tidak akan kehabisan daya. Teknologi ini sudah tersedia di beberapa model Nissan seperti Qashqai dan X-Trail di Eropa, serta Note di Jepang. Versi terbarunya akan diluncurkan di AS melalui model Rogue.

Restrukturisasi Besar-Besaran

Nissan, yang mencatat kerugian US$4,5 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2025, tengah melakukan restrukturisasi besar-besaran. Perusahaan memangkas 15% tenaga kerja global atau sekitar 20.000 karyawan, serta mengurangi jumlah pabrik dari 17 menjadi 10.

Pasar AS menjadi tantangan tersendiri bagi Nissan dan produsen Jepang lainnya akibat kebijakan tarif impor yang diberlakukan pemerintahan Donald Trump. Untuk mengatasi hal ini, Nissan berupaya memangkas biaya, memperkuat kemitraan, dan menyegarkan lini produknya.

Nissan headquarters in Yokohama

Masa Depan Teknologi EV Nissan

Sebagai pelopor mobil listrik dengan model Leaf yang diluncurkan pada 2010, Nissan juga tengah mengembangkan baterai solid-state yang diharapkan dapat menggantikan baterai lithium-ion yang digunakan saat ini.

Meski demikian, analis memperingatkan bahwa Nissan berisiko kehabisan dana dan membutuhkan mitra strategis. Spekulasi beredar bahwa kantor pusat Nissan di Yokohama mungkin akan dijual, atau salah satu pabriknya diubah menjadi kasino.

Nissan sempat menjajaki kerja sama dengan Honda Motor Co. pada tahun lalu, namun pembicaraan tersebut dihentikan pada Februari 2025. Dengan fokus pada teknologi e-Power dan restrukturisasi besar-besaran, Nissan berharap dapat kembali ke jalur profitabilitas dalam beberapa tahun ke depan.

Elon Musk Fokus Kembali ke Bisnis Setelah Outage X

0

Telset.id – Elon Musk mengumumkan akan lebih fokus pada bisnisnya setelah platform X mengalami gangguan selama dua jam pada Sabtu (25/5/2025). Pemilik sekaligus CEO X ini mengakui perlunya perbaikan operasional besar-besaran di perusahaan-perusahaannya.

Gangguan yang terjadi sekitar pukul 09.00 hingga 11.00 waktu AS Timur ini sempat membuat pengguna tidak bisa mengakses platform. Musk menyebut sistem cadangan seharusnya bekerja namun gagal berfungsi. “Saya harus super fokus pada X, xAI, dan Tesla,” tulisnya di X.

Kelompok hacker DieNet mengklaim bertanggung jawab atas serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang membanjiri server dengan lalu lintas palsu. Namun, klaim ini belum bisa diverifikasi secara independen.

Pernyataan Musk ini sejalan dengan sinyal sebelumnya bahwa ia akan mengurangi peran politiknya di pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Meski telah menyumbang lebih dari $235 juta untuk kampanye Trump, Musk mulai menarik diri dari perannya di “Departemen Efisiensi Pemerintah”.

Di tengah penurunan harga saham Tesla dan kritik terhadap pemotongan anggaran pemerintah, Musk memutuskan untuk kembali ke operasional bisnisnya. “Kembali bekerja 24/7 dan tidur di ruang server/pabrik,” tulisnya.

Fokus utama Musk sekarang adalah peluncuran kritis teknologi di X, xAI (pengembang chatbot Grok), Tesla, dan persiapan peluncuran Starship minggu depan oleh SpaceX. Roket raksasa ini merupakan kunci rencana jangka panjang Musk untuk kolonisasi Mars.

Meski mengurangi peran politik, Musk tetap menjadi penasihat dekat Trump. Ia bahkan menghadiri pertemuan di Oval Office dengan Presiden Afrika Selatan pada Rabu lalu. Namun, Musk menegaskan akan berhenti menggelontorkan dana besar untuk politik kecuali ada alasan kuat.

Gangguan X kali ini menambah daftar masalah teknis yang dialami platform sejak Musk mengambil alih. Sebelumnya, X juga sempat mengalami downtime yang memengaruhi ribuan pengguna global.

Di sisi lain, komitmen Musk terhadap isu lingkungan melalui Tesla dan SpaceX sering dipertanyakan. Seperti perubahan iklim yang memicu kebakaran hutan, dampak industri teknologi terhadap lingkungan tetap menjadi perhatian.

Dengan fokus baru Musk pada bisnisnya, pasar akan mengamati apakah keputusan ini bisa membalikkan tren negatif saham Tesla dan meningkatkan stabilitas platform X yang kerap bermasalah.

Telkomsel Luncurkan Evolusi Brand SIMPATI di Momen 30 Tahun

0

Telset.id – Telkomsel meresmikan evolusi brand SIMPATI sebagai bagian dari perayaan 30 tahun operasionalnya. Kartu prabayar legendaris ini kini menghadirkan 24 pilihan benefit digital lifestyle dengan konsep #TerbaikUntukmu, sekaligus membuka rangkaian selebrasi “30 Tahun, 30 Kejutan” bagi pelanggan.

Direktur Utama Telkomsel, Nugroho, mengatakan, “SIMPATI telah menjadi ikon konektivitas sejak 1997. Di usia 30 tahun Telkomsel, kami persembahkan evolusi brand ini untuk menjawab kebutuhan pelanggan yang terus berkembang.” SIMPATI kini menjadi brand utama layanan prabayar Telkomsel, menggantikan Telkomsel Prabayar dan Telkomsel Lite.

Pelanggan dapat memilih 1 dari 24 benefit digital lifestyle melalui aplikasi MyTelkomsel, termasuk akses platform streaming, voucher belanja, kuota game, hingga layanan keamanan digital. Benefit utama dapat diganti setiap bulan tanpa biaya tambahan. Kartu perdana SIMPATI tersedia seharga Rp35 ribu dengan kuota dasar 3 GB untuk 30 hari.

Produk dan Benefit SIMPATI #TerbaikUntukmu

Berikut pilihan benefit yang ditawarkan SIMPATI:

  • SIMPATI Nonton: Akses YouTube Premium, Disney+ Hotstar, Prime Video, VIU, atau WeTV
  • SIMPATI Belanja: Voucher belanja Gopay, Gojek, atau Zalora
  • SIMPATI GameOn: Diamond Mobile Legends, Free Fire, atau voucher MajaMojo
  • SIMPATI Aman: Layanan keamanan seperti Norton Mobile Security atau Trend Micro

Jaringan Terdepan dan Transisi Otomatis

SIMPATI didukung jaringan 4G/LTE dan Hyper 5G Telkomsel yang telah mencakup lebih dari 3.000 BTS di 56 kota/kabupaten. Seluruh pelanggan Telkomsel Prabayar dan Telkomsel Lite akan otomatis beralih ke SIMPATI tanpa perlu ganti kartu atau registrasi ulang.

Produk ini sudah tersedia melalui situs Telkomsel, aplikasi MyTelkomsel, layanan eSIM, GraPARI, dan mitra ritel resmi. Rangkaian promo “30 Tahun, 30 Kejutan” akan berlangsung selama 30 hari ke depan.

Bocoran Avengers: Doomsday Ungkap Kembalinya Lokasi Ikonik Madripoor

Telset.id – Para penggemar Marvel Cinematic Universe (MCU) sedang dihebohkan oleh bocoran terbaru dari set film Avengers: Doomsday. Kali ini, sebuah lokasi ikonik dari serial The Falcon and the Winter Soldier dikabarkan akan kembali muncul: Madripoor, kota fiksi yang menjadi markas Power Broker.

Film yang mulai syuting April lalu ini memang menyimpan banyak misteri. Meski plot utamanya masih dirahasiakan, Avengers: Doomsday akan menampilkan pertarungan epik antara para pahlawan Avengers melawan Victor Von Doom, diperankan oleh Robert Downey Jr. Kembalinya Madripoor semakin memperkuat spekulasi bahwa film ini akan menjadi titik temu bagi berbagai elemen MCU.

Madripoor: Kota Penuh Rahasia di MCU

Bagi yang belum familiar, Madripoor adalah kota fiksi di Marvel Comics yang pertama kali muncul di New Mutants #32 (1985). Dalam MCU, lokasi ini diperkenalkan di serial Disney+ The Falcon and the Winter Soldier, sebagai tempat operasi Sharon Carter (Emily VanCamp) yang ternyata adalah Power Broker. Kota ini juga sempat disebut-sebut di Shang-Chi and the Ten Rings dan Deadpool & Wolverine.

Di komik, Madripoor sering dikaitkan dengan X-Men, khususnya Wolverine. Menariknya, Avengers: Doomsday sudah mengonfirmasi kembalinya beberapa aktor X-Men seperti Patrick Stewart (Professor X), James Marsden (Cyclops), dan Ian McKellen (Magneto). Apakah Madripoor akan menjadi gerbang masuknya mutan ke MCU?

Reaksi Penggemar: Harapan dan Kritik

Bocoran ini langsung memicu diskusi panas di kalangan fans. Sebagian berharap Madripoor akan digambarkan lebih akurat sebagai kota di Asia Tenggara. “Semoga kali ini benar-benar terasa seperti pulau dekat Indonesia, bukan seperti di TFATWS di mana semua orang pakai jaket tebal,” tulis seorang pengguna Reddit.

Ada juga yang berharap kembalinya Madripoor berarti Sharon Carter akan kembali. Namun, Emily VanCamp belum dikonfirmasi terlibat dalam film ini. “Kalau iya, semoga karakternya diperbaiki. Di TFATWS, Sharon terasa seperti orang yang sama sekali berbeda,” komentar fans lain.

Robert Downey Jr. sebagai Doctor Doom sendiri menjadi salah satu daya tarik utama film ini. Aktor yang sebelumnya memerankan Iron Man ini disebut-sebut akan membawakan nuansa baru bagi antagonis legendaris Marvel. Kabarnya, Marvel sengaja mengakhiri era Kang Dynasty dan beralih ke Doom sebagai ancaman utama.

Avengers: Doomsday dijadwalkan tayang 1 Mei 2026. Sampai saat itu, setiap bocoran kecil seperti ini pasti akan terus memicu analisis dan teori dari para penggemar.

Bocoran Eksklusif: Skin Future Foundation Bakal Hadir di Marvel Rivals

Telset.id – Para penggemar Marvel Rivals bersiap-siap! Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa tim Fantastic Four akan mendapatkan penyegaran visual melalui skin bertema ‘Future Foundation’. Skin ini tidak hanya menawarkan desain futuristik nan memukau, tetapi juga bisa mengubah dinamika permainan secara signifikan. Bagaimana detailnya? Simak analisis eksklusif dari Telset.id.

Menurut bocoran yang beredar pada 24 Mei 2025, skin ‘Future Foundation’ akan menghadirkan tampilan baru untuk beberapa hero di Marvel Rivals. Skin ini terinspirasi dari arc komik Marvel di mana Fantastic Four berubah menjadi Future Foundation setelah peristiwa tragis yang melibatkan Human Torch. Desainnya didominasi warna putih dengan aksen neon biru yang futuristik, termasuk visor wraparound untuk Mister Fantastic.

Hero yang Mendapatkan Skin Future Foundation

Berdasarkan bocoran, berikut hero yang akan mendapatkan skin ‘Future Foundation’:

  • Reed Richards / Mister Fantastic
  • Sue Storm / Invisible Woman
  • Benjamin Grimm / The Thing
  • Spider-Man

Perlu dicatat, Human Torch tidak termasuk dalam daftar ini karena skin ini mengacu pada era komik di mana karakter tersebut sempat “hilang”. Bagi yang penasaran dengan latar belakang ceritanya, Anda bisa membaca lebih lanjut di artikel kami tentang Herbie dalam film Fantastic Four.

Kapan Skin Ini Akan Dirilis?

Skin ‘Future Foundation’ kemungkinan besar akan tiba dalam update Season 2.5 Marvel Rivals, yang dijadwalkan rilis pada 30 Mei. Menurut bocoran, skin Mister Fantastic akan tersedia melalui Combat Chest, sebuah event progresif mirip battle pass. Kabar baiknya, skin ini bisa didapatkan secara gratis asalkan Anda bersedia mengumpulkan cukup XP melalui permainan kompetitif.

Sayangnya, belum ada informasi resmi mengenai cara mendapatkan skin untuk Invisible Woman, The Thing, dan Spider-Man. Namun, mengingat skin Mister Fantastic gratis, kemungkinan besar skin lainnya akan dijual di toko game menggunakan Lattice, mata uang premium Marvel Rivals.

Dampak pada Meta Kompetitif

Mister Fantastic saat ini sedang naik daun di meta kompetitif, dengan win rate 51,7% di tier Diamond ke atas. Skin baru ini bisa semakin meningkatkan popularitasnya. Namun, nasib Invisible Woman dan The Thing kurang menggembirakan—win rate mereka di tier tinggi hanya sekitar 46%. Skin ‘Future Foundation’ mungkin bisa menjadi angin segar untuk meningkatkan pick rate mereka.

Bagi yang tertarik dengan perkembangan terbaru dunia gaming, jangan lewatkan ulasan kami tentang NVIDIA RTX 5060 yang akan segera rilis.

Jadi, siapkah Anda menyambut skin ‘Future Foundation’ di Marvel Rivals? Pantau terus Telset.id untuk update terbaru seputar game ini!

Samsung Galaxy Buds Core Bocor: Baterai 66% Lebih Besar dari Buds FE

Telset.id – Samsung tampaknya sedang mempersiapkan kejutan baru di segmen earphone nirkabel entry-level. Bocoran terbaru mengungkap Galaxy Buds Core, penerus Galaxy Buds FE yang diluncurkan tahun 2023 dengan harga sekitar Rp1,5 juta. Apa saja yang berubah?

Model SM-R410 ini telah muncul di berbagai halaman dukungan Samsung dan sertifikasi seperti BIS (Bureau of Indian Standards) serta Nemko. Kehadirannya di database resmi mengindikasikan peluncuran yang tak lama lagi, mungkin bersamaan dengan acara Galaxy Unpacked Juli 2025 mendatang.

Lompatan Besar Kapasitas Baterai

Menurut leak dari akun @TheGalox_ di X (sebelumnya Twitter), Galaxy Buds Core akan dibekali baterai 100mAh per earbud—naik 66% dari pendahulunya yang hanya 60mAh. Case-nya juga mengalami peningkatan menjadi 500mAh (4% lebih besar dari 479mAh pada Buds FE).

Dengan upgrade ini, durasi pemakaian diprediksi melonjak signifikan. Sebagai perbandingan, Galaxy Buds FE mampu bertahan 6 jam dengan ANC aktif dan 21 jam termasuk case. Jika Samsung menyematkan chipset lebih efisien, bukan tidak mungkin Buds Core bisa menyaingi Galaxy Buds 3 Pro yang memiliki case 515mAh.

Desain Baru dengan Batang?

Spekulasi lain menyebut peningkatan kapasitas baterai mungkin disertai perubahan desain. Galaxy Buds Core bisa mengadopsi bentuk stem (batang) seperti seri Buds 3, berbeda dengan desain oval Buds FE. Perubahan ini berpotensi meningkatkan kenyamanan dan stabilitas saat digunakan.

Fitur seperti Active Noise Cancellation (ANC) dan Ambient Mode juga diprediksi mengalami penyempurnaan. Jika Samsung konsisten dengan strategi harga, Buds Core akan tetap menjadi pilihan menarik bagi pengguna yang ingin merasakan teknologi audio premium tanpa merogoh kocek terlalu dalam.

Keberadaan sertifikasi BIS juga mengisyaratkan bahwa India akan menjadi salah satu pasar pertama. Namun, mengingat track record Samsung, produk ini kemungkinan besar akan tersedia secara global tak lama setelah peluncuran.

Lantas, apakah Galaxy Buds Core akan menjadi bintang baru di kelas entry-level? Jawabannya mungkin terungkap dalam beberapa minggu ke depan seiring munculnya render dan spesifikasi resmi. Pantau terus Telset.id untuk update terkini!

Untuk informasi lebih lengkap seputar produk Samsung lainnya, simak Review Samsung Galaxy Z Fold4 5G: Ponsel Lipat yang Lebih Cerdas dan Samsung Galaxy A56 Nongol di Geekbench, Pakai Exynos 1580.

Redmi Siapkan Tablet Gaming dengan Dimensity 9400+ dan Baterai Monster

Telset.id – Xiaomi tak mau ketinggalan dalam persaingan tablet gaming. Bocoran terbaru mengindikasikan Redmi sedang mempersiapkan tablet gaming premium yang akan meluncur akhir Juni mendatang. Perangkat ini dikabarkan akan menjadi salah satu yang terkuat di kelasnya, dengan dukungan chipset MediaTek Dimensity 9400+ dan baterai berkapasitas besar.

Menurut informasi dari Digital Chat Station, tablet ini akan menjadi penerus Redmi Pad Pro yang sebelumnya telah diluncurkan. Yang menarik, perangkat ini disebut-sebut akan hadir dengan fitur bypass charging – teknologi yang biasanya hanya ada di smartphone gaming flagship. Artinya, Anda bisa bermain game sambil mengisi daya tanpa khawatir baterai cepat rusak.

Spesifikasi Gahar untuk Pengalaman Gaming Maksimal

Tablet gaming Redmi ini dikabarkan akan mengusung layar LCD 8.8 inci dengan refresh rate tinggi. Kombinasi ini dijamin akan memberikan pengalaman visual yang mulus untuk game-game berat. Tidak main-main, Redmi juga menyertakan dual X-axis linear motors untuk feedback haptik yang lebih presisi, plus dual speaker untuk audio stereo yang imersif.

Dari segi performa, tablet ini akan ditenagai Dimensity 9400+, chipset flagship MediaTek yang belum lama diumumkan. Jika merujuk pada spesifikasi chipset Redmi sebelumnya, kita bisa berharap performa gaming yang sangat mumpuni. Belum lagi dengan dukungan dual port USB-C yang memungkinkan pengisian daya dan koneksi aksesori secara bersamaan.

Strategi Harga yang Agresif

Yang membuat tablet ini semakin menarik adalah kabar tentang harganya. Redmi disebut akan membanderol perangkat ini lebih murah dibandingkan pesaing seperti Lenovo Legion Tablet atau RedMagic Tablet. Strategi ini mirip dengan yang dilakukan Xiaomi saat meluncurkan seri tablet gaming sebelumnya – menawarkan spesifikasi tinggi dengan harga lebih terjangkau.

Peluncuran tablet gaming Redmi ini rencananya akan berbarengan dengan Redmi K80 Ultra, smartphone gaming flagship mereka. Kedua perangkat ini diperkirakan akan mulai dijual di China pada Juli atau Agustus mendatang, sebelum akhirnya menyebar ke pasar global termasuk Indonesia.

Dengan semua spesifikasi dan fitur unggulan ini, Redmi jelas sedang bersiap untuk merebut pangsa pasar tablet gaming yang semakin kompetitif. Pertanyaannya sekarang: apakah performanya akan sebaik yang dijanjikan? Kita tunggu saja pengujian lebih lanjut setelah perangkat ini resmi diluncurkan.

Samsung SmartThings: Solusi Rumah Pintar yang Mengubah Rutinitas Harian

Telset.id – Bayangkan rumah yang memahami Anda lebih baik daripada asisten pribadi. Pagi dimulai dengan tirai yang terbuka otomatis, lampu menyala perlahan, dan musik favorit mengalun dari speaker. Kulkas mengingatkan bahan makanan yang hampir habis, sementara TV menampilkan jadwal harian. Ini bukan adegan film sci-fi, melainkan kenyataan dengan Samsung SmartThings.

Aplikasi ini bukan sekadar pengontrol perangkat pintar, melainkan ekosistem yang menghubungkan lebih dari 250 merek perangkat dalam satu platform. Dari AC Samsung hingga robot vacuum Xiaomi, semuanya bisa dikendalikan melalui satu antarmuka. Konsep smart living yang dulu terasa futuristik, kini ada di genggaman Anda.

Integrasi Tanpa Batas

Samsung SmartThings menghadirkan kompatibilitas yang jarang ditemui di platform sejenis. Tak hanya perangkat Samsung seperti Proyektor Premiere 5 atau robot Ballie, sistem ini juga mendukung perangkat dari merek lain. Koneksi dilakukan dalam tiga langkah sederhana: buka aplikasi, tambahkan perangkat, dan selesai.

Otomatisasi yang Memahami Kebiasaan

Kekuatan utama SmartThings terletak pada kemampuannya mempelajari rutinitas pengguna. AC bisa menyesuaikan suhu optimal saat tidur, lampu teras menyala otomatis saat senja, dan mesin cuci beroperasi di jam tertentu. Fitur energy monitoring bahkan membantu mengurangi tagihan listrik hingga 20% dengan mematikan perangkat yang tidak digunakan.

Untuk pengguna yang sering bepergian, fitur SmartThings Find memungkinkan pemantauan rumah dari jarak jauh. Cek isi kulkas, nyalakan AC sebelum pulang, atau pastikan pintu terkunci—semua bisa dilakukan via smartphone.

Lebih dari Sekarang Aplikasi

Samsung SmartThings telah berevolusi menjadi platform smart ecosystem yang terus berkembang. Dengan dukungan protokol Matter terbaru, kompatibilitas perangkat akan semakin luas. Yang menarik, sistem ini tidak hanya memudahkan hidup, tapi juga menciptakan pola konsumsi energi yang lebih berkelanjutan.

Di era di mana waktu menjadi komoditas berharga, SmartThings menawarkan solusi nyata untuk mengoptimalkan setiap detik. Rumah tidak lagi sekadar tempat tinggal, melainkan partner yang aktif memudahkan kehidupan sehari-hari.

Spotify Jam Kini Hadir di Mobil dengan Android Auto dan Google Built-in

Telset.id – Tidak perlu lagi berebut aux cable atau ponsel untuk mengontrol musik saat berkendara. Spotify resmi membawa fitur Jam ke mobil yang mendukung Android Auto dan Google built-in, mengubah pengalaman mendengarkan musik bersama di dalam mobil menjadi lebih mulus dan menyenangkan.

Fitur ini diumumkan dalam acara Google I/O 2025, menandai langkah penting Spotify dalam memperluas ekosistem musik kolaboratifnya. Dengan integrasi ini, pengemudi tidak perlu lagi membuka aplikasi Spotify di ponsel untuk memulai sesi Jam. Cukup akses melalui layar infotainment mobil, dan semua penumpang bisa langsung bergabung dengan memindai QR code yang muncul.

Revolusi Musik Kolaboratif di Jalanan

Spotify Jam pertama kali diperkenalkan pada September 2023 dan langsung menjadi favorit pengguna. Fitur ini memungkinkan grup teman atau keluarga untuk bersama-sama menambahkan lagu ke dalam playlist secara real-time, menciptakan pengalaman mendengarkan musik yang benar-benar interaktif.

“Ini adalah langkah alami berikutnya,” ujar seorang analis industri musik kepada Telset. “Road trip dan playlist kolaboratif adalah pasangan yang sempurna, seperti selai kacang dan jelly.” Integrasi dengan sistem mobil akan membuat pengalaman ini semakin seamless, terutama untuk perjalanan jarak jauh.

Ketersediaan dan Kompatibilitas

Menurut pengumuman resmi, Spotify Jam akan mulai tersedia dalam beberapa bulan mendatang untuk sistem Android Auto, yang saat ini sudah didukung oleh lebih dari 500 model mobil berbeda. Untuk mobil dengan sistem Google built-in (yang tersedia di sekitar selusin merek mobil), fitur ini akan menyusul kemudian.

Perlu dicatat bahwa fitur ini tidak memerlukan langganan Spotify Premium, meskipun pengguna gratis mungkin akan menemui beberapa batasan. Ini menjadi kabar baik bagi mereka yang ingin berbagi musik tanpa harus berlangganan layanan premium.

Selain Spotify Jam, Google juga berencana menghadirkan aplikasi streaming video dan browser sebagai bagian dari ekosistem Android Auto mereka. Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya Google dalam mengembangkan pengalaman infotainment di dalam kendaraan.

Bagi Anda yang penasaran dengan fitur-fitur baru Spotify lainnya, jangan lewatkan program kemitraan terbaru mereka yang bisa menjadi peluang bagi kreator konten untuk menghasilkan pendapatan lebih.

Meskipun fitur ini sangat menjanjikan, beberapa pengguna mungkin masih khawatir dengan masalah iklan yang kadang masih muncul bahkan untuk pengguna premium. Spotify sendiri terus berupaya meningkatkan pengalaman pengguna, termasuk dengan menyederhanakan konten podcast di platform mereka.

Dengan hadirnya Spotify Jam di mobil, era berebut kontrol musik selama perjalanan mungkin akan segera menjadi kenangan. Kini, setiap penumpang bisa berkontribusi pada playlist perjalanan tanpa harus mengganggu pengemudi – sebuah solusi elegan untuk masalah klasik yang sudah ada sejak era kaset mobil.