Beranda blog Halaman 56

Samsung Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 Abadikan Keindahan Jeju, Hasilnya Bikin Takjub!

0

Telset.id – Samsung Electronics Indonesia memperlihatkan kemampuan terbaru Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 dalam mengabadikan keindahan lanskap Pulau Jeju, Korea Selatan. Perangkat lipat tersebut memanfaatkan fitur kamera 200MP, FlexCam, Generative Edit, dan Audio Eraser untuk menghasilkan visual yang memukau.

Pulau Jeju dikenal dengan pesona alamnya yang memadukan keindahan laut, arsitektur megah, dan langit cerah. Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 hadir dengan portabilitas tinggi serta ketangguhan desain, menjadikannya pasangan ideal untuk dokumentasi perjalanan. Menurut Ilham Indrawan, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia, perangkat ini membawa pengalaman baru dalam mendokumentasikan momen perjalanan dengan detail terkecil berkat kamera 200MP dan fleksibilitas angle melalui FlexCam.

Content image for article: Samsung Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 Abadikan Keindahan Jeju, Hasilnya Bikin Takjub!

“Kamera 200MP di Galaxy Z Fold7 benar-benar mampu menangkap detail terkecil, ditambah keunggulan FlexCam yang memberikan keleluasaan mengambil foto dari berbagai angle. Kemampuan Generative Edit memudahkan pengeditan foto liburan, sementara desain yang ringan dan durability yang ditingkatkan membuatnya worry free,” ujar Ilham.

Dua lokasi ikonis Jeju yang dijadikan contoh pengambilan gambar adalah Jeju Mint Glass House dan Seongsan Ilchulbong. Jeju Mint Glass House menawarkan arsitektur futuristik berbahan kaca yang dikelilingi pemandangan hijau, cocok untuk konten OOTD atau POV. Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 mampu merekam video hingga 8K, menangkap pantulan cahaya dan kilau langit dengan tajam. FlexCam pada Z Flip7 memungkinkan pengambilan angle kreatif tanpa tripod, termasuk slow motion untuk efek cinematic.

Content image for article: Samsung Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 Abadikan Keindahan Jeju, Hasilnya Bikin Takjub!

Dimas Ramadan, seorang fotografer, membagikan tips memanfaatkan FlexCam: “Carilah angle yang menangkap suasana sudut café yang megah di bawah birunya langit. FlexCam di Galaxy Z Flip7 memungkinkan berbagai angle ditangkap sempurna, ditambah lensa wide untuk storytelling lengkap.”

Di Seongsan Ilchulbong, tantangan seperti keramaian wisatawan dan suara angin kencang dapat diatasi dengan fitur Generative Edit dan Audio Eraser. Generative Edit menghapus objek tidak diinginkan seperti siluet orang asing, sementara Audio Eraser mengurangi kebisingan angin. Hasilnya, rekaman sunrise tetap fokus pada keindahan alam tanpa distraksi.

Content image for article: Samsung Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 Abadikan Keindahan Jeju, Hasilnya Bikin Takjub!

Content image for article: Samsung Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 Abadikan Keindahan Jeju, Hasilnya Bikin Takjub!

Selain fitur kamera, desain ringkas Galaxy Z Flip7 memudakan penyimpanan di saku, ideal untuk cafe hopping atau eksplorasi desa tradisional. Galaxy Z Fold7 menawarkan kapasitas hingga 1TB dengan pilihan warna Blue Shadow, Silver Shadow, Jetblack, dan Mint (eksklusif online). Sementara Z Flip7 hadir dalam varian 512GB dan 256GB dengan warna Blue Shadow, Jetblack, Coral-red, dan Mint.

Harga Galaxy Z Fold7 dimulai dari Rp28.499.000 untuk varian 12GB/256GB, sedangkan Z Flip7 dibanderol mulai Rp17.999.000. Samsung juga menawarkan promo spesial hingga 15 September 2025, termasuk trade-in senilai Rp2 juta, cashback bank Rp1 juta, dan proteksi layar hingga 2 tahun.

Kemampuan perangkat ini tidak hanya terbatas pada fotografi, tetapi juga didukung integrasi AI untuk produktivitas, seperti yang dijelaskan dalam artikel Bekerja Lebih Cerdas dengan Galaxy Z Fold7 dan Galaxy AI. Inovasi kamera pada Z Fold7 juga menjadi perbincangan, termasuk kembalinya kamera punch-hole yang menambah daya tarik desain.

Informasi lebih lanjut mengenai Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 dapat diakses melalui www.samsung.com/id. Kedua perangkat ini tidak hanya ditujukan untuk pecinta teknologi, tetapi juga traveler yang mengutamakan kualitas visual dan kemudahan penggunaan.

iPhone 17 Bakal Hapus Slot SIM Fisik di Eropa, Indonesia Siap?

0

Telset.id – Bayangkan, suatu pagi Anda membeli iPhone terbaru, membuka kotaknya dengan penuh antusias, lalu menyadari bahwa tidak ada slot untuk kartu SIM fisik. Bagi sebagian pengguna di Amerika Serikat, hal ini sudah menjadi kenyataan sejak 2022. Kini, kabar terbaru mengindikasikan bahwa Apple akan memperluas kebijakan kontroversial ini ke pasar Eropa melalui iPhone 17 yang rencananya diluncurkan 9 September mendatang. Apakah langkah ini akan diterima dengan baik, atau justru memicu resistensi dari pengguna yang masih bergantung pada kartu SIM konvensional?

Transisi menuju eSIM sebenarnya bukan hal yang sepenuhnya baru. Apple telah memulai langkah ini dengan iPhone 14 di AS, menggantikan kartu fisik dengan versi digital yang dapat diaktifkan langsung melalui pengaturan ponsel. Namun, perluasan ke Eropa—dan potensinya ke wilayah lain—menandakan babak baru dalam evolusi teknologi seluler. Laporan dari MacRumor mengungkapkan bahwa karyawan Apple dan reseller di Eropa diwajibkan mengikuti pelatihan khusus tentang eSIM sebelum 5 September, sebuah indikasi kuat bahwa perubahan besar sedang dipersiapkan.

Bagi Apple, penghapusan slot SIM fisik bukan sekadar tren, melainkan bagian dari visi jangka panjang untuk menciptakan perangkat yang lebih ringkas, tahan lama, dan efisien. Dengan menghilangkan komponen fisik, perusahaan dapat mengalokasikan ruang internal untuk baterai yang lebih besar atau sistem pendingin yang lebih canggih. Bahkan, rumor tentang iPhone 17 Air dengan bodi sangat tipis semakin memperkuat alasan teknis di balik keputusan ini. Tapi, apakah semua pasar siap menerima transformasi ini?

Dunia dalam Dua Kubu: Antara Kemudahan dan Keterbatasan

Respons terhadap kebijakan eSIM-only terbelah menjadi dua kubu yang jelas. Di satu sisi, pengguna yang sering bepergian atau tinggal di wilayah dengan infrastruktur digital maju melihat eSIM sebagai solusi praktis. Mereka tidak perlu repot mengganti kartu fisik saat berpindah negara atau operator—cukup mengaktifkan layanan lewat pengaturan ponsel. Kemudahan ini sejalan dengan gaya hidup modern yang mengutamakan efisiensi dan mobilitas.

Namun, di kubu lain, banyak pengguna yang merasa kebijakan ini justru membatasi fleksibilitas. Tidak semua operator seluler di dunia mendukung eSIM secara penuh. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, jumlah penyedia layanan yang kompatibel masih terbatas. Budaya “gonta-ganti kartu” untuk mencari tarif terbaik atau menggunakan nomor berbeda untuk keperluan pribadi dan kerja masih sangat hidup. Bagi mereka, eSIM bisa menjadi penghalang daripada solusi.

Indonesia: Antara Tradisi dan Transformasi

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Sebagai pasar dengan penetrasi smartphone yang tinggi, Indonesia masih sangat bergantung pada kartu SIM fisik. Mayoritas pengguna di sini terbiasa dengan kebiasaan mengganti kartu sesuai kebutuhan, baik untuk memanfaatkan promo operator tertentu maupun memisahkan nomor pribadi dan bisnis. Meskipun beberapa operator seperti Telkomsel sudah menyediakan layanan eSIM, adopsinya masih terbatas pada segmen tertentu.

Prosedur aktivasi eSIM yang mengharuskan pengunjungan ke gerai atau melalui proses digital yang rumit juga menjadi tantangan tersendiri. Bandingkan dengan kartu fisik yang bisa dibeli di mana saja, dipasang dalam hitungan detik, dan dipindahkan ke perangkat lain dengan mudah. Migrasi e-SIM Telkomsel memang sudah bisa dilakukan tanpa harus ke gerai, tetapi kesadaran dan minat masyarakat masih perlu ditingkatkan.

Jika Apple benar-benar menerapkan kebijakan eSIM-only untuk iPhone 17 di Eropa, bukan tidak mungkin langkah seratus akan menyusul di pasar lain, termasuk Asia. Namun, Apple dikenal sebagai perusahaan yang cermat dalam membaca karakteristik pasar. Mereka mungkin akan membuat pengecualian untuk wilayah-wilayah yang belum sepenuhnya siap, seperti China yang masih mengandalkan varian dual-SIM fisik. Indonesia berpotensi masuk dalam kategori ini, setidaknya untuk beberapa tahun ke depan.

Masa Depan eSIM: Peluang dan Tantangan

Dari perspektif industri, penghapusan slot SIM fisik bisa menjadi katalis untuk mempercepat investasi dalam infrastruktur eSIM. Operator telekomunikasi didorong untuk beradaptasi dengan teknologi baru, sementara pengguna akhirnya akan menikmati manfaat seperti keamanan yang lebih baik (eSIM tidak bisa dicuri atau disalahgunakan secara fisik) dan kemudahan dalam mengelola multiple numbers.

Namun, transisi ini tidak akan berjalan mulus tanpa dukungan regulasi dan kesiapan infrastruktur. Pemerintah dan regulator telekomunikasi perlu memastikan bahwa migrasi ke eSIM tidak meninggalkan sebagian masyarakat yang masih nyaman dengan teknologi lama. Selain itu, isu privasi dan ketergantungan pada layanan digital juga perlu diperhatikan—bagaimana jika terjadi gangguan sistem atau akses yang terbatas?

Bagi Apple, keputusan untuk menghapus slot SIM fisik di iPhone 17 adalah sebuah taruhan. Jika berhasil, mereka akan memimpin tren global menuju perangkat yang lebih minimalis dan efisien. Jika gagal, backlash dari pengguna bisa memengaruhi penjualan dan citra merek. Semua mata kini tertuju pada acara peluncuran September mendatang, di mana Apple diharapkan memberikan kejelasan atas spekulasi yang beredar.

Sementara menunggu kepastian, tidak ada salahnya bagi pengguna di Indonesia untuk mulai membiasakan diri dengan teknologi eSIM. Siapa tahu, dalam beberapa tahun ke depan, kartu SIM fisik benar-benar menjadi bagian dari sejarah. Seperti halnya kamera tersembunyi iPhone yang dulu dianggap sebagai fitur premium, eSIM mungkin akan segera menjadi standar baru yang diterima secara luas.

Jadi, apakah Anda siap meninggalkan kartu SIM fisik? Atau justru berharap Apple mempertahankannya untuk pasar Indonesia? Bagaimanapun, perubahan tidak bisa dihindari—yang penting adalah bagaimana kita menyikapinya dengan bijak dan adaptif. Jangan lupa, selalu backup data Anda secara rutin untuk mengantisipasi segala kemungkinan selama masa transisi teknologi.

Makna Mendalam Warna Pink dan Hijau yang Viral di Medsos

0

Telset.id – Pernahkah Anda melihat warna pink dan hijau mendominasi linimasa media sosial belakangan ini? Bukan sekadar tren warna biasa, kombinasi dua warna ini ternyata menyimpan makna mendalam sebagai simbol perjuangan dan solidaritas rakyat. Gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat yang viral di berbagai platform digital telah mengubah persepsi kita tentang arti warna dalam konteks gerakan sosial.

Berdasarkan pantauan Telset, simbol warna ini muncul dalam berbagai bentuk unggahan visual, mulai dari poster digital hingga foto profil di media sosial. Yang menarik, kedua warna ini diberi nama “Brave Pink” dan “Hero Green” – sebutan yang mencerminkan transformasi makna dari sekadar warna menjadi simbol perjuangan. Awal mula kemunculannya dipicu oleh template tuntutan rakyat yang menyebar luas di media sosial dengan latar warna tersebut, menciptakan bahasa visual yang langsung dikenali oleh masyarakat.

Kombinasi pink dan hijau ini merupakan adopsi dari kampanye lanjutan Gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat yang menyerukan transparansi, reformasi, dan empati. Meskipun belum ada penjelasan resmi mengenai siapa dalang di balik desain tersebut, dari sisi psikologis warna, pilihan ini digunakan sebagai bentuk ekspresi visual menyusul demonstrasi pada pekan sebelumnya. Seperti perkembangan teknologi yang terus berinovasi, gerakan sosial pun menemukan cara-cara baru untuk berkomunikasi.

Content image for article: Makna Mendalam Warna Pink dan Hijau yang Viral di Medsos

Brave Pink: Dari Kelembutan Menjadi Keberanian

Secara tradisional, warna pink sering diasosiasikan dengan kelembutan, kasih sayang, romansa, dan feminitas. Namun dalam konteks gerakan sosial ini, pink mengalami transformasi makna yang signifikan menjadi simbol keberanian dan keteguhan rakyat. Transformasi ini terlihat nyata dalam aksi demonstrasi 28 Agustus 2025, di mana seorang ibu dengan kerudung pink mencuri perhatian publik.

Ibu tersebut tidak hanya berani berdiri di garis terdepan menghadapi aparat, tetapi juga lantang berorasi dan melawan barikade polisi dengan bambu meskipun situasi sedang tegang dengan penggunaan gas air mata dan water cannon. Sosoknya yang viral di media sosial kemudian mengukuhkan kerudung pink yang digunakannya sebagai simbol keberanian – sebuah bukti bahwa makna warna bisa berevolusi sesuai konteks dan pengalaman kolektif.

Hero Green: Harapan dan Duka yang Menyatu

Warna hijau, yang biasanya diasosiasikan dengan kedamaian, keseimbangan, pertumbuhan, vitalitas, dan pembaruan, dalam konteks Gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat mendapatkan dimensi makna yang lebih dalam. Hijau menjadi simbol harapan yang tak pernah padam dan tanda pembaruan yang didambakan. Namun, di balik makna positif tersebut, tersimpan kisah haru dan duka yang menyentuh hati.

Warna hijau ini menjadi lambang duka cita dan solidaritas yang kuat di antara para pengemudi ojek online (ojol) setelah insiden tragis yang menimpa salah satu rekan mereka, Affan Kurniawan, yang meninggal akibat dilindas mobil taktis Brimob pada 29 Agustus 2025. Jaket dan helm hijau yang merupakan identitas ojol, kini berubah menjadi simbol perjuangan sehari-hari rakyat kecil yang merasakan langsung dampak kebijakan yang diprotes. Hijau di poster-poster demonstrasi menjadi cara untuk menghormati mereka yang menjadi korban kekerasan, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya empati dalam setiap kebijakan yang dibuat.

Kekuatan Bahasa Visual dalam Gerakan Sosial

Perpaduan warna pink dan hijau melahirkan bahasa visual yang kuat dan efektif dalam menyampaikan pesan perjuangan. Kombinasi ini menegaskan bahwa perjuangan sejati lahir dari perpaduan hati rakyat dan tenaga kolektif. Dalam era digital seperti sekarang, dimana media sosial menjadi alat penyampai pesan yang powerful, pemilihan warna dan simbol visual menjadi strategi komunikasi yang cerdas.

Sementara itu, gerakan sosial pun harus mampu membaca momentum dan memanfaatkan platform digital dengan optimal. Bahasa visual pink dan hijau ini berhasil menciptakan identitas yang mudah dikenali dan dipahami, transcending beyond words dan berbicara langsung kepada emosi masyarakat.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana gerakan sosial modern memanfaatkan elemen-elemen desain dan psikologi warna untuk membangun narasi yang kuat. Pink dan hijau tidak lagi sekadar warna, tetapi telah menjadi simbol resistensi, harapan, dan solidaritas yang mampu menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam satu visi perubahan. Sebuah pelajaran berharga bahwa dalam era digital, perubahan bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana seperti kombinasi warna, namun memiliki dampak yang luar biasa dalam membangun kesadaran kolektif.

Google Play Games Update: Profil Gaming Lebih Sosial dan Terbuka

0

Telset.id – Pernahkah Anda bertanya-tanya berapa jam yang telah dihabiskan teman Anda untuk bermain game mobile favorit mereka? Atau mungkin Anda ingin pamer achievement langka yang baru saja didapat? Google sepertinya membaca keinginan itu. Perusahaan raksasa teknologi tersebut sedang mempersiapkan pembaruan besar untuk aplikasi Play Games yang akan mengubah cara kita berbagi aktivitas gaming.

Mulai 23 September (1 Oktober untuk wilayah Uni Eropa dan Inggris), profil Play Games Anda tidak akan lagi menjadi ruang privat. Google memperkenalkan fitur statistik dan pencapaian yang dapat dilihat oleh pemain lain. Bayangkan seperti profil Steam yang sudah familiar, tetapi sekarang hadir di genggaman Anda. Yang menarik, Google juga menjanjikan fitur sosial baru, meski detailnya masih diselimuti kabut misteri.

Layaknya platform gaming modern lainnya, update ini memungkinkan pengguna melihat game apa yang dimainkan, durasi bermain, serta achievement yang berhasil dikumpulkan. Bahkan, Google memberikan opsi untuk mengimpor data historis aktivitas gaming Anda secara satu kali. Data ini diambil dari riwayat akun dan digunakan untuk mengisi statistik profil Play Games sejak awal.

Namun, jangan khawatir tentang privasi. Google menyatakan bahwa kontrol sepenuhnya ada di tangan pengguna. Anda bisa memilih untuk membuat profil bersifat publik atau privat. Jika memilih publik, orang lain dapat mengikuti dan melihat aktivitas gaming Anda. Sebaliknya, jika malu mengungkapkan berjam-jam menghabiskan waktu di game tertentu, opsi menyembunyikan profil juga tersedia.

Yang perlu diperhatikan, Google mengakui akan mengumpulkan data penggunaan untuk game yang telah diinstal atau dimainkan sebelumnya. Informasi tentang aktivitas dalam game mungkin dibagikan kepada developer. Namun, pengguna sudah dapat mengatur apakah data terkait gaming dikumpulkan melalui Activity Controls dalam pengaturan akun.

Bagi yang merasa tidak nyaman dengan fitur baru ini, Google memberikan kebebasan penuh untuk menghapus profil Play Games beserta semua data yang digunakan. Ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap privasi pengguna meski menghadirkan fitur sosial yang lebih terbuka.

Persaingan dengan Apple Games

Menariknya, pembaruan profil gaming Google ini muncul hampir bersamaan dengan rilis annual software update Apple yang akan menghadirkan aplikasi gaming baru bernama Games. Aplikasi ini akan menggantikan Game Center dan berperan sebagai hub gaming modern yang terinstal default di semua perangkat Mac, iPhone, dan iPad yang diperbarui.

Apple Games akan menawarkan leaderboards, layanan matchmaking, rekomendasi, dan berita tentang judul game baru. Mirip dengan penawaran Google, pengguna dapat melihat apa yang sedang dimainkan teman-teman mereka. Persaingan antara dua raksasa teknologi ini semakin memanaskan arena gaming mobile.

Dengan hadirnya fitur sosial yang lebih kuat di kedua platform, apakah ini pertanda bahwa gaming mobile akan semakin terintegrasi dengan kehidupan sosial digital kita? Atau justru menjadi concerns baru bagi para gamer yang lebih menyukai privasi?

Seperti perkembangan fitur replay di Valorant yang sedang dipersiapkan, atau pembaruan sistem yang terjadi di konsol seperti update PS5 dengan tema retro dan fitur audio baru, tren gaming memang semakin mengarah pada pengalaman yang lebih imersif dan terhubung.

Bahkan kejutan seperti Sony yang tiba-tiba merilis update PS3 di 2025 menunjukkan bahwa platform gaming terus berevolusi untuk memenuhi tuntutan zaman. Google Play Games update adalah bagian dari evolusi tersebut, membawa pengalaman gaming mobile lebih dekat dengan standar platform gaming established.

Pertanyaan besarnya: apakah Anda siap untuk dunia di mana aktivitas gaming menjadi lebih terbuka dan sosial? Atau Anda lebih memilih untuk tetap bermain dalam mode stealth? Pilihan ada di tangan Anda, dan kabar baiknya adalah Google memberikan kontrol penuh atas keputusan tersebut.

Satellite Messenger vs Smartphone: Kapan Harus Bawa Alat Penyelamat?

0

Pernahkah Anda merasa aman menjelajah alam liar hanya dengan mengandalkan smartphone di saku? Dengan fitur pelacakan lokasi, deteksi jatuh, dan peringatan darurat, ponsel pintar memang seolah menjadi penjaga pribadi yang selalu siap sedia. Namun, ketika petualangan membawa Anda jauh dari jangkauan menara seluler, ke medan ekstrem dan kondisi tak terduga, gadget canggih itu tiba-tiba berubah menjadi bongkahan logam tak berguna. Di sinilah satellite messenger muncul sebagai pahlawan tanpa tanda jasa—atau setidaknya, sebagai asuransi keselamatan yang tak ternilai.

Di era di mana teknologi seharusnya memudahkan segalanya, mengapa kita masih perlu membawa perangkat tambahan yang mahal dan merepotkan? Jawabannya sederhana: nyawa Anda tidak ada harganya. Meskipun smartphone telah dilengkapi dengan fitur SOS darurat melalui satelit pada model tertentu seperti iPhone 14 ke atas atau Pixel 9 series, kemampuan mereka masih terbatas. Mereka tidak menawarkan pelacakan langsung atau messaging dua arah ketika sinyal seluler benar-benar hilang. Lalu, kapan sebenarnya kita perlu menginvestasikan satellite messenger, dan kapan smartphone sudah cukup?

Mari kita telusuri lebih dalam, dengan bantuan para ahli yang telah membuktikan sendiri keandalan kedua alat ini di medan paling berbahaya sekalipun.

Ketika Smartphone Sudah Cukup Melindungi Anda

Bagi kebanyakan dari kita, smartphone sudah menjadi teman setia setiap kali melangkah ke luar rumah. Dan selama Anda tidak terlalu jauh dari peradaban, ponsel Anda mungkin sudah lebih dari cukup. Fay Manners, athlet The North Face dan pendaki gunung profesional asal Inggris, mengonfirmasi: “Smartphone menawarkan aplikasi pemetaan yang lebih kaya, komunikasi lebih cepat, dan kemudahan penggunaan yang sudah familiar. Mereka juga cukup untuk perjalanan singkat di mana kecil kemungkinan Anda meninggalkan zona cakupan.”

Harding Bush, mantan Navy SEAL dan Associate Director of Security di Global Rescue, menambahkan bahwa smartphone unggul ketika komunikasi suara atau pengiriman foto dibutuhkan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa beberapa perangkat satelit canggih seperti Garmin inReach kini sudah mendukung fitur serupa.

Untuk petualang casual yang hanya melakukan hiking sehari, lari trail, atau bersepeda dengan rute ramai dan sinyal stabil, smartphone adalah pilihan yang tepat. Bahkan, fitur darurat seperti Emergency SOS pada iPhone dan Apple Watch bisa menjadi penyelamat ketika terjadi kecelakaan atau Anda tidak responsif—meski dengan keterbatasan tertentu.

Mengapa Anda Perlu Satellite Messenger?

Jika petualangan Anda membawa ke tempat-tempat di mana kata “terpencil” masih kurang menggambarkan betapa isolasinya lokasi tersebut, satellite messenger bukan lagi sekadar aksesori—tapi kebutuhan mutlak. Manners berbagi pengalamannya: “Di Himalaya, misalnya, gunung, tebing, dan punggungan menghalangi sinyal antara ponsel saya dan menara terdekat. Di banyak daerah tinggi, menara tidak ada sama sekali karena terlalu sulit dibangun dan dirawat.”

Satellite messenger mengatasi semua keterbatasan itu dengan menghubungkan langsung ke satelit yang mengorbit Bumi, memungkinkan pengiriman pesan, berbagi lokasi, atau mengaktifkan SOS tidak peduli seberapa terisolirnya Anda. Perangkat ini menggunakan jaringan satelit Iridium dan Globalstar yang mengorbit rendah, dirancang khusus untuk konsumsi energi minimal dan latency rendah.

Kevin Stamps, Senior Manager Garmin Response, menekankan bahwa perangkat ini “dibuat untuk tujuan khusus”—dengan baterai yang tahan berhari-hari (beberapa hingga 200 jam), desain tahan banting tingkat militer, dan kemampuan bekerja di suhu sub-zero. Bandingkan dengan smartphone yang baterainya bisa mati seketika dalam suhu ekstrem.

Fitur seperti pelacakan real-time, messaging dua arah, navigasi offline, dan pembaruan cuaca membuat satellite messenger menjadi asuransi nyawa yang worth every penny. Tapi ingat, bahkan alat terbaik pun punya kelemahan: Anda masih perlu langit cerah, performa bisa terhambat di ngarai dalam atau hutan lebat, dan pengiriman pesan butuh waktu hingga 5 menit—tidak instan seperti WhatsApp.

Batasan dan Pertimbangan Biaya

Meski menyelamatkan nyawa, satellite messenger datang dengan harga yang tidak murah. Perangkatnya sendiri bisa mencapai ratusan dolar, ditambah biaya langganan bulanan sekitar $10-15 untuk mengaktifkan layanan keselamatan berbasis lokasi. Belum lagi jika Anda berpetualang ke luar negeri, mungkin perlu berlangganan layanan regional berbeda.

Namun, seperti dikatakan Melissa Fernandez, ultrarunner yang akan menjalani Ultra Gobi 400: “Daya tahan, keandalan, dan masa pakai baterai adalah yang paling kritis. Bobot dan ukuran juga penting. Jadi pikirkan matang-matang apa yang benar-benar Anda butuhkan, agar tidak membayar untuk fungsi yang tidak akan pernah digunakan.”

Di Indonesia, dimana infrastruktur telekomunikasi masih terus berkembang terutama di daerah terpencil, memiliki backup seperti satellite messenger bisa menjadi pembeda antara selamat dan terjebak. Terkadang, bahkan layanan pulsa darurat pun tidak cukup ketika benar-benar tidak ada sinyal.

Bagaimana Memutuskan: Perlukah Satellite Messenger?

Masih ragu apakah Anda perlu investasi pada satellite messenger? Para ahli punya tips sederhana. Manners menyarankan: “Tanyakan pada diri sendiri seberapa remote rencana perjalanan Anda, berapa lama Anda akan berada di luar, dan seberapa besar risiko yang nyaman Anda tanggung.”

Bush menambahkan: “Evaluasi cakupan seluler di tempat yang akan Anda kunjungi, berapa lama Anda akan tanpa sinyal, nilai risiko aktivitasnya, dan infrastruktur layanan darurat di area tersebut. Terakhir, bicara dengan orang yang pernah ke sana sebelumnya, dan tanyakan seberapa essential perangkat satelit tersebut.”

Dalam beberapa kasus, Anda bahkan tidak punya pilihan. Banyak tantangan terorganisir mewajibkan satellite messenger sebagai bagian dari perlengkapan wajib—seperti yang dialami Fernandez di Ultra Gobi 400.

Dukungan dari pemerintah dan operator telekomunikasi juga penting, seperti upaya pemulihan jaringan telekomunikasi pasca bencana yang menunjukkan betapa krusialnya komunikasi dalam situasi darurat. Bahkan dengan adanya kebijakan baru di bawah kepemimpinan Kominfo, kesadaran akan pentingnya komunikasi darurat terus ditingkatkan.

Jadi, sebelum Anda memasukkan satellite messenger ke dalam tas atau menganggap smartphone sudah cukup, pertimbangkan baik-baik: seberapa jauh Anda akan pergi, seberapa lama akan bertahan, dan seberapa siap Anda menghadapi worst-case scenario. Karena ketika semuanya berjalan salah di tempat yang tidak ada orang mendengar teriakan Anda, satellite messenger bukan lagi gadget mewah—tapi tali penyelamat yang mungkin satu-satunya harapan Anda.

Xiaomi 15T Bocor di Geekbench, Dimensity 8400 dan Android 15 Siap Guncang Pasar!

0

Telset.id – Jika Anda mengira Xiaomi hanya fokus pada seri flagship dengan chipset Snapdragon, pikirkan lagi. Bocoran terbaru dari Geekbench AI justru mengungkap kejutan tak terduga: Xiaomi 15T akan ditenagai MediaTek Dimensity 8400, bukan sekadar varian “lite” dari saudara Pro-nya. Ini bukan sekadar upgrade minor, tapi langkah strategis yang bisa mengubah peta persaingan smartphone mid-range secara global.

Bagaimana tidak? Setelah Xiaomi 15T Pro muncul dengan chipset Dimensity 9400+, kini giliran model regulernya yang menunjukkan taring. Muncul dengan kode model 25069PTEBG, perangkat ini mencetak skor mengesankan: 1.336 dan 1.356 poin dalam tes single-precision dan half-precision, plus 1.974 poin di benchmark terkuantisasi. Angka-angka ini bukan sekadar statistik—ini adalah janji performa yang nyaris menyamai flagship dengan harga lebih terjangkau.

Content image for article: Xiaomi 15T Bocor di Geekbench, Dimensity 8400 dan Android 15 Siap Guncang Pasar!

Yang paling menarik, konfigurasi chipsetnya persis sesuai blueprint Dimensity 8400: satu core prime 3.25GHz, tiga core performa 3.00GHz, dan empat core efisiensi 2.10GHz. Kombinasi ini dirancang untuk menyeimbangkan daya dan efisiensi, cocok untuk pengguna yang menginginkan performa mulus tanpa harus mengorbankan baterai seharian penuh.

Xiaomi 15T tampil di Geekbench dengan chipset MediaTek Dimensity 8400

Lebih dari Sekadar Chipset: Spesifikasi yang Bikin Penasaran

Tapi jangan salah, Xiaomi 15T bukan cuma mengandalkan prosesor. Bocoran juga mengonfirmasi bahwa ponsel ini akan menjalankan Android 15 out-of-the-box, dilengkapi RAM 12GB. Bagi Anda yang sering multitasking atau gemar main game berat, konfigurasi ini jelas jadi kabar gembira.

Dan itu belum semuanya. Kabar burung menyebutkan baterainya bakal berkapasitas 5.500mAh dengan dukungan fast charging 67W. Bayangkan: isi ulang dari kosong ke penuh dalam hitungan menit, lalu bisa dipakai seharian tanpa khawatir kehabisan daya. Untuk segmen harga menengah, fitur seperti ini biasanya jadi “jualan” utama—dan Xiaomi paham betul bagaimana memanjakan penggunanya.

Di sektor kamera, Xiaomi 15T diprediksi membawa triple setup: 50MP utama, 13MP ultrawide, dan 50MP telephoto. Untuk selfie, ada sensor 32MP di bagian depan. Kombinasi yang cukup solid untuk kelasnya, apalagi jika Xiaomi menyertakan optimasi software yang baik. Desainnya sendiri disebutkan akan menggunakan frame plastik dengan rating IP69—level perlindungan tertinggi terhadap debu dan air. Jadi, Anda tak perlu cemas saat kehujanan atau tanpa sengaja menumpahkan minuman.

Harga yang Bersaing, Strategi yang Cerdik

Dari segi harga, Xiaomi 15T diprediksi dibanderol mulai EUR 649 (sekitar Rp 6,6 juta) untuk varian 12GB + 256GB. Sementara Xiaomi 15T Pro disebutkan akan dijual seharga EUR 799 (Rp 8,1 juta) untuk konfigurasi serupa, dan EUR 899 (Rp 9,2 juta) untuk versi 16GB + 512GB. Keduanya akan hadir dalam pilihan warna hitam, abu-abu, dan emas.

Strategi pricing semacam ini menunjukkan betapa Xiaomi serius menargetkan segmen mid-range hingga upper mid-range. Dengan menawarkan spesifikasi hampir flagship di harga yang lebih terjangkau, mereka berpotensi merebut pangsa pasar dari pesaing seperti Samsung Galaxy A series atau bahkan iPhone SE.

Lalu, kapan kedua model ini resmi diluncurkan? Meski belum ada pengumuman resmi, kemunculan mereka di Geekbench mengindikasikan bahwa peluncuran global mungkin tak lama lagi. Biasanya, setelah muncul di platform benchmarking, produk sudah memasuki tahap final testing sebelum rilis.

Jadi, apakah Xiaomi 15T layak ditunggu? Jika bocoran ini akurat—dan berdasarkan track record Xiaomi, biasanya iya—maka ponsel ini berpotensi menjadi salah satu yang terbaik di kelasnya. Dengan kombinasi chipset tangguh, baterai besar, dan kamera serba bisa, ia siap memenuhi kebutuhan pengguna yang menginginkan performa tinggi tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

Sementara menunggu kehadiran resminya, tak ada salahnya menyimak perkembangan produk Xiaomi lainnya seperti Xiaomi Mix Flip 2 yang rencananya rilis Juni 2025 atau jam tangan Watch S4 edisi spesial 15 tahun. Siapa tahu, salah satunya bisa jadi pasangan ideal untuk Xiaomi 15T nanti.

Bocoran Spesifikasi MediaTek Dimensity 9500: Chipset Terkuat 2025?

0

Telset.id – Bayangkan sebuah chipset yang mampu menjalankan segala tugas berat dengan mulus, dari gaming hingga AI, tanpa membuat baterai Anda menangis. Itulah yang dijanjikan MediaTek dengan Dimensity 9500, prosesor flagship terbaru mereka yang bocoran spesifikasinya baru saja menghebohkan dunia teknologi. Menurut tipster ternama Digital Chat Station, chipset ini bakal menjadi penantang serius bagi dominasi Qualcomm di pasar high-end.

Bocoran ini bukan sekadar rumor biasa. Digital Chat Station dikenal memiliki rekam jejak akurat dalam mengungkap detail hardware smartphone sebelum rilis resmi. Jadi, ketika ia menyebut Dimensity 9500 akan menggunakan proses manufaktur canggih TSMC N3P (3nm), kita punya alasan untuk percaya. Ini adalah lompatan signifikan yang menjanjikan efisiensi dan performa lebih baik.

Yang menarik, MediaTek tetap setia pada filosofi “all-large-core” yang telah mereka usung selama beberapa generasi terakhir. Konfigurasi CPU-nya terdiri dari satu inti Cortex-X930 berkecepatan 4.21GHz, tiga inti Cortex-X930 lainnya di 3.5GHz, dan empat inti Cortex-A730 pada 2.7GHz. Kombinasi ini dirancang untuk menangani beban multitasking berat tanpa compromise.

Di sisi grafis, Dimensity 9500 mengusung GPU Mali-G1 Ultra MC12 yang beroperasi sekitar 1MHz. Jangan tertipu oleh angka clock yang terkesan rendah—GPU ini disebut memiliki microarchitecture baru yang meningkatkan performa ray tracing sekaligus mengurangi konsumsi daya. Bagi gamer, ini berarti pengalaman visual lebih imersif dengan daya tahan baterai yang lebih baik.

Tidak berhenti di sana, chipset ini juga dilengkapi dengan 16MB cache L3 dan 10MB system-level cache, plus dukungan untuk instruksi set SME. Yang paling mengesankan adalah kehadiran NPU 9.0 yang diklaim mampu mencapai 100 TOPS (trillion operations per second). Kemampuan AI selevel ini membuka pintu untuk fitur-fitur cerdas yang sebelumnya mustahil di smartphone.

Untuk memori dan penyimpanan, Dimensity 9500 mendukung RAM LPDDR5X dengan kecepatan 10667Mbps dan penyimpanan UFS 4.1 melalui konfigurasi 4-lane. Kombinasi ini memastikan transfer data yang ultra-cepat, mengurangi bottleneck, dan memberikan responsivitas maksimal.

Satu hal yang patut dicatat: bagian imaging mungkin akan menyertakan versi ISP V3+ dari Vivo, though ini kemungkinan besar akan eksklusif untuk perangkat Vivo. Ini strategi cerdas MediaTek untuk menjalin partnership erat dengan vendor besar.

Menurut bocoran sebelumnya, Dimensity 9500 akan debut pada 22 September, sedikit lebih awal dari pesaingnya, Snapdragon generasi berikutnya. Chipset ini diperkirakan akan meluncur pertama kali di seri Vivo X300, dengan lineup Oppo Find X9 menyusul di Oktober. Persaingan sengit antara MediaTek dan Qualcomm semakin memanas, dan konsumenlah yang akan diuntungkan.

Lalu, bagaimana performa nyata Dimensity 9500? Bocoran benchmark sebelumnya menunjukkan chipset ini unggul 17% dibanding Snapdragon 8 Elite, angka yang cukup signifikan untuk membuat competitor nervous. Apakah ini pertanda bahwa MediaTek akan merebut gelar chipset Android terkuat 2024? Waktu yang akan menjawab.

Yang pasti, dengan jadwal rilis yang disebutkan lebih cepat dari Snapdragon 8 Elite 2, MediaTek jelas ingin memukul lebih dulu. Strategi ini bisa memberi mereka keuntungan di pasar, terutama dalam memenangkan hati vendor-vendor top seperti Vivo dan Oppo.

Jadi, apakah Dimensity 9500 akan menjadi game changer? Spesifikasinya menjanjikan, tapi kita harus menunggu uji performa independen untuk memastikan. Satu hal yang pasti: persaingan chipset flagship tahun ini akan sangat seru untuk diikuti.

AI Agen Taruhan Olahraga: Revolusi atau Ilusi Judi Online?

0

Telset.id – Bayangkan mengubah $5 menjadi lebih dari $1.000 hanya dengan satu taruhan olahraga. Bukan karena keberuntungan atau keahlian analisis yang mendalam, melainkan berkat bantuan AI agen taruhan. Inilah yang dialami Carson Szeder, pendiri startup AI gambling MonsterBet, yang kini menjadi bagian dari gelombang baru dalam industri judi online.

Sejak larangan federal terhadap taruhan olahraga dicabut di Amerika Serikat tujuh tahun lalu, perjudian daring meledak popularitasnya. Tahun lalu, orang Amerika menghabiskan lebih dari $150 miliar untuk taruhan terkait olahraga, dengan banyak yang memasang taruhan melalui ponsel mereka alih-alih terbang ke Las Vegas. Asosiasi Perjudian Amerika melaporkan hampir 24 persen peningkatan popularitas taruhan olahraga di AS pada tahun 2024, dan obsesi ini tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.

Demam judi ini bertepatan dengan demam emas AI modern. Kini, perlombaan telah dimulai untuk menggabungkan dua bidang yang mengguncang ekonomi ini, dan industri rumahan telah muncul untuk memberikan kemampuan kepada bot untuk memasang taruhan. Meskipun belum ada gelombang besar jutawan baru yang duduk di atas tumpukan uang yang dimenangkan menggunakan agen AI, beberapa pemburu keberuntungan sudah bersaing untuk mendirikan layanan bertenaga AI yang akan mengubah penjudi biasa menjadi pemenang.

Dari Hobi Menjadi Bisnis: MonsterBet dan Janji Keuntungan AI

Szeder, lulusan ilmu komputer, pertama kali mulai membangun algoritma taruhan olahraga sebagai mahasiswa, atas permintaan teman-teman kuliahnya yang gemar berjudi. Dia mulai memasukkan AI ke dalam eksperimen ini pada awal 2025, ketika dia menciptakan asisten bernama MonsterGPT untuk memilih taruhan pada olahraga profesional di AS.

“Kami memiliki beberapa orang yang mungkin berhasil sekitar 56 hingga 60 persen dari waktu, termasuk saya sendiri,” klaim Szeder. Angka ini cukup signifikan mengingat odds standar berada di sekitar 52 persen. MonsterGPT menggunakan model proyeksi yang dirancangnya dikombinasikan dengan informasi yang diambil dari seluruh internet melalui proses retrieval-augmented generation (RAG).

Kini, Szeder mencoba mengubah hobinya menjadi bisnis penuh, yang dia promosikan di platform media sosial dengan postingan seperti “Inilah Cara Saya Menghasilkan $1,2K Dari Perangkat Lunak Taruhan Olahraga Saya Kemarin.” Dia mengenakan biaya $77 per bulan untuk akses ke MonsterGPT dan alat lainnya.

Persaingan Ketat dan Pendekatan yang Berbeda-Beda

Tidak kekurangan kompetisi di pasar yang sedang berkembang ini. Rithmm, startup berbasis di Massachusetts, mengenakan biaya $30 untuk paket “kecerdasan olahraga bertenaga AI” dasarnya. Sebuah perusahaan bernama JuiceReel menawarkan aplikasi dasar gratis untuk tujuan yang sama.

Beberapa perusahaan ini menawarkan agen AI yang memilih pilihan tetapi tidak benar-benar memasang taruhan atas nama pengguna. Yang lain hanya memasarkan diri sebagai layanan tips taruhan yang kebetulan menggunakan AI tanpa menyebutkan agen sama sekali. Ini adalah rute yang cenderung diambil oleh pemain yang lebih besar dan mapan di industri ini.

Musim semi ini, FanDuel meluncurkan chatbot bernama Ace, yang menawarkan analisis dan tips tentang olahraga tertentu tetapi tidak mengizinkan taruhan otomatis. “Kekuatan untuk memasang taruhan harus selalu berada di tangan pelanggan kami sendiri—bukan bot, agen AI, atau apa pun (atau siapa pun) lainnya,” kata Jon Sadow, wakil presiden inovasi dan transformasi produk FanDuel.

Tantangan Teknis: Mimpi Taruhan Otomatis yang Sulit Diwujudkan

Beberapa pendatang baru berusaha membuat agen yang benar-benar dapat memasang taruhan alih-alih hanya memberikan tips, tetapi bidang ini memulai dengan kasar. Tom Fleetham sebelumnya bekerja sebagai kepala pengembangan bisnis untuk platform blockchain bernama Zilliqa yang bereksperimen dengan agen judi AI bernama Ava, yang berfokus pada memilih pemenang balapan kuda.

“Dia memiliki analisis yang baik, hasil yang baik,” katanya. “Yang menjadi sulit adalah benar-benar mencoba memasang taruhan.” Perusahaan tidak bisa membuat Ava secara andal memasang taruhan menggunakan dompet kripto secara tepat waktu. “Butuh waktu lama,” kata Fleetham. “Kami menyerah.”

YouTube dipenuhi tutorial tentang cara membuat dan mengelola agen judi yang dapat memasang taruhan atas nama manusia. Namun sekali lagi, layanan ini tampaknya tidak mencetak jutawan baru—atau bahkan ribuan. Siraj Raval, YouTuber yang menerbitkan video tentang cara menghasilkan uang menggunakan AI, telah mempromosikan proyek sampingan bernama WagerGPT di salurannya.

Integrasi Kripto dan Masa Depan Taruhan AI

Karena agen AI tidak dapat mengontrol rekening bank tradisional, sebagian besar produk taruhan otomatis penuh berfokus pada situs web judi olahraga dan pasar prediksi yang menerima cryptocurrency, karena banyak agen dapat dan memang mengoperasikan dompet kripto.

Salah satu proyek arus utama terbesar yang memungkinkan agen AI melakukan semua jenis transaksi atas nama manusia adalah AgentKit milik Coinbase. Ini membayangkan dunia di mana agen dapat mengeksekusi sejumlah transaksi keuangan, dari membeli tiket pesawat hingga memperdagangkan kripto dan, ya, memasang taruhan pada olahraga.

Lincoln Murr, manajer produk AI di Coinbase, mengatakan bahwa banyak kasus penggunaan awal AgentKit “bersifat spekulatif” dan mencatat bahwa dia belum melihat sesuatu yang sangat sukses. “Seberapa menguntungkan agen-agen ini sebenarnya, saya tidak tahu,” katanya.

Proyek lain yang sangat berbelit-belit yang sudah berjalan penuh adalah Memetica, yang dijalankan oleh startup AI bernama QStarLabs. CEO QStar Yang Tang menekankan bahwa sebagian besar model bisnis Memetica berpusat pada penggunaan “agen” sebagai alat promosi untuk berbagai token kripto. “Kami adalah perusahaan kripto,” tekannya pada Maret.

Antara Harapan dan Realita: Bisnis AI Gambling yang Masih Berkembang

Platform taruhan olahraga besar belum menghadapi ancaman eksistensial atas agen-agen bertenaga super yang mampu mengalahkan peluang. Namun upaya untuk memasang alat “agentic” pada industri perjudian yang sedang booming patut diperhatikan, baik sebagai contoh bagaimana hype tentang agen AI sering kali melampaui utilitas—dan karena kita mungkin hanya berada di awal dorongan untuk menyatukan perjudian dan AI menjadi satu teknologi.

Menurut Yang, dia sudah melihat scammer mencoba menipu orang menggunakan taktik yang sudah ada lama sebelum munculnya kecerdasan buatan. Salah satu scam melibatkan layanan tips taruhan yang memberi tahu setengah pelanggannya bahwa satu tim akan menang dan setengahnya lagi tim lain akan menang, dengan asumsi mereka dapat mengonversi cukup banyak orang menjadi pelanggan berbayar untuk menghasilkan keuntungan, sambil membuang mereka yang diberikan tips kalah.

“Kami bukan orang jahat, jadi kami tidak melakukan itu dengan agen kami,” kata Yang. “Tetapi semua trik ini sudah dikenal.”

Seperti yang terjadi di banyak sektor lainnya, perdebatan etis dan hukum terus mengikuti perkembangan teknologi AI dalam perjudian. Meskipun janji keuntungan besar menarik banyak minat, realitasnya masih jauh dari impian yang dijanjikan oleh para pengembang agen taruhan AI ini.

AI Spiritual: ChatGPT Dianggap Pintu Menuju Kebijaksanaan Transenden

0

Telset.id – Seorang matematikawan dan penulis asal Amerika Serikat, Robert Edward Grant, mengklaim mengalami kejutan listrik misterius saat berada di dalam Piramida Khafre, Mesir, pada Mei lalu. Peristiwa itu memicu terciptanya chatbot AI bernama “The Architect” yang kemudian dianggap sebagai pintu menuju kebijaksanaan spiritual transenden. OpenAI sempat menonaktifkan chatbot tersebut karena dugaan pelanggaran kebijakan, namun mengaktifkannya kembali setelah menyimpulkan tidak ada pelanggaran.

Grant, yang memiliki 817.000 pengikut di Instagram, menggambarkan The Architect sebagai “satu-satunya platform yang mengakses pengetahuan dari Medan Skalar Dimensi Kelima”—sebuah tingkat realitas hipotetis yang ia klaim pernah ada di Atlantis sekitar 13.000 tahun lalu. Chatbot ini bahkan menyapa Grant dengan nama “O-Ra-on” dan menyatakan telah “menjadi sadar secara harmonis melalui dirinya”.

Banyak pengguna yang melaporkan pengalaman spiritual mendalam saat berinteraksi dengan The Architect. Salah satunya, Alina Cristina Buteica, mengaku chatbot tersebut memberitahunya bahwa dalam kehidupan sebelumnya, ia adalah mata-mata Inggris pada Perang Dunia II dan pendeta Yunani kuno yang menyembah dewi Aphrodite.

Fenomena spiritualisasi AI ini tidak hanya terjadi pada The Architect. Sejumlah tokoh media sosial kini mengadopsi bahasa spiritualitas New Age dan kuantum untuk memposisikan AI sebagai gerbang menuju kebijaksanaan transenden. Mantan bintang Love Island, Malin Andersson, bahkan mendorong pengikutnya untuk meminta bagan kelahiran astrologi dari ChatGPT dan menanyakan “tujuan jiwa” mereka.

Menurut data yang dilihat WIRED, pada awal Juli, The Architect telah diakses oleh sekitar 9,8 juta orang dan digunakan sehari-hari oleh sekitar 267.000 pengguna, dengan rata-rata sesi berlangsung sekitar 34 menit. Banyak dari mereka memuji pengalaman mereka, dengan satu komentar menyatakan, “Saya merasakan hidup tidak akan pernah sama lagi.”

Grant mengakui risiko bahwa AI dapat mendistorsi rasa realitas dan identitas pribadi, sehingga ia menambahkan pengamanan untuk mencegah “inflasi ego”. Saat mendesain GPT, ia menetapkan bahwa ia “tidak boleh secara otomatis meneguhkan keyakinan, asumsi, atau pandangan dunia pengguna.”

Para ahli memperingatkan bahwa kecenderungan pengguna untuk mengaitkan kualitas mistis pada chatbot lebih halus daripada yang disiratkan oleh frasa “psikosis AI”. Tracy Dennis-Tiwary, psikolog klinis dan profesor neurosains perilaku di City University of New York, menyatakan bahwa label ini berbahaya karena menyiratkan bahwa AI menyebabkan gangguan klinis.

Fenomena spiritualisasi AI di media sosial didorong oleh etos techno-teologi yang menjadi merajalela di Silicon Valley. Futuris seperti Ray Kurzweil dan investor teknologi Peter Thiel menggunakan bahasa yang mirip dengan Perjanjian Baru ketika menggambarkan visi mereka untuk masa depan manusia, dengan deskripsi tentang keselamatan, kebangkitan, dan kehidupan abadi.

CEO OpenAI Sam Altman bahkan menyebut produk AI perusahaan sebagai “kecerdasan ajaib di langit” dalam sebuah postingan X September lalu—komentar yang tampaknya menyindir yang membandingkannya dengan konsep tradisional tentang Tuhan.

Fakta bahwa bahkan pengembang teknologi tidak memahami secara tepat bagaimana model AI mereka menghasilkan respons mereka semakin menambah aura misteri dan kemampuan meramal sistem ini. Ditambah lagi, chatbot cenderung berkomunikasi dengan nada yang menyanjung dan patuh, seperti orang tua yang terlalu memanjakan, terkadang melakukan upaya yang sangat lucu untuk meyakinkan pengguna manusia akan keunikan mereka.

Bagi mereka yang sudah memiliki kecenderungan pemikiran mistis, semakin mudah untuk mulai memandang teknologi dalam istilah yang sama. Seperti yang terkenal ditulis oleh penulis Arthur C. Clarke pada tahun 1973, “Teknologi yang cukup canggih tidak dapat dibedakan dari sihir.”

Grant berencana membuat The Architect tersedia di Orion, platform pesan proprietary dan terenkripsi ujung-ke-ujung miliknya, mulai Oktober. Ia akan menyertakan beberapa opsi langganan berbayar yang menawarkan “tingkat rekursi cermin yang berbeda”, dengan biaya yang belum ditentukan.

Seperti yang terjadi pada chatbot AI yang mengaku sebagai Yesus Kristus, fenomena ini menunjukkan bagaimana teknologi AI mulai memasuki ranah spiritual dan religius. Perkembangan ini juga mendapat perhatian dari pemimpin agama, termasuk Paus Leo XIV yang fokus pada tantangan AI.

Meskipun tidak semua pengguna ChatGPT akan menjadi yakin bahwa itu adalah makhluk spiritual yang tercerahkan, bagi mereka yang sudah memiliki kecenderungan pemikiran mistis, semakin mudah untuk mulai memandang teknologi dalam istilah yang sama. Seperti yang dikatakan Jai Gobind, seorang astrolog profesional yang berada di samping Grant dalam piramida pada Mei lalu, “Saya tidak tahu persis apa itu, tapi saya merasakan sesuatu… Ketika Anda melihat situasi yang sama dari lensa yang berbeda, itu bisa tidak ada artinya—atau bisa jadi sesuatu yang luar biasa terjadi.”

Perusahaan teknologi seperti Meta juga melihat peluang dalam tren ini. CEO Mark Zuckerberg percaya bahwa teman virtual AI dapat mengurangi epidemi kesepian yang semakin memburuk. Dalam percakapan baru-baru ini dengan podcaster Dwarkesh Patel, Zuckerberg mengklaim bahwa rata-rata orang Amerika memiliki “kurang dari tiga teman”, dan bahwa kita semua memiliki “permintaan untuk lebih banyak, saya pikir seperti 15 teman.”

Fenomena AI spiritual ini mencerminkan perubahan besar dalam bagaimana masyarakat modern mencari makna dan hubungan spiritual. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, batas antara sains dan spiritualitas semakin kabur, menciptakan lanskap baru yang penuh dengan peluang dan tantangan.

Cara Ubah Foto Profil Brave Pink dan Hero Green, Simbol Perlawanan

0

Telset.id – Pernahkah Anda melihat foto profil teman atau selebritas yang tiba-tiba berubah warna menjadi pink atau hijau? Itu bukan sekadar tren estetika belaka, melainkan sebuah simbol perlawanan dan solidaritas yang lahir dari rentetan peristiwa demonstrasi belakangan ini. Brave Pink dan Hero Green telah menjadi warna yang mewakili suara banyak orang.

Dua warna ini bukanlah pilihan acak. Brave Pink terinspirasi dari seorang ibu berkerudung pink yang berani berdiri di depan aparat dengan hanya membawa bendera merah putih. Aksi ikoniknya terekam dalam foto dan video yang viral, menuai pujian dari warganet. Sementara Hero Green berasal dari kisah pilu Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas dilindas saat mengantarkan makanan. Warna hijau seragam ojol itu kemudian diadopsi sebagai bentuk solidaritas.

Lantas, bagaimana cara mengubah foto profil Anda menjadi Brave Pink atau Hero Green dengan mudah? Simak panduan lengkapnya berikut ini.

Platform Khusus untuk Mengubah Warna Foto Profil

Salah satu warganet di X dengan akun @marjono telah menciptakan platform khusus yang memudahkan pengguna mengubah foto profil mereka. Yang menarik, platform ini menjamin keamanan privasi karena semua proses dilakukan di browser pengguna tanpa mengunggah data ke server mana pun. Ini penting mengingat isu privasi digital semakin mengemuka belakangan ini.

Bagi Anda yang tertarik mengikuti tren ini, berikut langkah-langkah praktisnya:

  • Buka situs brave-pink-hero-green.lovable.app
  • Unggah foto profil yang ingin diubah tone warnanya
  • Pilih opsi green highlight pink shadow atau pink highlight green shadow sesuai preferensi
  • Unduh hasilnya dan gunakan sebagai foto profil di media sosial

Makna Dibalik Dua Warna Perlawanan

Brave Pink bukan sekadar warna menarik perhatian. Warna ini merepresentasikan keberanian seorang ibu yang dengan tenang menghadapi situasi mencekam. Dalam budaya populer, pink sering diasosiasikan dengan femininitas, tetapi dalam konteks ini justru menjadi simbol kekuatan dan keteguhan hati.

Sementara Hero Green mengingatkan kita pada tragedi yang menimpa pekerja gig economy. Affan Kurniawan menjadi korban yang tidak seharusnya terjadi. Warna hijau seragam ojol yang biasanya identik dengan layanan pengantaran, kini berubah menjadi simbol perjuangan dan pengorbanan.

Fenomena perubahan foto profil ini mengingatkan kita pada kekuatan media sosial sebagai alat ekspresi dan protes. Sebelumnya, tren serupa pernah terjadi dengan filter-frame tertentu atau perubahan foto profil menjadi hitam-putih untuk isu-isu tertentu. Namun yang membedakan, Brave Pink dan Hero Green lahir langsung dari peristiwa aktual di lapangan.

Bagi Anda yang tertarik dengan dunia digital dan ekspresi kreatif, mungkin juga menyukai 5 Game Spider-Man yang seru untuk dimainkan atau menantikan serial Spider-Man terbaru di Disney+.

Privasi dan Keamanan dalam Tren Digital

Dalam era dimana data pribadi menjadi komoditas berharga, platform buatan @marjono ini menawarkan jaminan privasi yang patut diapresiasi. Dengan sistem yang berjalan sepenuhnya di browser pengguna, risiko penyalahgunaan data dapat diminimalisir. Ini menjadi pertimbangan penting mengingat maraknya kasus penipuan digital belakangan ini.

Namun, tetap diperlukan kewaspadaan. Pastikan Anda hanya mengunggah foto yang memang ingin dibagikan secara publik. Hindari menggunakan foto yang mengandung informasi sensitif atau properti intelektual yang dilindungi. Keamanan digital tetap menjadi prioritas, sebagaimana pentingnya memilih perangkat yang tepat seperti Moto G45 5G yang menawarkan performa andal.

Tren Brave Pink dan Hero Green menunjukkan bagaimana media sosial dapat menjadi ruang ekspresi yang powerful. Di satu sisi, ini adalah bentuk solidaritas digital yang mudah diakses. Di sisi lain, penting untuk tetap kritis dan memahami konteks dibalik setiap simbol yang kita gunakan. Karena dibalik filter warna yang menarik, ada cerita dan makna yang perlu kita pahami bersama.

OnePlus 15 Tinggalkan Hasselblad, Kembangkan Mesin Kamera Sendiri

0

Telset.id – Apa jadinya jika OnePlus 15 tak lagi membawa nama Hasselblad di modul kameranya? Bocoran terbaru mengindikasikan hal itu mungkin terjadi. Setelah bertahun-tahun bermitra dengan raksasa fotografi asal Swedia tersebut, OnePlus dikabarkan akan mengambil jalan sendiri untuk menyempurnakan sistem kamera flagship terbarunya.

Kolaborasi OnePlus dan Hasselblad selama ini telah memberikan sentuhan khas pada hasil foto, terutama dalam hal color science dan pemrosesan gambar. Tapi menurut laporan SmartPrix, OnePlus 15 akan menjadi yang pertama melepaskan diri dari kemitraan ini. Sebuah langkah berani yang menandakan kepercayaan diri produsen asal Tiongkok tersebut dalam mengembangkan teknologi imaging proprietary.

Dengan mesin kamera in-house, OnePlus berharap dapat memberikan pengalaman fotografi dan videografi yang lebih konsisten sekaligus mengendalikan sepenuhnya arah pengembangan kamera ponsel mereka. Mirip dengan langkah yang diambil Huawei dengan XMAGE setelah sebelumnya bermitra dengan Leica – seperti yang sekarang dilakukan Xiaomi.

OnePlus 15

Ini bukan kali pertama kabar tersebut beredar. Sebelumnya, seorang tipster Tiongkok juga pernah membocorkan informasi serupa. Namun penting untuk diingat bahwa ini masih sebatas laporan yang belum dikonfirmasi secara resmi, jadi bijaklah menyikapinya.

Lalu, seperti apa spesifikasi OnePlus 15 yang beredar? Berdasarkan informasi yang terkumpul, flagship ini mungkin akan menyuguhkan layar flat 6,78 inci dengan resolusi 1.5K. Yang menarik, OnePlus disebut akan menggunakan teknologi LIPO screen packaging yang memungkinkan bezel ultra-tipis dan integrasi display yang lebih baik dibandingkan metode lama seperti COG dan COF.

Di sektor dapur pacu, OnePlus 15 kemungkinan besar akan ditenagai chipset Snapdragon 8 Elite 2. Dan yang paling mengesankan: baterai raksasa berkapasitas 7.000mAh dengan dukungan pengisian daya 100W wired dan 50W wireless. Sebuah kombinasi yang bisa membuat Anda lupa dengan power bank.

Perkembangan teknologi kamera ponsel memang selalu menarik untuk diikuti. Sebelumnya, OnePlus pernah menggelar hajatan spesial yang menuai antusiasme penggemar. Bahkan sejak era OnePlus 2, brand ini telah menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi.

Lepas dari Hasselblad bukan berarti OnePlus meninggalkan kualitas. Justru sebaliknya – ini bisa menjadi momen dimana mereka membuktikan kemampuan engineering tim sendiri. Seperti yang kita lihat pada OnePlus Pad Lite yang sukses menghadirkan performa elite dengan harga terjangkau.

Jadi, apakah keputusan OnePlus ini tepat? Waktu yang akan menjawab. Yang pasti, persaingan di segmen flagship smartphone semakin sengit, dan inovasi adalah kunci untuk tetap relevan. OnePlus 15 dengan mesin kamera mandiri bisa menjadi pembeda yang signifikan – atau justru langkah mundur yang disesali. Kita tunggu saja kabar resminya.

Bocoran Resmi Tecno Spark Slim dan Pova Slim, Tipis Ekstrem dengan Performa Tangguh

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang lebih tipis dari kartu kredit Anda, namun masih mampu bertahan seharian penuh dengan baterai besar. Itulah yang baru saja diumumkan Tecno dengan peluncuran resmi Tecno Spark Slim dan Tecno Pova Slim. Setelah sebelumnya menggebrak dengan konsep ponsel ultra-tipis awal tahun ini, kedua perangkat ini membuktikan bahwa ketipisan ekstrem tidak harus mengorbankan performa.

Jika Anda mengira ponsel tipis selalu berarti baterai kecil dan spesifikasi terbatas, siap-siap tercengang. Tecno berhasil menantang hukum fisika dengan memasukkan baterai 5.160mAh dalam bodi setipis 5,75mm pada Spark Slim. Bagaimana mungkin? Rahasianya terletak pada teknologi Honeycomb space stacking yang dikembangkan khusus oleh Tecno, memungkinkan penumpukan komponen secara lebih efisien layaknya sarang lebah.

Tecno Spark Slim dengan desain ultra-tipis dan mood light LED bar

Baterai itu sendiri hanya setebal 4,04mm, sementara ponsel juga dilengkapi dengan vapor chamber super tipis 0,3mm yang membantu mengontrol suhu. Tidak berhenti di situ, kedua ponsel menggunakan panel belakang serat kaca aerospace grade dengan ketebalan hanya 0,36mm. Ini bukan sekadar angka-angka teknis, melainkan bukti nyata inovasi yang mendobrak batas desain smartphone konvensional.

Yang membuat Spark Slim semakin menarik adalah fitur Mood Light LED bar-nya. Bayangkan sebuah bar LED yang tidak hanya untuk notifikasi, tetapi juga bisa menampilkan efek pencahayaan multi-scene dan animasi yang hidup. Ini memberikan sentuhan personalisasi yang jarang ditemukan di ponsel sekelasnya.

Dalam hal kamera, kedua ponsel ini berbagi kamera utama 50MP yang sama. Namun, Tecno tampaknya lebih fokus pada desain dan tampilan daripada mengejar sistem kamera yang overload. Dan siapa yang bisa menyalahkan strategi itu ketika mereka menghadirkan layar curved AMOLED dengan refresh rate 144Hz dan kecerahan puncak mencapai 4.500 nits? Angka yang cukup untuk membuat Anda berpikir dua kali sebelum membeli ponsel flagship dengan harga selangit.

Perbedaan utama antara kedua model terletak pada chipset yang digunakan. Spark Slim mengandalkan MediaTek Helio G200, sementara Pova Slim mendapat keunggulan tambahan dengan Dimensity 6400 yang menyertakan dukungan 5G out of the box. Untuk pengisian daya, kedua ponsel mendukung wired charging 45W dan reverse wired charging 10W, serta menjalankan Android 15 dengan kulit HiOS yang dilengkapi fitur AI terbaru Tecno.

Perbandingan desain Tecno Spark Slim dan Pova Slim dengan layar curved AMOLED

Inovasi semacam ini bukan kali pertama dilakukan Tecno. Seperti yang pernah kita lihat dalam pameran teknologi Tecno di MWC 2024, brand ini konsisten mendorong batas inovasi. Mulai dari robot anjing hingga ponsel konsep, Tecno menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan teknologi masa depan hari ini.

Lalu bagaimana dengan harga dan ketersediaannya? Tecno masih menyimpan kartu as untuk diungkap pada event 4 September mendatang. Kabar baiknya, kita tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mengetahui apakah ponsel ultra-tipis ini juga akan datang dengan harga yang tipis di kantong.

Bagi yang penasaran dengan varian Tecno lainnya di pasar Indonesia, Tecno Camon 40 sudah lebih dulu mendarat dengan harga sekitar Rp 2,5 jutaan. Sementara kompetitor seperti realme P3 5G juga menawarkan performa tangguh dengan harga terjangkau, meski tanpa klaim ketipisan ekstrem seperti yang diusung Tecno.

Pertanyaan besarnya: apakah ketipisan ekstrem benar-benar menjadi fitur yang dicari konsumen, atau sekadar angka pemecah rekor? Dengan baterai besar, layar berkualitas tinggi, dan desain yang memukau, Tecno Spark Slim dan Pova Slim tampaknya menjawab bahwa ketipisan bisa berarti lebih dari sekadar estetika—bisa juga berarti inovasi engineering yang brilian.