Beranda blog Halaman 3762

‘Internet of Things’ Sasar Produk Senjata

0

TrackingPoint 'ShotView'JAKARTA – Selama berlangsungnya CES 2015 yang berlangsung di Las Vegas, Amerika Serikat (AS), banyak pembicaraan mengenai internet of things (IoT). Topik ini merupakan concern terbesar dalam ajang elektronik untuk konsumer itu.

Secara harfiah, IoT dimaksudkan dengan segala hal yang terkoneksi secara internet, entah itu pot bunga ataupun kursi. Boleh jadi, IoT diterjemahkan sebagai internet untuk segalanya (internet of everything), termasuk untuk senjata.

Seperti dikutip dari The Verge, Rabu (8/1/2014), seperti yang ditampilkan TrackingPoint, startup asal Austin, yang memperkenalkan ShotView. Yakni aplikasi di iOS dan Google Play yang menampilkan pemburu melakukan streaming senjata.

Menurut keterangan dari TrackingPoint, kegiatan berburu dan menembak merupakan hal umum di Web. Dengan teknologi baru yang ramah untuk lingkungan dan keluarga, maka diciptakan aplikasi ini, tentunya dengan pengalaman menembak dan berburu yang menyenangkan.

“Pemburu dengan aplikasi ini bisa merasakan asyiknya kegiatan ini, terutama untuk kegiatan berburu dan kemenangan secara real time,” kata Danielle Hambleton, Vice President TrackingPoint untuk Marketing.

Mengutip data Cisco, lanjut dia, 99% lebih hal-hal yang terjadi di dunia fisik belum terkoneksi di internet. Tapi, teknologi baru ini akan mempresentasikan lompatan besar untuk industri senjata tangan.

“Kami secara keseluruhan mengambil teknologi Cisco untuk Internet for Everything,” tambah Hambleton.

Di CES 2015, TrackingPoint menampikan senjata tangan 338TP yang memungkinkan penggunanya melakukan tembakan jarak jauh, seperti halnya penembak jitu. Bahkan dengan target yang bergerak di kecepatan 30mph. [AI/HBS]

Benda Mungil Ini adalah Prosesor Baru Besutan Intel, Curie

0

Curie2JAKARTA – Masih dari ajang CES 2015, yang berlangsung di Las Vegas, AS. Kali ini, kabar lain – selain dari hiruk pikuk dunia  smartphone maksud kami, hadir dari CEO Intel, Brian Krzanich, yang kemarin mengumumkan prosesor wearable teranyarnya. Diberi nama Curie, prosesor ini bahkan terlihat seperti sebuah kancing saking kecilnya.

Tidak heran, jika Krzanich kemudian memegang benda ini dengan dua jarinya di hadapan orang-orang saat peluncurannya.

“Curie benar-benar ditujukan untuk menjadi sebuah platform,” kata Krzanich.

Intel sepertinya telah benar-benar terpikat pada perangkat wearable. Buktinya, tidak hanya mengakuisisi pembuat brand kebugaran Basis, mereka juga bekerja dengan Opening Ceremony pada manset pintar MICA, dan kini  mendorong atau membantu orang lain untuk melahirkan banyak teknologi wearable. Tentu saja, lewat Curie, yang kabarnya akan mulai tersedia pada paruh kedua tahun 2015 ini.

Dilansir telsetNews dari Readwrite, (08/01/2015), Curie bisa dibenamkan ke dalam  perhiasan, dompet, kacamata, detil pakaian atau apapun yang dipakai atau kenakan di badan kita. Ini juga menyertakan fitur penting  untuk gadget ramping yang tidak mungkin memiliki baterai besar, yakni rendah energi.

CurieSebagai komponen, Curie membentuk chip  Intel Quark  untuk menciptakan Quark SE “system-on-a-chip,” pada dasarnya sistem komputer yang sangat kecil yang disematkan ke sepotong silikon. Ini termasuk radio Bluetooth Low Energy, sensor dan fungsi pengisian baterai, serta mendukung pengenalan gestur.

Gesture bisa menjadi lebih umum sebagai mekanisme input untuk perangkat wearable, mengingat banyak yang tidak datang dengan layar sentuh atau dukungan pengenalan suara. [IF]

 

 

Ini Dia Satu Fitur iOS Yang Harusnya Ditiru Android

3

How-To-Boost-iPhone-6-and-iOS-8-Devices-Battery-Life-Updated-for-iOS-8JAKARTA – Ada banyak alasan yang membuat orang lebih memilih Android ketimbang iOS. Mulai dari kebebasan melakukan kostumisasi, keberadaan Gmail, Chrome, Google Now dan sebagainya, sistem filing drag & drop, hingga notifikasi yang mendekati sempurna.  Tapi, tahukah Anda bahwa sesungguhnya ada satu fitur iOS yang seharusnya benar-benar diinginkan pengguna Android?

Jason Kalleis, seorang penggemar berat sekaligus peneliti Android mengungkapkan hal itu pada BGR, menyusul rasa frustasinya atas kekurangan flatform itu hingga dia beralih ke iPhone 6 Plus.

Menurutnya, seperti dikutip BRG, (08/01/2015), ada satu hal yang secara signifikan membuat iOS lebih baik daripada Android, yakni fakta bahwa platform itu memberikan detail menyeluruh mengenai apa yang memakan baterai smartphone Anda (Battery tracking).

“iOS cukup baik untuk menunjukkan aplikasi yang menguras baterai saya di latar belakang,” ia menjelaskan.

Lebih jauh, Kalleis juga mengatakan bahwa tidak ada yang mengalahkan iOS, dalam memberitahu aplikasi mana, khususnya yang mengerjakan tugas-tugas berat dan memakan baterai,  ketika tiba saatnya untuk benar-benar mendiagnosa mengapa baterai smartphone mulai terkuras. Tak hanya itu, iOS bahkan dinilainya  memberi kontrol yang baik atas aplikasi mana yang dapat melakukannya.

“Saya dengan cepat mengidentifikasi beberapa aplikasi yang  tidak perlu saya  refresh datanya di latar belakang dan menutupnya, ” tambahnya.

Tapi tentu saja, tidak semua pengguna Android akan setuju dengan pendapat Kalleis ini. Pasalnya, selama ini di Android  gampang-gampang saja untuk melihat aplikasi mana di latar belakang yang diam-diam menguras baterai, dan kemudian menutupnya.  Tidak jauh berbeda dengan yang dipaparkan Kalleis tentang iOS.

Namun, pria ini mencatat bahwa sementara Android menyediakan kebebasan pada kita untuk melakukan hal itu dengan bantuan aplikasi pihak ketiga, iOS – dalam hal ini iOS 8, justru sebaliknya.

“IOS mencoba untuk pro-aktif melindungi pengguna dari  ‘kenakalan’ aplikasi pihak ketiga, sementara Android memberi kuasa pada pengguna untuk mengatasi itu sendiri,” ungkap Kalleis.

Dengan kata lain, jika iOS itu tak ubahnya penjaga yang berdiri di depan rumah Anda dan memperingatkan Anda tentang kemungkinan penyusup, maka  Android adalah orang yang memberi  pedang pada Anda, lalu  pergi, dan percaya bahwa Anda bisa belajar membela diri dengan itu. Nah, kalau sudah begini, siapa yang kira-kira ingin Anda pilih? [IF]

 

 

Tablet Ini Dibandrol Rp 50 Juta, Ukuran Layarnya 65 Inchi

0

Tablet FuhuJAKARTA – Ada-ada saja cara orang-orang di Fuhu untuk membuat dunia terperangah. Tidak puas dengan tablet raksasa berukuran 24 inci yang mereka luncurkan tahun lalu, Fuhu baru-baru ini kembali mengumumkan produk teranyarnya, dari brand tablet miliknya, Nabi. Tidak tanggung-tanggung, tablet yang termasuk ke dalam kategori Big Tab, dan diperkenalkan untuk pertama kalinya di ajang CES 2015 ini bahkan memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari sebelumnya, yaitu 65 inci.

Ukuran yang sangat besar bukan, untuk sebuah tablet? Hingga mungkin Anda bertanya-tanya, kenapa mereka tidak menjadikannya Smart TV saja. Well, sekali lagi, itu bukan kata kuncinya. Alih-alih menyebutnya TV, Nabi justru lebih memposisikannya sebagai layar sentuh raksasa yang menjalankan Android, di mana Anda akan menemukan fungsi-fungsi tablet di dalamnya.

Dilansir telsetNews dari Androidheadline, (08/01/2015), tablet ini terhubung ke Google Play untuk film dan acara TV dan diharapkan juga memiliki dukungan penuh Google Play untuk hal-hal seperti Netflix untuk hiburan anak-anak.

Tambahan lain, di sini Nabi juga telah mengumpulkan sekitar 20 game multiplayer, yang memungkinkan empat anak kecil bisa bermain di layar yang sama pada saat yang bersamaan.

Untuk itu, tidak heran jika Nabi memposisikan ini sebagai layar untuk ditempatkan di ruang tamu, kamar tidur anak atau dapur. Dengan konten yang juga tidak hanya sekadar berorientasi keluarga, tetapi ada juga aplikasi untuk penggemar olahraga, penggemar memasak dan banyak lagi.

Sementara untuk urusan konektivitas sendiri, sebagaimana dilaporkan Engadget, tablet raksasa yang juga tersedia dalam ukuran 42 inci dan 55 inci ini dilengkapi dengan WiFi built-in, Bluetooth dan NFC (untuk tablet ukuran 55 dan 65 inci). Itu belum termasuk resolusi ultra HD penuh.

Tapi tentu saja, selalu ada harga yang harus dibayarkan untuk sebuah perangkat yang membuat Anda terperangah. Ya, Fuhu memberi banderol Nabi Big Tab model 1080p 42 inci dengan harga US$ 699 atau sekitar Rp 8 juta, sementara model 65 inci dengan resolusi 4K UHD bisa didapatkan dengan harga US$ 3.999 atau sekitar Rp 50 juta. Ketiga Nabi Big Tab ini dikabarkan baru akan tersedia mulai Q2 tahun ini. [IF]

Android Wear, Katakan Halo Pada BBM

0

BBM Android WearJAKARTA – BlackBerry sepertinya tidak akan pernah puas dengan hanya bisa memasukkan BBM  ke dalam smartphone Android Anda, smartphone Windows Phone saudara Anda, ataupun iPhone kesayangan teman Anda. Kini, mereka bahkan merangsek masuk ke pergelangan tangan Anda. Ke dalam perangkat Android Wear Anda.

BlackBerry mengungkap hal tersebut dalam ajang CES yang berlangsung di Las Vegas, AS hari ini. Dalam kesempatan yang sama, John Chen dan timnya mengungkap sedikit detail mengenai bagaimana integrasi layanan BBM berikutnya akan bekerja.

Dikutip telsetNews dari Ubergizmo, (08/01/2015), BBM untuk Android Wear akan membawa beberapa fitur BBM paling umum ke smartwatch. Ini akan sangat  bagus bagi mereka yang berkomunikasi menggunakan BlackBerry Messenger, karena mereka akan bisa mengintip pesan pada pergelangan tangannya, bahkan saat tangannya penuh sekalipun.

Selain bisa membaca BBM, pengguna juga akan dapat meninjau dan menerima undangan dari kontak BBM potensial. Nah, mengingat mengetik bukanlah sesuatu yang  ideal untuk dilakukan di smartwatches,  maka BBM untuk Android Wear pun akan datang dengan banyak pesan yang telah didefinisikan sebelumnya untuk dengan cepat merespon kontak, atau pengguna bisa dengan mudah menggunakan suara mereka dan Google Now untuk menanggapi pesan BBM tanpa harus memberdayakan tangan sedikitpun.

Hingga berita ini diturunkan, BlackBerry belum mengkonfirmasi  mengenai tanggal rilis. Perusahaan itu hanya menyatakan bahwa BBM untuk Android Wear akan tersedia “segera.” [IF]

 

 

Lenovo Bawa Motorola Kembali ke Tiongkok

0

Motorola Moto X seriesJAKARTA – Kurang dari tiga bulan setelah menyelesaikan akuisisi Motorola senilai USD 2,91 miliar dari Google, Lenovo mengumumkan akan membawa kembali smartphone Motorola ke pasar Tiongkok.

Lenovo akan membawa tiga device Motorola untuk dipasarkan di Tiongkok mulai awal tahun ini, yakni Moto X, Moto X Pro dan Moto G dengan LTE.

Seperti diketahui, Motorola berhenti berjualan ponsel di Tiongkok sejak 2013 ketika pabrikan ini dibeli Google. Alasannya, Motorola kalah bersaing dalam penjualan ponsel dengan Samsung dan smartphone buatan vendor lokal Tiongkok.

Setelah pembelian Motorola oleh Lenovo, kini Motorola bisa kembali ke pasar Tiongkok. Meski begitu, bukan perkara enteng bagi Motorola untuk bisa menembus pasar Tiongkok, walaupun kini sudah di bawah kendali Lenovo.

Selain harus bersaing dengan vendor-vendor global seperti Samsung dan Apple iPhone, kini Motorola-Lenovo juga harus bersaing ketat dengan pabrikan ponsel asal Tiongkok yang mulai naik daun, seperti Xioami. Penjualan smartphone Lenovo sendiri dikabarkan mulai turun pada semester II 2014. [AI/HBS]

Pengguna Aktif WhatsApp Tembus 700 Juta

0

WhatsApp tanda centang biruJAKARTA – CEO WhatsApp, Jan Koum tak bisa menutupi rasa bangganya karena aplikasi pesan instant buatannya terus berkembang pesat. Lewat akun Facebook miliknya, Koum mengumumkan bahwa jumlah pengguna aktif bulanan WhatsApp telah menembus angka lebih dari 700 juta.

Popularitas WhatsApp kian meroket. Hingga saat ini WhatsApp memiliki lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan. Jumlah itu naik 100 juta dari jumlah pengguna aktif di bulan Agustus 2014 sebanyak 600 juta pengguna.

WhatsApp disebutkan tumbuh 200 juta pengguna sejak dibeli Facebook. Koum juga mengumumkan bahwa setiap harinya WhatsApp mengirimkan lebih dari 30 miliar pesan.

Dikutip dari Re/code, Rabu (7/1/2015), Koum mengucapkan terimakasih kepada semua pelanggan setia WhatsApp. Dia berjanji akan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dengan menghadirkan fitur-fitur yang lebih menarik.

Salah satu fitur yang kabarnya tengah disiapkan adalah fitur Voice Call. Fitur baru ini sebenarnya telah diumumkan Koum akan dirilis pada awal tahun lalu. Namun karena terkendala masalah teknis, fitur Voice Call belum juga ditambahkan hingga saat ini.

Selain Voice Call, WhatsApp dilaporkan akan mendapatkan fitur baru berupa Call Recording dan juga Call via Skype.

Namun meski penggunanya semakin banyak, tapi WhatsApp belum direncanakan menjadi mesin uang Facebook. Di Oktober lalu, Koum mengatakan kepada Re/code bahwa Facebook belum melakukan langkah monetisasi WhatsApp.

CEO Facebook Mark Zuckerberg juga menegaskan enggan memonetisasi WhatsApp sebelum aplikasi ini mencapai semiliar pengguna.

Di sisi lain, aplikasi sosial media Facebook lainnya yakni Instagram, menambahkan 300 juta pengguna aktif di Desember 2014 lalu. [AI/HBS]

Desire 320, Android Murah Besutan HTC

0

htc-desire-320-sketchfabJAKARTA – Mengawali tahun 2015, HTC langsung mendobrak pasar dengan mengeluarkan seri murah smartphone Android. Mengambil moment di CES 2015, HTC memperkenalkan Desire 320 yang dibandrol dengan harga terjangkau.

Dikutip dari GSMArena, Rabu (07/01/2015). HTC Desire 320 akan hadir dengan dua pilihan warna, putih dan abu-abu, dan bakal meluncur ke pasaran mulai akhir bulan dengan bandrol harga kisaran $99 atau sekitar Rp 1,2 jutaan.

Meski dibandrol dengan harga murah, HTC tetap menyematkan sejumlah fitur menterengnya seperti, Blinkfeed dan video highlight.

HTC Desire 320 hadir dengan layar 4,5 inci beresolusi 854 x 480 pixels. Dapur pacu diperkuat dengan prosesor quad-core 1,3 GHz besutan Qualcomm yang disandingkan dengan RAM 512MB atau 1GB (tergantung negara).

Berjalan dengan OS Android Kitkat 4.4, pengguna bisa menyimpan segala datanya pada memori internal berkapasitas 4GB/8GB dan tambahan Slot MicroSD hingga 32GB.

HTC Desire 320 juga dibekali dengan kamera utama 5 megapiksel yang mempunyai kemampuan rekam video Full-HD 1080p dan juga kamera depan beresolusi 0,3 megapiksel. Dengan baterai lithium-ion polymer berkapasitas 2100mAh.

Mimpi Dian Akhirnya Menjadi Kenyataan

0
Dian Siswarini, Deputy CEO XL
Dian Siswarini (Maul/telsetNews)

JAKARTA – Operator seluler XL Axiata baru saja menunjuk Dian Siswarini sebagai Deputy CEO atau Wakil Presiden Direktur. Dian disiapkan menjadi suksesor Hasnul Suhaimi sebagai CEO XL.

Sosok Dian memang sudah sangat identik dengan XL. Wanita lulusan ITB tahun 1991 ini memulai karirnya di XL sejak tahun 1996 atau sejak XL pertama kali hadir di Indonesia (saat itu masih menggunakan nama Excelcomindo Pratama, Red).

Karir Dian di XL terbilang kinclong. Ia memegang berbagai jabatan kunci pada Departemen Network dan IT yang memang bidang yang sangat dikuasainya. Karir Dian semakin melesat setelah pada tahun 2007 ditunjuk sebagai Direktur Network Services.

Selanjutnya tahun 2011-2013, Dian didapuk sebagai Direktur/Chief Digital Services Officer untuk memimpin departemen Content and New Business. Kemudian di tahun 2014, Dian diangkat menjadi Group Chief Marketing and Operation Officer di Axiata Group.

Masuknya Dian ke jajaran eksekutif di Axiata Group ini mengindikasikan ia tengah disiapkan sebagai kandidat orang nomor satu XL di masa depan. Indikasi itu semakin menguat saat Dian disekolahkan ke Harvard selama beberapa bulan untuk mengasah kemampuan marketing dan menajemennya.

Kini, wanita yang sudah banyak makan asam garam di bidang engineering ini akhirnya “pulang kampung” dan diberikan jabatan sebagai Deputy CEO atau Wakil Direktur Utama di XL Axiata.

Dengan jabatan barunya itu, Dian akan “magang” jadi CEO untuk beberapa bulan ke depan, sebelum nantinya resmi diangkat menjadi CEO yang baru menggantikan Hasnul dalam RUPSLB pada April 2015 mendatang.

Di hadapan media, Dian mengisahkan pengalaman menariknya saat pertama kali di wawancara untuk bisa diterima bekerja di XL pada 19 tahun silam.

“Waktu pertama saya diwawancara masuk kerja di XL tahun 1996 lalu, saya ditanya mau jadi apa? Saya jawab mau jadi CEO. Padahal saat itu saya diwawancara untuk jadi staf biasa,” ujar Dian mengisahkan.

Mungkin saat itu jawaban spontan yang keluar dari mulut Dian tidak benar-benar menjadi tujuannya bekerja di XL. Namun beberapa tahun kemudian, ia mulai beripikir untuk benar-benar mewujudkan mimpinya tersebut. “Saya mulai berpikir, sepertinya enak juga ya kalau jadi CEO,” tambah Dian.

Dengan pengalamannya selama 19 tahun membangun jaringan XL, sosok Dian memang layak menjadi kandidat terkuat suksesor Hasnul. Bos XL ini mengungkapkan, bahwa dari beberapa kandidat yang ada, Dian akhirnya terpilih menjadi calon terkuat.

“Dian terpilih menjadi calon terkuat. Ibu Dian merupakan didikan asli XL yang menapaki karir dari bawah sebagai seorang engineer dan berhasil mengembangkan XL menjadi besar seperti sekarang,” imbuhnya.

Pengalamannya yang segudang membuat direktur wanita pertama di XL ini akan segera bisa mewujudkan mimpinya sebagai CEO. Selamat bu Dian…[HBS]

 

XL Dukung Aturan Sharing Frekuensi

0

Hasnul Suhaimi, Presdir XLJAKARTA – Hingga kini pemerintah belum memberikan lampu hijau untuk sharing frekuensi. Menanggapi hal itu, pihak XL menilai sharing frekuensi menjadi cara yang efektif bagi operator menekan komponen biaya yang tinggi, dan akan berimbas pada tarif data seluler.

Sebelumnya ada wacana dari pihak operator seluler untuk menaikan tarif layanan data. Tarif data dinilai sudah saatnya disesuaikan dengan kondisi saat ini, di mana akses data lebih banyak dinikmati oleh para pemain OTT asing seperti Google, Facebook dkk.

Menurut Dian Siswarini, Wakil Presiden Direktur XL Axiata bisnis layanan data memang lebih tinggi komponen biayanya dibandingkan dengan layanan seluler tradisional seperti voice dan SMS.

“?Bisnis layanan data itu berbeda dengan layanan seluler tradisional seperti voice dan SMS, karena profit dan marginnya lebih rendah. Makanya kita harus tekan biaya sebesar mungkin,” jelas Dian di Grha XL, Jakarta, Rabu (7/1/2015).

Untuk menekan biaya tinggi tersebut, kata Dian, operator sebenarnya ?bisa menggunakan cara ?infrastruktur sharing, seperti sharing tower, sharing fiber dan bahkan bisa juga sharing frekuensi.

“Dengan sharing frekuensi, operator sebenarnya bisa lebih efisien dan mendapatkan kapasitas frekuensi yang lebih besar,” tambah Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur XL.

Misalnya, operator A punya 5 MHz dan XL 5 MHz. Jika digabung bukannya menjadi 10 MHz, tapi bisa jadi 14 MHz. Sehingga ?efisiensinya bisa jauh lebih besar?, bisa mencapai 40%.

Sayangnya, hinggi kini pemerintah belum memberikan izin sharing frekuensi. Aturannya pun belum ada. Namun menurut Hasnul, kalau pemerintah merestui, XL akan sangat mendukung.

“Kita memang belum dapat izin. Tapi kalau dibolehkan, kita mendukung?. Semoga Pak Rudiantara (Menkominfo) mengizinkan,” kata Hasnul berharap. [HBS]

 

Gelar Acara 15 Januari, Benarkah Xiaomi Rilis Mi5?

0

Xiaomi buildingJAKARTA – Kabar seputar rencana Xiaomi, yang disebut-sebut akan memperkenalkan smartphone unggulannya di bulan Januari ini sepertinya akan segera menjadi kenyataan. Hal tersebut, ditandai lewat hadirnya sebuah teaser di halaman Weibo resmi Xiaomi baru-baru ini, yang mengungkapkan bahwa perusahaan berencana untuk memperkenalkan flagship baru pada tanggal 15 Januari.

Situs media sosial China itu mengutip perkataan CEO Xiaomi, Lei Jun, “Tidak ada cara yang lebih baik untuk memulai 2015 selain dengan produk-produk terbaru kami.”

Untuk itu, Xiaomi akan mengadakan sebuah acara di National Convention Center Beijing pada 15 Januari pukul 2 siang. Menurut poster yang menyertai artikel ini, Xiaomi mengatakan bahwa handset andalan mereka berikutnya akan lebih tipis dari sayap jangkrik. Hmm… meskipun kami tidak yakin apa itu mungkin?

Apapun itu, Xiaomi kabarnya telah menjual tiket untuk acara 15 Januari itu. 1000 tiket untuk acara tersebut ditawarkan dengan harga US$ 16 atau setara Rp 200rb dari Mall aplikasi Xiaomi. Tiket-tiket itu akan ditawarkan mulai dari siang hari (waktu China) pada tanggal 8 Januari.

Sayang, hingga berita ini diturunkan, tidak ada keterangan mengenai handset yang akan diluncurkan. Apakah itu Xiaomi Mi4S atau Xiaomi MI5. Namun, mengingat beberapa waktu lalu bocoran gambar Xiaomi Mi4S sempat beredar, tidak tertutup kemungkinan bahwa perangkat yang dimaksud adalah itu. Meski, bisa juga bukan. Kita lihat saja. [IF]

LYNX : Transformasi Game Controller

0

MCB32267_LYNX9_005_lgJAKARTA –  Kalau memiliki Game kontrol bisa buat smartphone itu sih sudah biasa. Yang tidak biasa adalah sebuah game kontroler yang bisa menggunakan PC, atau Tablet dengan ukuran 7 inci. Atau Anda juga bisa menggunakan TV dengan menggunakan kabel MHL.

Catz Mad, baru saja meluncurkan produk baru mereka di CES 2015. Ini disebut LYNX, dan ini berbeda dari kontroler lain. Maksudnya memiliki buil-in micropone, keyboard dan bisa untuk smartphone maupun tablet.

LYNX memiliki tiga komponen utama (sayap kiri, sayap kanan dan perangkat ‘otak’). LYNX kontroler juga memiliki aplikasi pendamping sendiri, yang menyediakan video tutorial, pengaturan dan menyesuaikan profil pengguna, dan daftar game yang kompatible dengan perangkat ini.

Dikutip dari IGN, Rabu (07/01/2015) Untuk harga ditawarkan kisaran harga $300, untuk Anda yang ingin preorder bisa klik  di toko Mad Catz.