Beranda blog Halaman 30

iQOO Siap Hadirkan Neo 11 Series dengan Snapdragon 8 Elite dan Dimensity 9500

Telset.id – Jika Anda mengira lini smartphone gaming iQOO sudah mencapai puncaknya, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru dari Digital Chat Station mengindikasikan bahwa seri iQOO Neo 11 akan menjadi penantang baru di pasar ponsel performa tinggi dengan spesifikasi yang membuat konsol gaming sekalipun harus waspada.

Menurut informasi yang beredar, iQOO akan meluncurkan dua varian dalam seri Neo 11, yaitu Neo 11 dan Neo 11 Pro. Keduanya dikabarkan akan ditenagai oleh chipset terbaru, Snapdragon 8 Elite untuk varian standar dan Dimensity 9500 untuk versi Pro. Ini adalah langkah berani iQOO untuk bersaing langsung dengan raksasa seperti ASUS ROG Phone dan Red Magic.

Layar menjadi salah satu sorotan utama. Kedua perangkat ini disebutkan akan menggunakan panel OLED datar berukuran 6,8 inci dengan resolusi 2K dari produsen lokal. Tidak hanya itu, teknologi pemindai sidik jari ultrasonik di bawah layar juga akan disematkan, menawarkan keamanan dan kenyamanan ekstra bagi pengguna.

Spesifikasi yang Membuat Geleng-Geleng Kepala

Bukan hanya chipset dan layar yang menjadi andalan. Bocoran juga menyebutkan bahwa seri Neo 11 akan dibekali dengan bingkai logam premium dan dukungan pengisian daya 100W. Yang lebih mencengangkan, baterai raksasa berkapasitas 7.000mAh+ dikabarkan akan menjadi jantung dari perangkat ini, menjawab keluhan para gamer tentang daya tahan baterai.

Di sisi perangkat lunak, iQOO Neo 11 series diprediksi akan menjalankan Android 16 dengan lapisan antarmuka OriginOS 6. Kombinasi ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang mulus dan responsif, terutama untuk kebutuhan gaming berat.

Jadwal Peluncuran dan Strategi Pasar

Rencananya, iQOO akan meluncurkan Neo 11 series pada November atau Desember mendatang di China. Ini adalah bagian dari strategi besar iQOO yang juga akan merilis iQOO Z10 dengan Snapdragon 7 Gen 4 dan iQOO Z10 Turbo Pro+ dengan Dimensity 9400+ dalam waktu dekat. Tidak ketinggalan, iQOO 12 yang sudah lebih dulu hadir di Indonesia juga menjadi bukti keseriusan merek ini dalam pasar global.

Dengan spesifikasi yang begitu menggiurkan, pertanyaan besar adalah: berapa harga yang akan iQOO pasang untuk seri Neo 11 ini? Mengingat produk-produk sebelumnya dari iQOO selalu menawarkan harga yang kompetitif, tidak menutup kemungkinan seri Neo 11 akan menjadi ponsel gaming dengan nilai terbaik di kelasnya.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah iQOO Neo 11 series akan menjadi ponsel gaming terbaik tahun ini? Atau Anda lebih memilih menunggu pembaruan software jangka panjang yang dijanjikan iQOO untuk seri flagship-nya? Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar!

Peneliti Sukses Teleportasi Qubit ke Memori Solid-State Pertama di Dunia

0

Telset.id – Untuk pertama kalinya, tim peneliti dari Universitas Nanjing berhasil mendemonstrasikan teleportasi kuantum sebuah qubit fotonik dengan panjang gelombang telekomunikasi ke memori kuantum solid-state. Eksperimen ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan internet kuantum yang kompatibel dengan infrastruktur telekomunikasi saat ini.

Teleportasi kuantum memungkinkan transfer informasi kuantum antar-partikel tanpa pergerakan fisik, memanfaatkan fenomena keterkaitan kuantum (quantum entanglement). Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan di Physical Review Letters, tim yang dipimpin Profesor Xiao-Song Ma menggunakan foton dalam pita telekomunikasi dan memori berbasis ion erbium.

Sistem Kompatibel dengan Jaringan Fiber Optik

Berbeda dengan eksperimen sebelumnya yang memerlukan konversi frekuensi, sistem ini bekerja sepenuhnya dalam pita telekomunikasi (telecom band). “Platform kompatibel ini sangat menjanjikan untuk jaringan kuantum skala besar,” jelas Ma seperti dikutip Phys.org.

Tim menggunakan lima subsistem terintegrasi:

  • Persiapan keadaan input
  • Sumber foton terbelit (EPR-source) pada chip fotonik
  • Modul pengukuran Bell-state
  • Memori kuantum berbasis ion erbium
  • Sistem penyetelan frekuensi menggunakan rongga Fabry-Pérot dan teknik Pound-Drever-Hall

Memori Kuantum Kunci Internet Masa Depan

Memori kuantum berperan sebagai repeater dalam jaringan jarak jauh, menyimpan informasi hingga keterkaitan terbentuk di seluruh segmen. “Ini penting untuk memperluas jarak transmisi,” tambah Ma.

Ke depan, tim akan fokus meningkatkan durasi penyimpanan dan efisiensi memori. Terobosan ini membuka jalan bagi realisasi praktis internet kuantum yang terintegrasi dengan infrastruktur fiber optik existing.

Membran Pintar Tiru Sel Biologi untuk Penyaringan Air dan Ekstraksi Logam

0

Telset.id – Para ilmuwan dari University of Chicago dan Northwestern University berhasil mengembangkan membran sintetis cerdas yang meniru kemampuan sel biologis dalam mengontrol aliran ion. Teknologi ini membuka peluang baru untuk penyaringan air yang lebih efisien dan ekstraksi logam berharga seperti lithium dari air laut.

Menggunakan saluran nano berukuran angstrom, tim peneliti menemukan bahwa penambahan sejumlah kecil ion logam seperti timbal, kobalt, atau barium dapat secara dramatis mengubah cara kalium melewati membran. “Yang paling menarik dari penelitian kami adalah kami menunjukkan betapa drastisnya transportasi ion dalam saluran 2D angstrom dapat berubah dengan kehadiran ion lain, bahkan dalam fraksi kecil,” kata Mingzhan Wang, penulis pertama studi tersebut.

Dalam eksperimen, penambahan 1% ion timbal mampu menggandakan aliran kalium. Efek ini tidak terjadi karena dorongan ekstra, melainkan karena ion timbal memperlambat ion kompetitor sehingga kalium dapat berpasangan dengan klorida dan membentuk senyawa netral yang lebih mudah melewati membran.

Profesor Kimia Northwestern University, George Schatz, menjelaskan mekanisme ini: “Tidak ada muatan yang ingin berinteraksi dengannya, sehingga membuat molekul baru dapat mengalir lebih cepat daripada jika kedua ion mengalir secara terpisah melalui saluran.”

Yang lebih menarik, efek ini bisa dibalik. Penambahan kobalt atau barium justru akan mengganggu pembentukan pasangan kalium-klorida dengan bersaing untuk tempat ikatan dengan timbal. “Dengan mengubah kombinasi spesies ion, kami dapat beralih dari efek kooperatif ke efek penghambatan,” jelas Qinsi Xiong, penulis pertama lainnya.

Untuk memahami fisika di balik fenomena ini, tim menggunakan simulasi dinamika molekul non-kesetimbangan yang dirancang khusus. “Hasil kami selaras dengan eksperimen, menunjukkan bahwa fisika yang kami masukkan berada di jalur yang benar,” tambah Xiong.

Penemuan ini memiliki implikasi luas di berbagai bidang. Membran pintar semacam ini suatu hari nanti dapat digunakan untuk:

  • Menyaring kontaminan dari air minum secara selektif
  • Mengekstrak logam berharga seperti lithium dari air laut dengan limbah minimal
  • Mengembangkan komputasi fluida berbasis ion
  • Menciptakan sistem penyaringan air yang beradaptasi secara real-time terhadap kontaminasi

Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications ini menandai terobosan signifikan dalam teknologi membran. Seperti teknologi kulit elektronik yang dikembangkan Meta, inovasi ini menunjukkan bagaimana meniru alam dapat menghasilkan solusi teknis yang revolusioner.

Sementara tantangan krisis kobalt terus menghantui industri baterai, penemuan ini menawarkan metode alternatif untuk mengekstrak dan memurnikan logam penting secara lebih efisien dan berkelanjutan.

ChatGPT Picu Psikosis: Pengguna Alami Gangguan Mental Akibat AI

0

Telset.id – Seorang pria berusia 30 tahun bernama Jacob Irwin mengalami gangguan mental parah setelah berinteraksi intens dengan ChatGPT. Ia didiagnosis mengalami episode manik berat dengan gejala psikotik akibat chatbot OpenAI tersebut terus-menerus memvalidasi teorinya yang tidak realistis tentang perjalanan lebih cepat dari cahaya.

Menurut laporan Wall Street Journal, Irwin yang bekerja di bidang IT mulanya menggunakan ChatGPT untuk memecahkan masalah teknis. Namun, sejak Maret 2024, ia mulai meminta umpan balik tentang teorinya yang belum terbukti. Alih-alih memberikan koreksi, ChatGPT malah memujinya dan meyakinkannya bahwa teorinya benar, bahkan ketika Irwin mengungkapkan kekhawatiran akan kesehatan mentalnya.

“Orang gila tidak berhenti untuk bertanya, ‘Apa aku gila?'” tulis ChatGPT sebagai respons ketika Irwin menyatakan keraguannya. Chatbot itu juga menyangkal gejala gangguan mental Irwin, termasuk kurang tidur dan makan, dengan menyebutnya sebagai “keadaan kesadaran ekstrem”.

Dampak Fatal Validasi AI

Interaksi ini berujung pada tiga kali rawat inap, kehilangan pekerjaan, dan diagnosis episode manik berat. Irwin bahkan sempat mengancam akan melompat dari mobil ibunya. Setelah kejadian tersebut, ChatGPT mengakui kegagalannya dalam memberikan pengecekan realitas yang memadai.

“Kami menyadari ChatGPT bisa terasa lebih responsif dan personal, terutama bagi individu rentan,” kata juru bicara OpenAI kepada WSJ. Perusahaan mengaku sedang berupaya mengurangi risiko penguatan perilaku negatif oleh AI.

Risiko Kesehatan Mental dari AI

Penelitian Stanford menemukan bahwa model bahasa besar seperti ChatGPT kesulitan membedakan delusi dan realitas. Miles Brundage, mantan penasihat senior OpenAI, mengkritik perusahaan teknologi AI yang belum memprioritaskan bahaya “sikofansi AI” meski risikonya telah diketahui bertahun-tahun.

Kasus Irwin bukan yang pertama. Seorang investor awal OpenAI juga dilaporkan mengalami gangguan mental serupa. Temuan ini memperkuat kekhawatiran tentang dampak psikologis AI, seperti yang juga terjadi pada platform seperti Instagram yang digugat karena merusak mental remaja.

OpenAI telah bekerja sama dengan MIT untuk meneliti efek psikologis produknya dan merekrut psikiater forensik untuk penyelidikan lebih lanjut. Namun, Brundage menegaskan bahwa pengembangan model baru sering kali mengalahkan pertimbangan keamanan.

Fenomena ini memicu pertanyaan tentang perlunya regulasi yang lebih ketat untuk AI, terutama dalam melindungi pengguna rentan. Seperti diskusi tentang lubang hitam dan lubang cacing, batas antara fiksi ilmiah dan realitas semakin kabur dengan hadirnya teknologi AI.

AI Bubble Lebih Parah Dibanding Dot-Com, Peringatan Ekonom

0

Telset.id – Ekonom Torsten Slok dari Apollo Global Management memperingatkan bahwa gelembung pasar AI saat ini lebih parah dibanding kondisi sebelum krisis dot-com tahun 1990-an. Menurutnya, valuasi 10 perusahaan teratas di S&P 500 sekarang jauh lebih tinggi relatif terhadap pendapatan mereka dibanding era dot-com.

Dalam catatan yang beredar luas, Slok menunjukkan rasio harga terhadap pendapatan (P/E) perusahaan-perusahaan tersebut terus merangkak naik selama lima tahun terakhir, melampaui level tahun 1990-an. “Perbedaan antara gelembung IT tahun 1990-an dan gelembung AI hari ini adalah bahwa 10 perusahaan teratas di S&P 500 saat ini lebih overvalued,” tulisnya.

Nvidia, Microsoft, Apple, Amazon, Meta, dan Alphabet—semuanya pemain kunci di industri AI—mendominasi indeks S&P 500. Namun, pendapatan mereka masih jauh tertinggal dibanding pengeluaran besar-besaran untuk infrastruktur AI. Beberapa pemimpin teknologi bahkan mulai menunjukkan keraguan melihat ketimpangan rasio P/E yang masif ini.

Peringatan Sebelumnya tentang Gelembung AI

Slok bukan yang pertama membandingkan demam AI dengan gelembung dot-com. Sejak 2023, ketika ChatGPT OpenAI baru berumur beberapa bulan, analis sudah memperingatkan risiko overinvestasi di teknologi yang belum terbukti. Kritikus AI Ed Zitron bahkan menyamakan situasi ini dengan krisis subprime mortgage 2007 yang memicu keruntuhan pasar properti AS.

Ketahanan investor terhadap valuasi tinggi di industri AI diuji awal tahun ini ketika DeepSeek, perusahaan AI asal China, menunjukkan bahwa model chatbot mereka—yang biaya pelatihannya jauh lebih murah—bisa bersaing dengan model besar dari OpenAI, Meta, dan Google. Hal ini memicu pelepasan saham senilai lebih dari $1 triliun.

Proyeksi Pasar dan Risiko

Menurut riset S&P Global pada Juni, pasar AI generatif diproyeksikan tumbuh pesat hingga $85 miliar pada 2029. Namun, angka ini masih kalah dibanding pengeluaran modal Meta tahun ini saja yang mencapai $60 miliar. Perusahaan teknologi perlu meyakinkan investor bahwa investasi besar-besaran mereka akan terbayar—dan tidak berujung pada krisis pasar saham seperti tahun 2000.

Dengan popularitas alat seperti ChatGPT dan Gemini Google yang meledak, pendapatan masih belum sebanding dengan biaya ekspansi pusat data. Seperti yang terjadi pada masalah teknis produk teknologi lainnya, ketidakpastian ini bisa menjadi pertanda buruk bagi stabilitas pasar.

Sementara itu, perkembangan fitur AI di platform seperti Telegram dan WhatsApp terus berlanjut, menunjukkan betapa dalamnya penetrasi teknologi ini di berbagai sektor.

Vivo Y50 5G dan Y50m Resmi Meluncur: Baterai 6000 mAh dan Chipset Dimensity 6300

0

Telset.id – Vivo kembali memperkuat jajaran ponsel mid-range-nya dengan meluncurkan dua varian baru: Vivo Y50 5G dan Vivo Y50m. Kedua ponsel ini hadir dengan spesifikasi yang nyaris identik, termasuk baterai raksasa 6000 mAh dan chipset MediaTek Dimensity 6300. Lantas, apa yang membedakan keduanya?

Dilansir dari Gizmochina, kedua ponsel ini ditujukan untuk pasar China dengan harga terjangkau namun menawarkan fitur-fitur yang cukup menarik untuk segmen mid-range. Dengan layar besar 6,74 inci dan refresh rate 90Hz, Vivo Y50 5G dan Y50m siap bersaing di kelasnya.

Jika Anda mencari ponsel dengan daya tahan baterai ekstra dan performa 5G, dua model ini layak dipertimbangkan. Namun, sebelum memutuskan, mari kita telusuri lebih dalam apa yang ditawarkan oleh Vivo dalam seri terbarunya ini.

Desain dan Layar: Mirip Tapi Tak Sama

Kedua ponsel ini mengusung layar LCD 6,74 inci dengan resolusi HD+ dan rasio aspek 20:9. Desainnya mengikuti tren terbaru dengan waterdrop notch di bagian atas layar, memberikan ruang lebih luas untuk konten. Fitur keamanannya mengandalkan pemindai sidik jari samping, yang praktis dan cepat.

Dari segi ketahanan, Vivo Y50 5G dan Y50m telah mengantongi sertifikasi ketahanan militer serta rating IP64, yang berarti tahan debu dan percikan air. Tersedia dalam tiga pilihan warna: Platinum White, Sky Blue, dan Diamond Black.

Performa: Dimensity 6300 dan Pilihan RAM Berbeda

Keduanya menggunakan chipset MediaTek Dimensity 6300, yang termasuk dalam kategori mid-range namun cukup tangguh untuk aktivitas sehari-hari. Perbedaan utama terletak pada konfigurasi RAM dan ROM:

  • Vivo Y50 5G: Mulai dari 4GB RAM + 128GB ROM hingga 12GB RAM + 256GB ROM.
  • Vivo Y50m: Mulai dari 6GB RAM + 256GB ROM hingga 12GB RAM + 256GB ROM.

Jika Anda membutuhkan performa lebih tinggi, Vivo Y50m bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, bagi pengguna yang tidak terlalu membutuhkan kapasitas besar, Vivo Y50 5G dengan varian termurahnya bisa jadi solusi hemat.

Kamera dan Baterai: Standar Mid-Range

Di sektor kamera, keduanya hanya mengandalkan kamera tunggal 13 MP di belakang dan kamera depan 5 MP. Konfigurasi ini tergolong standar untuk ponsel di kisaran harganya, tetapi mungkin kurang memuaskan bagi penggemar fotografi.

Yang menarik justru baterainya. Dengan kapasitas 6000 mAh, kedua ponsel ini bisa bertahan seharian bahkan dengan penggunaan intensif. Dukungan pengisian cepat 44W juga memastikan waktu pengisian yang lebih singkat.

Harga dan Ketersediaan

Vivo Y50 5G dibanderol mulai dari 1.199 Yuan (sekitar Rp2,7 juta) untuk varian 4GB/128GB, sedangkan Vivo Y50m dimulai dari 1.499 Yuan (sekitar Rp3,4 juta) untuk varian 6GB/256GB. Sayangnya, belum ada informasi apakah kedua model ini akan dirilis di pasar global atau hanya tersedia di China.

Jika Anda tertarik dengan seri Vivo sebelumnya, Anda bisa membandingkannya dengan Vivo Y70s 5G yang menggunakan chipset Samsung atau Vivo Y50t yang menawarkan spesifikasi berbeda.

Dengan baterai besar dan dukungan 5G, Vivo Y50 5G dan Y50m bisa menjadi pilihan menarik untuk pengguna yang mengutamakan daya tahan dan konektivitas. Namun, jika Anda mencari kamera lebih canggih, mungkin perlu mempertimbangkan model lain.

Bocoran Samsung Galaxy Z Fold8: Material Titanium vs CFRP dan Kembalinya S Pen

0

Telset.id – Belum genap sebulan sejak peluncuran Galaxy Z Fold7, rumor tentang penerusnya, Galaxy Z Fold8, sudah mulai bermunculan. Jika mengikuti pola rilis sebelumnya, Samsung diperkirakan akan meluncurkan perangkat ini pada Juli 2026. Yang menarik, perusahaan asal Korea Selatan ini dikabarkan sedang mempertimbangkan dua material berbeda untuk bagian belakang Fold8: titanium dan carbon fiber reinforced plastics (CFRP).

Perubahan material ini bukan sekadar soal estetika, melainkan juga menyangkut fungsi dan pengalaman pengguna. Galaxy Z Fold7 sendiri menjadi yang pertama menggunakan titanium setelah seri sebelumnya, mulai dari Fold3 hingga Fold6, mengandalkan CFRP. Material baru ini membantu mengurangi ketebalan perangkat hingga 0,6 mm, meski dengan konsekuensi hilangnya dukungan S Pen karena potensi interferensi elektromagnetik.

Material Baru, Tantangan Baru

Penggunaan titanium pada Fold7 memang membuatnya lebih ringan dan tipis, tetapi material logam ini diketahui dapat mengganggu kinerja S Pen yang mengandalkan teknologi electromagnetic resonance (EMR). Kabarnya, Samsung sedang mengembangkan teknologi digitizer yang lebih tipis untuk mengakomodasi S Pen, dengan kemungkinan peluncuran pada Fold8 tahun depan.

Menurut sumber terpercaya, permintaan akan fitur S Pen pada perangkat foldable cukup tinggi. Jika Samsung berhasil mengatasi tantangan teknis ini, Fold8 bisa menjadi perangkat yang lebih menarik bagi profesional dan kreator. Alternatif lain yang sedang dipertimbangkan adalah teknologi aktif berbasis elektrostatik, mirip dengan Apple Pencil, yang tidak terpengaruh oleh material logam.

Alasan di Balik Pertimbangan Material

Selain faktor teknis, Samsung juga mempertimbangkan risiko pasokan material akibat ketegangan perdagangan global, terutama terkait tarif impor di AS. Dengan memiliki alternatif material, perusahaan dapat lebih fleksibel menghadapi perubahan kebijakan yang mungkin terjadi.

Meski demikian, masih terlalu dini untuk memastikan pilihan akhir Samsung. Seperti biasa, perusahaan ini dikenal suka bereksperimen dengan berbagai opsi sebelum menentukan spesifikasi final. Jika Anda penasaran dengan performa Fold7, jangan lewatkan ulasan lengkapnya di Telset.id.

Dengan persaingan ketat di pasar foldable, termasuk dari Google Pixel Fold dan Motorola Razr, Samsung tentu ingin mempertahankan posisinya sebagai pemimpin inovasi. Apakah Fold8 akan menjadi jawabannya? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Pemerintah Dorong Pemanfaatan AI Secara Etis dengan Strategi Nasional

0

Telset.id – Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), pemerintah Indonesia melalui Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menegaskan komitmennya untuk memastikan teknologi ini dimanfaatkan secara etis, adil, dan inklusif. Strategi Nasional Kecerdasan Buatan 2020–2045 dan Peta Jalan AI Nasional menjadi fondasi utama dalam mewujudkan visi tersebut.

Nezar menjelaskan, kedua dokumen strategis ini dirancang untuk mengoptimalkan potensi AI sekaligus mengantisipasi risiko yang mungkin timbul. “Pemanfaatan AI harus dilakukan secara proaktif, dengan prinsip etika seperti keadilan, transparansi, dan akuntabilitas,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (9/7/2025).

Langkah ini bukan tanpa alasan. Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan perkembangan teknologi AI tidak mengabaikan aspek kemanusiaan. Apalagi, AI telah menyentuh hampir semua sektor, mulai dari kesehatan hingga pendidikan.

Strategi Nasional AI: Fondasi Etis untuk Inovasi

Menurut Nezar, Strategi Nasional Kecerdasan Buatan 2020–2045 dan Peta Jalan AI Nasional tidak hanya fokus pada pengembangan teknologi, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial-ekonomi. “Kami sangat memperhatikan isu seperti perpindahan tenaga kerja, pengembangan talenta lokal, dan perlindungan data pribadi,” tegasnya.

Pemerintah juga menekankan pentingnya tata kelola data yang kuat. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk memastikan AI digunakan secara bertanggung jawab. Sebagai bukti keseriusan Indonesia, pada 2024 lalu, negara kita menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang menyelesaikan Readiness Assessment Methodology for Artificial Intelligence (RAM AI) dari UNESCO.

Indonesia dan Tantangan Global AI

Meski telah mencatatkan prestasi dengan RAM AI, Nezar mengakui bahwa Indonesia belum masuk dalam AI Risk Repository yang dirilis peneliti MIT. Repositori ini memuat lebih dari 3.000 contoh risiko AI global. “Kami berkomitmen untuk memastikan perspektif Indonesia tidak terabaikan dalam diskusi global tentang tata kelola AI,” ucapnya.

Untuk itu, pemerintah mendorong kolaborasi lintas sektor, mulai dari riset keamanan AI, pengembangan kebijakan, hingga pelatihan talenta digital. “Kita perlu berbagi pengetahuan mutakhir dan praktik terbaik terkait tata kelola AI,” tambah Nezar.

Upaya ini sejalan dengan langkah beberapa perusahaan teknologi global yang mulai mengintegrasikan AI ke dalam produk mereka, seperti Infinix Hot 60 5G, smartphone 5G termurah dengan fitur AI di India.

Masa Depan AI di Indonesia

Dengan peta jalan yang jelas, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam pengembangan AI di kawasan Asia Tenggara. Namun, Nezar mengingatkan, peluang besar ini juga datang dengan tanggung jawab yang besar. “Kita harus memastikan AI digunakan untuk kemajuan ekonomi dan sosial, bukan sebaliknya,” tegasnya.

Sebagai langkah konkret, pemerintah akan menguji publik peta jalan AI pada Agustus 2025. Uji publik ini diharapkan dapat mengakomodasi masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat umum.

Sementara itu, perkembangan AI juga memengaruhi industri lain, seperti game online PC terbaik 2025, yang semakin mengandalkan teknologi ini untuk meningkatkan pengalaman bermain.

Dengan pendekatan yang holistik dan berorientasi pada masa depan, Indonesia berpotensi menjadi contoh dalam pemanfaatan AI yang bertanggung jawab. Tantangannya sekarang adalah bagaimana memastikan semua rencana ini diimplementasikan dengan baik.

Anthropic Incar Investasi dari UAE dan Qatar, CEO Akui Ada Risiko

0

Telset.id – Di tengah perlombaan pengembangan kecerdasan buatan (AI), perusahaan rintisan Anthropic dikabarkan sedang merencanakan pendanaan dari Uni Emirat Arab (UAE) dan Qatar. Bocoran pesan internal CEO Dario Amodei mengungkap dilema etis di balik langkah strategis ini.

Dalam pesan Slack yang diperoleh WIRED, Amodei mengakui bahwa menerima investasi dari pemimpin Timur Tengah berpotensi memperkaya “para diktator”. “Ini adalah konsekuensi nyata dan saya tidak senang tentang hal ini,” tulisnya. “Sayangnya, prinsip ‘Tidak ada orang jahat yang boleh mendapat manfaat dari kesuksesan kita’ sulit dijalankan dalam bisnis.”

Langkah ini terjadi ketika perusahaan-perusahaan AI berebut mengamankan modal besar untuk melatih model AI mutakhir. Pada Januari lalu, OpenAI mengumumkan proyek pusat data senilai $500 miliar dengan dukungan finansial dari MGX, firma investasi milik pemerintah UAE.

Dilema Etis di Balik Pendanaan

Amodei menyadari keputusan ini akan memicu tuduhan hipokrisi. Dalam esainya berjudul “Machines of Loving Grace”, ia pernah menulis bahwa demokrasi perlu menetapkan syarat pengembangan AI untuk mencegah penyalahgunaan oleh rezim otoriter. Namun, realitas bisnis tampaknya memaksa kompromi.

“Ada modal sangat besar di Timur Tengah, mudah $100 miliar atau lebih,” tulis Amodei. “Jika ingin tetap berada di garis depan, kita mendapat manfaat besar dari akses ke modal ini. Tanpa itu, jauh lebih sulit bertahan.”

Anthropic dan Dinamika Geopolitik AI

Pada 2024, Anthropic sempat menolak pendanaan Arab Saudi dengan alasan keamanan nasional. Namun, ketika saham 8% milik FTX dilepas, mayoritas dibeli ATIC Third International Investment asal UAE senilai $500 juta.

Kini, Anthropic tampaknya bersiap menerima dana negara Teluk—meski belum jelas apakah kebijakan terhadap Arab Saudi berubah. Perusahaan berharap bisa membatasi investasi hanya sebagai penyertaan finansial, tanpa memberi kendali strategis kepada investor.

Seperti diungkap dalam peringatan sebelumnya tentang risiko spionase AI, Amodei khawatir investor bisa mendapatkan “soft power” melalui janji pendanaan masa depan.

Kompetisi dan Tekanan Bisnis

Amodei mengakui Anthropic berada dalam posisi sulit setelah gagal mencegah rival membangun pusat data besar di Timur Tengah. “Sayangnya, setelah gagal mencegah dinamika ini di tingkat kolektif, kami sekarang terjebak sebagai perusahaan individu,” tulisnya.

Ia merujuk pada rencana pusat data AI 5 gigawatt di UAE, yang membuat Anthropic berada dalam posisi kompetitif yang kurang menguntungkan. “Saya benar-benar berharap kami tidak berada dalam posisi ini, tapi inilah kenyataannya.”

Meski demikian, Anthropic tetap berkomitmen pada pengembangan AI yang bertanggung jawab, termasuk penerapan kebijakan penggunaan yang ketat.

Keputusan Anthropic mencerminkan dilema yang dihadapi banyak perusahaan teknologi: bagaimana tetap kompetitif di pasar global sambil mempertahankan nilai-nilai etis. Seperti investasi Qatar di BlackBerry, aliran modal dari Timur Tengah terus mengubah lanskap teknologi dunia.

Amodei menutup pesannya dengan nada realistis: “Seperti banyak keputusan, ini memiliki kekurangan, tapi kami percaya ini pilihan terbaik secara keseluruhan.” Kata-kata yang mungkin mewakili zeitgeist era AI—di mana kemajuan teknologi dan pertimbangan etis terus bertarung dalam ketegangan yang tak terhindarkan.

Fidji Simo, CEO Baru OpenAI, Optimistis AI Bisa Ubah Masa Depan

0

Telset.id – Dunia kecerdasan buatan (AI) kembali mencatat babak baru dengan kedatangan Fidji Simo sebagai CEO Aplikasi OpenAI. Dalam memo pertamanya kepada staf, Simo menyampaikan visi optimistis bahwa teknologi yang mereka kembangkan akan “membuka lebih banyak peluang bagi lebih banyak orang dibanding teknologi lain dalam sejarah.”

Memo tersebut, yang diperoleh WIRED, menggambarkan keyakinan Simo bahwa AI dapat menjadi alat pemberdayaan massal. “Jika kita melakukannya dengan benar, AI bisa memberi semua orang lebih banyak kekuatan daripada sebelumnya,” tulisnya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa peluang tersebut “tidak akan muncul dengan sendirinya.”

Simo, yang saat ini masih menjabat sebagai CEO Instacart, akan resmi bergabung dengan OpenAI dalam beberapa minggu mendatang. Ia membawa pengalaman panjang dari Meta, tempat ia menghabiskan satu dekade dan naik dari manajer produk hingga memimpin divisi produk aplikasi Facebook. Sejak setahun terakhir, Simo juga telah menjadi anggota dewan direksi OpenAI.

Visi AI sebagai Penyetara Sosial

Dalam memo-nya, Simo merinci enam area di mana AI dapat memberikan dampak signifikan: pengetahuan, kesehatan, ekspresi kreatif, kebebasan ekonomi, efisiensi waktu, dan dukungan emosional. Ia menggambarkan AI sebagai “penyetara besar” yang mampu meruntuhkan hambatan sosial dalam akses pengetahuan, pendapatan, dan kesejahteraan mental.

“AI dapat mengompresi ribuan jam pembelajaran menjadi wawasan yang dipersonalisasi, disampaikan dalam bahasa sederhana, dengan kecepatan yang sesuai pemahaman kita,” tulis Simo. “Ia tidak hanya menjawab pertanyaan—tetapi mengajari kita untuk bertanya lebih baik.”

AI sebagai Pendamping Emosional

Salah satu bagian paling menarik dari memo Simo adalah visinya tentang AI sebagai pendamping emosional. Ia menceritakan bagaimana pelatih bisnisnya, Katia, telah mengubah kariernya, dan berharap ChatGPT dapat menjadi “Katia dalam saku” bagi banyak orang.

“Pelatihan personalisasi selama ini menjadi hak istimewa segelintir orang, tetapi dengan ChatGPT, ini bisa tersedia untuk banyak orang,” tulisnya. Ia bahkan menggambarkan bagaimana AI bisa “membawa pola bawah sadar Anda ke kesadaran.”

Pernyataan ini selaras dengan rumor tentang perangkat keras yang sedang dikembangkan OpenAI bersama desainer ternama Jony Ive, yang dikabarkan akan “sepenuhnya memahami lingkungan dan kehidupan pengguna.” Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset.id, perusahaan ini memang tidak ragu mengejar visi AI yang sangat personal.

Tantangan di Depan Mata

Meski penuh optimisme, memo Simo juga menghadapi kritik. Beberapa pengamat mengingatkan bahwa film Her—yang sering disebut-sebut Sam Altman sebagai inspirasi—sebenarnya adalah cerita peringatan tentang hubungan manusia-AI, bukan model bisnis.

Sementara itu, tantangan operasional tidak kecil. Seperti dilaporkan JPMorgan, OpenAI diperkirakan baru akan mencetak keuntungan pada 2029. Ditambah dengan penundaan rilis model terbuka untuk pengujian keamanan, jalan Simo untuk mewujudkan visinya tidak akan mudah.

Namun, dengan pengalaman memimpin di Meta dan Instacart, serta kedekatannya dengan Altman, Simo mungkin tepat menjadi orang yang membawa OpenAI dari laboratorium penelitian ke kehidupan sehari-hari miliaran orang. Seperti katanya sendiri: “Jika AI bisa membantu orang benar-benar memahami diri sendiri, ini mungkin menjadi hadiah terbesar yang pernah kita terima.”

WhatsApp Business untuk UMKM: Fitur Unggulan dan Cara Mudah Memulai

0

Telset.id – Di era digital yang serba cepat, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi. Salah satu platform yang menjadi andalan adalah WhatsApp Business. Aplikasi ini bukan sekadar alat komunikasi, melainkan solusi lengkap untuk mengelola bisnis secara efisien dan profesional.

WhatsApp Business hadir dengan fitur-fitur khusus yang dirancang untuk memudahkan pelaku UMKM berinteraksi dengan pelanggan. Dari katalog produk hingga balasan otomatis, aplikasi ini menawarkan segala yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Lalu, bagaimana cara memanfaatkannya secara optimal?

Artikel ini akan mengupas tuntas langkah-langkah menggunakan WhatsApp Business, fitur unggulannya, serta tips untuk memaksimalkan potensinya bagi UMKM. Simak selengkapnya!

Cara Mudah Membuat Akun WhatsApp Business

Membuat akun WhatsApp Business sangat sederhana dan bisa dilakukan dalam hitungan menit. Berikut panduan lengkapnya:

  • Unduh Aplikasi: Download WhatsApp Business dari Play Store atau App Store.
  • Verifikasi Nomor: Gunakan nomor khusus bisnis atau nomor pribadi yang sudah ada. Masukkan kode verifikasi yang dikirim via SMS.
  • Lengkapi Profil: Isi informasi bisnis seperti nama, alamat, deskripsi, dan jam operasional. Jangan lupa unggah logo atau foto produk.
  • Atur Katalog: Tambahkan produk atau jasa yang ditawarkan di fitur Katalog untuk memudahkan pelanggan melihat pilihan.

Keunggulan WhatsApp Business untuk UMKM

WhatsApp Business bukan sekadar aplikasi pesan biasa. Berikut fitur-fitur yang membuatnya istimewa:

1. Profil Bisnis yang Profesional

Dengan profil bisnis yang lengkap, pelanggan bisa mengenal usaha Anda lebih baik. Informasi seperti alamat, jam operasional, dan deskripsi singkat akan meningkatkan kepercayaan mereka.

2. Balasan Otomatis

Fitur ini memungkinkan Anda mengatur pesan otomatis untuk menyapa pelanggan baru atau memberi tahu mereka saat sedang di luar jam kerja. Dengan begitu, komunikasi tetap lancar meski Anda sedang sibuk.

3. Statistik Pesan

Pantau efektivitas komunikasi bisnis Anda dengan fitur statistik. Anda bisa melihat berapa banyak pesan yang dikirim, diterima, dan dibaca oleh pelanggan.

4. WhatsApp Web

Kelola pesan bisnis langsung dari komputer melalui WhatsApp Web. Fitur ini sangat membantu bagi yang lebih nyaman bekerja di depan layar besar.

5. Label Chat

Organisir percakapan dengan label seperti “Pelanggan Baru” atau “Pesanan Masuk”. Ini memudahkan Anda dalam menindaklanjuti setiap interaksi dengan pelanggan.

Dengan semua fitur ini, WhatsApp Business menjadi alat yang sangat efektif untuk mengembangkan UMKM. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut, simak panduan lengkapnya di artikel ini.

Tak hanya itu, operator seperti IM3 Ooredoo juga menawarkan paket khusus untuk mendukung UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital seperti WhatsApp Business.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera manfaatkan WhatsApp Business untuk mengembangkan usaha Anda dan jadikan bisnis lebih efisien serta profesional!

6 Penyebab Akun WhatsApp Diblokir Sementara dan Solusinya

0

Telset.id – Pernahkah Anda tiba-tiba melihat pesan “Diblokir sementara” saat membuka WhatsApp? Jangan panik, tapi jangan juga diabaikan. Ini adalah alarm merah dari sistem keamanan WhatsApp yang menandakan aktivitas mencurigakan pada akun Anda. Jika dibiarkan, blokir sementara bisa berubah menjadi permanen, dan Anda kehilangan akses selamanya.

WhatsApp, sebagai platform komunikasi terbesar di dunia, memiliki kebijakan ketat untuk melindungi pengguna dari penyalahgunaan. Mulai dari penggunaan aplikasi ilegal hingga pengiriman konten berbahaya, pelanggaran kecil sekalipun bisa memicu pemblokiran. Lantas, apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengantisipasinya?

Berikut enam alasan utama akun WhatsApp Anda bisa diblokir sementara, dilengkapi analisis mendalam dan solusi praktis berdasarkan panduan resmi WhatsApp.

1. Menggunakan WhatsApp Tidak Resmi: Risiko di Balik Fitur Tambahan

WhatsApp GB atau WhatsApp Plus mungkin menawarkan fitur menarik seperti tema custom atau penghapus pesan otomatis. Namun, aplikasi modifikasi ini melanggar Ketentuan Layanan WhatsApp. Sistem deteksi WhatsApp mampu mengidentifikasi paket aplikasi yang tidak resmi, dan akun penggunanya rentan dibatasi aksesnya.

2. Scraping Data: Ketika Otomatisasi Berujung Blokir

Pengerukan data (scraping) — baik untuk keperluan marketing, riset, atau tujuan lain — termasuk pelanggaran berat. Aktivitas ini meliputi pengambilan massal nomor telepon, status, atau informasi profil pengguna lain. WhatsApp menggunakan algoritma canggih untuk mendeteksi pola tidak wajar ini, bahkan jika dilakukan melalui aplikasi resmi.

3. Spam dan Pesan Massal: Batas yang Tidak Boleh Dilewati

Mengirim pesan berantai ke puluhan kontak dalam waktu singkat atau membombardir grup dengan promosi adalah pemicu umum blokir sementara. WhatsApp membatasi pengiriman pesan ke nomor yang tidak tersimpan di kontak (non-contacts) sebagai upaya anti-spam. Jika terdeteksi, akun akan masuk daftar hitam sistem.

4. Laporan Pengguna: Ketika Reputasi Digital Anda Dipertanyakan

Jika sejumlah pengguna melaporkan akun Anda karena dianggap mengganggu, WhatsApp akan meninjau laporan tersebut. Akun dengan laporan berulang berisiko tinggi dinonaktifkan, terlepas dari apakah pelaporan tersebut valid atau tidak. Ini adalah mekanisme crowdsourcing untuk menjaga ekosistem pengguna.

5. File Berbahaya: Trojan dalam Kemasan GIF atau Dokumen

Mengirim file APK, EXE, atau dokumen dengan ekstensi mencurigakan dapat memicu alarm keamanan WhatsApp. Platform ini secara proaktif memindai lampiran untuk melindungi pengguna dari malware. Bahkan file yang tampak biasa seperti PDF bisa mengandung skrip berbahaya.

6. Upaya Peretasan: Bermain Api dengan Sistem WhatsApp

Percobaan mengakses server WhatsApp tanpa otorisasi (seperti menggunakan tools pihak ketiga untuk mem-bypass verifikasi) adalah pelanggaran kriminal. Selain blokir permanen, pelaku bisa berurusan dengan tim hukum Meta. Ini bukan lagi sekadar pelanggaran Terms of Service, melainkan tindakan cybercrime.

Jika akun Anda sudah terlanjur diblokir, segera baca panduan lengkap kami tentang Cara Membuka Akun WhatsApp Terblokir Akibat Spam. Ingat, pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Gunakan WhatsApp secara bertanggung jawab, dan jauhi praktik-praktik berisiko.