Beranda blog Halaman 27

ROG Xbox Ally dan Ally X Resmi: Handheld Gaming Anyar dengan Sentuhan Xbox

Telset.id – Selama bertahun-tahun, para gamer portabel hanya punya dua pilihan: konsol khusus seperti Nintendo Switch atau perangkat Windows yang canggung. Kini, ASUS dan Xbox menghadirkan solusi baru dengan meluncurkan ROG Xbox Ally dan ROG Xbox Ally X. Apakah ini jawaban atas impian handheld gaming yang sesungguhnya?

Kolaborasi antara ASUS ROG dan Xbox ini bukan sekadar rebranding biasa. Dua raksasa teknologi ini berhasil menciptakan perangkat yang memadukan fleksibilitas Windows dengan pengalaman konsol Xbox yang mulus. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel Microsoft Rencanakan Xbox Handheld, langkah ini memang sudah lama dinantikan.

1. Spesifikasi Gahar untuk Pengalaman Gaming Premium

Mari kita bedah dulu spesifikasi kedua perangkat ini. Baik ROG Xbox Ally maupun Ally X sama-sama mengusung layar 7 inci beresolusi 1080p dengan refresh rate 120Hz dan proteksi Gorilla Glass Victus. Namun, di balik bodi yang mirip, terdapat perbedaan signifikan dalam hal performa.

ROG Xbox Ally menggunakan APU Ryzen Z2 berbasis arsitektur RDNA 2, didukung RAM 16GB dan penyimpanan 512GB. Sementara versi Ally X melangkah lebih jauh dengan Ryzen Z2 Extreme, RAM 24GB, dan SSD 1TB. Perbedaan baterai juga cukup mencolok: 60Wh pada Ally vs 80Wh pada Ally X.

Untuk konektivitas, Ally X unggul dengan dukungan USB 4.0/Thunderbolt 4, sementara saudara mudanya ‘hanya’ memiliki USB-C dengan DisplayPort 2.1. Keduanya tetap menyertakan WiFi 6E dan Bluetooth 5.4, plus kemampuan upgrade SSD via slot microSD atau M.2 internal.

2. Optimisasi Xbox: Rahasia di Balik Performa Mulus

Spesifikasi hardware memang penting, tapi keunggulan sebenarnya ROG Xbox Ally series terletak pada optimisasi software. Seperti yang kami laporkan dalam Xbox Ally Resmi Diumumkan, Microsoft dan ASUS berhasil mengatasi kelemahan utama perangkat Windows sebelumnya.

Masalah klasik seperti navigasi yang tidak ramah gamepad, pembaruan yang mengganggu, dan proses latar belakang yang boros RAM kini sudah diatasi. Sistem baru ini mampu meminimalkan aktivitas latar belakang, menunda tugas non-esensial, dan mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk game.

Sebagai contoh, proses Windows standar seperti wallpaper desktop dan taskbar yang biasanya memakan 2GB RAM kini dioptimalkan secara signifikan. Hasilnya? Pengalaman gaming yang lebih mulus dengan konsumsi daya yang lebih efisien.

3. Rasakan Xbox di Genggaman Tangan

Meski berbasis Windows, ROG Xbox Ally series menawarkan pengalaman yang sangat dekat dengan konsol Xbox asli. Fitur seperti tombol Xbox khusus untuk memanggil Game Bar overlay dan integrasi penuh dengan Xbox Game Pass membuat perangkat ini terasa seperti produk first-party Microsoft.

Dengan dukungan Xbox Cloud Gaming dan desain yang berfokus pada kontroler, ASUS dan Xbox berhasil menjembatani kesenjangan antara PC Windows dan konsol gaming portabel. Seperti bocoran dalam ASUS ROG Ally 2 Bocoran Terbaru, kolaborasi ini memang menjanjikan terobosan baru di dunia handheld gaming.

Pertanyaan besarnya sekarang: apakah ROG Xbox Ally series akan menjadi pesaing serius bagi Steam Deck dan Nintendo Switch? Jawabannya mungkin terletak pada bagaimana pasar merespons harga dan ketersediaannya. Tapi satu hal pasti, lanskap gaming portabel tak akan pernah sama lagi.

Meta dan XGS Energy Garap Proyek Geothermal di New Mexico untuk Data Center AI

Telset.id – Jika Anda mengira kebutuhan energi untuk pengembangan AI hanya bisa dipenuhi oleh sumber konvensional, bersiaplah terkejut. Meta, raksasa teknologi di balik Facebook dan Instagram, baru saja mengumumkan kerja sama strategis dengan XGS Energy untuk mengembangkan proyek energi geothermal “generasi berikutnya” di New Mexico. Kolaborasi ini bukan sekadar pencitraan hijau, melainkan langkah konkret memenuhi kebutuhan listrik data center AI yang semakin rakus.

Menurut pengumuman resmi kedua perusahaan, proyek geothermal ini akan menyuntikkan 150 megawatt energi bebas karbon ke jaringan listrik yang digunakan oleh data center Meta. Yang menarik, sistem ini diklaim beroperasi tanpa menggunakan air sama sekali—solusi tepat untuk wilayah kering seperti New Mexico. “Negara bagian ini memiliki sumber batuan panas terbaik di AS, tapi selama ini sulit dimanfaatkan karena minimnya akses air,” jelas pernyataan tersebut.

Geothermal Kering: Solusi untuk Kelangkaan Air

XGS Energy membawa pendekatan revolusioner dengan memanfaatkan batuan panas kering (dry hot rock) yang melimpah di New Mexico. Teknologi mereka memungkinkan konversi panas bumi menjadi listrik tanpa proses injeksi air—metode yang menjadi kendala utama proyek geothermal konvensional. “Ini adalah terobosan yang bisa mengubah peta energi terbarukan,” ujar seorang analis industri yang diwawancarai Telset.id.

Proyek ini akan berjalan dalam dua fase dan ditargetkan beroperasi penuh pada 2030. Fase pertama akan menjadi proof of concept skala kecil, sementara fase kedua meliputi ekspansi masif untuk memenuhi kebutuhan Meta. Rencana ini sejalan dengan trend perusahaan teknologi beralih ke energi bersih, seperti yang juga dilakukan Samsung di kantor dan pabriknya.

AI dan Kelaparan Energi: Dua Sisi Mata Uang

Urvi Parekh, Global Head of Energy Meta, tak menutupi fakta bahwa kolaborasi ini didorong oleh kebutuhan mendesak akan daya komputasi AI. “Kemajuan AI membutuhkan pasokan energi berkelanjutan untuk infrastrukturnya,” katanya. Pernyataan ini mengkonfirmasi kekhawatiran banyak pihak tentang dampak lingkungan dari pengembangan AI skala besar.

Meta memang gencar memburu sumber energi alternatif. Sebelumnya, mereka telah menjajaki kerja sama dengan Sage Geosystems untuk proyek geothermal lain, serta menandatangani kontrak 20 tahun dengan pembangkit nuklir di Illinois. Langkah ini mencerminkan kesadaran bahwa inovasi energi terbarukan harus berjalan seiring dengan perkembangan teknologi digital.

Lantas, apakah geothermal bisa menjadi jawaban atas krisis energi di era AI? Para ahli memandang proyek New Mexico sebagai uji coba penting. Jika berhasil, teknologi XGS Energy berpotensi diaplikasikan di wilayah vulkanik seperti Indonesia—negara dengan cadangan geothermal terbesar di dunia yang masih belum termanfaatkan optimal.

Sementara itu, inisiatif energi bersih terus bermunculan dari berbagai penjuru. Seperti rencana Jepang memanen energi matahari dari luar angkasa, proyek Meta-XGS ini membuktikan bahwa revolusi energi tidak lagi sekadar wacana, tapi sudah menjadi kebutuhan bisnis yang tak terelakkan.

Siri Canggih Apple Tertunda Hingga 2026: Masalah Internal atau Standar Tinggi?

0

Telset.id – Kabar terbaru dari Bloomberg mengindikasikan bahwa versi Siri yang lebih cerdas dan personal, yang sempat diumumkan di WWDC 2024, mungkin baru dirilis pada musim semi 2026. Padahal, Apple sebelumnya hanya menyebutkan bahwa fitur ini akan hadir “dalam tahun mendatang”. Kini, bocoran menyebutkan bahwa Siri baru ini kemungkinan besar akan tiba bersama iOS 26.4 sekitar Maret 2026—hampir dua tahun setelah pengumuman pertamanya.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar Apple? Mengapa perusahaan yang dikenal dengan inovasinya ini harus menunda peluncuran asisten virtual andalannya? Ternyata, masalahnya lebih rumit dari sekadar “belum siap”.

Konflik Internal dan Standar Tinggi Apple

Menurut laporan Bloomberg, ada ketidaksepakatan internal antara tim marketing dan engineering Apple mengenai siapa yang bertanggung jawab atas keterlambatan ini. Tim marketing dituding telah terlalu dini mempromosikan kemampuan Siri yang belum matang, sementara tim engineering diklaim memberikan gambaran yang tidak akurat tentang kesiapan teknologi tersebut. Akibatnya, Apple terpaksa menarik iklan Siri pada Maret lalu karena fitur yang dijanjikan ternyata belum siap.

Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, eksekutif Apple mengakui bahwa Siri versi baru belum memenuhi standar kualitas perusahaan. “Kami tidak ingin merilis sesuatu yang setengah matang,” ujar salah satu sumber. Hal ini sejalan dengan pendekatan Apple yang terkenal sangat ketat dalam hal kualitas produk.

Fitur yang Ditunggu-tunggu

Siri versi baru dijanjikan mampu mengambil tindakan langsung di dalam aplikasi dan memahami konteks layar pengguna. Misalnya, Siri bisa secara otomatis merujuk ke email untuk informasi penerbangan atau menyisipkan foto ke dokumen tanpa perintah eksplisit. Kemampuan ini didukung oleh kerangka kerja App Intents, yang juga akan digunakan oleh fitur Spotlight terbaru di macOS 26.

Namun, dengan penundaan ini, apakah Apple akan kehilangan momentum di tengah persaingan ketat asisten virtual seperti Google Assistant dan Alexa? Sepertinya tidak. Apple justru memilih untuk lebih berhati-hati, seperti terlihat dari presentasi WWDC 2025 yang lebih rendah profil dalam hal AI dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika Anda penasaran dengan perkembangan Siri, simak juga artikel kami tentang integrasi ChatGPT dengan Siri yang mungkin menjadi salah satu solusi sementara Apple.

Jadi, apakah penundaan ini pertanda buruk? Belum tentu. Bisa jadi, Apple sedang memastikan bahwa Siri benar-benar siap untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan perangkat. Atau, seperti yang diungkapkan dalam artikel sebelumnya, mereka sedang fokus menyempurnakan teknologi inti sebelum meluncurkannya ke pasar.

Snapseed 3.0 Hadir di iOS, Google Rombak Total Aplikasi Edit Foto Ini

0

Telset.id – Setelah bertahun-tahun tanpa pembaruan berarti, Google akhirnya menghadirkan perubahan besar untuk Snapseed. Versi 3.0 aplikasi edit foto ini membawa desain ulang menyeluruh untuk pengguna iPhone dan iPad, menandai babak baru dalam perjalanan aplikasi yang sempat ‘tertidur’ ini.

Bagi Anda yang gemar memoles foto langsung dari ponsel, nama Snapseed tentu tidak asing. Aplikasi besutan Nik Software ini diakuisisi Google pada 2012 dan sempat menjadi primadona sebelum akhirnya kalah bersaing dengan aplikasi sejenis. Kini, dengan pembaruan besar ini, Google sepertinya ingin kembali merebut tahta.

Transformasi Total Snapseed 3.0

Perubahan paling mencolok dari Snapseed 3.0 adalah antarmuka yang sepenuhnya didesain ulang. Google menerapkan tata letak grid untuk menampilkan semua foto yang telah diedit, memberikan pengalaman yang lebih visual dan intuitif. Navigasi aplikasi juga dirombak menjadi tiga tab utama, dengan penambahan bagian “Faves” untuk alat edit yang sering digunakan.

Tak hanya perubahan antarmuka, Snapseed 3.0 juga menghadirkan penyegaran logo dengan desain yang lebih minimalis dan modern. Yang menarik, meski mengalami pembaruan besar, aplikasi ini tetap mempertahankan dua keunggulan utamanya: gratis dan bebas iklan.

Fitur Baru yang Menjanjikan

Snapseed 3.0 tidak sekadar mengubah tampilan, tetapi juga menambahkan sejumlah fitur baru. Yang paling mencolok adalah hadirnya beberapa filter film baru yang diklaim mampu memberikan nuansa fotografi analog pada hasil jepretan digital Anda. Dengan total lebih dari 25 alat dan filter yang tersedia, aplikasi ini semakin komprehensif untuk kebutuhan editing sehari-hari.

Sayangnya, pembaruan ini sejauh ini hanya tersedia untuk pengguna iOS. Pengguna Android masih harus menggunakan versi tahun lalu, dan Google belum memberikan kejelasan kapan versi terbaru akan dirilis untuk platform tersebut. Ini cukup ironis mengingat Google sendiri adalah pengembang Android.

Bagi Anda yang ingin mencoba aplikasi edit foto lainnya, beberapa alternatif seperti yang kami ulas dalam 5 Aplikasi Edit Foto Terbaik untuk Instagram bisa menjadi pilihan sambil menunggu Snapseed 3.0 hadir di Android.

Masa Depan Snapseed

Kehadiran Snapseed 3.0 setelah masa vakum yang cukup lama menimbulkan pertanyaan: Apakah Google serius ingin menghidupkan kembali aplikasi ini? Mengingat terakhir kali aplikasi ini mendapat pembaruan signifikan adalah pada 2021, langkah Google ini bisa jadi sinyal akan komitmen baru terhadap produk kreatif mereka.

Bagi para fotografer mobile, pembaruan ini tentu kabar gembira. Dengan semakin banyaknya trik menghasilkan foto keren menggunakan smartphone, hadirnya alat editing yang mumpuni seperti Snapseed 3.0 akan semakin melengkapi ekosistem fotografi mobile.

Yang menarik untuk diamati adalah apakah Google akan konsisten dalam mengembangkan Snapseed ke depan, atau apakah ini sekadar pembaruan sesaat sebelum kembali ‘tertidur’. Mengingat sejarah Google yang kerap menghentikan produk-produknya, hanya waktu yang bisa menjawab.

Sementara menunggu kejelasan nasib Snapseed di Android, pengguna iOS bisa langsung mencoba semua fitur baru ini. Dan bagi Anda yang baru membeli perangkat Android, mungkin 7 aplikasi yang cocok untuk ponsel baru Android bisa menjadi referensi aplikasi wajib instal.

ASUS ROG Luncurkan Perangkat Gaming RTX 50 Series Terlengkap di Indonesia

Telset.id – Jika Anda mengira lini laptop gaming premium tahun 2025 hanya akan bermain di spek biasa-biasa saja, bersiaplah terkejut. ASUS Republic of Gamers (ROG) baru saja meluncurkan jajaran perangkat gaming dengan NVIDIA GeForce RTX™ 50 Series paling inovatif dan lengkap di Indonesia. Mulai dari laptop gaming super powerful hingga desktop PC inovatif, ROG membuktikan kembali dominasinya sebagai brand gaming nomor 1 di Tanah Air.

Peluncuran ini bukan sekadar upgrade spek biasa. ASUS ROG menghadirkan revolusi performa dengan teknologi pendingin mutakhir, layar mini-LED canggih, dan desain yang lebih personal. “Selama 10 tahun ASUS ROG telah membuktikan diri sebagai brand gaming No.1 di Indonesia,” tegas Jimmy Lin, ASUS Southeast Asia Regional Director. Komitmen ini terwujud dalam lini produk yang benar-benar tanpa kompromi.

ROG Strix SCAR 16/18: Rekor Baru Performa Gaming

Bintang utama peluncuran ini adalah ROG Strix SCAR 16/18 yang memecahkan rekor performa. Ditenagai Intel® Core™ Ultra 9 275HX dengan 24 core dan NVIDIA GeForce RTX™ 5090 GPU, laptop ini dirancang untuk gaming AAA ekstrem. Yang menarik, sistem pendinginannya menggunakan Conductonaut Extreme liquid metal yang mampu mengurangi kebisingan hingga 45dB – solusi elegan untuk masalah thermal throttling yang sering dialami laptop gaming.

Layar ROG Nebula HDR Display-nya tak kalah mengesankan. Dengan lebih dari 2.000 dimming zone pada panel mini-LED 2.5K, kecerahan mencapai 1200 nits – cukup untuk gaming di bawah terik matahari. Fitur AniMe Vision di penutupnya memungkinkan personalisasi tampilan, menjawab kebutuhan gamer yang ingin mengekspresikan identitas unik mereka.

Zephyrus G14/G16: Portabilitas Tanpa Kompromi

Bagi yang mengutamakan mobilitas, ROG Zephyrus G14/G16 menawarkan kombinasi langka antara performa dan portabilitas. Dengan ketebalan hanya 1.49-1.59 cm dan berat mulai 1.5 kg, laptop ini membungkus hardware powerful dalam desain ultra-slim. Pilihan prosesor AMD Ryzen™ AI 9 HX 370 dan Intel® Core™ Ultra 9 285H membuatnya cocok tidak hanya untuk gaming, tetapi juga kreativitas digital.

Yang patut dicatat adalah sistem pendinginan generasi kedua yang diklaim 30% lebih efisien. “2nd Gen Arc Flow Fans pada Zephyrus menggunakan bilah bercabang yang terinspirasi dari aerodinamika pesawat,” jelas Riandanu Utomo, Technical PR ASUS Indonesia. Solusi ini memungkinkan laptop tetap dingin meski menjalankan game berat dalam waktu lama.

ROG GM700: Desktop Gaming dengan Quad-Fan System

Tak hanya laptop, ASUS juga meluncurkan ROG Strix GM700 sebagai jawaban untuk penggemar desktop gaming. Dibekali AMD Ryzen™ 7 9800X3D dan NVIDIA GeForce RTX™ 5070Ti, desktop ini menawarkan konfigurasi pendinginan hybrid udara dan water-cooling. Quad-fan system-nya dirancang khusus untuk menjaga stabilitas selama sesi gaming marathon.

Desain tool-less access-nya memudahkan upgrade komponen – fitur yang sering diabaikan produsen desktop pre-built. “Kami memahami gamer ingin sistem yang bisa berkembang seiring waktu,” tambah Muhammad Firman, Head of PR ASUS Indonesia. Pendekatan modular ini membuat GM700 tetap relevan untuk tahun-tahun mendatang.

Peluncuran ini juga diiringi program Republic of Gamers Day – Back to School Promo dari 12 Juni hingga 15 Agustus 2025. Pembeli produk ROG, TUF, atau ASUS Gaming berkesempatan memenangkan hadiah seperti ROG Ally X dan monitor gaming. “Ini bentuk apresiasi kami untuk komunitas gaming Indonesia yang terus mendukung,” pungkas Vania Margonoharto, Product Marketing ASUS Indonesia.

Dengan lini produk yang mencakup segala segmen – dari entry-level ASUS Gaming V16 hingga flagship ROG Strix SCAR – ASUS ROG kembali menegaskan posisinya sebagai pemimpin pasar gaming Indonesia. Pertanyaannya sekarang: apakah kompetitor siap menjawab tantangan ini?

Content image for article: ASUS ROG Luncurkan Perangkat Gaming RTX 50 Series Terlengkap di Indonesia

Android 16 Resmi Dirilis: Fitur Baru dan Daftar Perangkat yang Mendapatkan Update

Telset.id – Setelah melalui bulan-bulan pengujian, versi stabil Android 16 akhirnya tiba. Namun, tidak semua perangkat yang memenuhi syarat bisa langsung mengaksesnya. Update ini saat ini sedang digulirkan secara bertahap untuk perangkat Google Pixel terpilih dan akan menyusul perangkat dari merek Android lainnya dalam beberapa minggu hingga bulan mendatang.

Perangkat yang Mendapatkan Update Android 16

Google Pixel selalu menjadi yang pertama menerima versi terbaru sistem operasi Android, dan tahun ini tidak terkecuali. Berikut daftar lengkap perangkat Pixel yang sudah bisa mengunduh Android 16:

  • Pixel 6, 6 Pro, 6a
  • Pixel 7, 7 Pro, 7a
  • Pixel 8, 8 Pro, 8a
  • Pixel 9, 9 Pro, 9 Pro XL, 9 Pro Fold, 9a
  • Pixel Fold
  • Pixel Tablet

Jika Anda memiliki salah satu perangkat di atas, cek ketersediaan update dengan membuka Settings > System > Software update dan tekan tombol Check for updates. Jika sudah tersedia, cukup unduh dan instal. Jika belum, coba lagi nanti.

Apa yang Baru di Android 16?

Sebelum mengunduh, penting untuk mengetahui apa saja yang ditawarkan oleh Android 16. Berikut beberapa fitur utama yang patut diperhatikan:

1. Live Updates

Fitur ini memungkinkan pengguna melacak aktivitas seperti pesanan makanan, transportasi online, dan navigasi langsung dari panel notifikasi atau layar kunci tanpa harus membuka aplikasi. Konsepnya mirip dengan Dynamic Island milik Apple. Beberapa merek seperti Xiaomi, Oppo, dan OnePlus sudah mengadopsi fitur serupa, dan kini hadir secara native di Android 16.

2. Advanced Protection

Ini adalah paket keamanan terkuat dari Google untuk perangkat mobile. Bukan sekadar satu fitur, melainkan rangkaian perlindungan multi-layer yang bisa diaktifkan dengan beberapa ketukan. Fitur ini mencakup Device Theft Protection, App Protection, Web Protection, USB Protection, dan lainnya. Dengan strategi defense-in-depth, semua lapisan keamanan tetap aktif dan tidak bisa dimatikan satu per satu.

Jika khawatir dengan keamanan perangkat, Anda bisa mempelajari lebih lanjut tentang cara aman menghapus virus dari perangkat Android.

3. Kompatibilitas Aplikasi yang Lebih Baik untuk Perangkat Besar

Android 16 menghadirkan Adaptive Apps, yang memungkinkan aplikasi menyesuaikan tata letak dan fungsionalitasnya untuk layar besar, termasuk tablet dan perangkat foldable. Kolaborasi dengan Samsung juga menghasilkan fitur desktop windowing, memungkinkan pengguna menjalankan beberapa aplikasi dalam jendela yang bisa diatur ukuran dan posisinya—mirip dengan sistem operasi desktop seperti Windows.

4. Tampilan Baru dengan Material 3 Expressive

Android 16 memperkenalkan desain baru dengan ikon aplikasi yang lebih bulat, aksen warna segar, menu pengaturan yang didesain ulang, font yang diperbarui, dan kontrol media yang lebih elegan. Perubahan ini membuat antarmuka terlihat lebih modern dan menarik.

5. Indikator Kesehatan Baterai

Fitur ini sangat berguna, terutama untuk pengguna Pixel 6a ke atas. Di Settings > Battery, pengguna bisa melihat status kesehatan baterai:

  • Normal: Kapasitas baterai masih dalam batas wajar.
  • Reduced: Kapasitas turun di bawah 80% (disarankan ganti baterai).
  • Unavailable: Status baterai tidak terdeteksi.

Untuk pengguna Pixel 8a ke atas, ada tambahan fitur Battery capacity yang menunjukkan perkiraan daya yang bisa ditampung baterai dibandingkan dengan baterai baru.

Android 16 masih dalam tahap penggelaran untuk Google Pixel, tetapi tidak lama lagi merek lain akan menyusul. Pantau terus update terbaru di Telset.id untuk informasi lebih lanjut.

Lenovo Yoga Pro 7i Aura Edition: Laptop Premium untuk Profesional Kreatif

Telset.id – Di tengah maraknya laptop dengan klaim “kreatif”, Lenovo Yoga Pro 7i Aura Edition muncul sebagai jawaban sesungguhnya bagi para profesional yang menuntut performa tanpa kompromi. Bagaimana tidak, laptop ini menggabungkan kekuatan prosesor Intel® Core™ Ultra (Series 2), dukungan AI bawaan, dan layar OLED PureSight Pro 3K dalam desain premium nan portabel.

Bagi Anda yang bergelut di dunia kreatif—entah sebagai desainer, video editor, atau animator—perangkat ini bukan sekadar alat kerja, melainkan partner yang memahami ritme kerja dinamis Anda. Dengan harga mulai Rp 21.999.000, apakah Yoga Pro 7i Aura Edition layak menjadi investasi jangka panjang? Mari kita kupas tuntas.

Pertaruhan Lenovo di Dunia Kreatif

Santi Nainggolan, Consumer Lead Lenovo Indonesia, dengan tegas menyatakan, “Profesional kreatif layak mendapat perangkat yang tidak hanya powerful, tetapi juga cerdas.” Pernyataan ini bukan sekadar jargon marketing, melainkan filosofi yang terwujud dalam Yoga Pro 7i Aura Edition.

Laptop ini merupakan bagian dari seri Aura Edition hasil kolaborasi Lenovo dan Intel, yang khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik para kreator. Seperti yang pernah kami laporkan dalam artikel tentang produk baru Lenovo di CES 2025, perusahaan ini memang serius menggarap segmen kreatif dengan pendekatan berbasis AI.

Dapur Pacu yang Tak Pernah Lelah

Di jantung Yoga Pro 7i Aura Edition berdetak prosesor Intel® Core™ Ultra 9 H (Series 2) dengan arsitektur Arrow Lake terbaru. Kombinasi ini menghasilkan performa hingga 45% lebih cepat dibanding generasi sebelumnya, khususnya dalam tugas-tugas berbasis AI seperti rendering real-time dan simulasi grafis kompleks.

Yang membuatnya istimewa adalah kehadiran NPU Intel® AI Boost yang secara khusus mengakselerasi kerja aplikasi berbasis AI seperti Adobe Premiere Pro dan After Effects. Bagi Anda yang sering bekerja dengan Adobe Firefly atau alat generatif AI lainnya, fitur ini ibarat turbocharger yang siap mendongkrak produktivitas.

RAM dan Penyimpanan: Kombinasi Sempurna

Dengan RAM 32GB LPDDR5X, Yoga Pro 7i Aura Edition memastikan alur kerja Anda tetap lancar meski membuka puluhan tab Chrome sambil menjalankan Photoshop dan Premiere Pro secara bersamaan. Sementara penyimpanan 1TB PCIe Gen 4 M.2 memastikan file project berukuran raksasa bisa diakses dalam sekejap.

Bagi fotografer yang bekerja dengan ribuan file RAW atau videografer yang mengedit footage 4K/8K, kombinasi ini ibarat memiliki studio portabel yang selalu siap kapan pun inspirasi datang.

Layar OLED PureSight Pro 3K: Kanvas Digital Terbaik

Layar 14,5 inci dengan resolusi 3K (3072 x 1920) ini bukan sekadar tampilan—melainkan kanvas digital dengan akurasi warna sempurna (Delta E<1) dan cakupan warna 100% sRGB, P3, dan Adobe RGB. Fitur ini sangat krusial bagi desainer grafis atau color grader yang bekerja dengan palet warna spesifik.

Dilengkapi sertifikasi TUV Low Blue Light dan Eyesafe, layar ini juga ramah untuk mata Anda yang mungkin menghabiskan 10-12 jam sehari di depan laptop. Sebuah pertimbangan ergonomis yang sering dilupakan produsen lain.

Desain yang Setia Mendampingi

Dengan bobot ringan dan ketahanan standar militer MIL-STD 810H, Yoga Pro 7i Aura Edition siap menemani Anda dari studio ke kafe favorit tanpa khawatir. Baterai 84Whr-nya mampu bertahan hingga 14 jam, didukung fitur Rapid Charge Express yang memberikan 3 jam penggunaan hanya dengan 15 menit charging.

Seperti yang kami singgung dalam artikel tentang laptop Copilot+ Lenovo, perusahaan ini memang gencar mengintegrasikan AI ke dalam ekosistem produknya. Yoga Pro 7i Aura Edition datang dengan Lenovo AI Now bawaan yang memungkinkan optimasi performa dengan perintah suara sederhana.

Fitur Aura Edition: Kecerdasan yang Mengerti Anda

Seri Aura Edition membawa sejumlah fitur khusus seperti:

  • Attention Mode: Menyenyapkan notifikasi mengganggu saat Anda fokus berkarya
  • Collaboration Mode: Mengoptimalkan kamera untuk meeting virtual dengan klien
  • Wellness Mode: Mengingatkan Anda untuk beristirahat secara berkala

Yang lebih mengesankan, semua fitur ini dijalankan oleh NPU khusus tanpa membebani CPU/GPU utama—sebuah arsitektur cerdas yang memastikan performa tetap optimal.

Dukungan Purna Jual yang Memberi Ketengan

Lenovo menyertakan Premium Care 3 tahun dengan akses 24/7 ke teknisi berpengalaman, plus Accidental Damage Protection (ADP) yang menanggung kerusakan tidak disengaja seperti tumpahan air atau benturan. Bagi profesional kreatif yang mobilitasnya tinggi, ini adalah jaminan berharga.

Dengan semua keunggulan ini, Lenovo Yoga Pro 7i Aura Edition bukan sekadar laptop, melainkan ekosistem kreatif lengkap yang siap mengakselerasi karya terbaik Anda. Tertarik mencoba? Laptop ini sudah tersedia di Lenovo Exclusive Store dan marketplace ternama seperti Tokopedia, Shopee, dan Blibli.

Garmin Forerunner 570 & 970: Smartwatch Revolusioner untuk Pelari Profesional

Telset.id – Jika Anda seorang pelari serius atau atlet triathlon yang selalu mengejar performa terbaik, bersiaplah untuk terpukau. Garmin baru saja meluncurkan Forerunner 570 dan Forerunner 970, duo smartwatch GPS yang siap mengubah cara Anda berlatih dan berlomba. Tak hanya itu, mereka juga memperkenalkan HRM 600, monitor detak jantung premium yang akan membawa analisis performa Anda ke level berikutnya.

Dalam dunia yang semakin kompetitif, pelari profesional membutuhkan lebih dari sekadar alat pelacak jarak dan kecepatan. Mereka membutuhkan partner latihan yang memahami setiap detak jantung, setiap langkah, dan setiap tetes keringat. Di sinilah Forerunner 570 dan 970 hadir sebagai solusi lengkap.

Sky Chen, Regional Director of Garmin Southeast Asia, menjelaskan, “Forerunner 570 dan Forerunner 970 dirancang untuk para pelari dan atlet triathlon yang ingin terus berkembang. Ini bukan hanya sekadar alat pelacak, tapi smartwatch premium yang selalu menemani pelari setiap kilometer yang ditempuhnya.”

Revolusi Layar dan Navigasi

Kedua model ini hadir dengan layar AMOLED paling terang yang pernah dibuat Garmin, memastikan visibilitas sempurna di segala kondisi cahaya. Desain 5 tombol memudahkan navigasi bahkan saat Anda berlari dengan kecepatan tinggi. Fitur ini sangat berguna ketika Anda perlu mengakses data latihan secara cepat tanpa mengganggu ritme lari.

Yang membedakan Forerunner 970 dari adiknya adalah material premiumnya. Dengan lensa safir tahan gores dan bezel titanium, smartwatch ini siap menemani Anda di medan latihan paling ekstrem sekalipun. Belum lagi senter LED terintegrasi yang sangat berguna untuk latihan di malam hari.

Fitur Unggulan yang Membuat Perbedaan

Forerunner 970 membawa beberapa fitur eksklusif yang benar-benar revolusioner:

  • Running Tolerance: Mengukur dampak latihan terhadap tubuh Anda dan memberikan rekomendasi jarak mingguan maksimal.
  • Running Economy: Menganalisis efisiensi energi saat berlari, membantu Anda mengoptimalkan setiap langkah.
  • Step Speed Loss: Mendeteksi penurunan kecepatan saat kaki menyentuh tanah – data berharga untuk meningkatkan performa.
  • ECG App: Merekam sinyal listrik jantung untuk mendeteksi tanda-tanda fibrilasi atrium.

Sementara Forerunner 570 tidak kalah mengesankan dengan fitur seperti PacePro™ yang memberikan panduan kecepatan sesuai medan, dan Body Battery™ untuk memantau energi tubuh. Smartwatch ini juga melacak variabilitas detak jantung (HRV) yang membantu Anda memahami bagaimana tubuh beradaptasi dengan latihan.

HRM 600: Monitor Detak Jantung yang Lebih dari Sekadar HRM Biasa

Garmin juga meluncurkan HRM 600, monitor detak jantung premium dengan fitur-fitur canggih:

  • Mengukur dinamika lari seperti panjang langkah dan osilasi vertikal
  • Dapat merekam aktivitas tanpa perlu smartwatch
  • Baterai tahan hingga 2 bulan dengan sekali charge
  • Desain ergonomis dengan tali yang bisa dicuci

Monitor ini sangat cocok dipasangkan dengan Forerunner 970 untuk mendapatkan analisis performa paling akurat. Seperti yang dijelaskan dalam artikel sebelumnya, kombinasi smartwatch dan monitor detak jantung yang tepat bisa memberikan wawasan mendalam tentang performa latihan.

Bagi yang mencari opsi lebih ekonomis, Garmin juga menyediakan HRM 200 dengan baterai tahan hingga 1 tahun dan water rating 3 ATM. Meski lebih sederhana, perangkat ini tetap memberikan pembacaan detak jantung yang akurat untuk mendukung latihan Anda.

Dengan masa pakai baterai yang mengesankan (11 hari untuk 570 dan 15 hari untuk 970), Anda tak perlu khawatir kehabisan daya di tengah persiapan lomba penting. Apalagi dengan teknologi pengisian cepat yang memungkinkan Anda mendapatkan jam latihan yang cukup hanya dengan charge singkat.

Untuk masalah teknis yang mungkin muncul, Anda bisa merujuk ke panduan mengatasi bug bootloop di smartwatch Garmin yang telah kami bahas sebelumnya.

Forerunner 570 sudah tersedia di pasaran Indonesia, sementara Forerunner 970 bisa dipesan mulai 13-18 Juni 2025 dan akan mulai dikirim pada 19 Juni. Setiap pembelian dalam periode promosi (13 Juni-31 Juli 2025) akan mendapatkan voucher diskon hingga 15% untuk produk Shokz.

Bagi pelari serius dan atlet triathlon, Forerunner 970 dengan harga Rp8,999,000 dan Forerunner 570 dengan harga mulai Rp5,499,000 merupakan investasi yang sepadan dengan fitur-fitur revolusioner yang ditawarkan. Apalagi dengan dukungan HRM 600 seharga Rp2,859,000, Anda mendapatkan paket latihan paling komprehensif yang pernah ada.

Seperti Garmin Instinct 3 Tactical Edition yang dirancang untuk misi ekstrem, Forerunner 570 dan 970 dibuat khusus untuk atlet yang mengejar performa puncak. Dengan teknologi terbaru dan analisis mendalam, duo smartwatch ini siap menjadi partner terbaik dalam setiap langkah perjalanan atletik Anda.

Samsung Genjot Produksi Chip 2nm untuk Exynos 2600, Saingi TSMC

Telset.id – Samsung sedang berlomba dengan waktu untuk menyempurnakan teknologi chip 2nm mereka. Menurut laporan terbaru dari Korea, divisi System LSI dan Foundry Samsung kini berada dalam fase produksi prototip penuh untuk Exynos 2600 – prosesor generasi berikutnya yang diperkirakan akan menghidupkan Galaxy S26 awal tahun depan.

Yang lebih menarik, proses Gate-All-Around (GAA) 2nm yang terkenal rumit akhirnya mulai menunjukkan hasil nyata. Awal tahun ini, yield (tingkat keberhasilan produksi) chip 2nm Samsung hanya sekitar 30%, angka yang cukup mengkhawatirkan. Namun setelah berbulan-bulan penelitian dan pengembangan intensif, perusahaan kini menargetkan yield di atas 50% tanpa mengorbankan performa.

Lompatan Signifikan tapi Masih Ada Tantangan

Peningkatan yield ini merupakan langkah kritis, meski masih jauh dari ambang batas 70% yang biasanya diperlukan untuk produksi massal yang hemat biaya. Waktu terus berjalan: Samsung perlu segera menstabilkan yield jika ingin menghindari penundaan produksi seperti yang terjadi pada Exynos 2500.

Produksi risiko Exynos 2600 dijadwalkan dimulai akhir tahun ini, menyusul fase produksi prototip penuh saat ini yang membantu Samsung menyempurnakan baik performa maupun yield. Tahap ini berfungsi sebagai uji coba penting sebelum produksi massal dimulai hanya dua atau tiga bulan sebelum peluncuran Galaxy S26 pada Februari mendatang.

Pertaruhan Besar Samsung

Bagi unit System LSI Samsung, Exynos 2600 merupakan kesempatan untuk menghidupkan kembali merek Exynos setelah bertahun-tahun bergantung pada chip Qualcomm. Bagi Samsung Foundry, ini adalah showcase dunia nyata pertama teknologi 2nm GAA mereka, dengan klien global mengawasi dengan cermat.

Beredar rumor bahwa Samsung juga sedang membujuk Qualcomm untuk memproduksi chip Snapdragon 8 Elite 2 untuk ponsel Galaxy menggunakan proses 2nm mereka, meski belum ada konfirmasi resmi. Sementara itu, TSMC sudah mulai menerima pesanan wafer 2nm sejak April, menambah urgensi upaya Samsung.

Jika Samsung berhasil melewati transisi ini, mereka akhirnya bisa menghilangkan reputasi sebagai yang tertinggal di belakang TSMC dalam hal manufaktur chip mutakhir. Untuk saat ini, semua mata tertuju pada bagaimana performa Exynos 2600 dalam perjalanan menuju produksi massal.

Dalam perkembangan terkait, unit System LSI Samsung menghadapi perubahan besar setelah bertahun-tahun merugi. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk menggabungkannya dengan Foundry, memasukkannya ke divisi MX, atau melakukan pembaruan independen. Penggabungan dengan Foundry tampaknya menjadi opsi paling mungkin, meski bisa mengganggu klien penting.

Tinjauan ini dipicu oleh kegagalan Exynos 2500 untuk mendapatkan tempat di Galaxy S25, yang berdampak pada pendapatan baik LSI maupun Foundry. Keputusan akhir diperkirakan akan segera diumumkan.

Untuk mengikuti perkembangan terbaru di dunia teknologi, jangan lupa mengunjungi bagian berita kami atau membaca tentang perbedaan prosesor 32-bit dan 64-bit untuk memahami evolusi teknologi chip lebih dalam.

Vivo X Fold 5: Ponsel Lipat dengan Baterai Terbesar dan Fitur Ekstrem

Telset.id – Jika Anda mengira ponsel lipat hanya tentang layar besar yang bisa dilipat, bersiaplah untuk terkejut dengan Vivo X Fold 5. Ponsel yang akan diluncurkan pada 25 Juni di China ini membawa sejumlah terobosan, mulai dari baterai terbesar hingga ketahanan ekstrem yang belum pernah ada di perangkat sejenis.

Vivo baru saja merilis beberapa gambar resolusi tinggi yang memperlihatkan desain X Fold 5. Namun yang lebih menarik adalah spesifikasi resmi yang diungkap perusahaan melalui poster promosi. Ponsel ini tidak hanya akan menjadi yang teringan di kelasnya, tapi juga membawa baterai berkapasitas 6.000mAh – yang terbesar untuk ponsel lipat saat ini.

Vivo X Fold 5

Rekor Baru untuk Ponsel Lipat

Huang Tao, Presiden Produk Vivo, mengklaim X Fold 5 akan memecahkan rekor X Fold 3 sebagai ponsel lipat teringan di dunia. Dengan berat sekitar 209 gram, perangkat ini lebih ringan 10 gram dari pendahulunya yang berbobot 219 gram. Ketebalannya pun impresif: hanya 4.3mm saat terbuka dan 9.3mm saat tertutup.

Baterai 6.000mAh yang dijuluki “Blue Ocean” ini diklaim sebagai yang paling efisien di kelasnya. Vivo mengintegrasikan teknologi anoda silikon-karbon generasi keempat dengan kandungan silikon hingga 12%, serta menjadi yang pertama mengadopsi teknologi baterai semi-solid state generasi kedua. Kombinasi ini memungkinkan ponsel beroperasi bahkan di suhu minus 30 derajat Celsius.

Ketahanan yang Tak Tertandingi

Vivo X Fold 5 menjadi ponsel lipat pertama dengan triple protection: tahan air level IPX8 dan IPX9, tahan debu dengan sertifikasi IP5X, serta bisa beroperasi penuh di suhu minus 20 derajat Celsius. Ini menjadikannya salah satu ponsel lipat paling tangguh yang pernah dibuat.

Vivo X Fold 5

Kamera Flagship dan Integrasi Apple

Untuk fotografi, X Fold 5 dilengkapi lensa telefoto periskop unik yang mendukung zoom jarak jauh dan makro telefoto. Sistem ini memungkinkan kemampuan potret full-focus untuk pengalaman imaging yang serbaguna.

Yang lebih mengejutkan adalah integrasi ekosistem Apple yang belum pernah ada di ponsel Android sebelumnya. Vivo mengklaim X Fold 5 adalah ponsel Android pertama yang bisa terhubung mulus dengan Apple Watch, AirPods, panggilan dan pesan iPhone, serta layanan iCloud. Perangkat ini juga mendukung transfer file multi-perangkat dan alur kerja produktivitas dengan Mac.

Vivo X Fold 5

Dengan semua inovasi ini, Vivo X Fold 5 tidak hanya menaikkan standar ponsel lipat, tetapi juga menunjukkan bahwa kategori ini bisa menawarkan lebih dari sekadar layar yang bisa dilipat. Peluncuran resminya pada 25 Juni nanti akan menjawab apakah performanya sehebat yang dijanjikan.

Vivo X200 FE Segera Rilis: Bocoran Spesifikasi dan Harga Terbaru

Telset.id – Jika Anda mencari smartphone flagship dengan ukuran lebih ringkas, Vivo X200 FE mungkin akan menjadi pilihan menarik. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Vivo akan segera meluncurkan perangkat ini secara global pada Juli mendatang, bersamaan dengan Vivo X Fold 5.

Meskipun Vivo belum secara resmi mengumumkan kehadiran X200 FE, berbagai informasi telah bermunculan dari berbagai sumber terpercaya. Yang paling menarik, perangkat ini dikabarkan akan menjadi jawaban bagi mereka yang menginginkan performa flagship dalam bodi yang lebih kompak.

Sebelum meluncur secara global, Vivo X200 FE terlihat muncul di database Geekbench dengan model number V2503. Dari listing tersebut, terungkap bahwa smartphone ini akan ditenagai oleh chipset Dimensity 9300 Plus, RAM 12GB, dan sistem operasi Android 15. Skor benchmark yang dicapai cukup mengesankan: 2.067 untuk single-core dan 6.808 untuk multi-core pada Geekbench 6.

Spesifikasi Unggulan Vivo X200 FE

Berdasarkan berbagai laporan, Vivo X200 FE diduga kuat akan mengadopsi banyak fitur dari Vivo S30 Pro Mini yang baru saja diluncurkan di China. Beberapa spesifikasi yang diperkirakan akan dibawa antara lain:

  • Layar 6.31-inch LTPO OLED dengan resolusi 1.5K dan refresh rate 120Hz
  • Kamera depan 50MP
  • Triple kamera belakang: 50MP (Sony IMX921 dengan OIS) + 8MP ultra-wide + 8MP periscope (IMX882)
  • Baterai 6,500mAh dengan dukungan fast charging 90W

Vivo-S30-Pro-Mini

Dengan spesifikasi seperti ini, Vivo X200 FE jelas bukan sekadar varian “lite” dari seri X200. Perangkat ini justru menawarkan paket komplit yang bisa bersaing dengan flagship lainnya di pasaran.

Harga dan Warna yang Disediakan

Menurut laporan terbaru, Vivo X200 FE akan hadir dalam dua varian konfigurasi:

  • 12GB RAM + 256GB penyimpanan
  • 16GB RAM + 512GB penyimpanan

Untuk pilihan warna, kabarnya akan tersedia dalam varian abu-abu dan kuning. Sementara untuk harga, perangkat ini diperkirakan akan dibanderol sekitar Rp 54.999 (setara dengan $3,700) untuk pasar global.

Sebagai perbandingan, Vivo X200 Ultra yang lebih premium tentu memiliki harga lebih tinggi dengan fitur kamera yang lebih canggih. Namun bagi yang mencari perangkat dengan ukuran lebih ringkas namun tetap bertenaga, X200 FE bisa menjadi alternatif menarik.

Peluncuran global Vivo X200 FE dan X Fold 5 sendiri dikabarkan akan dilakukan pada 10 Juli, dengan ketersediaan untuk pembelian mulai 17 Juli. Namun tanggal ini masih bersifat rumor dan menunggu konfirmasi resmi dari Vivo.

Dengan segala keunggulan yang ditawarkan, apakah Vivo X200 FE akan menjadi pesaing serius di segmen smartphone kompak premium? Jawabannya mungkin akan kita dapatkan dalam beberapa minggu ke depan. Sementara itu, bagi yang tertarik dengan varian lipat, Vivo X Fold 5 juga menawarkan spesifikasi yang tak kalah menggiurkan.

MediaTek Dimensity 9500 Bocor: Skor Geekbench Tembus 11.000!

Telset.id – Jika Anda mengira chipset flagship tahun ini sudah mencapai puncak performa, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru mengungkap bahwa MediaTek Dimensity 9500 akan melampaui semua ekspektasi dengan skor Geekbench yang fantastis.

Menurut Digital Chat Station, tipster terpercaya, chipset anyar MediaTek ini mencetak lebih dari 3.900 poin dalam tes single-core dan melampaui 11.000 poin di multi-core pada Geekbench 6. Angka ini jauh melampaui pendahulunya, Dimensity 9400, yang “hanya” mencapai 2.900+ (single-core) dan 9.200+ (multi-core).

Dimensity 9500 (AI-generated image)

Arsitektur Revolusioner

Dimensity 9500 tidak hanya mengandalkan peningkatan clock speed biasa. Chipset ini dibangun di atas proses N3P TSMC, generasi ketiga teknologi 3nm yang menjanjikan efisiensi daya lebih baik. Yang lebih menarik, MediaTek meninggalkan desain konvensional dengan mengadopsi konfigurasi all-big-core 8-inti:

  • 1 inti Travis (berbasis Cortex-X9 Arm)
  • 3 inti Alto (berbasis Cortex-X9 Arm)
  • 4 inti Gelas (berbasis Arm A7 series)

Perubahan radikal ini menunjukkan tekad MediaTek untuk benar-benar bersaing di liga chipset flagship. Seperti dilaporkan sebelumnya, Dimensity 9500 juga disebut-sebut sebagai chipset Android terkuat tahun 2024.

GPU dan Fitur Pendukung

Tidak hanya CPU, GPU Immortalis-Drage pada Dimensity 9500 juga mendapat pembaruan arsitektur signifikan. GPU baru ini diklaim mampu menangani ray tracing dengan lebih baik sambil mengurangi konsumsi daya.

Untuk mendukung performa tinggi ini, MediaTek melengkapi chipset dengan:

  • 16MB cache L3
  • 10MB system-level cache
  • Dukungan RAM LPDDR5x 10,667Mbps (4-channel)
  • Antarmuka 4-lane untuk UFS 4.1

Spesifikasi ini membuat Dimensity 9500 ideal untuk tugas berat seperti pemrosesan 8K dan multitasking ekstrem. Bocoran benchmark sebelumnya bahkan menyebut chipset ini 17% lebih cepat daripada Snapdragon 8 Elite.

Perang Rilis dengan Qualcomm

Menariknya, MediaTek dikabarkan akan meluncurkan Dimensity 9500 lebih awal dari rivalnya, Snapdragon 8 Elite 2 dari Qualcomm. Kedua chipset flagship ini diperkirakan akan diumumkan pada September mendatang.

Beberapa smartphone flagship sudah diprediksi akan menggunakan Dimensity 9500, termasuk seri Vivo X300 dan Oppo Find X9 yang akan rilis bulan September. Untuk Anda yang penasaran dengan varian sebelumnya, Dimensity 9400+ juga dikabarkan akan segera rilis.

Dengan lompatan performa sebesar ini, apakah MediaTek akhirnya bisa menggeser dominasi Qualcomm di pasar chipset flagship? Jawabannya mungkin akan kita dapatkan dalam beberapa bulan mendatang.