Beranda blog Halaman 22

HarmonyOS Huawei Tembus 100 Juta Pengguna, Siap Guncang Pasar Global?

0

Telset.id – Dalam waktu kurang dari lima tahun sejak peluncuran perdananya, HarmonyOS milik Huawei telah mencapai tonggak sejarah yang mengesankan. Menurut laporan terbaru dari Canalys, sistem operasi buatan China ini telah menggerakkan lebih dari 100 juta perangkat smartphone hingga akhir 2024. Angka pastinya? 103 juta unit, dengan 46 juta di antaranya terjual hanya dalam tahun ini.

Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa Huawei tetap menjadi pemain kuat di pasar domestik, meski menghadapi berbagai tantangan di kancah internasional. HarmonyOS tidak hanya bertahan, tetapi justru berkembang pesat menjadi tulang punggung ekosistem produk Huawei.

HarmonyOS Huawei pada perangkat smartphone dan tablet

Lebih dari Sekadar Smartphone

Kisah sukses HarmonyOS tidak berhenti di smartphone. Canalys mencatat, Huawei juga telah mengirimkan 21 juta unit tablet berbasis HarmonyOS ke tangan konsumen, dengan 10,5 juta di antaranya terjual pada 2024. Sistem operasi yang pertama kali diluncurkan pada 2019 ini kini telah menjadi platform default untuk berbagai lini produk Huawei.

Ekosistem HarmonyOS terus meluas ke berbagai kategori perangkat, mulai dari wearable, produk audio, perangkat smart home, hingga yang terbaru adalah komputer personal. Di pasar China saja, Huawei disebut telah mengirimkan sekitar 4,2 juta unit PC, dengan 3,2 juta di antaranya adalah notebook.

HarmonyOS 6.0 dan Masa Depan

Huawei dikabarkan sedang mempersiapkan iterasi besar berikutnya dari HarmonyOS. Versi 6.0 yang dijadwalkan rilis tahun ini diprediksi akan lebih mengedepankan teknologi AI dan arsitektur terdistribusi. Menurut analisis Canalys, kombinasi antara kontrol penuh Huawei atas hardware dan software ini memungkinkan HarmonyOS menjadi alternatif jangka panjang bagi platform global, setidaknya di pasar domestik China.

Lalu, bagaimana prospek HarmonyOS di pasar global? Meski saat ini masih terfokus di China, perkembangan pesat HarmonyOS menunjukkan potensi besar untuk bersaing dengan Android dan iOS. Dengan dukungan ekosistem perangkat yang semakin luas, termasuk robot humanoid yang menggunakan HarmonyOS, Huawei tampaknya serius menjadikan sistem operasi ini sebagai tulang punggung strategi jangka panjang mereka.

Bagi Anda yang penasaran dengan perkembangan terbaru teknologi Huawei, termasuk PC lipat pertama dengan HarmonyOS, pastikan untuk terus mengikuti update di Telset.id.

Infinix Smart 10 Plus Resmi Dirilis di Malaysia, Harga Mulai Rp1,2 Juta

Telset.id – Infinix kembali memperkuat jajaran smartphone entry-levelnya dengan meluncurkan Smart 10 Plus di Malaysia. Sebagai varian paling bertenaga dalam seri Smart 10, ponsel ini menawarkan spesifikasi menarik dengan harga terjangkau. Bagaimana performanya? Simak ulasan lengkapnya.

Spesifikasi Unggulan Infinix Smart 10 Plus

Smart 10 Plus hadir dengan layar 6,67 inci HD+ LCD yang mendukung refresh rate hingga 120Hz dan touch sampling rate 240Hz. Layarnya mampu mencapai kecerahan puncak 700 nits, cukup untuk penggunaan di bawah sinar matahari langsung. Dengan bodi setebal 8,25mm dan bobot 187 gram, ponsel ini tergolong nyaman digenggam.

Ditenagai chipset Unisoc T7250, Smart 10 Plus menawarkan konfigurasi RAM hingga 8GB (dengan fitur extended RAM) dan penyimpanan internal 256GB yang bisa diperluas hingga 2TB via microSD. Daya tahan baterainya dijamin oleh kapasitas 5.000mAh dengan dukungan pengisian cepat 15W.

Fitur Kamera dan Audio

Di sektor kamera, Smart 10 Plus mengandalkan konfigurasi kamera belakang 8MP dengan autofocus dan dual LED flash, serta kamera depan 8MP dengan LED flash terpisah. Kedua kamera mampu merekam video hingga resolusi 2K.

Pengalaman multimedia didukung oleh dual speaker dengan teknologi DTS Audio dan sertifikasi Hi-Res. Fitur tambahan seperti sensor sidik jari samping, face unlock, dan rating ketahanan IP64 membuat ponsel ini semakin menarik di kelasnya.

Harga dan Ketersediaan

Smart 10 Plus tersedia dalam dua varian: 4GB+128GB seharga 349 MYR (Rp1,2 juta) dan 8GB+128GB seharga 399 MYR (Rp1,4 juta). Ponsel ini hadir dalam empat pilihan warna: Sleek Black, Titanium Silver, Iris Blue, dan Ruby Red.

Bagi yang mencari alternatif lain dalam jajaran Infinix, Anda bisa mempertimbangkan Infinix Smart 9 HD yang sudah lebih dulu meluncur di India. Sementara untuk pengalaman lebih premium, Infinix Zero 4 Plus bisa menjadi pilihan menarik dengan fitur kamera canggihnya.

Realme 15 Pro Bocoran: Spesifikasi dan Warna Baru yang Menggoda

Telset.id – Realme tampaknya tak mau berhenti berinovasi. Setelah meluncurkan Realme 14 Pro awal tahun ini, kabarnya mereka sedang mempersiapkan penerusnya, Realme 15 Pro, yang rencananya akan dirilis pada paruh kedua tahun 2024. Bocoran terbaru mengungkap beberapa detail menarik tentang smartphone ini, termasuk konfigurasi RAM dan penyimpanan serta pilihan warna yang ditawarkan.

Menurut laporan dari 91mobiles, Realme 15 Pro akan hadir dengan model number RMX5101. Perangkat ini sudah mendapatkan sertifikasi dari otoritas EEC di Eropa, menandakan bahwa peluncurannya semakin dekat. Untuk pasar India, smartphone ini akan tersedia dalam beberapa varian, yaitu 8GB+128GB, 8GB+256GB, 12GB+256GB, dan 12GB+512GB. Pilihan warna yang ditawarkan pun cukup menarik: Velvet Green, Silk Purple, dan Flowing Silver.

Spesifikasi yang Diharapkan

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Realme, spekulasi mengarah pada peluncuran Realme 15 Pro pada akhir Juli 2024. Anggapan ini didasarkan pada pola peluncuran seri sebelumnya, di mana Realme 13 Pro juga diluncurkan pada bulan Juli tahun lalu. Sebagai penerus Realme 14 Pro, yang dibanderol mulai Rp24.999, harapan terhadap Realme 15 Pro tentu cukup tinggi.

Realme 14 Pro sendiri dilengkapi dengan layar AMOLED 6,7 inci beresolusi FHD+ dengan refresh rate 120Hz, chipset Dimensity 7300, RAM 8GB, penyimpanan hingga 256GB UFS 3.1, dan baterai 6.000mAh dengan dukungan pengisian cepat 45W. Di sektor kamera, smartphone ini mengandalkan sensor utama Sony IMX882 50MP dengan OIS dan lensa monokrom 2MP, serta kamera depan 16MP untuk selfie.

Harapan untuk Realme 15 Pro

Dengan varian RAM dan penyimpanan yang lebih besar, Realme 15 Pro diprediksi akan menawarkan performa yang lebih tangguh dibanding pendahulunya. Peningkatan kapasitas penyimpanan hingga 512GB juga menjadi nilai tambah bagi pengguna yang membutuhkan ruang lebih besar untuk menyimpan foto, video, atau aplikasi berat.

Pilihan warna yang ditawarkan—Velvet Green, Silk Purple, dan Flowing Silver—juga menunjukkan upaya Realme untuk menarik lebih banyak segmen pasar. Warna-warna ini tidak hanya elegan tetapi juga memberikan sentuhan premium yang bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Jika Anda tertarik dengan smartphone Realme lainnya yang sudah tersedia di pasar, jangan lewatkan 5 Fitur Andalan dari Realme P3 5G yang Tiba-tiba Hadir di Indonesia atau realme P3 5G Resmi Dirilis: Performa Tangguh dengan Harga Terjangkau.

Dengan peluncuran yang semakin dekat, apakah Realme 15 Pro akan menjadi salah satu smartphone mid-range terbaik tahun ini? Kita tunggu saja kabar resminya.

Galaxy S25 Ultra Selamatkan Nyawa Tentara Ukraina dari Serpihan Peluru

Telset.id – Dalam sebuah kejadian yang sulit dipercaya, Samsung Galaxy S25 Ultra bukan hanya membuktikan ketangguhannya di laboratorium, tetapi juga di medan perang. Smartphone flagship terbaru Samsung ini dikabarkan berhasil menyelamatkan nyawa seorang tentara Ukraina dengan menahan serpihan peluru saat terjadi serangan.

Kisah heroik ini bermula ketika sang tentara terjebak dalam serangan artileri di tengah konflik Rusia-Ukraina. Tanpa disangka, Galaxy S25 Ultra yang berada di saku seragamnya berubah menjadi perisai tak terduga. Serpihan peluru yang melesat dengan kecepatan tinggi berhasil ditahan oleh bodi titanium dan lapisan Corning Gorilla Glass Armor 2 pada perangkat tersebut.

Foto yang beredar di forum komunitas Samsung Ukraina menunjukkan kerusakan parah pada layar smartphone. Tampak jelas lubang besar dengan serpihan logam masih menancap di panel depan. Meski perangkat tersebut hancur total dan tidak bisa digunakan lagi, nyawa sang pengguna tetap selamat.

Bukti Nyata Ketangguhan Galaxy S25 Ultra

Insiden ini menjadi bukti nyata dari peningkatan fitur ketahanan yang diusung Galaxy S25 Ultra. Seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya di Telset.id, Samsung memang secara khusus memperkuat konstruksi bodi flagship terbarunya ini dengan material premium.

Yang menarik, smartphone penyelamat nyawa ini ternyata masih sangat baru – baru tiga minggu digunakan. Ini menunjukkan bahwa ketangguhan perangkat tidak membutuhkan waktu lama untuk terbukti. Kabar baiknya, perwakilan Samsung di Ukraina dikabarkan telah menawarkan perbaikan gratis untuk perangkat tersebut, meskipun belum ada konfirmasi resmi.

Lebih dari Sekadar Smartphone Biasa

Kisah ini mengingatkan kita bahwa di balik fitur-fitur canggih seperti kamera 200MP yang sempat dibahas di Telset.id, atau aksesori kustom seperti Pitaka PinButton yang diulas sebelumnya, ada nilai fundamental yang lebih penting – keandalan dan ketangguhan sebuah perangkat.

Bagi para pengguna yang sering beraktivitas di lingkungan ekstrem, mungkin kini ada alasan lebih kuat untuk mempertimbangkan Galaxy S25 Ultra. Siapa tahu, selain sebagai perangkat komunikasi dan produktivitas, smartphone ini suatu saat bisa menjadi penyelamat nyawa seperti kisah tentara Ukraina ini.

Meski Samsung belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang insiden ini, cerita nyata ini telah menjadi bukti tak terbantahkan tentang kualitas konstruksi Galaxy S25 Ultra. Bagaimana pendapat Anda? Apakah ini akan menjadi pertimbangan baru dalam memilih smartphone?

ROG Xbox Ally dan Ally X Resmi: Handheld Gaming Anyar dengan Sentuhan Xbox

Telset.id – Selama bertahun-tahun, para gamer portabel hanya punya dua pilihan: konsol khusus seperti Nintendo Switch atau perangkat Windows yang canggung. Kini, ASUS dan Xbox menghadirkan solusi baru dengan meluncurkan ROG Xbox Ally dan ROG Xbox Ally X. Apakah ini jawaban atas impian handheld gaming yang sesungguhnya?

Kolaborasi antara ASUS ROG dan Xbox ini bukan sekadar rebranding biasa. Dua raksasa teknologi ini berhasil menciptakan perangkat yang memadukan fleksibilitas Windows dengan pengalaman konsol Xbox yang mulus. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel Microsoft Rencanakan Xbox Handheld, langkah ini memang sudah lama dinantikan.

1. Spesifikasi Gahar untuk Pengalaman Gaming Premium

Mari kita bedah dulu spesifikasi kedua perangkat ini. Baik ROG Xbox Ally maupun Ally X sama-sama mengusung layar 7 inci beresolusi 1080p dengan refresh rate 120Hz dan proteksi Gorilla Glass Victus. Namun, di balik bodi yang mirip, terdapat perbedaan signifikan dalam hal performa.

ROG Xbox Ally menggunakan APU Ryzen Z2 berbasis arsitektur RDNA 2, didukung RAM 16GB dan penyimpanan 512GB. Sementara versi Ally X melangkah lebih jauh dengan Ryzen Z2 Extreme, RAM 24GB, dan SSD 1TB. Perbedaan baterai juga cukup mencolok: 60Wh pada Ally vs 80Wh pada Ally X.

Untuk konektivitas, Ally X unggul dengan dukungan USB 4.0/Thunderbolt 4, sementara saudara mudanya ‘hanya’ memiliki USB-C dengan DisplayPort 2.1. Keduanya tetap menyertakan WiFi 6E dan Bluetooth 5.4, plus kemampuan upgrade SSD via slot microSD atau M.2 internal.

2. Optimisasi Xbox: Rahasia di Balik Performa Mulus

Spesifikasi hardware memang penting, tapi keunggulan sebenarnya ROG Xbox Ally series terletak pada optimisasi software. Seperti yang kami laporkan dalam Xbox Ally Resmi Diumumkan, Microsoft dan ASUS berhasil mengatasi kelemahan utama perangkat Windows sebelumnya.

Masalah klasik seperti navigasi yang tidak ramah gamepad, pembaruan yang mengganggu, dan proses latar belakang yang boros RAM kini sudah diatasi. Sistem baru ini mampu meminimalkan aktivitas latar belakang, menunda tugas non-esensial, dan mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk game.

Sebagai contoh, proses Windows standar seperti wallpaper desktop dan taskbar yang biasanya memakan 2GB RAM kini dioptimalkan secara signifikan. Hasilnya? Pengalaman gaming yang lebih mulus dengan konsumsi daya yang lebih efisien.

3. Rasakan Xbox di Genggaman Tangan

Meski berbasis Windows, ROG Xbox Ally series menawarkan pengalaman yang sangat dekat dengan konsol Xbox asli. Fitur seperti tombol Xbox khusus untuk memanggil Game Bar overlay dan integrasi penuh dengan Xbox Game Pass membuat perangkat ini terasa seperti produk first-party Microsoft.

Dengan dukungan Xbox Cloud Gaming dan desain yang berfokus pada kontroler, ASUS dan Xbox berhasil menjembatani kesenjangan antara PC Windows dan konsol gaming portabel. Seperti bocoran dalam ASUS ROG Ally 2 Bocoran Terbaru, kolaborasi ini memang menjanjikan terobosan baru di dunia handheld gaming.

Pertanyaan besarnya sekarang: apakah ROG Xbox Ally series akan menjadi pesaing serius bagi Steam Deck dan Nintendo Switch? Jawabannya mungkin terletak pada bagaimana pasar merespons harga dan ketersediaannya. Tapi satu hal pasti, lanskap gaming portabel tak akan pernah sama lagi.

Meta dan XGS Energy Garap Proyek Geothermal di New Mexico untuk Data Center AI

Telset.id – Jika Anda mengira kebutuhan energi untuk pengembangan AI hanya bisa dipenuhi oleh sumber konvensional, bersiaplah terkejut. Meta, raksasa teknologi di balik Facebook dan Instagram, baru saja mengumumkan kerja sama strategis dengan XGS Energy untuk mengembangkan proyek energi geothermal “generasi berikutnya” di New Mexico. Kolaborasi ini bukan sekadar pencitraan hijau, melainkan langkah konkret memenuhi kebutuhan listrik data center AI yang semakin rakus.

Menurut pengumuman resmi kedua perusahaan, proyek geothermal ini akan menyuntikkan 150 megawatt energi bebas karbon ke jaringan listrik yang digunakan oleh data center Meta. Yang menarik, sistem ini diklaim beroperasi tanpa menggunakan air sama sekali—solusi tepat untuk wilayah kering seperti New Mexico. “Negara bagian ini memiliki sumber batuan panas terbaik di AS, tapi selama ini sulit dimanfaatkan karena minimnya akses air,” jelas pernyataan tersebut.

Geothermal Kering: Solusi untuk Kelangkaan Air

XGS Energy membawa pendekatan revolusioner dengan memanfaatkan batuan panas kering (dry hot rock) yang melimpah di New Mexico. Teknologi mereka memungkinkan konversi panas bumi menjadi listrik tanpa proses injeksi air—metode yang menjadi kendala utama proyek geothermal konvensional. “Ini adalah terobosan yang bisa mengubah peta energi terbarukan,” ujar seorang analis industri yang diwawancarai Telset.id.

Proyek ini akan berjalan dalam dua fase dan ditargetkan beroperasi penuh pada 2030. Fase pertama akan menjadi proof of concept skala kecil, sementara fase kedua meliputi ekspansi masif untuk memenuhi kebutuhan Meta. Rencana ini sejalan dengan trend perusahaan teknologi beralih ke energi bersih, seperti yang juga dilakukan Samsung di kantor dan pabriknya.

AI dan Kelaparan Energi: Dua Sisi Mata Uang

Urvi Parekh, Global Head of Energy Meta, tak menutupi fakta bahwa kolaborasi ini didorong oleh kebutuhan mendesak akan daya komputasi AI. “Kemajuan AI membutuhkan pasokan energi berkelanjutan untuk infrastrukturnya,” katanya. Pernyataan ini mengkonfirmasi kekhawatiran banyak pihak tentang dampak lingkungan dari pengembangan AI skala besar.

Meta memang gencar memburu sumber energi alternatif. Sebelumnya, mereka telah menjajaki kerja sama dengan Sage Geosystems untuk proyek geothermal lain, serta menandatangani kontrak 20 tahun dengan pembangkit nuklir di Illinois. Langkah ini mencerminkan kesadaran bahwa inovasi energi terbarukan harus berjalan seiring dengan perkembangan teknologi digital.

Lantas, apakah geothermal bisa menjadi jawaban atas krisis energi di era AI? Para ahli memandang proyek New Mexico sebagai uji coba penting. Jika berhasil, teknologi XGS Energy berpotensi diaplikasikan di wilayah vulkanik seperti Indonesia—negara dengan cadangan geothermal terbesar di dunia yang masih belum termanfaatkan optimal.

Sementara itu, inisiatif energi bersih terus bermunculan dari berbagai penjuru. Seperti rencana Jepang memanen energi matahari dari luar angkasa, proyek Meta-XGS ini membuktikan bahwa revolusi energi tidak lagi sekadar wacana, tapi sudah menjadi kebutuhan bisnis yang tak terelakkan.

Siri Canggih Apple Tertunda Hingga 2026: Masalah Internal atau Standar Tinggi?

0

Telset.id – Kabar terbaru dari Bloomberg mengindikasikan bahwa versi Siri yang lebih cerdas dan personal, yang sempat diumumkan di WWDC 2024, mungkin baru dirilis pada musim semi 2026. Padahal, Apple sebelumnya hanya menyebutkan bahwa fitur ini akan hadir “dalam tahun mendatang”. Kini, bocoran menyebutkan bahwa Siri baru ini kemungkinan besar akan tiba bersama iOS 26.4 sekitar Maret 2026—hampir dua tahun setelah pengumuman pertamanya.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar Apple? Mengapa perusahaan yang dikenal dengan inovasinya ini harus menunda peluncuran asisten virtual andalannya? Ternyata, masalahnya lebih rumit dari sekadar “belum siap”.

Konflik Internal dan Standar Tinggi Apple

Menurut laporan Bloomberg, ada ketidaksepakatan internal antara tim marketing dan engineering Apple mengenai siapa yang bertanggung jawab atas keterlambatan ini. Tim marketing dituding telah terlalu dini mempromosikan kemampuan Siri yang belum matang, sementara tim engineering diklaim memberikan gambaran yang tidak akurat tentang kesiapan teknologi tersebut. Akibatnya, Apple terpaksa menarik iklan Siri pada Maret lalu karena fitur yang dijanjikan ternyata belum siap.

Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, eksekutif Apple mengakui bahwa Siri versi baru belum memenuhi standar kualitas perusahaan. “Kami tidak ingin merilis sesuatu yang setengah matang,” ujar salah satu sumber. Hal ini sejalan dengan pendekatan Apple yang terkenal sangat ketat dalam hal kualitas produk.

Fitur yang Ditunggu-tunggu

Siri versi baru dijanjikan mampu mengambil tindakan langsung di dalam aplikasi dan memahami konteks layar pengguna. Misalnya, Siri bisa secara otomatis merujuk ke email untuk informasi penerbangan atau menyisipkan foto ke dokumen tanpa perintah eksplisit. Kemampuan ini didukung oleh kerangka kerja App Intents, yang juga akan digunakan oleh fitur Spotlight terbaru di macOS 26.

Namun, dengan penundaan ini, apakah Apple akan kehilangan momentum di tengah persaingan ketat asisten virtual seperti Google Assistant dan Alexa? Sepertinya tidak. Apple justru memilih untuk lebih berhati-hati, seperti terlihat dari presentasi WWDC 2025 yang lebih rendah profil dalam hal AI dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika Anda penasaran dengan perkembangan Siri, simak juga artikel kami tentang integrasi ChatGPT dengan Siri yang mungkin menjadi salah satu solusi sementara Apple.

Jadi, apakah penundaan ini pertanda buruk? Belum tentu. Bisa jadi, Apple sedang memastikan bahwa Siri benar-benar siap untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan perangkat. Atau, seperti yang diungkapkan dalam artikel sebelumnya, mereka sedang fokus menyempurnakan teknologi inti sebelum meluncurkannya ke pasar.

Snapseed 3.0 Hadir di iOS, Google Rombak Total Aplikasi Edit Foto Ini

0

Telset.id – Setelah bertahun-tahun tanpa pembaruan berarti, Google akhirnya menghadirkan perubahan besar untuk Snapseed. Versi 3.0 aplikasi edit foto ini membawa desain ulang menyeluruh untuk pengguna iPhone dan iPad, menandai babak baru dalam perjalanan aplikasi yang sempat ‘tertidur’ ini.

Bagi Anda yang gemar memoles foto langsung dari ponsel, nama Snapseed tentu tidak asing. Aplikasi besutan Nik Software ini diakuisisi Google pada 2012 dan sempat menjadi primadona sebelum akhirnya kalah bersaing dengan aplikasi sejenis. Kini, dengan pembaruan besar ini, Google sepertinya ingin kembali merebut tahta.

Transformasi Total Snapseed 3.0

Perubahan paling mencolok dari Snapseed 3.0 adalah antarmuka yang sepenuhnya didesain ulang. Google menerapkan tata letak grid untuk menampilkan semua foto yang telah diedit, memberikan pengalaman yang lebih visual dan intuitif. Navigasi aplikasi juga dirombak menjadi tiga tab utama, dengan penambahan bagian “Faves” untuk alat edit yang sering digunakan.

Tak hanya perubahan antarmuka, Snapseed 3.0 juga menghadirkan penyegaran logo dengan desain yang lebih minimalis dan modern. Yang menarik, meski mengalami pembaruan besar, aplikasi ini tetap mempertahankan dua keunggulan utamanya: gratis dan bebas iklan.

Fitur Baru yang Menjanjikan

Snapseed 3.0 tidak sekadar mengubah tampilan, tetapi juga menambahkan sejumlah fitur baru. Yang paling mencolok adalah hadirnya beberapa filter film baru yang diklaim mampu memberikan nuansa fotografi analog pada hasil jepretan digital Anda. Dengan total lebih dari 25 alat dan filter yang tersedia, aplikasi ini semakin komprehensif untuk kebutuhan editing sehari-hari.

Sayangnya, pembaruan ini sejauh ini hanya tersedia untuk pengguna iOS. Pengguna Android masih harus menggunakan versi tahun lalu, dan Google belum memberikan kejelasan kapan versi terbaru akan dirilis untuk platform tersebut. Ini cukup ironis mengingat Google sendiri adalah pengembang Android.

Bagi Anda yang ingin mencoba aplikasi edit foto lainnya, beberapa alternatif seperti yang kami ulas dalam 5 Aplikasi Edit Foto Terbaik untuk Instagram bisa menjadi pilihan sambil menunggu Snapseed 3.0 hadir di Android.

Masa Depan Snapseed

Kehadiran Snapseed 3.0 setelah masa vakum yang cukup lama menimbulkan pertanyaan: Apakah Google serius ingin menghidupkan kembali aplikasi ini? Mengingat terakhir kali aplikasi ini mendapat pembaruan signifikan adalah pada 2021, langkah Google ini bisa jadi sinyal akan komitmen baru terhadap produk kreatif mereka.

Bagi para fotografer mobile, pembaruan ini tentu kabar gembira. Dengan semakin banyaknya trik menghasilkan foto keren menggunakan smartphone, hadirnya alat editing yang mumpuni seperti Snapseed 3.0 akan semakin melengkapi ekosistem fotografi mobile.

Yang menarik untuk diamati adalah apakah Google akan konsisten dalam mengembangkan Snapseed ke depan, atau apakah ini sekadar pembaruan sesaat sebelum kembali ‘tertidur’. Mengingat sejarah Google yang kerap menghentikan produk-produknya, hanya waktu yang bisa menjawab.

Sementara menunggu kejelasan nasib Snapseed di Android, pengguna iOS bisa langsung mencoba semua fitur baru ini. Dan bagi Anda yang baru membeli perangkat Android, mungkin 7 aplikasi yang cocok untuk ponsel baru Android bisa menjadi referensi aplikasi wajib instal.

ASUS ROG Luncurkan Perangkat Gaming RTX 50 Series Terlengkap di Indonesia

Telset.id – Jika Anda mengira lini laptop gaming premium tahun 2025 hanya akan bermain di spek biasa-biasa saja, bersiaplah terkejut. ASUS Republic of Gamers (ROG) baru saja meluncurkan jajaran perangkat gaming dengan NVIDIA GeForce RTX™ 50 Series paling inovatif dan lengkap di Indonesia. Mulai dari laptop gaming super powerful hingga desktop PC inovatif, ROG membuktikan kembali dominasinya sebagai brand gaming nomor 1 di Tanah Air.

Peluncuran ini bukan sekadar upgrade spek biasa. ASUS ROG menghadirkan revolusi performa dengan teknologi pendingin mutakhir, layar mini-LED canggih, dan desain yang lebih personal. “Selama 10 tahun ASUS ROG telah membuktikan diri sebagai brand gaming No.1 di Indonesia,” tegas Jimmy Lin, ASUS Southeast Asia Regional Director. Komitmen ini terwujud dalam lini produk yang benar-benar tanpa kompromi.

ROG Strix SCAR 16/18: Rekor Baru Performa Gaming

Bintang utama peluncuran ini adalah ROG Strix SCAR 16/18 yang memecahkan rekor performa. Ditenagai Intel® Core™ Ultra 9 275HX dengan 24 core dan NVIDIA GeForce RTX™ 5090 GPU, laptop ini dirancang untuk gaming AAA ekstrem. Yang menarik, sistem pendinginannya menggunakan Conductonaut Extreme liquid metal yang mampu mengurangi kebisingan hingga 45dB – solusi elegan untuk masalah thermal throttling yang sering dialami laptop gaming.

Layar ROG Nebula HDR Display-nya tak kalah mengesankan. Dengan lebih dari 2.000 dimming zone pada panel mini-LED 2.5K, kecerahan mencapai 1200 nits – cukup untuk gaming di bawah terik matahari. Fitur AniMe Vision di penutupnya memungkinkan personalisasi tampilan, menjawab kebutuhan gamer yang ingin mengekspresikan identitas unik mereka.

Zephyrus G14/G16: Portabilitas Tanpa Kompromi

Bagi yang mengutamakan mobilitas, ROG Zephyrus G14/G16 menawarkan kombinasi langka antara performa dan portabilitas. Dengan ketebalan hanya 1.49-1.59 cm dan berat mulai 1.5 kg, laptop ini membungkus hardware powerful dalam desain ultra-slim. Pilihan prosesor AMD Ryzen™ AI 9 HX 370 dan Intel® Core™ Ultra 9 285H membuatnya cocok tidak hanya untuk gaming, tetapi juga kreativitas digital.

Yang patut dicatat adalah sistem pendinginan generasi kedua yang diklaim 30% lebih efisien. “2nd Gen Arc Flow Fans pada Zephyrus menggunakan bilah bercabang yang terinspirasi dari aerodinamika pesawat,” jelas Riandanu Utomo, Technical PR ASUS Indonesia. Solusi ini memungkinkan laptop tetap dingin meski menjalankan game berat dalam waktu lama.

ROG GM700: Desktop Gaming dengan Quad-Fan System

Tak hanya laptop, ASUS juga meluncurkan ROG Strix GM700 sebagai jawaban untuk penggemar desktop gaming. Dibekali AMD Ryzen™ 7 9800X3D dan NVIDIA GeForce RTX™ 5070Ti, desktop ini menawarkan konfigurasi pendinginan hybrid udara dan water-cooling. Quad-fan system-nya dirancang khusus untuk menjaga stabilitas selama sesi gaming marathon.

Desain tool-less access-nya memudahkan upgrade komponen – fitur yang sering diabaikan produsen desktop pre-built. “Kami memahami gamer ingin sistem yang bisa berkembang seiring waktu,” tambah Muhammad Firman, Head of PR ASUS Indonesia. Pendekatan modular ini membuat GM700 tetap relevan untuk tahun-tahun mendatang.

Peluncuran ini juga diiringi program Republic of Gamers Day – Back to School Promo dari 12 Juni hingga 15 Agustus 2025. Pembeli produk ROG, TUF, atau ASUS Gaming berkesempatan memenangkan hadiah seperti ROG Ally X dan monitor gaming. “Ini bentuk apresiasi kami untuk komunitas gaming Indonesia yang terus mendukung,” pungkas Vania Margonoharto, Product Marketing ASUS Indonesia.

Dengan lini produk yang mencakup segala segmen – dari entry-level ASUS Gaming V16 hingga flagship ROG Strix SCAR – ASUS ROG kembali menegaskan posisinya sebagai pemimpin pasar gaming Indonesia. Pertanyaannya sekarang: apakah kompetitor siap menjawab tantangan ini?

Content image for article: ASUS ROG Luncurkan Perangkat Gaming RTX 50 Series Terlengkap di Indonesia

Android 16 Resmi Dirilis: Fitur Baru dan Daftar Perangkat yang Mendapatkan Update

Telset.id – Setelah melalui bulan-bulan pengujian, versi stabil Android 16 akhirnya tiba. Namun, tidak semua perangkat yang memenuhi syarat bisa langsung mengaksesnya. Update ini saat ini sedang digulirkan secara bertahap untuk perangkat Google Pixel terpilih dan akan menyusul perangkat dari merek Android lainnya dalam beberapa minggu hingga bulan mendatang.

Perangkat yang Mendapatkan Update Android 16

Google Pixel selalu menjadi yang pertama menerima versi terbaru sistem operasi Android, dan tahun ini tidak terkecuali. Berikut daftar lengkap perangkat Pixel yang sudah bisa mengunduh Android 16:

  • Pixel 6, 6 Pro, 6a
  • Pixel 7, 7 Pro, 7a
  • Pixel 8, 8 Pro, 8a
  • Pixel 9, 9 Pro, 9 Pro XL, 9 Pro Fold, 9a
  • Pixel Fold
  • Pixel Tablet

Jika Anda memiliki salah satu perangkat di atas, cek ketersediaan update dengan membuka Settings > System > Software update dan tekan tombol Check for updates. Jika sudah tersedia, cukup unduh dan instal. Jika belum, coba lagi nanti.

Apa yang Baru di Android 16?

Sebelum mengunduh, penting untuk mengetahui apa saja yang ditawarkan oleh Android 16. Berikut beberapa fitur utama yang patut diperhatikan:

1. Live Updates

Fitur ini memungkinkan pengguna melacak aktivitas seperti pesanan makanan, transportasi online, dan navigasi langsung dari panel notifikasi atau layar kunci tanpa harus membuka aplikasi. Konsepnya mirip dengan Dynamic Island milik Apple. Beberapa merek seperti Xiaomi, Oppo, dan OnePlus sudah mengadopsi fitur serupa, dan kini hadir secara native di Android 16.

2. Advanced Protection

Ini adalah paket keamanan terkuat dari Google untuk perangkat mobile. Bukan sekadar satu fitur, melainkan rangkaian perlindungan multi-layer yang bisa diaktifkan dengan beberapa ketukan. Fitur ini mencakup Device Theft Protection, App Protection, Web Protection, USB Protection, dan lainnya. Dengan strategi defense-in-depth, semua lapisan keamanan tetap aktif dan tidak bisa dimatikan satu per satu.

Jika khawatir dengan keamanan perangkat, Anda bisa mempelajari lebih lanjut tentang cara aman menghapus virus dari perangkat Android.

3. Kompatibilitas Aplikasi yang Lebih Baik untuk Perangkat Besar

Android 16 menghadirkan Adaptive Apps, yang memungkinkan aplikasi menyesuaikan tata letak dan fungsionalitasnya untuk layar besar, termasuk tablet dan perangkat foldable. Kolaborasi dengan Samsung juga menghasilkan fitur desktop windowing, memungkinkan pengguna menjalankan beberapa aplikasi dalam jendela yang bisa diatur ukuran dan posisinya—mirip dengan sistem operasi desktop seperti Windows.

4. Tampilan Baru dengan Material 3 Expressive

Android 16 memperkenalkan desain baru dengan ikon aplikasi yang lebih bulat, aksen warna segar, menu pengaturan yang didesain ulang, font yang diperbarui, dan kontrol media yang lebih elegan. Perubahan ini membuat antarmuka terlihat lebih modern dan menarik.

5. Indikator Kesehatan Baterai

Fitur ini sangat berguna, terutama untuk pengguna Pixel 6a ke atas. Di Settings > Battery, pengguna bisa melihat status kesehatan baterai:

  • Normal: Kapasitas baterai masih dalam batas wajar.
  • Reduced: Kapasitas turun di bawah 80% (disarankan ganti baterai).
  • Unavailable: Status baterai tidak terdeteksi.

Untuk pengguna Pixel 8a ke atas, ada tambahan fitur Battery capacity yang menunjukkan perkiraan daya yang bisa ditampung baterai dibandingkan dengan baterai baru.

Android 16 masih dalam tahap penggelaran untuk Google Pixel, tetapi tidak lama lagi merek lain akan menyusul. Pantau terus update terbaru di Telset.id untuk informasi lebih lanjut.

Lenovo Yoga Pro 7i Aura Edition: Laptop Premium untuk Profesional Kreatif

Telset.id – Di tengah maraknya laptop dengan klaim “kreatif”, Lenovo Yoga Pro 7i Aura Edition muncul sebagai jawaban sesungguhnya bagi para profesional yang menuntut performa tanpa kompromi. Bagaimana tidak, laptop ini menggabungkan kekuatan prosesor Intel® Core™ Ultra (Series 2), dukungan AI bawaan, dan layar OLED PureSight Pro 3K dalam desain premium nan portabel.

Bagi Anda yang bergelut di dunia kreatif—entah sebagai desainer, video editor, atau animator—perangkat ini bukan sekadar alat kerja, melainkan partner yang memahami ritme kerja dinamis Anda. Dengan harga mulai Rp 21.999.000, apakah Yoga Pro 7i Aura Edition layak menjadi investasi jangka panjang? Mari kita kupas tuntas.

Pertaruhan Lenovo di Dunia Kreatif

Santi Nainggolan, Consumer Lead Lenovo Indonesia, dengan tegas menyatakan, “Profesional kreatif layak mendapat perangkat yang tidak hanya powerful, tetapi juga cerdas.” Pernyataan ini bukan sekadar jargon marketing, melainkan filosofi yang terwujud dalam Yoga Pro 7i Aura Edition.

Laptop ini merupakan bagian dari seri Aura Edition hasil kolaborasi Lenovo dan Intel, yang khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik para kreator. Seperti yang pernah kami laporkan dalam artikel tentang produk baru Lenovo di CES 2025, perusahaan ini memang serius menggarap segmen kreatif dengan pendekatan berbasis AI.

Dapur Pacu yang Tak Pernah Lelah

Di jantung Yoga Pro 7i Aura Edition berdetak prosesor Intel® Core™ Ultra 9 H (Series 2) dengan arsitektur Arrow Lake terbaru. Kombinasi ini menghasilkan performa hingga 45% lebih cepat dibanding generasi sebelumnya, khususnya dalam tugas-tugas berbasis AI seperti rendering real-time dan simulasi grafis kompleks.

Yang membuatnya istimewa adalah kehadiran NPU Intel® AI Boost yang secara khusus mengakselerasi kerja aplikasi berbasis AI seperti Adobe Premiere Pro dan After Effects. Bagi Anda yang sering bekerja dengan Adobe Firefly atau alat generatif AI lainnya, fitur ini ibarat turbocharger yang siap mendongkrak produktivitas.

RAM dan Penyimpanan: Kombinasi Sempurna

Dengan RAM 32GB LPDDR5X, Yoga Pro 7i Aura Edition memastikan alur kerja Anda tetap lancar meski membuka puluhan tab Chrome sambil menjalankan Photoshop dan Premiere Pro secara bersamaan. Sementara penyimpanan 1TB PCIe Gen 4 M.2 memastikan file project berukuran raksasa bisa diakses dalam sekejap.

Bagi fotografer yang bekerja dengan ribuan file RAW atau videografer yang mengedit footage 4K/8K, kombinasi ini ibarat memiliki studio portabel yang selalu siap kapan pun inspirasi datang.

Layar OLED PureSight Pro 3K: Kanvas Digital Terbaik

Layar 14,5 inci dengan resolusi 3K (3072 x 1920) ini bukan sekadar tampilan—melainkan kanvas digital dengan akurasi warna sempurna (Delta E<1) dan cakupan warna 100% sRGB, P3, dan Adobe RGB. Fitur ini sangat krusial bagi desainer grafis atau color grader yang bekerja dengan palet warna spesifik.

Dilengkapi sertifikasi TUV Low Blue Light dan Eyesafe, layar ini juga ramah untuk mata Anda yang mungkin menghabiskan 10-12 jam sehari di depan laptop. Sebuah pertimbangan ergonomis yang sering dilupakan produsen lain.

Desain yang Setia Mendampingi

Dengan bobot ringan dan ketahanan standar militer MIL-STD 810H, Yoga Pro 7i Aura Edition siap menemani Anda dari studio ke kafe favorit tanpa khawatir. Baterai 84Whr-nya mampu bertahan hingga 14 jam, didukung fitur Rapid Charge Express yang memberikan 3 jam penggunaan hanya dengan 15 menit charging.

Seperti yang kami singgung dalam artikel tentang laptop Copilot+ Lenovo, perusahaan ini memang gencar mengintegrasikan AI ke dalam ekosistem produknya. Yoga Pro 7i Aura Edition datang dengan Lenovo AI Now bawaan yang memungkinkan optimasi performa dengan perintah suara sederhana.

Fitur Aura Edition: Kecerdasan yang Mengerti Anda

Seri Aura Edition membawa sejumlah fitur khusus seperti:

  • Attention Mode: Menyenyapkan notifikasi mengganggu saat Anda fokus berkarya
  • Collaboration Mode: Mengoptimalkan kamera untuk meeting virtual dengan klien
  • Wellness Mode: Mengingatkan Anda untuk beristirahat secara berkala

Yang lebih mengesankan, semua fitur ini dijalankan oleh NPU khusus tanpa membebani CPU/GPU utama—sebuah arsitektur cerdas yang memastikan performa tetap optimal.

Dukungan Purna Jual yang Memberi Ketengan

Lenovo menyertakan Premium Care 3 tahun dengan akses 24/7 ke teknisi berpengalaman, plus Accidental Damage Protection (ADP) yang menanggung kerusakan tidak disengaja seperti tumpahan air atau benturan. Bagi profesional kreatif yang mobilitasnya tinggi, ini adalah jaminan berharga.

Dengan semua keunggulan ini, Lenovo Yoga Pro 7i Aura Edition bukan sekadar laptop, melainkan ekosistem kreatif lengkap yang siap mengakselerasi karya terbaik Anda. Tertarik mencoba? Laptop ini sudah tersedia di Lenovo Exclusive Store dan marketplace ternama seperti Tokopedia, Shopee, dan Blibli.

Garmin Forerunner 570 & 970: Smartwatch Revolusioner untuk Pelari Profesional

Telset.id – Jika Anda seorang pelari serius atau atlet triathlon yang selalu mengejar performa terbaik, bersiaplah untuk terpukau. Garmin baru saja meluncurkan Forerunner 570 dan Forerunner 970, duo smartwatch GPS yang siap mengubah cara Anda berlatih dan berlomba. Tak hanya itu, mereka juga memperkenalkan HRM 600, monitor detak jantung premium yang akan membawa analisis performa Anda ke level berikutnya.

Dalam dunia yang semakin kompetitif, pelari profesional membutuhkan lebih dari sekadar alat pelacak jarak dan kecepatan. Mereka membutuhkan partner latihan yang memahami setiap detak jantung, setiap langkah, dan setiap tetes keringat. Di sinilah Forerunner 570 dan 970 hadir sebagai solusi lengkap.

Sky Chen, Regional Director of Garmin Southeast Asia, menjelaskan, “Forerunner 570 dan Forerunner 970 dirancang untuk para pelari dan atlet triathlon yang ingin terus berkembang. Ini bukan hanya sekadar alat pelacak, tapi smartwatch premium yang selalu menemani pelari setiap kilometer yang ditempuhnya.”

Revolusi Layar dan Navigasi

Kedua model ini hadir dengan layar AMOLED paling terang yang pernah dibuat Garmin, memastikan visibilitas sempurna di segala kondisi cahaya. Desain 5 tombol memudahkan navigasi bahkan saat Anda berlari dengan kecepatan tinggi. Fitur ini sangat berguna ketika Anda perlu mengakses data latihan secara cepat tanpa mengganggu ritme lari.

Yang membedakan Forerunner 970 dari adiknya adalah material premiumnya. Dengan lensa safir tahan gores dan bezel titanium, smartwatch ini siap menemani Anda di medan latihan paling ekstrem sekalipun. Belum lagi senter LED terintegrasi yang sangat berguna untuk latihan di malam hari.

Fitur Unggulan yang Membuat Perbedaan

Forerunner 970 membawa beberapa fitur eksklusif yang benar-benar revolusioner:

  • Running Tolerance: Mengukur dampak latihan terhadap tubuh Anda dan memberikan rekomendasi jarak mingguan maksimal.
  • Running Economy: Menganalisis efisiensi energi saat berlari, membantu Anda mengoptimalkan setiap langkah.
  • Step Speed Loss: Mendeteksi penurunan kecepatan saat kaki menyentuh tanah – data berharga untuk meningkatkan performa.
  • ECG App: Merekam sinyal listrik jantung untuk mendeteksi tanda-tanda fibrilasi atrium.

Sementara Forerunner 570 tidak kalah mengesankan dengan fitur seperti PacePro™ yang memberikan panduan kecepatan sesuai medan, dan Body Battery™ untuk memantau energi tubuh. Smartwatch ini juga melacak variabilitas detak jantung (HRV) yang membantu Anda memahami bagaimana tubuh beradaptasi dengan latihan.

HRM 600: Monitor Detak Jantung yang Lebih dari Sekadar HRM Biasa

Garmin juga meluncurkan HRM 600, monitor detak jantung premium dengan fitur-fitur canggih:

  • Mengukur dinamika lari seperti panjang langkah dan osilasi vertikal
  • Dapat merekam aktivitas tanpa perlu smartwatch
  • Baterai tahan hingga 2 bulan dengan sekali charge
  • Desain ergonomis dengan tali yang bisa dicuci

Monitor ini sangat cocok dipasangkan dengan Forerunner 970 untuk mendapatkan analisis performa paling akurat. Seperti yang dijelaskan dalam artikel sebelumnya, kombinasi smartwatch dan monitor detak jantung yang tepat bisa memberikan wawasan mendalam tentang performa latihan.

Bagi yang mencari opsi lebih ekonomis, Garmin juga menyediakan HRM 200 dengan baterai tahan hingga 1 tahun dan water rating 3 ATM. Meski lebih sederhana, perangkat ini tetap memberikan pembacaan detak jantung yang akurat untuk mendukung latihan Anda.

Dengan masa pakai baterai yang mengesankan (11 hari untuk 570 dan 15 hari untuk 970), Anda tak perlu khawatir kehabisan daya di tengah persiapan lomba penting. Apalagi dengan teknologi pengisian cepat yang memungkinkan Anda mendapatkan jam latihan yang cukup hanya dengan charge singkat.

Untuk masalah teknis yang mungkin muncul, Anda bisa merujuk ke panduan mengatasi bug bootloop di smartwatch Garmin yang telah kami bahas sebelumnya.

Forerunner 570 sudah tersedia di pasaran Indonesia, sementara Forerunner 970 bisa dipesan mulai 13-18 Juni 2025 dan akan mulai dikirim pada 19 Juni. Setiap pembelian dalam periode promosi (13 Juni-31 Juli 2025) akan mendapatkan voucher diskon hingga 15% untuk produk Shokz.

Bagi pelari serius dan atlet triathlon, Forerunner 970 dengan harga Rp8,999,000 dan Forerunner 570 dengan harga mulai Rp5,499,000 merupakan investasi yang sepadan dengan fitur-fitur revolusioner yang ditawarkan. Apalagi dengan dukungan HRM 600 seharga Rp2,859,000, Anda mendapatkan paket latihan paling komprehensif yang pernah ada.

Seperti Garmin Instinct 3 Tactical Edition yang dirancang untuk misi ekstrem, Forerunner 570 dan 970 dibuat khusus untuk atlet yang mengejar performa puncak. Dengan teknologi terbaru dan analisis mendalam, duo smartwatch ini siap menjadi partner terbaik dalam setiap langkah perjalanan atletik Anda.