Telset.id, Jakarta – Baterai AA dan AAA sebanyak 50 buah ada di usus dan perut wanita 66 tahun asal Dublin, Irlandia. Setelah dioperasi, nenek itu selamat.
Baterai AA dan AAA sebanyak 50 buah bisa “mampir” ke usus dan perut setelah si nenek berupaya melakukan tindakan yang jelas-jelas melukai diri sendiri.
Kejadian diketahui pada Kamis (15/9/2022) waktu setempat. Ia kini harus dirawat di Rumah Sakit St Vincent di Dublin gegara menelan puluhan baterai silinder.
BACA JUGA:
- Gamer Ini Tega Bunuh Gamer Lainnya di Dunia Nyata
- Canggih! Sarung Tangan Gamer Ini Bisa Klik Mouse Lewat Pikiran
Telset kutip dari Live Science, Senin (19/9/2022), sinar X mendeteksi banyak baterai di perut sang nenek meski tidak ada yang menutup saluran pencernaan.
Lebih beruntung, tidak ada baterai yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan struktural. Tim medis pun mengambil pendekatan “konservatif” terhadapnya.
Tim medis mengamati pasien untuk melihat berapa baterai yang akan melewati saluran pencernaan. Selama seminggu, mereka melewati lima baterai AA.
Sinar X yang diambil selama tiga minggu berikutnya menunjukkan bahwa sebagian besar baterai telah gagal untuk terus berkembang melalui tubuhnya.
Dalam kondisi tersebut, pasien mengalami nyeri perut yang menyebar. Ia lalu menjalani laparotomi, di mana ahli bedah membuat sayatan di rongga perut.
Tim medis lantas menemukan bahwa perut yang ditarik ke bawah oleh berat baterai telah menjadi buncit dan meregang ke area di atas tulang kemaluan.
Tim medis kemudian membuat lubang kecil di perut dan mengeluarkan sebanyak 46 baterai dari organ. Baterai yang dikeluarkan termasuk AA dan AAA.
Empat baterai tambahan tersangkut di usus besar, “diperah” ke dalam rektum dan dikeluarkan melalui anus, sehingga jumlah total yang tertelan 55 buah.
Pemindaian sinar X terakhir mengkonfirmasi bahwa saluran pencernaan nenek malang itu secara resmi bebas baterai sehingga melanjutkan pemulihan.
BACA JUGA:
“Sepengetahuan kami, kasus ini mewakili jumlah baterai tertinggi yang dilaporkan tertelan pada satu titik waktu,” tulis para dokter dalam laporan kasus itu. [SN/HBS]