Telset.id, Jakarta – XL Axiata telah merilis laporan keuangan di kuartal keempat 2022. XL Axiata berhasil kembali mencatat pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi dari industri, dengan membukukan pertumbuhan laba bersih Rp 1,1 triliun atau meningkat 1%.
XL Axiata berhasil menjalani periode yang luar biasa di 2022, dengan strategi transformasi digital dan layanan konvergensi, yang mencatat pertumbuhan bisnis lebih tinggi dari industri.
Total pendapatan XL Axiata sebesar Rp 29,2 triliun, tumbuh sebesar 9% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu (YoY). Sementara itu, total pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 26,6 trilun, atau 91 % dari total pendapatan perusahaan.
Seluruh pertumbuhan tersebut berdampak positif terhadap EBITDA yang tumbuh 7% dari periode yang sama tahun sebelumnya (YoY) dengan margin 49%, menjadi Rp 14,2 triliun. Selain itu, XL juga membukukan pertumbuhan laba bersih setelah dinormalisasi (NPAT) yang meningkat 1%, yaitu sebesar Rp 1,1 triliun.
BACA JUGA:
- Strategi XL Axiata Hadapi Ramadan dan Lebaran 2023
- 9 Bulan Pertama di 2022, Pendapatan XL Axiata Tembus Rp21,6 Triliun
“Sepanjang tahun 2022, industri telekomunikasi Indonesia diwarnai dengan persaingan yang cukup ketat, terutama pada periode kuartal keempat,” kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini dalam keterangan pers yang diterima Telset, Senin (20/2/2023).
Untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan, di tahun 2022 lalu XL telah berhasil menggalang dana total sekitar Rp 8 triliun, masing-masing Rp 3 triliun melalui obligasi dan sukuk pada bulan September 2022 dengan harga yang sangat kompetitif, dan sekitar Rp 5 triliun lainnya melalui right issue.
“Dana yang berhasil kami himpun tersebut telah memperkuat neraca dan memungkinkan kami untuk mempertahankan peringkat AAA nilai investasi yang kami miliki saat ini. Selain itu juga telah menyeimbangkan profil utang kami sehingga kami lebih siap menghadapi potensi kenaikan suku bunga di masa depan,” imbuh Dian.
Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir 2022, utang kotor tercatat di angka Rp 12,1 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA sebesar 0,49x. Utang bersih tercatat sebesar Rp 6,9 triliun.
XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 64% dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 36% memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 54%, menjadi Rp 5,2 triliun.
Sementara itu, di tahun 2022 XL juga berhasil meningkatkan blended ARPU (average revenue per user) menjadi Rp 39 ribu dari Rp 36 ribu di periode tahun sebelumnya, dengan total pelanggan mencapai 57,5 juta pelanggan.
Dian menambahkan, kunci pertumbuhan XL Axiata adalah personalisasi penawaran dan layanan. Hasil dari strategi personalisasi yang didukung dengan digitalisasi dan peningkatan kualitas jaringan, berhasil meningkatkan nilai NPS (Net Promoter Score) hingga sebesar 4,5x sehingga mendorong penggunaan layanan dan meningkatkan pendapatan.
XL Axiata juga menjalankan strategi transformasi digital 2.0 untuk mengembangkan pengalaman pelanggan lewat aplikasi MyXL dan MyAxisnet.
Kedua aplikasi telah memberikan hasil yang signifikan pada bulan Desember 2022, yaitu tercatat sekitar 25 juta pelanggan telah aktif menggunakan MyXL dan MyAxisnet, dengan pertumbuhan pengguna aktif mencapai 62%.
Selaras dengan visi perusahaan menjadi operator konvergensi terdepan di Indonesia, XL juga terus berupaya keras mengenalkan layanan konvergensi kepada masyarakat luas. Hingga akhir tahun 2022, 37% dari pelanggan XL Home telah beralih menjadi pelanggan XL SATU, yang berarti menunjukkan kuatnya permintaan atas produk konvergensi ini.
Akuisisi Linknet yang dilakukan tahun 2022 lalu juga akan sangat mendukung pengembangan produk konvergensi ini di masa mendatang. Selain itu, XL Axiata juga telah menuntaskan akuisisi Hypernet.
Langkah ini akan semakin memperkuat portofolio XL Axiata pada layanan korporasi (B2B). Melanjutkan akuisisi Linknet, perusahaan juga sudah meluncurkan produk kolaborasi XL Axiata bersama Linknet di kuartal ketiga tahun 2022.
BACA JUGA:
- Direktur Keuangan XL Axiata Budi Pramantika Mengundurkan Diri
- XL Axiata Punya Paket Unlimited YouTube Shorts, Harganya Rp 1
Performa Jaringan Meningkat
XL Axiata memperkuat dan memperluas jaringan khususnya di luar Jawa dengan pengeluaran belanja modal (capex) sebesar total Rp 9 triliun. Hingga akhir 2022, total jumlah BTS (2G & 4G) XL Axiata mencapai 144.768 BTS, dengan jumlah BTS 4G sebanyak 91.632 unit.
Jumlah BTS 4G ini meningkat 19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 54% (fiberized).
Sementara itu, proses penataan ulang teknologi (refarming) 3G yang terus dilaksanakan hingga saat ini tinggal menyisakan kurang dari 1.300 BTS. Investasi dan strategi jaringan di sepanjang 2022. Hal ini terbukti dengan trafik yang tumbuh sebesar 22% YoY. [HBS]