Telset.id, Jakarta – Akhir pekan kemarin, Presiden Donald Trump memberi waktu 90 hari kepada ByteDance untuk melepaskan semua aset yang digunakan untuk mendukung aplikasi TikTok di Amerika Serikat (AS).
Dilansir New York Post, perintah eksekutif Trump mengatakan, ada bukti kredibel yang meyakinkan bahwa ByteDance mungkin telah melakukan tindakan salah yang mengancam dan merusak keamanan nasional AS.
{Baca juga: Senat Larang PNS Akses TikTok Pakai Perangkat Pemerintah}
Pekan lalu, Trump memerintahkan pelarangan besar-besaran terhadap TikTok dan WeChat. Ia mengatakan bahwa keduanya adalah ancaman bagi keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Paman Sam.
Sekadar informasi, TikTok cukup populer di AS, diakses oleh 100 juta pengguna yang mayoritas merupakan remaja. Trump memerintahkan ByteDance untuk melepaskan diri dari data apa pun ari pengguna TikTok di AS.
Dikutip Telset.id, Minggu (16/8/2020), Sekretaris Pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, menyatakan bahwa Trump menjalankan otoritas darurat di bawah UU 1977 yang memungkinkan mengatur perdagangan internasional.
“Pemerintah berkomitmen untuk melindungi rakyat AS dari semua ancaman dunia maya. TikTok mengumpulkan sejumlah besar data pribadi pengguna,” kata McEnany seraya menegasakan bahwa China ada di belakang TikTok.
{Baca juga: TikTok Ketahuan Kumpulkan Data Pengguna Android}
Di lain sisi, TikTok mengatakan telah menghabiskan hampir satu tahun mencoba untuk terlibat dalam “itikad baik” dengan pemerintah AS guna mengatasi masalah tersebut. “Mereka tidak melihat fakta,” cetus pihak TikTok.
Sebelumnya dikabarkan bawah TikTok ketahuan kumpulkan data pengguna perangkat berbasis Android. Praktik kotor tersebut dilaporkan terjadi pada akhir tahun lalu.
Hal ini seperti membuktikan tudingan Amerika Serikat yang berargumen bahwa TikTok mengumpulkan data pengguna sehingga menimbulkan risiko bagi keamanan nasional.
Menurut laporan The Wall Street Journal, tudingan AS tampaknya tak dibuat-buat. Sebab, jelang akhir 2019, TikTok melakukan praktik kotor.
TikTok kumpulkan data pengguna perangkat bersistem operasi Android dalam bentuk alamat MAC. Tidak seperti cookie yang mudah dihapus, alamat MAC adalah pengenal unik dalam iklan digital.
{Baca juga: Apakah Microsoft Beli Bisnis TikTok di Seluruh Dunia?}
Biasanya, MAC mengidentifikasi perangkat. Dan rupanya, TikTok telah mengeksploitasi kelemahan keamanan Android, yang menurut pendiri AppCensus, Joel Reardon, tidak pernah ditutup oleh Google.
Laporan juga mengklaim bahwa TikTok tampaknya telah menimbun alamat MAC yang dikumpulkan setidaknya selama 15 bulan. Google sejak itu menyatakan sedang intens menyelidiki kasus serius tersebut. [SN/HBS]