Benarkah i-Doser Narkoba Digital?

 

i-Doser sebenarnya aplikasi yang memperdengarkan suara dengan irama binaural atau binaural beats. Suara yang disebut ketukan binaural ini dikirimkan ke suara headphones, yang kemudian dapat menciptakan pengalaman berbeda saat didengar pada kedua telinga.

Pengaruh irama itu terjadi ketika dua suara di frekuensi yang dekat didengar oleh kedua sisi telinga. Binaural beats sebenarnya biasanya digunakan untuk terapi gelombang otak.

“Sebenarnya tidak ada yang berbahaya dari binaural beats di i-Doser. Bahkan, musik binaural sering dijadikan terapi untuk meningkatkan kemampuan otak, termasuk untuk meditasi, mencegah stroke, penyakit alzheimer atau parkinson. Bahkan, bisa menimbulkan orgasme,” ujar Paul Rademacher dari Monroe Institute di Virginia, Amerika.

Pendapat serupa juga dijelaskan Dr Helane Wahbeh, asisten profesor Oregon Health and Science University. Menurutnya, ketukan binaural terjadi ketika kedua telinga menerima dua gelombang suara berbeda. Normalnya, perbedaan suara antara setiap telinga membantu seseorang mendapatkan informasi langsung tentang sumber suara.

“Tapi, ketika Anda mendengarkan suara ini dengan stereo headphones, pendengar akan merasakan perbedaan antara dua frekuensi sebagai ketukan berbeda, sehingga seakan suara tersebut muncul dari dalam kepala,” jelas Wahbeh.

Namun ia menampik pendapat yang mengatakan binaural beats akan berdampak seperti memakai narkoba. Ia memastikan binaural beats takkan membuat pendengarnya “melayang” seperti orang yang tengah mabuk narkoba.

“Kami melakukan kontrol studi dengan empat orang, dan kami tidak melihat adanya aktivitas gelombang otak bergeser sesuai ketukan binaural yang didengarkan oleh orang-orang,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara mengatakan pihaknya sudah membuat panel guna menindaklajuti laporan tentang I-Doser. Menurutnya, i-Doser seperti menghipnotis pengguna layanan tersebut untuk menikmatinya.

“Sebetulnya kalau i-Doser bukan dalam artian dia physical narkoba ya. Itu teori hipnotis atau apa, teman-teman ini sedang cek. Tapi itu (penanganannya) cepat kok. Ada panelnya. Kalau harus diblok ya diblok, kalau tidak ya tidak,” ujar Rudiantara.[HBS]

Menurut pendiri i-Doser, Nick Ashton, bahwa audio i-Doser dibuat sejak 2005, dan hingga saat ini telah di download lebih dari 10 juta orang. [HBS]

 

SourceNews

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI